blok 8 sintesis darah
TRANSCRIPT
Komposisi dan Sintesis Sel Darah Merah
Awalliantoni
10 2011 411
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
PENDAHULUAN
Darah adalah cairan yang terdapat pada makhluk hidup (kecuali tumbuhan) yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
Didalam darah terdapat banyak sekali zat-zat yang penting bagi tubuh salah satunya
adalah zat besi. Bila kadar zat besi dalam darah berkurang maka dapat menyebabkan anemia
defisiensi besi (ADB) dimana anemia ini timbul akibat berkurangnya persediaan besi untuk
eritropoesis, karena cadangan besi kosong akan mengakibatkan pembentukan hemoglobin
berkurang. Anemia ini merupakan bentuk anemia yang sering ditemukan didunia terutama
dinegara yang sedang berkembang.
Dalam pembuatan makalah ini saya mendapatkan beberapa keterbatasan, seperti
keterbatasan waktu dan bahan referensi. Namun halangan-halangan tersebut justru memacu saya
untuk dapat menyelasaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Apabila ada kata-
kata yang kurang berkenan pada makalah ini, saya mohon untuk dimaklumkan. Saya sadar
bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu saya sangat menerima kritik dan
saran dari pembaca.
1
TUJUAN
Untuk mengetahui lebih luas mengenai darah yaitu mikroskopis darah, komposisi darah,
protein-protein darah, dan sintesis heme nya.
PEMBAHASAN
Darah
Darah merupakan unit fungsional seluler pada manusia yang berperan untuk membantu
proses fisiologis. Darah terdiri dari 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Banyaknya volume darah yang beredar didalam tubuh manusia 8% dari berat badan atau sekitar
5600cc pada orang yang bobot tubuhnya 70 kg. Dari 5600 cc darah tersebut sekitar 55% adalah
plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah.1 Darah lebih berat dibandingkan air dan lebih
kental. Cairan ini memiliki rasa dan bau yang khas, serta memiliki pH 7,4 (7,35-7,45). Warna
darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung pada kadar oksigen
yang dibawa sel darah merah. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein
pernapasan yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen.2
Secara Umum fungsi darah adalah :
Mengangkut zat makanan dan oksigen keseluruh tubuh dan mengangkut sisa-sisa
metabolisme ke organ yang berfungsi untuk pembuangan
Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit
Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis
Menjaga stabilitas suhu tubuh
Menjaga kesetimbangan asam-basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakan.1,2
Komponen Darah
Plasma darah
Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Plasma darah tersusun dari 91,5% air dan
8,5% zat-zat terlarut. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang
2
meliputi glukosa sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-
ion yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium (NA+) dan klor (CL-). Ion-ion dan
molekul tersebut akan diedarkan keseluruh tubuh atau berfungsi untuk membantu peredaran zat-
zat lainnya. Kira-kira 7% plasma darah terdiri dari molekul molekul protein, yaitu serum
albumin 57%, serum globulin 40 %(terdiri dari α1, α 2, ß , γ globulin) , dan fibrinogen 3%.
Serum adalah cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen ( komponen untuk proses
pembekuan darah). Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein
yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu. Sedangkan antigen merupakan molekul
(protein) asing yang memacu pembentukan antibodi. Antibodi terbentuk jika ada antigen yang
masuk kedalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin didalam sel-sel plasma.1,2
Waktu aliran darah berhenti, atau ketika darah berkontak dengan udara, salah satu globulin
plasma (fibrinogen) mengendap sebagai jala-jala filamen halus disebut fibrin. Pengerutan
bekuan darah atau plasma (sineresis), menghasilkan cairan cairan jernih kekuningan yaitu
serum.2
Plasma bekerja sebagai medium atau perantara untuk penyaluran makanan, mineral, lemak,
glukosa, dan asam amino ke jaringan. Plasma juga merupakan medium untuk mengangkat bahan
buangan seperti urea, asam urat, dan sebagian dari karbon dioksida.3
Sel-sel darah
Sel-sel darah dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit
Eritrosit atau sel darah merah2
Karakteristik
Eritrosit merupakan discus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada
sentralnya dan berdiameter 7,65 mikrometer.
Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran
ini elastis dan fleksibel, sehingga memunggkinkan eritrosit menembus kappiler
(pembuluh darah terkecil).
3
Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin. Sejenis pigmen
pernapasan yang mengikat oksigen. volume hemoglobin mencapai sepertiga
volume sel.
