bismillaahirrahmaanirrahiim

6
Bismillaahirrahmaanirrahiim, Assalaamualaikum Warahmatullah Wabarakaatuh. Teman-teman mahasiswa, selamat datang di dunia baru! Di dunia kampus, kita akan menemukan pilihan-pilihan. Setiap pilihan menentukan konsekuensi yang akan kita dapatkan. Mari kita memulainya dari akhir karena pilihan mendasar yang kita hadapi di kampus ini adalah pilihan: ‘mau jadi apa kita di akhir nanti setelah lulus dari kampus ini?’. Kalau kita ada di kampus ini hanya dalam rangka mengejar gelar untuk mencari pekerjaan, jangan heran jika pada akhirnya kita hanya akan menjadi pekerja-pekerja atau buruh-buruh bergelar sarjana. Kita tidak akan menjadi bagian dari perbaikan dan kebangkitan bangsa ini. Padahal bangsa ini memiliki potensi luar biasa. Negeri ini sejak dulu hingga kini terus menjadi sorotan dunia, karena negeri ini cuma kekurangan satu faktor saja untuk bisa menjadi negeri yang jaya, yakni faktor sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas. Ingatlah bahwa sumber daya manusia terpenting dari sebuah bangsa adalah pemuda, terutama pemuda-pemuda minoritas yang mendapat anugerah untuk belajar sampai perguruan tinggi yang disebut mahasiswa. Seorang lelaki bijak di masa lalu pernah berkata, Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji- panjinya. Tanamkan niat bahwa keberadaan kita di kampus ini adalah dalam rangka belajar dan membina diri untuk menjadi manusia unggul yang kelak akan mengubah negerinya bahkan mengubah dunia. Untuk itu kita juga harus memastikan pembelajaran kita tidak boleh terbatas pada ruang-ruang sempit bernama kelas dan jadwal-jadwal kuliah yang telah ditentukan dosen. Pembelajaran kita adalah pembelajaran yang luas. Waktunya tidak terbatas jam dan hari. Tempatnya bisa di lapangan olahraga, di panggung seni, di kantin atau warung tempat kita berdiskusi, bahkan juga di jalanan atau pelosok desa tempat kita melihat masalah dan belajar untuk jadi bagian dari solusi.

Upload: pramuji-handrajadi

Post on 22-Oct-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

STAN

TRANSCRIPT

Page 1: Bismillaahirrahmaanirrahiim

Bismillaahirrahmaanirrahiim,Assalaamualaikum Warahmatullah Wabarakaatuh.

Teman-teman mahasiswa, selamat datang di dunia baru!

Di dunia kampus, kita akan menemukan pilihan-pilihan. Setiap pilihan menentukan konsekuensi yang akan kita dapatkan. Mari kita memulainya dari akhir karena pilihan mendasar yang kita hadapi di kampus ini adalah pilihan: ‘mau jadi apa kita di akhir nanti setelah lulus dari kampus ini?’.

Kalau kita ada di kampus ini hanya dalam rangka mengejar gelar untuk mencari pekerjaan, jangan heran jika pada akhirnya kita hanya akan menjadi pekerja-pekerja atau buruh-buruh bergelar sarjana. Kita tidak akan menjadi bagian dari perbaikan dan kebangkitan bangsa ini. Padahal bangsa ini memiliki potensi luar biasa. Negeri ini sejak dulu hingga kini terus menjadi sorotan dunia, karena negeri ini cuma kekurangan satu faktor saja untuk bisa menjadi negeri yang jaya, yakni faktor sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas.Ingatlah bahwa sumber daya manusia terpenting dari sebuah bangsa adalah pemuda, terutama pemuda-pemuda minoritas yang mendapat anugerah untuk belajar sampai perguruan tinggi yang disebut mahasiswa. 

Seorang lelaki bijak di masa lalu pernah berkata,Di setiap kebangkitan pemudalah pilarnya, di setiap pemikiran pemudalah pengibar panji-panjinya.

Tanamkan niat bahwa keberadaan kita di kampus ini adalah dalam rangka belajar dan membina diri untuk menjadi manusia unggul yang kelak akan mengubah negerinya bahkan mengubah dunia. Untuk itu kita juga harus memastikan pembelajaran kita tidak boleh terbatas pada ruang-ruang sempit bernama kelas dan jadwal-jadwal kuliah yang telah ditentukan dosen. Pembelajaran kita adalah pembelajaran yang luas. Waktunya tidak terbatas jam dan hari. Tempatnya bisa di lapangan olahraga, di panggung seni, di kantin atau warung tempat kita berdiskusi, bahkan juga di jalanan atau pelosok desa tempat kita melihat masalah dan belajar untuk jadi bagian dari solusi.

