blok 2 modul 2

12
Tinjauan pustaka Faktor yang Mempengaruhi Penularan Penyakit TBC _________________________ Christian Hasiholan Tmanern _________________________ Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak Tuberkulosis hingga kini masih jadi masalah kesehatan utama di dunia. Penyebab dari penyakit ini ialah infeksi basil yaitu, Mycobacterium Tuberculosis (Basil Tubercle), Mycobacterium Africanum, Mycobacterium Bovis (Basil tubercle bacillus), Non-tuberculous Mycrobacterium. Menurut definisi sehat dari Gordon & Le Richt, prevalensi dihubungkan dengan faktor-faktor konsep sehat yang ada. Dimana dikatakan bahwa Sehat adalah hubungan setimbang lingkungan di antara host dan agent. Sedangkan definisi sakit ialah ketidak 1

Upload: rio-yansen

Post on 23-Dec-2015

254 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tb

TRANSCRIPT

Tinjauan pustakaFaktor yang Mempengaruhi Penularan Penyakit TBC _________________________

Christian Hasiholan Tmanern

_________________________Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAbstrak

Tuberkulosis hingga kini masih jadi masalah kesehatan utama di dunia. Penyebab dari penyakit ini ialah infeksi basil yaitu, Mycobacterium Tuberculosis (Basil Tubercle), Mycobacterium Africanum, Mycobacterium Bovis (Basil tubercle bacillus), Non-tuberculous Mycrobacterium. Menurut definisi sehat dari Gordon & Le Richt, prevalensi dihubungkan dengan faktor-faktor konsep sehat yang ada. Dimana dikatakan bahwa Sehat adalah hubungan setimbang lingkungan di antara host dan agent. Sedangkan definisi sakit ialah ketidak seimbangan titik lingkungan antara agent dan host. Tingginya prevalensi TB dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor definisi sehat Gordon & Ler Richt dengan hubungan antara host (pejamu), agent (bibit penyakit), dan lingkungan.Kata kunci: Tuberkulosis, Basil Mycobacterium, Definisi sehat Gordon&Le Richt. Christian Hasiholan, NIM: 102011237, Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara, [email protected].

Factors Affecting Transmission of Tuberculosis_________________________

Christian Hasiholan Tmanern

_________________________Student at Medicine Faculty of Universitas Kristen Krida WacanaAbstract

Tuberculosis nowadays is a major case for health problem in the world. The cause of the disease is an infection from bacilli such as, Mycobacterium Tuberculosis (Basil Tubercle), Mycobacterium Africanum, Mycobacterium Bovis (Basil tubercle bacillus), Non-tuberculosis Mycrobacterium. According to the definition of Gordon & Le Ritch, The prevalence factors associated with the existing healthy concept. The healthy concept is condition where the environment is at the equilibrium line between the host and agent. And the unhealthy concept is condition where the environment is not at the equilibrium line relationship between the host and agent. The high prevalence factors such as the host, agent and the environment. Key words: PendahuluanTahun 1993, Bank Dunia melaporkan pada khalayak bahwa Tuberculosis merupakan pembunuh utama, bahkan menjadi pembunuh paling berbahaya bagi para ibu lebih besar daripada kasus maternal. Diperkiraan munculnya prevalensi kejadian penyakit dapat mencapai 4 juta kasus setahun di Indonesia. Tuberkulosis hingga kini masih jadi masalah kesehatan utama di dunia. Berbagai pihak coba bekerja bersama untuk memeranginya. Bahkan penyakit ini akhirnya mampu menggalang dana dari beberapa tokoh dunia seperti Bill Gates dan George Soros, sehingga terbentuk yang dikenal dengan GF ATM (Global Fund against AIDS, TB and Malaria) yang antara lain juga diterima oleh program penanggulangan tuberkulosis di Negara kita. Berbagai kemajuan telah dicapai, antara lain program DOTS (Directly Observed Treatment Short Course Chemotherapy) dimana Indonesia hampir mencapai target 70/85, artinya sedikitnya 70% pasien TB berhasil ditemukan dan sedikitnya 85% diantaranya berhasil disembuhkan.1 Lima hal dasar DOTS diantaranya, dukungan pimpinan wilayah, ketersediaan mikroskop, PMO (Pengawasan Minum Obat), Sistem Survailans penyakit TB lewat pencatatan dan pelaporan, pemberian panduan OAT (Obat Anti TB).2 Di Indonesia juga diperkenalkan beberapa program seperti HDL (Hospital DOTS Linkage) yang melakukan program DOTS di RS, PPP (Public Private Partnership) atau PPM (Public Private Mix) yang melibatkan sektor private dalam penanggulangan TB di negara kita, juga akan dilakukan program DOTS plus untuk menangani MDR TB. Kita tentu berharap agar berbagai upaya ini memberi hasil yang optimal dan untuk itu perlu melibatkan semua stake holder secara aktif dengan memberi peran dan kesempatan kepada semua pihak secara jelas.

