2014 bkipm ta 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat haccp)...

118
LKj - BKIPM 2014 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN i

Upload: trinhnhan

Post on 26-Feb-2019

254 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

i

Page 2: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan (LKj BKIPM) tahun 2014 disusun berdasarkan Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 yang mengamanatkan setiap entitas

akuntabilitas kinerja menyusun dan menyajikan laporan kinerja (LKj) atas

prestasi kerja yang dicapai berdasarkan penggunaan anggaran yang telah

dialokasikan. LKj BKIPM ini merupakan wujud pertanggungjawaban kepada

stakeholders dan sebagai sarana akuntabilitas yang merinci pertanggungjawaban

organisasi dan pemakaian sumber daya untuk menjalankan misi organisasi. Di

samping itu, diuraikan juga informasi terkait sasaran strategis organisasi dan

indikator keberhasilannya dalam rangka pencapaian visi dan misinya.

Landasan penyusunan LKj BKIPM Tahun 2014 adalah Rencana Strategis

BKIPM (Renstra BKIPM) Tahun 2011-2014 dan Target Kinerja BKIPM 2014 berikut

realisasinya. Pengelolaan manajemen kinerja di BKIPM dilaksanakan dari tingkat

organisasi sampai dengan individu, dengan menggunakan pendekatan Balanced

Scorecard (BSc). Secara umum, dalam tahun 2014 sebagian besar target sasaran

strategis dan target kinerja yang ditetapkan telah berhasil dicapai.

Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat sebagai sarana akuntabilitas

dan pertanggungjawaban organisasi serta dapat dijadikan bahan masukan untuk

peningkatan kinerja BKIPM di masa mendatang.

Jakarta, 2015

Kepala Badan,

Narmoko Prasmadji

Page 3: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

LAKIP BKIPM Tahun 2014 disusun sebagai bentuk laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja BKIPM selama tahun 2014. Pada tahun

2014 BKIPM telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk

kontrak kinerja antara Kepala BKIPM dengan Menteri Kelautan dan Perikanan

yang terdiri dari 10 Sasaran Strategis (SS) dan 32 Indikator Kinerja Utama (IKU).

Secara garis besar, uraian atas pencapaian Sasaran Strategis beserta IKU

BKIPM selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

1. Pencapaian sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat

kelautan dan perikanan dengan indikator nilai tukar nelayan, nilai tukar

pembudidaya ikan, rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan),

dan pertumbuhan PDB perikanan, pada tahun 2014 dapat tercapai dengan

baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai

berikut:

a. Nilai Tukar Nelayan ditargetkan sebesar 104 dengan realisasi sebesar

104,63;

b. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan ditargetkan sebesar 102 dengan realisasi

sebesar 101,36;

c. Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan) ditargetkan

sebesar Rp2juta dengan realisasi sebesar Rp2,56 juta; dan

d. Pertumbuhan PDB perikanan ditargetkan sebesar 7% dengan realisasi

sebesar 6,34%.

2. Pencapaian sasaran strategis meningkatnya ketersediaan produk kelautan

dan perikanan dengan indikator jumlah produksi perikanan budidaya dan

jumlah produk olahan hasil perikanan, pada tahun 2014 dapat tercapai

dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah

sebagai berikut:

a. jumlah produksi perikanan budidaya ditargetkan sebesar 13,44 juta

ton dengan realisasi sebesar 14,52 juta ton; dan

b. jumlah produk olahan hasil perikanan pada 2014 ditargetkan sebesar

5.2 juta ton dengan realisasi sebesar 5,21 juta ton.

Page 4: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

iii

3. Pencapaian sasaran strategis meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi

sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan, dengan indikator

persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan

melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area, jumlah

laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen

mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP)

di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat

cara karantina ikan yang baik (CKIB), pada tahun 2014 dapat tercapai

dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah

sebagai berikut:

a. persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area

ditargetkan sebesar 98% dengan realisasi sebesar 99,97%;

b. jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem

manajemen mutu ditargetkan sebesar 64 (33 laboratorium UPT KIPM

dan 31 lembaga inspeksi) dengan realisasi sebbesar 64 (33 laboratorium

UPT KIPM dan 31 lembaga inspeksi);

c. jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di

Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor ditargetkan sebesar

1.125 sertifikat dengan realisasi sebesar 1.556 sertifikat; dan

d. jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB) ditargetkan

sebesar 10 sertifikat dengan realisasi sebesar 12 sertifikat.

4. Pencapaian sasaran strategis tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan,

mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan dengan indikator

jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan,

mutu dan keamanan hasil perikanan dan jumlah kebijakan bidang

perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan, pada tahun

2014 dapat tercapai. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun 2014,

adalah sebagai berikut:

a. jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan

ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan ditargetkan sebesar 5 draft

dengan realisasi sebesar 4 draft peraturan/keputusan menteri; dan

Page 5: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

iv

b. jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan

hasil perikanan ditargetkan sebesar 4 dengan realisasi sebesar 25

Keputusan Kepala BKIPM.

5. Pencapaian sasaran strategis terselenggaranya modernisasi sistem produksi

kelautan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan

yang optimal dan bermutu dengan indikator jumlah kasus penolakan ekspor

hasil perikanan per negara mitra, persentase media pembawa yang

memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil

perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN, persentase

media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan, jumlah

implementasi standar operasional prosedur teknis operasional

perkarantinaan ikan, jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi

persyaratan negara mitra (approval number), persentase sertifikasi kesehatan

ikan berbasis in line inspection, jumlah instalasi yang sesuai standar dan

laboratorium yang terakreditasi, jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi

sistem traceability, dan jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi, pada

tahu 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada

tahun 2014, adalah sebagai berikut:

a. jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

ditargetkan sebesar ≤ 10 kasus dengan realisasi ≤ 10 kasus. Penolakan

tertinggi terjadi di Kanada, yaitu 4 kasus penolakan;

b. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area

dalam koridor SLIN ditargetkan sebesar 98% dengan realisasi sebesar

100%;

c. Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor

hasil perikanan ditargetkan sebesar 98% dengan realisasi sebesar

100%;

d. Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional

perkarantinaan ikan ditargetkan sebesar 98 dengan realisasi sebesar

102 SOP;

Page 6: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

v

e. Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara

mitra (approval number) ditargetkan sebesar 50 dengan realisasi

sebesar 128;

f. Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

ditargetkan sebesar 20% dengan realisasi sebesar 20%;

g. Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang

terakreditasi ditargetkan sebesar 5 IKI dan 2 laboratorium dengan

realisasi sebesar 12 IKI dan 12 laboratorium;

h. Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability ditargetkan

sebanyak 4 lokasi dengan realisasi sebanyak 4 lokasi;

i. Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi ditargetkan sebesar 48

dengan realisasi sebesar 48 metoda.

6. Pencapaian sasaran strategis terselenggaranya pengendalian, pengawasan

dan penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

dengan indikator rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan

yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani dan rasio

penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan

di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang

ditangani, pada tahun 2014 dapat ytercapai dengan baik. Capaian IKU

untuk SS tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut:

a. rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat

diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani ditargetkan sebesar

85% dengan realisasi sebesar 100%; dan

b. rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil

perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total

kasus yang ditangani ditargetkan sebesar 85% dengan realisasi sebesar

93,33%.

7. Pencapaian sasaran strategis tersedianya Sumber Daya Manusia BKIPM

yang kompeten dan profesional dengan indikator indeks kesenjangan

kompetensi eselon II dan III, pada tahun 2014 dapat tercapai. Realisasi IKU

untuk SS tersebut adalah sebesar 20,36% dari target sebesar 50%.

Page 7: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

vi

8. Pencapain sasaran strategis tersedianya informasi yang valid, handal dan

mudah diakses di BKIPM dengan indikator Service Level Agreement di BKIPM

dan persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5),

pada tahun 2014 dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS

tersebut pada tahun 2014, adalah sebagai berikut:

a. Service Level Agreement di BKIPM ditergetkan sebesar 75% dengan

realisasi sebesar 100%; dan

b. persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5)

ditergetkan sebesar 4,25 dengan realisasi sebesar 3,76.

9. Pencapaian sasaran strategis terwujudnya good governance & clean

government di BKIPM dengan indikator jumlah rekomendasi Aparat

Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti

dibanding total rekomendasi di BKIPM, tingkat kualitas akuntabilitas kinerja

BKIPM, indeks kepuasan masyarakat BKIPM, nilai inisiatif anti korupsi

BKIPM, dan nilai penerapan reformasi birokrasi BKIPM, pada tahun 2014

dapat tercapai dengan baik. Capaian IKU untuk SS tersebut pada tahun

2014, adalah sebagai berikut:

a. jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal

Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di

BKIPM ditargetkan sebesar 100% dengan realisasi sebesar 79,52%;

b. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM ditargetkan nilai A dengan

realisasi nilai A (79,97);

c. Indeks Kepuasan masyarakat BKIPM ditargetkan sebesar 75 dengan

realisasi sebesar 82,33;

d. Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM ditargetkan sebesar 7,75 dengan

realisasi sebesar 8,61; dan

e. Nilai penerapan reformasi birokrasi BKIPM ditargetkan sebesar 80

dengan realisasi sebesar 84,61.

10. Pencapaian sasaran strategis terkelolanya anggaran BKIPM secara optimal

dengan indikator persentase penyerapan DIPA BKIPM, pada tahun 2014

dapat tercapai. Realisasi penyerapan DIPA BKIPM sebesar 96,86% dari target

sebesar 95%.

Page 8: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

vii

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar target

kinerja BKIPM pada tahun 2014 telah berhasil dicapai. Keberhasilan pencapaian

tersebut diupayakan untuk semakin ditingkatkan, sedangkan untuk beberapa

kegiatan yang belum terlaksana/terdapat permasalahan akan diupayakan untuk

dapat diselesaikan.

Dengan disusunnya LAKIP ini diharapkan dapat memberikan informasi

secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi

BKIPM dan menjadi umpan balik peningkatan kinerja BKIPM pada periode

berikutnya.

Page 9: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ....................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................................................. 1

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKIPM ................................................... 4

SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LKJ............................................................. 8

II. PERENCANAAN KINERJA .......................................................................... 10

RENCANA KINERJA 2014 .......................................................................... 10

PERJANJIAN KINERJA 2014 ...................................................................... 13

III. AKUNTABILITAS KINERJA ......................................................................... 17

CAPAIAN IKU ............................................................................................. 17

ANALISIS DAN EVALUASI CAPAIAN IKU ..................................................... 20

EVALUSASI EFISIENSI .............................................................................. 91

IV. P E N U T U P ............................................................................................ 93

SIMPULAN ................................................................................................. 93

Page 10: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Penetapan Kinerja Tahun 2014 ............................................................... L-1

2. Data UPI dan Sertifikat HACCP Tahun 2014 ........................................... L-4

3. Rekapitulasi Nilai IKM UPT KIPM Tahun 2014 ......................................... L-5

4. Form Pengukuran Efisiensi ..................................................................... L-7

Page 11: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Arah Kebijakan dan Langkah Strategis BKIPM Tahun 2014 .................. 7

Tabel 2.1 Sasaran Strategis BKIPM Tahun 2014 ............................................... 11

Tabel 2.2 Target Kinerja BKIPM Tahun 2014..................................................... 14

Tabel 3.1 Capaian Kinerja BKIPM Tahun 2014.................................................. 18

Tabel 3.2 Perkembangan NTN per Bulan pada 2014 .......................................... 21

Tabel 3.3 Capaian IKU 1 pada 2011 - 2014 ....................................................... 22

Tabel 3.4 Capaian IKU 2 pada 2011 – 2014 ...................................................... 24

Tabel 3.5 Capaian IKU 3 pada 2013-2014 ......................................................... 26

Tabel 3.6 Capaian IKU 4 pada 2010-2014 ......................................................... 27

Tabel 3.7 PDB Perikanan, 2010-2014 (Rp Miliar) .............................................. 27

Tabel 3.8 Capaian IKU 5 pada 2011-2014 ......................................................... 29

Tabel 3.9 Capaian IKU 6 pada 2011-2014 ......................................................... 31

Tabel 3.10 Capaian IKU 7 Tahun 2011 - 2014 .................................................. 33

Tabel 3.11 Data Lalu Lintas Komoditas Perikanan Tahun 2011-2014 ................ 34

Tabel 3.12 Hasil Verifikasi Sistem Manajemen Mutu Tahun 2011-2014 ............. 36

Tabel 3.13 Capaian IKU 9 pada 2011 - 2014 ..................................................... 37

Tabel 3.14 Capaian IKU 10 pada 2011 - 2014 ................................................... 39

Tabel 3.15 UUPI Bersertifikat CKIB Tahun 2014 ............................................... 40

Tabel 3.16 Capaian IKU 11 pada 2011-2014 ..................................................... 41

Tabel 3.17 Capaian IKU 12 Tahun 2013 dan 2014 ............................................ 43

Tabel 3.18 Capaian IKU 13 pada 2011-2014 ..................................................... 47

Tabel 3.19 Rekapitulasi Kasus Penolakan pada 2011-2014 ............................... 47

Tabel 3.20 Capaian IKU 14 pada 2013 - 2014 ................................................... 50

Page 12: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

xi

Tabel 3.21 Capaian IKU 15 pada 2013 - 2014 ................................................... 51

Tabel 3.22 Volume Impor Yang Dilalulintaskan Tahun 2011-2014 ..................... 51

Tabel 3.23 Capaian IKU 16 pada 2011 - 2014 ................................................... 52

Tabel 3.24 Capaian IKU 17 pada 2011-2014 ..................................................... 57

Tabel 3.25 Jumlah UPI yang Teregistrasi di Negara Mitra pada 2012 - 2014 ...... 58

Tabel 3.26 Capaian IKU 18 pada 2013 dan 2014 .............................................. 60

Tabel 3.27 Data Capaian IKU 19 Tahun 2011 - 2014 ........................................ 61

Tabel 3.28 Laboratorium UPT KIPM yang Terakreditasi Tahun 2014 .................. 62

Tabel 3.29 Capaian IKU 20 pada 2013 dan 2014 .............................................. 64

Tabel 3.30 Capaian IKU 21 pada 2011 - 2014 ................................................... 65

Tabel 3.31 Data Penindakan Pelanggaran Karantina Ikan Tahun 2011-2014 ..... 68

Tabel 3.32 Capaian IKU 22 pada 2011 - 2014 ................................................... 69

Tabel 3.33 Capaian IKU 23 pada 2011 - 2014 ................................................... 70

Tabel 3.34 Hasil Verifikasi Pemenuhan Kompetensi Jabatan Tahun 2014 .......... 73

Tabel 3.35 Capaian IKU 24 pada 2013 – 2014 ................................................... 73

Tabel 3.36 Pejabat yang Mengikuti Diklat PIM Tahun 2014 ............................... 74

Tabel 3.37 Jumlah Pejabat BKIPM yang Belum Mengikuti Diklat PIM ................ 74

Tabel 3.38 Data Pegawai yang Mengikuti Diklat Teknis Tahun 2014 .................. 74

Tabel 3.39 Capaian IKU 25 pada 2011 - 2014 ................................................... 76

Tabel 3.40 Capaian IKU 26 pada 2013 - 2014 ................................................... 77

Tabel 3.41 Capaian IKU 27 pada 2011 - 2014 ................................................... 78

Tabel 3.42 Capaian IKU 28 pada 2011-2014 ..................................................... 79

Tabel 3.43 Perkembangan Nilai AKIP Berdasarkan Aspek Penilaian ................... 79

Tabel 3.44 Capaian IKU 29 pada 2013 - 2014 ................................................... 81

Tabel 3.45 Capaian IKU 30 pada 2012 - 2014 ................................................... 82

Tabel 3.46 PMPRB BKIPM Tahun 2014 ............................................................. 85

Page 13: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

xii

Tabel 3.47 Capaian IKU 31 pada 2012 - 2014 ................................................... 85

Tabel 3.48 Penyerapan Anggaran per Kegiatan T.A 2014 ................................... 87

Tabel 3.49 Penyerapan Anggaran per Jenis Belanja T.A 2014 ............................ 87

Tabel 3.50 Persentase Penyerapan Anggaran Triwulanan .................................. 87

Tabel 3.51 Capaian IKU 32 pada 2011 - 2014 ................................................... 88

Tabel 3.52 Ringkasan LRA Netto T.A 2013 dan T.A 2014 ................................... 89

Tabel 3.53 Rincian Realisasi Belanja Netto BKIPM T.A 2013 dan 2014 ............... 90

Tabel 3.54 Ringkasan Neraca T.A 2014 dan 2013 ............................................. 91

Page 14: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

xiii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK 1. Gambar 1.1 Struktur Organisasi BKIPM ..................................................... 2

2. Gambar 2.1 Peta Strategi BKIPM Tahun 2014 ........................................... 12

3. Grafik 3.1 Perkembangan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Tahun 2014 ....... 24

4. Grafik 3.2 Perbandingan Capaian dan Target IKU 7 Tahun 2011-2014 ...... 34

5. Grafik 3.3 Target dan Capaian IKU 9 Tahun 2011-2014 ............................ 38

6. Grafik 3.4 Perkembangan Nilai AKIP BKIPM 2011 – 2014 .......................... 80

7. Grafik 3.5 Penyerapan Anggaran BKIPM ................................................... 88

Page 15: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

1

I. PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM ORGANISASI

erdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang kedudukan,

tugas dan fungsi kementerian Negara serta susunan organisasi, tugas dan

fungsi eselon I Kementerian Negara, yang ditindaklanjuti dengan terbitnya

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Karantina

Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) merupakan salah

satu unit eselon I Kementerian Kelautan dan Perikanan yang merupakan

penggabungan dari Pusat Karantina Ikan, Sekretariat Jenderal dengan Direktorat

Standarisasi dan Akreditasi, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Perikanan (P2HP) yang mempunyai tugas yang sangat strategis, yaitu

melaksanakan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan.

Dasar pemikiran terbentuknya BKIPM antara lain adalah untuk efisiensi dan

efektifitas pelayanan sertifikasi secara terpadu dalam penjaminan kualitas (quality

assurance) hasil perikanan; ratifikasi perjanjian GATT (tahun 1986-1993) tentang

penerapan SPS agreement terhadap perlindungan kesehatan ikan dan kesehatan

manusia; peningkatan lalulintas komoditas perikanan antar Negara dan antar

area di wilayah Republik Indonesia yang berdampak terhadap peningkatan resiko

masuk dan tersebarnya hama penyakit ikan; meningkatnya kecenderungan pola

konsumsi protein hewani dari daging merah ke daging putih disertai tuntutan

adanya pengendalian mutu terhadap keamanan dan kesehatan hasil perikanan;

pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan serta pencegahan hama dan

penyakit ikan harus dilakukan secara holistik dan konsisten dalam suatu sistem

management mutu; karantina ikan dan pengendalian mutu hasil perikanan

sebagai salah satu unit pelayanan yang merupakan bagian dari Trade Facilitation

dalam kegiatan ekspor dan impor

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kepala BKIPM dibantu oleh 3 (tiga)

Pusat, yaitu: 1) Pusat Karantina Ikan; 2) Pusat Sertifikasi Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan; 3) Pusat Manajemen Mutu; dan Sekretariat BKIPM, serta 47 Unit

B

Page 16: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2

Pelaksana Teknis Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan (UPT KIPM) yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu: 2 (dua) Balai

Besar KIPM, 7 (tujuh) Balai KIPM Kelas I, 5 (lima) BKIPM Kelas II, 18 (delapan

belas) Stasiun KIPM Kelas I, 14 (empat belas) Stasiun KIPM Kelas II, dan Balai Uji

Standar KIPM (BUSKIPM) sebagai UPT KIPM dibidang pelayanan uji

standar/laboratorium reference, serta kelompok Jabatan Fungsional, diantaranya

Pengendali Hama dan Penyakit Ikan, Pengawas Perikanan bidang Mutu Hasil

Perikanan, Pranata Komputer, Pranata Humas, Arsiparis, Statistisi dan jabatan

fungsional umum lainnya, dengan jumlah SDM aparatur yang mendukung BKIPM

saat ini berjumlah 1659 orang pegawai, dengan komposisi pegawai 11% di pusat

dan 89% di UPT KIPM. Bagan struktur organisasi BKIPM dapat dilihat dalam

Gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1

Struktur Organisasi BKIPM

Page 17: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

3

Penyelenggaraan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan

keamanan hasil perikanan mencakup aspek yang sangat luas, mulai dari proses

penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan tindakan karantina ikan,

pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, pemantauan/monitoring

(surveillance), hingga ke investigasi awal dan proses penegakan hukum terhadap

berbagai pihak yang melanggar atau tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

serta upaya pemberdayaan masyarakat dalam partisipasi secara sadar patuh

dalam perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKIPM dituntut untuk melaksanakannya

dengan transparan, akuntabel, efektif, efisien dan terpercaya sesuai dengan prinsip-

prinsip good governance. Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang

tercantum dalam undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas

yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara

Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas

tersebut diwujudkan dalam bentuk penyusunan laporan kinerja (LKj).

LKj disusun sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban BKIPM dalam

melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2014 dalam rangka melaksanakan misi

BKIPM dan sekaligus sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja unit

organisasi, serta sebagai salah satu alat untuk mendapatkan masukan bagi

pemangku kepentingan demi perbaikan kinerja BKPM. Selain untuk memenuhi

prinsip akuntabilitas, penyusunan LKj juga merupakan amanat Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1999 tentang Percepatan

Pemberantasan Korupsi, dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara

Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Page 18: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

4

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BKIPM

Peranan strategis BKIPM dalam RPJM 2010-2014 dalam rangka mendukung

visi Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan

Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”, secara langsung mendukung

arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan, diwujudkan dalam upaya

melindungi kelestarian sumberdaya perikanan dari ancaman hama penyakit ikan

berbahaya, menjamin kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan, serta

mengendalikan impor hasil perikanan berbasis scientific barrier sesuai ketentuan

peraturan perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan. Dengan

demikian peranan karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan dalam

pembangunan kelautan dan perikanan memberikan kontribusi nyata dalam

mewujudkan hasil perikanan yang berkualitas dan berdaya saing, memiliki

akseptabilitas yang tinggi di pasar nasional dan internasional serta mendukung

kelestarian sumberdaya perikanan.

Arah kebijakan dan strategi BKIPM diimplementasikan dalam keterkaitannya

dengan arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta diselaraskan

dengan perkembangan lingkungan yang dinamis. Sehubungan dengan hal

tersebut maka BKIPM menetapkan arah kebijakan pembangunan sebagai berikut:

1. Pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan.

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengelola sumber daya

perikanan secara berkelanjutan adalah masuk dan tersebarnya HPIK yang dapat

menggagalkan produksi perikanan dan bahkan memusnahkan keanekaragaman

sumberdaya hayati kelautan dan perikanan. Aktualisasi BKIPM dalam

mengantisipasi ini adalah dengan melakukan pencegahan masuknya HPIK ke

wilayah RI dan penyebarannya dari satu area ke area lain, serta mencegah

keluarnya HPIK dari wilayah RI berlandaskan Undang-undang Nomor 16 Tahun

1992 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan dan Peraturan Pemerintah

Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan dalam rangka melindungi

kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan dan lingkunganya agar tetap

terjaga dan berproduktifitas tinggi baik kualitas maupun kuantitas.

Selanjutnya BKIPM telah melakukan berbagai kegiatan yang mendukung

ketahanan pangan dalam hal agar produk perikanan sebagai bahan pangan yang

Page 19: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

5

tersedia aman untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan melakukan

pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan dari hulu sampai hilir melalui

monitoring mutu ikan pada sentra produksi perikanan, termasuk pelabuhan dan

unit supplier, inspeksi terhadap produk perikanan impor yang akan

didistribusikan ke unit pengolahan ikan maupun pasar domestik serta sertifikasi

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada Unit Pengolahan Ikan (UPI).

2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan

Dewasa ini dan di masa depan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu

dan keamanan hasil perikanan sebagai bagian integral pembangunan kelautan

dan perikanan menghadapi perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis.

Globalisasi ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

kesepakatan-kesepakatan internasional dan regional seperti harmonisasi ASEAN

(Association of South East Asia Nations), ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN-

China Free Trade Area (ACFTA) mempunyai konsekuensi dan implikasi yang

signifikan pada penerapan sistem perkarantinaan ikan serta sistem jaminan mutu

dan keamanan hasil perikanan yang secara langsung maupun tidak langsung

telah mempengaruhi pengembangan industrialisasi perikanan. Dampak yang

paling terasa adalah adanya tuntutan agar produk yang dihasilkan senantiasa

kompetitif khususnya terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan mutu

produk serta sistem penanganannya yang baik (food safety), sehingga secara

kuantitatif dan kualitatif suatu produk mempunyai daya saing yang tinggi dan

diterima oleh konsumen dengan baik karena secara normatif merupakan produk

yang sehat dan produk yang memiliki jaminan kualitas (quality and safety

assurance) yang aman untuk dikonsumsi.

Sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan merupakan kebutuhan

untuk ditumbuhkembangkan sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran

manusia akan kebutuhan zat gizi dan dampaknya terhadap kesehatan

masyarakat. Dalam perspektif inilah sistem jaminan mutu dan keamanan hasil

perikanan memiliki dampak makro bagi pembangunan kelautan dan perikanan

secara nasional maupun internasional.

Page 20: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

6

3. Pengendalian kualitas hasil perikanan melalui sistem jaminan kesehatan

ikan, mutu, keamanan hasil perikanan.

