blue print sistem aplikasi e-government - …psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/blueprint1.pdf ·...

153
BLUE PRINT SISTEM APLIKASI E-GOVERNMENT DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2004

Upload: dinhhuong

Post on 02-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BLUE PRINT SISTEM APLIKASI

E-GOVERNMENT

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA 2004

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 2

Daftar Isi

1. Pendahuluan ............................................................................................ 8 2. Referensi.................................................................................................. 9 3. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 9 4. Sistem Pemerintahan Daerah................................................................... 10

4.1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ................................ 11 4.2. Unsur-Unsur Pemerintahan Daerah.................................................. 12 4.3. Organisasi Tipikal Pemerintah Daerah.............................................. 14 4.4. Kewenangan Pemerintah Daerah..................................................... 15

4.4.1. Kewenangan Daerah Propinsi .............................................. 15 4.4.2. Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota .................................. 16

4.5. Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah ........................................... 17 4.4.1. Hak Pemerintah Daerah ...................................................... 17 4.4.2. Kewajiban Pemerintah Daerah............................................. 17

4.6. Fungsi Pokok Lainnya ..................................................................... 18 4.6.1. Manajemen Kepegawaian Daerah........................................ 18 4.6.2. Menetapkan Peraturan Daerah ............................................ 18 4.6.3. Pembangunan Daerah ........................................................ 19 4.6.4. Manajemen Keuangan Daerah............................................. 19 4.6.5. Pengelolaan Barang Daerah ................................................ 20

5. e-Government ........................................................................................ 21 5.1. Tujuan Implementasi e-Government................................................ 21 5.2. Sasaran Pembangunan e-Government ............................................. 21 5.3. Menuju e-Government .................................................................... 22

5.3.1. Transformasi fungsi kepemerintahan ................................... 23 5.3.2. Kerangka arsitektur e-Government ...................................... 23 5.3.3. Tingkatan egovernment ...................................................... 24

6. Blueprint Sistem Aplikasi e-Government ................................................... 25 6.1. Government Function Framework .................................................... 26 6.2. e-Government Solution Map............................................................ 27 6.3. Application Requirements Standard ................................................. 29 6.4. Blok Fungsi dan Modul .................................................................... 31

6.4.1. Properti Blok Fungsi............................................................ 32 6.4.2. Properti Modul.................................................................... 32

7. Taksonomi ............................................................................................. 34 8. Penutup ................................................................................................. 37

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 3

Daftar Gambar

Gambar 4-1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah........................... 11

Gambar 4-2. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Propinsi ...................... 14

Gambar 4-3. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Kabupaten/Kota .......... 15

Gambar 5-1. Transformasi Menuju e-Government........................................... 22

Gambar 5-2. Kerangka Arsitektur e-Government............................................. 24

Gambar 6-1. Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan ................................... 27

Gambar 6-2. Peta Solusi Aplikasi e-Government ............................................. 28

Gambar 6-3. Contoh Peta Solusi Aplikasi e-Government .................................. 28

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 4

Daftar Istilah Umum

ABT Air Bawah Tanah

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Back Office Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya tidak langsung berhubungan dengan pengguna / customer

BPR Bank Perkreditan Rakyat

BPRS Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Bug Free Bebas dari kesalahan-kesalahan yang akan menyebabkan sistem aplikasi tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang telah ditentukan

BUMD Badan Usaha Milik Daerah

BUMN Badan Usaha Milik Negara

BUMS Badan Usaha Milik Swasta

DASK Daftar Anggaran Satuan Kerja

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

e-Gov Electronic Government

e-Government Electronic Government

Front Office Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya langsung berhubungan dengan pengguna / customer

G2B Government To Business (layanan pemerintah kepada dunia usaha)

G2C Government To Citizen (layanan pemerintah kepada masyarakat)

G2G Government To Government (layanan antar lembaga pemerintah)

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 5

Generik Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya bersifat umum dan relatif sama antar satu propinsi dan kabupaten / kota dengan propinsi dan kabupaten / kota lainnya. Aplikasi tipe ini biasanya mengacu pada peraturan pemerintah (Kepmen, Inpres, KepPres, UU, dll) yang sama.

GIS Geographical Information System (Sistem Informasi Geografis)

ICT Information and Communication Technologi

IKM Industri Kecil dan Menengah (juga disebut dengan UKM – Usaha Kecil dan Menengah)

IT Information Technology

LPG Liquid Petroleum Gas (Gas Alam Cair – Elpiji)

PNS Pegawai Negeri Sipil

RASK Rencana Anggaran Satuan Kerja

Robust Bisa menerima tanpa harus tidak berfungsi. Contoh: sistem aplikasi tidak menjadi berhenti beroperasi dengan normal ketika penggunanya salah memasukkan data, misalnya data numerik diisi dengan huruf

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah

Scalability Kemampuan untuk memperbesar jumlah user atau meningkatkan kemampuan komputasinya tanpa membutuhkan perubahan besar terhadap sistem aplikasi tersebut. (sumber: www.e-formation.co.nz)

SDM Sumber Daya Manusia

SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum

Spesifik Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya bersifat spesifik dan biasanya ada perbedaan antar satu propinsi dan kabupaten / kota dengan propinsi dan kabupaten / kota lainnya. Aplikasi tipe ini biasanya mengacu pada peraturan daerah setempat.

Telematika Telekomunikasi dan Informatika

TI Teknologi Informasi

UU Undang-Undang

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 6

Daftar Istilah Khusus Kepemerintahan

(Sumber: UU 32/2004)

Anggaran pendapatan dan belanja daerah

(disebut APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah

Belanja daerah Semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan

Daerah otonom (disebut daerah), adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dekonsentrasi Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu

Desa (disebut desa), adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Desentralisasi Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(disebut DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah

Pembiayaan Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 7

Pemerintah daerah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah

Pemerintah pusat (disebut Pemerintah), adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pemerintahan daerah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pendapatan daerah Semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan

Peraturan daerah (disebut Perda) adalah peraturan daerah propinsi dan / atau peraturan daerah kabupaten / kota

Peraturan kepala daerah

Peraturan Gubernur dan / atau peraturan Bupati / Walikota

Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah

Suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan

Pinjaman daerah Semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali

Tugas pembantuan Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten / kota dan / atau desa serta dari pemerintah kabupaten / kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 8

1. Pendahuluan

Inpres 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan

e-Government, telah mengamanatkan, diantaranya kepada setiap Gubernur dan

Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah konkret yang diperlukan

sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing guna

terlaksananya pengembangan e-Government secara nasional.

Menurut Inpres No 3/2003:

Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :

(1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis;

(2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.

Mengingat lingkup e-Government bukan saja Pemerintahan Daerah, tetapi juga

nasional, maka diperlukan panduan baku pengembangan sistem e-Government

untuk menjamin bahwa sistem tersebut dapat memenuhi harapan yang

diinginkan dan juga dapat saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya

(interoperabilitas).

Selanjutnya, membangun e-Government bukan saja membangun infrastruktur

komunikasi data dan informasi, tetapi juga berarti membangun infrastruktur

sistem aplikasi, standarisasi meta data, pengembangan sumber daya manusia,

pengembangan prosedur, kebijakan dan peraturan.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 9

2. Referensi

(1) UU 32/2004 (Perubahan UU 22/1999) Tentang Pemerintah Daerah

(2) Inpres 3/2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Government

3. Maksud dan Tujuan

Dokumen Blueprint ini dimaksudkan untuk memberikan panduan baku

pengembangan e-Government hanya pada bidang sistem aplikasi e-government,

dengan ruang lingkup pemerintahan daerah propinsi dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota.

Tujuan pembuatan dokumen Blueprint aplikasi e-Government adalah:

Penyeragaman perencanaan pengembangan aplikasi yang bersifat

mandatory

Standarisasi fungsi sistem aplikasi e-Government

Memberikan landasan berpikir bagi pengembangan sistem aplikasi e-

Government yang komprehensif, efisien dan efektif.

3.1. Prinsip Desain Blueprint

Blueprint ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam

mengembangkan aplikasi e-Government yang sesuai dengan kebijakan

Pemerintah Pusat untuk waktu yang cukup panjang. Untuk itu Blueprint ini

didesain dengan prinsip keseimbangan antara flexibility dan standardization.

Flexibility:

Blueprint ini memberikan panduan yang konsisten namun dapat dimodifikasi

sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan pemerintah daerah yang spesifik.

Pemerintah daerah dapat menyesuaikan Blueprint ini dengan Visi, Misi, Rencana

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 10

Strategis, dan Peraturan Daerah yang berlaku, yang akan mempengarhui

kebijakan, rencana dan penerapan program pengembangan e-Government di

daerahnya.

Standardization:

Blueprint ini lebih mengedepankan deskripsi aplikasi-aplikasi e-Government di

pemerintah daerah yang bersifat umum dan tipikal, disertai dengan spesifikasi

umum dan generik, sehingga dalam batas tertentu terdapat standarisasi aplikiasi

e-Government secara nasional. Dasar-dasar peraturan pemerintah secara

nasional dijadikan panduan utama dalam mendeskripsikan fungsi-fungsi

kepemerintahan yang menjadi dasar desain aplikasi.

Dengan mengutamakan keseimbangan flexielitas dan standarisasi, maka

Blueprint ini akan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tidak tergantung struktur organisasi di lingkungan pemerintah daerah.

2. Relatif tidak rentan terhadap perubahan-perubahan kebijakan pemerintah,

khususnya Peraturan Daerah.

3. Memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah dalam mengadaptasi dan

menterjemahkan Blueprint dengan tetap menjaga konsistensi kebijakan

nasional.

4. Sistem Pemerintahan Daerah

Sistem pemerintahan daerah yang dijelaskan disini disarikan dari UU 32/2004

tentang Pemerintah Daerah. Tidak semua penjelasan tentang pemerintah daerah

disajikan, tetapi hanya diuraikan beberapa pokok bahasan yang berhubungan

erat dengan sistem aplikasi e-Government.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 11

4.1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Gambar 4-1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Otonomi dan Tugas Pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya. Unsur penyelenggara pemerintahan

daerah adalah Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, atau Walikota), Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Perangkat Daerah.

Sedangkan Pemerintah Pusat (disebut Pemerintah), adalah Presiden Republik

Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah menggunakan

asas Desentralisasi, Tugas Pembantuan, dan Dekonsentrasi sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah meliputi: politik luar

negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama.

Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan (termasuk urusan diluar yang

tersebut diatas), Pemerintah dapat menyelenggarakan sendiri atau melimpahkan

PEMERINTAH PUSAT

DPRD GUBERNUR

DPRD BUPATI / WALIKOTA

P R E S I D E N

Desentralisasi Dekonsentrasi Tugas Pembantuan

Perangkat Daerah

Perangkat Daerah

Pelaporan & Pertanggungjawaban

InstansiVertikal

PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH PUSAT

DPRD GUBERNUR

DPRD BUPATI / WALIKOTA

P R E S I D E N

Desentralisasi Dekonsentrasi Tugas Pembantuan

Perangkat Daerah

Perangkat Daerah

Pelaporan & Pertanggungjawaban

InstansiVertikal

PEMERINTAH DAERAH

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 12

sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil

pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah

dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

4.2. Unsur-Unsur Pemerintahan Daerah

Unsur penyelenggara pemerintahan daerah adalah Kepala Daerah (Gubernur,

Bupati, atau Walikota), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Perangkat

Daerah. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Daerah dibantu oleh Wakil Kepala

Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

4.2.1. Tugas dan wewenang Kepala Daerah

a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan

yang ditetapkan bersama DPRD

b. Mengajukan rancangan Perda

c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD

d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD

untuk dibahas dan ditetapkan bersama

e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah

f. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk

kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan

4.2.2. Tugas dan wewenang Wakil Kepala Daerah

a. Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah

b. Membantu kepala daerah dalam mengoordinasikan kegiatan instansi

vertikal di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 13

pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan pemberdayaan

perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan

pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup

c. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten

dan kota bagi wakil kepala daerah provinsi

d. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah

kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala daerah

kabupaten/kota

e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam

penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah

f. Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan

oleh kepala daerah

g. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah

berhalangan

4.2.3. Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-

Undang Dasar 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

c. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat

d. Melaksanakan kehidupan demokrasi

e. Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan

f. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

g. Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah

h. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 14

i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan

daerah

j. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan

semua perangkat daerah

k. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah

di hadapan Rapat Paripurna DPRD.

4.2.4. Kewajiban Kepala Daerah lainnya

a. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada

Pemerintah (disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri

1 x dalam 1 tahun) sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan

pemerintahan daerah dan sebagai bahan pembinaan.

b. Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD

c. Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada

masyarakat

4.3. Organisasi Tipikal Pemerintah Daerah

Gambar 4-2. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Propinsi

Kepala Daerah

Wakil Kepala Daerah

Sekretaris Daerah

(SEKDA)

Asisten SEKDA

Bagian

DPRD

Sekretaris Dewan

(SEKWAN)

Dinas

Daerah Kabupaten/Kota

Lembaga Teknis

Daerah

Perusahaan

Daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 15

Gambar 4-3. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Kabupaten/Kota

4.4. Kewenangan Pemerintah Daerah

4.4.1. Kewenangan Daerah Propinsi

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah Provinsi meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial

g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota

i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk

lintas kabupaten/kota

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota

Kepala Daerah

Wakil Kepala Daerah

Sekretaris Daerah

(SEKDA)

Asisten SEKDA

Bagian

DPRD

Sekretaris Dewan

(SEKWAN)

Dinas

Daerah Kecamatan

Kelurahan

Lembaga Teknis

Daerah

Perusahaan

Daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 16

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas

kabupaten/kota

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh kabupaten/ kota

4.4.2. Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota

meliputi:

a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan

b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang

c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat

d. Penyediaan sarana dan prasarana umum

e. Penanganan bidang kesehatan

f. Penyelenggaraan pendidikan

g. Penanggulangan masalah sosial

h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan

i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah

j. Pengendalian lingkungan hidup

k. Pelayanan pertanahan

l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil

m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan

n. Pelayanan administrasi penanaman modal

o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 17

4.5. Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah

4.4.1. Hak Pemerintah Daerah

Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak:

a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya

b. Memilih pimpinan daerah

c. Mengelola aparatur daerah

d. Mengelola kekayaan daerah

e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah

f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber

daya lainnya yang berada di daerah

g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah

h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-

undangan

4.4.2. Kewajiban Pemerintah Daerah

Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban:

a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan

nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

c. Mengembangkan kehidupan demokrasi

d. Mewujudkan keadilan dan pemerataan

e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan

f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan

g. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak

h. Mengembangkan sistem jaminan sosial

i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 18

j. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah

k. Melestarikan lingkungan hidup

l. Mengelola administrasi kependudukan

m. Melestarikan nilai sosial budaya

n. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai

dengan kewenangannya

4.6. Fungsi Pokok Lainnya

4.6.1. Manajemen Kepegawaian Daerah

Sejalan dengan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,

ada sebagian kewenangan di bidang kepegawaian yang tetap menjadi

kewenangan pemerintah, dan ada sebagian lain yang diserahkan kepada Daerah

untuk selanjutnya dilaksanakan oleh Pembina Kepegawaian Daerah.

Kewenangan pengelolaan pegawai negeri sipil daerah tersebut meliputi

penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,

penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban

kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah.

4.6.2. Menetapkan Peraturan Daerah

Dalam rangka melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban, dan

tanggungjawabnya, Pemerintah Daerah perlu menetapkan kebijakan daerah

yang dapat dirumuskan dalam peraturan daerah, peraturan kepala daerah, dan

ketentuan daerah lainnya. Kebijakan daerah dibuat oleh Pemerintah Daerah

bersama-sama dengan DPRD. Khusus peraturan daerah tentang APBD

rancangannya disiapkan oleh Pemerintah Daerah yang telah mencakup keuangan

DPRD, untuk dibahas bersama DPRD.

Kebijakan daerah dimaksud tidak boleh bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum serta peraturan

Daerah lain.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 19

Peraturan daerah tertentu yang mengatur pajak daerah, retribusi daerah, APBD,

perubahan APBD, dan tataruang, berlakunya setelah melalui tahapan evaluasi

oleh Pemerintah. Hal itu ditempuh dengan pertimbangan antara lain untuk

melindungi kepentingan umum, menyelaraskan dan menyesuaikan dengan

peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan/atau peraturan daerah

lainnya, terutama peraturan daerah mengenai pajak daerah dan retribusi daerah.

4.6.3. Pembangunan Daerah

Salah satu urusan pemerintahan daerah yaitu melakukan perencanaan dan

pengendalian pembangunan. Untuk itu perlu disusun perencanaan pembangunan

daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan

nasional.

Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, dan disusun secara berjangka meliputi rencana

pembangunan jangka panjang (jangka waktu 20 tahun), rencana jangka

menengah (jangka waktu 5 tahun) dan rencana kerja pembangunan daerah

(jangka waktu 1 tahun).

Di tingkat perangkat daerah maka setiap satuan kerja selanjutnya menyusun

rencana strategis satuan kerja perangkat daerah yang memuat kebijakan,

program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh

pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi

masyarakat.

4.6.4. Manajemen Keuangan Daerah

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Sebagaian dari sumber pendapatannya, daerah diberikan hak untuk

mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa: kepastian tersedianya

pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan,

kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah, hak

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 20

untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di

daerah, hak untuk mengelola kekayaan daerah, dan mendapatkan sumber-

sumber pendapatan lain yang sah.

Di lain pihak, salah satu tugas Kepala Daerah dan Wakilnya adalah melaksanakan

dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu

pengelolaan uang daerah harus dilakukan secara efisien, efektif, transparan,

akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan.

Fungsi pengelolaan keuangan daerah meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penata-usahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan

keuangan daerah.

4.6.5. Pengelolaan Barang Daerah

Barang milik daerah merupakan aset daerah yang perlu dikelola secara efektif

dan efisien. Sebagai salah satu hasil pembangunan, barang daerah merupakan

inventaris daerah yang perlu dijaga agar pemanfaatannya dapat optimal.

Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan

dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas, dan transparansi

dengan mengutamakan produk dalam negeri sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Berdasarkan kebutuhan daerah dan dari hasil analisa mutu barang, usia pakai

serta nilai ekonomisnya, barang milik daerah bisa saja dihapuskan dari daftar

inventaris barang daerah untuk dijual, dihibahkan dan/atau dimusnahkan.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 21

5. e-Government

5.1. Tujuan Implementasi e-Government

Meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan teknologi IT

dalam proses penyelenggaraan pemerintahan

Terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu

menjawab tuntutan perubahan secara efektif

Perbaikan organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja

kepemerintahan

5.2. Sasaran Pembangunan e-Government

Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang

berkualitas dan terjangkau

Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk

meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi

perubahan dan persaingan perdagangan internasional

Pembentukan mekanisme komunikasi antar lembaga pemerintah serta

penyediaan fasilitas bagi partisipasi masyarakat dalam proses

kepemerintahan

Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan

efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga

pemerintah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 22

5.3. Menuju e-Government

Gambar 5-1. Transformasi Menuju e-Government

Melaksanakan e-Government artinya menyelenggarakan roda pemerintahan

dengan bantuan (memanfaatkan) teknologi IT. Dalam arti kata lain adalah

melakukan transformasi sistem proses kerja ke sistem yang berbasis elektronik.

Beberapa organisasi yang pada awalnya disusun untuk keperluan proses kerja

secara manual pada akhirnya bisa jadi perlu dirubah dan disesuaikan untuk

memungkinkan berjalannya sistem elektronik secara efektif dan optimal.

Tentu saja tidak semua proses kerja dapat ditransformsi ke dalam sistem

elektronik. Ada beberapa yang masih harus mengunakan sistem manual, tetapi

ada sebagian besar lainnya yang dapat dikerjakan dengan lebih cepat, efektif

dan efisien melalui bantuan sistem elektronik.

Beberapa contoh fungsi kepemerintahan yang penyelenggaraannya dapat

dibantu melalui sistem elektronik adalah

Pelayanan Masyarakat

Kepegawaian

Keuangan Daerah

Pengelolaan Aset

Dan sebagainya

PenyelenggaraanPemerintahan Secara

MANUAL

PenyelenggaraanPemerintahan

Berbasis ICTTRANSFORMASI

Government to e-Government

PenyelenggaraanPemerintahan Secara

MANUAL

PenyelenggaraanPemerintahan

Berbasis ICTTRANSFORMASI

Government to e-Government

Transformasi Manajemen Perubahan Perubahan Budaya Kerja Perubahan Proses Kerja SOP dan Kebijakan Politik Peraturan dan Perundangan Leadership

Pemanfaatan ICT Penggunaan Internet Penggunaan Infrastruktur

Telematika Penggunaan Sistem Aplikasi Standarisasi Metadata Transaksi Elektronik Electronic Data Interchange Electronic Documentation

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 23

5.3.1. Transformasi fungsi kepemerintahan

Berikut ini adalah beberapa hal yang mengalami perubahan diakibatkan

terjadinya transformasi sistem kerja dari manual ke elektronik, oleh karena itu

proses perubahannya perlu dikelola dengan baik sehingga transisinya bisa

berjalan lancar.

Perubahan Budaya Kerja

Perubahan Proses Kerja (Bisnis Proses)

SOP dan Kebijakan Politik

Peraturan dan Perundangan

Leadership

5.3.2. Kerangka arsitektur e-Government

Salah satu kata kuci e-Government adalah pemanfaatan ICT. Ini artinya bahwa

akan ada unsur-unsur ICT seperti sistem aplikasi, sistem infrastruktur, jaringan

telematika dan lain-lain yang dipakai dalam proses penyelenggaraan

pemerintahan. Beberapa hal mendasar tentang pemanfaatan ICT ini berkaitan

dengan:

Penggunaan Internet

Penggunaan Infrastruktur Telematika

Penggunaan Sistem Aplikasi

Standarisasi Metadata

Transaksi dan Pertukaran Data Elektronik

Sistem Dokumentasi Elektronik

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 24

Gambar 5-2. Kerangka Arsitektur e-Government

(Menurut Inpres No. 3/2003)

Selanjutnya untuk menjamin keterpaduan serta interoperabilitas inter komponen

dalam sistem e-Government dan juga antar sistem e-Government itu sendiri,

maka perencanaan dan pengembangan e-Government perlu dirumuskan dalam

kerangka arsitektur e-government, seperti diilustrasikan dalam gambar berikut

ini.

5.3.3. Tingkatan egovernment

Untuk membangun e-Government, Inpres No. 3/2003 juga menjelaskan

beberapa strategi yang bisa diimplementasikan, salah satu diantaranya adalah

membangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan

sasaran yang terukur, sehingga mudah difahami dan diikuti oleh semua pihak.

Pengembangan e-government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan.

Semakin tinggi tingkatannya, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses

Kerangka Peraturan

Tools:• E-billing• E-procure• etc

Standard & security

Service:• Authentic• Public Key• etc

IntranetE- doc& datamgmt

Kemen-terian

Kepresi-denan Pemda Lain-lain

Kemen-terian &lembaga

UtilitasPublik

Pendidikan Kesehatan Kepen-dudukan

Perpajakan Lain-lain

Jaringan Telekomunikasi Internet Akses Lain-lain

Man

ajem

en P

erub

ahan

Keb

utuh

an M

asya

raka

t

Kebijakan

Infrastrukturdan aplikasi dasar

Akses

Organisasipengelolaan dan

pengolahan Informasi

Portal Pelayanan Publik

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 25

kerja, dan transaksi informasi antar instansi yang semakin kompleks pula. Upaya

untuk menaikkan tingkatan tanpa dukungan yang memadai, berpotensi untuk

mengalami kegagalan.

