biografi dan pemikiran - · pdf filesiti maryani yang sungguh sangat ... amin ya rabbal alamin...

68
BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN RABI’AH AL-ADAWIYAH (99H/717M-185H/801M) SKRIPSI Siti Rihanah 106022000918 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

Upload: duonghuong

Post on 25-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

BIOGRAFI DAN PEMIKIRANRABI’AH AL-ADAWIYAH

(99H/717M-185H/801M)

SKRIPSI

Siti Rihanah106022000918

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAMFAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2011 M/1432 H

Page 2: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,
Page 3: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,
Page 4: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang telah diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Maret 2011

Siti Rihanah

Page 5: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

i

ABSTRAK

Siti RihanahBiografi Dan Pemikiran Rabi’ah Al-Adawiyah (99H/717M-185H/801M)

Riwayat hidup sufi perempuan yang bernama Rabiah al-Adawiyah(99H/717M-185H/801M) telah tersusun pada puluhan buku-buku yang ada, tetapiriwayat tersebut tidak selalu menjelaskan secara terperinci tentang biografi sufiperempuan tersebut. Terlalu banyak pembahasan mengenai Rabi’ah condong kearah konsep mahabbah yang dilakukannya dalam sejarah Islam. Pemikiran-pemikiran Rabi’ah yang berkaitan dengan akhlak juga menarik untuk ditilik lebihdalam lagi.

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan tentang riwayathidup Rabi’ah al-Adawiyah dan pemikiran-pemikirannya. Pokok permasalahandalam penelitian ini adalah siapakah sosok seorang Rabi’ah al-Adawiyah dan apasaja pemikiran-pemikirannya.

Dalam bagian metode penelitian, penulis memakai metode studikepustakaan (literatur). Mengumpulkan data menyusun ataumengklasifikasikannya menganalisa dan menginterpretasikannya. Selain itupenulis juga menggunakan pendekatan deskriptif dan analisis.

Page 6: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanyalah bagi Allah SWT atas segala limpahan

nikmat dan karunia-Nya terutama nikmat sehat, iman dan Islam, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini sekaligus mengakhiri studi program S-1 pada

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat dan

salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga dan

para sahabat serta pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman.

Ketertarikan Penulis terhadap sosok pribadi Rabi’ah al-Adawiyah dilatar

belakangi oleh keunikan dan keistimewaan dalam sejarah kehidupannya. Amal

perbuatan serta pemikiran-pemikirannya masih memiliki relevansi dan manfaat

untuk dikaji dan diterapkan hingga saat kini maupun nanti. Itulah salah satu hal

yang mendorong penulis untuk menyusun skripsi mengenai biografi dan

pemikiran Rabi’ah al-Adawiyah. Hal ini juga menjadi tanggung jawab akademis

dalam menyelesaikan program studi strata satu pada Jurusan Sejarah Peradaban

Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya, tak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah

berjasa dan membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Melalui kesempatan ini,

penulis berkenan secara khusus menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

Page 7: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

iii

1. Bapak Dr. H. Abd. Wahid Hasyim, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Abad &

Humaniora, Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah menyetujui skripsi ini.

2. Bapak Drs H. M. Ma’ruf Misbah, MA. Selaku Ketua Jurusan Sejarah

Peradaban Islam serta Ibu Sholikatus Sa’diyah M.Pd. Selaku Sekretaris

Jurusan Sejarah Peradaban Islam yang telah membantu dalam proses

terlaksananya skripsi ini.

3. Bapak Dr. Parlindungan Siregar, M.Ag. Selaku dosen pembimbing skripsi,

yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.

4. Ibu Awalia Rahma, MA. dan Bapak Syamsudin Dasan, M.Ag. Sebagai

dosen penguji dalam sidang munaqosyah yang telah banyak berjasa.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang dengan sabar dan penuh keikhlasan mendidik

dan memberikan ilmunya kepada penulis.

6. Teman-teman seperjuangan jurusan Sejarah Peradaban Islam angkatan

2006 khususnya Citra Amalia, Neneng Komariah, M. Irkhamni, Yudarman

Adi Putra, A.Syairozi, Ruliyadi, M. Andi Gilang, Fadhrul Rahman dan

semuanya. Para sahabat KKN 2009, yang penulis tidak bisa menyebutkan

namanya satu persatu.

7. Kakak-kakak penulis dan kesemuanya yang senantiasa memberikan

semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan terlebih

khusus untuk kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta H. Muhammad

Page 8: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

iv

Saman, MA. dan Ibunda Alm. Hj. Siti Maryani yang sungguh sangat

berjasa tiada tara baik moril maupun materil dan memberikan dukungan

kepada penulis untuk senantiasa menimba dan menuntut ilmu seluas-

luasnya.

Demikian ucapan terima kasih penulis, semoga kebaikan dan ketulusan

mereka dibalas oleh Allah SWT dengan pahala berlipat ganda. Terakhir semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi almamater dan pembaca umumnya. Amin ya

rabbal alamin

Jakarta, 31 Maret 2011

Penulis

Page 9: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………..…… i

KATA PENGANTAR………………………………………………..…. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………...…........ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………..……………..……. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………….. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................... 6

D. Tinjauan Pustaka.......................................................... 6

E. Metode Penelitian………………………………….... 8

F. Sistematika Penulisan………………………………… 9

BAB II BIOGRAFI RABI’AH AL-ADAWIYAH

A. Riwayat Hidup

1. Latar Belakang Keluarga………….…………….... 11

2. Latar Belakang Pendidikan Non Formal……..….. 15

3. Syair-Syairnya..……………………………........... 17

B. Awal Mula Kesufian Rabi’ah Al-Adawiyah

1. Kondisi Agama…………………………………… 20

2. Dari Budak Menjadi Seorang Sufi……………….. 21

3. Rabi’ah al-Adawiyah dan Sahabat-Sahabatnya…… 28

C. Wafatnya Rabi’ah al-Adawiyah………………………. 30

Page 10: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

vi

BAB III PROSES MENUJU MAHABBAH DALAM PEMIKIRANRABI’AH AL-ADAWIYAH

A. Pengertian Mahabbah.………………………………… 34

B. Jalan Menuju Mahabbah……………………………… 38

C. Mahabbah dan Jalan Menuju Tuhan………………….. 39

D. Konsep Mahabbah Dalam Tasawuf Rabi’ah Al-Adawiyah 42

BAB IV AKHLAK DALAM PEMIKIRAN RABI’AH AL-ADAWIYAH

A. Tobat…………………………………………………. 46

B. Ridho…………………………………………………. 47

C. Cinta………………………………………………….. 48

D. Hakikat Keimanan…………………………………… 50

E. Rendah Diri dan Riya……..………….……...………. 50

BAB V KESIMPULAN................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 54

Page 11: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mistisisme dalam Islam diberi nama tasawuf dan oleh kaum Orientalis

Barat disebut sufisme. Kata sufisme dalam istilah Orientalis Barat khusus dipakai

untuk mistisisme Islam. Sufisme tidak dipakai untuk mistisisme yang terdapat

dalam agama-agama lain. Tasawuf atau sufisme sebagaimana halnya dengan

mistisisme di luar agama Islam, mempunyai tujuan memperoleh hubungan

langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang

berada di hadapan Tuhan. Intisari dari mistisisme termasuk dalamnya sufisme,

ialah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan

Tuhan dengan mengasingkan diri dan berkontemplasi. Kesadaran berada dekat

dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad “bersatu dengan Tuhan”.

Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan,

tasawuf atau sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam dapat

berada sedekat mungkin dengan Allah.1

Adapun tokoh yang sangat berpengaruh dan mempunyai peranan penting

dalam sejarah dunia tasawuf salah satunya adalah Rabi’ah al-Adawiyah.

Tampilnya Rabi’ah dalam sejarah tasawuf Islam memberikan corak lain dalam

perkembangan tasawufnya, di mana sebelumnya asketisme Islam ditandai dengan

rasa takut dan pengharapan yang dilontarkan oleh Hasan al-Bahsri, maka dia

1Harun Nasution, Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h.56.

1

Page 12: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

2

meningkatkan menjadi asketisme rasa cinta (al-hubb atau al-mahabbah). Cinta

yang murni lebih tinggi dari pada takut dan pengharapan, sebab yang suci murni

tidak mengharapkan apa-apa.2

Di samping itu, Rabi’ah juga banyak berbicara banyak hal tentang nilai-

nilai kesufian selain tentang cinta, misalnya pembicaraannya tentang arti

kezuhudan, kedukaan, ketakutan, ketawadhuan, meluruskan amal perbuatan, riya,

tidak menyibukkan diri dengan makhluk, tobat, ridho, dan lain-lain. Oleh karena

itu, Rabi’ah merupakan titik peralihan dalam kezuhudan Islam menuju

kemunculan tasawuf dan para sufi. Oleh karena itu ia sangat populer pada

masanya sebagaimana yang dilukiskan oleh Ibn Khallikan (1211-1282)3: “Rabi’ah

al-Adawiyah senantiasa ada dalam pandangan masa orang-orang semasanya.

Cerita-cerita tentang kesalehan dan ibadahnya, sangatlah terkenal.”4

Membahas tentang tokoh sufi yang satu ini sangat berkaitan dengan karya-

karyanya yang berupa syair-syair cinta pada Tuhan,dan pemikiran-pemikirannya.

Sebagian pengkaji tasawuf dari kalangan orientalis seperti Nicholson menganggap

bahwa urgensi Rabi’ah adalah kemampuannya memberikan warna baru dalam

kezuhudan Islam yang sebelumnya identik dengan ketakutan. Begitu pula, Syekh

Mustafa Abdul Razak dalam pembahasannya tentang Rabi’ah al-Adawiyah

menyatakan bahwa ia merupakan orang pertama yang mengembangkan oleh diri

(riyadhah) kesufian dengan lirik-lirik kecintaan terhadap Tuhan, baik melalui

2M. Alfatih Suryadilaga, Miftahus Sufi (Yogyakarta: Teras, 2008), h. 120.3B. Lewis, The Encyclopaedia Of Islam (Leiden: E.J Brill, 1979), h. 832.4Abu Wafa al-Ghanimi al-Taftazani, Tasawuf Islam: Telaah Historis dan

perkembangannya (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2008), h.106-107.

Page 13: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

3

syair maupun tulisan biasa.5 Salah satu syairnya yang populer adalah “Aku

mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut kepada neraka, bukan pula ingin

masuk surga. Tetapi aku mengabdi karena cintaku pada-Nya. Tuhanku, jika

kupuja Engkau karena takut pada neraka, maka bakarlah aku di dalamnya, dan

jika kupuja Engkau karena mengharapkan surga, maka jauhkanlah aku dari

padanya. Tetapi jika Engkau kupuja semata-mata karena Engkau, maka

janganlah sembunyikan kecantikan-Mu yang kekal itu dariku.”6

Selain syair-syair cintanya, di kalangan para sufi, Rabi’ah juga dikenal

dengan pemikirannya yang berkaitan dengan akhlak antara lain tobat, ridho, cinta,

hakikat keimanan, rendah diri dan riya, dan masih banyak lagi. Dari semua buah

pemikirannya itu mempunyai perkataan-perkataan yang mengandung nilai sangat

banyak, yang di kemudian hari digunakan oleh para sufi setelahnya.7

Sementara Rabi’ah dengan konsep cintanya ada juga tokoh lainnya yang

berperan dalam perkembangan tasawuf, yakni Zun al-Nun al-Misri dan al-Ghazali

dengan ajaran Ma’rifah yang artinya adalah mengetahui rahasia-rahasia Tuhan

dengan menggunakan hati sanubari. Dengan demikian tujuan yang ingin dicapai

oleh ma’rifah adalah mengetahui rahasia-rahasia yang terdapat dalam diri Tuhan.

Dapat dipahami bahwa ma’rifah datang sesudah mahabbah sebagaimana

dikemukakan oleh al-Kalabazi. Hal ini disebabkan karena ma’rifah lebih mengacu

kepada pengetahuan, sedangkan mahabbah menggambarkan kecintaan.8

5Ibid., h.103.6Nasution, Falsafat dan Mistisisme, h.72.7Al-Taftazani, Tasawuf Islam, h. 101.8Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 221.

Page 14: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

4

Kemudian yang kedua adalah Abu Yazid al-Bustami (w.874 M) dengan

paham Fana, Baqa dan Ittihad. Fana artinya adalah hilangnya kesadaran pribadi

dengan dirinya sendiri atau dengan sesuatu yang lazim digunakan pada diri.

Menurut pendapat lain, fana berarti bergantinya sifat-sifat kemanusiaan dengan

sifat-sifat ketuhanan. Dan dapat pula berarti hilangnya sifat-sifat tercela. Sebagai

akibat dari fana adalah baqa. Secara harfiah baqa berarti kekal, sedangkan

menurut para sufi, baqa adalah kekalnya sifat-sifat terpuji, dan sifat-sifat Tuhan

dalam diri manusia. Karena lenyapnya (fana) sifat-sifat basyariyah

(kemanusiaan), maka yang kekal adalah sifat Ilahiah. Berbicara fana dan baqa

sangat erat hubungannya dengan al-Ittihad, yakni penyatuan batin atau rohaniah

dengan Tuhan, karena tujuan dari fana dan baqa adalah itu sendiri adalah ittihad.

Inilah salah satu ajaran yang dikenalkan oleh Abu yazid al-Bustami.9

Yang ketiga adalah al-Hallaj dengan paham al-Hulul, yang secara harfiah

hulul berarti Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu, yaitu

manusia yang telah dapat melenyapkan sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana.

Hulul dapat dikatakan sebagai suatu tahap di mana manusia dan Tuhan bersatu

secara rohaniah. Dalam hal ini, pada hakikatnya hulul istilah lain dari ittihad.

Sedangkan tujuan dari pada hulul adalah mencapai persatuan secara batin.10

Yang keempat adalah Ibn Araby dengan paham Wahdah al- Wujud, yakni

adalah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu wahdah dan al-wujud. Wahdah

artinya sendiri, tunggal atau kesatuan, sedangkan al-wujud artinya ada. Dengan

demikian wahdah al-wujud berarti kesatuan wujud. Pengertian wahdah al-wujud

9Ibid., h. 232-235.10Ibid., h. 239-243.