Sekitar 35 tahun yang lalu, Agustus 1977, sastrawan Indonesia bernama Rendra membacakan sebuah puisi di hadapan mahasiswa-mahasiswa di Bandung. Puisi itu berjudul "Sajak Sebatang Lisong". Dalam potongan sajaknya ia berkata,Diktat-diktat hanya boleh memberi metode,tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan.Kita mesti keluar ke jalan raya, keluar ke desa-desa,

Page 2: Bismillaahirrahmaanirrahiim

mencatat sendiri semua gejala,dan menghayati persoalan yang nyata.Dan di akhir sajaknya ia berkata,Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan.

Kalau ada satu inspirasi lagi, kita bisa mendapatkannya dari sebuah wilayah timur Papua Nugini; yaitu sebuah tempat bernama Bouganville. Bouganville pernah menjadi tempat konflik antara penduduk asli dan pendatang. Penduduk asli terusir ke hutan sehingga hidup dalam keterbatasan. Justru dalam keterbatasan mereka berkembang. Mereka tumbuh menjadi masyarakat yang kuat dan menciptakan berbagai alat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang terbatas yang ada di sekitarnya. Mereka memegang slogan Mekim Na Savvy yang artinya "Belajar Sambil Berkarya".

Mekim Na Savvy yang artinya “Belajar Sambil Berkarya” ini juga bisa kita jadikan slogan untuk hari-hari kita di kampus. Hari-hari yang penuh karya. Hari-hari yang penuh oleh hal-hal produktif. Masa muda adalah masa emas untuk berkarya. Kalau kita jengah dengan kondisi yang ada di sekitar kita, maka berbuatlah sesuatu.

Setiap orang dari kita pasti memiliki minat di salah satu bidang kontribusi. Baik itu bidang seni, budaya, olahraga, sosial, politik atau yang lainnya, jadikan ia medan perjuangan untuk menghasilkan sebuah karya bagi almamater dan masyarakat luas.

Karya terbaik hanya lahir dari kolaborasi dan sinergi potensi-potensi yang ada. Untuk itu pembelajaran dan kontribusi yang kita lakukan mesti dibungkus dalam kolaborasi dan sinergi antarelemen. Kolaborasi dan sinergi dalam suasana kekeluargaan inilah yang akan melipatgandakan nilai karya yang bisa kita hasilkan. Generasi muda adalah cerminan masa depan bangsa. Jika kita mampu bersatu dalam kontribusi yang sinergis di masa muda, maka kita juga bisa optimis bahwa kelak bangsa ini dapat bersatu dalam kontribusi yang sinergis untuk meraih kejayaannya.

Belajar, berkarya, bersinergi. Tiga hal yang merangkum masa-masa emas kita sebagai mahasiswa. Semoga dengan tiga hal itu kita bisa menjadi bagian dari kebangkitan dan kejayaan negeri ini.

Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!

Page 3: Bismillaahirrahmaanirrahiim

“Hidup Mahasiswa!”, bagi seluruh mahasiswa tentunya familiar mendengar kata ini, paling tidak ketika masa ospek. Apalagi bagi mahasiswa yang menjadi aktivis mahasiswa, tentunya kata ini sudah menjadi sahabat setia yang selalu ada dalam orasi-orasi dan karya tulisan mereka. Dari satu sisi, kata “Hidup Mahasiswa!” ini menjadi satu pemantik semangat juang bagi mereka yang memahami bagaimana peranan mahasiswa itu sendiri. Namun, di sisi lain, dengan pergeseran nilai yang cukup jauh saat ini tentang mahasiswa itu sendiri, kata “Hidup Mahasiswa!” ini hanya dijadikan sekadar formalitas atau main-main saja.

Ya, memang ini hanya sekadar kata yang sering diucapkan oleh mereka mahasiswa yang mengaku sebagai aktivis. Namun sejatinya, kata ini bukanlah sekadar kata kosong yang tiada makna untuk diimplementasikan. Lebih parah lagi kalau kata ini hanya diartikan sebagai formalitas belaka untuk menyandang gelar sebagai aktivis. Sebenarnya, klaim bahwa yang berhak menyandang kata ini hanya aktivis mahasiswa yang ada di BEM/LEM/LM/DEMA itu salah besar. Setiap mahasiswa diIndonesia berhak untuk menyandang dan memakai kata ini sebagai landasan gerakan yang mereka bangun. Setiap mahasiswa yang benar-benar bergerak untuk perbaikan negeri ini berhak untuk memakai kata ini. Setiap mahasiswa yang berjuang setulus hati untuk memberikan nilai hidup, berhak menyandang kata ini.Kata “Hidup Mahasiswa!” ini memiliki arti yang sangat fundamental yang mendeskripsikan karakter seorang mahasiswa yang sejati. Kata “hidup” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti masih terus ada, bergerak, bekerja semestinya. Ketika dijadikan dalam satu susunan kata, kata hidup ini menjelaskan kata berikutnya yang digabungkan dalam satu frase. Ketika dihubungkan dalam frase, berarti frase ini mendeskripsikan suatu gerakan, bekerja semestinya dan membuat sesuatu menjadi hidup. Lalu, sesuatu apa yang kemudian dijadikan hidup, bekerja semestinya, dan untuk selalu ada ? kata pelengkap berikutnya, “mahasiswa”.

