blok 11 lbm 1 sgd 6
TRANSCRIPT
periodontal abses merupakan suatu inflamasi yang mengandung nanah dijaringan
periodontal, yang bisa bersifat kronis atau akut. Penyebab radang yang utama pada abses
akut adalah polymorphonuclear leukocyte dan pada abses kronis adalah lymphosyte.
Periodontal abses ini terjadi karena beberapa factor iritasi yang menyebabkan terjadinya
periodontal abses tersebut, termasuk diantaranya seperti plak, kalkulus, invasi bakteri,
impaksi makanan dan trauma jaringan. Periodontal abses dapat di diagnosa berdasarkan
gejala klinis dan pemeriksaan radiography, dengan pengobatan seperti antibiotic juga
dengan tindakan seperti drainase maka periodontal dapat diatasi walaupun prognosanya
tergantung pada jumlah dan jenis kerusakan tulang, posisi gigi dan abses dan mobilitas dari
gigi tersebut.
Secara harfiah abses merupakan suatu lobang yang berisi nanah dalam jaringan yang
sakit. Abses ini merupakan suatu lesi yang bagi tubuh sulit ditangani karena
kecenderungannya untuk meluas dengan mencairnya lebih banyak jaringan, kecenderungan
untuk menggali dan resistennya terhadap penyembuhan. Sebenarnya jika sudah terbentuk
suatu abses, maka sulit mengirimkan agen-agen teurapetik kedalam abses itu melalui darah.
Dental Abses
Abses merupakan suatu penyakit infeksi yang ditandai oleh adanya lobang yang
berisi nanah (pus) dalam jaringan yang sakit. Pus merupakan pertahanan efektif terhadap
penjalaran infeksi dan cenderung berpindah akibat pengaruh tekanan, gravitasi, panas lokal
atau lapisan otot dekat permukaan. Dental abses artinya abses yang terbentuk didalam
jaringan periapikal atau periodontal karena infeksi gigi atau perluasan dari ganggren pulpa.
Abses yang terbentuk merusak jaringan periapikal, tulang alveolus, tulang rahang terus
menembus kulit pipi dan membentuk fistel.
Periodontal Abses
Periodotal abses ialah suatu inflamasi yang mengandung nanah dijaringan
periodontal yang terlokalisasi dan mempunyai daerah purulen, bisa bersifat kronis atau
akut, sering kali abses menjadi kronis dan abses kronis menjadi akut. Suatu abses dari
jaringan periodontal disebut abses periodontal ketika lokal, infeksi bernanah melibatkan
dimensi yang lebih besar dari jaringan gusi, memperpanjang apically dan berdekatan dengan
saku periodontal
Periodontal abses merupakan lokalisasi infeksi purulen pada jaringan periodontal
hingga pocket periodontal sehingga dapat mengakibatkan kerusakan pada ligamen
periodontal dan tulang alveolar.(1)
Terlihat adanya pengumpulan pus sepanjang akar gigi hal ini terjadi akibat adanya
faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, infeksi bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus
(karang gigi) yang biasanya terdapat pada leher gigi, impaksi makanan atau trauma jaringan.
Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan alveolar sehingga gigi goyang.
Kelainan ini paling banyak didapat adalah kelainan dari gingiva karena gingiva
terletak pada bagian permukaan sedangkan penyebab yang paling menonjol adalah plak
dan kalkulus (karang gigi). Di dalam mulut penuh dengan bakteri, yang dengan mudah akan
membentuk plak. Bentuk plak tipis dan tidak berwarna, dan kadang tidak disadari bahwa
plak telah terbentuk. Plak harus dibersihkan dengan menyikat gigi teratur, karena plak lama
kelamaan akan mengeras membentuk kalkulus (karang gigi), pada kondisi ini hanya bisa
dibersihkan oleh dokter gigi.
Gejala klinis periodontal abses pada umumnya asymptomatic, walaupun sering
mengarah ke abses akut. Jika abses telah menyangkut kedua-duanya pada periodontal dan
jaringan sekelilingnya. Karakteristik klinis dan gejala kedua-duanya mungkin muncul secara
bersamaan.
Periodontal abses didiagnosa berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan radiography.
