bldc_teori

Upload: gilang-septian

Post on 02-Jun-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    1/15

    Draft

    5

    BAB 1

    MOTOR BLDC (BRUSHLESS DC MOTOR)

    Motor DC Brushless atau dikenal juga dengan nama electronically

    commutated motor (motor komutasi elektrik) adalah jenis motor sinkron yang

    disuplai oleh sumber listrik DC untuk mengoperasikan kontrolnya dan

    memiliki sistem komutasi elektrik(tidak menggunakan sikat/brush dan

    komutator mekanis) yang berbeda dengan komutator dan sikat(brush) yang

    bekerja secara mekanik pada motor DC konvensional.

    Gambar 2.1 Motor DC brushless

    Motor DC brushless terdiri dari 3 jenis motor berdasarkan banyaknya

    fasa, antara lain motor DC brushless1 fasa, 2 fasa, dan 3 fasa. Mengacu pada

    jenisnya, stator pada motor DC brushlessmemiliki jumlah yang sama dengan

    belitannya. Motor DC brushless yang sering digunakan adalah motor DC

    brushless 3 fasa. Walaupun sebenarnya motor ini dinamakan motor DC

    brushless, sebenarnya motornya sendiri adalah motor AC sinkron magnetpermanen (trapezoidal) 3 fasa yang mana putaran pada rotornya disebabkan

    oleh medan magnet pada stator yang pada setiap saatnya hanya dua fasa yang

    ter-suply sementara satu fasa lainnya tak tersuply. Fenomena ini

    mengakibatkan motor ini seperti motor DC, karena arus yang mengalir pada

    kumparan stator mirip dengan motor DC meskipun motor ini sebenarnya

    dialiri dengan arus tiga fasa.

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    2/15

    Draft

    6

    Gambar 2.2 motor DC brushless 1 phasa(a), 2 phasa(b)

    Gambar 2.3 motor DC brushless 3 phasa

    2.1.1 Prinsip Dasar Motor DCbrushless

    Sebelum berbicara jauh tentang motor DC brushless ada baiknya kita

    mengkaji ulang prinsip dasar motor DC terlebih dahulu agar prinsip kerja

    motor DC brushlessdapat lebih mudah dimengerti. Pada Motor DC terdapat

    enam bagian penting yang bisa kita ingat antara lain Rotor, Commutator,Brushes(sikat), Axle(sumbu), Field Magnet(medan magnet) dan DC power

    supply (sumber DC). Motor menggunakan gaya medan magnet untuk

    menghasilkan gerakan (putaran).

    Hal mendasar dari sifat magnet itu sendiri kutub yang sama akan

    saling tolak menolak dan yang berlainan akan tarik-menarik. Jadi jika kita

    punya dua buah magnet dan menandai satu sisi magnet tersebut dengan

    "north" (utara) dan yang lainnya dengan "south" (selatan), maka bagian sisi

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    3/15

    Draft

    7

    "noth" akan coba menarik "south", sebaliknya sisi "north" magnet yang

    pertama akan melawan/menolak sisi "north" magnet kedua dan seterusnya.

    Di dalam sebuah elektrik motor kondisi saling "tarik-menarik" dan

    "tolak-menolak" ini akan menghasilkan gerakan berputar atau sering disebut

    sebagai rotational motion(gerak putar).

    Gambar 2.4 Prinsip gerak putar pada motor DC

    Pada gambar 2.4 kita dapat melihat dua buah magnet pada motor.

    Rotor adalah sebuah elektro magnet (magnet yang dihasilkan dari arus

    listrik) sedangkan sebagai medan magnet digunakan magnet permanen pada

    medan statornya dan tidak memiliki lilitan penguat medan magnet

    Jika arus DC mengalir, maka rotor akan berputar 180 derajat karena

    perbedaan kutub antara elektro-magnet dan permanen-magnet. Untuk

    membuat agar rotor tetap berputar maka kutub di elektro-magnet perlu

    diubah, hal ini akan dilakukan oleh brushes(sikat). Bagian sikat ini

    menempel pada dua buah elektroda yang berputar pada rotor dan mengubah

    polaritasmagnet pada elektro magnet pada saat berputar. Permanen magnet

    pada dasarnya tetap pada posisinya dan tidak berubah, oleh karena itu

    disebut sebagai "Stator", sedangkan elektro-magnet berputar, maka disebut

    "Rotor".

