biologi lh.docx
TRANSCRIPT
about me n my lifeSenin, 14 November 2011
HORMON GAMETOGENESIS PRIA N WANITA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
&hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “HORMON REPRODUKSI PRIA dan
WANITA” selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah BIOLOGI DASAR dan
BIOLOGI PERKEMBANGAN .
Makalah karya tulis ini dapat selesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.Oleh sebab
itu, dalam kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Ibu Ika Choirin Nisa selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi Dasar dan Biologi
Perkembangan yang telah mengajarkan berbagai hal sehingga dijadikan sebagai bahan dalam
menyelesaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi dorongan sekaligus membantu dalam proses
penyelesaian makalah ini baik secara moril maupun materiil.
3. Semua rekan-rekan yang telah membantu kami dalam mengumpulkan data dan materi.
Semoga bantuan dan kerjasama yang diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih banyak kekurangan yang disebabkan
terbatasnya kemampuan kami, untuk itu kami mengharapkan kritik & saran yang bersifat
konstruktif sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Babakan, Oktober 2011
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman judul............................................................................................................ i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
D. Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II. ISI............................................................................................................... 3
A. Hormon Reproduksi...................................................................................... 3
B. Hormon Reproduksi Pada Pria dan Fungsinya….......................................... 3
C. Hormon Reproduksi Pada Wanita dan Fungsinya………............................ 9
D. Kontrol Hormon Terhadap Siklus Reproduksi…..........................................
BAB III. PENUTUP….............................................................................................
A.. Kesimpulan....................................................................................................
B.. Saran..............................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umur kehidupan suatu spesies dapat bertahan lebih lama dari pada umur kehidupan suatu
individu. Hal ini dapat dicapai karena adanya kemampuan individu untuk mempertahankan
jenisnya dengan cara berkembang biak. Pada setiap individu, akan tiba saatnya dimana kekuatan
untuk melakukan fungsi-fungsi tubuh akan menurun. Namun sebelum individu mati, ada
kesempatan membentuk individu baru.
Kemampuan reproduksi tidak hanya terjadi pada manusia, melainkan semua jenis makhluk
hidup, termasuk hewan dan tumbuhan. Dengan kemampuan inilah makhluk hidup dapat
mempertahankan jenisnya.
Pada manusia, perubahan-perubahan besar pada saluran reproduksi merupakan syarat awal
bagi keberhasilan melestarikan jenisnya atau dalam arti lain menghasilkan anak. Setidaknya pada
wanitaharus ada uterus atau rahim, dimana di dalamnya embrio berkembang. Selain itu juga
harus ada ovarium atau indung telur yang akan menghasilkan sel telur (ovum). Sama halnya
dengan pria juga perlu adanya perubahan-perubahan besar pada saluran reproduksinya. Oleh
karena itu, diperlukan pula serangkaian hormon rumit yang mengatur perubahan-perubahan
periodik pada struktur-struktur di dalam saluran reproduksi baik pria maupun wanita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hormon reproduksi.
2. Apa macam-macam hormon reproduksi pria dan fungsinya.
3. Apa macam-macam hormon reproduksi wanita dan fungsinya.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hormon reproduksi.
2. Untuk mengetahui apa macam-macam hormon reproduksi pria dan fungsinya.
3. Untuk mengetahui apa macam-macam hormon reproduksi wanita dan fungsinya.
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat sebagai literature tentang hormon yang berhubungan dengan
gametogenesis dan fungsi reproduksi baik pria maupun wanita terutama di bidang kesehatan,
sebagai referensi mata kuliah Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan.
BAB II
ISI
A. Hormon Reproduksi
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dialirkan ke dalam
peredaran dan mempengaruhi organ tertentu (organ target). Hormon merupakan senyawa yang
merangsang. Molekul yang dihasilkan oleh jaringan tertentu, yang dikeluarkan langsung ke
darah(sebagai pembawa dan secara khas mengubah kegiatan suatu jaringan tertentu yang
menerimanya.
Hormon yang berasal dari akar kata bahasa Yunani berarti ‘merangsang’, sebenarnya dapat
menghambat proses-proses tertentu seraya merangsang proses-proses lainnya. Hormon dapat
memberikan efeknya pada struktur-struktur target dengan cara:
1. Mengubah fungsi gen
2. Memengaruhi jalur-jalur metabolik secara langsung
3. Mengontrol perkembangan organ-organ spesifik atau produk-produk skretorisnya.
Hormon adalah zat kimia berupa getah yang dihasilkan kelenjar endokrin dan disekresi secara
alami yang kemudian dibawa darah ke areal yang dituju atau ditentukan. Adanya hormon
menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, sama
halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem reproduksi juga mempunyai hormon yang
memberikan efek dan fungsi dalam perkembangannya.