Tantangan ekspor hasil perikanan di pasar gobal semakin meningkat seiring

dengan persyaratan-persaratan yang ditetapkan oleh negara importir seperti

Amerika, Uni Eropa, Jepang, Korea, China, Rusia, dan Kanada. Tantangan yang

dihadapi dalam ekspor hasil perikanan adalah persyaratan pemantapan sistem

jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan (quality and safety assurance) hasil

perikanan. Salah satu kelemahan hasil perikanan adalah cepatnya penurunan

kualitas sehingga perlu dilakukan penangan dengan baik. Pengendalian kualitas

hasil perikanan dimulai dari cara budidaya ikan yang baik, cara penangkapan

ikan yang baik, dan penerapan konsep traceability serta dilakukan pengolahan

pada unit pengolahan ikan yang tersertifikasi.

Realitas ini mengharuskan BKIPM memiliki sistem perkarantinaan ikan

yang efektif dan efisien, pada saat yang sama, sistem jaminan mutu dan

keamanan hasil perikanan juga harus memiliki basis yang kuat agar mampu

menjadi penapis terhadap pengendalian mutu produksi perikanan Indonesia yang

diekspor ke berbagai negara serta masuknya produk perikanan impor dari negara

lain.

4. Penguatan Kompetensi dan Kapabilitas BKIPM

Dengan jumlah penduduk yang besar dan wilayah terluas dengan pantai

yang sangat panjang dengan ribuan kepulauan yang dapat dijadikan sebagai

pintu pemasukan dan pengeluaran komoditas wajib diawasi dan diperiksa,

Indonesia sudah sepatutnya memiliki sistem perkarantinaan ikan dan sistem

jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang terbaik, baik mencakup

human capital, modernisasi sistem operasional (proses bisnis) maupun sarana

dan prasarana.

Dalam konteks ini perlu dilakukan penguatan kompetensi dan kapabilitas

BKIPM sehingga memiliki kinerja yang tinggi. BKIPM ke depan harus dibangun

menjadi institusi yang memiliki basis ilmu pengetahuan (knowledge-base) yang

kuat dengan jaringan nasional maupun internasional yang dinamis dan kohesif.

Bersamaan dengan itu, BKIPM melakukan pemberdayaan publik (public

empowement) agar masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan untuk

menerapkan Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB) dan melindungi keamanan

Page 21: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

7

terhadap risiko produk perikanan yang tidak memenuhi standar yang berlaku

melalui gerakan masyarakat sadar mutu dan karantina (GEMA

SATUKATA)/Forum Masyarakat Sadar Mutu dan Karantina (Formikan).

5. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik

Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

pembaruan dan perubahan mendasar (mind set dan culture set) serta

pengembangan budaya kerja terhadap penyelenggaraan sistem perkarantinaan

ikan serta pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, diarahkan

terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan

(business process) dan peningkatan manajemen sumber daya manusia (SDM)

aparatur serta peningkatan pelayanan publik yang semakin prima.

Untuk menjalankan kebijakan BKIPM, langkah-langkah strategis BKIPM

diimplementasikan melalui program dan kegiatan BKIPM, dengan tujuan program

pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan adalah melindungi kelestarian sumber daya hayati perikanan dan

kelautan dari Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) serta menjamin mutu dan

keamanan hasil perikanan nasional dengan sasaran meningkatnya persentase

media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui

sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area, menurunnya jumlah

kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, dan meningkatnya

jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di UPI

sebagai persyaratan ekspor. Pada Tabel 1.1 di bawah ini disajikan arah kebijakan

dan langkah strategi yang akan ditempuh BKIPM tahun 2014.

Tabel 1.1

Arah Kebijakan dan Langkah Strategis BKIPM Tahun 2014

ARAH KEBIJAKAN LANGKAH STRATEGIS

Isu/Tantangan Kelestarian Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan Dan Ketahanan Pangan Penguatan sistem perkarantinaan ikan, Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

- Perumusan kebijakan, peraturan dan diseminasi/bimtek untuk meningkatkan kesadaran mutu pelaku usaha

- Penerapan biosecurity

- Tindakan karantina ikan secara terintegrasi berbasis In-Line Inspection

Page 22: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

8

ARAH KEBIJAKAN LANGKAH STRATEGIS

- Standardisasi dan sertifikasi (prosedur/metode, instalasi karantina ikan, pelayanan, sistem informasi, laboratorium)

- Pemantauan/surveillance/monitoring penyakit ikan dan mutu hasil perikanan

- Pengendalian Impor dalam rangka Pencegahan Penyakit dan perlindungan Plasma Nuffah Perikanan

Peningkatan sistem jaminan Mutu dan kesehatan ikan

- Perumusan kebijakan, peraturan dan diseminasi/bimtek untuk meningkatkan kesadaran mutu pelaku usaha

- Melakukan survailensi terhadap UPI yang melakukan kegiatan ekspor berbasis In-Process Inspection

- Harmonisasi/kesetaraan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dengan negara mitra/tujuan ekspor

- Pemenuhan standar kebutuhan sarana dan prasarana instalasi

- Pengembangan kapasitas kompetensi SDM aparatur BKIPM

- Gerakan sadar mutu dan karantina ikan bagi pemangku kepentingan

Isu/Tantangan : Daya Saing Dan Nilai Tambah Hasil Perikanan

Peningkatan daya saing produk perikanan domestik

- Perumusan kebijakan, peraturan, dan diseminasi/bimtek untuk meningkatkan kesadaran mutu pelaku usaha

- Pengendalian mutu dan kualitas produk perikanan

- Pengamanan pangan untuk konsumsi - Pengendalian impor produk yang tersedia

di dalam negeri - Penerapan sertifikasi mutu dan kesehatan

ikan ekspor

SISTEMATIKA DAN PENYAJIAN LKJ

Sistematika dan isi laporan kinerja BKIPM merujuk pada aturan dan

ketentuan yang berlaku, sebagai berikut:

a. Ringkasan Eksekutif, pada bagian ini menjelaskan gambaran secara

ringkas tentang capaian kinerja selama tahun 2014.

Page 23: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

9

b. Bab I – Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan

penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama

(strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

c. Bab II – Perencanaan Kinerja, menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian

kinerja tahun yang bersangkutan.

d. Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja organisasi

untuk setiap pernyataan kinerja sesuai dengan hasil pengukuran kinerja

organisasi dan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan

kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

e. Bab IV – Penutup, menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja

organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi

untuk meningkatkan kinerjanya.

f. Lampiran, memuat Penetapan Kinerja Tahun 2014 dan hal-hal lainnya.

Page 24: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

10

II. PERENCANAAN KINERJA

RENCANA KINERJA 2014

Kepala BKIPM telah menetapkan visi BKIPM yaitu: “Hasil Perikanan yang

sehat bermutu, aman konsumsi dan terpercaya”. Pengertian visi tersebut

bermakna hasil perikanan yang bebas hama penyakit ikan karantina, memiliki

kualitas teknis sesuai dengan persyaratan standar yang ditetapkan serta tidak

dalam ambang batas yang dapat membahayakan manusia dan semakin

meningkatnya kepercayaan masyarakat karena sertifikasi yang diterbitkan

merupakan jaminan dan telah memenuhi syarat untuk diterima di pasar nasional

dan international. Selanjutnya BKIPM menetapkan misi, yaitu “mewujudkan

pencegahan penyebaran HPIK serta pengendalian mutu dan keamanan

hasil perikanan yang mampu menjamin lalu lintas hasil perikanan yang

sehat, bermutu, aman konsumsi dan terpercaya”.

Dalam rangka implementasi atau penjabaran dari misi, ditetapkan tujuan

yang merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu

tertentu, serta menggambarkan arah strategik organisasi, perbaikan-perbaikan

yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka

prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan untuk mencapai tujuan.

Tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan misi adalah “Meningkatnya

lalu lintas hasil perikanan yang memenuhi sistim jaminan kesehatan,

mutu dan kemanan hasil perikanan”.

Misi dan tujuan tersebut telah dijabarkan ke dalam sasaran strategis BKIPM,

yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan selama kurun 2011-2014

dialokasikan dalam melalui program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih

lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (performance plan).

Sasaran strategis BKIPM merupakan bagian integral dalam proses

perencanaan strategis BKIPM dan merupakan dasar untuk mengendalikan dan

memantau pencapaian kinerja BKIPM serta lebih menjamin suksesnya

pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti

menyangkut keseluruhan satuan kerja unit pelaksana teknis di lingkungan

BKIPM.

Page 25: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

11

Tahun 2014 merupakan tahun kedua bagi Kementerian Kelautan dan

Perikanan dalam mengimplementasikan model pengelolaan kinerja organisasi

berbasis Balanced Scorecard (BSc). Model pengelolaan kinerja ini memiliki

kelebihan dimana dapat membantu penyusunan strategi Kementerian Kelautan

dan Perikanan secara komprehensif dan bervisi jangka panjang yang mencakup

empat aspek sudut pandang, yaitu: Stakeholder, Customer, Internal Process, serta

Learning and Growth.

Strategi dalam empat perspektif tersebut lebih lanjut dituangkan pada peta

strategi dalam suatu dokumen perjanjian kinerja. Dalam dokumen tersebut

dirumuskan setiap sasaran strategis (SS) yang akan dicapai dalam setiap

perspektif dan Indikator Kinerja Utama (IKU) setiap sasaran. Daftar SS BKIPM

tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Sasaran Strategis BKIPM Tahun 2014

PRESPEKTIF STAKEHOLDER

SS1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

PRESPEKTIF CUSTOMER

SS2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan

SS3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan

PRESPEKTIF INTERNAL PROCESS

SS4 Tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan

SS5 Terselengggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu

SS6 Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakkan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan.

PRESPEKTIF LEARNING AND GROWTH

SS7 Tersedianya sumberdaya manusia BKIPM yang kompeten dan professional

SS8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM

SS9 Terwujudnya good governance dan clean government di BKIPM

SS10 Terkelolanya anggaran BKIPM yang optimal

Page 26: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

12

Sasaran Strategis tersebut selanjutnya dipetakan ke dalam peta strategis. Peta

strategi BKIPM menerapkan 4 (empat) perspektif, yaitu: stakeholders perspective,

customers perspective, internal process perspective dan learning and growth

perspective. Stakeholders perspective berisi hal-hal yang harus dihasilkan oleh

organisasi agar dinilai berhasil oleh stakeholders. Customers perspective berisi

ekspektasi dari customer dan apa yang menjadi ukuran keberhasilan atas

pelayanan yang dilaksanakan. Internal Process perspective berisi proses bisnis

seperti apa yang harus dikelola untuk memberikan layanan dan nilai-nilai kepada

stakeholder dan customer, sedangkan prespektif pembelajaran dan pertumbuhan

(learning and growth perspective) berisi sumber daya internal yang dimiliki untuk

melakukan perbaikan dan perubahan sehinggga dapat menghasilkan pelayanan

yang dihasilkan. Peta strategis BKIPM tahun 2014 disajikan pada Gambar 2.1.

berikut ini.

Gambar 2.1

Peta Strategi BKIPM Tahun 2014

Page 27: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

13

Peta strategi BKIPM tersebut selanjutnya diturunkan, dengan proses yang

disebut cascading, ke seluruh unit eselon II, eselon III dan seterusnya hingga ke

seluruh pegawai BKIPM. Dengan proses cascading tersebut maka strategi BKIPM

didukung oleh seluruh unit dan pegawai BKIPM dalam setiap level. Hal ini

merupakan keunggulan lain dari penerapan pengelolaan kinerja berbasis Bsc.

Wujud nyata dari hasil pengelolaan kinerja dapat dirasakan dengan tercapainya

sebagain besar target kinerja BKIPM secara keseluruhan pada 2011-2014.

Dengan terus memelihara semangat perbaikan yang berkelanjutan

(continuous improvement) maka diharapkan terus ada pembenahan pengelolaan

kinerja BKIPM di masa yang akan datang. Hal ini dilakukan agar visi dan misi

BKIPM dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dapat tercapai.

PERJANJIAN KINERJA 2014

Perjanjian kinerja merupakan pelaksanaan amanat Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah. Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen

pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan

bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber

daya yang dimiliki oleh intansi.

BKIPM telah menyusun perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh Menteri

Kelautan dan Perikanan dan Kepala BKIPM. Dalam Perjanjian Kinerja ini terdapat

10 SS, yang pencapaiannya diukur dengan 32 IKU. Kesepuluh sasaran strategis

tersebut didukung oleh 1 program dan 4 kegiatan utama, yang dilaksanakan oleh

Pusat, 47 UPT KIPM di seluruh wilayah Indonesia, dan 31 LPPMHP.

Perjanjian kinerja BKIPM ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomor 89/KEPMEN-KP/SJ/2014 tentang Penetapan Indikator

Kinerja BKIPM Tahun 2014 terdiri dari dari sasaran-sasaran strategis di mana

setiap SS menjadi basis dalam penentuan IKU. Target 32 IKU BKIPM tahun 2014

disajikan pada Tabel 2.2 sebagai berikut.

Page 28: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

14

Tabel 2.2

Target Kinerja BKIPM Tahun 2014

Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014

Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Prespektif Stakeholder

1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan

1 Nilai Tukar Nelayan 104

2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

102

3 Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar per KK/bulan

Rp2 juta

4 Pertumbuhan PDB Perikanan

7,00 %

Prespektif Customer

2 Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan

5 Jumlah produksi perikanan budidaya ( Jt Ton)

13,44

6 Jumlah produk olahan hasil perikanan ( Jt Ton)

5,2

3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan

7 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area

98%

8 Jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu

33 lab dan 31

lembaga inspeksi

9 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor

1.125

10 Jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB)

10

Prespektif Internal Process

4 Tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan

11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

5

12 Jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

4

Page 29: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

15

Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target 2014

Program Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan hasil Perikanan

5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan bermutu

13 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

≤ 10

14 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

98%

15 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan

98%

16 Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

98

17 Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (Approval Number)

50 UPI

18 Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

20%

19 Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi

2 IKI dan 5 lab

20 Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability

4

21 Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi

48

6 Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

22 Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

85%

23 Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

85%

Page 30: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

16

Prespektif Learning and Growth

7 Tersedianya SDM BKIPM yang kompeten dan profesional

24 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di BKIPM

50%

8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM

25 Service Level Agreement di BKIPM

75%

26 Persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5)

4,25

9 Terwujudnya good governance & clean government di BKIPM

27 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BKIPM

100%

28 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM

Nilai AKIP A

29 Indeks kepuasan masyarakat BKIPM

75

30 Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM

7,75

31 Nilai Penerapan RB BKIPM

80

10 Terkelolanya anggaran BKIPM secara optimal

32 Persentase penyerapan DIPA BKIPM

> 95%

Sejalan dengan adanya revisi target pada Penetapan Kinerja KKP pada

September 2014 akibat adanya perubahan kebijakan refocusing kegiatan dan

penghematan anggaran, maka BKIPM juga telah melakukan revisi Penetapan

Kinerja 2014. Perubahan tersebut adalah untuk target IKU nomor 1-4 untuk SS1,

dan IKU nomor 5-6 untuk SS2, yang merupakan adopsi langsung dari level 0

dengan unit penanggung jawab IKU nomor 1 dan 4 adalah Direktorat Jenderal

Perikanan Tangkap (Ditjen PT), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen

PB) untuk IKU nomor 2 dan 5, serta IKU nomor 3 dan 6 unit penangungjawabnya

adalah Direktorat Jenderal Pemasaran dan Pengeolahan Hasil Perikanan (Ditjen

P2HP). Penetapan perjanjian kinerja BKIPM Tahun 2014 dapat dilihat pada

Lampiran 1 pada LKj ini.

Page 31: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

17

III. AKUNTABILITAS KINERJA

CAPAIAN IKU

Dalam pengukuran kinerja, BKIPM telah menetapkan IKU sesuai dengan

periode pelaporan, sedangkan kriteria yang digunakan dalam evaluasi kinerja

pada LKj ini mengikuti pedoman pengelolaan kinerja pada “aplikasi kinerjaku”,

sebagai berikut:

1. Angka maksimum tingkat capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%;

2. Indeks capaian IKU dikonversikan menjadi maximize semua agar sebanding

dengan yang lainnya;

3. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau,

ditentukan oleh Indeks Capaian IKU, sebagaimana berikut ini:

≤ 80% 80% ≤ Indeks Capaian <

90% ≥ 90%

4. IKU yang memiliki polarisasi maximize, merupakan indikator kinerja yang

menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari

nilai target yang ditetapkan;

5. IKU yang memiliki polarisasi minimize, merupakan indikator kinerja yang

menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih kecil dari

nilai target yang ditetapkan;

6. IKU yang memiliki polarisasi stabilize, merupakan indikator kinerja yang

menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja diharapkan

berada dalam suatu rentang target tertentu. Apabila hasil perhitungan nilai

capaian IKU melampaui target, akan menghasilkan nilai maksimal 120%.

Karena IKU stabilize mengharapkan capaian dalam rentang tertentu di

sekitar target, maka capaian yang dianggap paling baik adalah capaian yang

tepat sesuai dengan target.

Berikut ini disampaikan ringkasan capaian kinerja BKIPM tahun 2014,

disajikan pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Page 32: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

18

Tabel 3.1

Capaian Kinerja BKIPM Tahun 2014

Program Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Capaian Pengembangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan

Prespektif stakeholder

1 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan perikanan

1 NTN 104 104,63 100,75

2 NTPi 102 101,36 99,37

3 Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan)

Rp2 juta

Rp2,56 juta

120

4 Pertumbuhan PDB Perikanan

7,00% 6,34% 90,57

2

Meningkatnya ketersediaan produk kelautan perikanan

5 Jumlah produksi perikanan budidaya ( jt ton)

13,44 14,52 108,04

6 Jumlah produk olahan hasil perikanan ( jt ton)

5,2 5,21 100,19

Prespektif Customer

3 Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan

7 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area

98% 99,97% 102,01

8 Jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu

33 lab;

31 LI

33 lab; 31 LI

100

9 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor

1.125 1.556 120^

10 Jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB)

10 12 120

Prespektif Internal Proses

4 Tersedianya kebijakan perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan

11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

5 4 80

12 Jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

4 25 120^

5 Terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan bermutu

13 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

≤10 ≤10 100

14 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

98% 100% 102,04

15 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan

98% 100% 102,04

Page 33: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

19

16 Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

98 102 104,08

17 Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (approval number)

50 UPI

128 UPI

120^

18 Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

20% 20% 100

19 Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi

2 IKI, 5 lab

12 IKI, 12 lab

120^

20 Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability

4 4 100

21 Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi

48 48 100

6 Terselenggaranya pengendalian, pengawasan, dan penegakan hukum karatina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

22 Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

85% 100% 117,65

23 Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

85%

93,33% 109,80

Prespektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

7 Tersedianya SDM BKIPM yang kompeten dan professional

24 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di lingkungan BKIPM

50% 20,36% 120^

8 Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM

25 Service Level Agreement di BKIPM

75% 100% 120^

26 Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert 1-5)

4,25 3,76 88,47

9 Terwujudnya good governance & clean government

27 Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Eksternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi

100% 79,52% 79,52

28 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM

Nilai AKIP A

Nilai AKIP A

100

29 Indeks kepuasan masyarakat BKIPM

75 82,33 109,77

30 Nilai Inisiatif anti korupsi BKIPM

7,75 8,61 111,10

31 Nilai Penerapan RB BKIPM 80 84,76 105,95

10 Terkelolanya anggaran BKIPM secara optimal

32 Persentase penyerapan DIPA BKIPM

> 95% 96,86% 101,96

Sumber Data Keterangan

: :

Capaian IKU 1 dan 4 dari Ditjen PT; IKU 2 dan 5 Ditjen PB, dan IKU 3 dan 6 Ditjen

P2HP

^) tingkat capaian ditetapkan oleh KKP maksimal 120%.

Page 34: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

20

ANALISIS DAN EVALUASI CAPAIAN IKU

ANALISIS CAPAIAN KINERJA PADA PRESPEKTIF STAKEHOLDER

SS1. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan

perikanan

Keberhasilan capaian sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan

masyarakat diukur dengan empat indikator, yaitu nilai tukar

nelayan, nilai tukar pembudidaya ikan, rata-rata pendapatan

pengolah dan pemasar per KK/bulan, dan pertumbuhan PDB

perikanan.

IKU 1 Nilai tukar nelayan

IKU nilai tukar nelayan merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk menilai tingkat kesejahteraan nelayan pada tahun tertentu dibandingkan

dengan tahun dasar. Yang dimaksud dengan nilai tukar nelayan adalah

perbandingan antara indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan indeks harga

yang dibayar nelayan (Ib) dalam persentase. Untuk mengukur NTN digunakan

formula sebagai berikut:

Standar kesejahteraan nelayan adalah angka NTN sebesar 100, apabila NTN

di bawah 100 maka nelayan dikategorikan belum sejahtera dan apabila NTN di

atas 100 maka nelayan sejahtera. Pada triwulan III tahun 2014, terdapat

perubahan target NTN dari triwulan sebelumnya, yakni semula 112 menjadi 104.

Penurunan target ini disebabkan oleh adanya penghematan anggaran seluruh

Satuan Kerja lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap yang berdampak

pada pengurangan upaya – upaya (kegiatan) pada Satker untuk mencapai target

NTN yang semula. Tabel 3.2 berikut ini adalah capaian NTN selama tahun 2014.

IKU 1 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Nilai Tukar Nelayan Indeks harga yang diterima nelayan (It) dengan

indeks harga yang dibayar

nelayan

It

Ib

Page 35: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

21

Tabel 3.2

Perkembangan NTN per Bulan pada 2014

Bulan Komponen

It Ib NTN Nas

Januari 113,02 109,01 103,69

Februari 113,70 109,35 103,98

Maret 113,26 109,55 103,38

April 113,65 109,77 103,53

Mei 114,32 110,05 103,89

Juni 115,39 110,59 104,34

Juli 118.07 111.37 106.02

Agustus 118.96 111.77 106.44

September 119.22 112.07 106.38

Oktober 119.94 112.45 106.66

November 120.12 115.22 104.26

Desember 123,18 119,63 102,97

Rata-rata 116.90 111.74 104.63

Berdasarkan data pada Tabel 3.2 terlihat bahwa capaian angka NTN selama

tahun 2014 mengalami fluktuasi yang sangat dipengaruhi oleh indeks harga yang

diterima nelayan (lt) dengan indeks harga yang dibayar nelayan (lb), dimana

fluktuasi kedua indeks ini akan menyebabkan fluktuasi angka NTN.

Selama periode Januari – Juni 2014 capaian NTN cenderung stabil di atas

103, dan mulai mengalami peningkatan yang pada bulan Juli yang mencapai

106,02 atau meningkat sebesar 1,61% dari sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh

naiknya harga ikan di pasaran yang bertepatan dengan bulan puasa dimana

terdapat permintaan akan ikan yang cukup tinggi sehingga yang diterima oleh

nelayan juga relatif mengalami kenaikan yang signifikan. Pada bulan Juli,

komponen pengeluaran (makanan jadi, perumahan, kesehatan, transportasi dan

komunikasi serta inflasi umum) juga mengalami peningkatan dikarenakan

perayaan Hari Raya Idul Fitri, namun besarnya peningkatan komponen

pengeluaran tersebut masih jauh dibawah peningkatan harga yang diterima

nelayan. Selain itu, komponen indeks yang diterima nelayan juga dipengaruhi

oleh musim penangkapan yang rata-rata cukup baik di seluruh Indonesia pada

periode tersebut.

Page 36: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

22

Periode bulan Juli – Oktober 2014, kencenderungan capaian NTN terus

meningkat pada kisaran 106 namun pada bulan November NTN mengalami

penurunan yang drastis menjadi 104,26 atau sebesar 2,25% yang disebabkan

oleh kenaikan komponen pengeluaran sebesar 2,46% sedangkan harga yang

diterima nelayan hanya naik sebesar 0,15%. Kenaikan komponen pengeluaran

disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi dan terbatasnya kuota BBM

untuk nelayan. Penurunan angka NTN juga terjadi pada bulan Desember 2014

yang disebabkan oleh kondisi yang sama pada bulan November. Secara rata- rata,

kenaikan indeks harga yang dibayarkan nelayan yakni 0,85% melebihi kenaikan

indeks harga yang diterima nelayan sebesar 0,79%, yang berdampak pada rata –

rata kenaikan NTN tidak cukup besar.

Berdasarkan standar kesejahteraan nelayan adalah di atas 100, maka

terdapat 24 provinsi yang capaian NTN nya di atas 100 dan sebanyak 9 provinsi

yang capaian NTN nya pada kisaran 96,6 – 99,9, yaitu Provinsi Aceh, Riau, Jambi,

Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi

Utara dan Papua.

Tabel 3.3

Capaian IKU 1 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Nilai Tukar Nelayan 106,24 105,37 102,66 104,63

(Sumber: Ditjen Perikanan Tangkap, KKP, 2014)

Berdasarkan data pada Tabel 3.3 di atas, terlihat bahwa secara nasional

capaian NTN tahun 2014 melebihi capaian tahun 2013, namun apabila dilihat

dari indeks harga yang diterima dan yang dibayarkan oleh nelayan maka terjadi

penurunan di tahun 2014. Namun demikian penurunan kedua indeks tersebut

secara bersamaan dengan besaran yang hampir sama sehingga NTN Nasional

tahun 2014 tetap melebihi angka 100 yang merupakan batas kesejahteraan. NTN

Tahun 2014 juga melebih capaian Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) yang

hanya sebesar 99,25 pada akhir tahun 2014. Hal ini disebabkan harga yang

diterima oleh pembudidaya ikan lebih kecil dibandingkan yang diterima nelayan.