Gambaran radioghrapy pada periodontal abses pada umumnya tampak radio luncent pada
samping permukaan gigi, secara khas nampak di apex dari akar. Walau bagaimanapun
karena lokasi anatomi, kadang-kadang tidak ada perubahan gambaran radiography,
kerusakan tulang yang luas dapat terlihat. Gambaran radiography tidak bisa digunakan
sebagai satu-satunya pembantu diagnosa periodontal absesm karena variasi lokasi dan
langkah-langkah perkembangan dari abses. Prognosis gigi pada periodontal abses
tergantung pada jumlah dan jenis kerusakan tulang, posisi gigi dan abses dan mobilitas dari
gigi Prognosis untuk regenerasi tulang yang mengalami infeksi akut adalah lebih baik dari
pada regenerasi tulang yang mengalami lesi kronis.
1. Etiologi
Abses gigi terjadi ketika terinfeksi bakteri dan menyebar ke rongga mulut atau dalam
gigi. Penyebabnya adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut. Yaitu bakteri
coccus aerob gram positif, coccus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatif.
Bakteri terdapat dalam plak yang berisi sisa makanan dan kombinasi dengan air liur. Bakteri-
gakteri tersebut dapat menyebabkan karies dentis, gingivitis, dan periodontitis. Jika
mencapai jaringan yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam,
maka akan terjadi infeksi odontogen.
Abses dental ini terjadi akibat adanya faktor iritasi seperti plak, kalkulus, karies
dentis, invasi bakteri (Staphylococcus aureus, Streptococcus, Haemophilis influenzae),
inpaksi makanan atau trauma jaringan. Keadaan ini dapat menyebabkan kerusakan tulang
alveolar sehingga terjadi gigi goyang.
Abses periodontal dapat dihubungkan dengan poket periodontal meskipun abses
dapat terjadi tanpa didahului oleh periodontitis. Perkembangan suatu abses periodontal
terjadi ketika poket menjadi bagian dari sumber infeksi.
Penyebab terjadinya abses periodontal adalah adanya plak, kalkulus, food debris,
benda asing dan pembuatan drainase yang salah yang merupakan penyebab eksogen.
Bakteri plak pada poket periodontal menyebabkan iritasi dan inflamasi, sehingga terjadi
produk pus di dalam poket yang menyebabkan abses periodontal.
Etiologi periodontal abses berdasarkan ukuran dari absesnya, sulit untuk ditentukan,
kemungkinan yang dapat timbul ialah karena infeksi purulent dan infeksi bakteri yang luas.
Biasanya saat pemeriksaan factor penyebab,penyebab eksogen sperti tertusuk duri ikan,dan
saat calculus menusuk jaringan lunak saat dilakukannya scaling, penyebabnya sudah tidak
dapat dilihat,atau tidak dapat dideteksi lagi.
Kantung periodontal yang berliku, khususnya berhubungan dengan defek percabangan. Hal itu
menimbulkan sebuah lingkungan yang terisolasi, dan cenderung untuk membentuk sebuah
abses (2)
Penutupan jarak kantung periodontal dapat menambah infeksi jaringan sekitarnya yang
membuat tekanan supuratif (tekanan karena terbentuknya pus atau nanah) dari kantung
periodontal. Sekresi fibrin akan mengakumulasi daerah setempat dari nanah yang mendukung
terjadinya penutupan jarak gingival pada permukaan gigi.(3)
Perubahan komposisi dari mikroflora, bakteri, virus atau pertahanan tubuh inang dapat juga
membuat lumen dari kantung menjadi tidak efisien dalam mendrainase peningkatan nanah
tersebut.(4)
Impaksi dari foreign body (atau benda asing) seperti serpihan bulu sikat gigi,makanan seperti
tulang ikan pada jaringan gingival.(4)
Setelah prosedur seperti scaling dimana calculus terlepas dan menekan jaringan lunak juga
dapat terjadi pada scaling yang tidak adekuat dimana akan membuat calculus tertanam di
bagian terdalam kantung periodontal.semetara itu,resolusi dari inflamasi pada daerah kantung
bagian coronal akan menghalangi dari drainase atau saluran darah normal,dan akan menjebak
flora pada subgingival pada bagian dalam kantung dan akhirnya terjadi abses. (5)
Pengobatan dengan antibiotic sistemik tanpa pencabutan dari subgingival pada pasien dengan
periodontitis atau radang periodontal pada tingkat berat, yang membawa perubahan komposisi
dari microbiota subgingival,dan nantinya akan terjadi infeksi lanjutan dan pembentukan abses.(6)
Sebagai akibat dari konsekuensi dari bolong nya dinding lateral gigi, akibat alat-alat endodontik
selama terapi kanalisasi akar gigi.(2)
Kemungkinan predisposisi local pada pembentukan abses periodontal
resorpsi eksternal akar gigi (11)
gigi yang tidak terlapisi (8)
gigi yang patah (9)