Page 15: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

5

yang selanjutnya digunakan para sufi, yaitu suatu paham yang merupakan bahwa

antara manusia dan Tuhan pada hakikatnya adalah satu kesatuan wujud.11

Yang terakhir adalah Abdul Karim al-Jili dengan ajarannya Insan Kamil.

Secara harfiah, insan berarti manusia, dan kamil berarti yang sempurna. Dengan

demikian insan kamil berarti manusia yang sempurna. Insan kamil lebih ditujukan

kepada manusia yang sempurna dari segi pengembangan potensi intelektual,

rohaniah, intuisi, kata hati, akal sehat, fitrah dan lain sebagainya yang bersifat

batin, dan bukan pada mansuia dari dimensi basyariahnya. Insan kamil juga

berarti manusia yang sehat dan terbina potensi rohaniahnya sehingga dapat

berfungsi secara optimal dan dapat berhubungan dengan Allah dan dengan

makhluk lainnya secara benar menurut akhlak Islami. Manusia yang selamat

rohaniah itulah yang diharapkan dari manusia Insan Kamil.12

Berbagai macam tokoh-tokoh sufi dalam tasawuf dan beragamnya corak

tentang pokok-pokok pemikiran tasawuf, membuat penulis ingin mengambil judul

biografi dan pemikiran Rabi’ah al-Adawiyah.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar pembahasan yang akan dibahas tidak meluas dan melebar, maka

penelitian ini dibatasi hanya pada masalah bagaimana Biografi dan Pemikiran

Rabi’ah al-Adawiyah.

Untuk memudahkan dalam pembahasan skripsi ini, penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut:

11Ibid., h. 247-248.12Ibid., h. 257-262.

Page 16: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

6

1. Siapakah sosok Rabi’ah al-Adawiyah?

2. Bagaimana konsep mahabbah dalam tasawuf Rabi’ah al-Adawiyah?

3. Bagaimana akhlak dalam pemikiran Rabi’ah al-Adawiyah?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dari penulisan ini antara lain untuk mengetahui siapa sosok

Rabi’ah al-Adawiyah, syair-syairnya, dan pemikiran-pemikirannya, selain itu

penulisan ini juga bertujuan untuk memperkaya khazanah tasawuf dan mengenal

tokoh sufi wanita yang sangat berperan dalam memperkenalkan dan

mengembangkan konsep mahabbah dalam dunia tasawuf. Penulisan skripsi ini

juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khalayak umum

terhadap ilmu pengetahuan seputar tasawuf dan tokoh sejarah Islam yakni Rabi’ah

al-Adawiyah.

D. Tinjauan Pustaka

Telah banyak karya tulis baik dalam bentuk buku, kitab, maupun disertasi

yang membahas tentang Rabi’ah al-Adawiyah, di antaranya adalah:

1. Abdul Halim, menulis sebuah tesis dengan judul, “Cinta Ilahi, Studi

perbandingan antara al-Ghazali dan Rabi’ah al-Adawiyah.” Abdul menulis

tentang kedua biodata sufi tersebut, cinta ilahi menurut pandangan al-Ghazali,

pengalaman dan ungkapan cinta Rabi’ah yang dimulai dari tobat, zuhud, rida,

muraqabah, muhabbah. Dan yang terakhir Abdul membuat analisis perbandingan

dari dua pendapat sufi tersebut.

Page 17: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

7

2. Buku yang berjudul “Rabi’ah: Pergulatan Spiritual perempuan” karya

Margaret Smith ini adalah sebuah disertasi terbitan Cambridge University Press,

London, 1928. Buku ini menjelaskan tentang Rabi’ah mulai dari kehidupan dan

masa-masa tahun pertamanya, kezuhudan, karamah-karamah dan doa-doa

Rabi’ah, masa tua hingga wafatnya Rabi’ah, dan pilihannya untuk tidak menikah.

Ringkasnya buku ini banyak mengungkap sisi-sisi kehidupan Rabi’ah sejak kecil

hingga dewasanya.

3. Kitab Robi’ah al-Adawiyah: Wa al-Hayah al-Ruhiyah fi al-Islam karangan

Thaha Abdul Baqi Surur tahun 1968 membahas di antaranya kelahiran dan

pertumbuhan Rabi’ah, pengaruh Rabiah terhadap spiritualisme Islam, maqam-

maqam (stasion) spiritual Rabi’ah, kedudukan Rabi’ah dalam tasawuf Islam,

kezuhudan Rabi’ah dan horizon spiritual, metode spiritualnya Rabi’ah.

4. Kitab Rabi’ah al-Adawiyah: Imamah al-‘Asyiqin wa al-Mahzunin karangan

Abdul Mun’im al-Hafani terbitan Dar al-Rasyad tahun 1991 menyajikan tentang

mi’raj spiritualnya Rabi’ah, keadaan-keadaan dan stasion-stasion (maqam)-nya,

analisis terhadap tingkah laku para laki-laki dan wanita yang ada di sekitar

Rabi’ah dan hubungan mereka dengan Rabi’ah.

Meski banyak sarjana dan mahasiswa yang melakukan penelitian tentang

sejarah hidup Rabi’ah, namun sejauh ini belum ada studi yang membahas tentang

biografi dan pemikiran-pemikirannya secara luas. Karena itu penulis merasa perlu

melakukan penelitian tentang riwayat hidup dan pemikiran-pemikiran Rabi’ah al-

Adawiyah.

Page 18: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

8

E. Metode Penelitian

Dalam tujuan studi ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah, maka

upaya merekonstruksi masa lampau dari objek yang diteliti itu ditempuh melalui

metode sejarah dan menggunakan penelitian deskriptif analisis, yaitu mencoba

memaparkan kehidupan seorang sufi wanita Rabi’ah al-Adawiyah dan pemikiran-

pemikirannya. Oleh karena itu dalam penelitiannya penulis menggunakan

langkah-langkah dalam penelitian sejarah, seperti:

1. Heuristik atau teknik pengumpulan data. Maka dalam pengumpulan data-data

untuk bahan penulisan ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan (Library

Research) dengan merujuk kepada sumber-sumber yang berhubungan dengan

tema dalam skripsi ini, seperti buku-buku, kitab, tesis dan disertasi. Dalam hal ini,

penulis mengunjungi beberapa perpustakaan seperti Perpustakaan Utama UIN

Syrif Hidayatullah, di sini penulis menemukan beberapa buku dan sebuah tesis

karya Abdul Halim yang mana tesis ini merupakan sebuah sumber primer. Selain

tesis, di perpustakaan ini penulis juga mendapatkan sumber primer lain yg berupa

dua kitab karangan Thaha Abdul Baqi Surur dan Abdul Mun’im al-Hafani.

Selanjutnya penulis mendatangi Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Selatan, di

sini penulis menemukan buku yang merupakan sebuah sumber sekunder dalam

penulisan ini. Dan yang terakhir Perpustakaan Iman Jama’, di sini penulis

mendapatkan beberapa buku yang sangat bermanfaat salah satunya buku Margaret

Smith terbitan Cambridge University Press. Buku ini adalah suatu disertasi karya

Margaret Smith sendiri.

Page 19: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

9

2. Kritik sumber yaitu tahap dimana peneliti melakukan kritik sumber setelah

semua sumber-sumber yang diperlukan dalam penelitian sudah terkumpul.

Tujuannya adalah untuk menguji keabsahan tentang keaslian sumber (otentisitas)

yang dilakukan melalui kritik ekstern, dan keabsahan tentang kesahihan sumber

(kredibilitas) yang ditelusuri melalui kritik intern.

3. Interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut juga dengan analisis

sejarah, yaitu mencoba menguraikan sejarah hidup Rabi’ah dan pemikiran-

pemikirannya, karena data-data yang sudah dilakukan kritik sumber biasanya

masih berbeda-beda dalam isinya. Oleh karena itu dalam teknik interpretasi ini

diharapkan penulis mampu mengurai perjalanan hidup Rabi’ah beserta buah

pemikirannya yang sangat bermakna.

4. Tahap terakhir dalam suatu penelitian adalah historiografi yaitu tahap

penulisan atau pelaporan tentang hasil penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang

perincinnya sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan pustaka, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Biografi Rabi’ah al-Adawiyah yang terdiri dari: riwayat hidup, latar

belakang keluarga, latar belakang pendidikan non formal, syair-syairnya. Awal

mula kesufian Rabi’ah al-Adawiyah yang isinya mencakup: kondisi agama, dari

Page 20: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

10

budak menjadi seorang sufi, Rabi’ah dan sahabat-sahabatnya, serta yang terakhir

adalah wafatnya Rabi’ah al-Adawiyah.

Bab III: Menjelaskan tentang proses menuju mahabbah dalam pemikiran

Rabi’ah al-Adawiyah yang isinya terdiri dari: pengertian mahabbah, jalan menuju

mahabbah, mahabbah dan jalan menuju Tuhan, serta konsep mahabbah dalam

tasawuf Rabi’ah al-Adawiyah.

Bab IV: Menjelaskan tentang akhlak dalam pemikiran Rabi’ah al-Adawiyah

yang berkaitan dengan: tobat, ridho, cinta, hakikat keimanan, rendah diri dan riya.

Bab V : Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dari

uraian yang telah dijelaskan.

Page 21: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

11

BAB II

BIOGRAFI RABI’AH AL-ADAWIYAH

A. Riwayat Hidup

1. Latar Belakang Keluarga

Ismail, ayah dari Rabi’ah adalah orang yang menghabiskan masa siangnya

dengan bekerja, dan beribadah di waktu malamnya. Pendapatannya terlalu sedikit,

sehingga tidak mencukupi untuk keperluan istrinya yang tengah mengandung, dan

ketiga anak perempuannya. Akan tetapi ia tetap merasa cukup dengan rezeki yang

sedikit itu, ia senantiasa bersyukur kepada Allah atas nikmat-Nya serta

beristighfar, ia juga tidak pernah memandang berat kepada dunia dan tidak tamak

untuk mencarinya.

Pernah suatu ketika Ismail berdoa agar ia dikaruniai seorang anak laki-

laki. Keinginan untuk memperoleh anak laki-laki ini disebabkan karena keluarga

Rabi’ah bukanlah termasuk keluarga yang kaya raya, tapi sebaliknya hidup serba

kekurangan dan penuh penderitaan. Setiap hari ayahnya kerap memeras keringat

untuk menghidupi keluarganya, sementara anak-anaknya saat itu masih terbilang

kecil-kecil. Apalagi ditambah dengan calon anak yang tengah dikandung sang

istri, beban penderitaan ayahnya pun dirasakan semakin bertambah berat,

sehingga bila kelak dikaruniai anak laki-laki, diharapkan beban penderitaan itu

akan berkurang karena anak laki-laki bisa melindungi seluruh keluarganya. Atau

paling tidak bisa membantu ayahnya untuk mencari penghidupan.

11

Page 22: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

12

Pada suatu malam yang gelap gulita, tibalah waktu bagi sang istri untuk

melahirkan anak ke-empatnya.1 Diceritakan oleh Fariduddin Al-Attar bahwa pada

masa kelahiran Rabi’ah tidak terdapat satu pun barang berharga di rumah Ismail,

bahkan tidak terdapat setetes minyak untuk mengoles pusar anaknya yang baru

lahir, apalagi minyak untuk penerang. Di dalam rumah tersebut juga tidak terdapat

sehelai kain untuk menyelimuti sang bayi. Istrinya meminta agar Ismail pergi ke

tetangga untuk minta sedikit minyak guna menyalakan lampu. Akan tetapi ayah

Rabi’ah telah bersumpah bahwa ia tidak akan meminta sesuatu pun kepada

manusia lain, sehingga ia pura-pura menyentuh pintu rumah tetangganya, lalu

kembali ke rumah dan melaporkan bahwa tetangganya sedang tidur sehingga tidak

membukakan pintu.

Pada tengah malam setelah Rabi’ah dilahirkan, ayahnya bermimpi

bertemu dengan Rasulullah yang berkata padanya: “Jangan engkau merasa sedih,

karena anak perempuan yang baru dilahirkan tadi kelak akan menjadi seorang

perempuan yang utama, yang nantinya tujuh puluh ribu dari ummatku

membutuhkan syafa’atnya.” Dalam mimpi tersebut Nabi juga memberi perintah

agar besok menemui Isa Zaidan, seorang amir dengan menyampaikan sepucuk

surat berisi pesan Rasulullah seperti yang diperintahkan dalam mimpinya. Isi surat

tersebut “Hai Amir, engkau biasanya membaca shalawat seratus kali setiap

malam dan empat ratus kali setiap malam Jum’at. Tetapi dalam Jum’at terakhir

ini engkau lupa membacanya. Oleh karena itu, hendaklah engkau membayar

empat ratus dinar kepada yang membawa surat ini, sebagai kafarat atas

1Syed Ahmad Semait, 100 Tokoh Wanita Terbilang (Singapore: Pustaka Nasional PteLtd, 1993), h. 476-477.

