biologi sel

39
UNIVERSITAS INDONESIA MAKALAH BIOLOGI SEL Oleh: Kelompok Biomedik Salemba 13-1 KMS. Rakhmat Notariza - 1206207060 Muhammad Yasin - 1206207496 Lady Aurora - 1206243186 Irvi Firqotul Aini - 1206237630 Shierly C. S - 1206240575 PROGRAM SARJANA REGULAR Ganjil, 2012/2013

Upload: irvi-firqotul-aini

Post on 22-Oct-2015

135 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Biologi Sel

TRANSCRIPT

Page 1: Biologi Sel

UNIVERSITAS INDONESIA

MAKALAH

BIOLOGI SEL

Oleh:

Kelompok Biomedik Salemba 13-1

KMS. Rakhmat Notariza - 1206207060

Muhammad Yasin - 1206207496

Lady Aurora - 1206243186

Irvi Firqotul Aini - 1206237630

Shierly C. S - 1206240575

PROGRAM SARJANA REGULAR

Ganjil, 2012/2013

Page 2: Biologi Sel

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Di dunia, terdapat berjuta-juta kelompok makhluk hidup. Kemudian, dari kumpulan

makhluk hidup tersebut, terdapat kumpulan individu. Setiap individu pun tersusun dari jutaan

sel. Berdasarkan Kamus Dorland, sel (dalam bahasa inggris disebut cell) adalah setiap massa

protoplasmik kecil yang menyusun jaringan yang terorganisasi. Sel sendiri pun menjadi unit

fundamental struktural dan fungsional tubuh.

Sel sendiri tersusun dari berbagai aspek yang mendukung fungsi kerja dan struktural

tubuh. Dalam hal fungsi kerja misalnya, terdapat nukleus atau inti sel yang menjadi pusat

pengatur kerja sel secara keseluruhan. Adapula organel berupa Retikulum Endoplasma yang

menjalankan fungsi biosintesis protein yang sangat penting bagi tubuh individu.

Pemelajaran mengenai sel pun tidak sebatas hanya mengenai sel dan komponen

didalamnya. Proses metabolisme, transportasi, hingga proses pembelahan juga menjadi hal

yang penting untuk diketahui. Contohnya, terdapat transpor yang dilaksanakan baik dari

dalam ke luar sel maupun dari luar ke dalam sel dengan mekanisme yang berbeda-

beda.Bahkan, terdapat juga keterkaitan antara reproduksi sel dengan keadaan gamet individu.

Seluruh aspek ini menjadi hal yang penting untuk diketahui dan dimengerti oleh mahasiswa,

kususnya mahasiswa yang akan mempelajari tubuh manusia dan kesehatan.

Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sel menjadi aspek fundamental bagi

tubuh setiap individu. Oleh karena itu, pemelajaran mengenai sel menjadi aspek yang

penting. Pemelajaran ini patut menjadi mukadimah atau pembuka sebelum seseorang

mempelajari suatu sistem tubuh secara lebih luas. Basis pengetahuan mengenai sel pun harus

diperkuat. Oleh karena itu, pembahasan mengenai sel pun harus dilihat dari berbagai aspek,

mulai dari struktur dan fungsi sel hingga proses pembelahan sel yang nantinya akan terjadi

rangkaian yang berkesinambungan.

TUJUAN PENULISAN MAKALAH

Penulisan makalah bertema ― Biologi Sel ‖ ini bertujuan agar mahasiswa dapat

mengetahui sel mulai dari struktur, fungsi, serta pengorganisasiannya dalam tubuh makhluk

hidup, khususnya manusia.

Page 3: Biologi Sel

TINJAUAN PUSTAKA

Ontogeni dan Filogeni

Filogeni menitikberatkan pada perubahan temporal program genetik dalam individu

dan spesies (1)

. Filogeni juga dapat disebut sebagai perubahan dari generasi ke generasi (2)

.

Mutasi Aseksual dan seksual juga menyebabkan terbentuknya organisme baru. Adanya

mutasi dan rekombinasi menyebabkan terjadinya diversifikasi, tetapi diversifikasi tersebut

tidak menjamin kemampuan spesies tersebut untuk bertahan. Apabila spesies tersebut

berhasil bertahan dan beradaptasi maka terbentuklah spesies baru (1)

. Ontogeni menitik

beratkan pada proses perkembangan organisme (1)

. Dalam literatur klasik perbandingan

ontogeni dari suatu organisme dipisahkan dalam beberapa tahap diskrit (3)

. Pada setiap

tahapannya ditandai dengan ciri khusus tertentu, seperti mineralisasi matriks atau sebuah sel

yang tumbuh menandai terbentuknya organ baru (3)

. Ernest Haeckel menyebutkan bahwa

ontogeni merupakan suatu proses filogeni yang berlangsung secara cepat dan singkat (2)

.

Sejarah evolusi organisme dapat dilihat melalui sebuah diagram bercabang yang

disebut pohon filogenik (5)

. Pola percabangan sesuai dengan yang telah dikelompokkan oleh

ahli taksonomi (5)

. Salah satu alasan terjadinya kesalahan pada pengelompokkan organisme

adalah karena organisme tersebut telah kehilangan sifat yang menjadi persamaan dengan

keluarga dekatnya (5)

. Jika DNA atau bukti baru menunjukkan bahwa telah terjadi kesalahan

dalam pengelompokkan organisme akibat evolusi maka organisme tersebut akan

dikelompokkan dalam kelompok barunya setelah terjadi evolusi (5)

. Metode pengelompokkan

Linnaean yang tidak menunjukkan kekerabatan antara mamalia, aves, reptil, dan kelas

vertebrata lain menyebabkan dibentuknya suatu sistem yang menunjukkan asal mula

kekerabatan antara moyang dan keturunannya yang disebut PhyloCode (5)

.

Gambar 1. Filogeni dan Ontogeni (5)

Page 4: Biologi Sel

Table 1. Perbedaan sel eukariotik dan prokariotik.

Perbedaan utama antara sel prokariotik dan eukariotik ditandai dengan namanya. Kata

prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani pro yang artinya ―sebelum‖, dan karyon

yang artinya ―kernel‖, yang disini disebut nukleus. Sedangkan sel eukariotik (eukaryote)

Karakteristik Prokariot Eukariot

Ukuran sel umumnya 0,5-5 μm 10-100 μm

Inti sel Tidak terbungkus membran inti

sehingga tidak disebut nukleus tetapi

nukleiod

Inti sejati yang terbungkus

membran inti dan memiliki

nukleolus

Organel yang

terbungkus

membrane

Tidak ada Ada, seperti lisosom, kompleks

golgi, mitokondria, retikulum

endoplasma, dan kloroplas

Flagel Tersusun atas 2 berkas protein Lengkap, tersusun atas

mikrotubulus rangkap

Glikokaliks Ada, berupa kapsul atau lapisan lender Ada pada sel yang tidak memiliki

dinding sel

Dinding sel Biasanya ada, tersusun atas

peptidoglikan

Jika ada, struktur kimia sederhana

Vesikel gas Ada Tidak

Membran sel Tanpa karbohidrat dan biasanya tanpa

sterol

Sterol dan karbohidrat ada sebagai

reseptor

Sitoplasma Tanpa sistoskeleton atau aliran

sitoplasmik

Ada sistoskeleton dan terjadi aliran

sitoplasmik

Ribosom Ukuran kecil (70s) Ukuran besar (80s)

Kromosom (DNA) Kromosom tunggal melingkar tanpa

protein histon

Kromosom linear melipat dengan

terikat protein histon

Pembelahan sel Pembelahan biner Mitosis

Rekombinasi

seksual

Tanpa meiosis, hanya transfer fragmen

DNA

Meiosis

Sensitivitas

terhadap antibiotic

Sensitif Tidak sensitive

Page 5: Biologi Sel

berasal dari kata eu yang berarti ―sebenarnya‖, dan karyon yang artinya ―kernel‖ atau

nekleus.(5)

Jadi, pada dasarnya, perbedaan mendasar dari kedua macam sel tersebut yaitu pada

ada tidaknya membran inti. Pada sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid

yang tidak dibatasi oleh membran inti. Contoh sel prokariotik ialah bakteri, dan gangang

biru yang termasuk Monera. Sedangkan pada sel eukariotik terdapat membran inti, yang

memisahkan materi inti (DNA dan protein histon membentuk kromosom) yang terletak di

nukleus dari sitoplasma. Sel eukariotik dijumpai pada Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan

Protista.

