bk rencana kerja_gizi_final
TRANSCRIPT
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat
TAhun 2013
Direktorat Bina GiziDirektorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
Kementerian Kesehatan RI
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013ii
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 iii
KATA PENGANTAR
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi 15% dan prevalensi balita pendek menjadi 32% pada tahun 2014. Untuk mencapai sasaran tersebut diatas, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 telah menetapkan 2 (dua) indikator keluaran pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu; 1) Persentase balita ditimbang berat badannya, dan 2) Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan rancangan kegiatan yang spesifik dan terukur, tertuang dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014. Penjabaran kegiatan setiap tahunnya dituangkan dalam Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat yang merupakan penajaman prioritas, strategi operasional serta kegiatan. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penentu kebijakan, perencana, dan pelaksana program diberbagai tingkat administrasi untuk lebih menyamakan langkah, koordinasi, dan sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2013.
Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA
Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 iii
KATA PENGANTAR
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi 15% dan prevalensi balita pendek menjadi 32% pada tahun 2014. Untuk mencapai sasaran tersebut diatas, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 telah menetapkan 2 (dua) indikator keluaran pembinaan gizi yang harus dicapai yaitu; 1) Persentase balita ditimbang berat badannya, dan 2) Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan.
Untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan rancangan kegiatan yang spesifik dan terukur, tertuang dalam Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014. Penjabaran kegiatan setiap tahunnya dituangkan dalam Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat yang merupakan penajaman prioritas, strategi operasional serta kegiatan. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penentu kebijakan, perencana, dan pelaksana program diberbagai tingkat administrasi untuk lebih menyamakan langkah, koordinasi, dan sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2013.
Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA
Dr. dr. Slamet Riyadi Yuwono, DTM&H, MARS
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013iv
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...................................................................................... iiiDaftar Isi ............................................................................................... vI. Pendahuluan .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1B. Sasaran Pembinaan Gizi 2010-2014 ...................................... 2
II. Perkembangan Masalah dan Capaian Tahun 2012 ....................... 3A. Kurang Energi Protein (KEP) 3
1. Cakupan Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) 42. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 53. Perawatan Gizi Buruk 6
B. Kurang Vitamin A (KVA) 8C. Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) 9D. Anemia Gizi Besi (AGB) 11E. Masalah Gizi Lebih 13
III. Konsep dan Strategi Operasional Tahun 2013 14A. Konsep Perbaikan Gizi 14B. Tujuan 15C. Sasaran Operasional 15D. Strategi Operasional 15
IV. Kegiatan Pembinaan Gizi 2013 17A. Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat 17B. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Gizi 19C. Suplementasi Gizi dan Alat Penunjang 21D. Tatalaksana Gizi Buruk dan Penanganan Gizi Kurang 23E. Penyusunan NSPK 24F. Surveilans Gizi 26G. Dukungan Manajemen 26
V. Monitoring dan Evaluasi 29VI. Penutup 30
Lampiran 31Daftar Singkatan 48
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013vi
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Bab VIII) mengamanatkan bahwa Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan dan prioritas pembangunan nasional.
Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014 adalah perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran jangka menengah perbaikan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 15% dan prevalensi pendek (stunting) menjadi setinggi-tingginya 32% pada tahun 2014.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014, sebagai penjabaran operasional Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2014. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014 berisikan tujuan, sasaran operasional, kebijakan teknis dan strategi operasional serta kegiatan pokok dan pentahapan indikator setiap tahun.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat 2013 merupakan upaya percepatan pencapaian sasaran Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan melalui penajaman prioritas dan strategi penggerakan yang dikembangkan berdasarkan kecenderungan capaian dan hambatan pelaksanaan pembinaan gizi selama ini. Adanya inisiatif baru seperti pencegahan stunting, penerapan pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik untuk mencegah penyakit tidak menular memerlukan penyesuaian terhadap strategi yang ada. Di sisi lain, adanya terobosan baru di
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 20132
bidang pembiayaan kesehatan khususnya dengan diluncurkannya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Jaminan Persalinan (Jampersal), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan berbagai inisiatif pembiayaan lain perlu dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
B. Sasaran Pembinaan Gizi 2010-2014
Sebagaimana telah ditetapkan di dalam Renstra Kementerian Kesehatan dan Rencana Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014, sasaran Pembinaan Gizi Masyarakat adalah menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 15% dan prevalensi stunting menjadi setinggi-tingginya 32%. Di dalam Rencana Pembinaan Gizi Masyarakat, sasaran tersebut dijabarkan menjadi indikator kinerja perbaikan gizi dan pentahapan pencapaian indikator sampai dengan tahun 2014.
Indikator kinerja, target capaian sampai dengan tahun 2014 serta capaian sampai dengan 2012 adalah sebagai berikut;
Tabel 1. Target Capaian Indikator Pembinaan Gizi Masyarakat Tahun 2012-2014 dan Capaian Tahun 2012
Indikator Target 2012
Capaian 2012
Target 2013
Target 2014
1. % balita ditimbang berat badannya (D/S)
2. % bayi 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif
3. % anak 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
4. % ibu hamil mendapat Fe 90 tablet
5. % rumah tangga konsumsi garam beriodium
6. % balita gizi buruk mendapat perawatan
7. penyediaan buffer stock MP-ASI
75
70
80
90
80
100
100
75.1
48.6*
82.8
85.0
87.9**
100
100
80
75
83
93
85
100
100
85
80
85
95
90
100
100
Catatan: *Laporan dari 32 provinsi **Laporan dari 29 provinsi
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 3
II. PERKEMBANGAN MASALAH DAN CAPAIAN TAHUN 2012
A. Kurang Energi Protein (KEP)
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan besaran masalah gizi di Indonesia yaitu gizi kurang sebesar 17,9%, pendek 35,6%, kurus 13,3% dan gemuk 14,2%. Secara umum besaran masalah gizi pada balita digambarkan pada gambar 1.
Gambar 1. Grafik Distribusi Prevalensi Masalah Gizi di Indonesia
Dibandingkan dengan prevalensi gizi kurang tahun 1990 sebesar 31%, secara nasional telah terjadi penurunan sekitar 40% selama periode 1990 sampai 2010. Dengan kecenderungan ini sasaran penurunan prevalensi gizi kurang menjadi 15% pada tahun 2014 diharapkan dapat dicapai.
Namun, bila dibandingkan angka prevalensi gizi kurang tahun 2007 (18,4%) dengan tahun 2010, penurunan prevalensi gizi kurang sangat kecil yaitu 0,5%. Apabila tidak dilakukan upaya percepatan, dikhawatirkan sasaran penurunan prevalensi gizi kurang pada tahun 2014 tidak tercapai.
Sebaran prevalensi gizi kurang menurut provinsi berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, untuk prevalensi gizi kurang yang telah mencapai sasaran rata-rata MDG 2015 (<15%) ada 8 (delapan) provinsi yaitu Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, DKI, Jabar, DIY, Bali dan Sulawesi Utara. Sementara itu masih ada 15 provinsi yang prevalensinya diatas 20%.
17.9
Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk
35.6
13.3 14.2
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 20134
Gambar 2. Sebaran Prevalensi Balita Gizi Kurang Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Menurut Provinsi Di Indonesia Tahun 2010
30.5
29.4
29.1
27.6
26.5
26.5
26.5
26.2
25.0
23.7
23.6
22.9
22.8
21.4
20.5
19.9
19.6
18.5
17.9
17.1
17.1
17.1
16.2
16.2
15.7
15.3
14.9
14.0
13.4
13.0
11.3
11.2
11.0
10.6
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
NTBNTTKalBarKaltengSulTengPapBarGorontaloMalukuSulSelNADMalUtKalSelSulTeraSumutSulBarSumSelJam
biBantenIndonesiaJatimSumBarKalTimPapuaRiauJatengBengkuluBaBelKepRiLampungJabarJakartaDI YogyaBaliSulUt
Sumber: Riskesdas, 2012
Strategi utama penanggulangan masalah gizi kurang adalah pencegahan dan peningkatan pengetahuan melalui kegiatan edukasi masyarakat tentang asuhan gizi khususnya makanan bayi dan anak, pemantauan pertumbuhan di posyandu suplementasi gizi, pemberian makanan tambahan pemulihan kepada anak gizi kurang serta tatalaksana kasus gizi buruk.
1. CakupanBalitaDitimbangBeratBadannya(D/S)
Cakupan pemantauan pertumbuhan secara bertahap mengalami kenaikan, terutama setelah dilakukan revitalisasi posyandu sejak setelah terjadinya krisis beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 secara rata-rata nasional cakupan D/S sudah mencapai target yaitu 75,1%, namun demikian masih ada 23 provinsi yang cakupannya masih dibawah 75% seperti tergambarkan pada grafik berikut:Gambar 3. Persentase D/S Berdasarkan Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 5
Untuk meningkatkan cakupan balita ditimbang berat badannya Menteri Kesehatan melalui surat edaran tanggal 21 September 2012 nomor GK/Menkes/333/IX/2012 telah menetapkan bahwa pada bulan November setiap tahun sebagai bulan penimbangan balita di samping bulan Februari dan Agustus yang bersamaan dengan Bulan Kapsul Vitamin A.
2. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Upaya peningkatan cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif dilakukan dengan berbagai strategi, mulai dari penyusunan kerangka regulasi, peningkatan kapasitas petugas dan promosi ASI Eksklusif.
Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (PP No 33 tahun 2012). Dalam PP tersebut diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI Eksklusif. Pada tahun 2012, sebanyak 1.057 orang dilatih sebagai konselor menyusui, sehingga secara keseluruhan sampai dengan tahun 2012 telah dilakukan pelatihan fasilitator menyusui sebanyak 415 orang dan konselor menyusui dengan jumlah 3.929 orang (daftar terlampir).
Cakupan pemberian ASI ekslusif di Indonesia sangat berfluktuatif. Cakupan ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2012 berdasarkan laporan sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 42%. Bila dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun 2007 telah terjadi kenaikan yang bermakna sebesar 10%. Pada tahun 2013 target bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif sebesar 75%.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 20136
Gambar 4. Tren Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan 2002-2012
Sumber data: laporan sementara SDKI 2012
Berdasarkan laporan provinsi tahun 2012, sebaran cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil SDKI 2012 yaitu sebesar 48,6%, seperti terlihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 5. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan Menurut ProvinsiTahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
3. Perawatan Gizi Buruk
Keadaan gizi merupakan salah satu penyebab dasar kematian bayi dan anak. Gizi buruk seringkali disertai penyakit seperti TB, ISPA, diare dan lain-lain. Risiko kematian anak gizi buruk 17 kali lipat dibandingkan dengan anak normal. Oleh karena itu setiap anak gizi buruk harus dirawat sesuai standar.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 7
Pemerintah telah mengembangkan prosedur perawatan gizi buruk, dengan dua pendekatan. Kasus gizi buruk yang disertai dengan salah satu atau lebih tanda komplikasi medis seperti anoreksia, anemia berat, dehidrasi, demam sangat tinggi dan penurunan kesadaran perlu penanganan secara rawat inap, baik di rumah sakit, puskesmas maupun Therapeutic Feeding Centre (TFC). Sedangkan bagi anak gizi buruk tanpa komplikasi dapat dirawat jalan. Perawatan anak di rumah dilakukan melalui pembinaan petugas kesehatan dan kader.