Hormon Reproduksi di bagi 2 yaitu pada hormon reproduksi pria dan hormon reproduksi
wanita.
B. Hormon Reproduksi pada Pria dan Fungsinya
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu Testoteron, Gonadotropin,
LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), Estrogen.Hormon reproduksi
pada pria dihasilkan dari sel Leydig testis maupun dari kelenjar adrenal. Tiga steroid utama yang
penting untuk fungsi reproduksi pria adalah testosteron, dihidrotestosteron dan estradiol.Hampir
95% testosteron dihasilkan oleh jaringan intersisial sel Leydig dan sisanya dari kelenjar adrenal.
Selain testosteron, testis juga menghasilkan dihidroepiandrosteron (DHEA) dan
androstenedion. Sel-sel Leydig juga menghasilkan sedikit estradiol, estron, pregnenolon,
progesterone, hidroksipregnenolon dan hidroksiprogesteron. Dihidrotestosteron (DHT) dan
estradiol tidak hanya berasal dari sekresi langsung testis, tetapi juga dari konversi di jaringan
perifer dari prekusor androgen dan estrogen yang disekresi testis dan adrenal. Sekitar 40%
testosteron dikonversi menjadi DHT, yang melayani sebagai mediator intrasel kerja kebanyakan
androgenik testosteron. Sebagian kecil testosteron yang bersikulasi (0,2%) dikonversi menjadi
esterogen dalam berbagai jaringan yang mengandung enzim aromatase. Esterogen ini
mempunyai efek baik sebagai androgen atau sebagai antiandrogen. Sekitar 2% dari total
testosteron di dalam darah berada dalam keadaan bebas dan mudah berdifusi. Hormon bebas ini
secara biologis paling aktif dibanding total hormon yang ada dalam sirkulasi karena kemampuan
secara pasif bergerak ke dalam sitosol sel target. Sebagian testosteron berikatan dengan sex
hormon binding globulin dan siap berdifusi.
Sel Leydig (sel intersisial) menghasilkan testosteron (androgen utama). Meskipun hasil
sekresi utama berupa testosteron, namun hormon aktifnya dalam beberapa jaringan berupa 5-
dihidrotestosteron. Sel Sertoli (tubulus seminiferus) mampu membuat androgen dan estrogen,
juga menghasilkan androgen binding protein (ABP). Streroidogenesis testikuler diatur oleh LH.
Spermatogenesis diatur oleh FSH dan testosteron.
1. Testosteron
Testosteron adalah hormon kelamin laki-laki yang disekresi oleh sel interstitial atau sel
Leydig. Sel ini terletak .di dalam ruang antara tubulus-tubulus seminiferus, testis dibawah
rangsangan hormon, juga dinamakan ICSH ( Interstitial Cel Stimulating Hormone) dan
hipofisis.Hormon ini berperan penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk
sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunderPengeluaran
testoteron bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat-sifat kelamin sekunder
yaitu tumbuhnya jenggot, suara lebih besar, pembesaran genatalia.
2. Gonadotropin
Hormon perangsang gonadotropin (GnRH) disekresi secara episodic selama sehari dari
hipotalamus, merangsang pituitary anterior untuk merangsang LH dan FSH. LH bekerja pada sel
Leydig di dalam testis, merangsang produksi dan sekresi testosteron. Hormon ini masuk sel
Sertoli testis dan menurun menjadi DHT. FSH dan DHT bekerja merangsang sintesis protein di
dalam sel Sertoli yang meningkatkan spermatogenesis pada spermatogonia. Sel Sertoli juga
meningkatkan inhibin, suatu protein yang dapat berfungsi sebagai umpan balik dan menghambat
pelepasan FSH. Testosteron mempunyai efek umpan balik negatif pada sekresi LH. Kelenjar
hipofise anterior menyekresi dua hormon gonadotropin, FSH dan LH: Kedua hormon ini
mempunyai peranan penting yaitu mengatur fungsi seksual pria. FSH untuk pengaturan
spermatogenesis, perubahan spermatosid primer menjadi spermatosid sekunder dari kelenjar
hipofise anterior agar spermatogenesis berlangsung sempurna. LH mengurangi sekresi
testosteron kembali ke tingkat normal untuk melindungi terhadap pembentukkan testosteron
yang selalu sedikit.
3. Dehydroepiandrosteron (DHEA)
Disekresi dari sel retikularis kelenjar adrenal. Sinyal pensekresi berupa ACTH.