Gambar 2. Sel Prokariotik dan Eukariotik (6)

1. Struktur Sel Prokariotik

Semua sel prokariotik memiliki membran plasma, nukleoid berupa DNA dan RNA, serta

sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak mempunyai membran inti

sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kontak langsung dengan

protoplasma. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam),

seperti retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak

memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan

keduanya, yaitu mesosom dan kromatofor.

Page 6: Biologi Sel

2. Struktur sel eukariotik

Semua sel eukariotik memiliki membran inti. Selain itu, sel eukariotik memiliki sistem

endomembran, yakni memiliki organelorganel bermembran seperti retikulum endoplasma,

kompleks Golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel eukariotik juga memiliki sentriol.

Struktur dan biokimia membran sel .

Gambar 3. Membran Sel (5)

Membrane sel merupakan bagian terluar yang membatasi bagian dalam sel dengan

lingkungan luar. Membran sel memiliki sisi sitoplasmik dan sisi ekstraseluler yang terpisah.

Membran bukanlah suatu lembarab molekul statis yang terikat kuat di tempatnya, melainkan

ditahan oleh interaksi hidrofobik yang ikatannya lebih lemah dari ikatan kovalen. (5)

Membrane sel merupakan selaput selektif permeable, artinya hanya dapat dilalui molekul

molekul tertentu seperti glukosa, asam amino, gliserol dan berbagai ion.

Pada dasarnya, membrane sel terdiri dari dua komponen utama yaitu protein dan

bilayer lipid. Bilayer lipid merupakan penyusun utama membran, tetapi protein menentukan

sebagian besar fungsi spesifik membran. Selain dua komponen itu, terdapat juga karbohidrat

yang terikat pada keduanya. Ukuran membrane sel berkisar antara 6-10 nm. Struktur sangat

viskus tetapi elastis, tertutup, asimetris dengan dua permukaan (bilayer). (7)

Page 7: Biologi Sel

1. Lipid

Lipid membran mempunyai bagian hidrofob (tidak suka air) yang bersifat non polar di

bagian ekor dan hidrofil (suka air) yang bersifat polar di bagian kepala. Lipid terdiri atas :

a. Fosfolipid

Merupakan lipid yang mengandung gugusan fosfat. Terdiri atas :

- Fosfogliserida

Unsur yang paling banyak, punya rangkag liserin, mengikat dua asam lemak

dengan ikatan ester pada C1 dan C2. Bisa juga mengikat alcohol terfosforilasi (serin,

etanolamin, kolin, inositol.(7)

- Sfingomielin

Mempunyai rangka sfingosin (derivate amino alkohol, mengikat satu asam

lemak dengan ikatan amida (unsure dalam selubung myelin) (7)

b. Glikolipid

Merupakan lipid yg mengandung karbohidrat, seperti :

- Serebrosida : mengandung ikatan heksosa tunggal, glukosa atau galaktosa

- Gangliosida : mengandung ikatan gula yg lebih kompleks

c. Sterol

Sterol yang lazim dijumpai yaitu Kolesterol. Paling banyak terdapat

pada sel hewan. Komponen utama dalam membran plasma, sedikit di badan

golgi, mitokondria dan nukleus. Tersisip diantara fosfolipid, berperan dalam

menentukan tingkat fluiditas membrane dengan mengontrol gerakan fosfolipid

dan menghambat penyusunan-rapat fosfolipid. Kolesterol ini lebih sedikit

dibandingkan lipida membran lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik.

2. Protein

A. Protein integral ( bersifat amfipatik )

Protein integral umumnya merupakan protein transmembran, dengan daerah

hidrofobik yang seluruhnya membentang sepanjang interior hidrofobik

membran tersebut.(5)

B. Protein perifer

Protein ini sama sekali tidak tertanam pada bilayer lipid, namun berikatan

dengan permukaan membran dengan ikatan nonkovalen, sering juga pada

bagian protein integral yang dibiarkan terpapar.

Page 8: Biologi Sel

C. Protein yang berikatan dengan lipid, yang berlokasi di luar membran

lipid, pada ekstraselular atau sitoplasmik. Protein- protein ini diikat ditempatnya

dengan pelekatan pada sitoskleton.

3. Karbohidrat

Karbohidrat berikatan secara kovalen pada lipid dan protein. Pada membrane

plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat. Karbohidrat membran biasanya berupa

oligosakarida bercabang dengan kurang dari 15 satuan gula. Beberapa

oligosakarida ini berikatan secara kovalen dengan protein dan lipid sehingga

membentuk glikoprotein dan glikolipid. Keberadaan oligosakarida juga menandai

adanya empak kelompok golongan darah manusia yaitu A. B. O, dan AB dengan

mencerminkan keragaman oligosakarida pada permukaan sel darah merah. (5)

.

Proses Transpor Zat Menembus Membran

1. Transpor Aktif

a. Endositosis

Sel mengambil molekul biologis dan partikel dengan cara membuat vesikel baru dari

membran plasma (8)

.

Endositosis konstitutif tidak deperantarai klatrin, sementara endositosis

nonkonstitutif dipengaruhi klatrin terakumulasi (8)

. Molekul klatrin memiliki bentuk

triskelion dan tiga kaki menyebar dibagian tengah (8)

. Seiring berlangsungnya endositosis

molekul klatrin membentuk susunan geometrik yang mengelilingi vesikel endositotik.di

leher vesikel juga terdapat protein guanosin trifosfat yang disebut dinamin ikut terlibat

secara langsung atau tidak langsung, dalam menjepit protein; protein disebut pinchase.

Setelah vesikel terbentuk, klatrin terlepas dan molekul berkaki tiga mengalami daurulang

untuk membentuk vesikel lain (8)

. Vesikel kemudian menyatu dan membuang isinya pada

endosom awal (8)

. Pada keadaan tertentu endosom awal dapat menjadi endosom lanjut dan

menyatu dengan lisosom (8)

.

Page 9: Biologi Sel

Endositosis nonkonstitutif berperan sebagai reseptor dan ligan terikat lainnya-faktor

penumbuh saraf dan LDL (Low Density Lipoprotein) (8)

. Endositosis ini juga berperan

dalam proses sinaps (8)

.

Gambar 4. Endositosis (6)

Fagositosis

Gambar 5. Fagositosis (6)

Proses dimakannya bakteri, jaringan mati, atau benda mikroskopik oleh

leukosit polimorfonukleus (9)

. Bahan-bahan ini berkontak dengan membran sel

kemudian mengalami invaginasi (9)

. Invaginasi terlepas sehingga bagian yang

dimakan dalam vakuol yang terbungkus membran dan membran sel tetap utuh (9)

.

Page 10: Biologi Sel

Pinositosis

Gambar 6. Pinasitosis (6)

Prinsipnya sama dengan fagositosis tetapi perbedaannya adalah yang dimakan

merupakan zat larut dan tidak tampak pada mikroskop (9)

. Akan tetapi, vesikel

pinositosis dapat bergerak ke permukaan sel yang bertolak belakang dengan asal usul

(9). Vesikel-vesikel tersebut bergabung dengan membran plasma dan melepaskan isi

dari kuliah sel (9)

. Proses ini disebut transitosis (9)

.

Receptor-mediated endocytosis

Gambar 7. Receptor-mediated endocytosis (6)

Protein membran yang disebut reseptor mengikat molekul spesifik (ligan) (9)

.

Ketika reseptor diikat oleh ligan, keduanya menyatu pada salah satu bagian membran

plasma (coated pits) yang kemudian membentuk invaginasi dan terlepas membentuk

vesikel (coated vesicle) atau endosome (9)

.

Page 11: Biologi Sel

b. Eksositosis

Suatu proses dimana sel menyekresikan molekul biologis tertentu melalui fusi vesikel

dengan membran plasma (5)

.

c. Pompa ion Natrium-Kalium

Konsentrasi ion Na+ yang tinggi diluar dan rendah di dalam, dan sebaliknya

bagi ion K+

(3). Bagian dalam sitoplasma yang lebih negatif dari bagian luar maka

terjadilah efek potensial membran. Gaya tersebut kemudian dikombinasikan dengan

gaya kimiawi (gradien konsentrasi ion) menghasilkan gaya elektrokimiawi (5)

.

Pengaktifan molekul protein transpor (pompa elektrogenik) dilakukan dengan cara

fosforilasi protein tersebut dengan ATP (5)

.

2. Transpor Pasif

a. Difusi

Pergerakan molekul zat terlarut melalui membran semipermeabel menuruni gradien

konsentrasi (5)

.

b. Difusi terfasilitasi

Merupakan suatu proses difusi yang terjadi dengan bantuan dari protein spesifik yang

hanya bisa membuka dan menutup dengan adanya rangsangan tertentu yang bersifat

spesifik (5)

.

