blanded learning

193
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam perkembangan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu dalam usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia berbagai upaya telah dilakukan demi meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, baik melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan [Type text] Page 1

Upload: kaspa

Post on 19-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Blanded Learning

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu

unsur penting dalam perkembangan suatu

bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan

oleh kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki. Oleh karena itu dalam usaha

peningkatan kualitas sumber daya manusia

berbagai upaya telah dilakukan demi

meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan, baik melalui berbagai

pelatihan dan peningkatan kompetensi

guru, pengadaan buku dan alat pelajaran,

perbaikan sarana dan prasarana

pendidikan, peningkatan mutu manajemen

sekolah, maupun pengubahan kurikulum

pendidikan. Upaya-upaya tersebut

bertujuan membawa pengaruh positif

terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

Page 1

Page 2: Blanded Learning

Perubahan dalam sistem pendidikan

menjadi tuntutan suatu bangsa untuk

memiliki sumber daya manusia yang

berkualitas. Sumber daya manusia yang

siap menghadapi segala situasi dan kondisi

dalam menghadapi perkembangan zaman,

yang secara tidak langsung muncul seiring

dengan perkembangan zaman tersebut,

konsep pendidikan pun akan mengalami

perubahan. Setiap perubahan konsep

pendidikan akan berpengaruh terhadap

cara dan sistem penyampaian

pembelajaran terutama pendidikan di

sekolah.

Perkembangan pada sektor teknologi

informasi dan komunikasi sebagai salah

satu produk perubahan zaman menawarkan

hal-hal baru bagi dunia pendidikan. Hal-

hal tersebut belum terpikirkan sebelumnya.

Pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi dalam pendidikan, yang secara

Page 2

Page 3: Blanded Learning

umum disebut sebagai e-learning. Diyakini

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Di sisi lain, perkembangan teknologi

tersebut juga memperlihatkan hal menarik.

Pertama adalah keterbukaan dan

kemampuan siswa dalam menggunakan

teknologi informasi dan komunikasi .

Bentuk-bentuk komunikasi berbasis

internet seperti blog, forum diskusi

(bulletin board), social networking, instant

messaging dan e-mail telah menjadi

media/alat komunikasi sehari-hari yang

lazim. Hal kedua adalah semakin

murahnya biaya teknologi informasi dan

komunikasi sehingga teknologi informasi

menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan observasi juga

ditemukan bahwa pembelajaran masih

terpusat pada guru (teacher centered

learning). Hal ini terlihat dari proses

pembelajaran yang didominasi oleh

Page 3

Page 4: Blanded Learning

metode ceramah, yang menyebabkan

penguasaan konsep siswa masih kurang.

Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan

harian siswa yang masih di bawah standar

KKM sekolah yaitu 55,33.

Salah satu alternatif yang diajukan

untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam

proses pembelajaran yaitu dengan

implementasi blended learning. Blended

learning adalah pembelajaran yang

memadukan pembelajaran berbasis

teknologi dan informasi dengan

pembelajaran berbasis kelas/tatap muka.

Blended learning memiliki beberapa

keunggulan antara lain, pendekatan belajar

yang beragam, lebih mudah dalam

mengakses pengetahuan, terjadi interaksi

sosial, bersifat pribadi, menghemat biaya,

dan memudahkan dalam revisi.

Blended learning berpeluang

menggeser paradigma pembelajaran dari

Page 4

Page 5: Blanded Learning

pembelajaran yang berpusat pada pengajar,

menuju paradigma baru yang berpusat

pada siswa. Memungkinkan Berpeluang

meningkatan interaksi antara siswa dengan

pengajar, siswa dengan siswa,

siswa/pengajar dengan konten,

siswa/pengajar dengan sumber belajar

lainnya, serta berpeluang terjadi

konvergensi antar berbagai metode, media

sumber belajar, serta lingkungan belajar

lain yang relevan.

Manfaat blended learning antara lain

proses belajar mengajar tidak hanya tatap

muka saja, tetapi ada penambahan waktu

pembelajaran dengan memanfaatkan media

online, mempermudah dan mempercepat

proses komunikasi antara guru dan siswa

(mitra belajar), serta membantu proses

percepatan pengajaran. Membantu

memotivasi keaktifan siswa untuk ikut

terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini

Page 5

Page 6: Blanded Learning

akan membentuk sikap kemandirian

belajar pada siswa. Siswa tidak hanya

mengandalkan materi yang diberikan oleh

guru, tetapi dapat mencari materi dalam

berbagai cara, antara lain, mencari ke

perpustakaan, menanyakan kepada teman

kelas atau teman saat online, membuka

website, mencari materi belajar melalui

search engine, portal, maupun blog, atau

bisa juga dengan media media lain berupa

software pembelajaran dan juga tutorial

pembelajaran.

Blended (campuran, kombinasi

yang baik) Learning merupakan proses

pembelajaran yang memanfaatkan

berbagai macam aktivitas dan media baik

secara fisik maupun maya. Aktivitas

pada Blended Learning:

1. Pembelajaran Face to Face

(pembelajaran tatap muka di

ruang kelas)

Page 6

Page 7: Blanded Learning

2. Video Conference (face to face

secara online)

3. ELearning

(aktivitas yang dilakukan dengan

pemanfaatan software pengelolaan

konten pembelajaran)

Dunia Pendidikan di era globalisasi

saat ini dituntut untuk mempersiapkan

peserta didik menampilkan keunggulan

dirinya yang cerdas, kreatif serta

mandiri. Pendidikan yang bermutu harus

mencakup 2 dimensi yakni orientasi

akademis dan orientasi ketrampilan

hidup yang esensial. Orientasi akademis

menitik beratkan pada peserta didik,

sedangkan orientasi ketrampilan hidup

memberi bekal kepada peserta didik

untuk dapat survive di kehidupan nyata.

Teknologi Informatika yang telah

menjadi mata pelajaran di

Page 7

Page 8: Blanded Learning

TK/SD/SMP/SMA menuntut sekolah

agar memfasilitasi media

pembelajarannya. Dan ini harus dikelola

dengan manajemen sekolah yang baik,

dengan ditunjang sistem, metode, sarana

dan prasarana yang baik dan memadai,

Sistem pembelajaranpun harus dapat

memberikan kesempatan pada peserta

didik yang memiliki potensi lebih untuk

dapat mengembangkan dan

meningkatkan potensinya. Serta metode

yang digunakan harus dapat menstimulan

potensi dan bakat peserta didik agar lebih

maksimal. sehingga dapat mengcover

kebutuhan siswa dan tantangan

perkembangan teknologi.

Situasi seperti saat ini mendorong

berbagai lembaga pendidikan

memanfaatkan berbagai macam sistem

pendekatan dalam strategi pembelajaran.

Page 8

Page 9: Blanded Learning

Pendekatan yang dilakukan dengan

memanfaatkan berbagai macam media

dan teknologi untuk meningkatkan

efektivitas dan fleksibilitas

pembelajaran. Sistem ini dikenal dengan

istilah blended learning. Melalui blended

learning sistem pembelajaran menjadi

lebih luwes dan tidak kaku.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Blended learning?

2. Apa saja karakterisktik Blended

learning?

3. Kapan diperlukannya Blended

learning?

4. Apa tujuan dari Blended learning?

5. Apa saja yang termasuk dalam

katergori Blended learning?

6. Apa kekurangan dan kelebihan

Blended learning?

Page 9

Page 10: Blanded Learning

7. Bagaimana cara mengembangkan

Blended learning?

8. Bagaimana hubungan antara

Blended learning dan e-Learning ?

C. Tujuan

1. Untuk memahami pengertian Blended

learning

2. Untuk memahami karakterisktik

Blended learning

3. Untuk memahami kapan

diperlukannya Blended learning

4. Untuk memahami tujuan dari Blended

learning

5. Untuk memahami katergori Blended

learning

6. Untuk memahami Blended learning

7. Untuk memahami cara

mengembangkan Blended learning

8. Untuk memahami hubungan antara

Blended learning dan e-Learning

Page 10

Page 11: Blanded Learning

D. Manfaat

Page 11

Page 12: Blanded Learning

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Internet

Menurut Afuah dan Tucci (2003, p6),

Internet merupakan suatu standar dengan

biaya yang rendah dengan interaktivitas

cepat yang menunjukkan network

externalities, waktu yang cukup, memiliki

jangkauan universal, bertindak seperti

suatu channel distribusi, dan mengurangi

asimetris informasi dalam transaksi.

B. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran (learning) adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

Page 12

Page 13: Blanded Learning

pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik. Menurut Rosenberg (2001,

p4), pembelajaran (learning) adalah suatu

proses dimana orang-orang memperoleh ilmu

atau keahlian baru

C. Blended Learning

Blended learning adalah kombinasi

dari beberapa pendekatan untuk

pembelajaran. Blended learning dapat

dilakukan dengan kombinasi antara sumber

daya virtual dan fisik. Contoh dari

blended learning dapat berupa kombinasi

antara material-material berbasis teknologi

dan pertemuan-pertemuan tatap muka yang

digunakan secara bersamaan untuk

menyampaikan pelajaran.

D. Pengertian E-Learning

Page 13

Page 14: Blanded Learning

Menurut Effendi dan Zhuang (2005,

p6), e-learning adalah semua kegiatan

pendidikan yang menggunakan media

komputer dan atau Internet. E-learning

merupakan suatu cara baru dalam proses

belajar mengajar dimana yang merupakan

dasar dan konsekuensi logis dari

perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi. Dengan e-learning, pelajar

tidak perlu duduk di ruang kelas untuk

menyimak setiap ucapan dari seorang

pengajar secara langsung. E-learning juga

dapat mempersingkat jadwal target waktu

pembelajaran, dan menghemat biaya yang

harus dikeluarkan oleh sebuah program studi

atau program pendidikan.

Page 14

Page 15: Blanded Learning

Page 15

Page 16: Blanded Learning

BAB II

PEMBAHASAN

A. Blanded Learning

Adalah sebuah metode pembelajaran

yang mengkombinasikan antara kegiatan

belajar-mengajar di kelas (face-to-face)

dengan kegiatan belajar-mengajar

menggunakan media internet (e-

learning).

Page 16

Page 17: Blanded Learning

Gambar 2.1. Pendekatan model blended

learning

Blended learning merupakan sistem

pembelajaran yang memanfaatkan

tegnologi multimedia, kelas yang tidak

terlalu besar, pengajar yang native yaitu

pengajar yang sadar akan fungsinya

sebagai pengajar dan mengerti

perkembangan tegnologi serta

pemanfaatannya. Blended learning juga

mengikuti lifestyle karena metode ini

adalah metode yang sangat efektif di

Page 17

Page 18: Blanded Learning

jaman sekarang di mana perkembangan

tegnologi semakin baik dan maju.

Blended learning akan sangat

bermanfaat bagi banyak orang karena

informasi serta pengetahuan dapat

dilakukan/diakses lebih mudah dimana

dan kapan saja. Blended learning juga

akan mengubah sistem pengajaran yang

sifatnya kaku menjadi lebih terbuka, hal

ini karena pengajar dan pelajar dapat

berinteraksi dengan limit waktu yang

panjang dan tidak seperti sistem

Page 18

Page 19: Blanded Learning

pembelajaran di kelas yang memiliki

limit waktu tertentu yang menyebabkan

interaksi antar pelajar dan pengajar

sifatnya terbatas.

Koneksi jaringan internet saat ini

akan sangat mendukung proses blended

learning karena hal ini merupakan bagian

dasar yang dibutuhkan. Pembelajaran

akan menjadi jauh lebih efektif karena

hal-hal yang belum dapat dijelaskan di

kelas dapat dibahas melalui dunia online.

Proses pengiriman tugas serta penjelasan

bagaimana tugas itu dikerjakan juga

dapat dilaksanakan dengan mudah

sehingga dengan cara seperti ini kita juga

memanfaatkan waktu dengan baik.

Namun, blended learning ini bukan

berarti tidak memiliki kekurangan. Untuk

menjadikan ini sebagai proses

pembelajaran yang wajib tentu akan

Page 19

Page 20: Blanded Learning

sangat rumit karena proses ini

membutuhkan biaya yang sangat besar.

Orang-orang (pelajar) harus memiliki

perangkat-perangkat untuk

melakukannya seperti dimana pelajar

harus memiliki laptop, komputer pc, hp,

smartphone, koneksi internet (modem)

yang biayanya tidak murah.