    Arah gerak rotor juga dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri

    Flenning yang berbunyi :

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    4/15

    Draft

    8

    Apabila tangan kiri terbuka diletakkan diantara kutub Utara dan Selatan

    sehingga garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak tangan

    kiri dan arus didalam kawat mengalir searah dengan arah keempat jari, maka

    kawat itu akan mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari

    (gambar 2.5).

    Gambar 2.5 Kaidah Tangan Kiri Flenning

    Besarnya gaya tersebut : F = B. i. l (Newton).persamaan 2.1

    Dimana:

    B = kerapatan fluks (webber)

    l = panjang penghantar (meter)

    i = arus yang melewati penghantar (ampere)

    Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan

    penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran

    kecepatan yang luas.

    Dengan prinsip kerja motor DC tersebut sekarang kita dapat

    memahami prinsip kerja motor DC brushless karena pada dasarnya prinsipkerja motor DC brushless hampir sama dengan prinsip kerja motor DC

    brushed hanya saja pada motor DC brushless bagian statornya diubah

    menjadi elektro magnet sedangkan bagian rotornya menjadi permanen

    magnet. Secara elektronik, motor DC brushless dioperasikan sama seperti

    motor DC konvensional, hanya saja switching supply arusnya menggunakan

    rangkaian solid state. Pada motor ini menggunakan transistor lojik sense

    untuk posisi motor magnit permanennya dan distribusi arus komponen

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    5/15

    Draft

    9

    medannya. Kumparan medan diberikan energi dalam urutan medan

    magnitnya. Posisi rotor dideteksi dengan solid state light emitter dan sensor,

    piranti hall atau piranti yang lainnya. Sinyal feedback dari sensor

    dikembalikan ke kontrol unit yang akan meng-ON-kan transistor unit, yang

    akan diterusakan ke kumparan medan stator secara sekuensial. Untuk

    mendeteksi posisi sudut digunakan hall effect dan sensor optik. Hall effect

    juga beperan untuk mendeteksi magnitud dan polaritas medan magnit.

    Karena tidak adanya brushes(sikat) pada motor DC brushless inilah maka

    untuk merubah polaritas magnet digunakan sebuah rangkaian kontrol seperti

    disebutkan sebelumnya yang berfungsi untuk mengatur perubahan arus pada

    elektro magnet(stator) ketika rotornya berputar dan karena jenis motor DC

    brushlessyang digunakan biasanya multi pole maka pada rangkaian kontrol

    tersebut juga terdapat inverter sehingga motor dapat bekerja(berputar).

    Gambar 2.6 Tahapan Daya (Power Stage) dari Motor DC brushless [4]

    Tabel 2.1 Tabel perubahan komutasi motor berdasar nilai Hall sensor [10]

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    6/15

    Draft

    10

    2.1.2 Skema Cara Kerja Putaran Motor DCbrushless

    Melihat prinsip kerja motor DC brushless dan cara kerja sistem half

    bridge pada proses peng-energize-an koil motor DC brushless maka cara

    kerja putaran motor DCbrushlesssekarang dapat kita gambarkan, skema cara

    kerja putaran motor DC brushlessadalah sebagai berikut : [10]