Kata “mahasiswa” sendiri memiliki arti definitif sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi. Namun secara maknawi, mahasiswa bukan hanya orang yang belajar di perguruan tinggi saja. Terlalu sempit ketika mengartikan bahwa mahasiswa adalah entitas pelajar perguruan tinggi dan akan menimbulkan persamaan dengan siswa yang juga sebagai orang yang belajar di sebuah institusi pendidikan. Mahasiswa bukan sekadar kata biasa, titel, gelar, namun mahasiswa berarti sebuah strata sosial yang tinggi. Naiknya strata sosial berarti naiknya tanggung jawab yang diemban oleh pemiliknya. Bukan berarti hanya dijadikan sebagai kebanggaan, lalu bertindak bebas seenaknya, namun tanggung jawab yang diemban harus segera dilaksanakan.

Page 4: Bismillaahirrahmaanirrahiim

Mungkin sudah banyak sekali tulisan yang dibuat untuk menyebutkan bagaimana seorang mahasiswa itu sesungguhnya, yaitu ketika di-resume akan muncul tiga peranan penting sebagai seorang mahasiswa. Dalam tulisan ini penulis tidak akan terlalu banyak membahas hal itu. Pada intinya ketiga peranan itu adalah mahasiswa sebagai director of change, social control, dan iron stock bangsa di masa depan. Integrasi ketiga peranan inilah yang kemudian melahirkan seorang “mahasiswa sejati”.Kemudian kembali lagi pada gabungan keduanya, “Hidup Mahasiswa!”, yang berarti dapat disimpulkan bahwa tidak sekadar kata yang bermakna kosong, namun mengandung arti yang mendalam bagi mahasiswa. Frase kata ini kemudian mencoba memberikan pesan kepada setiap pendengarnya dan siapa saja yang mengaku memiliki frase ini untuk membuat mahasiswa itu benar-benar hidup. Hidup dalam apapun, hidup dalam berkarya, hidup dalam tatanan sosial, hidup dalam kehidupan bangsa dan negara, hidup dalam sisi akademik, dan hidup dalam apapun.

Kata “Hidup Mahasiswa!” ini memiliki pesan fundamentalis kepada setiap mahasiswa untuk berjuang mewujudkan apa yang dimaksudkan sebagai kedaulatan mahasiswa. Kedaulatan mahasiswa berarti suatu kondisi dimana mahasiswa benar-benar sebagai motor hidup kemajuan bangsa. Bangsa yang maju merupakan bangsa yang unggul dalam dalam segala aspek kehidupan, baik riset, energi, ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, dan lainnya. Di sinilah mahasiswa dapat mengambil peranan untuk membuktikan dan menjaga peluang bahwa mahasiswa masih “hidup”. Di sinilah kemudian mahasiswa membuktikan kontribusi nyata mereka dalam memajukan bangsa.

Sebagai mahasiswa tentunya sudah tidak perlu lagi untuk memikirkan terlalu banyak soal diri sendiri. Ketika kita sudah mengazamkan diri masuk ke dalam dunia yang disebutkan sebagai mahasiswa, maka kita sudah mengazamkan diri kita sendiri untuk orang lain, yaitu bangsa dan negara. Yang artinya adalah totalitas memberikan segenap kemampuan untuk kemajuan bangsa dan negara ini. Mahasiswa merupakan penggerak, motor, dan pendobrak peradaban dengan idealisme tinggi yang dimilikinya. Idealisme, inilah kekuatan utama mengapa mahasiswa sangat erat dengan perubahan.Pada akhirnya, kata “Hidup Mahasiswa!” ini bukanlah sekadar kata formal saja, namun lebih dari itu mengandung pemaknaan yang sangat fundamental bagi seorang mahasiswa. Tidak ada seorangpun yang berhak memakai kata ini, kecuali mereka yang benar-benar bergerak dan berjuang untuk membuat mahasiswa benar-benar “hidup”. Tidak peduli mereka yang menjadi aktivis, atau mereka yang menjadi pasivis. Apapun gerakan yang mereka bangun untuk perubahan ke arah perbaikan bersama, mereka berhak memiliki kata ini karena perjuangan sejati akan muncul ketika setiap langkah benar-benar dimaknai dan dijalani setulus hati dengan integritas dan dedikasi yang tinggi untuk perubahan ke arah perbaikan.HIDUP MAHASISWA!HIDUP MAHASISWA INDONESIA!