bio-rights dalam teori dan praktek - wetlands international dalam teori dan praktek.pdf · penyebab...

223

Upload: phungngoc

Post on 12-Mar-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik
Page 2: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik
Page 3: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

iBio-rights dalam teori dan praktek

Bio-rights dalam teori dan praktek

Sebuah Mekanisme Pendanaan untukPengentasan Kemiskinan dan Konservasi Lingkungan

Oleh:

Pieter van EijkRitesh Kumar

Wetlands International

Februari 2009

Page 4: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

ii Bio-rights dalam teori dan praktek

BIO-RIGHTS dalam Teori dan PraktekSebuah Mekanisme Pendanaan untuk Pengentasan Kemiskinandan Konservasi Lingkungan

Publikasi merupakan terjemahan dari buku asli berjudul Bio-rights intheory and practice. A financing mechanism for poverty alleviation andenvironmental conservation

© Wetlands International, 2009

Penulis : Pieter van Eijk dan Ritesh Kumar

Diterjemahkan oleh : Harsono

Penyelaras bahasa : Anggita Kalistaningsih dan Shelly N.E. Tutupoho

Penyelaras isi : I Nyoman N. Suryadiputra(Komponen Indonesia)

Lay-out : Triana

Gambar sampul : Sistem tambak udang restorasi di Pemalang, JawaTengah (Indonesia). Sumber foto: Pieter van Eijk.

Laporan ini disusun oleh Wetlands International, dengan dukungan dana dariorganisasi-organisasi berikut ini:

Alcoa Foundation Kementerian Luar Negeri Belanda

Dukungan teknis diberikan oleh:

Saran Kutipan:Eijk, P. van & R. Kumar, 2008. Bio-rights in theory and practice. A financing

mechanism for poverty alleviation and environmental conservation (Bio-rights dalam Teori dan Praktek. Sebuah Mekanisme PembiayaanPendanaan untuk Pengentasan Kemiskinan dan Konservasi Lingkungan).Wetlands International, Wstafingen, the Netherlands.

Kata kunci:Bio-rights, pendanaan inovatif, jerat kemiskinan, konservasi, pembangunanberkelanjutan, kredit-mikro.

Page 5: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

iiiBio-rights dalam teori dan praktek

Penghargaan danUcapan Terimakasih

Para ahli dari berbagai disiplin telah bekerja secara ekstensif untukmerancang dan menenerapkan pendekatan Bio-rights. Selama hampirsatu dekade, para praktisi telah memprakarsai pendekatan ini di lapangan.Secara bersamaan, para ahli ekonomi, ekologi dan pembangunanmengembangkan kerangka teori untuk mekanisme ini, disertai analisisyang cermat terhadap pengalaman lapangan, mendiskusikan akarpenyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan-kemungkinan penyelesaiannya. Penyusunan laporan ini tercapai berkatupaya sungguh-sungguh mereka; yang menggambarkan secara rincitentang penerapan Bio-rights di lapangan, termasuk suatu sintesis daripengalaman-pengalaman yang diperolehnya.

Bakary Koné, Alue Dohong, Yus Rusila Noor, I Nyoman NgurahSuryadiputra dan Iwan Tricahyo Wibisono serta semua staf yang terlibatdalam WPRP, Green Coast dan proyek-proyek rintisan Bio-rights lainnyapatut mendapatkan penghargaan atas peran kunci mereka dalammemelopori pendekatan ini di lapangan. Mereka membantumengembangkan Bio-rights sebagai sebuah cara yang realistis, yangdisesuaikan dengan kondisi lokasi setempat. Kelompok masyarakat diPemalang, Aceh, dan Inner Niger Delta juga layak mendapatkanpenghargaan atas partisipasi dan kerjasama yang luar biasa selamakunjungan lapangan dan atas berbagi pengalaman tentang Bio-rights.Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Herbert Diemont danMarcel Silvius, yang mengembangkan konsep teori pendekatan ini danmembuat berbagai upaya untuk menghubungkan pendekatan ini dengan

Page 6: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

iv Bio-rights dalam teori dan praktek

berbagai kebijakan global serta diskusi mengenai Pembiayaan PelayananLingkungan (PES). Kami juga berterima kasih secara khusus kepada AlexKaat,Tunde Ojei, Marie Jose Vervest dan Trevor Wickham, ataskeberhasilan penggabungan secara tepat antara Bio-rights ke dalamProyek Green Coast (diterapkan di wilayah terkena tsunami padaDesember 2004) dan Program Pengentasan Kemiskinan Wetlands.Mereka memberikan dukungan penuh untuk mengevaluasi pengalamanlapangan dan memfasilitasi publikasi laporan ini. Henk Hoefsloot, PieterLeenman, Mike Ounsted, Adrian Wood dan semua partisipan lokakaryaBio-rights yang diadakan di bulan Agustus 2008 di Jambi (Indonesia) patutmendapatkan penghargaan atas komentar mereka yang membangunterhadap versi pertama dari laporan ini. Beberapa organisasi mitra,meliputi CAMEC, CARE, Mitra Bahari (di Pemalang Jawa Tengah), OxfamNovib, dan WWF memberikan keahlian yang sangat berharga selamapengembangan dan penerapan pendekatan ini. Kami juga ingin berterimakasih kepada Joshua Bishop untuk masukan teknis selama perancangandokumen ini. Diana Simon dan Ilana Kutzig juga patut mendapatkanpenghargaan untuk fasilitas yang diberikan atas nama Alcoa Fellowship,sebagai bagian dari penyusunan laporan ini.

Kami berterima kasih kepada Alcoa Foundation dan Kementrian LuarNegeri Belanda (DGIS) atas dukungan dana mereka. Kami juga berterimakasih kepada IUCN untuk peran fasilitator atas nama Alcoa FoundationFellowship Program.

Page 7: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

vBio-rights dalam teori dan praktek

Ringkasan

Bio-rights adalah sebuah mekanisme pendanaan inovatif yang ditujukanuntuk menggabungkan upaya pengentasan kemiskinan dan upayakonservasi l ingkungan melalui penyediaan kredit mikro untukpembangunan berkelanjutan. Pendekatan ini mendukung penduduksetempat untuk tidak melakukan tindakan kontraproduktif dan justrusecara aktif terlibat dalam upaya-upaya restorasi dan konservasilingkungan. Kredit mikro ini akan berubah menjadi sebuah bantuan (hibah)murni apabila upaya konservasi yang mereka lakukan berhasil dalamjangka waktu yang telah disepakati antara pemberi dan penerima kreditmikro.

Bio-rights merupakan suatu perpaduan antara instrumen-instrumen yangdigerakkan oleh pasar dengan ukuran-ukuran konservasi danpembangunan yang lebih tradisional. Suatu pendekatan baru yangditawarkan dalam Bio-rights adalah pemberian/kontribusi dari parapemangku kepentingan global kepada penduduk setempat untukpengadaan/pertahanan/peningkatan jasa-jasa lingkungan (ekosistem)seperti pengikatan (squestration) karbon (melalui penanaman pohon,melindungi/menjaga hutan), serta menjaga keberlangsungan penyediaanair bersih dan keanekaragaman hayati. Dengan demikian, pendekatanini menggabungkan aspirasi pembangunan dan konservasi dari LSM,pemerintah, pihak swasta, dan juga penduduk setempat. Proyek-proyekdi lapangan telah menunjukkan bahwa Bio-rights bisa menjadi sesuatupendekatan yang sangat kuat untuk mengatasi tantangan-tantanganmasalah lingkungan yang besar saat ini termasuk masalah perubahaniklim global dan kerusakan keanekaragaman hayati. Dengan inspirasidari upaya-upaya besar yang terkait dengan pembangunan REDD danMDGs, Bio-rights menawarkan potensi besar untuk mewujudkan tujuan-tujuan global menjadi tindakan nyata.

Page 8: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

vi Bio-rights dalam teori dan praktek

Laporan ini memberikan sebuah pendahuluan tentang rasionalitas danteori di balik Bio-rights sekaligus menawarkan panduan menyeluruh untukpenerapan Bio-rights di lapangan. Sebuah penjelasan detail secarabertahap tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan mengindikasikanhal-hal yang perlu dilakukan untuk memulai dan menerapkan sebuahproyek dengan berhasil. Sejumlah deskripsi detail dari Indonesia dan Malimengilustrasikan tahap-tahap penerapan yang telah dilakukan dankegiatan-kegiatan yang telah berhasil dicapai sejauh ini. Laporan iniditujukan kepada para praktisi pembangunan dan konservasi yangberminat untuk menggabungkan pendekatan Bio-rights ke dalampekerjaan mereka. Laporan ini juga bertujuan memberikan sebuahpandangan tentang teori di balik pendekatan pendanaan Bio-rights sertapengalaman di lapangan kepada para pembuat kebijakan, lembaga donordan pemangku kepentingan swasta yang berminat.

BAGIAN 1. TEORI DAN DASAR PEMIKIRAN

Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan penurunan ketersediaanlahan dan berakibat pada penurunan peluang pembangunan bagimasyarakat pinggiran. Banyak masyarakat miskin di daerah pedesaantelah terjebak dalam sebuah kondisi yang kita sebut “jerat kemiskinan”.Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka terpaksa harusmengeksploitasi lingkungan alam sekitar secara tidak bertanggung jawab.Eksploitasi itu sendiri menyebabkan kerusakan yang semakin meningkatdan menghambat peluang pembangunan bagi mereka selanjutnya.“Lingkaran setan” kemiskinan dan penurunan kualitas lingkungan yangparah perlu segera ditanggulangi agar tantangan-tantangan konservasidan pembangunan pada saat ini dapat diatasi.

Sebelumnya banyak pihak yang telah melakukan berbagai upayapengentasan kemiskinan dan konservasi lingkungan, namun kurangberhasil. Upaya-upaya tersebut agaknya tidak berkelanjutan danmenimbulkan konflik antara integritas lingkungan dengan kepentinganpembangunan. Bio-rights bermaksud menawarkan sebuah pendekatanbaru untuk membuat jembatan penghubung antara konservasi danpembangunan. Pendekatan pendanaan Bio-rights ini dibangun denganmenimba pelajaran-pelajaran/pengalaman yang diperoleh dari upaya-upaya terdahulu sekaligus menggabungkannya dengan instrumen-instrumen yang telah berhasil diterapkan di bidang konservasi danpembangunan belakangan ini.

Page 9: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

viiBio-rights dalam teori dan praktek

Bio-rights bisa dilihat sebagai sebuah mekanisme insentif yang hampirserupa dengan sistem ‘Pembiayaan untuk Jasa-jasa Lingkungan’(Payments for Environmental Services/PES). Mekanisme Bio-rightsdidasarkan atas tiga langkah yang nampak sederhana, namun kuat. Padadasarnya langkah-langkah ini menekankan adanya keterlibatanmasyarakat dalam upaya pelestarian nilai-nilai lingkungan yang memilikikepentingan global.

• Langkah 1. Masyarakat lokal menerima kredit mikro untukmengembangkan kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakanpendapatan berkelanjutan.

• Langkah 2. Masyarakat membayar kredit dan bunga pinjamannyabukan dalam bentuk uang, namun dalam bentuk pelayanankonservasi lingkungan, seperti upaya-upaya penghijauan kembali,perlindungan habitat dan pencegahan tindakan penggunaan lahanyang tidak bertanggung jawab.

• Langkah 3. Jika upaya-upaya pelayanan konservasi lingkunganpada langkah 2 tersebut berhasil, maka kredit mikro yang diterimamasyarakat akan diubah menjadi bantuan (hibah) murni yangselanjutnya digulirkan kepada anggota masyarakat lain untukpembangunan berkelanjutan.

Pemberian insentif untuk konservasi diiringi dengan upaya intensifpenciptaan pembangunan (pengembangan alternatif matapencaharian)dan konservasi lingkungan yang berkelanjutan serta pembentukankelompok. Kesadaran mengenai pentingnya pengelolaan sumberdayaditumbuhkan demi perbaikan mata pencaharian masyarakat. Hal inimemberikan hasil positif pada tingkat yang berbeda. Di lapangan, Bio-rights membantu memperbaiki mata pencaharian dan mengatasi masalah-masalah lingkungan yang menghambat pembangunan masyarakat yangberkelanjutan. Bagi para pemangku kepentingan global, mekanisme inibisa menjadi jaminan akan ketersediaan pelayanan lingkungan di masadepan yang dianggap penting bagi generasi mendatang atau tujuan-tujuanbisnis jangka panjang yang berkelanjutan.

Pendekatan Bio-rights dikembangkan oleh Wetlands International1, AlterraGreen World Research (Wstafingen University) dan sejumlah organisasi

1 WI -Indonesia Programme pertama kali menerapkan pendekatan Bio-Rights padatahun 1998 di desa-desa pesisir Kabupaten Pemalang Jawa Tengah dan ini agaknyamerupakan cikal bakal (perintis) dari lahirnya pendekatan Bio-Rights.

Page 10: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

viii Bio-rights dalam teori dan praktek

terkait di akhir tahun 1990-an. Pendekatan ini diformulasikan sebagaisebuah respon terhadap masalah-masalah sosial, lingkungan danekonomi yang cukup kompleks yang ada di lapangan, yang terbukti sulitdiatasi dengan tindakan-tindakan pengelolaan sumberdaya alam secarakonvensional. Setelah berhasil dengan proyek-proyek pendahulunya, saatini mekanisme Bio-rights telah mengalami penyempurnaan melaluisejumlah proyek skala kecil maupun menengah di Asia Tenggara danAfrika yang dilakukan oleh Wetlands International.

Langkah 1. Persiapan Proyek:

a) Pembangunan konsep danpenilaian pendekatan

b) Generasi sumberdayac) Identifikasi pemangku kepentingan

yang berminatd) Pemilihan lokasi proyeke) Pembangunan jaringan dan

konsultasi pemangku kepentingan(I)

f) Pemilihan manajer program lokalg) Pelatihan manajer program lokal

Langkah 2. Pembangunan Proyek:

a) Konsultasi pemangku kepentingan(II): penjelasan konsep danpembentukan kelompok

b) Konsultasi pemangku kepentingan(III): penentuan tujuan danperencanaan

c) Opsional: studi lapangan lanjutand) Mencocokkan perencanaan Bio-

rights dalam konteks yang lebihbesar

e) Mengatasi hambatan kebijakan

Langkah 4. PenerapanProyek:

a) Peningkatan kapasitasdan peningkatankesadaran

b) Pemberian kredit mikroc) Persiapan kegiatan-

kegiatan konservasi danpembangunan

Langkah 3. Kontrak:

a) Negosiasi kontrakb) Penandatanganan

kontrak Bio-rights

Langkah 5. Pemantauandan Evaluasi Proyek:

a) Monitoring hasil danpencapaian proyek

b) Perubahan kredit mikroc) Evaluasi pelajaran-

pelajaran yang diperoleh

Gambar i. Tahap-tahap pokok dalam penerapan Bio-rights

Page 11: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

ixBio-rights dalam teori dan praktek

BAGIAN 2. PENERAPAN BIO-RIGHTS

Sebuah proyek Bio-rights bisa dibagi menjadi 5 tahap penerapan dan didalamnya terdapat kurang lebih 20 sub-kegiatan yang berbeda (Gambari). Semua itu difasilitasi oleh seorang “Manajer Proyek Bio-rights/MPB”yang memantau keseluruhan proses penerapan dan mewakili kepentinganpara investor. Seorang “Manajer Program Loka/MPL” – biasanya sebuahLSM setempat – mewakili kepentingan masyarakat setempat (the seller)dan bertanggung jawab atas pengelolaan proyek sehari-hari. Penerapankegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan ada di tangan masyarakatsetempat, dengan dukungan teknis yang diberikan oleh Manajer ProyekBio-rights dan Manajer Program Lokal.

Sebuah proyek Bio-rights dimulai dengan tahap persiapan proyek, yangterdiri atas penggalangan dana, identifikasi tujuan konservasi dan pemilihanawal lokasi proyek. Dalam tahap ini juga, jaringan para pemangkukepentingan dikembangkan dan struktur manajemen proyek lokal dibentuk.Kemudian, dalam tahap pengembangan proyek, potensi penandatanganankesepakatan Bio-rights dinilai melalui negosiasi masyarakat. Jikamasyarakat berminat, sebuah perencanaan penerapan proyek secara nyatadibuat dan diintegrasikan dengan kebijakan regional selama pertemuan-pertemuan para pemangku kepentingan. Sebuah kontrak dinegosiasikanantara pihak “penjual” dan “pembeli” dalam tahap negosiasi kontrak. Kontrakantara masyarakat dan investor diresmikan melalui suatu penandatanganankontrak. Seringkali lembaga-lembaga pemerintah dan pemuka masyarakatterlibat dalam penandatanganan ini. Tahap penerapan proyek dimulaidengan pembentukan kapasitas yang ekstensif dan peningkatan kesadaran.Hal ini ditujukan untuk membuat para pemangku kepentingan mengenaldan memahami aspek-aspek penting konservasi dan pembangunan, yangselanjutnya diikuti dengan pemberian kredit mikro. Kemudian kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan diterapkan, biasanya secarabersamaan. Keberhasilan intervensi konservasi dan pembangunan diukursebagai bagian dari pemantauan dan evaluasi proyek. Pengubahan kreditmikro menjadi sebuah bantuan murni (hibah) dilaksanakan berdasarkantingkat keberhasilan konservasi. Kegiatan-kegiatan evaluasi proyekdijalankan selama dan setelah pelaksanaan proyek untuk mengadaptasikanproyek secara optimal dengan kondisi lokasi setempat. Hasil evalusi inijuga dapat menjadi pelajaran untuk intervensi di masa depan. Periodeproyek sangat bervariasi di antara setiap ide Bio-rights; jangka pendek (3-4 tahun) untuk proyek yang bertujuan mendukung masyarakat setempatdalam menciptakan praktek-praktek pengeksploitasian lahan yangbertanggung jawab secara berkelanjutan, dan jangka panjang (>10 tahun)untuk proyek yang menerapkan Bio-rights sebagai sebuah pendekatan yangberbasis pada pembiayaan untuk pelayanan lingkungan (PES).

Page 12: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

x Bio-rights dalam teori dan praktek

BAGIAN 3. PENGALAMAN DI LAPANGAN

Penerapan Bio-rights dimulai sekitar 10 tahun lalu melalui beberapaproyek percontohan kecil yang ditargetkan pada restorasi mangrove(dirintis di Pemalang Jawa Tengah) dan sejak enam tahun silam untukrestorasi lahan gambut (di Jambi, Kalteng dan Sumatera Selatan) diIndonesia dan konservasi burung air di Mali. Sejak saat itu, pendekatanini kemudian ditingkatkan secara signifikan oleh Wetlands Internationaldengan Proyek Green Coast dan Program Pengentasan Kemiskinan.Beberapa lembaga konservasi, pembangunan dan kredit mikro jugatelah terlibat dalam penerapan pendekatan ini. Saat ini, beberapa ribuhektar lahan mangrove dan berbagai habitat hutan rawa gambut telahdirestorasi. Ekosistem lain yang ditargetkan dengan pendekatan inimeliputi hutan di dataran banjir, gumuk pasir dan laguna.Pengembangan pelayanan ekosistem telah menurunkan resikokerusakan lingkungan sekaligus meningkatkan pendapatan lebih dari100 ribu orang miskin yang mengandalkan lahan basah, yang tinggaldi dalam atau di sekitar wilayah target. Ribuan anggota masyarakatdilibatkan secara langsung sebagai pihak penandatangan kontrak.Mereka menggunakan kredit mikro mereka untuk mengembangkanberbagai kegiatan ekonomi yang meliputi perikanan, peternakan ayamatau kambing, pertanian, serta pengembangan bisnis kecil. Sebagianbesar proyek telah berhasil dalam pencapaian pembangunan dankonservasi, meskipun beberapa proyek percontohan mengalamikegagalan karena berbagai kendala. Kendala tersebut antara lainpengelolaan lokal yang lemah dan kapasitas para manajer program lokalyang terbatas dalam menerapkan Bio-rights serta adanya kegagalankegiatan PES (melalui restorasi tanaman) akibat adanya bencana alam(seperti banjir). Secara umum, dapat disimpulkan bahwa Bio-rightsadalah suatu cara yang efektif untuk pencapaian pembagunan dankonservasi berkelanjutan yang berbasis pada masyarakat. Selama Bio-rights diterapkan sebagai pelengkap bagi pendekatan-pendekatanpembangunan (ekonomi) dan konservasi serta tuntutan-tuntutanpenerapan kunci diterapkan, maka pendekatan ini sangat mungkinmencapai keberhasilan. Pengetahuan teknis yang minim mengenaikonservasi dan pembangunan, ketidaktepatan pemilihan lokasi,ketidaktepatan pelatihan dan kurangnya peningkatan kesadaran telahmenjadi penghambat bagi keberhasilan penerapan.

Page 13: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xiBio-rights dalam teori dan praktek

Investigasi dan percontohan yang lebih ekstensif diperlukan untukmenilai secara penuh potensi pendekatan ini agar efisiensinya dapatdimaksimalkan dalam berbagai kondisi yang berbeda di kemudian hari.Peningkatan kerjasama antara para ilmuwan, pekerja pembangunandan pihak swasta akan membantu pembentukan kerangka pemantauanyang cermat, penggabungan pengetahuan mult i-sektoral danpenjaminan penempatan yang tepat pada proses-proses lain yangditujukan untuk menggabungkan konservasi dan pembangunan.Pembangunan di masa mendatang akan dibagikan (dalam bentukdokumentasi hasil/pengalaman sebelumnya) kepada para pemangkukepentingan melalui publikasi dan diseminasi pengalaman yang berbasisinternet.

Page 14: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xii Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 15: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xiiiBio-rights dalam teori dan praktek

Daftar Istilah

Manajer Proyek Bio-rights

MPB

BRR

‘Buyer’ (‘pembeli’)

CB-NRM

CBO/KSM

Conditionality(persyaratan)

CCFPI

Perwakilan LSM nasional atau internasionalyang bertanggung jawab atas keseluruhanmanajemen proyek, konsep rancangan dannegosiasi dengan para pemangku kepentinganyang berinvestasi.

Bio-rights Project Manager (Manajer ProyekBio-rights).

Badan Reknstruksi dan Restorasi Aceh-Nias

Pemangku kepentingan yang berinvestasi, yaitupembeli sebuah pelayanan ekosistem.

Community-based Natural ResourcesManagement (pengelolaan sumberdaya alamyang berbasis masyarakat).

Community-based Organisation / KelompokSwadaya Masyarakat (organisasi berbasismasyarakat).

Prinsip ketika para pihak yang menandatanganikontrak harus memenuhi kondisi-kondisitertentu yang telah disepakati bersama padasuatu tahap tertentu dari proyek, sebelumberhak mendapatkan pengadaan sumberdaya.

Climate Change, Forests and Peatlands inIndonesia project (perubahan Iklim, hutan danlahan gambut di proyek Indonesia).

Page 16: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xiv Bio-rights dalam teori dan praktek

CDM

CIDA

CSO

DGIS

Ecosystemservices(pelayananlingkungan)

FSC

ICDP

IPCC

Leakage(kebocoran)

Local ProgramManager(ManajerProgram Lokal)

MPL

MEA

Clean Development Mechanisms (MekanismePembangunan Bersih)

Canadian International Development Stafcy (stafpembangunan internasional Kanada).

Civil Society Organizations

Directoraat Generaal InernationaleSamenwerking; development aid departement ofthe Dutch Ministry of Foreign Affairs (DirektoratJenderal Kerjasama Internasional; departemenbantuan pembangunan Kementerian Luar NegeriBelanda).

Penilaian Eksosistem Millennium (2005)mendefiniskan pelayanan ekosistem sebagai“keuntungan manusia yang diperoleh dariekosistem”.

Forest Stewardship Council (dewan penjagahutan).

Integrated Conservation and DevelopmentProject (proyek konservasi dan pembangunanyang terintegrasi).

International Panel on Climate Change(pertemuan internasional tentang perubahaniklim).

Pemindahan atau penurunan praktek-praktekyang membahayakan sebagai suatu hasil ukuran-ukuran konservasi dalam sebuah lokasi tertentu.

Perwakilan LSM setempat yang bertanggungjawab atas pengelolaan proyek di lapangan,memfasilitasi kegiatan-kegiatan masyarakatsetempat dan mewakili kepentingan masyarakatselama negosiasi kontrak.

Local Program Manager (Manajer ProgramLokal).

Millennium Ecosystem Assessment (PenilaianEkosistem Millennium).

Page 17: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xvBio-rights dalam teori dan praktek

Millennium Development Goal (tujuanpembangunan millennium).

Marine Stewardship Council (badan penjagapantai).

Non-Governmental Organisation (organisasinonpemerintah / LSM).

Pengembangan Alternatif Matapencaharian

Payments for Environmental Services(pembiayaan untuk pelayanan / penyediaanjasa-jasa lingkungan).

Reduced Emissions from land Degradationand Deforestation (penurunan emisi daripengrusakan lahan dan hutan).

Pemilik sebuah pelayanan ekosistem yangmemberikan pelayanan konservasi denganimbalan pembayaran oleh satu pemangkukepentingan eksternal.

Wetlands International Indonesia Programme.

Wetlands and Poverty Reduction Programme.

MDG

MSC

NGO

PAM

PES

REDD

‘Seller’ (‘Penjual’)

WI-IP

WPRP

Page 18: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xvi Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 19: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xviiBio-rights dalam teori dan praktek

Daftar Isi

Halaman

Penghargaan dan Ucapan Terimakasih iii

Ringkasan v

Daftar Istilah xiii

Daftar Isi xvii

Daftar Lampiran xxi

Daftar Tabel xxii

Daftar Gambar xxiii

Daftar Kotak xxvi

1. Pendahuluan 11.1. Tujuan laporan 21.2. Panduan bacaan 3

BAGIAN I: TINJAUAN ANALITIS TENTANG PENDEKATANBIO-RIGHTS

2. Latar Belakang dan Dasar Pemikiran 92.1. Perumusan masalah 92.2. Perlunya penghubungan pengentasan kemiskinan

dengan konservasi alam 112.3. Tuntutan kunci untuk rekonsiliasi pembangunan

dengan konservasi lingkungan yang berkelanjutan 13

Page 20: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xviii Bio-rights dalam teori dan praktek

3. Pendekatan Bio-rights: Penjelasan mengenaimekanisme pendanaan Bio-rights 153.1. Kerangka kerja menyeluruh 153.2. Prasyarat untuk keberhasilan penerapan 213.3. Prioritas untuk penerapan 253.4. Pelaksana yang terlibat 263.5. Struktur organisasi 303.6. Biaya 333.7. Keberlanjutan Proyek 353.8. Kontrak dan Penguatan Kontrak 363.9. Jangka Waktu Kontrak 393.10. Pemberian kredit dan verifikasi 403.11. Bio-rights dan kebijakan 413.12. Skala proyek 423.13. Tantangan dan hambatan 42

4. Bio-rights dalam Portofolio Konservasi danPembangunan yang Lebih Luas 454.1. Proses 46

4.1.1. Hubungan dengan kebijakan 464.1.2. Pemberian hak milik 464.1.3. Penegakan hukum 474.1.4. Pengorganisasian kelompok-kelompok 47

4.2. Penyesuaian terhadap pendekatan-pendekatanyang ada 484.2.1. Pengetukan pasar global 484.2.2. Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis

Masyarakat (Community-based NaturalResources Management / CB-NRM) 50

4.2.3. Skema simpanan berbasis masyarakat 504.2.4. Wisata Ekosistem 514.2.5. Pelabelan 51

4.3. Pengadaptasian Bio-rights 524.3.1. Pendekatan PES 524.3.2. Pendekatan Kredit Mikro 53

Page 21: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xixBio-rights dalam teori dan praktek

5. Bio-rights Terkait dengan Mekanisme Pendanaanuntuk Konservasi dan Pembangunan Lainnya 55

5.1. Dasar bagi penggunaan mekanisme pendanaan 565.2. Mekanisme pendanaan dalam sektor konservasi –

pembangunan 585.2.1. Proyek Konservasi dan Pembangunan

Terintegrasi (ICDPs) 595.2.2. Pembayaran untuk Pelayanan Ekosistem

(PES) 605.2.3. Kredit mikro 66

5.3. Bio-rights dalam perbandingan dengan ICDPs,PES dan kredit mikro 685.3.1. Persamaan dan Perbedaan 685.3.2. Mekanisme mana yang akan dipilih? 69

5.4. Pelajaran-pelajaran yang diperoleh dan praktek-praktek terbaik yang muncul 70

BAGIAN II: PANDUAN UNTUK PIHAK YANG MENERAPKAN

6. Penerapan Bio-rights 796.1. Pendahuluan 796.2. Langkah 1. Inisiasi proyek 816.3. Langkah 2. Pengembangan proyek 896.4. Langkah 3. Pengembangan kontrak 1006.5. Langkah 4. Penerapan proyek 1036.6. Langkah 5. Pemantauan dan evaluasi proyek 1056.7. Jangka waktu proyek 107

BAGIAN III: CONTOH DARI LAPANGAN

7. Bio-rights 1998-2008 1137.1. Sejarah Bio-rights 1147.2. Rencana untuk masa depan 1157.3. Tinjauan 116

Page 22: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xx Bio-rights dalam teori dan praktek

8. Kasus I. Restorasi Mangrove di Jawa, Indonesia 1178.1. Pendahuluan 1188.2. Inisiasi proyek 1208.3. Pengembangan proyek 1218.4. Pengembangan kontrak 1238.5. Penerapan proyek 1248.6. Hasil proyek 127

9. Kasus II. Restorasi Wilayah Pantai yang TerkenaDampak Tsunami di Sumatera, Indonesia 1339.1. Pendahuluan 1349.2. Inisiasi proyek 1359.3. Pengembangan proyek 1389.4. Pengembangan kontrak 1409.5. Penerapan proyek 1419.6. Hasil proyek 144

10. Kasus III. Konservasi Burung Air di Inner NigerDelta, Mali 15110.1. Pendahuluan 15210.2. Inisiasi proyek 15410.3. Pengembangan proyek 15510.4. Pengembangan kontrak 15610.5. Penerapan proyek 15810.6. Hasil proyek 159

Daftar Pustaka 163

Page 23: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xxiBio-rights dalam teori dan praktek

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Penilaian Kecocokan Bio-rights sebagai SuatuAlat Penting bagi Penerapan Proyek 167

Lampiran 2. Sistem Dukungan Keputusan Pemilihan Lokasi 169

Lampiran 3. Checklist untuk Pengembangan Proyek 172

Lampiran 4. Checklist untuk Pengembangan Kontrak 173

Lampiran 5. Bio-rights: Kesimpulan Tahap Penerapan danTanggung Jawab 175

Lampiran 6. Rekomendasi beberapa Lokasi PercontohanRestorasi Ekosistem Pesisir Pasca Tsunami 178

Lampiran 7. Daftar Usulan Lokasi Percontohan (Demo Site )Restorasi Pesisir di Aceh dan Nias 180

Lampiran 8. Peraturan Pengelolaan Pesisir Desa KruengTunong Nomer 11.14.05.03.2022/338/2008 188

Page 24: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xxii Bio-rights dalam teori dan praktek

DATAR TABEL

Tabel 3.1. Alasan-alasan keterlibatan dalam inisiatifBio-rights dari masyarakat sipil, pemerintah danpihak swasta 29

Tabel 3.2. Tanggung jawab utama Manajer ProyekBio-rights (kiri) dan Manajer Program Lokal (kanan)dalam penerapan proyek 32

Tabel 6.1. Data kunci yang perlu dikumpulkan sebagaibagian dari pendataan yang cepat untuk pemilihanlokasi proyek Bio-rights (Langkah 1D) 85