Diharapkan lewat tulisan ini khalayak dapat diberikan informasi yang cukup tentang dunia dewasa kini terkait didalamnya masalah infeksi TB. Diharapkan juga pengertian mengenai pembahasan dengan perluasan sektor nantinya dapat berguna.TBC (Tuberculosis)Penyebab dari infeksi ini ialah basil yaitu, Mycobacterium Tuberculosis (Basil Tubercle), Mycobacterium Africanum, Mycobacterium Bovis (Basil tubercle bacillus), Non-tuberculous Mycrobacterium.3 Penyebab utamanya yang menginfeksi dunia saat ini dengan daerah luasan infeksi mencapai 198 negara didunia. Berkembangnya infeki ini disebabkan oleh 2 aspek yang berketergantungan yaitu:

1. Seberapa besar dosis infeksi, seberapa banyak TB yang terhirup napas;

2. Pertahanan tubuh yang terinfeksi (daya tahan seseorang)

Gambar 1. Kemungkinan berkembangnya penyakit tuberculosis. Pengaruh dari jumlah basil penyebab infeksi dan kekuatan daya tahan pasien3Penyebarannya TB melalui dahak manusia (droplet) yang terinfeksi. Pasien-pasien dengan dahak pada hapusan langsung (+) lebih menular dibandingkan dengan mereka yang hanya (+) pembiakan. Serta untuk pencegahannya dengan mendiagnosis pasien-pasien yang berdahak (+) agar menyelesaikan pengobatan mereka dengan tuntas (efektif), Setelah itu dilakukan sterilisasi dahak dari benda-benda yang sering terjangkau dalam kegiatan sehari-hari dengan Penyinaran SM (Sinar Matahari Langsung), Melarutkan Sodium Hipoklorit (1%), Air Panas (70o ; 5 menit), Dahak yang dibuang dengan bantuan tissue harus dimusnahkan dengan pembakaran, Penjemuran pakaian yang dipakai agent, setelah itu kesehatan lingkungan dengan melakukan pembersihan dari dalam rumah (perbanyak ventilasi), hindari kerumunan (padat), budaya sehat di promosikan terus-menerus (tidak membuang dahak sembarangan).

Faktor-faktor yang mempengaruhi Menurut definisi sehat dari Gordon & Le Richt mereka menghubungkan factor-faktor konsep sehat. Dimana Dikatakan bahwa Sehat adalah hubungan seimbang lingkungan di antara host dan agent. Sedangkan definisi sakit ialah ketidak seimbangan titik lingkungan antara agent dan host.

Tingginya prevalensi TB dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor definisi sehat Gordon & Ler Richt dengan hubungan antara host (pejamu), agent(bibit penyakit), dan lingkungan.

1. Host (Pejamu)

Pejamu dapat dikategorikan menjadi beberapa kriteria diantaranya umur, jenis kelamin (L/P), ras, status perkawinan, macam pekerjaan, keturunan, daya tahan tubuh, dan kebiasaan hidup.

Terkait dengan kasus Prevalensi Tuberculosis diantaranya berhubungan dengan faktor pejamu:

a. Pendidikan rendah

: Rendah tingkat pendidikan warga akan aspek kesehatan baik diri dan lingkungan dapat berpengaruh pada rendahnya tingkat kesadaran para warga terhadap munculnya bibit penyakit.

b. Kebiasaan hidup (gizi)

: Kebiasaan hidup yang baik juga berpengaruh besar sebagai faktor yang mempengaruhi penyakit Tuberculosis. Terutama penularan basil lewat droplet membuktikan diperlukan sebuah kebiasaan hidup yang baik disamping pendidikan yang dapatnya tentang kesehatan diri. Selain itu asupan gizi yang baik dapat membantu pembentukan imunitas diri yang baik pula. Dengan imunitas yang baik tubuh dapat memproteksi terhadap kuman penyakit didalamnya basil (Mycobacterium Tuberculosis).

c. Pengetahuan terhadap penyakit: Kurangnya pengetahuan akan penyakit TB juga mengambil andil dalam tingginya prevalensi penyakit ini. Warga awam biasa menganggap sepele perihal tanda-tanda awal (perut: nyeri, bengkak, pembesaran limpa, hati; dada: batuk, nyeri; tungkai: pembengkakan sendi, nyeri, kaku; tulang belakang: kaku, bongkok; kulit: ulkus/luka pembengkakan) dari kejadian penyakit ini.4 Pengetahuan yang kurang terhadap promosi pelayanan kesehatan setempat juga mengambil andil.