Jumlah
Pria dewasa normal memiliki 5,4 juta sel darah merah/µL darah. Wanita normal
memiliki 4,8 juta sel darah merah/µL darah (1 µL = 1 mm3; 1 tetes darah kira-kira
50 mm3). Jumlah sel darah merah ini bervariasi pada kedua jenis kelamin dan
pada perbedaan umur.
Hematokrit adalah presentase volume darah total yang mengandung eritrosit.
Presentase ini ditentukan dengan melakukan sentrifugasi sebuah sampel darah
dalam tabung khusus dan mengukur kerapatan sel pada bagian dasar tabung.
Hematokrit pada laki-laki berkisar antara 42 % sampai 54 % dan pada perempuan
38 % sampai 48 %.
Hematokrit dapat bertambah atau berkurang, bergantung pada jumlah eritrosit
atau faktor-faktor yang mempengaruhi volume darah, seperti asupan cairan atau
air yang hilang.
Kecepatan sedimentasi adalah kecepatan sel darah merah untuk sampai ke dasar
tabung tanpa melalui sentrifugasi.
Fungsi
Sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan
hemoglobin terhadap oksigen.
Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon dioksida untuk ditranspo
ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksidanya yang dibawa plasma
berada dalam bentuk ion bikarbonat. Suatu enzim (karbonat anhidrase) dalam
eritrosit memungkinkan sel darah merah bereaksi dengan karbondioksida untuk
membentuk ion bikarbonat. Ion bikarbonat berdifusi keluar dari sel darah merah
dan masuk ke dalam plasma.
Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH darah karena ion
bikarbonat dan hemoglobin merupakan buffer asam-basa.
4
Leukosit atau sel darah putih2
Karakteristik
Diapedesis. Leukosit memiliki sifat diapedesis, yaitu kemampuan untuk
menembus pori-pori membran kapiler dan masuk ke dalam jaringan.
Gerakan amuboid. Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid (gerakan
seperti gerakan amuba). Beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya
dalam satu menit.
Kemampuan kemotaksis. Pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak
menyebabkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksis positif) atau menjauhi
(kemotaksis negatif) sumber zat.
Fagositosis. Semua leukosit adalah fagositik, tetapi kemampuan lebih
berkembang pada neutrofil dan monosit.
Rentang kehidupan. Setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit bertahan
kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap
dalam jaringan selama beberapa hari. Beberapa minggu atau beberapa bulan.
Bergantung jenis leukositnya,
Jumlah
Jumlah normal sel darah putih adalah 7.000 sampai 9.000 per mm3
infeksi atau keruskan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit
Fungsi
Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap invasi benda asing, termasuk
bakteri dan virus.
Sebagian besar aktvitas leukosit berlangsung dalam jaringan dan bukan dalam
aliran darah.
5
Gambar 1. Eritrosit dan leukosit6
Klasifikasi leukosit
Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi, yang dibedakan berdasarkan ukuran,
bentuk nukleus, dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula
sitoplasma disebut granulosit; sel tanpa granula disebut agranulosit.1,2
Leukosit granulosit dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu :
a. Neutrofil
Memiliki nukleus yang terdiri dari 2-5 lobus (ruang). Sel-sel ini berukuran sekitar 8
µm dalam keadaan segar. Neutrofil bersifat fagosit dengan cara masuk kejaringan
yang terinfeksi. Saat mendekati suatu partikel untuk difagositosis sel-sel neutrofil
mula-mula melekat pada reseptor yang terdapat pada partikel, kemudian membuat
ruangan tertutup yang berisi partikel-partikel yang sudah di fagositosis. Setelah itu
ruangan ini akan melekuk kedalam rongga sitoplasma dan melepaskan diri dengan
bagian luar membrane sel membentuk gelembung fagositik yang mengapung dengan
bebas. Sebuah sel neutrofil dapat memfagositosis 5-20 bakteri sebelum sel neutrofil
menjadi inaktif dan mati. Neutrofil hanya aktif sekitar 6-20 jam.1,3
b. Basofil
Memiliki nukleus berbentuk S dan bersifat fagosit. Basofil melepaskan heparin ke
dalam darah. Heparin adalah mukopolisakarida yang banyak terdapat di dalam hati
dan paru-paru. Heparin dapat mencegah pembekuan darah. Selain itu, basifil juga
6
Gambar 2. Neutrofil6
melepaskan histamine. Histamine adalah suatu senyawa yang dibebaskan sebagai
reaksi terhadap antigen yang sesuai.1,3
Gambar 3. Basofil6
c. Eusinofil
Berbentuk hampir seperti bola, berukuran 9 µm dalam keadaan segar. Eusinofil
memiliki nukleus yang terdiri dari dua lobus dan bersifat fagosit dengan daya
fagositosis yang lemah. Eusinofil memiliki kecendrungan untuk berkumpul dalam