Tabel 6.2. Tujuan-tujuan konsultasi pemangku kepentingandalam Langkah 2A dan 2B. Konsultasi parapemangku kepentingan dalam Langkah 2Bditargetkan pada kelompok masyarakat yangdibentuk dalam Langkah 2A 91

Tabel 6.3. Jangka waktu proyek untuk langkah-langkahpenerapan yang berbeda 108

Page 25: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xxiiiBio-rights dalam teori dan praktek

DAFTAR GAMBAR

Gambar i. Tahap-tahap pokok dalam penerapan Bio-rights viii

Gambar 2.1. Jerat kemiskinan di Indonesia: kegiatan-kegiatanpembalakan liar yang didorong oleh kemiskinanmengarahkan pada kerusakan hutan yang sangatbesar dan menghancurkan kehidupan masyarakatyang mengandalkan hutan. 10

Gambar 2.2. Akses yang terbatas terhadap lahan dansumberdaya mungkin merupakan sebuah halyang penting dari perspektif konservasilingkungan, tetapi seringkali hal ini mengesam-pingkan peluang pembangunan bagi masyarakatsetempat. 12

Gambar 3.1. Konsultasi mayarakat, negosiasi dan penanda-tanganan kontrak di Kalimantan, Indonesia. 17

Gambar 3.2. Skema sederhana pendekatan Bio-rights. Dalamhal konservasi atau restorasi, jika pelayananekosistem dari masyarakat setempat mencapaikeberhasilan, maka kredit mikro bisa diubahmenjadi bantuan murni. Sedangkan masyarakatmungkin juga diharuskan membayar kembali kredityang telah mereka terima sebelumnya sebagaidana berbasis masyarakat, yang akan menjaminketersediaan dana kas yang berkelanjutan untukmembiayai penerapan proyek. 19

Gambar 3.3. Heterogenitas sosial harus dipertimbangkandengan baik selama perancangan proyek dankonsultasi masyarakat. 23

Gambar 3.4. Nilai-nilai lingkungan yang berbeda dan potensiprioritas dari kelompok-kelompok kepentingan.Ini adalah sebuah contoh. Prioritas pasti dari parapelaku bergantung pada tujuan tertentu organisasiatau individu dan pada kondisi lokasi setempat. 28

Gambar 3.5. Kerangka kerja untuk penerapan Bio-rights.Pembeli potensial digambarkan dengan garisputus-putus. 30

Page 26: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xxiv Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 3.6. Hubungan antara biaya peluang untuk penerapanBio-rights, keinginan untuk membayar daripembeli global dan nilai potensial pelayananekosistem. 34

Gambar 4.1. Pasar-pasar global untuk pengadaan pelayananekosistem berkembang dengan sangat cepat,misalnya untuk pengurangan emisi dengan REDD 49

Gambar 5.1. Sementara pelayanan ekosistem tertentu sepertiperikanan (kiri) memiliki nilai keuangan yangberbeda, pelayanan lain – seperti misalnyaperlindungan terhadap badai (kanan) – belumdiinternalisasikan ke dalam pasar. 58

Gambar 5.2. Dasar pemikiran pelayanan ekosistem. 62

Gambar 6.1. Pendataan lapangan merupakan sebuah bagianpenting dalam proses pemilihan lokasi. 84

Gambar 6.2. Konsultasi pemangku kepentingan di Indonesia. 87

Gambar 6.3. Diskusi kelompok desa di Inner Niger Delta, Mali. 90

Gambar 6.4. Aspek-aspek penting pembangunan proyek:pembentukan peran dan tanggung jawabanggota kelompok (kiri) dan pemetaan lokasiproyek (kanan). 97

Gambar 6.5. Kontrak Bio-rights, ditandatangani bersamakelompok masyarakat di Kalimantan, Indonesia. 102

Gambar 6.6. Para peserta pelatihan Bio-rights dan kegiatan-kegiatan peningkatan kesadaran. 103

Gambar 6.7. Contoh rencana kerja yang ditabulasi sebagai-mana dikembangkan masyarakat Bio-rights diDesa Pesantren, Jawa (Indonesia), yang berisiinformasi mengenai (dari kiri ke kanan) kegiatan-kegiatan yang direncanakan, bulan, individu yangbertanggung jawab untuk kegiatan-kegiatan dantindakan-tindakan di lokasi. 105

Gambar 7.1. Restorasi berbasis masyarakat pada lahan gambutyang rusak di Kalimantan, Indonesia telahmenghasilkan penghindaran emisi karbondioksidayang signifikan dan memberikan kontribusi padakonservasi keanekaragaman hayati 114

Page 27: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xxvBio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 8.1. Tambak udang yang rusak di Aceh, Indonesia. 119

Gambar 8.2. Kegiatan-kegiatan konservasi Bio-rights diPemalang Jawa Tengah: sistem “silvo-fisheries”(kiri) dan hutan pantai, yang membentuk sabukperlindungan (kanan). 122

Gambar 8.3. Kegiatan-kegiatan pembangunan Bio-rights diDesa Pesantren: produksi rumput laut danpeternakan kambing. 129

Gambar 9.1. Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh,Sumatera. 135

Gambar 9.2. Daerah perlindungan mangrove yangdiciptakan di Aceh dalam proyek Green Coast 142

Gambar 9.3. Perawatan mangrove dalam proyek GreenCoast 143

Gambar 9.4. Peternakan bebek sebagai sebuah kegiatanpembangunan berkelanjutan 144

Gambar 10.1. Inner Niger Delta dalam musim kemarau. 152

Gambar 10.2. Eksploitasi burung (kiri) dan ikan (kanan) yangberlebihan di Inner Niger Delta. 153

Gambar 10.3. Kelompok perempuan Bio-rights di suatu hutanyang dihijaukan kembali di Mali. 155

Gambar 10.4. Anak-anak sekolah, dengan bangga menunjukanbooklet identifikasi burung mereka dan kaosproyek. 159

Gambar 10.5. Kegiatan-kegiatan pembangunan yangdidukung dalam proyek: pendidikan (kiri) danpembentukan bank makanan (kanan). 161

Page 28: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

xxvi Bio-rights dalam teori dan praktek

DAFTAR KOTAK

Kotak 3.1. Bio-rights: dari pemilikan sampai pelayanan 16

Kotak 3.2. Sejarah Bio-rights 20

Kotak 3.3 Menuju Pendanaan Bio-rights 39

Kotak 6.1. Formasi kelompok 90

Kotak 6.2. Manajer Bio-rights dan Manajer Program Lokal:tingkat kemandirian 98

Kotak 6.3. ‘Top-down’ atau tidak? 102

Kotak 6.4. Sepuluh tips untuk penerapan Bio-rights yangberhasil 108

Kotak 8.1. Ringkasan proyek: 117

Kotak 8.2. Kasus Indramayu yang gagal. Apa yang salah? 125

Kotak 8.3. Pusat pelatihan pengelolaan mangrove Pemalang 131

Kotak 9.1. Ringkasan proyek (Restorasi Wilayah Pantaiyang Terkena Dampak Tsunami di Sumatera,Indonesia) 133

Kotak 10.1. Ringkasan proyek (Konservasi Burung Air di InnerNiger Delta, Mali) 151

Kotak 10.2. Bekerja dengan sebuah lembaga kredit-mikro 157

Page 29: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

1Bio-rights dalam teori dan praktek

1

Pendahuluan

LSM bidang konservasi dan pembangunan beserta pemerintahmenghadapi kesulitan yang cukup besar dalam upaya memadukankegiatan-kegiatan konservasi dengan pembangunan. Meskipun hubunganantara kemiskinan dan kerusakan lingkungan sudah diketahui secara luas,interaksi antara keduanya terbukti sangat rumit dan sulit untukdikonsepkan. Sebagai hasilnya, pendekatan-pendekatan terdahulu untukmenghubungkan konservasi dengan pembangunan seperti dalamIntegrated Conservation and Development Project (ICDP) tidak terlaluberhasil. Mengingat kesulitan tersebut, banyak pekerja konservasi danpembangunan yang mencari pendekatan inovatif, yang dibangun daripengalaman-pengalaman masa lalu dan menghindari kelemahan-kelemahan yang pernah terjadi. Secara bersamaan, momentum bagi parapihak yang berorientasi pasar semakin tepat untuk membantu upaya-upaya konservasi. Mekanisme seperti ini memasukkan nilai ekonomi daripelayanan ekosistem (jasa lingkungan) ke dalam pasar. Hal tersebutmenciptakan pendanaan yang signifikan demi konservasi lingkungan danmemungkinkan pengembangan sistem perdagangan. Dalam hal ini parapengguna sumberdaya memberikan biaya kepada pemilik sumberdayaatas penyediaan barang dan jasa tertentu yang berkelanjutan.

Sebagai tanggapan terhadap pembangunan-pembangunan di atas,Wetlands International dan Alterra (Wstafingen University dan PusatPenelitian) membentuk mekanisme pendanaan Bio-rights. Bio-rightsmenyediakan kredit mikro untuk pembangunan berkelanjutan kepadamasyarakat lokal, dengan syarat keterlibatan mereka dalam upaya

Page 30: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

2 Bio-rights dalam teori dan praktek

konservasi. Kredit tersebut diubah menjadi bantuan murni (hibah) bilakonservasi berhasil dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari sebuah proyekpercobaan di daerah pantai Pulau Jawa (di Kabupaten Pemalang), yangmelibatkan para nelayan miskin dalam upaya restorasi mangrove denganimbalan dukungan pembangunan. Kurang dari satu dekade, Bio-rightstelah berkembang menjadi sebuah pendekatan yang utama untukmemadukan konservasi dengan pembangunan dalam program-programutama Wetlands International. Saat ini, sejumlah organisasi lain yangmeliputi LSM-LSM konservasi dan pembangunan serta lembaga-lembagakredit mikro telah mulai menerapkan pendekatan ini. Tuntutan dari pihakswasta terhadap pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan jugasemakin meningkat. Selain itu, ide-ide global utama untuk konservasidan pembangunan yang berkelanjutan sedang dijalankan. Sementarasejauh ini banyak mekanisme pendanaan inovatif lain yang hanya teoritis,pendekatan Bio-rights telah terbukti berhasil dan efisien di lapangan. Olehkarena itu, Bio-rights nampaknya menjadi sebuah alat utama untukmemadukan konservasi dengan pembangunan.

1.1. TUJUAN LAPORAN

Laporan ini memberikan sebuah pendahuluan mengenai latar belakangpemikiran dan teori pendekatan Bio-rights. Selain itu, para pembaca jugadiperkenalkan dengan tahap-tahap praktis yang memungkinkanmekanisme ini digabungkan ke dalam ide-ide konservasi danpembangunan masa kini dan masa mendatang. Deskripsi studi kasusmengilustrasikan pengalaman-pengalaman, pelajaran-pelajaran yang bisadiperoleh, dan tantangan-tantangan yang akan terus dihadapi.

Bio-rights masih memerlukan perintisan lebih lanjut dan penilaian yangekstensif mengingat pendekatan ini relatif masih baru. Hal tersebut akanmemberikan pandangan-pandangan penting yang bisa membantupenyempurnaan Bio-rights, membuat penilaian yang lebih baik mengenaipengaruh pendekatan ini dibandingkan dengan mekanisme-mekanismelain, serta menerapkannya dalam kondisi dan lokasi yang berbeda.Dengan mempertimbangkan pembangunan-pembangunan tersebut,laporan ini seharusnya dianggap sebagai sebuah dokumen yang ‘hidup’,terbuka bagi penyempurnaan di kemudian hari begitu sebuah pandanganbaru muncul. Mudah-mudahan laporan ini dapat menggugah para praktisikonservasi dan pembangunan, para pembuat kebijakan dan para investor

Page 31: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

3Bio-rights dalam teori dan praktek

untuk menginvestigasi dan merintis pendekatan ini. Pengalaman-pengalaman mereka akan menjadi sebuah kontribusi penting bagipengembangan Bio-rights yang berkelanjutan sebagai sebuah alat untukmemadukan konservasi dengan pembangunan.

1.2. PANDUAN BACAAN

Laporan ini dibagi menjadi 3 bagian yang merefleksikan pendekatan Bio-rights dari sudut pandang yang berbeda dan pada tingkatan yang berbedapula. Pendekatan ini diperkenalkan dan ditempatkan dalam suatu konteksberdasarkan: i) tinjauan analitis mengenai pendekatan Bio-rights; ii)panduan untuk penerapannya; dan iii) pemilihan studi kasus dari lapangan.Hal tersebut untuk mencoba mengakomodasi kebutuhan-kebutuhaninformasi dari kelompok-kelompok pemangku kepentingan berbeda yangmenjadi target laporan ini. Tabel di bawah memberikan panduan bacaanlebih rinci agar pendekatan Bio-rights bisa lebih dipahami.

Bagian I. Tinjauan analitis mengenai pendekatan Bio-rights

Isi: Sebuah penjelasan teori dan dasar pemikiran di balik Bio-rights.Bagian ini juga meliputi suatu tinjauan mengenai penempatan Bio-rights yang tepat dalam konteks konservasi dan pembangunanyang lebih besar. Satu bagian secara khusus menjelaskanperbandingan antara Bio-rights dan pendekatan-pendekatanpendanaan inovatif lain untuk konservasi dan pembangunan yangsaat ini sedang diterapkan.

Target pembaca: Para pembuat kebijakan, para donatur, perusahaan-perusahaandan perwakilan dari organisasi-organisasi konservasi danpembangunan; para praktisi di lapangan yang ingin memperolehpemahaman umum mengenai pendekatan ini dan konteks yanglebih luas.

Tujuan: Bagian ini bertujuan memberikan sebuah tinjauan teoritis yangmenyeluruh. Singkatnya, bagian ini menjelaskan pengertian Bio-rights, alasan pengembangan Bio-rights dan cara kerja Bio-rights.Ini adalah bacaan penting bagi semua pihak yang inginmendapatkan pemahaman mendasar tentang pendekatan initanpa harus terlibat lebih dalam.

Page 32: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

4 Bio-rights dalam teori dan praktek

Bagian II. Panduan untuk penerapan

Isi: Sebuah penjelasan ekstensif tentang semua tahap yang perludiambil untuk mencapai keberhasilan dalam menerapkan danmelengkapi sebuah inisiatif Bio-rights. Informasi diberikan dalamberbagai isu meliputi pengembangan proyek, negosiasi kontrak,penerapan proyek, serta pemantauan dan evaluasi proyek.Informasi mengenai peran dan tanggung jawab para pemangkukepentingan dalam proses penerapan juga diberikan. Sejumlahdaftar yang terintegrasi akan membantu dalammempertimbangkan aspek-aspek penting yang terkait denganmasalah pemilihan lokasi, pengembangan kontrak dan penerapanproyek secara keseluruhan.

Target pembaca: Para praktisi di lapangan yang bertujuan ingin memadukantujuan-tujuan konservasi dengan pembangunan melaluipenerapan Bio-rights.

Tujuan: Panduan ini bertujuan menunjukkan pada pembaca tentangsemua tahap penting dalam pengembangan dan penerapanproyek yang perlu dilakukan agar penerapan pendekatan iniberhasil.

Bagian III. Contoh dari lapangan

Isi: Tiga studi kasus yang diberikan menunjukkan mekanismepenerapan Bio-rights di lapangan. Sesuai dengan tahap-tahappenerapan yang diperkenalkan dalam panduan (bagian II),pengembangan, penerapan dan hasil proyek Bio-rightsdigambarkan dalam dua contoh penerapan di lapangan, yaiturestorasi mangrove di Indonesia dan konservasi burung air diInner Delta, Mali.

Target pembaca: Para praktisi di lapangan yang ingin memahami mekanismepenerapan Bio-rights; para pembuat kebijakan; para lembagadonor; perusahaan-perusahaan dan perwakilan dari organisasi-organisasi konservasi dan pembangunan yang berminat denganpengalaman-pengalaman yang sudah dicapai.

Tujuan: Bagian ini menggambarkan pengalaman dan pelajaran praktisyang bisa ditarik dari proyek rintisan yang telah diterapkan sejauhini.

Page 33: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

5Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 34: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

6 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 35: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

7Bio-rights dalam teori dan praktek

Bagian I

TinjauanAnalitis tentangPendekatanBIO-RIGHTS

Taman Nasional Gunung GedePangrango. Bagian tertinggi yangboleh dicapai manusia di JawaBarat, Indonesia.

Sumber foto: Pieter van Eijk

Page 36: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

8 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 37: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

9Bio-rights dalam teori dan praktek

2

Latar Belakang danDasar Pemikiran

2.1. PERUMUSAN MASALAH

Pembangunan masyarakat di daerah pedesaan hampir tidak bergerak(stagnan) di negara-negara yang sedang berkembang (PBB, 2000). Cara-cara tradisional untuk lepas dari kemiskinan seperti bermigrasi ke daerahperkotaan telah menjadi tantangan utama bagi sebagian besar pendudukmiskin dunia. Sementara itu, pendapatan per kapita dari sektor pertaniandan kehutanan dikompromikan dengan peningkatan kepadatan pendudukdan penurunan ketersediaan lahan. Sebagai akibatnya, sumberpendapatan tradisional menjadi semakin tidak cukup untuk mendukungkehidupan masyarakat kecil. Pembangunan-pembangunan telahmemaksa masyarakat miskin untuk mengeksploitasi alam dengan tidakbertanggung jawab demi memenuhi kebutuhan hidup jangka pendekmereka. Mereka seperti terperangkap dalam “jerat kemiskinan”:sumberdaya alam dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan jangkapendek. Eksploitasi yang berlebihan tersebut justru menghambat peluangpembangunan jangka panjang dan menciptakan kerusakan lingkunganyang semakin meningkat. Hal ini memiliki pengaruh luas terhadapkehidupan ekonomi masyarakat yang terlibat dalam eksploitasi tidakbertanggung jawab itu. Selain masyarakat, para pemangku kepentinganyang mengandalkan pelayanan ekosistem yang sedang mengalamidegradasi juga ikut terkena imbasnya. Kurangnya kesadaran masyarakatakan pentingnya pelayanan ekosistem untuk kehidupan yangberkelanjutan juga telah meningkatkan pengaruh yang berbahaya dariumpan balik negatif mata pencaharian terhadap lingkungan.

Page 38: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

10 Bio-rights dalam teori dan praktek

Jerat kemiskinan secara jelas ditunjukkan oleh sebuah contoh darilapangan, yaitu kerusakan skala besar atas hutan mangrove di AfrikaBarat. Kerusakan mangrove di berbagai wilayah ini disebabkan olehkebutuhan kayu bakar dan digunakan sebagai salah satu fasilitas produksigaram. Garam – yang disarikan dari perebusan air laut – memberikanpendapatan yang sangat kecil kepada sejumlah masyarakat miskin.Pendapatan tersebut sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhansehari-hari mereka. Sementara itu, bersamaan dengan kerusakanmangrove, para produsen garam tanpa disadari telah memperburuk matapencaharian dasar ratusan ribu orang di wilayah tersebut. Pola-pola yangsama atas kerusakan lingkungan juga terjadi di bidang lain, yaitukeuntungan jangka pendek yang diperoleh dari eksploitasi sumberdayayang tidak bertanggung jawab tidak sebanding dengan kerugian jangkapanjang yang sangat besar. Saat ini, 75 persen masyarakat miskin duniadiperkirakan hidup di daerah pedesaan (Bank Dunia, 2006). Banyak darimereka dihadapkan pada pilihan yang sama dengan pilihan yang dimilikioleh para produsen garam dari Afrika Barat. Jerat kemiskinan ini telahmenjadi penyebab kerusakan lingkungan, khususnya di wilayah negara-negara berkembang.

Dewasa ini, kesadaran akan pentingnya pengelolaan konservasilingkungan dan sumberdaya alam yang lebih baik semakin meningkat.Salah satunya berkat publikasi dari Millennium Ecosystem Assessment(2005) dan laporan ke empat IPCC, yang menyoroti manfaat ekonomipelayanan lingkungan secara langsung terhadap ekonomi global serta

Gambar 2.1. Jerat kemiskinan di Indonesia: kegiatan-kegiatan pembalakan liaryang didorong oleh kemiskinan mengarahkan pada kerusakan hutan yang sangatbesar dan menghancurkan kehidupan masyarakat yang mengandalkan hutan.Sumber foto: Marcel Silvius (kiri) dan Wim Giesen (kanan).

Page 39: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

11Bio-rights dalam teori dan praktek

dampak negatif sosio-ekonomi dari kerusakan lingkungan. Kesadaranakan perlunya pengelolaan sumberdaya yang lebih baik juga didorongoleh pengaruh fisik dari kerusakan lingkungan yang semakin nyata padadekade terakhir ini; perubahan iklim dan kerusakan keanekaragamanhayati adalah contoh umum masalah lingkungan yang sering munculsebagai berita utama. Sejauh ini, upaya-upaya untuk menghadapi bahayabesar masalah lingkungan belum cukup berhasil. Salah satu penyebabnyaadalah kenyataan bahwa jerat kemiskinan tidak ditanggapi secara tepatsebagai akar permasalahan dari kerusakan lingkungan dalam penyusunankebijakan dan perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah, LSM, pihakswasta dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan sumberdayaalam dan konservasi lingkungan.

2.2. PERLUNYA PENGHUBUNGAN PENGENTASAN KEMISKINANDENGAN KONSERVASI ALAM

Keterkaitan antara kemiskinan dan kerusakan lingkungan menegaskanperlunya rekonsiliasi antara konservasi dan pembangunan. Namundemikian, ada juga berbagai pertimbangan praktis yang mendukungintegrasi tersebut. Pendekatan-pendekatan tradisional untuk konservasilingkungan telah dikritisi karena telah mengesampingkan peluangpembangunan bagi masyarakat setempat. Akses yang terbatas terhadaplahan sebagai akibat dari pembentukan daerah perlindungan atau aksesyang terbatas terhadap sumberdaya akibat kuota pengambilan ikan ataukayu adalah contoh-contoh ukuran yang mungkin dipandang perlu dariperspektif konservasi lingkungan. Akan tetapi, hal tersebut justrumerupakan suatu beban penghidupan bagi masyarakat miskin pedesaan.Beberapa ukuran konservasi yang membatasi telah bertentangan denganhak-hak masyarakat tradisional akan tanah dan sumberdaya alam yangsebagian sudah ada di lokasi-lokasi tertentu selama ratusan tahunsebelumnya. Kontroversi seperti itu akan sangat mungkin meningkatapabila tekanan pada sumberdaya alam – dan ukuran-ukuran untukmengatasinya – juga meningkat.

Konflik antara konservasi dan pembangunan membuat masyarakatsetempat beranggapan bahwa hal tersebut hanya sebuah masalahkonservasi, bukan sebagai masalah gabungan dari keduanya. Potensibekerjasama dengan masyarakat sebagai pelayan konservasi seringkalidinilai rendah. Selain itu, masyarakat setempat juga seringkali diabaikan

Page 40: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

12 Bio-rights dalam teori dan praktek

dalam penyusunan kebijakan dan perencanaan pengelolaan sumberdayaalam. Tujuan-tujuan pembangunan masyarakat sering kali kurangterintegrasi dalam penerapan upaya-upaya konservasi lingkungan dilapangan. Pendekatan seperti ini bisa dipertanyakan dari segi etika –khususnya di wilayah padat penduduk – dan tidak bisa berkelanjutan.Pertimbangan-pertimbangan ini semakin memperkuat perlunya sebuahpendekatan yang lebih bisa mengintegrasikan pengentasan kemiskinandengan konservasi lingkungan yang akan mengatasi jerat kemiskinan danmengarahkan masyarakat setempat pada sebuah kesempatan untukmelaksanakan, bukan membatasi mereka, dalam upaya konservasilingkungan.

Gambar 2.2. Akses yang terbatas terhadap lahan dan sumberdaya mungkinmerupakan sebuah hal yang penting dari perspektif konservasi lingkungan, tetapiseringkali hal ini mengesampingkan peluang pembangunan bagi masyarakatsetempat. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Page 41: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

13Bio-rights dalam teori dan praktek

2.3. TUNTUTAN KUNCI UNTUK REKONSILIASI PEMBANGUNANDENGAN KONSERVASI LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN

Sebuah kerangka kerja untuk penerapan proyekMenghubungkan pengentasan kemiskinan dengan konservasi lingkungansebagai suatu cara untuk mengatasi jerat kemiskinan memerlukan sebuahkerangka kerja yang jelas untuk penerapan proyek. Yang pertama,kerangka kerja ini harus memberikan cara kepada masyarakat setempatuntuk keluar dari jerat kemiskinan, misalnya dengan mendukung kegiatan-kegiatan ekonomi yang bertanggung jawab sebagai alternatif atas praktek-praktek yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Kerangka kerja ini jugaharus disusun dengan pengetahuan teknis dan kesadaran akan pengelolaansumberdaya alam sebagai sebuah dasar bagi pembangunan masyarakatyang berkelanjutan. Sementara itu, tujuan-tujuan konservasi lingkunganyang berkualitas tinggi tidak bisa dikompromikan dengan antisipasi adanyatindakan-tindakan pembangunan. Kerangka kerja ini harusmempertimbangkan faktor-faktor penting untuk mencapai keberhasilanyang meliputi pelibatan para pemangku kepentingan, kesamaan,pengkondisian dan keberlanjutan jangka panjang. Satu hal yang palingpenting adalah kerangka kerja ini harus disusun dengan menimbapelajaran-pelajaran yang diperoleh dari proyek-proyek sebelumnya yang– tidak selalu mencapai keberhasilan – bertujuan untuk menggabungkankonservasi dengan pembangunan. Pendekatan Bio-rights adalah sebuahkerangka kerja yang telah menunjukkan keberhasilan dalammenggabungkan upaya pengentasan kemiskinan dengan konservasilingkungan sejak pengembangannya kira-kira sepuluh tahun yang lalu.Laporan ini menggambarkan tuntutan-tuntutan penerapan yang diperlukandalam pendekatan Bio-rights untuk mencapai keberhasilan konservasi danpembangunan.

Penciptaan sumberdayaDalam penerapan proyek, satu hal yang sama pentingnya dengan sebuahkerangka kerja yang jelas adalah ketersediaan sumberdaya untukpendanaan inisiatif Bio-rights. Cara utama membantu masyarakat setempatuntuk lepas dari jerat kemiskinan adalah dengan mendukung mereka dalamkegiatan-kegiatan yang bertanggung jawab sebagai alternatif atas praktek-praktek mereka yang membahayakan kelestarian lingkungan. Sangatlahjelas bahwa hal ini memerlukan sumber dana yang besar. Sumber danatradisional seperti bantuan dari dua atau multi-negara bisa diaplikasikan.Akan tetapi, pendanaan yang jauh lebih besar dan dalam jangka yanglebih panjang tentu saja diperlukan untuk mengatasi jerat kemiskinan dalamskala global. Hal ini bisa dicapai dengan menciptakan pendanaan dari

Page 42: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

14 Bio-rights dalam teori dan praktek

pihak-pihak yang diuntungkan dengan pengelolaan sumberdaya alamyang berkelanjutan. Hal ini meliputi serangkaian pemangku kepentingantermasuk masyarakat global secara keseluruhan; yang memilikikepentingan misalnya dalam hal mitigasi perubahan iklim dan penurunanpolusi udara; serta pihak-pihak swasta yang misalnya memilikikepentingan untuk menjaga nilai-nilai wisata ekosistem, persediaan kayuatau air bersih.

Menginternalisasikan pelayanan lingkungan ke dalam pasarSejauh ini, para pengguna sumberdaya memanfaatkan sumberdaya alambegitu saja tanpa melakukan kegiatan pelestarian apapun terhadapnya.Hal ini mengakibatkan kegagalan dalam pasar. Pemanfaatan sumberdayaalam dengan biaya rendah tetapi menghasilkan kerusakan lingkungandengan cepat dapat mengancam ketersediaan sumberdaya alam tersebutdalam jangka panjang. Dengan menginternalisasikan biaya sosial danlingkungan dari pengelolaan sumberdaya alam ke dalam pasar globaldemi kelestarian manfaat sumberdaya tersebut, kegagalan-kegagalandalam pasar bisa diatasi. Hal ini akan menghasilkan sebuah sumberpendanaan yang signifikan dari para pengguna sumberdaya alamtersebut, yang bisa digunakan sebagai insentif kepada masyarakat untukmengelola lingkungan mereka dengan cara yang bertanggung jawab danberkelanjutan. Hal tersebut tidak hanya akan memberikan kontribusi bagipemenuhan kebutuhan masyarakat setempat itu sendiri, tetapi juga bagimasyarakat global. Penciptaan arus pendanaan seperti ini dari parapemangku kepentingan global maupun lokal akan memberikan peluangyang luas bagi pembangunan dan konservasi l ingkungan yangberkelanjutan. Sejauh ini proses tanggapan terhadap kegagalan-kegagalan pasar seperti disebutkan di atas masih dalam tahap awal. Halini akan bergantung pada para pengguna sumberdaya alam global, pihakswasta khususnya, atau tergantung pada kemampuan pasar mengadopsibiaya rii l terkait dengan pengadaan pelayanan lingkungan yangberkelanjutan. Mekanisme pasar untuk mitigasi perubahan iklim (termasukpenurunan produksi karbon dan kegiatan penghijauan kembali, sertaREDD) saat ini sedang dikembangkan dan dirintis dalam skala yangsemakin ditingkatkan. Upaya-upaya tersebut memberikan sebuah uji cobayang menarik untuk pengembangan sistem penentuan biaya yang tepatuntuk pelayanan lainnya. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dariskema PES (Pembiayaan untuk Pelayanan/Jasa Lingkungan) danmekanisme-mekanisme lain yang terkait seperti Bio-rights akanmembantu mengoptimalkan penyaluran dana kepada para penyediasumberdaya setempat. Ini adalah sebuah tahap penting demi tercapainyakeberhasilan penciptaan pasar baru untuk pelayanan ekosistem.

Page 43: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

15Bio-rights dalam teori dan praktek

Pendekatan Bio-rightsPenjelasan mengenai mekanisme pendanaan

Bio-rights

3.1. KERANGKA KERJA MENYELURUH

Bio-rights adalah sebuah mekanisme pendanaan inovatif untuk mengatasikerusakan lingkungan dengan cara menyediakan kredit (yang bisa diubahstatusnya menjadi hibah) untuk pembangunan berkelanjutan bagimasyarakat setempat atas keterlibatannya secara aktif dalam kegiatankonservasi dan restorasi lingkungan secara berkelanjutan. Kredit iniberlaku sebagai sebuah skema pembayaran. Para pihak yang melakukaninvestasi membayarkan sejumlah dana kepada masyarakat setempatsebagai pemilik sumberdaya untuk pengadaan pelayanan lingkungan.Pendekatan seperti ini mengatasi jerat kemiskinan sebagai sebuahkekuatan penggerak di balik permasalahan kemiskinan masyarakatpedesaan dan permasalahan lingkungan seperti kerusakankeanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem dan perubahan iklim.Pendekatan Bio-rights telah dikembangkan sebagai sebuah alatpelengkap bagi instrumen-instrumen konservasi dan pembangunan yangada saat ini. Bio-rights juga mengakomodasikan kebutuhan akanmekanisme yang berbasis pada pasar yang menargetkan masalah-masalah kompleks terkait dengan lingkungan, ekonomi global dankemiskinan masyarakat pedesaan.