Page 20

Page 21: Blanded Learning

Walaupun blended learning dapat

mempermudah dan mempercepat proses

pertukaran informasi, tetapi hal ini dapat

menghambat proses sosialisasi. Kita

tidak akan memahami orang lain hanya

melalui kata-kata/ketikan tanpa kita

bertemu langsung dengan orang tersebut.

Untuk itulah walaupun blended learning

akan menjadi bagian dari metode

pembelajaran, bukan berarti proses

pengajaran tatap muka menjadi terhenti.

Blended learning sebaiknya menjadi

penunjang pembelajaran sehingga kita

dapat mempelajari dan memahami

sesuatu dengan lebih sempurna. Lagipula

akan menjadi sangat mubajir

pembangunan gedung-gedung akademik

untuk belajar (sekolah, kampus, dll) jika

tidak dimanfaatkan hanya karena kita

Page 21

Page 22: Blanded Learning

dapat belajar dimana saja melalui

blended learning.

B. Sejarah Blended Learning

Pembelajaran berbasis blended

learning dimulai sejak ditemukan

komputer, walaupun sebelum itu juga

sudah terjadi adanya kombinasi

(blended). Terjadinya pembelajaran

awalnya karena adanya tatap muka dan

interaksi antara pengajar dan pebelajar,

setelah ditemukan mesin cetak maka

guru memanfaatkan media cetak. Pada

saat ditemukan media audio visual,

sumber belajar dalam pembelajaran

mengkombinasi antara pengajar, media

cetak, dan audio visual. Namun

terminologi blended learning muncul

setelah berkembangkanya teknologi

informasi sehingga sumber dapat diakses

oleh pebelajar secara offline maupun

Page 22

Page 23: Blanded Learning

online. Saat ini, pembelajaran berbasis

blended learning dilakukan dengan

menggabungkan pembelajaran tatap

muka, teknologi cetak, teknologi audio,

teknologi audio visual, teknologi

komputer, dan teknologi m-learning

(mobile learning).

Bersin (2004) menggambarkan

sejarah blended learning yang

berkembang di dunia pada awalnya juga

seperti yang dilakukan pada lembaga

pendidikan yaitu sumber belajar utama

adalah pelatih/fasilitator. Dengan

ditemukannya teknologi komputer,

pelatihan dilakukan menggunakan

mainframe based yang dapat melakukan

kegiatan pelatihan secara individual tidak

bergantung pada waktu dan materi yang

sama (tidak sinkron). Perkembangan

berikutnya pembelajaran yang tetap

Page 23

Page 24: Blanded Learning

menggunakan basis komputer tetapi daya

jangkaunya menjadi lebih luas melintasi

pulau dan benua karena perkembangan

teknologi satelit. Demikian pula, isi

pelatihan dilakukan pengebarannya

melalui CD ROM dan internet. Saat ini

pelatihan menggabungkan semua itu agar

pembelajaran menjadi lebih efektif,

efisien dengan konsep kombinasi

(blended).

Page 24

Page 25: Blanded Learning

C. Kelebihan Dan Kekurangan Blended

Learning

1. Kelebihan blended learning :

• Pembelajaran terjadi secara

mandiri dan konvensional,

yang keduanya memiliki

kelebihan yang dapat saling

melengkapi.

• Pembelajaran lebih efektif dan

efisien

• Meningkatkan aksesbiltas.

Dengan adanya blended

learning maka peserta belajar

Page 25

Page 26: Blanded Learning

semakin mudah dalam

mengakses materi

pembelajaran.

2. Kekurangan blended learning :

• Media yang dibutuhkan sangat

beragam, sehingga sulit

diterapkan apabila sarana dan

prasarana tidak mendukung.

• Tidak meratanya fasilitas yang

dimiliki pelajar, seperti

komputer dan akses internet.

Padahal dalam blended

learning diperlukan akses

internet yang memadai,

apabila jaringan kurang

memadai akan menyulitkan

peserta dalam mengikuti

pembelajaran mandiri via

online.

Page 26

Page 27: Blanded Learning

• Kurangnya pengetahuan

masyarakat terhadap

penggunaan teknologi

• Tidak meratanya fasilitas yang

dimiliki pelajar, seperti

komputer dan akses internet

D. Tujuan Blended Learning :

• Membantu pemelajar untuk

berkembang lebih baik di dalam

proses belajar, sesuai dengan gaya

belajar dan preferensi dalam

belajar.

• Menyediakan peluang yang praktis

realistis bagi guru dan pemelajar

untuk pembelajaran secara mandiri,

bermanfaat, dan terus berkembang.

• Peningkatan penjadwalan

fleksibilitas bagi pemelajar, dengan

menggabungkan aspek terbaik dari

tatap muka dan instruksi online.

Page 27

Page 28: Blanded Learning

Kelas tatap muka dapat digunakan

untuk melibatkan para siswa dalam

pengalaman interaktif. Sedangkan

kelas online memeberikan

pemelajar. Sedangkan porsi online

memberikan para siswa dengan

konten multimedia yang kaya akan

pengetahuan pada setiap saat, dan

di mana saja selama pemelajar

memiliki akses internet.

Blended Learning ialah metode

pembelajaran yang memadukan

pertemuan tatap muka dengan materi

online secara harmonis. Metode

pembelajaran ini memanfaatkan

berbagai macam pendekatan.

Pendekatan yang dilakukan dapat

memanfaatkan berbagai macam media

dan teknologi. Ilustrasinya begini,

metode belajar yang konvensional

Page 28

Page 29: Blanded Learning

(tatap muka) dilaksanakan

menggunakan media online (diakses

dengan internet). Sedikit berbagi

pengalaman, kemarin kami melakukan

metode ini di kelas. Kami

mendiskusikan suatu topik dengan

gtalk. Gtalk ini seperti chat room, bisa

berdiskusi secara personal, bisa juga

berdiskusi dengan group besar. Jadi,

dengan metode Blended Learning ini,

pembelajaran konvensional bisa tetap

dilakukan meskipun kita berada di

tempat yang sangat jauh sekalipun

dengan orang yang memberi materi.

Tapi, metode ini membutuhkan media

untuk mendukung pelaksanaannya.

Dengan metode Blended Learning,

pembelajaran dilakukan dengan saling

memberi feedback (dengan kata lain :

Page 29

Page 30: Blanded Learning

dua arah), sedangkan e-learning,

pembelajaran dilakukan satu arah saja.

metode Blended Learning ini dibagi

menjadi 2 jenis :

1. Blended Learning dengan tetap

mengadakan tatap muka dalam perkuliahan,

namun menggunakan media-media teknologi

yang ada seperti internet, laptop, ipad, hp

android, hp smartphones, untuk mendukung

pemahaman mahasiswa akan materi

pembelajaran.

2. Blended Learning dengan

menggunakan sistem Hybrid Learning yaitu

dimana memang dilakukan kuliah secara

online, tidak ada tatap muka di kelas, namun

mahasiswa saling terhubung dengan dosen

melalui media konferensi di internet.

Page 30

Page 31: Blanded Learning

Menurut kelompok kami, metode-metode

diatas tidak lebih baik satu sama lain dalam

membantu pemahaman mahasiswa akan

materi pembelajaran, tetapi kedua metode

diatas apabila dikombinasikan akan menjadi

sangat efektif dalam membantu pemahaman

mahasiswa akan materi dalam perkuliahan.

Adapun keuntungan dan kekurangan

sistem Blended Learning ini menurut

kelompok kami ialah:

* Plus:

 - meningkatkan semangat belajar dan

keaktifan mahasiswa dalam mengikuti

perkuliahan.

 - mengembangkan pengetahuan

mahasiswa mengenai pemanfaatan teknologi

di dalam pendidikan.

 - adanya fleksibilitas dalam

menjalankan proses perkuliahan sehingga

Page 31

Page 32: Blanded Learning

kelas tidak jenuh dengan pembelajaran yang

konvensional (Metode ini alternatif yang baik

untuk mengatasi kelas yang jenuh).

* Minus:

 - Media menjadi hal yang penting,

maka dari itu, bagi mahasiswa yang "gaptek"

dan malas untuk mengikuti perkembangan,

akan kesulitan dan akan tertinggal dalam

mengikuti setiap topik perkuliahan, dan juga

bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan

dalam media yang digunakan dalam sistem

ini juga tidak bisa mengikuti pembelajaran

dengan baik.

 - Pembelajaran dapat terganggu jika

koneksi internet juga buruk. Tergantung

cuaca, maupun lokasi akses.

Page 32

Page 33: Blanded Learning

Sekarang ini, kita telah memasuki masa

yang disebut sebagai abad pengetahuan

(knowledge age). Tahapan perkembangan

budaya manusia terdiri atas empat tahap,

yaitu: abad agraris (sebelum tahun 1880),

abad industri (1880–1985), abad informasi

(1955–2000), dan abad pengetahuan (1995–

sekarang) (Galbreth, 1999). Tahapan

tonggak-tonggak sejarah peradaban manusia

tersebut dilalui melalui belajar sepanjang

hayat. Pada abad pengetahuan, berbagai

karakteristik yang melingkupi kehidupan

sangat berbeda dengan karakteristik

kehidupan pada abad industri dan abad

pertanian. Pada abad pengetahuan teknologi

utama yang menjadi landasannya adalah

komputer, pada abad industri berupa mesin,

sedangkan pada abad pertanian adalah bajak.

Galbreth (1999) lebih lanjut mengidentifikasi

karakteristik perkem-bangan ekonomi

Page 33

Page 34: Blanded Learning

berdasarkan teknologi utama, ilmu yang

digunakan, tujuan, keluaran, bentuk

organisasi, pekerja utama, dan sifat-sifat

produksinya disajikan pada tabel 1.

Gambar 1. Transormasi utama ekonomi

dan pendidikan (Adaptasi dari Galbreth,

1999)

Tahapan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi itu berjalan

mengikuti rumus deret hitung kemudian,

pada periode belakangan berjalan menurut

rumus deret ukur. Mula-mula lambat, makin

lama makin cepat, dan sekarang ini,

percepatan revolusi peradaban manusia

dalam belajar sangat mengagumkan, yang

belum pernah ditemui pada abad sebelumnya.

Tabel 1. Karakteristik perkembangan

ekonomi (Galbreth, 1999)

DIMENSI PERTANIAN INDUSTRI

INFORMASI/ PENGETAHUAN

Page 34

Page 35: Blanded Learning

Teknologi utama Bajak Mesin

Komputer Ilmu Teknik sipil Teknik Mekanik

Bio Teknik Tujuan Kelangsungan hidup

Kebendaan Perkembangan personal Keluaran

Makanan Barang Informasi Sumber Tanah

Modal Pengetahuan Bentuk organisasi

Keluarga Perusahaan Jaringan Sumber energi

Binatang Minyak fosil Pikiran Perkerja utama

Petani Laboran Kewirausahaan Sifat produksi

Diri sendiri Masal Individu

Kecenderungan pembelajaran masa

depan telah mengubah pendekatan

pembelajaran tradisional ke arah

pembelajaran masa depan –yang disebut

sebagai pembelajaran abad pengetahuan–,

bahwa orang dapat belajar: di mana saja,

artinya orang dapat belajar di ruang

kelas/kuliah, di perpustakaan, di rumah, atau

di jalan; kapan saja, tidak sesuai yang

dijadwalkan bisa pagi, siang sore atau malam;

Page 35

Page 36: Blanded Learning

dengan siapa saja, melalui guru, pakar,

teman, anak, keluarga atau masyarakat;

melalui sumber belajar apa saja, melalui buku

teks, majalah, koran, internet, CD ROM,

radio, televisi, dan sebagainya.

Ciri-ciri pembelajaran pada abad

pengetahuan, yaitu: guru sebagai fasilitator,

pembimbing dan konsultan, guru sebagai

kawan belajar, belajar diarahkan oleh orang

yang belajar, belajar secara terbuka, fleksibel

sesuai keperluan, belajar terutama

berdasarkan proyek dan masalah, berorientasi

pada dunia empirik dengan tindakan nyata,

metode penyelidikan dan perancangan,

menemukan dan menciptakan, kolaboratif,

berfokus pada masyarakat, hasilnya terbuka,

keanekaragaman yang kreatif, komputer

sebagai peralatan semua jenis belajar,

interaksi multimedia yang dinamis, serta

komunikasi yang tidak terbatas

Page 36

Page 37: Blanded Learning

Untuk merekayasa sistem pembelajaran

pada abad pengetahuan ini, perlu pula

dipahami hakikat, terminologi atau

pengertian tentang pembelajaran. Kata

pembelajaran, sekarang ini, lebih banyak

digunakan untuk mengganti kata pengajaran.