    Komutasi menghasilkan medan putar. Pada step 1, phasa U

    dihubungkan ke kutub positif pada bus motor DC brushless (Q1) lihat gambar

    2.4, lalu phasa V dihubungkan ke ground netral(kutub negative baterai)

    melalui Q4, untuk phasa W tidak ter-energize, 2 buah vektor fluks dihasilkan

    oleh phasa U (panah merah) dan phasa V(panah biru). Jumlah kedua vektor

    tersebut menghasilkan vektor fluks pada stator(panah hijau) dimana rotor

    akan berusaha mengikuti arah fluks stator tersebut. Pada kondisi ini motor

    sedang standby untuk berputar, ketika posisi rotor sudah mencapai posisi

    tertentu yang diberikan, maka nilai pernyataan logika pada Hall sensor

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    7/15

    Draft

    11

    berubah dari 101 ke 001 dan pola tegangan baru tercipta pada motor DC

    brushless(BLDC) dimana phasa V sekarang tidak ter-energizetetapi phasa W

    yang sekarang terhubung ke netral ground(Q6) dimana posisi vector fluks

    stator(panah hijau) sekarang berada pada posisi yang ditunjukan gambar step

    2.

    Mengacu pada gambar 2.5 dan Tabel 2.1, kita sekarang dapat

    menentukan switch(Q) mana saja yang aktif ketika phasa tertentu yang ter-

    energize sehingga arah putaran rotor dapat terlihat. Pada step 3phasa yang

    aktif adalah W-V dan posisi vector fluks stator berada pada posisi tersebut,

    lanjut ke step 4phasa yang aktif adalah U-V dan rotor terus berputar kearah

    fluks stator pada step 4.

    (sumber : AVR194 BLDC motor control using ATmega32M1)

    Pada gambar step 5 dan step 6 terlihat phasa lain lagi yang ter-

    energizedan arah putaran rotor terus mengikuti arah vektor fluks stator yang

    dihasilkan dan selanjutnya proses putaran kembali lagi ke step 1. Itulah 6

    langkah(step) putaran elektris motor BLDC untuk melakukan 1 putaran

    penuh mekanis motor BLDC.

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    8/15

    Draft

    12

    2.1.3 Bagian bagian motor DC Brushless

    1. Rotor

    Rotor adalah bagian pada motor yang berputar karena

    adanya gaya elektromagnetik dari stator, dimana pada motor DC

    brushlessbagian Rotor-nya berbeda dengan Rotor pada motor DC

    konvensional yang hanya tersusun dari 1 buah elektro-magnet yang

    berada diantara brushes(sikat) yang terhubung pada 2 buah

    elektroda yang terangkai ke suplai DC. Pada motor DC brushless

    bagian rotornya tersusun dari sedikitnya 2 hingga 8 pasang kutub

    magnet permanen berbentuk persegi panjang yang saling direkatkan

    menggunakan semacam epoxy dan tidak adabrushes-nya.

    Gambar 2.7 Rotor pada motor DCbrushless

    2.

    Stator

    Stator adalah bagian pada motor yang diam/statis dimana

    fungsinya adalah sebagai medan putar motor untuk memberikan

    gaya elektro magnetik pada rotor sehingga motor dapat berputar.

    Pada motor DC brushless statornya terdiri dari 12 belitan (elektro-

    magnet) yang bekerja secara elektromagnetik dimana stator pada

    motor DC brushless terhubung dengan 3 buah kabel untuk

    disambungkan pada rangkaian kontrol sedangkan pada motor DC

    konvensional stator-nya terdiri dari 2 buah kutub magnet permanen.

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    9/15

    Draft

    13

    Gambar 2.8 Stator pada motor DCbrushless

    Belitan stator pada motor DC brushless terdiri dari 2 jenis,

    yaitu belitan stator jenis trapezoidal dan jenis sinusoidal. Yang

    menjadi dasar perbedaan kedua jenis belitan stator tersebut terletak

    pada hubungan antara koil dan belitan stator yang bertujuan untuk

    memberikan EMF (ElectroMotive Force) balik yang berbeda.