suatu jaringan yang mengalami reaksi alergi. Eusinofil juga dianggap dapat
mendetoksifikasi toksin penyebab radang. Eusinofil dilepaskan oleh sel basofil atau
jaringan yang rusak.1,3
Gambar 4. Eusinofil6
Leukosit agranulosit dikelompokan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Monosit
7
Memiliki 1 nukleus besar dan berbentuk tapal kuda atau ginjal. Monosit berdiameter
12-20 µm. monosit dapat berpindah dari aliran darah ke jaringan. Di dalam jaringan,
monosit membesar dan bersifat fagosit menjadi makrofag. Makrofag ini bersama
neutrofil merupakan leukosit fagosit utama, paling efektif, dan berumur panjang.1,3
Gambar 5. Monosit6
b. Limfosit
Berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6-14 µm. limfosit di bentuk
disumsum tulang, sedangkan pada janin dibuat di hati. Terdapat 2 jenis sel limfosit,
yaitu limfosit B dan limfosit T. limfosit yang tetap berada di sumsum tulang
berkembang menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berasal dari sumsum tulang
dan pindah ke timus berkembang menjadi sel T. Limfosit B berperan dalam
pembentukan antibodi. Jika limfosit B berhadapan dengan antigen tubuh, limfosit ini
akan memproduksi antibodi. Sebaliknya limfosit T tidak menghasilkan antibodi.
Limfosit T memiliki berbagai fungsi, contonya limfosit sitotoksik-T berfungsi
menghancurkan sel yang terserang virus. Dari ke 5 jenis leukosit diatas, neutrofil
merupakan sel-sel yang paling banyak menyusun leukosit.1,3
Gambar 6. Limfosit6
Trombosit (keping darah)
8
Trombosit berbentuk bulat kecil dengan ukuran diameter 2-4 µm dan tidak
memiliki inti. Trombosit di bentuk di dalam sumsum tulang dari megakariosit.
Megakariosit merupakan trombosit yang sangat besar dalam sumsum tulang.2
Megakariosit adalah sel raksasa di dalam sumsum tulang, membentuk trombosit dengan
cara mengeluarkan sedikit sitoplasma ke dalam sirkulasi. Sekitar 60% sampai 75%
trombosit yang telah dilepas dari sumsum tulang berada di dalam peredaran darah,
sedangkan sisanya sebagian besar terdapat di dalam limpa. Trombosit berbentuk seperti
tunas pada permukaan megakariosit, kemudian melepaskan diri untuk masuk kedalam
darah. Trombosit dalam darah adalah 150.000-400.000 butir/µL darah. Trombosit
merupakan trukstur yang sangat aktif. Masa hidupnya dalam darah adalah 5-9 hari.
Trombosit yang tua atau mati diambil dari system peredaran darah, terutama oleh
makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa,
pada waktu darah melewati organ tersebut.2
Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Jika suatu jaringan tubuh
terluka, trombosit pada permukaan yang luka akan pecah dan mengeluarkan enzim
trombokinase. Enzim trombokinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dengan
bantuan ion Ca2+. Protombin merupakan protein tidak stabil yang dengan mudah dapat
pecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih kecil, salah satunya adalah trombin.
Protrombin dibentuk oleh hati dan digunakan secara terus- menerus oleh tubuh untuk
pembekuan darah. Pembentukan protrombin dipengaruhi oleh vitamin K. Trombin adalah
sebuah enzim yang mengkatalis perubahan fibrinogen (protein plasma yang dapat larut
dalam plasma darah) menjadi fibrin (protein yang tidak dapat larut dalam plasma darah).
Pembentukan benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup.1
Gambar 7. Trombosit6
Protein darah2
9
mencapai 7 % plasma dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasama yang tidak dapat
menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein darah yang utama :
albumin, globulin, dan fibrinogen.
1. Albumin adalah protein plasama yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60 %, tetapi
ukurannya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk
tekanan osmotik koloid darah.
a. Koloid adalah zat yang berdiameter 1 nm sampai 100 nm, sedangkan kristaloid
adalah zat yang berdiameter kurang dari 1 nm. Plasma mengandung koloid dan
kristaloid.
b. Tekanan osmotik koloid (atau tekanan onkotik) ditentukan berdasarkan jumlah
partikel koloid dalam larutan. Tekanan ini merupakan suatu ukuran “daya tarik”
plasma terhadap difusi air dari cairan ekstraseluler yang meleati membran
kapiler.
2. Globulin membentuk sekitar 30 % protein plasma.
a. Alfa dan beta globulin disintesis di hati, dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai substrat, dan zat penting tubuh
lainnya.
b. Gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi. Ada lima jenis
imunoglobulin yang diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam imunitas.