Tingkat 1 - Persiapan, yang meliputi pembuatan situs informasi disetiap

lembaga, penyiapan SDM, penyiapan sarana akses yang mudah misalnya

Warnet, dll.

Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi pembuatan situs informasi publik

interaktif, dan pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga

lain

Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi pembuatan situs transaksi

pelayanan publik, dan pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data

dengan lembaga lain.

Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi pembuatan aplikasi untuk

pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang terintegrasi.

6. Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Blueprint sistem aplikasi e-Government disusun berdasarkan pendekatan

fungsional layanan dari sistem kepemerintahan yang harus diberikan oleh suatu

Pemerintah Daerah kepada masyarakatnya, dan urusan administrasi serta fungsi

lain yang berhubungan dengan kelembagaan Pemerintah Daerah, yang

diperlukan guna terselenggaranya sistem kepemerintahan daerah.

Fungsi-fungsi pelayanan, administrasi dan kelembagaan kemudian dikelompokan

dalam grup-grup Blok Fungsi. Setiap grup Blok Fungsi terdiri dari 1 atau lebih

Modul Fungsi yang mencerminkan kelompok dari unit fungsi yang lebih kecil.

Dengan demikian Modul adalah komponen dan merupakan bagian dari Blok

Fungsi.

Dengan pendekatan ini, fungsi kepemerintahan kemudian dikelompokkan

menjadi blok-blok fungsi dasar umum (pelayanan, administrasi, manajemen,

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 26

pembangunan, keuangan, kepegawaian) dan fungsi lainnya, khususnya yang

berkaitan dengan fungsi kedinasan dan kelembagaan.

Disisi lain, Blueprint sistem aplikasi e-Government juga disusun berdasarkan

pendekatan terhadap orientasi layanan yang disediakan sistem, apakah untuk

internal pemerintahan atau masyarakat. Juga apakah fungsi utama sistem

tersebut terutama disajikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik instansi

pemerintah tertentu atau untuk kebutuhan yang sifatnya umum dan/atau

mendasar.

6.1. Government Function Framework

Kelompok Blok Fungsi dan bagian-bagiannya (komponen Modul) disusun dalam

sebuah Bagan Fungsi yang selanjutnya dalam dokumen Blueprint ini disebut

sebagai Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan.

Pelayanan Adm&Mgmt Legislasi Pembangunan Keuangan

Kependudukan

Perpajakan dan Retribusi

Pendaftaran dan Perijinan

Surat Elektronik

Sistim Dokumen Elektronik

Bisnis dan Investasi

Sistim Pendukung Keputusan

Kolaborasi dan Koordinasi

Sistem Administrasi

DPRD

Sistem Pemilu Daerah

Sistim Informasi dan Manajemen

Data P b Perencanaan Pembangunan

Daerah

Sistem Anggaran

Sistem Kas dan

Perbendaharaan

Pengaduan Masyarakat

Publikasi Info Umum dan Kepemerintahan

Manajemen Pelaporan

Pemerintahan

Sistem Akuntansi

Daerah

Sistem Perencanaan

Proyek

Pengelolaan Dan Monitoring

Proyek Sistem

Evaluasi & Info Pembangunan

Katalog Hukum, Peraturan dan Perundangan

Kepegawaian

Pengadaan PNS

Sistem Absensi&

Penggajian

Sistem Penilaian

Kinerja PNS

Sistem Pendidikan&

Latihan

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 27

Gambar 6-1. Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan

6.2. e-Government Solution Map

Di sisi lain, sistem aplikasi-sistem aplikasi dikembangkan dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan fungsi kepemerintahan seperti yang telah didefinisikan dan

dikelompokkan dalam Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan tersebut

diatas. Dengan mempertimbangkan fungsi sistem aplikasi dan layanannya,

sistem aplikasi-sistem aplikasi tersebut kemudian disusun dan dikelompokkan

dalam sebuah sistem kerangka arsitektur, yang dalam dokumen Blueprint ini

selanjutnya disebut sebagai Peta Solusi Aplikasi e-Government.

Dinas&Lembaga D inas &Lembaga D inas&Le mbag aDinas&Lembaga

Pengelo laan Barang Daerah

Kata log Barang Daerah

Pengelo laan Pendapatan

Daerah

Peng elo laan Perusahaan

Daerah

KEPEM ERINTAHAN KEW IL AYAHAN KEM ASYARAKATAN SARANA&PRASARANA

Tata Ruang dan Lingk. H idup

Potensi D aerah

Kehutanan

Pertanian, Peternakan dan

Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Pertam bangan dan Energi

Pariw isata

I K M

Kesehatan

Pendidikan

Ketenagakerjaan

Industri dan Perdagangan

Jaring Pengam an

Sosial

T ransportas i

Jalan dan Jem batan

Term inal dan Pelabuha n

Sarana U m um

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 28

Gambar 6-2. Peta Solusi Aplikasi e-Government

Gambar 6-3. Contoh Peta Solusi Aplikasi e-Government

Dalam peta solusi aplikasi e-Government, sistem aplikasi dikelompokkan melalui

pendekatan matrik antara orientasi fungsi layanan dan sifat fungsi sistem aplikasi

Masyarakat

E-Gov Portal (Public and Internal Portal)

Bisnis Government Comm

Services

Internet Enabled Inter Application C

omm

unicationInter A

pplication Integration Scheme

Security Services

Aplikasi Dasar Umum

Aplikasi Dasar

Shared Services

GrupFungsi Kelembagaan

dengan LayananBerorientasi

PUBLIK

GrupFungsi Kelembagaan

dengan LayananBerorientasi

BISNIS

GrupFungsi Kelembagaan

dengan LayananBerorientasi

PEMERINTAH

Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan

Public OrientedApplication Group

Business OrientedApplication Group

Goverment OrientedApplication Group

Masyarakat

E-Gov Portal (Public and Internal Portal)

Bisnis Government Comm

Services

Internet Enabled Inter Application C

omm

unicationInter A

pplication Integration Scheme

Security Services

Aplikasi Dasar Umum

Aplikasi Dasar

Shared Services

GrupFungsi Kelembagaan

dengan LayananBerorientasi

PUBLIK

GrupFungsi Kelembagaan

dengan LayananBerorientasi

BISNIS

GrupFungsi Kelembagaan

dengan LayananBerorientasi

PEMERINTAH

Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan

Public OrientedApplication Group

Business OrientedApplication Group

Goverment OrientedApplication Group

Masyarakat

•E-Gov Public Portal•E-Gov Internal Portal

Bisnis Government Comm

Services

•Firewall, Proxy

•Sekuriti, Enkripsi (PKI)

Sistem Dokumen Elektronik

Aplikasi Dasar

•Public Service Broker

•Sistem Kependudukan

•Potensi Daerah•Pariwisata

•Sistem Keuangan•Sistem Kepegawaian

Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan

•Basis Data Penduduk •GIS•Basis Data Keuangan•Basis Data Pegawai

Masyarakat

•E-Gov Public Portal•E-Gov Internal Portal

Bisnis Government Comm

Services

•Firewall, Proxy

•Sekuriti, Enkripsi (PKI)

Sistem Dokumen Elektronik

Aplikasi Dasar

•Public Service Broker

•Sistem Kependudukan

•Potensi Daerah•Pariwisata

•Sistem Keuangan•Sistem Kepegawaian

Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan

•Basis Data Penduduk •GIS•Basis Data Keuangan•Basis Data Pegawai

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 29

tersebut. Melalui pendekatan ini, sistem aplikasi dikelompokkan dalam 3 (tiga)

kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya langsung memberikan

pelayanan kepada penggunanya (aplikasi front office)

2. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih banyak ditujukan

untuk mememberikan bantuan pekerjaan yang bersifat administrasi

kepemerintahan, serta fungsi-fungsi kedinasan dan kelembagaan (aplikasi

back office).

3. Kelompok sistem aplikasi yang fungsi layanannya bersifat mendasar dan

umum, diperlukan oleh setiap pengguna, atau setiap sistem aplikasi lain

yang lebih spesifik. Sifat layanan aplikasi dasar biasanya back-office.

Untuk setiap kelompok sistem tersebut, masing-masing dibagi lagi kedalam tiga

sub-grup berdasarkan orientasi pengguna yang dilayaninya, sebagai berikut:

1. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya

melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat (G2C: Government To

Citizen)

2. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya

melayani kebutuhan dan kepentingan kalangan bisnis (G2B: Government

To Business)

3. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya

melayani kebutuhan internal lembaga kepemerintahan, atau kebutuhan

dari pemerintah daerah lainnya (G2G: Government To Government)

Terakhir adalah kelompok fungsi umum yang memberikan layanan integrasi dan

komunikasi antar sistem aplikasi, juga masalah sekuriti, dan lain-lain.

6.3. Application Requirements Standard

Mengingat pengembangan e-Government lingkupnya mencakup skala nasional,

maka diperlukan kerangka komunikasi antar sistem e-Government untuk saling

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 30

berhubungan dan saling bekerjasama (GIF – Government Interoperability

Framework).

Disamping itu, sistem e-Government lingkup fungsinya juga cukup besar

(menyangkut semua hal yang berhubungan dengan pemerintahan) sehingga

dalam pembangunannya hampir dapat dipastikan melibatkan banyak vendor,

sehingga diperlukan mekanisme komunikasi baku antar sistem, sehingga masing-

masing sistem aplikasi dapat saling bersinergi untuk membentuk layanan e-

Government yang lebih besar dan kompleks.

Oleh karena itu, dalam membangun sistem aplikasi e-Government diperlukan

standarisasi kebutuhan pengembangan sistem aplikasi yang akan menjamin

bahwa komunikasi antar sistem tersebut dapat dilakukan oleh siapapun vendor

pengembang sistem.

Berikut adalah Standar Kebutuhan Sistem Aplikasi yang harus dipenuhi oleh

setiap sistem aplikasi e-Government:

Reliable

Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat berjalan dengan handal,

robust terhadap kesalahan pemasukan data, perubahan sistem operasi

dan bug free

Interoperable

Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat saling berkomunikasi serta

bertukar data dan informasi dengan sistem aplikasi lain untuk membentuk

sinergi sistem

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 31

Scalable

Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat dengan mudah ditingkatkan

kemampuannya, terutama penambahan fitur baru, penambahan user dan

kemampuan pengelolaan data yang lebih besar

User Friendly

Menjamin bahwa sistem aplikasi akan mudah dioperasikan dengan user

interface (antar muka pengguna) yang lazim berlaku di pemerintahan dan

sesuai dengan kebiasaan bahasa dan budaya penggunanya

Integrateable

Menjamin bahwa sistem aplikasi mempunyai fitur untuk kemudahan

integrasi dengan sistem aplikasi lain, terutama untuk melakukan transaksi

pertukaran data dan informasi antar sistem aplikasi e-Government, baik

dalam lingkup satu pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lain.

6.4. Blok Fungsi dan Modul

Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa fungsi kepemerintahan dikelompokkan

dalam grup-grup Blok Fungsi dan Modul-Modul. Deskripsi dari masing-masing

Blok Fungsi dan Modul kemudian diuraikan dengan lebih rinci melalui tabel

deskripsi properti.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 32

6.4.1. Properti Blok Fungsi

Berikut adalah tabel properti untuk Blok Fungsi, beserta keterangan isinya:

Blok Fungsi [disini dituliskan judul {blok fungsi}]

Sub- Blok Fungsi

[disini dituliskan judul {sub-blok fungsi} (kalau ada), atau dikosongkan dengan tanda “– “ kalau {blok fungsi} tersebut tidak mempunyai {sub-blok fungsi}]

Fungsi [disini dituliskan deskripsi umum / daftar fungsi umum / deskripsi fungsi utama dari {blok fungsi} dan/atau {sub-blok fungsi} tersebut]

Modul [disini dituliskan daftar judul dari {modul} yang menjadi komponen dari {blok fungsi} dan/atau {sub-blok fungsi} tersebut]

Integrasi [menjelaskan keterkaitan dan keterhubungan fungsi dan komunikasi data dan informasi antara {blok fungsi} atau {sub-blok fungsi} dengan {blok fungsi} atau {sub-blok fungsi} lainnya dalam satu kerangka kerja fungsi kepemerintahan]

6.4.2. Properti Modul

Berikut adalah tabel properti untuk Modul, beserta keterangan isinya:

Modul [disini dituliskan judul {modul} ]

Blok Fungsi [disini dituliskan judul {blok fungsi} dimana {modul} tersebut menjadi komponennya, dalam contoh ini, {blok fungsi} tersebut tidak mempunyai {sub-blok fungsi} ]

Sub- Blok Fungsi

[disini dituliskan judul {sub-blok fungsi} dimana {modul} tersebut menjadi komponennya]

Klasifikasi [sebagai gambaran awal, disini dituliskan klasifikasi jenis dan tipe layanan utama yang disediakan oleh {modul} tersebut dilihat dari sudut pandang sistem aplikasi komputer]

Jenis Layanan:

[disini ditandai Front Office, jika {modul} tersebut memberikan layanan langsung ke pengguna, dan Back Office jika tidak ada layanan langsung ke pengguna]

Front Office

Back Office,

Layanan Utama:

[disini ditandai satu atau lebih ciri utama fungsi layanan yang diberikan oleh {modul} ]

Publikasi Informasi

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 33

Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data

Pembayaran

Administrasi

Basisdata

Lainnya

Fungsi Aplikasi:

[disini ditandai Generik jika fungsi {modul} kurang lebih sama untuk semua pemerintah daerah. cirinya, fungsi tersebut biasanya merujuk ke hukum dan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, sedangkan Spesifik biasanya merujuk ke Peraturan Daerah setempat, atau bahkan tidak ada rujukan hukum dan peraturan perundang-undangannya]

Generik

Spesifik

Obyek Layanan:

G2G, orientasi layanan ke intra kelembagaan pemerintah daerah

G2B, orientasi layanan dikhususkan untuk kalangan bisnis dan dunia usaha

G2C, orientasi layanan ditujukan untuk masyarakat umum

Fungsi [disini dituliskan daftar fungsi / fitur / layanan utama yang harus disediakan oleh {modul} tersebut]

Narasi [disini dituliskan deskripsi singkat, sebagai keterangan tambahan tentang {modul} tersebut]

Organisasi [disini dituliskan organisasi penyedia fungsi {modul}, atau pemakai fungsi {modul}, baik disebutkan berdasarkan organisasinya atau atas nama perseorangan. Di baris ini, jika ada kata/kalimat yang ditulis dalam tanda ( dan ), artinya ini merupakan contoh tipikal dan generik, biasanya benar, tatapi bisa jadi juga menjadi tidak cocok untuk suatu daerah tertentu]

Integrasi [menjelaskan keterkaitan dan keterhubungan fungsi dan komunikasi data dan informasi antara suatu {modul} dengan {modul} lainnya dalam satu kerangka kerja fungsi kepemerintahan]

Info Tambahan

[keterangan tambahan yang menjelaskan fungsi {modul} tersebut dilihat dari sudut pandang sistem aplikasi komputer, seperti: nama lain dari {modul} tersebut dalam terminologi sistem aplikasi komputer, dasar hukum/peraturan yang menjadi landasan pengembangan fungsi {modul} tersebut, dan rekomendasi-rekomendasi teknis, jika ada, berkaitan dengan implementasi dari fungsi {modul} tersebut melalui suatu sistem aplikasi komputer]

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 34

7. Taksonomi

Untuk memudahkan identifikasi dan klasifikasi fungsi kepemerintahan, di dalam

dokumen Blueprint ini dibuatkan taksonomi untuk setiap Blok Fungsi, Sub-Blok

Fungsi dan Modul , sebagai berikut:

Blok Fungsi 1. PELAYANAN

Sub-Blok Fungsi --

Modul 1.1. Kependudukan

1.2. Perpajakan dan Retribusi

1.3. Pendaftaran dan Perijinan

1.4. Bisnis dan Investasi

1.5. Pengaduan Masyarakat

1.6. Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Blok Fungsi 2. ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT (ADM & MGM)

Sub-Blok Fungsi --

Modul 2.1. Surat Elektronik

2.2. Sistem Dokumen Elektronik

2.3. Sistem Pendukung Keputusan

2.4. Kolaborasi dan Koordinasi

2.5. Manajemen Pelaporan Pemerintahan

Blok Fungsi 3. LEGISLASI

Sub-Blok Fungsi --

Modul 3.1. Sistem Administrasi DPRD

3.2. Sistem Pemilu Daerah

3.3. Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-undangan

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 35

Blok Fungsi 4. PEMBANGUNAN

Sub-Blok Fungsi --

Modul 4.1. Sistem Informasi dan Manajemen Data Pembangunan

4.2. Perencanaan Pembangunan Daerah

4.3. Sistem Pengadaan Barang dan Jasa

4.4. Pengelolaan dan Monitoring Proyek

4.5. Sistem Evaluasi dan Informasi Hasil Pembangunan

Blok Fungsi 5. KEUANGAN

Sub-Blok Fungsi --

Modul 5.1. Surat Anggaran

5.2. Sistem Kas dan Perbendaharaan

5.3. Sistem Akuntansi Daerah

Blok Fungsi 6. KEPEGAWAIAN

Sub-Blok Fungsi --

Modul 6.1. Pengadaan PNS

6.2. Sistem Absensi dan Penggajian

6.3. Sistem Penilaian Kinerja PNS

6.4. Sistem Pendidikan dan Latihan

Blok Fungsi 7. DINAS DAN LEMBAGA

Sub-Blok Fungsi 7.1. KEPEMERINTAHAN

Modul 7.1.1. Pengelolaan Barang Daerah

7.1.2. Katalog Barang Daerah

7.1.3. Pengelolaan Pendapatan Daerah

7.1.4. Pengelolaan Perusahaan Daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 36

Sub-Blok Fungsi 7.2. KEWILAYAHAN

Modul 7.2.1. Tataruang dan Lingkungan Hidup

7.2.2. Potensi Daerah

7.2.3. Kehutanan

7.2.4. Pertanian, Peternakan dan Perkebunan

7.2.5. Perikanan dan Kelautan

7.2.6. Pertambangan dan Energi

7.2.7. Pariwisata

7.2.8. Industri Kecil dan Menengah (IKM)

Sub-Blok Fungsi 7.3. KEMASYARAKATAN

Modul 7.3.1. Kesehatan

7.3.2. Pendidikan

7.3.3. Ketenagakerjaan

7.3.4. Industri dan Perdagangan

7.3.5. Jaring Pengaman Sosial

Sub-Blok Fungsi 7.4. SARANA DAN PRASARANA

Modul 7.4.1. Transportasi

7.4.2. Jalan dan Jembatan

7.4.3. Terminal dan Pelabuhan

7.4.4. Sarana Umum

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 37

8. Penutup

Dokumen Blueprint ini menyediakan panduan umum bagi Pemerintah Daerah

dalam merencanakan pembangunan sistem aplikasi e-Govoernment. Melalui

blueprint ini, Pemerintah Daerah dapat memilih dan memilah kebutuhannya

disesuaikan dengan visi, misi dan rencana pembangunan daerah yang ada.

Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, selanjutnya Pemerintah Daerah

dapat menerjemahkan panduan ini kedalam rencana pentahapan pembangunan

e-Government yang sesuai untuk daerahnya masing-masing.

Dimasa mendatang panduan ini akan terus mengalami perbaikan-perbaikan. Oleh

karena itu diharapkan bantuan Pemerintah Daerah dalam memberikan masukan-

masukan yang konstruktif dan membangun.

-<.oOo.>-

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 38

LAMPIRAN I

DAFTAR PUSTAKA

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 39

Inpres 3/2003 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government

Kepmendagri 152/2004

Pedoman Pengelolaan Barang Daerah

Kepmendagri 29/2002

Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah

Kepmendagri 54/1999

Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk

KepPres 80/2003

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Instantsi Pemerintah

PP 08/2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah

PP 105/2000 Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

PP 11/2002 Pengadaan Pegawai Negeri Sipil

PP 11/2003 Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil

PP 25/2000 Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom

PP 56/2001 Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

PP 65/2001 Pajak Daerah

PP 66/2001 Retribusi Daerah

UU 32/2004 Pemerintah Daerah

UU 34/2000 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 40

LAMPIRAN II

BLUEPRINT APLIKASI E-GOVERNMENT

PEMERINTAH DAERAH

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 41

Pelayanan Adm&Mgmt Legislasi Pembangunan Keuangan

Kependudukan

Perpajakan dan Retribusi

Pendaftaran dan Perijinan

Surat Elektronik

Sistim Dokumen Elektronik

Bisnis dan Investasi

Sistim Pendukung Keputusan

Kolaborasi dan Koordinasi

Sistem Administrasi

DPRD

Sistem Pemilu Daerah

Sistim Informasi dan Manajemen

Data P b Perencanaan Pembangunan

Daerah

Sistem Anggaran

Sistem Kas dan

Perbendaharaan

Pengaduan Masyarakat

Publikasi Info Umum dan Kepemerintahan

Manajemen Pelaporan

Pemerintahan

Sistem Akuntansi

Daerah

Sistem Perencanaan

Proyek

Pengelolaan Dan Monitoring

Proyek Sistem

Evaluasi & Info Pembangunan

Katalog Hukum, Peraturan dan Perundangan

Kepegawaian

Pengadaan PNS

Sistem Absensi&

Penggajian

Sistem Penilaian

Kinerja PNS

Sistem Pendidikan&

Latihan

Dinas&Lembaga D inas &Lembaga D inas&Le mbag aDinas&Lembaga

Pengelo laan Barang Daerah

Kata log Barang Daerah

Pengelo laan Pendapatan

Daerah

Peng elo laan Perusahaan

Daerah

KEPEM ERINTAHAN KEW IL AYAHAN KEM ASYARAKATAN SARANA&PRASARANA

Tata Ruang dan Lingk. H idup

Potensi D aerah

Kehutanan

Pertanian, Peternakan dan

Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Pertam bangan dan Energi

Pariw isata

I K M

Kesehatan

Pendidikan

Ketenagakerjaan

Industri dan Perdagangan

Jaring Pengam an

Sosial

T ransportas i

Jalan dan Jem batan

Term inal dan Pelabuha n

Sarana U m um

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 42

1. Blok Fungsi PELAYANAN

1.1. Modul SISTEM KEPENDUDUKAN

Modul KEPENDUDUKAN

Blok Fungsi PELAYANAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Pelayanan pendaftaran penduduk

Pelayanan dan pengelolaan data mutasi penduduk

Pembuatan dan pengelolaan data KK dan KTP

Pembuatan dan pengelolaan data Akta Pencatatan Penduduk (akta kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan dan pengesahan anak)

Pembuatan Buku Induk Penduduk, Buku Mutasi Penduduk dan Buku Tamu

Pelaporan data kependudukan

Narasi Modul Kependudukan adalah aplikasi pelayanan, pengelolaan dan pengolahan data kependudukan. Aplikasi dilengkapi dengan fitur pelaporan kependudukan (untuk disampaikan kepada Mendagri). Sebagian data kependudukan di publish ke internet untuk keperluan masyarakat.