Page 37: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

23

IKU 2 Nilai tukar pembudidaya ikan

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga

yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh

pembudidaya ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli

pembudidaya ikan, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara relatif dan merupakan

ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi

kebutuhan subsistennya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula

tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya. Cara untuk mengukur capaian NTPi

menggunakan formula sebagai berikut:

Rata-rata NTPi dari Januari – Desember 2014 sebesar 101,36, bila

dibandingkan dengan tahun 2013 NTPi menurun sebanyak 3,34 dan masih

99,37% dibandingkan dengan target 102 tahun 2014. Hal serupa juga terjadi pada

NTPi pada tahun 2010-2014 yang mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar

105,55 menjadi 101,36 pada tahun 2014 (tabel 4). Hal ini dikarenakan pada

tahun 2010 hingga Oktober 2013 penghitungan NTPi masih bergabung dengan

NTN yang dihitung dengan tahun dasar 2007. Namun sejak Oktober 2013, NTPi

dihitung dengan menggunakan perhitungan tahun dasar 2012 dengan

menyesuaikan perubahan pola produksi dan perubahan pola konsumsi rumah

tangga. Pada penghitungan dengan tahun dasar 2012 cakupan jumlah komoditas

dan lokasi perhitungan juga mengalami penambahan menjadi 33 provinsi. Dengan

asumsi volume produksi sama, maka nilai NTPi >100 menunjukkan kesejahteraan

nelayan/pembudidaya meningkat.

IKU 2 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Indeks harga yang diterima pembudidaya ikan (It)

Indeks harga yang dibayarkan pembudidaya ikan (Ib)

It

Ib

Page 38: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

24

Tabel 3.4

Capaian IKU 2 pada 2011 – 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Nilai Tukar Pembudidaya Ikan 106,26 105,37 104,7 101,36

(sumber: Ditjen Perikanan Budidaya KKP)

NTPi selama Januari hingga Desember fluktuatif sebagaimana pada gambar

dibawah. Secara keseluruhan indeks harga yang diterima oleh pembudidaya

mengalami peningkatan setiap bulannya, namun demikian kenaikannya lebih

kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang harus dibayarkan oleh

pembudidaya. Hal ini kemungkinan dikarenakan inflasi harga-harga kebutuhan

bahan pokok sebagai akibat dari adanya kenaikan harga BBM pada bulan

November 2014 serta dampak dari melemahnya kurs rupiah terhadap dollar

Amerika, yang menyebabkan harga bahan baku pakan ikan ikut melonjak dan

berakibat pada semakin tingginya biaya produksi. Sementara itu harga ikan hasil

budidaya tidak mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena

ketersediaan ikan laut yang cukup banyak sebagai akibat dari moratorium ijin

kapal penangkap ikan yang juga berfungsi sebagai kapal pengangkut ikan

termasuk ikan hasil budidaya.

Selanjutnya, NTPi untuk periode 2015-2019 masih menjadi tolok ukur dalam

penilaian kinerja pembangunan perikanan budidaya, dengan target ditahun 2015

sebesar 102, yang berarti bahwa masih diperlukan kerja keras dalam pencapaian

IKU ini mengingat capaian sementara tahun 2014 masih sebesar 99,37% dari

target 2015.

Grafik 3.1

Perkembangan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Tahun 2014

Gambar 1. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun 2014

Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Agts Sept Okt Nov Des

NTPi 101.6 101.6 101.5 101.7 101.9 101.3 101.8 101.7 101.6 101.4 100.4 99.25

97.5

98

98.5

99

99.5

100

100.5

101

101.5

102

102.5

NTPi

Page 39: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

25

Secara umum, beberapa kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah

biaya produksi perikanan budidaya, terutama untuk pakan masih cukup tinggi

yaitu mencapai 60-70% dari biaya produksi selain itu naiknya harga kebutuhan

pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan kontribusi yang

cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya

untuk peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta

berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui

perekayasaan teknologi.

IKU 3 Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan)

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan

maupun natura sebagai hasil penjualan pengolah dan pemasar setelah dikurangi

biaya-biaya produksi. Selain itu, pendapatan juga dapat digunakan untuk

mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat secara relatif dan merupakan

ukuran kemampuan keluarga pengolah dan pemasar hasil perikanan untuk

memenuhi kebutuhannya. Target rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar

tahun 2014 adalah Rp 2 juta per KK/bulan. Untuk mengukur IKU 3

menggunakan formula di bawah ini:

Capaian rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar dihitung dari

pendapatan penerima program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP-

P2HP) tahun sebelumnya sebagai dampak dari sasaran program penerima

bantuan PUMP. Dari sampel kelompok pada 100 kab/kota di 29 provinsi

penerima PUMP P2HP tahun sebelumnya, diperoleh hasil hitungan rata-rata

pendapatan pengolah dan pemasar (KK/Bulan) sebesar Rp2.560.170, atau setara

dengan pencapaian 120% dari target. Rata-rata pendapatan pengolah dan

IKU 3 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Rata-rata pendapatan pengolah & pemasar (KK/bulan)

Total uang yang didapat seluruh kepala keluarga dalam satu bulan (A)

Jumlah kepala keluarga (B)

A

B

Page 40: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

26

pemasar ini relatif meningkat 1,07% apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, yakni Rp 2.297.705.

Tabel 3.5

Capaian IKU 3 pada 2013-2014

Indikator Kinerja Utama Tahun Pertumbuhan

(%) 2013 2014

Rata-rata Pendapatan Pengolah dan Pemasar (KK/Bulan) (Rp Juta)

2,30 2,56 11,42

(sumber: Ditjen P2HP KKP)

Program PUMP-P2HP dalam bentuk bantuan langsung masyarakat yang

dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan kelompok untuk pengembangan

usahanya, berkontribusi dalam peningkatan pendapatan pengolah dan pemasar di

atas upah rata-rata minimum DKI Jakarta tahun 2014 sebesar Rp 2.441.301,- per

KK/bulan.

IKU 4 Pertumbuhan PDB perikanan

PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa

perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Adapun

angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan

membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2014

dengan tahun 2013. Untuk mengukur PDB maka digunakan formula sebagai

berikut:

Pertumbuhan PDB perikanan tahun 2014 ditargetkan mencapai 7%.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan PDB perikanan

berdasarkan harga konstan tahun 2000 dalam kurun waktu setahun terakhir

IKU 4 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Pertumbuhan PDB Perikanan (%)

Pengeluaran rumah tangga (C)

Pengeluaran pemerintah (G)

Pengeluaran investasi (I)

Nilai Ekspor (E)

Nilai Impor (I)

Prosentase

C + G + I + (E – I) * 100%

Page 41: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

27

sebesar 6,34%, atau tercapai 90,57% dari target yang telah ditetapkan. Angka

pertumbuhan PDB perikanan ini merupakan capaian s/d triwulan III tahun 2014,

sehingga sifatnya masih sementara, sambil menunggu angka capaian

pertumbuhan PDB perikanan s/d triwulan IV tahun 2014.

Tabel 3.6

Capaian IKU 4 pada 2010-2014

Indikator Kinerja Utama

Tahun Pertumbuhan (%) 2010-2014 2010 2011 2012 2013 2014*

Pertumbuhan PDB Perikanan (%)

6,04 6,96 6,49 6,86 6,34 1,64

Keterangan: *) s/d Triwulan III

Apabila ditelaah selama kurun waktu 2010-2014, maka pertumbuhan PDB

perikanan meningkat rata-rata sebesar 1,64% per tahun. Dalam empat tahun

terakhir PDB perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan sektor pertanian

secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa perikanan memegang peranan

strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian secara

umum, maupun pada PDB nasional.

Tabel 3.7

PDB Perikanan, 2010-2014 (Rp Miliar)

Sumber: Badan Pusat Statistik

TW I TW II TW III

Kelompok Pertanian 985.470,5 1.091.447,1 1.193.452,9 1.311.037,3 361.004,70 368.745,50 398.427,20

a. Tanaman Bahan Makanan 482.377,1 529.967,8 574.916,3 621.832,7 190.716,90 171.326,90 187.493,70

b. Tanaman Perkebunan 136.048,5 153.709,3 162.542,6 175.248,4 36.080,30 55.068,80 61.855,10

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 119.371,7 129.297,7 145.720,0 165.162,9 43.263,80 44.214,80 47.116,70

d. Kehutanan 48.289,8 51.781,3 54.906,5 56.994,2 13.207,80 15.872,60 15.082,80

e.   P e r i k a n a n 199.383,40 226.691,00 255.367,50 291.799,10 77.735,90 82.262,40 86.878,90

Produk Domestik Bruto (PDB) 6.446.851,9 7.419.187,1 8.229.439,4 9.083.972,2 2404227,9 2.483.840,5 2.619.869,7

PDB Tanpa Migas 5.941.951,9 6.795.885,6 7.588.322,5 8.416.039,5 2220590,7 2.304.397,1 2.438.808,8

Persentase PDB Perikanan

Persentase terhadap kelompok pertanian 20,23 20,77 21,40 22,26 21,53 22,31 21,81

Persentase terhadap PDB 3,09 3,06 3,10 3,21 3,23 3,31 3,32

Persentase terhadap PDB tanpa Migas 3,36 3,34 3,37 3,47 3,50 3,57 3,56

Kelompok Pertanian 304.777,1 315.036,8 328.279,7 339.890,2 88.583,40 91.057,90 97.193,40

a. Tanaman Bahan Makanan 151 500,7 154 153,9 158 910,1 161 969,5 47.403,20 42.705,70 46.061,20

b. Tanaman Perkebunan 47 150,6 49 260,4 52 325,4 54 903,0 10.686,50 16.209,50 18.535,30

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 38 214,4 40 040,3 41 918,6 43 914,0 11.064,10 11.265,80 11.637,90

d. Kehutanan 17 249,6 17 395,5 17 423,0 17 442,5 3.843,80 4.595,70 4.326,20

e.   P e r i k a n a n 50.661,80 54.186,70 57.702,60 61.661,20 15.585,80 16.281,20 16.632,80

Produk Domestik Bruto (PDB) 2.314.458,8 2.464.566,1 2.618.938,4 2.770.345,1 706.533,00 724.133,30 745.576,60

PDB Tanpa Migas 2.171.113,5 2.322.653,1 2.481.796,7 2.636.976,0 673.807,20 691.606,70 712.620,90

Pertumbuhan PDB

Perikanan 6,04 6,96 6,49 6,86 6,89 6,25 6,34

Kelompok pertanian 3,01 3,37 4,20 3,54 3,16 3,43 3,74

Produk Domestik Bruto (PDB) 6,22 6,49 6,26 5,78 5,2 5,12 5,01

PDB Tanpa Migas 6,60 6,98 6,85 6,25 5,56 5,49 5,32

Berd

asar

harg

a k

on

stan T

ahun

2000

Berd

asar

harg

a b

erl

aku

2014***)Lapangan Usaha2010 2011 2012*) 2013**)

Tahun

Page 42: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

28

ANALISIS CAPAIAN KINERJA PADA PRESPEKTIF CUSTOMER

SS2. Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan

Dalam rangka mendukung peningkatan kesejahteraan masyakarat

kelautan dan perikanan dalam ketahanan pangan (food security)

nasional, maka ketersediaan produk kelautan dan perikanan

menjadi bagian penting yang harus dipenuhi. Ketersediaan ini

tentunya tidak hanya mempertimbangkan dari sisi volume produksi

saja, namun juga perlu ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk

dan keamanan pangan (food safety), sehingga mempunyai daya

saing. Dalam pencapaian sasaran strategis ini, BKIPM

mengidentifikasi dua indikator kinerja utama yang merupakan

indikator kementerian yang diadopsi langsung. IKU pada SS2 ini

adalah jumlah produksi perikanan budidaya dan Jumlah produk

olahan hasil perikanan, sebagai berikut.

IKU 5 Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton)

IKU ini bertujuan untuk mengukur jumlah produksi perikanan budidaya

selama tahun 2014, sedangkan untuk mengukur IKU ini digunakan formula

sebagai berikut:

Capaian sementara Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan IV

tahun 2014 yaitu sebesar 14.521.349 ton atau (107,97%) dari target sebesar

13.449.206 ton dengan capaian nilai produksi sebesar Rp109,784 miliar atau

capaian (90,17%) dari target sebesar Rp121,758 miliar. Belum tercapainya target

nilai produksi perikanan budidaya disebabkan karena angka produksi udang yang

belum mencapai target, mengingat nilai produksi udang memberikan pengaruh

yang cukup signifikan terhadap total nilai produksi perikanan budidaya.

IKU 5 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah produksi perikanan budidaya (Jt Ton)

Realisasi jumlah produksi perikanan budidaya di daerah (provinsi/kab/kota) (A)

��

Page 43: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

29

Disamping itu, harga beberapa komoditas ikan menurun, diantaranya adalah

kakap dari Rp43.500/kg menjadi Rp30.000/kg. Angka produksi dan nilai

produksi tersebut terbagi dalam produksi budidaya air tawar, payau dan laut

sebagaimana terinci pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8

Capaian IKU 5 pada 2011-2014

Indikator

2011 2012 2013 2014* %

Kenaikan rata-rata Target Capaian Target Capaian Target Capaian Target Capaian* %

Vol. perikanan budidaya (ton)

6.847.500 7.928.963 9.415.700 9.675.532 11.632.122 13.300.906 13.449.206 14.521.349 107,97 23,74

budidaya air tawar

1.821.820 1.586.261 2.479.210 1.982.161 3.354.668 2.576.964 2.901.806 2.751.108 94,81 22,23

budidaya air payau

1.063.700 933.161 1.263.750 1.001.032 1.440.781 2.344.671 2.470.850 2.392.159 96,82 37,09

budidaya laut 3.961.980 5.409.541 5.672.740 6.692.339 6.836.673 8.379.271 8.076.550 9.378.082 116,11 22,87

Ket: *) Angka sementara (Ditjen Perikanan Budidaya)

Selama kurun waktu 2010-2014, produksi perikanan budidaya

memperlihatkan trend yang positif yaitu mengalami peningkatan dengan rata-rata

per tahun mencapai 23,74% (tabel 14). Angka tersebut juga diikuti oleh kinerja

positif peningkatan nilai produksi perikanan budidaya dalam kurun waktu yang

sama dengan rata-rata kenaikan per tahun sebesar 16,12%.

Produksi sementara perikanan budidaya tahun 2014 masih didominasi oleh

komoditas rumput laut sebesar 10.234.357 ton atau 70,47% dari total produksi,

ikan sebesar 3.694.773 ton atau 25,44% dari total produksi, dan udang sebesar

592.219 ton atau 4,07% dari total produksi (tabel 13). Capaian produksi tahun

2014 meningkat 9,17% dari tahun sebelumnya. Capaian produksi tersebut

didukung oleh ketersediaan benih, dengan produksi benih s/d triwulan IV tahun

2014 telah melebihi target yaitu sebesar 88 milyar ekor (122,56%), terutama

untuk komoditas ikan air tawar (tabel 16). Capaian benur udang, benih kerapu

dan kakap (data sementara) yang masih di bawah target dimungkinkan menjadi

salah satu faktor belum tercapainya produksi ikan untuk komoditas tersebut. Hal

ini dikarenakan biaya pakan yang cukup tinggi pada komoditas diatas sehingga

menyebabkan berkurangnya minat para pembenih untuk melakukan pembenihan

kakap, kerapu dan udang serta berkurangnya produktivitas induk.

Page 44: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

30

IKU 6 Jumlah produk olahan hasil perikanan

Jumlah produk olahan hasil perikanan tahun 2014 ditargetkan mencapai

5,2 juta ton. Untuk mengukur IKU 6 digunakan formula sebagai berikut:

Perhitungan volume produk olahan UPI skala UMKM dilakukan melalui

metoda sampling atau quick count, dengan formulasi perhitungan adalah sebagai

berikut:

Keterangan: VP : volume produk per tahun (kg) F : frekuensi produksi (siklus) per tahun Ps : volume produk per siklus (kg) UPI : jumlah unit dari UPI per pengelompokkan

Sedangkan perhitungan volume produk olahan UPI skala besar dilakukan

dengan menggunakan metode sampling peluang dan sampling purposif.

Berdasarkan metode sampling tersebut, pengambilan data dilakukan di UPI dan

selanjutnya data tersebut disinergikan dengan volume ekspor produk perikanan

dengan formulasi sebagai berikut:

Keterangan : Ќ : Kapasitas rata-rata n : Jumlah UPI Besar α : proporsi produk modern yang diekspor Ū : Utilitas rata-rata E : Data produk ekspor

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh data bahwa

jumlah produk olahan hasil perikanan tahun 2014 adalah sebesar 5.213.079 ton,

yang terdiri dari jumlah produksi olahan UPI skala UMKM sebesar 3.613.079 ton

dan jumlah produksi olahan UPI skala besar 1.600.000 ton. Dengan demikian,

jumlah produk olahan hasil perikanan dalam kurun waktu setahun terakhir

meningkat sebesar 1,07%, yakni 5,16 juta ton pada tahun 2013 menjadi 5,21 juta

ton pada tahun 2014, atau tercapai 100,25% dari target yang telah ditetapkan.

IKU 6 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah produk olahan hasil perikanan (Jt Ton)

Volume produksi olahan UPI besar (A)

Volume produksi olahan skala mikro/UKM (B)

VP = Ps * F * UPI

V = n Ū Ќ + (1 – α) E

A + B

Page 45: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

31

Tabel 3.9

Capaian IKU 6 pada 2011-2014

Indikator Kinerja Utama Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah produk olahan hasil perikanan (juta ton)

4,58 4,83 5,24 5,21

Peningkatan jumlah produk olahan hasil perikanan didukung dengan

pelaksanaan kegiatan fasilitasi pengembangan industri pengolahan hasil

perikanan, diantaranya melalui: fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan dan

sistem rantai dingin yang diberikan kepada para pengolah sehingga meningkatkan

kapasitas produksi usahanya dan bimbingan teknis pengolahan maupun tata cara

pengolahan yang baik kepada para pengolah yang akan berdampak pada

meningkatnya ragam, nilai tambah dan mutu produk perikanan yang dihasilkan.

Meskipun meningkat, dalam pencapaian jumlah produk olahan ditemui

beberapa permasalahan, antara lain:

1. Ketersediaan bahan baku yang tidak dapat diperkirakan. Bahan baku

tersebut dipengaruhi oleh cuaca, musim, sumber daya ikan dan impor bahan

baku ikan;

2. Penerapan jaminan mutu di UPI masih belum optimal, utamanya di UPI

skala UMKM;

3. Sarana dan prasarana pengolahan masih terbatas, khususnya di UPI skala

UMKM;

4. Kegiatan yang ideal untuk melakukan perhitungan volume produk olahan

hasil perikanan adalah dengan melakukan sensus di 33 Provinsi dan

Kabupaten/Kota yang memiliki potensi perikanan, namun terkendala

dengan sumber daya yang tersedia.

Rencana dan tidak lanjut yang akan dilakukan untuk menjawab

permasalahan tersebut, yaitu:

- merealisasikan sistem logistik ikan nasional (SLIN) secepatnya dan

mengendalikan impor dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku

industri pengolahan ikan skala besar;

- Melakukan pembinaan terhadap UPI skala UMKM dan besar, terutama

dalam hal penerapan sanitasi;

Page 46: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

32

- Mengembangkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana pengolahan;

- Untuk memperoleh rentang data yang luas, kegiatan perhitungan volume

produksi olahan skala UMKM dilaksanakan di 33 Provinsi yang tersebar di 3

bagian wilayah Indonesia (Barat, Tengah dan Timur) dengan tetap

menerapkan metode sampling.

SS3. Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem

jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan

Sasaran strategis ini merupakan salah satu dari tujuan program

BKIPM dalam rangka melindungi kelestarian sumber daya hayati

perikanan dan kelautan dari Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK)

serta menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan nasional

dengan indikator meningkatnya persentase media pembawa yang

memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi

kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area, menurunnya jumlah

kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, dan

meningkatnya jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu

(sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP) di Unit

Pengolahan Ikan (UPI) sebagai persyaratan ekspor.

IKU 7 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area

IKU 7 bertujuan untuk mengukur prosentase sertifikasi kesehatan ikan

dan/atau benda lain yang dilalu lintas media pembawa dari luar negeri ke dalam

negeri, dari dalam negeri ke luar negeri, antar daerah dalam satu pulau, atau

pulau, atau kelompok pulau yang dapat membawa hama dan penyakit ikan

karantina sesuai ketentuan yang berlaku. IKU ini sepenuhnya dilaksanakan di

UPT KIPM kecuali BUSKIPM.

Untuk mengukur IKU 7 ini digunakan formula dengan membandingkan

jumlah sertifikat kesehatan karantina ikan (KID-1, KID-2, KID-3) yang diterbitkan

dengan jumlah permohonan pemeriksaan karantina (PPK) selama tahun 2014.

Page 47: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

33

PPK meliputi semua media pembawa yang dilalulintaskan melalui ekspor, impor

dan antar area dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Penerbitan sertifikat kesehatan ikan ini harus sesuai standardisasi terhadap

pelaksanaan tindakan karantina ikan dalam rangka pencegahan hama dan

penyakit ikan. Formula untuk menghitung IKU 7 seperti dibawah ini.

Capaian indikator ini pada tahun 2014 adalah sebesar 99,97% dari target

98% yang ditetapkan, dengan tingkat capaian sebesar 103,25%. Sebagai

perbandingan, pada 2013 capaian kinerja untuk indikator ini adalah sebesar

99,12% dari target 96%. Perbandingan capaian tahun 2011 – 2014 dapat dilihat

pada Tabel 3.10 di bawah ini.

Tabel 3.10

Capaian IKU 7 Tahun 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area

98,45 % 98,48 % 99,12% 99,97%

Pencapaian indikator kinerja ini didukung oleh pencapaian sasaran dan

target indikator kinerja kegiatan pengembangan dan pembinaan karantina ikan,

yang dilaksanakan di unit pelaksana teknis. Kontribusi pembangunan karantina

ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan terhadap pembangunan

kelautan dan perikanan salah satunya diwujudkan dengan pelaksanaan sistem

jaminan kesehatan ikan. Kegiatan tersebut menggambarkan aktifitas pelaksanaan

tugas dan fungsi perkarantinaan ikan yang dimanifestasikan melalui pelayanan

sertifikat kesehatan ikan dan tindakan karantina ikan di UPT KIPM seluruh

Indonesia. Tindakan karantina ikan dan pelayanan sertifikat kesehatan ikan

IKU 7 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan melalui sertifikasi kesehatan ikan ekspor, impor dan antar area

Realisasi jumlah sertifikat kesehatan ikan yang diterbitkan UPT-BKIPM (A)

Jumlah PPK yang diajukan (B)

Persentase

A

B X 100%

Page 48: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

34

dilakukan terhadap media pembawa yang dilalulintaskan secara impor, ekspor

dan domestik.

Grafik 3.2

Perbandingan Capaian dan Target IKU 7 Tahun 2011-2014

Tabel 3.11

Data Lalu Lintas Komoditas Perikanan Tahun 2011-2014

Lalu lintas Tahun

2011 2012 2013 2014

Ekspor Mati (ton) 436.354 233.599 315.938 336.618

Hidup (ribu ekor) 524.676 609.338 743.263 1.664.405

Impor Mati (ton) 305.643 264.303 241.098 195.490

Hidup (ribu ekor) 887 2.393 1.585 2.956

Domestik Masuk Mati (ton) 4.155 38.799 28.996 52.694

Hidup (ribu ekor) 1.782.003 2.205.160 3.569.153 4.090.501

Domestik Keluar Mati (ton) 139.569 157.599 225.644 312.526

Hidup (ribu ekor) 4.444.502 4.977.547 6.714.757 9.024.314

Transit Mati (ton) - 24 1.134 618

Hidup (ribu ekor) - 13 120 561

Total Mati (ton) 923.116 6.943 811.648 897.946

Hidup (ribu ekor) 6.760.051 7.794.437 11.028.757 14.782.737

(Sumber: Statistik website BKIPM)

IKU 8 Jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu

Sistem manajemen adalah suatu pola pengaturan, pengambilan keputusan,

serta perbaikan berkelanjutan yang berkaitan dengan suatu usaha tertentu,

Page 49: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

35

ditinjau dari suatu konteks kepentingan tertentu melalui penilaian kesesuaian.

Penilaian kesesuaian adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menilai

kesesuaian suatu produk, proses, sistem manajemen dan atau komptensi personil

terhadap Standar Nasional Indonesia (SNI) atau pun standar internasional (ISO).

Penerapan Sistem Manajemen Mutu diharapkan dapat mencegah dan mendeteksi

terjadinya kesalahan sehingga dapat mencegah terjadinya kerugian yang lebih

besar. Terkait dengan penerapan sistem manajemen mutu, pada tahun 2014 telah

dilakukan audit internal, audit surveillance, serta Rapat Tinjauan Manajemen di

seluruh unit kerja BKIPM.

IKU ini bertujuan untuk mengukur jumlah laboratorium dan lembaga

inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 17020. Laboratorium

adalah laboratorium kesehatan ikan di lingkungan KKP yang tersebar di seluruh

wilayah Indonesia, sedangkan lembaga inspeksi adalah laboratorium LPPMHP

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi yang menerima pendelegasian wewenang

dari Otoritas Kompeten BKIPM dalam rangka memberikan jaminan kesehatan

ikan, mutu keamanan hasil perikanan. Pendelegasian wewenang kepada LPPMHP

sebagai lembaga inspeksi dan sertifikasi dalam penerbitan sertifkat kesehatan

ditetapkan dalam Keputusan Kepala BKIPM Nomor 115/KEP-BKIPM/2013.

Pendelegasian wewenang tersebut diberikan kepada 31 LPPMHP di 26 propinsi.