3. Fibrinogen membentuk 4 % protein plasama, disintesis dihati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Heme4
Heme adalah kompleks senyawa protoporfirin IX dengan logam besi yang merupakan
gugus prostetik berbagai protein seperti hemoglobin, mioglobin, katalase, peroksidase, sitokrom
c dan triptophan pirolase. Kemampuan hemoglobin dan mioglobin mengikat oksigen tergantung
pada gugus prostetik ini yang sekaligus memberi warna khas pada kedua hemeprotein tersebut.
Heme terdiri atas bagian organik dan suatu atom besi. Bagian organik protoporfirin
tersusun dari empat cincin pirol yang terikat satu sama lain melalui jembatan metin (-CH=),
membentuk cincin tetrapirol.
10
Atom besi didalam heme mengikat keempat atom nitrogen dipusat cincin protoporfirin.
Atom besi dapat berbentuk fero (Fe2+) atau feri (Fe3+) sehingga untuk hemoglobin yang
bersangkutan disebut juga sebagai ferohemoglobin dan ferihemoglobin atau methemoglobin.
Tetapi pada besi dalam bentuk fero, senyawa tersebut dapat mengikat oksigen.
Biosintesis Heme3
Biosintesis heme dapat terjadi pada sebagian besar jaringan kecuali eritrosit dewasa yang
tidak mempunyai mitokondria. Sekitar 85% sintesis heme terjadi pada sel-sel prekursor eritoid di
sumsum tulang dan sebagian besar sisanya di sel hepar. Heme disintesis dalam serangkaian
langkah-langkah yang melibatkan kompleks enzim dalam mitokondria dan dalam sitosol sel.
Langkah pertama dalam sintesis heme terjadi di mitokondria, dengan larutan CoA suksinil dan
glisin oleh ALA sintase untuk membentuk asam 5-aminolevulic (ALA). Molekul ini diangkut ke
sitosol dimana rangkaian reaksi menghasilkan struktur cincin yang disebut coproporphyrinogen
III. Setelah itu kembali ke mitokondria dimana reaksinya menghasilkan protoporphyrin IX
kemudian enzim ferrochelatase dan besi masuk kedalam struktur cincin protoporfirin IX untuk
memproduksi heme. Kemudian asam amino yang terdapat pada sitosol akan masuk ke ribosom
untuk membentuk rantai alfa dan beta. Rantai alfa dan beta akan bergabung menjadi globin alfa 2
dan beta 2. Penggambungan heme dan globin alfa 2 dan beta 2 ini akan membentuk hemoglobin.
Gambar 8. Sintesis Heme6
Hemoglobin
11
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi dan memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen yang akan membentuk oksihemoglobin di dalam sel darah merah
sehingga oksigen dibawa dari paru-paru menuju ke jaringan-jaringan. Jumlah hemoglobin dalam
darah normal sekitar 15 gram setiap 100 ml darah.4
Hemoglobin adalah suatu molekul yang berbentuk bulat yang terdiri dari 4 subunit.
Setiap subunit mengandung satu bagian heme yang berkonjugasi denagn suatu polipeptida.
Heme adalah suatu derivat porfirin yang mengandung besi. Polipeptida tersebut secara kolektif
disebut sebagai bagian globin dari molekul hemoglobin. Pada setiap molekul dari hemoglobin
terdiri dari dua pasang polipeptida.3
Kimia Porfirin3
Porfirin mengandung nitrogen tersier pada dua cincin pirolen sehingga bersifat basa
lemah dan adanya gugus karboksil pada rantai sampingnya menyebabkan juga bersifat asam.