Organisasi Dinas Pendaftaran Penduduk (Dinas Kependudukan)

Integrasi Sistem Kependudukan di tingkat Kabupaten/Kota lain

Sistem Kependudukan di tingkat Propinsi lain

Sistem Kependudukan di tingkat Nasional

Info Tambahan

Nama Alias: SIMDUK, SIMDUKCAPIL

Dasar Hukum: Kepmendagri 54/1999

Rekomendasi: Membangun jaringan sistem kependudukan di setiap kecamatan yang terhubung ke Pemda, web-based, client-server, automatic data synchronization, distributed processing

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 43

1.2. Modul PERPAJAKAN DAN RETRIBUSI

Modul PERPAJAKAN DAN RETRIBUSI Blok Fungsi PELAYANAN Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Memberikan pelayanan pajak kepada masyarakat yang meliputi pajak propinsi dan pajak kabupaten/kota.

Jenis pajak Propinsi terdiri dari :

o Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

o Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air

o Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

o Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan

Jenis pajak Kabupaten/Kota terdiri dari:

o Pajak Hotel

o Pajak Restoran

o Pajak Hiburan

o Pajak Reklame

o Pajak Penerangan Jalan

o Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

o Pajak Parkir

Memberikan pelayanan retribusi kepada masyarakat yang meliputi

o Retribusi jasa umum

o Retribusi jasa usaha

o Retribusi perijinan tertentu

Memberikan pelayanan pajak dan retribusi yang berkaitan dengan potensi daerah, meliputi pendaftaran dan perijinan bidang

o Kehutanan

o Pertanian dan Perkebunan

o Perikanan dan Kelautan

o Pertambangan dan Energi

o Kepariwisataan

o Industri Kecil dan Menengah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 44

Narasi Pajak Daerah dan pajak nasional merupakan suatu sistem perpajakan Indonesia, yang pada dasarnya merupakan beban masyarakat sehingga perlu dijaga agar kebijakan tersebut dapat memberikan beban yang adil, terutama mengenai objek dan tarif pajak, sehingga tidak tumpang tindih antara pajak pusat dan Pajak Daerah.

Daerah Kabupaten/Kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis pajak dan Retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

Organisasi Dinas / lembaga daerah

Integrasi Blok Fungsi Administrasi dan Management, Modul Sistem Dokumen Elektronik

Blok Fungsi Pelayanan, Modul Pendaftaran dan Perijinan

Info Tambahan

Nama Alias: SIM Pajak dan Retribusi, SIM Perpajakan, SIMTAP, SAMSAT

Dasar Hukum:

o UU 34/2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah

o PP 65/2001 Tentang Pajak Daerah dan PP 66/2001 Tentang Retribusi Daerah

o Peraturan Daerah

Rekomendasi: Sistem perpajakan daerah dilakukan secara terpadu dan sejalan dengan sistem perpajakan nasional serta saling melengkapi.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 45

1.3. Modul PENDAFTARAN DAN PERIJINAN

Modul PENDAFTARAN DAN PERIJINAN Blok Fungsi PELAYANAN Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Memberian pelayanan perijinan meliputi kegiatan : menerima pendaftaran, menyeleksi persyaratan, memberikan keterangan, mengecek kemajuan proses penerbitan perijinan dan menindaklanjuti pengaduan/klaim dari masyarakat

Pengelolaan dan pengurusan ijin o Peruntukan tanah dan IMB o SIUP o HO o Penyelenggaraan reklame o Usaha Tetap (IUT) o Usaha Industri (IUI) o Lokasi

Pengelolaan dan pengurusan pendaftaran o Tanda Daftar Perusahaan o Tanda Daftar Industri o Tanda Daftar Perdagangan

Pengelolaan pendaftaran dan perijinan yang berkaitan dengan potensi daerah, meliputi pendaftaran dan perijinan bidang

o Kehutanan o Pertanian dan Perkebunan o Perikanan dan Kelautan o Pertambangan dan Energi o Kepariwisataan o Industri Kecil dan Menengah

Narasi Modul Pendaftaran dan Perijinan adalah aplikasi yang dimaksudkan untuk memberikan informasi dan pelayanan perijinan bagi masyarakat yang meliputi : jenis-jenis layanan pendaftaran dan perijinan, persyaratan untuk memperoleh ijin, prosedur perijinan, biaya dan waktu proses perijinan yang diperlukan. Aplikasi dilengkapi dengan form yang bisa di download atau diisi secara on-line.

Aplikasi juga dilengkapi dengan formulir dari set dokumentasi yang dipakai untuk mengurus pendaftaran dan perijinan yang disimpan dalam suatu basis data sedemikian sehingga dapat dijamin keseragaman dan tertib administrasinya.

Organisasi Dinas / lembaga daerah Integrasi Blok Fungsi Legislasi, Modul Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-

undangan Blok Fungsi Pelayanan, Modul Bisnis dan Investasi

Info Tambahan

Nama Alias: SIM Perijinan, SIM Pelayanan Masyarakat, SIM Pendaftaran Dasar Hukum: Peraturan Daerah Rekomendasi: Membangun sistem aplikasi Pelayanan Perijinan Terpadu yang

melakukan penelitian, pemrosesan dan pengeluaran ijin yang dilakukan secara terpusat dan terkoordinasi dengan Badan/Dinas/Instansi terkait.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 46

1.4. Modul BISNIS DAN INVESTASI

Modul BISNIS DAN INVESTASI

Blok Fungsi PELAYANAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Memberikan informasi promosi dan keunggulan daerah berkaitan dengan peluang bisnis dan investasi, terutama di bidang

o Sektor Kehutanan

o Sektor Pertanian dan Perkebunan

o Sektor Perikanan dan Kelautan

o Sektor Pertambangan dan Energi

o Sektor Pariwisata

o Sektor Industri Kecil dan Menengah

Memberikan informasi yang jelas tentang syarat-syarat, prosedur dan tatalaksana investasi dan pengusahaan kegiatan bisnis lainnya

Memberikan pelayanan administrasi penanaman modal di bidang unggulan tersebut

Narasi Dalam upaya meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional, Pemerintah daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor untuk melakukan kegiatan bisnis dan investasidi daerah tersebut.

Pemerintah Daerah dalam hal ini perlu memberikan informasi yang lengkap mengenai keunggulan dan potensi daerahnya, serta memberikan penjelasan yang komprehensif tentang tatacara dan prosedur yang harus dilalui, sehingga para investor tertarik untuk menanamkan modal atau melaksanakan kegiatan usaha di daerah tersebut.

Organisasi Dinas / lembaga daerah

Integrasi Blok Fungsi Legislasi, Modul Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-undangan

Blok Fungsi Pelayanan, Modul Bisnis dan Investasi Pendaftaran dan Perijinan

Info Tambahan

Nama Alias: SIM Bisnis dan Investasi

Dasar Hukum: --

Rekomendasi: Membangun aplikasi ini dalam satu kerangka pelayanan yang lengkap, termasuk pendaftaran investasi dan administrasinya.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 47

1.5. Modul PENGADUAN MASYARAKAT

Modul PENGADUAN MASYARAKAT

Blok Fungsi PELAYANAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan fasilitas penyampaian dan penyerapan aspirasi, peningkatan partisipasi, serta menindaklanjuti pengaduan masyarakat dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi

Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan kepemerintahan daerah

Narasi Salah satu tugas pemerintah daerah adalah melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai perwujudan demokrasi, dibentuk DPRD sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat.

Organisasi Dinas / lembaga daerah

Integrasi Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama Alias: SIM Pengaduan Masyarakat

Dasar Hukum: --

Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 48

1.6. Modul PUBLIKASI INFORMASI UMUM DAN KEPEMERINTAHAN

Modul PUBLIKASI INFORMASI UMUM DAN KEPEMERINTAHAN

Blok Fungsi PELAYANAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Publikasi informasi

Narasi Mempublikasikan semua informasi umum dan kepemerintahan ke seluruh masyarakat termasuk diantaranya; berita dan layanan masyarakat.

Organisasi Perangkat Daerah

Integrasi Semua aplikasi e-government yang membutuhkan publikasi informasi ke masyarakat

Info Tambahan

Nama Alias: e-Gov Portal

Dasar Hukum:

Rekomendasi: Membangun portal pemerintahan yang mencakup fungsi kolaborasi dan koordinasi inter-lembaga (internal portal) dan fungsi publikasi ke masyarakat (public portal)

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 49

2. Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT

Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT (ADM & MGM)

Sub- Blok Fungsi

--

Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan administrasi yang diperlukan dalam urusan kepemerintahan daerah

Menyediakan fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan managerial pemerintahan daerah

Modul Surat Elektronik

Sistem Dokumen Elektronik

Sistem Pendukung Keputusan

Kolaborasi dan Koordinasi

Manajemen Pelaporan Pemerintahan

Integrasi Blok Fungsi Keuangan

Blok Fungsi Pembangunan

Blok Fungsi lain yang memerlukan / memberikan informasi ke eksekutif daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 50

2.1. Modul SURAT ELEKTRONIK

Modul SURAT ELEKTRONIK

Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan fungsi surat-menyurat secara elektronik, termasuk didalamnya memungkinkan proses penyiapan, pembahasan dan pengesahan surat dilakukan secara elektronik. Pembahasan surat itu sendiri bisa dilakukan oleh lebih dari satu orang / unit organisasi.

Menyediakan fungsi kearsipan (surat masuk / surat keluar) secara elektronik, termasuk didalamnya disposisi, dan tembusan surat.

Menyediakan fungsi query untuk pencarian data surat secara cepat, misalnya berdasarkan pengirim, tujuan, tanggal, subyek/perihal, nomor, isi, dan lain-lain.

Narasi Dalam sistem surat manual, proses penyiapan sampai dengan penyampaian kepada tujuan surat (apalagi jika jaraknya jauh dan tujuannya banyak) bisa memakan waktu lama dan berhari-hari. Dengan sistem elektronik , maka proses tersebut bisa dipersingkat dengan sangat efisien. Proses penyiapan surat kurang lebih sama, tetapi proses penyampaiannya bisa dilakukan dalam hitungan menit, tidak lagi ada kendala jarak dan jumlah tujuan.

Organisasi Semua unit organisasi (satuan kerja)

Integrasi --

Info Tambahan

Nama alias: e-Mail, SIM Surat

Dasar hukum: --

Rekomendasi: Membangun sistem surat elektronik secara terpadu dengan ruang lingkup mencakup seluruh Pemerintahan Daerah, karena satu sistem yang sama bisa dipakai oleh semua unit organisasi yang membutuhkan, baik dipakai secara stand-alone ataupun terpusat.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 51

2.2. Modul SISTEM DOKUMEN ELEKTRONIK

Modul SISTEM DOKUMEN ELEKTRONIK

Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan dokumen secara elektronik untuk tercapainya tertib administrasi kearsipan dan pelayanan informasi.

Menyediakan fungsi kearsipan secara elektronik, termasuk didalamnya penghapusan, pemeliharaan dan pengelolaan status keaktifan.

Melakukan klasifikasi dan pengelompokan dokumen (kategorisasi) berdasarkan sifat dan kegunaan, diantaranya Dokumen Daerah (yang ditempatkan dalam Lembaran Daerah), arsip daerah, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi konversi dokumen terutama dari bentuk hardcopy menjadi bentuk softcopy.

Menyediakan fungsi yang memungkinkan pembacaan dokumen dari berbagai sumber dalam berbagai macam format dokumen.

Menyediakan fungsi query untuk pencarian data dokumen secara lengkap, akurat, dan cepat, misalnya berdasarkan kategori, judul / perihal, tanggal, versi / revisi, nomor, dan lain-lain.

Narasi Sebagai salah satu sumber informasi terekam, arsip mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk mendukung manajemen modern organisasi pemerintah dan bisnis. Oleh karenanya, arsip harus dikelola dalam suatu sistem secara konseptual dan terpadu melalui cara yang profesional

Sistem ini antara lain bertujuan untuk pemeliharaan dan penyelamatan arsip yang memiliki arti penting berkaitan dengan fungsi arsip sebagai sumber sejarah, sumber penelitian, sumber informasi dan bahan untuk menyusun perencanaan, pembuatan kebijakan serta pengambi Ian keputusan bagi pimpinan.

Organisasi Lembaga teknis daerah (badan/kantor arsip)

Dinas / lembaga yang membutuhkan pengelolaan dokumen

Integrasi --

Info Tambahan

Nama alias: Document Management, SIM Arsip

Dasar hukum: --

Rekomendasi: Membangun sistem pengelolaan dokumen elektronik secara terpadu dengan ruang lingkup mencakup seluruh Pemerintahan Daerah, karena satu sistem yang sama bisa dipakai oleh semua unit organisasi yang membutuhkan, baik dipakai secara stand-alone ataupun terpusat.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 52

2.3. Modul SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Modul SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Membantu eksekutif daerah menjalankan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya masing-masing, membantu para eksekutif dalam proses pengambilan keputusan dengan menyediakan data dan informasi yang tepat, akurat dan cepat.

Menyajikan informasi sesuai tingkat urgensitas misalnya: masalah darurat, masalah penting dan masalah yang kurang penting. Sumber informqasi bisa dari kalangan intertnal pemerintah sendiri, bisnis, umum, maupun pemerintah yang yang lebih tinggi.

Menyajikan laporan atas aktivitas dari semua bidang pemerintahan baik berupa pelayanan langsung dan administratif maupun pelayanan fasilitatif yang sedang dijalankan oleh semua unit kerja

Menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi ini lebih bersifat sebagai rangkuman atau laporan dari dinas / lembaga tentang suatu hal khusus, misalnya: pendapatan dan pengeluaran daerah, poyek (dan nilainya) yang sedang berjalan, potensi investasi, dan lain-lain.

Narasi Seperti diketahui bahwa secara alami informasi memuat berbagai hal (raw data) yang berasal dari berbagai sumber yang terpisah-pisah dan berada dalam berbagai macam format yang berbeda-beda.

Disatu sisi, eksekutif membutuhkan aplikasi yang sifatnya sudah jadi (sudah diolah sesuai kebutuhan), akurat, mudah didapat secara cepat dan siap pakai.

Sistem ini dibangun untuk menjawab kebutuhan eksekutif terhadap informasi tersebut.

Organisasi Eksekutif Daerah

Integrasi Semua sistem yang memberikan laporan kinerja kepada eksekutif daerah

Info Tambahan

Nama alias: DSS

Dasar hukum: --

Rekomendasi: Membangun sistem DSS dengan mencantumkan (mendefinisikan) semua spesifikasi pelaporan eksekutif yang diharapakan untuk dipenuhi, mencakup semua informasi dari seluruh unit organisasi, sehingga memungkinkan sistem lain untuk melakukan integrasi data sesuai dengan yang diharapkan.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 53

2.4. Modul KOLABORASI DAN KOORDINASI

Modul KOLABORASI DAN KOORDINASI

Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT

Sub-

Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan agenda (penyiapan agenda, alokasi waktu, pengingat tanggal, partisipan, dan lain-lain). Contoh: pengelolaan agenda kerja tiap unit organisasi

Menyediakan fungsi Task To Do (penjadwalan), misalnya rapat. Sistem dengan mudah dapat mengalokasikan jadwal rapat, menyesuaikan dengan agenda dari peserta yang harus diundang, distribusi undangan, pemakian ruang rapat dan sebagainya.

Menyediakan fungsi penugasan, yang memungkinkan pendelegasian pekerjaan (termasuk surat tugasnya) dan laporan pertanggungjawabannya dapat dilakukan secara elektronik.

Menyediakan fungsi-fungsi lain yang memudahkan koordinasi kerja seperti forum, chat, news, poling, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi Rapat On-Line.

Narasi Sistem ini menyediakan fungsi otomasi kantor yang berorientasi pada kemudahan proses kerja dan kemudahan koordinasi kerja antar pegawai

Misalnya: dengan mempublikasikan agenda ke setiap unit organisasi akan memudahkan sinkronisasi pekerjaan, terutama antara agenda pimpinan dan kepala dinas/lembaga teknis daerah terkait. Misalkan ada beberapa kegiatan yang terjadi di waktu yang sama, maka hal ini sudah dapat diketahui sebelumnya sehingga penjadwalan kembali bisa segera dilakukan.

Contoh lain: dengan kemajuan teknologi IT dimungkinkan untuk menyelenggarakan rapat tanpa peserta rapat harus hadir di satu tempat yang sama. Rapat dapat dilakukan dengan cara melihat dan mendengarkan penyampaian atau mengemukakan pendapat lewat peralatan audio visual (misalnya: TV atau layar komputer).

Organisasi Semua unit organisasi

Integrasi --

Info Tambahan

Nama alias: --

Dasar hukum: --

Rekomendasi: Membangun sistem ini cukup satu untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 54

2.5. Modul MANAJEMEN PELAPORAN PEMERINTAHAN

Modul MANAJEMEN PELAPORAN PEMERINTAHAN

Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan sarana pelaporan eksekutif (Pemerintah Daerah) kepada instansi yang lebih atas sampai ke pemerintah pusat melalui Mendagri

Menyediakan laporan-laporan dengan format baku, dengan data yang sudah diolah. Melalui sistem ini, eksekutif sudah tidak perlu lagi mengolah data yang masih mentah.

Menyediakan sarana pelaporan kepala dinas dan lembaga kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

Menyediakan sarana pelaporan kepala daerah kepada DPRD.

Narasi Dalam sistem pemerintahan daerah ada mekanisme pelaporan yang harus dilakukan oleh para penyelenggara kepemerintahan. Sistem ini membantu Pemerintah Daerah dalam membuat sistem pelaporan elektronik (penyiapan dan pengolahan data pelaporan secara elektronik) sehingga mempercepat proses kerja dan meningkatkan efisiensi pekerjaan.

Organisasi Eksekutif Daerah

Kepala Dinas / Lembaga Teknis Daerah

Integrasi --

Info Tambahan

Nama alias: --

Dasar hukum: --

Rekomendasi: Membangun sistem ini cukup satu untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 55

3. Blok Fungsi LEGISLASI

Blok Fungsi LEGISLASI

Sub- Blok Fungsi

--

Fungsi Menyediakan fungsi pengolahan dan pengelolaan data dan informasi legislatif, termasuk didalamnya data produk hukum pemerintah daerah.

Menyediakan fungsi-fungsi lain yang mendukung tugas sekretaris dewan dan tugas DPRD yang belum dilayani oleh sistem lain.

Modul Sistem Administrasi DPRD

Sistem Pemilu Daerah

Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-Undangan

Integrasi Blok Fungsi Dinas Lembaga

Blok Fungsi Pelayanan

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 56

3.1. Modul SISTEM ADMINISTRASI DPRD

Modul SISTEM ADMINISTRASI DPRD

Blok Fungsi LEGISLASI

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Memfasilitasi pekerjaan Sekretaris DPRD

o Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD

o Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD

o Dan lain-lain

Memfasilitasi pekerjaan DPRD

o Penjadwalan rapat, dan pengelolaan dokumen hasil rapat

o Pengelolaan dokumen hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah;

o Dan lain-lain

Narasi Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, sekretaris daerah dan juga DPRD memerlukan alat bantu yang mempercepat proses kerjanya, sehingga selaras dengan ritme yang ada di eksekutif. Beberapa aplikasi bisa dipakai secara bersama seperti surat elektronik, document management, dan fungsi-fungsi yang tergabung dalam colaboration and coordination.

Meskipun begitu ada beberapa sistem khusus yang perlu disediakan, terutama yang berhubungan dengan proses kerja internal DPRD.

Organisasi DPRD

Integrasi --

Info Tambahan

Nama alias: --

Dasar hukum: --

Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 57

3.2. Modul SISTEM PEMILU DAERAH

Modul SISTEM PEMILU DAERAH

Blok Fungsi LEGISLASI

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Memfasilitasi pelaksanaan sistem pemilihan umum daerah, dimulai dari proses pendaftaran pemilih, pemilihan dan penghitungan suara hasil pemilu.

Narasi UU 32/2004 memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan sendiri pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung. Pemilu daerah adalah proses yang kompleks (sama dengan pemilu nasional, hanya dengan lingkup yang lebih kecil). Oleh karena itu dengan bantuan sistem elektronik, proses pemilu daerah dapat dilaksanakan dengan lebih sukses, transparan, dan cepat.

Organisasi DPRD

Integrasi --

Info Tambahan

Nama alias: SIM Pemilu

Dasar hukum: UU 32/2004

Rekomendasi: membangun sistem pemilu daerah berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat (KPU).

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 58

3.3. Modul KATALOG HUKUM, PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Modul KATALOG HUKUM, PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Blok Fungsi LEGISLASI

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan basis data semua produk hukum, peraturan dan perundang-undangan, baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, juga yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, terutama yang berkaitan langsung dengan Pemerintah Daerah.

Menyediakan fungsi klasifikasi dan kategorisasi produk hukum sesuai dengan sifat dan tujuannya, seperti perijinan, otonomi daerah, pemerintahan, kedinasan, kelembagaan, dan lain-lain

Menyediakan fungsi Query yang memudahkan untuk pencarian cepat produk hukum, peraturan dan perundang-undangan berdasarkan nomor, tanggal terbit, judul, kategori, dan lain-lain.

Narasi Sistem ini memberikan akses yang cepat dan akurat terhadap produk hukum, peraturan dan perundang-undangan yang dibutuhkan oleh pemerintah, kalangan bisnis dan masyarakat luas. Karena semua peraturan ada disini, hal ini akan sangat membantu, terutama masyarakat bisnis dan masyarakat umum dalam mencari informasi produk hukum sesuai dengan kebutuhannya.