3

Page 44: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

16 Bio-rights dalam teori dan praktek

Bio-rights didasarkan pada pemahaman bahwa masyarakat setempat memiliki hak atassumber-sumberdaya alam di lingkungan mereka. Hak seperti itu terkait dengan berbagaipelayanan ekosistem seperti keanekaragaman hayati, habitat, persediaan air, mitigasibanjir, penyimpanan karbon dan perlindungan dari badai. Dengan mengembangkansebuah “mekanisme transaksi hak” ini, para pemangku kepentingan global dapat membelihak-hak tersebut, untuk menjamin adanya pelayanan ekosistem tertentu yangberkelanjutan tanpa harus mengesampingkan kebutuhan pembangunan bagi masyarakatsetempat. Oleh karena itu, namanya adalah Bio-rights. Dalam berbagai kasus,masyarakat setempat menunjukkan sebuah keinginan yang jelas untuk mengelolasumberdaya alam secara berkelanjutan, tetapi sering kali mereka tidak bisamenyelesaikan tujuan pemenuhan kebutuhan hidup jangka pendek mereka. Skema “Bio-rights” yang dapat ditransaksikan dapat membantu masyarakat setempat untuk mencapaitujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan mereka, sekaligus mencapai keberhasilandalam upaya konservasinya.

Kotak 3.1. Bio-rights: dari pemilikan sampai pelayanan

Pendekatan ini sangat didasarkan pada alasan bahwa masyarakatsetempat, sebagai pemilik hak atas sumberdaya di lingkungan mereka,seringkali mengeksploitasi sumberdaya alam tersebut dengan tidakbertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup jangkapendek mereka. Pendekatan ini melihat potensi dukungan penyediaanpendanaan agar masyarakat setempat mengadopsi praktek-praktekpemanfaatan sumberdaya alam yang bertanggung jawab dan agarmereka menciptakan pelayanan lingkungan yang dapat berkelanjutan bagimasyarakat global (lihat Kotak 3.1).

Secara lebih spesifik, skema Bio-rights untuk mencapai tujuan-tujuankonservasi, dilakukan melalui tiga tahap secara berurutan:

Tahap 1. Pemberian kredit mikro untuk pembangunan berkelanjutanSesuai dengan kesepakatan di antara para pemangku kepentingan yangrelevan dengan inisiatif Bio-rights dan setelah penyusunan sebuahperencanaan proyek secara keseluruhan, penerapan Bio-rights akandimulai dengan pemberian kredit mikro kepada kelompok masyarakatsetempat. Kredit mikro ini bisa digunakan untuk pembangunan, dalamarti semua kegiatan yang bertanggung jawab baik dari segi ekologi, sosialmaupun ekonomi sebagai alternatif atas praktek-praktek berbahaya yangmengancam lingkungan. Sebagai contohnya adalah inisiasi yangbertanggung jawab di bidang budidaya, perikanan dan kehutanan,

Page 45: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

17Bio-rights dalam teori dan praktek

pengembangan wisata ekologi atau produksi kerajinan tangan. Kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penghidupan masyarakat sepertipembangunan fasilitas kesehatan dan pendidikan juga bisa diaplikasikan.

Kredit mikro ini biasanya diberikan kepada tingkat kelompok bukanindividual, untuk mendukung kerjasama di antara para anggota(kelompok) masyarakat dan untuk menciptakan rasa memiliki masyarakatterhadap proyek yang mereka kerjakan. Selain itu, dengan menjadikanmasyarakat bertanggung jawab secara kolektif atas sikap anggotaindividunya, resiko kegagalan proyek dapat dicegah semaksimal mungkin.Untuk menjamin penggunaan mikro kredit secara optimal danberkelanjutan, para penerima kredit mikro tersebut juga mendapatkandukungan aktif dalam kegiatan-kegiatan (pelatihan) pembangunan yangditentukan. Hal ini meliputi pelatihan teknis, studi banding denganmasyarakat lain dan lokakarya interaktif untuk berbagi ide danperencanaan.

Tahap 2. Penerapan kegiatan konservasi dan restorasi lingkunganMasyarakat setempat membayar kembali kredit mikro yang telah merekaterima, beserta ‘bunga’ yang ditetapkan, dalam bentuk kontribusi aktifkonservasi lingkungan. Hal ini akan mengundang berbagai kegiatantermasuk konservasi keanekaragaman hayati dan habitatnya, restorasiekosistem serta pemberian pelayanan tertentu seperti air bersih danpengurangan emisi karbon. Kontribusi masyarakat bisa tergantung darikondisi lokasi setempat. Pelayanan lingkungan yang dilakukan tidak hanyamembatasi praktek-praktek yang tidak bertanggung jawab (misalnya

Gambar 3.1. Konsultasi mayarakat, negosiasi dan penandatanganan kontrak diKalimantan Tengah, Indonesia. Sumber foto: Pieter van Eijk (kiri) dan Yus Rusila

Page 46: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

18 Bio-rights dalam teori dan praktek

perburuan atau penggundulan hutan), tetapi bisa juga mencakuppelestarian lingkungan dari dampak pelayanan restorasi aktif lain yangsebelumnya mengalami kerusakan/kegagalan. Kewajiban-kewajibanmasyarakat untuk upaya konservasi ditetapkan secara resmi dalamsebuah kontrak. Indikator-indikator keberhasilannya yang dapat diukur– seperti misalnya tingkat ketahanan hidup benih tanaman yang ditanam,tingkat kerusakan lingkungan akibat tekanan perburuan – disepakati danakan diawasi. Masyarakat yang terlibat memiliki kewajiban untukmemastikan bahwa prasyarat-prasyarat ini telah tercapai. Kegiatanpengembangan kapasitas dan peningkatan kesadaran memberikanpengetahuan teknis yang tepat kepada para peserta untuk menerapkanukuran-ukuran konservasi yang telah disepakati berhasil. Selain itu,kegiatan ini juga meningkatkan pandangan atau wawasan pentingmengenai pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan untukmemperbaiki taraf hidup mereka.

Tahap 3. Pengubahan status kredit mikroKredit mikro diubah menjadi bantuan murni (hibah) apabila kegiatan-kegiatan konservasi yang dilakukan mencapai keberhasilan dalam periodewaktu yang telah ditentukan dalam kesepakatan. Jika ukuran-ukurankonservasi tidak memenuhi standar-standar tertentu yang telah ditetapkansebelumnya, para penerima kredit mikro diharuskan membayar kembalisebagian atau keseluruhan dana kredit yang telah diterima sebelumnya.Untuk proyek-proyek penghijauan kembali di masa sebelumnya misalnya,disetujui bahwa tingkat persentase ketahanan hidup benih yang lebih dari75% akan menjadikan kredit mikro yang telah diterima sebelumnyaberubah status menjadi bantuan murni. Jika tingkat persentase tanamanyang bertahan hidup lebih rendah, sejumlah dana yang proporsional(jumlahnya tergantung dari perbandingan benih yang bertahan hidup)wajib dikembalikan. Persyaratan seperti ini menyebabkan konservasi yangberkualitas tinggi akan lebih terjamin. Pasal mengenai keadaan kahar(force majeure) melindungi masyarakat terhadap kejadian-kejadian yangtidak diharapkan seperti bencana alam, kerusuhan massa, danmenempatkan resiko proyek kepada para pihak yang melakukan investasi(para penyedia dana). Dalam beberapa kasus, sejumlah dana bergulirsedang dikembangkan sebagai sebuah cara untuk memberikan kreditmikro: masyarakat dapat meminjam dana ini, tetapi harus membayarkembali kredit mereka pada tingkat tertentu dengan tingkat suku bungayang sangat kecil. Jika dibatalkan dalam masa kontrak yang telahditetapkan, dana bergulir ini diubah dengan skema simpanan berbasismasyarakat. Keuntungan dari pendekatan ini adalah bahwa dana kas

Page 47: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

19Bio-rights dalam teori dan praktek

selalu berada pada masyarakat. Sehingga mereka dapat terusmelanjutkan kegiatan-kegiatan pembangunan (dan konservasi) merekameskipun sudah di luar masa proyek.

Tahap-tahap penerapan proyek di atas memberikan kontribusi untuk hasilyang seimbang antara konservasi lingkungan dan perbaikan taraf hidup.Masyarakat setempat mendapatkan manfaat dari peluang-peluangpembangunan yang semakin meningkat sebagai suatu hasil daripemberian kredit mikro serta dari modal alam yang disediakan olehekosistem yang sudah direstorasi dan dilestarikan. Para investor Bio-rights menerima pelayanan ekosistem yang telah mereka bayar. Hal inimeliputi pelayanan yang penting bagi pemenuhan keseluruhan kebutuhansehari-hari mereka (misalnya penyediaan air bersih) atau bagi tujuan-tujuan bisnis mereka (misalnya ketersediaan kayu yang berkelanjutandan nilai wisata ekosistem). Dengan demikian, Bio-rights berfungsisebagai sebuah kesepakatan bisnis antara masyarakat sebagai ‘penjual’sekaligus sebagai ‘pemilik’ sumberdaya dengan rekan internasional ataunasional sebagai ‘pembeli’ yang memiliki kepentingan dari terciptanyapelestarian berbagai sumberdaya tersebut.

Gambar 3.2. Skema sederhana pendekatan Bio-rights. Dalam hal konservasi ataurestorasi, jika pelayanan ekosistem dari masyarakat setempat mencapai keberhasilan,maka kredit mikro bisa diubah menjadi bantuan murni (hibah). Sedangkan masyarakatmungkin juga diharuskan membayar kembali kredit yang telah mereka terima sebelumnyasebagai dana berbasis masyarakat, yang akan menjamin ketersediaan dana kas yangberkelanjutan untuk membiayai penerapan proyek.

Page 48: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

20 Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 3.2. Sejarah Bio-rights

Pendekatan Bio-rights telah dikembangkan di akhir 1990-an oleh Wetlands International,Wstafingen University dan Pusat Penelitian (Alterra) dengan sejumlah organisasi lokal.Dengan dukungan dana dari Canada Fund, CIDA, American Forests, DGIS, Oxfam Novibdan Kedutaan Besar Inggris, pelaksanaan pendekatan ini telah dirintis secara berhasildi Indonesia (Kalimantan, Jawa dan Sumatera) dan di Mali (Inner Niger Delta). Aksi-aksi konservasi Bio-rights yang dilakukan sejauh ini antara lain meliputi restorasi pesisir(mangrove dan tanaman pantai), restorasi lahan gambut dan pengurangan tekananperburuan pada burung air yang bermigrasi. Kegiatan-kegiatan pembangunan (terkaitdengan pengembangan alternatif matapencaharian/MPA) yang dilakukan meliputipembangunan perikanan dan budidaya yang berkelanjutan, produksi kerajinan tanganserta pengembangan usaha kecil. Dalam hal penerapannya, pendekatan ini telahdikembangkan melalui proyek-proyek utama Wetlands International yang meliputi proyek“Lahan Basah dan Program Pengentasan Kemiskinan”; proyek tanggapan pasca tsunami“Green Coast”; serta secara aktif bekerjasama dengan organisasi-organisasi konservasidan pembangunan. Upaya-upaya dilakukan untuk menghubungkan pendekatan inidengan skema mitigasi perubahan iklim dalam skala besar seperti REDD dan GlobalPeatland Fund (Dana Lahan Gambut Global) yang bertujuan mengurangi emisi gasrumah kaca dari kerusakan lahan gambut. Lihat bagian III untuk informasi mengenaipengalaman di lapangan. Catatan: REDD maupun GPF, ketika dokumen ini ditulis masihdalam bentuk wacana yang banyak didiskusikan berbagai pihak.

Intervensi Bio-rights yang berkelanjutan dijamin melalui penekanan yangkuat pada pembangunan kapasitas masyarakat setempat untukmengelola sumberdaya alam yang berkelanjutan dan peningkatankesadaran mengenai pentingnya pelayanan ekosistem untuk mendukungpenghidupan mereka. Hal ini bertujuan meningkatkan pemahamanmasyarakat setempat akan perlunya pengelolaan lingkungan yang lebihbaik. Sebagai sebuah cara untuk lepas dari jerat kemiskinan, Bio-rightsbisa membantu untuk menciptakan kembali sebuah keseimbanganberkelanjutan antara pembangunan dan konservasi. Suatu inisiatif Bio-rights (jangka waktu beberapa tahun) seringkali cukup untuk memenuhikebutuhan ini. Namun demikian, dalam kondisi-kondisi tertentu, konservasidan pembangunan mungkin sekali untuk tetap bertentangan satu samalain. Sebuah hutan mungkin akan lebih menarik secara ekonomis jikadiubah menjadi lahan perkebunan, tanpa memedulikan alternatif-alternatifkegiatan lain yang sedang dikembangkan yang juga bisa menghasilkanpendapatan. Dalam kondisi seperti itu, pembiayaan masyarakat secaraterus menerus (sama seperti yang disediakan dengan skema PES)mungkin diperlukan untuk menjamin pengadaan pelayanan lingkungandalam jangka panjang.

Page 49: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

21Bio-rights dalam teori dan praktek

3.2. PRASYARAT UNTUK KEBERHASILAN PENERAPAN

Pendekatan Bio-rights tidak bisa diaplikasikan dalam semua kondisi.Keberhasilan penerapan bergantung pada faktor-faktor sosial ekonomidan lingkungan di lokasi proyek serta struktur pemerintahan daerahsetempat dan kebijakan-kebijakannya.

Faktor khusus lokasi berikut ini cocok dalam hal:

• Kepemilikan tanah/lahan: masalah kepemilikan lahan atausumberdaya adalah hal yang sangat menentukan bagi keberhasilanpenerapan Bio-rights. Jika masyarakat setempat memegang hakresmi atas tanah atau sumberdaya, maka mereka berada padaposisi hukum yang bisa masuk dalam program Bio-rights danberhak atas hasil akhir intervensi. Namun demikian, pada umumnyamasyarakat setempat tidak memiliki hak hukum atas tanah yangmemberikan pelayanan ekosistem, meskipun mereka bergantungpada tanah maupun sumberdaya tersebut untuk mendukungpenghidupan mereka. Melibatkan masyarakat dengan posisidemikian dalam program Bio-rights mungkin akan memberikanresiko. Meskipun ada keinginan yang kuat dari masyarakat untukmemenuhi persyaratan, pemilik resmi tanah tersebut (misalnyapemerintah atau satu pemangku kepentingan dari pihak swasta)mungkin memiliki tujuan yang lain dari yang ditetapkan dalamkesepakatan Bio-rights dengan masyarakat. Tujuan dari konservasihutan misalnya, bisa saja dikalahkan dengan perencanaan pemilikresmi tanah yang akan membangun pengolahan kayu. Satu-satunya cara untuk menerapkan Bio-rights dalam kondisi sepertiini adalah dengan cara melibatkan pemilik resmi tanah sebagaipihak ke tiga dalam kontrak kesepakatan. Dengan begitu resikokonflik tujuan dapat dikurangi dan para pihak yang terlibat bisasecara resmi bertanggung jawab apabila ada pemutusan kontrakkesepakatan. Pilihan lain adalah dengan cara menegosiasikanpemberian hak resmi atas lahan kepada masyarakat setempatsebagai sebuah permulaan dalam penerapan Bio-rights.

• Dukungan masyarakat dan heterogenitas sosial: intervensi Bio-rights yang berhasil memerlukan dukungan penuh dari masyarakatyang terlibat. Jika sebagian besar masyarakat menentang isikesepakatan, maka keberlanjutan jangka panjang akan sulitdicapai. Pengembangan kesepakatan dan dukungan antar individusangatlah bergantung pada heterogenitas sosial dan ekonomi

Page 50: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

22 Bio-rights dalam teori dan praktek

masyarakat yang terlibat. Beberapa masyarakat terdiri atasanggota-anggota dengan tingkat kekayaan, pendidikan, kesadaran,status sosial atau latar belakang agama serta suku yang berbeda-beda. Hal ini meningkatkan kemungkinan munculnya tujuan-tujuanyang sangat berbeda dalam masyarakat sehingga secara signifikanmenurunkan kesempatan keberhasilan penerapan Bio-rights.Pertimbangan penting lain dalam penerapan Bio-rightsberhubungan dengan tujuan dari pelibatan masyarakat. Meskipunpemberian insentif merupakan suatu penggerak yang kuat bagimereka untuk terlibat di dalam proyek ini, namun hal ini sebaiknyabukan menjadi satu-satunya alasan bagi mereka untukmenandatangani kesepakatan Bio-rights. Agar pendekatan inimencapai keberhasilan dalam jangka panjang, masyarakat jugaharus mengekspresikan semangat kerjasama, berdasarkan padapertimbangan non-finansial seperti misalnya kesadaran akanperlunya pengelolaan sumberdaya alam yang lebih baik sebagaisebuah pilar untuk keamanan nafkah/penghidupan mereka.

• Faktor eksternal: masyarakat tidak selalu memiliki kontrol penuhatas tanah dan sumberdaya yang mereka miliki, kendatipun adakenyataan bahwa mereka mungkin memiliki hak resmi atas tanahtersebut. Contoh yang umum adalah pelanggaran batas tanahmasyarakat oleh perusahaan-perusahaan besar dan oleh kegiatan-kegiatan yang tidak bertanggung jawab seperti pencaplokan tanah,polusi dan kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh pihak-pihakluar. Konflik masyarakat mengenai pelayanan ekosistem juga biasakita lihat. Faktor-faktor tersebut sangat berpotensi mengancamkeberhasilan penerapan Bio-rights, khususnya dalam kasus-kasusketika masyarakat setempat tidak memiliki cukup kekuatan untukmelawan pengaruh dari luar. Dalam kondisi-kondisi tertentu,dukungan yang diberikan sebagai bagian dari kesepakatan Bio-rights cukup untuk mengatasi dampak-dampak tersebut. Dalamkasus lain, dampak eksternal dan resiko kegagalan proyek akansangat besar meskipun ada niat dan maksud yang baik darimasyarakat setempat.

• Lingkungan politis yang kondusif: jika memungkinkan, kesepakatanBio-rights memerlukan persetujuan dari lembaga-lembagapemerintah yang relevan, baik di tingkat nasional, regional maupunlokal. Untuk mencapai keberhasilan, lembaga-lembaga pemerintahtersebut harus bisa bekerjasama – dan sebaiknya kepentingan-

Page 51: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

23Bio-rights dalam teori dan praktek

kepentingan ini bisa digabungkan – dalam kebijakan, perencanaandan legislasi. Kegagalan dalam memenuhi kriteria tersebut mungkinakan menyebabkan konflik misalnya dengan kebijakan alokasisumberdaya dan perencanaan penggunaan tanah. Hal demikianakan meningkatkan resiko proyek. Ketidakstabilan politik ataukegagalan pemerintahan misalnya korupsi juga akan meningkatkanresiko kegagalan penerapan Bio-rights.

Dalam penerapan Bio-rights, paling tidak parameter-parameter di atasadalah hal-hal yang sangat menentukan keberhasilan. Kegagalan untukmempertimbangkan aspek-aspek organisasional tertentu dari penerapanproyek tanpa kecuali akan sangat memengaruhi hasil dari proyek itu.Elemen-elemen berikut ini sangat penting:

• Kesamaan: keterlibatan dan pertimbangan penuh dari semuakelompok pemangku kepentingan yang relevan adalah suatu halyang sangat penting bagi keberhasilan penerapan Bio-rights.Peluang-peluang pembangunan untuk kelompok-kelompok yangberbeda dalam masyarakat harus sama. Usaha-usaha juga harusdilakukan agar sampai pada kelompok minoritas. Pendekatan iniharus sangat pro-masyarakat miskin dan tidak mendiskriminasikan

Gambar 3.3. Heterogenitas sosial harus dipertimbangkan dengan baik selamaperancangan proyek dan konsultasi masyarakat. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Page 52: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

24 Bio-rights dalam teori dan praktek

jenis kelamin. Bio-rights adalah sebuah ‘bisnis kesepakatan’, yangmengimplikasikan bahwa dalam proses pembangunan proyek dannegosiasi kontrak, semua pemangku kepentingan yang terlibatharus memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berbagipandangan, prioritas dan kebutuhan. Pendekatan ini tidak bersifat‘top-down’, yang merupakan suatu hasil dari ukuran-ukuran tertentuyang diterapkan kepada masyarakat atau kebutuhan-kebutuhanmasyarakat yang sedang diabaikan.

• Kontrak – persyaratan dan keberlanjutan: kesepakatan Bio-rightsharus selalu disertai dengan persyaratan, yaitu kredit mikro hanyaakan diubah menjadi bantuan murni (hibah) jika ukuran-ukurankonservasi tertentu telah tercapai. Untuk memastikan bahwa semuapihak yang terlibat menyetujui tuntutan-tuntutan itu, sebuah kontrakyang menjelaskan hak dan kewajiban ditandatangani oleh parapemangku kepentingan yang terlibat. Kontrak tersebut harusmemiliki status hukum resmi untuk memperkuat agar kewajiban-kewajiban yang telah disepakati dijalankan oleh pihak-pihak yangmenandatangani kontrak. Penguatan yang berhasil bisa dicapaidengan menyesuaikan kontrak tersebut dengan peraturan dankebijakan setempat serta dengan melibatkan instansi-instansi yangterkait dalam negosiasi maupun dalam penandatanganan kontrak.Kontrak juga membantu memastikan keberlanjutan intervensiproyek. Dengan perincian mengenai jangka waktu suatu tindakankonservasi, kondisi jangka panjangnya dapat lebih terjamin.Kontrak bisa berjangka waktu dari beberapa tahun sampai lebihdari satu dekade. Jangka waktu tersebut bergantung pada kondisilapangan setempat dan target konservasi yang diharapkan. Cara-cara lain untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang meliputikegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas dan kesadaran. Hal inimembantu masyarakat setempat dan para pemangku kepentinganlain yang terlibat untuk mencapai pembangunan keberlanjutan sertamembangun pemahaman akan pentingnya pelayanan ekosistemuntuk mendukung penghidupan mereka.

• Pelengkap: jika Bio-rights dianggap murni sebagai satu-satunyamekanisme pendanaan pembangunan yang dikaitkan dengankonservasi, maka ia tidak mungkin bisa mencapai keberhasilanoptimal. Bio-rights harus dipandang sebagai pelengkap bagistrategi-strategi konservasi dan pembangunan yang ada saat ini,seperti peningkatan kapasitas, peningkatan kesadaran, penegakanhukum, pemberian kredit mikro dan pengembangan skema

Page 53: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

25Bio-rights dalam teori dan praktek

simpanan berbasis masyarakat. Bio-rights dibangun di ataspendekatan-pendekatan yang ada saat ini dan sebelumnya, sertaberlaku sebagai sebuah solusi inovatif atas tantangan-tantanganbesar yang masih ada, khususnya dengan menawarkan sebuahpendekatan integratif pada konservasi dan pembangunan sertadengan memastikan keterlibatan masyarakat setempat dalamkonservasi lingkungan. Kedua masalah ini telah muncul sebagaitantangan-tantangan utama untuk mencapai keberhasilan dalamkonservasi di negara-negara berkembang.

• Fleksibilitas: kondisi sosial ekonomi dan lingkungan antar lokasisangat berbeda. Hal ini harus dipertimbangkan dalam perencanaanproyek. Pengakomodasian kerangka kerja ke dalam keadaan danpreferensi masyarakat setempat (tetapi tetap menjaga karakterkunci dari pendekatan ini serta mempertimbangkan tuntutanutamanya) akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan proyeksecara keseluruhan. Sementara itu, apabila sebuah pendekatandisamaratakan begitu saja dari satu lokasi proyek ke lokasi proyeklainnya, maka kondisi-kondisi khusus tertentu mungkin tidak akanterlihat. Hal ini akan memengaruhi hasil intervensi secarakeseluruhan.

3.3. PRIORITAS UNTUK PENERAPAN

Jika prasyarat di atas sepenuhnya dipertimbangkan, Bio-rights akan bisaditerapkan dalam berbagai kondisi dan dengan dukungan tujuan-tujuankonservasi serta pembangunan yang tinggi. Dengan banyaknya tantanganglobal terkait masalah konservasi dan pembangunan, suatu penentuanprioritas diperlukan untuk memastikan hasil maksimal dari modal yangtelah diinvestasikan, baik dari segi lingkungan maupun segi sosial.Langkah pertama untuk mengoptimalkan investasi konservasi adalahmenaksir nilai-nilai konservasi dari sebuah wilayah proyek yang diusulkan.Nilai-nilai ini harus tinggi, baik dari perspektif internasional, nasionalmaupun lokal. Prioritas dalam memilih pelayanan ekosistem tertentubergantung pada tujuan-tujuan para investor. Contohnya adalah sebuahperusahaan penjernihan air akan menilai penjernihan dan peraturan-peraturan batas eksploitasi air, sedangkan sebuah LSM konservasiinternasional mungkin mengutamakan sebuah wilayah proyekberdasarkan keanekaragaman hayati atau nilai-nilai estetika.

Page 54: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

26 Bio-rights dalam teori dan praktek

Karena Bio-rights juga merupakan sebuah mekanisme pengentasankemiskinan, pendekatan ini akan lebih tepat bila diterapkan di daerahdengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Di sini daya gerak sosialekonominya mungkin yang paling tinggi. Potensi sebuah wilayah untukmenciptakan pendapatan yang signifikan melalui pengolahan lahan (atauperubahannya) harus dipertimbangkan sebagai bagian dari prosespenentuan prioritas. Ini murni merupakan pertimbangan ekonomis. Jikapraktek-praktek degradatif masyarakat memberikan pendapatan yangsignifikan kepada masyarakat, maka pembayaran yang cukup tinggi perludisediakan untuk mengatasi kehilangan pendapatan. Hal tersebut akanmemungkinkan masyarakat untuk beralih kepada praktek-praktek yangbertanggung jawab dan berkelanjutan. Sedangkan apabila praktek-praktek yang tidak bertanggung jawab memberikan kompensasi yangtidak sebanding dengan pendapatan harian mereka (yang sering menjadipermasalahan), maka pembayaran yang relatif kecil tidak akan cukupuntuk mencapai hasil konservasi yang besar. Pertimbangan yang utamamengenai pemilihan lokasi adalah tingkat ancaman (atau ancaman masadepan yang terantisipasi) terhadap sumberdaya alam yang akandilindungi. Secara jelas, wilayah-wilayah yang lingkungan/sumberdayanyaterancam lebih besar akan menekankan perlunya upaya-upaya konservasidibandingkan dengan wilayah-wilayah yang masih murni/asli. Penentuanprioritas yang terakhir atas sebuah lokasi proyek bergantung padakombinasi dari pertimbangan-pertimbangan di atas. Kebutuhan-kebutuhantertentu dari para investor yang digabungkan dengan kondisi-kondisilingkungan, sosial dan ekonomi akan menentukan lokasi yang rasio biaya-keuntungannya diharapkan dapat optimal.

3.4. PELAKSANA YANG TERLIBAT

Alam mewakili berbagai nilai yang berbeda. The Millennium EcosystemAssessment (2005) memahami bahwa pemberian, pengaturan, budayadan pelayanan pendukung, yang bersama-sama menyumbangkan ‘modalalam’, disediakan oleh alam. Penulis lain telah menciptakan divisi serupa,yang membedakan antara penggunaan langsung, pilihan, fungsi ekologisdan nilai-nilai ekstensif (Edwards & Abivardi, 1998; lihat Gambar 3.4).Sangat jelas bahwa prioritas nilai-nilai itu berbeda bagi kelompok-kelompok pemangku kepentingan. Bagi masyarakat setempat, nilaipenggunaan langsung – nilai yang terkait dengan eksploitasi sumberdayaalam secara langsung seperti kayu, ikan dan produk-produk lainnya –

Page 55: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

27Bio-rights dalam teori dan praktek

mungkin sangat penting. Pemerintah mungkin mengutamakan pelayananregulasi tertentu. Sementara itu pihak lain mempertimbangkan nilai estetisalam sebagai sesuatu yang penting. Prioritas dan kebutuhan yangbertentangan dalam hal eksploitasi dan konservasi lingkungan mungkinmengkompromikan tujuan-tujuan konservasi dan pembangunan yangberbeda-beda. Hal ini akan mengarah pada konflik di antara kelompok-kelompok pemangku kepentingan. Kekuatan pendekatan Bio-rightsadalah mampu mengubah konflik seperti itu menjadi peluang denganmengarahkan masyarakat setempat untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak bertanggung jawab dan memberikan pelayananekosistem tertentu yang dibayar oleh pemangku kepentingan eksternal.Oleh karena itu, sebagai sebuah skema pendanaan berbasis pasar, Bio-rights merupakan kepentingan bagi semua pihak yang berhubungandengan pengadaan pelayanan ekosistem (lihat Tabel 3.1).

Masyarakat setempat, yang seringkali merupakan ‘pemilik’ pelayanan/jasa lingkungan tertentu, adalah pemangku kepentingan yang sangatpenting dalam penerapan (dan tercapainya keberhasilan) Bio-rights.Dalam berbagai bidang, mereka menentukan mekanisme pengelolaanatau pengeksploitasian sumberdaya. Sementara itu, kebutuhan dantindakan konservasi seringkali memberikan dampak langsung padakehidupan mereka sehari-hari. Keterlibatan dan dukungan masyarakatkemudian menjadi hal yang penting untuk mencapai keberhasilan.Masyarakat setempat memiliki banyak hal (keinginan) untuk dicapaimelalui keterlibatan mereka dalam Bio-rights. Pertama, mereka langsungdiuntungkan dengan adanya penerimaan sejumlah kredit dan dukunganteknis untuk pembangunan berkelanjutan. Ini adalah sebuah langkah awalyang penting untuk lepas dari jerat kemiskinan. Kedua, kondisi lingkunganyang semakin baik akan memberikan kontribusi jangka panjang bagikepastian penghidupan yang lebih baik. Restorasi ekosistem pantaimisalnya, bisa mengarah pada peningkatan pendapatan dari sektorperikanan sekaligus meminimalisasi dampak kerusakan ketika terjadibencana yang dahsyat seperti badai atau banjir. Sebagai sebuahkeuntungan tambahan, Bio-rights membantu masyarakat untukmengorganisasikan mereka sendiri dan untuk meningkatkan aspirasisuara mereka dalam platform pengembangan kebijakan lokal maupunregional. Hal ini menciptakan kesamaan di antara kelompok-kelompokpemangku kepentingan dan memberikan kontribusi pada proses-prosespenting seperti pemberian hak atas tanah dan sumberdaya.

Page 56: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

28 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 3.4. Nilai-nilai lingkungan yang berbeda dan potensi prioritas dari kelompok-kelompok kepentingan. Ini adalah sebuah contoh. Prioritas pasti dari para pelakubergantung pada tujuan tertentu organisasi atau individu dan pada kondisi lokasi setempat.Diadaptasi dari: Edwards & Abivardi, 1998.

Dengan fokusnya pada masalah lingkungan dan kemiskinan, Bio-rightsbisa memberikan kontribusi dengan baik pada tujuan-tujuan konservasimaupun pembangunan. Pendekatan ini dapat memberikan kontribusipada penyelesaian masalah yang kompleks seperti kerusakan hutan atauperubahan iklim yang memerlukan sebuah pendekatan multidisiplin karenapertimbangan masalah-masalah sosial ekonomi dari kerusakanlingkungan. Integrated Conservation and Development Projects (ICDPs),yang secara intens dirintis di akhir abad 20, agaknya telah mencapaisedikit keberhasilan dalam upayanya untuk menggabungkan konservasidengan pembangunan. Dengan pertimbangan mengenai kekurangan dankelebihan ICDPs, Bio-rights memperkenalkan sejumlah aspek inovatifyang selama dekade terakhir ini telah menunjukkan keberhasilan dalammenargetkan konservasi dan pembangunan dalam sebuah cara yangterkonsolidasikan. Kebijakan-kebijakan global mengenai konservasi danpembangunan saat ini semakin memerlukan sebuah pendekatanmultidisiplin. Banyak tujuan yang diformulasikan di bawah deklarasimillennium PBB (2005) misalnya, memerlukan integrasi antara tujuanpengentasan kemiskinan dan tujuan konservasi lingkungan. Hal ini secarakhusus memegang tujuan pencapaian kelestarian lingkungan (MDG 7)dan pengentasan kemiskinan serta kelaparan (MDG 1).