Dehydroepiandrosteron mempunyai beberapa fungsi, yaitu dalam berbagai efek protektif,
meruoakan androgen lemah, dapat dikonversi menjadi esterogen, menghambat enzim glukosa-6-
fosfat dehidrogenase (G6-PDH), dan juga mengatur koenzim NAD.
4. Estradiol
Disekresi dari folikel ovarium, korpus luteum (sel sertoli). Sinyal pensekresi berupa FSH.
Estradiol berfungsi pada wanita untuk mengatur sekresi gonadotropin pada siklus ovarian dan
pada pria untuk umpan balik negatif pada sintesis testosteron oleh sel Leydig.
5. Andogen
Androgen, khususnya testosteron dan dihidrotestosteron, dari sel Leydig testis dan adrenal
pada kedua jenis kelamin. Namun ovarium hanya menghasilkan dalam jumlah kecil. Fungsi
testosteron dan dihidrotestosteron adalah :
1. Diferensiasi sex
2. Spermatogenesis
3. Pengembangan organ seks sekunder dan struktur pelengkapnya
4. Metabolisme anabolik jaringan somatic serta pengaturan gen
5. Perilaku kejantanan
Sel sasaran dihidrotestosteron adalah sel -sel pada jaringan prostat, vesikula seminalis,
genitallia eksterna dan kulit genital. Sasaran testosteron mencakup struktur Wolfi embrionik,
spermatogonia, otot, tulang, ginjal dan otak. Androgen juga merangsang replikasi sel dalam
sebagian jaringan sasaran. Testosteron atau dihidrotestosteron dalam bentuk kombinasi dengan
estradiol (E2), terlibat dalam proses pembelahan sel prostat yang ekstensif dan tak terkendali
sehingga mengakibatkan hipertrofi prostat yang bernigna. Preparat inhibitor enzim 5--
reduktase telah diperkenalkan dalam pengobatan ini.
KerjaAndrogen
Fisiologi kerja androgen berbeda setiap tahap dalam kehidupan. Pada saat embrio, androgen
merangsang kejantanan saluran urogenital pria dengan cara diferensiasi duktus Wolfi ke dalam
epididimis vas deferen dan vesika seminalis.
Pada neonates, sekresi androgen terjadi untuk mempengaruhi maskulinasi organ dan
perkembangan fungsi otak. Pada pria prepubertas terjadi sedilit androgen dikeluarkan dari testis
dan kortek adrenal secara kronis menekan pelepasan gonatropin pituitary hingga masa pubertas,
pada suatu waktu gonadotropin pituitary anterior menjadi meningkat kurang sensitive terhadap
inhibisi umpan balik oleh androgen yang bersikulasi. Hilangnya sensitifitas menyebabkan siklus
pelepasan LH dan FSH. Merangsang produksi testosteron oleh sel Leydig dan FSH merangsang
maturasi spermatogonia, diikuti kejantanan dan kesuburan.
Kadar androgen meningkatkan pertumbuhan pada pria prapubertas, menyebabkan dorongan
tinggi badan dan pertumbuhan otot rangka dan massa tulang. Efek anabolik dari hormon pria
pada jaringa target lain. Akibat efek ini, kulit menebal dan sekresi kelenjar sebasea meningkat.
Karakteristik seksual sekunder berkembang termasuk pertumbuhan laring, penampilan pubis,
aksila, muka dan rambut ekstremitas dan pertumbuhan penis. Androgen juga berperan dalam
agresitifitas perilaku pria pubertas. Pada akhir dua puluhan tahun, secara genetik pria
berkembang mengalami kebotakan.
Androgen diperlukan untuk spermatogenesis dan maturasi sperma ketika melewati epididimis
dan vas deferen. Androgen juga mengontrol pertumbuhan dan fungsi vesika seminalis dan
kelenjar prostat.
6. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig
untuk mensekresi testoteron.
7. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulating sel-
sel sertoli. Tanpa stimulating ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan
terjadi.Pada pria immature, FSH berkontribusi pada inisiasi spermatogenesis.Hormon berikatan
pada reseptor membrane plasma sel Sertoli yang akan berikatan pada membrane dasar tubulus
seminiferus testis. Sel ini tidak hanya menyediakan dukungan fisik untuk sel germinal yang
bersebelahan melalui kekakuan sitoskeltonnya tetapi juga berespon terhadap rangsangan FSH
dengan produksi.Secara seksual, pada pria yang matur, FSH juga berikatan dengan reseptor
spesifik pada membrane sel Sertoli, tetapi ketika spermatogenesis sedang berlangsung,
testosteron dapat mempertahankan perkembangan sperma tanpa adanya FSHprotein yang
meningkatkan maturasi spermatogonia di dalam tubulus.
8. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulating oleh FSH. Sel-sel sertoli juga
mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta
membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
9. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon
pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
C. Hormon Reproduksi pada Wanita dan fungsinya
Hormon pada hipofisis
Terdapat dua lobus anterior dan posterior, lobus anterior menyekresi hormon gonadotropin yang
terdiri atas:
1. FSH (folikel Stimulating hormone) dan LH (liuteizing Hormon)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis akibat
rangsangan dari GNRH.GNRH merupakan hormon yang diproduksi oleh hipotalamus diotak.
GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating hormone) di hipofisis. Bila kadar
estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar
GNRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya.FSH akan menyebabkan pematangan dari
folikel. Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi
korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH. Dihasilkan oleh sel-sel basofilik
(afinitas terhadap basolifik).Mempengaruhi ovarium yang berkembang dan berfungsi saat
puberta.Folikel primer yang mengandung oosit primer, oleh FSH dikembangkan dari keadaan
yang padat menjadi Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Selanjutnya folikel tersebut
menyekresi hormon estrogen.
Dihasilkan oleh sel-sel asidofik(afinitas terhadap asa). Bersama FSH berfungsi mematangkan
folikel dan sel telur serta merangsang terjadinya ovulasi.Folikel yang telah terlepas ovum selama
ovulasi disebut korpus rubrum menjadi korpus luteum. LH bekerjasama dengan FSH
menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de Graaf. LH juga menyebabkan
penimbunan substansi dari progesteron dalam sel granulosa. Bila estrogen dibentuk dalam
jumlah yang cukup besar akan menyebabkan pengurangan produksi FSH sedangkan produksi
LH bertambah hingga mencapai suatu rasio produksi FSH dan LH dapat merangsang terjadinya
ovulasi.
2. Prolaktin (luteutropin, LTH)
Hormon ini ditemukan pada wanita yang mengalami menstruasi, terbanyak pada urine wanita
hamil, masa laktasi dan menopause dibentuk oleh alfa (asidofil) dari lobus anterior kelenjar
hipofise.
Fungsi Hormon ini adalah mempertahankan produksi progesteron dari korpus luteum kelenjar
hipofise, dirangsang dan diatur oleh pusat yang lebih tinggi hipotalamus untuk menghasilkan
gonodotrophin releasing factor.
Hormon pada Ovarium
Terdiri dari estrogen dan progesteron. Estrogen terutama meningkatkan proliferasi dan
pertumbuhan sel-sel spesifik pada tubuhdan tanggung jawab pada perkembangan sifat seksual
sekunder wanita.sebaliknya, progesteron hampir seluruhnya bekaitan dengan dengan persiapan
akhir uterus untuk kehamilan dan kelenjar mamae untuk laktasi.
1.Estrogen ( hormon ini dihasilkan oleh teka interna folikel)
Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting
untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan
seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen
juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga
kualitas dan kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.Di
sekresi oleh sel-sel trache intravolikel ovarium, korpus latum dan plasenta, sebagian kecil oleh
korteks adrenal. Estrogen mempermudah pertumbuhan folikel ovarium dan meningkatkan tuba
uterina dan jumlah otot uterus dan kadar ptotein kontraktil uterus. Estrogen memengaruhi organ
endrogen dengan menurunkan sekresi FSH, dalam beberapa keadaan menghambat sekresi LH
dan pada keadaan lain meningkatkan LH.
Estrogen meningkatkan pertubuhan duktus-duktus yang terdapat pada kelenjar mamae dan
merupakan hormone feminism wanita terutama disebabakan hormone androgen. Kerja estrogen
pada uterus, vagina, dan beberapa jaringan lainnya menyangkut interaksi dan reseptor protein
dalam sitoplasma sel. Pengaruh pada organ seksual, pembesaran ukuran tuba falopi,
uterus,vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, dan labia mengawali pertumbuhan
mamae. Kelenjar mamae berkembang dan menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat,
tumbuh rambut pada pubis dan aksila serta kulit menjadi lembut.