Jumlah kasus gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 42.702 kasus dan semuanya telah mendapat perawatan sesuai standar.
Kegiatan yang telah dilakukan terkait dengan kasus gizi buruk antara lain:
a. Melaksanakan Pelatihan Tatalaksana Anak Gizi Buruk bagi petugas kesehatan dari Puskesmas dan Rumah Sakit. Sampai dengan Desember tahun 2012 telah dilatih 5.876 petugas kesehatan dari 1.434 Puskesmas Perawatan, 436 Puskesmas non Perawatan, dan 367 RSUD, serta 98 fasilitator di seluruh Indonesia.
b. Mendirikan Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community Feeding Centre (CFC) atau Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM). Sampai dengan Desember 2012 telah didirikan 170 TFC di 28 provinsi dan 109 CFC di 4 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 20138
Gambar 6. Peta Sebaran TFC dan CFC di Indonesia Tahun 2012
B. Kurang Vitamin A (KVA)
Prevalensi Kurang Vitamin A pada balita secara signifikan terus menurun. Prevalensi xerophthalmia pada tahun 1992 sebesar 0.35%, di bawah batas masalah kesehatan masyarakat, dan turun secara signifikan dibandingkan dengan tahun 1978 (1,3%).
Dari berbagai studi prevalensi kurang vitamin A subklinis (serum retinol <20µg/dl) juga menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, yaitu dari 14.6% pada tahun 2007 (Survei Nasional Gizi Mikro), menjadi 0.8% pada tahun 2011 (South East Asia Nutrition Survey/SEANUTS).
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 11
B. Kurang Vitamin A (KVA)
Prevalensi Kurang Vitamin A pada balita secara signifikan terus menurun. Prevalensi xerophthalmia pada tahun 1992 sebesar 0.35%, di bawah batas masalah kesehatan masyarakat, dan turun secara signifikan dibandingkan dengan tahun 1978 (1,3%).
Dari berbagai studi prevalensi kurang vitamin A subklinis (serum retinol <20µg/dl) juga menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, yaitu dari 14.6% pada tahun 2007 (Survei Nasional Gizi Mikro), menjadi 0.8% pada tahun 2011 (South East Asia Nutrition Survey/SEANUTS).
Strategi penanggulangan kurang vitamin A dilaksanakan secara komprehensif, terdiri dari pemberian suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan Agustus, penyuluhan gizi seimbang untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan sumber vitamin A dan fortifikasi pangan.
Pencapaian rata-rata cakupan Vitamin A pada balita 6-59 bulan sampai dengan bulan Februari 2012 sebesar 82,3%. Meskipun sudah mencapai target nasional tahun 2012 yaitu sebesar 80%, namun masih terdapat 17 provinsi yang belum mencapai target dan masih terdapat 5 (lima) provinsi yang belum menyampaikan laporannya. Pencapaian cakupan masing-masing provinsi dapat dilihat pada grafik berikut:
Strategi penanggulangan kurang vitamin A dilaksanakan secara komprehensif, terdiri dari pemberian suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari dan Agustus, penyuluhan gizi
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 9
seimbang untuk meningkatkan konsumsi bahan pangan sumber vitamin A dan fortifikasi pangan.
Pencapaian rata-rata cakupan Vitamin A pada balita 6-59 bulan sampai dengan bulan Februari 2012 sebesar 82,8%. Meskipun sudah mencapai target nasional tahun 2012 yaitu sebesar 80%, namun masih terdapat 13 provinsi yang belum mencapai target. Pencapaian cakupan masing-masing provinsi dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 7. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Balita 6-59 Bulan Berdasarkan Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
C. Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI)
Indikator untuk memantau masalah GAKI saat ini adalah Ekskresi Iodium dalam Urin (EIU) sebagai refleksi asupan iodium, cakupan rumah tangga mengonsumsi garam beriodium dan pencapaian 10 indikator manajemen. Bila proporsi penduduk dengan EIU<100 µg/L dibawah 20% dan cakupan garam beriodium 90% diikuti dengan tercapainya indikator manajemen maka masalah GAKI di masyarakat tersebut sudah terkendali.
Hasil Studi Intensifikasi Penanggulangan GAKI (IP-GAKI) tahun 2002/2003, hasil Riskesdas 2007 menunjukkan hasil yang konsisten bahwa rata-rata EIU dalam batas normal. Bahkan hasil survei SEANUTS tahun 2011 pun menunjukkan hasil yang sama (batas normal) yaitu 228 µg/L. Dari hasil survey yang sama diketahui proporsi EIU<100 µg/L telah dibawah 20% yaitu 12.9 µg/L pada tahun 2007 dan turun menjadi 11,5
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201310
µg/L pada tahun 2011, Dengan kemajuan ini dapat disimpulkan bahwa secara nasional masalah Gangguan Akibat Kurang Iodium tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Tabel 2. Perkembangan Masalah GAKI
Sumber data: 2002 Survei GAKI, 2007 Riskesdas, 2011 SEANUTS
Upaya penanggulangan masalah GAKI mengutamakan kegiatan promosi garam beriodium. Untuk daerah-daerah endemik masalah GAKI, upaya yang dilakukan yaitu menjamin garam yang dikonsumsi adalah garam beriodium melalui penyusunan peraturan daerah yang mengatur pemasaran garam beriodium. Sampai dengan tahun 2009, terdata 9 (sembilan) provinsi dan 13 kabupaten/kota yang sudah memiliki Perda Penanggulangan masalah GAKI
Hasil pemantauan konsumsi garam beriodium tahun 2012 di 29 provinsi menunjukkan cakupan sebesar 87,9% rumah tangga mengonsumsi garam beriodium. Meskipun secara nasional angka ini meningkat dari tahun sebelumnya dan sudah mencapai target program tahun 2012 (80%), namun masih ada 4 (empat) provinsi yang belum melaksanakan pemantauan garam beriodium di wilayahnya.
Diharapkan semakin bertambah wilayah yang melakukan pemantauan garam beriodium dengan penerapan Permendagri No. 63 tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Daerah.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 11
Gambar 8. Cakupan Rumah Tangga Mengonsumsi Garam BeriodiumBerdasarkan Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2010- 2012
D. Anemia Gizi Besi (AGB)
Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil masih cukup tinggi yaitu sebesar 40,1%. Keadaan ini mengindikasikan anemia gizi besi pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Program penanggulangan anemia gizi pada ibu hamil telah dikembangkan sejak tahun 1975 melalui distribusi Tablet Tambah Darah (TTD). TTD merupakan suplementasi gizi mikro khususnya zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia gizi besi selama kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa pemberian tablet Fe di Indonesia dapat menurunkan kematian neonatal sekitar 20%.
Secara nasional cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe tahun 2012 sebesar 85%. Data tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90%. Koordinasi dan kegiatan yang terintegrasi dengan lintas program masih perlu di tingkatkan agar cakupan dapat meningkat karena pemberian tablet Fe merupakan salah satu komponen standar pelayanan antenatal.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201312
Gambar 9. Cakupan Pemberian 90 Tablet Fe pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2012
Sumber: Laporan Dinas Kesehatan Provinsi, 2012
Pada anak balita, studi masalah gizi mikro di 10 provinsi tahun 2006 masih dijumpai 26,3% balita yang menderita anemia gizi besi dengan kadar haemoglobin (Hb) kurang dari 11,0 gr/dl, dan prevalensi tertinggi didapat di Provinsi Maluku sebesar 36%. Secara nasional telah terjadi penurunan prevalensi anemia pada anak pada tahun 2011 yaitu menjadi 17.6% (SEANUTS).
Salah satu intervensi inovatif lainnya dalam pencegahan anemia pada balita adalah melalui pemberian Taburia pada balita usia 6-59 bulan dengan prioritas usia 6-24 bulan yang akan dilaksanakan secara bertahap di seluruh Indonesia. Pada tahun 2013 akan dilakukan penambahan lokasi pemberian taburia yang semula hanya di 24 kabupaten/kota di 6(enam) provinsi NICE project (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan) menjadi 40 kabupaten/kota di 13 provinsi. Tambahan 7 (tujuh) provinsi tersebut adalah: Lampung (4 Kabupaten), Jawa Barat (4 Kabupaten), Sulawesi Tenggara (1 Kabupaten), Kalimantan Timur (1 Kota), Jawa Tengah (4 Kabupaten), Sulawesi Tengah (2 Kabupaten) dan Maluku Utara (1 Kabupaten).
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 13
E. Masalah Gizi Lebih
Selain masalah gizi kurang dan pendek, prevalensi gizi lebih saat ini sudah cukup tinggi. Gizi lebih merupakan masalah gizi baru yang selama beberapa tahun terakhir menunjukkan kenaikan. Selama kurun waktu tahun 2007 sampai 2010, prevalensi gizi lebih baik pada anak-anak maupun pada kelompok dewasa meningkat sebesar 2% atau hampir satu persen setiap tahunnya. Hal ini patut diwaspadai karena dapat memicu terjadinya masalah yang ditimbulkan akibat penyakit tidak menular (PTM). Bardasarkan data Riskesdas 2010 status gizi balita gemuk mengalami peningkatan dari 12,2% (2007) menjadi 14,2%.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201314
III. KONSEP & STRATEGI OPERASIONAL TAHUN 2013
A. Konsep Perbaikan Gizi
Mengacu dari berbagai hasil penelitian, pemilihan intervensi gizi didasarkan pada intervensi yang telah terbukti “cost effective”. Terdapat 3 kelompok kegiatan gizi, yaitu kegiatan peningkatan (promotif) yang bertumpu pada kegiatan pemberdayaan dan pendidikan gizi masyarakat, kegiatan pencegahan (preventif) agar anak gizi kurang tidak menjadi gizi buruk, dan kegiatan pemulihan (kuratif) yaitu tatalaksana kasus gizi buruk. Diagram berikut menjelaskan konsep pelayanan gizi, mulai dari promotif sampai kuratif.
Gambar 10. Diagram Konsep Pelayanan Gizi
Promotif Preventif Kuratif
Gizi Buruk (sangat kurus)
Pulih
Pulih
Perlu pemulihan
BALITA GIZI KURANG DIBERI PMT PEMULIHAN
BALITA GIZI
BURUK DIRAWAT
Tidak Naik BB/
Kurus
• Pemantauan Pertumbuhan• Pendidikan gizi dan konseling
ASI/MP-ASI/Gizi Lebih• Pemberian Kapsul vit A• Pemberian tablet Fe Ibu hamil• Promosi garam beriodium• Skrining aktif• Taburia • PMT Bumil KEK
Kegiatan promotif adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tingkat masyarakat oleh masyarakat dan petugas. Kegiatannya meliputi pemantauan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling tentang pemberian makanan bayi adan anak, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan, pemberian tablet tambah darah kepada ibu hamil, promosi garam beriodium, pelacakan dan tindak lanjut kasus gizi buruk.
Kegiatan preventif adalah pemberian makanan tambahan pemulihan terhadap anak-anak gizi kurang atau kurus. Makanan tambahan
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 15
diberikan dalam bentuk makanan lokal, dengan resep-resep yang dianjurkan.