    EMF balik sendiri adalah tegangan balik yang dihasilkan

    oleh belitan motor BLDC ketika motor BLDC tersebut berputar

    yang memiliki polaritas tegangan berlawanan arahnya dengan

    tegangan sumber yang dibangkitkan. Besarnya EMF balik

    dipengaruhi oleh kecepataN sudut putaran motor(), medan magnet

    yang dihasilkan rotor(B), dan banyaknya lilitan pada belitan

    stator(N) sehingga besarnya EMF balik dapat dihitung dengan

    persamaan :

    EMF balik = B.N.l.r. ................................ persamaan 2.2

    dimana : B= Kerapatan medan magnet yang dihasilkan rotor(Tesla)N= Banyaknya lilitan pada belitan stator per phasa

    l= Panjangnya batang rotor (m)

    r= Jari-jari dalam motor(m)

    = Kecepatan sudut putaran motor(rad) (dimana = 2f )

    ketika motor BLDC sudah dibuat, jumlah lilitan pada stator

    dan besarnya medan magnet yang dihasilkan nilainya sudah dibuat

    konstan sehingga yang mempengaruhi besarnya EMF balik adalah

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    10/15

    Draft

    14

    besarnya kecepatan sudut yang dihasilkan motor, semakin besar

    kecepatan sudut yang dihasilkan semakin besar pula EMF balik

    yang dihasilkan. Perubahan besarnya EMF balik ini mempengaruhi

    torsi motor BLDC, apabila kecepatan motor yang dihasilkan

    melebihi kecepatan rata-rata motor yang berakibat EMF balik yang

    dihasilkan lebih besar dari tegangan potensial pada belitan stator

    sehingga arus yang mengalir pada stator akan turun dan torsi pun

    akan ikut turun, sebagaimana rumus torsi pada BLDC motor

    menurut persamaan 2.3 bahwa besarnya torsi yang dihasilkan motor

    BLDC dapat dihitung dengan :

    T = Krms . . I (Nm) ......................................persamaan 2.3

    Dimana : Krms = tegangan rata-rata konstant(Volt)

    = besarnya fluks magnet (Tesla)

    I = besarnya arus (Ampere)

    Karena berbanding lurus dengan faktor-faktor lain yang

    mempengaruhi torsi maka kenaikan dan penurunan arus sangat

    berpengaruh pada besarnya torsi yang dihasilkan motor BLDC.

    Gambar 2.9 EMF balik trapezoidal yang dihasilkan oleh BLDC

    motor(sumber :microchip AN885BLDC motor Fundamental)

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    11/15

    Draft

    15

    3.

    Axle

    Axle atau sumbu adalah batang yang berfungsi sebagai

    sumbu putar motor, terpusat pada rotor dan dirangkai bersama rotor.

    4. Sensor Hall

    Tidak seperti motor DC brushed komutasi dari motor DC

    bruhless diatur secara elektronik.agar motor dapat berputar, stator

    harus di-energize secara berurutan dan teratur. Sensor Hall inilah

    yang berperan dalam mendeteksi pada bagian rotor mana yang ter-

    energizeoleh fluks magnet sehingga proses komutasi yang berbeda

    (6 step komutasi) dapat dilakukan oleh stator dengan tepat karena

    sensor Hall ini dipasang menempel pada stator.

    Gambar 2.10 Posisi penempatan sensor Hall

    Hall sensor ini ditempatkan setiap 1200

    pada jarak antar

    kutub stator hal ini bertujuan agar deteksi terhadap vektor fluks

    stator yang dihasilkan akurat sehingga setiap perpindahan komutasi,

    arus yang mengalir tetap terjaga konstan pada setiap phasa.

    Prinsip kerja Hall sensor sendiri membutuhkan arus yang mengalir

    terus jika ingin digunakan sebagai pendeteksi fluks magnet. Bila

    butiran-butiran yang terdapat pada gambar 2.11 dimisalkan sebagai

    gambaran medan magnit, maka daya elektromagnit dibuat atas

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    12/15

    Draft

    16

    dasar gerakan elektron seperti yangdiberikan oleh kaedah tangan

    kiri Fleming. Sewaktu daya elektron dibiaskan pada sisi kiri,

    akibatnya kutub negatif disisi kiri dan kutub positip disisi yang

    lain (kanan). Polaritas elektrostatik bergantung pada yang dialami

    butir apakah berkutub utara atau berkutub selatan, dan digunakan

    untuk menyatakan sinyal pada posisi rotor dalam batas polaritas

    magnit. Bila motor DC brushless menggunakan elemen Hall

    sebagai sensor posisi, maka semua elemen-elemen penting dibuat

    dalam bentuk terpadu sesuai dengan yang ditunjukkan pada

    gambar 2.12. Misalnya, jika level output adalah H untuk kutub

    utara, maka level output akan L bila diletakkan pada kutub

    selatan. Dalam hal ini ketiga IC Hall digunakan sebagai driver

    untuk motor BLDC tiga phase.