Organisasi Semua Unit Organisasi Pemerintah Daerah

DPRD

Integrasi --

Info Tambahan

Nama alias: SIM Perpu

Dasar hukum: UU 32/2004

Rekomendasi: Cukup membangun satu sistem untuk seluruh pemerintah daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 59

4. Blok Fungsi PEMBANGUNAN

Blok Fungsi PEMBANGUNAN

Sub- Blok Fungsi

--

Fungsi Modul pembangunan menyediakan modul aplikasi yang berfungsi untuk mengelola data dan membantu proses kerja pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan daerah

Proses kerja pembangunan daerah meliputi

o Perencanaan pembangunan dengan dinas/badan, lembaga dan unit kerja lain dalam lingkungan pemerintah daerah, termasuk dengan instansi pusat di daerah

o Penyusunan rencana strategis daerah dan dokumen perencanaan pembangunan daerah, termasuk usulan untuk dimasukkan kedalam program nasional

o Memberi masukan dalam rencana pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja daerah

o Memberikan pelayanan informasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan daerah.

o Memfasilitasi dan mediasi perencanaan kegiatan lintas kabupaten/kota

o Pelaporan kegiatan pelaksanaan pembangunan

Modul Sistem Informasi dan Mgm Data Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Daerah

Sistem Pengadaan Barang dan Jasa

Pengelolaan dan Monitoring Proyek

Sistem Evaluasi dan Informasi Hasil Pembangunan

Integrasi Blok Fungsi Keuangan

Blok Fungsi Administrasi dan Management

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 60

4.1. Modul SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN DATA PEMBANGUNAN

Modul SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN DATA PEMBANGUNAN

Tema PEMBANGUNAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan data dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggung-jawabkan sebagai bahan masukan bagi penyusunan perencanaan pembangunan

Data dan informasi yang dimaksud meliputi:

o Penyelenggaraan pemerintahan daerah

o Organisasi dan tatalaksana pemerintahan daerah

o Kepala daerah, dprd, perangkat daerah dan PNS

o Keuangan daerah

o Potensi sumber daya daerah

o Produk hukum daerah

o Kependudukan

o Informasi dasar kewilayahan

Narasi Untuk dapat merencanakan pembangunan dengan optimal diperlukan masukan data dan informasi yang akurat dan up-to-date. Informasi tersebut bisa jadi datang dari aplikasi lain, dan tugas aplikasi ini adalah menyediakan data yang tepat untuk pengguna yang tepat

Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Integrasi --

Info Tambahan

Nama Alias: Knowledge Management, Document Management, Data Warehouse

Dasar Hukum: UU 32/2004

Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 61

4.2. Modul PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Modul PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Blok Fungsi PEMBANGUNAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Pembuatan perencanaan pembangunan daerah meliputi semua aspek pembangunan sesuai kewenangan Pemda

Perencanaan yang dimaksud meliputi rencana pembangunan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan rencana kerja pembangunan daerah (1 tahun)

Harus ada mekanisme version dan revision control, sehingga setiap perubahan perencanaan dapat diketahui dan dilacak

Termasuk didalamnya template pembuatan renstra oleh tiap satuan kerja pemerintah daerah yang memuat visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan

Narasi Perencanaan pembangunan daerah disusun dalam tiga tahapan: rencana jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun). Perencanaan tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

Untuk dapat merencanakan dengan optimal perlu masukan data dan informasi yang akurat dan up-to-date. Melalui SIM Data Pembangunan, pengguna dapat memperoleh data dan inormasi yang dibutuhkan tersebut

Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Informasi dan Manajemen Data Pembangunan

Info Tambahan

Nama Alias: SimBangDa

Dasar Hukum: UU 32/2004

Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 62

4.3. Modul SISTEM PENGADAAN BARANG DAN JASA

Modul SISTEM PENGADAAN BARANG DAN JASA

Blok Fungsi PEMBANGUNAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan template dan alur kerja elektronik untuk mempersiapkan proyek (pengadaan barang dan jasa) sesuai dengan KepPres 80/2003

Sebagai basis data (katalog) proyek, merangkum semua data-data berkaitan dengan semua proyek (pengadaan barang dan jasa) yang pernah dilaksanakan Pemda

Menyediakan fungsi penjadwalan pelaksanaan proyek-proyek yang sudah disetujui agar terjadi sinergi pembangunan di seluruh wilayah pemerintahan daerah

Masukan bagi proses pengelolaan dan monitoring proyek

Menyediakan sarana untuk pengumunan pekerjaan (disesuaikan dengan sifat pekerjaan) dan proses pendaftaran bagi para penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan oleh Pemda, termasuk pengumuman siapa yang menjadi pemenang (pelaksana) pekerjaan.

Narasi Sistem ini dimakudkan untuk menyamakan pola pikir dan persepsi, serta memberikan pedoman pelaksanaan teknis dan administratif yang lebih jelas, sehingga memudahkan semua pihak terkait (perencana, pelaksana, pengawas dan penyedia barang / jasa) dalam melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya masing-masing.

Sistem ini dimaksudkan untuk pengelolaan proses pengadaan barang sebelum kontrak. Setelah penandatanganan kontrak maka pekerjaan (proyek) selanjutnya dikelola dengan Sistem Pengelolaan dan Monitoring Proyek.

Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Pengelolaan dan Monitoring Proyek

Info Tambahan

Nama Alias: SimProyek

Dasar Hukum: KepPres 80/2003

Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 63

4.4. Modul PENGELOLAAN DAN MONITORING PROYEK

Modul PENGELOLAAN DAN MONITORING PROYEK

Blok Fungsi PEMBANGUNAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Pengelolaan dan pemantauan terhadap pekerjaan (proyek) pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

o Pekerjaan (proyek) yang dimaksud meliputi proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh dinas dan lembaga teknis Pemda, termasuk Kecamatan dan Kelurahan.

Membuat indikator progres (kemajuan) dan status pekerjaan berkaitan dengan penyerapan dana dan kemajuan fisik pembangunan.

o Memonitor status kemajuan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan laporan status yang komprehensif (misal penyerapan dana vs kemajuan fisik).

Menyediakan template pelaporan untuk eksekutif (kepala daerah dan kepala bappeda) yang menyajikan rangkuman semua proyek pembangunan yang ada di daerah tersebut

Narasi Pekerjaan pembangunan (proyek) di suatu wilayah Pemda dalam 1 tahun jumlahnya cukup banyak. Di sisi lain, eksekutif daerah membutuhkan informasi tentang status pelaksanaan yang rinci dari semua proyek yang sedang dikerjakan, terutama menyangkut masalah: berapa besar dana yang sudah dikeluarkan, berapa besar lagi dana yang harus dikeluarkan bulan ini untuk proyek tersebut, sudah seberapa jauh kemajuan fisik di lapangan, apakah ada kemungkinan proyek yang terlambat, dan lain-lain.

Oleh karena itu diperlukan sistem pengelolaan dan monitoring proyek yang dapat merangkum dan memonitor semua pekerjaan yang ada dan menyajikan laporan rinci kepada eksekutif daerah sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Pengadaan Barang dan Jasa

Info Tambahan

Nama Alias: SimProyek

Dasar Hukum: KepPres 80/2003

Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 64

4.5. Modul SISTEM EVALUASI DAN INFORMASI HASIL PEMBANGUNAN

Modul SISTEM EVALUASI DAN INFORMASI HASIL PEMBANGUNAN

Tema PEMBANGUNAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data

Pembayaran Administrasi Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Pengelolaan dan pemantauan terhadap hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah

o Hasil pembangunan yang dimaksud meliputi pembangunan yang dilaksanakan oleh dinas dan lembaga teknis, termasuk Kecamatan dan Kelurahan

Menyediakan template evaluasi untuk memungkinkan dilaksanakannya verifikasi hasil pembangunan terhadap yang telah direncanakan.

Menyediakan pelaporan untuk eksekutif (kepala daerah dan kepala bappeda) yang menyajikan rangkuman semua hasil pembangunan yang ada di daerah tersebut

Narasi Sistem ini diperlukan untuk membantu Pemerintah Daerah dan masyarakat yang selama ini susah untuk mendapatkan informasi hasil pembangunan daerah. Padahal informasi ini sangat dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa memang ada aktifitas pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti diamanatkan oleh undang-undang.

Informasi tersebut juga dibutuhkan oleh aparat pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi proses perencanaan pembangunan selanjutnya sehingga tidak terjadi tumpang tindih program pembangunan antar dinas / lembaga yang ada.

Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah

Info Tambahan

Nama Alias: SIMBANGDA

Dasar Hukum: --

Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 65

5. Blok Fungsi KEUANGAN

Blok Fungsi KEUANGAN

Sub- Blok Fungsi

--

Fungsi Menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah yang tepat, lengkap dan tertib atas transaksi Keuangan Daerah, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Meningkatkan kualitas management Pengelolaan Keuangan Daerah, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran yang efisien, efektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan

Menyediakan Sistem Informasi Keuangan Daerah yang akurat, aktual, mudah dipahami, relevan dan berdayaguna.

Modul Sistem Anggaran

Sistem Kas dan Perbendaharaan

Sistem Akuntansi Daerah

Integrasi Blok Fungsi Dinas Lembaga

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 66

5.1. Modul SISTEM ANGGARAN

Modul SISTEM ANGGARAN

Blok Fungsi KEUANGAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyusun perencanaan anggaran, perubahan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Menampung usulan anggaran semua unit kerja, membantu proses verifikasi besaran uang dan ketepatan pos rekening dari setiap usulan, serta memfasilitasi proses scrubbing, revisi-revisi dan pembahasan di Tim Anggaran untuk diajukan ke Panitia Anggaran.

Mencetak dokumen anggaran: APBD, RASK, DASK, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi analisa standar belanja, bertujuan untuk melihat kewajaran besaran nilai usulan kegiatan yang diajukan unit kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pegawai dan rencana kegiatan yang diajukan.

o Menyediakan fungsi penyusunan harga pokok satuan dan penekanan tugas, dan standar biaya kegiatan/harga pokok kegiatan.

o Menyimpan harga pokok satuan dan penekanan tugas, dan standar biaya kegiatan/harga pokok kegiatan dalam suatu basis data yang bisa dipakai sebagai rujukan.

Narasi Sistem anggaran merupakan alat bantu dalam memasukan dan memproses data anggaran dari RAPBD sampai terbentuknya APBD, serta otorisasi penggunaan anggaran belanja.

Organisasi Unit organisai pengelola Keuangan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Kas dan Perbendaharaan

Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Akuntansi Daerah

Info Tambahan

Nama alias: MAKUDA, SIMKEU, SIM Anggaran

Dasar hukum: PP No 105 Tahun 2000, Kepmendagri 29/2002

Rekomendasi: Membangun sistem keuangan secara utuh meliputi modul anggaran, sistem kas dan perbendaharaan serta sistem akuntasi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 67

5.2. Modul SISTEM KAS DAN PERBENDAHARAAN

Modul SISTEM KAS DAN PERBENDAHARAAN

Blok Fungsi KEUANGAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan fungsi kas anggaran, melakukan sinkronisasi antara pendapatan, belanja dan pembiayaan untuk membantu agar pelaksanaan kegiatan di lapangan tidak mengalami masalah keuangan.

Menyediakan fungsi monitoring terhadap realisasi anggaran, pendapatan dan belanja daerah.

Menyediakan fungsi pengelolaan kas daerah, mencatat dan mengelola arus keluar, arus masuk dan penyimpanan uang pemda.

o Membantu proses pembayaran keuangan kepada pihak yang telah ditunjuk.

o Menerima dana masukan dari perolehan setoran pendapatan dari unit organisasi / pihak penyetor.

Narasi Sistem ini merupakan alat pengawasan keluar-masuknya dana dari seluruh aliran dana berdasarkan sumber dana maupun penggunaannya melaui Kas Umum Daerah atau Kas Daerah pada saat merealisasikan APBD.

Organisasi Unit organisai pengelola Keuangan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Anggaran

Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Akuntansi Daerah

Info Tambahan

Nama alias: MAKUDA, SIMKEU, SIM Perbendaharaan

Dasar hukum: PP No 105 Tahun 2000, Kepmendagri 29/2002

Rekomendasi: Membangun sistem keuangan secara utuh meliputi modul anggaran, sistem kas dan perbendaharaan serta sistem akuntasi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 68

5.3. Modul SISTEM AKUNTANSI DAERAH

Modul SISTEM AKUNTANSI DAERAH

Blok Fungsi KEUANGAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Mengelola dan membina administrasi dan pembukuan keuangan daerah.

Menyediakan fungsi pengelolaan akuntansi keuangan daerah, mengidentifikasikan dan mengelompokkan data-data transaksi untuk keperluan penyusunan buku besar.

Menyusun laporan resume kondisi keuangan bagi eksekutif daerah, berdasarkan pada data yang tersedia pada semua modul keuangan lainnnnya seperti pendapatan, belanja langsung dan tak langsung baik publik maupun aparatur, pembiayaan, dana cadangan dll.

o Resume bisa dilakukan setiap saat.

o Hasil resume merupakan merupakan kondisi terbaru saat itu dan memberikan informasi startegis keuangan misalnya: terjadinya bias dari perencanaan baik volume maupun waktu atas pendapatan atau belanja.

Narasi Sistem ini mengidentifikasikan, dan mengelompokkan data-data transaksi yang tertuang dalam buku besar dan buku pembantu (general ledger dan sub-ledger).

Beberapa laporan yang dihasilkan misalnya neraca awal, jurnal penyesuaian, dan laporan konsolidasi (laporan keuangan pemda).

Organisasi Unit organisai pengelola Keuangan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Anggaran

Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Kas dan Perbendaharaan

Info Tambahan

Nama alias: MAKUDA, SIMKEU, SIM Akuntansi Daerah

Dasar hukum: PP No 105 Tahun 2000, Kepmendagri 29/2002

Rekomendasi: Membangun sistem keuangan secara utuh meliputi modul anggaran, sistem kas dan perbendaharaan serta sistem akuntasi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 69

6. Blok Fungsi KEPEGAWAIAN

Blok Fungsi KEPEGAWAIAN

Sub- Blok Fungsi

--

Fungsi Modul KEPEGAWAIAN menyediakan modul aplikasi yang berfungsi untuk mengelola data dan membantu proses kerja pemerintah yang berkaitan dengan kepegawaian daerah

Modul Kepegawaian paling tidak menyediakan aplikasi dengan fungsi-fungsi pengelolaan dan pengolahan data dan informasi untuk proses kerja sebagai berikut:

o Pengadaan (termasuk perencanaan dan persyaratan)

o Penetapan formasi dan penempatan

o Pengangkatan

o Pemindahan

o Pemberhentian

o Penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan

o Hak dan kewajiban

o Kedudukan hukum

o Pengembangan kompetensi (pendidikan dan pelatihan)

o Pengendalian jumlah

o Larangan, sanksi, dan penghargaan

Modul Pengadaan PNS

Sistem Absensi dan Penggajian

Sistem Penilaian Kinerja PNS

Sistem Pendidikan dan Latihan

Integrasi Blok Fungsi Keuangan

Blok Fungsi Administrasi dan Management

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 70

6.1. Modul PENGADAAN PNS

Modul PENGADAAN PNS

Blok Fungsi KEPEGAWAIAN

Sub-

Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan administrasi dan pengelolaan data pengadaaan pegawai sipil, termasuk didalamnya persyaratan dan tatacara rekruitmen

Menyediakan fungsi kerangka kerja (workflow) rekruitmen pegawai PNS dari mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan dan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (bagi pendaftar yang diterima)

Menyediakan basis data pelamar (CPNS) dan modul pelaporannya yang dapat diklasifikasikan, misal per perioda pengadaan, jenis kelamin, kelompok umur, daya tampung, dll.

Narasi Sistem ini diharapkan mampu membantu Pemerintah Daerah untuk mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan bertanggung jawab. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

Organisasi Badan Kepegawaian Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: SIMPEG

Dasar hukum: PP 11/2002 (perubahan PP 98/2000)

Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya, terutama dengan aplikasi e-Government bertema keuangan.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 71

6.2. Modul SISTEM ABSENSI DAN PENGGAJIAN

Modul SISTEM ABSENSI DAN PENGGAJIAN

Blok Fungsi KEPEGAWAIAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan fungsi absensi pegawai yang akan mencatat jam masuk, jam pulang, jam kerja efektif, kekurangan jam kerja dan kelebihan jam kerja

Menyediakan fungsi pengelolaan data-data absensi pegawai, termasuk didalamnya pengelolaan data cuti dan libur pegawai

Menyediakan fungsi kalender yang dapat di atur khusus untuk instansi / pemda tertentu

Menyediakan fungsi rekapitulasi pelaporan jam kerja pegawai perbulan dengan kategorisasi per satuan kerja, per golongan gaji, per jenis kelamin, dan lain-lain

Menyediakan fungsi penggajian pegawai, dll

Menyediakan fungsi rekapitulasi pelaporan penggajian dengan kategorisasi jumlah gaji yang dibayar per tahun atau per bulan, jumlah gaji yang dibayar per satuan kerja, dll

Narasi Untuk meningkatkan kinerja pegawai, perlu diberi sanksi bagi mereka yang lalai dan penghargaan bagi mereka yang berprestasi. Oleh karena itu perlu diketahui catatan prestasi kerja (salah satunya dalam ukuran jam kerja efektif) dari masing-masing pegawai sebagai bahan masukan penilaian dan pembinaan. Sistem payroll (penggajian) yang disatukan dengan absensi akan mempermudah Pemda dalam mengontrol kinerja pegawainya, terutama jika diinginkan menerapkan kebijakan penghargaan dan hukuman yang dikaitkan dengan penerimaan pendapatan.

Organisasi Badan Kepegawaian Daerah

Bagian Keuangan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Keuangan

Info Tambahan

Nama alias: Payroll, SIMPEG

Dasar hukum: PP 11/2003 (perubahan PP 98/2000)

Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 72

6.3. Modul PENILAIAN KINERJA PNS

Modul PENILAIAN KINERJA PNS

Blok Fungsi KEPEGAWAIAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan fungsi penilaian kinerja pegawai untuk keperluan kenaikan pangkat dan promosi jabatan.

Menyediakan fungsi untuk memungkinkan sosialisasi larangan, dan sistem pemberian sanksi dan penghargaan

Mengembangkan suatu sistem penilaian yang dapat mengidentifikasi, mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampaun pegawai

Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan pendawasan pegawai negeri sipil yang menjadi wewanangnya. Salah satu manfaat utama adalah bahwa ketersediaan data yang lengkap dan akurat tentang seorang PNS akan sangat bermanfaat bagi pimpinan untuk memberikan penilaian kinerja terhadap PNS tersebut secara transparan, adil dan tepat.

Organisasi Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan

Integrasi Blok Fungsi Kepegawaian, Modul Sistem Absensi dan Penggajian

Info Tambahan

Nama alias: SIMPEG

Dasar hukum: --

Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 73

6.4. Modul SISTEM PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Modul SISTEM PENDIDIKAN DAN LATIHAN

Blok Fungsi KEPEGAWAIAN

Sub- Blok Fungsi

--

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan panduan dan sistem informasi kompetensi pegawai

Menyediakan panduan modul / silabus materi pelatihan yang diperlukan sesuai dengan kompetensinya

Menyediakan panduan modul / silabus materi pelatihan yang diperlukan sesuai dengan transformasi budaya menuju pemerintahan berbasis IT

Menyediakan fungsi yang memungkinkan sistem pelatihan on-line berbasis komputer

Narasi Untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka pegawai tersebut harus dibekali dengan pengetahuan yang mencukupi di bidangnya. Terutama untuk melaksanakan e-Government, dimana terjadi transformasi budaya kerja dan kebutuhan akan pengetahuan baru sesuai dengan lingkungan baru, maka diperlukan pelatihan-pelatihan yang mendukung. Pelatihan juga diperlukan untuk memberikan bekal pengetahuan yang mencukupi bagi pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai kedudukan dan kewenangannya dalam organisasi

Organisasi Badan Kepegawaian Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: SIMDIKLAT

Dasar hukum:

Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 74

7. Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Blok fungsi DINAS DAN LEMBAGA adalah kelompok fungsi kelembagaan Pemerintahan Daerah, sebagai unsur pelaksana otonomi daerah, dan juga merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang bersifat spesifik. Termasuk di dalam blok fungsi Dinas dan Lembaga tersebut adalah fungsi kepemerintahan kecamatan dan kelurahan, serta pengelolaan badan usaha milik daerah, termasuk RSUD.

Blok fungsi DINAS DAN LEMBAGA, berdasarkan obyek layanan dan fungsi utamanya, selanjutnya dibagi menjadi beberapa sub-blok fungsi sebagai berikut:

Sub-blok fungsi Kepemerintahan

Sub-blok fungsi Kewilayahan

Sub-blok fungsi Kemasyarakatan

Sub-blok fungsi Sarana dan Prasarana

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 75

7.1. Sub-Blok Fungsi KEPEMERINTAHAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEPEMERINTAHAN

Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan daerah, yang dilaksanakan oleh badan dan lembaga teknis daerah, yang layan utama fungsi tersebut adalah berkaitan dengan kepemerintahan.

o Termasuk didalamnya adalah fungsi pengelolaan barang daerah dan pengelolaan pendapatan daerah

Menyediakan fungsi pengelolaan perusahaan milik daerah, termasuk didalamnya adalah RSUD

Modul Pengelolaan Barang Daerah

Katalog Barang Daerah

Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pengelolaan Perusahaan Daerah

Integrasi Blok Fungsi Keuangan Keuangan

Blok Fungsi Pembangunan

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 76

7.1.1. Modul PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Modul PENGELOLAAN BARANG DAERAH

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEPEMERINTAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Perencanaan dan pengadaan kebutuhan barang daerah, memperkirakan kebutuhan barang setiap unit kerja, dengan menghitung beban tugas yang diemban, tupoksi, jumlah pegawai dan keadaan barang saat ini

Administrasi penyimpanan dan penyaluran barang daerah

Pemeliharaan barang daerah

Inventarisasi barang yang dimiliki/dikuasai oleh pemerintah daerah, mencatat aset baru berdasarkan kepada klasifikasi, lokasi, pemegang kuasa, pemanfaatan dan sebagainya.

Perubahan status hukum barang daerah, memproses administras semua barang yang telah habis usia pakai atau ekonomisnya beserta cara penghapusan misalnya: prosedur lelang, hibah, jual dan lainnya.

Pemanfaatan barang daerah, mendorong aset menjadi bagian yang produktif terutama yang tidak bergerak dan bernilai bisnis, mencatat sejarah dan nilai pemanfaatan aset serta sejarah penggunaan aset.

Pengamanan barang daerah

Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pengelolaan barang daerah

Pembiayaan pengelolaan barang daerah

Dan lain-lain.

Narasi Tujuan sistem pengelolaan barang daerah adalah: terciptanya efisiensi pengelolaan barang daerah, optimalnya pemanfaatan barang daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah serta meningkatnya manfaat barang daerah yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Anggaran Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Katalog Barang daerah

Info Tambahan

Nama alias: SIMBADA Dasar hukum: Kepmendagri 152/2004 Rekomendasi: (1) Membangun sistem pengelolaan aset bersinergi dengan

sistem perencanaan dan sistem monitoring proyek (barang dalam proyek menjadi aset setelah proyek selesai). (2) Memastikan bahwa sistem pengelolaan barang bisa memberikan bantuan ke sistem keuangan terutama perkiraan dan perencanaan anggaran

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 77

7.1.2. Modul KATALOG BARANG DAERAH

Modul KATALOG BARANG DAERAH

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEPEMERINTAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Mendaftar semua item barang yang mungkin dibutuhkan oleh pemda dalam menjalankan pemerintahan

Memperkirakan nilai barang (dalam Rp) dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyusutan, pembayaran cicilan dan bunga, selisih mata uang, proses pemeliharaan dan sebagainya.

Membuat klasifikasi dan pengelompokan kebutuhan barang per satuan unit kerja pemerintah daerah.

Menyediakan fungsi query data berdasarkan jenis barang, harga, tahun pembuatan, lokasi, unit kerja, dll.

Memberikan bantuan dalam penilaian dan verifikasi kewajaran pada usulan anggaran pengadaan barang.

Narasi Sistem katalog barang pada prinsipnya adalah ekstraksi data dari sistem pengelolaan barang daerah, dengan fungsi dan penggunaan khusus sebagai data rujukan.

Contoh pengguna sistem ini adalah:

(1) Eksekutif daerah, misalnya ingin mengetahui aset yangdimiliki oleh setiap unit kerja, berapa total nilai aset yang dimiliki, aset apa yg dalam waktu dekat akan dimiliki (yang sekarang masih dalam proses pengadaan, dan lain-lain)

(2) Panitia pengadaan barang, misalnya untuk mengetahui kewajaran harga penawaran barang baru, atau kewajaran usulan anggaran pengadaan barang oleh satuan kerja, dan lain-lain.

Sistem katalog barang daerah disamping membantu eksekutif daerah dalam proses pengambilan keputusan, juga membantu Pemerintah Daerah untuk dapat merencanakan proyek pengadaan barang lebih baik lagi, dengan menyediakan basis data informasi barang daerah eksisting dan perkiraan harganya.