Padahal, pembelajaran memiliki makna yang

berbeda dibandingkan dengan pengajaran.

Pembelajaran merujuk ke memfasilitasi

belajar, sedangkan pengajaran merujuk ke

arah mengajar (interaksi dengan pengajar

sebagai sumber belajar utama). Pembelajaran

lebih menekankan pada upaya menata

lingkungan di luar diri pebelajar (faktor

eksternal), agar terjadi proses belajar (faktor

internal). Sedangkan pengajaran lebih

menekankan pada proses mengajar-belajar

dengan pengajar (guru) sebagai aktor utama,

atau dibarengi dengan media sebagai alat

bantu atau alat peraga lainnya. Orang yang

Page 37

Page 38: Blanded Learning

belajar disebut pebelajar (learner). Siapa saja

orang yang belajar, disebut pebelajar, entah

itu siswa, mahasiswa, taruna AKABRI,

dosen, manajer, atau siapa saja. Sumber

belajar merupakan sumber utama untuk

menstimulasi terjadinya proses belajar

sedangkan proses agar terjadi belajar disebut

pembelajaran. Sasaran utama pembelajaran

adalah merekayasa faktor-faktor eksternal

dan lingkungan sebagai sumber belajar agar

mendorong prakarsa belajar.

Dengan demikian, pembelajaran adalah

upaya menata lingkungan sebagai sumber

belajar agar terjadi proses belajar pada diri si

pebelajar. Upaya menata lingkungan

dilakukan dengan menyediakan sumber-

sumber belajar, misalnya: guru, buku teks,

bahan pembelajaran, orang sumber, televisi,

VCD, radio-kaset, majalah, koran, internet,

CD ROM, lingkungan dan bahkan juga

Page 38

Page 39: Blanded Learning

temannya sendiri. Ukuran keberhasilan

pembelajaran adalah proses terjadinya

interaksi antara pebelajar yang belajar dengan

pembelajar. Bukan terletak pada pengajar

yang menyampaikan informasi (mengajar?).

Dengan demikian, rekayasa pembelajaran

yang utama adalah penyediaan sumber-

sumber belajar. Guru bukan satu-satunya

sumber belajar, ia hanya salah satu bagian

dari sumber belajar. Semua sumber-sumber

belajar dirancang agar dapat mendorong

prakarsa dan proses belajar menjadi lebih

efektif, efisien, dan menarik, agar pebelajar

tetap “betah” untuk terus belajar. Oleh karena

itu, fungsi guru akan berubah ke arah guru

sebagai pengelola pembelajaran. Fungsi guru

yaitu merancang penyediaan sumber-sumber

belajar agar belajar menjadi lebih mudah,

lebih cepat, lebih menarik, dan lebih

menyenangkan

Page 39

Page 40: Blanded Learning

Dalam merekayasa sistem

pembelajaran yang optimal, ada delapan

faktor yang saling berinteraksi, yaitu: (1)

pebelajar (siswa, mahasiswa, santri,

karyawan, masyarakat?), (2) isi (apa isi yang

diajarkan: fakta, konsep, prinsip, pemecahan

masalah dsb?), (3) tujuan (pengetahuan,

sikap, perilaku?), (4) lingkungan belajar (di

kelas, laboratorium, perpustakaan,

lapangan?), (5) pembelajar (siapa

pembelajaranya?), (6) sumber belajar (buku,

majalah, koran, VCD, komputer, radio?), (7)

strategi (pengelolaan, penyampaian,

organisasi), dan (8) evaluasi (tes lisan, tes

tertulis, menyusun karya tulis, porto folio,

dan memecahkan masalah?). Pada setiap

peristiwa pembelajaran baik yang di lakukan

di sekolah maupun di luar sekolah, kedelapan

faktor ini harus menjadi pertimbangan utama.

Page 40

Page 41: Blanded Learning

Dalam berbagai kajian dan penelitian

dinyatakan bahwa pendidikan merupakan

indikator kejayaan bangsa, demikian pula

guru memegang peran penting dalam

membelajarkan para peserta didik (learner).

Oleh karena itu, pembelajaran yang

dilakukan guru menjadi indikator kunci

keberhasilan pendidikan. Memasuki abad dua

puluh satu ini, guru sebagai sumber belajar

utama dirasa tidak memadai lagi, sumber

belajar guru harus terintegrasi dengan sumber

belajar lain, yaitu sumber belajar cetak, audia,

audio visual, dan komputer. Bahkan perlu

juga memanfaatkan handphone sebagai

mobile learning.

Guru masa depan dalam kegiatan

pembelajaran dapat berfungsi sebagai

seniman (artist) dan ilmuwan (scientist)

dalam merancang dan melaksanakan

pembelajaran dan mengelola sumber-sumber

Page 41

Page 42: Blanded Learning

belajar yang sengaja dirancang dan

dimanfaatkan. Oleh karena itu diperlukan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru

dalam merancang pembelajaran terutama

dalam upaya memecahkan masalah atau

mengaplikasikan dalam rancangan

pembelajaran mata pelajaran agar kualitas

pembelajaran meningkat yang sensitif

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang di kenal dengan

Pembelajaran Berbasis Blended Learning

(PPBL). Dengan PBPL maka pembelajaran

bukan hanya berbasis pada tatap muka, tetapi

dikombinasikan dengan sumber yang bersifat

Offline maupun Online.

Agar para pengajar di Indonesia sensitif

terhadap perkembangan pengetahuan tentang

pembelajaran masa depan, diperlukan

serangkaian kegiatan secara inklusif maupun

eksklusif, massal maupun terbatas oleh

Page 42

Page 43: Blanded Learning

pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat

dalam upaya meningkatkan kualitas pengajar.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan

melalui seminar, pelatihan, dan lokakarya

dengan baik secara sentralisasi maupun

desentralisasi.

Gambar 2. Modus Pembelajaran

Blended Learning Blended learning

terdiri dari kata blended (kombinasi/

campuran) dan learning (belajar). Istilah lain

yang sering digunakan adalah hybrid course

(hybrid = campuran/kombinasi, course =

mata kuliah). Makna asli sekaligus yang

paling umum blended learning mengacu pada

belajar yang mengkombinasi atau

mencampur antara pembelajaran tatap muka

(face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis

komputer (online dan offline). Thorne (2003)

menggambarkan blended learning sebagai "It

represents an opportunity to integrate the

Page 43

Page 44: Blanded Learning

innovative and technological advances

offered by online learning with the

interaction and participation offered in the

best of traditional learning. Sedangkan Bersin

(2004) mendefinisikan blended learning

sebagai: “the combination of different

training “media” (technologies, activities, and

types of events) to create an optimum training

program for a specific audience. The term

“blended” means that traditional instructor-

led training is being supplemented with other

electronic formats. In the context of this

book, blended learning programs use many

different forms of e-learning, perhaps

complemented with instructor-led training

and other live formats”. Istilah blended

learning pada awalnya digunakan untuk

menggambarkan mata kuliah yang mencoba

menggabungkan pembelajaran tatap muka

dengan pembelajaran online. Saat ini istilah

Page 44

Page 45: Blanded Learning

blended menjadi populer, maka semakin

banyak kombinasi yang dirujuk sebagai

blended learning. Dalam metodologi

penelitian, digunakan istilah mixing untuk

menunjukkan kombinasi antara penelitian

kuantitatif dan kualitatif. Adapula yang

menyebut di dalam pembelajaran adalah

pendekatan eklektif, yaitu mengkombinasi

berbagai pendekatan dalam pembelajaran.

Namun, pengertian pembelajaran berbasis

blended learning adalah pembelajaran yang

mengkombinasi strategi penyampaikan

pembelajaran menggunakan kegiatan tatap

muka, pembelajaran berbasis komputer

(offline), dan komputer secara online

(internet dan mobile learning). Pembelajaran

berbasis Blended learning berkembang

sekitar tahun 2000 dan sekarang banyak

digunakan di Amerika Utara, Inggris,

Australia, kalangan perguruan tinggi dan

Page 45

Page 46: Blanded Learning

dunia pelatihan. Melalui blended learning

semua sumber belajar yang dapat

memfasilitasi terjadinya belajar bagi orang

yang belajar dikembangkan. Pembelajaran

blended dapat menggabungkan pembelajaran

tatap muka (face-to-face) dengan

pembelajaran berbasis komputer. Artinya,

pembelajaran dengan pendekatan teknologi

pembelajaran dengan kombinasi sumber-

sumber belajar tatap muka dengan pengajar

maupun yang dimuat dalam media komputer,

telpon seluler atau iPhone, saluran televisi

satelit, konferensi video, dan media

elektronik lainnya. Pebelajar dan

pengajar/fasilitator bekerja sama untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan

utama pembelajaran blended adalah

memberikan kesempatan bagi berbagai

karakteristik pebelajar agar terjadi belajar

mandiri, berkelanjutan, dan berkembang

Page 46

Page 47: Blanded Learning

sepanjang hayat, sehingga belajar akan

menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih

menarik.

Gambar 3. Pembelajaran Berbasis

Blended Learning (Kombinasi tatap muka,

offline, dan online) Walaupun masih terjadi

perdebatan ekstrim antara pembelajaran tatap

muka dengan pembelajaran berbasis

komputer, buku ini tidak berpretensi untuk

melemahkan salah satu di antaranya, tetapi

justru ingin memadukan atau

mengkombinasikan berbagai modus belajar

yang telah berkembang sampai saat ini. Hasil

penelitian yang dilakukan Dziuban, Hartman,

dan Moskal (2004) menemukan bahwa

program blended learning memiliki potensi

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan

juga menurunkan tingkat putus sekolah

dibandingkan dengan pembelajaran yang

Page 47

Page 48: Blanded Learning

sepenuhnya pembelajaran online. Demikian

juga ditemukan bahwa model pembelajaran

berbasis blended lebih baik daripada

pembelajaran tatap muka (Face to face).

Berdasarkan temuannya yang disajikan dalam

Tabel 1 menunjukkan perbandingan tingkat

keberhasilan (bagi siswa mencapai nilai A, B,

atau C) selama dua tahun persembahan Web.

Pada tabel 2.1. disajikan hasil penelitian

pembelajaran yang dilakukan melalui tatap

muka (face to face), pembelajaran kombinasi

(blended) dan pembelajaran melalui internet

(online) penuh. Tabel 1. Persentase nilai hasil

belajar antara pembelajaran tatap muka (face

to face), pembelajaran kombinasi (blended)

dan pembelajaran melalui internet (online)

(Dziuban, Hartman, & Moskal, 2004)

Pembelajaran Musim Semi 2001 Panas

2001 Dingin 2001 Semi 2002 Panas 2002

Dingin 2002 Semi 2003 Tatap Muka (Face to

Page 48

Page 49: Blanded Learning

Face) 91 93 91 90 94 91 91 Kombinasi

(Blended) 91 97 94 91 97 92 91 Internet

(Online) penuh 89 93 90 92 92 92 91

Pembelajaran berbasis blended learning, di

samping untuk meningkatkan hasil belajar,

bermanfaat pula untuk meningkatkan

hubungan komunikasi pada tiga mode

pembelajaran yaitu lingkungan pembelajaran

yang berbasis ruang kelas tradisional, yang

blended, dan yang sepenuhnya online. Para

peneliti memberikan bukti yang

menunjukkan bahwa blended learning

menghasilkan perasaan berkomunitas lebih

kuat antar mahasiswa daripada pembelajaran

tradisional atau sepenuhnya online (Rovai

dan Jordan, 2004). Dalam penelitian

pengembangan SDM di perusahaan, Barbian

(2002) menyimpulkan bahwa metode blended

learning meningkatkan produktivitas

karyawan lebih besar daripada metode

Page 49

Page 50: Blanded Learning

pembelajaran tunggal. Komposisi blended

yang sering digunakan yaitu 50/50, artinya

dari alokasi waktu yang disediakan, 50%

untuk kegiatan pembelajaran tatap muka dan

50% dilakukan pembelajaran online. Atau

ada pula yang menggunakan komposisi

75/25, artinya 75% pembelajaran tatap muka

dan 25% pembelajaran online. Demikian pula

dapat dilakukan 25/75, artinya 25%

pembelajaran tatap muka dan 75%

pembelajaran online.