Gambar 8. Difusi terfasilitasi (5)

c. Osmosis

Proses difusi molekul air melalui membran semipermeabel (5)

.

Page 12: Biologi Sel

Struktur dan Fungsi Organel Sel

Sel merupakan satuan terkecil yang menjadi penyusun tubuh makhluk hidup yang ada

di bumi. Namun, walaupun menjadi bagian terkecil dari makhluk hidup, sel tidaklah kosong.

Di dalam sel, terdapat berbagai macam komponen yang mendukung fungsi kerja sel itu

sendiri. Salah satu komponen yang dapat ditemukan di dalam sel adalah organel. Organel

adalah struktur sitoplasma terorganisasi yang terikat membran pada fungsi dan morfologi

yang berbeda.(10)

Organel sendiri terdapat di dalam sitoplasma yang merupakan bagian dalam

sel selain nukleus.(11)

Organel yang ditemukan di dalam sel makhluk hidup eukariotik dengan yang

ditemukan di dalam sel makhluk hidup prokariotik berbeda dalam hal kuantitas. Sel makhluk

hidup eukariotik memiliki lebih banyak macam organel daripada sel makhluk hidup

prokariotik. Hal ini terjadi karena makhluk hidup prokariotik memiliki struktur dalam sel

yang masih sederhana. Oleh karena itu, makhluk hidup prokariotik hanya memiliki organel

yang memiliki struktur sederhana.

Gambar 9. Animal Cell (5)

Organel-organel di dalam sel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda-beda.

Macam-macam organel yang terkandung dalam sitoplasma sel adalah sebagai berikut.

Page 13: Biologi Sel

1. Retikulum Endoplasma

Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel sel yang tersebar luas di seluruh

sitoplasma. Hal ini berkaitan dengan fungsi RE dalam pembentukan protein. Didalam satu sel

hanya terdapat satu RE. Struktur RE adalah berupa jaringan membrosa yang luas. Jaringan ini

terdiri dari pipa berisi cairan kantung gepeng yang sebagian mengandung ribosom.(11)

RE dibagi menjadi 2 macam berdasarkan keberadaan ribosom.

a. RE Halus

RE halus adalah bagian Retikulum Endoplasma yang tidak mengandung ribosom.

RE ini berfungsi untuk sintesis lemak. Di dalam RE halus juga terdapat enzim

penting yang bernama sitokrom yang akan menjadi katalis dalam proses sintesis

hormon steroid dan juga dalam proses pembuangan substansi bersifat toksik.(12)

b. RE Kasar

RE kasar adalah bagian Retikulum Endoplasma yang mengandung ribosom. RE

ini memiliki fungsi biosintesis protein secara seluler.(12)

Dalam prosesnya, RE

kasar akan mengemaskan protein dari ribosom dan melepaskannya ke lumen

RE.(11)

Gambar 10. Retikulum Endoplasma (5)

2. Kompleks Golgi

Page 14: Biologi Sel

Kompleks golgi tersusun dari kantung-kantung gepeng dan membentuk lapisan yang

bertumpuk-tumpuk.(11)

Jumlah lapisan kompleks golgi pada tiap sel berbeda-beda.

Kompleks golgi memiliki fungsi sebagai pengolahan ―barang mentah‖, seperti contohnya

protein, menjadi produk akhir dengan membentuk vesikel yang menyelubungi protein.

Gambar 11. Badan Golgi (5)

3. Lisosom

Lisosom adalah vesikel yang berisi berbagai ennzim hidrolitik. Oleh karena itu,

lisosom dikenal sebagai organel yang melakukan pencernaan intra seluler. Di dalam satu sel

terdapat sekitar tiga ratus lisosom. Lisosom memiliki bentuk oval dengan diameter sekitar

0,2-0,5 mm.(11)

Lisosom yang ditemukan dimasing-masing jaringan tubuh manusia tidaklah

sama. Masing-masing lisosom memiliki spesifikasi enzim yang berbeda.

Lisosom memiliki tiga macam fungsi utama. Fungsi yang pertama adalah fagositosis,

yaitu dengan memakan zat asing yang masuk ke dalam sel, contohnya bakteri. Kemudian,

lisosom juga melakukan endositosis. Endositosis adalah aksi. Lisosom juga melakukan

autolisis, yaitu kegiatan mematikan sel atau ―bunuh diri‖.

4. Peroksisom

Peroksisom adalah organel yang memiliki rupa mirip dengan lisosom. Peroksisom

memiliki struktur kantung-kantung yang berisi enzim oksidase. Dalam satu sel, terdapat

sekitar dua ratus buah peroksisom dengan diameter sekitar 0,3-1,5 mm.(12)

Enzim ini

berfungsi untuk merombak racun (peroksida) menjadi zat yang tidak berbahaya. Peroksisom

banyak ditemukan pada organ tubuh yang berfungsi merombak racun, yaitu liver/hati.(12)

5. Mitokondria

Page 15: Biologi Sel

Mitokondria adalah organel yang berbentuk batang atau oval dengan ukuran sebesar

bakteri. Di dalam satu sel, terdapat sekitar 100-2000 buah mitokondria.(11)

Struktur

mitokondria adalah berupa badan berbentuk batang atau oval yang memiliki dua membran.

Membran bagian dalam mitokondria berbentuk melekuk-lekuk. Membran tersebut disebut

krista. Fungsi dari mitokondria adalah untuk respirasi sel sehingga sel dapat melakukan

fungsi kerjanya secara keseluruhan.Mitokondria juga mengandung enzim-enzim yang

membantu proses transpor elektron.(11)

Gambar 12. Mitokondria (5)

Struktur dan Fungsi Sitoskeleton

Sitoskeleton (dalam bahasa inggris disebut cytoskeleton) adalah salah satu komponen

dalam sel yang mengisi seluruh ruang dalam sel. Menurut kamus Dorland‘s, sitoskeleton

adalah penguatan internal yang nyata dalam sitoplasma sel.(9)

Sitoskeleton bertindak seperti

rangka dan otot dalam sel. Oleh karena itu, Sitoskeleton menjadi penunjang bentuk sel

tersebut.(10)

Sitoskeleton tersusun dari 4 komponen utama, yaitu :

1. Mikrotubulus

Mikrotubulus adalah komponen utama dari sitoskeleton. Mikrotubulus berbentuk

seperti tabung-tabung lurus. Mikrotubulus berfungsi untuk menjaga bentuk sel yang

asimetris.(9)

Mikrotubulus juga berperan dalam mengkoordinasi beberapa gerakan

kompleks, contohnya distribusi kromosom dalam proses pembelahan sel.(11)

Page 16: Biologi Sel

2. Mikrofilamen

Mikrofilamen adalah protein penyusun sitoskeleton yang paling kecil. Mikrofilamen

sendiri terdiri dari aktin dan miosin. Mikrofilamen memiliki peran vital dalam sistem

kontraktil sel dan sebagai penguat.(11)

Sistem kontraktil sel berhubungan dengan sistem

pergerakan intraseluler sedangkan fungsi penguat berkaitan dengan kegiatan mekanis

seluler.

3. Filamen Intermediet

Filamen intermediet adalah struktur sitoskeleton yang memiliki ukuran di antara

mikrotubulus dan mikrofilamen.(11)

Protein penyusun filamen intermediet berbentuk

seperti benang. Filamen intermediet berfungsi untuk menjadi penahan beban pada sel-sel

yang mendapatkan stress mekanis.

4. Kisi-kisi mikrotabekuler

Komponen ini adalah komponen yang paling baru ditemukan oleh peneliti dunia.(11)

Bentuk kisi-kisi mikrotabekuler mirip dengan filamen intermediet, yaitu berupa benang,

tetapi sangat halus dan saling berhubungan. Para peneliti memperkirakan bahwa kisi-kisi

mikrotabekuler merupakan interkoneksi terhadap ketiga struktur sitokinin lainnya.(11)

Sitoskeleton memiliki beberapa fungsi. Berikut adalah fungsi utama dari sitoskeleton

pada sel.

1. Sebagai rangka sel

Dari nama sitoskeleton, tentu dapat diperkirakan bahwa fungsi sitoskeleton

memiliki kemiripan dengan tulang. Ya, fungsi utama sitoskeleton adalah

mempertahankan bentuk sel. Hal ini dilakukan karena bentuk, ukuran, dan spesialisasi

masing-masing sel dalam tubuh berbeda dan sitoskeletonlah yang mempertahankan

bentuk sel itu sendiri.(11)

Page 17: Biologi Sel

2. Sebagai pendukung struktur sel

Selain bertindak sebagai rangka sel, sitoskeleton juga memiliki fungsi lain.