factor local yang mempengaruhi akar gigi seperti robekan dari cementum (1
2. Gambaran klinisGingiva bengkak, mukosa sekitarnya kebiru-biruan, dan terasa sangat sakit.
Penderita merasa sakit bila giginya beradu. Terkadang disertai demam.
Sekeliling ginggiva jadi membesar, merah, edema, dengan permukaan yang lembut dan
mengkilat
Gigi sensitive bila diperkusi
Eksudat purulent bias dikeluarkan dengan pembukaan pocket
Efek sistemik termasuk malaise, demam, dan pembengkakan kelenjar limph regional
Abses bisa tampak sebagai peninggian yang melingkar pada ginggiva
Sakit berdenyut, dan menyebabkan sakit yang menyebar
Periodontal pocket sering dalam dan biasanya berhubungan dengan abses itu. Ini dapat dicatat
dengan pemeriksaan periodontal
Abses periodontal Akut:
Sekitar gingiva membesar, berwarna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan sentuhan
yang lembut, permukaan gingiva mengkilat.
Biasanya terjadi kegoyahan gigi
Gigi sensitive terhadap perkusi
Ada eksudat purulen
Secara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan limponodi.
Kadang-kadang wajah dan bibir juga terlihat membengkak
Adanya rasa sakit pada daerah yang membengkak
Abses Periodontal Kronis:
Biasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.
3. Klasifikasi absesAbses: ginggiva abses , periodontal abses, pericoronal abses, periapikal abses
Lokasi : gingiva, pericoronal, periodontal. Jalannya lesi : Akut dan kronik berhungan dg saluran sinus dan asimtom Jumlah: abses tunggal dan abses multiple Lokasi : Ada abses alveolar, abses perimandubular,buccal,sub palatina.
Waktu:
Abses periodontal Akut:
- Sekitar gingiva membesar, berwarna merah, oedem dan ada rasa sakit dengan
sentuhan yang lembut, permukaan gingiva mengkilat.
- Biasanya terjadi kegoyahan gigi
- Gigi sensitive terhadap perkusi
- Ada eksudat purulen
- Secara sistemis memperlihatkan adanya malaise, demam dan pembengkaan
limponodi. Kadang-kadang wajah dan bibir juga terlihat membengkak
- Adanya rasa sakit pada daerah yang membengkak
Abses Periodontal Kronis:
Biasanya asimtomatik meskipun kadang-kadang merupakan lanjutan dari fase akut.
4. GejalaGigi terasa sensitif kepada air sejuk atau panas.
Rasa pahit di dalam mulut.
Nafas berbau busuk.
Kelenjar leher bengkak.
Sebagian rahang bengkak (sangat serius).
Suhu badan meningkat tinggi dan kadang-kadang menggigil
Denyut nadi cepat/takikardi
Nafsu makan menurun sehingga tubuh menjadi lemas (malaise)
Bila otot-otot perkunyahan terkena maka akan terjadi trismus
Sukar tidur dan tidak mampu membersihkan mulut
Pemeriksaan laboratorium terlihat adanya leukositosis
2.2.1. Gejala Klinis
Gejala umum General
Sehat atau tidaknya seseorang : gejala dapat menunjukkan adanya penyakit sistemik
yang sedang terjadi, kemampuansistem imun, umur yang ekstrim, distress,kelelahan.