Pertimbangan untuk menentukan

apakah komposisinya 50/50, 75/25 atau 25/75

bergantung pada analisis komptensi yang

ingin dihasilkan, tujuan mata pelajaran,

karakteristik pebelajar, interaksi tatap muka,

strategi penyampaian pembelajaran online

atau kombinasi, karakteristik, lokasi

pebelajar, karakteristik dan kemampuan

pengajar, dan sumber daya yang tersedia.

Page 50

Page 51: Blanded Learning

Berdasarkan analisis silang terhadap berbagai

pertimbangan tersebut, pengajar akan dapat

menentukan komposisi (presentasi)

pembelajaran yang paling tepat. Namun

demikian, pertimbangan utama dalam

merancang komposisi pembelajaran adalah

penyediaan sumber belajar yang cocok untuk

berbagai karakteristik pebelajar agar dapat

belajar lebih efektif, efisien, dan menarik.

Dalam skenario pembelajaran berikutnya

tentu saja harus memutuskan untuk tujuan

mana mana yang dilakukan dengan

pembelajaran tatap muka, dan bagian mana

yang offline dan online. Misalnya dalam

pembelajaran pendidikan jasmani, pada saat

menjelaskan pengetahuan dan teknik gerak

dapat dilakukan melalui pembelajaran

berbasis komputer (offline), untuk melihat

aplikasi gerakan dalam suatu pertandingan

dapat dilakukan melalui akses internet

Page 51

Page 52: Blanded Learning

(online), dan pada saat menjelaskan dan

mendemonstrasikan, melatih keterampilan,

melatih disiplin, dan sportivitas lebih cocok

dilakukan dengan tatap muka. Demikian pula

dalam pembelajaran bahasa Inggris sebagai

bahasa kedua di mana guru atau instruktur

semua kegiatan berbasis audio (pemahaman

pendengaran, ekspresi oral) akan berlangsung

di ruang kelas, sedangkan kegiatan berbasis

teks akan dilakukan secara online.

Yang penting, pembelajaran

berbasis blended learning bertujuan untuk

memfasilitasi terjadinya belajar dengan

menyediakan berbagai sumber belajar dengan

memperhatikan karakteristik pebelajar dalam

belajar. Pembelajaran juga dapat mendorong

peserta untuk memanfaatkan sebaik-baiknya

kontak face-to-face dalam mengem-bangkan

pengetahuan. Lalu, persiapan dan tindak-

lanjutnya dapat dilakukan secara offline dan

Page 52

Page 53: Blanded Learning

online. Program belajar yang total online

tidak dianjurkan untuk pembelajaran yang

masih mempertimbangkan perlunya kontak

tatap muka antara pebelajar dan pengajar.

Namun, dalam pembelajaran ada kalanya

pebelajar tidak dapat datang karena berbagai

kendala, misalnya di jurusan pendidikan

jasmani ada sebagian mahasiswa yang aktif

sebagai olahragawan yang mempunyai

jadwal latihan dan pertandingan yang ketat

dan tidak sinkron dengan jadwal perkuliahan,

maka pembelajaran berbasis offline dan

online menjadi memungkinkan untuk

dilakukan pada kelas reguler mahasiswa.

Pembelajaran berbasis blended learning

merupakan pilihan terbaik untuk

meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya

tarik yang lebih besar dalam berinteraksi

antar manusia dalam lingkungan belajar yang

beragam. Belajar blended menawarkan

Page 53

Page 54: Blanded Learning

kesempatan belajar untuk menjadi baik secara

bersama-sama dan terpisah, demikian pula

pada waktu yang sama maupun berbeda.

Sebuah komunitas belajar dapat dilakukan

oleh pelajar dan pengajar yang dapat

berinteraksi setiap saat dan di mana saja

karena memanfaatkan yang diperoleh

komputer maupun perangkat lain (iPhone)

sebagai fasilitasi belajar. Blended learning

memberikan fasilitasi belajar yang sangat

sensitif terhadap segala perbedaan

karakteristik pskiologis maupun lingkungan

belajar.

Gambar 4. Rata-Rata Persentasi Hasil

Belajar Tatap Muka Dan Blended

Berdasarkan Etnis (Rovai Dan Jordan, 2004)

Hasil penelitian Karen Precel, Yoram Eshet-

Alkalai, and Yael (2009) terkait dengan

kontribusi komponen-komponen dalam

blended learning menunjukkan bahwa

Page 54

Page 55: Blanded Learning

komponen pembelajaran yang dianggap

paling berkontribusi belajar adalah tugas-

tugas (rerata = 4,72), buku cetak (rerata =

4,54), presentasi pertemuan (rerata = 4,42),

dan pertemuan kuliah tatap muka dengan

instruktur (rerata = 4,15). Video online kuliah

memberikan kontribusi terhadap belajar

(rerata = 3,83), buku pelajaran online

memiliki kontributsi rata-rata untuk belajar

(rerata = 3.32), walaupun kontribusinya

rendah hampir setengah dari peserta (46,5%)

menyatakan sering menggunakannya.

Sejarah Blended Learning

Pembelajaran berbasis blended learning

dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun

sebelum itu juga sudah terjadi adanya

kombinasi (blended). Terjadinya

pembelajaran awalnya karena adanya tatap

muka dan interaksi antara pengajar dan

pebelajar, setelah ditemukan mesin cetak

Page 55

Page 56: Blanded Learning

maka guru memanfaatkan media cetak. Pada

saat ditemukan media audio visual, sumber

belajar dalam pembelajaran mengkombinasi

antara pengajar, media cetak, dan audio

visual. Namun terminologi blended learning

muncul setelah berkembangkanya teknologi

informasi sehingga sumber dapat diakses oleh

pebelajar secara offline maupun online. Saat

ini, pembelajaran berbasis blended learning

dilakukan dengan menggabungkan pemb

elajaran tatap muka, teknologi cetak,

teknologi audio, teknologi audio visual,

teknologi komputer, dan teknologi m-

learning (mobile learning). Bersin (2004)

menggambarkan sejarah blended learning

yang berkembang di dunia pelatihan pada

awalnya juga seperti yang dilakukan pada

lembaga pendidikan yaitu sumber belajar

utama adalah pelatih/fasilitator. Dengan

ditemukannya teknologi komputer, pelatihan

Page 56

Page 57: Blanded Learning

dilakukan menggunakan mainframe based

yang dapat melakukan kegiatan pelatihan

secara individual tidak bergantung pada

waktu dan materi yang sama (tidak sinkron).

Perkembangan berikutnya pembelajaran yang

tetap mengguna-kan basis komputer tetapi

daya jangkaunya menjadi lebih luas melintasi

pulau dan benua karena perkembangan

teknologi satelit. Demikian pula, isi pelatihan

dilakukan pengebarannya melalui CD ROM

dan internet. Saat ini pelatihan

menggabungkan semua itu agar pembelajaran

menjadi lebih efektif, efisien dengan konsep

kombinasi (blended).

Gambar 5. Perkembangan

Pembelajaran di Dunia Pelatihan (Bersin,

2004)

Pelatihan oleh Instruktur Dalam

kegiatan ini peran instruktur/fasilitator sangat

penting dalam membangun pengetahuan para

Page 57

Page 58: Blanded Learning

peserta pelatihan. Interaksi yang dibangun

oleh instruktur dan peserta menjadi hubungan

antar manusia. Kelebihan-kelebihan yang

dimiliki instruktur, misalnya profesor, doktor,

guru, ahli materi atau praktisi dapat dilakukan

di ruang kelas, misalnya instruktur dapat

menjelaskan sambil bercerita lucu dan

menarik sehingga tidak membosankan.

Mereka dapat menarik antusias untuk belajar

lebih lanjut berdasarkan pengalaman belajar

yang diangun dikaitkan dengan pengalaman

yang telah dimiliknya. Mereka dapat

mengajukan dan menjawab pertanyaan serta

mengkondisikan kelas berdasarkan keadaan.

Bahkan lebih penting lagi ─yang tidak bisa

kita pelajari dari e-learning─ pembelajaran

yang dipimpin seorang fasilitator dalam kelas

memiliki nilai dan budaya karena para

peserta berinteraksi dan belajar satu sama lain

secara langsung. Namun hal ini juga menjadi

Page 58

Page 59: Blanded Learning

kelemahan, jika fasilitatornya tidak kurang

ahli dalam isi maupun berinteraksi dengan

peserta pelatihan. Pelatihan menjadi

membosankan. Kemudian, kekurangan

terbesar dalam pembelajaran tatap muka

adalah skala jangkauan, baik jarak maupun

jumlah peserta. Tidak mungkin pembelajaran

tersebut menjangkau ribuan peserta. Dengan

pembelajaran tatap muka hanya memiliki dua

pilihan yaitu ukuran kelas yang besar atau

kelas yang banyak. Ukuran kelas yang sangat

besar mengurangi efektivitas, kelas yang

banyak akan memerlukan waktu lebih

banyak, dan lebih lagi kelas-kelas yang

berjauhan akan memerlukan biaya perjalanan

sangat mahal. Dalam suatu kegiatan pelatihan

yang harus diselesaikan dalam batas waktu

yang ketat dan jumlah jam yang tersedia

untuk peserta terbatas, jika mengandalkan

pembelajaran tatap muka ini kita akan

Page 59

Page 60: Blanded Learning

menemui kesulitan. Secara teoritis, jika

menggunakan teknologi kita bisa mencapai

peserta lebih banyak dalam waktu yang lebih

singkat. Pelatihan Berbasis Mainframe

Pendekatan pembelajaran berbasis teknologi

pertama diawali pada tahun 1960-an dan

1970-an dengan penggunaan mainframe

(komputer besar dengan kemampuan super)

sebagai pengolah data dan mini komputer

(sekarang = personal computer) sebagai

tampilan antar muka bagi peserta. Sistem

yang pertama dibuat diberi nama PLATO,

sebuah sistem yang dikembangkan pada

tahun 1963 oleh Universitas Illinois. PLATO

mempelopori penggunaan komputer dalam

penyelenggaraan pendidikan tradisional dan

masih terus dikembangkan hingga sekarang

dengan nama PLATO IV. Sistem tersebut di

atas memiliki keterbatasan tampilan berbasis

teks, belum mampu menyuguhkan bentuk-

Page 60

Page 61: Blanded Learning

bentuk gambar, animasi, dan video yang

memukau seperti sekarang ini. Walaupun

begitu, pada saat itu teknologi ini telah

memberikan manfaat yang luar biasa karena

dengan waktu pelatihan tatap muka yang

sama, sistem ini mampu menjangkau ratusan

hingga ribuan orang yang dapat belajar tanpa

meninggalkan tempat kerja mereka. Era

inilah yang menjadi awal dari apa yang kita

sebut sekarang ini sebagai blended learning.

Siaran Langsung Video berbasis Satelit

Evolusi teknologi pelatihan berikutnya

dilakukan pada tahun 1970-an, ketika banyak

perusahaan mulai menggunakan jaringan

video untuk memperluas jangkauan pelatihan

secara langsung. Pembelajar bisa duduk di

kelas atau tetap di tempat kerja menyaksikan

instruktur di TV, mengobrol dan berinteraksi

dengan siswa lain, dan bertanya pada

instruktur. Salah satu contohnya adalah

Page 61

Page 62: Blanded Learning

Universitas Stanford dengan jaringan

Interaktif TV nya, sampai sekarang jaringan

ini masih digunakan di seluruh Lembah

Silicon Valley. Universitas Stanford

mengembangkan jaringan video di tahun

1970-an dan 1980-an yang memungkinkan

para profesor Stanford untuk mengajar ke

seluruh teluk San Francisco tanpa

meninggalkan kampus. Para peserta pelatihan

tidak perlu meninggalkan tempat kerja

mereka untuk belajar. Mereka menyerahkan

hasil latihan dan tes melalui kurir. Jika

pelatihan dilakukan di ruang kelas, ruang

kelas memiliki kamera TV yang

memungkinkan instruktur untuk melihat

seluruh kelas. Peserta dapat dapat menekan

tombol untuk mengajukan pertanyaan.

Sampai saat ini, live video tetap menjadi

pendekatan pelatihan yang penting dalam

banyak perusahaan. Perusahaan General

Page 62

Page 63: Blanded Learning

Motors di Amerika, misalnya, sangat

bergantung pada instruksi-instruksi berbasis

video untuk melatih para dealernya. Jika

peserta tidak memiliki akses ke komputer,

pelatihan live video ini sangat tepat. Beban

pembangunan dan pemeliharaan jaringan

video yang dahulu mahal, pada saat ini tidak

lagi karena jaringan kabel video telah

digantikan oleh yang lebih rendah biayanya

dengan sistem berbasis IP (internet protocol)

digital seperti web-casting dan video berbasis

web.