d. Macam pekerjaan

: Pekerjaan yang dilakukan dengan kondisi ligkungan tidak sehat (tidak higienis). Pekerjaan yang dilakukan di tempat-tempat padat atau umum yang rentan terinfeksi juga masalah besar dalam tingginya prevalensi penyakit ini.

e. Daya tahan tubuh

: Basil yang termasuk lewat saluran pernapasan dapat ditahan oleh pertahanan tubuh, namun bila suatu saat daya tahan tubuh lemah bakteri ini akan lisis dan menginfeksi seluruh wilayah paru. [Gambar 2]

Gambar 2. Infeksi TB dan daya tahan pasien.3 2. Agent (Bibit Penyakit)

Sifat dari bibit-bibit penyakit diantaranya, yaitu:5a. Patogenitas: Sifat dari bibit penyakit dengan menimbulkan penyakit (patogen) pada manusia atau pihak yang diinfeksi.b. Virulensi

: Ukuran keganasan dari bibit penyakit

c. Antigenitas: Kemampuan bibit penyakit merangsang pejamu membentuk daya tahan tubuh.

d. Infektifitas: Kemampuan bibit penyakit untuk masuk dan berkembang biak dalam tubuh manusia.

3. Lingkungan Kesehatan lingkungan merupakan hal penting terkait kasus TB dewasa ini. Lingkungan dalam negara-negara miskin dituntut mengalami perubahan untuk menyambut perubahan dunia yang berlangsung secara dinamis. Lingkungan dengan kriteria hidup sehat yang diinginkan ialah lingkungan yang bersih dan terhindar dari pasien infeksius. Lingkungan didalamnya mencakup lingkungan fisik, biologi dan lingkungan sosial.

Kaitan dengan naiknya prevalensi TB dewasa ini menyangkut faktor lingkungan adalah :

a. Kondisi sosial-ekonomi

: Dua masalah ini ialah masalah yang tidak bisa terpisahkan antara satu dan yang lainnya. Kondisi ekonomi yang rendah berpengaruh juga pada pendidikan yang kurang oleh karena itu kesempatan masyarakat untuk lebih dalam paham masalah kesehatan terbatasi.Sedangkan masalah social yang muncul ialah kehidupan lingkungan yang tidak sehat (kotor) yang memungkinkan bibit penyakit berkembang biak dengan subur di daerah tersebut.

b. Padat penduduk

: Merupakan masalah yang rumit dengan tumbuhnya populasi individu yang padat. Populasi padat dengan masalah kesehatan yang rumit, memungkinkan komplikasi masalah kesehatan didalamnya yang rumit juga.

c. Kondisi rumah tidak sehat: Kondisi rumah yang tidak sehat seperti kurangnya sirkulasi udara (ventilasi), banyaknya sampah menumpuk dan banyak lainnya. Hal ini berhubungan dengan kesadaran warga tentang kebersihan diri.PenutupPrevalensi TBC tinggi dapat disebabkan oleh berbagai faktor-faktor terpapar yang diberikan oleh Gordon & Le Richt mengenai definisi sehat-sakit. Pada pemaparan kasus prevalensi TBC dipengaruhi 3 hal penting diantaranya, host (pejamu), bibit penyakit (agent), lingkungan.

Dimana dalam faktor pemapar awal (host) didapatkan beberapa faktor seperti pendidikan rendah, umur, kebiasaan hidupkaitan gizi asupan, pengetahuan terhadap penyakit yang rendah, macam pekerjaan, dan daya tahan tubuh. Setelah itu faktor agent didapatkan juga beberapa faktor pemapar seperti, patogenitas, virulensi, antigenitas, dan infektifitas. Dan yang terakhir aspek lingkungan seperti, kondisi sosial-ekonomi, kondisi padat penduduk, dan kondisi rumah tidak sehat. Daftar Pustaka1. Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia. Jurnal Tuberkulosis Indonesia 2010; 3(2): 2-4.

2. Fildza. Penanggulangan TBC dengan strategi DOTS. Edisi November 2008 Diunduh dari http://fidza.wordpress.com/2008/04/24/penganggulangan-tbc-dengan-strategi-dots/.3. Cofton J, Horne N. Tuberkulosis Klinis. Jakarta: TALC dan PERDHAKI; 2002.4. Wiener C, Leach R, Ward J. At a Glance respiration system. Jakarta: Erlangga; 2007.

5. Maher D, Chaulet P. Treatment of Tuberculosis: Guidelines for National Programmes. 2nd ed. Geneva:WHO;1997. 8