Pada fase pubertas mempengaruhi perkembangan tuba, dan kelenjar mamae, serta
perkembangan seks sekunder wanitaPada fase proliferasi lapisan endometrium berkembang lebih
tebal lebih banyak kelenjar-kelenjar , pembuluh darah arteri dan vena
2. progesteron (hormon ini dihasilkan oleh korpus leteum)
Progesterone mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi
zygot. Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.folikel yg vesikule. Pada fase sekresi mempersiapkan
endometrium mencapai optimal. Kelenjar-kelenjar menyekkresi zat-zat yang berguna untuk
makanan dan untuk proteksi terhadap embrio yang akan berimplementas.Pembuluh darah lebih
panjang dan lebar
Hormon Plasenta
Selama kehamilan, plesenta pada mamalia berfungsi sebagai organ endokrin. Plesenta tidak
lagi tergantung pada hormon-hormon ibu tetapi sudah berdikari. Setelah bulan kedua kehamilan
fungsi ovarium diambil alih plasenta. Estriol adalah estrogen plasenta yang menumbuhkan uterus
dan merangsang kontraksi otot polos. Pregnadiol adalah progesteron plasenta, berkembangnya
sel-sel otot uterus mnghambat kontraks. kedua hormon ini bertambah terus selama kehamilan
terjadi dan mencapai maksimum beberapa hari sebelum melahirkan
D. Kontrol Hormon Terhadap Siklus Reproduksi
Hormon mempengaruhi produksi sistem reproduksi, berpebgaruh terhadap hipofisis sabagai
suatu mekanisme kontrol hormonal( mekanisme umpan balik)
Siklus Ovarium
1. FSH mempengaruhi folikel yang masih berkembang, folikel yang vesikuler membesar dan
menyekresi estroge
2. bertambahnya estrogen menstimulasi LH dan hipofisi
3. FSH yang maksimal akan diikuti oleh meningkatnya LH yang menyebabkan folikel akan
pecah.
4. LH akan mengubah korpus rubrum menjadi luteum yg menstimulasi krpus luteum u/untuk
menyekresi progesteron
5.Baik estrogen dan progesteronberfungsi menghabisi FSH di hipofisis 6. dengan represi yang
kuat FSH akanberkurang yang diikuti meningkatnya LH sehingga merangsang korpus luteum
untuk berfungsi 7. dengan menurunya FSHlama kelamaan fungsi korpus luteum juga akan
menurun, estrogen dan progesteron pada akhirnya akan menurun 8. keadaan yg rendah ini berarti
resepsi hipofisis berkurang. FSH akan aktif pd siklus berikutnya
Siklus Uterus
Siklus uetrus dipengaruhi oleh hormon ovarium. Estrogen menyebabkan stadium proliferasi.
Progesteron berkaitan dengan stadium sekresi. Apabila tidak terjadi kehamilan korpus luteum
akan mengecil dan menghilang dan siklus uterus akan berulang kembali. Pada kehamilan, korpus
luteum akan tetap dipertahankan karena pengaruh hCG untuk sementara waktu, yang kemudian
diambil alih oleh plasenta.
pada hewan primata, siklus uterus ini diikuti oleh perdarahn pervagina yg disebut menstruasi.
Pada siklus anovulasi,lapisa endometrium tidak terlalu tebal sehingga perdaraha tidak banyak.
Pada siklus ovulasi, endometrium berkembang akibat pengaruh estrogen yg dilanjutkan menjadi
stadium sekresi akibat pengaruh progesteron. Setelah korpus luteum mengecil, progesteron juga
berkurang dan endometrium yang cukup tebal ini terlepas dengan diikuti perdarahan yang
banyak
Siklus Vagina
Pertumbuhan epitel vagina sangat dipengeruhi oleh estrogen. Meningginya estrogen
menyebabkan terjadinya proliferasi epitel.
Siklus Mamae
Sebelum pubertas, kelenjar mammae rudimenter, saluran kelenjarnya sangat pendek dan
sedikit cabang. Pada pubertas estrogen meningkat didalam darah, menstimulasi puting susu
menjadi besar, saluran kelenjar membesar dan bercabang-cabang. pada kehamilan pertumbuhan
kelenjar mammae sedemikian rupa, ujung saluran membesar dan menghasilkan sekresinya
berupa ASI akibat pengaruh hormon prolaktin yaitu hormon yaitu hormon yang dihasilkan
hipofise anterior.
Siklus Menstrusi
1. fase menstruasi a.Fase ini lamanya 3-5 hari b.Hari pertamanya permulaan dari siklus
menstruasi. Yaitu terlepasnya lapisan fungsional dari endometrium bersama eritrosit, leukosit,
kelenjar, kuman dan atau tanpa sel telur yang keluar dari vagina secara spontan.