Gejala atau tanda diluar mulut
Wajah yang simetris, bengkak, kemerahan, tidak tetap, sinus, trismus dan pemeriksaan
nodus nodus limfa pada bagian leher
Tanda tanda didalam gigi termasuk pemeriksaan mukosa oral dan dentin :
bengkak gingival kemerahan, adanya nyeri tekanan
spontan supurasi (pernanahan secara spontan), tekanan pada bagian sinus
gigi yang bergerak, peninggian dan perkusi gigi ditemukan perlunakkan (1,13)
Nilai status kebersihan gigi
Periksa bagian periodontium termasuk pemeriksaan screening bagian periodontal.
5. Patofisiologi abses dan periodontal absesPeriodontal :Disebabkan kalkulus bakteriterjebak pda celah gigi terjadi drainase terhambat infeksirespon imun tubuh (inflamasi) semakin menumpuk abses (winda, rald)
2.1.1. Patofisiologi (Perkembangan Infeksi Marginal Menjadi Abses
Periodontal)
Abses dental sebenarnya adalah komplikasi daripada karies gigi. Bisa juga disebabkan
oleh trauma gigi (misalnya apabila gigi patah atau hancur).
Terjadinya abses periodontal diawali oleh infeksi dan inflamasi yang berasal dari
marginal, bakteri plak masuk melalui sulkus gusi. Secara klinis regio gigi yang dikeluhkan
oleh pasien tidak menunjukkan adanya lesi karies, tetapi mungkin terlihat deposit kalkukus
supragingiva atau adanya tambalan yang overhang. Biasanya pasien datang dengan
eksaserbasi lokal akut yang diawali dengan poket periodontal yang dalam.
Secara klinis, diagnosis dari abses periodontal dapat ditegakkan dengan melihat
gejala klinisnya yaitu adanya inflamasi dan infeksi akut, hal ini tidak terlihat secara
radiografi. Pemeriksaan radiografi dilakukan sebagai penunjang untuk menegakkan
diagnosis. Kerusakan tulang pada abses periodontal dapat dibedakan dari penyakit
periodontal lain. Pada gigi tidak terlihat adanya lesi karies, tanda panah menunjukkan
daerah kerusakan tulang yang luas.
Diagnosis penyakit periodontal ditegakkan melalui pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan radiografi, keduanya saling melengkapi. Melalui radiograf dapat dilihat
morfologi gigi yang terinfeksi, selain itu yang terpenting untuk diagnosis penyakit
periodontal adalah pola dan derajat kehilangan tulang alveolar. Pada jaringan periodontal
yang sehat, puncak tulang alveolar berada 2-3 mm dibawah CEJ, namun pada jaringan
periodontal yang tidak sehat akan terjadi penurunan puncak tulang alveolar sampai
kehilangan tulang alveolar dengan derajat yang berbeda-beda.
Email yang terbuka menyebabkan masuknya bakteri yang akan menginfeksi bagian
tengah (pulpa) gigi. Infeksi ini menjalar hingga ke akar gigi dan tulang yang menyokong gigi.
Infeksi menyebabkan terjadinya pengumpulan nanah (terdiri dari jaringan tubuh
yang mati, bakteri yang telah mati atau masih hidup dan sel darah putih) dan
pembengkakan jaringan dalam gigi. Ini menyebabkan sakit gigi. Jika struktur akar gigi mati,
sakit gigi mungkin hilang, tetapi infeksi ini akan meluas terus menerus sehingga mejalar
kejaringan yang lain
2.1.2. Pembentukan Abses
Terjadi melalui beberapa stadium dengan masing-masing stadium mempunyai
gejala-gejala tersendiri, yaitu :
1. Stadium subperiostal dan periostal
Pembengkakan belum terlihat jelas
Warna mukosa masih normal
Pemeriksaan perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat
Pemeriksaan palpasi sakit dengan konsistensi keras
2. Stadium serosa
Abses sudah menembus periosteum dan masuk kedalam tinika serosa dari tulang
dan pembengkakan sudah ada
Mukosa mengalami hiperemi dan merah
Rasa sakit yang mendalam
Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi
3. Stadium sub mukous
Pembengkakan jelas tampak
Rasa sakit mulai berkurang
Mukosa merah dan kadang-kadang terlihat terlihat pucat
Perkusi pada gigi yang terlibat terasa sakit
Palpasi sedikit sakit dan konsistensi lunak, sudah ada fluktuasi
4. Stadium subkutan
Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit
Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat
Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah
Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata
6. Pemeriksaan2.2.4.1. Tes Radiografi (X-Ray)
Radiografi bagian dalam gigi, termasuk dibagian periapical dan pandangan vertikal
sisi sayap kunyahan, digunakan untuk menilai hilangnya tulang marginal dan menilai kondisi
periapikal pada gigi-gigi yang terlibat. Titik gutta percha terdapat pada tembusan sinus
memungkinkan untuk terdapat sumber abses.