Kegiatan kuratif, berupa tatalaksana kasus gizi buruk baik dengan rawat inap maupun rawat jalan, menggunakan protokol yang telah ditetapkan.
B. TujuanTujuan dari kegiatan pembinaan gizi 2013 adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi keluarga untuk meningkatkan status gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.
C. Sasaran OperasionalSasaran operasional kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2013 mencakup 8 (delapan) indikator kinerja gizi yang terdiri dari 2 (dua) indikator kegiatan dan 6 (enam) indikator penunjang.
1. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)a. 80% balita yang ditimbang berat badannyab. 100% balita gizi buruk yang mendapat perawatan
2. Indikator Penunjang a. 83% balita mendapat kapsul vitamin Ab. 75% bayi 0 – 6 bulan mendapat ASI Ekslusifc. 93% ibu hamil mendapat Fe 90 tabletd. 85% Rumah Tangga yang mengonsumsi garam beriodiume. Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk gizi daruratf. Kabupaten dan Kota melaksanakan surveilans gizi
D. Strategi Operasional1. Meningkatkan pendidikan gizi masyarakat melalui kampanye
Gerakan Nasional Sadar Gizi serta penyediaan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
2. Meningkatkan koordinasi untuk pemenuhan kebutuhan obat gizi (seperti: vitamin A, tablet Fe, mineral mix) melalui peran aktif dalam keterpaduan penyusunan rencana kebutuhan, pemantauan ketersediaan obat gizi dan pencapaian cakupan.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan dana BOK untuk pelayanan gizi, meliputi penyelenggaraan penyuluhan, pembinaan Posyandu,
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201316
penyediaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
4. Meningkatkan integrasi pelayanan gizi dan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada ibu hamil berupa pemberian tablet Fe, skrining ibu hamil KEK, dan PMT ibu hamil KEK melalui bimbingan terpadu Gizi dan KIA secara berjenjang.
5. Meningkatkan kapasitas petugas melalui pembinaan dan pelatihan pemantauan pertumbuhan, konseling menyusui, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), tatalaksana gizi buruk, surveilans gizi, dan program gizi lainnya.
6. Peningkatan surveilans gizi melalui pengembangan sistem jaringan informasi, pelacakan kasus dan respon cepat, serta penyebarluasan informasi.
Terkait dengan pemanfaatan dana BOK untuk pembinaan gizi di tingkat puskesmas dan desa di dalam Pedoman Teknis BOK 2013 dituliskan beberapa kegiatan perbaikan gizi yang dapat didanai dari dana BOK sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Prioritas (MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7) a. Pendidikan Gizi (penyuluhan gizi, konseling ASI & MP-ASI
dan PMT Penyuluhan), b. Pelayanan Gizi (penimbangan balita di posyandu, sweeping,
pemantauan status gizi dan survei), c. PMT Pemulihan Balita Gizi Kurang,d. PMT Bumil KEK dan Tablet Fe (terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan ibu hamil),e. Pemberian vitamin A (terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan balita).
2. Upaya Kesehatan Lainnya Upaya perbaikan gizi lainnya yang bersifat promotif dan preventif
(seperti: pemantauan garam beriodium dan lain-lain).
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 17
IV. KEGIATAN PEMBINAAN GIZI 2013
Dalam rangka mewujudkan pencapaian tujuan sasaran kegiatan pembinaan gizi dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan pencapaian 8 (delapan) indikator kinerja gizi, maka akan dilaksanakan beberapa kegiatan pokok yaitu:
1. Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Gizi3. Suplementasi Gizi dan Alat Penunjang4. Penanganan Gizi Buruk dan Kurang5. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)6. Surveilans Gizi7. Dukungan Manajemen
Adapun penjelasan secara rinci dari beberapa kegiatan pokok tersebut adalah sebagai berikut:
A. Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan petugas dalam rangka memberikan pelayanan dan penanganan gizi yang berkualitas. Selain itu kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan perilaku masyarakat tentang gizi.
1. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi adalah upaya
meningkatkan partisipasi dan kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat menerapkan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari menuju manusia Indonesia prima.
Kegiatan Pokok Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizia) Kampanye tingkat Nasional dan Daerahb) Peningkatan kapasitas petugas di tingkat nasional, provinsi
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201318
dan kabupaten/kota dalam rangka perencanaan, koordinasi dan evaluasi sehingga tercipta dialog untuk menggalang dukungan
c) Peningkatan pengetahuan gizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, ibu balita, anak sekolah, remaja, lanjut usia dan masyarakat umum melalui media poster, leaflet, spanduk, flyer dan baliho.
2. SosialisasiPencegahandanPenanggulanganStunting Kegiatan sosialisasi ini bertujuan memperoleh pemahaman yang
sama tentang penerapan pencegahan dan penanggulangan stunting. Sasaran pesertanya adalah pemangku kepentingan dari dinas kesehatan provinsi, lintas sektor dan lintas program.
3. Akselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan DalamRangkaPencegahandanPenanggulanganStunting
Kegiatan akselerasi ini bertujuan mempercepat status gizi dan kesehatan ibu dan anak pada periode 1000 hari yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya dengan sasaran pemangku kepentingan dari dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota serta lintas sektor dan lintas program.
4. Sosialisasi dan Advokasi Penanggulangan Masalah GAKI Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan dari
lintas sektor terkait dalam penanggulangan masalah GAKI di tingkat kabupaten. Salah satu output-nya adalah terbentuknya Tim GAKI tingkat Kabupaten.
5. Advokasi Pengembangan Taburia Di 7 (Tujuh) Provinsi Terpilih Bertujuan untuk meningkatkan kepedulian atau dukungan dari
penentu kebijakan di daerah terkait pelaksanaan pemberian taburia. Advokasi dilakukan di 7 (Tujuh) provinsi terpilih yaitu Provinsi Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara.
6. Sosialisasi Surveilans Gizi Dan SMS Gateway. Pada tahun 2012 telah dikembangkan aplikasi pelaporan kasus
balita gizi buruk dengan SMS gateway. Untuk pelaksanaan aplikasi tersebut akan dilaksanakan sosialisasi, yang bertujuan untuk menyebarkan informasi kegiatan surveilans gizi dan pelaporan
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 19
kasus balita gizi buruk dengan SMS gateway. Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah pengelola gizi tingkat Pusat, pengelola gizi provinsi dan Perguruan Tinggi/Poltekes.
B. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Gizi
1. PelatihanFasilitatordanPetugas Kegiatan ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga kesehatan
yang terlatih dan kompeten dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan dalam bidang gizi, guna membantu masyarakat dalam meningkatkan status gizi.
Kegiatan peningkatan kapasitas pada tahun 2013 yang diselenggarakan adalah :a. Pelatihan Training of Trainer (TOT) Penggunaan Standar
PertumbuhanBalita Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan teknis
profesi kesehatan dalam Standar Antropometri penilaian status gizi dengan sasaran petugas kesehatan menggunakan metode pelatihan berbasis kompetensi dengan teknik pembelajaran bagi orang dewasa.
b. PeningkatanKapasitasFasilitatordalamTatalaksanaGiziBuruk
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kompetensi tenaga kesehatan tentang tatalaksana gizi buruk untuk menjadi fasilitator. Peserta pelatihan adalah pengelola gizi provinsi/kabupaten, dokter spesialis anak dan ahli gizi di Rumah Sakit dari masing-masing daerah terpilih.
c. TOTKonselorMenyusui Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan kompetensi tenaga konselor menyusui untuk menjadi fasilitator. Peserta pelatihan adalah konselor dari Pusat, Provinsi dan Kabupaten terpilih.
d. TOTKonselorMP-ASI Pelatihan konselor MP-ASI bertujuan untuk melatih konselor
menjadi fasilitator, sasarannya adalah petugas yang sudah dilatih menjadi konselor MP-ASI dari Provinsi terpilih.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201320
e. Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan TentangTatalaksanaKretin(GAKI)
Adapun tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan ketrampilan tenaga kesehatan dalam tatalaksana kretin di daerah endemik GAKI. Adapun pesertanya adalah pengelola gizi Provinsi dan Kabupaten serta Tim Asuhan Gizi di Puskesmas Terpilih.
2. Pembinaan teknis
a. BimbinganTeknisdanPendampingan Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor pengelolaan
kegiatan pembinaan gizi di daerah oleh Tim Pusat secara terpadu. Sasarannya adalah pejabat terkait bidang gizi di Provinsi dan Kabupaten/Kota serta lintas program serta lintas sektor terkait.
b. PembinaandanEvaluasiRencanaAksiPangandanGizi Rencana aksi ini bertujuan sebagai panduan dan arahan
dalam pelaksanaan pembangunan bidang pangan dan gizi di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, baik bagi institusi pemerintah maupun masyarakat dan pihak-pihak lain yang terkait dalam perbaikan pangan dan gizi, Pelaksanaannya akan dilaksanakan secara bertahap mulai dari persiapan penyusunan tools, pembahasan penyusunan tools, dan pelaksanaan pembinaan di daerah dengan metode presentasi, diskusi dan tanya jawab.
c. Penguatan Posyandu Dalam Rangka Pencegahan danPenanggulanganGiziKurangdanGiziBuruk
Penguatan posyandu bertujuan untuk memantapkan komitmen kabupaten/kota dalam membina posyandu sebagai sarana deteksi dini, mencegah dan menanggulangi gizi kurang dan gizi buruk. Sasaran dari penguatan posyandu adalah pemangku kepentingan di dinas kesehatan provinsi dan lintas sektor dan program di kabupaten/kota.
d. PembinaanDanPendampinganPengelolaJasaMakanan Bertujuan untuk melakukan bimbingan teknis dalam
pengelolaan jasa makanan yang sasarannya adalah pengelola jasa makanan seperti perusahaan catering, pengelola makanan di panti asuhan, pondok pesantren,
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 21
lapas dan institusi lain yang melakukan penyelenggaraan makanan.
e. PembinaanDanPendampinganAntisipasiBencana Kegiatan ini bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
kegiatan penanganan gizi pada situasi bencana yang dilakukan mulai tahap pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana oleh tim antisipasi bencana. Dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK). Sasarannya adalah Tim antisipasi bencana tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota.
C. Suplementasi Gizi dan Alat Penunjang
Dalam rangka pelaksanaan program gizi baik di pusat maupun daerah Direktorat Bina Gizi menyediakan suplemen gizi dan alat penunjang sebagai berikut:
1. Obat Program Gizi
Penyediaan obat program gizi di tingkat pusat yang meliputi kapsul vitamin A dosis tinggi, Tablet Tambah Darah (TTD) Fe Folat dan mineral mix disediakan oleh Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan berdasarkan usulan dari daerah melalui verifikasi Direktorat Bina Gizi.
2. Taburia Bertujuan untuk menurunkan prevalensi anemia dan kekurangan
gizi mikro pada balita dengan sasaran balita usia 6 – 24 bulan dari keluarga miskin (gakin). Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya yang dilaksanakan di wilayah provinsi NICE. Pada tahun ini penyediaan Taburia dilaksanakan untuk 13 provinsi yang terdiri dari 6 (enam) provinsi NICE dan 7 (tujuh) provinsi pengembangan.