2. Fase proliferasi/ folikuler
a.Fase ini lamanya kurang lebih 9 hari(dari hari kelima sampai dengan hari ke empat belas)
b.Endometrium mulai terjadi regenerasi epite
c.Kelenjar-kelenjar endometrium memanjan
d.Jumlah sel-sel jaringan ikat bertambah
3. Fase sekresi /luteum
a.Fase ini berlangsung pada hari ke 14 sampai 2
b.Progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum menginduksi kelenjar-kelenjar endometrium
menjadi lebih lebar, berkelok kelok dan membuat sekret disamping jaringan ikat
endometriumnya sendiri membengkak
4. Fase askemik
a. fase ini berlangsung dari hari 27-2
b. bila sel ini tidak dibuahi, korpus luteum akan mengalami degenerasi, reproduksi progesteron
menurun akibatnya terjadi fasokontriksi pada pembuluh darah endometriu, lapisan endometrium
mengerut dan puca
c. dari fase iskemik ini selanjutnya diikuti oleh fase menstruasi lag
d. FSH yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise menginduksi ovarium dan folikel-falikel yang
lebih muda akan berkembang. Dengan demikian terjadi siklus ovarium, ketika pada folikel-
folikel ini dihasilkan hormon estrogen
e. Estrogen merangsang pertumbuhan regenerasi dan endometrium
f. Bila tidak terjadi kehamilan maka siklus-siklus ini berlangsung terus menerus
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang dialirkan ke dalam
peredaran dan mempengaruhi organ tertentu (organ target). adanya hormon menimbulkan efek
tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
2. Proses spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon-hormon yang dihasilkan oleh organ
hipotalamus, hipofisis dan testis sendiri. Hormon yang terlibat adalah testosteron, hormon lutein
(LH), hormon perangsang folikel (FSH), estrogen, dan hormon pertumbuhan lainnya. Testis
selain sebagai organ penghasil sperma juga menghasilkan hormon- Saryono, hormon seperti
testosteron, dihydrotestosteron, estradiol, estron, pregnenolon, 17- hydroxypregnenolon, 5-
androstenadiol, 17-hyroxy progesterone dan progesterone.
3. Hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita antara lain: Estrogen, Progesteron, FSH, LH,
LTH.
DAFTAR PUSTAKA
Forum Tentor.2010. Buku Hafalan Luar Kepala Biologi.Pustaka Widyatama; Yogyakarta.
Syaifuddin,Drs. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Penerbit Buku
Kedokteran EGC; Jakarta.
Damayanti Rofik. //www.Hormon Yang Berhubungan Dengan Gametogenesis Dan Fungsi
Reproduksi.// dikunjungi pada tanggal 7 Oktober 2011.
//www.google.com/ Hormon Reproduksi Pria/ Dikunjungi pada tanggal 7 Oktober 2011
//www.google.com/ Biologi Gametogenesis/ Dikunjungi pada tanggal 8 Oktober 2011
//www.google.com/ Hormon Estrogen/ Dikunjung pada tanggal 8 Oktober 2011
7.Kelenjar Kelamin
Ovarium Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone estrogen dan
hormone progesterone. Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada wanita,
misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus. Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah dibuahi. Fisiologi menstruasi
Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium
Siklus Menstruasi Normal Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus
uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktinSiklus Hormonal
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur).Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormonesyang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus.Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium.Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim)
dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir,
dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Regulasi hormon betina
Testis Testis pada mammalian terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel germinal), tubulus ini
dikenal dengan tubulus seminiferus. Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior. Regulasi hormone jantan
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal dari hipotalamus.
Peran Hormon Pada Sistem KB KB adalah program pemerintah yang bertujuan menciptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang
dilaksanakan melalui pengaturan jumlah anak dan jarak kelahiran. Banyak macam teknik KB, ada yang permanent, ada yang sementara, dan ada yang secara mekanik,
kimia ataupun dengan menggunakan hormon. Teknik penggunaan hormone pada dasarnya adalah upaya mencegah terjadinya ovulasi. Dalam hal ini
menggunakan hormone estrogen dan progesterone sintetik. Hormon – hormon tersebut ada yang dikemas dalam bentuk pil, suntikan, ataupun susuk. Jika seorang wanita menelan pil KB setiap hari maka dia telah memasukkan hormon estrogen dan
progesterone sintetik ke dalam tubuhnya. Akibatnya, kelenjar hipofisis tidak akan menghasilkan FSH dan LH. Tidak adanya FSH dan LHmenyebabkan wanita tersebut tidak akan hamil, karena FSH dan LH berfungsi merangsang terjadinya ovulasi yang jika dibuahi akan terjadi kehamilan. Selain itu,
progesterone juga berperan merangsang penebalan dinding rahim, sehingga menolak terjadinya implantasi (penempelan embrio pada dinding rahim)
KERJA FSH - LH
KERJA FSH - LHGONADOTROPIN
Struktur LH dan FSHHipofisis memproduksi 2 gonadotropin yaitu LH – Luteinizing Hormone dan FSH – Follicle Stimulating Hormone yang penting bagi keberlangsungan fungsi gonad dan sistem reproduksi manusia.Kelompok utama hormon hipofisis anterior : kelompok glikoprotein
TSH – thyroid stimulating hormone - Provokasi kelenjar Thyroid memproduksi tiroksin untuk metabolisme
LH - Luteinizing hormone - Provokasi kelenjar gonade , agar terjadi ovulasi dan corpus luteum memproduksi progesteron ,
FSH – Follicle stimulating hormone - provokasi kelenjar Gonade merangsang terbentuknya Folicle de Graf sehingga mampu membuat estrogenKelompok kedua hormon hipofisis anterior :
GH – growth hormone - merangsang pertumbuhan tulang belakang Prolaktin - merangsang pertumbuhan kelenjar susu untuk menghasilkan ASI
Kelompok ketiga : Adrenocorticotropin memprovokasi kelenjar adrenal menghasilkan adrenalin Lipotropin Melanotropin merangsang pembentukan pigmen kulit Endorfin
LH, FSH dan TSH secara struktur memiliki kemiripan satu sama lain dan dibentuk oleh dua subunit protein yang berbeda yaitu α dan β. Gonadotropin yang spesifik untuk kehamilan yaitu hCG – human chorionic gonadotropin merupakan glikoprotein keempat yang terbentuk dari rantai α dan β. Subunit α untuk keempat glikoprotein tersebut identik, dan pada masing masing glikoprotein tersebut memiliki rantai β yang spesifik.