    Gambar 2.11 Prinsip kerja elemen Hall

    Gambar 2.12 Rangkaian terpadu elemen Hall

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    13/15

    Draft

    17

    Gambar 2.13 posisi Hall sensor pada BLDC motor

    5. Controller&Inverter(perubah tegangan DC menjadi AC)

    Controller pada motor DC brushless berperan sangat

    penting dan dapat dikatakan sebagai penunjang utama operasi motor

    DC brushless karena motor DC brushless membutuhkan suatu

    trigger pulsa yang masuk ke bagian elektromagnetik (stator) motor

    DC brushless untuk memberikan pengaturan besarnya arus yang

    mengalir sehingga putaran motor dapat diatur secara akurat. Inverter

    pada motor DC brushless berpran untuk mengubah tegangan DC

    ang masuk controllermenjadi tegangan AC karena jenis motor DC

    brushless biasanya multipole 3 phase maka dibutuhkan inverter 3

    phasa tegangan DC menjadi AC agar motor dapat berputar.

    Berdasarkan kemampuan control power supply,kita dapat memilih

    dengan tepat rating tegangan untuk motor yang dibutuhkan. Untuk

    tegangan 48 volt atau kurang dari itu, biasanya digunakan untuk

    bidang otomotif, robotik, atau penggerak lengan mekanik kecil.

    Untuk rating tegangan 100 volt dan lebih dari itu digunakan dalam

    bidang otomasi industri dan penggerak alat-alat industri.

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    14/15

    Draft

    18

    Gambar 2.14 konfigursi dasar sistem bridge inverter 3 phasa

    Gambar 2.15 sistem drive motor DC brushless dengan menggunakan

    jembatan inverter 3 phasa dan sensor hall (PWM)

  • 8/10/2019 BLDC_Teori

    15/15

    Draft

    19

    2.1.4 Keunggulan motor DCbrushless

    Motor DC brushless diciptakan untuk memperbaiki beberapa

    kekurangan yang dimiliki oleh motor DC brushed walaupun motor DC

    brushedlebih mudah diproduksi dan prinsip kerjanya sederhana karena pada

    motor DC brushed terdapat beberapa kekurangan antara lain :

    Brushes(sikat) lama kelamaan akan menjadi rusak.

    Karena sikat memutus dan menghubungkan koneksi, maka akan

    menimbulkan storing/electrical noise.

    Brushless membatasi kecepatan maximum dari motor.

    Karena posisi electromagnet ada di tengah-tengah (rotor), maka

    pendinginan motor menjadi lebih sulit.

    Penggunaa sikat juga berarti membatasi jumlah kutub magnet yang

    dapat diinstalasi.

    Motor DC brushless mampu meminimalisir kekurangan yang

    dimiliki oleh motor DC brushedkarena konstruksi motor DC brushlessyang

    sedemikian rupa dan tidak menggunakan sikat maka motor DC brushless

    memiliki beberapa keunggulan antara lain :

    Karena bukan sikat tetapi rangkaian mikrokontroler yang mengontrol

    perpindahan arus, maka arus tersebut akan bisa lebih akurat (presisi).

    Kontroler juga dapat mengatur kecepatan motor lebih baik sehingga

    membuat "brushless motor" lebih efisien.

    Tidak adanya storing/electrical noiseatau suara bising akibat gesekan

    celah udara antara rotor dan sikat.

    Tidak menggunakan sikat yang dapat rusak setelah lamanya pemakaian.

    Dengan posisi electromagnetdi bagian stator, maka pendinginan motor

    menjadi lebih mudah.

    Jumlah electromagnetdi stator dapat sebanyak mungkin untuk

    mendapatkan kontrol yang lebih akurat.