bisnis indonesia 04/01/2017, hal. 22 saatnya utak-atik...

9
Bisnis indonesia – 04/01/2017, hal. 22 Saatnya Utak-atik Portofolio

Upload: duongtram

Post on 13-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bisnis indonesia – 04/01/2017, hal. 22 Saatnya Utak-atik Portofolio

31/12/2016 Industri asuransi nasional meningkat sepanjang 2016 http://www.antaranews.com/berita/604335/industri-asuransi-nasional-meningkat-sepanjang-2016

Jakarta (ANTARA News) - Industri asuransi nasional sepanjang tahun 2016 mengalami pertumbuhan signifikan tercermin dari tingginya pendapatan asuransi jiwa, umum, maupun syariah yang mencapai Rp158,65 triliun pada kuartal III-2016 meningkat 78,1 persen dibandingkan periode sama pada 2015. "Dari sisi investasi, industri asuransi mencapai Rp 386,18 triliun meningkat 25,7 persen dari tahun 2015 yang hanya mencapai Rp307,29 triliun," kata Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Hendrisman Rahim, di Jakarta, Sabtu. Menurut Hendrisman, peningkatan pertumbuhan tersebut ditopang oleh meningkatnya saluran distribusi bancassurance, produk asuransi yang ditawarkan melalui layanan perbankan. Pemasaran melalui bancassurance dinilai relatif lebih mudah dilakukan karena pasar yang dibidik adalah nasabah perbankan yang lebih memahami beragam jenis jasa keuangan. Apalagi, kini sejumlah bank BUMN yang menggaet mitra strategis telah menunjukkan kinerja terbaik. Sementara itu, Praktisi Perasuransian, Kapler Marpaung mengatakan kerja sama bank BUMN dengan mitra strategis menjadi kunci pertumbuhan industri asuransi. Seperti, BNI Life Insurance, anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk yang terus membukukan kinerja positif setelah membentuk perusahaan patungan dengan Sumitomo Life. Demikian juga PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri), anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat kenaikan laba siginfikan, serta Bringin Life anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus mengembangkan bisnis dengan berencana menggaet mitra strategis untuk mengembangkan produk bancaassurance. Bahkan pemilik perusahaan asuransi FWD Group, Hanwha Life Insurance Co. dan BNP Paribas Cardif sudah menawar saham Bringin Life dengan harga 400 juta hingga 500 juta dolar AS, meskipun hingga kini belum ada kabar kepastian BRI mengenai penjualan Bringin Life.

Menurut Kapler yang juga Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada ini, kerja sama perusahaan asuransi dengan mitra strategis bisa membuat kinerja asuransi semakin kinclong sebab perusahaan semakin bertumbuh, sehat dan kuat. "Jika BRI sebagai induk usaha jadi menjual 40 persen saham anak usahanya di bidang asuransi tersebut ke mitra strategis maka akan mendongkrak kinerja," ujarnya. Pascadiakuisisi BRI, BRIngin Life sepanjang 2016 ini menargetkan pertumbuhan premi hingga 40 persen dari tahun lalu menjadi Rp2,4 triliun. Produk asuransi kredit mikro Bringin Life juga akan memperoleh dukungan dari 52 juta nasabah BRI yang potensial menjadi calon nasabah mereka. Selain itu, kekuatan jaringan BRI akan memudahkan Bringin Life melakukan penetrasi pasar. (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

03/01/2017 Kuartal III-2016, Industri Asuransi Tumbuh 78,1% https://finance.detik.com/moneter/d-3386839/kuartal-iii-2016-industri-asuransi-tumbuh-781

Jakarta - Pertumbuhan Industri Asuransi sepanjang 2016 meningkat, terlihat dari tingginya total pendapatan asuransi, baik asuransi jiwa, umum, maupun syariah. Menurut Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Hendrisman Rahim, total pendapatan industri asuransi jiwa di kuartal III-2016 meningkat sebesar Rp 158,65 triliun atau naik 78,1% dibandingkan periode yang sama pada 2015. Dan, dari jumlah investasi, mencapai Rp 386,18 triliun meningkat 25,7% dari tahun 2015 yang hanya mencapai Rp 307,29 triliun. Dikatakan Hendrisman, peningkatan pertumbuhan tersebut ditopang oleh meningkatnya saluran distribusi bancassurance, produk asuransi yang ditawarkan melalui layanan perbankan. "Pemasaran melalui bancassurance dinilai relatif lebih mudah dilakukan karena pasar yang dibidik adalah nasabah perbankan yang lebih memahami beragam jenis jasa keuangan. Apalagi, kini sejumlah bank BUMN yang menggaet mitra strategis telah menunjukkan kinerja terbaik," kata dia dalam keterangannya, Selasa (3/1/2017). Dikatakan pengamat dan Praktisi Perasuransian, Kapler Marpaung , kerjasama bank BUMN dengan mitra strategis menjadi kunci pertumbuhan industri asuransi. Seperti, BNI Life Insurance, anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia Tbk yang terus menorehkan kinerja yang positif setelah Join Venture dengan Sumitomo Life. Pada tahun 2015, BNI Life tumbuh 124% dan pada kuartal pertama 2016 PT BNI Life Insurance mencatat pendapatan mencapai Rp 907 miliar atau tumbuh di atas 20% dari periode yang sama tahun 2015. Begitupula dengan PT AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri). Kinerja anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk itu terus melonjak. Pada 2014, Axa meraih laba bersih sebesar Rp 1,2 triliun dan mencatat kenaikan total premi sebesar 33%. Sementara itu, bank BUMN besar lainnya yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dikabarkan juga tengah serius dalam mengembangkan bisnis asuransinya melalui anak perusahaan Bringin Life. Sempat berencana menggaet mitra strategis untuk mengembangkan produk bancaassurance, namun pada Januari

2016, Bloomberg melansir pemberitaan bahwa BRI menunda proses penjualan 40% saham perusahaan asuransi Bringin Life. Dalam laporannya, pemilik perusahaan asuransi FWD Group, Hanwha Life Insurance Co. dan BNP Paribas Cardif sudah menawar saham Bringin Life dengan harga US$ 400-500 juta. Dalam proses tender tersebut dikabarkan bahwa FWD group meraih peringkat pertama diikuti BNP Paribas Cardif dan Hanwa Life Insurance Co. Namun, hingga kini belum ada kabar kepastian BRI mengenai penjualan Bringin Life. Kerjasama dengan mitra strategis, dinilai pengamat dan Praktisi Perasuransian, Kapler Marpaung akan membuat kinerja asuransi semakin kinclong sebab perusahaan semakin bertumbuh, sehat dan kuat. Menurut Kapler, jika BRI sebagai induk usaha jadi menjual 40% saham anak usahanya di bidang asuransi tersebut ke mitra strategis maka akan mendongkrak kinerja. Sebab, kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada ini, market asuransi jiwa di Indonesia masih sangat besar dan perlu penanganan pihak swasta yang telah memiliki kesiapan yang memadai. "Menurut saya akan semakin kinclong (kinerjanya). Sebab market asuransi Jiwa di Indonesia masih sangat besar. Segmen itu hanya bisa di raih dengan manajemen, SDM, produk, distribusi dan IT yang unggul," ujar Kapler kepada wartawan. (dna/dna) Dana Aditiasari

Bisnis indonesia – 04/01/2017, hal. 21 Aturan Kesehatan Keuangan Makin Ketat

Harian Kontan – 02/01/2016, Hal. 24 Capital Life Targetkan Pertumbuhan Laba

Investor Daily – 04/01/2017, Hal. 23 (Berita Photo) Produk Asuransi