blok 11 lbm 1 sgd 6

19
periodontal abses merupakan suatu inflamasi yang mengandung nanah dijaringan periodontal, yang bisa bersifat kronis atau akut. Penyebab radang yang utama pada abses akut adalah polymorphonuclear leukocyte dan pada abses kronis adalah lymphosyte. Periodontal abses ini terjadi karena beberapa factor iritasi yang menyebabkan terjadinya periodontal abses tersebut, termasuk diantaranya seperti plak, kalkulus, invasi bakteri, impaksi makanan dan trauma jaringan. Periodontal abses dapat di diagnosa berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan radiography, dengan pengobatan seperti antibiotic juga dengan tindakan seperti drainase maka periodontal dapat diatasi walaupun prognosanya tergantung pada jumlah dan jenis kerusakan tulang, posisi gigi dan abses dan mobilitas dari gigi tersebut. Secara harfiah abses merupakan suatu lobang yang berisi nanah dalam jaringan yang sakit. Abses ini merupakan suatu lesi yang bagi tubuh sulit ditangani karena kecenderungannya untuk meluas dengan mencairnya lebih banyak jaringan, kecenderungan untuk menggali dan resistennya terhadap penyembuhan. Sebenarnya jika sudah terbentuk suatu abses, maka sulit mengirimkan agen-agen teurapetik kedalam abses itu melalui darah. Dental Abses Abses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lobang yang berisi nanah (pus) dalam jaringan yang sakit. Pus merupakan pertahanan efektif terhadap penjalaran infeksi dan cenderung berpindah akibat pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal atau lapisan otot dekat permukaan.

Upload: paulus-aditya-firstyandika-rosarianto

Post on 07-Aug-2015

80 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

periodontal abses merupakan suatu inflamasi yang mengandung nanah dijaringan

periodontal, yang bisa bersifat kronis atau akut. Penyebab radang yang utama pada abses

akut adalah polymorphonuclear leukocyte dan pada abses kronis adalah lymphosyte.

Periodontal abses ini terjadi karena beberapa factor iritasi yang menyebabkan terjadinya

periodontal abses tersebut, termasuk diantaranya seperti plak, kalkulus, invasi bakteri,

impaksi makanan dan trauma jaringan. Periodontal abses dapat di diagnosa berdasarkan

gejala klinis dan pemeriksaan radiography, dengan pengobatan seperti antibiotic juga

dengan tindakan seperti drainase maka periodontal dapat diatasi walaupun prognosanya

tergantung pada jumlah dan jenis kerusakan tulang, posisi gigi dan abses dan mobilitas dari

gigi tersebut.

Secara harfiah abses merupakan suatu lobang yang berisi nanah dalam jaringan yang

sakit. Abses ini merupakan suatu lesi yang bagi tubuh sulit ditangani karena

kecenderungannya untuk meluas dengan mencairnya lebih banyak jaringan, kecenderungan

untuk menggali dan resistennya terhadap penyembuhan. Sebenarnya jika sudah terbentuk

suatu abses, maka sulit mengirimkan agen-agen teurapetik kedalam abses itu melalui darah.

Dental Abses

Abses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lobang yang

berisi nanah (pus) dalam jaringan yang sakit. Pus merupakan pertahanan efektif terhadap

penjalaran infeksi dan cenderung berpindah akibat pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal

atau lapisan otot dekat permukaan. Dental abses artinya abses yang terbentuk didalam

jaringan periapikal atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa.

Abses yang terbentuk merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus

menembus kulit pipi dan membentuk fistel.

Periodontal Abses

Periodotal abses ialah suatu inflamasi yang mengandung nanah dijaringan

periodontal yang terlokalisasi dan mempunyai daerah purulen, bisa bersifat kronis atau

akut, sering kali abses menjadi kronis dan abses kronis menjadi akut. Suatu abses dari

jaringan periodontal disebut abses periodontal ketika lokal, infeksi bernanah melibatkan

dimensi yang lebih besar dari jaringan gusi, memperpanjang apically dan berdekatan dengan

saku periodontal

Page 2: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Periodontal abses merupakan lokalisasi infeksi purulen pada jaringan periodontal

hingga pocket periodontal sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada ligamen

periodontal dan tulang alveolar.(1)

Terlihat adanya pengumpulan pus sepanjang akar gigi hal ini terjadi akibat adanya

faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, infeksi bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus

(karang gigi) yang biasanya terdapat pada leher gigi, impaksi makanan atau trauma jaringan.

Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan alveolar sehingga gigi goyang.

Kelainan ini paling banyak didapat adalah kelainan dari gingiva karena gingiva

terletak pada bagian permukaan sedangkan penyebab yang paling menonjol adalah plak

dan kalkulus (karang gigi). Di dalam mulut penuh dengan bakteri, yang dengan mudah akan

membentuk plak. Bentuk plak tipis dan tidak berwarna, dan kadang tidak disadari bahwa

plak telah terbentuk. Plak harus dibersihkan dengan menyikat gigi teratur, karena plak lama

kelamaan akan mengeras membentuk kalkulus (karang gigi), pada kondisi ini hanya bisa

dibersihkan oleh dokter gigi.

Gejala klinis periodontal abses pada umumnya asymptomatic, walaupun sering

mengarah ke abses akut. Jika abses telah menyangkut kedua-duanya pada periodontal dan

jaringan sekelilingnya. Karakteristik klinis dan gejala kedua-duanya mungkin muncul secara

bersamaan.

Periodontal abses didiagnosa berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan radiography.

Gambaran radioghrapy pada periodontal abses pada umumnya tampak radio luncent pada

samping permukaan gigi, secara khas nampak di apex dari akar. Walau bagaimanapun

karena lokasi anatomi, kadang-kadang tidak ada perubahan gambaran radiography,

kerusakan tulang yang luas dapat terlihat. Gambaran radiography tidak bisa digunakan

sebagai satu-satunya pembantu diagnosa periodontal absesm karena variasi lokasi dan

langkah-langkah perkembangan dari abses. Prognosis gigi pada periodontal abses

tergantung pada jumlah dan jenis kerusakan tulang, posisi gigi dan abses dan mobilitas dari

gigi Prognosis untuk regenerasi tulang yang mengalami infeksi akut adalah lebih baik dari

pada regenerasi tulang yang mengalami lesi kronis.

1. Etiologi

Abses gigi terjadi ketika terinfeksi bakteri dan menyebar ke rongga mulut atau dalam

gigi. Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut. Yaitu bakteri

Page 3: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

coccus aerob gram positif, coccus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatif.

Bakteri terdapat dalam plak yang berisi sisa makanan dan kombinasi dengan air liur. Bakteri-

gakteri tersebut dapat menyebabkan karies dentis, gingivitis, dan periodontitis. Jika

mencapai jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam,

maka akan terjadi infeksi odontogen.

Abses dental ini terjadi akibat adanya faktor iritasi seperti plak, kalkulus, karies

dentis, invasi bakteri (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophilis influenzae),

inpaksi makanan atau trauma jaringan. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan tulang

alveolar sehingga terjadi gigi goyang.

Abses periodontal dapat dihubungkan dengan poket periodontal meskipun abses

dapat terjadi tanpa didahului oleh periodontitis. Perkembangan suatu abses periodontal

terjadi ketika poket menjadi bagian dari sumber infeksi.

Penyebab terjadinya abses periodontal adalah adanya plak, kalkulus, food debris,

benda asing dan pembuatan drainase yang salah yang merupakan penyebab eksogen.

Bakteri plak pada poket periodontal menyebabkan iritasi dan inflamasi, sehingga terjadi

produk pus di dalam poket yang menyebabkan abses periodontal.

Etiologi periodontal abses berdasarkan ukuran dari absesnya, sulit untuk ditentukan,

kemungkinan yang dapat timbul ialah karena infeksi purulent dan infeksi bakteri yang luas.

Biasanya saat pemeriksaan factor penyebab,penyebab eksogen sperti tertusuk duri ikan,dan

saat calculus menusuk jaringan lunak saat dilakukannya scaling, penyebabnya sudah tidak

dapat dilihat,atau tidak dapat dideteksi lagi.