Setiap tahun BKIPM melakukan verifikasi ulang terhadap laboratorium dan

lembaga inspeksi dalam penerapan sistem manajemen mutu. Untuk mengukur

IKU ini digunakan formula adalah sebagai berikut:

Sebagai instansi yang memberikan pelayanan publik, BKIPM terus

mengembangkan Sistem Manajemen Mutu yang akan mengintegrasikan semua

fungsi yang ada di BKIPM,. Dengan demikian diharapkan BKIPM mampu

menampilkan kinerja yang lebih baik, efektif, efisien, menghindari duplikasi dan

IKU 8 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah laboratorium dan lembaga inspeksi yang menerapkan sistem manajemen mutu

Jumlah rekomendasi yang diterbitkan Kepala Pusat MM terkait hasil verifikasi terhadap konsistensi laboratorium kesehatan ikan dan lembaga inspeksi (LPPMHP) dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 17020 dan ISO 17025 (A)

ƩA

Page 50: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

36

tumpang tindih, memberikan kepastian pelayanan, yang pada akhirnya

diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Tahun 2014 BKIPM telah memverifikasi dan menerbitkan rekomendasi

terhadap 64 laboratorium dan lembaga inspeksi dari 64 yang ditargetkan, yang

terdiri dari 33 laboratorium UPT KIPM dan 31 lembaga inspeksi (LPPMHP), seperti

disajikan dalam Tabel 3.12 di bawah ini.

Tabel. 3.12

Hasil Verifikasi Sistem Manajemen Mutu Tahun 2011-2014

Tahun

LPPMHP/Lembaga Inspeksi (ISO 17020)

Laboratorium UPT KIPM (ISO 17025)

Target Realisasi Target Realisasi

2011 28 28 6 6

2012 31 31 13 17

2013 31 31 23 28

2014 31 31 33 33

(Sumber : Pusat Manajemen Mutu, BKIPM, 2014)

Laboratorium UPT KIPM tersebut adalah Balai Besar KIPM Jakarta I, Balai

Besar KIPM Makassar, Balai KIPM Kelas I Surabaya I, BUSKIPM, Balai KIPM Kelas

I Denpasar, Balai KIPM Kelas I Balikpapan, Balai KIPM Kelas I Jayapura, Balai

KIPM Kelas I Jakarta II, Balai KIPM Kelas I Surabaya II, Balai KIPM Kelas II

Semarang, Balai KIPM Kelas II Palembang, Balai KIPM Kelas II Samarinda, Balai

KIPM Kelas II Manado, Stasiun KIPM Kelas I Batam, Stasiun KIPM Kelas I

Lampung, Stasiun KIPM Kelas I Entikong, Stasiun KIPM Kelas I Jambi, Stasiun

KIPM Kelas I Padang, Stasiun KIPM Kelas I Palu, Stasiun KIPM Kelas I

Palangkaraya, Stasiun KIPM Kelas I Yogyakarta, Stasiun KIPM Kelas I Aceh,

Stasiun KIPM Kelas I Ambon, Stasiun KIPM Kelas I Pontianak, Stasiun KIPM Kelas

I Kendari, Stasiun KIPM Kelas I Pekanbaru, Stasiun KIPM Kelas II Cirebon,

Stasiun KIPM Kelas II Merauke, Stasiun KIPM Kelas II Tarakan, Stasiun KIPM

Kelas II Merak, Stasiun KIPM Kelas II Tanjung Balai Asahan, Stasiun KIPM Kelas

II Tanjungpinang, dan Stasiun KIPM Kelas II Bima.

Sedangkan 31 lembaga inspeksi dan sertifikasi tersebut adalah LPPMHP

Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Palembang, Lampung, Tangerang, DKI

Jakarta, Cirebon, Pekalongan, Cilacap, Semarang, Surabaya, Banyuwangi,

Page 51: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

37

Denpasar, Mataram, Kupang, Pontianak, Banjarbaru, Tarakan, Samarinda,

Makasar, Kendari, Palu, Gorontalo, Bitung, Ternate, Ambon, Tual, Sorong, dan

Merauke.

IKU 9 Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan (UPI) sebagai persyaratan ekspor

Sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) adalah sertifikat yang

diterbitkan oleh Otoritas Kompeten BKIPM kepada Unit Pengolahan Ikan (UPI)

sebagai pengakuan bahwa UPI tersebut telah menerapkan sistem jaminan mutu

dan keamanan hasil perikanan. Untuk mengukur IKU 9 digunakan formula

sebagai berikut:

Pada tahun 2014 realisasi jumlah sertifikat HACCP yang diterbitkan adalah

sebanyak 1.556 sertifikat dari target IKU sebanyak 1.125 sertifikat. Pencapaian

target kinerja ini melebihi 100% dikarenakan adanya penambahan UPI baru,

adanya penambahan ragam produk dan ruang lingkup jenis produk yang

diproduksi.

Tabel 3.13

Capaian IKU 9 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor

1.133 1.145 1.219 1.556

(Sumber: Pusat Sertifikasi Mutu, BKIPM, 2014)

IKU 9 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor

Realisasi jumlah sertifikat HACCP untuk setiap UPI yang diterbitkan Kepala BKIPM (A)

ƩA

Page 52: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

38

Faktor penyebab banyaknya kenaikan jumlah sertifikat HACCP tahun 2011-

2014 ini disebabkan karena UPI yang terdaftar mempunyai keinginan untuk

memenuhi persyaratan ekspor negara mitra, kegiatan inspeksi dan verifikasi yang

terjadwal, dan adanya usaha dalam peningkatan layanan sertifikasi HACCP yang

lebih efisian dan efektif.

Grafik 3.3

Target dan Capaian IKU 9 Tahun 2011-2014

IKU 10 Jumlah sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik (CKIB)

Cara karantina ikan yang baik (CKIB) adalah metode pelaksanaan proses

produksi ikan dengan menerapkan standar In-Line Inspection dalam lingkungan

budidaya yang terkontrol, dengan teknologi yang memenuhi persyaratan bio-

sekuriti dan tertelusur. Sertifikat Cara Karantina Ikan yang Baik adalah Sertifikat

yang dikeluarkan oleh BKIPM yang menyatakan bahwa unit pembenihan,

pembesaran dan penampungan/pengumpul ikan (UUPI) telah melaksanakan

prinsip-prinsip cara karantina ikan yang baik.

Tindakan karantina secara terintegrasi berbasis in line inspection, dilakukan

melalui penerapan standar kesehatan ikan mulai dari negara/area asal, tindakan

karantina ikan di tempat pemasukan/pengeluaran, dan penerapan prinsip

biosecurity dalam pengelolaan media pembawa, serta pemantauan HPIK dan/atau

HPI tertentu secara periodik di area/tempat tujuan. Semua tahapan kegiatan

tersebut dilakukan pencatatan secara baik, dan didokumentasikan, untuk

memudahkan penelusuran status kesehatan ikan yang ada di unit usaha tersebut

Page 53: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

39

In line inspection adalah rangkaian kegiatan pemeriksaan kesehatan Ikan

yang dilakukan secara periodik, dan berkelanjutan terhadap populasi ikan, dalam

rangka pengendalian HPIK/HPI tertentu, sehingga aman untuk dilalulintaskan.

Penerapan ILI dimulai pada tahun 2013. Untuk mengkur IKU 10 menggunakan

formula adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2014, realisasi jumlah sertifikat CKIB yang diterbitkan adalah

sebanyak 12 sertifikat untuk Unit Usaha Pembudidaya Ikan (UUPI) yang telah

memenuhi persyaratan. Jumlah tersebut melampaui target IKU yang telah

ditetapkan seperti terlihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14

Capaian IKU 10 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB)

- - 5 12

(Sumber: Pusat Karantina Ikan, BKIPM, 2014) Ket.: IKU 10 baru dilakukan pengukuran pada tahun 2013

Pembinaaan dalam rangka penerapan CKIB dan usaha peningkatan

kesadaran pengelola UUPI merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan

IKU ini dan BKIPM akan terus melakukan pembinaan kepada pengelola UUPI

melalui kegiatan apresiasi, monitoring dan inspeksi penerapan CKIB. Pada tabel

3.15 disajikan UUPI yang telah disertifikasi CKIB selama tahun 2014. UUPI yang

telah mendapatkan sertifikat CKIB memiliki keuntungan karena akan akan

diregistrasi ke negara tujuan ekspor, sebagai pengakuan bahwa UUPI tersebut

dapat dikatagorikan eksportir yang memenuhi persyaratan Otoritas Kompeten

negara tujuan ekspor. Disamping itu, eksportir yang telah mendapatkan sertifikat

CKIB mendapatkan pelayanan inklusif dalam proses pelayanan penerbitan

sertifikat kesehatan ikan di UPT KIPM.

IKU 10 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB)

Realisasi jumlah sertifikat CKIB untuk UUPI yang ditetapkan Kepala BKIPM (A)

ƩA

Page 54: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

40

Tabel 3.15

UUPI Bersertifikat CKIB Tahun 2014

No Perusahaan Nomor SCKIB

1 PT. Bibit Unggul, Mataram 63/BKIPM/V/2014

2 PT. Central Pertiwi Bahari, Situbondo 143/BKIPM/V/2014

3 UD. Bali Sukses Mandiri, Bali 226/BKIPM/V/2015

4 CV. Musi Jaya, Bali 227/BKIPM/V/2014

5 CV. Aquazone Indonesia, Bandung 317/BKIPM/VII/2014

6 UD. Halim Fishery, Medan 315/BKIPM/VII/2014

7 UD. Inti Aquarium, Medan 319/BKIPM/VII/2014

8 PT. Prima Larvae, Lampung 318/BKIPM/VII/2014

9 PT. Syaqua Indonesia, Lampung 316/BKIPM/VII/2014

10 CV. Prima Aquatics Indonesia 546/BKIPM/XII/2014

11 CV. Sari Agung 547/BKIPM/XII/2014

12 CV. Aquamarindo 548/BKIPM/XII/2014

CAPAIAN KINERJA PADA PRESPEKTIF INTERNAL PROCESS

SS4. Tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan

Tersedianya kebijakan perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu

dan keamanan hasil perikanan bertujuan untuk perkuatan dan

melengkapi ketentuan peraturan perundangan/kebijakan di bidang

perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil

perikanan dan sistem manajemen mutu yang berlaku melalui

penyusunan rancangan atau draf peraturan/keputusan Menteri atau

peraturan/keputusan Kepala BKIPM.

IKU 11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

Terdapat dua katagori kebijakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu

dan keamanan hasil perikanan, dan sistem manajemen mutu yang pertama di

Page 55: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

41

dalam indikator kinerja ini, yang pertama peraturan/keputusan menteri, indikator

ini tercapai apabila draft peraturan/keputusan tersebut dilakukan pembahasan di

tingkat Sekretariat BKIPM dan telah disampaikan kepada Sekretariat

Jenderal/Biro Hukum KKP melalui Nota Dinas Kepala BKIPM, dan yang kedua

adalah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala BKIPM yang berlaku untuk

internal maupun eksternal BKIPM seperti petunjuk pelaksanaan/teknis dari

peraturan/keputusan menteri atau pedoman, SOP. Untuk mengukur IKU ini

adalah dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Realiasasi IKU 10 untuk jumlah draft peraturan perundang-undangan

selama tahun 2014 telah disusun 4 (empat) draft dari target 5 draft, dengan

prosentase capaian sebesar 80%. Data tersebut disajikan pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16

Capaian IKU 11 pada 2011-2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

5 6 6 4

(Sumber: Bagian Kepegawaian, Hukum dan Organisasi, Set. BKIPM, 2014)

Keempat draft yang telah disusun tersebut adalah:

1. Rancangan Peraturan Menteri tentang Perubahan Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.11/MEN/2011 tentang Instalasi

Karantina Ikan;

2. Rancangan Perubahan Atas Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor KEP.53/MEN/2010 tentang Penetapan Tempat-Tempat Pemasukan

dan/atau Pengeluaran Media Pembawa HPIK;

IKU 10 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah draft peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

Jumlah draft peraturan/keputusan menteri yang telah dibahas di tingkat Set. BKIPM dan telah disampaikan ke Kepala Biro Hukum (A)

ƩA

Page 56: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

42

3. Rancangan Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan

Kemanan Hasil Perikanan; dan

4. Rancangan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Penerapan

Ketelusuran (Traceability) Pada Hasil Perikanan;

Dari keempat draft tersebut, terdapat 2 (dua) draft yang telah ditetapkan

oleh Menteri, yaitu:

1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 33/PERMEN-KP/2014

tentang Instalasi Karantina ikan; dan

2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.56/MEN/2014

tentang Penetapan Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa

HPIK.

Ketidaktercapaian target IKU 10 ini dikarenakan draft Peraturan Menteri

tentang Tindakan Karantina Terhadap Pemasukan atau Pengeluaran Media

Pembawa yang Tergolong Benda Lain Berupa Bahan Patogenik, dan draft

Keputusan Menteri tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Kelautan dan

Perikanan Nomor 26/KEPMEN-KP/2013 tentang Jenis-Jenis HPIK, Media

Pembawa dan Sebarannya, penyelesaian pembahasan draft di Sekretariat BKIPM

selesai pada akhir Desember 2014, sehingga usulan rancangan tersebut belum

dapat disampaikan ke Biro Hukum, Sekretariat Jenderal KKP.

IKU 12 Jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

Sesuai dengan manual IKU 10 kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu

dan keamanan hasil perikanan adalah petunjuk pelaksanan/teknis penerapan

peraturan perundang-undangan, pedoman atau standar operating prosedur (SOP),

baik dalam bentuk peraturan atau keputusan yang ditetapkan oleh Kepala

BKIPM. Untuk mengukur IKU jumlah kebijakan perkarantinaan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan yang dihasilkan BKIPM adalah dengan menjumlah

realisasi kebijakan yang ditetapkan, formula untuk mengukur IKU ini adalah

sebagai berikut:

Page 57: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

43

Realisasi IKU 11 yang telah ditetapkan Kepala BKIPM selama tahun 2014

adalah sebanyak 25 kebijakan dari target IKU sebanyak 4. Data capaian disajikan

pada Tabel 3.17. Capaian IKU ini sangat signifikan melebihi target dikarenakan

tuntutan kebijakan yang harus diselesaikan akibat kebutuhan penyelarasan

akibat terbitnya peraturan yang lebih tinggi yang terkait dengan bidang

perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, dan

kebijakan dalam peningkatan standar pelayanan KIPM, disamping factor

penyelesaian pembahasan serta penetapannya sesuai rencana dan tepat waktu.

Tabel 3.17

Capaian IKU 12 Tahun 2013 dan 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

7 25

(Sumber: Bagian Kepegawaian, Hukum dan Organisasi, Set. BKIPM, 2014)

Keduapuluhlima kebijakan yang telah ditetapkan tersebut, adalah:

1. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 13/KEP-BKIPM/2014 tentang Komisi

Approval Sertifikasi HACCP;

2. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 14/KEP-BKIPM/2014 tentang Penetapan

Inspektur Mutu Hasil Perikanan;

3. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 62/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan Dokumen Mutu Cara Karantina Ikan yang Baik;

4. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 95/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Sertifikasi Kesehatan Hasil Perikanan;

5. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 134/KEP-BKIPM/2014 tentang

Penunjukan Pengawas Perikanan;

6. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 159/KEP-BKIPM/2014 tentang

Penunjukan Pejabat Penandatangan Dokumen Tindakan Karantina Ikan;

IKU 11 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah kebijakan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

Jumlah peraturan/keputusan yang telah ditetapkan Kepala BKIPM (A)

ƩA

Page 58: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

44

7. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 210/KEP-BKIPM/2014 tentang Struktur

Organisasi Dan Uraian Tugas Intalasi Karantina Ikan,Pengendalian Mutu

Dan Keamanan Hasil Perikanan;

8. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 217/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Sarana dan Prasarana Laboratorium Pengujian HPIK/ HPI tertentu;

9. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 218/KEP-BKIPM/2014 tentang Standar

Operasional Prosedur (SOP) Tata Laksana Laboratorium Karantina Ikan;

10. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 219/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Inspeksi Penerapan Cara Karantina Ikan yang Baik di UUPI;

11. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 227/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Penilaian Unit Usaha Pembenihan Ikan dalam Rangka Cara Karantina

Ikan yang Baik;

12. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 239/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Cara Karantina Ikan yang Baik;

13. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 255/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Analisis Risiko Spesies Invasif;

14. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 256/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Inspeksi Sistem Perkarantinaan Ikan ke Negara Asal;

15. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 297/KEP-BKIPM/2014 tentang Bentuk,

Format, Tata Cara Penggunaan Segel dan Tanda Pengaman Karantina Ikan;

16. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 311/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Pengamatan Penyakit Infeksi dan Non Infeksi pada Crustacea;

17. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 319/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Instalasi Karantina Ikan;

18. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 320/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Penilaian Instalasi Karantina Ikan;

19. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 346/KEP-BKIPM/2014 tentang

Pendelegasian Kewenangan Penetapan Instalasi Dan Cara Karantina Ikan

Yang Baik.

20. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 363/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Analisis Risiko Impor Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan;

Page 59: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

45

21. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 367/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Surveilan Hama dan Penyakit Ikan Karantina/ Hama dan Penyakit

Ikan Tertentu di Unit Usaha Pembudidaya Ikan;

22. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 368/KEP-BKIPM/2014 tentang Pedoman

Penerimaan Negara Bukan Pajak Jasa Karantina Ikan;

23. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 369/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Inspeksi Cara Karantina Ikan yang Baik di Unit Usaha

Pembudidayaan Ikan/ Instalasi Karantina Ikan untuk Ikan Mati dan Benda

Lain;

24. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 370/KEP-BKIPM/2014 tentang

Penunjukan Pejabat Penanda Tangan Sertifikat Kesehatan; dan

25. Keputusan Kepala BKIPM Nomor 371/KEP-BKIPM/2014 tentang Petunjuk

Teknis Inspeksi Cara Penanganan Ikan Yang Baik Berdasarkan Konsepsi

HACCP Pada Unit Pengumpul/Suplier.

SS5. Terselengggaranya modernisasi sistem produksi kelautan

dan perikanan, pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan

perikanan yang optimal dan bermutu

Modernisasi sistem produksi kelautan dan perikanan, pengolahan

dan pemasaran produk kelautan dan perikanan yang optimal dan

bermutu sangat terkait dengan tujuan peningkatan daya saing dan

nilai tambah produk perikanan. Salah satu indikator SS5 ini adalah

kasus penolakan ekspor hasil perikanan per Negara mitra yang

bertujuan untuk mengukur jumlah frekuensi terjadinya kasus

penolakan ekspor per Negara mitra berdasarkan notifikasi yang

disampaikan kepada otoritas kompeten Indonesesia, akibat tidak

dipenuhinya sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.

IKU 13 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

Negara mitra adalah negara mitra dagang hasil perikanan yang telah

memiliki Mutual Recognition Arrangement (MRA) dengan Indonesia. Sampai dengan

Page 60: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

46

akhir tahun 2014 terdapat 36 negara yang sudah bermitra dengan Indonesia,

terdiri dari 27 (dua puluh tujuh) negara yang menjadi anggota Uni Eropa, yaitu:

Italia, Spanyol, Perancis, United Kingdom, Belgia, Jerman, Luxembourg,

Netherlands, Denmark, Irlandia, Greece, Portugal, Austria, Finlandia, Swedia,

Cyprus, Estonia, Republik Czech, Hungary, Latvia, Lithuania, Malta, Polandia,

Slovakia, Bulgaria, Rumania dan Slovenia, serta negara lain di luar Uni Eropa,

yaitu: China, Kanada, Vietnam, Rusia dan Korea Selatan. Untuk mengukur IKU

13 ini digunakan formula sebagai berikut:

Berdasarkan notifikasi yang diterima otoritas kompeten jumlah kasus

penolakan ekspor hasil perikanan yang terjadi selama tahun 2014 adalah sebagai

berikut: Jerman 3 kasus yang disebabkan kandungan Histamine pada produk

Sardine Oil; Belgia 1 kasus yang disebabkan merkuri pada produk Frozen Skinless

and Bonless swordfish loins; Italia 1 kasus yang disebabkan merkuri pada produk

Frozen Red Snapper; Perancis 1 kasus yang disebabkan merkuri pada produk

Frozen Blue Shark; Inggris 1 kasus yang disebabkan Salmonella pada produk

Frozen Cooked and Peeled Prawns; Slovenia 1 kasus yang di sebabkan Histamine

pada produk Canned Sardine in Soybean Oil; Spanyol 1 kasus yang di sebabkan

Mercury pada produk Frozen Sword Fish; Kanada 4 kasus, terdiri dari 1 kasus

Histamine pada produk Frozen Tuna Steak dan 2 kasus Net weight

determination/kekurangan berat pada produk Frozen White Shrimp dan 1 kasus

Sulphites pada produk Frozen Tiger Shrimp; Korea Selatan 2 kasus yang

disebabkan Nitrofuran Metabolism pada produk Frozen Serrated swimming crab.

Sedangkan untuk negara mitra lainnya sampai dengan akhir Desember 2014

tidak terjadi penolakan ekspor hasil perikanan. Terhadap seluruh kasus

penolakan tersebut telah dilakukan investigasi dan ditindaklanjuti serta

dilaporkan kepada otoritas kompeten negara mitra. Capaian IKU 13 pada tahun

2011 - 2014 selengkapnya disajikan pada Tabel 3.18 dan Tabel 3.19.

IKU 13 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan berdasarkan notifikasi kepada otoritas kompeten dari negara mitra (A)

ƩA per negara mitra

Page 61: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

47

Tabel 3.18

Capaian IKU 13 pada 2011-2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

≤ 10 ≤ 10 ≤ 10 ≤ 10

Tabel 3.19

Rekapitulasi Kasus Penolakan pada 2011-2014

No Negara mitra Kasus Penolakan

2011 2012 2013 2014

1 China 2 0 0 0

2 Kanada 0 0 5 4

3 Vietnam 0 0 0 0

4 Rusia 6 1 4 0

5 Korea Selatan 1 2 3 2

6 Italia 3 9 1 1

7 Spanyol 1 3 0 1

8 Prancis 2 1 1 1

9 Inggris 0 1 0 1

10 Belgia 0 0 1 1

11 Jerman 0 0 2 3

12 Poland 1 0 0 0

13 Luxembourg 0 0 0 0

14 Belanda 0 0 0 0

15 Denmark 0 0 0 0

16 Irlandia 0 0 0 0

17 Yunani 0 0 0 0

18 Portugal 0 0 0 0

19 Austria 0 0 0 0

20 Finlandia 0 0 0 0

21 Swedia 0 0 0 0

22 Cyprus 0 0 0 0

23 Estonia 0 0 0 0

24 Republik Czech 0 0 0 0

25 Hungaria 0 0 0 0

26 Latvia 0 0 0 0

27 Lithuania 0 0 0 0

28 Malta 0 0 0 0

29 Slovenia 0 0 0 1

Page 62: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

48

30 Slovakia 0 0 0 0

31 Bulgaria 0 0 0 0

32 Romania 0 0 0 0

33 Kroasia 0 0 0 0

34 Norwegia 0 0 0 0

35 Kazakhstan 0 0 0 0

36 Belarus 0 0 0 0

(Sumber: Pusat Sertifikasi Mutu, BKIPM, 2014)

Realisasi IKU ini lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2013,

dimana pada tahun 2014 jumlah penolakan tertinggi sebanyak 5 kasus. Rincian

penolakan yang terjadi pada tahun 2014 sebagai berikut: Italia 1 kasus karena

histamin pada produk frozen tuna; Jerman 2 kasus karena histamin pada produk

canned tuna dan frozen cobia; Prancis 1 kasus karena Merkuri pada produk frozen

sword fish; Spanyol 1 kasus karena poor temperature control pada produk frozen

tuna; Korea 3 kasus karena benzopyrene pada produk dried smoked fish dan

methyl mercury pada produk frozen sword fish; Rusia 4 kasus karena mesophyll

aerobic and optional anaerobic microorganism pada produk frozen oilfish fillet dan

frozen baby octopus, coliform pada produk frozen octopus, dan Listeria pada

produk frozen octopus; Kanada 5 kasus karena decompose pada produk frozen

tuna, frozen kingfish steak skin on, baby clams, mercury, histamin pada produk

frozen tuna.

Penyebab keberhasilan dalam mencapai target adalah penerapan sistem

jaminan mutu dari hulu ke hilir seperti penerapan HACCP, pemberian nomor

registrasi di negara mitra, penerbitan sertifikat kesehatan (HC) dan penanganan

kasus penahanan dan penolakan serta harmonisasi sistem jaminan mutu dengan

negara mitra dapat diterapkan secara konsisten. Keberhasilan juga didukung

dengan adanya pemberian apresiasi berupa kesempatan/peluang ekspor ke

negara mitra dan sanksi terhadap yang terkena kasus berupa pembekuan nomor

registrasi (internal suspend). Sedangkan target ini dapat gagal apabila penerapan

sistem jaminan mutu dari hulu ke hilir tidak diterapkan secara konsisten.

Dalam rangka mendukung pencapai IKU maka di tahun 2014 telah

dilakukan berbagai kegiatan, diantaranya: pendaftaran UPI ke negara mitra

(tujuan ekspor); penanganan Kasus Penolakan/ Penahanan Negara Mitra dan

Negara importir lainya; rapat koordinasi penanganan Kasus Penolakan Hasil

Page 63: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

49

Perikanan; kunjungan ke negara Mitra dalam rangka Harmonisasi sistem jaminan

mutu dan keamanan hasil perikanan; pertemuan dalam rangka Penyusunan Draft

Persyaratan/Ketentuan Negara Mitra; sosialisasi Persyaratan/Ketentuan Negara

Mitra; dan evaluasi UPI yang terdaftar di negara mitra.

IKU 14 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

BKIPM terus berkomitmen untuk memperkuat Sistem Logistik Ikan Nasional

(SLIN) sebagai salah satu upaya untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

Selama ini permasalahan distribusi ikan dari sentra produksi yang terletak di

wilayah timur ke sentra-sentra pasar di wilayah barat belum optimal dan kurang

terpadu. Sedangkan di sisi lain, kontuinitas pasokan sangat diperlukan sebagai

kebutuhan konsumsi dan industri pengolahan perikanan. Oleh karena itu, SLIN

dapat memberikan jaminan terhadap ketersediaan, stabilitas harga, ketahanan

pangan serta mendorong pertumbuhan industri pengolahan dan pertumbuhan

ekonomi masyarakat.