Regulasi FSH dan LHPengaturan fungsi gonadotropin di modulasi oleh :
1. Faktor hipotalamus melalui GnRH2. Faktor hipofisis ( regulasi autokrin )3. Umpan balik gonad ( steroid dan peptida repoduksi )
berpengaruh besar pada menstruasi - Siklus ovulasi , secara normal dapat dibagi menjadi : Fase Folikular Fase luteal
Fase folikular bermula saat awal menstruasi dan mencapai puncaknya pada lonjakan LH fase ini terjadi karena hormon FSH yang mengawali pembentukan FDG ( Folicle de Graff) sebelum ovulasi (praovulasi).Fase luteal diawali dengan lonjakan LH praovulasi sampai hari pertama haid. Hormon yang mempengaruhi adalah LH , adanya LH membuat matang folikle sehingga pecah dan terjadi ovulasi , kondisi Ovulasi terbentuk Corpus luteum yang gencar memproduksi ProgesteronMekanisme kerja Hipotalamus - Hipofise secara sistematis kami uraiakan
GnRH di sintesis dalam nukleus arkuatus dan disalurkan sepanjang akson sel neuroendokrin melalui eminensia mediana hipotalamus.
Pelepasan GnRH dilakukan dalam bentuk pulsasi dan dalam keadaan basal frekuensinya satu denyut setiap jam.
Frekuensi pelepasan GnRH paling cepat terjadi pada fase folikular dan sedikit melambat pada fase luteal awal dan paling lambat pada fase luteal lanjut
Frekuensi denyut yang cepat akan membantu sekresi LH dan frekuensi denyut yang lambat membantu pelepasan FSH. Denyut yang lambat pada fase lueal lanjut dibutuhkan untuk meningkatkan kadar FSH yang
penting untuk memulai siklus menstruasi lebih lanjut. OKMekanisme Hipofise - Kelenjar Gonade dalam siklus menstruasi
Penurunan kadar estradiol / Estrogen dan progesteron akibat regresi corpus luteum dari siklus sebelumnya mengawali kenaikan kadar FSH
melalui mekanisme umpan balik negatif yang merangsang pertumbuhan folikel dan sekresi estradiol.
Dengan rendahnya kadar estradiol terjadi mekanisme umpan balik negatif yang akan menyebabkan pelepasan LH dari hipofisis.
Dengan meningkatnya kadar estradiol pada akhir fase proliferasi terjadi mekanisme umpan balik positif sehingga terjadi lonjakan LH dan ovulasi.
Progestin yang terdapat dalam pil KB menyebabkan terjadinya umpan balik negatif pada GnRH sehingga tidak terjadi pelepasan hormon gondadotropin dan tidak terjadi ovulasi.Mekanisme Menstruasi - Pregnansi
Selama fase luteal, baik LH maupun FSH akan ditekan melalui efek umpan balik negatif dari meningkatnya kadar estradiol dan progesteron sirkulasi.
Inhibisi akan terus berlangsung sampai kadar estradiol dan progesteron menurun menjelang akhir fase luteal akibat regresi corpus luteum saat tidak terjadi kehamilan.
Efek akhir adalah meningkatnya kadar FSH yang menyebabkan pertumbuhan folikel baru pada siklus berikutnya.