Organisasi Eksekutif Daerah Dinas / Lembaga Teknis Daerah (Bagian Umum Perlengkapan)

Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Perencanaan Proyek Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Pengelolaan Barang daerah

Info Tambahan

Nama alias: Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 78

7.1.3. Modul PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Modul PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEPEMERINTAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Mengidentifikasi dan menginventarisasi semua pos / sumber pendapatan daerah

Melakukan klasifikasi jenis pendapatan daerah, misalnya pajak, retribusi, penjualan aset, investasi, keuntungan perusahaan daerah, dan lain-lain

Merencanakan target pendapatan tahunan berdasarkan statistik data pendapatan tahun-tahun sebelumnya, disesuaikan dengan variabel prediksi pendapatan tahun berjalan

Melakukan simulasi dan prakiraan pendapatan pemda tahun depan, dengan asumsi normal yang berlaku menyeluruh pada rincian obyek pendapatan maupun dengan prakiraan melakukan perubahan pada sub rincian obyek pendapatan lokal.

o Perubahan sub rincian obyek pendapatan termasuk berubahnya volume obyek sesuai dengan rekening subrincian, atau bahkan terjadinya penambahan atau pengurangan rincian obyek pendapatan.

Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah (Dinas Pendapatan Daerah) dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemungutan pendapatan daerah dan koordinasi dengan instansi lain dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah.

Berbeda dari Sistem Keuangan, sistem ini membantu Eksekutif Daerah untuk secara cepat mengetahui potensi pendapatan Pemda dari semua sumber pendapatan yang ada guna penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah yang lebih baik lagi.

Organisasi Eksekutif Daerah

Dinas Daerah (Dinas Pendapatan Daerah)

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Perpajakan dan Retribusi

Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Kas dan Perbendaharaan

Info Tambahan

Nama alias: MAPATDA, SIMPENDA

Dasar hukum: --

Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 79

7.1.4. Modul PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH

Modul PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEPEMERINTAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Mengidentifikasi dan menginventarisasi semua perusahaan daerah, termasuk RSUD

Membuat sistem informasi perusahaan daerah yang meliputi: jenis usaha, info pimpinan perusahaan (direksi, komisaris), laporan keuangan (rugi-laba), usaha unggulan, dan lain-lain.

Narasi Dalam hal Pemerintah Daerah mempunyai perusahaan daerah, maka keberadaan dan operasional perusahaan daerah tersebut, terutama kinerja keuangannya perlu dimonitor. Sistem ini menyajikan informasi penting dari semua perusahaan daerah, termasuk RSUD.

Sistem ini membantu Eksekutif Daerah untuk memantau kinerja perusahaan daerah yang dimilikinya. Juga membantu memperkirakan target pendapata daerah dari sumber tersebut.

Organisasi Eksekutif Daerah

Dinas Daerah (Dinas Pendapatan Daerah)

Integrasi Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Industri dan Perdagangan

Info Tambahan

Nama alias: SIM Perusahaan Daerah

Dasar hukum: --

Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 80

7.2. Sub-blok Fungsi KEWILAYAHAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan daerah, yang dilaksanakan oleh badan dan lembaga teknis daerah, yang layanan utama fungsi tersebut adalah berkaitan dengan kewilayahan, meliputi:

o Menyediakan fungsi perencanaan dan pengawasan (monitoring) tataruang dan lingkungan hidup

o Menyediakan fungsi pengelolaan, pengolahan dan pemanfaatan potensi daerah dari sektor unggulan daerah

Menyediakan fungsi pengelolaan sektor unggulan yang mendukung potensi daerah, meliputi:

o Kehutanan

o Pertanian dan Perkebunan

o Perikanan dan Kelautan

o Pertambangan dan Energi

o Pariwisata

o Industri Kecil dan Menengah

Modul Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

Potensi Daerah

Kehutanan

Pertanian, Peternakan dan Perkebunan

Perikanan dan Kelautan

Pertambangan dan Energi

Pariwisata

Industri Kecil dan Menengah

Integrasi Blok Fungsi Legislasi, Modul Peraturan/Perundang-undangan

Blok Fungsi Pelayanan, Modul Bisnis dan investasi

Blok Fungsi Pelayanan, Modul Pendaftaran dan Perijinan

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 81

7.2.1. Modul TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

Modul TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi pertanahan, tataguna tanah dan kepemilikan tanah

o Pemetaan wilayah pertanahan pemerintah daerah

o Pembuatan peta tematik peruntukan tanah / lahan sesuai dengan rencana umum tata ruang, misalnya daerah pemukiman, daerah resapan, daerah hutan, persawahan, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pertanahan

Menyediakan fungsi yang memudahkan perencanaan tataruang dan pengalokasian fungsi lahan berdasarkan data dari peta GIS yang akurat.

Menyediakan sistem informasi lingkungan hidup, berdasarkan peta tematik tata ruang, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memelihara agar lingkungan hidup dapat dijaga kelestariannya dari hal-hal yang tidak semestinya, misalnya daerah resapan air tidak boleh untuk perumahan, dan lain-lain.

Narasi Sistem tataruang dan lingkungan hidup memberikan informasi ke pemerintah daerah dan masyarakat umum, peruntukan tataguna lahan dari suatu wilayah, misalnya sebagai daerah resapan air, daerah pemukiman penduduk, dan lain-lain.

Dengan bantuan sistem informasi geografis, maka informasi dapat disajikan dengan lebih akurat dan labih nyata, sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan dan menerbitkan perijinan yang lebih sesuai dengan rencana umum tataruang, dan kerusakan lingkungan dapat diminimalisir sebanyak mungkin.

Organisasi Dinas daerah (dinas tataruang, dinas lingkungan hidup)

Lembaga / instansi terkait

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: SIM Tata Ruang

Dasar hukum: --

Rekomendasi: membangun sistem tataruang dan lingkungan hidup dengan mengikutsertakan sistem pemetaan (GIS) sehingga memudahkan pengguna dalam memanfaatkan sistem ini secara optimal.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 82

7.2.2. Modul POTENSI DAERAH

Modul POTENSI DAERAH

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, yang

menjadi sektor unggulan daerah, meliputi: o Kehutanan o Pertanian dan Perkebunan o Perikanan dan Kelautan o Pertambangan dan Energi o Pariwisata o Industri Kecil dan Menengah

Menyediakan fungsi pengelolaan basis data potensi daerah Menyediakan fungsi perencanaan dan/atau pemanfaatan potensi daerah

dalam program pembangunan daerah Menyajikan/merepresentasikan potensi daerah dalam peta tematik

Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah mempromosikan semua potensi daerah yang menjadi unggulan daerahnya masing-masing kepada publik dan kalangan bisnis. Diharapkan informasi ini mampu menarik minat kalangan bisnis untuk menanamkan modal dan melakukan kegiatan usaha di bidang tersebut. Selain itu, juga diharapkan dapat menarik minat wisatawan.

Oleh karena itu, info potensi daerah harus didukung dengan informasi pendukung lain yang lengkap dan memadai seperti: peraturan perundang-undangan yang berhubungan, info syarat dan prosedur investasi, pendaftaran dan perijinan usaha.

Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan

Kepemerintahan Blok Fungsi Legislasi, Modul Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-

undangan Blok Fungsi, Pelayanan, Modul Bisnis dan Investasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Pendaftaran dan Perijinan

Info Tambahan

Nama alias: SIMPOTENDA, SIMPROMODA, GIS-SIMPOTENDA

Dasar hukum: --

Rekomendasi: membangun sistem informasi potensi daerah dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan organisasi pengelola/penanggung-jawab dari sektor unggulan daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 83

7.2.3. Modul KEHUTANAN

Modul KEHUTANAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor Kehutanan, termasuk didalamnya

o Pemetaan wilayah kehutanan (raw data)

o Pembuatan peta tematik kehutanan, misalnya berdasarkan jenis tanaman (HTI), peta lahan kritis, konservasi, hutan lindung, dan lain-lain

Menyediakan fungsi pengelolaan basis data kehutanan

Menyediakan sistem informasi kehutanan, termasuk didalamnya potensi kehutanan

Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi kehutanan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.

Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.

Organisasi Dinas Daerah

Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah

Info Tambahan

Nama alias: SIM Kehutanan

Dasar hukum: --

Rekomendasi: membangun sistem informasi kehutanan dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 84

7.2.4. Modul PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN

Modul PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah,

terutama di sektor Pertanian dan Perkebunan, termasuk didalamnya o Pemetaan wilayah pertanian dan perkebunan (raw data) o Pembuatan peta penggunaan tanah untuk pertanian dan

perkebunan, misalnya berdasarkan jenis tanaman komoditi, daerah, luas areal, ketinggian, curah hujan, tekstur tanah, iklim, cuaca, dan lain-lain

o Pemetaan jaringan irigasi dan tataguna air (jaringan irigasi yang sudah ada dan yang sedang atau akan dibangun)

Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pertanian dan perkebunan Menyediakan sistem informasi pertanian dan perkebunan, meliputi

o Membentuk jaringan informasi pertanian dan perkebunan antara dinas pertanian, usaha tani serta masyarakat

o Inventarisasi usaha pengolahan hasil pertanian dan perkebunan dan produk unggulan lainnya, dan pasar usaha pengolahan pertanian dan perkebunan

o Menjembatani antara usaha tani, pasar hasil pertanian, usaha alat-alat pertanian, serta hasil-hasil penelitian bidang pertanian.

Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi pertanian dan perkebunan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.

Setiap informasi tentang program dan teknis pembangunan dan pengembangan pertanian dan perkebunan dapat diperoleh pada aplikasi ini. Para petani dapat mengetahui harga dasar hasil pertanian dan perkebunan serta standar teknis pengadaan dan distribusi hasil pertanian dan perkebunan tersebut. Pemerintah dapat membuat analisa rawan pangan, neraca bahan makanan, produksi pertanian dan perkebunan, dan sebagainya

Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.

Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi

Daerah

Info Tambahan

Nama alias: SIM Pertanian, SIM Perkebunan Dasar hukum: -- Rekomendasi: membangun sistem informasi pertanian dan perkebunan

dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 85

7.2.5. Modul PERIKANAN DAN KELAUTAN

Modul PERIKANAN DAN KELAUTAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor perikanan dan kelautan, baik darat maupun laut, termasuk didalamnya

o Pemetaan wilayah perikanan dan kelautan (raw data)

o Pembuatan peta penggunaan lahan untuk perikanan dan kelautan, misalnya berdasarkan daerah, jenis ikan / komoditi, luas areal, dan lain-lain

Menyediakan fungsi pengelolaan basis data perikanan dan kelautan

Menyediakan sistem informasi perikanan dan kelautan, meliputi

o Membentuk jaringan informasi perikanan dan kelautan seperti jenis komoditi, jumlah tangkapan, daerah tangkapan

o Inventarisasi usaha dan pasar usaha perikanan dan kelautan

Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi perikanan dan kelautan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.

Sistem ini membantu pemerintah daerah dalam mengidentifikasi potensi sumber daya perikanan dan kelautan, serta hal-hal lain yang berkaitan, termasuk didalamnya potensi investasi dan bisnis di bidang perikanan dan kelautan.

Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.

Organisasi Dinas Daerah

Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah

Info Tambahan

Nama alias: SIM Perikanan dan Kelautan, SIM Perikanan, SIM Kelautan

Dasar hukum: --

Rekomendasi: membangun sistem informasi perikanan dan kelautan dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 86

7.2.6. Modul PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Modul PERTAMBANGAN DAN ENERGI

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor Pertambangan dan Energi, termasuk didalamnya

o Pemetaan wilayah pertambangan dan energi (raw data) o Pembuatan peta tematik daerah pertambangan berdasarkan jenis

bahan tambang, jumlah produksi/usia pemanfaatan, lokasi, dll o Pembuatan peta tematik sebaran potensi sumber daya

pertambangan dan energi dan prediksi jumlah produksinya, mencakup ABT, Gas Alam (LPG), minyak bumi, bahan galian/sumber daya mineral, batubara, Uap Panas Bumi, dll.

Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pertambangan dan energi Menyediakan sistem informasi pertambangan dan energi, meliputi

o Petunjuk teknis penambangan sumber daya mineral, informasi reklamasi dan rehabilitasi, serta pengembangan teknologi pengolahan dan pemurnia bahan galian golongan C.

o Laporan produksi usaha pertambangan dan pengolahan hasil bahan tambang.

Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi pertambangan dan energi, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.

Sistem ini menyediakan informasi tentang Pertambangan dan Energi yang membantu Pemerintah Daerah untuk melakukan inventarisasi data , perencanaan, pemanfaatan, pengelolaan dan pengawasan potensi dan usaha bidang pertambangan dan energi.

Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.

Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah

Info Tambahan

Nama alias: SIM Tamben, SIM Pertambangan

Dasar hukum: --

Rekomendasi: membangun sistem informasi pertambangan dan energi dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 87

7.2.7. Modul PARIWISATA

Modul PARIWISATA Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah,

terutama di sektor Pariwisata, termasuk didalamnya o Pemetaan wilayah pariwisata (raw data) o Pembuatan peta tematik daerah wisata dan sebarannya

berdasarkan jenis obyek wisata (wisata pantai/laut, gunung/tebing, hutan/kebun atau wisata lainnya), lokasi obyek wisata, dan lain-lain.

o Pembuatan peta tematik sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran, tempat ibadah, spbu, tempat belanja, bank, dan lain-lain (site map wisata).

Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pariwisata Menyediakan sistem informasi pariwisata, meliputi

o Jenis dan deskripsi obyek wisata, letak daerahnya, transportasi menuju ke obyek tersebut, program wisata, dan lain-lain.

o Sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran, tempat ibadah, spbu, tempat belanja, bank, dan lain-lain.

Menyediakan sistem aplikasi kepariwisataan, meliputi o Administrasi pengunjung (tiket masuk, retribusi, statistik

pengunjung, dll) o Sistem layanan wisata (pemesanan tiket, koordinasi dengan biro

perjalanan/biro wisata, koordinasi dengan sistem perhotelan, dsb) o Pembukuan, administrasi umum, keuangan dan akuntansi (untuk

pengelolaan tiap obyek wisata daerah)

Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi kepariwisataan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya. Sistem ini menyediakan fungsi pengelolaan pariwisata daerah, dimulai dari promosinya, manajemen pelayanan wisata (sistem pemesanan tiket, koordinasi dengan perhotelan, biro wisata, dll), pengelolaan obyek wisata dll. Sistem ini akan membantu Pemerintah Daerah untuk melakukan inventarisasi data , perencanaan, pemanfaatan, pengelolaan dan pengawasan potensi dan usaha bidang pariwisata daerah. Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.

Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah

Info Tambahan

Nama alias: SIMPAR, SIM Pariwisata Dasar hukum: -- Rekomendasi: membangun sistem informasi kepariwisataan dalam satu

sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 88

7.2.8. Modul IKM

Modul INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEWILAYAHAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor IKM, termasuk didalamnya koperasi.

Mendokumentasikan (basis data) kegiatan koperasi dan ikm, meliputi jenis bidang usaha, modal/klasifikasi, jumlah pegawai, jenis kegiatan, dan lain-lain

Mendokumentasikan (basis data) lembaga lain terkait seperti bank, koperasi simpan pinjam, BPR, BPRS serta lembaga kemitraan lain seperti Asosiasi Perdagangan, Asosiasi Pengusaha, BUMN, BUMD, BUMS, dan sebagainya

Menyediakan sistem informasi koperasi dan ikm kepada organisasi pengelola / instansi terkait untuk kemudahan koordinasi, pembinaan dan pengawasan.

Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi ikm (termasuk koperasi), dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.

Sistem ini akan membantu Pemerintah Daerah dalam memantau dan mengevaluasi kegiatan koperasi dan IKM serta memberikan pembinaan untuk peningkatan SDM, bantuan modal dan peningkatan usaha. Juga mempermudah pelaksanaan program kemitraan antara sektor real, regulator dan lembaga keuangan.

Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.

Organisasi Dinas Daerah

Lembaga Teknis Daerah

Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah

Info Tambahan

Nama alias: SIM IKM, SIM UKM

Dasar hukum: --

Rekomendasi: membangun sistem informasi pertambangan dan energi dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 89

7.3. Sub-Blok Fungsi KEMASYARAKATAN

UU 32/2004 pasal 167 mengamanatkan agar belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.

Beberapa kewajiban daerah yang berhubungan dengan fungsi pelayanan kepada penduduknya diantaranya adalah: peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta pengembangan sistem jaminan sosial.

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEMASYARAKATAN

Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan, terutama yang dikerjakan oleh dinas dan lembaga pemerintah, yang orientasi fungsinya berkaitan dengan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

Modul Kesehatan

Pendidikan

Ketenagakerjaan

Industri dan Perdagangan

Jaring Pengaman Sosial

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 90

7.3.1. Modul KESEHATAN

Modul KESEHATAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEMASYARAKATAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Publikasi informasi kesehatan kepada masyarakat meliputi: nama dan tempat lokasi rumah sakit dan puskesmas, fasilitas dan layanannya polikliniknya, laboratorium, apotek, dan lain-lain.

Perencanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meliputi

o Menginventarisir kebutuhan pelayanan kesehatan dari tiap wilayah

o Menyusun rencana kegiatan pelayan kesehatan masyarakat, misalnya melalui rumah sakit, balai kesehatan ibu dan anak, posyandu, klinik, praktek dokter, bidan, dokter gigi, ahli khitan, optik, laboratorium kesehatan dan sebagainya.

Narasi Sistem ini mempunyai dua fungsi: ke masyarakat dan internal Pemda. Melalui sistem ini masyarakat dapat mengetahui informasi sekitar fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi nama dan tempat lokasi rumah sakit dan puskesmas, kelas layanan, rincian layanan apa saja yang disediakan, dan lain-lain sehingga memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut.

Untuk internal Pemda, sistem ini dismaping memberikan data nama dan tempat lokasi, juga memberikan status fasilitas kesehatan tersebut, sarana dan prasarana pendukung, status aktivitas kegiatan, statistik penyakit, dan lain-lain sehingga dalam menyususn kebijakan dan program erja di bidang kesehatan, Pemerintah Daerah dapat lebih fokus dan tepat sasaran.

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Kesehatan)

Lembaga / instansi terkait (rumah sakit / puskesmas)

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: SIMKES

Dasar hukum: --

Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 91

7.3.2. Modul PENDIDIKAN

Modul PENDIDIKAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEMASYARAKATAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Menyediakan informasi pendidikan, dari mulai pendidikan pra-sekolah, taman

kanak-kanak, sekolah dasar, dan seterusnya sampai universitas / perguruan tinggi, meliputi:

o Info sekolah dan alamatnya. o Profile sekolah, info kurikulum, tenaga pendidikan, fasilitas belajar-

mengajar, status sekolah, akreditasi, daya tampung murid, jumlah murid sekarang, dan lain-lain.

o Program kegiatan dan agenda sekolah, termasuk jadwal penerimaan murid baru, jadwal ujian, kelulusan, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi untuk membantu proses akreditasi sekolah, sesuai dengan sistem akreditasi nasional.

Menyediakan fungsi pelaporan untuk kepentingan Pemerintah Daerah meliputi status sekolah, daya tampung murid, jumlah murid sekarang, dan lain-lain.

Menyediakan jaringan sistem informasi kependidikan terintegrasi tentang data-data pokok kependidikan, dari mulai pendidikan pra-sekolah sampai perguruan tinggi.

o Data pokok kependidikan yang dimaksud adalah minimum data yang dibutuhkan dari suatu sekolah, seperti: jumlah kelas, jumlah murid, jumlah pengajar, acuan kurikulum, dan lain-lain.

o Data pokok kependidikan bisa saling dipertukarkan antara satu institusi pendidikan dengan lainnya, bahkan dengan pihak Pemda.

Narasi Melalui sistem ini masyarakat dapat mengetahui informasi sekitar pendidikan, dari mulai pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Juga tentang ketersediaan dan sebaran sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang ada. Melalui sistem informasi kependidikan dapat diketahui dengan mudah informasi sekolah, daya tampung, lokasi, nilai masuk terendah dan tertinggi, profil sekolah, dan lain-lain.

Untuk kepentingan Pemda, sistem ini memberikan status fasilitas pendidikan, daya tampung, jumlah murid, distribusi / sebaran fasilitas pendidikan (dibanding dengan sebaran penduduk usia sekolah), dan lain-lain sehingga dalam menyusun kebijakan dan program pembangunan bidang pendidikan, dapat lebih fokus, tepat sasaran dan berdaya guna.

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Pendidikan)

Lembaga / instansi terkait (institusi sekolah)

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan

Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: SIMDIKDA Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 92

7.3.3. Modul KETENAGAKERJAAN

Modul KETENAGAKERJAAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEMASYARAKATAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Memberikan informasi lowongan pekerjaan kepada masyarakat luas,

meliputi: instansi / lembaga / perusahaan yang membutuhkan, syarat pendaftaran, kualifikasi yang dibutuhkan, dan lain-lain.

Memfasilitasi masyarakat yang ingin mencari pekerjaan (pengurusan kartu kuning)

Menyediakan fungsi pengumuman pekerjaan dan administrasi berkaitan dengan pengurusan pekerjaan on-line, menyediakan fungsi call-center untuk pelayanan tersebut (atau melalui e-mail, atau sistem elektronik lain)

Memberikan informasi tantang balai latihan kerja (dan fasilitas pelatihan lain) yang disediakan pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, meliputi standar kompetensi yang dibentuk, syarat dan waktu pendaftaran, tempat pelatihan, tempat magang, dan lain-lain.

Memberikan informasi umum tentang ketenaga-kerjaan, seperti: o Sistem upah dan standarisasi besaran upah menurut peraturan

yang berlaku o Sistem keselamatan kerja, beserta uraiannya untuk setiap jenis

pekerjaan yang umum seperti konstruksi, pertambangan, eksplorasi, dan lain-lain.

o Sistem jaminan sosial dan suransi tenaga kerja, sistem pensiun dan penjaminan hari tua, program apa saja yang bisa diikuti, instansi / lembaga penyelenggaranya siapa saja, dan lain-lain.

Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah khususnya dalam memberikan pelayanan informasi ketenagakerjaan. Melalui publikasi informasi (yang terintegrasi dengan lembaga/instansi pemda, dunia industri dan perusahaan penyedia lapangan kerja) pemerintah dapat memfasilitasi masyarakat yang membutuhkan informasi pekerjaan seperti: lowongan pekerjaan, syarat pendaftaran, spesifikasi keahlian, dan lain-lain.

Melalui aplikasi ini, pemerintah juga bisa menyebarluaskan informasi tentang balai latihan kerja dan program pelatihannya yang dapat diikuti oleh masyarakat, standar kompetensi apa saja yang bisa disediakan, dimana tempat magangnya, dan lain-lain.

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Tenaga Kerja) Lembaga / instansi terkait

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan

Kepemerintahan Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Industri dan Perdagangan

Info Tambahan

Nama alias: SIMNAKER Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 93

7.3.4. Modul INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

Modul INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

KEMASYARAKATAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Membentuk jaringan sistem informasi perindustrian (termasuk IKM, perusahaan daerah dan koperasi) dan menyediakan informasi umum tentang hal tersebut kepada masyarakat seperti: nama badan usaha, lokasi, bidang usaha, produk unggulan, profile perusahaan, dan lain-lain.

Membentuk jaringan sistem informasi perdagangan, meliputi kegiatan ekspor-import, perdagangan barang dan jasa, pasar modal, dan jenis kegiatan transaksi perdagangan lainnya. Memberikan informasi tentang hal tersebut kepada masyarakat seperti: info kurs/valuta, indeks saham, harga sembako, komoditi unggulan, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi komunikasi data lowongan kerja dengan sistem ketenagakerjaan dari dinas/instansi terkait dengan format data yang distandarisasi, mencakup: perusahaan yang membutuhkan, syarat dan waktu pendaftaran, kualifikasi yang dibutuhkan, jadwal test, pengumuman, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi konsultansi bagi para masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan pengetahuan / konsultansi bisnis / pembinaan usaha IKM melalui media elektronik seperti: rubrik / kolom berita, tanya jawab lewat e-mail, mailing list, forum rembug dan diskusi lewat internet, dan lain-lain.