Fungsi tersebut adalah fungsi sitoskeleton yang mendukung struktur sel.(10)

Sitoskeleton mengatur dan memosisikan letak organel dalam sel sehingga organel

dapat berfungsi secara optimal.

Gambar 14. Sitoskeleton sebagai penyokong (5)

3. Sebagai pengatur transpor intraseluler

Sebelumnya, dijelaskan bahwa fungsi sitoskeleton adalah sebagai pendukung

struktur sel. Dari gambar di atas juga dapat dilihat bahwa sitoskeleton menjadi

―penghubung‖ antarorganel sel. Sebagian besar organel pun melakukan fungsi

kerjanya secara berkesinambungan. Dalam hal tersebut, sitoskeleton pun

memfasilitasi transportasi dalam kegiatan intraseluler.(13)

4. Sebagai kontrol pergerakan intrasel

Aktin dan meosin dalam mikrofilamen berperan penting dalam fungsi kontrol

pergerakan intraseluler yang dilakukan oleh sitoskeleton. Proses kontrol pergerakan

ini berlangsung sejalan dengan alur perubahan energi dari energi kimia menjadi

energi mekanik.(13)

Proses tersebut dilakukan oleh sitoskeleton khususnya zat-zat

penyusun mikrofilamen secara berkesinambungan.

Page 18: Biologi Sel

Respirasi aerob dan anaerob

Respirasi adalah proses reduksi, oksidasi, dan dekomposisi, baik menggunakan oksigen

maupun tidak dari senyawa organik kompleks menjadi senyawa lebih sederhana dan dalam

proses tersebut dibebaskan sejumlah energi.

Respirasi yang memerlukan oksigen disebut respirasi aerob dan respirasi yang tidak

memerlukan oksigen disebut respirasi anaerob. Respirasi anaerob hanya dapat dilakukan oleh

kelompok mikroorganisme tertentu (bakteri), sedangkan pada organisme tingkat tinggi belum

diketahui kemampuannya untuk melakukan respirasi anaerob. Dengan demikian bila tidak

tersedia oksigen, organisme tingkat tinggi tidak akan melakukan respirasi anaerob melainkan

akan melakukan proses fermentasi.

1. Respirasi aerob

Respirasi aerob memiliki empat tahap yaitu glikolisis, pembentukan asetil Co-A

(DO), daur Krebs, dan sistem transpor elektron.

a. Glikolisis

Glikolisis adalah proses pertama dari respirasi aerob. Glikolisis terjadi di sitoplasma.

Inti dari proses ini adalah pengubahan bahan awal berupa glukosa(senyawa beratom C 6

buah) menjadi 2 asam piruvat (senyawa beratom C 3 buah). Selain menghasilkan 2 molekul

asam piruvat, dalam glikolisis juga dihasilkan 2 molekul NADH2 dan 2 ATP. ATP yang

dihasilkan dalam reaksi glikolisis dibentuk melalui reaksi fosforilasi tingkat substrat.

Proses glikolisis dapat dibagi menjadi dua tahapan besar, yaitu pertama perubahan

glukosa menjadi fruktosa 1,6-difosfat (gula yang mengandung 6 C dan 2 fosfat). Kedua

adalah pemecahan fruktosa 1,6-difosfat menjadi gula dengan 3 atom C, yaitu asam piruvat.

Dari kedua tahap reaksi tersebut dua molekul ATP digunakan untuk reaksi fosforilasi, pada

tahap pertama (selama perubahan dari glukosa menjadi fruktosa 1,6-difosfat), dan 4 ATP

dihasilkan ri reaksi kedua. Jadi, hasil bersih ATP dari glikolisis adalah 4 - 2 =2 ATP.(14)

Page 19: Biologi Sel

Berikut adalah skema proses glikolisis.

Gambar 15. Bagan Glikolisis (15)

Secara singkat, persamaan reaksi pada glikolisis dapat dituliskan :

Glukosa + 2ADP + 2Pi + 2NAD+ » 2 Piruvat + 2H2O + 2ATP + 2NADH + 2H

+

b. Dekarboksilasi Oksidatif

Senyawa hasil dari tahapan glikolisis akan masuk ke mitokondria. Disini asam

piruvat akan diubah menjadi asetil CoA melalui tahapan yang disebut dekarboksilasi

oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi oksidasi reduksi (redoks) dengan

O2 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi oksidatif merupakan persambungan

(junction) antara glikolisi dan siklus krebs.

Page 20: Biologi Sel

Gambar 16. Dekarboksilasi Oksidatif (15)

Pada tahap 1, gugus karboksil piruvat teroksidasi dan dipecah menjadi CO2 dan

molekul berkarbon 2. Selanjutnya, NAD+ direduksi (menerima elektron) menjadi NADH +

H+. Lalu, molekul berkarbon 2 yang tersisa dioksidasi membentuk senyawa asetat (bentuk

asam asetat terionisasi) dan mengikat Co-A (koenzim A) sehingga terbentuk asetil Co-A.

Hasil akhir tahapan ini adalah asetil Co-A, CO2, dan 2NADH. Asetil Co-A ini selanjutnya

akan masuk ke tahap siklus krebs.

c. Siklus krebs

Siklus krebs dinamai berdasarkan nama Hans Krebs, saintis Jerman-Inggris yang

menemukan siklus ini

di tahun 1930an.

Gambar 17. Siklus Kreb (www.bio.miami.edu)

1. Asetil Ko-A (2 atom C) menambahkan atom C pada oksaloasetat (4 atom C) sehingga

dihasilkan asam sitrat (6 atom C).

2. Sitrat diubah menjadi isositrat (6 atom C) dengan melepas H2O dan menerima H2O

kembali.

3. Isositrat melepaskan CO2 sehingga terbentuk α- ketoglutarat (5 atom C), mereduksi NAD+

menjadi NADH

Page 21: Biologi Sel

4. α - ketoglutarat melepaskan CO2. NAD+ sebagai akseptor atau penerimaelektron) untuk

membentuk NADH dan menghasilkan suksinil Ko-A (4 atom C).

5. Terjadi fosforilasi tingkat substrat pada pembentukan GTP (guanosin trifosfat) dan

terbentuk suksinat (4 atom C).

6. Pembentukan fumarat (4 atom C) melalui pelepasan FADH2.

7. Fumarat terhidrolisis (mengikat 1 molekul H2O) sehingga membentuk

malat (4 atom C).

8. Pembentukan oksaloasetat (4 atom C) melalui pelepasan NADH.(14)

d. Transport elektron

Gambar 18. Transpor Elektron (5)

Tahap ini berlangsung di membran dalam mitokondria atau krista. Pada tahap ini,

elektron-elektron yang dibawa oleh produk glikolisis dan siklus Krebs (NADH dan FADH2)

dipindahkan melewati beberapa molekul yang sebagian besar berupa protein. Transportasi

elektron menghasilkan 90% ATP dari keseluruhan ATP hasil respirasi aerobik sel.

Pembentukan ATP pada tahap ini terjadi melalui transfer elektron dengan penerima elektron

terakhir yaitu oksigen, sehingga disebut fosforilasi oksidatif.(15)

Molekul pertama yang menerima elektron berupa flavoprotein, dinamakan flavin

mononukleotida (FMN). Selanjutnya, elektron dipindahkan berturut-turut melewati molekul

protein besi-sulfur (Fe-S), ubiquinon (Q atau CoQ), dan sitokrom (Cyst). Elektron melewati

sitokrom b, Fe-S, sitokrom c1, sitokrom c, sitokrom a, sitokrom a3, dan oksigen sebagai

penerima elektron terakhir. Akhirnya terbentuklah molekul H2O (air).

Page 22: Biologi Sel

Pada sistem transportasi elektron, NADH dan FADH2 masingmasing menghasilkan

rata-rata 3 ATP dan 2 ATP. Sebanyak 2 NADH hasil glikolisis dan 2 NADH hasil

dekarboksilasi oksidatif masing-masing menghasilkan 6 ATP. Sementara itu, 6 NADH dan 2

FADH2 hasil siklus Krebs masing-masing menghasilkan 18 ATP dan 4 ATP. Jadi, sistem

transportasi elektron menghasilkan 34 ATP.