Pelatihan dengan Personal Computer

CD-ROM Pada awal 1980-an ketika PC

(personal computer) muncul, para pelatih dan

pendidik penuh antusias memanfaatkan

teknologi PC multimedia. Perusahaan

komputer melihat peluang pasar dan mulai

membuat model PC khusus dengan fitur yang

dirancang untuk pelatihan multimedia. Era

Page 63

Page 64: Blanded Learning

CD (Compact Disk) ROM merupakan dasar

bagi pelatihan berbasis web seperti yang kita

lihat sekarang ini. Penyedia jasa pelatihan

menyadari bahwa komputer dapat

menghasilkan gambar, suara, video, dan

interaktivitas yang tinggi. Dengan media

penyimpanan yang tersedia secara luas dalam

bentuk CD-ROM, materi (isi) belajar bisa

didistribusikan dengan mudah. Learning

Management Sistem Untuk mengatasi

keterbasan pemanfaatan CD-ROM, seperti

bagaimana mengelola semua salinan materi

yang didistribusikan, siapa yang

menggunakannya?, apa yang mereka

lakukan?, bagaimana memonitor bahwa

mereka telah menyelesaikan latihan?, maka

diciptakan Learning Management Sistem

(LMS), sebuah perangkat lunak pada jaringan

yang bisa melacak dan mengelola semua

pengguna pelatihan berbasis CD-ROM. LMS

Page 64

Page 65: Blanded Learning

yang pertama dikembangkan terutama untuk

mengelola pendaftaran, pelacakan, dan

penyelesaian pelatihan berbasis CD-ROM

melalui jaringan. Sekelompok maskapai

penerbangan memanfaatkan model pelatihan

ini dengan mengembangkan standar baru

yang disebut sebagai Aviation Industry CBT

Committee (AICC). Pada saat itu LMS

digunakan untuk mengetahui kapan peserta

mulai berlatih, berapa nilai yang dicapai, dan

berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk

menyelesaikan pelatihan. Pembelajaran

Berbasis Web Temuan-temuan di bidang

komputer yang memungkinkan komputer

semakin cepat dan akses jaringan internet

semakin mudah dan murah. Dengan

kecepatan internet yang tinggi, suatu materi

pembelajaran multimedia dapat

didistribusikan dengan cepat ke banyak

pengguna. Web Based Training umumnya

Page 65

Page 66: Blanded Learning

dikelola oleh aplikasi LMS yang telah

berkembang sedemikian pesatnya dengan

fitur yang semakin lengkap. Ada banyak

sekali aplikasi LMS, namun yang banyak

digunakan adalah moodle yaitu program

untuk mengelola pembelajaran berbasis web.

Saat ini berbagai lembaga pelatihan dan

pendidikan sekolah memiliki berbagai pilihan

untuk melakukan pembelajaran dengan cara

mengkombinasi berbagai kelebihan mode

pembelajaran (blended). Pembelajaran

melalui tatap muka dikombinasi dengan

belajar sendiri (asynchronous) melalui web,

CD-ROM, dan buku. Kemudian dikombinasi

melalui pembelajaran langsung tanpa tatap

muka dengan instruktur atau pengajar

melainkan langsung melalui sumber belajar

onnline (synchronous) melalui web-casting,

siaran langsung video, konferensi video, dan

pembelajaran tatap muka di kelas.

Page 66

Page 67: Blanded Learning

Keuntungan Blended Learning

Berdasarkan perkembangan teknologi yang

dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran, saat

ini tidak ada metode pembelajaran tunggal

yang ideal untuk semua jenis pembelajaran

pelatihan, karena setiap teknologi memiliki

keunggulan masing-masing. Teknologi cetak

memiliki keunggulan yang sangat fleksibel

sebagai sumber belajar, dapat dibawa ke

mana-mana tanpa menggunakan listrik.

Sedangkan komputer mempunyai keunggulan

pembelajaran yang lebih interaktif dapat

berupa teks, gambar, film, animasi dan dapat

dikonversi dalam berbagai bentuk digital,

tetapi mobilitasnya terbatas karena

bergantung kepada catu daya listrik. Pada

kasus tertentu pembelajaran melalui audio

lebih efektif dibandingkan dengan video. Jadi

masing-masing teknologi mempunyai

keunggulan untuk tujuan belajar tertentu,

Page 67

Page 68: Blanded Learning

untuk karakteristik bidang tertentu. Demikian

juga metode pembelajaran untuk siswa di

Sekolah Dasar dapat efektif, tetapi tidak

untuk mahasiswa pascasarjana, demikian pula

sebaliknya. Oleh karena itu diperlukan

metode pembelajaran yang berbeda untuk

karakteristik pebelajar yang berbeda. Untuk

memenuhi semua kebutuhan belajar dengan

berbagai karakteristik orang yang belajar

maka pendekatan melalui blended learning

adalah yang paling tepat. Dengan blended

leaning memungkinkan pembelajaran

menjadi lebih profesional untuk menangani

kebutuhan belajar dengan cara yang paling

efektif, efisien, dan memiliki daya tarik yang

tinggi. Keuntungan yang diperoleh dengan

manfaat pembelajaran berbasis blended bagi

lembaga pendidikan atau pelatihan adalah: •

memperluas jangkauan

pembelajaran/pelatihan; • kemudahan

Page 68

Page 69: Blanded Learning

implementasi; • efisiensi biaya; • hasil yang

optimal; • menyesuaikan berbagai kebutuhan

pebelajar, dan • meningkatkan daya tarik

pembelajaran.

Peran Pengajar Peran pengajar dalam

pembelajaran berbasis blended learning

sangat penting dalam mengelola

pembelajaran. Yang pasti pengajar harus

melek informasi. Di samping memiliki

keterampilan mengajar dalam menyampaikan

isi pembelajaran tatap muka, pengajar juga

harus memiliki kpengetahuan dan

keterampilan dalam mengembangkan sumber

belajar berbasis komputer (Microsoft Word

dan Microsoft PowerPoint) dan keterampilan

untuk mengakses internet, kemudian dapat

menggabungkan dua atau lebih metode

pembelajaran tersebut. Seorang pengajar

dapat memulai pembelajaran dengan tatap

muka terstruktur kemudian dilanjutkan

Page 69

Page 70: Blanded Learning

dengan pembelajaran berbasis komputer

offline dan pembelajaran secara online.

Kombinasi pembelajaran juga dapat

diterapkan pada integrasi e-learning (online),

menggunakan komputer di kelas, dan

pembelajaran tatap muka di kelas. Bimbingan

belajar perlu diberikan kepada pebelajar sejak

awal, agar para pebelajar memiliki

keterampilan belajar kombinasi sejak awal,

karena kemampuan ini akan menjadi alat

belajar di masa depan. Peran pengjaar sangat

penting karena hal ini memerlukan proses

transformasi pengetahuan isi dan blended

learning sebagai alat. Dengan makin baiknya

sistem ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat, maka penduduk dunia akan

semakin banyak pula, oleh karena itu perlu

dilakukan pembelajaran yang efisien dalam

pemanfaatan sumber daya, pembelajaran

berbasis blended learning merupakan suatu

Page 70

Page 71: Blanded Learning

keniscayaan untuk dilaksanakan dalam sistem

pembelajaran, khususnya di Indonesia. Kunci

dari semua ini terletak pada peran pengajar

yang mengusai kompetensi untuk mengelola

pembelajaran berbasis blended learning.

Unsur-Unsur Blended Learning

Pembelajaran berbasis blended learning

mengkombinasikan antara tatap muka dan e-

learning tinggi paling tidak memiliki 6

(enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b)

belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e)

kerjasama, dan (f) evaluasi. Pembelajaran

Tatap muka Pembelajaran tatap muka

dilakukan seperti yang sudah dilakukan

sebelum ditemukannya teknologi cetak, audio

visual, dan komputer, pengajar sebagai

sumber belajar utama. Pengajar

menyampaikan isi pembelajaran, melakukan

tanya jawab, diskusi, memberi bimbingan,

tugas-tugas kuliah, dan ujian. Semua

Page 71

Page 72: Blanded Learning

dilakukan secara sinkron (synchronous),

artinya semua pebelajar belajar isi

pembelajaran pada waktu dan tempat yang

sama. Beberapa variasi yang dilakukan,

misalnya dosen membagi perkuliahan ke

dalam topik-topik yang harus di bahas oleh

mahasiswa di depan kelas, mehasiswa

membuat makalah untuk presentasi

mahasiswa sebagai peserta dan melakukan

klarifikasi, tanya-jawab, dan memecahkan

masalah. Dengan menggunakan pendekatan

berpusat pada pebelajar, kuliah dilakukan

dengan tutorial, buku kerja, menulis makalah,

dan penilaian. Pembelajaran Mandiri Dalam

pembelajaran tatap muka, untuk

mengakomodasi perbedaan individual

kemudian berkembang dengan memberikan

tugas belajar mandiri melalui pembelajaran

menggunakan modul, sekarang di sekolah

digunakan Lembar Kerja Siswa. Tujuannya

Page 72

Page 73: Blanded Learning

tentu agar siswa yang berlainan karakteristik

kecerdasannya akan belajar sesuai dengan

kecepatan belajarnya. Dalam sumber belajar

untuk pembelajaran mandiri ini, kebanyakan

pengajar memerlukan buku teks 2 atau atau

lebih sebagai sumber belajar. Dalam

pembelajaran berbasis blended learning, akan

banyak sumber belajar yang harus diakses

oleh pebelajar, karena sumber-sumber

tersebut tidak hanya terbatas pada sumber

belajar yang dimiliki pengajar, perpustakaan

lembaga pendidikannya saja, melainkan

sumber-sumber belajar yang ada di

perpustakaan seluruh dunia. Pengajar yang

profesional dan kompeten dalam disiplin ilmu

tentu dapat merancang sumber-sumber

belajar mana saja yang dapat diakses untuk

mengkombinasikan dengan buku, multi

media, dan sumber belajar lain. Pembelajaran

Berbasis Masalah Aplikasi dalam

Page 73

Page 74: Blanded Learning

pembelajaran berbasis blended learning dapat

dilakukan melalui Pembelajaran Berbasis

Masalah Masalah. Melalui pembelajaran

berbasis masalah, pebelajar akan belajar

berdasarkan masalah yang harus dipecahkan,

kemudian melacak konsep, prinsip, dan

prosedur yang harus diakses untuk

memecahkan masalah tersebut. Ini berbeda

dengan pembelajaran konvensional, yang di

tahap awal disajikan konsep, prinsip, dan

prosedur yang diakhiri dengan menyajikan

masalah. Asumsinya, pebelajar dianggap

belum memiliki pengetahuan prasyarat untuk

memecahkan masalah, sehingga konsep-

konsep tersebut disajikan terlebih dahulu.

Melalui pembelajaran berbasis masalah,

pebelajar akan secara aktif mendefinisikan

masalah, mencari berbagai alternatif

pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan

Page 74

Page 75: Blanded Learning

prosedur yang dibutuhkan untuk

memecahkan masalah tersebut.

Pembelajaran Tutorial Program

pembelajaran berbasis komputer memerlukan

kegiatan tutorial tatap muka, namun sifat

tutotial berbeda dengan pembelajaran tatap

muka konvensional. Pada tutorial, pebelajar

yang aktif untuk menyampaikan masalah

yang dihadapi, seorang pengajar akan

berperan sebagai tutor yang membimbing.

Sejumlah program universitas menggunakan

berbagai pembelajaran interaktif komputer.

Perusahaan menyediakan pembelajaran

berbasis CD-ROM dan konten online.

Meskipun aplikasi teknologi dapat

meningkatkan keterlibatan pebelajar dalam

belajar, peran pengajar masih diperlukan

sebagai tutor. Pembelajaran Kolaborasi

Kerjasama atau kolaborasi merupakan salah

satu ciri penting pembelajaran masa depan

Page 75

Page 76: Blanded Learning

yang lebih banyak mengedepankan

kemampuan individual, namun kemampuan

ini kemudian disinergikan untuk

menghasilkan produk, karena produk masa

depan, apalagi produk komputer baik berupa

perangkat keras maupun perangkat lunak

yang kompleks, diperlukan pendekatan

interdisipliner. Oleh karena itu produk masa

depan adalah produk yang dihasilkan dari

kegiatan kolaborasi. Keterampilan kolaborasi

harus menjadi bagian penting dalam

pembelajaran berbasis blended learning. Hal

ini tentu berbeda dengan pembelajaran tatap

muka konvensional yang semua pebelajar

belajar di dalam kelas yang sama di bawah

kontrol pengajar, dalam pembelajaran

berbasis blended, maka pebelajar bekaerja

secara mandiri dan berkolaborasi. Oleh

karena itu, tagihan dalam pembelajaran ini

akan berbeda dengan pembelajaran tatap

Page 76

Page 77: Blanded Learning

muka. Evaluasi pembelajaran berbasis

blended learning tentunya akan sangat

berbeda dibanding dengan evaluasi

pembelajaran tatap muka. Evaluasi harus

didasarkan pada proses dan hasil yang dapat

dilakukan melalui penilaian evaluasi kinerja

belajar pebelajar berdasarkan portofolio.

