bonggol pisang kepok untuk performan ternak …...pada ternak babi fase grower berumur 10 minggu...

1
Bonggol Pisang Kepok untuk Performan Ternak Babi Fase Grower Submit by dietodita on April 20, 2017 | Comment(s) : 0 | View : 3125 Dosen Universitas Cendana (Undana), Ir. Sabarta Sembiring, MS Bonggol pisang kepok merupakan limbah pertanian yang melimpah, murah, dan menjadi solusi dalam permasalahan pakan ternak. Bonggol (corm) sebagai sumber kalori mengandung 79% karbohidrat, antioksidan ( flavonoid), dan pati. Namun memiliki kelemahan diantaranya rendah protein, serat kasar tinggi, dan mengandung antinutrisi. Komponen- komponen tersebut berpengaruh negatif pada ternak, salah satunya susah dicerna. Sehingga perlu proses pengolahan dengan cara fermentasi. Dosen Universitas Cendana (Undana), Ir. Sabarta Sembiring, MS melakukan penelitian mendalam mengenai pengolahan bonggol pisang kepok sebagai pakan ternak. Ia melakukan fermentasi dengan menggunakan yeast/khamir dan kapang, yakni jenis mikroba yang mengandung enzim amilolitik. Lalu mengkombinasikan kedua mikroba tersebut dan diinkubasi selama 72 jam. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu tahap uji in vitrodanin vivo. Ujiin vitro digunakan untuk mengevaluasi kandungan nutrien, kadar antinutrisi, serta kecernaan bahan kering dan bahan organik tanpa fermentasi dan sesudah difermentasi menggunakan khamir dan kapang. Sementara itu penelitianin vivo bertujuan mengevaluasi performan dan kecernaan pakan dengan menguji hasil terbaik penelitian tahap in vitro pada ternak babi fase grower berumur 10 minggu dengan bobot badan 27 kg. Kesimpulan yang dapat ditarik ialah apabila olahan bonggol pisang digunakan sebanyak 14% dalam pakan maka akan mempengaruhi pertumbuhan atau kinerja performa babi fase grower, yang meliputi konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan. Penelitian dibawah bimbingan dosen Prof. Pratiwi Trisunuwati, Dr. Osfar Sjofjan, dan Dr. Irfan H. Djunaidi ini dilakukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar doktor di Program Pascasarjana Fakultas Peternakan (Fapet) UB. Bertempat di ruang seminar lt.6 Fapet UB, Sabarta melaksanakan ujian disertasi terbuka, Selasa (18/04/2017). (dta/Humas UB)

Upload: others

Post on 03-Feb-2020

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Bonggol Pisang Kepok untuk Performan Ternak Babi Fase Grower

Submit by dietodita on April 20, 2017 | Comment(s) : 0 | View : 3125

Dosen Universitas Cendana (Undana), Ir. Sabarta

Sembiring, MS

Bonggol pisang kepok merupakan limbah pertanian yang melimpah, murah, dan menjadi solusi dalam permasalahan pakan ternak. Bonggol (corm) sebagai sumber kalori mengandung 79% karbohidrat, antioksidan (flavonoid), dan pati. Namun memiliki kelemahan diantaranya rendah protein, serat kasar tinggi, dan mengandung antinutrisi. Komponen-komponen tersebut berpengaruh negatif pada ternak, salah satunya susah dicerna. Sehingga perlu proses pengolahan dengan cara fermentasi.

Dosen Universitas Cendana (Undana), Ir. Sabarta Sembiring, MS melakukan penelitian mendalam mengenai pengolahan bonggol pisang kepok sebagai pakan ternak. Ia melakukan fermentasi dengan menggunakan yeast/khamir dan kapang, yakni jenis mikroba yang mengandung enzim amilolitik. Lalu mengkombinasikan kedua mikroba tersebut dan diinkubasi selama 72 jam.

Penelitian tersebut dilaksanakan dalam dua tahapan yaitu tahap uji  in vitro  dan  in vivo. Uji  in vitro 

digunakan untuk mengevaluasi kandungan nutrien, kadar antinutrisi, serta kecernaan bahan kering dan bahan organik tanpa fermentasi dan sesudah difermentasi menggunakan khamir dan kapang.

Sementara itu penelitian  in vivo 

bertujuan mengevaluasi performan dan kecernaan pakan dengan menguji hasil terbaik penelitian tahap 

in vitro

 

pada ternak babi fase grower berumur 10 minggu dengan bobot badan 27 kg.

Kesimpulan yang dapat ditarik ialah apabila olahan bonggol pisang digunakan sebanyak 14% dalam pakan maka akan mempengaruhi pertumbuhan atau kinerja performa babi fase grower, yang meliputi konsumsi pakan dan pertambahan bobot badan.

Penelitian dibawah bimbingan dosen Prof. Pratiwi Trisunuwati, Dr. Osfar Sjofjan, dan Dr. Irfan H. Djunaidi ini dilakukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar doktor di Program Pascasarjana Fakultas Peternakan (Fapet) UB. Bertempat di ruang seminar lt.6 Fapet UB, Sabarta melaksanakan ujian disertasi terbuka, Selasa (18/04/2017). (dta/Humas UB)