Narasi Sistem industri dan perdagangan dibangun oleh Pemerintah Daerah terutama untuk memfasilitasi masyarakat akan kebutuhan layanan informasi industri dan perdagangan, misalnya info lowongan kerja, info harga bahan pokok, info pasar saham, dan lain-lain.

Disamping itu juga sebagai sara Pemerintah Daerah dalam upayanya untuk memberdayakan masyarakat, terutama peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang industri, perdagangan, koperasi dan IKM. Salah satu medianya adalah dengan memberikan fasilitas konsultansi on-line melalui internet, surat elektronik, forum, dan lain-lain.

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Industri dan Perdagangan) Lembaga / instansi terkait

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan

Kepemerintahan Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Ketenagakerjaan

Info Tambahan

Nama alias: SIMINDAG Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 94

7.3.5. Modul JARING PENGAMAN SOSIAL

Modul JARING PENGAMAN SOSIAL Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA Sub- Blok Fungsi

KEMASYARAKATAN

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Membentuk jaringan sistem informasi sosial, berkoordinasi dan bekerjasama

dengan lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya, melakukan inventarisasi masalah sosial, anak gelandangan, anak jalanan, anak terlantar, dan lain-lain.

Menyediakan fungsi analisa masalah (dengan mendapatkan masukan data dari sistem lain), memberikan bantuan dalam penentuan solusi masalah kesejahteraan sosial, seperti program rumah singgah, program pemberdayaan anak jalanan, program sekolah khusus anak terlantar, dan lain-lain.

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi timbulnya masalah kesejahteraan sosial dan tatacara / prosedur penanggulangannya. Beberapa masalah yang dibahas terutama yang menyangkut kebutuhan dasar seperti: pengangguran (kehilangan pekerjaan), kekurangan makanan, obat-obatan, air bersih, dan lain-lain. Termasuk didalamnya tentang tatacara permohonan bantuan untuk bencana alam, kebakaran, phk massal (penutupan perusahaan), dan lain-lain.

Menetapkan indikator dan menyediakan fungsi yang memungkinkan dilaksanakannya monitoring pelaksanaan dan evaluasi hasil program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan pihak-pihak lain yang berhubungan.

Narasi Informasi yang cepat dan akurat tentang masalah kesejahteraan sangat penting dan dibutuhkan terutama menyangkut masalah koordinasi antar instansi/lembaga terkait, juga dengan pihak lain dalam hal pelaksanaan program kesejahteraan sosial. Sering masyarakat yang ditimpa musibah terlambat mendapatkan pertolongan disebabkan tidak adanya / atau terlambatnya data yang masuk ke Pemerintah dan institusi sosial lainnya.

Disisi lain juga terjadi adanya tumpang tindih program bantuan sosial dikarenakan data yang tidak akurat, seperti program beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tidak tepat sasaran, distribusi bantuan (untuk masyarakat yang kena musibah) yang tidak merata, dan lain-lain.

Dengan sistem ini diharapkan tidak terjadi lagi masalah tersebut diatas, karena setiap kegiatan kesejahteraan sosial bisa dikoordinasikan dan diawasi dengan baik.

Pengguna (Organisasi)

Dinas Daerah Lembaga / instansi terkait

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: SIM JPS Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 95

7.4. Sub-blok Fungsi SARANA DAN PRASARANA

Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan, terutama yang dikerjakan oleh dinas dan lembaga pemerintah, yang orientasi fungsinya berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana.

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

SARANA DAN PRASARANA

Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan, monitoring dan sistem informasi sarana dan prasarana perhubungan yang meliputi:

o Sarana dan prasarana transportasi

o Sarana dan prasarana jalan dan jembatan

o Sarana dan prasarana terminal dan pelabuhan

Menyediakan fungsi pengelolaan, monitoring dan sistem informasi sarana dan prasarana umum:

Modul Transportasi

Jalan dan Jembatan

Terminal dan Pelabuhan

Sarana Umum

Integrasi Blok Fungsi Pelayan

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 96

7.4.1. Modul TRANSPORTASI

Modul TRANSPORTASI

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

SARANA DAN PRASARANA

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Publikasi informasi sarana dan prasarana transportasi kepada masyarakat meliputi: transportasi darat, sungai, laut dan udara.

Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi transportasi, seperti: rute (dari dan tujuan), rute utama, rute alternatif, terminal keberangkatan dan kedatangan, jenis dan kelas kendaraan, jumlah kendaraan per rute trayek, jadwal keberangkatan dan kedatangan (tabel waktu), standar tarif (sesuai dengan jenis dan kelas kendaraan), tempat transit, informasi keselamatan dalam perjalanan, asuransi, dan lain-lain.

Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi transportasi darat, sungai, laut dan udara, Peta ini menunjukkan basis-data rute angkutan kendaraan, termasuk pesawat udara.

Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi transportasi tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas:

o Menyediakan informasi sistem transportasi darat ke masyarakat o Menyediakan informasi sistem transportasi sungai ke masyarakat o Menyediakan informasi sistem transportasi laut ke masyarakat o Menyediakan informasi sistem transportasi udara ke masyarakat

Menyediakan fungsi basis data pendataan penumpang. Selanjutnya data statistik ini bisa dikategorisasikan per rute trayek per jenis dan kelas kendaraan, per tujuan, per kurun waktu tertentu (bulanan/semester) dan lain-lain.

Narasi Sistem informasi transportasi sangat membantu masyarakat dalam melaksanakan perjalanan, baik darat, sungai, laut dan udara. Dengan mudah rute suatu kendaraan dapat diketahui, kapan jam berangkatnya, berapa harga tiketnya, dan lain-lain. Kemudahan ini juga sangat berguna bagi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sistem ini merupakan sistem terintegrasi yang memberikan semua informasi dari semua jenis layanan transportasi yang ada, seperti bus, kereta api, kapal, ferry, pesawat udara, dan lain-lain. Data statistik penumpang akan sangat membantu Pemerintah Daerah dalam mengevaluasi sistem transportasi yang ada, apakah sudah mengakomodasikan kebutuhan masyarakat. Dibantu dengan data rute, maka juga mudah diketahui apakah ada tumpang tindih trayek atau sistem angkutan di satu wilayah, sementara di wilayah lain terjadi kekosongan sarana transportasi.

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Perhubungan) Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: SIM Transportasi Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 97

7.4.2. Modul JALAN DAN JEMBATAN

Modul JALAN DAN JEMBATAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

SARANA DAN PRASARANA

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Publikasi informasi sarana dan prasarana jalan dan jembatan kepada masyarakat meliputi: jalan darat, sungai, laut dan udara.

Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi jalan dan jembatan, seperti: kepadatan lalulintas, perbandingan luas jalan dengan volume kendaraan, jenis dan kelas jalan (untuk jalan darat), tonase/ukuran bobot/tipe kendaraan yang boleh melintasinya, ruas jalan yang berpotensi menimbulkan kemacetan, dan lain-lain.

Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi jalan dan jembatan. Peta ini menunjukkan basis-data ruas jalan dan jembatan, memudahkan mengetahui status operasional dan kondisi fisik jalan dan jembatan di seluruh wilayah yang ada.

Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi jalan dan jembatan tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas.

Menyediakan fungsi yang memungkinkan monitoring penggunaan jalan dan jembatan (kepadatan lalulintas) secara berkala, misal setiap satu jam, di tempat-tempat yang dikehendaki, dan mempublikasikannya kepada masyarakat.

Narasi Sistem informasi jalan dan jembatan fungsinya menunjang kelancaran sistem transportasi , terutama transportasi darat. Pemerintah Daerah dengan mudah melakukan analisa kebutuhan jalan dan jembatan untuk menampung permintaan akan kebutuhan transportasi masyarakat. Jika ada jalan dan jembatan yang rusak (bisa karena bencana alam atau kecelakaan atau sebab lainnya), pemerintah daerah dengan cepat dapat menyiapkan rencana kontinjensi dan penanggulangan masalahnya.

Dibantu data rute dan statistik penumpang, juga data hasil monitoring kepadatan lalulintas di tempat-tempat rawan macet, maka sistem ini juga membantu menyiapkan jalan-jalan alternatif yang bisa dipakai oleh masyarakat, baik yang bersifat tetap, atau bersifat sementara (buka – tutup)

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Perhubungan, Dinas Lalulintas dan Angkutan Jalan Raya)

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: -- Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 98

7.4.3. Modul TERMINAL DAN PELABUHAN

Modul TERMINAL DAN PELABUHAN

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

SARANA DAN PRASARANA

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Publikasi informasi sarana dan prasarana terminal dan pelabuhan kepada masyarakat meliputi: terminal angkutan darat, sungai, pelabuhan laut dan pelabuhan udara.

Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi terminal dan pelabuhan, seperti: kepadatan lalulintas, daya tampung kendaraan / kapal / pesawat, status operasional dan kondisi fisik terminal / pelabuhan, sarana dan fasilitas dasar apa yang disediakannya, dan lain-lain.

Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi terminal dan pelabuhan. Peta ini menunjukkan basis-data terminal dan pelabuhan, memudahkan mengetahui status operasional dan kondisi fisik terminal dan pelabuhan di seluruh wilayah yang ada.

Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi terminal dan pelabuhan tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas.

Menyediakan fungsi yang memungkinkan monitoring penggunaan terminal dan pelabuhan (kepadatan lalulintas) secara berkala, misal setiap satu jam, di tempat-tempat yang dikehendaki, dan mempublikasikannya kepada masyarakat.

Narasi

Sistem informasi terminal dan pelabuhan, bersama-sama dengan sistem jalan dan jembatan, fungsinya menunjang kelancaran sistem transportasi darat, laut dan udara. Melalui sistem ini, Pemerintah Daerah dapat mengevaluasi tingkat kesiapan dan kelayakan operasional sarana dan prasarana pendukung sistem transportasi tersebut seperti jalan, jembatan, terminal dan pelabuhan, serta dapat memprediksikan dengan lebih tepat masalah yang mungkin timbul, sehingga dapat menyiapkan langkah antisipasinya.

Sistem in juga membantu Pemerintah Daerah dalam menyiapkan kebijakan dan rencana program pembangunan di bidang transportasi, serta penyusunan skala prioritas pembangunan yang lebih tepat.

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Perhubungan, Dinas Lalulintas dan Angkutan Jalan Raya)

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan Info Tambahan

Nama alias: -- Dasar hukum: -- Rekomendasi: --

Blueprint Sistem Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 99

7.4.4. Modul SARANA UMUM

Modul SARANA UMUM

Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA

Sub- Blok Fungsi

SARANA DAN PRASARANA

Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office

Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan

Transaksi Data Pembayaran

Administrasi Basis Data Lainnya

Fungsi Aplikasi Generik Spesifik

Obyek Layanan G2G G2B G2C

Fungsi Publikasi informasi sarana umum kepada masyarakat meliputi: taman kota, tempat bermain, fasilitas apa saja yang disediakan, dan lain-lain.

Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi sarana umum, seperti: tempat / lokasi, status operasional dan kondisi fisik, sarana dan fasilitas dasar apa yang disediakannya, dan lain-lain.

Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi sarana umum. Peta ini menunjukkan basis-data sarana umum, memudahkan mengetahui status operasional dan kondisi fisik yang ada.

Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi sarana umum tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas.

Menyediakan fungsi yang memungkinkan monitoring efektifitas pemanfaatan sarana umum oleh masyarakat.

Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah dalam mengevaluasi tingkat efektifitas pemanfaatan sarana umum yang disediakan, bagaimanan status kelayakan operasional fasilitas pendukungnya, apakah perlu ditambah atau di relokasi / redistribusi, tempat mana saja yang memerlukan penambahan saran / perbaikan fasilitas, dan lain-lian.

Organisasi Dinas Daerah (Dinas Pemukiman dan Sarana Wilayah)

Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan

Info Tambahan

Nama alias: --

Dasar hukum: --

Rekomendasi: --

PANDUAN

PENTAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI E-GOVERNMENT

PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA 2004

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 2

Daftar Isi

Daftar Isi ....................................................................................................... 2

Daftar Singkatan............................................................................................. 3

1. Pendahuluan .............................................................................................. 4

2. Referensi.................................................................................................... 5

3. Tujuan ....................................................................................................... 6

4. Faktor-Faktor Pertimbangan ........................................................................ 6

5. Sistem Aplikasi e-government...................................................................... 8

5.1. Pemetaan Sistem Aplikasi e-Government ............................................. 8

5.2. Kategorisasi Berdasarkan Fungsi Aplikasi ............................................. 8

5.3. Kategorisasi Berdasarkan Unit Organisasi............................................. 9

6. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan ............................................... 9

6.1. Strategi MATRIK............................................................................... 10

6.2. Strategi SPIRAL................................................................................ 11

6.3. Strategi NERACA F&I ........................................................................ 11

7. Pentahapan Pembangunan e-Government.................................................. 12

8. Perencanaan Anggaran ............................................................................. 13

9. Penutup ................................................................................................... 13

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 3

Daftar Singkatan

DSS Decision Support System (Sistem Pendukung

Keputusan)

e-Gov Electronic Government

e-Government Electronic Government

G2B Government To Business

G2C Government To Citizen

G2G Government To Government

IT Information Technology

MIS Management Information System

Pemda Pemerintah Daerah

Renstrada Rencana Strategis Daerah

RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah

SDM Sumber Daya Manusia

SIM Sistem Informasi Manajemen (terjemahan bahasa

Indonesia dari MIS)

TI Teknologi Informasi (terjemahan bahasa Indonesia

dari IT)

Tupoksi Tugas Pokok dan Fungsi

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 4

1. Pendahuluan

Sesuai dengan Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Government, setiap Gubernur dan Bupati/Walikota diamanat-

kan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas,

fungsi dan kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan

e-Government secara nasional.

Dengan adanya Blueprint Aplikasi e-Government untuk Pemerintah Daerah, hal

ini sangat membantu Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam

mengembangkan Kebijakan Pembangunan e-Government di wilayah kepemerin-

tahannya masing-masing. Meskipun begitu, karena Blueprint tersebut sifatnya

umum dan menyeluruh (mencakup semua fungsi kepemerintahan) dengan

lingkup pekerjaan yang besar, maka diperlukan strategi untuk merinci Blueprint

tersebut kedalam tahapan-tahapan pembangunan dengan lingkup yang lebih

kecil, sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing daerah, dan sesuai

dengan besarnya alokasi anggaran pembangunan untuk daerah tersebut.

Secara umum, penentuan Kebijakan Pembangunan e-Government akan

dipengaruhi oleh 3 hal seperti digambarkan dalam diagram berikut:

Gambar 1-1: Penentuan Kebijakan Pembangunan e-Government

Lesson Learned

BlueprintAplikasi e-Gov

Masalah & Kendala

Kebijakan Pembangunan e-Government

Faktor Pengaruh : > Perencanaan > Pembangunan Daerah > Renstrada > Kebijakan Politik > Anggaran > Kebutuhan Pengguna

Perencanaan Pembangunan e-Government

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 5

Langkah awal yang perlu dilakukan Pemerintah Daerah dalam menyusun

kebijakan pembangunan e-Government adalah dengan melaksanakan

survey sistem yang ada (infrastruktur komunikasi data, komputer,

jaringan komputer dan sistem apliksi) di daerahnya masing-masing untuk

mengetahui apa saja yang sudah dimiliki saat ini. Hasil survey tersebut

merupakan bekal yang sangat penting untuk mengidentifikasi masalah

dan kendala yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan diambil.

Pengaruh kedua datang dari perencanaan pembangunan daerah,

renstrada, kebijakan politik, kebutuhan pengguna dan ketersediaan

anggaran. Kelima faktor tersebut akan sangat menentukan prioritas

kebutuhan spesifik masing-masing Pemerintah Daerah sesuai dengan Visi

dan Misi pemerintahannya.

Pengaruh ketiga datang dari pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki

oleh Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan e-Government

selama ini. Termasuk didalamnya adalah pengetahuan yang sudah

didapatkan oleh Pemerintah Daerah dari pelaksanaan studi banding ke

daerah / negara lain yang sudah lebih dulu melaksanakan e-Government.

2. Referensi

[1] Blueprint Aplikasi e-Government Pemerintah Daerah

[2] UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah

[3] Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional

Pengembangan e-Government

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 6

3. Tujuan

Tujuan penulisan dokumen Panduan Pentahapan adalah memberikan panduan

bagi Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana

pengembangan sistem aplikasi e-Government bagi daerahnya, berdasarkan

Blueprint Aplikasi e-Government dan masukan-masukan lainnya sesuai dengan

karakteristik pemerintah daerah masing-masing.

4. Faktor-Faktor Pertimbangan

Walaupun tidak diharuskan, Kebijakan Pembangunan e-Government disarankan

untuk dituangkan kedalam beberapa tahapan rencana pembangunan (misalnya 5

tahapan), masing-masing tahapan direncanakan untuk 1 (satu) tahun masa

pembangunan. Hal ini disesuaikan dengan mekanisme dan siklus kepemerintahan

pada umumnya, dimana program pembangunan daerah direncanakan dalam

kurun waktu 20 tahunan, 5 tahunan dan setiap 1 tahun. Rencana pembangunan

5 (lima) tahunan adalah rencana pembangunan jangka menengah daerah yang

merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah.

Selanjutnya ada 2 (dua) faktor penting yang patut untuk dipertimbangkan dalam

menyusun skala prioritas pembangunan e-Government. Kedua faktor tersebut

sekaligus menjadi pre-requisite (kebutuhan dasar) yang harus dipenuhi untuk

dapat melaksanakan program e-Government dengan optimal.

Pre-requisite tersebut bisa saja disiapkan bersamaan dengan pembangunan e-

Government, atau disiapkan terlebih dahulu disetiap awal tahapan

pembangunan, sesuai dengan lingkup dan/atau fokus pembangunan di tahapan

tersebut.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 7

Kedua faktor (pre-requisite) tersebut adalah:

Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk dapat melaksanakan program pengembangan e-Government

dengan optimal diperlukan SDM yang menguasai kompetensi dasar

bidang komputer, jaringan komputer dan internet, minimal sebagai

pengguna biasa. Khusus untuk para pejabat / pengambil keputusan,

maka mereka perlu juga mengetahui konsep dasar Sistem Informasi

Manajemen (MIS: Management Information System). Jika pre-requisite

tersebut belum dipenuhi, ada beberapa langkah yang dapat diambil,

misalnya melalui pelaksanaan Program Sosialisasi e-Government,

sosialisasi/pelatihan MIS dan Sistem Pendukung Keputusan (DSS:

Decision Support System).

Infrastruktur Komunikasi Data, Komputer, Jaringan Komputer dan Sistem

Aplikasi

Ketersediaan infrastruktur komunikasi data, komputer dan jaringan

komputer merupakan pre-requisite kedua, mengingat aplikasi e-

Government memang hanya bisa berfungsi optimal jika infrastruktur

tersebut sudah tersedia. Sedangkan sistem aplikasi juga perlu dianalisa

apakah dapat berfungsi di infrastruktur yang saat ini sudah ada, atau

perlu melakukan perbaikan (upgrading) atau bahkan pengadaan

infrastruktur baru.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 8

5. Sistem Aplikasi e-government

5.1. Pemetaan Sistem Aplikasi e-Government

Sistem aplikasi e-Government (seperti sudah di jelaskan dalam Blueprint Aplikasi

e-Government), nama, jumlah dan jenisnya cukup beragam, sesuai dengan

fungsi yang akan dilaksanakannya. Disisi lain, kadangkala para mitra

pengembang menawarkan sistem aplikasi yang (sebetulnya) sudah mencakup

beberapa fungsi yang dikemas dalam satu paket aplikasi. Contohnya Sistem

Aplikasi Keuangan yang banyak / mudah didapatkan di pasaran, sudah berisi

beberapa modul aplikasi dengan fungsi keuangan seperti: Pengelolaan

Anggaran, Sistem Kas dan Perbendaharaan, dan Sistem Akuntansi Daerah.

Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman terhadap Blueprint berkenaan

dengan Sistem Aplikasi apa yang perlu dibangun atau yang sudah ada di

pasaran, maka perlu dibuatkan peta (mapping) aplikasi berdasarkan kategorisasi

fungsi aplikasi dan juga sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TuPokSi) unit

organisasi pemakainya.

Peta aplikasi ini sangat membantu dan memudahkan Pemerintah Daerah untuk

secara cepat mengidentifikasi aplikasi apa saja yang dibutuhkan, dan di unit

organisasi mana aplikasi tersebut sebaiknya di pasang.

5.2. Kategorisasi Berdasarkan Fungsi Aplikasi

Seperti diketahui, e-Government diimplementasikan melalui 3 konsep skenario,

yaitu Government To Government (G2G), Government To Business (G2B), dan

Government To Citizen (G2C). Untuk mendapatkan tujuan sesuai dengan yang

diharapkan, maka aplikasi yang dibuat pun sebaiknya mempertimbangkan hal

tersebut. Tetapi tentu saja ada beberapa aplikasi yang bersifat umum (melayani

semua kalangan pengguna) dan/atau yang sifatnya aplikasi dasar sehingga akan

kurang tepat jika dikelompokkan kedalam salah satu kategori tersebut.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 9

Oleh karena itu diperlukan satu kategorisasi lagi, yaitu pengelompokan aplikasi

berdasarkan fungsi layanan aplikasi tersebut, apakah langsung memberikan

pelayanan kepada penggunanya (front office) atau aplikasi yang sifatnya khusus

atau aplikasi dasar (kelompok back office).

Kategorisasi aplikasi yang disampaikan disini tidak bersifat kaku, tetapi lebih

kepada upaya untuk memudahkan Pemerintah Daerah dalam mengidentifikasi,

memilah dan memilih aplikasi sesuai dengan lingkup fungsi dan tujuannya.

5.3. Kategorisasi Berdasarkan Unit Organisasi

Pendekatan lain adalah pengelompokan aplikasi berdasarkan fungsinya di

struktur organisasi Pemerintahan Daerah. Seperti diketahui bahwa fungsi dan

proses kerja sistem kepemerintahan didistribusikan / didelegasikan ke dalam

beberapa unit organisasi untuk menangani pekerjaan khusus sesuai tupoksinya.

Dalam hal ini ada pekerjaan yang hanya dilaksanakan di lingkup satu unit

organisasi saja, dan ada pula yang dilaksanakan di semua unit organisasi.

Contohnya fungsi keuangan, semua satuan kerja di seluruh unit organisasi

pemerintah daerah mengerjakan fungsi keuangan.

6. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan

Karena sistem aplikasi e-Government dalam Blueprint jumlah dan jenisnya cukup

beragam, disisi lain karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan

pembangunan e-Government (seperti sudah dijelaskan dalam bab Pendahuluan),

Pemerintah Daerah perlu meyusun rencana pembangunan e-Government dalam

beberapa tahapan pembangunan yang komprehensif, realistik dan terukur.

Selanjutnya Pemerintah Daerah perlu menyusun strategi pentahapan dan

menentukan prioritas pembangunan di setiap tahapan sesuai dengan tujuan

yang diharapkan.