Gambar 19. ATP yang didapatkan (15)

Berdasarkan bagan tersebut tampak bahwa pada organisme prokariotik setiap molekul

glukosa menghasilkan 38 ATP, sedangkan eukariotik setiap molekul glukosa akan

menghasilkan 36 ATP dalam respirasi. Telah diketahui bahwa oksidasi NADH atau

NADPH2 dan FADH2 terjadi dalam membran mitokondria, namun ada NADH yang

dibentuk di sitoplasma (dalam proses glikolisis). Pada organisme eukariotik, untuk

memasukkan setiap 1 NADH dari sitoplasma ke dalam mitokondria diperlukan 1 ATP.

Dengan demikian, 2 NADH dari glikolisis menghasilkan hasil bersih 4 ATP setelah dikurangi

2 ATP. Sementara itu, pada organisme prokariotik, karena tidak memiliki sistem membran

dalam maka tidak diperlukan ATP lagi untuk memasukkan NADH ke dalam mitokondria

sehingga 2 NADH menghasilkan 6 ATP. Akibatnya total hasil bersih ATP yang dihasilkan

respirasi aerob pada organisme prokariotik yaitu 38 buah.(14)

2. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob adalah respirasi yang dapat dilakukan dalam keadaan tanpa

oksigen. Anaerob berasal dari bahasa Yunani, an = tanpa, aer = udara, dan bios = kehidupan.

Bagaimana bisa terjadi ? kita harus ingat bahwa oksidasi glukosa mengacu pada perpindahan

elektron ke setiap akseptor elektron, bukan hanya oksigen. Selain itu, agen pengoksidasi

Page 23: Biologi Sel

dalam hal ini adalah NAD+, bukan oksigen. Dan pada dasarnya proses awal respirasi berupa

glikolisi merupakan reaksi eksergonik, sehingga akan tetap menghasikan 2 ATP dengan atau

tanpa oksigen. Sementara respirasi aerobik menggunakan oksigen sebagai penerima elektron

terakhir, respirasi anaerobik menggunakan senyawa organik selain oksigen sebagai penerima

elektron terakhir. Proses perombakan senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa

yang lebih sederhana, dengan penerima maupun pemberi elektron atau hidrogen berupa

senyawa organik disebut fermentasi.(5)

Fermentasi terdiri dari glikolisis ditambah dengan

reaksi yang menghasilkan NAD+

melalui transfer elektron ari NADH ke piruvat atau turunan

piruvat. (15)

Dua jenias umum fermentasi yaitu :

1. Fermentasi alkohol

\

Gambar 20. Fermentasi Alkohol (5)

Penerima elektron pada fermentasi alkohol adalah asetaldehid. Pada fermentasi

alkohol, piruvat hasil glikolisis akan mengalami dekarboksilasi (melepas CO2) sehingga

membentuk asetaldehid. Pada fermentasi alkohol ini, NADH yang dihasilkan tersebut

digunakan untuk mereduksi asetaldehid menjadi etanol. Oleh karena itu, asetaldehid

merupakan senyawa organik sebagai penerima hidrogen terakhir pada fermentasi alkohol.

Beberapa organisme bersel satu yang berperan dalam fermentasi alkohol adalah ragi (khamir)

dan bakteri. Saccharomyces cereviceae salah satunya. Beberapa contoh fementasi alkohol,

antara lain: pada pembuatan tape singkong atau tape ketan, bir, dan minuman anggur.

Page 24: Biologi Sel

2. Fermentasi asam laktat

Gambar 21. Fermentasi asam laktat (5)

Pada fermentasi ini, piruvat tidak dikarboksilasi terlebih dahulu menjadi asetaldehid

melainkan langsung direduksi oleh NADH menjadiasam laktat, tanpa melepas CO2. Dengan

demikian, piruvat merupakan senyawa organik sebagai penerima hidrogen terakhir pada

fermentasi asam laktat. Asam laktat tersebut mengalami ionisasi membentuk laktat. Beberapa

mikroorganisme seperti fungi (jamur mikroskopis) dan bakteri tertentu (Lactobacillus sp.)

berperan dalam fermentasi asam laktat ini, antara lain: dalam pembuatan susu, keju, dan

minuman yoghurt.

Metabolisme Sel

Metabolisme adalah proses perubahan kimia dan energi yang terjadi dalam tubuh.

Metabolisme terbagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Reaksi kimia yang

terjadi ini melibatkan enzim dan menyebabkan perubahan senyawa dalam suatu lintasan, baik

linear ataupun siklik. (5)

Enzim merupakan protein yang begitu penting dalam proses metabolisme. Karakteristik

yang dimiliki enzim antara lain berperan sebagai biokatalisator, berupa protein, bekerja

secara khusus, dapat digunakan berulang kali, dapat rusak oleh panas, tidak ikut bereaksi, dan

dapat bekerja balik. Enzim bekerja seperti gembok dan anak kunci dengan substratnya

sehingga fungsinya memang spesifik untuk zat-zat tertentu. Zat yang dapat menghambat

kerja enzim disebut inhibitor.

Adapun katabolisme merupakan reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi

senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Proses ini melepaskan energi. Zat yang

dikatabolisme dapat berupa karbohidrat, lemak, dan protein. Contoh katabolisme karbohidrat

merupakan respirasi sel yang akan dijelaskan kemudian dalam makalah ini.

Sementara itu, anabolisme merupakan reaksi penyusunan zat yang kompleks dari zat

yang lebih sederhana. Proses ini membutuhkan energi. Berkebalikan dari katabolisme, pada

anabolisme ini, zat-zat kompleks , seperti karbohidrat, lemak, dan protein, dapat disusun dari

Page 25: Biologi Sel

molekul-molekul sederhana. Contoh anabolisme karbohidrat adalah proses fotosintesis pada

tumbuhan hijau. (5)

Makromolekul

Meskipun kehidupan di Bumi begitu kompleks, sejatinya makromolekul yang ada di

dunia dapat digolongkan ke dalam empat kelompok saja, yaitu karbohidrat, lipid, protein, dan

asam nukleat. Karbohidrat terbagi lagi menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida.

Sementara itu, lipid terbagi menjadi lemak, fosfolipid, dan steroid. (16)

Karbohidrat merupakan kelompok gula dan polimer-polimer gula. Monosakarida

merupakan karbohidrat paling sederhana. Rumus empiris gula adalah CH2O. Ciri khas

monosakarida adalah memiliki gugus karbonil dan beberapa gugus hidroksil. Fungsi

monosakarida adalah sebagi nutrien utama bagi sel.

Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan tiga aspek. Aspek pertama yaitu

lokasi gugus karbonil. Dalam hal ini, monosakarida dapat berupa aldose dan ketosa. Aldosa

merupakan gula aldehida yang dicirikan dengan adanya gugus aldehida pada strukturnya,

contohnya adalah glukosa dan gliseraldehida. Ketosa merupakan gula keton karena memiliki

gugus keton pada strukturnya, contohnya adalah fruktosa.

Aspek kedua yaitu ukuran rangka karbon. Panjangnya berkisar antara tiga hingga tujuh

karbon. Monosakarida yang memiliki tiga karbon disebut triosa, contohnya dihidroksiaseton.

Gula berkarbon lima disebut pentose, contohnya ribosa. Monosakarida berkarbon enam

disebut heksosa, contohnya adalah galaktosa.

Aspek ketiga adalah susunan spasial bagian-bagiannya di sekeliling karbon asimetrik.

Jika posisi gugus hidroksi berada di kanan karbon asimetrik, maka disebut gula dekstro.

Sebaliknya, Jika posisi gugus hidroksi berada di kiri karbon asimetrik, maka disebut gula

lefo. (16)

Disakarida merupakan dua monosakarida yang digabungkan dengan tautan glikosidik

melalui reaksi dehidrasi. Contoh disakarida adalah maltosa, fruktosa, dan laktosa. Maltosa

yang merupakan pertautan dua molekul glukosa. Fungsi maltosa adalah sebagai bahan dalam

pembuatan bir. Sukrosa terdiri atas monomer glukosa dan fruktosa. Fungsi sukrosa adalah

sebagai gula pasir. Laktosa adalah gabungan molekul glukosa dan galaktosa. Fungsi laktosa

adalah gula dalam susu.

Page 26: Biologi Sel

Polisakarida adalah polimer monosakarida yang digabungkan oleh tautan glikosidik.