3. Antropometri Kit Tujuan dari penyediaan antropometri kit untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan surveilans gizi di kabupaten dan kota, melalui penyediaan peralatan antropometri kit. Alokasi distribusi antropometri kit pada 60 kabupaten/kota terpilih.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201322
4. Pengadaan Alat Test Cepat Garam Beriodium Bertujuan sebagai bahan penunjang pemantauan garam
beriodium, untuk mengetahui cakupan konsumsi garam beriodium di rumah tangga dengan alokasi meliputi semua kabupaten/kota.
5. MP-ASIBufferStock MP-ASI bufferstock bertujuan untuk mencegah/menanggulangi
kasus gizi kurang/buruk pada balita umur 6-24 bulan yang terkena bencana (situasi darurat) dan situasi khusus (daerah-daerah rawan gizi). MP-ASI diberikan dalam bentuk ‘Biskuit MP-ASI’ akan didistribusikan ke daerah-daerah bencana dan daerah khusus sesuai permintaan dalam rangka mencegah terjadinya gizi kurang dan gizi buruk pada balita.
6. PMTBumilKEKBufferStock Pemberian Makanan tambahan bagi Ibu hamil Kurang Energi
Kronis bertujuan untuk meningkatkan status gizi ibu hamil dengan indikator peningkatan Lingkar Lengan Atas (LiLA) <23,5 cm. PMT diberikan dalam bentuk biskuit lapis (sandwich). Distribusi dilakukan berdasarkan permintaan daerah pada saat bencana/darurat dan situasi khusus.
7. PMT-Anak Sekolah (PMT-AS) Untuk Provinsi Papua dan Papua Barat
Pemberian Makanan Tambahan bagi Anak Sekolah ditujukan untuk meningkatkan asupan gizi anak sekolah berupa ‘Biskuit Sekolah’, yang merupakan kelanjutan dari PMT-AS tahun sebelumnya. Lokasi distribusi di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat (masing-masing 3 (tiga) kabupaten/kota)
8. Kit Konseling Menyusui Kit Konseling menyusui diadakan dengan tujuan untuk
memfasilitasi konselor dalam melakukan konseling menyusui. Sarana ini diberikan pada petugas yang telah dilatih sebagai konselor.
9. PenyediaanCDSoftwareNutriClin Bertujuan untuk menyediakan Software Nutriclin dalam bentuk
compact disk (CD) yang telah disempurnakan (update). CD software ini akan didistribusikan kepada tenaga yang sudah dilatih.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 23
10. Food Model Tujuan pengadaan food model adalah sebagai alat bantu
visualisasi bahan makanan yang dianjurkan pada saat konseling gizi. Food model didistribusikan ke seluruh provinsi.
11. Buku Pedoman dan Materi KIE Gizi Pengadaan buku pedoman meliputi bidang gizi makro, gizi
mikro, gizi klinik, konsumsi makanan dan kewaspadaan gizi yang bertujuan untuk memberikan bahan acuan kepada pengelola program gizi di daerah. Materi KIE gizi terdiri dari leaflet, booklet, poster dan lain-lain yang terkait dengan kegiatan pembinaan gizi. Buku pedoman dan materi KIE gizi akan didistribusikan ke seluruh provinsi.
D. Tatalaksana Gizi Buruk dan Penanganan Gizi Kurang
Kasus gizi buruk dan gizi kurang dapat diketahui dari hasil penimbangan anak balita di posyandu, pemeriksaan di fasilitas pelayanan kesehatan, laporan masyarakat dan skrining aktif. Bila ditemukan anak dengan LiLA <12.5 cm, berdasarkan hasil penimbangan berat badan dua kali tidak naik (2T), dan berat badan pada kartu menuju sehat (KMS) berada di bawah garis merah (BGM), perlu dilakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan tanda klinis serta penyakit penyerta ataupun komplikasi medis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut bila balita ditemukan tampak sangat kurus, berat badan menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)-nya <-3SD, LiLA <11,5 cm disertai dengan salah satu atau lebih tanda komplikasi medis seperti anoreksia, dehidrasi berat, pneumonia berat, anemia berat harus dirawat inap. Perawatan anak gizi buruk rawat inap dilakukan dengan memperhatikan tahap stabilisasi, transisi, rehabilitasi dan tindak lanjut. Pelaksanaannya memperhatikan 10 langkah diawali dengan mengatasi hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi dilanjutkan dengan pemberian makanan dan mikronutrien sampai dengan memberikan makanan untuk tumbuh kejar, simulasi dan persiapan tindak lanjut di rumah. Anak gizi buruk tanpa komplikasi medis dapat dilakukan perawatan secara rawat jalan.
Seorang anak gizi buruk dikatakan sembuh dengan kriteria BB/TB atau BB/PB-nya >- 2SD dan tidak ada gejala klinis.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201324
Untuk anak gizi buruk yang telah membaik berada dalam tahap pemulihan pasca perawatan gizi buruk atau balita gizi kurang mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) yang dapat diberikan dengan dana BOK.
E. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)
Penyusunan NSPK dimaksudkan untuk memberikan acuan dan dukungan kegiatan untuk memperlancar pelaksanaan upaya pembinaan gizi masyarakat. NSPK yang disusun pada tahun 2013 adalah:
1. Petunjuk Teknis Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Juknis ini bertujuan meningkatkan kesadaran gizi masyarakat
Indonesia melalui pengembangan dan pengaktifan norma-norma sosial yang mendukung perilaku gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari menuju manusia Indonesia prima. Penyusunan buku ini melibatkan lintas sektor dan lintas program terkait.
2. PenyusunanModelIntervensiPencegahanStunting Kegiatan ini bertujuan mengetahui faktor penyebab stunting
yang tepat selanjutnya dirumuskan cara pencegahan dan penanggulangannya. Kegiatan ini dilakukan melalui survei yang salah satu output-nya adanya rekomendasi model intervensi pencegahan stunting.
3. Pedoman Gizi Haji Pedoman gizi haji diperlukan sebagai acuan petugas kesehatan
dan petugas gizi dalam memberikan pelayanan gizi bagi jemaah haji baik berupa penyelenggaraan makanan maupun konseling gizi. Penyusunan buku ini melibatkan lintas program, lintas sektor dan petugas yang mempunyai pengalaman sebagai penyelenggara kesehatan haji.
4. Penyusunan Pedoman Pelayanan Gizi Pada TBC Gizi merupakan faktor yang sangat penting guna membantu
mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit infeksi, termasuk TBC. Kegiatan ini bertujuan menyusun buku pedoman pelayanan gizi kepada penderita TBC. Penyusunan pedoman ini melibatkan organisasi profesi, praktisi, akademisi, lintas program dan lintas sektor terkait.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 25
5. Pedoman Gizi Olahraga Buku Pedoman Gizi Olahraga memberikan informasi tentang gizi
yang cocok bagi atlet setiap cabang olahraga, daya tahan dan pencegahan cedera saat olahraga. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi atlet dan petugas gizi dan pihak lain terkait dalam meningkatkan status gizi untuk mencapai prestasi yang optimal. Penyusunan buku ini melibatkan praktisi olahraga dan gizi serta petugas kesehatan di daerah yang pernah melaksanakan event olahraga nasional dan/atau internasional.
6. Pedoman Asuhan Gizi Terstandar Asuhan gizi memegang peranan penting dalam penyembuhan
pasien yang sejajar dengan asuhan medik, asuhan keperawatan dan asuhan farmasi. Buku pedoman ini disusun untuk menjamin proses di atas berjalan sesuai standar sehingga menjamin keselamatan pasien. Penyusunan buku ini melibatkan organisasi profesi, praktisi, akademisi, lintas program dan lintas sektor terkait.
7. Pengembangan Manual Monitoring dan Evaluasi Program Gizi Pengembangan manual bertujuan memberikan acuan kepada
petugas di Direktorat Bina Gizi dalam berintegrasi dan melaksanakan langkah-langkah kegiatan dan pembagian tugas monitoring evaluasi (monev) antarsubdit dan antarprogram di Kementerian Kesehatan. Pertemuan melibatkan pengelola program gizi dan lintas program.
8. ModulPelatihanTatalaksanaKretin Bertujuan agar tersedianya modul pelatihan tata laksana kretin
bagi fasilitator dalam rangka pelaksanaan pelatihan tatalaksana kretin. Penyusunan melibatkan lintas program, lintas sektor dan praktisi.
9. DraftPermenkesTentangSpesifikasiKapsulVitaminA Bertujuan adanya standar spesifikasi kapsul vitamin A dan bentuk
kapsul vitamin A agar penyediaan kapsul vitamin A di daerah sesuai standar yang telah ditentukan. Penyusunan melibatkan lintas program, lintas sektor, akademisi dan pakar.
10. Buku Saku Deteksi Dini Masalah Gizi Mikro Buku saku deteksi dini masalah gizi mikro dimaksudkan sebagai
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201326
acuan bagi petugas gizi puskesmas. Buku saku ini memuat tentang cara mendeteksi sedini mungkin masalah gizi mikro yaitu Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Iodium, dan masalah gizi mikro lainnya. Penyusunan melibatkan lintas program, lintas sektor, akademisi dan pakar.
Selain menyusun beberapa NSPK terbaru, juga dilakukan review (update) beberapa buku pedoman, antara lain Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Pedoman Sistem Kewaspadaan Gizi, Pedoman Pemberian TTD Ibu Hamil, Software Nutriclin dan menyusun beberapa jurnal, lembar berita dan media KIE.
F. Surveilans GiziTujuan penyelenggaraan surveilans gizi adalah membantu pengelolaan program pangan dan gizi di tingkat kabupaten dan kota melalui penyediaan informasi yang cepat dan akurat untuk digunakan dalam penentuan kebijakan dan perencanaan serta pelaksanaan kegiatan. Kegiatan surveilans meliputi pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan khususnya indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat.
Pada tahun 2013 akan terus dilakukan upaya peningkatan kualitas kegiatan surveilans, tidak hanya pada kegiatan pelaporan, namun ditindaklanjuti dengan kegiatan pengolahan, analisis dan pengkajian data serta penyebarluasan informasi. Pelaporan secara online melalui website http://www.gizi.depkes.go.id/sigizi adalah bentuk fasilitas yang disediakan agar pelaporan dari kabupaten dan kota dapat dilakukan dengan cepat, akurat, lengkap teratur dan berkelanjutan, sehingga prioritas pembinaan teknis dalam hal penanggulangan masalah gizi dapat dipetakan. Selain itu sosialisasi pemanfaatan SMS Gateway untuk pelaporan cepat adanya kasus gizi buruk yang perlu segera ditindaklanjuti penanganannya di suatu wilayah, sudah dimulai pada tahun 2012 dan akan ditingkatkan pada tahun 2013.