Demikian pula penilaian perlu melibatkan

bukan hanya otoritas pengajar, namun perlu

ada penilaian diri oelh pebelajar, maupun

penilai pebelajar lain.

Klasifikasi Blended Learning Untuk

memahami e-Learning beberapa ahli

mengklasifikasi berdasarkan karakteristik.

Pada umumnya pembelajaran e-Learning atau

online adalah "asynchronous", di mana

pengajar/ guru/dosen/instruktur dan orang

yang belajar siswa tidak bertemu di saat yang

sama. Ranganathan, Negash, dan Wilcox,

2007) membagi empat jenis klasifikasi e-

Page 77

Page 78: Blanded Learning

Learning, yaitu: 1. e-Learning tanpa

kehadiran dan tanpa komunikasi, 2. e-

Learning tanpa kehadiran tetapi dengan

komunikasi, 3. e-Learning dikombinasikan

dengan kehadiran sesekali, 4. e-Learning

digunakan sebagai alat dalam mengajar di

kelas . Berdasarkan empat klasifikasi

tersebut, kemudian dikembangkan menjadi

enam jenis e-learning yang disajikan dalam

tabel berikut.

Tabel 2. Klasifikasi e-learning sebagai

konsep dasar Blended Learning.

Klasifikasi Presentasi Komunikasi

elektronik Sebutan Pembelajaran Tipe I YA

TIDAK Tatap Muka Tipe II TIDAK TIDAK

Belajar Mandiri Tipe III TIDAK YA Tidak

sinkron Tipe IV YA YA Sinkron Tipe V

PILIHAN YA Blended/Hybrid-Tidak

Page 78

Page 79: Blanded Learning

Sinkron Tipe VI YA YA Blended/Hybrid-

Sinkron

Tipe I: Pembelajaran tatap Muka

Pembelajaran dilakukan dengan adanya

kehadiran fisik pengajar yang melakukan

presentasi materi secara fisik tetapi tidak

melakukan komunikasi elektronik. Ini

merupakan tipe kelas tatap muka di kelas

secara tradisional. Pengajar atau instruktur

dan orang yang belajar secara fisik hadir di

kelas setiap saat penyajian materi

pembelajaran. Komunikasi antara pebelajar

dan pengajar terjadi di kelas secara bersama-

sama, dalam waktu dan tempat yang sama.

Pembelajaran ini dimasukkan sebagai e-

learning karena walaupun pembelajaran lebih

didominasi oleh kegiatan tatap muka, namun

sudah menggunakan media elektronik

sebagai kegiatan penyampaian isi

pembelajaran, misalnya melalui slide

Page 79

Page 80: Blanded Learning

PowerPoint, klip video, dan multimedia

untuk memberikan penjelasan dan contoh-

contoh isi pembelajaran.

Tipe II: Pembelajaran Mandiri

Pembelajaran dilakukan tanpa presentasi dan

kehadiran pengajar dan tanpa komunikasi

elektronik, artinya pebelajar belajar sendiri.

Pendekatan ini disebut sebagai belajar

mandiri (self-learning). Pebelajar menerima

isi/materi pembelajaran melalui belajar

sendiri. Tidak ada orang yang membantu

dalam format belajar mandiri, juga tidak ada

komunikasi elektronik antara pebelajar dan

pengajar/instruktur. Dalam format ini e-

Learning pelajar biasanya menerima konten

pra-rekaman atau mengakses arsip rekaman

konten. Komunikasi antara pebelajar dan

pengajar tidak dilakukan. Contoh

pembelajaran tipe ini, isi disampaikan pada

Page 80

Page 81: Blanded Learning

pebelajar menggunakan media rekaman

seperti CD ROM atau DVD.

Tipe III: Pembelajaran Tidak Sinkron

Pembelajaran dilakukan tanpa kehadiran

pengajar namun dilakukan degan komunikasi

elektronik yang tidak sinkron (asynchronous).

Yang dimaksud dengan tidak sinkron adalah

komunikasi elektronik antara pengajar dan

pebelajar tidak dilakuksan pada waktu dan

tempat yang sama. Dalam format ini,

pengajar dan pebelajar tidak secara bersama-

sama bertemu dalam suatu ruang yang sama.

Namun, pengajar dan pebelajar melakukan

komunikasi yang dapat dilakukan melalui

email dan pebelajar tidak perlu hadir secara

fisik di kelas. Contoh jenis ini adalah

pembelajaran e-Learning dengan

menggunakan ruang kelas tradisional di mana

pengajar dan pebelajar pada saat yang sama

menggunakan email.

Page 81

Page 82: Blanded Learning

Tipe IV: Pembelajaran Sinkron

Pembelajaran dilakukan secara maya dan

komunikasi elektronik yang sinkron

(synchronous). Format ini disebut sinkron,

karena pengajar dan pebelajar selalu hadir

secara real-time, walau tidak ada kehadiran

fisi. Teknologi yang digunakan untuk

komunikasi sinkron mencakup semua

teknologi yang digunakan dalam e-Learning

asynchronous selain dilakukan real-time e-

Learning, juga penggunaan instant

messaging, chat, live audio, dan video

langsung. Contoh tipe ini adalah sebuah kelas

virtual dengan video audio, pengajar dan

pebelajar bertatap muka melalui video,

disertai dengan chatting.

Tipe V: Blended Learning Tidak

Sinkron Pembelajaran dilakukan dengan

kehadiran pengajar sesekali dan komunikasi

elektronik yang dikombinasi atau capuran

Page 82

Page 83: Blanded Learning

(Blended/Hybrid-asynchronous). Ini adalah

format e-Learning blended atau hybrid

dengan kehadiran pengajar sesekali. Dalam

format ini komunikasi elektronik digunakan

dalam format asinkron dan sinkron.

Kehadiran pengajar yang kadang-kadang, di

mana beberapa pertemuan dilakukan dengan

kehadiran fisik (yaitu tatap kelas-muka) dan

pada pertemuan yang dilakukan tanpa

kehadiran pengajar (asynchronous).

Kehadiran fisik pengajar mirip dengan kelas

tatap muka tradisional, di mana baik pengajar

maupun pebelajar secara fisik hadir di kelas.

Contoh tipe ini, isi pembelajaran disampaikan

kadang-kadang melalui pertemuan tatap

muka dan melalui teknologi e-Learning yang

dilakukan secara tidak sinkron Tipe VI:

Pembelajaran Blended Learning Sinkron

Pembelajaran dilakukan dengan kehadiran

pengajar dan dengan komunikasi elektronik

Page 83

Page 84: Blanded Learning

(Blended/Hybrid-sinkron). Dalam format ini

komunikasi elektronik dikemas dalam format

asinkron dan sinkron. Kehadiran pengajar

dapat dilakukan bergantian antara fisik dan

virtual. Beberapa pertemuan kelas dilakukan

dengan kehadiran fisik (dalam ruang kelas

tradisional yaitu tatap muka langsung) dan

pertemuan lainnya dilakukan secara maya

(sinkron). Dalam format ini pebelajar dan

pengajar selalu bertemu di saat yang sama,

kadang-kadang secara fisik dan waktu

lainnya melalui tatap muka maya. Contoh

tipe ini adalah tempat pengajar dan pebelajar

menggunakan kelas untuk beberapa waktu

dan menggunakan live audio/video untuk

pertemuan maya. Pertemuan pada yang lain

di kombinas tatap muka dan tidak tatap

muka. Dalam Blended/ hibrida Learning,

kehadiran fisik dan virtual dapat dikombinasi

(dicampur) dengan format tidak sinkron dan

Page 84

Page 85: Blanded Learning

sinkron. Jumlah waktu tatap muka dapat

sangat bervariasi dari program pembelajaran

yang satu ke program lainnya. Beberapa kali

melakukan pertemuan kelas tatap muka

pertama dan terakhir dalam satu semester.

Pembelajaran Blended dapat dilakukan

dengan dua puluh lima persen melalui

kehadiran pengajar dan tujuh puluh lima

persen tanpa kehadiran. Ada juga yang

melakukan pembelajaran dengan lima puluh

persen tatap muka dan lima puluh persen

melalui e-learning. Demikian pula, ada yang

melakukan seratus persen kehadiran tatap

muka dengan kombinasi kehadiran fisik dan

maya. Meskipun tidak ada standar proporsi

kehadiran tatap muka dan letidakkehadiran

secara fisik, namun yang pasti dalam

pembelajaran berbasis blended learning

selalui mengkombinasi kegiatan tatap muka

dan e-learning sebagai upaya untuk

Page 85

Page 86: Blanded Learning

memfasilitasi terjadinya belajar

(Ranganathan, Negash, dan Wilcox, 2007).

Penutup Indonesia merupakan bangsa

yang besar, baik dari aspek luas wilayah,

sumber daya alam maupun sumber daya

manusia. Namun demikian, kondisi bangsa

sekarang ini belum menunjukkan jati diri

sebagai bangsa yang besar perhitungan

Human Development Indeks (HDI)

dikeluarkan UNDP. Kualitas sumber daya

manusia dapat dilihat dari Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) atau Human

Development Index (HDI). Berdasarkan

laporan IPM yang dirilis United Nation

Development Program (UNDP), pada tahun

2010 IPM Indonesia berada pada urutan 108

dari 166 negara dan masih tertinggal

dibanding negara-negara ASEAN seperti

Singapura (urutan 27), Brunai Darussalam

(urutan 37), Malaysia (urutan 57), Thailand

Page 86

Page 87: Blanded Learning

(urutan 92), Philipina (urutan 97). Yang

dibawah peringkat Indonesia hanya negara

Vietnam (urutan 113), Timor Leste (urutan

120), Kamboja (urutan 124), dan Myanmar

(urutan 132). Rendahnya IPM Indonesia

tersebut, menggambarkan rendahnya daya

saing bangsa Indonesia untuk bersaing

dengan bangsa-bangsa lain. Sudah keharusan

bagi pemerintah dan seluruh lapisan

masyarakat untuk meningkatkan daya saing

bangsa Indonesia dengan cara meningkatkan

IPM melalui pembangunan bidang

pendidikan, khususnya pdeningkatan kualitas

pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas

akan menghasilkan lulusan yang berkualitas

yang diharapkan mampu menjawab

perkembangan zaman dan arus globalisasi.

Agar para pengajar di Indonesia sensitif

terhadap perkembangan pengetahuan tentang

pembelajaran masa depan, diperlukan

Page 87

Page 88: Blanded Learning

serangkaian kegiatan secara inklusif maupun

eksklusif, massal maupun terbatas oleh

pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat

dalam upaya meningkatkan kualitas pengajar.

Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan

melalui seminar, pelatihan, dan lokakarya

dengan baik secara sentralisasi maupun

desentralisasi untuk memanfaatkan

perkembangan teknologi dalam

pembelajaran, meliputi teknologi cetak,

teknologi audio, teknologi audio visual,

teknologi komputer, dan teknologi telepon

seluler. Pembelajaran yang memanfaatkan

semuanya itu apabila dikemas menjadi satu

kesatuan dengan kombinasi yang berprinsip

sinergi, maka pembelajaran tersebut menjadi

berkualitas karena mampu memfasilitasi

sumber belajar yang beragam. Semoga

kebangkitan pembelajaran yang  sensitif

Page 88

Page 89: Blanded Learning

terhadap perkembangan teknologi segera

terwujud.

Blended learning istilah yang berasal

dari bahasa inggris, yang terdiri dari dua suku

kata, blended dan learning. Blended

merupakan campuran, kombinasi yang baik.

Sedangkan learning merupakan

pembelajaran.