Radiografi gigi(periapikal,bitewing dan OPG) biasanya figunakan untuk mensurvey
secara umum dari hilang tulang marginal pada seluruh gigi(12)
Gambaran radiologis Abses Periodontal :
Gambaran radiolusen berbatas difus di sekitar akar gigi.
Biasanya melibatkan penurunan (resorbsi) tulang alveolar
Lamina Dura melebar
Terjadi pelebaran membran periodontal
2.2.4.2. Test Vitalitas Pulpa
Tes pulpa dengan panas atau dengan kelistrikan dapat dilakukan untuk mengukur
vitalitas kinerja dari pulpa (7)
2.2.4.3. Tes Mikronial
Sample dari nanah di sinus,di abses atau dari sulkus gingival dapat dikirim ke bagian
mikrobiologi untuk dikultur dan diuji sentivitasnya (12)
2.2.4.4. Lainnya
Pengukuran status diabetika dengan menggunakan tes gula darah acak,gula darah
puasa atau glikosalisilat jika ada indikasi.(12)
7. PerawatanMembersihkan kalkulus dan drainasenya, edukasi, foto rontgen dan antibiotik(winda)Sanitasi obat anti inflamasi dan analgesik (mel)Insisi drainase lalu dkeluarkan pus (yul)
2.2.4.5. Pengobatan & Perawatan
Satu-satunya cara untuk menyembuhkan abses gigi adalah mengikuti perawatan gigi.
Dokter gigi akan mengobati abses dengan menggunakan prosedur perawatan abses gigi
dokter gigi akan mengeluarkan nanah (pus), dan secara menyeluruh membersihkan
periodontal pocket. Kemudian melicinkan permukaan akar gigi dengan scaling dan garis gusi
untuk membantu penyembuhan dan mencegah infeksi/peradangan lebih lanjut
Jika infeksi berulang, anda harus mengunjungi dokter ahli bedah untuk yang dapat
membentuk kembali jaringan gusi untuk selamanya dan memindahkan periodontal pocket.
Pada pengobatan periodontal abses ada beberapa langkah yaitu :
Diagnosa yang benar adalah penting sebab periodontal abses mungkin juga salah
diagnosa seperti periapical abses dan oleh karena itu salah therapy. Diagnosa yang
bergantung pada penemuan klinis, penemuan radiography, dan pemeriksaan pulpa.
Prinsip terapi pada periodontal abses yaitu menstabilkan drainase inflamasi. Drainase
pada periodontal abses lebih mudah dikeluarkan, dapat menggunakan sonde tumpul.
Sonde tumpul dimasukkan perlahan pada ruang periodontal gigi sampai ke tempat
abses. Pada saat memasukkan sonde tumpul dibutuhkan anestesi untuk menghlangkan
rasa sakit selama menjalani prosedur tersebut. Tindakan bedah dapat dilakukan dengan
menginsisi gusi pada daerah periodontal untuk mempermudah drainase. Tindakan
bedah ini harus dilakukan hati-hati dan menghindari kerusakan dari jaringan
periodontal yang lain. Hal ini harus diperhatikan karena jaringan periodontal berfungsi
sebagai penahan agar gigi tetap tertanam pada tulang rahang. Jadi diusahakan insisi
pada daerah periodontal tidak dilakukan secara sembarangan.
