bowel elimination pw

Upload: meiriska-rae-madhita

Post on 07-Jan-2016

242 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bowel Elimination

TRANSCRIPT

  • BOWEL ELIMINATION( ELIMINASI FEKAL )Oleh

    V.M.Endang Sri Purwadmi Rahayu

  • Anatomi Fisiologi 1. Saluran GI atas Makanan mulut dan lambung dicerna secara mekanik dan kimia dengan bantuan enzim dan asam lambung CHYME usus halus 2. Saluran GI bawah Usus halus mengabsorpsi air, nutrien, elektrolit, vitamin dan zat besi.Usus mensekresi mukus,Po,Bic dan enzim.

  • Gerakan kolon terbagi menjadi 3 bagian a. Haustral Shuffing : gerakan mencam pur chyme untuk membantu absorpsi air. b. Kontraksi Haustral : gerakan untuk mendorong materi cair dan semi padat sepanjang kolon. c. Gerakan peristaltik :berupa gelombang gerakan maju ke anus.

  • Proses Defekasi 1. Refleks defekasi intrinsik Feses ke rektum distensi rektum fleksus mesenterikus anus sfingter interna relaksasi defekasi 2. Refleks defekasi parasimpatis Feses ke rektum saraf rektum spinal cord kolon desendens,sigmoid dan rektum sfingter internal relaksasi defekasi

  • Karakteristik Feses 1. Komposisi : 75% air + 25% zat padat (bakteri, bahan organik, selulosa yang tidak dicerna, lemak dan protein). 2. Warna : n. dewasa coklat dan pada bayi kuning. Abn. hitam/ter, tanah liat, pucat mengandung lemak. 3. Bau : n. tajam/menyengat. Abn. amis / busuk.

  • 4. Konsistensi : n. lembek/lunak berbentuk silinder. Abn. cair dan padat. 5. Frekuensi : n. Bayi : 4 5 x/hari (asi), atau 1 3 x/hari (susu botol). Dewasa : 1 2 x/hr sampai 1 x tiap 2 3 hari. Abn. Bayi > 6 x/hr atau 1 x setiap 1-2 x/hr. Dewasa > 3 x/hr atau < 1 x/minggu atau > 3 hari. 6. Jumlah : n. 150 gram/hari (dewasa). Abn. Steatorea : bulk. 7. Bentuk : n. menyerupai diameter rektum/silin- der. Abn. Sempit, berbentuk pensil.

  • 8. Unsur unsur : n. makanan yang tidak dicerna, bakteri mati, lemak, pigmen empedu, sel sel yang melapisi muko- sa usus, dan air. Abn. darah, pus, materi asing, cacing, dan lendir.

  • Faktor faktor yang mempengaruhi eliminasi fekal 1. Diet/nutrisi Serat, makanan tinggi serat, makanan yang menghasilkan gas, makanan panas dan pedas, dan intoleransi laktosa. 2. Intake cairan 3. Usia Bayi, masa remaja, dan lansia.

  • 4. Posisi tubuh selama defekasi Posisi duduk tegak ke arah depan / jongkok 5. Privacy pemandangan, suara, bau, fasilitas kamar mandi/pispot bersama 6. Gaya hidup (perilaku) dan kebiasaan hidup pola defekasi, fasilitas defeka- si, mengabaikan defekasi, makan/pagi (sarapan) pagi.

  • 7. Faktor psikologis traveling, cemas akut/kronik, marah, takut, depresi, emo- sional, hospitalisasi, perubahan pekerja- an, gangguan personal/hubungan klg. 8. Aktivitas fisik/imobilisasi melemahnya otot-otot dasar panggul dan abdomen, penyakit lama/neurologis. 9. Nyeri hemoroid, bedah rektum,fistula rektum, bedah abdomen, dan post partum.