Kantung periodontal yang berliku, khususnya berhubungan dengan defek percabangan. Hal itu

menimbulkan sebuah lingkungan yang terisolasi, dan cenderung untuk membentuk sebuah

abses (2)

Penutupan jarak kantung periodontal dapat menambah infeksi jaringan sekitarnya yang

membuat tekanan supuratif (tekanan karena terbentuknya pus atau nanah) dari kantung

periodontal. Sekresi fibrin akan mengakumulasi daerah setempat dari nanah yang mendukung

terjadinya penutupan jarak gingival pada permukaan gigi.(3)

Perubahan komposisi dari mikroflora, bakteri, virus atau pertahanan tubuh inang dapat juga

membuat lumen dari kantung menjadi tidak efisien dalam mendrainase peningkatan nanah

tersebut.(4)

Impaksi dari foreign body (atau benda asing) seperti serpihan bulu sikat gigi,makanan seperti

tulang ikan pada jaringan gingival.(4)

Page 4: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Setelah prosedur seperti scaling dimana calculus terlepas dan menekan jaringan lunak juga

dapat terjadi pada scaling yang tidak adekuat dimana akan membuat calculus tertanam di

bagian terdalam kantung periodontal.semetara itu,resolusi dari inflamasi pada daerah kantung

bagian coronal akan menghalangi dari drainase atau saluran darah normal,dan akan menjebak

flora pada subgingival pada bagian dalam kantung dan akhirnya terjadi abses. (5)

Pengobatan dengan antibiotic sistemik tanpa pencabutan dari subgingival pada pasien dengan

periodontitis atau radang periodontal pada tingkat berat, yang membawa perubahan komposisi

dari microbiota subgingival,dan nantinya akan terjadi infeksi lanjutan dan pembentukan abses.(6)

Sebagai akibat dari konsekuensi dari bolong nya dinding lateral gigi, akibat alat-alat endodontik

selama terapi kanalisasi akar gigi.(2)

Kemungkinan predisposisi local pada pembentukan abses periodontal

resorpsi eksternal akar gigi (11)

gigi yang tidak terlapisi (8)

gigi yang patah (9)

factor local yang mempengaruhi akar gigi seperti robekan dari cementum (1

2. Gambaran klinisGingiva bengkak, mukosa sekitarnya kebiru-biruan, dan terasa sangat sakit.

Penderita merasa sakit bila giginya beradu. Terkadang disertai demam.

Sekeliling ginggiva jadi membesar, merah, edema, dengan permukaan yang lembut dan

mengkilat

Gigi sensitive bila diperkusi

Eksudat purulent bias dikeluarkan dengan pembukaan pocket

Efek sistemik termasuk malaise, demam, dan pembengkakan kelenjar limph regional

Abses bisa tampak sebagai peninggian yang melingkar pada ginggiva

Sakit berdenyut, dan menyebabkan sakit yang menyebar

Periodontal pocket sering dalam dan biasanya berhubungan dengan abses itu. Ini dapat dicatat

dengan pemeriksaan periodontal

Abses periodontal Akut:

Sekitar gingiva membesar, berwarna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan sentuhan

yang lembut, permukaan gingiva mengkilat.

Biasanya terjadi kegoyahan gigi

Gigi sensitive terhadap perkusi

Ada eksudat purulen

Page 5: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Secara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan limponodi.

Kadang-kadang wajah dan bibir juga terlihat membengkak

Adanya rasa sakit pada daerah yang membengkak

Abses Periodontal Kronis:

Biasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.

3. Klasifikasi absesAbses: ginggiva abses , periodontal abses, pericoronal abses, periapikal abses

Lokasi : gingiva, pericoronal, periodontal. Jalannya lesi : Akut dan kronik berhungan dg saluran sinus dan asimtom Jumlah: abses tunggal dan abses multiple Lokasi : Ada abses alveolar, abses perimandubular,buccal,sub palatina.

Waktu:

Abses periodontal Akut:

- Sekitar gingiva membesar, berwarna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan

sentuhan yang lembut, permukaan gingiva mengkilat.

- Biasanya terjadi kegoyahan gigi

- Gigi sensitive terhadap perkusi

- Ada eksudat purulen

- Secara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan

limponodi. Kadang-kadang wajah dan bibir juga terlihat membengkak

- Adanya rasa sakit pada daerah yang membengkak

Abses Periodontal Kronis:

Biasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.

4. GejalaGigi terasa sensitif kepada air sejuk atau panas.

Rasa pahit di dalam mulut.

Nafas berbau busuk.

Kelenjar leher bengkak.