Terapi yang dilakukan :
Pemeriksaan foto rontgen dilakukan untuk melihat besarnya kerusakan tulang dan melihat
prognosisnya
Drainase pus
Pemberian antibiotik
Pembersihan plak dan kalkulus
Memperbaiki kerusakan jaringan periodontal dan meningkatkan kebersihan mulut
2.2.2. Dental Procedures
Managemen abses periodontal termasuk menghilangkan debridemen dan
pembuatan drainase untuk pus. Terapi antimikrobial adalah penting ketika terjadi
penyebaran penyakit secara lokal maupun sistemik .Pencabutan gigi mungkin perlu
dilakukan jika terapi antimikrobial gagal dilakukan. Tahap perawatan abses periodontal
adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : tahap pertama yang paling penting dalam penatakalaksanaan abses
adalah mengurangi abses dan radang yang akut itu dengan cara melakukan kuretase atau
membuat garis insisi pada abses dan didrainase nanah yang berisi bakteri. Prosedur ini pada
umumnya dilakukan apabila sudah di anaestesi lokal terlebih dahulu, sehingga area yang
sakit akan mati rasa. Pencabutan gigi diperlukan untuk melengkapi drainase eksudat
purulen. Terapi antibiotic adalah indikasi dimana demam atau lymphadenopathy servical
terjadi.
Tahap 2 : tahap kedua yaitu pengurangan pocket untuk mengangkat jaringan
granulasi yang menyebabkan abses. Biasanya dengan cara bedah flap periodontal. Hal ini
dapat menyelesaikan secara efisien pada perawatan periodontal. Penyesuaian oclusal dan
splinting perlu dilakukan. Jika abses telah melibatkan jaringan periodontal dan apex dari gigi,
edodontic seperti halnya perawatan periodontal diperlukan untuk berlangsungnya
penyembuhan. Pembersihan plaque dan kalkulus. Memperbaiki kerusakan jaringan
periodontal dan meningkatkan kebersihan mulut.
Tahap 3 : Terapi dengan antibiotik bila abses menyebabkan demam atau
limfadenopati. Jika terdapat abses gigi, dan tidak sempat ke dokter gigi dengan segera.
Dalam kasus ini, dokter dapat memberi nasihat tentang obat penghilang sakit (analgesics)
Analgesics (Painkillers)
Abses gigi sangat nyeri, tetapi dapat digunakan obat penghilang sakit (analgesics),
yang tersedia di apotik, untuk mengurangi nyeri ketika menunggu perawatan dari dokter
gigi. Selalu membaca dan mengikuti informasi pada paket tentang berapa banyak untuk
mengambil dan seberapa sering, dan hati-hati untuk penggunaan dosis maximum.
Perlu diketahui bahwa obat penghilang sakit tidak bisa menyembuhkan abses gigi.
Analgesics ini biasanya digunakan untuk penundaan perawatan abses gigi.
Ikuti petunjuk di bawah tentang cara pemakaian analgesics dengan aman.
Jangan memakai ibuprofen jika menderita asma, atau jika kamu mempunyai, atau
pernah mempunyai ulcergastric.
Jangan terlalu sering memakai obat penghilang sakit di satu waktu tanpa lebih dulu
berkonsultasi dengan dokter, perawat, healthcare profesional lainnya. Ini dapat
berbahaya sebab banyak orang over-the-counter ( OTC) produk berisi obat penghilang
sakit serupa, seperti paracetamol atau ibuprofen dengan atau tanpa codeine, dan
terlalu banyak kombinasi produk.
Ibuprofen dan paracetamol, kedua-duanya tersedia dalam bentuk sirup untuk anak
anak.
Aspirin tidak cocok untuk anak-anak di bawah [umur/zaman] 16
Untuk ibu hamil dan menyusui baik digunakan paracetamol
Jika nyeri hebat, dokter boleh menentukan analgesics yang lebih kuat, seperti codeine
fosfat. Sebagai alternatif, jika sedang mengkonsumsi codeine dosis rendah, dokter
boleh menyarankan meningkatkan dosis itu. Bagaimanapun, anda tidak boleh
meningkatkan dosis obat penghilang sakit kecuali jika disuruh oleh dokter.
Ada beberapa yang dapat dilakukan untuk membatasi nyeri dan tekanan
pada abses gigi sampai anda dapat mengunjungi dokter gigi, meliputi :
Hindari makanan dan minuman yang terlalu dingin atau terlalu panas,
Makan makanan lunak,
Makan dengan menggunakan sisi yang berlawanan dari abses, dan
penggunaan sikat gigi yang lembut dan serat halus seperti sutra di sekitar gigi yang sakit.