Secara garis besar ada 3 strategi yang patut dipertimbangkan:

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 10

6.1. Strategi MATRIK

Gambar 6.1: Strategi MATRIK

Membangun sistem aplikasi e-Government dengan strategi matrik, artinya

membangun dari semua kategori sistem aplikasi pada satu tahapan (G2G, G2C,

G2B, Front Office, Back Office dan aplikasi umum), tetapi dengan memilah dan

memilih jenisnya berdasarkan skala prioritas pembangunan daerah, sesuai

kebijakan, visi dan misi Pemerintah Daerah masing-masing.

Prioritas G2GInternal Pemda + Legislatif

Prioritas G2CPendidikan

Prioritas G2BUKM + Lainnya

Tahap I Tahap II Tahap III

Apl

ikas

i G2G

Apl

ikas

i UM

UM

Apl

ikas

i UM

UM

Apl

ikas

i UM

UM

Apl

ikas

i G2C

Apl

ikas

i G2B

Apl

ikas

i G2G

Apl

ikas

i G2C

Apl

ikas

i G2B

Apl

ikas

i G2G

Apl

ikas

i G2C

Apl

ikas

i G2B

Prioritas G2GInternal Pemda + Legislatif

Prioritas G2CPendidikan

Prioritas G2BUKM + Lainnya

Tahap I Tahap II Tahap III

Apl

ikas

i G2G

Apl

ikas

i UM

UM

Apl

ikas

i UM

UM

Apl

ikas

i UM

UM

Apl

ikas

i G2C

Apl

ikas

i G2B

Apl

ikas

i G2G

Apl

ikas

i G2C

Apl

ikas

i G2B

Apl

ikas

i G2G

Apl

ikas

i G2C

Apl

ikas

i G2B

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 11

6.2. Strategi SPIRAL

Gambar 6.2: Strategi SPIRAL

Strategi ini memprioritaskan pembangunan sistem aplikasi e-Government secara

lengkap terlebih dahulu untuk ruang lingkup internal Pemda dan legislatif, baru

secara bertahap pengembangan diperluas ke lingkup yang lebih besar seperti

kecamatan, kelurahan, instansi vertikal dan bidang lainnya. Strategi ini juga

memprioritaskan untuk membuat (dalam skala kecil) prototipe jaringan Sistem

Informasi Kepemerintahan lengkap dari Kelurahan sampai dengan Pemda.

6.3. Strategi NERACA F&I

Gambar 6.3: Strategi NERACA F&I

Pemda

Kecamatan

Kelurahan

Sistem Aplikasi e-Government yang paling mudah dan

sederhana

Sistem Aplikasi e-Government yang

paling berdampak luas

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 12

Strategi ini dilakukan melalui analisa Feasibility vs Impact. Feasible artinya

memprioritaskan pembangunan pada aplikasi yang tergolong mudah dan

sederhana untuk diimplementasikan. Sedangkan Impact artinya memprioritaskan

pem-bangunan pada aplikasi yang manfaatnya dapat dirasakan sebesar-besarnya

(seluas-luasnya) oleh masyarakat umum.

7. Pentahapan Pembangunan e-Government

Berdasarkan strategi perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan, juga

berdasarkan arah kebijakan pembangunan yang telah disusun, Pemerintah

Daerah selanjutnya menyiapkan tahapan pembangunan sistem aplikasi

e-Government sesuai kebutuhan, anggaran dan prioritas daerahnya.

Contoh beberapa kebijakan umum yang disarankan, khususnya untuk

Pemerintah Daerah yang belum atau baru akan mengimplementasikan

e-Government adalah:

Pembangunan e-Government disusun dalam 5 (lima) tahapan, tiap

tahapan direncanakan selama 1 (satu) tahun, disesuaikan dengan

perencanaan pembangunan yang lazim berlaku di Pemerintah Daerah,

seperti RKPD, RENSTRADA, dan lain-lain.

Disetiap tahapan dilaksanakan pengembangan aplikasi dari semua

kategori. Untuk kategori pemerintahan (G2G), ditekankan pada

pembangunan aplikasi untuk lingkup internal Pemda dan Legislatif, baru

diperluas ke kecamatan dan kelurahan. Meskipun begitu, di tahap awal

sebaiknya juga dibangun satu prototipe jaringan sistem informasi yang

utuh dari kelurahan sampai ke pusat.

Untuk kategori bisnis (G2B), diprioritaskan pada sistem aplikasi untuk

pelayanan UKM dan BUMN/BUMD, termasuk RSUD.

Sedangkan untuk kategori umum diprioritaskan pada aplikasi eGov Portal

dan aplikasi-aplikasi pendukung seperti kolaborasi dan koordinasi, dan

sistem pendukung keputusan.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 13

Rangkuman:

Kategori

Aplikasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V

Umum

G2G

G2B

G2C

8. Perencanaan Anggaran

Perencanaan anggaran bisa berdasarkan:

Katalog aplikasi (koleksi basis data RFP Standard)

Penawaran baru dari mitra pengembang

Perkiraan sendiri

9. Penutup

Satu s/d dua paragraf penutup

-<.oOo.>-

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 14

TEMPLATE DOKUMENTASI APLIKASI E-GOVERNMENT

PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA

DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA 2004

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 15

Daftar Isi

Daftar Isi ..................................................................................................... 15

1. Tujuan ..................................................................................................... 16

2. Referensi.................................................................................................. 16

3. Template Dokumentasi e-Gov.................................................................... 16

4. Penutup ................................................................................................... 17

Lampiran 1: Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi.................. 18

Lampiran 2: Panduan Pengujian Penerimaan Sistem Aplikasi ........................... 19

Lampiran 3: RFP Standard............................................................................. 20

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 16

1. Tujuan

Tujuan penulisan Template Dokumentasi Aplikasi e-Government ini adalah untuk

menyediakan panduan bagi Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota

dalam menyusun “Dokumen Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Kriteria Pengem-

bangan Sistem Aplikasi e-Government” bagi daerahnya masing-masing.

2. Referensi

[1] Blueprint Aplikasi e-Government Pemerintah Daerah

[2] Dokumen Rencana Induk Pentahapan (Master Phasing Plan) Pembangunan

e-Government

3. Template Dokumentasi e-Gov

Berbekal Blueprint Aplikasi e-Government dan Panduan Pentahapan, Pemerintah

Daerah dapat menyusun Dokumen Rencana Induk Pentahapan (Master Phasing

Plan) Pembangunan e-Government sesuai dengan karakteristik pemerintah

daerah masing-masing. Prioritas pembangunan di tiap tahapan pun disesuaikan

dengan Visi, Misi dan Rencana Pembangunan Daerah.

Selanjutnya untuk dapat membangun sistem aplikasi e-Government (seperti

sudah dirinci dalam Master Phasing Plan) sesuai dengan yang diharapkan, maka

Pemerintah Daerah disarankan untuk membuat satu Set Dokumentasi Petunjuk

Teknis Pelaksanaan dan Kriteria Pembangunan e-Government.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 17

Dokumentasi ini berguna untuk:

Mencatat semua kebutuhan pengguna (user requirements) yang perlu

disampaikan kepada mitra pengembang.

Mencatat data dan informasi penawaran produk dari mitra pengembang

yang ditawarkan untuk menjawab kebutuhan pengguna.

Memverifikasi apakah sistem aplikasi yang dikembangkan sudah berfungsi

sesuai dengan yang diharapkan dan mampu menjawab kebutuhan

pengguna.

Untuk keperluan tersebut, Template Dokumentasi Aplikasi e-Government ini

disusun dalam tiga bagian, yang terdiri dari template dokumen:

1. Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi

2. Panduan Pengujian Penerimaan Sistem Aplikasi

3. RFP Standard

4. Penutup

Walaupun tidak diwajibkan, Pemerintah Daerah sangat dianjurkan untuk menulis

dokumen petunjuk teknis bagi setiap pekerjaan pengembangan e-Government.

Dokumen ini sangat penting artinya sebagai dokumen rujukan yang bisa dipakai

oleh kedua belah pihak (Pemerintah Daerah dan Mitra Pengembang) untuk

menjalin kesefahaman tentang apa yang akan diberikan oleh Mitra Pengembang

dan berapa yang akan dibayar oleh Pemerintah Daerah.

Melalui dokumen tersebut dapat dinilai apakah Mitra Pengembang dapat

menyediakan solusi sistem aplikasi yang mampu menjawab kebutuhan pengguna

atau tidak. Selain itu juga membantu mengevaluasi apakah pembangunan

e-Government telah berhasil mencapai tujuannya atau belum.

Data dan informasi yang tercantum dalam template ini sifatnya rekomendasi dan

masih bisa disesuaikan, terutama untuk ditambahkan dengan data dan informasi

yang sifatnya khusus, sesuai dengan kebutuhan spesifik pengguna. Penjelasan

rinci dari masing-masing dokumen template selanjutnya diuraikan di lampiran.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 18

Lampiran 1: Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi

User Requirements Document adalah dokumen yang disiapkan oleh Pemerintah

Daerah untuk mengidentifikasi, mengelompokkan dan mencatat semua

kebutuhan pengguna. Semua kebutuhan (fitur yang diinginkan) dapat dituliskan

di disini, termasuk didalamnya adalah:

Masalah dan / kendala yang ada saat ini, yang ingin diselesaikan / diatasi

dengan sistem aplikasi e-Government yang akan dibangun / dibeli

Hubungan sistem aplikasi yang akan dibangun / dibeli dengan sistem

aplikasi e-Government yang sudah ada, bagaimana cara membangun

sinergi (membangun komunikasi antar sistem) diantara mereka

Laporan-laporan standard yang harus disediakan oleh sistem aplikasi,

baik berdasarkan format dan isi pelaporan yang sudah ada saat ini, atau

format pelaporan baru yang diinginkan. Termasuk disini adalah

pelaporan-pelaporan khusus yang dibutuhkan untuk keperluan sistem

pendukung keputusan (DSS: Decision Support System), publikasi data ke

masyarakat (internet), press release atau keperluan publikasi data

internal

Tampilan User Interface yang diinginkan (jika ada permintaan khusus)

misalnya: semua menu memakai Bahasa Indonesia, panduan bantuan

online dalam Bahasa Indonesia, tampilan yang layoutnya (atau

themenya) dapat diubah-ubah, dan lain-lain

Pemakaian Basis Data (jika ada permintaan khusus) misalnya: harus

pakai Oracle (karena Pemerintah Daerah tersebut mempunyai kebijakan

untuk membangun sistem aplikasi berbasis data Oracle), tatacara akses

ke basis data (DBA: DataBase Administrator), dan lain-lain

Kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya, misalnya: pengaturan nilai

parameter sistem, format jam dan tanggal yang bisa diubah-ubah, dan

lain-lain

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 19

Lampiran 2: Panduan Pengujian Penerimaan Sistem Aplikasi

Panduan UAT adalah dokumen yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah untuk

memverifikasi apakah semua kebutuhan pengguna akhir (fitur yang diinginkan)

sudah dapat dipenuhi oleh sistem aplikasi. Dokumen ini juga dapat dijadikan

ukuran bagi Pemerintah Daerah untuk menilai apakah mitra pengembang dapat

menyelesaikan pekerjaannya dengan kriteria memuaskan.

Pada prinsipnya dokumen ini adalah dokumen user requirements yang

dimodifikasi kegunaannya untuk keperluan pengujian, verifikasi, dan validasi.

Pengujian dapat dilakukan melalui metoda:

Demo Software, untuk fungsi-fungsi yang langsung dapat diverifikasi

melalui tampilan atau keluaran sistem aplikasi lainnya, misalnya

pelaporan

Analisa Fungsi, untuk memverifikasi fungsi-fungsi yang tidak secara

langsung terlihat melalui tampilan atau keluaran sistem aplikasi, misalnya

formula pengolahan data yang dipakai, logika perhitungan data, dan lain-

lain

Pemeriksaan Fisik, misalnya untuk dokumentasi yang dibutuhkan

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 20

Lampiran 3: RFP Standard

RFP (Request For Proposal) adalah set dokumen yang disiapkan oleh Pemerintah

Daerah untuk meminta proposal penawaran produk sistem aplikasi e-Government

yang diinginkan dari para mitra pengembang. Dalam hal ini mitra pengembang

harus menyediakan data dan informasi minimal seperti yang sudah

dipersyaratkan dalam RFP tersebut. Mitra pengembang boleh saja menulis dalam

format yang berbeda dari format yang disarankan di RFP standard, sepanjang

kandungan isi data dan informasinya mencukupi, sesuai yang dibutuhkan.

Data dan informasi (dokumentasi) yang diberikan oleh mitra pengembang

selanjutnya dapat dikoleksi dan dikelola oleh Pemerintah Daerah sebagai bahan

penyusunan Katalog Sistem Aplikasi. Katalog tersebut nantinya dapat dipakai

sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah untuk secara cepat mencari informasi

tentang sistem aplikasi e-Government, apa saja jenis dan fiturnya, siapa yang

mengembangkan, berapa harganya, dan lain-lain.

Set dokumen RFP terdiri dari lima template dokumen sebagai berikut:

Technical Specification, berisi spesifikasi teknis dari sistem aplikasi yang

ditawarkan

Compliance Check List, berisi matrik daftar pemenuhan kebutuhan antara

spesifikasi/fitur yang ditawarkan mitra pengembang dengan kebutuhan

pengguna yang didokumentasikan dalam dokumen Spesifikasi Kebutuhan

Experience List, berisi profile singkat mitra pengembang dalam bentuk

daftar pengalaman pengembang dalam membangun sistem aplikasi

e-Government, aplikasi apa saja yang sudah pernah dibangun, dan sudah

dipasang di mana saja.

Schedule, berisi jadwal yang disanggupi mitra pengembang dalam

membangun sistem aplikasi e-Government yang ditawarkan

Schedule Of Rate, berisi standar item minimal penawaran yang diajukan

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 21

TEMPLATE

SPESIFIKASI KEBUTUHAN

PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 22

[Judul Dokumen]

contoh: “Spesifikasi Kebutuhan

Pengembangan Sistem Aplikasi {nama sistem aplikasi}

Pemerintah Daerah {nama pemerintah daerah}”

Disiapkan oleh : ………..

Rev.: ………..

Dok. No.: ………

Tanggal : dd-mmm-yyyy

Daftar Isi

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 23

1. Identifikasi Sistem ........................................................................................... 24

2. Deskripsi Sistem.............................................................................................. 24

2.1. Arsitektur [nama sistem aplikasi] ............................................................ 24

3. Dokumen Acuan.............................................................................................. 24

4. Ruang Lingkup Dokumen................................................................................ 24

5. Daftar Kebutuhan Sistem Aplikasi ................................................................... 25

5.1. Kebutuhan Fungsional............................................................................ 26

5.2. Kebutuhan Antarmuka Sistem................................................................ 28

5.3. Kebutuhan Basis Data............................................................................ 29

5.4. Kebutuhan Adaptive ............................................................................... 30

6. Penutup ........................................................................................................... 30

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 24

1. Identifikasi Sistem

Dokumen ini berisi daftar spesifikasi kebutuhan sistem aplikasi [nama sistem aplikasi yang

dikembangkan] dengan identifikasi seperti berikut:

Nama Proyek : [nama proyek pengembangan software tsb]

Nama Produk : [nama / brand produk sistem aplikasi yg diinginkan]

ID Produk : [id produk (jika ada) sesuai aturan organisasi]

2. Deskripsi Sistem

Deskripsi singkat tentang manfaat fungsional dari sistem aplikasi yang akan di kembangkan.

Deskripsi ini meliputi:

Manfaat sistem aplikasi dalam menunjang proses pekerjaan sehari-hari.

Manfaat sistem aplikasi dalam proses pelayanan publik.

Masalah dan/kendala yang ada saat ini, yang ingin diselesaikan/diatasi

melalui sistem aplikasi yang akan dibangun/dibeli.

2.1. Arsitektur [nama sistem aplikasi]

Deskripsi singkat yang memuat hal-hal penting tentang arsitektur sistem aplikasi yang akan

dibangun. Tujuan deskripsi ini untuk memberikan informasi awal bagi proses perancangan sistem aplikasi. Bisa dilengkapi dengan gambar-gambar seperlunya yang dapat mendukung deskripsi

arsitektur sistem aplikasi. Contoh arsitektur yang diinginkan, misalnya: sistem aplikasi harus dibangun berdasarkan arsitektur client-server, sistem aplikasi dibangun berbasis web, memungkinkan untuk dilakukan akses / login

dari jaringan, dan lain-lain.

3. Dokumen Acuan

[1]. Dokumen referensi yang dijadikan acuan untuk pembuatan sistem aplikasi, misalnya: peraturan pemerintah, perda, dll

[2]. Bisa juga disebutkan rujukan ke textbook yang dipakai, jika ada.

4. Ruang Lingkup Dokumen

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 25

Ruang lingkup dokumen, contoh: Dokumen ini dipakai hanya untuk keperluan perancangan dan pembangunan [nama sistem aplikasi].

5. Daftar Kebutuhan Sistem Aplikasi

Tuliskan semua deskripsi dari seluruh kebutuhan (fitur yang diinginkan) sistem aplikasi di sini, yang

terbagi dalam 4 kelompok kebutuhan, yaitu: (a) functional requirements, (b) interface/GUI requirements, (c) dbase requirements, (d) adaptive requirements.

Daftar kebutuhan (fitur sistem aplikasi yang diperlukan) dapat ditulis dalam tabel atau dengan cara lain. Untuk memudahkan pelacakan dan pembacaan, sangat disarankan untuk memberikan indeks

identifikasi (Req_ID) terhadap setiap fitur. Daftar kebutuhan tersebut dapat disusun berjenjang dengan tingkat kedalaman seperlunya, sesuai kebutuhan dan karakteristik khusus sistem aplikasi

yang akan dibangun. Secara umum disarankan untuk tidak menulis kebutuhan lebih dari 3 jenjang.

Berikut disajikan contoh cara penulisan daftar kebutuhan dalam sebuah tabel.

Contoh ini selanjutnya akan dipakai dalam dokumen ini sebagai ilustrasi

Req _ID Prioritas Deskripsi

Keterangan:

Req_ID ideks identifikasi fitur. Tingkat kedalaman jenjang suatu fitur

dapat dikenali dari indeksnya. Contoh:

1. Fitur utama

1.1. Fitur lebih rinci (jenjang tingkat 2)

2. Fitur utama

2.1. Fitur lebih rinci (jenjang tingkat 2)

2.1.1. Fitur sangat rinci (jenjang tingkat 3)

2.1.2. Fitur sangat rinci (jenjang tingkat 3)

2.2. Fitur lebih rinci (jenjang tingkat 2)

Prioritas Prioritas kebutuhan tersebut, misalnya (M)andatori atau

(O)psional. Di kolom ini cukup dituliskan satu saja, misalnya

O, maka selain yang ditandai dengan “O” berarti bersifat

Mandatori atau Wajib.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 26

Deskripsi Deskripsi lengkap dari kebutuhan / fitur sistem apliksi yang

diinginkan.

5.1. Kebutuhan Fungsional

Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan fungsional di sini. Kebutuhan fungsional merinci semua

fitur utama sistem aplikasi dan menjabarkannya kedalam fitur-fitur yang lebih kecil. Tataletak penulisan kebutuhan ini biasanya merupakan terjemahan dari proses kerja sistem aplikasi tersebut,

yang dikelompokkan dalam modul-modul aplikasi. Termasuk dalam kebutuhan fungsional ini adalah perlunya fitur dari sistem aplikasi yang dapat

menyediakan laporan-laporan baku, baik berdasarkan format dan isi pelaporan yang sudah ada di Pemerintah Daerah saat ini, atau format pelaporan baru yang diinginkan. Termasuk diantaranya

adalah: Pelaporan-pelaporan khusus (yang harus disediakan oleh sistem aplikasi) yang dibutuhkan oleh

eksekutif daerah untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Pelaporan-pelaporan khusus lainnya (yang harus disediakan oleh sistem aplikasi) yang dibutuhkan untuk publikasi data ke masyarakat (internet), press release atau keperluan publikasi data internal.

Contoh penulisan daftar kebutuhan fungsional:

Req_ ID Prio*) Deskripsi

1 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengajuan anggaran

2 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengelolaan anggaran

3 O Dll

4 O Dll

*) kecuali disebutkan lain, maka semua kebutuhan berarti mandatory.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 27

Req_ID Prio*) Deskripsi

1 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengajuan anggaran

1.1.

1.2.

1.3. O

1.4. O

Req_ID Prio*) Deskripsi

2 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengelolaan anggaran

2.1.

2.2.

2.3.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 28

5.2. Kebutuhan Antarmuka Sistem

Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan antarmuka sistem aplikasi di sini, yaitu semua komunikasi

yang dilakukan oleh sistem aplikasi dengan dunia luar, yang terbagi dalam 2 grup:

Komunikasi dengan sistem aplikasi lain yang terkait yang sudah ada, bagaimana sinergi akan dilakukan dan kerangka interoperabilitas seperti apa yang ingin dijaga.

Komunikasi dengan pengguna. Termasuk didalamnya adalah tampilan User Interface yang

diinginkan (jika ada permintaan khusus) misalnya: semua menu memakai Bahasa Indonesia, panduan bantuan on-line dalam Bahasa Indonesia, tampilan yang tataletaknya dan warna

dasarnya dapat diubah-ubah, dan lain-lain

Contoh penulisan daftar kebutuhan antar muka sistem:

Req_ ID Prio*) Deskripsi

1 Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data-data anggaran ke sistem aplikasi “PQR”

2 Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC”

3 O Dll

4 O Dll

*) kecuali disebutkan lain, maka semua kebutuhan berarti mandatory.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 29

Req_ ID Prio*) Deskripsi

1. Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data-data anggaran ke sistem aplikasi “PQR”

1.1.

1.2.

1.3. O

Req_ ID Prio*) Deskripsi

2. Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC”

2.1. Data account Instansi = (nama bank + nama account instansi)

2.2. Sistem aplikasi harus dapat mengakomodasikan:

Instansi yang mempunyai account tersebar di beberapa bank

Instansi yang mempunyai beberapa account di sebuah bank

2.3. O Data account personal = (nama bank + nama account personal)

5.3. Kebutuhan Basis Data

Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan basis data sistem aplikasi di sini. Deskripsi yang dicantumkan disini minimal mengidentifikasi informasi apa saja yang perlu dimasukkan dalam basis data sistem aplikasi. Selain itu juga dituliskan semua kemampuan / fungsi yang harus dimiliki oleh

sistem basis data seperti kebutuhan terhadap sinkronisasi data, update otomatis, dan lain-lain.

Termasuk dalam kebutuhan ini adalah pemakaian jenis Basisdata dari vendor tertentu (jika ada permintaan khusus) misalnya: harus pakai Oracle (karena Pemerintah Daerah tersebut mempunyai

kebijakan untuk membangun sistem aplikasi berbasis data Oracle), bagaimana tatcara akses ke basis data, dan lain-lain

Contoh penulisan daftar kebutuhan basis data:

Req_ID Prio*) Deskripsi

1 Basis data harus dibuatkan E-Rnya, baik dalaman bentuk

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 30

fisikal atau logikal.

2 Mekanisme (prosedur dan timing) sinkronisasi antar basis-data harus dijelaskan dalam sebuah dokumen tertulis.

3 O Dll

4 Dll

*) kecuali disebutkan lain, maka semua kebutuhan berarti mandatory.

5.4. Kebutuhan Adaptive

Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan adaptive sistem aplikasi di sini, yaitu kebutuhan yang

menyangkut fitur-fitur atau seting nilai yang berbeda-beda untuk setiap penggunanya. Contoh yang bersifat umum misalnya: format tanggal yang diinginkan, format jam dan lain-lain. Untuk contoh

kasus keuangan: simbol mata uang, akurasi angka dibelakang titik desimal, dan lain-lain.