Dalam keadaan tidak terjadi kehamilan durasi fungsi corpus luteum umumnya 14 hari setelah lonjakan LH.Inhibin , Aktivin dan FolistatinInhibin, aktivin dan folistatin adalah peptida yang diproduksi ovarium, testis, hipofisis dan plasenta yang mempengaruhi fungsi gonadotropin. Sesuai dengan namanya, inhibin berperan menurunkan fungsi gonadotropin dan aktivin berperan dalam menstimulasi fungsi gonadotropin.Folistatin adalah peptide hipofisis dan perannya adalah inhibisi gonadotropin namun potensinya hanya sepertiga inhibin.Steroid gonad menggunakan kontrol umpanbalik negatif dalam mengendalikan sintesa dan sekresi FSH dan LH. Pada sel-sel gonadotropin di hipofisis dan sejumlah neuron hipotalamus memiliki reseptor estrogen, progesteron dan androgen.Mekanisme kerja gonadotropin (Hormon LH dan FSH)
Reseptor hormon glikoprotein terdapat pada membran plasma sel target di gonad. Ditemukan reseptor FSH dan LH yang berbeda. Reseptor LH dan FSH terdapat di dalam membran plasma sel sel granulosa sel ovarium dan sel
Serttoli di Testis. FSH menyebabkan proliferasi sel granulosa di sekitar folikel yang sedang berkembang dan
biosintesis estrogen oleh sel ini. Setelah ovulasi, sel teka sekeliling folikel ovarium yang sudah pecah di ubah menjadi corpus
luteum. Corpus Luteum merespon stimulasi LH dengan memproduksi progesteron.
GONADOTROPIN KE GONADE PRIA Pada pria, FSH menstimulasi spermatogenesis dalam epitel seminiferus dan produksi “protein
binding androgen”, aromatase dan inhibin oleh sel Sertoli. LH menstimulasi produksi testosteron oleh sel Leydig. Testosterone meningkatkan maskulinisasi pada lokasi target perifer setelah dikonversi menjadi
metabolit yang lebih poten yaitu dehidrotestosteron – DHT
Posted 11th November 2011 by Junk Geck'Aiiu Fermosa
Tugas-tugas kampus
NOV
15
fisiologi persalinanDaftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..2
Bab II Pembahasan
2.1 Definisi persalinan………………………………………………………..3
2.2 Macam-macam persalinan………………………………………………...3
2.3 Faktor-faktor penyebab persalinan………………………………………..4
2.4 Tanda-tanda persalinan…………………………………………………...5
2.5 Tahapan-tahapan persalinan………………………………………………5
2.6 Faktor yang mempengaruhi persalinan…………………………………...7
2.7 Persalinan normal………………………………………………………...13
2.8 Perubahan -perubahan pada uterus dan jalan dalam persalinan………….15
Bab III Penutup………………………………………………………………17
Daftar Pustaka………………………………………………………………..18
Lampiran photo……………………………………………………………….19
BAB I
PENDAHULUAN
1
NOV
11
Anatomi Sistem MuskuloskeletalAnatomi Sistem Muskuloskeletal
Deskripsi
Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang-tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan posisi.
1. Kerangka tubuh
Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.
2.
NOV
11
DNA dan RNADNA
DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik.
NOV
11
PEREDARAN DARAH JANTUNG JANIN DAN BAYIPEREDARAN DARAH JANTUNG JANIN DAN BAYI
A. PENDAHULUAN
Jantung yang berfungsi sebagai mekanisme pompa mendorong darah melalui seluruh system vaskuler, sebenarnya terdiri dari dua pompa; jantung kanan yang memompa darah melalui paru-paru, dan jantung kiri yang memompa darah melalui organ dan jaringan perifer. Masing-masing unit terdiri dari dua ruangan, atrium dan ventrikel.
System katup mengendalikan aliran darah memlalui pompa ini.
NOV
11
potensial aksia. potensial aksi
Potensial aksi adalah aliran ionik positif dan negatif yang bergerak di membran sel. Langkah awal pengolahan informasi indra adalah transformasi energi stimulus menjadi potensial reseptor, lalu menjadi potensial aksi pada serabut saraf. Pola potensial aksi merupakan kode informasi mengenai dunia,
walaupun terkadang kode yang disampaikan berbeda dari yang akan disampaikan. Potensial aksi ada pada tiap hewan.
NOV
11
menstruasiMenstruasi
Siklus menstruasi pada wanita.
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
NOV
11
sistem peredaran darahDarah dan Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem peredaran darah adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa sistem peredaran darah, sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk.
NOV
11
KERJA FSH - LHKERJA FSH - LH
GONADOTROPIN
Struktur LH dan FSH
Hipofisis memproduksi 2 gonadotropin yaitu LH – Luteinizing Hormone dan FSH – Follicle Stimulating Hormone yang penting bagi keberlangsungan fungsi gonad dan sistem reproduksi manusia.