Titik isoelektrisnya pada pH 3,0 – 4,0, mudah diendapkan dalam larutan air. Semua porfirin
berwarna. Dalam penelitian tentang porfirin atau turunannya, spectrum absorpsinya khas yang
diperlihatkan masing-masing dalam region spectrum sinar tampak dan ultraviolet sangat
bermanfaat. Salah satu contohnya adalah kurva absorpsi untuk suatu larutan porfirin dalam 5 %
asam hidroklorida. Jika porfirin yang dilarutkan dalam asam mineral kuat atau dalam pelarut
inorganic disinari oleh sinar ultraviolet, Porfirin tersebut akan memancarkan Fluoresensi merah
yang kuat. Fluoresensi ini sedemikian khasnya sehingga sering digunakan mendeteksi adanya
sejumlah kecil porfirin bebas. Ikatan yang menyatukan cincin–cincin pirol diporfirin merupakan
penyebab utama absorpsi dan fluoresensi khas senyawa golongan ini; ikatan rangkap ini tidak
terdapat dalam porfirinogen. Jika porfirinogen mengalami oksidasi dengan melepaskan 6 atom H
akan terbentuk porfirin yang mempunyai ikatan rangkap. Di dalam tubuh manusia, porfirin
berfungsi untuk :
a) Membentuk senyawa sebagai pengangkutan O2
b) Membentuk senyawa sebagai pengangkutan electron
c) Membentuk senyawa sebagai enzim enzim tertentu
Metabolisme Zat Besi5
12
Tubuh manusia membutuhkan zat besi untuk sintesis protein yang membawa oksigen,
yaitu hemoglobin serta mioglobin dalam tubuh, dan untuk sintesis enzim yang mengandung zat
besi dan turut serta dalam reaksi perpindahan electron serta reaksi oksidasi-reduksi. Proses yang
aktif di dalam doedenum menyerap zat besi. Kemudian zat besi yang diserap dibawa melalui
membrane mukosa serta serosa kedalam darah dan dari sini, protein pembawa (transferin) yang
ada didalam plasma mengangkutnya kedalam sel atau ke sumsum tulang bagi keperluan
eritropoisis. Transferin membawa zat besi kedalam jaringan melalui reseptor membrane sel yang
spesifik pada transferin. Reseptor sel tersebut mengikat kompleks transferin dan zat besi pada
permukaan sel serta membawannya ke dalam sel untuk melepaskan zat besi.
Total besi tubuh pada manusia adalah sekitar 3,8 g sementara pada wanita adalah 2,3 g.
Pada laki-laki sekitar sepertiga dari total zat besi adalah tubuh berupa simpanan zat besi
sementara pada wanita, simpanan zat besi tersebut hanya membentuk seperdelapan dari total zat
besi dalam tubuh. Lebih kurang 2/3 dari total zat besi merupakan bentuk fungsional, yang
melaksanakan fungsi metabolic atau fungsi enzim. Hampir semua zat besi ini berbentuk
hemoglobin yang beredar di dalam sel darah merah. Mioglobin dan enzim yang mengandung zat
besi lainnya hanya sekitar 15% dari zat besi fungsional. Faktor-faktor yang mempengaruhi
keseimbangan zat besi adalah asupan zat besi, simpanan zat besi dan kehilangan zat besi. Laki-
laki dewasa memerlukan sekitar 1mg besi yang diserap setiap harinya untuk menggantikan zat
besi yang hilang melalui sekresi usus, sel epitel, urine, dan kulit. Pada wanita yang sedang
menstruasi, kebutuhan ini dapat meningkat hingga 1,4 mg. Tubuh dapat mengekskresikan zat
besi dengan kemampuan yang terbatas dan kelebihannya akan disimpan sebagai feritin atau
hemosiderin di dalam hati, limpa, serta sumsum tulang.
Asupan besi yang tidak memadai akan :
Meningkatkan absorpsi besi dari makanan
Memobilisasi simpanan zat besi dalam tubuh
Mengurangi transportasi besi ke sumsum tulang
Menurunkan kadar hemoglobin sehingga akhirnya terjadi anemia karena defisiensi zat
besi.
KESIMPULAN
13
Heme adalah senyawa besi porfirin, dimana empat cincin pirol disatukan oleh jembatan
metenil. Biosintesis cincin heme berlangsung dalam mitokondria dan sitosol. Tubuh manusia
membutuhkan zat besi untuk sintesis protein yang membawa oksigen, yaitu hemoglobin serta
mioglobin dalam tubuh, dan untuk sintesis enzim yang mengandung zat besi dan turut serta
dalam reaksi perpindahan electron serta reaksi oksidasi-reduksi. Bila kadar besi didalam tubuh
kurang maka itulah yang dapat menyebabkan anemia. Pada wanita yang sedang menstruasi
memang merupakan salah satu faktor penyebab anemia defisiensi besi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni E.W . Biologi 2. Jakarata : Erlangga ; 2004 hal 120-124
2. Bloom dan Fawcett. Buku ajar histology. Jakarta : EGC ; 2002, ed 12. hal 210-228
3. Ronald A. Sacher, Richard A. Mcpherson. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta : EGC ; 2004,ed 11. hal 31-33
4. Alrasyid . Golongan darah. Jakarta: EGC; 2010.hal 87-90
5. Gibney M.J, Margetts B.M, Kearney J.M, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat Jakarta :
EGC ; 2008. Hal 277-280
6. http://www.google.co.id/gambar eritrosit. diunduh pada tanggal 8 juni 2012
14