Sebagian rahang bengkak (sangat serius).

Suhu badan meningkat tinggi dan kadang-kadang menggigil

Denyut nadi cepat/takikardi

Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)

Bila otot-otot perkunyahan terkena maka akan terjadi trismus

Page 6: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Sukar tidur dan tidak mampu membersihkan mulut

Pemeriksaan laboratorium terlihat adanya leukositosis

2.2.1. Gejala Klinis

Gejala umum General

Sehat atau tidaknya seseorang : gejala dapat menunjukkan adanya penyakit sistemik

yang sedang terjadi, kemampuansistem imun, umur yang ekstrim, distress,kelelahan.

Gejala atau tanda diluar mulut

Wajah yang simetris, bengkak, kemerahan, tidak tetap, sinus, trismus dan pemeriksaan

nodus nodus limfa pada bagian leher

Tanda tanda didalam gigi termasuk pemeriksaan mukosa oral dan dentin :

bengkak gingival kemerahan, adanya nyeri tekanan

spontan supurasi (pernanahan secara spontan), tekanan pada bagian sinus

gigi yang bergerak, peninggian dan perkusi gigi ditemukan perlunakkan (1,13)

Nilai status kebersihan gigi

Periksa bagian periodontium termasuk pemeriksaan screening bagian periodontal.

5. Patofisiologi abses dan periodontal absesPeriodontal :Disebabkan kalkulus bakteriterjebak pda celah gigi terjadi drainase terhambat infeksirespon imun tubuh (inflamasi) semakin menumpuk abses (winda, rald)

2.1.1. Patofisiologi (Perkembangan Infeksi Marginal Menjadi Abses

Periodontal)

Abses dental sebenarnya adalah komplikasi daripada karies gigi. Bisa juga disebabkan

oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi patah atau hancur).

Terjadinya abses periodontal diawali oleh infeksi dan inflamasi yang berasal dari

marginal, bakteri plak masuk melalui sulkus gusi. Secara klinis regio gigi yang dikeluhkan

oleh pasien tidak menunjukkan adanya lesi karies, tetapi mungkin terlihat deposit kalkukus

supragingiva atau adanya tambalan yang overhang. Biasanya pasien datang dengan

eksaserbasi lokal akut yang diawali dengan poket periodontal yang dalam.

Secara klinis, diagnosis dari abses periodontal dapat ditegakkan dengan melihat

gejala klinisnya yaitu adanya inflamasi dan infeksi akut, hal ini tidak terlihat secara

radiografi. Pemeriksaan radiografi dilakukan sebagai penunjang untuk menegakkan

diagnosis. Kerusakan tulang pada abses periodontal dapat dibedakan dari penyakit

Page 7: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

periodontal lain. Pada gigi tidak terlihat adanya lesi karies, tanda panah menunjukkan

daerah kerusakan tulang yang luas.

Diagnosis penyakit periodontal ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan

pemeriksaan radiografi, keduanya saling melengkapi. Melalui radiograf dapat dilihat

morfologi gigi yang terinfeksi, selain itu yang terpenting untuk diagnosis penyakit

periodontal adalah pola dan derajat kehilangan tulang alveolar. Pada jaringan periodontal

yang sehat, puncak tulang alveolar berada 2-3 mm dibawah CEJ, namun pada jaringan

periodontal yang tidak sehat akan terjadi penurunan puncak tulang alveolar sampai

kehilangan tulang alveolar dengan derajat yang berbeda-beda.

Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang akan menginfeksi bagian

tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini menjalar hingga ke akar gigi dan tulang yang menyokong gigi.

Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah (terdiri dari jaringan tubuh

yang mati, bakteri yang telah mati atau masih hidup dan sel darah putih) dan

pembengkakan jaringan dalam gigi. Ini menyebabkan sakit gigi. Jika struktur akar gigi mati,

sakit gigi mungkin hilang, tetapi infeksi ini akan meluas terus menerus sehingga mejalar

kejaringan yang lain

2.1.2. Pembentukan Abses

Terjadi melalui beberapa stadium dengan masing-masing stadium mempunyai

gejala-gejala tersendiri, yaitu :