IKU ini diukur dengan melalui prosentase sertifikasi kesehatan ikan

dan/atau benda lain yang dilalu lintas media pembawa dari luar negeri ke dalam

negeri, dari dalam negeri ke luar negeri, antar daerah dalam koridor Sistem

Logistik Nasional (SLIN) yang dapat membawa hama dan penyakit ikan karantina

sesuai ketentuan yang berlaku. Koridor SLIN terdiri dari 4 koridor, yaitu: (1)

Koridor I: Maluku-Surabaya-Jakarta; (2) Koridor II: Sulawesi Tenggara-Surabaya-

Jakarta; (3) Koridor III: Sulawesi Tengah-Surabaya-Jakarta; (4) Koridor IV:

Sumatera-Jakarta.

Untuk mengukur IKU 14 ini digunakan formula dengan membandingkan

jumlah sertifikat kesehatan karantina ikan (KID-1, KID-2, KID-3) yang diterbitkan

dengan jumlah permohonan pemeriksaan karantina (PPK) dalam wilayah koridor

SLIN selama tahun 2014, dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Page 64: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

50

Realisasi capaian IKU 14 ini melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

pada tahun 2014 sebesar 100% dari target 98% yang ditetapkan. Perbandingan

capaian tahun 2013 dan 2014 disajikan pada Tabel 3.20 di bawah ini.

Tabel 3.20

Capaian IKU 14 pada 2013 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

99,43% 100%

IKU 15 Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan

IKU ini bertujuan untuk mengukur prosentase media pembawa yang

memenuhi persyaratan sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil

perikanan melalui sertifikasi terhadap produk impor, hal ini untuk mengantisipasi

terhadap masuk dan menyebarnya HPIK ke dalam wilayah RI, serta

mengendalikan impor hasil perikanan berbasis scientific barrier sesuai ketentuan

peraturan perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan dengan

melakukan inspeksi terhadap produk perikanan impor yang akan didistribusikan

ke UPI maupun pasar domestik.

Untuk mengukur IKU 15 digunakan formula sebagai berikut:

IKU 14 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi antar area dalam koridor SLIN

Realisasi jumlah sertifikat kesehatan ikan pada Koridor SLIN yang diterbitkan UPT-BKIPM (A)

Jumlah PPK yang diajukan (B)

Prosentase

A

B X 100%

Page 65: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

51

Realisasi sertifikasi impor yang diterbitkan selama tahun 2014 adalah 100%

dari target 98% yang ditetapkan. Perbandingan capaian tahun 2013 dan 2014

dapat dilihat pada Tabel 3.21 di bawah ini.

Tabel 3.21

Capaian IKU 15 pada 2013 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan

98,78% 100%

Tabel 3.22

Volume Impor Yang Dilalulintaskan pada 2011 - 2014

Lalu lintas Tahun

2011 2012 2013 2014

Impor Mati (ton) 305.643 264.303 241.098 195.490

Hidup (ribu ekor) 8.870 2.393 1.585 2.956

(Sumber: Statistik website BKIPM, 2014)

IKU 16 Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

SOP adalah ketentuan yang harus dijalankan dalam melakukan tindakan

teknis operasional perkarantinaan ikan. IKU 16 ini diukur melalui hasil

monitoring dan evaluasi. Evaluasi implementasi SOP Tata Operasional

Perkarantinaan Ikan di UPT KIPM merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara

rutin dan berkesinambungan, sehingga proses penerapan Standar Operasional

Prosedur (SOP) di UPT KIPM dapat berjalan dengan baik. Kegiatan ini dilakukan

IKU 15 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan melalui sertifikasi impor hasil perikanan

Realisasi jumlah sertifikat impor yang diterbitkan UPT-KIPM (A)

Jumlah PPK impor yang diterima (B)

Prosentase

A

B X 100%

Page 66: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

52

sebagai usaha untuk menentukan apa yang sedang dilaksanakan dengan

memantau hasil yang dicapai. Apabila terdapat penyimpangan dari SOP yang

telah ditentukan, maka segera diadakan perbaikan, sehingga hasil yang dicapai

sesuai dengan rencana. Untuk mengukur IKU 16 ini digunakan formula adalah

sebagai berikut:

Untuk lebih memberikan gambaran implementasi SOP di UPT KIPM pada

tahun 2014 dari hasil kegiatan monitoring dan evaluasi, SOP Tata Operasional

Perkarantinaan Ikan yang diimplementasikan adalah sebanyak 102 SOP dari

target IKU 98 SOP, sehingga capaiannya sebesar 104.08%. Perbandingan capaian

tahun 2011 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.23 di bawah ini.

Tabel 3.23

Capaian IKU 16 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

72 80 92 102

(Sumber: Pusat Karantina Ikan, BKIPM, 2014)

Jumlah SOP tata operasional perkaratinaan ikan yang diimplementasikan

pada UPT KIPM sebanyak 102 SOP dengan rincian sebagai berikut:

1. Stasiun KIPM Kelas II Cirebon terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

Pembawa/Hasil Perikanan, Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil

Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

2. Stasiun KIPM Kelas I Yogyakarta terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

IKU 16 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah implementasi standar operasional prosedur teknis operasional perkarantinaan ikan

Realisasi jumlah SOP ditetapkan dan diterapkan di UPT-BKIPM (A)

ƩA

Page 67: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

53

Pembawa/Hasil Perikanan, Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil

Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

3. Stasiun KIPM Kelas I Batam terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP Penerbitan

SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil

Perikanan, Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

4. Stasiun KIPM Kelas I Tanjung Pinang terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

Pembawa/Hasil Perikanan, Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil

Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

5. Stasiun KIPM Kelas I Padang terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP Penerbitan

SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil

Perikanan, Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

6. Balai KIPM Kelas II Banjarmasin terimplementasi 3 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil Perikanan,

Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat

Pemasukan dan Pengeluaran;

7. Stasiun KIPM Kelas II Mamuju terimplementasi 3 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil Perikanan,

Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat

Pemasukan dan Pengeluaran;

8. Stasiun KIPM Kelas I Medan II terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

Pembawa/Hasil Perikanan, Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil

Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

Page 68: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

54

9. Stasiun KIPM Kelas I Kupang terimplementasi 5 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

Pembawa/Hasil Perikanan, SOP Pengawasan Lalu Lintas Media

Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran, SOP

Pungutan Jasa Karantina Ikan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP);

10. Stasiun KIPM Kelas II Bau-bau terimplementasi 5 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

Pembawa/Hasil Perikanan, SOP Pengawasan Lalu Lintas Media

Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran, SOP

Pungutan Jasa Karantina Ikan sebagai PNBP;

11. Stasiun KIPM Kelas II Bima terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP Penerbitan

SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil

Perikanan, SOP Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

12. Stasiun KIPM Kelas I Pangkalpinang terimplementasi 5 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

Pembawa/Hasil Perikanan, SOP Pengawasan Lalu Lintas Media

Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran, SOP

Pungutan Jasa Karantina Ikan sebagai PNBP;

13. Stasiun KIPM Kelas I Entikong terimplementasi 4 SOP, yaitu SOP

Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat

Pemasukan dan Pengeluaran, SOP Pembebasan Hasil Perikanan dari Luar

Negeri, SOP Pemeriksaan Dokumen Untuk Pemasukan Media Pembawa di

UPT-KIPM yang Berbatasan Dengan Negara Lain, SOP Wasmatpulbaket di

Stasiun KIPM Kelas I;

14. Stasiun KIPM Kelas I Kendari terimplementasi 7 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Penerbitan SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media

Page 69: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

55

Pembawa/Hasil Perikanan, Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil

Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran, SOP Pungutan Jasa

Karantina Ikan sebagai PNBP, SOP Penerbitan SPM untuk Pengeluaran Hasil

perikanan Keluar Wilayah RI, SOP Pemeriksaan Ulang Media Pembawa atau

Hasil Perikanan di Bandar Udara dan Pos Pemeriksaan Lintas Batas;

15. Stasiun KIPM Kelas II Sorong terimplementasi 6 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP Penerbitan

SKLL, SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil

Perikanan, SOP Penerbitan SPM untuk Pengeluaran Hasil perikanan Keluar

Wilayah RI, SOP Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa Hama dan

Penyakit Ikan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran, SOP Pungutan Jasa

Karantina sebagai PNBP;

16. Stasiun KIPM Kelas II Tahuna terimplementasi 5 SOP, yaitu SOP

Pemeriksaan Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan. SOP

Penerbitan SKLL; SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa

Hama dan Penyakit Ikan; SOP Pengawasan Lalu Lintas Media

Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; SOP

Pungutan Jasa Karantina sebagai PNBP;

17. Balai KIPM Kelas II Manado terimplementasi 8 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan; SOP Penerbitan

SKLL; SOP Penerbitan HC/SKI Berdasarkan LHU Laboratorium; SOP

Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil Perikanan, SOP

Pungutan Jasa Karantina sebagai PNBP; SOP Pemeriksaan Ulang

Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan di Bandara Udara dan Pos

Pemeriksaan Lintas Batas; SOP Pemeriksaan Ulang Pengeluaran Media

Pembawa/Hasil Perikanan di Pelabuhan Laut; SOP Pengawasan Lalu Lintas

Media Pembawa/Hasil Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran;

18. Stasiun KIPM Kelas I Ambon terimplementasi 6 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan; SOP Penerbitan

SKLL; SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil

Perikanan; SOP Penerbitan SPM untuk Pengeluaran Hasil perikanan Keluar

Wilayah RI; SOP Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di

Page 70: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

56

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; SOP Pungutan Jasa Karantina sebagai

PNBP;

19. Stasiun KIPM Kelas I Ternate terimplementasi 5 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan; SOP Penerbitan

SKLL; SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil

Perikanan; SOP Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; SOP Pungutan Jasa Karantina sebagai

PNBP;

20. Stasiun KIPM Kelas II Luwuk Banggai 5 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan; SOP Penerbitan

SKLL; SOP Pemeriksaan Dokumen Pemasukan Media Pembawa/Hasil

Perikanan; SOP Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil Perikanan di

Tempat Pemasukan dan Pengeluaran; SOP Pungutan Jasa Karantina sebagai

PNBP;

21. Balai Kelas I Jakarta II terimplementasi 7 SOP, yaitu SOP Pemeriksaan

Dokumen Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan; SOP Penerbitan

SKLL; SOP Penerbitan SPM; SOP Pengawalan Impor Transit Media

Pembawa/Hasil Perikanan; SOP Pungutan Jasa Karantina sebagai PNBP;

SOP Pemeriksaan Ulang Pengeluaran Media Pembawa/Hasil Perikanan di

Bandara Udara dan Pos Pemeriksaan Lintas Batas; SOP Wasmatcapulbaket

di Balai KIPM Kelas I; SOP Pengawasan Lalu Lintas Media Pembawa/Hasil

Perikanan di Tempat Pemasukan dan Pengeluaran.

IKU 17 Jumlah unit pengolahan ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (approval number)

IKU 17 ini bertujuan untuk mengukur banayaknya UPI yang telah

memenuhi persyaratan dari negara mitra yang memperoleh Approval Number dari

Otoritas Kompoten. UPI yang diregistrasikan ke negara mitra adalah dalam usaha

untuk meningkatkan kepercayaan negara mitra terhadap sistem jaminan mutu

dan keamanan hasil perikanan Indonesia, sehingga dapat menekan sekecil-

kecilnya kasus penolakan ekspor oleh Negara mitra. Kerjasama dalam rangka

Page 71: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

57

penyerasian harmonisasi sistem jaminan mutu mutlak diperlukan dalam usaha

tersebut. Untuk mengukur IKU 17 digunakan formula sebagai berikut:

Target IKU 17 selama tahun 2014 adalah sebanyak 50 UPI, sedangkan

capaiannya adalah 128 UPI. UPI yang mendapatkan approval number dari otoritas

kompeten selama tahun 2014 terdiri atas: 13 UPI di Uni Eropa; 17 UPI di Korea;

32 UPI di China; 14 UPI di Kanada; 15 UPI di Rusia, dan 37 UPI di Vietnam. Pada

Tabel 3.24 disajikan capaian IKU 17 tahun 2012 – 2014.

Tabel 3.24

Capaian IKU 17 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2012 2013 2014

Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (Approval Number)

227 119 128

Pencapaian target kinerja jumlah UPI yang memenuhi persyaratan negara

mitra pada tahun 2014 dapat tercapai melebihi 100%, dan lebih tinggi dibanding

tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan pasar tujuan ekspor

seperti China, Vietnam dan Korea. Khusus untuk registrasi ke Rusia pada tahun

2013 tidak dilakukan, sehubungan dengan adanya sanksi Temporary Restriction

(penghentian sementara ekspor hasil perikanan Indonesia ke Rusia) per tanggal 1

Juli 2013. Setelah melalui berbagai upaya baik teknis maupun diplomasi maka

pada tanggal 17 September 2014 Pemerintah Rusia (Rosselkhoznadzor) mencabut

status Temporary Restriction tersebut sehingga produk perikanan dari Indonesia

diijinkan kembali memasuki pasar Rusia, Belarusia dan Khazakstan. Rincian

jumlah UPI yang telah diregistrasi untuk setiap negara mitra dapat dilihat pada

Tabel 3.25 di bawah ini.

IKU 17 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah Unit Pengolahan Ikan yang memenuhi persyaratan negara mitra (Approval Number)

Realisasi jumlah UPI yang memenuhi persyaratan negara mitra (A)

ƩA

Page 72: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

58

Tabel 3.25

Jumlah UPI yang Teregistrasi di Negara Mitra pada 2012 - 2014

Negara Jumlah UPI

2012 2013 2014

Uni Eropa 10 12 13

Korea 13 28 17

China 111 38 32

Kanada 29 15 14

Rusia 29 0 15

Vietnam 35 26 37

Total 227 119 128

(Sumber: Pusat Sertifikasi Mutu, BKIPM, 2014)

Keberhasilan pencapaian ini adalah karena Otoritas Kompeten secara terus

menerus melakukan sosialisasi ketentuan persyaratan negara mitra dan evaluasi

pemanfaatan nomer registrasi. Selain itu UPI telah memahami persyaratan negara

mitra dan secara bertahap telah mampu memenuhi persyaratan negara mitra

(harmonis). Capaian dapat gagal apabila terjadi perubahan persyaratan dari

negara mitra yang tidak diikuti atau disosialisasikan oleh Otoritas Kompeten dan

atau UPI tidak mengindahkan persyaratan tersebut.

Kegiatan pendukung tahun 2014 dalam pencapaian target indikator ini

adalah inspeksi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan,

verifikasi tindak lanjut inspeksi, kerjasama dalam rangka penyerasian

persyaratan jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan ekspor impor,

sosialisasi ketentuan/persyaratan negara mitra, serta evaluasi dan penanganan

kasus penolakan hasil perikanan.

Terkait harmonisasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan,

pada tahun 2014 telah dilakukan inisiasi kerjasama dengan melakukan

koordinasi dengan Otoritas Kompeten Brazil. Inisiasi dilakukan dengan

menyampaikan dokumen sesuai dengan questionnaire yang dipersyaratkan oleh

Otoritas Kompeten Brazil, yang secara garis besar menginformasikan sistem

jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dari hulu sampai hilir. Isian

Questionaire tersebut telah dikirimkan ke Otoritas Kompeten Brazil pada bulan

September 2014.

Page 73: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

59

IKU 18 Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

Sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection adalah proses

penerbitan Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan/Health Certificate for

Fish and Fish Products oleh UPT KIPM melalui serangkaian tindakan karantina

ikan (biosecurity) melalui pendekatan surveillance/pemantauan/monitoring yang

dilakukan secara berkala dan analisis dan pengelolaan resiko HPIK. Landasan

teknis penerapan in-line inspectinon adalah Keputusan Kepala BKIPM Nomor

460/BKIPM/12/2011.

Penerapan sertifikasi ini diperuntukan bagi UUPI yang telah memenuhi

sertifkasi cara karantina ikan yang baik. IKU ini hanya diturunkan kepada 8 UPT

KIPM yang memiliki kegiatan eksportasi dan importasi komoditas perikanan.

Kedelapan UPT tersebut, yaitu: Balai Besar KIPM Jakarta I, Balai KIPM Surabaya

I, Balai KIPM Medan I, Balai KIPM Denpasar; Balai KIPM Mataram, Stasiun KIPM

Lampung, Stasiun KIPM Bandung, dan Stasiun KIPM Merak.

Capaian IKU 18 dihitung berdasarkan persentase jumlah sertifikat berbasis

in-line inspection pada UUPI bersertifikat CKIB dibanding dengan total sertifikat

yang diterbitkan terhadap UUPI tersebut. Formula yang digunakan untuk

mengukur IKU 18 adalah sebagai berikut:

Pada tahun 2014 rata-rata prosentase sertifikasi yang dilayani melalui basis

in line inspection di 8 UPT KIPM mencapai 20% dari target 20% yang ditetapkan,

dengan tingkat capaian 100%.

IKU 18 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

Realisasi jumlah Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan/Health Certificate for Fish and Fish Products yang diterbitkan berbasis ILI pada UUPI yang sudah memperoleh Sertifikat CKIB (A)

Jumlah Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Perikanan/Health Certificate for Fish and Fish Products yang diterbitkan pada total UUPI yang ada (B)

Prosentase

A

B X 100%

Page 74: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

60

Jika dibandingkan dengan target kinerja 2013 yang 15% maka target IKU

tahun 2014 ini meningkat menjadi 20%. Data capaian IKU 18 tahun 2013 -2014

disajikan pada Tabel 3.26 di bawah ini.

Tabel 3.26

Capaian IKU 18 pada 2013 dan 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Persentase sertifikasi kesehatan ikan berbasis in line inspection

15% 20%

Ket. : IKU 18 mulai diukur pada tahun 2013

IKU 19 Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi

Instalasi sesuai standar adalah instalasi karantina ikan milik UUPI yang

memiliki dokumen mutu, kelayakan sarana dan prasarana sesuai standar,

komitmen manajemen yang konsisten dalam penerapan biosekuriti dan

pengendalian kesehatan ikan dalam manajemen budidaya ikannya. Dalam

menetapkan kategori instalasi yang sesuai standar maka dilakukan penilaian,

verifikasi, monitoring dan inspeksi terhadap instalasi untuk dinilai

kesesuaian/ketidaksesuaian terhadap dokumen mutu, standar sarana prasarana

dan konsistensi penerapan biosekuriti, apabila sesuai maka akan ditetapkan

Kepala BKIPM.

Kemampuan laboratorium UPT KIPM baik dari segi personel maupun

peralatan harus dapat mendukung fungsi pengujian. Idealnya, setiap UPT KIPM

memiliki kapabilitas laboratorium yang dapat menguji HPIK dan mutu setiap

jenis HPIK/produk hasil perikanan.

Selain pemenuhan peralatan, bangunan, dan SDM sesuai standar minimal

laboratorium, maka laboratorium UPT KIPM harus diakreditasi dalam rangka

penerapan Sistem Jaminan Mutu Laboratorium sesuai ISO/IEC 17025 : 2005.

Akreditasi laboratorium adalah rangkaian kegiatan pengakuan formal oleh

lembaga akreditasi nasional yang menyatakan bahwa laboratorium memiliki

kompetensi serta berhak melaksanakan penilaian kesesuaian. Terakreditasinya

suatu laboratorium maka akan dapat menjamin bahwa sistem yang diterapkan di

Page 75: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

61

laboratorium akan tetap konsisten dan senantiasa ditingkatkan dari waktu ke

waktu. Alat ukur capaian IKU 19 digunakan formula sebagai berikut:

Pada tahun 2014, Kepala BKIPM telah menetapkan 12 instalasi karantina

ikan yang sesuai standar berdasarkan penilaian dari Tim Penilaian bentukan

Pusat Karantina Ikan, dan 12 laboratorium telah mendapatkan pengakuan

akreditasi dari KAN/BSN.

Keberhasilan capaian indikator ini dikarenakan adanya target dan ketepatan

waktu penilaian instalasi oleh Tim Penilai Instalasi, dan proses akreditasi yang

dilakukan KAN/BSN tepat sesuai dengan rencana. Data realisasi capaian IKU 19

tahun 2011 - 2014 disajikan pada Tabel 3.27 di bawah ini.

Tabel 3.27

Data Capaian IKU 19 Tahun 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi

2 IKI, 6 lab

21 IKI, 15 lab

5 IKI, 13 lab

12 IKI, 12 lab

Sumber: Pusat Karantina IKan, BKIPM, 2014

Kedua belas Instalasi yang telah ditetapkan di tahun 2014, yaitu: PT. Bibit

Unggul Mataram, PT. Central Pertiwi Bahari Situbondo, UD. Bali Sukses Mandiri

Bali, CV. Musi Jaya Bali, CV. Aquazone Indonesia Bandung, PT. Bibit Unggul

Mataram, UD. Inti Aquarium Medan, PT. Prima Larvae Lampung, PT. Syaqua

Indonesia Lampung, CV. Prima Aquatics Indonesia, CV. Sari Agung, dan CV.

Aquamarindo.

Dengan bertambahnya laboratorium yang diakreditasi pada tahun 2014

sebanyak 12 laboratorium maka seluruh laboratorium UPT KIPM telah

diakreditasi, yaitu sebanyak 47 unit. Capaian ini didorong oleh adanya kebijakan

BKIPM bahwa pada tahun 2014 laboratorium UPT KIPM harus sudah diakreditasi

IKU 19 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah instalasi yang sesuai standar dan laboratorium yang terakreditasi

Realiasi jumlah instalasi sesuai standar dengan penetapan Kepala BKIPM (A)

Realiasi jumlah laboratorium yang diakreditasi KAN/BSN (B)

ƩA

ƩB

Page 76: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

62

seluruhnya agar pengujian laboratorium penyakit ikan sesuai standar nasional

dan internasional.

Tabel 3.28

Laboratorium UPT KIPM yang Terakreditasi Tahun 2014

No. Laboratorium UPT KIPM Nomor

Sertifikat Ket

1 Balai Besar KIPM Makassar LP-288-IDN Reakreditasi III

2 Stasiun KIPM Kelas I Jambi LP-633-IDN Penambahan Ruang

Lingkup

3 Stasiun KIPM Kelas I Entikong LP-554-IDN Penambahan Ruang

Lingkup

4 Stasiun KIPM Kelas II Bandung LP-817-IDN Akreditasi I

5 Balai Besar KIPM Jakarta I LP-228-IDN Reakreditasi III

6 Stasiun KIPM Kelas ll Merak LP-694-IDN Penambahan Ruang

Lingkup

7 Stasiun KIPM Kelas l Medan II LP-819-IDN Akreditasi I

8 SKIPM Kelas I Gorontalo LP-822-IDN Akreditasi I

9 Stasiun KIPM Kelas ll Sorong LP-823-IDN Akreditasi I

10 Stasiun KIPM Kelas ll Bau-Bau LP-827-IDN Akreditasi I

11 Stasiun KIPM Kelas I Ternate LP-840-IDN Akreditasi I

12 Stasiun KIPM Kelas Il Mamuju LP-841-IDN Akreditasi I

IKU 20 Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability

Penerapan sistem manajemen mutu yang efektif dan konsisten dari hulu

sampai hilir perlu didukung oleh sistem kemampuan telusur atau traceability.

Tujuan traceability adalah untuk mengendalikan produk perikanan apabila terjadi

insiden keamanan pangan atau produk yang bermasalah akan mudah ditelusuri.

Traceability adalah kemampuan untuk menelusuri riwayat, aplikasi atau lokasi

dari suatu produk atau kegiatan untuk mendapatkan kembali data dan informasi

melalui suatu identifikasi terhadap dokumen yang terkait.

Sistem Traceability merupakan bagian penting dalam sistem jaminan

kesehatan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan sesuai persyaratan

internasional. Setiap produk hasil perikanan yang akan didistribusikan dari hulu

ke hilir harus dapat ditelusuri melalui pemenuhan alur informasi dan basis data.

Page 77: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

63

Sistem traceability ditujukan untuk mengendalikan produk apabila terjadi insiden

keamanan pangan atau produk yang bermasalah akan mudah ditelusuri.

Untuk merealisasikan traceability hasil perikanan Indonesia, BKIPM

membangun suatu aplikasi yang berbasis IT integrated yang diberi nama

SISTRALINA (Sistem Traceability Perikanan Indonesia). Dengan aplikasi ini

diharapkan para pelaku usaha dan pihak lain yang berkompeten dengan

penerapan traceability dapat terfasilitasi. Sistem ini menggunakan sistem sms

gateway.

Tahun 2011 Sosialisasi Penerapan Sistem Traceability pada rantai suplai

udang (Pilot Project) dilaksanakan di 3 (tiga) lokasi, yaitu: Jawa Timur, Sulawesi

Selatan dan Kalimantan Timur. Tahun 2012 BKIPM melaksanakan pengembangan

sistem traceability melalui sistem website dan sms (Sistralina/Sistem Traceability

Online Indonesia). Sistem tersebut telah disosialisasikan di 6 (enam) lokasi, yaitu

DKI Jakarta, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan dan Jawa Tengah. Tahun

2013 Sistralina diujicobakan (Pilot Project) di 2 (dua) lokasi, yaitu Surabaya dan

Makasar. IKU 20 ini diukur dengan jumlah lokasi industrialisasi perikanan yang

memanfaatkan SISTRALINA.

Registrasi merupakan pintu awal untuk mendaftarkan diri sebagai anggota

SISTRALINA untuk dapat melakukan semua bentuk kegiatan dan transaksi.