Sedangkan menurut Harding, Kaczynski dan

Wood, 2005, Blended learning merupakan

Page 89

Page 90: Blanded Learning

pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan pembelajaran tradisonal

tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang

menggunakan sumber belajar online dan

beragam pilihan komunikasi yang dapat

digunakan oleh guru dan siswa Pelaksanaan

pendekatan ini memungkinkan penggunaan

sumber belajar online, terutama yang berbasis

web, dengan tanpa meninggalkan kegiatan

tatap muka. Dengan pelaksanaan blended

learning ini, pembelajaran berlangsung lebih

bermakna karena keragaman sumber belajar

yang mungkin diperoleh.

Jadi blended learning dapat diartikan sebagai

proses pembelajaran yang memanfaatkan

berbagai macam pendekatan. Pendekatan

yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai

macam media dan teknologi. Secara

sederhana dapat dikatakan bahwa blended

learning adalah pembelajaran yang

Page 90

Page 91: Blanded Learning

mengkombinasikan antara tatap muka

(pembelajaran secara konvensional, dimana

antara pebelajar dan pemelajar saling

berinteraksi secara langsung, masing-masing

dapat bertukar informasi mengenai bahan-

bahan pegajaran), belajar mandiri (belajar

dengan berbagai modul yang telah

disediakan) serta belajar mandiri secara

online.

Penerapan blended learning tidak terjadi

begitu saja. Tapi,terlebih dulu harus ada

pertimbangan karakteristik tujuan

pembelajaran yang ingin kita capai, aktifitas

pembelajaran yang relevan serta memilih dan

menentukan aktifitas mana yang relevan

dengan konvensional dan aktifitas mana yang

relevan untuk online learning

2.2 Karakteristik Blended Learning

Adapun karakteristik dari blended learning

yaitu:

Page 91

Page 92: Blanded Learning

• Pembelajaran yang menggabungkan

berbagai cara penyampaian, model

pengajaran, gaya pembelajaran, serta

berbagai media berbasis teknologi yang

beragam.

• Sebagai sebuah kombinasi pengajaran

langsung (face to face), belajar mandiri, dan

belajar mandiri via online.

• Pembelajaran yang didukung oleh

kombinasi efektif dari cara penyampaian,

cara mengajar dan gaya pembelajaran.

• Guru dan orangtua peserta belajar memiliki

peran yang sama penting, guru sebagai

fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung.

2.3 Kapan Blended Learning

dibutuhkan

Blended Learning dibutuhkan pada saat

metode pengajaran jarak jauh tidak begitu

dibutuhkan. Proses pengajaran blended

learning ini dibutuhkan pada pemelajar

Page 92

Page 93: Blanded Learning

membutuhkan penambahan pelajaran.

Blended learning dibutuhkan pada saat :

• Proses belajar mengajar tidak hanya tatap

muka, namun menambah waktu pembelajaran

dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.

• Mempermudah dan mempercepat proses

komunikasi non-stop antara pengajar dan

siswa.

• Siswa dan pengajar dapat diposisikan

sebagai pihak yang belajar.

• Membantu proses percepatan pengajaran.

Perkembangan teknologi informasi yang

sangat pesat dewasa ini, khususnya

perkembangan teknologi internet turut

mendorong berkembangnya konsep

pembelajaran jarak jauh ini. Ciri teknologi

internet yang selalu dapat diakses kapan saja,

dimana saja, multiuser serta menawarkan

segala kemudahannya telah menjadikan

internet suatu media yang sangat tepat bagi

Page 93

Page 94: Blanded Learning

perkembangan pendidikan jarak jauh

selanjutnya. Hal ini lah mengapa untuk saat

ini sistem pembelajaran secara blended

learning masih sangat baik di terapkan di

Indonesia agar lebih dapat terkontrol secara

tradisional juga.

2.4 Tujuan Blended Learning

• Membantu pemelajar untuk berkembang

lebih baik di dalam proses belajar, sesuai

dengan gaya belajar dan preferensi dalam

belajar.

• Menyediakan peluang yang praktis realistis

bagi guru dan pemelajar untuk pembelajaran

secara mandiri, bermanfaat, dan terus

berkembang.

• Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi

pemelajar, dengan menggabungkan aspek

terbaik dari tatap muka dan instruksi online.

Kelas tatap muka dapat digunakan untuk

melibatkan para siswa dalam pengalaman

Page 94

Page 95: Blanded Learning

interaktif. Sedangkan kelas online

memeberikan pemelajar Sedangkan porsi

online memberikan para siswa dengan konten

multimedia yang kaya akan pengetahuan

pada setiap saat, dan di mana saja selama

pemelajar memiliki akses internet,

2.5 Kategori Blended Learning

Blended learning memiliki dua kategori

utama, yaitu :

• Peningkatan bentuk aktifitas tatap-muka

(perkuliahan). Banyak pengajar

menggunakan istilah ‘blended learning’

untuk merujuk kepada penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi dalam aktifitas

tatap-muka, baik dalam bentuknya yang

memanfaatkan internet (web-dependent)

maupun sebagai pelengkap (web-

supplemented) yang tidak merubah model

aktifitas.

• Hybrid learning : pembelajaran model ini

Page 95

Page 96: Blanded Learning

mengurangi aktifitas tatap-muka

(perkuliahan) tapi tidak menghilangkannya,

sehingga memungkinkan mahasiswa untuk

belajar secara online.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Blended

Learning

Kelebihan blended learning :

• Pembelajaran terjadi secara mandiri dan

konvensional, yang keduanya memiliki

kelebihan yang dapat saling melengkapi.

• Pembelajaran lebih efektif dan efisien

• Meningkatkan aksesbiltas. Dengan adanya

blended learning maka peserta belajar

semakin mudah dalam mengakses materi

pembelajaran.

Kekurangan blended learning :

• Media yang dibutuhkan sangat beragam,

sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan

prasarana tidak mendukung.

• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki

Page 96

Page 97: Blanded Learning

pelajar, seperti komputer dan akses internet.

Padahal dalam blended learning diperlukan

akses internet yang memadai, apabila

jaringan kurang memadai akan menyulitkan

peserta dalam mengikuti pembelajaran

mandiri via online.

• Kurangnya pengetahuan masyarakat

terhadap penggunaan teknologi

• Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki

pelajar, seperti komputer dan akses internet

2.7 Lima Kunci Merancang dan

Mengembangkan Blended Learning Secara

Efektif

Menurut Jared M. Carmen, seorang

Preseident Aglint Learning menyebutkan

lima kunci dalam mengembangkan blended

learning. Adapun ke-5 kunci tersebut yaitu:

1) Live Event

Pembelajaran langsung atau tatap muka

(instructor-led instruction) secara sinkronous

Page 97

Page 98: Blanded Learning

dalam waktu dan tempat yang sama

(classroom) ataupun waktu sama tapi tempat

berbeda (seperti virtual classroom). Bagi

beberapa orang tertentu, pola pembelajaran

langsung seperti ini masih menjadi pola

utama. Namun demikian, pola pembelajaran

langsung inipun perlu didesain sedemikian

rupa untuk mencapai tujuan sesuai

kebutuhan. 2) Self-Paced Learning

Mengkombinasikan pembelajaran

konvensional dengan pembelajaran mandiri

(self-paced learning) yang memungkinkan

peserta belajar belajar kapan saja, dimana

saja dengan menggunakan berbagai konten

(bahan belajar) yang dirancang khusus untuk

belajar mandiri baik yang bersifat text-based

maupun multimedia-based (video, animasi,

simulasi, gambar, audio, atau kombinasi dari

kesemuanya). Bahan belajar tersebut, dalam

konteks saat ini dapat dikirim secara online

Page 98

Page 99: Blanded Learning

(via web maupun via mobile dovice dalam

bentuk: streaming audio, streaming video, e-

book, dll) maupun offline (dalam bentuk CD,

cetak, dll).

3) Collaboration

Mengkombinasikan kolaborasi, baik

kolaborasi pengajar, maupun kolaborasi antar

peserta belajar yang kedua-duanya bisa lintas

sekolah/kampus. Dengan demikian,

perancang blended learning harus meramu

bentuk-bentuk kolaborasi, baik kolaborasi

antar peserta belajar atau kolaborasi antara

peserta belajar dan pengajar melalui tool-tool

komunikasi yang memungkinkan seperti

chatroom, forum diskusi, email,

website/webblog, mobile phone. Tentu saja

kolaborasi diarahkan untuk terjadinya

konstruksi pengetahuan dan keterampilan

melalui proses sosial atau interaksi sosial

dengan orang lain, bisa untuk pendalaman

Page 99

Page 100: Blanded Learning

materi, problem solving, project-based

learning, dll.

4) Assessment

Tentu saja, dalam proses pembelajaran

jangan lupakan cara untuk mengukur

keberhasilan belajar (teknik assessment).

Dalam blended learning, perancang harus

mampu meramu kombinasi jenis assessmen

baik yang bersifat tes maupun non-tes, atau

tes yang lebih bersifat otentik (authentic

assessment/portfolio) dalam bentuk project,

produk dll. Disamping itu, juga pelru

mempertimbangkan antara bentuk-bentuk

assessmen online dan assessmen offline.

Sehingga memberikan kemudahan dan

fleksibilitas peserta belajar mengikuti atau

melakukan assessmen tersebut.

5) Performance Support Materials

Ini bagian yang juga jangan sampai

terlupakan. Jika kita ingin

Page 100

Page 101: Blanded Learning

mengkombinasikan antara pembelajaran tatap

muka dalam kelas dan tatapmuka virtual,

pastikan sumber daya untuk mendukung hal

tersebut siap atau tidak, ada atau tidak. Bahan

belajar disiapkan dalam bentuk digital,

apakah bahan belajar tersebut dapat diakses

oleh peserta belajar baik secara offline

(dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll) maupun

secara online (via website resemi tertentu).

Atau, jika pembelajaran online dibantu

dengan suatu Learning/Content Management

System (LCMS), pastikan juga bahwa

aplikasi sistem ini telah terinstal dengan baik,

mudah diakses, dan lain sebagainya.

2.8 Blended Learning dan e-Learning.

Blended learning merupakan suatu strategi

belajar yang berasal dari pertimbangan-

pertimbangan dalam menyempurnakan sistem

belajar e-learning. Dari studi yang ada,

kendala terbesar e-learning adalah proses

Page 101

Page 102: Blanded Learning

interaksi langsung antara pemelajar dengan

pebelajar. Bagaimanapun belajar merupakan

proses dua arah. Peserta memerlukan

feedback dari pemelajar dan sebaliknya

pemelajar juga memerlukan feedback dari

pesertanya. Dengan cara ini akan didapat

hasil belajar yang lebih efektif, tepat sasaran.

Hal ini menjawab mengapa program e-

learning tidak selalu mendapat hasil

memuaskan. Seringkali materi sudah banyak

dan tersedia dengan lengkap. Orang juga bisa

belajar kapan saja dan di mana saja, asal

terkoneksi lewat jaringan nirkabel. Namun

tetap saja tingkat penggunaan materi-materi

e-learning tersebut tergolong rendah. secara

sederhana dapat dikatakan seseorang butuh

teman dan butuh feedback langsung. Sama

seperti yang kita rasakan dalam pembelajaran

konvensional di ruang kelas.

selain itu e-learning menciptakan kesan

Page 102

Page 103: Blanded Learning

kesendirian sehingga seseorang tidak bisa

bertahan lama dalam belajar. Dalam setengah

jam, seseorang sudah malas dan tidak terlalu

termotivasi untuk melanjutkan

pembelajarannya. Bukan karena materinya

tidak bagus atau sistem online dari materi

yang disajikan kurang interaktif, melainkan

orang merasa sedang sendiri dan dia perlu

orang lain. Belajar secara mandiri dibutuhkan

motivasi dan kesadaran tinggi dari

pebelajarnya.

Berdasarkan pertimbangan permasalah

tersebut, motode pembelajaran yang lebih

efektif digunakan adalah blended learning,

dimana siswa dapat belajar secara mandiri

dan secara konvensional, keduanya

menawarkan kelebihan-kelebihan yang dapat

saling melengkapi

Page 103

Page 104: Blanded Learning

BAB IV

KESIMPULAN

Page 104

Page 105: Blanded Learning

Pembelajaran dengan

menggabungkan kegiatan tatap muka dan

kegiatan online (berbantuan web) mempunyai

banyak keuntungan dalam beberapa aspek

antara lain keunggulan dalam media

pembelajaran, mahasiswa lebih berperan aktif

untuk dapat memperbaharui dan

Page 105

Page 106: Blanded Learning

meningkatkan kemampuan diri secara terus

menerus (lifelong learners), dan mahasiswa

mengenal serta memiliki kemampuan dalam

teknologi informasi. Beberapa penelitian

yang telah dilakukan berhubungan dengan

fasilitas pembelajaran melalui Web sebagai

bagian dari kegiatan perkuliahan tatap muka

(Guldberg, 2007; Kayler & Weller, 2007;

Matusov, Hayes, Pluta, 2005).