1. Stadium subperiostal dan periostal

Pembengkakan belum terlihat jelas

Warna mukosa masih normal

Pemeriksaan perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat

Pemeriksaan palpasi sakit dengan konsistensi keras

2. Stadium serosa

Abses sudah menembus periosteum dan masuk kedalam tinika serosa dari tulang

dan pembengkakan sudah ada

Mukosa mengalami hiperemi dan merah

Rasa sakit yang mendalam

Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi

3. Stadium sub mukous

Page 8: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Pembengkakan jelas tampak

Rasa sakit mulai berkurang

Mukosa merah dan kadang-kadang terlihat terlihat pucat

Perkusi pada gigi yang terlibat terasa sakit

Palpasi sedikit sakit dan konsistensi lunak, sudah ada fluktuasi

4. Stadium subkutan

Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit

Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat

Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah

Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata

6. Pemeriksaan2.2.4.1. Tes Radiografi (X-Ray)

Radiografi bagian dalam gigi, termasuk dibagian periapical dan pandangan vertikal

sisi sayap kunyahan, digunakan untuk menilai hilangnya tulang marginal dan menilai kondisi

periapikal pada gigi-gigi yang terlibat. Titik gutta percha terdapat pada tembusan sinus

memungkinkan untuk terdapat sumber abses.

Radiografi gigi(periapikal,bitewing dan OPG) biasanya figunakan untuk mensurvey

secara umum dari hilang tulang marginal pada seluruh gigi(12)

Gambaran radiologis Abses Periodontal :

Gambaran radiolusen berbatas difus di sekitar akar gigi.

Biasanya melibatkan penurunan (resorbsi) tulang alveolar

Lamina Dura melebar

Terjadi pelebaran membran periodontal

2.2.4.2. Test Vitalitas Pulpa

Tes pulpa dengan panas atau dengan kelistrikan dapat dilakukan untuk mengukur

vitalitas kinerja dari pulpa (7)

2.2.4.3. Tes Mikronial

Sample dari nanah di sinus,di abses atau dari sulkus gingival dapat dikirim ke bagian

mikrobiologi untuk dikultur dan diuji sentivitasnya (12)

2.2.4.4. Lainnya

Pengukuran status diabetika dengan menggunakan tes gula darah acak,gula darah

puasa atau glikosalisilat jika ada indikasi.(12)

Page 9: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

7. PerawatanMembersihkan kalkulus dan drainasenya, edukasi, foto rontgen dan antibiotik(winda)Sanitasi obat anti inflamasi dan analgesik (mel)Insisi drainase lalu dkeluarkan pus (yul)

2.2.4.5. Pengobatan & Perawatan

Satu-satunya cara untuk menyembuhkan abses gigi adalah mengikuti perawatan gigi.

Dokter gigi akan mengobati abses dengan menggunakan prosedur perawatan abses gigi

dokter gigi akan mengeluarkan nanah (pus), dan secara menyeluruh membersihkan

periodontal pocket. Kemudian melicinkan permukaan akar gigi dengan scaling dan garis gusi

untuk membantu penyembuhan dan mencegah infeksi/peradangan lebih lanjut

Jika infeksi berulang, anda harus mengunjungi dokter ahli bedah untuk yang dapat

membentuk kembali jaringan gusi untuk selamanya dan memindahkan periodontal pocket.

Pada pengobatan periodontal abses ada beberapa langkah yaitu :

Diagnosa yang benar adalah penting sebab periodontal abses mungkin juga salah

diagnosa seperti periapical abses dan oleh karena itu salah therapy. Diagnosa yang

bergantung pada penemuan klinis, penemuan radiography, dan pemeriksaan pulpa.

Prinsip terapi pada periodontal abses yaitu menstabilkan drainase inflamasi. Drainase

pada periodontal abses lebih mudah dikeluarkan, dapat menggunakan sonde tumpul.

Sonde tumpul dimasukkan perlahan pada ruang periodontal gigi sampai ke tempat

abses. Pada saat memasukkan sonde tumpul dibutuhkan anestesi untuk menghlangkan

rasa sakit selama menjalani prosedur tersebut. Tindakan bedah dapat dilakukan dengan

menginsisi gusi pada daerah periodontal untuk mempermudah drainase. Tindakan

bedah ini harus dilakukan hati-hati dan menghindari kerusakan dari jaringan

periodontal yang lain. Hal ini harus diperhatikan karena jaringan periodontal berfungsi

sebagai penahan agar gigi tetap tertanam pada tulang rahang. Jadi diusahakan insisi

pada daerah periodontal tidak dilakukan secara sembarangan.