Dengan fungsi ini aplikan akan mendapatkan nomor anggota dan resmi menjadi

anggota SISTRALINA dengan segala hak-haknya, termasuk mendapatkan

password untuk akses di situs www.sistralina.com.

Efektifitas traceability dievaluasi melalui kegiatan verifikasi penerapan sistem

traceability yang bertujuan untuk mengetahui UPI, suplier, petambak/nelayan

yang menerapkan sistem traceability; mengetahui data UPI, suplier,

petambak/nelayan sebagai pemasok bahan baku ke UPI; mengetahui

permasalahan dalam penerapan sistem traceability.

IKU 20 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability Jumlah bimbingan teknis pengujian laboratorium

Jumlah lokasi industrialisasi perikanan (kabupaten/kota) yang menerapkan sistem tracebility dengan menggunakan aplikasi sistralina (A)

ƩA

Page 78: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

64

Capaian IKU ini pada tahun 2014 adalah 4 lokasi, yaitu Denpasar (PT.

Balinusa Windumas, PT. Intimas Surya), Medan (PT. Seafood Sumatera Perkasa,

PT. Medan Tropical Canning), Tarakan (PT. Mustika Minanusa Aurora, PT. Suber

Kalimantan Abadi), Lampung (PT. Indokom Samudera Perkasa).

Tabel 3.29

Capaian IKU 20 pada 2013 dan 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Jumlah lokasi yang menerapkan aplikasi sistem traceability

2 4

(Sumber: Pusat Manajemen Mutu, BKIPM, 2014)

Beberapa kendala yang ditemui dalam penerapan sistem traceability dilokasi

pilot project diantaranya: jaringan telekomunikasi melalui SMS sering lambat

memberikan respon/jawaban; Website tidak dapat diakses secara kontinue

karena kendala jaringan internet/lambat tidak ada jaringan; Kode Telusur (KT)

masih bersifat umum, seperti: beku (frozen) tidak merinci untuk jenis produk

olahan misalnya udang laut atau udang tambak; Penerapannya memerlukan

waktu karena akan merubah sistem traceability yang telah disepakati oleh Unit

Pengolahan Ikan (UPI) dan importir di luar negeri.

IKU 21 Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi

Validasi adalah konfirmasi suatu metode melalui pengujian dan pengadaan

bukti bahwa syarat-syarat tertentu dari suatu metode telah dipenuhi. Validasi

perlu dilakukan oleh laboratorium terhadap metode non standar; metode yang

dikembangkan sendiri; metode standar yang digunakan diluar lingkup yang

dimaksud; metode standar yang dimodifikasi; dan metode standar untuk

menegaskan dan mengkonfirmasikan bahwa metode tersebut sesuai dengan

penggunaannya. Karena validasi merupakan suatu uji kinerja metode standar

maka tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa laboratorium mampu

melakukan pengujian dengan metode tersebut dengan hasil yang valid.

IKU ini bertujuan untuk memvalidasi metode uji dengan cara

mengkonfirmasi suatu metode melalui pengujian dan pengadaan bukti bahwa

Page 79: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

65

syarat-syarat tertentu dari suatu metode telah dipenuhi. Jumlah metode yang

telah divalidasi tahun ini, merupakan angka kumulatif dari jumlah metoda uji

tahun sebelumnya. Pengukuran IKU ini menggunakan formula sebagai berikut:

Dengan hasil uji yang valid tentunya akan meningkatkan kepercayaan dunia

internasional terhadap komoditas perikanan Indonesia. Karena pentingnya suatu

metode uji yang divalidasi sebelum digunakan sebagai metode pengujian rutin,

maka BKIPM mempunyai target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 48 metode

uji yang divalidasi.

Sampai dengan tahun 2013 telah dilakukan validasi metoda uji sebanyak 46

metoda, dan pada tahun 2014 BKIPM melakukan validasi terhadap 2 metoda uji,

yaitu validasi pengujian Megalocytivirus dengan PCR dan qPCR CYBR Green, dan

validasi pengujian Sulfid pada produk perikanan dengan metode Ultra Pressure

Liquid Chromatography (UPLC). Dengan demikian capaian indikator kinerja jumlah

metoda uji laboratorium yang divalidasi pada tahun 2014 adalah 48 metoda.

Perbandingan capaian tahun 2011 – 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.30 di bawah

ini.

Tabel 3.30

Capaian IKU 21 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Jumlah metoda uji laboratorium yang divalidasi

40 44 46 48

IKU 21 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah metode uji yang divalidasi

Realisasi jumlah metode uji laboratorium yang divalidasi tahun berjalan ditambah tahun sebelumnya (A)

ƩA + T-1

Page 80: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

66

SS6. Terselenggaranya pengendalian, pengawasan dan penegakkan

hukum karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

Pasal 2, Undang-undang Nomor 16 tahun 1992 menyatakan bahwa

setiap media pembawa yang dimasukkan ke dalam wilayah Negara

Republik Indonesia wajib: a) dilengkapi Sertifikat yang diterbitkan oleh

pejabat yang berwenang di Negara asal dan Negara transit, kecuali

media pembawa yang tergolong benda lain; b) melalui tempat-tempat

pemasukan yang ditetapkan; c) dilaporkan dan diserahkan ke Petugas

Karantina di tempat pemasukan sebagaimana dimaksud dalam huruf

“b” untuk keperluan Tindakan Karantina, selanjutnya persyaratan

administrasi dan teknis serta tindakan karantina lebih lanjut diatur

sebagaimana tercantum pada pasal 6 sampai dengan 24.

IKU 22 Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

Kasus pelanggaran perkarantinaan ikan adalah suatu peristiwa/kejadian

pada kegiatan pemasukan/pengeluaran media pembawa/hasil perikanan yang

tidak memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, sedangkan

pelanggaran karantina ikan adalah suatu peristiwa/kejadian pada

pemasukan/pengeluaran media pembawa/hasil perikanan yang tidak memenuhi

ketentuan perundangan perkarantinaan yang berlaku. Kasus pelanggaran

karantina ikan dianggap selesai jika memenuhi persyaratan dan ketentuan yang

berlaku. Untuk mengukur capaian IKU 22 menggunakan formula sebagai berikut:

IKU 22 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

Realisasi jumlah dokumen pengumpulan bahan keterangan (pulbaket) kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang ditangani dan diselesaikan (A)

Jumlah kasus pelanggaran yang terjadi (B)

Prosentase

A

B X 100%

Page 81: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

67

Terdapat dua hal pokok dalam pelaksanaan tugas dan fungsi karantina ikan,

yang pertama pelayanan terhadap masyarakat yang memenuhi persyaratan dan

kedua pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundangan karantina ikan

yang harus dipatuhi oleh stakeholder. Dalam kultur masyarakat yang kesadaran

hukumnya masih rendah, sering terjadi penyimpangan dan pelanggaran terhadap

ketentuan perkarantinaan ikan.

BKIPM melalui Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pusat Karantina Ikan

memberikan dukungan terhadap penyelesaian beberapa temuan kasus

pelanggaran tindak pidana karantina ikan dan perikanan dengan memberikan

dukungan penyelesaian pulbaket; membantu dalam tindakan penyelidikan dan

penyidikan; pelimpahan berkas perkara ke penyidik intansi yang berwenang

untuk menangani pelanggaran sesuai Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009

tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 31 Tahun 2004

tentang Perikanan.

Dukungan penyelesaian temuan kasus pelanggaran tindak di bidang

karantina ikan dan perikanan antara lain: Temuan kasus pemasukan ikan impor

dari Singapura di Balai KIPM Jakarta II, dukungan dalam tahap tanggapan Jaksa

Penuntut Umum; Temuan kasus pengeluaran ekspor kura-kura moncong babi ke

Hongkong di Balai Besar KIPM Jakarta I, dukunga dalam gelar perkara hasil

pulbaket dan tindak lanjut penanganan kasus; Temuan kasus pengeluaran

domestik arwana ke Banjarmasin di Balai Besar KIPM Jakarta I, dukungan

berupa gelar perkara hasil pulbaket, tindak lanjut penanganan kasus, persiapan

penyidikan, pembentukan tim penyidik, dan jadwal penyidikan, bantuan teknis

penyidikan; Temuan kasus pemasukan impor ikan cupang dari Thailand Stasiun

KIPM Kelas II Bandung, dukungan berupa gelar perkara dan analisis tindak lanjut

penyelesaian kasus; Temuan kasus pemasukan domestik ikan botia di Balai Besar

KIPM Jakarta I, dukunga berupa gelar pelanggaran; Temuan kasus pemasukan

ikan hias dari Singapura, di Stasiun KIPM Bandung dukunagn dalam hal bantuan

penyidikan. Temuan kasus pelanggaran perikanan yaitu: pengeluaran ekspor

insang ikan pari manta di Balai KIPM Surabaya I, dukungan dalam hal

pengelolaan penanganan temuan kasus serta ditindaklanjuti dengan rapat

Koordinasi dengan instansi terkait; Temuan kasus pemasukkan impor ikan yang

tidak sesuai dengan yang tercantum di dalam dokumen Balai KIPM Jakarta II,

Page 82: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

68

dukungan berupa pembuatan resume pulbaket, dan analisis tindak lanjut

penyelesaian temuan kasus.

Data penindakan pelanggaran tindak pidana karantina ikan dan

pelanggaran perikanan yang ditindaklanjuti dengan projustitia, pada tahun 2011-

2014 disajikan pada Tabel 3.31.

Penanganan perkara tindak pidana di bidang karantina ikan tahun 2014,

diproses berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang karantina

hewan, ikan dan tumbuhan, sedangkan penanganan perkara tindak pidana di

bidang perikanan diproses berdasarkan Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009

tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan.

Tabel 3.31

Data Penindakan Pelanggaran Karantina Ikan Tahun 2011-2014

NO BENTUK TINDAKAN TAHUN

2011 2012 2013 2014

A Penindakan pelanggaran karantina ikan (projustitia)

- 1 8 2

B Penindakan pelanggaran karantina - 2 4 4

JUMLAH - 3 12 6

Pada tahun 2014, total jumlah kasus pelanggaran tindak pidana yang

ditindaklanjuti dengan projustitia adalah sebanyak 6 kasus, jumlah pelanggaran

tindak pidana karantina ikan yang ditindaklanjuti dengan projustitia (A) sebanyak

2 perkara, dan 4 penindakan pelanggaran perikanan (B) yang dilimpahkan

Dari 2 kasus dianggap tindak pidana pelanggaran karantina ikan, kedua-

duanya masih dalam tahap SPDP, dan 4 kasus pelanggaran perikanan telah

dilimpahkan ke PPNS instansi yang menangani pelanggaran perikanan (Ditjen

PSDKP-KKP) .

Dengan demikian rasio jumlah pelanggaran tindak pidana karantina ikan

yang ditindaklanjuti dengan projustitia sebesar 100%.

Page 83: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

69

Tabel 3.32

Capaian IKU 22 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Rasio penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan ikan yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

95,12% 100%

Ket.: Pengukuran baru dilakukan pada tahun 2013

Kegiatan pendukung yang berperan dalam pencapaian IKU ini adalah

peningkatan kompetensi penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) BKIPM, identifikasi

dan supervisi tindak lanjut penanganan pelanggaran karantina ikan, dan

kesekretariatan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), dan yang tidak kalah

penting adalah sosialisasi/diseminasi untuk membentuk tingkat kepatuhan

masyarakat.

IKU 23 Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

Penanganan kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di

negara mitra merupakan upaya penyelesaian teknis sebagai tindak lanjut

terhadap adanya notifikasi kasus penolakan ekspor hasil perikanan dari otoritas

kompeten negara mitra. Prose kegiatan ini meliputi investigasi kasus penolakan

sampai dengan terbitnya rekomendasi. Investigasi dilaksanakan dengan

mengumpulkan bahan klarifikasi, menyiapkan rencana dan proses pelaksanaan

investigasi kasus dalam hal mencari akar masalah kasus, mengkomunikasikan

dan menyampaikan temuan ketidaksesuaian serta permintaan tindakan

perbaikan kepada UPI dan negara mitra, memverifikasi dan koreksi tindakan

perbaikan atas temuan ketidaksesuaian, menginformasikan hasil penyelesaian

kasus kepada UPI dan instansi terkait, atau penerbitan rekomendasi tentang

pencabutan pembekuan ekspor approval number terhadap UPI yang melanggar.

Mekanisme penyelesaian penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan

keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dilakukan yaitu: adanya

informasi dari negara mitra dalam bentuk notifikasi; evaluasi kasus dan

Page 84: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

70

pemberian sanksi pelarangan ekspor sementara (internal suspend) kepada UPI;

investigasi ke UPI; perbaikan hasil investigasi dari UPI; evaluasi perbaikan hasil

investigasi dari UPI oleh BKIPM; pembukaan sanksi pelarangan ekspor sementara

(internal suspend); pengiriman informasi ke negara mitra. Untuk mengukur

capaian IKU ini 23 adalah dengan menggunakan formula sebagai berikut:

Pada tahun 2014, dari 15 kasus penolakan yang terjadi di negara mitra

terdapat satu kasus penolakan yang tidak dapat diselesaikan yaitu di negara

Kanada. Sehingga realisasi IKU ini pada tahun 2014 adalah 93,33% dari target

80%. Penyelesaian kasus ini akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2015.

Perbandingan capaian tahun 2013 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.33 di bawah

ini.

Tabel 3.33

Capaian IKU 23 pada 2013 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Rasio penanganan jumlah kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

100% 93,33%

Ket.: Pengukuran baru dilakukan pada tahun 2013

IKU 23 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Rasio penanganan kasus pelanggaran mutu dan keamanan hasil perikanan di negara mitra yang dapat diselesaikan dibanding total kasus yang ditangani

Realisasi jumlah rekomendasi hasil investigasi kasus penolakan ekspor hasil perikanan di negara mitra (A)

Jumlah kasus penolakan yang diinvestigasi dan ditindaklanjuti (B)

Prosentase

A

B X 100%

Page 85: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

71

CAPAIAN KINERJA PADA PRESPEKTIF LEARNING AND GROWTH

SS7. Tersedianya sumberdaya manusia BKIPM yang kompeten

dan professional

SDM aparatur merupakan pilar paling penting dalam rencana

pengembangan BKIPM, karena hanya SDM yang tangguh dan handal

serta profesional yang mampu mengimbangi kecepatan perubahan

lingkungan strategis yang semakin dinamis. SDM merupakan

intangible asset yang berperan utama dalam peningkatan kinerja

organisasi. Modal SDM aparatur yang dimiliki BIKPM pada saat ini

masih memerlukan peningkatan secara sungguh-sungguh untuk

menghadapi dinamika perkembangan di masa depan. SDM aparatur

yang ada selain masih terbatas secara kuantitas, dalam prespektif

pertumbuhan masih belum memadai terutama untuk menghadapi

beban kerja yang semakin berat. Namun demikian, berbagai upaya

secara bersungguh-sungguh dan sistematis telah dilakukan untuk

meningkatkan kompetensi SDM aparaturnya dengan

memprioritaskan pengembangan kompetensi dan kapasitas SDM

yang dimiliki agar sesuai dengan kebutuhan organisasi.

IKU 24 Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di BKIPM

Indeks Kesenjangan Kompetensi merupakan nilai yang menggambarkan

seberapa besar perbandingan antara kompetensi yang telah dimiliki pemegang

jabatan yang ada dalam seluruh unit kerja BKIPM dengan seluruh kompetensi

yang telah ditetapkan sebagai standar yang dibutuhkan bagi pemegang jabatan.

Indikator ini bertujuan untuk mengukur pejabat di BKIPM yang telah memenuhi

Standar Kompetensi Jabatan.

Untuk mengukur capaian IKU 24 ini dapat menggunakan formula sebagai

berikut:

Page 86: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

72

Pada dasarnya untuk mengukur IKU 24 ini adalah melalui asesmen

kompetensi, yaitu dengan melibatkan pihak ketiga (konsultan) sebagai assesor,

namun dikarenakan keterbatasan alokasi pembiayaan dalam RKA Tahun 2014,

maka penyelenggaraan asesmen tersebut tidak dapat dilaksanakan, tetapi BKIPM

berusaha untuk mengukurnya, dalam hal dengan melakukan konfirmasi terhadap

pemenuhan kompetensi kepada masing-masing jabatan sesuai dengan jenjang

kompetnsinya, penyusunan kuisioner konfirmasi, merujuk pada Keputusan

Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN KP/2014 tentang Standar

Kompetensi Manajerial Di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kuisioner ini lebih terkait pada pemenuhan terhadap pemahaman tahapan tugas

sesuai uraian tugas yang telah ditetapkan, serta pemenuhan jenis kompetensi

baik kompetensi manajerial maupun aspek kompetensi khusus.pengetahuan dan

keterampilan.

Verifikasi data terhadap hasil konfirmasi pemenuhan persyaratan minimal

standar kompetensi manajerial Eselon II, III, IV dan V di lingkungan BKIPM telah

dilakukan oleh Bagian Kepegawaian, Hukum dan Organisasi Sekretariat BKIPM

pada bulan September 2014. Data hasil verifikasi disajikan pada Tabel 3.34.

IKU 24 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II, dan III BKIPM

Jumlah kompetensi standar jabatan yang dibutuhkan Eselon II, dan III, (A2, A3)

(�2 − �2)

�2�100%

Jumlah kompetensi standar jabatan yang dikuasai Eselon II,, dan III (B2, B3)

(�3− �3)

�3�100%

Page 87: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

73

Tabel 3.34

Hasil Verifikasi Pemenuhan Kompetensi Jabatan Tahun 2014

Unit Kerja Eselon

II III IV V

Sekretariat BKIPM 1 4 12

Pusat 3 9 21

Balai Besar KIPM 2 6 14

Balai KIPM Kelas I 7 21

BUSKIPM 1 3

Balai KIPM Kelas II 5 15

Stasiun KIPM Kelas I 18 54

Stasiun KIPM Kelas II 14 14

Jumlah 6 32 118 68

Hasil verifikasi dari konfirmasi pemenuhan persyaratan minimal kompetensi manajerial (sebagai asumsi indeks kesenjangan kompetensi jabatan)

16,53% 24,18% 29,08% 37,16%

Rata-rata (%) 27,28%

Sumber. Bagian Kepegawaian Sekretariat BKIPM, 2014

Dari hasil verifikasi data terhadap konfirmasi pemenuhan kompetensi

jabatan di lingkungan BKIPM dapat ditunjukkan bahwa “indeks kesenjangan

kompetensi eselon II BKIPM” adalah 16,53%, sedangkan untuk eselon III adalah

24,18%, sehingga rata-rata prosentase kesenjangan kompetensi eselon II dan III

adalah 20,36%. Jika data verifikasi ini dapat diasumsikan sebagai indeks

kesenjangan kompetensi maka capaian IKU ini pada tahun 2014 adalah sebesar

20,36% dari target 50%.

Tabel 3.35

Capaian IKU 24 Tahun 2013 – 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Indeks Kesenjangan Kompetensi Eselon II dan III di BKIPM

60% 20,36%

Langkah ke depan untuk mengetahui dengan benar indeks kesenjangan

kompetensi jabatan adalah (1) perlunya alokasi anggaran untuk melaksanakan

pengukuran kompetensi manajerial bagi seluruh pejabat struktural di lingkungan

BKIPM, dan (2) perlunya internalisasi yang lebih terarah dan tajam terkait IKU

Page 88: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

74

ini melalui sosialisasi standar kompetensi jabatan di lingkungan BKIPM

berdasarkan Keputusan Menteri tersebut di atas.

Untuk peningkatan kapasitas dan kapabilitas pejabat struktural selama

tahun 2014, BKIPM telah mengikutsertakan pejabatnya dalam kegiatan

pendidikan dan pelatihan manajerial (Diklat PIM) yang diselenggarakan oleh

BPSDMKP, seperti tersaji pada Tabel 3.36 di bawah ini. Perbandingan pejabat

struktural eselon III, IV dan V yang sudah dan yang belum mengikuti Diklat

Pim di lingkungan BKIPM disajikan pada Tabel 3.37.

Tabel 3.36

Pejabat yang Mengikuti Diklat PIM Tahun 2014

No Nama Diklat Jumlah Peserta

1 Diklat PIM III 3

2 Diklat PIM IV 7

Jumlah 10

Tabel 3.37

Jumlah Pejabat BKIPM yang Belum Mengikuti Diklat PIM

No Jabatan Diklat PIM % yang

Belum Sudah Belum

1 Eselon II 2 4 66,67

2 Eselon III 29 3 9,37

3 Eselon IV 107 11 9,32

4 Eselon V 0 68 0

Selain pejabat struktural, peningkatan kapasitas dan kapabilitas juga

dilakukan untuk pejabat fungsional, selama tahun 2014 pejabat fungsional di

lingkungan BKIPM yang mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan

fungsional dapat disajikan pada Tabel 3.38.

Tabel 3.38

Data Pegawai yang Mengikuti Diklat Teknis Tahun 2014

No Nama Diklat Jumlah

1 Diklat Penjenjangan PHPI Mahir 80

2 Diklat Penjenjangan PHPI Muda 80

3 Diklat Sistem Monev Kinerja Organisasi 65

4 Diklat Karya Tulis Ilmiah 80

Jumlah 305

Page 89: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

75

SS8. Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah

diakses di BKIPM

Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan teknologi informasi dan

komunikasi mutlak dan tidak dapat dihindarkan. Beberapa

pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien

dengan menggunakan bantuan teknologi informasi karena

kemampuannya yang dapat melewati batas-batas wilayah. Selain itu

tuntutan akuntabilitas dan transparansi akan dapat dipenuhi

dengan teknologi informasi dan komunikasi. Pengembangan

teknologi informasi dan komunikasi BKIPM sebagai infrastruktur

pendukung fungsi perkarantinaan ikan serta pengendalian mutu dan

keamanan hasil perikanan ditujukan untuk memfasilitasi dan

mempermudah semua bussiness process yang dilakukan BKIPM

utamanya dalam memberikan pelayan publik.

IKU 25 Service Level Agreement di BKIPM

Service Level Agreement (SLA) merupakan komitmen BKIPM untuk

memberikan jasa berupa jaminan pelayanan data dan informasi kepada

pengguna/pemanfaat secara on-line. Layanan on-line yang dimaksud adalah

layanan website BKIPM. Pengukuran IKU ini dilakukan terhadap up-time atas

dasar laporan yang diterima oleh Bagian Informasi dan Humas dari service

penyedia jasa atas kontrak pelayanan bandwidth TIK. SLA dibutuhkan sebagai

jaminan atas layanan yang diberikan kepada user, sehingga user tersebut bisa

puas atas layanan yang diberikan. Dari sisi user adalah menjamin aspek

ketersedian informasi yang berkualitas, akurat, dan up-date.

Untuk mengevaluasi capaian IKU 24 ini dapat digunakan formula sebagai

berikut.

IKU 24 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Service Level Agreement (SLA)

Jaringan koneksi internet berfungsi 98% dalam setahun atau maksimal down time 175 jam/ 7 hari dalam satu tahun (A)

Prosentase

(365 – A)

365

X 100%%

Page 90: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

76

Sesuai dengan manual IKU SLA, pengukuran terhadap SLA adalah layanan

akses website BKIPM (uptime) dan aplikasi berbasis web dengan target pada tahun

2014 adalah 80%. Capaian indikator ini pada tahun 2014 adalah sebesar 100%

(tidak terjadi downtime). Perbandingan capaian tahun 2011 - 2014 dapat dilihat

pada Tabel 3.39 di bawah ini.

Tabel 3.39

Capaian IKU 25 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Service Level Agreement di BKIPM 97,25% 100%

Ket.: Pengukuran baru dilakukan pada tahun 2013

IKU 26 Persepsi user terhadap kemudahan akses (Skala Likert 1-5)

Persepsi user dalam hal ini merupakan pengalaman user tentang

kemudahan akses layanan informasi yang diberikan oleh BKIPM. Persepsi user

berkaitan dengan kemudahan dalam mengakses layanan informasi. Metode yang

digunakan adalah survei kepada pengguna layanan (user) melalui penyebaran

kuisioner. Cara menghitung IKU 24 ini digunakan formula sebagai berikut:

Target IKU ini pada tahun 2014 adalah 4,25 dalam skala likert (1-5) dengan

realisasi sebesar 3,76 atau mencapai 88,47%. Pencapaian target untuk IKU ini

tidak terpenuhi, karena survei hanya dapat dilaksanakan di 6 UPT KIPM dengan

total responden eksternal yang tidak homogen sebanyak 166 orang, hal ini

dikarenakan keterbatasan anggaran untuk melakukan survei, layanan informasi

BKIPM belum dapat disosialisasikan dengan baik serta informasi layanan masih

IKU 24 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Persepsi user terhadap kemudahan akses (skala likert)

Hasil pengukuran komponen mutu dengan komponen yang dipersyaratkan melalui kuisioner

Pengukuran melalui informasi dari kuisioner dengan Skala Likert

Tanggal pelaksanaan

Jumlah responden

Page 91: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

77

bersifat internal. Survei ini dilaksanakan pada bulan Februari – Agustus 2014.

Perbandingan capaian tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.40 di

bawah ini.

Tabel 3.40

Capaian IKU 26 pada 2013 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Persepsi user terhadap kemudahan akses di BKIPM (skala likert 1-5)

4 3,76

Ket.: Pengukuran baru dilakukan pada tahun 2013

SS9. Terwujudnya good governance dan clean government di

BKIPM

Untuk mewujudkan good governance dan clean government

diperlukan peran serta aparat pengawas internal dan eksternal

pemerintah. Peran aparat pengawas (auditor) tersebut adalah untuk

memastikan seluruh kegiatan BKIPM telah berjalan sesuai peraturan

perundang-undangan. Bagian keuangan dan umum sebagai bidang

utama masalah pengelolaan keuangan dan barang milik negara

selalu memberi informasi dan dukungan agar pemeriksaan auditor

tersebut berjalan dengan baik, salah satunya ialah dengan

melakukan pendampingan dan selalu menindaklanjuti temuan

maupun rekomendasi BPK dan Inspektorat Jenderal KKP.