Page 23: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

13

kelalaianmu.”2 Ayah Rabi’ah terbangun dan menangis, ia lalu bangkit dari tempat

tidurnya dan langsung menulis surat serta mengirimkannya kepada Amir melalui

pembawa surat pimpinan itu. Ketika Amir telah selesai membaca surat itu, ia

berkata: “Berikan dua ribu dinar kepada orang tersbut sebagai tanda terima

kasihku, sebab Nabi telah mengingatkanku untuk memberi empat ratus dinar

kepadanya dan katakana padanya bahwa aku ingin agar ia menghadapku supaya

aku dapat bertemu dengannya. Tetapi aku rasa tidaklah tepat bahwa orang seperti

itu harus datang kepadaku, akulah yang akan datang kepadanya dan mengusap

penderitaannya dengan jenggotku.3

Rabi’ah lahir sekitar tahun 99H/717M4 dengan nama lengkap Rabi’ah

binti Ismail al-Adawiyah al-Bashriyah al-Qaisiyah di suatu perkampungan dekat

kota Basrah (Irak) dan wafat di kota itu pada tahun 185H/801M.5 Mengenai

kelahirannya ada juga yang menyebut tahun 714. Hal ini dikarenakan sangat

gelapnya kehidupan orang tuanya pada saat ia dilahirkan.6

Di tengah-tengah kota Basrah yang penuh dengan kekayaan, Rabi’ah

tumbuh di sebuah rumah yang terpencil dengan keluarga yang menderita

kelaparan dan kemiskinan. Walaupun keadaan yang secara lahiriah serba

kekurangan akan tetapi Rabi’ah kaya akan iman dan takwa. Rabi’ah telah banyak

mengambil pelajaran agama, qana’ah dan wara’ dari sang ayah. Rohaninya pun

2Asep Usman Ismail, dkk., Tasawuf (Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2005), h.132-133.3Margaret Smith, Rabi’ah: Pergulatan Spiritual Perempuan. Penerjemah Jamilah Baraja

(Surabaya: Risalah Gusti,1997), h. 8.4Margaret Smith, “Rabi’a al-‘Adawiyya al-Kasiyya” dalam The Encyclopaedia Of Islam

New Edition, ed. CE Bosworth vol. viii (Leiden: E.J. Brill, 1995), h. 354-356.5Rosihon Anwar dan Mukhtar Solohin, Ilmu Tasawuf (Bandung: CV.Pustaka Setia,

2007), h. 119.6Suryadilaga, Miftahus Sufi, h. 112-113.

Page 24: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

14

mulai berkembang, sehingga ia sangat gemar membaca Al-Quran. Dia telah

membaca dan menghafalnya dengan penuh khusyuk serta memahami maknanya

dengan penuh yakin dan iman yang mendalam.7

Diceritakan bahwa Rabi’ah telah hafal Al-Quran pada usia sepuluh tahun.

Kecepatan Rabi’ah dalam menghafal Al-Quran dapat dimaklumi, karena ia sangat

suka menghafal. Rabi’ah tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga

biasa dengan kehidupan orang shaleh yang penuh zuhud. Ayahnya menghendaki

agar anaknya terpelihara dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik, yang dapat

menjadi penghalang bagi pertumbuhan jiwanya, dan dapat menyekat

kesempurnaan bathiniyahnya. Maka Rabi’ah sering dibawa ayahnya ke sebuah

musholla di pinggiran kota Bashrah. Di tempat inilah Rabi’ah sering melakukan

ibadah dan munajat, berdialog dengan Sang Khalik.8

Sejak kecil, Rabi’ah sudah terbiasa menggantungkan semua harapannya

kepada dirinya sendiri. Ia sangat memahami kondisi ekonomi orang tuanya,

sehingga dia tidak pernah merasa menuntut banyak terhadap orang tuanya. Ia

selalu menerima apapun yang diberikan padanya. Pada masa kanak-kanak Rabiah

telah ditinggal mati oleh kedua orang tuanya dan hal ini tidak menjadikannya

asing dengan kemiskinan dan penderitaan, ia tidak merasa canggung bekerja dari

pagi hingga sore untuk menyambung hidupnya.9

Kini Rabi’ah hidup bersama dengan tiga saudara perempuannya. Ia

meneruskan pekerjaan ayahnya dengan menyebrangi orang di sungai Dijlah

7Semait, 100 Tokoh, h. 477.8Ismail, Tasawuf, h. 133.9Suryadilaga, Miftahus Sufi, h. 113.

Page 25: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

15

dengan sampannya. Hal ini ia lakukan secara terus-menerus hingga pada akhirnya

ia dikenal dengan nama Rabi’ah al-Adawiyah.10

2. Latar Belakang Pendidikan Non Formal

Rabi’ah al-Adawiyah dari Basrah adalah seorang sufi wanita yang pertama

kali memperkenalkan konsep mahabbah dalam bidang tasawuf. Seorang penyair

‘Attar menulis, “Posisi Rabi’ah sangat unik, sebab dalam kaitannya dengan Tuhan

dan pengetahuannya mengenai ilmu-ilmu ketuhanan tidak ada bandingannya. Dia

sangat dimuliakan oleh semua pelaku sufi besar pada masanya, dan otoritas

kesufiannya tidak diragukan lagi di kalangan sahabat-sahabatnya.” Dialah salah

satu di antara sufi yang tidak mengikuti tokoh-tokoh sufi terkemuka lainnya, dan

menerima otoritas mereka di dalam masalah religius, jadi tidak seperti umumnya

para sufi yang lain, bahkan nampaknya dia tidak pernah belajar di bawah

bimbingan Shaykh atau pembimbing spiritual manapun, namun Rabi’ah mencari

sendiri berdasarkan pengalaman langsung kepada Tuhan.11 Ia tidak pula

meninggalkan ajaran secara tertulis langsung dari tangannya sendiri, melainkan

ajarannya dikenal melalui para muridnya dan baru ditulis setelah beberapa lama

setelah wafatnya.12 Abdul Qadir Jailani (w.1166M), membagi para pencari Tuhan

kepada dua kelompok.

Pertama, mereka yang mencari seorang guru untuk memberi pengajaran

kepada mereka jalan yang menuju kepada Tuhan, untuk menjadi perantara antara

10Semait, 100 Tokoh, h. 478.11Margaret Smith, Mistisisme Islam Dan Kristen Sejarah Awal dan Pertumbuhannya.

Penerjemah Amroeni Dradjat (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h. 277.12Suryadilaga, Miftahus Sufi, h. 115.

Page 26: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

16

mereka dan Tuhan, dan kelompok ini tidak akan menerima bukti kebenaran

apapun di mana mereka tidak mengikuti jejak langkah Nabi sebelumnya.

Kedua, mereka yang dalam pencariannya menapaki jalan, dengan tidak

mengikuti berbagai jalan yang dilalui makhluk Tuhan lainnya, karena Tuhan telah

membersihkan hati mereka dari segala sesuatu selain memusatkan hati mereka

semata-mata kepada Tuhan. Dari pembagian kelompok ini, Abdul Wahid

memasukkan Rabi’ah al-Adawiyah ke dalam kelompok yang kedua.13

Rabi’ah tidak pernah mengecap manisnya sekolah ataupun pergi ke rumah

guru untuk belajar menjadi seorang sufi, tetapi kemasyhurannya telah sampai

menjangkau Eropa. Para sarjana Barat seperti Margaret Smith, Masignon, dan

Nicholson sangat kagum akan sejarah hidup wanita shaleh ini. Buah renungan

Rabi’ah kaya akan ilmu yang mendalam sehingga para sarjana sangat menaruh

minat untuk meneliti buah pikirannya.

Maha suci Allah yang telah membalas keimanan dan ketakwaan seorang

hambanya yang bernama Ismail. Ismail adalah seseorang yang miskin harta tapi

kaya akan rasa cinta dan syukur kepada Tuhannya. Ia tidak bisa memberikan anak

perempuannya sebuah pendidikan yang layak karena keterbatasan ekonomi. Tapi

hal ini tidak membuat ia pasrah, justru semua ilmu yang ia miliki ia amalkan

bersama dengan anaknya, dengan cara sering mengajak Rabi’ah pergi ke

musholla. Ia tanamkan segala hal-hal baik dan terpuji dalam diri Rabi’ah hingga

Rabi’ah memiliki hati yang suci dan bersih. Warisan inilah yang menjadi bekal

Rabi’ah hingga Rabi’ah bisa dikenal sebagai tokoh sufi. Al-Mahabbah (cinta

13Smith, Mistisisme Islam, h. 277-278.

Page 27: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

17

murni kepada Tuhan) merupakan puncak tasawuf Rabi’ah. Sungguh banyak syair-

syair sufistik gubahannya yang berisi ungakapan cinta kepada Allah. Bahkan

gubahan syairnya itu, kemudian dalam kehidupan sufi lainnya, seperti Ibnu al-

Farij, al-Hallaj, Jalaluddin al-Rumi, dll, digunakan kembali dalam hidup sufistik

mereka.14

3. Syair-Syairnya

Rabi’ah tidak meninggalkan ajaran secara tertulis langsung dari tangannya

sendiri, melainkan ajarannya dikenal melalui para muridnya dan baru ditulis

beberapa lama setelah wafatnya.15 Sepanjang perjalanan hidupnya, Rabi’ah telah

banyak melahirkan karya-karya yang berupa syair yang sangat melegenda. Di

antara syairnya yang terkenal adalah:

“Aku mencintai-Mu dengan dua cinta, cinta karena diriku dan karenadiri-Mu. Cinta karena diriku adalah keadaanku senantiasa mengingat-Mu. Cinta karena diri-Mu adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabirsehingga Engkau kulihat. Baik untuk ini maupun untuk itu pujianbukanlah bagiku. Bagi-Mulah pujian untuk kesemuanya.”

Dalam syairnya yang lain, Rabi’ah mengatakan:

“Kucintai Engkau lantaran aku cinta, dan lantaran Engkau patut untukdicintai, cintakulah yang membuat rindu kepada-Mu, Demi cinta suciini, sibakkanlah tabir penutup tatapan sembahku. Janganlah Kau pujiaku lantaran itu, bagi-Mulah segala puji dan puji.”16

Ada juga syairnya yang menyatakan:

“Buah hatiku, hanya Engkaulah yang kukasihi. Beri ampunlahpembuat dosa yang datang kehadirat-Mu. Engkaulah harapanku,kebahagiaan dan kesenanganku. Hatiku telah enggan mencintai selainEngkau.”17

14Noer Iskandar Al-Barsany, Tasawuf, Tarekat Dan Para Sufi (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2001), h. 143.

15Suryadilaga, Miftahus Sufi, h. 115.16Nata, Akhlak Tasawuf, h. 216.17Nasution, Falsafat dan Mistisisme, h. 74.

Page 28: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

18

Dalam kesempatan bermunajat, Rabi’ah kerapkali menyampaikan:

“Wahai Tuhanku, tenggelamkan aku dalam mencintai-Mu, sehingga tidakada yang menyibukkan aku selain diri-Mu. Ya Tuhan, bintang di langittelah gemerlapan, mata telah bertiduran, pintu-pintu istana telah dikuncidan tiap pecinta telah menyendiri dengan yang dicintai, dan inilah akuberada di hadirat-Mu.”

Cinta Rabi’ah kepada Tuhan begitu mendalam dan memenuhi seluruh

relung hatinya, sehingga membuatnya hadir bersama Tuhan. Hal ini seperti

terungkap dalam syairnya:

“Kujadikan Kau teman berbincang dalam kalbu. Tubuhku pun biarberbincang dengan temanku. Dengan temanku tubuhku bercengkramaselalu. Dalam kalbu terpancang selalu kekasih cintaku.”18

Terkadang kecintaan Rabi’ah terhadap Allah mampu menjadikannya tak

merasakan kehadiran dirinya sendiri, karena kehadirannya bersama Allah

sebagaimana yang diungkapkannya dalam pernyataannya berikut ini:

“Aku menjadikan-Mu sebagai perkataan dalam hatiku, ragaku semata-mata hanya untuk zat yang menghendaki dudukku, ragaku adalah untukzat yang duduk dengan riang gembira. Dan kekasih hatiku, bergembiradalam benakku.”

Rabi’ah mempunyai bait-bait syair lainnya yang menunjukkan kedalaman

arti cinta terhadap Tuhan, yaitu:

“Aku mencintai-Mu melalui dua kecintaan: cinta hawa (hasrat) dan cintakarena Engkau adalah zat yang berhak mendapatkan itu. Zat yang akucintai dengan kecintaan hawa akan membuatku mengingat-Nyadanmelupakan selain-Nya. Sedangkan cinta karena engkau adalah zat yangberhak untuk dicintai. Maka bukakanlah tirai, sehingga aku bisa melihat-Mu. Tak ada puji terhadapku atas semua itu. Namun puji syukur hanyakepada-Mu atas semua itu.”19

Sewaktu fajar menyingsing, Rabi’ah berkata:

18Anwar dan Solihin, Ilmu Tasawuf, h. 122.19Al-Taftazani, Tasawuf Islam, h. 104.

Page 29: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

19

“Tuhanku, malam telah berlalu dan siang telah siap menampakkandiri. Aku gelisah apakah amalanku Engkau terima hingga aku merasabahagia. Ataukah Engkau tolak sehingga aku merasa sedih. Demikemahakuasaan-Mu, inilah yang akan kulakukan selama Engkau beriaku hayat. Sekiranya Engkau usir aku dari depan pintu-Mu, aku tidakakan pergi, karena cintaku pada-Mu telah memenuhi hatiku.”20

Rasa rindu Rabi’ah pada kekasihnya, selalu terungkap dalam bentuk syair-

syair sehingga banyak syair yang tercipta yang sarat dengan makna. Di antaranya:

Ya Allah jika kelak di hari kiamat Engkau memasukkanku di neraka, akuakan ungkapkan rahasia sehingga neraka akan lari dari sisiku selama1000 tahun. Ya Allah kepada musuh-musuh-Mu berikan apa saja yangmereka inginkan di dunia ini, berikan kepada wali-Mu apa saja di akhiratnanti. Akan tetapi..bagiku..cukuplah Engkau semata. Ya Allah apa punyang Engkau karuniakan kepadaku di dunia berikanlah kepada musuh-musuh-Mu. Dan apa pun yang Engkau karuniakan kepadaku di akhiratnanti berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu.21

Rabi’ah pernah berkata pada sahabatnya:

Saudaraku-saudaraku, khalwat merupakan ketenangan dan kebahagiaan.Kekasih selalu di hadapanku tak mungkin aku mendapat pengganti-Nya.Cinta-Nya pada makhluk cobaan bagiku. Dialah tujuan hidupku, oh, hatiyang ikhlas oh, tumpuan harapan Berilah jalan untuk meredamkeresahanku. Oh Tuhan sumber kebahagiaan dan hidupku pada-Mu sajakuserahkan hidupdan keinginan. Kupusatkan seluruh jiwa ragaku demimencari ridha-Mu. Apakah harapanku akan terwujud?22

Kalimat di atas memberi isyarat bahwa Rabi’ah sebenarnya khawatir atas

perhatian kekasih yang dicintainya terhadap makhluk yang lain. Cinta Tuhan

kepada semua makhluk dianggapnya sebagai ujian. Hal itu menandakan bahwa di

dalam diri Rabi’ah terdapat perasaan cemburu pada yang lainnya.23

20Anwar dan Solihin, Ilmu Tasawuf, h. 122-123.21Ismail, Tasawuf, h.139.22Ibid., h. 141.23Mufidul Khair, Kisah-Kisah Pencerahan Sufi (Yogyakarta: Sketsa, 2010), h. 173.