Perkuliahan yang mengintegrasikan

kegiatan tatap muka dan online learning

dikenal dengan blended learning. Dalam

penelitian Kayler & Weller (2007), fasilitas

web dalam pembelajaran antara lain bertujuan

memberikan materi pendalaman yang isinya

dapat berupa soal beserta solusinya, materi

pelajaran, virtual praktikum, ujian, tugas, dan

diskusi. Mereka menyatakan bahwa

mahasiswa yang sering melakukan log-on

pada web memiliki hasil belajar di atas rata-

Page 106

Page 107: Blanded Learning

rata, tetapi tidak dapat memantau apakah

hasil belajar itu memang dipengaruhi oleh

lamanya mahasiswa mengakses web. Lebih

lanjut mereka menyatakan dalam diskusi

online, jenis pertanyaan yang menarik

(berhubungan dengan pengalaman

mahasiswa) mendapat respon lebih baik dari

mahasiswa.

Dalam mendesain pengajaran

berbantuan web menurut Liu (2005)

komponen materi latihan dan penyelesainnya

cukup menarik mahasiswa untuk mempelajari

web. Desain pengajaran yang mereka buat

antara lain berisi latihan-latihan dan

penyelesaiannya dengan tujuan agar

mahasiswa lebih aktif dan termotivasi belajar

lebih banyak di luar kelas.

Blended learning adalah strategi

pembelajaran yang mengintegrasikan antara

pembelajaran tatap muka dengan

Page 107

Page 108: Blanded Learning

pembelajaran berbasis web. Blended learning

menggunakan berbagai sumber belajar dan

melibatkan interaksi yang berkesinambungan.

Proses berpikir melalui asynchronous internet

communication tools (forum Moodle) lebih

obyektif dan reflektif daripada ketika kegiatan

tatap muka (Garrison & Kanuka, 2004).

Abad ke-21 merupakan era globalisasi

dimana terjadi persaingan bebas antar bangsa

yang menuntut pola berpikir yang kritis dan

adaptif terhadap perubahan dan

perkembangan yang terjadi, salah satunya

adalah berkembangnya sektor teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) dengan pesat.

Pendidikan sebagai salah satu sistem untuk

menjawab tuntutan ini juga mengalami

perubahan seiring dengan perkembangan

zaman, perubahan ini akan berpengaruh

terhadap cara dan penyampaian

pembelajaran. Pembelajaran yang kreatif dan

Page 108

Page 109: Blanded Learning

inovatif berbasis TIK diperlukan dalam era yang

terus berkembang saat ini. Pembelajaran sains

sebagai salah satu pendorong kemajuan

teknologi informasi dan komunikasi pada era

globalisasi harus diajarkan sesuai dengan

hakikat pembelajaran sains yang mencakup

ranah kognitif (minds on), afektif (hearts on)

dan psikomotor (hands on) (Rustaman, 2011).

Pembelajaran sains tidak hanya belajar fakta,

konsep, prinsip, hukum, tetapi juga belajar

tentang bagaimana memperoleh informasi,

menerapkan teknologi dalam sains, bekerja

secara ilmiah, dan kemampuan berpikir. Proses

pembelajaran sains diharapkan mampu

mengembangkan kemampuan bernalar dan

berpikir sistematis (Wenno, 2008). Tuntutan

pembelajaran sains pada abad ke-21 menurut

National Science Teachers Association (2006)

ditujukan untuk dapat menyiapkan peserta

didik dengan berbagai keterampilan dan

Page 109

Page 110: Blanded Learning

kecakapan seperti berpikir kreatif, inovatif,

kritis, pemecahan masalah, komunikasi,

kolaborasi, ICT Literacy dan kepemimpinan.

Kemampuan berpikir kritis dan keterampilan

menggunakan TIK merupakan salah satu modal

dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik

untuk menghadapi persaingan di era

globalisasi.

Era globalisasi disikapi pemerintah

Indonesia dengan menyelenggarakan

pendidikan bertaraf internasional atau yang

lebih dikenal dengan RSBI (Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional). RSBI diselenggarakan

untuk dapat mencetak lulusan yang berdaya

saing global. Pembelajaran sains di RSBI

khususnya biologi

harus up to date dengan

perkembangan zaman tanpa meninggalkan

hakikat pembelajaran sains. Pembelajaran

Page 110

Page 111: Blanded Learning

biologi harus mampu mengajak siswa untuk

menginterpretasi, menganalisis, mengevaluasi,

menyimpulkan, menjelaskan dan mengatur diri

atas kumpulan-kumpulan fakta dan konsep

biologi. Pembelajaran biologi penting untuk

dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan data

dari PISA (Programme for International

Student Assesment) pada skala sains,

Indonesia hanya mendapatkan nilai 383. PISA

menggunakan acuan rata-rata nilai negara

yang tergabung dalam OECD (Organization for

Economic Country Development) yang telah

distandarisasi sebelumnya yaitu 501 artinya

nilai Indonesia masih dibawah jauh dari rata-

rata negara OECD (Organization for Economic

Country Development, 2010). Negara-negara

OECD memiliki standar pendidikan yang

dijadikan pemerintah Indonesia sebagai acuan

dalam pendirian sekolah bertaraf internasional

(SBI) seperti yang dijelaskan dalam Pedoman

Page 111

Page 112: Blanded Learning

Penjaminan Mutu Sekolah atau Madrasah

Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan

Dasar dan Menengah tahun 2007 bahwa

pendidikan bertaraf internasional adalah

pendidikan yang diselenggarakan setelah

memenuhi standar nasional pendidikan dan

diperkaya dengan standar pendidikan negara

maju dan atau salah satu anggota negara OECD

(Aqib, 2010).

Page 112

Page 113: Blanded Learning

Salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan, antara lain dilakukan dengan

memanfaatkan teknologi intemet. Program Desa Pinter yang digulirkan Balai Telekomunikasi dan

Informatika Perdesaan, Kementerian Komunikasi dan Informasi pada 100 desa di Indonesia memberi-kan

inspirasi untuk menemukan suatu model pem-belajaran yang inovatif berbasis intemet di SD pe-desaan

Jawa Barat.

Pemanfaatan internet berpotensi membantu tugas pendidik dalam proses pembelajaran. Pem-

belajaran yang didominasi oleh peran pendidik (the era of teacher) sudah lama berubah menjadi pem-

belajaran yang didominasi oleh peran pendidik dan buku (the era of teacher and book). Namun di masa

mendatang proses pembelajaran eenderung akan berubah karena masuknya teknologi (the era of

teacher, book, and technology). Fasilitas inter- net adalah satu bentuk optimalisasi dari teknologi

yang paling mungkin dikembangkan dalam pem-belajaran.

Soekartawi (2004) mengemukakan manfaat penggunaan internet dalam pendidikan terbuka dan

jarak jauh, sebagai berikut. (a) tersedianya fasilitas e-Moderating, (b) pendidik dan peserta didik dapat

menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet; (c)

peserta didik dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja; (d) peserta didik

dapat mencari tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya; (e) baik pendidik

maupun peserta didik dapat melakukan diskusi melalui intemet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta

yang banyak; (f) berubahnya peran peserta didik dari pasif menjadi aktif; (g) relatif lebih efisien.

E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi pelajaran. Demikian juga

interaksi antara peserta didik dengan pendidik/

Page 113

Page 114: Blanded Learning

instruktur maupun antara sesama peserta didik. Mereka dapat saling berbagi informasi dan

penda-pat mengenai berbagai hal yang menyangkut pela-jaran ataupun kebutuhan pengembangan

din i peserta didik. Pendidik/instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam websites untuk diakses oleh

para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, pendidik/instruktur dapat pula memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu mau-pun soal-soal ujian

yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu.

Salah satu keunggulan e-learning adalah pemanfaatan animasi (Pramono, 2004). Animasi

berguna untuk menstimulasi konsep tentang hal-hal yang melibatkan gerakan. Pengembangan e-

learning dalarn bingkai budaya belajar pada saat ini, memerlu-kan upaya rnemindahkan fokus dari

teknologinya yang menarik ke pengembangan provider program-nya, pengembangan para tutomya

yang berkompe-tensi tinggi, dan ke program pembelajarannya yang harus sering di-update.

Model &Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dan Hasil Be/ajar Matematika di

SD Pedesaan 17

instruktur maupun antara sesama peserta didik. Mereka dapat saling berbagi informasi dan

penda-pat mengenai berbagai hal yang menyangkut pela-jaran ataupun kebutuhan pengembangan

din i peserta didik. Pendidik/instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas

yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam websites untuk diakses oleh

para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, pendidik/instruktur dapat pula memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu mau-pun soal-soal ujian

yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu.

Salah satu keunggulan e-learning adalah pemanfaatan animasi (Pramono, 2004). Animasi

berguna untuk menstimulasi konsep tentang hal-hal yang melibatkan gerakan. Pengembangan e-

learning dalarn bingkai budaya belajar pada saat ini, memerlu-kan upaya rnemindahkan fokus dari

teknologinya yang menarik ke pengembangan provider program-nya, pengembangan para tutomya

yang berkompe-tensi tinggi, dan ke program pembelajarannya yang harus sering di-update. Langkah

ini sangat penting artinya untuk pembelajaran matematika di SD, yang sejauh ini matematika

dianggap momok yang menakutkan. Dengan bahan ajar yang dikemas lebih dinamis, menarik,

aktratif, dan komunikatif akan berpotensi merangsang motivasi belajar lebih baik lagi.

Page 114

Page 115: Blanded Learning

Narnun demikian, perkembangan dan keber-hasilannya sangat ditentukan oleh sikap positif

masyarakat, peserta didik, dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet.

Sikap positif masyarakat telah berkembang lebih baik. Itu dibuktikan oleh semalcin banyaknya

jumlah pengguna dan penyedia jasa intemet termasuk di pedesaan, terutama yang telah terjamah

infrastruktur teknologi informasi.

Masalahnya, bagaimanakah mengembangkan model e-learning untuk meningkatkan

kompetensi guru dan hasil belajar matematika di SD pedesaan? Penelitian ini bertujuan (a)

memperoleh gambaran tentang kondisi pedesaan yang tersedia dan diharap-kan untuk

menjalankan e-learning; (b) mengetahui prasyarat menyeluruh yang harus tersedia guna dapat

berjalannya e-learning secara optimal di ting-kat SD; dan (c) menyusun sistem pembelajaran (e-

learning) matematika menggunakan aplikasi moodle, dan menguji-cobanya

. Strategi Membangun Blended Learning

1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap ini kita perlu menangkap apa sebenarnya kebutuhan dari pengguna (user

needs). Kita biasanya ingin segalanya paling lengkap, tetapi aspek kemudahan kadang

kala terabaikan. Akibatnya media ajar tersebut tidak uptodate, atau selalu ada

ketergantungan dengan programmer. Proses analisis ini, diterjemahkan sebagai fiturfitur

yang sebaiknya masuk dalam Desain sistem Blended Learning

2. Desain (berupa fiturfitur

hasil terjemahan dari analisis kebutuhan) Contoh Desain Fitur Blended Learning lihat

pada slide presentasi.

3. Coding (Proses Konversi Desain Fitur ke Bahasa Pemrograman di Komputer)

4. Evaluasi dan Revisi (Ujicoba Implementasi tahap awal, dilanjutkan dengan Evaluasi

Hasil Implementasi, dan Revisi)

5. Perawatan

Page 115

Page 116: Blanded Learning

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Blended learning terdiri dari 2 suku kata yang berasal dari bahasa inggris, yaitu blended

dan learning. Blended merupakan campuran dan kombinasi yang baik, sedangkan learning

merupakan pembelajaran. Blended learning adalah metode pembelajaran yang memadukan

pertemuan tatap muka dengan materi online secara harmonis.

Para peneliti Russell T. Osguthorpe dan Charles R. Graham dari Brigham Young

University menunjukkan bahwa setidaknya ada tiga lingkungan yang lingkungan belajar yang

efektif dicampur:

Online dan tatap muka kegiatan belajar

Online dan tatap muka siswa

Instruktur online dan tatap muka

Page 116