IKU 27 Jumlah rekomendasi aparat pengawas internal dan ekternal pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi

Rekomendasi aparat pengawas internal dan eksternal adalah masukan atau

saran yang harus ditindaklanjuti dengan rencana aksi/rencana tindak guna

menyelesaikan suatu temuan atau koreksi, rekomendasi dapat berasal dari aparat

pengawas internal Pemerintah (Itjen dan BPKP) serta dari aparat pengawas

Page 92: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

78

eksternal pemerintah (BPK), Untuk mengukur capaian IKU 27 digunakan formula

sebagai berikut:

Pada tahun 2014, realisasi IKU ini sebesar 79,52%. Hal ini dikarenakan

BKIPM baru dapat menyelesaikan 66 hasil rekomendasi dari total 83 rekomendasi

Inspektorat Jenderal KKP pada Tahun 2014.

Tabel 3.41

Capaian IKU 27 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BKIPM

100% 79,52%

IKU 28 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM

Penilaian Inspektorat Jenderal KKP atas akuntabilitas kinerja BKIPM.

Akuntabilias kinerja yaitu perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program

dan kegiatan yang telah di amanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah

ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara

periodik. Hasil penilaian atas AKIP BKIPM tahun N didapatkan pada akhir tahun.

Aspek akuntabilitas kinerja BKIPM yang dinilai meliputi:

IKU 27 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Jumlah rekomendasi Aparat Pengawas Internal dan Ekternal Pemerintah (APIEP) yang ditindaklanjuti dibanding total rekomendasi di BKIPM

Realisasi tindak lanjut oleh unit kerja terhadap jumlah rekomendasi APIEP (A)

Jumlah seluruh rekomendasi APIEP yang diberikan kepada unit kerja (B)

Prosentase

A

B X 100%

Page 93: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

79

No Aspek Penilaian Bobot Penilaian

1 perencanaan kinerja BKIPM 35%;

2 pengukuran kinerja BKIPM 20%;

3 pelaporan kinerja BKIPM 15%;

4 evaluasi program BKIPM 10%;

5 pencapaian kinerja BKIPM 20%

Sesuai dengan hasil penilaian kinerja oleh Inspektorat Jenderal KKP tahun

2014, BKIPM mendapatkan kriteria A dengan nilai keseluruhan 79,97 Hasil ini

menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan penilaian kinerja BKIPM di

tahun 2013 yang memperoleh kriterianya A tapi dengan nilai keseluruhan 76,82.

Perbandingan capaian Tahun 2011 – 2014 dan target tahun terakhir pada

RPJM II dapat dilihat pada Tabel 3.42 dan Tabel 3.43 di bawah ini.

Tabel 3.42

Capaian IKU 28 pada 2011-2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BKIPM

Nilai AKIP B

Nilai AKIP A

Nilai AKIP A

Nilai AKIP A

Tabel 3.43

Perkembangan Nilai AKIP Berdasarkan Aspek Penilaian

No Aspek Penilaian 2011 2012 2013 2104

1 perencanaan kinerja BKIPM 32,33 31,47 29,98 30,31

2 pengukuran kinerja BKIPM 18,00 15,38 18,50 17,32

3 pelaporan kinerja BKIPM 10,67 11,64 12,18 12,60

4 evaluasi program BKIPM - - - 2,03

5 pencapaian kinerja BKIPM 4,41 16,91 16,16 17,71

Nilai Total 65,41 75,40 76,82 79,97

Page 94: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

80

Grafik 3.4

Perkembangan Nilai AKIP BKIPM 2011 - 2014

IKU 29 Indeks kepuasan masyarakat BKIPM

Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam hal pelayanan,

unit penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk memenuhi harapan

masyarakat dalam melakukan perbaikan pelayanan. Survei kepuasan masyarakat

merupakan pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang kepuasan

masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat

dalam memperoleh pelayanan dari penyelenggara pelayanan publik.

Pedoman dalam hal melakukan survey kepuasan masyarakat digunakan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap

Penyelenggaran Pelayanan Publik. Ruang lingkup pengukuran indeks kepuasan

masyarakat BKIPM adalah pelayanan publik di unit pelayanan sertifikasi

kesehatan ikan yaitu di 44 UPT KIPM.

Nilai indeks kepuasan masyarakat tersebut dihitung dengan menggunakan

nilai rata-rata tertimbang masing-masing unsur pelayanan. Dimana setiap unsur

pelayanan memiliki penimbang yang sama, dengan formula sebagai berikut.

Bobotnilairata − ratatertimbang =Jumlahbobot

Jumlahunsur

65,41

75,476,82

79,97

60

65

70

75

80

85

2011 2012 2013 2014

Page 95: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

81

Untuk memperoleh nilai indeks kepuasan masyarakat (IKM) di 44 UP

digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang.

��� =Totaldarinilaipersepsiperunsur

Totalunsuryangterisi���������� − ��������������

Selanjutnya untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian indeks

kepuasan masyarakat, yaitu antara 20-100, maka hasil penilaian dikonversikan

dengan nilai dasar 20, dengan rumus.

Nilai Konversi IKM = Nilai Indeks x 20

Nilai Persepsi

Nilai Interval IKM

Nilai Interval Konversi IKM

Mutu Pelayanan

Kinerja Unit Pelayanan

1 1.00-1.80 20-36 E Buruk 2 1.81-2.60 37-52 D Tidak Baik 3 2.61-3.40 53-68 C Kurang Baik 4 3.41-4.20 69-84 B Baik 5 4.21--5 85-100 A Sangat Baik

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai IKM adalah 3,76, dengan nilai

interval konversi IKM di BKIPM, yaitu 82,33 atau berkategori Baik. Rekapitulasi

nilai IKM pada UPT lingkup BKIPM dapat dilihat pada Lampiran 5.

Perbandingan capaian tahun 2013 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.44 di

bawah ini.

Tabel 3.44

Capaian IKU 29 pada 2013 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2013 2014

Indeks kepuasan masyarakat BKIPM 82,37 82,33

Ket.: Pengukuran baru dilakukan pada tahun 2013

IKU 30 Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM

Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) merupakan kegiatan Komisi

Pemberantasan Korupsi dalam mendorong Kementerian/Lembaga dan Pemerintah

Daerah membangun sistem antikorupsi di instansinya. Keikutsertaan

Kementerian/Lembaga/ dan Pemerintah Daerah dalam PIAK bersifat voluntary

Page 96: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

82

basis. Peserta PIAK melakukan penilaian sendiri (self assessment) terhadap

pertanyaan-pertanyaan terkait inisiatif antikorupsi yang telah dilakukannya

berikut bukti-bukti pendukungnya.

Inisiatif anti korupsi (IAK) merupakan self assessment atas inisiatif anti

korupsi di suatu Lembaga/Kementerian. Dalam hal ini, nilai IAK BKIPM

merupakan penilaian dari Inspektorat Jenderal KKP terhadap inisiatif anti korupsi

yang dilakukan oleh masing-masing unit Eselon I KKP dengan kuesioner. Untuk

mengukur capaian IKU 30 adalah hasil penilaian dari KPK/APIEP.

BKIPM, sebagai bagian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, pada

tahun 2014 juga melakukan penilaian dalam upaya pencegahan korupsi dengan

indikator seperti tersedianya kode etik; peningkatan transparansi dalam

manajemen SDM, pengadaan barang/jasa, penyelenggaraan negara; peningkatan

akses publik dalam memperoleh informasi inti utama; pelaksanaan saran

perbaikan KPK/BPK/APIP, dan kegiatan promosi anti korupsi. Realisasi nilai

inisiatif anti korupsi BKIPM pada tahun 2014 adalah sebesar 8,61 dari target

sebesar 7,75. Capaian ini menurun jika dibandingkan dengan nilai capaian tahun

2013 yang sebesar 8,84. BKIPM terus melakukan perbaikan dalam menjaga

konsistensi dan peningkatan upaya pencegahan korupsi. Diharapkan nilai PIAK

BKIPM pada tahun mendatang dapat meningkat seiring dengan kemajuan upaya

pencegahan korupsi yang dilakukan. Perbandingan capaian tahun 2011 – 2014

dapat dilihat pada Tabel 3.45 di bawah ini.

Tabel 3.45

Capaian IKU 30 pada 2012 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2012 2013 2014

Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM 7,95 8,84 8,61

IKU 30 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Nilai inisiatif anti korupsi BKIPM

Assessment atas Inisiatif Anti Korupsi berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan oleh KPK;

Hasil penilaian KPK/APIEP

Page 97: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

83

IKU 31 Nilai penerapan reformasi dan birokrasi BKIPM

Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kelautan

dan Perikanan (KKP) pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan

pemerintahan yang pelaksanaannya dilakukan melalui program-program yang

meliputi: (1) Manajemen Perubahan; (2) Penataan Peraturan Perundang-

undangan; (3) Penataan dan Penguatan Organisasi; (4) Penataan Tata Laksana; (5)

Penataan Sistem SDM Aparatur; (6) Penguatan Pengawasan Intern; (7) Penguatan

Akuntabilitas Kinerja; (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan (9)

Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem

penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan tidak berjalan

atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau

diperbaharui. Reformasi birokrasi KKP dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain reformasi

birokrasi KKP merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur negara

agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum

pemerintahan dan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Oleh karena

itu KKP harus segera mengambil langkah-langkah yang bersifat mendasar,

komprehensif, dan sistemik sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan

dapat dicapai dengan efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi, dan strategi KKP.

Oleh karena itu, BKIPM sebagai salah satu unit kerja eselon I memiliki tanggung

jawab untuk mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan tugas dan fungsi

yang diemban.

Tata cara penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi pada instansi

kementerian/lembaga mengalami perubahan pada tahun 2014. Jika pada tahun

2012–2013 penilaian berdasarkan pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 01

Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

sebagai instrumen untuk mengukur kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi

secara mandiri (self-assessment), maka pada tahun 2014 penilaian pelaksanaan

reformasi birokrasi berdasarkan pada Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 14

Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah.

Page 98: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

84

Perubahan tools penilaian dilakukan untuk mengikuti perkembangan

pelaksanaan reformasi birokrasi, agar penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi

birokrasi dapat dilakukan dengan objektif, maka perlu dilakukan upaya

penyempurnaan. Penyempurnaan mencakup: (1) penekanan fokus penilaian

pelaksanaan reformasi birokrasi pada area perubahan yang sudah ditetapkan, (2)

perubahan terhadap sistem on-line dan petunjuk teknisnya, serta (3) perlunya

dilakukan evaluasi eksternal untuk memvalidasi/memverifikasi hasil penilaian

mandiri yang dilakukan oleh setiap instansi pemerintah dengan menggunakan

sistem self assessment. Penyempurnaan juga dimaksudkan untuk

mengintegrasikan instrumen evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi dalam satu

instrumen yang dapat digunakan baik oleh Unit Pengelola Reformasi Birokrasi

Nasional (UPRBN), Tim Quality Assurance (TQA) dan Tim Independen Reformasi

Birokrasi Nasional (TIRBN). Dengan demikian penilaian terhadap kemajuan

pelaksanaan reformasi birokrasi dapat dilakukan dengan lebih obyektif.

Metodologi yang digunakan untuk melakukan penilaian pada komponen

pengungkit, adalah teknik “criteria referrenced test” dengan cara menilai setiap

komponen dengan kriteria penilaian dari masing-masing komponen yang telah

ditetapkan sebelumnya. Sedangkan untuk melakukan penilaian komponen hasil,

antara lain menggunakan nilai akuntabilitas kinerja, nilai kapasitas organisasi

(survei internal), nilai persepsi korupsi (survei eksternal), opini Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan.

Hasil Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

BKIPM tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.46 berikut ini.

IKU 31 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Nilai Penerapan RB BKIPM

Hasil Penilaian Mandiri yang telah diverifikasi oleh Inspektorat Jenderal

Hasil penilaian BKIPM/Inspektorat Jenderal KKP atau Kementerian PAN dan RB Tanggal pelaksanaan

Page 99: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

85

Tabel 3.46

PMPRB BKIPM Tahun 2014

No. Penilaian Nilai

Pengungkit 54,48

1. Manajemen Perubahan 4,8

2. Penataan Peraturan Perundang-undangan 4,38

3. Penataan dan Penguatan Organisasi 5,83

4. Penataan Tatalaksana 4,63

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 14,39

6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja 5,27

7. Penguatan Pengawasan 9,78

8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 5,4

Hasil 30,28

1. Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi 14,86

2. Pemerintah yang Bersih dan Bebas KKN 7,47

3. Kualitas pelayanan publik 7,95

Total 84,76

Nilai Penerapan Reformasi Birokrasi BKIPM tahun 2014 adalah 84,76,

capaian tersebut telah melebihi target yang ditetapkan yakni 80, atau setara

dengan pencapaian 105,95%. Sedangkan dalam periode tahun 2012-2014, nilai

penerapan reformasi birokrasi BKIPM rata-rata meningkat 9,06% setiap tahunnya.

Tabel 3.47

Capaian IKU 31 pada 2012 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2012 2013 2014

Nilai penerapan reformasi birokrasi BKIPM 70 80 84,76

Page 100: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

86

SS10. Terkelolanya anggaran BKIPM yang optimal Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang

mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Akuntabilitas keuangan BKIPM tahun 2014 telah dilaporkan melalui

Laporan Keuangan, berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA),

Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.

IKU 32 Persentase penyerapan DIPA BKIPM

IKU ini bertujuan untuk mengukur persentase penyerapan DIPA BKIPM

Tahun 2014. Capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah

realisasi penyerapan DIPA dengan pagu DIPA yang direncanakan. Untuk

mengukur capaian IKU 32 digunakan formula sebagai berikut:

Alokasi anggaran BKIPM pada tahun anggaran (T.A) 2014 sesuai dengan

dokumen DIPA semula sebesar Rp259.762.597.000, terdapat penambahan

anggaran untuk tunjangan kinerja pegawai dan PNPB, sehingga menjadi

Rp317.111.771.000. Anggaran ini terdiri dari rupiah murni sebesar

Rp306.554.173.000, dan PNPB sebesar Rp10.557.598.000. Target penyerapan

DIPA BKIPM pada T.A 2014 adalah 95% dengan realisasi sebesar 96,86% atau

mencapai 101,96%. Pagu dan realisasi penyerapan anggaran BKIPM T.A 2014

untuk setiap kegiatan disajikan pada Tabel 3.48 di bawah ini.

IKU 32 Analisis Informasi Rumus Perhitungan IKU

Persentase penyerapan DIPA BKIPM

Realisasi jumlah nilai SP2D (gaji, barang dan modal) (A)

Jumlah pagu anggaran (B)

Prosentase

A

B X 100%

Page 101: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

87

Tabel 3.48

Penyerapan Anggaran per Kegiatan T.A 2014

Program/Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

Program

Pengembangan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

317.111.771.000 307.147.217.365 96,86

Kegiatan

Pengembangan dan pembinaan perkarantinaan ikan

10.670.800.000 10.543.832.903 98,81

Pengembangan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan

16.484.110.000 15.930.029.376 96,64

Pengembangan sistem manajemen karantina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan

9.295.500.000 8.773.975.879 94,39

Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BKIPM

280.661.361.000 271.899.379.207 96,88

Sedangkan pagu dan realisasi penyerapan anggaran BKIPM T.A 2014 per

jenis belanja dan penyerapan anggaran triwulanan, dapat disajikan pada Tabel

3.49 dan Tabel 3.50 di bawah ini.

Tabel 3.49

Penyerapan Anggaran per Jenis Belanja T.A 2014

Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

Belanja Pegawai 142.530.145.000 137.691.256.287 96,61

Belanja Barang 161.610.430.000 157.031.221.090 97,17

Belanja Modal 12.971.196.000 12.424.739.988 95,79

Total 317.111.771.000 307.147.217.365 96,86

Tabel 3.50

Persentase Penyerapan Anggaran Triwulanan

Jenis Belanja Persentase penyerapan s.d Triwulan (%)

TW1 TW2 TW3 TW4

Belanja Pegawai 20,88 45,60 74,10 96,61

Belanja Barang 14,60 38,75 62,97 97,17

Belanja Modal 10,71 27,03 44,92 95,79

Page 102: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

88

Grafik 3.5

Grafik Penyerapan Anggaran BKIPM

Sedangkan kalau dirinci berdasarkan kegiatan, terdapat satu kegiatan yang

realisasinya di bawah 95%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

adanya kebijakan pemerintah yang melarang pelaksanaan pertemuan di hotel

sehingga sebagian kegiatan pertemuan tersebut tidak dapat direalisasikan;

adanya efisiensi terhadap belanja barang dan belanja modal. Perbandingan

realisasi anggaran BKIPM tahun 2011 - 2014 dapat dilihat pada Tabel 3.51

berikut.

Tabel 3.51

Capaian IKU 32 pada 2011 - 2014

Uraian Indikator Kinerja Capaian

2011 2012 2013 2014

Persentase penyerapan DIPA BKIPM

99,70% 101,42% 97,71% 96,86%

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran

dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja,

surplus/defisit, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-

masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Realisasi

Pendapatan Negara dan Hibah pada Laporan Keuangan BKIPM T.A 2014 terdiri

dari penerimaan pajak sebesar Rp0 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

sebesar Rp16.268.330.468 atau 106,17 persen dari target Rp15.323.079.964.

Page 103: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

89

Sementara untuk realisasi belanja bruto BKIPM T.A 2014 sebesar

Rp307.147.217.365 atau 96,86 persen dari anggarannya sebesar

Rp317.111.771.000. Realisasi belanja bruto BKIPM di atas terdiri dari belanja

rupiah murni sebesar Rp298.200.067.639 atau sebesar 97,27% dari anggarannya

sebesar Rp306.554.173.000 dan belanja PNBP sebesar Rp8.947.149.726 atau

sebesar 84,75% dari anggarannya sebesar Rp10.557.598.000. Dikarenakan

terdapat pengembalian belanja sebesar Rp162.630.250 maka mempengaruhi

realisasi belanja menjadi netto sebesar Rp306.984.587.115 atau 96,81 persen.

Pengembalian belanja tersebut terdiri dari belanja pegawai sebesar

Rp113.962.050, belanja barang sebesar Rp46.492.700, belanja modal sebesar

Rp2.175.500.

Sementara realisasi belanja bruto T.A 2013 sebesar Rp296.956.268.852 atau

97,76 persen dari anggarannya sebesar Rp303.698.139.000. Dikarenakan

terdapat pengembalian belanja sebesar Rp215.017.401 maka mempengaruhi

realisasi belanja menjadi netto sebesar Rp296.741.251.451 atau 97,71 persen.

Untuk realisasi dari sumber dana yang berasal dari pendapatan negara dan hibah

pada BKIPM adalah Rp17.742.716.731 dari target Rp14.352.187.799.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran T.A 2013 dan 2014 disajikan pada

Tabel 3.52 dan 3.53 berikut ini.

Tabel 3.52

Ringkasan LRA Netto T.A 2013 dan T.A 2014

Uraian T.A 2013 T.A 2014

Realisasi Anggaran Realisasi %

Pendapatan Negara

17.742.716.731 15.323.079.964 16.268.330.468 106.17

Belanja Negara 296.741.251.451 317.111.771.000 306.984.587.115 96.81

Page 104: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

90

Tabel 3.53

Rincian Realisasi Belanja Netto BKIPM T.A 2013 dan 2014

Anggaran Realisasi Belanja % Anggaran Realisasi Belanja %

Pendapatan Negara dan

Hibah

15.323.079.964 16.268.330.468 106,17 14.352.187.799 17.742.716.731 123,62

JUMLAH PENDAPATAN 15.323.079.964 16.268.330.468 106,17 14.352.187.799 17.742.716.731 123,62

Belanja Rupiah Murni 306.554.173.000 298.037.437.389 97,22 293.811.487.000 287.410.025.526 97,82

Belanja Pinjaman Luar

Negeri

0 0 0 0 0 0

Belanja Hibah 0 0 0 0 0 0

PNBP 10.557.598.000 8.947.149.726 84,75 9.886.652.000 9.331.225.925 94,38

JUMLAH BELANJA 317.111.771.000 306.984.587.115 96,81 303.698.139.000 296.741.251.451 97,71

Per 31 Des 2014 / TA.2014 Per 31 Des 2013 / TA.2013URAIAN

NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban,

dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan dan dibandingkan dengan tanggal

pelaporan sebelumnya. Jumlah aset pada T.A 2014 (per 31 Desember 2014)

adalah sebesar Rp288.954.638.261, di mana jumlah aset tersebut terdiri dari aset

lancar sebesar Rp6.753.092.166, aset tetap sebesar Rp277.510.321.832 dan aset

lainnya sebesar Rp4.684.992.634.

Jumlah kewajiban pada T.A 2014 (per 31 Desember 2014) adalah

sebesar Rp675.203.045 yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas

dana (kekayaan bersih) BKIPM T.A 2014 (per 31 Desember 2014) adalah

sebesar Rp288.279.435.216, di mana ekuitas dana tersebut terdiri dari

Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp6.077.889.121 dan Ekuitas Dana Investasi

sebesar Rp288.201.546.095.

Ringkasan Neraca T.A 2014 (per 31 Desember 2014) dan 2013 (per 31

Desember 2013) dapat disajikan pada Tabel 3.54 berikut.

Page 105: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

91

Tabel 3.54

Ringkasan Neraca T.A 2014 dan 2013

Uraian 31 Des 2014 31 Des 13 Kenaikan/(Penurunan)

Rp %

ASET

Aset Lancar 6.753.092.166 19.272.737.667 (12.519.645.501) -64,96

Aset Tetap 277.510.321.832 292.805.417.491 (15.295.095.659) -5,22

Piutang Jk Panjang 6.231.629 - 6.231.629

Aset Lainnya 4.684.992.634 4.470.879.319 214.113.315 4,79

Jumlah Aset 288.954.638.261 316.549.034.477 (27.594.396.216) -8,72

KEWAJIBAN

Kewajiban Jk Pendek 675.203.045 12.559.868.316 (11.884.665.271) -94,62

Jumlah Kewajiban 675.203.045 12.559.868.316 (11.884.665.271) -94,62

EKUITAS DANA

Ekuitas Dana Lancar 6.077.889.121 6.712.869.351 (634.980.230) -9,46

Ekuitas Dana Invesrasi 282.201.546.095 297.276.296.810 (15.074.750.715) -5,07

Jumlah Ekuitas Dana 288.279.435.216 303.989.166.161 (15.709.730.945) -5,17

Jumlah Kewajiban & Ekuitas 288.954.638.261 316.549.034.477 (27.594.396.216) -8,72

EVALUSASI EFISIENSI

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refermasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

pengukuran kinerja kegiatan ini diwajibkan dimaksudkan untuk melakukan

evaluasi efisiensi pelaksanaan kegiatan terhadap sumber daya yang dimiliki.

Fokus pengukuran efisiensi adalah indikator input dan output dari suatu

kegiatan. Dalam hal ini, diukur kemampuan suatu kegiatan untuk menggunakan

input yang lebih sedikit dalam menghasilkan output yang sama/lebih besar; atau

penggunaan input yang sama dapat menghasilkan output yang sama/lebih besar;

atau persentase capaian output sama/lebih tinggi daripada persentase capaian

input. Efisiensi suatu kegiatan diukur dengan membandingkan indeks efisiensi

(IE) terhadap standar efisiensi (SE). Indeks efisiensi (IE) diperoleh dengan

membagi % capaian output terhadap % capaian input, sesuai rumus berikut.

�� =%�������������

%������������

Page 106: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

92

Sedangkan standar efisiensi (SE) merupakan angka pembanding yang

dijadikan dasar dalam menilai efisiensi. Dalam hal ini, SE yang digunakan

adalah indeks efisiensi sesuai rencana capaian, yaitu 1, yang diperoleh dengan

menggunakan rumus :

�� =%��������������

%�������������������

Selanjutnya, efisiensi suatu kegiatan ditentukan dengan membandingkan IE

terhadap SE, mengikuti formula logika berikut.

Jika IE ≥ SE, maka kegiatan dianggap efisien Jika IE < SE, maka kegiatan dianggap tidak efisien

Kemudian, terhadap kegiatan yang efisien atau tidak efisien tersebut

diukur tingkat efisiensi (TE), yang menggambarkan seberapa besar

efisiensi/ketidakefisienan yang terjadi pada masing-masing kegiatan, dengan

menggunakan rumus berikut.

�� = �� − ��

��

Pada tahun 2014, dari empat kegiatan yang dilaksanakan oleh BKIPM,

terdapat 3 (tiga) kegiatan yang tidak efisien, dengan tingkat efisiensi (TE) -

0,04, yaitu: penyelenggaraan sistem pelayanan informasi dan kehumasan; TE -

0.047, yaitu: penyelenggaran administrasi, ketatausahaan dan kerumahtanggaan,

serta TE -0.006, yaitu lokasi yang termonitor residu dan bahan berbahaya, serta

laboratorium dan jenis uji yang terakreditasi. Dalam hal ini, semakin tinggi TE

maka semakin efisien kegiatan tersebut. Dalam konteks ini, tingkat efisiensi

adalah bersifat relatif, artinya kegiatan yang dinyatakan efisien dalam LKj ini

dapat berubah menjadi tidak efisien setelah dievaluasi/diaudit oleh pihak lain,

begitu pula sebaliknya. Dalam LKj ini, perhitungan efisiensi kegiatan hanya

didasarkan pada rasio antara output dan input, yang hanya berupa dana. Ke

depan, pengukuran efisiensi kegiatan perlu juga mempertimbangkan input yang

lain, dengan dukungan data yang lebih memadai.