Polisakarida tergolong menjadi polisakarida simpanan dan polisakarida structural. Fungsi

polisakarida simpanan adalah sebagai materi simpanan yang akan dihidrolisis jika dibutuhkan

untuk memenuhi kebutuhan gula bagi sel. Contohnya adalah pati dan glikogen. Mayoritas

monomer glukosa dalam pati digabungkan oleh tautan 1-4. Sementara itu,, fungsi

polisakarida struktural adalah untuk membangun materi kuat bagi organisme. Contohnya

adalah selulosa yang merupakan komponen utama dinding kokoh yang menyelubungi sel

tumbuhan. Selulosa mempunyai persamaan dengan pati, yaitu sama-sama merupakan polimer

glukosa. Akan tetapi, perbedaannya adalah semua monomer pati berada dalam konfigurasi α,

sedangkan semua monomer selulosa berada dalam konfigurasi β. Perbedaan struktur inilah

yang menyebabkan enzim yang mencerna pati tidak dapat menghidrolisis selulosa. Contoh

lain dari polisakarida adalah kitin. Ciri khas kitin adalah monomer glukosanya memiliki

cabang yang mengandung nitrogen. Fungsi kitin adalah untuk membangun eksoskeleton

artropoda. (16)

Lipid memiliki ciri utama, yaitu sulit tercampur dengan air karena sebagian besar terdiri

atas susunan hidrokarbon. Tiga tipe lipid yang paling penting secara biologis adalah lemak,

fosfolipid, dan steroid.

Lemak terdiri atas gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah alkohol tiga karbon yang

tiap-tiap karbonnya memiliki gugus hidroksil. Asam lemak biasanya terdiri atas 16 – 18 atom

karbon. Ikatan C-H yang relatif bersifat nonpolar pada asam lemak menyebabkan lemak

bersifat hidrofobik. Lemak dibuat dengan menggabungkan gliserol dan tiga molekul asam

lemak melalui tautan ester sehingga menghasilkan trigliserol. Oleh karena itu, lemak disebut

juga trigliserida.

Gambar 22. Struktur (5)

Page 27: Biologi Sel

Lemak yang berasal dari asam lemak jenuh akan bersifat jenuh pula. Begitu pula lemak

yang berasal dari asam lemak tak jenuh akan bersifat tak jenuh pula. Kejenuhan asam lemak

ditentukan oleh struktur rantai hidrokarbonnya. Asam lemak disebut jenuh dengan hidrogen

jika semua ikatannya berupa ikatan tunggal sehingga aka nada sebanyak mungkin hidrogen

yang terikat pada rantai. Lemak tumbuhan dan ikan umumnya bersifat tak jenuh, sedangkan

lemak hewan biasanya bersifat jenuh. Lemak jenuh merupakan penyebab penyakit

aterosklerosis yang menghambat aliran darah.

Fungsi utama lemak adalah sebagai simpanan energi. Dibandingkan dengan satu gram

polisakarida, satu gram lemak menyimpan dua kali lebih banyak energy. Cadangan makanan

berupa lemak disimpan oleh manusia dan mamalia pada sel-sel adipose. (16)

Jenis lipid yang lain adalah fosfolipid. Fungsi fosfolipid sangat penting karena

merupakan komponen membrane sel. Fosfolipid hanya terdiri atas dua molekul asam lemak

yang melekat pada gliserol. Ekor hidrokarbonnya bersifat hidrofobik, sedangkan kepalanya

bersifat hidorfilik.

Steroid adalah lipid yang memiliki rantai karbon dari empat cincin yang menyatu.

Contoh dari steroid adalah hormon dan kolesterol. Fungsi kolesterol adalah sebagai

komponen umum membran sel hewan dan bahan untuk sintesis steroid lainnya. (16)

Makromolekul ketiga adalah protein. Protein fungsional merupakan satu atau beberapa

polipeptida yang secara tepat terpintir, terlipat, dan terkumpar menjadi molekul berbentuk

unik. Fungsi protein adalah menyusun lebih dari 50% massa kering sebagian besar sel,

mempercepat reaksi kimia, penyokongan struktural, dan pertahanan melawan zat asing.

Terdapat empat tingkat struktur protein. Struktur primer adalah sekuens unik asam-

asam amino yang ditentukan oleh informasi genetik yang diwariskan. Untuk membuat suatu

polipeptida sepanjang n asam amino, terdapat 20n

variasi cara berbeda. Hal ini karena jumlah

asam amino ada 20.

Struktur sekunder adalah kumparan dan lipatan yang diakibatkan oleh ikatan hidrogen

di antara bagian-bagian berulang pada rantai utama polipeptida. Adapun struktur tersier

adalah bentuk keseluruhan polipeptida sebagai hasil dari interaksi antarrantai samping yang

berupa variasi asam amino. Sementara itu, struktur kuartener adalah struktur keseluruhan

protein yang merupakan hasil agregasi subunit-subunit polipeptida.

Kelompok keempat makromolekul adalah asam nukleat. Ada dua tipe asam nukleat,

yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Fungsi asam nukleat

adalah memungkinkan organisme mereproduksi komponen-komponen kompleksnya untuk

Page 28: Biologi Sel

generasi selanjutnya. Aliran informasi genetik oleh asam nukleat yaitu DNA → RNA →

protein. (16)

Secara struktural, asam nukleat tersusun atas polinukleotida. Monomer dari polimer ini

adalah nukleotida yang terdiri atas 3 bagian, yaitu basa bernitrogen, gula pentosa, dan gugus

fosfat. Susunan nukleotida tanpa gugus fosfat disebut nukleosida.

Terdapat dua kelompok basa bernitrogen, yaitu purin dan pirimidin. Ukuran purin lebih

besar dan terdiri atas adenine (A) dan guanine (G). Anggota pirimidin yaitu sitosin (C), timin

(T), dan urasil (U). Akan tetapi, timin hanya ada pada DNA, sedangkan urasil hanya ada pada

RNA. Terkait dengan gula yang berikatan dengan basa bernitrogen, penomoran atomnya

dibubuhi tanda apostrof (‗) agar dapat dibedakan dengan penomoran atom basa bernitrogen.

Gugus fosfat berikatan dengan gula pada karbon 5‘ sehingga terbentuk nukleotida.

Nukleotida-nukleotida yang ada kemudian membentuk polimer melalui tautan

fosfodiester. Tautan ini menghubungkan gugus fosfat dan gula-gula pada dua ujung

nukleotida. Antara ujung bebas yang satu dari polimer dapat berbeda dengan ujung bebas

lain. Biasanya, fosfat melekat pada karbon 5‘ dan gugus hidroksil melekat pada karbon 3‘. Di

sepanjang rantai gula-fosfat tersebut, terdapat embelan-embelan berupa basa-basa

bernitrogen. Urutan basa-basa yang bersifat unik untuk setiap gen inilah yang menentukan

urutan asam amino suatu protein dan menentukan pula struktur dimensi tiga beserta fungsi

protein dalam sel.

Kedua untaian heliks ganda DNA bersifat komplementer sehingga pasangannya dapat

diprediksi dan memungkinkan penyalinan secara tepat terhadap gen-gen yang berperan dalam

pewarisan sifat. Saat akan membelah, masing-masing untai DNA menjadi cetakan untuk

mengurutkan untai komplementer baru sehingga didapatkan dua salinan identik molekul

DNA. Struktur DNA yang demikianlah yang membuatnya mampu meneruskan informasi

genetik setiap kali reproduksi sel. (16)

Sintesis Protein

Sintesis protein terdiri dari 4 tahapan, yaitu: transkripsi, modifikasi pascatranskripsi,

translasi, dan modifikasi pascatranslasi (7)

. Enzim RNA polimerase memisahkan kedua untai

DNA dan merakir polinukleotida dari arah 5‘ ke 3‘ akan tetapi tidak seperrti DNA

polimerase, RNA polimerase tidak membutuhkan rantai dari nol proses pembelahan sel

(mitosis dan meiosis) (5)

. Sekuens DNA tempat RNA melekat dan menginisiasi transkripsi

Page 29: Biologi Sel

disebut promoter sedangkan yang menandai akhir transkripsi disebut terminator (5)

.

Rentangan unit DNA yang ditranskripsi disebut unit transkripsi (5)

.

Transkripsi bermula dengan melekatnya RNA polimerase pada promoter (5)

. Pada

eukariota proses mediasi pengikatan RNA polimerase dan inisiasi transkripsi dibantu oleh

faktor transkripsi (5)

. Setelah faktor transkripsi tertentu melekat pada promoter maka RNA

polimerase II akan berikatan dengan promoter disebut kompleks inisiasi transkripsi (5)

. Kotak

TATA merupakan suatu sekuens penting dalam inisiasi promoter eukariot (5)

. Begitu RNA

polimerase melekat dan rantai DNA membuka maka enzim mulai mentranskripsi cetakan

(5).Ketika RNA polimerase bergerak sepanjang DNA, enzim tersebut terus membuka heliks

ganda dan menambahkan nukleotida ke ujung 3‘ yang terus tumbuh (5)

.