Page 30: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

20

B. Awal Mula Kesufian Rabi’ah Al-Adawiyah

1. Kondisi Agama

Sekitar abad hijrah kedua muncul, Irak telah menjadi sebuah pusat kota

yang mewah, dan Basrah juga telah menjadi kota yang penuh kemajuan. Di sana

terdapat rumah yang disediakan untuk hiburan dan permainan nafsu. Gedung-

gedung dan istana-istana telah dipenuhi dengan wanita-wanita lacur, bahkan

penyelewengan hidup telah meratai semua lapangan kehidupan dan masyarakat

umumnya.

Di samping semua ini, terdapat beberapa golongan dari para mu’minin

yang bertakwa, dan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa, mencari jalan

mereka untuk mengasingkan diri dan menetap jauh-jauh dari manusia. Di dalam

pondok-pondok yang bersebaran di merata kota Basrah itu, tanpa dipandang oleh

siapapun. Di sanalah, di dalam sebuah pondok yang kecil, terpisah jauh dari

pondok-pondok lainnya, ada seorang fakir yang tidak mempunyai apa-apa

menetap di sana. Pekerjaannya menyeberangkan orang atau penumpang di dalam

sebuah sampan antara dua tebing Dijlah. Orang ini sangat bertakwa, tersingkir

dari sifat duniawi, dan rohaninya penuh dengan keimanan, ia tidak pernah lelah

beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai al-Abid, yakni orang

yang banyak beribadah.24 Al-Abid yang dimaksud di sini adalah Ismail yang

merupakan seorang ayah dari Rabi’ah.

Kota Basrah yang menjadi kota segala bangsa dan aliran, telah menjadi

ajang pertentangan antara satu aliran dengan aliran yang yang lain. Di kota ini

24Semait, 100 Tokoh, h. 476.

Page 31: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

21

terdapat pengikut Khawarij dan pengikut Syi’ah. Jika terjadi pemberontakan atau

kerusuhan-kerusuhan antara penduduk kota Basrah, maka sudah dapat

dibayangkan penguasa Bani Umayyah tidak akan berpangku tangan membiarkan

berkobarnya pertentangan atau pertumpahan darah di antara pengikut-pengikut

macam aliran itu. Peristiwa yang menyedihkan ini banyak terjadi pada abad kedua

Hijriah. Seolah-olah Allah hendak menghukum manusia yang selalu ingin berbuat

onar, dan menimbulkan perpecahan.

Sejak itu kota Basrah mengalami berbagai bencana alam, seperti

kekeringan akibat kemarau panjang. Kota yang pada mulanya makmur dan

berkembang, sekarang menjadi kota yang dilanda kemiskinan dan bencana alam.

Tentu saja yang paling menderita dalam suasana yang serba sulit ini adalah kaum

miskin. Rabi’ah dan saudara-saudaranya tidak luput dari penderitaan ini. Hingga

pada akhirnya Rabi’ah dan ketiga saudaranya terpaksa meninggalkan rumah

mereka dan mulai berkelana ke berbagai daerah untuk mencari hidup. Dalam

pengembaraan ini, dikisahkan bahwa Rabi’ah terpisah dari ketiga saudaranya dan

tinggalah Rabi’ah seorang diri. Dalam keadaan seperti ini Rabi’ah jatuh ke tangan

perampok yang kemudian dijual sebagai hamba sahaya dengan harga enam

dirham.25

2. Dari Budak Menjadi Seorang Sufi

Setelah dijual oleh perampok seharga enam dirham, Rabi’ah menjalani

hari-harinya sebagai budak atau hamba sahaya pada suatu keluarga yang berasal

dari kaum Mawali Al-Atik, yang masih ada hubungannya dengan Bani Adwa, dan

25Khamis, Penyair Wanita Sufi, h. 15-16.

Page 32: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

22

nama lengkap yang dipakainya adalah nama umum yang dipakai pada saat itu. Al-

Atik berasal dari suku Qais, dari sinilah ia dikenal dengan Al-Qaisiyah atau Al-

Adawiyah.26

Tuan yang membeli Rabi’ah memberlakukannya dengan kejam dan

bengis, tanpa pandang bulu, bahkan kepada wanita yatim piatu seperti Rabi’ah.

Orang yang pernah jatuh ke tangannya jarang berhasil melepaskan dirinya, ibarat

tikus telah berada di bawah cengkraman cakar-cakar kucing yang tajam. Namun

Rabi’ah menghadapi semua cobaan itu dengan segala kekuatan imannya.

Kekejaman majikannya tidak menjadikan Rabi’ah putus asa, akan tetapi semakin

memperkokoh imannya. Ia mengisi hari-harinya dengan berbagai macam

kesibukan. Jika pada siang hari ia harus bekerja membanting tulang melakukan

berbagai macam pekerjaan yang dibebankan tuannya kepadanya, maka pada

malam hari ia mengisi waktunya dengan beribadah kepada Allah. Ia selalu berdoa

kepada Allah dan memohon ampunan serta ridho-Nya. Tidak jarang, dalam

doanya ia seolah-olah berbicara langsung dengan Allah sambil air matanya

bercucuran. Dalam doanya kepada Allah, Rabi’ah selalu mencurahkan isi hatinya

yang sedang bergejolak: “Oh Tuhanku, aku seorang anak yatim yang teraniaya.

Aku terbelenggu dalam perbudakan. Namun aku akan sabar dan rela

menanggung penderitaan yang sedang menimpaku. Namun demikian, aku tidak

kuasa menahan penderitaan yang lebih hebat yang sedang mengganggu perasaan

hatiku karena aku masih bertanya-tanya dan masih belum mendapatkan

jawabannya: ‘Apakah Engkau ridho akan aku?’ Sejak saat itu Rabi’ah terus

26Widad El Sakkakini, Pergulatan Hidup Perempuan Suci Rabi’ah Al- Adawiyah: DariLorong Derita Mencapai Cinta Ilahi. Penerjemah Nabil Fethi Safwat dan Zoya Herawati(Surabaya: Risalah Gusti, 1999), h. 122.

Page 33: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

23

berusaha meningkatkan keimanannya, sehingga ia tidak memperdulikan segala

penderitaan yang sedang ia hadapi. Ia bagaikan seorang wanita yang sedang

mengarungi alam rohani yang amat luas untuk mencari ampunan dan ridho

Allah.27

Suatu hari, seorang asing datang kepadanya dan melihat Rabi’ah sedang

tidak memakai cadar. Lalu laki-laki itu mendekatinya. Rabi’ah meronta-ronta dan

menarik dirinya hingga ia terpeleset dan jatuh. Mukanya tersungkur di pasir panas

sambil berkata, “Ya Allah, aku adalah seorang musafir tanpa ayah dan ibu,

seorang yatim piatu dan budak. Aku telah terjatuh dan terluka, meskipun

demikian aku tidak bersedih hati oleh kejadian ini, aku hanya ingin ridho-Mu dan

aku sangat ingin mengetahui apakah Engkau ridho terhadapku atau tidak.”

Setelah itu ia mendengar suara yang mengatakan, “Janganlah bersedih, sebab

pada saat Hari Perhitungan nanti derajatmu akan sama dengan orang-orang

terdekat dengan Allah di dalam surga.”28

Musibah yang tiada henti semakin mendekatkannya pada Ilahi. Pada suatu

malam tuannya terbangun dan mendengar suara rintihan. Dari celah-celah kamar

ia mengintip apa yang dilakukan Rabi’ah. Ia tertegun melihat Rabi’ah sedang

bersujud seraya berdo’a, “Ya Tuhanku, Engkau tahu bahwa hatiku selalu

mendambakan-Mu dan benar-benar tunduk pada perintah-Mu. Cahaya mataku

mengabdi pada kerajaan-Mu, jika itu terserah pada-Mu, aku tak akan berhenti

menyembah-Mu barang sesaat pun. Namun Engkau telah membuatku tunduk

27Khamis, Penyair Wanita Sufi, h. 16-17.28Smith, Rabi’ah, h. 8-9.

Page 34: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

24

kepada seorang makhluk, oleh karena itu aku terlambat datang dalam beribadah

kepada-Mu.”

Dengan mata kepalanya sendiri tuannya menyaksikan betapa sebuah

lentera tanpa rantai tergantung di atas kepala Rabi’ah, sedangkan cahayanya

menyinari seluruh rumah. Setelah melihat peristiwa tersebut, ia merasa takut dan

beranjak ke kamar tidurnya, lalu duduk merenung hingga fajar tiba. Esok paginya

ia memanggil Rabi’ah dengan suara lembut dan membebaskannya serta

mempersilahkan andai Rabi’ah masih mau tetap tinggal bersamanya. Rabi’ah

memilih untuk meninggalkan rumah tuannya.

Dengan kebebasan yang diperolehnya, ia curahkan hidupnya di masjid-

masjid dan tempat-tempat pengajian agama. Tidak ada sesuatu pun yang dapat

memalingkan hidupnya dari mengingat Allah. Dalam masa selanjutnya ia telah

berhasil mencapai tingkat yang tinggi dalam bidang kerohanian, dan ia selalu

melantunkan doa: “Ya Allah aku berlindung dari hal-hal yang memalingkan aku

dari Engkau dan pada setiap hambatan yang akan menghalangi Engkau dari

aku.”29 Dalam hidupnya ia selalu giat beribadah, bertaubat dan menjauhi duniawi.

Ia hidup dalam kemiskinan dan menolak segala bantuan materi yang diberikan

kepadanya. Bahkan dalam doanya ia tidak mau meminta hal-hal yang bersifat

materi dari Tuhan.30

Dalam perjalanan selanjutnya Rabi’ah telah memilih hidup zuhud. Selama

hidupnya ia tidak pernah menikah, semua lamaran yang ingin meminangnya

ditolak, termasuk lamaran seorang Amir Abbasiyah dari Basrah tahun 145 H,

29Ismail, Tasawuf, h. 134.30Suryadilaga, Miftahus Sufi, h. 114.

Page 35: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

25

yang meninggal pada 172 H yakni Muhammad bin Sulaiman Al-Hasyimi. Ia

mengajukan mahar perkawinan sebesar seratus ribu dinar dan menulis surat

kepada Rabi’ah bahwa ia memiliki gaji sebanyak sepuluh ribu dinar tiap bulan

dan akan diberikan semuanya kepada Rabi’ah.31 Cara menolak lamaran amir

tersebut dikatakan: “Seandainya engkau memberi warisan seluruh harta

warisanmu, tidak mungkin aku memalingkan perhatianku dari Allah padamu.”32

Selain Amir Abbasiyah dari Basrah, dikisahkan juga tentang seorang gubernur

yang menulis surat kepada rakyat Basrah agar mencarikannya seorang istri.

Seluruh rakyat setuju pada Rabi’ah, dan ketika ia mengajukan lamaran dijawab

oleh Rabi’ah, “Penolakan terhadap dunia ini adalah perdamaian, sedangkan

nafsu terhadapnya akan membawa kesengsaraan. Kendalikanlah nafsumu dan

jangan biarkan orang lain mengendalikan dirimu. Bagimu, pikirkanlah hari

kematianmu, sedangkan bagiku, Allah dapat memberiku semua apa yang telah

engkau tawarkan itu dan bahkan berlipat ganda. Aku tidak suka dijauhkan dari

Allah walaupun hanya sesaat. Karenanya, selamat tinggal.”33

Menurut kisah lain ada juga ulama besar yang datang kepada Rabi’ah

untuk melamarnya. Di antara mereka adalah Abdul Wahid bin Zaid, yang terkenal

dengan kezuhudan dan kesucian hidupnya, seorang ahli ilmu agama, seorang

khatib, dan penganjur hidup menyepi bagi siapa saja yang mencari jalan kepada

Tuhan. Rabi’ah menolak lamarannya tersebut dengan mengatakan, “Hai orang

yang sangat bernafsu, carilah wanita lain yang juga sangat bernafsu sebagaimana

31Smith, Rabi’ah, h. 13-14.32Ismail, Tasawuf, h. 135.33Smith, Rabi’ah, h. 14.

Page 36: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

26

dirimu. Apakah kau melihat ada tanda birahi dalam diriku?”34 Ada juga sumber

lain yang menyebutkan Hasan al-Basri (642M-728M)35, Malik bin Dinar

(w.748M)36, dan Tsabit al-Banani mendatangi rumah Rabi’ah untuk

meminangnya. Setelah mereka masuk dan duduk bersama layaknya dalam sebuah

majlis, Hasan mulai membuka pembicaraan dan berkata, “Wahai Rabi’ah, nikah

itu merupakan sunnah Rasulullah, untuk itu silahkan engkau memilih salah

seorang di antara kami sebagai calon suamimu.”

“Ya baiklah. Namun, aku berhak mengajukan syarat. Selama ini aku

mempunyai beberapa permasalahan, barangsiapa di antara kalian yang mampu

memecahkan masalah itu, dialah yang berhak untuk menikahi diriku,” jawab

Rabi’ah. Rabi’ah kemudian mengajukan masalahnya yang pertama kepada Hasan

untuk menyelesaikannya.

“Menurut Tuan, kelak di hari Kiamat aku termasuk golongan mana?

Apakah aku termasuk golongan yang akan masuk surga atau neraka?”

“Maaf, mengenai masalah ini aku tidak tahu pasti,” jawab Hasan. Lalu

Rabi’ah bertanya lagi, “Menurut Tuan, aku ini termasuk manusia yang celaka atau

manusia yang bahagia, ketika Allah menciptakan diriku dalam kandungan ibuku?”

“Maaf, itupun aku tidak tahu pasti.” Jawab Hasan. Pertanyaan berikutnya,

“Menurut Tuan, aku termasuk golongan yang mana ketika seseorang diseru nanti,

apakah golongan yang diseru “Janganlah kamu gentar dan bersedih”, ataukah

golongan yang akan diseru, “Tidak akan ada rasa gembira bagimu.”