Formulir Pengukuran efisiensi kegiatan secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 7 LKj ini.

Page 107: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

93

IV. P E N U T U P

SIMPULAN

Berdasarkan indikator capaian kinerja BKIPM tahun 2014, dapat ditarik

simpulan sebagai berikut:

1. Kesepuluh sasaran strategis BKIPM tahun 2014 melalui Pengembangan

karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan BKIPM

yang telah ditetapkan, memiliki nilai pencapaian sasaran strategis (NPSS)

sebesar 107.09, artinya kinerja BKIPM tahun 2014 dalam katagori BAIK

(sumber: e-kinerjaku, 2014);

2. Sasaran strategis meningkatnya kesejahteraan masyarakat kelautan

perikanan pada prespektif stakeholder dengan IKU Nilai Tukar Nelayan,

Rata-rata pendapatan pengolah dan pemasar (KK/bulan),capaiannya

melebihi 100%, sedangkan IKU Nilai Tukar Pembudidaya Ikan, Pertumbuhan

PDB Perikanan realisasinya belum sesuai dengan target;

3. Untuk Sasaran strategis Meningkatnya ketersediaan produk kelautan

perikana dengan IKU jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton),

Jumlah produk olahan hasil perikanan (juta ton), masing-masing realisasi

capaiannya di atas 100% dari target yang diperjanjikan;

4. Sasaran strategis Meningkatnya hasil perikanan yang memenuhi sistem

jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan pada prespektif customer

realiasasi capaian IKU-nya sesuai dengan target bahkan terdapat IKU yang

prosentase capainnya melebihi 100%;

5. Sasaran strategis tersedianya kebijakan perkarantinaan, mutu dan

keamanan hasil perikanan sesuai kebutuhan, sasaran strategis

terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan,

pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan

bermutu, terselenggaranya modernisasi sistem produksi kelautan perikanan,

pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan yang optimal dan

bermutu, serta terselenggaranya pengendalian, pengawasan, dan penegakan

hukum karatina ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan pada prespektif

internal proses, capaian IKU-nya teralisasi sesuai target bahkan terdapat

Page 108: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

94

IKU yang melebihi target yang ditetapkan, kecuali IKU jumlah draft

peraturan perundang-undangan bidang perkarantinaan ikan, mutu dan

keamanan hasil perikanan, realisasi capaiannya belum sesuai target kinerja,

dikarenakan draft final belum sepenuhnya diselesaikan pada tingkat BKIPM

karena penjadwalan program legislasi di Biro Hukum-KKP begitu ketat; dan

6. Prespektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan sasaran strategis

tersedianya SDM BKIPM yang kompeten dan professional, tersedianya

informasi yang valid, handal dan mudah diakses di BKIPM, terwujudnya

good governance dan clean government, terkelolanya anggaran BKIPM secara

optimal, realisasi capaian IKU-nya sesuai dengan target yang ditetapkan.

LANGKAH-LANGKAH UPAYA PERBAIKAN

Meskipun secara umum sasaran strategis program pengembangan

perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan tahun

2014, sebagaimana telah diuraikan dalam LKj ini dapat dikatakan berhasil,

namun tantangan yang dihadapi BKIPM ke depan semakin luas sebagai akibat

dari meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap perlindungan kelestarian

sumber daya hayati perikanan dan plasma nuftah; meningkatnya lalu lintas

produk perikanan; semakin majunya teknologi produksi dan distribusi dalam

bidang pemanfaatan dan pengolahan hasil perikanan; belum optimalnya daya

saing produk perikanan Indonesia; masih terdapatnya ekspor perikanan yang

ditolak, pengendalian impor dalam rangka pengamanan pasar dalam negeri akibat

peningkatan jenis dan volume produk perikanan yang masuk, pelaksanaan

beberapa ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru yang berpengaruh

terhadap peran BKIPM, koordinasi yang belum optimal dengan pemangku

kepentingan lain sebagai mitra strategis BKIPM, harmonisasi dan ekuivalensi yang

belum optimal dengan mitra dagang, dan masih belum optimalnya integrasi

pelaksanaan program dan kegiatan antara pusat, daerah, dan instansi lintas

sektoral.

Kondisi di atas secara langsung maupun tidak langsung akan berimpikasi

terhadap tugas dan fungsi BKIPM ditandai dengan semakin besarnya beban kerja

dan kompleksitas tugas BKIPM; semakin meningkatnya kebutuhan kualitas dan

Page 109: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

95

kuantitas SDM aparatur BKIPM; perlunya pemantapan regulasi dan sistem

perkarantinan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang

efektif dan harmonis; perlunya kesiapan sarana prasarana guna pemenuhan

standar dan persyaratan pengawasan/pemeriksaan/pengujian dalam rangka

peningkatan daya saing, nilai tambah dan kepercayaan stakeholder.

Untuk mengatasi berbagai masalah yang masih ditemui dalam

melaksanakan tugas dan fungsi BKIPM dalam usaha meningkatkan ketahanan

pangan dengan perlindungan kelestarian sumber daya hayati perikanan dan

plasma nuftah, melakukan pengendalian produk perikanan agar dapat memenuhi

syarat mutu dan keamanan hasil perikanan, serta untuk meningkatkan daya

saing dan nilai tambah, maka pada tahun 2015-2019 BKIPM melakukan berbagai

upaya untuk peningkatan kinerja pada prespektif customer, melalui sasaran

program utama peningkatan efektifiktas pencegahan dan penyebaran hama dan

penyakit ikan karantina (HPIK); peningkatan kapasitas pelaksanaan sistem

penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan; peningkatan efektifitas

pengendalian keamanan hayati yang merusak kelestarian sumber daya hati

perikanan.

Sasaran program utama ini akan dilaksanakan melalui beberapa sasaran

kegiatan, sebagai berikut:

i. Peningkatan sistem pencegahan dan penyebaran penyakit ikan karantina

pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, melalui inisiasi

kegiatan/indikator peningkatan kapasitas penerapan sistem jaminan mutu

(sertifikat HACCP) di unit pengolahan ikan; peningkatan kualitas layanan

sertifikasi berbasis ISO 9001/ ISO 17020/ISO 17025 di UPT KIPM yang

berbasis pada TIK dan penurunandwelling time; surveillance kesegaran ikan,

residu dan berbahaya; pemetaan perairan laut dari cemaran biotoxin dan

logam berat; peningkatan penerapan cara karantina ikan yang baik (CKIB) di

unit usaha pembudidayaan ikan (UUPI); peningkatan kompetensi dan

kapabilitas SDM aparatur pengendali hama dan penyakit ikan dan pengawas

perikanan bidang mutu dan keamanan hasil perikanan;

ii. Harmonisasi sistem penjaminan mutu, dengan inisiasi kegiatan/indikator

peningkatan harmonisasi sistem perkarantinaan ikan, mutu dan keamanan

hasil perikanan dengan negara tujuan ekspor; dan

Page 110: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

96

iii. Pencegahan jenis dan agen hayati yang dilindungi, dilarang serta bersifat

menyerang (invasive), dengan inisiasi kegiatan/indikator peningkatan

pengendalian dan pencegahan masuknya penyakit ikan eksotik ke dalam

wilayan Negara RI; Zonasi dan peningkatan kapasitas pencegahan

penyebaran penyakit ikan karantina; pemetaan jenis agen hayati yang

dilindungi, dilarang dan bersifat menyerang (invasive).

Secara umum, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan

pencapaian target sasaran BKIPM antara lain:

1. Perlunya perumusan untuk penetapan target IKU BKIPM pada Renstra 2015-

2019 dengan memperhatikan capaian pada Tahun 2014;

2. Perlunya penyempurnaan metode cascading ke level atau unit dibawahnya,

terutama untuk IKU yang hanya dilakukan pengukuran pada level 1;

3. Perlunya dialokasikan anggaran untuk pencapaian setiap IKU; dan

4. Perlu dilakukan perbaikan dalam pelaporan capaian kinerja interim dan

penyampaian data dukung capaian setiap IKU.

Page 111: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L1

LAMPIRAN

Penetapan Kinerja Tahun 2014

Page 112: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L2

Page 113: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L3

Page 114: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L4

Data UPI dan Sertifikat HACCP Tahun 2014

No Provinsi

UPI Sertifikat

Lama Baru Sub

Total

HACCP Pre-HACCP

TI Sub

Total A B

1 NAD 1 0 1 0 1 0 0 1

2 Sumatera Utara 42 1 43 57 28 21 2 108

3 Sumatera Barat 1 0 1 6 0 0 0 6

4 Kepulauan Riau 3 0 3 2 1 1 0 4

5 Sumatera Selatan 3 2 5 5 4 0 0 9

6 Bangka Belitung 6 0 6 0 3 15 0 18

7 Lampung 12 2 14 18 5 1 2 26

8 Banten 15 3 18 6 28 1 2 37

9 Jawa Barat 28 2 30 21 37 3 1 62

10 DKI Jakarta 45 6 51 128 46 9 0 183

11 Jawa Tengah 25 6 31 20 43 3 3 69

12 Jawa Timur 121 16 137 249 152 7 8 416

13 Bali 47 12 59 51 79 14 6 150

14 Nusa Tenggara Barat

3 0 3 0 3 2 0 5

15 Nusa Tenggara Timur

13 0 13 3 13 10 0 26

16 Kalimantan Barat 4 0 4 0 5 2 0 7

17 Kalimantan Timur 12 1 13 15 4 0 0 19

18 Kalimantan Selatan 8 0 8 5 5 0 0 10

19 Sulawesi Utara 22 2 24 28 18 9 1 56

20 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0

21 Sulawesi Tengah 3 0 3 3 5 0 0 8

22 Sulawesi Tenggara 5 1 6 10 7 1 0 18

23 Sulawesi Selatan 63 6 69 88 109 12 0 209

24 Maluku 15 5 20 2 34 5 0 41

25 Maluku Utara 3 0 3 0 7 0 0 7

26 Papua Barat 15 0 15 5 14 0 0 19

27 Papua 11 1 12 36 6 0 0 42

Total 526 66 592 758 657 116 25 1.556

Page 115: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L5

Rekapitulasi Nilai IKM UPT KIPM Tahun 2014

No Nama Jumlah

Responden Hasil IKM

2014 Grade Keterangan

1 BBKIPM Jakarta I 15 84,17 A sangat baik

2 BBKIPM Makassar 70 82,56 A sangat baik

3 Balai KIPM Kelas I Denpasar 104 79,93 B baik

4 Balai KIPM Kelas I Medan I 19 80,26 B baik

5 Balai KIPM Kelas I Balikpapan 51 84,19 A sangat baik

6 Balai KIPM Kelas I Jayapura 20 82,18 A sangat baik

7 Balai KIPM Kelas I Jakarta II 19 85,40 A sangat baik

8 Balai KIPM Kelas I Surabaya I 35 80,85 B baik

9 Balai KIPM Kelas I Surabaya II 67 87,31 A sangat baik

10 Balai Uji Standar KIPM 38 78,48 B baik

11 Balai KIPM Kelas II Palembang 26 81,58 A sangat baik

12 Balai KIPM Kelas II Mataram 10 87,00 A sangat baik

13 Balai KIPM Kelas II Banjarmasin 12 80,25 B Baik

14 Balai KIPM Kelas II Semarang 28 81,38 A sangat baik

15 Balai KIPM Kelas II Manado 150 99,00 A sangat baik

16 Stasiun KIPM Kelas I Pekanbaru 10 81,00 B Baik

17 Stasiun KIPM Kelas I Kendari 24 84,16 A sangat baik

18 Stasiun KIPM Kelas I Pontianak 19 83,78 A sangat baik

19 Stasiun KIPM Kelas I Padang 17 86,31 A sangat baik

20 Stasiun KIPM Kelas I Jambi 22 83,40 A sangat baik

21 Stasiun KIPM Kelas I Jogjakarta 25 81,50 A sangat baik

22 Stasiun KIPM Kelas I Ambon 30 79,40 B Baik

23 Stasiun KIPM Kelas I Pangkal Pinang

24 Stasiun KIPM Kelas I Ternate 45 76,48 B Baik

25 Stasiun KIPM Kelas I Kupang 30 88,50 A sangat baik

26 Stasiun KIPM Kelas I Aceh 10 76,68 B baik

27 Stasiun KIPM Kelas I Entikong 21 79,62 B baik

28 Stasiun KIPM Kelas I Palu 29 82,60 A sangat baik

Page 116: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L6

29 Stasiun KIPM Kelas I Lampung 10 82,64 A sangat baik

30 Stasiun KIPM Kelas I Palangkaraya

32 82,00 A sangat baik

31 Stasiun KIPM Kelas I Gorontalo 50 86,29 A sangat baik

32 Stasiun KIPM Kelas I Batam 50 82,85 A sangat baik

33 Stasiun KIPM Kelas II Cirebon 42 81,29 A sangat baik

34 Stasiun KIPM Kelas II Bau-Bau 20 83,87 A Sangat baik

35 Stasiun KIPM Kelas II Sorong 15 83,70 A sangat baik

36 Stasiun KIPM Kelas II Merauke 52 82,16 A sangat baik

37 Stasiun KIPM Kelas II Teluk Nibung

10 74,40 B Baik

38 Stasiun KIPM Kelas II Tahuna

39 Stasiun KIPM Kelas II Bima 79 80,68 B Baik

40 Stasiun KIPM Kelas II Bengkulu

41 Stasiun KIPM Kelas II Tarakan 35 81,60 A sangat baik

42 Stasiun KIPM Kelas II Luwuk Banggai

9 75,30 B Baik

43 Stasiun KIPM Kelas II Tanjung Pinang

13 99,40 A sangat baik

44 Stasiun KIPM Kelas II Merak 60 80,20 B baik

45 Stasiun KIPM Kelas II Mamuju

46 Stasiun KIPM Kelas II Medan II 18 83,25 A Sangat baik

47 Stasiun KIPM Kelas II Bandung 23 62,74 B Baik

Page 117: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L7

Form Pengukuran Efisiensi

No

Keg

iata

nO

utp

ut

An

gg

ara

n

Ren

can

a

Capaia

n

Ou

tpu

t (%

)

Ren

can

a C

ap

aia

n

Inp

ut

Rp

(%)

Cap

aia

n

Ou

tpu

t

(%)

Cap

aia

n In

pu

t(%

)IE

SE

TE

STA

TU

S

A

3987

Penin

gka

tan D

uku

ngan M

anaje

men d

an P

ela

ksanaan

Tugas

Tekn

is L

ain

nya B

KIP

M

280.6

61.3

61.0

00

1

3987.0

02

Doku

men d

uku

ngan m

anaje

men d

an p

ela

ksanaan tekn

is

BK

IPM

21.5

40.2

23.0

00

100

21.3

53.8

86.9

47

99,1

3100

21.0

84.7

49.5

06

97,8

91,0

21,0

10,0

1E

FIS

IEN

2

3987.0

03

Sara

na d

an p

rasa

rana K

IPM

4.3

25.9

05.0

00

100

4.3

25.9

05.0

00

100,0

099,5

4.2

49.1

49.4

00

98,2

31,0

11,0

00,0

1E

FIS

IEN

3

3987.0

04

Pela

yanan k

ara

ntin

a ika

n d

an m

utu

hasi

l peri

kanan

37.1

81.5

53.0

00

100

36.5

98.2

83.7

50

98,4

399,5

35.8

93.2

93.3

65

96,5

41,0

31,0

20,0

1E

FIS

IEN

4

3987.0

05

Doku

men va

lidasi

meto

de u

ji ka

rantin

aan ika

n d

an m

utu

hasi

l peri

kanan

3.3

32.0

92.0

00

100

3.3

32.0

92.0

00

100,0

0100

3.3

20.8

31.4

00

99,6

61,0

01,0

00,0

0E

FIS

IEN

5

3987.0

06

Doku

men P

ere

ncanaan, ke

rjasa

ma, eva

luasi

dan

pela

pora

n

4.3

68.6

22.0

00

100

4.1

50.1

90.9

00

95,0

0100

4.0

61.5

51.8

50

92,9

71,0

81,0

50,0

2E

FIS

IEN

6

3987.0

07

Doku

men P

engem

bangan S

DM

dan P

roduk

Huku

m

Keta

tala

ksanaan

4.0

70.5

69.0

00

100

3.8

67.0

40.5

50

95,0

0100

3.6

61.1

47.5

71

89,9

41,1

11,0

50,0

6E

FIS

IEN

7

3987.0

08

Doku

men S

istim

Pela

yanan Info

rmasi

dan K

ehum

asa

n4.1

15.5

33.0

00

100

3.9

09.7

56.3

50

95,0

0100

4.0

78.1

37.9

00

99,0

91,0

11,0

5-0

,04

TID

AK

EFIS

IEN

8

3987.0

09

Doku

men A

dm

inis

trasi

Keuangan, ke

tata

usa

haan d

an

Keru

mahta

nggaan

3.8

86.5

75.0

00

100

3.6

92.2

46.2

50

95,0

0100

3.8

74.8

67.5

78

99,7

01,0

01,0

5-0

,05

TID

AK

EFIS

IEN

9

3987.9

94

Layanan P

erk

anto

ran

190.8

06.9

81.0

00

100

186.8

76.8

69.9

40

97,9

4100

185.0

36.1

38.9

06

96,9

81,0

31,0

20,0

1E

FIS

IEN

10

3987.9

95

Kendara

an B

erm

oto

r1.6

49.7

69.0

00

100

1.6

49.7

69.0

00

100,0

099,5

1.5

93.3

21.7

00

96,5

81,0

31,0

00,0

3E

FIS

IEN

11

3987.9

96

Pera

ngka

t P

engola

h D

ata

dan K

om

unik

asi

1.3

44.4

58.0

00

100

1.2

94.2

99.3

50

96,2

799,5

1.1

29.4

52.5

00

84,0

11,1

81,0

40,1

4E

FIS

IEN

12

3987.9

97

Pera

lata

n d

an F

asi

litas

Perk

anto

ran

2.2

68.6

21.0

00

100

2.2

20.6

83.0

00

97,8

999,5

2.0

91.3

83.3

88

92,1

91,0

81,0

20,0

6E

FIS

IEN

13

3987.9

98

Gedung/B

angunan

1.7

70.4

60.0

00

100

1.7

70.4

60.0

00

100,0

0100

1.7

43.7

64.5

00

98,4

91,0

21,0

00,0

2E

FIS

IEN

B

3988

Pengem

bangan d

an P

em

bin

aan P

erk

ara

ntin

aan I

kan

10.6

70.8

00.0

00

100

10.6

70.8

00.0

00

100,0

0100

10.5

43.8

32.9

03

98,8

11,0

11,0

00,0

1E

FIS

IEN

1

3988.0

02

Doku

men d

uku

ngan m

anaje

men d

an p

ela

ksanaan tekn

is

Kara

ntin

a I

kan

2.3

35.3

97.0

00

100

2.3

35.3

97.0

00

100,0

0100

2.2

96.0

40.4

89

98,3

11,0

21,0

00,0

2E

FIS

IEN

2

3988.0

04

Jum

lah S

tandar

Opera

sional p

rose

dur

perk

ara

ntin

aan ika

n1.4

30.0

00.0

00

100

1.4

30.0

00.0

00

100,0

0100

1.4

20.5

66.3

10

99,3

41,0

11,0

00,0

1E

FIS

IEN

3

3988.0

06

Jum

lah inst

ala

si y

ang s

esu

ai st

andar

898.7

00.0

00

100

898.7

00.0

00

100,0

0100

888.7

18.9

49

98,8

91,0

11,0

00,0

1E

FIS

IEN

4

3988.0

07

Labora

torium

Kara

ntin

a I

kan y

ang tera

kredita

si531.3

00.0

00

100

531.3

00.0

00

100,0

0100

523.4

46.6

00

98,5

21,0

21,0

00,0

2E

FIS

IEN

5

3988.0

10

Jum

lah P

edom

an S

iste

m P

erk

ara

ntin

aan Ika

n d

an

Manaje

men R

esi

ko H

PIK

1.4

30.0

00.0

00

100

1.4

30.0

00.0

00

100,0

0100

1.4

25.5

90.5

15

99,6

91,0

01,0

00,0

0E

FIS

IEN

6

3988.9

94

Layanan P

erk

anto

ran

3.6

15.3

03.0

00

100

3.6

15.3

03.0

00

100,0

0100

3.5

66.1

82.5

40

98,6

41,0

11,0

00,0

1E

FIS

IEN

7

3988.9

95

Kendara

an B

erm

oto

r275.1

00.0

00

100

275.1

00.0

00

100,0

0100

268.4

70.0

00

97,5

91,0

21,0

00,0

2E

FIS

IEN

8

3988.9

96

Pera

ngka

t P

engola

h D

ata

dan K

om

unik

asi

114.5

00.0

00

100

114.5

00.0

00

100,0

0100

114.3

17.5

00

99,8

41,0

01,0

00,0

0E

FIS

IEN

9

3988.9

97

Pera

lata

n d

an F

asi

litas

Perk

anto

ran

40.5

00.0

00

100

40.5

00.0

00

100,0

0100

40.5

00.0

00

100,0

01,0

01,0

00,0

0TID

AK

EFIS

IEN

C

3989

Pengem

bangan S

iste

m J

am

inan M

utu

dan K

eam

anan H

asi

l

Peri

kanan

16.4

84.1

10.0

00

100

16.2

87.2

87.5

03

98,8

1100

15.9

19.6

79.8

50

96,5

81,0

41,0

10,0

2E

FIS

IEN

1

3989.0

02

Doku

men d

uku

ngan m

anaje

men d

an p

ela

ksanaan tekn

is

Sert

ifik

asi

Mutu

Dan H

asi

l Peri

kanan

1.9

23.6

19.0

00

100

1.9

23.6

19.0

00

100,0

0100

1.6

80.1

78.0

90

87,3

41,1

41,0

00,1

4E

FIS

IEN

2

3989.0

04

Unit

Pengola

han Ika

n (

UP

I) y

ang h

arm

onis

dengan N

egara

Mitr

a

2.3

68.3

05.0

00

100

2.3

48.5

32.5

03

99,1

7100

2.3

27.1

75.6

75

98,2

61,0

21,0

10,0

1E

FIS

IEN

3

3989.0

06

Unit

Pengola

han Ika

n (

UP

I) d

an h

asi

l peri

kanan y

ang

bers

ert

ifik

at H

AC

CP

3.6

36.7

55.0

00

100

3.6

29.7

55.0

00

99,8

1100

3.5

85.4

77.7

14

98,5

91,0

11,0

00,0

1E

FIS

IEN

4

3989.0

07

Loka

si y

ang term

onito

r re

sidu d

an b

ahan b

erb

ahaya s

ert

a

labora

tori

um

dan je

nis

uji

yang tera

kredita

s

5.7

97.4

89.0

00

100

5.6

27.4

39.0

00

97,0

7100

5.6

65.0

88.1

58

97,7

21,0

21,0

3-0

,01

TID

AK

EFIS

IEN

5

3989.9

94

Layanan P

erk

anto

ran

2.7

57.9

42.0

00

100

2.7

57.9

42.0

00

100,0

0100

2.6

61.7

60.2

13

96,5

11,0

41,0

00,0

4E

FIS

IEN

D

3990

Pengem

bangan S

iste

m M

anaje

men K

ara

ntin

a I

kan,

Mutu

dan K

eam

anan H

asi

l Peri

kanan

9.2

95.5

00.0

00

100

9.2

95.5

00.0

00

100,0

0100

8.7

73.9

75.8

79

94,3

91,0

61,0

00,0

6E

FIS

IEN

1

3990.0

02

Doku

men d

uku

ngan m

anaje

men d

an p

ela

ksanaan tekn

is

Manaje

men M

utu

759.6

62.0

00

100

759.6

62.0

00

100,0

0100

575.9

24.7

40

75,8

11,3

21,0

00,3

2E

FIS

IEN

2

3990.0

06

Jum

lah U

nit

Kerja y

ang M

enera

pka

nS

iste

m M

anaje

men

Mutu

Pro

duks

i

2.8

30.8

40.0

00

100

2.8

30.8

40.0

00

100,0

0100

2.6

42.5

10.6

00

93,3

51,0

71,0

00,0

7E

FIS

IEN

3

3990.0

07

Jum

lah L

abora

tori

um

dan le

mbaga insp

eks

i yang

menera

pka

n s

iste

m m

anaje

men

1.6

52.7

80.0

00

100

1.6

52.7

80.0

00

100,0

0100

1.6

12.6

55.0

06

97,5

71,0

21,0

00,0

2E

FIS

IEN

4

3990.0

08

Jum

lah S

DM

yang b

erk

om

pete

n d

ala

m s

iste

m ja

min

an

mutu

1.4

76.1

75.0

00

100

1.4

76.1

75.0

00

100,0

0100

1.4

53.0

50.3

38

98,4

31,0

21,0

00,0

2E

FIS

IEN

5

3990.9

94

Layanan P

erk

anto

ran

2.4

76.0

43.0

00

100

2.4

76.0

43.0

00

100,0

0100

2.3

91.9

66.9

45

96,6

01,0

41,0

00,0

4E

FIS

IEN

6

3990.9

96

Pera

ngka

t P

engola

h D

ata

dan K

om

unik

asi

100.0

00.0

00

100

100.0

00.0

00

100,0

0100

97.8

68.2

50

97,8

71,0

21,0

00,0

2E

FIS

IEN

Page 118: 2014 BKIPM TA 2014.pdf · mutu, jumlah sertifikasi penerapan sistem jaminan mutu (sertifikat HACCP) di Unit Pengolahan Ikan sebagai persyaratan ekspor, dan jumlah sertifikat cara

LKj - BKIPM 2014

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

L1