Terapi yang dilakukan :

Pemeriksaan foto rontgen dilakukan untuk melihat besarnya kerusakan tulang dan melihat

prognosisnya

Drainase pus

Pemberian antibiotik

Page 10: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Pembersihan plak dan kalkulus

Memperbaiki kerusakan jaringan periodontal dan meningkatkan kebersihan mulut

2.2.2. Dental Procedures

Managemen abses periodontal termasuk menghilangkan debridemen dan

pembuatan drainase untuk pus. Terapi antimikrobial adalah penting ketika terjadi

penyebaran penyakit secara lokal maupun sistemik .Pencabutan gigi mungkin perlu

dilakukan jika terapi antimikrobial gagal dilakukan. Tahap perawatan abses periodontal

adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : tahap pertama yang paling penting dalam penatakalaksanaan abses

adalah mengurangi abses dan radang yang akut itu dengan cara melakukan kuretase atau

membuat garis insisi pada abses dan didrainase nanah yang berisi bakteri. Prosedur ini pada

umumnya dilakukan apabila sudah di anaestesi lokal terlebih dahulu, sehingga area yang

sakit akan mati rasa. Pencabutan gigi diperlukan untuk melengkapi drainase eksudat

purulen. Terapi antibiotic adalah indikasi dimana demam atau lymphadenopathy servical

terjadi.

Tahap 2 : tahap kedua yaitu pengurangan pocket untuk mengangkat jaringan

granulasi yang menyebabkan abses. Biasanya dengan cara bedah flap periodontal. Hal ini

dapat menyelesaikan secara efisien pada perawatan periodontal. Penyesuaian oclusal dan

splinting perlu dilakukan. Jika abses telah melibatkan jaringan periodontal dan apex dari gigi,

edodontic seperti halnya perawatan periodontal diperlukan untuk berlangsungnya

penyembuhan. Pembersihan plaque dan kalkulus. Memperbaiki kerusakan jaringan

periodontal dan meningkatkan kebersihan mulut.

Tahap 3 : Terapi dengan antibiotik bila abses menyebabkan demam atau

limfadenopati. Jika terdapat abses gigi, dan tidak sempat ke dokter gigi dengan segera.

Dalam kasus ini, dokter dapat memberi nasihat tentang obat penghilang sakit (analgesics)

Analgesics (Painkillers)

Abses gigi sangat nyeri, tetapi dapat digunakan obat penghilang sakit (analgesics),

yang tersedia di apotik, untuk mengurangi nyeri ketika menunggu perawatan dari dokter

gigi. Selalu membaca dan mengikuti informasi pada paket tentang berapa banyak untuk

mengambil dan seberapa sering, dan hati-hati untuk penggunaan dosis maximum.

Page 11: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Perlu diketahui bahwa obat penghilang sakit tidak bisa menyembuhkan abses gigi.

Analgesics ini biasanya digunakan untuk penundaan perawatan abses gigi.

Ikuti petunjuk di bawah tentang cara pemakaian analgesics dengan aman.

Jangan memakai ibuprofen jika menderita asma, atau jika kamu mempunyai, atau

pernah mempunyai ulcergastric.

Jangan terlalu sering memakai obat penghilang sakit di satu waktu tanpa lebih dulu

berkonsultasi dengan dokter, perawat, healthcare profesional lainnya. Ini dapat

berbahaya sebab banyak orang over-the-counter ( OTC) produk berisi obat penghilang

sakit serupa, seperti paracetamol atau ibuprofen dengan atau tanpa codeine, dan

terlalu banyak kombinasi produk.

Ibuprofen dan paracetamol, kedua-duanya tersedia dalam bentuk sirup untuk anak

anak.

Aspirin tidak cocok untuk anak-anak di bawah [umur/zaman] 16

Untuk ibu hamil dan menyusui baik digunakan paracetamol

Jika nyeri hebat, dokter boleh menentukan analgesics yang lebih kuat, seperti codeine

fosfat. Sebagai alternatif, jika sedang mengkonsumsi codeine dosis rendah, dokter

boleh menyarankan meningkatkan dosis itu. Bagaimanapun, anda tidak boleh

meningkatkan dosis obat penghilang sakit kecuali jika disuruh oleh dokter.