Page 57: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

29Bio-rights dalam teori dan praktek

Tabel 3.1. Alasan-alasan keterlibatan dalam inisiatif Bio-rights darimasyarakat sipil, pemerintah dan pihak swasta.

Tujuan dari lembaga pemerintah lokal, nasional dan internasional adalahsama dengan tujuan LSM. Selain tujuan konservasi lingkungan danpengentasan kemiskinan, Bio-rights juga bisa memberikan kontribusi padakekuatan ekonomi dalam skala nasional. Produksi barang dan pasar yanglebih baik untuk produk-produk serta pelayanan ekosistem yangberkelanjutan memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi makro.

Banyak pemangku kepentingan dari sektor perusahaan dan sektorkeuangan memiliki kepentingan langsung dalam pengadaan pelayananekosistem tertentu yang berkelanjutan. Sebuah perusahaan wisataekosistem (eko-wisata) misalnya, bergantung pada nilai estetis alam.Sementara itu sektor perikanan mengandalkan ketersediaan sumberdaya(misal benur dan kualitas air yang memadai) perikanan sepenuhnya.Dengan berinvestasi dalam Bio-rights, para pemangku kepentingan darisektor swasta bisa memastikan bahwa pelayanan tertentu dapatdipelihara dan dipertahankan. Pendekatan ini juga bisa memberikankontribusi pada pencapaian tujuan-tujuan Tanggung Jawab Sosial olehPerusahaan (CSR), yang menjadi semakin penting dalam bisnis harianpara pihak swasta tersebut. Bio-rights mungkin juga berfungsi sebagai

Page 58: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

30 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 3.5. Kerangka kerja untuk penerapan Bio-rights. Pembeli potensialdigambarkan dengan garis putus-putus.

sebuah alat untuk tetap mematuhi peraturan yang berlaku misalnya terkaitdengan perubahan iklim, kerusakan habitat dan polusi air. Dampak sosialyang positif dari Bio-rights juga menguntungkan pihak swasta.Penghidupan yang lebih baik, organisasi masyarakat yang lebih baik danstabilitas politik bisa memberikan kontribusi secara tidak langsung padaperkembangan pasar ekonomi yang fundamental.

3.5. STRUKTUR ORGANISASI

Bio-rights pada dasarnya berfungsi sebagai sebuah kesepakatan bisnisantara pembeli yang memiliki kepentingan tertentu dalam pemeliharaanataupun pelestarian pelayanan ekosistem dan masyarakat setempatsebagai pihak penjual yang memberikan pelayanan ini untukmendapatkan dukungan dalam pembangunan berkelanjutan. Agarmencapai keberhasilan negosiasi kontrak dan penerapan proyek, sebuahkerangka kerja yang kuat namun sederhana telah dikembangkan (lihatGambar 3.5.). Kerangka kerja ini memastikan pertimbangan penuh untuk

Page 59: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

31Bio-rights dalam teori dan praktek

kriteria-kriteria penting seperti persamaan kedudukan bagi para kelompokpemangku kepentingan, persyaratan dan kepastian. Kerangka kerjadibangun di sekitar sejumlah pelaku kunci untuk pengembangan proyekdan penerapan hariannya. Persamaan dianggap sangat penting, bukanhanya dari perspektif etika, tetapi juga dari sudut pandang praktis karenapendekatan ‘top-down’ sulit memberikan hasil konservasi danpembangunan seperti yang diharapkan. Penyelarasan Bio-rights dengankebijakan setempat dan proritas dari para pemangku kepentingan yanglain sangat mungkin difasilitasi melalui pembentukan hubungan secaraaktif dengan misalnya lembaga-lembaga pemerintah setempat, kelompokkepentingan dan sektor perusahaan.

Dua pelaku kunci yang memainkan peranan penting dalam penerapanBio-rights adalah Manajer Proyek Bio-rights dan Manajer Program Lokal(Tabel 3.2.). Manajer Proyek Bio-rights biasanya adalah perwakilanlembaga pemerintah atau LSM. Tugas ini dipenuhi oleh seorang individudalam proyek skala kecil, sedangkan proyek-proyek yang lebih besarmungkin memerlukan sebuah tim koordinasi proyek. Kadang-kadangManajer Proyek Bio-rights merupakan pihak pembeli, misalnya dalamkasus-kasus ketika suatu LSM membayar pengadaan pelayananekosistem tertentu. Namun demikian, pada umumnya Manajer ProyekBio-rights berperan sebagai penghubung antara pihak yang berinvestasi(misalnya perusahaan atau staf lembaga donor) dan masyarakatsetempat (beserta perwakilannya). Satu tugas penting dari ManajerProyek Bio-rights adalah memperkirakan pencapaian proyek danmemfasilitasi pembangunan proyek. Hal ini memerlukan penciptaan minatdan pendanaan dari para investor (dalam hal ini Manajer Proyek Bio-rights bukan sebagai pihak pembeli), pemilihan lokasi proyek yang tepatdan kepastian pemenuhan atas kewajiban-kewajiban kontrak. ManajerProyek Bio-rights juga berfungsi sebagai seorang ‘perwakilan pihakpembeli’, dengan memastikan bahwa kebutuhan para investordikomunikasikan dengan baik kepada masyarakat setempat dan disatukandalam perancangan proyek serta penyusunan kontrak. Oleh karena itu,manajer proyek bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pihakpembeli mendapatkan sesuatu yang telah dibayarnya. Manajer ProgramLokal biasanya adalah sebuah LSM setempat atau CBO/KSM denganpengalaman kerja yang kuat di wilayah tersebut dan memilikipengetahuan tentang kondisi ekologi serta sosial ekonomi daerahsetempat. Tugas utamanya adalah mengarahkan penerapan Bio-rightssehari-hari, yang salah satunya dilakukan dengan cara peningkatankapasitas dan kesadaran di antara masyarakat, memastikan ketepatan

Page 60: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

32 Bio-rights dalam teori dan praktek

waktu penerapan kegiatan-kegiatan proyek, serta mengawasi danmengevaluasi pencapaian proyek. Dengan demikian pencapaian tujuan-tujuan proyek serta kewajiban-kewajiban kontrak akan terjamin. ManajerProgram Lokal berlaku sebagai seorang perwakilan masyarakat, denganmengomunikasikan kebutuhan-kebutuhan dan prioritas masyarakatsetempat kepada para pemangku kepentingan lain dalam prosespembangunan proyek dan negosiasi kontrak serta selama penerapankegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan. Untuk memastikankeselarasan Bio-rights ke dalam kebijakan dan perencanaan lokal,Manajer Program Lokal juga berhubungan dengan para pemangkukepentingan lokal yang relevan dengan proyek tersebut.

Tabel 3.2. Tanggung jawab utama Manajer Proyek Bio-rights (kiri) danManajer Program Lokal (kanan) dalam penerapan proyek.

Manajer Proyek Bio-rights

• Menarik para pembeli (investor)serta menciptakan pendanaanproyek

• Menilai dan memilih lokasi-lokasi proyek yang potensial

• Menunjuk Manajer ProgramLokal

• Mewakili pihak pembeli• Mengelola proyek secara

keseluruhan• Memastikan pemenuhan dan

penguatan kewajiban kontrak

Manajer Program Lokal

• Mengembangkan jaringan (pembentukankelompok masyarakat) dan memfasilitasinegosiasi kontrak dengan Kelompok”

• Meningkatkan kapasitas dan kesadaran,serta memberikan bimbingan tekniskepada kelompok

• Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan proyek

• Mewakili masyarakat setempat• Menghubungkan para pemangku

kepentingan lokal• Menerapkan proyek sehari-hari

Masyarakat setempat dan para investor juga memiliki peran penting untukmemastikan kelancaran penerapan proyek. Masyarakat setempatmerupakan penentu penting bagi keberhasilan karena keterlibatan merekasecara langsung dalam penerapan kegiatan-kegiatan konservasi danpembangunan. Selain mengandalkan Manajer Program Lokal sebagaiseorang fasilitator sekaligus perwakilan, masyarakat setempat jugaterlibat secara langsung dalam proyek maupun negosiasi kontrak. Halini dimungkinkan melalui konsultasi masyarakat yang berfungsi sebagaisebuah unsur penting untuk mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhansetempat. Dengan demikian proyek tersebut diharapkan bisa cocokdengan kondisi sosial ekonomi setempat dan ada jaminan bahwa

Page 61: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

33Bio-rights dalam teori dan praktek

pengetahuan lokal (tradisi) dimasukkan dalam perancangan proyek.Selain itu, konsultasi para pemangku kepentingan juga akan memberikanbanyak peluang kepada pihak pembeli untuk terlibat dalam pembangunanproyek maupun negosiasi kontrak.

Konsultasi ini juga memungkinkan keterlibatan pihak pemerintah sertapara pelaku setempat. Pada awalnya, konsultasi-konsultasi ini melibatkansemua pemangku kepentingan yang relevan, termasuk Manajer ProyekBio-rights dan pihak pembeli. Jika proyek telah diterapkan dan dukungansetempat sudah dapat dipastikan, maka hubungan dengan parapemangku kepentingan lokal sebaiknya dipelihara oleh Manajer ProgramLokal.

3.6. BIAYA

Biaya total penerapan Bio-rights terdiri atas tiga elemen yang berbeda:i) biaya kehilangan peluang; ii) biaya penerapan kegiatan; dan iii)Overhead Cost (pembiayaan tetap non operasional). Porsi anggaran yangsignifkan disediakan untuk memberikan insentif (butir i dan ii) kepadamasyarakat setempat. Insentif tersebut digunakan untuk mengembangkanalternatif-alternatif kegiatan yang bertanggung jawab melawan praktek-praktek yang tidak bertanggung jawab selama ini. Untuk mencapai halini, pembayaran harus melingkupi paling tidak biaya kehilangan peluangdan biaya penggunaan potensial, yaitu pendapatan yang akan diterimadalam jangka pendek selama tidak ada ukuran-ukuran konservasi yangdiantisipasi (skenario bisnis seperti biasa). Biaya-biaya ini sangat berbedadi suatu lokasi dengan lokasi yang lain. Di lokasi yang padat pendudukdengan potensi pendapatan yang tinggi, sangat mungkin biaya kehilanganpeluangnya tinggi. Akan tetapi, di lokasi miskin yang jarang penduduk,biaya ini seringkali rendah. Biaya peluang harus realistis dan sebaiknyadiperhitungkan berdasarkan persepsi masyarakat setempat. Perhitunganbiaya tersebut bukan semata-mata berdasarkan nilai-nilai berbasis pasaratau nilai-nilai potensial yang belum diinternalisasikan ke dalam pasaryang sedang berlaku atau yang hanya ada dalam pasar global. Total nilaiuang dari seekor harimau misalnya, berdasarkan harga pasar (dunia)dan pertimbangan estetis, tentu saja sangat tinggi dibandingkan dengannilai lokal yang mewakili masyarakat setempat. Jika pembayaran kepadamasyarakat dihubungkan dengan penilaian global seperti itu, hal ini bisamenjadi berlebihan dari perspektif lokal dan tidak akan memikat pembeli

Page 62: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

34 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 3.6. Hubungan antara biaya peluang untuk penerapan Bio-rights,keinginan untuk membayar dari pembeli global dan nilai potensial pelayananekosistem. Diadaptasi dari Mulder (2004).

eksternal. Namun demikian, dengan menilai komoditas dari perspektifmasyarakat, sebuah skema pembayaran yang adil dan layak bisadipastikan dan dapat memenuhi tuntutan-tuntutan masyarakat setempat.Hal tersebut juga sejalan dengan ‘keinginan untuk membayar’ dari pihakpembeli (lihat Gambar 3.6.). Konsultasi para pemangku kepentingan sertainventarisasi mendasar bisa membantu pembentukan sebuah perkiraanyang akurat mengenai biaya kehilangan peluang. Karena Bio-rights jugabertujuan memperbaiki penghidupan, pembayaran kepada masyarakatsetempat tidak hanya harus sesuai dengan biaya kehilangan peluangdalam kaitannya dengan skenario bisnis pada umumnya. Pembayaransebaiknya juga harus terdiri atas dana tambahan yang akan membantumasyarakat setempat membuat sebuah perbaikan fundamental atasekonomi setempat mereka. Tingkat penambahan dana yang diperlukanbergantung pada kondisi ekonomi sosial dan kebutuhan tertentumasyarakat sebagaimana dikemukakan dalam tahap pengembanganproyek.

Page 63: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

35Bio-rights dalam teori dan praktek

Pendanaan juga harus tersedia untuk biaya-biaya yang berkaitan denganukuran-ukuran konservasi aktual. Jika ada patroli berbasis masyarakat,maka biaya bahan bakar dan transportasi juga harus ditanggung. Untukkegiatan-kegiatan penghijauan kembali, biaya-biaya yang berkaitandengan pengembangan pemeliharaan, pengadaan benih dan pembenihanserta kadang-kadang upaya-upaya perlindungan/perawatannya juga harusdipertimbangkan. Jika masyarakat setempat menerima pembayaran ataskesediaan mereka mencegah kerusakan lingkungan, maka biaya-biayaitu biasanya rendah. Akan tetapi, jika masyarakat terlibat dalam restorasiekosistem aktual secara menyeluruh, maka biaya-biaya itu akan jauh lebihtinggi.

Porsi yang kecil dari keseluruhan anggaran proyek dialokasikan untukOverhead Cost (biaya tetap non-operasional). Hal ini meliputi biayasumberdaya manusia dan finansial yang diperlukan oleh Manajer ProyekBio-rights dalam proses pengembangan (dan mengelola) proyek,negosiasi kontrak dan manajemen kontrak. Demikian juga, ManajerProgram Lokal, yang direkrut oleh Manajer Proyek Bio-rights, dibayardari anggaran Overhead Cost (biaya tetap nonoperasional).

3.7. KEBERLANJUTAN PROYEK

Seperti yang digambarkan di atas, berbagai mekanisme telah ada untukmemastikan keberlanjutan intervensi Bio-rights (lihat Bab 1), yang meliputipersyaratan (melalui persetujuan kontrak), persamaan kedudukan parapemangku kepentingan, kesesuaian kebijakan dan pengembangankapasitas. Salah satu cara penting untuk mencapai keberlanjutan adalahpeningkatan kesadaran di antara masyarakat, dengan menekankanpentingnya manajemen lingkungan yang realistis untuk kelangsunganpenghidupan. Dalam kondisi-kondisi tertentu, kesadaran ini –dikombinasikan dengan dukungan dana – cukup bisa mengatasi masalahjerat kemiskinan dan keberlanjutan jangka panjang. Meskipun demikian,kadang-kadang ketika eksploitasi yang tidak bertanggung jawab dankonversi lahan tetap lebih memberikan daya tarik dibandingkan denganpemeliharaan sumberdaya yang ada, pendanaan yang berlanjut masihdiperlukan untuk menjamin bahwa masyarakat terus mengelolalingkungan mereka dalam cara-cara yang bertanggung jawab. Dalamkasus ini, penjaminan aliran dana yang berkelanjutan adalah sebuahkebutuhan mutlak, misalnya dengan membuat hubungan dengan

Page 64: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

36 Bio-rights dalam teori dan praktek

mekanisme lain seperti kredit yang bisa diperjualbelikan atau skemapelabelan atau dengan menerbitkan dana abadi (trust fund). Penjelasanlebih rinci diberikan di Bab 4.

Cara lain untuk memaksimalkan hasil proyek dan pencapaiankeberlanjutan jangka panjang adalah penggabungan mekanisme finansialyang memastikan akses masyarakat jangka panjang terhadap pendanaanuntuk pembangunan yang berkelanjutan. Hal ini bisa diatur melaluipengembangan dana bergulir yang dikelola oleh masyarakat yang terlibat.Sebagai alternatif dari pengubahan kredit mikro menjadi bantuan murniatas keberhasilan yang telah tercapai, masyarakat bisa membayarkembali kredit tersebut dalam bentuk dana bergulir yang dikelola secarainternal jika sudah disepakati bersama. Dana bergulir ini selanjutnya bisadigunakan untuk menyediakan kredit tambahan kepada individu anggotamasyarakat berdasarkan kondisi keberlanjutan yang telah didefinisikansebelumnya dalam kontrak Bio-rights. Pendekatan tersebut menjaminperawatan yang keberlanjutan dan peluang-peluang pembangunan bagimasyarakat setempat setelah waktu kontrak berakhir. Selain itu, hal inijuga memperkuat perawatan dan ekspansi kelompok-kelompokmasyarakat yang dikelola dengan baik.

3.8. KONTRAK DAN PENGUATAN KONTRAK

Kontrak merupakan suatu elemen penting untuk menjamin persyaratan(pembayaran) dan keberlanjutan jangka panjang. Mereka mendatapraktek-praktek intervensi proyek yang telah disepakati, termasuk hakdan kewajiban dari kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Kadang-kadang pemangku kepentingan yang berperan sebagai pihak ke tiga perludisertakan dalam kontrak, khususnya ketika masyarakat setempat tidakmemiliki hak resmi atas tanah atau sumberdaya alam lain. Dalam halini, hak dan kewajiban pemilik tanah resmi juga harus disertakan dalamkontrak, termasuk pernyataan dukungan terhadap intervensi Bio-rightsyang diusulkan. Kegagalan untuk mendapatkan dukungan resmi daripemilik tanah (dan untuk menyertakannya ke dalam kontrak), secarasignifikan akan meningkatkan resiko proyek di kemudian hari. Resiko initerjadi karena tujuan-tujuan pengelolaan tanah dan sumberdaya mungkinsekali bertentangan dengan intervensi Bio-rights yang dilakukan. Kontrakadalah produk akhir dari proses diskusi dan konsultasi yang melibatkansemua pemangku kepentingan yang relevan. Kontrak harus didasarkan

Page 65: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

37Bio-rights dalam teori dan praktek

sepenuhnya pada persamaan kedudukan kelompok-kelompok pemangkukepentingan.

Sebuh kontrak Bio-rights harus mencantumkan hal-hal berikut:

• Pelayanan diberikan oleh masyarakat (sebagai penjual jasalingkungan) setempat: pihak penjual akan memberikan penjelasansecara rinci mengenai pelayanan ekosistem tertentu yang akandiberikannya, termasuk kuantitas dan jangka waktu pelayananapabila memungkinkan. Ukuran-ukuran berbeda yang diambil untukpencapaian pengadaan pelayanan jasa lingkungan ditentukanberdasarkan kesepakatan keduabelah pihak (penjual dan pembeli)serta dijelaskan di dalam kontrak.

• Sumberdaya disediakan oleh pihak pembeli: penjelasan rincimengenai dukungan dana dan nonfinansial diberikan kepadamasyarakat setempat oleh pihak pembeli. Dukungan dana meliputiantara lain kuantitas dan cara pembayaran (frekuensi pemberian,jangka waktu pemberian dana, dan lain-lain). Dukungannonfinansial antara lain meliputi pengadaan barang-barang sertapelayanan nonmaterial, seperti pelatihan teknis dan peningkatankesadaran masyarakat.

• Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan: penjelasan rincimengenai kegiatan-kegiatan pembangunan yang harusdilaksanakan dalam proyek ini. Spesifikasi kriteria keberlanjutanterkait dengan penggunaan sumber dana yang telah disediakan.

• Kewajiban lain-lain: kewajiban lain untuk pihak penjual dan pembeliyang tidak disebutkan di atas. Hal ini berbeda-beda dari satu proyekdengan proyek yang lain, tetapi bisa meliputi kewajiban-kewajibanuntuk menyediakan atau mengikuti kegiatan-kegiatan pelatihanmaupun peningkatan kesadaran, tuntutan-tuntutan pemantauan danevaluasi, dan lain-lain. Kewajiban-kewajiban tersebut juga meliputikesepakatan-kesepakatan antar pemangku kepentingan mengenaistrategi-strategi untuk mencegah efek samping yang potensialseperti kebocoran dan imigrasi yang meningkat.

• Pihak-pihak ke tiga: deskripsi peran dan kewajiban pihak ke tiga(termasuk pemilik tanah) disertakan di dalam kontrak.

Page 66: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

38 Bio-rights dalam teori dan praktek

• Persyaratan untuk pengubahan status kredit mikro: rincian mengenaipemantauan dan evaluasi atas intervensi proyek dan indikator-indikator keberhasilan yang menentukan terpenuhi atau tidaknyakewajiban-kewajiban dalam kontrak. Deskripsi mengenai skenarioyang berbeda atas hasil proyek yang mengidentifikasikan waktupengubahan kredit mikro sepenuhnya menjadi bantuan murni,kondisi-kondisi tertentu saat kredit mikro diubah sebagian menjadibantuan murni atau ketika harus dibayar kembali secara penuh.

• Penjelasan mengenai anggota kelompok dan wilayah kerja proyek:rincian mengenai jumlah anggota yang terlibat di dalam proyekini dan keuntungan setiap individu dihubungkan dengan yanglainnya. Informasi diberikan mengenai tanggung jawab anggotakelompok atas kegiatan-kegiatan anggota lain dan penentuan skalaagar kredit mikro diberikan (misalnya, pada tingkat individu,kelompok atau desa). Data tentang gambaran rencana wilayahpelaksanaan intervensi proyek.

• Pertanggungjawaban: penjelasan mengenai sanksi-sanksi jikasalah satu pihak yang terlibat tidak memenuhi kewajibannya.Meliputi rincian pembatalan proyek dan tindakan hukum jika adapelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam kontrak.

• Keadaan memaksa / masalah kahar (Force majeure clause):penjelasan mengenai hak dan kewajiban jika ada kejadian-kejadianyang tidak diharapkan seperti bencana alam, kerusuhan politik atauperang.

• Jangka waktu kontrak.

Status kontrak Bio-rights bergantung pada situasi pemerintahan dalamsuatu lokasi proyek tertentu. Di daerah dengan pemerintahan yang kurangbaik, kontrak tersebut memiliki status yang lemah. Dalam hal ini,membangun kepercayaan dan struktur pemerintahan dalam masyarakatmungkin akan sangat jauh lebih efektif dibandingkan dengan hanyamengandalkan penguatan hukum secara langsung. Di wilayah lain,kesepakatan-kesepakatan kontrak mungkin sudah lebih siap untukdijalankan. Namun demikian, terlepas dari situasi dan kondisipemerintahan setempat, upaya-upaya harus selalu dilakukan untukmemastikan bahwa kontrak tersebut memiliki status hukum yang kuatdan kegiatan-kegiatan proyek didukung secara resmi oleh pemerintahsetempat.

Page 67: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

39Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 3.3. Menuju Pendanaan Bio-rights

3.9. JANGKA WAKTU KONTRAK

Jangka waktu untuk suatu proyek Bio-rights bergantung pada lokasi dantarget/sasaran konservasi yang diharapkan. Jika masyarakat sendiriadalah pihak yang mendapatkan keuntungan secara langsung dari adanyakondisi ekosistem yang diperbaiki, sebuah proyek jangka pendek(beberapa tahun) mungkin cukup untuk menjamin pengadaan pelayananjasa ekosistem. Jika masyarakat sudah lepas dari jerat kemiskinan, makatingkat kesadaran dan kapasitas teknis mengenai pengelolaansumberdaya yang berkelanjutan sudah semakin meningkat sehingga tidakperlu lagi ada pendanaan lanjutan. Jika pengadaan pelayanan ekosistemtertentu tidak memberikan manfaat kepada masyarakat secara memadai,maka sebuah mekanisme insentif permanen diperlukan untuk menjaminpengadaan pelayanan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, sama denganpendekatan Pembayaran untuk Pelayanan Lingkungan (PES), proyeklanjutan dengan kontrak yang diperbaharui perlu diterapkan.

Upaya konservasi dan pembangunan oleh dan untuk masyarakat menghadapi tantangan-tantangan yang kompleks, termasuk pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium PBBdi tahun 2015 dan penyelesaian masalah perubahan iklim global serta kerusakankeanekaragaman hayati. Kebutuhan akan sebuah mekanisme berbasis pasar yangmenciptakan sumberdaya yang diperlukan untuk pencapaian tujuan-tujuan tersebut sertaperan potensial dari masyarakat setempat dalam konservasi lingkungan kini semakindisadari. Berdasarkan pembangunan-pembangunan itu, ada kebutuhan yang semakinmeningkat akan mekanisme pendanaan yang inovatif yang secara aktif bisamenghubungkan pendanaan global untuk konservasi dengan sumberdaya manusia dilokasi. Bio-rights mungkin terbukti sangat menjanjikan untuk pencapaian tujuan ini.Beberapa proyek kami sejauh ini menunjukkan berbagai manfaat sosial, ekonomi danlingkungan yang sesuai dengan tujuan-tujuan mutual (win-win) dari masyarakat global.Belajar dari penerapan proyek secara individual dii masa lalu, kini kami telah mencobauntuk mengarahkan pembangunan melalui pendanaan Bio-rights yang terkoordinasi dandalam skala lebih besar. Pendanaan ini mungkin akan membantu menargetkan tantangan-tantangan konservasi besar secara lebih efektif. Pendanaan tunggal akan memungkinkanpenyebaran dana yang efektif kepada wilayah-wilayah proyek yang hasil konservasi danpembangunannya sangat mungkin untuk dioptimalkan. Demikian juga, pendanaan yangterkoordinasi secara terpusat akan memberikan keuntungan berupa overhead cost yanglebih kecil dan transfer pengetahuan yang lebih baik di antara individu dalam inisiatifdan penyelarasan tindakan di lapangan. Berbeda dengan proyek individual yang biasanyahanya memberikan dana untuk jangka waktu yang pendek, pendanaan Bio-rights ditujukanuntuk menyediakan pendanaan yang berkelanjutan bagi wilayah-wilayah tertentu. Iniadalah sebuah kriteria penting bagi skema pembayaran berbasis pasar untuk mencapaikeberhasilan pembangunan dan konservasi lingkungan.

Page 68: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

40 Bio-rights dalam teori dan praktek

3.10. PEMBERIAN KREDIT DAN VERIFIKASI

Kredit mikro biasanya diberikan pada tingkat kelompok masyarakat(setiap kelompok rata-rata terdiri atas 20 – 50 orang). Denganmemberikan kredit kepada kelompok (bukan individu), dipastikan bahwapara anggota kelompok bisa saling memotivasi satu sama lain dan ikutbertanggung jawab secara kolektif atas kegiatan-kegiatan para anggotadalam kelompok tersebut. Selain itu, sebuah pendekatan kelompok akanmemfasilitasi kegiatan-kegiatan konsultasi ditingkat kelompok,peningkatan kapasitas dan kesadaran kelompok. Kredit dapat sajadiberikan melalui satu kali pembayaran di awal proyek. Tapi padaumumnya, pemberian kredit lebih diminati (oleh pembeli) jika dilakukandalam beberapa tahapan pembayaran dalam periode proyek, khususnyaketika resiko proyek cukup tinggi. Verifikasi hasil proyek – pengubahankredit mikro tersebut menjadi hibah – berlangsung melalui kegiatan-kegiatan pemantauan proyek di lapangan. Kesepakatan-kesepakatankontrak tertentu mengenai pemberian pelayanan / jasa ekosistemberfungsi sebagai sebuah referensi dalam proses ini. Indikator-indikatorkeberhasilan juga dijelaskan di dalam kontrak, sesuai dengan ukuran-ukuran konservasi yang disepakati. Contoh indikator-indikator ini meliputitingkat ketahanan hidup tanaman dalam proyek penghijauan, atau jumlahbendungan yang dibangun dalam sebuah kanal dalam proyek restorasitata air / hydrology di lahan gambut. Untuk inisiatif konservasi danrestorasi skala besar, teknik modern seperti remote sensing dan GISbisa membantu mengukur tingkat keberhasilan secara efektif.

Jika memungkinkan, verifikasi hasil proyek berlangsung melaluipemantauan gabungan antara Manajer Program Lokal denganmasyarakat setempat. Pelibatan masyarakat dalam kegiatan pemantauanmenjamin transparansi proyek dan hal ini memberikan kontribusi untukmeningkatkan kesadaran masyarakat akan lingkungan. Manajer ProyekBio-rights memperkirakan proses pemantauan proyek untuk memastikanbahwa tuntutan-tuntutan konservasi telah terpenuhi. Jika memungkinkan,auditor eksternal juga bisa dilibatkan. Hal ini mungkin relevan untukproyek-proyek skala besar yang perlu mengaplikasikan standar-standarinternasional seperti kegiatan-kegiatan penghijauan kembali (misal CDMkehutanan) dan REDD.

Page 69: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

41Bio-rights dalam teori dan praktek

3.11. BIO-RIGHTS DAN KEBIJAKAN

Penerapan Bio-rights yang berhasil sangat bergantung pada kebijakanlokal, nasional dan internasional, serta pada lingkungan pemerintahan.Penyesuaian proyek Bio-rights dengan pemerintah lokal maupun nasionalmerupakan hal yang penting bagi tujuan-tujuan konservasi danpembangunan. Hal ini akan membantu mencegah kegagalan proyek karenakonflik kepentingan. Terutama sekali, kebijakan perencanaan penggunaanlahan harus dipertimbangkan. Yang ke dua, harus ada lingkungan kebijakanyang kondusif yang mendukung kerangka kerja Bio-rights. Pengakuan hakmasyarakat atas tanah dan sumberdaya sangatlah penting, karena hal inimerupakan penentu bagi peningkatan minat masyarakat akan konservasi.Pengakuan tersebut juga akan memfasilitasi pengembangan kontrakdengan masyarakat. Karena Bio-rights bertujuan untuk bekerja semaksimalmungkin melalui konsultasi masyarakat dan berdasar pada persamaan hakkelompok-kelompok pemangku kepentingan, kebijakan lokal harusmelibatkan masyarakat dalam hal proses pengembangan danperencanaan. Di beberapa wilayah, lingkungan yang kondusif itu sudahtersedia, tetapi seringkali ada kebutuhan mendesak untuk membelapengadaan hak serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Pengembangankelompok kerja multisektoral dalam pemerintahan yang mengatasi masalahini dan inisiasi skema untuk pengembangan pengelolaan sumberdaya alamberbasis masyarakat (CB-NRM; lihat Bab 4) bisa membantu pencapaiantujuan tersebut. Hal ini bisa dilakukan terlebih dahulu atau bersamaandengan penerapan Bio-rights.

Selain perlunya kerangka kerja kebijakan (setempat) yang sesuai denganpendekatan berbasis masyarakat yang diadopsi oleh Bio-rights, perlu jugaada dukungan nasional maupun internasional bagi konsep pembayaranuntuk pelayanan lingkungan. Pertama, penaksiran harga barang danpelayanan perlu ditentukan, bisa melalui pengembangan peraturan yangharus dibuat dalam kerangka pemerintahan serta konvensi nasional.Kedua, hak masyarakat setempat atas pelayanan masyarakat serta peranmereka dalam konservasi l ingkungan harus diakui. Mekanismepembayaran global skala besar seperti itu bisa diciptakan. Pembayaranglobal akan menghubungkan pendanaan internasional untuk konservasikepada masyarakat setempat dengan imbal baliknya berupa pengadaanjasa-jasa ekosistem tertentu. Mekanisme REDD, yang mungkin dirintisdalam skala besar pada tahun-tahun mendatang, mungkin merupakansebuah uji coba bagi skema pembayaran seperti itu, sepanjang peranmasyarakat setempat diakui secara tepat (lihat Kotak 3.3.).