34Khoir, Kisah-Kisah Pencerahan Sufi, h. 126.35Lewis, The Encyclopaedia of Islam, h. 247.36Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 799.

Page 37: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

27

“Maaf, hal itupun aku tidak tahu pasti,” jawab Hasan. Selanjutnya,

”Menurut Tuan, kuburanku nanti termasuk taman surga atau galian neraka?”

“Maaf, itu juga aku tidak tahu,” jawab Hasan. Kemudian, “Menurut Tuan,

wajahku kelak di hari Kiamat termasuk wajah yang putih berseri ataukah wajah

yang hitam kelam dan bermuram durja.”

“Maaf, itu juga aku tidak tahu,” jawab Hasan. Lalu Rabi’ah

menyampaikan pertanyaannya yang terakhir, “Menurut tuan, aku termasuk

golongan manakah kelak di hari Kiamat, ketika masing-masing manusia

dipanggil, “Fulan bin fulan bahagia” ataukah dipanggil “fulan bin fulan celaka”

“Maaf, aku tidak tahu pasti,” jawab Hasan sambil menahan malu.

Akhirnya sejumlah ulama yang hadir itu pun menangis, dan keluar dari

rumah Rabi’ah dengan penuh penyesalan.37 Semua permasalahn tersebut hanya

Allah yang mampu menjawab dan tidak ada seorang pun yang mampu

menjawabnya. Terkadang Rabi’ah menjawab lamaran dengan diplomatis, “Jika

aku tetap dalam keadaan prihatin, bagaimana mungkin aku dapat hidup berumah

tangga?” Rabi’ah sadar, bahwa dengan menerima tangan pria lain dalam ikatan

pernikahan, hanya akan membuat dia tidak adil terhadap suami dan anak-anaknya,

ia tidak mampu memberikan perhatian kepada mereka, karena seluruh hatinya

hanya untuk Allah semata. Rabi’ah tidak menikah bukan semata-mata zuhud

terhadap pernikahan itu sendiri, akan tetapi karena memang ia zuhud terhadap

kehidupan itu sendiri.38

37Syekh Usman Al-Khaubari, Kisah Cinta Rabi’ah Al-Adawiyah: Mutiara KearifanHidup Para Hamba Allah. Penerjemah A. Bahruddin Sholohin (Yogyakarta: DIVA Press, 2008),h. 24-26.

38Ismail, Tasawuf, h. 135.

Page 38: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

28

Adapun pemikiran Rabi’ah tentang sebuah pernikahan yakni, “Akad nikah

adalah hak Pemilik alam semesta. Sedangkan bagi diriku, hal itu tidak ada karena

aku telah berhenti maujud (ada) dan lepas dari diri. Aku maujud (berada) dalam

Tuhan dan diriku sepenuhnya milik-Nya. Aku hidup dalam naungan firman-Nya.

Akad nikah harus diminta dari-Nya, bukan dariku.”39

Dalam fase selanjutnya, hidup Rabi’ah hanya diisi dengan zikir, tilawah

dan wirid. Duduknya hanya menerima kedatangan muridnya yang terdiri dari

kaum sufi yang memohon kebaikan dan fatwanya, hidupnya penuh dengan ibadah

kepada Allah hingga akhir hayat.40

3. Rabi’ah al-Adawiyah dan Sahabat-Sahabatnya

Kehidupan Rabi’ah dirasakan sangat bermanfaat bagi sahabat-sahabatnya.

Hal ini dikarenakan kepedulian Rabi’ah terhadap mereka. Perhatiannya yang

besar ini dibuktikan dalam sebuah kisah ketika seorang laki-laki datang dan

memohon agar sudilah kiranya Rabi’ah untuk mendoakan dirinya. Permohonan

itu dibalas dengan rasa rendah hati, “Wahai, siapakah diriku ini? Turuti perintah

Allah dan berdoalah kepada-Nya, sebab dia akan menjawab semua doa bila

engkau memohonnya.”41

Suatu hari ketika Sufyan as-Sauri (w.778/161 H) mengunjungi Rabi’ah, ia

melihat melihat seorang pedagang di pintu dengan wajah merengut. Ia bertanya

apa yang diinginkan. Laki-laki tersebut menjawab: “Aku membawa sekantong

penuh uang emas dan dinar untuk kuberikan sebagai hadiah kepada Rabi’ah dan

membantu kebutuhannya. Tetapi aku takut ia menolaknya. Dapatkah anda

39Suryadilaga, Miftahus Sufi, h. 114-115.40Ismail, Tasawuf, h. 136.41Smith, Rabi’ah, h. 20.

Page 39: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

29

meyakinkan Rabi’ah untuk menerimanya?” lalu keduanya masuk, dan si pedagang

itu memberi Rabi’ah uang. Rabi’ah segera menatap kea rah atas sambil berkata,

“Dia tahu bahwa aku malu untuk meminta apa pun dari dunia ini, bagaimana aku

dapat menerimanya sekarang dari seseorang yang tidak ikut memiliki benda ini?”

Pedagang lain datang dengan ribuan uang dirham perak, dan menawarkan

sebuah rumah untuk Rabi’ah. Tampaknya pada waktu itu Rabi’ah bisa menerima

desakan laki-laki itu, ia pun pergi ke rumah tersebut. Tidak berapa lama di sana, ia

merenungkan dalam tenang dekorasi dan warnanya, seolah-olah ia sepenuhnya

perempuan lain. Tetapi, ia segera beranjak dan memohon maaf atas

kekhilafannya, dan Rabi’ah pun mengembalikan rumah itu kepada pemiliknya

sambil berkata, “Aku takut hatiku menjadi terikat pada rumah Anda, dan itu akan

mempengaruhi pengabdianku terhadap Hari Pengadilan. Seluruh keinginanku

sepenuhnya hanya untuk memuja Allah.”42

Sahabat-sahabatnya mencoba untuk tidak pernah melewatkan hari-hari

tanpa ucapan-ucapannya, mereka selalu gembira mempelajari dan menerima

petunjuknya, tetapi ia menolak bantuan mereka.

Suatu hari Malik bin Dinar (w. 748/130 H) mengunjunginya,

menjumpainya sedang duduk di tikar lusuh di lantai, di dalam rumah yang

berlantaikan tanah. Dengan terharu ia berkata, “Wahai Rabi’ah, aku memiliki

temn-teman yang kaya. Jika engkau mengizinkanku meminta sesuatu dari

mereka!”

42Sakkakini, Pergulatan Hidup, h. 124.

Page 40: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

30

Rabi’ah menjawab, “Itu hal yang tidak benar wahai Malik. Allah

memberiku sebagaimana memberi mereka. Apakah Yang mampu memberi yang

kaya, lupa memberi yang miskin? Jika itu memang cara-Nya, maka kita pun harus

mensyukuri bagian kita.”43

C. Wafatnya Rabi'ah al-Adawiyah

Pada saat menderita sakit, Rabi’ah mendapat kunjungan tiga orang

sahabatnya, yaitu Hasan al-Basri, Malik bin Dinar dan Syaqiq al-Balkhi

(w.810/194H)44. Mereka membahas tentang ketulusan dan kejujuran. Salah

seorang penulis mengatakan, bahwa kain kafan milik Rabi’ah selalu berada di

sampingnya, di tempat di mana ia selalu melakukan ibadah-ibadahnya.45

Rabi’ah mencapai usia delapan puluh tahun. Bukan hanya semata-mata

tahun yang panjang tapi waktu yang penuh dengan berkat hidup yang menyebar

ke sekitarnya atau seperti yang dikatakan Masignon, suatu kehidupan yang

menyebarkan wangi yang semerbak ke daerah sekitarnya dan cinta yang tak

pernah padam.

Mengenai akhir hidup Rabi’ah, Muhammad bin ‘Amr berkata, ”Aku

datang melihat Rabi’ah, ia seorang wanita yang sudah tua berusia delapan puluh

tahun, seolah-olah kelihatan seperti tempat air yang hampir jatuh dari

gantungannya. Di rumahnya kulihat tempat gantungan baju dari kayu dari Persia,

tingginya kira-kira dua hasta. Selain itu terdapat pula sebuah kendi dari tanah liat,

dan sebuah tikar dari bulu. Ketika ajalnya hampir tiba, ia memanggil Abdah binti

43Ibid., h. 125.44Nasution, Ensiklopedi, h. 892.45Smith, Rabi’ah, h.49.

Page 41: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

31

Abi Shawwal yang telah menemaninya dengan baik, sehingga ia merupakan

sahabat dan pembantunya yang paling baik dan setia. Kepada Abdah ia berpesan,

“Janganlah kematianku sampai menyusahkan orang lain, bungkuslah mayatku

dengan jubahku.”46

Maka pada saat ia meninggal, ditutupinya tubuh yang telah rentan itu

dengan sebuah kain selendang dari wol yang selalu dipakainya. Abdah

mengisahkan bagaimana ia bertemu dengan Rabi’ah dalam suatu mimpi, kira-kira

setahun setelah kematiannya. Dan ia mengenakan jubah sutera berwarna hijau

dengan hiasan bordir benang emas dan kain selendang sutera brokat yang tidak

pernah dilihat oleh Abdah sebelumnya di dunia, lalu Abdah menegurnya, “Wahai

Rabi’ah, engkau kemanakan kain kafan dan selendang yang engkau kenakan pada

saat kematianmu?” Rabi’ah menjawab, “Semua itu diambil dariku dan diganti

dengan apa yang engkau lihat dan pakaian yang aku kenakan sebagai kain kafan

telah dilipat, disegel dan dibawa oleh malaikat, sehingga pakaianku akan lengkap

sudah pada saat Hari Kebangkitan nanti.” Abdah berkata padanya, “Apakah

engkau melakukan hal-hal sebagaimana hari-harimu di dunia?” Lalu ia menjawab,

“Apakah itu dapat dibandingkan dengan rahmat Allah kepada orang-orang suci-

Nya?”47

Rabi’ah memang tidak ingin menyusahkan orang lain. Beberapa orang

shaleh ingin mendampingi di saat-saat terakhirnya, tetapi Rabi’ah menolak

didampingi pada saat-saat seperti itu. “Bangun dan keluarlah!” Lapangkanlah

jalan untuk utusan Allah (malaikat) yang akan datang menjemputku. Mereka

46Khamis, Penyair Wanita Sufi, h. 80.47Smith, Rabi’ah, h. 50-51.

Page 42: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

32

bangkit lalu keluar. Ketika mereka menutup pintu terdengar suara Rabi’ah

mengucapkan syahadat, lalu dijawab oleh suara: “Wahai jiwa yang tenang,

kembalilah kepada Tuhanmu, berpuas-puaslah dengan-Nya, maka masuklah

bersama golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.” Al-

Quran surat al-Fajr ayat 27-30.

Jiwa yang datang telah berpulang ke rahmatullah untuk menikmati

kehidupan abadi. Sesuai dengan pesan Rabi’ah, pembantu dan sahabatnya yang

setia, Abdah mengapaninya dengan jubah dan selendang dari bulu yang selalu

dipakainya. Rabi’ah telah tiada, namun ia telah meninggalkan kenang-kenangan

yang penuh dengan nilai yang luhur.

Rabi’ah telah membukakan jalan menuju ma’rifah Illahi, sehingga ia

menjadi teladan bagi orang-orang yang menuju jalan Allah itu seperti Sufyan as-

Sauri (w. 778/161H)48, Rabah bin Amr al-Qaysi, dan Malik bin Dinar. Teladan

yang ditinggalkan Rabi’ah masih terus hidup sepanjang masa bagi orang-orang

yang menuju jalan Allah.49

Rabi’ah al-Adawiyah wafat pada tahun 185 H (801 M) dan dimakamkan di

kota kelahirannya yakni di Basrah. Banyak ulama mengatakan bahwa kelahiran

Rabi’ah di dunia, dan lalu meninggalkannya ke alam lain, ia tidak pernah

menginginkan sesuatu yang lain kecuali ta’zim hanya kepada Allah, dan ia tidak

pernah menginginkan apa pun atau berdoa kepada Allah, “Berilah aku ini atau

48Nasution, Ensiklopedi, h. 865.49Khamis, Penyair Wanita Sufi, h. 80-82.

Page 43: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

33

tolong lakukan ini untukku!” dan sedikit pula ia meminta kepada makhluk

ciptaan-Nya.50

Warisan yang telah ditinggalkan dan dapat menjadi panutan dan tuntunan

kita yang masih ada di dunia adalah salah satu kelebihan yang dimiliki Rabi’ah

yakni kemampuan ilmunya sangat memadai, termasuk ilmu batin yang

menjadikan dirinya sebagai sufi yang memiliki beberapa karamah. Karena itu, ia

termasuk Wali Allah. Perasaan cinta Ilahi yang didapatkan oleh Rabi’ah dalam

perjalanan tasawufnya, tidak ada sahabat al-Suffah yang pernah mengalaminya,

maka ini juga termasuk ciri khas perkembangan tasawuf yang dialami oleh

Tabi’in di akhir abad I dan II H.51

Sejarah perjalanan hidup Rabi’ah yang diwarnai dengan lika-liku

kehidupan sekitarnya tidaklah mudah membuat Rabi’ah menjadi seorang yang

pantang menyerah. Kesungguhan dan keikhlasan dalam beribadah yang disertai

iman dan takwa yang kuat itu akhirnya mampu mengantarkan Rabi’ah untuk

bertemu dengan Tuhan. Suatu usaha yang membuahkan hasil, karena penulis sulit

membayangkan betapa pedihnya saat ia harus menjalani hari-harinya dengan

keterbatasan ekonomi, sebagai budak, menjadi yatim piatu saat masih kanak-

kanak dan terpisah dengan saudaranya saat remaja. Tapi siapa sangka bahwa

akhirnya Rabi’ah akan menjadi seorang yang dikenal di negerinya bahkan dalam

sejarah Islam.

Sebagian umurnya ia habiskan bersama dengan murid, teman dan

sahabatnya. Setelah wafatnya Rabi’ah, sungguh mereka semua sangat kehilangan

50Smith, Rabi’ah, h. 51.51Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II: Pencarian Ma’rifah Bagi Sufi Klasik dan Penemuan

Kebahagiaan Batin Bagi Sufi Kontemporer (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 126-127.