Antibiotics
Antibiotik untuk abses gigi digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi, dan
dapat dipakai bersama anaigesics (painkiller).
Dapat diberikan antibiotik, seperti amoxicillin atau metronidazole, jika :
wajah bengkak, ini menunjukkan infeksi atau peradangan menyebar ke area sekelilingnya,
terlihat tanda-tanda dari infeksi berat, seperti demam atau pembengkakan kelenjar,
Daya tahan tubuh menurun, seperti orang yang telah dichemotherapi, atau seperti infeksi HIV
positif,
Peningkatan faktor resiko, seperti diabetes millitus, dan resiko endocarditis.
Antibiotik tidak harus digunakan untuk penundaan perawatan gigi. Anda harus
mengunjungi dokter gigi jika anda mempunyai abses gigi.
Dalam stadium periostal meningkat tinggi dan sub periostal dilakukan trepanasi
untuk
mengeluarkan nanah dan gas gangren yang terbentuk, kemudian diberikan obat-obatan
antibiotika, anti inflamasi, antipiretika, analgesika dan roboransia. Dengan cara ini
diharapkan abses tidak meluas dan dapat sembuh
Dalam stadium serosa dianjurkan untuk kumur-kumur air garam hangat kuku dan
kompres panas, supaya abses masuk kearah rongga mulut.
Dalam stadium submukosa dan subkutan dimana sudah terjadi fluktuasi maka
dilakukan
insisi dan dimasukkan kain gaas steril atau rubber-dam sebagai drainase, kemudian
diberikan obat-obatan antibiotika, antiinflamasi, antipiretika, analgesika dan roboransia.
Pencabutan gigi yang terlibat (menjadi penyebab abses) biasanya dilakukan sesudah
pembengkakan sembuh dan keadaan umum penderita membaik. Dalam keadaan abses
yang akut tidak boleh dilakukan pencabutan gigi karena manipulasi ekstraksi yang dilakukan
dapat menyebarkan radang sehingga mungkin terjadi osteomyelitis.
2.2.3. Pencegahan & Penyuluhan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada periodontal abses yaitu :
Pasien diabetes mellitus dengan periodontitis perlu mendapat perawatan medis pasti yang
cepat dan terapi periodontal, sebab mereka khusus yang peka terhadap perkembangan
periodontal abses.
Pasien dengan periodontal pocket atau yang potensial periodontal pocket harus diamati dan
ditetapkan program control dan harus selalau diingatkannya.
Pengurangan pocket secara efektif dan pembasan trauma oclusal seharusnya dilakukan.
Penyuluhan pada pasien tentang periodontal abses penting diberikan meliputi :
Penyebab dan mekanisme kondisi ini harus diterangkan kepada pasien
Antibiotic sistemik mungkin diperlukan dan harus sesuai dengan ketentuan
Pasien harus kerkumur-kumur dengan air hangat setiap 2 jam
2.2.4. Komplikasi
Gigi tercabut.
Infeksi kejaringan lunak (selulitis fasial, angina Ludwig).
Infeksi kejaringan tulang (osteomielitis mandibula atau maksila).
Infeksi ke bagian tubuh lain menyebabkan abses serebral, endokarditis, pneumonia, dll.
Dapat terjadi sepsis
2.1.3. Prognosis
Prognosis dari dento-alveolar abses adalah baik terutama apabila diterapi dengan
segera menggunakan antibiotika yang sesuai. Apabila menjadi bentuk kronik, akan lebih
sukar diterapi dan menimbulkan komplikasi yang lebih buruk dan kemungkinan amputasi
lebih besar.
MAKALAH PERIODONTOLOGIPenyakit Periodontal Nekrotik & Periodontal AbsesUniversitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)Fakultas Kedokteran GigiTahun Ajaran 2010 / 2011
Konsep mappingPasien
Diagnosa
DD
Etiologi dan faktor predisposisi
Patofisiologi
Klasifikasi
Gambaran klinis
Penatalaksanaan