Mekanisme terminasi pada bakteri dan eukariot berbeda, pada bakteri transkripsi

berlanjut melalui sekuens terminator pada DNA, terminator yang ditranskripsikan (sekuens

RNA) berfungsi sebagai sinyal terminasi yang menyebabkan terlepasnya RNA polimerase

dan transkrip yang digunakan sebagai mRNA nantinya (5)

. Pada eukariota RNA polimerase II

mentranskripkan sekuens pada DNA yang disebut sekuens sinyal poliadenilasi pada pre-

mRNA, kemudian pada suatu titik kira-kira 10-35 nukleotida yang mengarah ke hilir dari

sinyal AAUAAA berasosiasi dengan transkrip RNA yang sedang tumbuh hingga akhirnya

terlepas (5)

.

Kemudian RNA ini mengalami modifikasi dengan cara tertentu (5)

. Ujung 5‘ disintesis

untuk mendapat tudung 5‘—Guanin yang termodifikasi—sebanyak 20-40 nukleotida (5)

.

Pada ujung 3‘ sejenis enzim menambahkan 5-250 nukleotida Adenin membentuk poli A (5)

.

Fungsi keduanya adalah (1) memfasilitasi transpor mRNA dari nukleus, (2) melindungi RNA

dari enzim hidrolitik, dan (3) menandai bagian yang tidak akan ditranslasikan tetapi berguna

misalnya bagi pengikatan dengan ribosom. Setelah itu mRNA akan mengalami pemisahan

dari sekuens bukan pengode yang berselang-seling dengan sekuens pengode (5)

. Sekuens

bukan pengode atau intervening section (intron) dipisahkan dari sekuens pengode yang

disebut ekson dan mRNA yang hanya terdiri dari ekson ini kemudian digabungkan kembali

(5). Partikel yang bertugas memotong ekson dan memisahkannya dengan intron dan kemudian

menyambungkan kembali ekson dengan ekson disebut small nuclear ribonucleoprotein

(snRNP) berupa susunan 150 buah nukleotida (5)

. beberapa snRNP dapat bergabung dengan

protein tertentu dan membentuk splisosom yang nyaris sama besar dengan ribosom (5)

.

Page 30: Biologi Sel

Tahap translasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu (1) inisiasi, (2) elongasi, dan (3)

terminasi (5)

. Pada proses inisiasi subunit ribosom kecil berikatan dengan mRNA dan tRNA

inisiator spesifik (5)

. Penggabungan mRNA, tRNA inisiator, dan subunit ribosom kecil diikuti

perlekatan ribosom besar sehingga kompleks inisiasi translasi pun lengkap (5)

. Protein yang

disebut faktor inisiasi dibutuhkan untuk menyatukan semua komponen ini (5)

. Setelah inisiasi

selesai tRNA terdapat pada P ribosom dan situs A yang kosong siap untuk tRNA aminoasil

berikutnya (5)

. Polipeptida selalu disintesis satu arah dari metionin pada ujung awal asam

amino (N-terminus) ke arah asam amino di ujung karboksil (C-terminus) (5)

. Tahap

berikutnya adalah elongasi oleh faktor pemanjangan (5)

. Setelah itu terjadi proses terminasi

(5).

Polipeptida kemudian mengalami modifikasi pasca translasi (8)

. Asam-asam amino

dimodifikasi secara kimiawi dengan penambahan gugus tertentu, pemotongan, atau

penyambungan agar dapat berfungsi dengn baik (5)

. Polipeptida yang telah selesai ini

kemudian ditargetkan ke lokasi spesifik (5)

Pembelahan Sel

Pembelahan mitosis terjadi pada sel tubuh organisme multiseluler, kecuali jaringan

yang menghasilkan sel gamet. Tujuan dari pembelahan mitosis adalah mewariskan semua

sifat induk kepada kedua sel anaknya. Oleh karena itu, ketika suatu sel induk membelah,

semua sifat sel induk diwariskan kepada kedua sel anak. Melalui pembelahan mitosis ini,

terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ tubuh makhluk hidup. (5)

Pembelahan mitosis tetap mempertahankan jumlah kromosom antara sel induk dan sel

anak. Sebagai contoh, ketika sel induk yang memiliki 2n kromosom membelah, masing-

masing sel anak pun juga akan memiliki 2n kromosom.(5)

Namun, fase mitosis pada dasarnya hanyalah salah satu bagian siklus sel yang terdiri

atas fase mitosis dan interfase. Interfase merupakan tahapan yang jauh lebih panjang daripada

fase mitosis, cakupannya sekitar 90% dari siklus sel. Interfase dibagi menjadi 3 subfase, yaitu

fase pertumbuhan primer (G1, growth 1 atau gap 1), fase sintesis (S), dan fase pertumbuhan

sekunder (G2, growth 2 atau gap 2).

Page 31: Biologi Sel

Gambar 23. Pembagian waktu (5)

Satu kali pembelahan pada sel manusia tertentu berlangsung sekitar 24 jam. Fase

mitosis hanya kurang dari 1 jam. Fase G1 biasanya berlangsung selama 5 – 6 jam, tetapi

durasi ini bervariasi untuk tipe sel yang berbeda. Fase G2 berlangsung 4 – 6 jam. Fase

sintesis merupakan fase terpanjang karena berlangsung selama 10 – 12 jam. (16)

Pada fase G1, terjadi pertumbuhan tahap pertama dari sel. Organel-organel

memperbanyak diri untuk menunjang kehidupan sel, contohnya mitokondria, reticulum

endoplasma, kompleks Golgi, dan organel-organel lain. Adapun pada tahap sintesis, sel

melakukan sintesis DNA. Dalam tahap ini, terjadi replikasi DNA sehingga menghasilkan

kromosom yang mempunyai dua molekul untai ganda DNA yang identik. Sel kemudian

memasuki fase G2 di mana sel bertumbuh lagi dan menyelesaikan persiapan pembelahan.

Selanjutnya, pembelahan sel memasuki fase mitosis. Mitosis terdiri atas beberapa tahap, yaitu

profase, metafase, anafase, dan telofase.

Gambar 24. Fase awal pembelahan (5)

Page 32: Biologi Sel

Profase ditandai oleh menebal dan memendeknya (kondensasi) benang-benang

kromatin di nukleus menjadi kromosom. Setiap kromosom menggandakan diri membentuk

kromatid yang saling tersambung pada sentromernya. Membran inti kemudian melebur dan

nukleolus pun lenyap. Sentrosom-sentrosom kemudian bergerak saling menjauhi. Dari kutub,

terbentuk serat-serat gelendong yang terdiri atas sentrosom dan mikrotubulus yang menjulur

dari sentosom. Terdapat aster yang merupakan susunan radial mikrotubulus yang lebih

pendek dan menjulur dari sentrosom. Melalui serat gelondong tersebut, nantinya tiap

kromosom menuju kutub masing-masing. (5)

Sebelum ke tahap metafase, sel mengalami tahap prometafase. Kini, tiap kromosom

memiliki kinetokor pada sentrosom. Kromosom juga semakin terkondensasi. Pada metafase,

kromosom berjejer pada lempeng metafase yang merupakan bidang khayal di berjarak sama

dari kedua kutub. Metafase merupakan tahap dalam fase mitosis yang paling lama, sekitar 20

menit. (16)

Gambar 25. Metafase, Anafase, Telofase (5)

Tahap berikutnya adalah anafase. Ini adalah tahap dalam fase mitosis yang paling

pendek karena hanya berlangsung beberapa menit. Protein kohesin terbelah dan kromatid

saudara dari setiap pasangan memisah. Proses pembagian kromosom ini kemudian membawa

tiap-tiap kromatid ke kutub masing-masing. Pada akhir anafase, kedua kutub sel mempunyai

jumlah kromosom yang sama.

Tahap akhir pembelahan mitosis adalah telofase. Pada tahap ini, dua nukleus anakan

terbentuk pada sel. Benang-benang kromosom menjadi kurang terkondensasi sehingga

semakin tipis dan berubah menjadi benang-benang kromatin. Membran inti terbentuk dan

nukleolus juga muncul kembali. Kemudian, terjadi sitokinesis yang membagi sel menjadi dua

dan kedua anak sel tersebut identik satu sama lain serta identik dengan induknya.(5)

Page 33: Biologi Sel

Pembelahan meiosis terjadi pada sel-sel gamet di organ reproduksi. Tujuan dari

pembelahan meiosis adalah untuk menghasilkan sel anak yang memilki setengah set

kromosom sel induknya. Jadi, terdapat pengurangan jumlah kromosom menjadi separuh

antara sel induk dan sel anak. (5)

Setiap sel induk membelah dua kali sehingga dihasilkan empat anak sel. Meiosis terdiri

atas dua tahap, yaitu meiosis I (pembelahan reduksi) dan meiosis II. Jika sel yang membelah

bersifat diploid, pada akhir meiosis II akan dihasilkan empat sel anak yang haploid.