G. Dukungan ManajemenDukungan manajemen diperlukan untuk memfasilitasi dan memperlancar proses upaya kegiatan pembinaan gizi tahun 2013 yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan. Kegiatan dukungan manajemen tersebut antara lain:
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 27
1. Administrasi Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta operasional
kegiatan pembinaan gizi masyarakat, Direktorat Bina Gizi memerlukan dukungan operasional dalam bentuk administrasi kegiatan untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut. Kegiatan ini meliputi antara lain untuk honorarium pengelola kegiatan dan belanja perkantoran serta fasilitas pendukung perkantoran.
2. Perencanaan Pembinaan Gizi Masyarakat Kegiatan ini bertujuan untuk menyusun perencanaan kegiatan
pembinaan gizi masyarakat tahun 2014 baik di tingkat pusat maupun di tingkat provinsi. Rincian kegiatannya meliputi Konsolidasi Perencanaan Tingkat Pusat Tahun Anggaran 2014, Reformulasi Perencanaan, Persiapan Pembahasan dan Penelaahan Anggaran, Penyusunan Rencana Kerja Pembinaan Gizi serta Pemantapan Rencana Aksi Pembinaan Gizi. Kegiatan ini melibatkan tim perencana tingkat pusat dan daerah, praktisi, akademisi serta lintas program dan lintas sektor.
3. Rapat Koordinasi Lintas Program dan Lintas Sektor Dalam rangka mengetahui perkembangan dan kemajuan
pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi serta merespon perkembangan terkini dan isu-isu aktual yang berkembang diperlukan kegiatan rapat-rapat koordinasi baik lintas program dan lintas sektor sebagai wadah monitoring dan evaluasi kegiatan gizi. Rincian kegiatannya antara lain Rapat Koordinasi Pembinaan Gizi, Pertemuan Konsolidasi Tim Pembinaan Gizi Masyarakat, Rapat Koordinasi Perencanaan Pembinaan Gizi Masyarakat dan Workshop Cakupan Indikator Pembinaan Gizi.
4. Laporan Pencapaian Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melakukan monitoring
dan evaluasi terhadap pencapaian kinerja pelaksanaan kegiatan pembinaan gizi dari aspek keuangan maupun pencapaian indikator kegiatan gizi. Kegiatannya meliputi Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan PP 39, Penyusunan Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Pemerintah (LAKIP) serta Laporan Tahunan (LAPTAH) TA 2013. Kegiatan ini melibatkan lintas subdit di Direktorat Bina Gizi dan lintas program di Kementerian Kesehatan.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201328
5. Dukungan Narasumber Pembinaan Gizi Masyarakat Dukungan narasumber pembinaan gizi bagi narasumber dan
fasilitator pusat ke daerah bertujuan untuk memberikan dukungan, mengendalikan dan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pelatihan teknis pembinaan gizi masyarakat maupun kegiatan koordinasi antara pusat dan daerah.
6. Pendampingan Perencanaan, Sistem Aplikasi Informasi (SAI) dan Sistem Aplikasi Barang Milik Negara (SABMN)
Kegiatan pendampingan perencanaan bertujuan untuk menyamakan persepsi dengan daerah tentang kegiatan-kegiatan yang relevan dilakukan tahun anggaran 2014 sesuai komponen dasar perencanaan yang tergambar dalam draft awal RKA-KL serta mempertajam perencanaan dan mengikuti alokasi anggaran untuk masing-masing provinsi. Kegiatan ini terintegrasi dengan kegiatan penyusunan laporan keuangan dekonsentrasi pembinaan gizi dan inventarisasi sarana program pembinaan gizi dimana penyusunan laporan ini diperlukan karena daerah harus mempertanggungjawabkan dana pembinaan gizi di daerah bukan hanya kepada Ditjen Bina Gizi dan KIA, tetapi juga kepada Direktorat Bina Gizi sebagai unit teknis.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 29
V. MONITORING DAN EVALUASI
Pelaksanaan program perbaikan gizi perlu dipantau dan dievaluasi serta dikendalikan apakah program telah dilaksanakan sesuai rencana. Informasi pencapaian program diperoleh dari kegiatan surveilans gizi Dinas Kesehatan kabupaten dan kota yang dikirimkan melalui Sistem Informasi Gizi (SIGIZI). Sedangkan untuk pelaporan kasus balita gizi buruk dikirimkan oleh petugas puskesmas dengan SMS-gateway. Untuk kelancaran pelaporan dimaksud diharapkan pengiriman laporan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan yaitu:
1. Puskesmas ke kabupaten dan kota paling lambat tanggal 5 setiap bulannya
2. Kabupaten dan kota ke provinsi dan pusat paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.
Selanjutnya data yang dikirim akan diklarifikasi akurasi dan kelengkapan datanya, kemudian diolah dan dianalisa berdasarkan wilayah dan waktu oleh Tim Monev pusat. Tim Monev selanjutnya melakukan kajian laporan kegiatan pembinaan gizi dan mengidentifikasi masalah dan analisis penyebab untuk menentukan prioritas wilayah (provinsi, kabupaten/kota) untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan korektif bersama dengan tim wilayah yang akan dibina. Selanjutnya Tim pusat akan memantau secara terus menerus apakah kegiatan perbaikan di daerah tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan. Untuk meningkatkan efektifitas kegiatan program perbaikan gizi data dan informasi tersebut diharapkan dapat didesiminasikan ke lintas program dan sektor terkait baik di pusat dan daerah.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201330
VI. PENUTUP
Buku Rencana Kerja 2013 ini merupakan acuan bagi pelaksana kegiatan pembinaan gizi di tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota agar dapat menyamakan persepsi dan pemahaman tentang pembinaan gizi masyarakat di tahun 2013. Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mendukung percepatan tercapainya target indikator pembinaan gizi di berbagai jenjang administrasi secara sinergis dan berkesinambungan.
Kegiatan pembinaan gizi dapat terlaksana dengan dukungan sumber daya tenaga dan anggaran yang terencana dengan baik pada semua tingkat. Buku Rencana Kerja 2013 ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu diharapkan adanya masukan yang bermanfaat dari berbagai pihak demi kesempurnaan buku ini.
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 31
LAMPIRAN
KOMPOSISI SUPLEMENTASI GIZI:
1. Tablet Tambah Darah:Tiap Tablet salut selaput mengandung:Ferro Sulfat Eksikatus 200 mg(Setara dengan Fe elemen 60 mg)Asam Folat 0.25 mg
2. Kapsul Vitamin A:
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 33
LAMPIRAN
KOMPOSISI SUPLEMENTASI GIZI: 1. Tablet Tambah Darah:
Tiap Tablet salut selaput mengandung: Ferro Sulfat Eksikatus 200 mg (Setara dengan Fe elemen 60 mg) Asam Folat 0.25 mg
2. Kapsul Vitamin A:
VITAMIN A BIRU
Tiap kapsul mengandung: Vitamin A Palmitat 1,7 juta IU 64,7059 mg (Setara dengan Vitamin A 100.000 IU)
VITAMIN A MERAH
Tiap kapsul mengandung: Vitamin A Palmitat 1,7 juta IU 129,529 mg (Setara dengan Vitamin A 200.000 IU)
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201332
3. Bubuk Tabur Gizi “TABURIA”: Tiap 1 gram bubuk TABURIA mengandung:
4. Garam BeriodiumGaram beriodium adalah garam yang mengandung iodium (KIO3) 30 ppm sesuai dengan SNI Garam beriodium nomor SNI 3556:2010
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 33
KOMPOSISI PMT :
1. PMT Bumil KEK :
Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 100 gram produk (Per Saji).
Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk (Per Saji)
No Zat Gizi Satuan Kadar
1 Energi kkal min 500
2 g min 15
3
Lemak (kadar asam linoleat minimal 300 mg per 100 kkal atau 1,5 gram per 100 gram produk)
g min 25
4
Karbohidrat:
Sukrosa g 15 – 17
Serat g min 5
5 Vitamin A mcg min 800
6 Vitamin D mcg min 5
7 Vitamin E mg min 15
8 Thiamin mg min 1,3
9 Riboflavin mg min 1,4
10 Niasin mg min 18
11 Vitamin B12 mcg min 2,6
12 Asam folat mcg min 600
13 Vitamin B6 mg min 1,7
14 Asam Pantotenat mg min 7
15 Vitamin C mg min 85
16 Besi (as ferro fumarat) mg maks 15
17 Kalsium (as Ca laktat) mg min 250
18 Natrium mg maks 500
19 Seng mg maks 7,5
20 Iodium mcg mini 100
21 Fosfor mg maks 208
22 Selenium mcg min 35
23 Fluor mg min 2,7
24 Air % maks 5
Protein (kualitas protein tidak kurang dari 65% kasein standar)
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201334
2. MP-ASI
Zat gizi yang terkandung dalam 100 gram produk harus memenuhi persyaratan mutu sebagai berikut:
Komposisi Gizi dalam 100 gram Produk (per saji)
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 35
3. PMT-AS
Zat Gizi yang dikandung makanan tambahan dihitung dalam 60 gram produk (per saji).
Komposisi Gizi dalam 60 gram (per saji)
Zat Gizi Satuan KadarEnergi kkal minimum 300Protein (kualitas protein tidak kurang dari 65% kasein standar)
g minimum 6
Lemak (kadar asam linoleat minimal 300 mg per 100 kkal atau 900 mg per 60 gram produk)
g
maksimum 13
Karbohidrat:4.1. Sukrosa g maksimum 154.2. Serat g maksimum 5Vitamin A mcg minimum 600Vitamin D mcg minimum 5Vitamin E mg minimum 11Thiamin mg minimum 1,0Riboflavin mg minimum 1,0Niasin mg minimum 12Vitamin B12 mcg minimum 1,2Asam folat mcg minimum 300Vitamin B6 mg minimum 0,6Asam Pantotenat mg minimum 3Vitamin C mg minimum 15Besi (as ferro fumarat) mg minimum 13Kalsium (as Ca laktat) mg minimum 250
Natrium mg maksimum 500
Seng mg maksimum 11Iodium mcg minimum 100Fosfor mg 125 -208Selenium mcg minimum 20Air % maksimum 5
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201336
DAFTAR BUKU RUJUKAN UTAMA PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
1. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-20152. Bagan dan Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I dan II)3. Pedoman Training of Trainer (TOT) Tatalaksana Anak Gizi Buruk4. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk5. Modul Pelatihan Pemantauan Pertumbuhan Anak6. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak7. Pedoman Kader Posyandu 8. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia9. Pedoman Penanggulangan Gizi Lebih bagi Anak Sekolah10. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik11. Pedoman Pelaksanaan Penanganan Gizi dalam Situasi Darurat12. Petunjuk dan Pelaksanaan Surveilans Gizi Khusus13. Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Konseling Menyusui14. Panduan Peserta Pelatihan Konseling Menyusui15. Panduan Fasilitator Pelatihan Konseling Menyusui16. Pedoman Peserta Pelatihan Konseling MP-ASI17. Pedoman Pelatih Pelatihan Konseling MP-ASI18. Penyelenggaraan Pelatihan Konseling MP-ASI19. Pemberian Air Susu Ibu dan Makanan Pendamping ASI20. Buku Saku Inisiasi Menyusu Dini21. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan
bagi Balita Gizi Kurang (BOK)22. Jurnal GAKI23. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Konsumsi Garam
Beryodium untuk Semua (KGBS) di Rumah Tangga24. Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A25. Apa dan Mengapa tentang Vitamin A.26. Apa dan Mengapa tentang Taburia Panduan Praktis bagi Kader27. Pedoman penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan Wanita
Usia Subur28. Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima29. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit30. Permenkes tentang Penggunaan KMS bagi Balita
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 37
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201338
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 39
Jum
lah
Pend
uduk
*)
(Sem
ua U
mur
)
Bayi
(0
Tahu
n)Ba
tita
(0-2
Ta
hun)
Anak
Bal
ita
(1-4
Tah
un)
Balit
a (0
-4
Tahu
n)
Ibu
Ham
il (1
,10
x la
hir
hidu
p)
Ibu
Nifa
s (1
,05
x la
hir
hidu
p)
Pusk
esm
as
Pera
wat
an
Pusk
esm
as
Non
Pe
raw
atan
Tota
l
1Ac
eh
4
.671
.874
98.6
03
307
.478
4
13.0
40
511
.643
1
10.6
44
1
05.6
15
144
186
330
7
.039
51
2Su
mat
era
Uta
ra
13
.391
.231
2
92.4
92
884
.488
1.2
00.1
98
1
.492
.686
3
35.0
46
3
19.8
17
157
398
555
1
3.86
1 17
43
Sum
ater
a Ba
rat
5.0
35.3
11
103
.752
3
08.1
33
417
.607
5
21.3
55
118
.847
113
.445
89
171
260
6
.680
59
4Ri
au
6
.143
.674
1
36.9
71
425
.790
5
77.6
64
714
.637
1
55.2
81
1
48.2
23
6314
420
7
4.6
79
535
Jam
bi
3
.329
.887
67.4
79
206
.383
2
78.2
31
345
.710
76.5
00
73.