Page 70: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

42 Bio-rights dalam teori dan praktek

3.12. SKALA PROYEK

Bio-rights bisa diterapkan dalam berbagai skala, mulai dari proyekberskala kecil bagi kelompok masyarakat tertentu, sampai program besaryang terfokus pada seluruh pelibatan masyarakat dari suatu wilayahtertentu. Tanpa memandang skala dari sebuah proyek yang diusulkan,suatu pendekatan pada masyarakat yang menargetkan kelompokmasyarakat yang seragam dalam jumlah tertentu harus diadopsi untukmemaksimalkan keberhasilan. Sebuah divisi dari banyak sub-proyek kecilmungkin diperlukan untuk proyek berskala besar, misalnya melaluipenciptaan program bantuan kecil yang banyak dipartisipasi oleh LSMdan CBO (organisasi berbasis masyarakat) dengan cara mengadopsiperan Manajer Program Lokal. Jika hal ini merupakan kasus ketika satuManajer Proyek Bio-rights berhungan dengan banyak Manajer ProgramLokal, maka pengembangan kontrak individual dengan masyarakatsetempat dilibatkan.

3.13. TANTANGAN DAN HAMBATAN

Berbagai tantangan dan hambatan, yang umumnya ditemui dalam proyek-proyek konservasi dan pembangunan lainnya, juga ada dalam pendekatanBio-rights. Hal ini harus dipertimbangkan dan secara aktif ditanggulangiselama pemilihan lokasi, pengembangan serta penerapan proyek untukmenghindari komplikasi atau kegagalan proyek. Bagaimana, misalnya,mencegah kegiatan-kegiatan konservasi yang ditargetkan di sebuahwilayah perhutanan atau sebuah wilayah terumbu karang tanpamenciptakan kerusakan lingkungan di wilayah lainnya? Kondisi sosialekonomi dan lingkungan pada lokasi proyek (juga di tempat lain/sekitarnya) merupakan hal penting yang mungkin dapat memicukebocoran (leakage). Lokasi geografis suatu wilayah alam yang kayadengan nilai konservasi (diluar lokasi proyek) dapat mengundangperambahan pemanfaatan sumber daya alam (oleh masyarakat pelakuproyek Bio-rights) melalui praktek-praktek yang tidak bertanggung jawab;dan kejadian ini ikut menentukan peluang terjadinya sebuah kebocoran.Kondisi demikian juga dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat itusendiri, seperti tingkat ketetapan tinggal mereka, tingkat kemiskinan dantingkat kesadaran. Kebocoran juga dipengaruhi oleh pasar. Jika tuntutanuntuk produk tertentu (misalnya ikan atau kayu) tinggi, penurunanekstraksi sumberdaya melalui proyek konservasi mungkin akan

Page 71: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

43Bio-rights dalam teori dan praktek

mengakibatkan peningkatan harga pasar. Oleh karena itu, eksploitasimeningkat di mana-mana, bahkan di lokasi yang jauh dari kegiatankonservasi (Bio-rights). Hambatan-hambatan seperti ini harusdipertimbangkan dengan seksama dalam pemilihan calon lokasipenerapan proyek Bio-rights. Selain itu, desain khusus intervensi Bio-rights sendiri mungkin akan membantu mencegah kebocoran.Penyesuaian skala sebuah proyek lebih dapat memastikan bahwakeseluruhan wilayah konservasi bernilai tinggi dapat terlindungi, daripadahanya menargetkan beberapa wilayah minor. Hal ini secara signifikanakan mengurangi resiko kebocoran secara lokal, misalnya denganmenyatakan secara eksplisit bahwa larangan-larangan tertentu untukeksploitasi sumberdaya dan pengrusakan lingkungan juga diaplikasikandi wilayah-wilayah di luar lokasi proyek (dan menjamin bahwa hal ini akandilaksanakan). Resiko kebocoran yang berhubungan dengan tuntutanpasar (global) tidak bisa diatasi secara mudah dengan satu intervensiproyek. Namun demikian, pembelaan aktif akan diperlukan untukmemengaruhi kebijakan, mengubah peraturan dan meningkatkankesadaran di antara para pemangku kepentingan yang terkait.

Resiko lain berhubungan dengan imigrasi ke wilayah proyek. Jika sebuahintervensi Bio-rights memberikan sebuah keberhasilan pembangunan yangbesar, maka peningkatan penghidupan akan menjadi daya tarik bagimasyarakat miskin di sekitar (di luar) wilayah proyek. Sebagai hasilnya,imigrasi skala besar di kemudian hari akan meningkatkan tekanan padasumberdaya lingkungan yang berujung pada kerusakan lingkungankembali. Kondisi sosial ekonomi seperti kepadatan penduduk, tingkatkemiskinan dan khususnya kepemilikan tanah merupakan faktor penentupenting atas resiko imigrasi. Rancangan proyek dan kontrak dapatmembantu mengatasi masalah ini. Salah satu caranya adalahpengembangan strategi-strategi dengan masyarakat setempat untukmenghindari tekanan kepadatan penduduk di wilayah mereka. Atau perluadanya program nasional yang mengatur aspek kependudukan dantatacara imigrasi (misal transmigrasi).

Masyarakat setempat mungkin saja menggunakan pendapatan merekadari inisiatif pembangunan yang diterapkan dalam Bio-rights untukpraktek-praktek yang tidak bertanggung jawab, seperti pengubahan fungsilahan atau pemanfaatan sumberdaya secara berlebihan. Hal inimemberikan suatu resiko serius bagi keberlanjutan proyek jangka panjangyang harus dipertimbangkan. Salah satu cara mengatasi resiko ini adalahdengan memastikan bahwa Bio-rights dilekatkan dalam sebuah kerangka

Page 72: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

44 Bio-rights dalam teori dan praktek

kerja kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan. Denganmemastikan bahwa penegakan hukum berjalan dengan baik, kegiatan-kegiatan ilegal bisa dicegah. Struktur pengelolaan sumberdaya lingkunganpantai berbasis masyarakat menjamin penyesuaian kegiatan-kegiatankonservasi dengan kebutuhan-kebutuhan pembangunan setempat.Dengan memberikan fokus yang kuat pada kegiatan-kegiatan peningkatankesadaran, masyarakat bisa lebih menyadari implikasi praktek-praktekyang tidak bertanggung jawab terhadap penghidupan masyarakatsetempat. Keseimbangan optimal seperti itu bisa diciptakan di antarapenegakan hukum ‘top-down’, keterlibatan masyarakat setempat dalampengembangan kebijakan dan konservasi, serta fasilitasi pihak ketigaseperti LSM konservasi dan pembangunan. Dalam kerangka kerja yanglebih luas ini, Bio-rights tidak lebih dari sebuah elemen yangmenghubungkan pembangunan masyarakat dengan konservasi danmenyatukan berbagai pemangku kepentingan.

Page 73: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

45Bio-rights dalam teori dan praktek

4

Bio-rights dalam PortofolioKonservasi dan Pembangunan yang

Lebih Luas

Melalui laporan ini, dinyatakan kembali bahwa Bio-rights bukanlah sebuahpendekatan yang mandiri, tetapi lebih cenderung merupakan sebuahunsur dari serangkaian unsur yang lebih besar, yang diperlukan untukmencapai keberhasilan dalam konservasi dan pembangunan.Pemahaman proses intervensi-intervensi proyek yang diperlukan danhubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung sertapilihan-pilihan yang ada di daerah tersebut, merupakan kunci keberhasilanpenerapan. Penerapan proyek tidak mungkin akan mencapai keberhasilanjika hanya fokus pada aspek-aspek utama yang membentuk kerangkakerja Bio-rights. Akan tetapi, penerapan tersebut harus menghargai danmemahami aspek-aspek penting dalam dunia konservasi danpembangunan. Hal ini memerlukan keahlian dalam berbagai bidang,pengalaman penerapan yang luas di lapangan serta keinginan untukmemetik pelajaran dari pengalaman (lihat juga Kotak 5.1.; ‘belajar daripengalaman ICDP’). Bab ini memberikan beberapa pandangan tentangmekanisme pengadaptasian Bio-rights dalam sebuah cakupan yang lebihbesar yaitu menghubungkan konservasi dengan pembangunanberkelanjutan.

Page 74: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

46 Bio-rights dalam teori dan praktek

4.1. PROSES

Bio-rights tidak hanya memerlukan sebuah pendekatan pendanaaninovatif yang dilengkapi dengan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkankapasitas dan kesadaran. Untuk mengoptimalkan keberhasilan,pendekatan ini harus diterapkan pada konteks yang lebih luas, denganmempertimbangkan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan lain didaerah, hak milik serta struktur organisasi pemangku kepentingan.

4.1.1. Hubungan dengan kebijakan

Inisiatif Bio-rights dan kebijakan-kebijakan lokal saling berkaitan dalamberbagai cara. Pertama, kebijakan-kebijakan yang ada pada tingkattertentu menentukan hal-hal yang bisa dicapai oleh Bio-rights. Kebijakan-kebijakan tersebut menentukan peran potensial masyarakat setempatdalam pengelolaan sumberdaya alam serta keterlibatan pemangkukepentingan lokal lain yang relevan dalam menerapkan proyek. Kebijakan-kebijakan tersebut juga menentukan batasan-batasan mengenaiintervensi-intervensi yang memungkinkan dari sudut pandang hukum.Kebijakan-kebijakan seperti itu memberikan – atau tidak memberikan –sebuah kondisi yang mendukung penerapan proyek. Selain itu, Bio-rightsbisa berfungsi sebagai sebuah alat untuk menerjemahkan kebijakan kedalam praktek. Operasionalisasi kebijakan dianggap sebagai sebuahtantangan besar di negeri ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi Bio-rights dan pengembangan kebijakan untuk berjalan secara bersamaan.Para pengembang proyek Bio-rights perlu memberikan input dalamproses pembuatan kebijakan. Begitu pun sebaliknya, dukungan parapembuat kebijakan terhadap proyek yang direncanakan serta pemberianinput selama perencanaan inisiatif Bio-rights harus dapat dipastikan.

4.1.2. Pemberian hak milik

Pemberian hak milik atas tanah dan sumberdaya alam merupakan suatuaspek penting bagi penerapan Bio-rights. Meskipun bukan sebuahprasyarat bagi keberhasilan proyek (lihat Bab 3), pemberian hak milikkepada masyarakat setempat bisa berarti sebuah insentif yang signifikanbagi pencapaian keberhasilan. Hal yang paling penting adalahmemastikan bahwa masyarakat setempat memiliki tanggung jawab penuhuntuk memenuhi tuntutan-tuntutan sebagaimana dinyatakan dalamkesepakatan kontrak. Pemberian hak milik bisa juga meningkatkan

Page 75: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

47Bio-rights dalam teori dan praktek

pemanfaatan tanah dan sumberdaya alam secara lebih bijaksana,mengingat bahwa masyarakat akan lebih mungkin untuk menerapkanpraktek-praktek yang berkelanjutan terhadap tanah milik mereka sendiri.Sebuah resiko dari pemberian hak atas sumberdaya adalah bahwastrategi pengelolaan jangka panjang mungkin akan sulit diprediksikanatau dipengaruhi. Penilaian pro dan kontra atas pemberian hak – tindaklanjutnya – harus membentuk sebuah bagian integral atas pengembangandan pelibatan Bio-rights dalam proses pembuatan kebijakan.

4.1.3. Penegakan hukum

Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam danpemberian insentif bagi pengubahan praktek-praktek pemanfaatan tanah/lahan yang tidak bertanggungjawab merupakan cara untuk mencapaikonservasi lingkungan. Pendekatan yang berlawanan, yaitu penegakanhukum, masih merupakan sebuah alat potensial yang kuat. Kemampuanpengaplikasian dua pendekatan itu bergantung pada kondisi lingkungansetempat serta tujuan-tujuan proyek. Konservasi berbasis masyarakatserta penegakan hukum ‘top-down’ tidak harus dipisahkan satu samalain. Suatu pendekatan potensial yang sangat kuat akan digunakan dalampemberian insentif kepada masyarakat setempat untuk bebas darieksploitasi sumberdaya secara tidak bertanggungjawab dan ilegal denganmenggunakan Bio-rights, yang kemudian akan menjamin penguatankewajiban-kewajiban dalam kontrak. Hal ini biasanya dicapai denganmelibatkan pegawai-pegawai pemerintah – misalnya karyawan daerahperlindungan – atau secara alternatif dengan membuat kelompok-kelompok masyarakat bertanggungjawab atas penguatan peraturanformal. Penegakan hukum juga bisa diaplikasikan untuk mencegah pihak-pihak luar agar tidak melakukan tindakan-tindakan ilegal di wilayahpenerapan Bio-rights.

4.1.4. Pengorganisasian kelompok-kelompok

Masyarakat pada umumnya merupakan unit-unit yang heterogen yangterdiri atas individu dengan latar belakang sosial ekonomi yang berbeda.Pendapatan, agama, tingkat pendidikan dan pekerjaan mereka berbeda.Seringkali ada perbedaan antara kelompok laki-laki dan kelompokperempuan. Pengorganisasian dan koordinasi yang terbatas di antarakelompok-kelompok yang ada seringkali menghambat pembangunanmasyarakat serta mengakibatkan terbatasnya potensi keterlibatan mereka

Page 76: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

48 Bio-rights dalam teori dan praktek

dalam proses pembuatan keputusan. Seringkali juga hal ini menjadisumber konflik. Mengingat pentingnya hal tersebut untuk menjaminkeberhasilan konservasi dan pembangunan, formasi kelompok sertapenjaminan dukungan penuh kepada mereka yang lemah merupakansebuah proses penting yang harus dilakukan sebelum dan seiring denganpenerapan Bio-rights.

4.2. PENYESUAIAN TERHADAP PENDEKATAN-PENDEKATANYANG ADA

Beberapa pendekatan yang sedang didukung secara global memilikipotensi signifikan untuk berhubungan dengan Bio-rights. Dalam banyakkasus, Bio-rights bisa membantu menyelesaikan tantangan untukmemberikan manfaat finansial kepada masyarakat secara efisien danmenjamin eksploitasi sumberdaya secara bertanggungjawab. Sub babini menyimpulkan sejumlah hubungan konkrit yang bisa dibentuk.

4.2.1. Pengetukan pasar global

Selama beberapa tahun lalu pengadaan berbagai pelayanan ekosistemdi pasar regional, nasional dan internasional telah berkembang. Sebagianbesar pasar tersebut, termasuk pasar yang ditargetkan untuk konservasipelayanan air dan keanekaragaman hayati, masih berskala kecil danmasih pada tingkat awal. Sementara sebagian yang lain, termasukmisalnya pasar karbon, telah berkembang dengan baik dan cepat. Yangpaling menarik dalam hal ini adalah diskusi mengenai pembentukansebuah sistem Pengurangan Emisi dari Pengrusakan Hutan dan Lahan(REDD/Reducing Emissions from Deforestration and Land Degradation).Sementara kegiatan-kegiatan yang ditargetkan untuk mengurangipengrusakan hutan berlangsung dalam skala kecil melalui pasar karbonsukarela, sebuah pasar multimiliaran dollar mungkin muncul jika REDDdigabungkan ke dalam pasar setelah 2012. Sebuah tantangan besar daripasar-pasar ini adalah menjamin bahwa sumber-sumber pendanaandigunakan secara optimal untuk mencapai tujuan-tujuan konservasi yangditargetkan serta menjamin bahwa pembayaran tersebut diberikan kepadapemangku kepentingan yang tepat. REDD misalnya, mengharapkanjaminan bahwa sumber-sumber dana diberikan kepada masyarakat dankepada para manajer lapangan yang mengemban tanggung jawab

Page 77: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

49Bio-rights dalam teori dan praktek

langsung untuk konservasi hutan, bukan berakhir di kantong para oknumpegawai negeri yang korup. Bio-rights bisa berfungsi sebagai sebuah alatyang kuat untuk mengoperasikan REDD dan skema pembayaran globallain. Pendekatan ini memungkinkan penyaluran dana secara efektifkepada masyarakat di tingkat lapangan, dan untuk menghindari hambatanbirokratis serta untuk menjamin kejelasan keterlibatan masyarakat dalampembuatan keputusan. Sesuai pendekatan Bio-rights, penggabunganpenegasan-penegasan yang kuat pada peningkatan kesadaran sertapelatihan di lapangan bagi kelompok masyarakat maupun LSM akan lebihbaik daripada hanya fokus pada pendekatan-pendekatan berbasispendanaan yang besar seperti Pembayaran untuk Pelayanan Lingkungan(PES/Payments for Environmental Service). Hal ini sangat mungkin akanmemperkuat keberlanjutan investasi secara signifikan. Sementara itu,pembayaran yang diberikan akan memungkinkan terjadinya perdagangan(trade off) antara konservasi dan pembangunan. Fokus pada pelatihanserta peningkatan kesadaran akan menciptakan pemahaman jangkapanjang mengenai pentingnya pengelolaan lingkungan yang jelas di antaramasyarakat setempat.

Gambar 4.1. Pasar-pasar global untuk pengadaan pelayanan ekosistemberkembang dengan sangat cepat, misalnya untuk pengurangan emisi denganREDD. Sumber foto: Wim Giesen.

Page 78: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

50 Bio-rights dalam teori dan praktek

4.2.2. Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasis Masyarakat(Community-based Natural Resources Management / CB-NRM)

Di seluruh penjuru dunia, berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaminketerlibatan masyarakat setempat yang lebih besar dalam pengembangandan penerapan kebijakan untuk mengelola sumberdaya alam dilingkungan mereka. Hal ini tidak hanya dianggap sebagai sesuatu yangdiharapkan dari sudut pandang etika, tetapi juga untuk menjamin bahwakebijakan-kebijakan tersebut secara tepat diterjemahkan dalam praktek.Selama bertahun-tahun pelibatan masyarakat setempat dalam proseskonsultasi dan pengembangan kebijakan telah terbukti relatif lebih mudah.Penerjemahan kebijakan-kebijakan tersebut ke dalam praktek,bersamaan dengan keterlibatan masyarakat setempat yang berkelanjutan,kurang diperhatikan sebelumnya. Dengan menganggap adanyaketersediaan sumber dana, Bio-rights bisa berfungsi sebagai sebuah carayang menjanjikan untuk menerapkan perencanaan kebijakan danmembentuk persepsi lokal mengenai keberlanjutan.

4.2.3. Skema simpanan berbasis masyarakat

Oxfam dan beberapa organisasi pembangunan lain telah membuatinvestasi yang signifikan untuk membentuk skema simpanan/tabunganberbasis masyarakat. Kelompok masyarakat setempat menggunakanpendapatan mereka sendiri untuk membuat simpanan/tabungan bagipenerapan kegiatan-kegiatan pembangunan. Proyek-proyek ini terfokuspada pembentukan kelompok dan peningkatan kapasitas untuk mengelolasumberdaya keuangan serta menerapkan inisiatif-inisiatif pembangunan.Keahlian-keahlian yang dibangun sebagai bagian dari skema tersebutbisa memberikan kontribusi yang besar bagi keberhasilan penerapan Bio-rights. Kapasitas yang meningkat dalam kaitannya dengan pembagiantugas, pengambilan tindakan maupun perancangan rencanapembangunan, juga merupakan nilai yang sangat penting untuk Bio-rights.Sebaliknya, pembayaran yang diberikan untuk kegiatan-kegiatankonservasi dan pembangunan bisa saja menjadi tambahan yang signifikanpada proses penyimpanan/tabungan tersebut. Skema simpanan dan Bio-rights bisa diterapkan secara bersamaan satu sama lain atau secaraberurutan, yaitu mulai dengan skema simpanan (untuk membangunkapasitas yang relevan) yang diikuti dengan intervensi Bio-rights.

Page 79: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

51Bio-rights dalam teori dan praktek

4.2.4. Wisata Ekosistem

Banyak manajer lapangan mengalokasikan sebagian pendapatan merekadari usaha wisata ekosistem untuk masyarakat setempat yang tinggaldi sekitar wilayah perlindungan. Seringkali pembayaran seperti inidiberikan dalam bentuk tunai. Dalam banyak kasus, hal tersebutmemberikan resiko bahwa pembayaran tunai ini dapat digunakan untukkegiatan-kegiatan yang tidak bertanggung jawab secara sosial, ekonomimaupun ekologi. Ini merupakan sebuah contoh kasus ketika masyarakatmenggunakan dana untuk pembelian material (gergaji mesin, jaring ikan,dan lain-lain) yang memungkinkan pengeksploitasian yang berlebihan atassumberdaya ekosistem tertentu. Dengan menyediakan pembayarankepada masyarakat sebagai bagian dari sebuah kesepakatan Bio-rights,resiko seperti itu bisa dikurangi secara signifikan. Para manajer lapangandan masyarakat setempat akan dapat menyetujui sejumlah kriteriakeberlanjutan. Sementara itu sebuah platform sedang diciptakan, yangakan memungkinkan masyarakat setempat untuk terlibat dalam sebuahpengelolaan daerah perlindungan. Hal ini memungkinkan pengelolaan dilapangan disesuaikan dengan aspirasi dan kebutuhan-kebutuhansetempat, serta memungkinkan penyelesaian atas konflik. Oleh karenaitu, Bio-rights bisa membantu menerjemahkan hubungan antarapengelolaan lapangan dan masyarakat setempat, dari keterbatasanfinansial menjadi sebuah kerjasama yang lebih berkelanjutan yang akanmemungkinkan pengelolaan daerah perlindungan lebih partisipatif.

4.2.5. Pelabelan

Tuntutan produk-produk dengan label keberlanjutan sedang meningkat.Selama beberapa tahun yang lalu, pelabelan seperti itu berkembang untukserangkaian barang termasuk kayu, ikan, minyak kelapa sawit dan kopi.Untuk menjamin kecocokan dengan tuntutan pelabelan, rantai produksiseringkali memerlukan reformasi besar pada banyak aspek sosial danlingkungan. Dalam kondisi ketika masyarakat setempat terlibat dalameksploitasi atau pembudidayaan sebuah produk tertentu, Bio-rights mungkinakan sangat cocok untuk menjadi panduan bagi prosesnya. Pembayaranyang disediakan oleh pembeli dari produk yang dilabeli tersebut bisadiberikan kepada masyarakat setempat melalui mekanisme Bio-rights untukmenutup biaya modifikasi proses produksi dan mendukung cara kerja yangbaru. Demikian juga, pendekatan ini bisa membantu mencapai tingkatpengorganisasian dan keahlian yang tinggi yang biasanya diperlukan untukmemenuhi tuntutan-tuntutan pelabelan tersebut.

Page 80: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

52 Bio-rights dalam teori dan praktek

4.3. PENGADAPTASIAN BIO-RIGHTS

Pendekatan Bio-rights yang khas seperti dijelaskan dalam laporan initerdiri atas sebuah kontrak dengan jangka waktu beberapa tahun, diikutidengan pengubahan kredit mikro dan – dalam beberapa kasus – diikutidengan pembentukan sebuah dana bergulir berbasis masyarakat. Secarajelas, di bawah kondisi-kondisi tertentu, suatu struktur pendanaan yangsedikit dimodifikasi mungkin diharapkan. Berikut ini dua penjelasanpendekatan alternatif: Pendekatan Pembayaran untuk PelayananLingkungan (PES) dan pendekatan kredit mikro.

4.3.1. Pendekatan PES

Penyediaan pendanaan secara sementara dalam Bio-rights umumnyadisajikan sebagai sebuah mekanisme yang membantu masyarakatsetempat untuk bebas dari jerat kemiskinan. Hal ini didasarkan padaasumsi bahwa suatu keseimbangan yang berkelanjutan antara konservasidan pembangunan bisa dicapai melalui penyediaan dana secarasementara. Perintisan-perintisan di lapangan menunjukkan bahwa dalambanyak kasus sangatlah mungkin memicu transisi seperti yangdiharapkan. Meskipun demikian, hal ini tidak selalu benar. Kadang-kadangpengubahan wilayah alam menjadi sebuah wilayah budidaya akan tetapmenjadi pil ihan yang paling menarik secara ekonomi, tanpamempertimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi dalampemanfaatan tanah. Dalam kasus yang lain, trade-off antara konservasidan pembangunan akan memberikan tekanan yang kuat pada hasil-hasilkonservasi dan pembangunan dari proyek yang direncanakan. Padajangka panjang, justru cenderung ada kebutuhan untuk menutup biayakehilangan peluang secara berkelanjutan terkait dengan ukuran-ukurankonservasi. Suatu proyek Bio-rights bisa mengakomodasikan hal inidengan mengembangkan sebuah sistem kontrak yang bisa diperpanjang.Kontrak-kontrak ditawarkan kembali kepada kelompok-kelompok tersebutpada saat sebuah kontrak Bio-rights akan berakhir. Secara jelas, hal inihanya akan mungkin jika pendanaan proyek jangka panjang tersedia.Dengan demikian, sebuah sistem yang sama seperti PES telah terbentuk,dan karakter kunci Bio-rights (pengubahan kredit mikro dan sebuah fokuspada pelatihan serta peningkatan kesadaran) dipelihara.

Page 81: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

53Bio-rights dalam teori dan praktek

4.3.2. Pendekatan Kredit Mikro

Banyak masyarakat di daerah pedesaan yang memiliki kesulitanmengakses skema kredit mikro. Ini adalah resiko yang disadari oleh paralembaga donor terkait dengan pengadaan pinjaman kepada masyarakatmiskin. Tingkat kemiskinan yang tinggi, kerentanan pada peristiwa ekstrimdan tingkat pendidikan yang rendah merupakan faktor-faktor yangmemberikan kontribusi pada keraguan lembaga kredit mikro untukmemberikan pinjaman kepada kelompok-kelompok masyarakat tersebut.Sementara itu, masyarakat miskin di daerah pedesaan benar-benarmemiliki peran instrumental untuk mencapai pengelolaan sumberdayaalam yang berkelanjutan. Suatu alternatif penerapan Bio-rights mungkinmemunculkan kebutuhan akan keterlibatan masyarakat-masyarakattersebut dalam konservasi lingkungan serta kebutuhan masyarakat akankredit mikro. Hal ini bisa dicapai oleh proyek Bio-rights yang menutupresiko memberi pinjaman kepada masyarakat yang rentan – umumnyadiemban oleh lembaga kredit mikro – di wilayah yang ditargetkan. Dengankata lain, sebuah proyek Bio-rights bisa menawarkan akses terhadap jasakredit mikro kepada masyarakat dengan imbalan berupa keterlibatanmereka dalam kegiatan-kegiatan konservasi dan restorasi. Dalam teori,pendekatan ini bisa berfungsi sebagai sebuah cara yang efektif dari segibiaya untuk mencapai keberhasilan-keberhasilan konservasi yangsignifikan, karena tidak perlu ada pengubahan kredit menjadi bantuanmurni setelah masa kontrak selesai. Biaya-biaya yang ada hanya yangberhubungan dengan pengelolaan proyek serta administrasi kredit mikro.Selain itu juga ada biaya untuk menutup kehilangan modal yang tidakterduga jika masyarakat tidak mampu memenuhi kewajiban finansialmereka. Secara jelas, kemampuan penerapan pendekatan ini sangatbergantung pada kebutuhan lokal akan kredit mikro dan keinginan untukmelakukan upaya-upaya konservasi dengan imbalan akses padapenyediaan pinjaman.

Page 82: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

54 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 83: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

55Bio-rights dalam teori dan praktek

5

Bio-rights Terkait denganMekanisme Pendanaan untukKonservasi dan Pembangunan

Lainnya

Bab ini memberikan analisis tentang Bio-rights dalam keseluruhanperspektif mekanisme pendanaan lain yang digunakan dalam sektorkonservasi dan pembangunan, serta yang berkaitan erat denganpendekatan Bio-rights itu sendiri. Mekanisme yang ditinjau meliputi: i)Proyek Konservasi dan Pembangunan Terintegrasi (ICDP / IntegratedConservation and Development Projects); ii) Pembayaran untukPelayanan Ekosistem (PES / Payment for Ecosystem Services); daniii) skema kredit mikro. Setelah memberikan deskripsi menyeluruh tentangdasar pemikiran untuk pengembangan dan penerapan pendekatanpendanaan konservasi yang inovatif, bab ini memberikan sebuah tinjauansingkat mengenai ketiga mekanisme pendanaan tersebut sertapengalaman penerapannya yang telah dicapai sejauh ini. Bagian ke duabab ini menjelaskan hubungan antara Bio-rights dan mekanisme-mekanisme tersebut. Hal ini memberikan suatu tinjauan mengenaikemampuan pengaplikasian Bio-rights terkait dengan instrumen lain.Selain itu, bagian ini juga menjelaskan hal-hal yang bisa dipelajari daripengalaman di lapangan dalam ketiga mekanisme yang berbeda tersebutuntuk menjamin keberhasilan penerapan Bio-rights.

Page 84: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

56 Bio-rights dalam teori dan praktek

2 Nilai didefinisikan oleh Millennium Ecosystem Assessment (2003) sebagai“kontribusi dari sebuah tindakan atau objek kepada maksud, tujuan atau kondisitertentu yang diinginkan oleh pengguna”. Nilai ekosistem bisa diinterpretasikansecara berbeda dalam perspektif ekonomi, ekologi dan sosiologi. Sementaraperspektif ekonomi menekankan pada nilai pertukaran dari pelayanan-pelayanantersebut, perspektif ekologi memfokuskan pada pentingnya ekosistem dalampemeliharaan kesehatan serta fleksibilitas ekosistem untuk memberikan pelayanan(Bingham et al., 1995) dan perspektif sosiologi menekankan pada ukuran penilaianmoral sebagai bagian dari nilai (Barry & Oelschlaeger, 1995).

5.1. DASAR BAGI PENGGUNAAN MEKANISME PENDANAAN

Kenyataan bahwa pelayanan ekosistem membentuk dasar bagikemanusiaan dijelaskan dengan baik di dalam literatur dan praktek.Sementara itu, Millennium Ecosystem Assessment (2005) menunjukkanbahwa lebih dari dua per tiga pelayanan ekosistem dunia telahmengalami penurunan. Ada juga kenyataan bahwa manfaat yang diambildari pembangunan infrastruktur planet kita justru mengakibatkanpenurunan modal alam kita (Millennium Ecosystem Assessment, 2005).Upaya-upaya untuk mengubah kecenderungan ini cukup mengecilkanhati. Seperti diperkirakan oleh suatu sumber, sekitar 20 milyar US$diperoleh dari publik dan dana sosial untuk kegiatan-kegiatan konservasi.Sebagian besar uang tersebut digunakan untuk memelihara sekitar 100ribu daerah perlindungan yang mencakup 12% permukaan bumi (Bishopet al., 2008). Ironisnya, ketika ekonomi tumbuh, ekosistem justrusemakin mengalami kerusakan. Hal ini memberikan tantangan besaruntuk kebijakan dan pembuatan keputusan dalam sektor konservasisekaligus pembangunan.

Hubungan antara pelayanan lingkungan dan kehidupan manusiamembentuk dasar perspektif ekonomi untuk kebijakan mengenailingkungan. Berdasarkan nilai-nilai2 yang dianut masyarakat untuklingkungan mereka, konsekuensi-konsekuensi penting dari pelayananekosistem bisa diperoleh dengan membuat hubungan antara ekonomidan lingkungan secara lebih eksplisit. Pasar berfungsi sebagai institusiekonomi kunci untuk menjamin alokasi sumberdaya melalui tuntutuan danpersediaan. Namun demikian, pasar telah gagal muncul bagi sebagianbesar pelayanan ekosistem terutama ketika pasar tersebut mendapatkan

Page 85: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

57Bio-rights dalam teori dan praktek

ciri eksternalitas positif atau barang publik3 (Cornes & Sandler, 1996). Halini bisa membentuk pembelaan sentral bagi intervensi pemerintah yangmembuat sektor publik bertanggung jawab atas pengadaan pelayananlingkungan. Namun demikian, pemerintah mengalami kegagalan dalam halbirokrasi yang tidak efisien, insentif yang tidak tepat, pengetahuan yangterbatas dan penyewaan sumberdaya. Hal ini cenderung memicu peranpendekatan berbasis pasar yang bertujuan untuk mengubah insentif bagipenyedia pelayanan ekosistem. Pengalaman menunjukkan bahwa instrumenberbasis pasar yang baik bisa mencapai tujuan lingkungan dengan biayayang lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan konvensional yangberupa “perintah dan kontrol”. Selain itu, instrumen tersebut memberikaninsentif positif untuk inovasi dan pengembangan yang terus berlanjut(Stavins, 2000). Ini adalah asal muasal mekanisme pendanaan sebagaisuatu bagian dari kombinasi kebijakan yang harus dipahami.