  • 10. Medikasi atau pengobatan laksatif dan katartik, analgetik, zat besi, obat opiat, antibiotika, obat-obat antikoliner- gik, dan antasid. 11. Kehamilan usia kehamilan dan ukuran fetus. 12. Prosedur diagnostik radiologi dan endoskopi. 13. Pembedahan dan anestesi GA 14. Diversi Usus ileostomi/kolostomi

  • Tahap perkembangan usia 1. Newborn and infant mekonium Minum ASI atau susu botol. 2. Todler and Preschooler Bowel Training. 3. Child and Adolesent pola kebiasaan 4. Adult and Older Adult pola defekasi

  • Manifestasi Perubahan Defekasi 1. Konstipasi Penyebab : diet, intake cairan, penurun- an aktivitas, bedrest lama, stres kronik, laksatif lama, obat-obatan, kondisi neu- rologik, penyakit-penyakit organik, lansia, dan kelainan saluran GI. Ditandai dengan penurunan frekuensi BAB, pengeluaran feses lama, keras dan kering, mengedan, kadang2 nyeri.

  • 2. Diare Masalah utama ketidakseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa bayi dan lansia. Pada bayi, perawat kaji peningkatan jmlh feses yg mendadak, penurunan konsistensi feses disertai peningkatan kandungan cairan, feses agak kehijau- an.

  • Diare ditandai warna feses coklat terang sp kuning atau hijau, kram perut, dorong- an kuat untuk BAB, nausea (dg atau tan- pa vomiting), nyeri, dan panas pd anus. Penyebab : MO spesifik atau toksin, peru- bahan gaya hidup (stres emosional, ansie tas), alergi makanan, obat2an, laksatif jangka pendek/berlebihan, intoleransi ma- kanan, selang pemberian makan, penya kit kolon, gastrektomi, dan reseksi kolon.

  • 3. Fecal impaction / impaksi fekal Akumulasi feses keras dan mengen dap di dalam rektum konstipasi. Impaksi ditandai perasaan nyata pada rektal, abdomen penuh atau kembung, malaise, anoreksia, nausea, vomiting, keluar feses diare mendadak/kontinyu.

  • 4. Inkontinensia Feses Ketidakmampuan mengontrol pengelu aran feses & gas dr anus atau BAB yg tidak disadari kondisi neurologis, mental, atau perubahan emosional, injuri korteks serebral, injuri tl belakang, kerusakan saraf rektum dan saraf anus, orang dengan fekal impaksi isolasi sosial

  • 5. Flatulen Gas terakumulasi di dalam lumen usus, dd usus meregang dan berdistensi abd penuh, nyeri, dan kram sendawa, dan flatus. Penyebab : menelan udara, aksi bakteri dan difusi dari darah. Produksi gas setiap hari 7 10 lt tetapi hanya 0,6 lt flatus iritasi usus, makan an tinggi gas.

  • 6. Distention Akumulasi dr flatus yang berlebihan atau isi usus yang padat perut penuh, gelisah, tidaknyaman mengeluar kan feses / flatus obstruksi pencerna an (ileus paralitik, infeksi abdomen, dan tumor abdomen), bedrest, GA, manipu- usus, konstipasi, impaksi fekal.

  • 7. Hemoroid Vena2 berdilatasi, membengkak di lap. rektum hemoroid internal dan ekster- nal. Penyebab : peningkatan tekanan vena akibat mengedan saat defekasi, selama masa kehamikan, gagal jantung konges tif dan penyakit hati kronik.

  • Pengkajian 1. Riwayat keperawatan a. Bgmn pola defekasi (frek, waktu)? b. Bgmn karakteristik feses? c. Identifikasi rutin unt defekasi n. d. Kapan terakhir defekasi? e. Identifikasi faktor risiko spt : riwayat diet, riwayat olahraga, prosedur diag- nostik, dll

  • Pengkajian Fisik a. Melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. b. Prosedur diagnostik : USG, radiologi, endoskopi. c. Pemeriksaan laboratorium : feses, dll