6. Penutup

1 s/d 2 paragraph penutup.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 31

TEMPLATE

PANDUAN PENGUJIAN

PENERIMAAN SISTEM APLIKASI

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 32

[Judul Dokumen]

contoh: “Panduan Pengujian Penerimaan

Sistem Aplikasi {nama sistem aplikasi}

Pemerintah Daerah {nama pemerintah daerah}”

Disiapkan oleh : ………..

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 33

Rev.: ………..

Dok. No.: ………

Tanggal : dd-mmm-yyyy

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 34

Daftar Isi

1. Identifikasi Sistem ........................................................................................... 35

2. Dokumen Acuan.............................................................................................. 35

3. Metoda Pengujian ........................................................................................... 35

3.1. Demo [nama sistem aplikasi].................................................................. 36

3.2. Analisa Fungsi [nama sistem aplikasi].................................................... 36

3.3. Pemeriksaan Fisik [nama sistem aplikasi] .............................................. 36

3.4. Kombinasi Dari Ketiganya ...................................................................... 36

4. Hasil Pengujian ............................................................................................... 36

5. Penutup ........................................................................................................... 40

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 35

1. Identifikasi Sistem

Dokumen ini merupakan panduan bagi pelaksanaan pengujian penerimaan untuk

[nama sistem aplikasi yang dikembangkan] dengan identifikasi seperti berikut:

Nama Proyek : [nama proyek pengembangan software tsb]

Nama Produk : [nama / brand produk sistem aplikasi yg diinginkan]

ID Produk : [id produk (jika ada) sesuai aturan organisasi]

2. Dokumen Acuan

[1]. Dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi (milik

Pemerintah Daerah).

[2]. Dokumen Spesifikasi Sistem Aplikasi (milik Mitra Pengembang atau

Vendor).

3. Metoda Pengujian

Sebutkan disini deskripsi singkat tentang metoda pengujian penerimaan yang

akan dilaksanakan. Umumnya metoda pelaksanaan pengujian meliputi tiga hal,

yaitu: Demo, Analisa Fungsi, Pemeriksaan Fisik, atau kombinasi dari ketiganya.

Untuk kemudahan proses identifikasi dan penulisan hasil pengujiannya, metoda

pengujian kemudian disimbolkan dengan karakter khusus yang unik, misalnya:

D untuk Demo software

A untuk Analisa fungsi

P untuk Pemeriksaan Fisik

K untuk Kombinasi dari D, A dan P

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 36

3.1. Demo [nama sistem aplikasi]

Demo [nama sistem aplikasi] dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa software

dapat berfungsi dengan baik, dan berjalan di komputer sesuai dengan spesifikasi

yang disebutkan. Demo bisa dipakai untuk memverifikasi apakah sistem aplikasi

dapat berjalan di jaringan dalam lingkungan multi user, menu dan tampilan

sistem aplikasi di layar monitor dapat dengan mudah dibaca, laporan dapat

dicetak menggunakan printer dan kertas sesuai dengan format yang diinginkan,

dan lain-lain.

3.2. Analisa Fungsi [nama sistem aplikasi]

Analisa fungsi [nama sistem aplikasi] dimaksudkan untuk memverifikasi fungsi

software yang tidak dapat dilakukan dengan demo atau pemeriksaan fisik.

Metoda ini biasanya dipakai untuk menilai / mengevaluasi apakah pelaporan atau

tampilan sistem aplikasi di layar monitor sudah merepresentasikan data dan

informasi yang benar, terutama yang disajikan berdasarkan perhitungan / pem-

prosesan menggunakan formula atau hubungan logika tertentu yang khas.

3.3. Pemeriksaan Fisik [nama sistem aplikasi]

Pemeriksaan fisik [nama sistem aplikasi] dimaksudkan untuk memeriksa keleng-

kapan sistem aplikasi yang di kembangkan, misalnya kelengkapan CD installer

dan dokumentasi pendukungnya.

3.4. Kombinasi Dari Ketiganya

Verifikasi jenis ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan pengguna tentang fungsi

yang sedang diverifikasi. Misalnya sistem akuntansi keuangan, formulanya

diverifikasi dengan metoda analisa fungsi, hasil pelaporannya dengan demo. Fitur

bantuan (dalam bentuk buku) diverifikasi dengan pemeriksaan fisik, sedangkan

bantuan on-line dengan metoda demo.

4. Hasil Pengujian

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 37

Paragraph ini mencatat semua daftar kebutuhan (fitur sistem aplikasi) yang akan

diverifikasi melalui pengujian penerimaan. Prinsipnya kebutuhan sistem aplikasi

yang ditulis di sini adalah semua kebutuhan yang sudah didefinisikan dalam

dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi.

Mengenai tatacara penulisannya:

Sama seperti dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem

Aplikasi. Dengan cara ini, verifikasi dilakukan fitur demi fitur, secara ber-

urutan.

Dapat digabung menjadi beberapa kebutuhan yang lebih besar (terutama

untuk kebutuhan yang sudah terlalu rinci, sehingga kemungkinan dapat

menyulitkan proses verifikasi). Contohnya: fungsi/fitur aplikasi yang

melibatkan formula dan proses perhitungan, dari input data yang di-

berikan, diverifikasi apakah sistem aplikasi tersebut dapat menghasilkan

output sesuai yang diharapkan.

Dikelompok-kelompokan menurut tatacara tertentu yang berbeda dengan

pengelompokan dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem

Aplikasi, sehingga lebih sesuai dan keperluan pengujian. Contohnya:

pengelompokkan berdasarkan contoh kasus, misalnya sistem keuangan,

dari mulai penyiapan RASK, perubahan anggaran, DASK, dan sebagainya.

Selanjutnya semua daftar kebutuhan (fitur sistem aplikasi) yang akan diverifikasi

melalui pengujian penerimaan dapat disusun dalam sebuah tabel. Fitur yang

akan diuji, metoda pengujian, dan hasil pengujiannya, dapat disusun dalam satu

baris yang sama. Cara tersebut disarankan karena akan memudahkan proses

pengujian dan pembacaan hasilnya sekaligus.

[Tentu saja pengguna dapat memilih cara lain tersendiri yang dianggap lebih

mudah dan lebih sesuai dengan karakteristik sistem aplikasi yang akan diuji]

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 38

Untuk kemudahan proses identifikasi dan penulisan hasil pengujiannya, hasil

pengujian kemudian disimbolkan dengan karakter khusus yang unik, misalnya:

P untuk PASS, artinya 100% terpenuhi

F untuk FAIL, artinya 100% tidak terpenuhi

S artinya sebagian terpenuhi (dan sebagian lagi tidak terpenuhi)

Untuk hasil yang sifatnya “S” dapat juga ditambahkan keterangan seperlunya

sehingga lebih jelas.

4.1. Contoh 1: Penulisan hasil pengujian

(Tatacara penulisan sama seperti dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengem-

bangan Sistem Aplikasi)

Req_ID Deskripsi Metoda UAT (D/A/P/K)

Hasil UAT (P/F/S) Keterangan

1. Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data-data anggaran ke sistem aplikasi “PQR”

K P

1.1. 1.2.

2 Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan

data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC”

K S Note-1

2.1. Data account Instansi = (nama bank + nama account instansi)

D S Note-2

2.2. Sistem aplikasi harus dapat meng-akomodasikan:

Instansi yang mempunyai account tersebar di beberapa bank

Instansi yang mempunyai beberapa account di sebuah bank

K P

2.3. Data account personal = (nama bank + nama account personal)

D F

Note-1: ……………………………………………………………………………………………………. Note-2: …………………………………………………………………………………………………….

4.2. Contoh 2: Penulisan hasil pengujian

(Tatacara penulisan digabung menjadi beberapa kebutuhan yang lebih besar)

Req_ID Deskripsi Metoda UAT (D/A/P/K)

Hasil UAT (P/F/S) Keterangan

1. Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data- A P

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 39

1.1. 1.2.

data anggaran ke sistem aplikasi “PQR” …………………………………………..dst …………………………………………..dst

2.

2.1.

2.2.

2.3.

Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC” Data account Instansi = (nama bank + nama account instansi) Sistem aplikasi harus dapat meng-akomodasikan:

Instansi yang mempunyai account tersebar di beberapa bank

Instansi yang mempunyai beberapa account di sebuah bank

Data account personal = (nama bank + nama account personal)

D S Note-1

Note-1: …………………………………………………………………………………………………….

4.3. Contoh 3: Penulisan hasil pengujian

(Tatacara penulisan digabung dengan cara tertentu berdasarkan skenario kasus)

Req_ID Deskripsi Metoda UAT (D/A/P/K)

Hasil UAT (P/F/S) Keterangan

1.

1.1. 2.

Kasus: Penyiapan RASK …………………………………………..dst …………………………………………..dst …………………………………………..dst

D P

1.1. 2.1. 2.6.

3. 3.2.

Kasus: Perubahan RASK …………………………………………..dst …………………………………………..dst …………………………………………..dst …………………………………………..dst

D S Note-1

Note-1: …………………………………………………………………………………………………….

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 40

5. Penutup

Disini disajikan rangkuman hasil pengujian dan evaluasi/penilaian terhadap hasil

tersebut untuk menentukan apakah sistem aplikasi aplikasi:

(a) Sudah dapat berfungsi seperti yang diharapkan, sehingga sistem aplikasi

tersebut dinyatakan dapat diterima.

(b) Belum dapat berfungsi dengan penuh seperti yang diharapkan, sehingga

sistem aplikasi tersebut dinyatakan tidak dapat diterima, atau diterima

dengan catatan.

Contoh tabel rangkuman hasil pengujian:

Hasil Pengujian Kelompok Kebutuhan

Jumlah Total

Kebutuhan P F S

1. Kebutuhan Fungsional 55 50 2 3

2. Kebutuhan Interface 40 30 0 10

3. Kebutuhan Basisdata 20 18 2 0

4. Kebutuhan Adaptive 10 10 0 0

Total 125 108 4 13

Untuk hasil yang tidak memuaskan (tidak dapat diterima, atau diterima dengan

catatan), maka beberapa langkah dapat diambil, misalnya:

(a) Pemerintah Daerah menunda pembayaran, atau bahkan membatalkan

pekerjaan pengembangan sistem aplikasi tersebut.

(b) Dilakukan adendum (atau perubahan) kontrak bertujuan untuk mem-

berikan kesempatan kepada Mitra Pengembang untuk menyelesaikan

pekerjaan yang hasilnya belum memuaskan tersebut.

Selanjutnya, 1 s/d 2 paragraph penutup

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 41

TEMPLATE

REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) STANDAR

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 42

TTTeeeccchhhnnniiicccaaalll SSSpppeeeccciiifffiiicccaaatttiiiooonnn DDDooocccuuummmeeennnttt

Dokumen ini berisi informasi tentang spesifikasi teknis dari produk sistem aplikasi

yang ditawarkan oleh kontraktor / mitra pengembang / vendor dalam ikut serta

membangun sistem e-Government untuk pengguna (Pemerintah Daerah).

1. Deskripsi Spesifikasi

Spesifikasi sistem aplikasi dibagi dalam beberapa pokok bahasan, dan minimal

memuat informasi tentang sistem aplikasi sebagai berikut:

Deskripsi sistem meliputi fungsi umum, fitur unggulan, kemudahan /

manfaat bagi pengguna, keunggulan komparatif.

Rujukan ke peraturan dan perundang-undangan (uu/pp/keppres/kepmen/

dan lain-lain, jika ada) yang menjadi dasar rancangan sistem aplikasi.

Deskripsi sistem meliputi arsitektur sistem aplikasi, platform basis data,

platform komputer, bahasa pemprograman, presentasi user interface.

Contoh:

Platform komputer, misal desktop PC, PIII 800 MHz, 256 MB

memory, CDRW, Multimedia

Platform OS, misal Windows 2000, Linux, IBM Unix

Platform basis data, misal Oracle 9, MsSQL, MySQL, DB II

Platform software server lain, misal (web server) Apache, IIS

Bahasa pemprograman Microsoft .Net

Semua presentasi menu user interface dalam Bahasa Indonesia

Jika arsitekturnya client/server atau distributed application/dbase,

sebutkan juga spesifikasi server dan clientnya

Dan lain-lain.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 43

Spesifikasi rinci lainnya yang dianggap perlu, misalnya skema integrasi

dengan aplikasi e-Government lainnya.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 44

2. Informasi Lainnya

Selain informasi minimal seperti disebutkan diatas, kontraktor/mitra pengembang

/vendor sangat disarankan untuk menerangkan hal-hal lain berkaitan dengan

keunggulan sistem aplikasi tersebut. Misalnya konsep solusi, konsep rancang-

bangun, scalability, security, flexibility, reliability, dan lain-lain.

Termasuk disini juga informasi tentang jaminan operasional, dukungan teknis,

pemeliharaan.

3. Tatatcara Penulisan

Tidak ada aturan khusus untuk menyusun dokumen spesifikasi teknis, meskipun

begitu kontraktor/mitra pengembang/vendor sangat dianjurkan untuk menyusun

dokumen tersebut dengan struktur minimal sebagai berikut:

1. Judul dokumen, versi/revisi, tanggal keluar, disclaimer, proprietary notice

2. Daftar isi

3. Daftar istilah/singkatan yang dipergunakan dalam dokumen tersebut

4. Daftar gambar/tabel

5. Pendahuluan

a. Ulasan umum tentang sistem aplikasi e-Government

b. Konsep solusi

c. Konsep rancang bangun

d. Konsep security

6. Referensi

a. Peraturan dan perundang-undangan

b. Textbook

c. Internet site

7. Sistem overview

a. Deskripsi fungsi sistem

b. Arsitektur dan platform

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 45

8. Spesifikasi umum

a. Fungsional

b. Antarmuka (interface)

c. Basisdata

d. Adaptive (user preference setting)

9. Spesifikasi khusus

a. Reliability

b. Interoperability

c. Scalability

d. Flexibility / Integrateability

e. User Friendliness

10. Informasi lainnya

a. Jaminan operasional

b. Dukungan teknis

c. Pelatihan

d. Pemeliharaan

11. Penutup

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 46

CCCooommmpppllliiiaaannnccceee CCChhheeeccckkk LLLiiisssttt

1. Dokumen referensi milik mitra pengembang / vendor:

(a) Spesifikasi produk sistem aplikasi, rev.: … , tanggal: dd-mmm-yyyy

(b) Dokumen-dokumen penunjang lainnya yang menerangkan tentang

spesifikasi, fitur atau kemampuan sistem aplikasi

2. Dokumen referensi milik Pemerintah Daerah:

(a) Spesifikasi kebutuhan pengembangan sistem aplikasi

(b) Dokumen-dokumen lain yang menerangkan kebutuhan Pemda akan

sistem aplikasi tersebut berkaitan dengan spesifikasi, fitur atau

kemampuan sistem aplikasi

3. Tabel Compliance:

Berikut disajikan contoh tabel compliance yang disarankan:

No Dok Spesifikasi Kebutuhan (Prop/Kab/Kota)

Compliance Dok Spesifikasi Sistem Aplikasi (Vendor)

Catatan

[Hal] Req_ID C NC [Hal] Bab, Sub-Bab

1 [5] 1 [5] 3.3, par-2

2 [6] 2.3 Tidak ada fitur ini

3 [5] 1.5, 1.6, [6] 2.4, 2.5

Belum diimplementasikan

4 [7] 3, 3.1, 3.2, 3.3 [10] 6

5 [7] 4 [7] 5

[10] 7.1, par-1-3

7 …… dan seterusnya

Keterangan:

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 47

par = paragraf

C = comply / terpenuhi / sesuai

NC = not comply / tidak terpenuhi / tidak sesuai / tidak ada / belum diimplementasikan

CCCooommmpppaaannnyyy EEExxxpppeeerrriiieeennnccceee

Dokumen ini memuat informasi tentang pengalaman perusahaan kontraktor/

mitra pengembang/vendor dalam membangun sistem aplikasi e-Government,

status sampai dengan dokumen RFP ini dikeluarkan. Informasi yang disampaikan

merupakan rangkuman dari pokok-pokok informasi sebagai berikut:

Pengalaman dalam membangun sistem aplikasi e-Government atau

sistem aplikasi lainnya yang serupa / mirip / sejenis dengan sistem

aplikasi e-Government

Tempat dipasangnya sistem aplikasi tersebut, misalnya Pemerintahan

atau Swasta / Industri / BUMN / BUMD / PMA

Sudah berapa lama sistem aplikasi tersebut beroperasi di tempat

pengguna, misalnya kapan tanggal mulai diimplementasikannya sistem

aplikasi tersebut di tempat penggunanya

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 48

Ketiga kategori informasi tersebut dapat dirangkum dalam sebuah tabel sebagai

berikut:

Contoh tabel pengalaman mitra pengembang:

Jenis Status No Nama Sistem

Aplikasi eGov / Sim / Diff COTS / Mod / Dev Pengguna Lama

Dipakai

1 Sistem aplikasi A eGov COTS Instansi X 2 tahun

2 Sistem aplikasi B eGov Mod Instansi Y 6 bulan

3 Sistem aplikasi C Sim Mod Instansi Z 6 bulan

4 Sistem aplikasi D Diff Dev

5

Keterangan:

1. Jenis Sistem Aplikasi

eGov e-Government,

sistem aplikasi e-Government

Sim Similar,

bukan sistem aplikasi e-Government, tetapi dapat dianalogikan/serupa/sejenis dengan sistem aplikasi e-Government

Diff Different,

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 49

bukan sistem aplikasi e-Government, dan tidak dapat dianalogikan/tidak serupa/tidak sejenis dengan sistem aplikasi e-Government

2. Status Sistem Aplikasi

COTS Commercialy Off The Shelf,

sudah dibangun dan sudah ada di pasaran, tinggal dibeli dan dipasang, tanpa perlu usaha modifikasi atau kustomisasi yang memerlukan kompilasi ulang source code dari sistem aplikasi tersebut

Mod Modification,

basis/aplikasi dasar sudah ada, tetapi untuk dapat dipasang dan

dipergunakan di tempat pengguna harus dilakukan modifikasi atau

kustomisasi dulu yang memerlukan kompilasi ulang source code dari

sistem aplikasi tersebut

Dev Development,

basis/aplikasi dasar belum ada, sehingga untuk dapat dipasang dan

dipergunakan di tempat pengguna, sistem aplikasi tersebut harus

dikembangkan terlebih dahulu

3. Modifikasi

Pengaturan atau setting komputer, setting nilai default atau data awal

atau pembuatan file konfigurasi atau pekerjaan sejenisnya tidak termasuk atau tidak dianggap sebagai modifikasi.

Modifikasi dalam jumlah dan volume pekerjaan yang cukup besar dianggap sebagai pengembangan aplikasi baru.

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 50

JJJaaadddwwwaaalll PPPeeennngggeeemmmbbbaaannngggaaannn

Dokumen ini menjelaskan jadwal pengembangan yang diusulkan oleh kontraktor/

mitra pengembang/vendor, dimulai dari penandatanganan kontrak sampai

dengan instalasi. Sedangkan jadwal pelatihan, dapat diusulkan dulu, bersifat

tentatif. Pelaksanaan pelatihan nantinya harus dikoordinasikan dengan pihak

pengguna, kesiapan hari dan jadwal pengguna, fasilitas belajar-mengajar, dan

lain-lain.

Dalam jadwal yang ditawarkan, kontraktor/mitra pengembang/vendor sangat

dianjurkan untuk memberikan opsi untuk pengiriman paket sistem aplikasi dalam

beberapa kali tahapan (incremental release). Misalnya, sistem aplikasi dikirim

dalam 2 tahapan. Pengiriman tahap pertama mencakup seluruh fungsi utama

sistem aplikasi sedangkan pengiriman kedua merupakan tambahan-tambahan

rinci seperti on-line help, wizard dan/atau fitur-fitur yang bersifat add-on lainnya.

Pengiriman secara bertahap dimaksudkan sebagai salah satu mekanisme untuk

meyediakan prototipe sedemikian sehingga pengguna mendapat kesempatan

untuk mengevaluasi sistem aplikasi tersebut sebelum akhirnya diserahkan dan

dipasang serta beroperasi penuh di tempat pengguna.

Jadwal minimal harus mencantumkan kegiatan / aktivitas penting seperti:

Penandatanganan kontrak

Evaluasi awal sistem aplikasi (ditahap ini pengembang menyerahkan

seluruh rancangan, termasuk rancangan user interface untuk dievaluasi

dan disetujui oleh pengguna)

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 51

Audit (ditahap ini pengembang harus memberikan kesempatan kepada

pengguna minimal satu kali untuk melakukan audit terhadap proses

pengembangan yang dilakukan di tempat pengembang, terlepas dari

apakah audit tersebut nantinya benar-benar dilaksanakan atau tidak)

Evaluasi akhir sistem aplikasi (ditahap ini pengembang menyerahkan dan

memasang sistem aplikasi versi beta di tempat pengguna untuk evaluasi

dan mendapatkan masukan-masukan dari penggunanya)

Pengujian penerimaan (di tahap ini pengembang harus memberikan

kesempatan kepada pengguna minimal satu kali untuk melakukan audit

terhadap kelengkapan produk yang akan diserahkan baik kelengkapan

fungsional ataupun kelengkapan fisik seperti dokumentasi, dan lain

sebagainya)

Dan lain-lain aktivitas/kegiatan yang menurut pengembang dianggap

perlu dan penting untuk diketahui, misalnya masa pengembangan,

pengujian dan integrasi

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 52

SSSccchhheeeddduuullleee OOOfff RRRaaattteee

Dokumen ini berisi informasi tentang rincian pekerjaan yang ditawarkan oleh

kontraktor / mitra pengembang / vendor dalam ikut serta membangun sistem e-

Government untuk pengguna (Pemerintah Daerah). Dokumen Sechedule of rate

berisi informasi-informasi sebagai berikut:

1. Identifikasi, berisi informasi tentang nama sistem aplikasi yang

ditawarkan, dan identifikasi proyek, jika ada

2. Daftar Harga, berisi rincian daftar harga pekerjaan yang ditawarkan

3. Harga Penawaran, berisi rangkuman harga penawaran

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 53

Contoh formulir penawaran:

Nama Proyek: …………………………………………

Nama Sistem Aplikasi: …………………………………………

Daftar harga:

ITEM URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (RP)

I. Pengembangan Sistem Aplikasi lumpsum

I.1 Pembuatan Perangkat Lunak

I.2 Instalasi dan Pengujian

I.3 Dokumen Pendukung Operasi dan Pemeliharaan

II. Pelatihan

II.1 Pelatihan Wajib (Operator dan Administrator) kelas

II.2 Pelatihan Tambahan kelas

III. Jaminan Operasional tahun

(termasuk koreksi bug, re-install, re-configure dll)

IV. Dukungan Teknis

IV.1 Dukungan Teknis Tahun pertama tahun

IV.2 Dukungan Teknis Tahun kedua dst. tahun

Harga Penawaran:

ITEM URAIAN QTY SATUAN HARGA (RP)

I. Pengembangan Sistem Aplikasi lumpsum

II. Pelatihan Wajib 1 kelas

III. Jaminan Operasional 1 tahun

IV. Dukungan Teknis 1 tahun

TOTAL HARGA PENAWARAN

Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government

Departemen Komunikasi dan Informatika 54