023
6211
417
6
2.9
92
276
Sum
ater
a Se
lata
n
7
.857
.437
1
57.5
56
482
.310
6
49.0
50
806
.606
1
80.4
79
1
72.2
75
106
211
317
5
.775
42
7Be
ngku
lu
1
.799
.668
36.1
72
108
.772
1
47.6
35
183
.807
41.4
35
39.
552
4313
517
8
1.8
18
188
Lam
pung
7.8
80.7
69
155
.670
4
62.8
02
607
.416
7
63.0
80
178
.318
170
.213
69
207
276
7
.480
46
9Ke
pula
uan
Bang
ka B
elitu
ng
1
.339
.774
27.8
47
83
.842
1
11.8
04
139
.651
31.5
69
30.
134
2040
60
9
48
1310
Kepu
laua
n Ri
au
1
.937
.577
47.0
88
142
.040
1
84.2
90
231
.376
53.3
83
50.
957
2643
69
8
59
2511
Daer
ah K
husu
s Ib
ukot
a Ja
kart
a
10
.001
.943
1
71.3
33
519
.997
6
90.2
53
861
.581
1
92.2
55
1
83.5
16
5228
834
0
4.2
41
142
12Ja
wa
Bara
t
45
.472
.830
8
38.2
95
2
.554
.183
3.5
04.4
73
4
.342
.772
9
50.3
58
9
07.1
60
220
826
1046
4
5.63
2 24
313
Jaw
a Te
ngah
32.6
84.5
79
552
.602
1.6
41.5
46
2
.177
.202
2.7
29.7
81
620
.078
591
.893
26
860
587
3
47.
763
247
14Da
erah
Istim
ewa
Yogy
akar
ta
3
.560
.080
53.2
15
160
.797
2
10.6
44
263
.857
59.7
13
56.
999
4279
121
5
.359
66
15Ja
wa
Tim
ur
38
.268
.825
5
70.7
62
1
.746
.069
2.4
05.5
77
2
.976
.344
6
40.4
56
6
11.3
44
441
519
960
4
5.63
7 28
616
Bant
en
11
.523
.018
2
14.1
89
666
.359
9
21.2
48
1
.135
.443
2
45.3
51
2
34.1
99
5617
222
8
10.
184
7317
Bali
4.1
39.6
90
67
.646
2
11.8
51
287
.577
3
55.2
24
75
.906
7
2.45
6 29
8911
8
4.7
19
5418
Nus
a Te
ngga
ra B
arat
4.6
51.6
48
99
.049
2
88.7
00
391
.161
4
90.2
06
113
.460
108
.303
84
7315
7
6.1
33
2119
Nus
a Te
ngga
ra T
imur
4.9
71.8
02
118
.475
3
64.8
61
511
.891
6
30.3
71
135
.712
129
.543
12
822
134
9
5.7
92
4220
Kalim
anta
n Ba
rat
4.5
08.9
68
87
.691
2
72.2
79
375
.036
4
62.7
30
100
.449
9
5.88
3 96
141
237
4
.057
38
21Ka
liman
tan
Teng
ah
2
.328
.823
44.6
02
142
.385
1
99.8
72
244
.477
50.0
48
47.
773
7012
019
0
2.2
62
1622
Kalim
anta
n Se
lata
n
3
.840
.547
76.1
58
226
.240
3
00.3
28
376
.481
87.2
38
83.
273
4917
722
6
3.6
92
2923
Kalim
anta
n Ti
mur
3.9
67.7
93
85
.491
2
62.4
42
350
.226
4
35.7
17
95
.930
9
1.57
0 94
123
217
4
.455
50
24Su
law
esi U
tara
2.3
54.6
68
40
.072
1
22.4
68
169
.008
2
09.0
82
45
.428
4
3.36
3 88
8917
7
2.3
61
3525
Sula
wes
i Ten
gah
2.7
87.1
64
56
.441
1
76.3
05
248
.957
3
05.4
01
64
.653
6
1.71
4 72
104
176
3
.154
25
26Su
law
esi S
elat
an
8
.305
.154
1
59.1
35
480
.367
6
56.2
98
815
.432
1
82.2
87
1
74.0
01
225
200
425
9
.151
76
27Su
law
esi T
engg
ara
2.3
70.5
49
55
.502
1
66.7
51
228
.746
2
84.2
48
63
.577
6
0.68
7 74
184
258
2
.783
23
28G
oron
talo
1.1
10.2
94
21
.831
66.7
82
91
.768
1
13.5
99
25
.007
2
3.87
0 23
6487
1
.228
11
29Su
law
esi B
arat
1.2
52.0
71
27
.625
85.6
71
121
.107
1
48.7
33
31
.644
3
0.20
6 35
5691
1
.441
8
30M
aluk
u
1
.662
.965
37.8
29
118
.277
1
65.0
37
202
.868
43.3
33
41.
363
6111
717
8
1.6
34
2631
Mal
uku
Uta
ra
1
.114
.917
24.6
65
78
.704
1
11.8
64
136
.531
28.2
53
26.
969
2891
119
1
.318
17
32Pa
pua
Bara
t
846
.711
19.8
41
61
.871
84.2
31
104
.071
22.7
27
21.
694
3989
128
1
.122
13
33Pa
pua
3.3
10.7
15
50
.458
1
93.0
76
314
.700
3
65.1
76
57
.203
5
4.60
3 99
282
381
2
.190
34
Indo
nesia
2
48.4
22.9
56
4
.596
.537
14.0
20.0
19
19
.104
.139
23.7
00.6
76
5
.212
.568
4.97
5.63
6
3.15
2
6.35
8 9
.510
2
68.4
39
2.08
3
Sum
ber:
ESTI
MAS
I PEN
DUDU
K SA
SARA
N P
ROG
RAM
PEM
BAN
GU
NAN
KES
EHAT
AN T
AHU
N 2
013
No
Prov
insi
***)
Pus
at P
rom
osi K
eseh
atan
, Kem
enke
s RI
Tah
un 2
011
*) P
usat
Dat
a da
n In
form
asi,
Kem
enke
s RI
Tah
un 2
013
**) P
usat
Dat
a da
n In
form
asi,
Kem
enke
s RI
Tah
un 2
012
Jum
lah
Sasa
ran
*)Pu
skes
mas
**)
Posy
andu
**
*)Ru
mah
Sa
kit
**)
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201340
RESUMEKEGIATAN DIREKTORAT BINA GIZI TAHUN 2013
A1.2.3.
4.5.6.
B1.
a. Pelatihan TOT Penggunaan Standar Pertumbuhan Balitab. Peningkatan Kapasitas Fasilitator dalam Tatalaksana Gizi Burukc. TOT Konselor Menyusuid. TOT Konselor MP-ASIe. Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan Tentang Tatalaksana
Kretin2.
a. Bimbingan Teknis dan Pendampinganb. Pembinaan Dan Evaluasi Rencana Aksi Pangan Dan Gizic. Penguatan Posyandu Dalam Rangka Pencegahan dan
Penanggulangan Gizi Kurang dan Gizi Burukd. Pembinaan dan Pendampingan Pengelola Jasa Makanane. Pembinaan dan Pendampingan Antisipasi Bencana
C1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.
D
E1.2.3.4.5.6.7.8.9.
10.11.12.13.14.
F
G1.2.3.4.5.6.