Penekanan yang semakin meningkat pada mekanisme pendanaan di sektorkonservasi dan pembangunan merupakan suatu bagian dari perubahankebijakan yang menyadari keberhasilan pasar dalam mendukung perubahanpada sikap individu maupun institusi dengan sebuah cara yang efektif darisegi pendanaan. Berbagai kesepakatan konservasi multilateral misalnya,menyadari sistem insentif sebagai alat kebijakan yang sangat potensial. Pasal11 Konvensi Keanekaragaman Hayati mengajak para pihak “sejauhmemungkinkan dan tepat, untuk mengadopsi ukuran-ukuran sosial maupunekologi yang jelas yang berfungsi sebagai insentif bagi konservasi sertapemanfaatan komponen keanekaragaman hayati secara bertanggung jawabdan berkelanjutan”. Penekanan yang sama juga muncul pada keputusanKonvensi Ramsar mengenai Lahan Basah, Konvensi Desertifikasi, danlainnya. Kebijakan nasional maupun regional juga semakinmempertimbangkan instrumen insentif sebagai sebuah alat untukmengembangkan efektivitas konservasi.

3 Sebuah barang bersifat publik pada berbagai tingkat, bergantung pada perluasanketika barang tersebut menunjukkan karakteristik persaingannya dan pengecualiannya.Ketika sebuah barang tidak ada saingan, penggunaan oleh seseorang tidak terpengaruholeh penggunaan orang lain. Jadi persediaan barang tersebut tidak bisa dikontrol. Olehkarena itu, keinginan untuk memproduksinya akan menurun. Ketika sebuah barang tidakbisa dikecualikan, berarti tidak ada cara untuk mencegah orang menggunakan barangtersebut. Hal ini memunculkan sebuah permasalahan mengenai persediaannya dandalam pengadaannya. Karakteristik-karakteristik ini mengarah pada kegagalan pasarkarena pasar itu sendiri tidak mampu menyediakan barang tersebut dalam tingkat yangoptimal. Ketika barang yang tidak ada saingannya serta tidak bisa dikecualikan muncul,barang tersebut akan melemahkan formasi pasar karena para penerima barang ataupelayanan tidak memiliki insentif untuk membayar para penyedia, dan akhirnya setiaporang berharap untuk “bebas semaunya”.

Page 86: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

58 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 5.1. Sementara pelayanan ekosistem tertentu seperti perikanan (kiri) memilikinilai keuangan yang berbeda, pelayanan lain – seperti misalnya perlindungan terhadapbadai (kanan) – belum diinternalisasikan ke dalam pasar. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Namun demikian, pengembangan ekonomi institusional dewasa ini,khususnya ekonomi institusional yang baru, telah menjadi tantangan bagipersepsi yang telah lama dipegang. Persepsi tersebut mengenai pasarsebagai sebuah mekanisme alokasi sumberdaya yang optimal, danmenempatkan pasar di dalam sebuah multitude susunan institusional yangmeliputi susunan kerjasama dan hirarki, yang membantu pembuatankeputusan serta alokasi sumberdaya (North, 1990; Williamson, 1985;Stiglitz, 1986). Oleh karena itu, sistem pendanaan berbasis pasar tidakboleh dianggap sebagai “peluru perak” yang menyelesaikan semuapersoalan kerusakan lingkungan, tetapi sebagai suatu bagian dariserangkaian pilihan konservasi yang ada bagi para pembuat keputusandan perencana kebijakan. Posisi rujukan ini merupakan hal yang sangatpenting untuk menghargai peran mekanisme pendanaan dalamkeseluruhan perdebatan mengenai konservasi dan pembangunan.

5.2. MEKANISME PENDANAAN DALAM SEKTOR KONSERVASI -PEMBANGUNAN

Tiga pendekatan pendanaan telah diidentifikasikan sangat erat denganBio-rights dalam hal tujuan-tujuan dan pendekatan-pendekatannya: i)Proyek Konservasi dan Pembangunan Terintegrasi (ICDP / IntegratedConservation and Development Projects); ii) Pembayaran untukPelayanan Ekosistem (PES / Payment for Ecosystem Servies); daniii) skema kredit mikro. Karakteristik dan pengalaman penerapan ketigapendekatan tersebut dijelaskan lebih rinci berikut ini.

Page 87: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

59Bio-rights dalam teori dan praktek

5.2.1. Proyek Konservasi dan Pembangunan Terintegrasi (ICDPs)

Kemunculan ICDPs di tahun 80-an merupakan sebuah respon ataskesadaran yang meningkat mengenai keterkaitan antara penghidupanmasyarakat dengan keanekaragaman hayati, dan ketidakefektifan inisiatifkonservasi tanpa adanya partisipasi dari masyarakat setempat. ICDPsmewakili sebuah campuran dari berbagai inisiatif berdasarkan keyakinanbahwa konservasi bisa berjalan bersama dengan pembangunan.Meskipun inisiatif-inisiatif tersebut mewakili sejumlah inisiatif konservasiberbasis lapangan dengan hasil pembangunan sosial maupun ekonomi,sebuah definisi formal mengenai ICDPs adalah “sebuah pendekatanpengelolaan dan konservasi sumberdaya alam di wilayah yang memilikinilai keanekaragaman hayati yang signifikan yang bertujuan untukmenggabungkan kepentingan konservasi keanekaragaman hayati denganpembangunan sosial ekonomi dari berbagai pemangku kepentingan padatingkat lokal, regional, nasional dan internasional” (Franks et al., 2004).Daya tarik ICDPs terletak pada potensinya dalam memberikan kontribusipada ketiga tujuan utama stafda pembangunan yang berkelanjutan, yaitukonservasi keanekaragaman hayati yang lebih efektif, peran sertamasyarakat setempat yang semakin tinggi dalam upaya konservasi danpembangunan, dan pembangunan ekonomi bagi masyarakat miskinpedesaan (Wells et al., 2004).

Umumnya ICDP melibatkan bantuan lembaga keuangan yang memberikanhasil komersial dan perlindungan ekosistem sebagai sebuah produkgabungan (Ferraro & Simpson, 2003). Kegiatan-kegiatan proyek meliputipenyediaan alternatif-alternatif bagi kegiatan-kegiatan masyarakat yangmerusak lingkungan. Hal ini akan menciptakan peluang-peluang penciptaanmatapencaharian melalui kegiatan-kegiatan yang ramah lingkungan sepertiwisata ekosistem, pengembangan usaha kecil berdasarkan produk bernilaitambah dan investasi pada infrastruktur pedesaan untuk meningkatkankualitas hidup. Rancangan program didasarkan pada logika bahwamasyarakat target yang menghadapi peningkatan harga output yangmeningkat atau harga input yang menurun untuk kegiatan-kegiatan yangramah lingkungan, akan memerlukan wilayah ekosistem yang lebih luas.Oleh karena itu, masyarakat secara tidak langsung melindungi ekosistemdan pelayanan yang disediakannya (ibid, 2003).

Bukti dalam penerapan ICDP, secara umum, mengindikasikan kurangnyapencapaian terkait dengan hasil-hasil gabungan antara konservasi danpembangunan (misalnya merujuk pada Stocking & Perkins, 1992; Barrett

Page 88: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

60 Bio-rights dalam teori dan praktek

& Arcese, 1995; Sanjayan et al., 1997; Brown, 1998). Sebuah tinjauanpenerapan oleh Wells & McShane (2004) mengindikasikan alasan-alasanberikut:

• Penerapan proyek dengan waktu, dana dan skala yang tidakmemadai untuk mengatasi sikap masyarakat agar mengubahkondisi keanekaragaman hayati;

• Asumsi bahwa konservasi keanekaragaman hayati danmatapencaharian masyarakat bisa selalu berjalan beriringan, tanpaada trade-off yang melibatkan kepentingan dan tuntutan dariberbagai pemangku kepentingan;

• Fokus yang tidak tepat dari masyarakat setempat terkait dengankerusakan keanekaragaman hayati dengan sedikit pengaruh padakegiatan-kegiatan pembangunan yang berskala besar yangberpotensi memicu kerusakan habitat dalam skala besar;

• Keterlibatan para pemangku kepentingan yang terbatas;

• Penekanan yang tidak tepat pada perencanaan rinci untuk biayapenerapan;

• Fokus pada kegiatan-kegiatan, bukan pada dampak.

Literatur pada ICDP menunjukkan bahwa meskipun konsep pencapaiankonservasi dan pembangunan yang terintegrasi masih valid,penerapannya telah mengalami kegagalan dalam beberapa aspek. Olehkarena itu, intervensi berbasis ICDP di masa depan perlu dikembangkandengan tingkat adaptasi yang lebih tinggi, dengan target yang lebih bisadisentuh, dan pencarian rekan kerja agar mampu mengatasipermasalahan-permasalahan pada skala yang berbeda-beda.

5.2.2. Pembayaran untuk JASA / Pelayanan Lingkungan (PES)

PES telah menarik minat para pemangku kepentingan sebagai sebuahmekanisme untuk menerjemahkan nilai nonpasar eksternal lingkunganmenjadi insentif nyata bagi masyarakat setempat atas pengadaanpelayanan (Engel et al., 2008). Saat ini, semakin banyak upaya untukmendefinisikan karakteristik yang jelas untuk PES, termasuk definisiberikut yang diusulkan oleh Wunder (2005):

a) PES adalah sebuah transaksi sukarela ketika;

Page 89: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

61Bio-rights dalam teori dan praktek

b) sebuah pelayanan lingkungan yang telah ditentukan dengan jelas(atau sebuah penggunaan tanah untuk mengamankan pelayanantersebut)

c) sedang “dibeli” oleh satu “pihak pembeli” pelayanan

d) dari satu (minimum) penyedia pelayanan

e) jika dan hanya jika pihak penyedia pelayanan tersebut menjaminpengadaan pelayanan (persyaratan).

Dasar pemikiran PES ditunjukkan dalam Gambar 5.2. Manfaat ekonomisecara keseluruhan yang timbul dari konservasi suatu ekosistem disajikandengan balok paling kiri. Menyadari heterogenitas spasial dalam manfaatyang ada, para pengguna langsung dianggap memunculkan aruspendapatan A. Arus bawah dan para pemeroleh manfaat yang lainmemunculkan arus pendapatan B. Misalnya, dalam kasus sebuah ekosistemlahan basah, manfaat langsungnya bisa berupa persediaan air minum, ikan,dan vegetasi yang penting secara ekonomi. Mitigasi banjir, pencegahansedimentasi, dan pelayanan reguler lain akan diterjemahkan menjadi sebuaharus pendapatan kepada para pengguna tidak langsung. Para penggunalangsung menghadapi sebuah pilihan arus pendapatan B yang bisa munculmelalui konversi ekosistem, misalnya memanfaatkan lahan basah untukbudidaya atau perumahan. Oleh karena itu, meskipun keseluruhan manfaatekonomi dari ekosistem yang dikonversikan lebih kecil dari ekosistem yangtidak dikonversikan, seorang pengguna langsung menghadapi biaya peluangdalam hal manfaat yang hilang. Hal ini diwakili oleh perbedaan dalam balokarus pendapatan A dan C. Bagi seorang pengguna langsung yang rasional,sebuah pembayaran dari perbedaan ini dalam arus pendapatan menjelaskansebuah insentif minimum untuk pemeliharaan ekosistem. Seorang penggunaarus bawah yang rasional, yang memunculkan sebuah arus pendapatanbawah B, bisa membayar pada tingkat maskimal yang setara dengan aruspendapatan yang sudah ada melalui konversi pada penggunaan alternatif.Hal ini mendukung para pengguna tidak langsung dan pembeli pelayananekosistem untuk masuk ke dalam sebuah kontrak untuk pengadaanpelayanan yang berkelanjutan dengan memberikan pembayaran, yangbervariasi antara minimum sampai maksimum (disajikan dengan Balok E),kepada para pengguna langsung atau kepada para penyedia pelayananekosistem. Oleh karena itu, total arus pendapatan penyedia pelayananekosistem (Balok D plus E) lebih banyak dari yang ada pada sebuahekosistem yang dikonversi, yang membuat konservasi menjadi layak.Dengan demikian, sistem ini menginternalisasikan hal-hal yang akan menjadisebuah eksternalitas bila tidak dilakukan (Pagiola & Platais, 2007).

Page 90: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

62 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 5.2. Dasar pemikiran pelayanan ekosistem. Diadaptasi dari: Pagioladan Platais, 2007.

Keterangan dalam gambar:

1. Total benefit from ecosystem conservation = Manfaat total konservasi ekosistem.

2. Net opportunity cost loss to in-situ user – minimum payment required to continueconservation = biaya peluang bersih yang hilang pada pengguna langsung –pembayaran minimum yang diperlukan untuk melanjutkan konservasi.

3. In situ benefit from ecosystem conservation = manfaat langsung konservasiekosistem.

4. Benefits from ecosystem services to downstream and other users = manfaatpelayanan ekosistem bagi arus bawah dan pengguna lain.

5. In situ benefit from converted ecosystem = manfaat langsung ekosistem yangdiubah.

6. Net opportunity cost loss downstream ecosystem service user – maximum paymentfor continued conservation = biaya peluang bersih yang hilang pada penggunapelayanan ekosistem – pembayaran maksimum untuk konservasi yang berkelanjutan.

7. In situ benefit to the ecosystem service provider after receiving PES = manfaatlangsung bagi penyedia pelayanan ekosistem setelah menerima PES.

8. Payment for Ecosystem Service from the downstream user to the service provider= pembayaran untuk pelayanan ekosistem dari pengguna arus bawah kepadapenyedia pelayanan.

Page 91: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

63Bio-rights dalam teori dan praktek

Aplikasi PES telah dilakukan dalam berbagai kondisi. Ravnborg et al.(2007) mengidentifikasikan 167 kasus PES berdasarkan pelayananhidrologi, konservasi keanekaragaman hayati, pengangkatan karbon dankeindahan bentang alam. Landel-Mills & Porras (2002) menyebutkan 287kasus aplikasi PES dalam tinjauan global mereka. Namun demikian,Wunder (2008) menekankan bahwa kasus yang memenuhi kelima kriteriayang diusulkan dalam definisi tersebut tidak lebih dari selusin. Jenispelayanan ekosistem bervariasi dari pelayanan spesifik sampai yangkompleks, yaitu suatu jenis pelayanan tertentu meliputi lebih dari satupelayanan ekosistem. Skema Los Negros di Bolivia fokus padaperlindungan persediaan air dan keanekaragaman hayati denganmembayar para petani Santa Rosa untuk konservasi hutan dan paramodi Kota Pampagranade (Asquith et al., 2008). Vittel, sebuah perusahaanair yang berbasis di Perancis, membayar para petani susu di musim semiuntuk memelihara sebuah bentuk pemanfaatan tanah yang memungkinkanpersediaan air mineral dengan kualitas yang luar biasa secara berkelanjutan(Perrot-Maître, 2006). Pemerintah pusat Cina menginisiasikan ProgramKonversi Lahan Miring yang fokus pada perlindungan sumber air.Pemerintah pusat membayar masyarakat pedesaan untuk menghentikankegiatan pertanian dan melakukan penghijauan hutan (Bennett, 2008).

Sementara tipologi PES bisa diupayakan di lintas jalur, sebuah dasar yangbermanfaat adalah menjelaskan program-program PES yang dibiayai olehpengguna (ketika para pembeli pelayanan adalah para pengguna pelayananyang aktual), dan program-program yang dibiayai pemerintah (ketikapemerintah membeli pelayanan, kemudian menyediakannya kepadapengguna akhir). Program-program yang dibiayai oleh pengguna bersifatsukarela pada sisi penjual maupun pembeli, sedangkan sebagian besarprogram pemerintah bersifat sukarela hanya pada sisi penyedia (Engelet al., 2008). Program-program yang dibiayai pemerintah biasanya memilikiskala yang besar, misalnya Program Konversi Lahan Miring di Cina yangmencakup 12 juta hektar lahan (Bennet, 2008). Bulte et al. (2008)mengusulkan sebuah klasifikasi fungsional skema PES yang memisahkanprogram-program yang membayar kontrol polusi, konservasi sumberdayaalam dan ekosistem, serta yang ditujukan untuk fasilitas lingkungan publikyang baik.

Meskipun ada penekanan yang luar biasa pada PES, hanya ada sedikitupaya untuk menilai efektivitas dan efisiensinya. Dua upaya terkini –Wunder et al. (2008) berdasarkan tinjauan pada 14 kasus dan Butle etal. (2008) berdasarkan pada 10 kasus – memberikan pandangan berikutdalam berbagai aspek penerapan PES:

Page 92: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

64 Bio-rights dalam teori dan praktek

• Dampak pada generasi pelayanan lingkungan: Program PESumumnya memiliki peringkat yang tinggi untuk menarik parapenyedia pelayanan ekosistem potensial. Namun demikian, jarangsekali pembayarannya diikat pada unit-unit pelayanan ekosistemyang terukur, tetapi justru sebaliknya pada penggantinya. Ada sedikitbukti penambahan pada proyek PES, tetapi ini lebih merupakanakibat kurangnya perancangan pemantauan. Banyak munculpertanyaan mengenai keberlanjutan manfaat program-program PES,khususnya setelah pembayaran dihentikan. Ketiadaan kerangkapemantauan yang jelas juga telah membatasi pengukurankebocoran. Juga ada bukti generasi insentif yang diakibatkan olehpenerapan program PES (Tattenbach et al., 2006).

• Dampak distribusional: Program-program PES yang terkonsep tidakdimaksudkan sebagai sebuah instrumen untuk pengentasankemiskinan, tetapi untuk pengelolaan sumberdaya alam. Dalambeberapa kondisi, ada anggapan bahwa pelayanan ekosistemmuncul dari wilayah yang didominasi oleh masyarakat miskin, atauyang memiliki tingkat kemiskinan relatif tinggi. Hal ini masihmerupakan hipotesis yang belum diuji sampai saat ini. Dalam sebuahanalisis pada dataran tinggi Guatemala, Pagiola et al. (2007) tidakmenemukan adanya hubungan antara pengadaan pelayananekosistem dan kepadatan penduduk atau kemiskinan. Dalam banyakkasus yang dinyatakan telah mengupayakan integrasi tujuanpengentasan kemiskinan, tidak ada tujuan kebijakan besar, tetapihanya ungkapan untuk tujuan politik atau untuk mendukungpenerimaan penerapan. Dalam hal penerapan, jarang adapenyelesaian. Seringkali yang ada hanya sebuah persaingan dengankeseluruhan tujuan pengadaan pelayanan ekosistem.

Bukti yang ada mengenai partisipasi masyarakat miskin dalam programPES telah tercampur. Kasus-kasus dari Costa Rica memiliki bias dalamhal partisipasi dari rumah tangga kaya, ketika yang lain memiliki porsiyang lebih besar dari masyarakat miskin yang terlibat. Namun demikian,faktor-faktor kunci yang mengontrol keputusan rumah tangga untukberpartisipasi dalam program-program PES meliputi: i) faktor-faktor yangmemengaruhi kelayakan untuk berpartisipasi, ii) faktor-faktor yangmemengaruhi kemampuan untuk berpartisipasi, iii) faktor-faktor yangmemengaruhi keinginan untuk berpartisipasi, dan iv) daya saing dalamhal biaya transaksi. Beberapa kesimpulan kunci yang muncul adalah:

Page 93: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

65Bio-rights dalam teori dan praktek

• Dalam kasus program-program yang dibiayai oleh pengguna,penyedia pelayanan miskin mampu mengakses program danmenjadi penjual pelayanan ekosistem. Hal ini terjadi meskipun tidakada program yang sebelumnya menggunakan mekanisme yangmenargetkan kemiskinan. Hasilnya juga konsisten pada berbagaiskema PES yang dibiayai oleh pemerintah.

• Biaya transaksi mungkin menjadi hambatan yang jauh lebih besarbagi partisipasi keluarga miskin dibandingkan dengan keterbatasanmereka sendiri. Biaya transaksi yang tinggi terkait dengan kegiataninteraksi dengan banyak penyedia pelayanan ekosistem yangberskala kecil. Hal ini berlawanan dengan beberapa penyediaberskala besar yang berhasil pada masyarakat miskin. Oleh karenaitu, partisipasi masyarakat miskin mungkin memerlukan perubahan(sebagian) biaya transaksi yang tidak bisa dihindari dari pihakpembeli kepada pihak penjual, yang menginvestigasi pilihan-pilihankelompok.

• Perluasan ketika masyarakat miskin sebenarnya memperolehmanfaat dari program PES, sangat kurang didokumentasikan.Sepanjang partisipasinya bersifat sukarela, ada sebuah anggapanbahwa paling tidak para peserta tidak menjadi lebih burukdibandingkan dengan bila berada dalam sebuah situasi tanpa PES.Dalam kasus partisipasi yang bukan bersifat sukarela, anggapanseperti itu tidak bisa dibuat.

• Ada sedikit bukti bahwa manfaat yang besar berasal daripenerapan program PES. Mungkin saja PES memberikan sedikitmanfaat atas biaya peluang. Namun demikian, manfaat finansialyang kecil pun bisa saja menjadi signifikan ketika ada sedikitpeluang untuk substitusi. Dalam beberapa situasi dengan dampaksosial yang relatif lebih tinggi, manfaat nonfinansial juga bisadiperkirakan. Di Kalimantan misalnya, PES telah mendukung hak-hak atas properti yang lebih aman. Di Costa Rica dan Bolivia,kontrak-kontrak PES membantu meningkatkan keamanan hak atasproperti.

Secara umum, dua tinjauan menyimpulkan bahwa tujuan pengentasankemiskinan dalam PES mungkin tercapai dengan biaya untuk mencapaitujuan lingkungan. Dalam banyak kondisi, hal tersebut justru menjadikontraproduktif bagi pencapaian secara keseluruhan dari skema yang

Page 94: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

66 Bio-rights dalam teori dan praktek

4 Pembiayaan mikro dan kredit mikro seringkali digunakan secara bergantian, tetapimemiliki konotasi yang berbeda. Kredit mikro merujuk pada pinjaman kecil yang dibuatuntuk orang yang memiliki pendapatan rendah, sering tanpa jaminan. Pembiayaanmikro merujuk pada seluruh pelayanan keuangan termasuk pinjaman, simpanan,asuransi dan produk lain.

5 Kemiskinan memiliki heterogenitas (Montgomery & Weiss, 2005). Secara luas, kitabisa membedakan antara miskin dalam jangka panjang atau “kemiskinan kronis” danmereka yang jatuh ke dalam kemiskinan sebagai hasil dari kejutan kemiskinan(kemiskinan sementara). Dalam kemiskinan kronis, sebuah kelompok adalah merekayang kurang beruntung secara fisik dan sosial sehingga tetap miskin tanpa adadukungan kesejahteraan (kategori miskin) dan mereka yang miskin karena kurangnyaakses terhadap aset dan peluang. Lebih lanjut, dalam kategori nonmiskin, kita bisamembedakan dari hal kedalaman kemiskinannya, yaitu jarak dari garis kemiskinan.Orang-orang yang secara signifikan berada di bawah garis kemiskinan membentuk“inti kemiskinan”.

menurunkan dasar untuk kesepakatan quid pro quo antara penggunadan penyedia pelayanan. Ada kemungkinan peningkatan dalam biayaprogram. Ini disebabkan oleh peningkatan fokus pada masalahkemiskinan, yang membawa dasar pemikiran untuk bentuk-bentukdukungan pendanaan dari luar bagi program-program tersebut.

5.2.3. Kredit mikro4

Tidak seperti dua instrumen di atas, kredit mikro memiliki fokus yangjelas pada masalah kemiskinan. Kemiskinan secara konvensionaldiinterpretasikan sebagai kurangnya akses rumah tangga miskin terhadapaset yang diperlukan untuk standar pendapatan atau kesejahteraan yanglebih tinggi. Aset-aset tersebut meliputi manusia (misalnya akses padapendidikan, air minum yang sehat dan sanitasi), alam (misalnya akespada pelayanan tanah, hutan, lahan basah), fisik (infrastruktur), sosial(jaringan) atau finansial (kredit, bank, dan lain-lain). Kurangnya aksespada kredit dikarenakan oleh ketiadaan jaminan yang bisa disediakanoleh masyarakat miskin sehingga memaksa mereka mengandalkan parapemberi pinjaman yang seringnya berbunga sangat tinggi. Hal tersebutmenyebabkan mereka terperosok semakin dalam ke jurang kemiskinan.Kredit mikro bertujuan mengatasi hambatan-hambatan ini denganmemungkinkan berbagai ukuran inovatif seperti peminjaman kelompok,skema simpanan reguler, pembentukan hubungan erat antara pelangganmiskin dan lembaga kredit dan sebagainya. Kredit mikro sebagai sebuahalat pengentasan kemiskinan, bekerja pada lokasi terpisah untuk kategorikemiskinan yang berbeda5. Untuk yang miskin, penguatan akses padakredit memungkinkan mereka membiayai kegiatan-kegiatan produksi yang

Page 95: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

67Bio-rights dalam teori dan praktek

berpeluang meningkatkan pendapatan. Untuk kemiskinan sementara,kredit mikro memberikan sebuah peluang untuk “konsumsi sesuatu”dengan memberikan kredit pada saat diperlukan atau bahkan untukmenciptakan peluang simpanan. Oleh karena itu, dengan memainkanpromosional (penguatan pendapatan) atau peluang perlindungan(mengatasi konsumsi), kredit mikro menjadi sebuah alat penting untukmengentaskan kemiskinan.

Meskipun kredit mikro memiliki sejarah panjang dari Bank Irlandia abad17, kredit mikro modern memiliki akar di Bangladesh pada tahun 1970-an dalam penelitian eksperimental yang dipimpin oleh Muhammad Yunusmengenai penyediaan kredit kepada masyarakat miskin, yang mengarahpada pembentukan lembaga kredit mikro terkenal di dunia, GrameenBank. Di Bolivia, Banco-Sol berkembang untuk mengatasi kebutuhanmasyarakat miskin urban di sektor informal. Pada saat ini, adakecenderungan peningkatan bank konvensional yang memperluasoperasionalnya sampai pada pendanaan mikro. Bank Dagang Bali(Indonesia), ICICI Bank (India), Banco del Dessarrollo (Chile) adalahbeberapa contoh lembaga bank yang menyediakan pendanaan mikrodalam strategi bisnis mereka.

Terkait dengan dua instrumen lain, pendanaan mikro telah memberikanmanfaat berupa penilaian efektivitas penerapan. Hume & Mosley (1996)dalam penilaian mereka yang mencakup Indonesia, India dan Bangladeshmengamati sebuah peningkatan pendapatan pada para peminjam kredit,dengan pertumbuhan yang relatif lebih tinggi. MkNelly et al. (1996)mencatat manfaat positif di desa-desa di Thailand. Khandekar (1998)dan Pitt & Khandekar (1998), dalam sebuah penilaian pada GrameenBank, melaporkan penurunan kemiskinan di desa-desa yang menjaditarget kredit mikro dan sebuah peningkatan konsumsi serta perubahansikap. Chen & Snodgrass (2001) mencatat sebuah peningkatanpendapatan rata-rata para peserta kredit mikro pada Bank SEWA India.Namun demikian, tidak semua studi menyimpulkan kemampuan kreditmikro menyentuh inti kemiskinan. Amin et al. (2003), dalam penilianmereka pada Grameen Bank di Bangladesh, BRAC dan ASA, melaporkanbahwa program-program telah berhasil dalam menyentuh kemiskinan,tetapi tidak termasuk kemiskinan yang rentan. Coleman (2004), dalampenilaiannya di bank-bank pedesaan di Thailand, melaporkan bahwaprogram-program kredit mikro mencapai masyarakat yang relatif lebihkaya daripada yang miskin. Duong & Izumida (2002), dalam studi merekadari Vietnam, mengindikasikan bahwa masyarakat miskin memiliki

Page 96: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

68 Bio-rights dalam teori dan praktek

kesulitan mengakses fasilitas kredit. MKNelly & Dunford (1999), dalampenilaian mereka dari Bolivia, tidak menemukan bukti perbaikan dalamkeamanan makanan rumah tangga atau status nutrisinya karenapenerapan program-program kredit mikro. Secara umum, dalam halefektivitas biaya, ada bukti mengenai biaya transaksi yang tinggi, yangterlibat dalam perancangan serta penerapan program-program kreditmikro (Montgomery & Weiss, 2005).

5.3. BIO-RIGHTS DALAM PERBANDINGAN DENGAN ICDPS, PESDAN KREDIT MIKRO

5.3.1. Persamaan dan Perbedaan

Bio-rights sebagai sebuah mekanisme pendanaan memiliki banyakpersamaan dengan ketiga mekanisme yang dijelaskan dalam sub bagiansebelumnya. Bio-rights memiliki kesamaan tujuan-tujuan konservasipembangunan sebagaimana yang dimiliki oleh PES. Dan akhirnya, Bio-rights adalah sebuah mekanisme insentif berbasis kredit mikro. Meskipunada persamaan-persamaan, Bio-rights masih memiliki perbedaan denganketiga mekanisme tersebut sebagaimana dijelaskan berikut:

• Target konservasi: Bio-rights sebagai sebuah mekanismependanaan, yang berusaha membuat konservasi menjadi sebuahpilihan yang layak dengan menghubungkan sebuah insentif berupapendanaan mikro. Namun demikian, tidak seperti PES, tindakankonservasi tidak perlu memiliki dasar yang penting dalam bentukpenyedia dan pembeli pelayanan ekosistem. Karena dana insentifdalam beberapa kasus bersumber dari pihak ketiga, yaitu donor,maka kelangsungan rantai permintaan dan persediaan pelayananekosistem menjadi paling tidak untuk jangka pendek danmenengah. Oleh karena itu, menggunakan Bio-rights untukregenerasi hutan tidak berarti bahwa perlu ada masyarakat arusbawah yang mendapatkan manfaat dari fungsi persediaan air. Halini memperluas kondisi pengaplikasian Bio-rights.

• Target kemiskinan: sebagai sebuah mekanisme pendanaan, Bio-rights memberikan sebuah fleksibilitas untuk mengintegrasikantarget kemiskinan, sama seperti kredit mikro dan pada tingkattertentu sama dengan ICDPs. Karena berbasis pendanaan mikro,aplikasi Bio-rights diarahkan pada wilayah yang ada permintaan

Page 97: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

69Bio-rights dalam teori dan praktek

kredit. Sebagaimana diaplikasikan dalam kredit mikro, adakemungkinan mengintegrasikan perlindungan serta peluangpromosi untuk masyarakat miskin dalam kerangka kerja Bio-rights.Hal ini tidak seperti PES, yang fokusnya adalah pengadaanpelayanan ekosistem, dan ada sedikit bukti mengenai overlapkejadian kemiskinan dan generasi pelayanan ekosistem.