Meiosis I terdiri atas tahap profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I. Profase I

sendiri dibagi menjadi lima subtahap, yaitu leptonema, zigonema, pakinema, diplonema, dan

diakinesis.(5)

Leptonema berarti benang tipis. Pada subtahap ini, kromosom mengalami kondensasi

menjadi benang-benang. Subtahap zigonema merupakan masa ketika kromatid yang homolog

saling membentuk sinapsis dan menjadi berpasangan. Dalam proses ini, terjadi pindah silang

yang merupakan pertukaran segmen molekul DNA yang sesuai di antara kromatid

nonsaudara. Pindah silang ini menyebabkan sel-sel anak tidak identik satu sama lain dan

tidak identik pula dengan sel induknya. Pada subtahap pakinema, terbentuk benang-benang

tebal dan pendek yang menjadi benang kromatid. Pembelahan memasuki subtahap diplonema

di mana kromatid berpisah dengan pasangannya. Subtahap berikutnya adalah diakinesis, yaitu

ketika kromosom terus memendek dan berkondensasi secara maksimal.(5)

Gambar 26. Meiosis I (5)

Page 34: Biologi Sel

Gambar 27. Meiosis II (5)

Tahapan meiosis I kemudian dilanjutkan dengan metafase I. Pada fase ini, pasangan

kromosom homolog berada di lempeng metafase pada daerah ekuator. Satu kromosom dari

setiap pasangan menghadap ke arah kutub yang berbeda dari pasangannya. Kedua kromatid

yang homolog melekat pada mikrotubulus kinetokor.

Fase berikutnya adalah anafase I. Berbeda dengan mitosis, pada anafase I tidak terjadi

pembelahan sentromer sehingga setiap kromosom yang menuju ke kutub sel masih terdiri

atas dua kromatid. Selanjutnya adalag telofase I. Kromosom berpasangan kini telah tiba di

kutub masing-masing dan membrane nukleus pun terbentuk. Proses ini dilanjutkan oleh

sitokinesis yang membelah sitoplasma sel sehingga terbentuk dua anak sel yang haploid.

Pembelahan sel lalu memasuki tahapan meiosis II yang terdiri atas profase II, metafase

II, anafase II, dan telofase II. Pada profase II, benang kromatin menebal dan memendek

sehingga membentuk kromosom. Perlu dipahami bahwa dalam fase ini, tidak terjadi

penggandaan kromosom sehingga jumlah set kromosom tetap. Serat-serat gelendong juga

terbentuk di tiap sel.

Memasuki metafase II, kromosom berjejer di lempeng metafase pada daerah ekuator.

Kinetokor masing-masing mengarah ke kutub yang berbeda. Pada anafase II, sentromer

berpisah dan kromosom pun bergerak menuju kutub masing-masing.

Tahap akhir adalah telofase II. Pada tahap ini, kromosom telah berada di kutub masing-

masing. Membran inti dan nukleus kembali terbentuk. Kromosom mulai terurai. Terjadi

sitokinesis sehingga dihasilkan empat sel anak haploid yang masing-masing berbeda secara

genetik, baik terhadap sesama sel anak maupun terhadap sel induk. (5)

Page 35: Biologi Sel

Spermatogenesis dan Oogenesis

Gambar 28. Spermatogenesis(5)

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan spermatozoa oleh sel

kelamin jantan.(5)

Proses spermatogenesis memakan waktu 64 hari untuk perkembangan dari

spermatogonium ke sperma dewasa.

Spermatogonium yang bersifat diploid (2n) berkembang menjadi spermatogonia yang

memiliki 46 kromosom, lalu spermatogonia membelah secara mitosis menghasilkan

spermatosit primer (2n) yang memiliki juga memiliki 46 kromosom. Setelah itu, spermatosit

primer membelah secara meiosis menjadi dua spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n).

Pada saat ini jumlah kromosom tereduksi menjadi setengahnya yaitu 23 kromosom. Tahap

pembelahan ini di namakan meiosis I. Kemudian, spermatosit sekunder membelah secara

meiosis, dinamakan meiosis II, menjadi empat spermatid. Keempat spermatid inilah yang

kemudian berkembang menjadi spermatozoa.(9)

Page 36: Biologi Sel

Gambar 29. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan dan pematangan ovum/sel telur di dalam

ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan sperma dalam sekali

proses. Oogenesis hanya dapat menghasilkan satu ovum/sel telur.

Oogonium yang merupakan sel induk dari ovum yang terdapat dalam sel folikel yang

berada di dalam ovarium mengalami pembelahan mitosis menjadi oosit primer (2n), yang

memiliki 46 kromosom. Kemudian oosit primer yang bersifat diploid membelah secara

meiosis, dinamakan meiosis I, menjadi dua sel anak yang ukurannya tidak sama besar. Sel

anak yang besar merupakan oosit sekunder, bersifat haploid (n) dan memiliki 23 kromosom.

Sedangkan, sel anak yang kecil merupakan badan polar I yang kemudian akan membelah

menghasilkan dua badan polar, yang diberi nama badan polar II dan badan polar III.

Kemudian, oosit sekunder akan melakukan pembelahan lagi secara meiosis, dinamakan

meiosis II, bila dibuahi oleh sperma. Pembelahan oosit sekunder membentuk ootid yang akan

berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan polar

dan satu ovum masak.(5)

Page 37: Biologi Sel

Sel Gamet Haploid

Sel gamet terbentuk melalui proses meiosis(5)

. Ketika proses fertilisasi sel ovum dan

sperma melebur dan membentuk zigot yang juga merupakan diploid (2n) seperti induknya,

karena itulah pembelahan meiosis mengimbangi hal tersebut dengan cara mengurangi set

kromosom yang nantinya akan digandakan pada saat fertilisasi(5)

. Melalui proses ini jumlah

kromosom dari satu generasi ke generasi lain tetap terjaga(5)

.

Page 38: Biologi Sel

RINGKASAN

Page 39: Biologi Sel

RUJUKAN

(1) Sipper, Moshe et al. IEEE Transactions on Evolutionary Computation, Vol. 1, No. 1 A

Phylogenetic, Ontogenetic, and Epigenetic View of Bio-Inspired Hardware Systems.

1997.

(2) Clune, Jeffs et al. Ontogeny Tends to Recapitulate Phylogeny in Digital Organisms.

Chicago: The Chicago University Press; 2012.

(3) Alberch, Pere. Size And Shape in Ontogeny and Phylogeny. 1979.

(4) Tim Penyusun Naskah BTA. Jakarta: BTA group, 2011 P. 131

(5) Campbell, Neil A et al.. Biologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga; 2010.

(6) Mascher, Anthony L. Junquiera‘s Basic Histology Twelfth Edition. Indiana: McGraw-

Hill; 2010.

(7) Departemen Biokimia FK USU. Membran Sel dan Biokimia Jaringan.

http://ocw.usu.ac.id/course/download/111-Basic-Biology-of-

Clasic/bbc_slide_membran_sel_dan_biokimia_jaringan.pdf ( accesed 8 September 2012)

(8) Guyton and Hall.. Textbook of Medical Physiology Twelfth Edition. Singapore: EGC

Publisher; 2011.

(9) Ganong, WF. Review of Medical Physiology. Singapore: McGrawHill; 2005.

(10) Guyton, Arthur C. and John E. Hall. Dorland‘s Illustrated Medical Dictionary, 29/E.

Philadelphia. Pennsylvania: W. B. Sanders Company; 2000.

(11) Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2001.

(12) Devlin, Thomas M. Textbook of Biochemistry with Clinical Correlations, Fifth Edition.

New York: Wiley-Liss; 2002.

(13) Permana, Agus Dana dkk. Biologi. Tim Olimpiade Biologi Indonesia. Bandung: PT.

Lima Enam Tujuh; 2004.

(14) Langkah Sembiring, Sudjino. BIOLOGI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional; 2009.

(15) Siti Nur Rochmah, et. al. BIOLOGI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional; 2009.

(16) Syamsuri, Istamar. Biologi untuk SMA Kelas XII Semester I. Ed. 3A. Jakarta: Penerbit

Erlangga; 2007.