Page 44: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

34

suatu sosok yang patut diteladani akhlaknya. Para murid dan sahabatnya tentu

pasti akan selalu mengingat dan mengenang Rabi’ah baik dari segi kepribadian,

ajaran, pemikiran dan syair-syairnya.

Page 45: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

35

BAB III

PROSES MENUJU MAHABBAH

DALAM PEMIKIRAN RABI’AH AL-ADAWIYAH

A. Pengertian Mahabbah

Kata mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabatan, yang

secara harfiah berarti mencintai secara mendalam, kecintaan atau cinta yang

mendalam. Dalam Mu’jam al-Falsafi, Jamil Shaliba mengatakan mahabbah

adalah lawan dari al-baghd (benci). Al-Mahabbah dapat pula berarti al-wadud,

yakni yang sangat kasih atau penyayang. Selain itu al-mahabbah dapat pula

berarti kecenderungan kepada sesuatu yang sedang berjalan, dengan tujuan untuk

memperoleh kebutuhan yang bersifat material maupun spiritual, seperti cintanya

seseorang yang kasmaran pada sesuatu yang dicintainya, orang tua pada anaknya,

seseorang pada sahabatnya, suatu bangsa terhadap tanah airnya, atau seorang

pekerja terhadap pekerjaannya.

Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat juga berarti suatu usaha

sungguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai tingkat rohaniah tertinggi

dengan tercapainya gambaran Yang Mutlak, yaitu cinta kepada Tuhan. Kata

mahabbah tersebut selanjutnya digunakan untuk menunjukkan pada suatu paham

atau aliran dalam tasawuf. Dalam hal ini mahabbah obyeknya lebih ditujukan

pada Tuhan.1

Menurut bahasa, kata mahabbah berkisar pada lima perkara:

1Nata, Akhlak Tasawuf, h. 207-208.

35

Page 46: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

36

1. Putih dan cemerlang, seperti kata hababul-asnan yang berarti gigi yang putih

cemerlang.

2. Tinggi dan tampak jelas, seperti kata hababul-ma’i wa hubabuhu, yang berarti

banjir karena air hujan yang deras.

3. Teguh dan tidak tergoyahkan, seperti kata habbal-ba’ir, yang berarti onta yang

sedang menderung dan tidak mau bangkit lagi.

4. Inti dan relung, seperti kata habbatul-qalbi, yang berarti relung hati.

5. Menjaga dan menahan, seperti kata hibbul-ma’i lil-wi’a’, yang berarti air yang

terjaga di dalam bejana.2

Mahabbah adalah cinta dan yang dimaksud ialah cinta kepada Tuhan.

Pengertian yang diberikan kepada mahabbah antara lain adalah yang berikut:

1. Memeluk kepatuhan Tuhan dan membenci sikap melawan pada-Nya

2. Menyerahkan seluruh diri kepada yang dikasihi

3. Mengosongkan hati dari segala-galanya kecuali dari diri yang dikasihi,

yaitu Tuhan.3

Menurut al-Sarraj mahabbah mempunyai tiga tingkat:

1. Cinta biasa, yaitu selalu mengingat Tuhan dengan zikir, suka menyebut nama-

nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan.

Senantiasa memuji Tuhan.

2. Cinta orang yang siddiq, yaitu orang yang kenal kepada Tuhan, pada

kebesaran-Nya, pada kekuasaan-Nya, pada ilmu-Nya dan lain-lain. Cinta yang

dapat menghilangkan tabir yang memisahkan diri seorang dari Tuhan dan dengan

2Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Madarijus Salikin Pendekatan Menuju Allah PenjabaranKonkrit “Iyyaka Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1998), h. 353.

3Nata, Akhlak Tasawuf, h. 209.

Page 47: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

37

demikian dapat melihat rahasia-rahasia yang ada pada Tuhan. Ia mengadakan

dialog dengan Tuhan dan memperoleh kesenangan diri dari dialog itu. Cinta tingat

kedua ini membuat orangnya sanggup menghilangkan kehendak dan sifat-sifatnya

sendiri, sedang hatinya penuh dengan perasaan cinta pada Tuhan dan selalu rindu

pada-Nya.

3. cinta orang yang arif, yaitu orang yang tahu betul pada Tuhan. Cinta serupa ini

timbul karena tahu betul pada Tuhan. Yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta,

tetapi diri yang dicintai. Akhirnya sifat-sifat yang dicintai masuk ke dalam diri

yang mencintai.4

Ketiga tingkat mahabbah tersbut tampak menunjukkan suatu proses

mencintai, yaitu mulai dari mengenal sifat-sifat Tuhan dengan menyebut-Nya

melalui zikir, dilanjutkan dengan leburnya diri (fana) dan sifat-sifat Tuhan itu,

dan akhirnya menyatu kekal (baqa) dalam sifat Tuhan. Dari ketiga tingkatan ini

tampaknya cinta yang terakhirlah yang ingin dituju oleh mahabbah.

Dengan uraian tersebut kita dapat memperoleh pemahaman bahwa

mahabbah adalah suatu keadaan jiwa yang mencintai tuhan sepenuh hati, sehingga

yang sifat-sifat yang dicintai (Tuhan) masuk ke dalam diri yang dicintai.

Tujuannya adalah untuk memperoleh kesenangan batiniah yang sulit dilukiskan

dengan kata-kata, tetapi hanya dapat dirasakan oleh jiwa.5

Sedangkan cinta dalam bahasa Arab disebut al-Hubb dalam dunia sufi

termanifesfasi dengan istilah al-Mahabbah. Mahabbah adalah perasaan kedekatan

dengan Tuhan melalui cinta. Dengan demikian, orang yang telah mencapai tingkat

4Nasution, Falsafat Dan Mistisisme, h. 70-71.5Nata, Akhlak Tasawuf, h.210-211.

Page 48: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

38

mahabbah seluruh jiwanya terisi oleh rasa kasih sayang dan cinta kepada Allah,

sehingga kadang-kadang tampak tidak ada lagi perasaan cinta yang dapat

disalurkan kepada yang lain, seperti yang tampak pada Rabi’ah al-Adawiyah.

Mahabbah adalah cinta yang luhur, suci, dan tanpa syarat kepada Allah

swt. Pencapaiannya ini mengubah murid dari “orang yang menginginkan Allah”

menjadi murad, “orang diinginkan Allah. Tak ada yang lebih besar dari ini.

Kemabukan spiritual oleh anggur mahabbah (cinta) berasal dari hanya

memikirkan sang kekasih. Kebenaran mahabbah adalah bahwa setiap atom dalam

diri sang pecinta (muhib) memberi kesaksian atas kadar cintanya kepada Allah

swt.

Mahabbah merupakan pijakan bagi segenap kemuliaan keadaan rohani

(hal), sama seperti tobat adalah dasar bagi kemuliaan kedudukan, (maqam).

Mahabbah termasuk dalam kategori kedudukan (maqam) karena memang

mahabbah salah satu diantara jalan yang harus dilalui oleh seorang salik (sang

penempuh jalan spiritual). Sedangkan mahabbah juga sebagai keadaan ruhani

(hal) karena sebagian sufi menjadikan mahabbah sebagai suatu keadaan ruhani

yang dialami oleh salik, juga karena mahabbah pada dasarnya adalah anugrah dari

Allah. Kaum sufi menyebutnya sebagai anugrah-anugrah (mawahib). Dalam

kamus tasawuf mahabbah adalah cenderung hati untuk memperhatikan keindahan

atau kecantikan. Perbedaan antara maqam dan hal adalah bahwa maqam itu

Page 49: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

39

diperoleh atas usaha manusia, dan bersifat tetap. Sedangkan hal diperoleh sebagai

anugrah dari Allah swt, dan bersifat sementara, datang dan pergi.6

B. Jalan Menuju Mahabbah

Untuk berada dekat dengan Tuhan, seorang sufi harus menempuh jalan

panjang yang berisi stasion-stasion yang disebut dalam istilah Arab maqamat atau

stages dan stations dalam istilah Inggris. Buku-buku tasawuf tidak selamanya

memberikan angka dan susunan yang sama tentang stasion-stasion ini. Abu Bakr

Muhmmad al-Kalabadi misalnya memberikan dalam buku al-Ta’aruf li Mazhab

Ahl al-Tasawuf yaitu tobat, zuhud, sabar, kefakiran, kerendahan hati, takwa,

tawakal, kerelaan, cinta, ma’rifah. Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi menyebut dalam al-

Luma’ yakni tobat, wara’, zuhud, kefakiran, sabar, tawakal, kerelaan hati. Abu

Hamid Al-Ghazali dalam Ihya’ ‘Ulum al-Din yakni tobat, sabar, kefakiran, zuhud,

tawakal, cinta, ma’rifat, kerelaan. Menurut Abu al-Qasim Abd al-Karim al-

Qusyairi, maqamat itu adalah sebagai berikut: tobat, wara, zuhud, tawakal, sabar

dan kerelaan.7

Keberagaman tingkatan maqam yang terdapat dalam dunia tasawuf

menjadikan ahli-ahli sejarah tidak dapat menentukan secara pasti maqam apa saja

yang telah dilalui oleh para sufi pada zaman silam. Seperti halnya pada Rabi’ah,

menurut Thaha Abdul Baqi Surur dalam kitab Rabi’ah al-Adawiyah: Wa al-

6Ibn Qayyim Al-Jauziyah, Madarij as-Salikin Baina Manazili Iyyaka Na’budu Wa IyyakaNasta’in (Beirut: Daarul Kitab, 1972), h.196.

7Nasution, Falsafat dan Mistisisme, h. 62-63.

Page 50: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

40

Hayah al-Ruhiyah fi al-Islam menyebutkan bahwasanya maqam yang telah dilalui

oleh Rabi’ah adalah, tobat, zuhud, ridho, muraqabah, mahabbah.8

Sedangkan menurut pendapat Mufidul Khoir dalam bukunya yang

berjudul kisah-kisah pencerahan sufi, yakni tobat, zuhud, sabar, syukur, wara dan

ridha. Begitu juga dengan M.Alfatih Suryadilaga dalam bukunya, Miftahus Sufi

menuturkan tentang maqam yang dilalui oleh Rabi’ah dimulai dari tingkat ikhlas,

ridho, mahabbah hingga mencapai ma’rifah.

Berbeda lagi dengan pendapat yang dikemukakan oleh Asep Usmar Ismail,

dkk dalam buku Tasawuf pada tahun 2005. Ia menjelaskan, jika para sufi

umumnya menetapkan tobat sebagai tingkat pertama yang harus dilalui, maka

tidak demikian dengan Rabi’ah. Tahap pertama yang dilalui Rabi’ah adalah

kehidupan zuhud, demikian menurut Atiyah Khamis. Dengan usaha yang tiada

henti-henti Rabi’ah meningkatkan martabatnya dari tingkat ibadah ke tingkat

zuhud hingga ke tingkat ridha. Dari tingkat ridha, Rabi’ah menuju ke tingkat

ihsan, ia menyembah Allah dengan seluruh hatinya, seolah-olah berada di

hadapan Allah, memandang kepada-Nya dan Allah melihatnya. Setelah melewati

tingkatan-tingkatan tersebut, maka sampailah Rabi’ah pada tingkat mahabbah atau

biasa disebut dengan istilah hubb al-Ilahi.9

C. Mahabbah dan Jalan Menuju Tuhan

Cinta atau mahabbah merupakan puncak ajaran Rabi’ah, suatu konsep

baru di kalangan para sufi pada masa itu. Ajaran khauf dan raja’ yang dibawa

8Thaha Abdul Baqi Surur, Robi’ah al-Adawiyah: Wa al-Hayah al-Ruhiyah fi al-Islam(Cairo: Dar al-Fikr al-Arabiyah, 1968), h. 69-74.

9Ismail, Tasawuf, h. 136-138.

Page 51: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

41

oleh Hasan al-Bashri (w.110 H) telah ditingkatkan oleh Rabi’ah ke suatu tingkat

cinta. Dengan demikian, pada kedua ajaran ini tampak perbedaan dalam dasar

pengabdiannya. Jika Hasan al-Bashri berbakti kepada Tuhan karena didorong oleh

rasa takut pada azab neraka dan harapan akan surga, maka Rabi’ah jauh dari

kedua hal tersebut. Ia berbakti kepada Tuhan karena memang ia cinta kepada

Tuhannya dan memang karena Tuhan layak untuk dicintai.

Jadi, bagi Rabi’ah cinta kepada Allah merupakan satu-satunya pendorong

dalam segala aktivitasnya, bukan lagi karena takut siksa neraka atau nikmat surga,

hal ini terungkap dalam syair’a. Tiada lain semuanya karena berlandaskan cinta

dan yang dicintai.10 Karena kecintaan inilah menyebabkan ia senantiasa rindu dan

pasrah kepada Allah. Sepanjang hidupnya ia tidak pernah berhasrat untuk mau

menikah dan meminta uluran tangan dari sesamanya. Di dalam jiwanya tidak ada

ruang kosong yang tersisa untuk diisi dengan rasa cinta kepada makhluk maupun

rasa benci terhadapnya.11

Untuk mencapai tingkatan yang tinggi, sampai pada tingkat mahabbah dan

makrifat, Rabi’ah menempuh berbagai jalan atau tahap-tahap sebagaimana para

sufi lainnya. Martabat yang telah dicapainya, tidak hanya dengan meniru atau

mengumpulkan ilmu saja, akan tetapi dengan penggemblengan jiwa dan watak.12

Beragamnya cara seorang calon sufi untuk menuju Tuhan dan kurangnya sumber-

sumber otentik mengenai riwayat hidup Rabi’ah ditambah Rabi’ah yang tidak

10Abdul Halim. “Cinta Ilahi, Studi perbandingan antara al-Ghazali dan Rabi’ah al-Adawiyah.” (Tesis S2, Kerja Sama Program Pascasarjana IAIN “Syarif Hidayatullah Jakarta”dengan Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995), h. 72.

11Ibid., h. 74.12Sururin, Rabi’ah Al-Adawiyah Hub Al-Illahi: Evolusi Jiwa Manusia Menuju Mahabbah

Dan Makrifah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.47.