• Persyaratan: persyaratan dalam Bio-rights didasarkan padapencapaian target konservasi tertentu. Selain itu, melalui intervensiyang tepat, penyaring lain bagi keberlanjutan usaha yang didukungmelalui pendanaan mikro bisa dikenalkan untuk mencapaikeberlanjutan sosio-ekonomi seiring dengan keberlanjutanlingkungan. Persyaratan yang lemah seringkali dinyatakan sebagaikelemahan ICDP, yaitu insentif diberikan langsung atas dasarbahwa hal ini akan menciptakan /meminta wilayah konservasi yanglebih luas. Namun demikian, ada kemungkinan yang tinggi bahwahal ini sulit terwujudkan. Mungkin ada kegiatan-kegiatan matapencaharian yang menciptakan tekanan yang berlanjut padasumberdaya alam atau dalam situasi yang lebih buruk yang terpisahsecara penuh dari tujuan utama konservasi. Oleh karena itu,pengenalan persyaratan, baik lingkungan maupun sosio-ekonomi,dalam Bio-rights akan memperbaiki target penerapan.

5.3.2. Mekanisme mana yang akan dipilih?

Tidak ada generalisasi yang bisa dibuat, seperti misalnya jenis pendekatanyang paling tepat untuk menerapkan sebuah inisiatif yang ditargetkanmencapai konservasi dan pembangunan yang berkelanjutan. Pemilihansebuah mekanisme sangat bergantung pada penilaian profesional daripihak yang akan menerapkan proyek, berdasarkan kondisi lokasisetempat, tuntutan investor dan tujuan-tujuan proyek tertentu. Secarajelas, pengalaman personal dan pemahaman dalam pendekatankonservasi dan pembangunan memainkan peranan penting. Lebih lanjut,sangatlah penting untuk menyadari bahwa semua mekanisme di atas bisaditerapkan dalam sebuah cara yang fleksibel. Oleh karena itu, dalamkondisi tertentu semua mekanisme memiliki elemen-elemen tertentu yangsama. Hal ini menyulitkan pengklasifikasian setiap pendekatan sebagaisepenuhnya ‘berbeda’ dan pertimbangan bahwa salah satu pendekatanbisa diaplikasikan sementara yang lainnya tidak. Elemen-elemen yangdiperlukan untuk keberhasilan penerapan proyek di bawah kondisi lokasi

Page 98: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

70 Bio-rights dalam teori dan praktek

tertentu harus juga diputuskan. Mungkin hal ini akan menghasilkan sebuahkombinasi dari beberapa pendekatan pendanaan dan nonpendanaan yangsecara bersama-sama akan memberikan hasil yang optimal. Mekanisme-mekanisme pendanaan yang dijelaskan dalam bab ini tidak bisa dianggapsebagai solusi penuh atas sebuah permasalahan, tetapi sebagaiserangkaian alat yang diperlukan.

5.4. PELAJARAN-PELAJARAN YANG DIPEROLEH DANPRAKTEK-PRAKTEK TERBAIK YANG MUNCUL

Tinjauan literatur mengenai mekanisme pendanaan menunjukkanbeberapa pelajaran penting, yang perlu dipertimbangkan dan digabungkanke dalam penerapan proyek-proyek Bio-rights:

Pengelolaan biaya transaksi: Biaya transaksi dalam sebuah skemapendanaan terutama terjadi untuk mengatasi kebutuhan informasi sertatuntutan logistik untuk penerapan program. Secara khusus, sebuahprogram PES memiliki biaya transaksi dalam bentuk biaya peluang akanmanfaat yang hilang; biaya-biaya penerapan untuk membuat danmemelihara perubahan penggunaan tanah; biaya-biaya penerapanprogram, termasuk penciptaan kapasitas, pemantauan dan evaluasi.Biaya-biaya transaksi untuk sebuah skema kredit mikro melibatkan biayawaktu partisipasi masyarakat miskin dalam pertemuan kelompok, biayapeningkatan keahlian, perawatan kantor ketika diperlukan dan lainnya.Sebuah program Bio-rights akan menghadapi biaya-biaya transaksi yanglebih tinggi dibandingkan sebuah program kredit mikro karena Bio-rightsjuga akan melibatkan pemantauan dampak hasil konservasi di antarabiaya-biaya tersebut. Cakupan biaya transaksi yang tidak memadai telahdiidentifikasikan sebagai potensi penghambat bagi partisipasi aktifmasyarakat dalam program-program konservasi-pembangunan.

Tantangan-tantangan kunci bagi seorang manajer proyek terkait denganbiaya transaksi adalah: i) memastikan bahwa tantangan-tantangantersebut diperhitungkan; ii) tantangan-tantangan tersebut diatasi; dan iii)diminimalisasikan. Elemen ke tiga secara khusus difokuskan karena Bio-rights memiliki fokus langsung pada kemiskinan. Beberapa cara tertentuuntuk menurunkan biaya transaksi adalah kontrak secara kolektif danmenginvenstasikan ke dalam kapasitas-kapasitas lokal untukmendelegasikan dan mendesentralisasikan operasi-operasi pengelolaanpokok.

Page 99: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

71Bio-rights dalam teori dan praktek

• Mitigasi kebocoran: kebocoran merujuk pada situasi saat kegiatan-kegiatan yang merusak lingkungan itu berganti, bukan diturunkan.Pada tingkat lokal, kebocoran akan berarti bahwa kegiatan-kegiatan yang merusak hanya berpindah di luar lokasi proyek. Padatingkat yang lebih luas, seseorang bisa memikirkan situasi saatpembatasan-pembatasan dalam penggunaan tanah akanmengarah pada kerusakan di wilayah lain. Salah satu contohadalah pencegahan konversi hutan untuk pertanian pada lahanbasah akan mengarah pada peningkatan harga makanan, yangpada gilirannya akan mempercepat hasil pembersihan hutan dimana-mana. Kebocoran-kebocoran sangat mungkin terjadi ketikaukuran intervensi kurang optimal dibandingkan dengan persoalanyang sedang dihadapi. Misalnya adalah jika proyek Bio-rightsdirancang untuk mengatasi pemanenan ikan yang tidakbertanggung jawab dari lahan basah tertentu, tetapi hanya melayanisebagian lahan basah serta masyarakat nelayan.

Dalam prinsipnya, mengontrol kebocoran pada berbagai tingkatadalah hampir tidak mungkin. Namun demikian, pada skala lokal,ruang lingkup proyek harus cukup komprehensif untuk mengatasiakar penyebab kerusakan sumberdaya.

• Target pemangku kepentingan dan partisipasinya: Targetpemangku kepentingan yang efektif serta partisipasinya merupakanhal yang penting bagi keberhasilan intervensi konservasi-pembangunan. Secara historis, keterlibatan pemangku kepentingansecara sempit telah diidentifikasikan sebagai salah satu alasanutama kegagalan ICDPs. Dalam program PES, partisipasipemangku kepentingan relatif lebih berhasil. Beberapa faktor kunciyang menentukan partisipasi pemangku kepentingan dalamprogram-program tersebut adalah kelayakan, keinginan,kemampuan dan daya saing (Wunder et al., 2008). Dengan tetapmengamati bahwa Bio-rights adalah tentang penciptaan kondisiuntuk konservasi dengan sebuah hasil pembangunan, makaperhatian ditarik pada kenyataan bahwa seringkali kondisi dalamhal kelayakan dan kemampuan mampu menurunkan fokus padakemiskinan. Secara khusus, kemampuan menghubungkanrancangan penggunaan sumberdaya dan hak milik aset. Olehkarena itu, miskin tanpa adanya akses pada tanah secara langsungdikeluarkan dari rancangan ketika kemampuan untuk mengubahpenggunaan tanah menjadi sebuah kriteria bagi keterlibatan dalamsebuah program.

Page 100: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

72 Bio-rights dalam teori dan praktek

Dengan demikian, penerapan Bio-rights yang berhasil harusdidasarkan pada sebuah pemetaan yang rinci mengenai hubunganpara pemangku kepentingan dan sumberdaya, dan memastikanpartisipasinya yang efektif. Hal ini juga bisa digunakan dalammenentukan skala program secara menyeluruh. Yang paling efektifadalah pemetaan ketika semua atau sebagian besar pemangkukepentingan terlibat dan mendapatkan manfaat.

• Nilai tambah yang terlihat: Salah satu tantangan kunci dari ekosistemyang terkait dengan mekanisme finansial adalah nilai tambah yangtampak, yang diciptakan dengan adanya inisiatif. Nilai tambah disini merujuk pada perubahan kondisi dasar yang diciptakan olehadanya inisiatif. Proyek-proyek Bio-rights perlu menciptakan nilaitambah paling tidak dalam dua konteks, nilai tambah ekologi ketikakonservasi diperkuat, atau kerusakan diturunkan. Konteks yangkedua adalah untuk memastikan nilai tambah sosio-ekonomi, ketikakemiskinan diturunkan, akes pada modal untuk penciptaanmatapencaharian (livelihood) yang penting diperkuat, kualitas hidupmeningkat, dan lain-lain. Sebagian besar proyek konservasi-pembangunan tidak memiliki ‘informasi dasar/awal‘ (baseline). Olehkarena itu, penilaian/pengukuran terhadap adanya tingkat perubahanyang diciptakan oleh proyek tersebut sulit dilakukan. Dalam proyek-proyek PES, penghubungan nilai tambah konservasi pada alternatifdibandingkan pada sebuah kondisi ekosistem tertentu, fungsi atauproses, sudah diamati. Dengan begitu, perlindungan yang lebih baikyang tersedia pada arus bawah dianggap telah terjadi ketika jumlahpohon telah meningkat, bukan mengamati perubahan hidrografi.Demikian juga pada kasus ICDPs. Ketiadaan nilai tambah yangterlihat tidak hanya menurunkan daya tarik program, tetapi hal inimungkin akan menciptakan permasalahan-permasalahan untukmengamankan sumberdaya tambahan atau pelengkap bagi programsecara keseluruhan.

Oleh karena itu, keberhasilan penerapan Bio-rights memberikanmandat rancangan dan penerapan program pemantauan danevaluasi yang jelas, yang menciptakan sebuah dasar sebelumproyek. Hal tersebut juga memberikan peluang-peluang adaptasijangka menengah dan pemerolehan pelajaran. Investasi ke dalamkemampuan-kemampuan lokal untuk pemantauan dan evaluasijuga memiliki manfaat tambahan dalam hal biaya transaksi yangdapat diturunkan.

Page 101: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

73Bio-rights dalam teori dan praktek

• Menghindari penciptaan insentif yang tidak tepat: Dalam beberapakesempatan, sebuah perencanaan proyek yang lemah bisamenciptakan insentif yang tidak tepat yang justru akanmemperbesar kerusakan sumberdaya. Misalnya, jika pengambilankayu hutan merupakan satu kriteria bagi keikutsertaan dalamprogram, maka akan ada kemungkinan pengambilan kayu hutansemakin meningkat dari orang-orang yang ingin menjadi anggotadalam program tersebut. Ada bukti sporadis dari hal ini dalamprakteknya (misalnya lihat Tattenbach et al., 2006). Mekanismeuntuk mengatasi situasi seperti itu haruslah tertentu dalam hal lokasimaupun kasusnya, dan dalam rentang dari rancangan kontraksampai sebuah sistem insentif dalam rantai pasar, bahkan padapenciptaan jalan agar sistem pengaturannya beroperasi.

Kesimpulannya, sebuah tinjauan mengenai pengalaman penerapanmengindikasikan bahwa pencapaian hasil konservasi dan pembangunanmelalui penerapan Bio-rights secara implisit akan melibatkan integrasidari beberapa elemen. Prinsip pertama dan fundamental adalahkemampuan mengatasi pemicu kerusakan pada berbagai tingkat dalamsebuah multitude pemangku kepentingan dan kepentingan-kepentinganyang bertentangan. Mengikat konservasi pada arus manfaat konservasiyang dapat dirasakan menentukan sebuah elemen penting untukkeberhasilan program. Perhatian yang memadai akan diperlukan untukmengatasi permasalahan kebocoran, insentif yang tidak tepat, danketidakefisienan sosial maupun finansial. Penegasan pada strategipengawsan yang menyeluruh akan membantu menilai tingkat nilai tambahyang diciptakan melalui penerapan program. Menjaga biaya transaksiagar tetap rendah adalah sebuah tantangan lain, yang bisa diatasi denganpendekatan-pendekatan inovatif sebagai kontrak. Sebuah investasifundamental akan menciptakan Bio-rights sebagai sebuah proses, bukanproyek, sehingga akan menciptakan skala kebutuhan dan amplitude yangdiperlukan untuk mencapai hasil konservasi - kemiskinan.

Page 102: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

74 Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 5.1. Menghindari kesalahan pada Proyek Konservasi danPembangunan Terintegrasi (ICDPs)

ICDPs telah diterapkan dalam proyek konservasi dalam skala besar sejak 1980-an sebagai sebuahcara untuk mengatasi berbagai tantangan konservasi dan pembangunan. Saat ini, banyak proyek yangdianggap telah gagal, meskipun ada kenyataan bahwa dasar pemikiran ICDPs di belakangnya masihada. Dalam sebuah makalah yang berisikan suatu tinjauan secara ekstensif, Wells & Mc Shane (2004)menjelaskan alasan-alasan tentang mengapa ICDPs tidak berhasil mengantarkan harapan. Merekamemberikan sebuah tinjauan yang luas mengenai pelajaran-pelajaran yang bisa ditarik dari pengalamanlapangan. Banyak pelajaran tersebut yang relevan untuk dapat dikelompokan sebagai pendekatan yanglebih luas yang melibatkan konservasi dan pembangunan berkelanjutan, dan karena itu juga terjadipada Bio-rigths. Menurut mereka, pertimbangan-pertimbangan yang hati-hati dalam merancang proyeksecara signifikan akan menurunkan resiko kegagalan proyek dan dapat membantu masyarakat untukmenghindari kegagalan-kegagalan tersebut:

• Banyak ICDPs bertumpu pada asumsi bahwa kerjasama dan perencanaan yang hati-hati akanmembawa hasil yang saling menguntungkan, baik dari perspektif konservasi maupun pembangunan.Pada kenyataannya akan ada imbal balik yang signifikan yang dapat menghambat tercapainyasolusi yang saling menguntungkan. Ini harus dipetakan secara hati-hati sebelum proyek dilaksanakandan pengalokasian dana bila diperlukan. Hal tersebut untuk memastikan kompensasi yang sesuaitelah tersedia untuk mengantisipasi kerugian dan menyelesaikan konflik yang akan terjadi.

• Masyarakat setempat dalam banyak hal telah dipertimbangkan sebagai penyebab kerusakanlingkungan. Dalam beberapa kasus, kegiatan-kegiatan seperti konstruksi jalan, pengembanganpenanaman dan penebangan hutan komersial terbukti menjadi pemicu kerusakan. Jika kasusnyaadalah seperti ini, sebuah pendekatan yang murni berbasis pada masyarakat tidak mungkinmemberikan hasil-hasil keberhasilan dan konsevasi.

• ICDPs sering memiliki penekanan pada perencanaan proyek secara rinci, sementara ketidakcukupanmemungkinkan fleksibilitas selama proses penerapan. Seringkali para pihak penerapan membuktikanketidakcakapan mereka untuk menyesuaikan kondisi-kondisi yang tidak diinginkan dan untukmengalokasikan sumberdaya yang cukup untuk mengubah perencanaan proyek. Kurangnyafleksibiltas dan perancangan-perancangan kegiatan proyek bagi kondisi lokasi setempat secarasignifikan telah memengaruhi efektivitas ICDP secara keseluruhan.

• Banyak proyek yang memiliki suatu periode penerapan yang pendek, berkisar antara dua atau limatahun. Seringkali, hal ini jauh dari mencukupi untuk membangun tingkat kepercayaan yang dimintadari para pemangku kepentingan. Kondisi tersebut juga tidak dapat secara tepat melibatkanmasyarakat setempat dalam pengembangan proyek serta memastikan keterlibatan masyarakat dalamproses-proses kebijakan regional. Hal ini memiliki pengaruh yang kuat bagi keberlanjutan untukjangka panjang, sebagaimana keterlibatan masyarakat tidak mungkin dipelihara tanpa kapasitaslokal yang tepat dan struktur para pembuat keputusan sedang berlangsung.

• Banyak ICDPs yang justru cenderung memberikan fokus yang terlalu banyak pada kegiatan-kegiatandibandingkan dengan dampak intervensi yang telah diidentifikasikan. Seringkali hal ini menghasilkandeviasi tujuan proyek yang gradual, tetapi tidak bisa dihindari. Selain itu juga ada fleksibilitas yangkurang dan ketidakpahaman di antara para pemangku kepentingan.

• Seringkali penegasan terlalu banyak ditempatkan pada tindakan-tindakan tertentu untuk menargetpermasalahan lokal setempat. Telah ada pemahaman yang tidak memadai bahwa tantangan-tantangankonservasi hanya bisa diatasi dalam sebuah konteks spasial, temporal dan politik yang lebih luas.Agar intervensi berbasis mayarakat setempat ini mencapai keberhasilan dalam jangka panjang, adakebutuhan yang kuat untuk memastikan integrasi dengan konteks yang lebih luas ini, yang melibatkanperencanaan multisektoral, pengaruh pada kebijakan dan penegakan hukum.

Page 103: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

75Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 104: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

76 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 105: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

77Bio-rights dalam teori dan praktek

Bagian II

Panduan untukPihak yangMenerapkan

Kelompok Bio-rights melakukanrestorasi mangrove pascatsunami di Aceh, Indonesia.

Sumber foto: Jane Madgwick

Page 106: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

78 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 107: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

79Bio-rights dalam teori dan praktek

6

Penerapan Bio-rights

6.1. PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan mekanisme penerapan Bio-rights di lapangan.Bagian ini memberikan penjelasan praktis tahap demi tahap, yangmembantu para praktisi konservasi dan pembangunan untuk memulaipendekatan ini. Pendekatan ini dijelaskan berdasarkan lima elemen utamadalam penerapan proyek: i) inisiasi proyek; ii) pengembangan proyek;iii) negosiasi kontrak; iv) penerapan praktis; dan v) pemantauan danevaluasi proyek. Dalam lima langkah utama ini, lebih dari 20 sub-bagianmemberikan panduan rinci mengenai aspek-aspek tertentu dari prosespenerapan. Langkah-langkah penerapan yang berbeda dijelaskan sesuaiurutan. Beberapa langkah bisa, jika kondisi lokasi memungkinkan,diterapkan secara bersamaan satu sama lain, untuk meningkatkanefisiensi dan kecepatan proses inisiasi proyek dan pembangunan. Sebuahkesimpulan dari langkah-langkah penerapan yang berbeda diberikan diLampiran 5.

Langkah-langkah yang dijelaskan di bab ini memberikan panduan umumbagi para pihak yang menerapkan proyek. Semua faktor kunci untukkeberhasilan, yang telah muncul setelah satu dekade perintisanpendekatan ini, telah disertakan di dalam deskripsi berikut.Mempertimbangkan hal ini sangat direkomendasikan ketika mekanismediterapkan. Di pihak lain, seseorang juga harus menyadari bahwamasalah-masalah sosio-ekonomi dan lingkungan tertentu dalam lokasitertentu memerlukan perancangan khusus, pendekatan khusus lokasi.

Page 108: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

80 Bio-rights dalam teori dan praktek

6 E.g. by submitting case experiences to www.wetlands.org.

Hal ini tidak hanya dilakukan di awal, tetapi juga selama penerapan proyekdengan mengakomodasikan pembangunan-pembangunan yang tidakdiharapkan. Selain itu, penting untuk menyadari bahwa Bio-rights tidakmungkin berhasil dengan sendirinya. Akan tetapi, Bio-rights harus menjadisatu bagian dari sebuah kerangka kerja yang lebih luas dari kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan, serta sebaiknya juga disesuaikandengan kebijakan dan perencanaan lokal (lihat Bab 4). Tujuan kita adalahberbagi pendekatan dengan sebanyak mungkin pemangku kepentingandalam masyarakat sipil, pemerintah dan pihak swasta. Oleh karena itu,pendekatan dan penamaannya bebas digunakan oleh setiap orang,sepanjang karakteristik-karakteristik kunci dari pendekatan ini dihargai.Hal tersebut untuk menjamin bahwa komunikasi di masa mendatangmengenai Bio-rights berhubungan dengan kerangka kerja tertentu yangdijelaskan dalam laporan ini. Itu untuk mencegah Bio-rights menjadisebuah istilah umum untuk sebuah keluarga yang lebih luas darimekanisme yang berhubungan dengan PES. Para pihak yangmenerapkan Bio-rights di masa mendatang disambut untuk berbagipengalaman dan temuan mereka dengan penulis laporan ini serta denganpara pembaca melalui diseminasi pengalaman dan pelajaran yangberbasis internet6.

Langkah penerapan praktis yang disebutkan di bawah ini dijelaskan dariperspektif sebuah LSM atau lembaga pemerintah dalam perannyasebagai Manajer Proyek Bio-rights. Beberapa langkah diterapkan olehManajer Bio-rights sendiri, sementara yang lain didelegasikan kepadaManajer Program Lokal yang bertanggung jawab atas penerapan Bio-rights sehari-hari. Dengan jelas, juga pemangku kepentingan yang lain,seperti sektor perusahaan atau kelompok masyarakat, bisa mengambilinisiatif untuk memulai Bio-rights. Meskipun hal ini mungkin sedikitmengubah peran para pemangku kepentingan dalam proses penerapan,namun tidak memengaruhi langkah-langkah yang berbeda yangdiperlukan untuk mencapai keberhasilan penerapan yang diidentifikasikandalam bab ini.

Divisi peran yang dilakukan dalam proses penerapan oleh Manajer Bio-rights dan Manajer Program Lokal dijelaskan di Bab 5. Harus dicatat bahwaperan dan tanggung jawab pasti bergantung pada pengalaman tertentudari organisasi-organisasi yang terlibat, dan bahwa tidak ada generalisasi

Page 109: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

81Bio-rights dalam teori dan praktek

yang bisa dibuat mengenai pihak yang bertanggung jawab untuk setiapaksi tertentu. Seorang Manajer Program Lokal dengan pengalamanpenilaian proyek yang terbatas misalnya, tidak bisa dibuat bertanggungjawab untuk mengawasi proyek, tetapi lebih baik hal ini dilakukan bersama-sama dengan Manajer Bio-rights. Demikian juga, jika Manajer Bio-rightsmemiliki jaringan lokal yang terbatas, mungkin lebih baik mendelegasikanmasalah hubungan para pemangku kepentingan kepada Manajer ProgramLokal. Tanpa memandang pembagian tugas-tugas, sangatlah penting untukmenjamin bahwa Manajer Bio-rights dan Manajer Program Lokal dapatmenciptakan komunikasi yang jelas. Hal ini memerlukan sharing rinciperkembangan proyek, masalah-masalah yang tidak diharapkan dankebutuhan akan dukungan serta menjamin kejelasan penuh pada masalahtanggung jawab yang pasti dari setiap rekan yang terlibat.

6.2. LANGKAH 1. INISIASI PROYEK

Langkah 1A. Pengembangan konsep dan penilaian pendekatanyang tepat

Setiap proyek dimulai dengan pengembangan sebuah perencanaankonsep secara menyeluruh. Konsep seperti itu bisa dikembangkan olehorganisasi-organisasi yang menerapkan berdasarkan kebutuhan internalmereka atau dikembangkan atas permintaan dari pihak ke tiga, sepertisektor swasta atau pemerintah. Salah satu langkah awal dalammengembangkan sebuah konsep adalah dengan mengidentifikasikanpendekatan-pendekatan yang tepat untuk penerapan proyek. Dalamkonteks laporan ini, pertanyaan utama untuk dijawab adalah apakah Bio-rights benar-benar merupakan sebuah mekanisme yang tepat untukmencapai tujuan-tujuan konservasi dan pembangunan yang telahteridentifikasi. Jika ya, harus ada identifikasi tentang cara Bio-rightsdigabungkan dalam pendekatan-pendekatan lain yang telah direncanakanatau sedang berjalan. Hal ini meliputi penilaian hubungan potensialdengan mekanisme perdagangan global untuk pelayanan ekosistem(misalnya yang berkaitan dengan masalah karbon, air) atau skemapelabelan (seperti FSC, MSC, RSPO), integrasi dalam proses kebijakandan penyesuaian terhadap inisiatif yang sudah ada dalam wilayah proyekyang diusulkan. Jika Bio-rights tidak mungkin bisa berhasil, harus adakeputusan tentang mekanisme lain (misalnya PES, skema kredit-mikrotradisional, penciptaan wilayah lindung, CB-NRM) yang paling cocok untukmencapai tujuan-tujuan proyek.

Page 110: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

82 Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 1 memberikan panduan mengenai keputusan tentangkemampuan Bio-rights dalam proyek tertentu. Dengan beranggapanbahwa pendekatan ini benar-benar cocok, maka hal ini akan membentuksuatu titik awal untuk langkah-langkah penerapan yang berbeda-bedayang dijelaskan di bawah ini. Harus dicatat bahwa potensi penuh Bio-rights hanya bisa diputuskan setelah penerapan langkah 1B sampai 2A,yang melibatkan konsultasi pemangku kepentingan yang relevan(termasuk masyarakat setempat) dan penilaian yang tepat mengenaikondisi sosio-ekonomi dan lingkungan. Hal ini berarti bahwa keputusanfinal untuk terus berjalan dengan Bio-rights (atau untuk berganti denganpendekatan lain) hanya akan terjadi setelah penyelesaian sejumlahlangkah penerapan.

Langkah 1B. Penciptaan sumber danaSetelah pengembangan perencanaan konsep Bio-rights secaramenyeluruh, langkah penerapan berikutnya adalah penciptaan sumberdana yang diperlukan untuk pengembangan dan penerapan proyek.Beberapa pengembang proyek mungkin memiliki sumber dana internal,tetapi lebih umum diperlukan pendanaan eksternal dari suatu ‘pihakpembeli’ yang tertarik dengan restorasi atau konservasi pelayananekosistem yang teridentifikasi. Sumber dana potensial meliputi: i)lembaga donor tradisional; ii) sektor swasta; dan iii) lembaga-lembagapemerintah setempat. Bagi lembaga donor bilateral atau multilateral, Bio-rights mungkin memiliki daya tarik sebagai sebuah alternatif inovatif ataspendekatan-pendekatan tradisional untuk mengatasi masalah-masalahsosio-ekonomi dan lingkungan, sesuai dengan tujuan-tujuan yangdinyatakan dalam deklarasi millennium PBB dan perjanjian konvensi. Bagipihak swasta dan lembaga pemerintah, Bio-rights bisa berfungsi sebagaisebuah cara untuk memenuhi kewajiban dan menjamin pengadaanpelayanan ekosistem yang berkelanjutan, seperti perawatan persediaansumber air bersih, pengurangan karbon, perlindungan banjir dankonservasi nilai keberadaan maupun pilihan. Dana bergulir yangmenciptakan pendapatan dari wisata ekosistem (misalnya ongkos parkir,pertunjukan hewan liar, pemanfaatan kayu secara bertanggung jawab,scuba-diving, dan lain-lain) bisa juga berfungsi sebagai suatu sumberdana yang penting, terutama ketika hal ini menjadi tujuan eksplisit darisebuah skema wisata alam tertentu untuk secara langsungmenghubungkan keuntungan kepada masyarakat setempat. Rincianmengenai tujuan-tujuan yang berbeda dari para pemangku kepentingandalam keterlibatan mereka dalam Bio-rights diberikan di Bab 3. Cara

Page 111: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

83Bio-rights dalam teori dan praktek

pasti untuk menciptakan pendanaan tidak dijelaskan dalam laporan ini.Untuk panduan lebih lanjut mengenai penggalangan dana, rujukan adapada di website Conservation Finance Alliance yang memberikan banyakinformasi mengenai penciptaan sumberdaya untuk konservasi dalamPanduan Pendanaan Konservasinya ( www.conservationfinance.org).

Langkah 1C. Identifikasi pemangku kepentingan lain yang berminatPerencanaan konservasi dan pembangunan yang dikembangkan dalamlangkah 1A seringkali berhubungan secara erat dengan perencanaan dariorganisasi-organisasi lain. Ada saran untuk menilai secara menyeluruhtujuan-tujuan dan pendekatan-pendekatan yang bertumpang tindih danmendiskusikan pilihan-pilihan untuk kerjasama. Pengembangan kemitraanmeningkatkan potensi untuk menciptakan pendanaan proyek tambahan,dengan masuk ke dalam jaringan lembaga donor dari organisasi-organisasi yang menjadi rekan. Yang lebih penting lagi adalah pelibatanpara pemangku kepentingan dari berbagai disiplin yang memungkinkanpenyesuaian kelengkapan pengalaman dan keahlian. Organisasi-organisasi konservasi misalnya, seringkali menghadapi kesulitan dalammenggabungkan kegiatan-kegiatan pembangunan dalam upaya-upayakonservasi mereka. Sebaliknya, sektor pembangunan berjuang untukmenggabungkan aspek-aspek lingkungan dalam kerjanya. Pengalaman-pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa hal ini bisa diatasi denganmengembangkan consortia organisasi-organisasi konservasi danpembangunan. Setiap organisasi memberikan kontribusi pengalamanspesifiknya pada jaringan. Dengan pendekatan multidisiplin Bio-rights,pengintegrasian kapasitas konservasi dan pembangunan dari sejak awalpengembangan proyek adalah sebuah kebutuhan mutlak.

Diskusi dengan organisasi-organisasi rekan yang potensial bisa membantumembentuk konteks yang lebih besar ketika Bio-rights diterapkan. Denganbekerja bersama lembaga kredit-mikro, skema pelabelan atau paramanajer Taman Nasional misalnya, hubungan dengan mekanismependanaan lain bisa dinilai. Oleh karena itu, pendekatan-pendekatankonservasi dan pembangunan secara umum bisa dibentuk.

Langkah 1D. Pemilihan lokasi proyekJika perencanaan secara keseluruhan telah diformulasikan danpendanaan dijamin, lokasi yang tepat untuk penerapan proyek perludipilih. Lokasi ini (atau beberapa lokasi dalam kasus inisiatif skala besar)harus cocok dengan semua prasyarat yang diperlukan untuk keberhasilan

Page 112: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

84 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 6.1. Pendataan lapangan merupakan sebuah bagian penting dalam prosespemilihan lokasi. Sumber foto: Daniel Blanco (kiri) dan Pieter van Eijk (kanan).

penerapan proyek. Selain itu, hasil investasi dalam hal produk konservasidan pembangunan harus setinggi mungkin. Pemilihan wilayah target yangtepat sangat didasarkan pada keputusan ahli dari pengembang proyek.Dalam beberapa kasus, hal ini ditentukan oleh tuntutan dari pihak pembeli.Seringkali sebuah pemilihan sudah terjadi sebelum tahap pengembangankonsep (Langkah 1A). Lokasi proyek tertentu dalam sebuah wilayah yanglebih luas biasanya diidentifikasi berdasarkan sebuah studi yang diikutidengan sebuah pendataan yang cepat di lapangan. Studi tersebutmemungkinkan pembentukan daftar lokasi potensial, berdasarkan datapenginderaan jauh dan informasi literatur. Pendataan di lapanganmemungkinkan pengumpulan data lingkungan dan sosial-ekonomitambahan dalam lokasi potensial yang telah dikualifikasikan. Hal tersebutjuga memungkinkan penilaian atas persepsi lokal terkait dengan Bio-rights. Pengumpulan data biasa dilakukan oleh sebuah tim kecil yangterdiri atas ahli konservasi dan pembangunan. Tabel 6.1. menyimpulkanaspek-aspek utama yang perlu dimasukkan dalam pendataan.