  • Diagnosa Keperawatan

    1. Konstipasi yang berhubungan dengan :Fungsional : perubahan lingkungan (imobilisasi, kurang privacy, dll); kebiasaan menghindari keinginan BAB, BAB tidak teratur; kelemahan otot abdomen dan toileting tidak adekuatPsikologis : depresi, stres emosional, kebingungan mental

  • Farmakologis : antikonvulsan, laksatif overdosis, opiate, antidepresan, antilipemik, diuretik, antacid dengan aluminiumMekanik : abses rektum, fisura anal, megakolon prolaps rektal, kelemahan neurologis, hemoroid, dan kehamilanFisiologis : kebiasaan makan buruk, intake cairan tidak adekuat / dehigrasi, kebersihan mulut tidak adekuat, perubahan pola makan

  • 2. Diare yang berhubungan dgn stres dan ansietas, asupan diet, alkoholik, keracunan, penyalahgunaan laksatif, inflamasi, malabsorpsi, dan iritasi

    3. Inkontinensia defekasi / bowel / usus yang berhubungan dengan neuromuskuler, depresi, ansietas berat, faktor lingkungan, diare kronik, kehilangan kontrol sfingter rektal

  • 4. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi hemoroid.

    5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan adanya kolostomi / ileostomi

  • INTERVENSIPendidikan Kesehatan (diet, aktivitas,dll)Membantu BABMemberi Huknah / lavamentMemberi Glycerin SpuitMelatih Bowel TrainingMelaksanakan Evakuasi FesesPerawatan kolostomi / ileostomiTindakan pada perubahan fungsi defekasi (usus)

  • IMPLEMENTASI : A. Pendidikan kesehatan : 1. Diet a. Diet seimbang b. Intake cairan c. Apabila diare,rekomendasikan makan an rendah serat, tdk m`konsumsi ma- kanan yang menimbulkan gangguan lambung dan kram perut. d. Terapi diet untuk klien dgn ostomi.

  • 2. Aktivitas dan latihan a. Penting latihan teratur b. Anjurkan berjalan, bersepeda, atau berenang c. Ambulasi secepat mungkin klien yang sementara imobilisasi d. Jika berjalan dilarang : @ Ajarkan pasien berbaring di TT atau duduk di kursi dan tekuk satu lutut ke arah dada bergantian.

  • (Lakukan 10 20 X setiap lutut) 34 X sehari. @. Ajarkan pasien duduk di kursi atau ber baring di TT dan balikkan badan dari sisi ke sisi (20 30 X) 6 19 X sehari 3. Meningkatkan kebiasaan defekasi seca- ra teratur. 4. Meningkatkan defekasi normal : Jongkok, atur posisi di atas pispot, laksa tif dan katartik, agens antidiare, enema.

  • 5. Meningkatkan rasa nyaman (nyeri, flatulen). 6. Mempertahankan integritas kulit. 7. Meningkatkan konsep diri.B. Membantu BABC. Memberi Huknah / lavamentD. Memberi Glycerin SpuitE. Melatih Bowel TrainingF. Melaksanakan Evakuasi FesesG. Perawatan kolostomi / ileostomi

  • 8. Tindakan pada perubahan fungsi defekasi @ Konstipasi : peningkatan intake cairan dan diet serat, peningkatan aktivitas dan latihan, pemberian laksatif, pem - berian enema, pemberian suppositoria, dan mengajarkan program manajemen defekasi.

  • @ Diare : pengobatan penyebabnya, istirahatkan usus dengan membatasi intake oral, pemberian antidiare. @ Inkontinensia feses : mengajarkan program manajemen defekasi, beri kan beberapa alat untuk membantu defekasi.

  • @ Flatulen dan distensi : berikan anti flatu len, tingkatkan aktivitas, pasang rectal tubes, pemberian nasogastric decompression, pemberian returnflow enema.

  • EVALUASIKonstipasiBAB setiap 2 3 hari (teratur)Tidak menggunakan laksatif setiap mau BAB2. DiareMelaporkaqn diare berkurang3. Inkontinensia bowel / ususBAB / defekasi setiap hari / 2 / 3 hari dengan konsistensi feses lunak

  • *