Page 52: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

42

menulis sendiri perihal dirinya, menyebabkan banyak penulis yang menyetujui

apa yang ditulis oleh para peneliti dan ahli sejarah yang membuat kisah tentang

dirinya, dan simbol-simbol yang mengatakan bahwa ia lemah.13

Banyaknya perbedaan pendapat tentang tahap-tahap jalan menuju Tuhan

dan tingkatan-tingkatan apa saja yang telah dilalui oleh Rabi’ah, tapi satu yang

pasti adalah Rabi’ah telah sampai kepada apa yang ia cita-citakan yakni ia dapat

melihat dan berjumpa dengan Tuhan atau dalam istilah ajaran tasawuf disebut

makrifat. Al-Ghazali dalam ihya’ memandang bahwa makrifat datang sebelum

mahabbah, tetapi al-Kalabadi dalam al-Ta’aruf menjelaskan bahwa makrifat

sesudah mahabbah. Ada pula yang berpendapat bahwa makrifat dan mahabbah

merupakan kembar dua yang selalu disebut bersama. Keduanya menggambarkan

keadaan dekatnya hubungan seorang sufi dengan Tuhan. Dengan kata lain

mahabbah dan makrifat menggambarkan dua aspek dari hubungan rapat yang

rapat antara seorang sufi dengan Tuhan. Mahabbah menggambarkan hubungan

rapat dalam bentuk cinta dan makrifat menggambarkan hubungan rapat dalam

bentuk pengetahuan hati sanubari.

Dari literatur yang diberikan tentang makrifat, makrifat berarti mengetahui

Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan.14 Makrifat tidak

diperoleh begitu saja, tetapi adalah pemberian Tuhan kepada seorang sufi yang

sanggup menerimanya. Makrifat juga bukan hasil pemikiran manusia tetapi

bergantung kepada kehendak dan rahmat Tuhan.15

13Sakkakini, Pergulatan Hidup, h. 121.14Nasution, Falsafat dan Mistisisme, h. 75.15Ibid., h. 77.

Page 53: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

43

D. Konsep Mahabbah Dalam Tasawuf Rabi’ah Al-Adawiyah

Mahabbah menurut Rabi’ah adalah perasaan kemanusiaan yang amat

mulia, amat agung, dan amat luhur. Cinta yang mengatasi hawa nafsu yang

rendah, cinta yang dilandasi oleh rasa iman yang tulus dan ikhlas, sehingga

mampu mengangkat harkat dan martabat manusia menuju Allah.16 Sikap dan

pandangan Rabi’ah tentang cinta dapat dipahami dari kata-katanya, baik yang

langsung maupun yang disandarkan kepadanya. Al-Qusyairi meriwayatkan bahwa

ketika bermunajat, Rabi’ah menyatakan doanya, “Tuhanku, akankah Kau bakar

kalbu yang mencintai-Mu oleh api neraka?” Tiba-tiba terdengar suara, “Kami

tidak akan melakukan itu. Janganlah engkau berburuk sangka kepada Kami.”17

Dalam beberapa karya Rabi’ah yang berupa puisi, Al-Ghazali mempunyai

pendapat tentang makna cinta yang dimaksud oleh Rabi’ah. Adapun dari karya

syair Rabi’ah yang berbunyi: (“Aku mencintai-Mu dengan dua cinta, cinta karena

diriku dan karena diri-Mu. Cinta karena diriku adalah keadaanku senantiasa

mengingat-Mu. Cinta karena diri-Mu adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir

sehingga Engkau kulihat. Baik untuk ini maupun untuk itu pujian bukanlah

bagiku. Bagi-Mulah pujian untuk kesemuanya.”)

Dan syairnya (“Kucintai Engkau lantaran aku cinta, dan lantaran Engkau

patut untuk dicintai, cintakulah yang membuat rindu kepada-Mu, Demi cinta suci

ini, sibakkanlah tabir penutup tatapan sembahku. Janganlah Kau puji aku

lantaran itu, bagi-Mulah segala puji dan puji.”), Al-Ghazali mengomentarinya

16Ibid., h. 138.17Anwar dan Solihin, Ilmu Tasawuf, h. 120.

Page 54: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

44

dengan menyatakan, bahwa mungkin yang dimaksud dengan cinta rindu adalah

cinta Allah karena kebaikan dan karunia-Nya kepadanya. Dan cinta karena Dia

layak dicinta yaitu karena keindahan dan keagungan-Nya yang tersingkap

baginya. Atau boleh juga cinta rindu dimaksudkan karena hanya Dialah yang

selalu dikenang bukan yang lainnya. Dan cinta karena Dialah yang layak dicinta

yaitu karena Allah membuka tabir, sehingga Dia nyata baginya.18

Suatu proses yang tidak mudah bagi seorang Rabi’ah adalah ketika ia

ingin berjumpa dengan Tuhannya. Dalam bab ini dijelaskan tentang langkah-

langkah yang ditempuh oleh Rabi’ah hingga pada akhirnya ia sampai menuju

kepada Yang di cintai-Nya. Karena tidak ada urutan yang pasti mengenai proses

jalan menuju mahabbah membuat Penulis banyak memaparkan beberapa pendapat

tentang hal ini. Tapi satu yang pasti bahwa Rabi’ah mengawali tahap ini bermula

dari maqam tobat sebagaimana para calon sufi lainnya. Dalam bab ini Penulis

juga memasukkan sub bab yang isinya sebuah konsep mahabbah dalam tasawuf

Rabi’ah. Rabi’ah mencintai Tuhannya dengan dua cinta, yakni cinta karena

dirinya dan cinta karena Tuhan. Cinta karena dirinya adalah keadaannya

senantiasa selalu mengingat Tuhannya, dan cinta karena Tuhannya adalah karena

Tuhannya telah membuka tabir-Nya sehingga ia bisa melihat keindahan Tuhan.

18Suryadilaga, Miftahus Sufi, h. 124.

Page 55: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

45

BAB IV

AKHLAK DALAM PEMIKIRAN

RABI’AH AL-ADAWIYAH

Kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang sudah dijadikan bahasa

Indonesia; yang diartikan juga sebagai tingkah laku, perangai atau kesopanan.

Kata akhlaq juga merupakan jama’ taksir dari kata khuluq, yang sering juga

diartikan dengan sifat bawaan atau tabiat, adat-kebiasaan dan agama.

Sedangkan definisinya, dapat dilihat dari beberapa pendapat pakar ilmu

akhlak, antara lain:

1. Al-Qurtubi menyatakan, “Perbuatan yang bersumber dari diri manusia yang

selalu dilakukan, maka itulah yang disebut akhlaq, karena perbuatan tersebut

bersumber dari kejadiannya.”

2. Muhammad bin ‘Ilan al-Sadiqi berpendapat, “Akhlaq adalah suatu pembawaan

yang tertanam dalam diri, yang dapat mendorong (seseorang) yang dapat

mendorong (seseorang) berbuat baik dengan gampang.”

3. Ibnu Maskawaih mengatakan, “Akhlaq adalah kondisi jiwa yang selalu

mendorong (manusia) berbuat sesuatu, tanpa ia memikirkan (terlalu lama).”

4. Abu Bakar Jabir al-Jaziri berkata, “Abu Bakar Jabir al-Jaziri berkata, “Akhlaq

adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang dapat

menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela.”

5. Imam al-Ghazali mengatakan, “Akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam

jiwa (manusia), yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang

45

Page 56: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

46

dilakukan; tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika

sifat tersebut melahirkan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan rasio dan

norma agama, dinamakan akhlaq baik. Tetapi manakala ia melahirkan

tindakan buruk, maka dinamakan akhlaq buruk.”

Dalam diri setiap manusia, terdapat potensi dasar yang dapat mewujudkan

akhlak baik dan buruk, tetapi sebaliknya pada dirinya juga dilengkapi dengan

rasio (pertimbangan pemikiran) dan agama yang dapat menuntun perbuatannya,

sehingga potensi keburukan dalam dirinya dapat ditekan, lalu potensi kebaikannya

dapat dikembangkan. Karena itu, sejak lahir manusia harus diberi pendidikan,

bimbingan dan kebiasaan baik untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangannya. Bahkan agama dan ilmu pendidikan memberikan konsep dan

teori tentang perlunya ada proses pendidikan yang berlangsung, tatkala kedua

orang tuanya baru mencari jodoh.

Konsep manusia yang ideal dalam Islam, adalah manusia yang kuat iman

dan takwanya. Ketika manusia memilih kekuatan takwa, ia pun dapat memilih

kekuatan ibadah dan kekuatan akhlak. Orang yang memiliki kekuatan iman,

disebut Mu’min, orang yang memiliki kekuatan ibadah disebut Muslim, dan orang

yang memiliki kekuatan akhlak disebut Muhsin. Bila ketiga macam sifat ini

menjadi kekuatan dalam diri setiap manusia, maka ia akan selamat dan bahagia di

dunia dan akhirat. Dan inilah yang menjadi tujuan hidup setiap manusia, sehingga

selalu ia meminta doa, sebagaimana yang disebut dalam al-Qur’an surah al-

Baqarah ayat 251.1

1Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, h. 1-3.

Page 57: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

47

Berikut adalah macam-macam pemikiran Rabi’ah tentang akhlak:

A. Tobat

Tobat merupakan salah satu tema yang termassuk bagian dari akhlak

mulia. Tobat merupakan awal berangkatnya peserta tasawuf menuju kepada

tingkatan maqam berikutnya. Karena itu, membangun tobat harus dengan kuat,

yaitu harus didasari dengan takwa yang kuat pula. Tobat yang paling tinggi

tingkatannya adalah tobatnya para Nabi, dan tingkatan tobat tersebut yang paling

diinginkan oleh para sufi yang melakukan perjalanan spiritual dalam tasawuf.2

Dalam ajaran tasawuf, tobat menduduki maqam yang pertama, karena dosa itu

dinding antara manusia dan Tuhannya.3

Rabi’ah menganggap bahwa tobat seseorang yang berdosa adalah

berdasarkan pada kehendak Allah. Atau dengan kata lain, terhadap anugerah atau

karunia Allah dan bukan terhadap kehendak manusia. Sebab jika Allah

menghendaki, seorang pendosa akan bertaubat. Seorang laki-laki berkata pada

Rabi’ah: “Aku senang sekali melakukan dosa dan kemaksiatan. Apakah Allah

akan menerima tobatku?.” Maka berkatalah Rabi’ah: “Tidak! Bahkan jika Allah

menerima tobatmu, maka engkau akan bertobat.”4

Jadi menurut Rabi’ah tobat adalah suatu karunia dari Allah. Tobat yang

benar adalah yang diusahakan dengan sungguh-sungguh dan tulus5

2Ibid., h. 211.3Khoir, Kisah-Kisah Pencerahan Sufi, h. 158.4Al-Taftazani, Tasawuf Islam, h. 102.5Khoir, Kisah-Kisah Pencerahan Sufi, h. 160.

Page 58: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

48

Pemikiran Rabi’ah tentang tobat, mungkin mengacu pada ayat al-Quran:

“Sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendaki-Nya.

Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Taubat:27).

Sedangkan Jalaluddin Rumi ketika berbicara tentang tobat, ia mengatakan,

“Aku telah bertobat dan kembali kepada Allah dengan tulus dan tak akan

kulanggar (sumpah penyesalan) sampai jiwa meninggalkan jasadku. Siapakah

selain orang dungu yang melangkah ke arah kutukan setelah begitu banyak

menderita (lantaran dosa-dosanya)?6

B. Ridho

Maqam ridho dalam tasawuf, didasarkan atas surah al-Bayyinah ayat 8

yang intinya adalah Allah merelakan surga kepada orang yang baik, khusus

karena iradat-Nya dan kerelaan hamba menerima apa saja yang diberikan Allah

padanya, disertai dengan pahala dari sikap relanya menerima ketentuan-Nya.7

Salah satu perkataannya tentang ridho adalah sebagaimana yang

dikemukakan al-Kalabadzi dalam kitabnya yang berjudul Ta’aruf bahwa Sufyan

Tsauri berkata di dekat Rabi’ah: “Ya Allah! Ridhoilah (relakanlah) aku.” Maka

berkatalah Rabi’ah kepadanya: “Apakah engkau tidak merasa malu meminta ridho

dari zat yang engkau sendiri tidak ridha terhadapnya.” Ini menunjukkan bahwa

kerelaan adalah bersifat timbal balik antara hamba dengan Tuhan, sesuai dengan

6Fathullah Gulen, Kunci-Kunci Rahasia Sufi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001),h. 24.

7Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, h. 216.

Page 59: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

49

firman Allah: “Allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun ridha terhadap-

Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar.” (Q.S. al-Maidah: 119).8

Berbeda dengan pandangan Dzun Nun al-Mishri yang mempunyai

pendapat tentang ridho, yakni ridho berarti lebih memilih kehendak Tuhan

ketimbang kehendaknya sendiri, dan menerima tanpa mengeluh akibat-akibat dari

keputusan-Nya dan memandang bahwa apapun yang Dia lakukan adalah baik. Ini

juga berarti tenggelam dalam cinta kepada-Nya meskipun merintih dalam

kubangan penderitaan.

Ali Zaynal Abidin mendeskripsikan ridho sebagai ketetapan hati seorang

salik untuk tidak mencari atau mengejar segala sesuatu yang bertentangan dengan

kehendak dan kemauan Allah. Menurut Abu Utsman, ridho menunjukkan

kesenangan terhadap semua keputusan Allah dan pemberian-Nya, entah itu datang

dari Rahmat-Nya ataupun dari Murka-Nya atau dari Keagungan-Nya, tanpa

membeda-bedakannya. Inilah apa yang diacu dalam ucapan Rasulullah SAW,

“Aku mohon kepada-Mu keridhoan terhadap keputusan-Mu atas sesuatu.” Ridho

terhadap apa pun yang ditetapkan Allah berarti seseorang bertekad untuk

memasrahkan diri kepadanya, tenang saat keputusan itu menimpanya.9

C. Cinta

Pada suatu hari ada yang bertanya kepada Rabi’ah, “Bagaimana

pendapatmu tentang cinta?” Rabi’ah menjawab, “Sulit menjelaskan apa hakikat

cinta itu. Ia hanya memperlihatkan kerinduan gambaran perasaan. Hanya orang

8Al-Taftazani, Tasawuf Islam, h. 102-103.9Gulen, Kunci-Kunci Rahasia Sufi, h. 174.