Ada beberapa yang dapat dilakukan untuk membatasi nyeri dan tekanan

pada abses gigi sampai anda dapat mengunjungi dokter gigi, meliputi :

Hindari makanan dan minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas,

Makan makanan lunak,

Makan dengan menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan

penggunaan sikat gigi yang lembut dan serat halus seperti sutra di sekitar gigi yang sakit.

Antibiotics

Antibiotik untuk abses gigi digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi, dan

dapat dipakai bersama anaigesics (painkiller).

Dapat diberikan antibiotik, seperti amoxicillin atau metronidazole, jika :

wajah bengkak, ini menunjukkan infeksi atau peradangan menyebar ke area sekelilingnya,

terlihat tanda-tanda dari infeksi berat, seperti demam atau pembengkakan kelenjar,

Daya tahan tubuh menurun, seperti orang yang telah dichemotherapi, atau seperti infeksi HIV

positif,

Page 12: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

Peningkatan faktor resiko, seperti diabetes millitus, dan resiko endocarditis.

Antibiotik tidak harus digunakan untuk penundaan perawatan gigi. Anda harus

mengunjungi dokter gigi jika anda mempunyai abses gigi.

Dalam stadium periostal meningkat tinggi dan sub periostal dilakukan trepanasi

untuk

mengeluarkan nanah dan gas gangren yang terbentuk, kemudian diberikan obat-obatan

antibiotika, anti inflamasi, antipiretika, analgesika dan roboransia. Dengan cara ini

diharapkan abses tidak meluas dan dapat sembuh

Dalam stadium serosa dianjurkan untuk kumur-kumur air garam hangat kuku dan

kompres panas, supaya abses masuk kearah rongga mulut.

Dalam stadium submukosa dan subkutan dimana sudah terjadi fluktuasi maka

dilakukan

insisi dan dimasukkan kain gaas steril atau rubber-dam sebagai drainase, kemudian

diberikan obat-obatan antibiotika, antiinflamasi, antipiretika, analgesika dan roboransia.

Pencabutan gigi yang terlibat (menjadi penyebab abses) biasanya dilakukan sesudah

pembengkakan sembuh dan keadaan umum penderita membaik. Dalam keadaan abses

yang akut tidak boleh dilakukan pencabutan gigi karena manipulasi ekstraksi yang dilakukan

dapat menyebarkan radang sehingga mungkin terjadi osteomyelitis.

2.2.3. Pencegahan & Penyuluhan

Pencegahan yang dapat dilakukan pada periodontal abses yaitu :

Pasien diabetes mellitus dengan periodontitis perlu mendapat perawatan medis pasti yang

cepat dan terapi periodontal, sebab mereka khusus yang peka terhadap perkembangan

periodontal abses.

Pasien dengan periodontal pocket atau yang potensial periodontal pocket harus diamati dan

ditetapkan program control dan harus selalau diingatkannya.

Pengurangan pocket secara efektif dan pembasan trauma oclusal seharusnya dilakukan.

Penyuluhan pada pasien tentang periodontal abses penting diberikan meliputi :

Penyebab dan mekanisme kondisi ini harus diterangkan kepada pasien

Antibiotic sistemik mungkin diperlukan dan harus sesuai dengan ketentuan

Pasien harus kerkumur-kumur dengan air hangat setiap 2 jam

Page 13: Blok 11 Lbm 1 Sgd 6

2.2.4. Komplikasi

Gigi tercabut.

Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).

Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).

Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral, endokarditis, pneumonia, dll.

Dapat terjadi sepsis

2.1.3. Prognosis

Prognosis dari dento-alveolar abses adalah baik terutama apabila diterapi dengan

segera menggunakan antibiotika yang sesuai. Apabila menjadi bentuk kronik, akan lebih

sukar diterapi dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk dan kemungkinan amputasi

lebih besar.

MAKALAH PERIODONTOLOGIPenyakit Periodontal Nekrotik & Periodontal AbsesUniversitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)Fakultas Kedokteran GigiTahun Ajaran 2010 / 2011

Konsep mappingPasien

Diagnosa

DD

Etiologi dan faktor predisposisi

Patofisiologi

Klasifikasi

Gambaran klinis

Penatalaksanaan