Dukungan Narasumber Pembinaan Gizi MasyarakatPendampingan Perencanaan, SAI dan SABMN
Kegiatan
Surveilans Gizi
Dukungan ManajemenAdministrasi Kegiatan Pembinaan Gizi MasyarakatPerencanaan Pembinaan Gizi MasyarakatRapat Koordinasi Lintas Program dan Lintas SektorLaporan Pencapaian Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat
Draft Permenkes tentang Spesifikasi Kapsul Vitamin ABuku Saku Deteksi Dini Masalah Gizi MikroPedoman Pelayanan Gizi di PuskesmasPedoman Sistem Kewaspadaan GiziPedoman Pemberian TTD Ibu HamilSoftware Nutriclin
Pedoman Gizi HajiPenyusunan Pedoman Pelayanan Gizi Pada TBCPedoman Gizi OlahragaPedoman Asuhan Gizi TerstandarPengembangan Manual Monev Program GiziModul Pelatihan Tatalaksana Kretin
Penyediaan CD Software NutriclinFood ModelBuku Pedoman dan Materi KIE Gizi
Tatalaksana Gizi Buruk dan Penanganan Gizi Kurang
Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)Petunjuk Teknis Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
Antropometri KitPengadaan Alat Test Cepat Garam BeriodiumMP-ASI Buffer StockPMT Bumil KEK Buffer StockPMT-Anak Sekolah (PMT-AS) untuk Provinsi Papua dan Papua BaratKit Konseling Menyusui
Pelatihan Fasilitator dan Petugas
Pembinaan Teknis
Suplementasi Gizi dan Alat PenunjangObat Program GiziTaburia
Penyusunan Model Intervensi Pencegahan Stunting
Sosialisasi Pencegahan dan Penanggulangan StuntingAkselerasi Perbaikan Gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan StuntingSosialisasi dan Advokasi Penanggulangan Masalah GAKIAdvokasi Pengembangan Taburia di 7 (Tujuh) Provinsi TerpilihSosialisasi Surveilans Gizi dan SMS Gateway
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) Gizi
RESUME KEGIATAN DIREKTORAT BINA GIZI TAHUN 2013
No
Pendidikan Gizi dan Pemberdayaan MasyarakatGerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 41
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 41
NoPr
opin
siKa
bupa
ten/Ko
taPr
evale
nsi
Kuru
sJm
l Pus
kJm
l SD3)
Sasa
ran
(Ana
k)3)
Lama
Pemb
erian
(Min
ggu)
Bera
t per
pemb
erian
(gr)
Frek
uens
i
per
Ming
gu
Juml
ah
pemb
eria
n (kg
)
Unit C
ost
(Rp)
4)
Juml
ah B
iaya
(Rp)
12
34
56
78
910
1112
13
APa
pua
1 Kab
. Biak
Num
for
12,7
162
22
.030
1
2 60
463
.446
60.00
0
3.8
06.76
0.000
2 Kab
. Kee
rom
7,973
11
.438
1
2 60
432
.942
60.00
0
1.9
76.52
0.000
3 Kot
a Jay
apur
a11
,197
42
.118
1
2 60
412
1.300
60
.000
7.278
.000.0
00
Sub T
otal P
apua
332
75
.586
217.6
88
13.06
1.280
.000
BPa
pua B
arat
1 Kab
. Man
okwa
ri8,1
229
26
.722
1
2 60
476
.959
60.00
0
4.6
17.54
0.000
2 Kab
. Telu
k Bint
uni
11,9
71
10.54
1
12
604
30.35
8
60
.000
1.821
.480.0
00
3 Kot
a Sor
ong
7,881
34
.751
1
2 60
410
0.083
60
.000
6.004
.980.0
00
Sub T
otal
381
72.01
4
207.4
00
12.44
4.000
.000
-
0
713
14
7.600
42
5.088
25
.505.2
80.00
0
Kete
ranga
n2D
ata s
ekol
ah di
ambil
dari
Data
Dikn
as 20
11 (h
ttp/D
apod
ik.or
g)
RENC
ANA
DIST
RIBU
SI PM
T-AS P
APUA
DAN
PAPU
A BA
RAT T
AHUN
2013
Juml
ah
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201342
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 42
1 Sumatera Utara1 Mandailing Natal 964.2002 Tapanuli Tengah 747.3603 Dairi 661.2604 Kota Medan 5.007.900
2 Sumatera Selatan1 Ogan Komirin Ilir 1.746.2402 Lahat 920.5203 Musi Rawas 1.288.8394 Kota Palembang 3.499.9201 Landak 852.7202 Ketapang 1.026.1803 Sintang 870.1804 Kota Pontianak 1.360.589
4 Nusa Tenggara Barat (NTB)1 Lombok Barat 1.440.7202 Lombok Tengah 2.109.6673 Lombok Timur 2.641.2604 Kota Mataram 960.720
5 Nusa Tenggara Timur (NTT)1 Sumba Barat 272.2292 Kabupaten Kupang 746.9153 Timor Tengah Utara 591.2404 Kota Kupang 824.659
6 Sulawesi Selatan1 Jeneponto 855.0002 Maros 780.7203 Pangkajene Kepulauan 749.8194 Kota Makassar 3.214.020
7 Lampung1 Lampung Utara 1.410.0002 Tulang Bawang 87.7563 Way Kanan 84.9754 Tenggamus 86.520
8 Jawa Barat1 Kota Tasikmalaya 1.558.4722 Sumedang 2.565.3183 Tasikmalaya 2.954.5974 Cianjur 4.191.276
9 Sulawesi Tenggara1 Kab Wakatubi 541.938
10 Kalimantan Timur1 Kota Samarinda 1.515.521
11 Jawa Tengah1 Rembang 933.0562 Brebes 1.264.7373 Karanganyar 1.347.1164 Blora 734.060
12 Sulteng1 Donggala 630.7202 Sigi 375.000
13 Maluku Utara1 Ternate 132.060
JUMLAH 54.546.000
ALOKASI DISTRIBUSI TABURIA TAHUN 2013
No. PROVINSI/KABUPATEN-KOTA TABURIA (saset)
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 43
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 43
Stok Provinsi
Stok Kab
Jumlah
1 Aceh 23 6.429 33 804 837
2 Sumatera Utara 33 5.687 33 711 744
3 Sumatera Barat 19 1.014 33 127 160
4 Riau 12 1.629 33 204 237
5 Jambi 11 1.406 33 176 2096 Sumatera Selatan 16 3.126 33 391 4247 Bengkulu 10 1.448 33 181 2148 Lampung 15 2.423 33 303 3369 Kepulauan Babel 7 361 29 46 75
10 Kepulauan Riau 7 351 21 44 6511 DKI Jakarta 6 267 26 34 6012 Jawa Barat 27 5.863 33 733 76613 Jawa Tengah 35 8.589 33 1.074 1.10714 DI Yogyakarta 5 438 21 55 7615 Jawa Timur 38 8.523 33 1.066 1.09916 Banten 8 1.535 33 192 22517 Bali 9 714 33 90 12318 NTB 10 962 33 121 15419 NTT 22 2.925 33 366 39920 Kalimantan Barat 14 1.958 33 245 278
21 Kalimantan Tengah 14 1.469 33 184 217
22 Kalimantan Selatan 13 1.984 33 248 281
23 Kalimantan Timur 10 1.460 33 183 21624 Sulawesi Utara 15 1.634 33 205 23825 Sulawesi Tengah 12 1.740 33 218 25126 Sulawesi Selatan 24 2.955 33 370 40327 Sulawesi Tenggara 13 1.971 33 247 28028 Gorontalo 6 700 33 88 12129 Sulawesi Barat 6 570 33 72 10530 Maluku 11 902 33 113 14631 Maluku Utara 10 1.062 33 133 16632 Papua 29 3.997 33 500 53333 Papua Barat 13 1.373 33 172 20534 Stok Pusat 450
Total 503 77.465 1.504 9.696 11.200• 1 set TPG Kit berisi 8 botol alat tes cepat garam beriodium, • Setiap desa mendapat 1 botol alat tes cepat garam beriodium
No. ProvinsiJumlah
Kab/KotaJumlah Desa/
Kelurahan
Alokasi Alat Tes Cepat Garam Beriodium (set)
RENCANA DISTRIBUSI Alat Tes Cepat Garam Beriodium (TPG KIT)TAHUN 2013
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201344
LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA PEMBINAAN GIZI MASYARAKATTAHUN 2012
Jumlah Balita Gizi Buruk yang
Ditemuan dan Mendapat Perawatan
Balita 0-59 Bulan ditimbang Berat Badannya (D/S)
Ibu Hamil Mendapat
90 TTD
Vitamin A balita 6-59
Bulan
RT Mengonsumsi
Garam Beriodium
ASI Eksklusif Bayi 0-6 Bulan
1 Aceh 617 66,6 82,3 87,8 75,2 38,0 2 Sumatera Utara 670 75,8 78,3 78,0 97,1 32,2 3 Sumatera Barat 539 72,9 71,6 85,2 93,2 61,2 4 Riau 65 60,7 86,4 78,7 83,0 45,6 5 Jambi 122 74,4 89,8 85,4 99,1 48,7 6 Sumatera Selatan 178 74,5 88,8 80,8 97,9 57,7 7 Bengkulu 151 69,2 85,0 85,6 96,7 66,0 8 Lampung 202 74,9 80,6 81,8 93,1 57,2 9 Kep. Bangka Belitung 133 60,9 92,3 83,2 40,6 10 Kepulauan Riau 284 59,7 71,2 70,2 97,6 37,3 11 DKI Jakarta 1.147 53,3 101,9 77,0 87,1 59,0 12 Jawa Barat 6.762 83,6 89,3 84,6 94,2 34,4 13 Jawa Tengah 2.972 82,1 91,1 98,4 86,0 42,7 14 DI Yogyakarta 451 79,0 89,6 99,1 97,3 58,2 15 Jawa Timur 10.848 87,8 83,8 80,7 93,5 64,5 16 Banten 5.063 68,8 87,2 71,6 81,3 47,9 17 Bali 79 81,7 92,7 96,2 74,6 66,9 18 Nusa Tenggara Barat 556 79,6 84,3 96,5 69,8 19 Nusa Tenggara Timur 3.594 78,6 72,0 84,8 67,2 59,5 20 Kalimantan Barat 193 57,7 86,9 78,1 95,1 45,0 21 Kalimantan Tengah 55 56,8 115,3 92,2 94,8 43,8 22 Kalimantan Selatan 124 71,5 75,8 87,9 95,2 49,3 23 Kalimantan Timur 384 61,3 69,1 68,0 97,2 60,9 24 Sulawesi Utara 73 75,5 82,9 90,5 98,3 36,1 25 Sulawesi Tengah 304 59,6 81,3 79,7 93,4 30,4 26 Sulawesi Selatan 408 73,5 88,8 86,8 91,4 62,9 27 Sulawesi Tenggara 273 62,3 75,6 84,1 95,4 50,5 28 Gorontalo 961 81,0 83,1 76,9 100,0 45,0 29 Sulawesi Barat 581 73,4 74,0 87,4 94,1 67,0 30 Maluku 316 60,2 82,0 69,1 59,6 32,4 31 Maluku Utara 87 52,5 76,4 54,4 86,8 61,7 32 Papua Barat 1.605 48,9 32,0 47,9 20,6 33 Papua 2.905 31,0 33,3 41,8
INDONESIA 42.702 75,1 85,0 82,8 87,9 48,6
LAPORAN PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA PEMBINAAN GIZI MASYARAKATTAHUN 2012
No Provinsi
% Cakupan Pencapaian Indikator
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 45
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 45
No Provinsi End User Fasilitator1 DI Aceh 61 32 Sumatera Utara 62 113 Sumatera Barat 55 64 Sumatera Selatan 60 105 Lampung 81 46 Jambi 20 37 Riau 40 28 Bangka Belitung 60 29 Kepulauan Riau 50 13