Page 60: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

50

yang merasakannya yang dapat mengetahuinya. Bagaimana mungkin engkau

dapat menggambarkan sesuatu yang engkau sendiri bagai telah hilang dari

hadapan-Nya, walaupun wujudmu masih ada oleh karena hatimu yang gembira

telah membuat lidahmu bungkam.”

Rabi’ah mempunyai sebuah syair yang memperlihatkan betapa dalam

cintanya kepada Ilahi.

Kekasihku tak ada yang menandingi-Nya. Hatiku hanya tercurah pada-Nya. Kekasihku tidak tampak padaku, namun dalam hatiku takpernah sirna.

Ia juga pernah bersyair,

O kegembiraan, tujuan dan harapanku, Engkau semangat hatiku. Engkautelah memberikan kebahagiaan padaku. Kerinduan pada-Mu, merupakanbekalku, Kalau bukan karena mencari-Mu, tak kujelajahi negeri-negeriyang luas ini. Betapa banyaknya limpahan nikmat kurnia-Mu. Cintapada-Mu tujuan hidupku.

Rabi’ah merupakan orang pertama yang mampu membuat pembagian cinta

cinta karena dorongan hati belaka, dan cinta yang didorong karena hendak

membesarkan dan mengagungkan. Rabi’ah mencintai Allah karena ia merasakan

dan menyadari betapa besarnya nikmat dan kekuasaan-Nya, sehingga cintanya

menguasai seluruh relung hatinya. Ia mencintai Allah karena hendak

mengagungkan dan memuliakan-Nya.10 Rabi’ahlah yang telah menyebar luaskan

kata ‘cinta’ yang akhirnya digunakan oleh para sufi setelahnya. Dia bahkan tidak

hanya sebatas pemicu tersebarnya kata ‘cinta’ saja, namun ia juga orang pertama

yang melakukan analisis terhadap arti kata tersebut, menjelaskan kandungan arti

10Khamis, Penyair Wanita Sufi, h. 65-66.

Page 61: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

51

keikhlasan yang ada dalam kata itu, serta gentian yang akan diperoleh dari Allah

dari pelaksanaan kecintaan tersebut.11

D. Hakikat Keimanan

Diceritakan, bahwa suatu hari Sufyan Tsauri berkata kepada Rabi’ah:

“Pada tiap-tiap akidah terdapat sebuah syarat, dan pada tiap-tiap keimanan

terdapat sebuah hakikat. Oleh karena itu, apa hakikat keimananmu?.” Maka

Rabi’ah berkata: “Aku menyembah-Nya bukan karena takut akan api neraka dan

juga bukan karena suka akan surga-Nya sehingga aku bagaikan seorang pedagang

yang takut kerugian. Aku menyembah-Nya tak lain karena kecintaan dan

kerinduanku terhadap-Nya.

Dan diceritakan pula, bahwa ia berkata dalam munajatnya: “Wahai

Tuhanku, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, maka bakarlah aku

dengan api neraka Jahanam. Dan jika aku menyembah-Mu karena menginginkan

surga, maka halangilah aku untuk mencapainya. Namun jika aku menyembah-Mu

karena kecintaanku terhadap-Mu, maka jangan Engkau halangi aku untuk melihat

keindahan-Mu yang abadi.”12

E. Rendah Diri dan Riya

Mengenai rendah diri, Rabi’ah mempunyai pemikiran sebagai berikut:

“Aku tak pernah menganggap sedikit pun amal perbuatan yang muncul dari

diriku.” Jahid meriwayatkan dalam kitabnya yang berjudul Bayan wa Tabyin,

11Al-Taftazani, Tasawuf Islam, h. 106.12Ibid., h. 103-104.

Page 62: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

52

bahwa ia berkata kepada Rabi’ah: “Apakah engkau sama sekali tidak pernah

beranggapan, bahwa engkau akan mendapatkan balasan dari amal perbuatanmu

itu?.” Maka Rabi’ah berkata: “Aku takut sekali jika setiap sesuatu dikembalikan

kepadaku.”

Begitu pula perkataannya tentang riya’ (pamer): “Sembunyikanlah

kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan keburukanmu.” Rabi’ah tidak

suka memperlihatkan amal perbuatannya di hadapan manusia.13 Ia selalu

menganjurkan keikhlasan dalam setiap perbuatan baik dan melarang perbuatan

yang sifatnya riya. Menurutnya, bahwa orang yang salah adalah orang yang selalu

menyembunyikan kesalahannya, maka seharusnya berbuat baik juga harus

disembunyikan.14

Akhlak dalam pemikiran Rabi’ah termasuk kategori akhlak yang baik, di

antaranya meliputi: tobat, ridho, cinta, hakikat keimanan, rendah diri dan riya. Ia

selalu mengajarkan akhlak yang baik kepada setiap teman atau sahabat yang

bertanya kepadanya. Setiap perkataan Rabi’ah pasti akan selalu diingat, dan

dilaksanakan dalam kehidupan sahabat-sahabatnya. Perkataan maupun pemikiran

Rabi’ah akan menjadi suatu kenangan yang tak ternilai harganya di mata teman

dan sahabatnya.

13Ibid., h. 101-102.14Mahjuddin, Akhlak Tasawuf II, h. 126.

Page 63: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

53

BAB V

KESIMPULAN

Rabi’ah binti Ismail al-Adawiyah adalah satu di antara sufi besar dalam

sejarah Islam. Dia adalah sosok wanita yang istimewa karena namanya senantiasa

tertulis bersama dengan jajaran nama-nama sufi lainnya dalam setiap karya

biografi para wali. Bukan hanya istimewa di mata penulis, dia juga seorang wanita

tangguh. Ia mampu melewati hari-harinya yang penuh dengan keterbatasan

ekonomi keluarga dengan penuh keikhlasan tanpa mengeluh sedikit pun.

Meskipun ia seorang yang serba kekurangan dari segi materi, namun tidak mudah

bagi Rabi’ah untuk menerima dan meminta bantuan kepada makhluk. Ia yakin dan

percaya bahwa Allah yang akan mencukupi segala kebutuhan sehari-harinya.

Dan satu hal yang membuat penulis kagum akan jati diri Rabi’ah adalah

yakni ia mampu menjaga hatinya hanya untuk mencintai Allah sampai akhir

hayatnya, walaupun banyak laki-laki yang hendak meminangnya namun semua itu

ia tolak lantaran ia tidak mampu untuk membagi cintanya. Selain itu Rabi’ah juga

sanggup menjaga statusnya sebagai seorang gadis atau perawan hingga ajal

menjemput tanpa ikatan sebuah pernikahan. Tentu saja dalam hal mampu menjaga

hawa nafsunya ini membuat kepribadian Rabi’ah patut dan layak untuk dicontoh

oleh semua orang terutama bagi kaum hawa.

Penulis merasa ingin sekali bahwa nantinya akan ada dan lebih banyak

lagi penulisan tentang penulisan sejarah Rabi’ah al-Adawiyah. Penulis

menghimbau kepada masyarakat umum, khususnya calon dan ahli sejarah, calon

53

Page 64: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

54

sarjana dan ilmuan lainnya untuk memperbanyak dalam mengkaji serta

mempelajari jauh lebih dalam tentang biodata Rabi’ah al-Adawiyah karena akan

banyak manfaat yang dapat diambil. Selain memperkuat iman dan takwa kita

kepada Allah, penulisan sejarah biografi Rabi’ah juga dapat menambah rasa cinta

kepada Yang Maha Kuasa.

Perlu diketahui bahwasanya Rabi’ah tidak cukup untuk dipelajari dari sisi

tasawufnya saja, tetapi juga dari sejarah Islam. Karena ternyata Rabi’ah adalah

pencipta konsep mahabbah yang kemudian dikembangkan juga dalam

pemikirannya tentang akhlak.

Page 65: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

55

DAFTAR PUSTAKA

Al-Barsany, Noer Iskandar. Tasawuf, Tarekat Dan Para Sufi. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001.

Al-Hafani, Abdul Mun’im. Rabi’ah al-Adawiyah: Imamah al-‘Asyiqin Wa al-

Mahzunin. Kairo: Dar al-Rasyad, 1991.

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. Madarijus Salikin Baina Manazili Iyyaka Na’budu Wa

Iyyaka Nasta’in. Beirut: Daarul Kitab, 1972.

-------. Madarijus Salikin Pendekatan Menuju Allah Penjabaran Konkrit “Iyyaka

Na’budu Wa Iyyaka Nasta’in. Penerjemah Kathur Suhardi. Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 1998.

Al-Khaubari, Syekh Utsman. Kisah Cinta Rabi’ah Al-Adawiyah: Mutiara

kearifan hidup para hamba Allah. Penerjemah Bahruddin Sholohin.

Yogyakarta: DIVA Press, 2008.

Al-Taftazani, Abu Wafa Al-Ghanimi. Tasawuf Islam: Telaah Historis dan

perkembangannya. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2008.

Amin, Samsul Munir. Kisah Sejuta Kaum Sufi. Jakarta: Amzah, 2008.

Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung: CV.Pustaka Setia, 2009.

Anwar, Rosihon dan Solihin, Mukhtar. Ilmu Tasawuf. Bandung: CV.Pustaka

Setia, 2007.

As-Sulami, Abu Abdurrahman. Sufi-Sufi Wanita: Tradisi Yang Tercadari.

Penerjemah Ahsin Mohammad. Bandung: Pustaka Hidayah, 2004.

Barmawi, Ahmad. 118 Tokoh Muslim Genius Dunia. Jakarta: Restu Agung, 2006.

55

Page 66: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

56

Daudy, Ahmad. Ilmu Tasawuf. Jakarta: bulan bintang, 1998.

Gulen, Fathullah. Kunci-Kunci Rahasia Sufi. Penerjemah Tri Wibowo Budi

Santoso. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.

Halim, Abdul. “Cinta Ilahi, Studi perbandingan antara al-Ghazali dan Rabi’ah

al-Adawiyah.” Tesis S2, Kerja Sama Program Pascasarjana IAIN “Syarif

Hidayatullah Jakarta” dengan Program Pascasarjana Universitas Indonesia,

1995.

Isa, Ahmad. Tokoh-Tokoh Sufi: Tauladan Kehidupan Yang Shaleh. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2000.

Ismail, Asep Usman, dkk. Tasawuf, Jakarta: Pusat Studi Wanita, 2005.

Jamal, Ahmad Muhammad. Jejak Sukses 30 Wanita Beriman. Penerjemah Zaid

Husein Al-Hamid. Kuwait: Maktabah al-Masriq, 1984.

Khamis, Muhammad Atiyyah. Penyair Wanita Sufi Rabi’ah Al-Adawiyah.

Penerjemah Aliudin Mahjuddin. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994.

Khoir, Mufidul. Kisah-kisah Pencerahan Sufi. Yogyakarta: Sketsa, 2010.

Lewis, B, dkk. The Encyiclopaedia Of Islam. Leiden: E.J. Brill, 1979.

Mahjuddin. Akhlak Tasawuf I: Mukjizat Nabi, Karomah Wali dan Ma’rifah Sufi.

Jakarta: Kalam Mulia, 2009.

-------. Akhlak Tasawuf II: Pencarian Ma’rifah Bagi Sufi Klasik dan Penemuan

Kebahagiaan Batin Bagi Sufi Kontemporer. Jakarta: Kalam Mulia, 2010.

Mansur, Laily. Ajaran dan Tauladan Para Sufi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1996.

Page 67: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

57

Nasution, Harun. Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang,

1992.

-------. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan, 1992.

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Qandil, Abdul Mun’im. Rabi’ah Al-Adawiyah Dan Mabuk Cintanya Kepada Sang

Khalik. Jakarta: Citra Media, 2009.

Sakkakini, Widdad El. Pergulatan Hidup Perempuan Suci Rabi’ah Al-Adawiyah:

Dari Lorong Derita Mencapai Cinta Ilahi. Penerjemah Nabil Fethi Safwat

dan Zoya Herawati. Surabaya: Risalah Gusti, 1999.

Semait, Syed Ahmad. 100 Tokoh Wanita Terbilang. Singapore: Pustaka Nasional

Pte Ltd, 1993.

Siregar, Rivay. Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2002.

Smith, Margaret. Rabi’a the Mystic, A.D. 717-801, and Her Fellow-Saints in

Islam. Amsterdam: Philo Press, 1928.

-------, “Rabi’a al-‘Adawiyya al-Kaysiyya” dalam The Encyclopaedia Of Islam

new edition, ed. CE Bosworth vol.viii. Leiden: E.J. Brill, 1995.

-------. Rabi’ah: Pergulatan Spiritual Perempuan. Penerjemah Jamilah Baraja.

(sebuah disertasi) Surabaya: Risalah Gusti, 1997.

-------. Mistisisme Islam Dan Kristen: Sejarah Awal dan Pertumbuhannya.

Penerjemah Amroeni Dradjat. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Solohin, M. Tokoh-Tokoh Sufi Lintas Zaman. Bandung: CV Pustaka Setia, 2003.

Page 68: BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN - · PDF fileSiti Maryani yang sungguh sangat ... Amin ya rabbal alamin Jakarta, 31 Maret 2011 ... Falsafat dan Mistisisme Dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang,

58

Surur, Thaha Abdul Baqi. Robi’ah al-Adawiyah: Wa al-Hayah al-Ruhiyah fi al-

Islam. Cairo: Dar al-Fikr al-Arabiyah, 1968.

Sururin, Rabi’ah Al-Adawiyah Hub Al-Illahi: Evolusi Jiwa Manusia Menuju

Mahabbah Dan Makrifah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Suryadilaga, M Alfatih. Miftahus Sufi. Yogyakarta: Teras, 2008.

Tebba, Sudirman. Tasawuf Positif. Bogor: Kencana, 2003.

Usmani, Ahmad Rofi’. Tokoh-Tokoh Muslim Pengukir Zaman. Bandung: Pustaka,

1998.