10 Bengkulu 62 211 Banten 20 112 DKI Jakarta 27 3313 Jawa Barat 104 914 Jawa Timur 80 815 Jawa Tengah 84 116 DI Yogyakarta 120 417 Bali 40 418 NTB 142 1519 NTT 20 1120 Kalimantan Barat 60 1021 Kalimantan Selatan 50 422 Kalimantan Tengah 2323 Kalimantan Timur 70 424 Sulawesi Utara 40 225 Sulawesi Selatan 40 1226 Sulawesi Barat 22 227 Sulawesi Tengah 22 228 Sulawesi Tenggara 40 129 Gorontalo 40 230 Maluku 40 431 Maluku Utara 32 232 Papua 62 333 Papua Barat 20 3
TOTAL 1749 193
ctt: data berasal dari provinsi dan kabupaten yang melibatkan fasil itator pusat, masih perlu disesuaikan bila ada yang melaksanakan tanpa NS pusat
DATA JUMLAH END – USER DAN FASILITATOR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI SELURUH INDONESIA S.D. DESEMBER 2012
DATA JUMLAH END - USER DAN FASILITATOR PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI SELURUH INDONESIA S.D. DESEMBER 2012
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201346
Jumlah Jumlah PengelolaKabupaten TFC Program
/ Kota JML Dilatih dr Pr/Bd AG JML Dilatih dr Pr/Bd AG JML Dilatih dr/SpA Pr/Bd AG1 NAD 23 115 101 64 66 68 194 14 12 12 11 35 14 10 12 19 1 262 SUMUT 33 155 77 77 77 77 372 65 65 65 65 147 28 28 28 28 19 263 RIAU 12 67 65 65 77 57 138 12 12 13 11 28 13 11 7 12 1 24 KEP.RIAU 7 24 20 35 43 24 37 0 0 0 0 13 8 12 12 13 0 55 JAMBI 11 56 48 26 34 27 107 0 0 0 0 18 12 11 12 12 2 156 SUMBAR 19 87 77 74 76 92 167 50 50 51 50 20 18 18 19 21 15 87 BENGKULU 10 38 16 15 14 14 139 0 0 0 0 10 10 6 2 8 1 138 SUMSEL 15 80 49 34 43 40 204 90 90 90 90 34 12 34 4 9 11 19 BABEL 7 20 13 13 16 15 35 7 6 9 6 8 8 10 10 10 3 8
10 LAMPUNG 14 51 26 19 30 22 213 0 0 0 0 22 14 12 13 14 1 411 DKI JAKARTA 6 51 5 2 3 2 288 0 0 0 0 124 17 17 16 16 4 1012 BANTEN 8 46 46 35 34 36 150 0 0 0 0 27 8 4 3 8 3 1013 JAWA BARAT 26 171 119 31 35 25 837 15 4 4 15 144 22 21 22 21 5 1214 JAWA TENGAH 35 264 67 72 85 64 603 0 0 0 0 182 39 39 39 39 1 715 DIY 5 42 30 30 30 30 79 27 27 28 26 5 7 6 8 8 3 216 JAWA TIMUR 38 365 80 51 49 57 579 0 0 0 0 171 11 42 31 32 12 3617 BALI 9 27 24 24 0 19 88 88 87 0 85 34 9 9 9 9 0 918 NTB 10 107 101 51 54 55 45 9 9 9 9 12 9 9 12 10 35 1519 NTT 21 93 29 31 46 36 195 0 0 0 0 24 24 23 32 29 6 2020 KALBAR 14 94 23 4 4 4 135 0 0 0 0 28 2 2 2 2 21 621 KALTENG 14 57 41 16 15 16 114 0 0 0 0 17 15 14 14 16 0 622 KALTIM 14 100 50 30 31 29 107 0 0 0 0 31 1 1 1 1 0 223 KALSEL 13 46 18 19 18 19 167 20 20 20 20 26 17 15 18 17 5 724 SULUT 15 72 12 6 6 6 87 0 0 0 0 22 2 2 2 1 1 125 GORONTALO 6 25 16 12 5 18 59 23 0 23 23 7 7 7 7 7 7 926 SULTENG 11 73 24 20 27 20 98 4 3 3 4 13 13 13 25 19 3 3627 SULSEL 24 205 143 8 8 8 190 0 0 0 0 62 3 3 3 3 2 528 SULTRA 12 240 45 45 44 46 0 0 0 0 0 14 14 12 13 13 1 2629 SULBAR 5 31 6 6 6 6 46 0 0 0 0 1 1 2 2 2 0 430 MALUKU 11 53 0 0 0 0 103 0 0 0 0 19 1 1 1 1 1 131 MALUKU UTARA 9 29 15 14 16 17 79 0 0 0 0 12 9 9 9 9 1 19332 PAPUA 29 89 32 19 19 16 224 4 3 6 3 18 2 2 2 2 2 733 PAPUA BARAT 10 36 24 17 31 17 69 0 0 0 0 10 3 2 2 3 1 3
TOTAL 496 3009 1442 965 1042 982 5948 428 388 293 418 1338 373 407 392 414 168 535
Keterangan:dr : dokterPr/Bd : perawat/bidanAG : ahli giziSPA : spesialis anakTFC : Theurapeutic Feeding Centre
Jml Puskesmas Jml. Tenaga Dilatih JML RS Jml. Tenaga Dilatih
DAFTAR JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG SUDAH DILATIH TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
TAHUN 2004 - 2012
NO PROPINSIRumah Sakit
Jml Puskesmas Jml. Tenaga DilatihPuskesmas Perawatan Puskesmas Non Perawatan
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 47
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 47
Jumlah Konselor ASI Per Provinsi di Indonesia Tahun 2012 dan Target sampai Tahun 2014
No Provinsi
Jumlah Konselor s.d
Sept 2012
JumlahFasyankes (RS
dan PP)
Target 2013
Target 2014
1 Aceh 612 344 612 612 2 Sumatera Utara 114 630 194 274 3 Sumatera Barat 350 283 350 350 4 Riau 210 204 250 290 5 Jambi 100 181 140 180 6 Sumatera Selatan 213 318 253 293 7 Bengkulu 70 178 110 150 8 Lampung 124 286 164 204 9 Bangka Beilitung 34 62 54 64
10 Kepulauan Riau 46 74 66 76 11 DKI Jakarta 87 463 167 247 12 Jawa Barat 118 1152 198 278 13 Jawa Tengah 54 1031 134 214 14 DI Yogyakarta 190 153 190 190 15 Jawa Timur 28 1115 108 108 16 Banten 38 223 78 118 17 Bali 4 148 97 137 18 Nusa Tenggara Barat 179 158 179 179 19 Nusa Tenggara Timur 839 314 839 839 20 Kalimantan Barat 20 257 60 100 21 Kalimantan Tengah 4 184 44 84 22 Kalimantan Selatan 25 239 65 105 23 Kalimantan Timur 38 238 78 118 24 Sulawesi Utara 24 181 64 104 25 Sulawesi Tengah 112 184 132 172 26 Sulawesi Selatan 19 457 59 99 27 Sulawesi Tenggara 22 238 62 102 28 Gorontalo 38 79 58 79 29 Sulawesi Barat 40 78 60 78 30 Maluku 61 154 81 121 31 Maluku Utara 4 104 44 84 32 Papua Barat 43 115 63 103 33 Papua 19 284 59 99
Indonesia 3.932 6.033 5.112 6.331
Jumlah Fasilitator Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Tahun 2012
No Uraian Fasilitator untuk Kader
Fasilitator TOT
Provinsi 1 Aceh 2 12 Jawa Tengah 2 -3 Nusa Tenggara Barat 6 14 Nusa Tenggara Timur 1 -
Pusat 1 Direktorat Gizi 6 42 Poltekes 5 - Indonesia 22 6
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 49
1 Aceh 612 65
2 Sumatera Utara 114 10
3 Sumatera Barat 350 5
4 Riau 210 13
5 Jambi 100 1
6 Sumatera Selatan 213 12
7 Bengkulu 70 2
8 Lampung 124 33
9 Bangka Beilitung 34 3
10 Kepulauan Riau 66 1
11 DKI Jakarta 87 30
12 Jawa Barat 148 30
13 Jawa Tengah 54 26
14 DI Yogyakarta 190 21
15 Jawa Timur 28 11
16 Banten 38 2
17 Bali 4 3
18 Nusa Tenggara Barat 179 31
19 Nusa Tenggara Timur 839 65 210
20 Kalimantan Barat 20 10
21 Kalimantan Tengah 4 3
22 Kalimantan Selatan 25 1
23 Kalimantan Timur 38 2
24 Sulawesi Utara 24 2
25 Sulawesi Tengah 112 4
26 Sulawesi Selatan 19 14
27 Sulawesi Tenggara 22 2
28 Gorontalo 38 2
29 Sulawesi Barat 40 1
30 Maluku 61 2
31 Maluku Utara 4 1
32 Papua Barat 43 2
33 Papua 19 5
Indonesia 3929 415 210
DISTRIBUSI KONSELOR DAN FASILITATORPELATIHAN KONSELING MENYUSUI MENURUT PROVINSI
Tahun 2012
Jumlah Fasilitator Jumlah MotivatorNo Provinsi Jumlah Konselor
Fasilitator (Orang)
Konselor (Orang)
1 Aceh 4 120
2 Sumatera Utara 5 20
3 Sumatera Barat 17
4 Riau 20
5 Jawa Barat 2
6 Jawa Tengah 3 63
7 Nusa Tenggara Barat 7 24
8 Nusa Tenggara Timur 9 105
9 Others (Central Level) 21 19
Poltekkes Jkt 2 dan Jkt 3 7 5
RSCM 1 1
PERSAGI, PERINASIA, PDGMI 2 2
Dit. BGM 11 11
Total 51 388
DISTRIBUSI KONSELOR DAN FASILITATORPELATIHAN KONSELING MP-ASI
MENURUT PROPINSI TAHUN 2012
No ProvinsiKonseling MP-ASI
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201348
DaftarSingkatan
AGB : Anemia Gizi BesiASI : Air Susu IbuBB/PB : Berat Badan Menurut Panjang BadanBB/TB : Berat Badan Menurut Tinggi BadanBB/U : Berat Badan Menurut UmurBGM : Bawah Garis MerahBOK : Bantuan Operasional KesehatanCFC : Community Feeding CentreD/S : Balita ditimbang berat badannyaEIU : Ekskresi Iodium dalam UrinGAKI : Gangguan Akibat Kurang IodiumGernas : Gerakan NasionalIP-GAKI : Intensifikasi Penanggulangan GAKIJampersal : Jaminan PersalinanJamkesmas : Jaminan Kesehatan MasyarakatKEK : Kurang Energi KronisKEP : Kurang Energi ProteinKIA : Kesehatan Ibu AnakKIE : Komunikasi Informasi EdukasiKMS : Kartu Menuju SehatKVA : Kurang Vitamin ALAKIP : Laporan Akuntabilitas dan Kinerja PemerintahLAPTAH : Laporan TahunanLiLA : Lingkar Lengan AtasMDG : Millenium Development GoalMonev : Monitoring Evaluasi MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu IbuNICE : Nutrition Improvement through Community
Empowerment
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 2013 49
NSPK : Norma, Standar, Prosedur dan KriteriaPerda : Peraturan DaerahPermendagri : Peraturan Menteri Dalam NegeriPGBM : Pemulihan Gizi Berbasis MasyarakatPosyandu : Pos Pelayanan TerpaduPuskesmas : Pusat Kesehatan MasyarakatPMBA : Pemberian Makan Bayi dan AnakPMT : Pemberian Makanan TambahanPMT-AS : Program Makanan Tambahan Anak SekolahPPKK : Pusat Penanggulangan Krisis KesehatanPTM : Penyakit Tidak MenularRenstra : Rencana StrategisRiskesdas : Riset Kesehatan DasarRKA-KL : Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian LembagaRSUD : Rumah Sakit Umum DaerahRT : Rumah TanggaSAI : Sistem Aplikasi InformasiSABMN : Sistem Aplikasi Barang Milik NegaraSEANUTS : South East Asia Nutrition SurveySDKI : Survei Demografi dan Kesehatan IndonesiaSIGIZI : Sistem Informasi GiziSKRT : Survei Kesehatan Rumah TanggaTFC : Theurapeutic Feeding CentreTOT : Training of TrainerTTD : Tablet Tambah DarahWHO : World Health Organisation
Rencana Kerja Pembinaan Gizi Masyarakat TA 201350