Berdasarkan pengumpulan data oleh tim peneliti, keberlanjutan calonlokasi proyek harus diukur. Sistem Dukungan Keputusan dasar yangdiberikan dalam Bagian 2A bisa digunakan sebagai sebuah elemen dalamfase penting dari pengembangan proyek ini. Sistem Dukungan Keputusandasar ini memberikan panduan mengenai berbagai pertimbangan kunciyang berhubungan dengan aspek-aspek lingkungan dan sosio-ekonomiserta ‘lingkungan tertentu’ yang diperlukan oleh Bio-rights untuk mencapaikeberhasilan. Data yang dikumpulkan selama pendataan sangat jelasmembantu mengarahkan proses pembuatan keputusan, tetapi tidak dapat

Page 113: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

85Bio-rights dalam teori dan praktek

dihindari bahwa banyak keputusan subjektif yang juga harus dibuat. Halini meliputi penilaian mengenai resiko proyek yang dipertimbangkan dapatditerima dan penaksiran mengenai perhatian dari para pemangkukepentingan setempat dalam memberikan dukungan bagi proyek tersebut.Pemecahan masalah-masalah utama yang dipertimbangkan dalam sistemdukungan keputusan memerlukan sebuah kombinasi dari interpretasilangsung mengenai data pokok dengan keputusan ahli yang lebihkompleks berdasarkan (kombinasi dari) berbagai parameter sosio-ekonomi dan lingkungan.

Tabel 6.1. Data kunci yang perlu dikumpulkan sebagai bagian daripendataan yang cepat untuk pemilihan lokasi proyek Bio-rights (Langkah 1D).

Data Ekologi

• Kuantifikasi pelayanan ekosistem yangdiberikan oleh lingkungan; fokus khususpada sumberdaya dan pelayanan yangharus dilindungi dengan intervensi yangdiusulkan.

• Kerusakan pelayanan ekosistem dimasa lalu; antitisipasi ancaman saat inidan mendatang.

• Pilihan untuk konservasi dan restorasipelayanan ekosistem.

• Karakteristik lokasi secara umum: tipeekosistem, geologi, iklim dankeanekaragaman hayati (termasukkuantifikasi jumlah populasi spesieslangka dan yang terancam).

• Resiko bencana alam: dampak saat inidan masa mendatang akan terjadinyabanjir, badai, penyakit, perubahan iklim,dan lain-lain.

• Karakterisasi wilayah sekitar (misalnyamenilai kepentingan yang relatif daripelayanan ekosistem dari lokasi proyekyang diusulkan dalam konteks yanglebih besar dan untuk memperkirakanresiko kebocoran).

• Hubungan pelayanan dengan wilayahlain.

Data Sosio-Ekonomi

• Kepemilikan tanah dan sumberdaya.

• Heterogenitas masyarakat:timbulnya konflik dalam dan di luarmasyarakat, distribusi kekayaan,komposisi etnis dan agama, danlain-lain.

• Kegiatan-kegiatan utama yangmenghasilkan pendapatan.

• Pendekatan yang ada sekarang(tradisional) terhadap pengelolaansumberdaya alam.

• Peran masyarakat setempat dalammanajemen maupun dalamkerusakan sumberdaya alam.

• Dampak eksternal: penggunaansumberdaya oleh masyarakat lain,pengrusakan oleh pihak swasta, danlain-lain.

• Karakterisasi umum: pendapatan,kelemahan, pendidikan dankesadaran, demografi.

• Masyarakat setempat dalam konteksekonomi yang lebih besar: penilaianhubungan ekonomi dengan pihak-pihak luar. Struktur pemerintahansetempat.

Page 114: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

86 Bio-rights dalam teori dan praktek

Setelah pemilihan lokasi-lokasi yang memenuhi kriteria dasar untukpenerapan Bio-rights dilakukan, sebuah penentuan prioritas lokasi harusdilakukan untuk lokasi yang sangat memungkinkan keberhasilan dariperspektif lingkungan, sosial dan ekonomi, dengan mempertimbangkankeinginan masyarakat untuk berpartisipasi. Dengan kata lain, rasio biaya-manfaat harus optimal, antara sumber-sumber yang diinvestasikan,pelayanan ekosistem yang disediakan dan manfaat sosio-ekonomi bagimasyarakat setempat. Pertimbangan yang berbeda untuk penentuanprioritas lokasi sangatlah subjektif dan bergantung pada prioritas tertentudari pihak penerapan proyek dan pihak pembeli serta keinginan untukmengambil resiko. Bagian 2B menyimpulkan sejumlah pertanyaan yangdapat membantu proses penentuan prioritas. Para pengembang proyekbisa menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini (bisa juga yang lain) untukmemilih sejumlah parameter sebagai dasar membuat sistem penilaian.Dengan mengalokasikan “kadar” kepentingan yang berbeda terhadapparameter-parameter tersebut dan dengan membuat sebuah divisi dalamkelas-kelas kepentingan yang berbeda (misalnya 1=tidak penting; sampaidengan 5=sangat penting), suatu nilai kumulatif untuk setiap lokasi akanmemberikan informasi mengenai lokasi yang memiliki potensi manfaatpaling tinggi.

Langkah 1E. Pengembangan jaringan dan konsultasi pemangkukepentingan (I)

Jika salah satu atau lebih lokasi proyek yang potensial telah teridentifikasi,suatu jaringan para pelaku lokal yang relevan perlu dikembangkansebagai sebuah langkah pertama menuju konsultasi pemangkukepentingan dan kerjasama pengembangan proyek. Hal ini meliputimasyarakat setempat, LSM lokal, staf pemerintah, pihak swasta danpemangku kepentingan lain yang aktif dalam atau di sekitar lokasi proyekyang diusulkan. Melalui pertemuan individu maupun gabungan, ManajerProyek Bio-rights menginformasikan kepada kelompok-kelompok tersebutmengenai perencanaan kegiatan-kegiatan Bio-rights (mekanisme kerjaBio-rights dan hal-hal yang akan dicapai). Hal tersebut membantumelakukan penilaian lanjutan mengenai keberadaan dukungan yangmemadai terhadap pendekatan ini dari para pelaku kunci atau keberadaankonflik tujuan yang mungkin menghambat keberhasilan penerapan proyek.Pertemuan-pertemuan ini juga merupakan langkah awal menujupembentukan sebuah cara untuk menggabungkan intervensi Bio-rightsyang diusulkan dengan perencanaan serta kebijakan setempat.Berdasarkan proses pembentukan jaringan awal, sebuah pemilihan tiga

Page 115: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

87Bio-rights dalam teori dan praktek

kelas pemangku kepentingan bisa dibuat, misalnya: i) mereka yang perludilibatkan lebih jauh dalam pengembangan proyek sebagai bagian daritim “inti” proyek; ii) mereka yang kurang dilibatkan secara langsung dalampengembangan dan penerapan proyek; dan iii) mereka yang tidakberhubungan dengan pengembangan maupun penerapan proyek.

Langkah 1F. Pemilihan Manajer Program LokalSetelah pemilihan sebuah lokasi proyek, seorang Manajer Program Lokalperlu dipilih. Manajer Program Lokal bertanggung jawab atas pengelolaankegiatan-kegiatan lapangan dan memiliki peran penting dalampengembangan proyek. Manajer Program Lokal juga berfungsi sebagaiperwakilan masyarakat setempat, yang mewakili kepentingan-kepentinganmasyarakat setempat selama negosiasi proyek dan memberikandukungan teknis untuk kegiatan-kegiatan lapangan. Manajer ProgramLokal bisa dipilih dari jaringan LSM lokal yang dibentuk dalam Langkah1E, atau bisa juga dipilih melalui sebuah proses tender. Pengalaman

Gambar 6.2. Konsultasi pemangku kepentingan di Indonesia. Sumber foto: Pieter vanEijk.

Page 116: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

88 Bio-rights dalam teori dan praktek

sebelumnya menunjukkan bahwa pemilihan LSM lokal yang tepat sebagaiManajer Program Lokal merupakan sebuah penentu penting bagikeberhasilan.

LSM yang akan bekerjasama harus memenuhi prasyarat berikut:

• Sebuah track record yang jelas: transparansi dalam keuangan,pengelolaan proyek dan kegiatan-kegiatan terdahulu.

• Pengalaman nyata dalam hal inisiatif konservasi lingkungan danpembangunan sosio-ekonomi serta dalam hal pengelolaan proyek.

• Pengalaman kerja yang kuat di wilayah: pandangan yangmendalam mengenai kondisi lokasi, hubungan yang bagus denganmasyarakat setempat dan jaringan pemangku kepentingansetempat yang lebih besar. Dengan prasyarat tersebut, ada saranuntuk menunjuk sebuah LSM lokal atau CBO sebagai ManajerProgram Lokal, daripada sebuah organisasi skala nasional.

• Keinginan untuk bekerja secara ekstensif dalam masyarakat:pengalaman menunjukkan bahwa melalui pendampingan terusmenerus pada masyarakat (kebalikan dari memberikan kunjunganyang tidak menentu ke lokasi proyek), seorang Manajer ProgramLokal jauh lebih efektif dalam pengelolaan proyek di lapanganmaupun dalam penjaminan keberhasilan secara keseluruhan.

• Kemampuan untuk mewakili kepentingan-kepentingan masyarakat.

• Fleksibel dalam hal pendekatan proyek, mampu beradaptasidengan cepat terhadap perkembangan yang tidak diharapkan.

Dalam prakteknya, kapasitas lokal untuk mengelola proyek konservasidan pembangunan berbasis masyarakat sangat berbeda di satu wilayahdengan wilayah lain, maupun antara satu organisasi dengan organisasilain. Beberapa organisasi setempat terbukti siap mengambil peranManajer Program Lokal tanpa banyak dukungan tambahan. Sementarayang lain masih memerlukan pelatihan ekstensif dari Manajer Proyek Bio-rights terlebih dahulu sebelum menerapkan proyek serta memerlukanpemantauan selama proyek. Dukungan tambahan dan pemantauan yangdiperlukan harus dinilai terlebih dahulu sebelum penerapan proyek. Iniuntuk meminimalkan resiko yang kompleks. Peran dan kewajiban ManajerProgram Lokal dan Manajer Proyek Bio-rights harus dibuat di dalamkontrak.

Page 117: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

89Bio-rights dalam teori dan praktek

Langkah 1G. Pelatihan Manajer Program LokalBergantung pada tingkat pengalaman dari Manajer Program Lokal, sebuahpelatihan harus diberikan sehingga hal ini bisa menjelaskan rincian aspek-aspek praktis dan teoritis mengenai pendekatan Bio-rights. Pelatihantersebut harus cukup tepat agar memungkinkan Manajer Program Lokalmendukung penerapan proyek secara keseluruhan dan mengelolakegiatan-kegiatan lapangan. Pelatihan itu juga harus menjelaskankewajiban-kewajiban dan cara kerjasama di antara para pelaku. Laporanini bisa digunakan sebagai sebuah dasar untuk pengembangan modulpelatihan seperti itu.

6.3. LANGKAH 2. PENGEMBANGAN PROYEK

Langkah 2A. Konsultasi pemangku kepentingan (II): penjelasankonsep dan pengembangan kelompok

Setelah putaran umum pertama konsultasi pemangku kepentingan denganLangkah 1E, Manajer Proyek Bio-rights dan Manajer Program Lokalmenginisiasikan sejumlah pertemuan lokakarya tambahan yang ditujukanuntuk mengembangkan ide-ide pengembangan proyek pertama danmembangun sebuah dasar yang kuat untuk pengembangan proyek.Putaran konsultasi pertama di bawah Langkah 1E bertujuan memperolehsuatu kesan menyeluruh pada potensi keberhasilan penerapan proyekdengan cara membaca secara cepat persepsi masyarakat terkait denganpenerapan Bio-rights. Putaran konsultasi ke dua menginvestigasi denganlebih menyeluruh tentang kesiapan masyarakat setempat untukberpartisipasi dalam pengembangan proyek. Putaran konsultasi inibertujuan membentuk konsep kerjasama di antara para pemangkukepentingan yang relevan untuk sebuah rancangan perencanaan proyeksecara keseluruhan, dalam hal itu adalah pengembangan kontrak Bio-rightssecara formal (Langkah 3A). Hal ini merupakan langkah awal menujupengembangan sebuah proyek konkrit. Konsultasi-konultasi dalam putaranke dua khususnya tidak hanya diorientasikan pada masyarakat itu sendiri,tetapi juga pemangku kepentingan lain yang berhubungan erat denganproyek yang diusulkan seperti pemerintah setempat atau perwakilan-perwakilan pihak swasta. Putaran ini bertujuan memastikan bahwa parapemangku kepentingan memahami konsep dengan baik. Putaran ini jugafokus pada tuntutan-tuntutan berbagi, harapan dan perhatian di antara parapeserta. Lokakarya konsultasi juga merupakan titik awal dari sebuah prosespembentukan kepercayaan yang luas di antara masyarakat, ManajerProyek Bio-rights dan Manajer Program Lokal yang semakin berkembangselama tahap-tahap pengembangan proyek.

Page 118: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

90 Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 6.1. Formasi Kelompok

Gambar 6.3. Diskusi kelompok desa di Inner Niger Delta, Mali. Sumber foto: Pietervan Eijk.

Hampir semua kontrak Bio-rights ditandatangani pada tingkat kelompok, bukanperorangan. Hal ini meningkatkan efisiensi penerapan proyek, menurunkan overheadcost (biaya tetap nonoperasional) dan memberikan kontribusi pada keberlanjutan proyek(lihat juga Bab 3). Ukuran kelompok berkisar antara 20 dan 25 orang. Bergantung padakondisi lokal, termasuk kondisi sosio-ekonomi dan lingkungan serta skala proyek, halini memungkinkan dalam mengatur kelompok yang lebih kecil (tingkat rumah tangga)atau lebih besar (tingkat desa).

Page 119: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

91Bio-rights dalam teori dan praktek

Pertemuan konsultasi juga berfungsi sebagai sebuah cara untukmengorganisasikan masyarakat. Hal ini dicapai dengan mendiskusikanide-ide individual yang berkaitan dengan penerapan Bio-rights dan denganmemfasilitasi pengembangan visi bersama dalam kelompok. Hal tersebutmenghasilkan satu atau lebih kelompok masyarakat. Pada tingkatkelompok ini, Bio-rights akan dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.Manajer Program Lokal bertanggung jawab memfasilitasi konsultasi danmembentuk kelompok masyarakat. Dalam proses ini, keterwakilanaspirasi dalam masyarakat dan persamaan kedudukan di antara anggotakelompok harus diperhatikan secara penuh. Proses konsultasi harus

Konsultasi pemangkukepentingan II (Langkah 2A)

• Membuat semua pemangkukepentingan yang relevanmemahami Bio-rights secara penuh.

• Berbagi tuntutan, perhatian dan ideuntuk pengembangan proyek.

• Membentuk konsep kerjasamadalam pengembangan Bio-rights.

• Membangun kepercayaan di antarapara pemangku kepentingan danmembiasakan dengan prioritasserta kebutuhan kelompok secaraindividu.

• Membentuk sebuah visi bersama diantara para peserta berkenaandengan keterlibatan mereka dalampengembangan maupun penerapanproyek.

• Mengembangkan satu atau duakelompok (bergantung pada skalaproyek) untuk penerapan Bio-rights.

Konsultasi pemangku kepentingan III(Langkah 2B)

• Mengembangkan perencanaan praktisuntuk ukuran-ukuran konservasi.

• Membentuk biaya kehilangan peluangdan rancangan kegiatan-kegiatanpembangunan untuk meresponkebutuhan-kebutuhan masyarakatserta mengakomodasikan kondisi-kondisi lokasi setempat.

• Mengatur syarat pembayaran: jumlahdan waktu pembayaran serta carapembayaran.

• Mengatur syarat untuk mengawasiproyek dan pengubahan kredit-mikro.

• Mengatur jangka waktu proyek danmembentuk wilayah proyek.

• Mengidentifikasi dan meminimalisasiresiko proyek.

• Merancang proyek: membentukkerangka waktu (timeline) untukpenerapan proyek dan merancangpeningkatan kesadaran sertapelatihan.

Tabel 6.2. Tujuan-tujuan konsultasi pemangku kepentingan dalamLangkah 2A dan 2B. Konsultasi para pemangku kepentingandalam Langkah 2B ditargetkan pada kelompok masyarakatyang dibentuk dalam Langkah 2A.

Page 120: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

92 Bio-rights dalam teori dan praktek

secara eksplisit prokemiskinan dan fokus pada persamaan jenis kelamin.Jumlah konsultasi yang diperlukan sangat bergantung pada lokasi. Jikakelompok masyarakat sudah siap dan konsensus mengenai hal-hal dalamBio-rights dengan mudah dicapai dalam masyarakat, maka dua atau tigakali pertemuan sudah cukup. Namun demikian, jika kelompok-kelompokmasih harus dibentuk, jika ada ketidaksepakatan di antara anggotamasyarakt dan jika kepercayaan di antara para pemangku kepentinganmasih kurang, maka proses konsultasi yang lebih ekstensif mungkindiperlukan, sebelum mengembangkan sebuah perencanaan yang konkrit.

Langkah 2B. Konsultasi pemangku kepentingan (III): penentuantujuan dan pengembangan perencanaan

Pertemuan konsultasi putaran ke tiga membentuk awal perencanaanproyek secara rinci. Proses ini difasilitasi oleh Manajer Program Lokaldan melibatkan masyarakat setempat sebagai pihak penjual sertaManajer Proyek Bio-rights sebagai perwakilan dari pembeli. Kadang-kadang pihak ke tiga juga berpartisipasi dalam proyek. Pemerintahmisalnya, perlu terlibat jika masyarakat bukan pemilik resmi atas tanahdan sumberdaya; sektor swasta menjadi rekan penting jika intervensiyang diusulkan mungkin sekali berdampak pada kegiatan-kegiatan pihaklain.

Pengembangan proyek berlangsung bersama-sama dengan kelompok-kelompok yang dibentuk dalam Langkah 2A, bukan bekerja dengansemua anggota masyarakat dalam sebuah wilayah tertentu. Adaanggapan bahwa kelompok-kelompok ini mampu mewakili persepsi,aspirasi dan hambatan yang ada dalam masyarakat yang lebih luas(misalnya pada tingkat desa atau kabupaten). Seperti dalam putarankonsultasi sebelumnya, jumlah pertemuan yang diperlukan untukpembentukan tujuan-tujuan proyek dan perencanaan rinci berbeda-bedadalam setiap proyek. Hal ini sangat bergantung pada tingkat kepercayaandi antara para pemangku kepentingan, perbedaan dalam tujuan maupunkondisi sosio-ekonomi maupun lingkungan. Masalah-masalah berikutdidiskusikan dan dinegosiasikan dalam proses konsultasi ini:

• Kepentingan pihak pembeli: kepentingan konservasi bagi pihakpembeli harus dikomunikasikan. Perencanaan praktis juga harusdikembangkan atau direstorasikan agar pelayanan ekosistem bisaberkelanjutan. Kepentingan-kepentingan konservasidikuantifikasikan dengan jelas, misalnya dengan mengekspresikan

Page 121: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

93Bio-rights dalam teori dan praktek

ukuran-ukuran konservasi yang diusulkan dalam hal lahan yangharus dilindungi atau direstorasi, jumlah pohon yang harus ditanamatau tingkat penurunan kegiatan yang membahayakan. Peran yangpasti dari masyarakat setempat dalam konservasi pelayanan-pelayanan ini harus dijelaskan. Kontribusi masyarakat bisa berkisardari sikap mencegah kegiatan-kegiatan yang tidak bertanggungjawab (dengan mengadopsi kegiatan-kegiatan alternatif yangmendatangkan pendapatan), menurunkan dampak kegiatan-kegiatan yang membahayakan (dengan memodifikasi praktek-praktek yang membahayakan), mengatasi kerusakan yang telahada (dengan merestorasi ekosistem) sampai dengan melakukanpencegahan dan restorasi kegiatan-kegiatan yang membahayakanyang dilakukan oleh pihak lain (melalui konservasi dan restorasiekosistem). Kegiatan-kegiatan konservasi dan restorasi tertentubiasanya diusulkan oleh Manajer Proyek Bio-rights dan ManajerProgram Lokal. Jika memungkinkan, harus dipastikan bahwakegiatan-kegiatan tersebut harus digabungkan atau disesuaikandengan pendekatan-pendekatan tradisional kepada masyarakatuntuk konservasi. Hal ini penting karena memelihara danmendorong pendekatan-pendekatan masyarakat pada pengelolaansumberdaya alam maupun menghubungkan tindakan-tindakankonservasi dengan kegiatan-kegiatan sehari-hari masyarakat telahterbukti secara signifikan meningkatkan keberlanjutan proyek dalamjangka panjang. Contoh pendekatan tradisional pada masyarakatyang efektif untuk konservasi meliputi peraturan lokal yang dibentukoleh komite masyarakat pengelola sumberdaya alam, dan teknik-teknik ekosistem asli yang menggunakan teknik lokal untukpemilihan bibit, perawatan perkembangan dan penyemaian.Kesepakatan juga harus dicapai pada lokasi fisik tindakankonservasi. Hal ini bisa berlangsung dalam tanah masyarakatsendiri, dan juga bisa di wilayah sekitar, misalnya denganmelibatkan masyarakat setempat dalam berpatroli dan restorasitaman nasional maupun daerah lindung yang terdekat.

• Kepentingan masyarakat setempat: sebagai bagian dari konsultasi,Manajer Proyek Bio-rights dan Manajer Program Lokal, bersama-sama dengan masyarakat setempat pertama kali menentukanbiaya kehilangan peluang untuk masyarakat sebagai akibat darikegiatan-kegiatan konservasi yang diusulkan. Hal ini bisadiidentifikasikan dengan melakukan pemetaan kegiatan-kegiatanyang mendatangkan pendapatan yang dipengaruhi oleh ukuran-

Page 122: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

94 Bio-rights dalam teori dan praktek

ukuran konservasi ini dan dengan menghitung kerugian-kerugianfinansial yang terkait. Seringkali konsultasi masyarakat danpenilaian cepat yang dilakukan dalam Langkah 1D memberikanpandangan yang memadai mengenai biaya kehilangan peluangsecara pasti. Survei lapangan tambahan mungkin diperlukan untukmembuat sebuah perhitungan yang lebih akurat. Hal tersebutbergantung pada kondisi lokal. Jika biaya kehilangan peluang sudahdihitung, maka kegiatan-kegiatan pembangunan alternatif yangkonkrit harus diidentifikasikan. Pendapatan yang dihasilkan darikegiatan-kegiatan tersebut paling tidak harus sama dengan (lebihdisukai melebihi) biaya kehilangan peluang itu sendiri untukmemastikan bahwa masyarakat mampu berpartisipasi tanpa adadampak negatif jangka pendek maupun panjang dalampemghidupan mereka. Pengidentifikasian kegiatan-kegiatanpembangunan yang ingin dilakukan masyarakat sebagai balasanbagi keterlibatan mereka dalam konservasi bergantung padakelompok mereka sendiri. Jika diperlukan, Manajer Proyek Bio-rights dan Manajer Program Lokal bisa membantu masyarakatdalam pemilihan kegiatan-kegiatan yang tepat. Mereka dapatmenyarankan kegiatan-kegiatan yang mendatangkan pendapatanyang sudah terbukti berhasil di tempat lain atau mereka juga bisamengundang kelompok masyarakat lain untuk berbagipengalaman. Selain itu, mereka bisa memfasilitasi prosespembuatan keputusan secara menyeluruh. Manajer Proyek Bio-rights dan Manajer Program Lokal bertanggung jawab untukmemastikan bahwa kegiatan-kegiatan pembangunan yang sudahdipilih dapat berkelanjutan dan tidak bereaksi negatif terhadaptujuan konservasi.

• Syarat pembayaran: selanjutnya, perlu ada persetujuan tentangmekanisme pembayaran kredit-mikro. Ini adalah sebuah langkahpenting karena resiko maupun hasil proyek sangat ditentukan olehkarakteristik skema pembayaran yang dipilih. Pembayaran sekalidi awal proyek akan mengoptimalkan peluang pembangunan bagimasyarakat yang terlibat dan memberikan insentif yang kuat untukmenghasilkan keberhasilan. Namun demikian, hal ini bisa jugamenjadi resiko, khususnya dalam kondisi pemerintahan yang lemahketika perlu adanya penegakan pemenuhan kewajiban dalamkontrak. Demikian juga, ketika ada ketidakpastian mengenaidedikasi dan keterlibatan kelompok-kelompok masyarakat dan jikapara pemangku kepentingan belum terbiasa satu sama lain, satu

Page 123: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

95Bio-rights dalam teori dan praktek

kali pembayaran mungkin juga akan memberikan resiko proyekyang signifikan. Resiko seperti itu bisa diatasi denganmembayarkan kredit-mikro dalam beberapa kali pembayaranselama proyek, sama seperti pembayaran yang dilakukan dalamskema PES. Dalam hal ini, pembayaran disediakan pada kondisitertentu dari proyek, misalnya ketika kewajiban-kewajibankonservasi tertentu telah terpenuhi. Kerugian dari pendekatan iniadalah bahwa masyarakat tidak memiliki akses terhadap sumberpendanaan selama periode penerapan proyek yang cukup panjang.Hal ini bisa memberikan pengaruh negatif pada hasil konservasimaupun pembangunan. Keputusan yang tepat mengenai kondisilokasi harus bisa membantu menentukan skema pembayaran yangdiinginkan. Model pembayaran juga harus ditentukan. Seringkalidalam jenis ini, ada pemerolehan secara langsung material yangdiperlukan untuk kegiatan-kegiatan pembangunan oleh ManajerProgram Lokal, yang kemudian disediakan untuk masyarakat yangterlibat. Masyarakat setempat bisa juga diberi tanggung jawabuntuk pemerolehan material itu sendiri. Dalam hal ini mereka diberidana kas untuk pengadaannya. Cara ini hanya harus diadopsi jikaketerlibatan masyarakat cukup jelas dalam mengalokasikan danayang diberikan itu untuk kegiatan-kegiatan yang sudah disepakati.Pengaturan kondisi pembayaran sangat bergantung pada ManajerProyek Bio-rights dan Manajer Program Lokal, karena carapembayaran kredit-mikro sangat berpengaruh pada resikokeuangan yang dipikul oleh pihak pembeli. Namun demikian,penting untuk memastikan bahwa masyarakat setempat jugamemiliki peluang untuk berbagi visi mereka dalam masalah ini. Haltersebut meningkatkan rasa memiliki terhadap proyek danmembantu menjamin keseimbangan optimal antara meminimalkanresiko proyek dan mengoptimalkan peluang pembangunan.

• Pemantauan dan evaluasi: masyarakat harus memiliki kesepakatandengan Manajer Program Lokal dan Manajer Proyek Bio-rightsmengenai evaluasi kegiatan-kegiatan konservasi dan syarat-syaratkondisi pengubahan kredit-mikro menjadi bantuan murni. Hal inimemerlukan pencapaian kesepakatan mengenai: i) peran parapelaku dalam pemantauan proyek; ii) frekuensi dan waktu kegiatan-kegiatan pemantauan proyek; dan i i i) indikator-indikatorkeberhasilan. Ada saran untuk memastikan bahwa masyarakatterlibat dalam proses pemantauan. Hal ini akan membantumengoptimalkan transparansi dalam hal pengubahan kredit-mikro,

Page 124: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

96 Bio-rights dalam teori dan praktek

dan juga berfungsi sebagai sebuah elemen peningkatan kesadaranyang efektif. Jika masyarakat secara aktif mencatat pelayananekosistem dan manfaatnya sebagai hasil dari upaya konservasi,maka sangat mungkin mereka menginginkan keberlanjutan jangkapanjang, di luar jangka waktu proyek. Pemilihan indikatorkeberhasilan tertentu sangat bergantung pada spesifikasi proyek.Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa pelayananekosistem dan manfaat yang diperoleh bisa diukur dan sejalandengan tujuan-tujuan konservasi yang telah ditentukan. Contoh dariindikator-indikator yang bisa diukur meliputi tingkat penebanganhutan secara ilegal atau perburuan, tingkat pengubahan fungsihutan, jumlah operasi patroli masyarakat dan tingkat ketahananhidup tanaman yang telah ditanam. Selain pengaturan kondisitertentu bagi pengubahan kredit-mikro menjadi bantuan murni,langkah-langkah yang akan dilakukan apabila target konservasitidak terpenuhi harus juga disetujui. Hal ini bisa berkisar daripembayaran kembali kredit-mikro secara penuh, sampaipembayaran kembali sebagian kredit jika beberapa tujuan (tetapitidak mencukupi) konservasi telah terpenuhi.

• Wilayah proyek dan jangka waktu: semua pemangku kepentinganyang terlibat dalam pengembangan proyek, secara bersama-samamenentukan batas geografis dari proyek yang diusulkan.Perbatasan di antaranya bergantung pada kepemilikan masyarakatatas tanah, skala proyek dan tujuan-tujuan konservasi yang telahditetapkan. Demikian juga, jangka waktu proyek yang diusulkanharus didiskusikan. Hal ini sangat bergantung pada kondisi lokasisetempat. Jika kegiatan-kegiatan konservasi yang diusulkan dalamjangka panjang juga secara ekonomi menarik bagi masyarakatyang terlibat, maka beberapa tahun intervensi biasanya sudahcukup. Dalam kasus ini, permasalahannya terletak pada penutupanbiaya perubahan menuju sebuah sistem penggunaan tanah yangberkelanjutan, sementara berlangsung upaya peningkatankesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sumberdayalingkungan yang jelas (lihat Bab 4.3). Kadang-kadang, pengubahanfungsi tanah (misalnya untuk pertanian) akan tetap lebih ekonomisbagi para pengguna langsung dibandingkan dengan manfaat yangdiberikan oleh pelayanan ekosistem yang sedang dikonservasikan.Dalam kasus ini, kontrak Bio-rights jangka panjang (diperbaharui)harus dilakukan untuk memastikan konservasi yang berkelanjutan.Jelaslah bahwa dalam kasus yang terakhir, sebuah proyek hanya

Page 125: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

97Bio-rights dalam teori dan praktek

bisa dikembangkan jika sumber dana jangka panjang sudahtersedia sebelumnya. Dalam kasus inisiatif jangka pendek(beberapa tahun), ada saran untuk mendiskusikan pendekatan dimasa mendatang untuk konservasi dan pembangunan di wilayahyang menjadi target setelah jangka waktu kontrak selesai. Hal iniakan sulit (jika mungkin) menentukan kewajiban-kewajiban jangkapanjang dalam sebuah kontrak jangka pendek. Namun demikian,penciptaan sebuah tujuan informal di antara masyarakat untukmenjaga kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan akanmenghasilkan sebuah kerangka kerja untuk pengelolaansumberdaya alam yang berbasis masyarakat. Kondisi tersebut bisaberlangsung tanpa dukungan eksternal. Hal ini secara signifikanmeningkatkan keberlanjutan jangka panjang.

• Resiko proyek: resiko kegagalan proyek bisa dicegah secarasignifikan dengan mengidentifikasikan faktor-faktor yang menjadiancaman pada hasil konservasi dan pembangunan. Hal ini meliputiresiko imigrasi, kebocoran, dampak eksternal dan pembangunanyang tidak bertanggungjawab (lihat Bab 3). Jika suatu resiko sudahdiidentifikasi dan dijelaskan kepada semua pemangku kepentingan,maka strategi harus dikembangkan untuk membantu menurunkan

Gambar 6.4. Aspek-aspek penting pembangunan proyek: pembentukan peran dantanggung jawab anggota kelompok (kiri) dan pemetaan lokasi proyek (kanan). Sumberfoto: Pieter van Eijk.

Page 126: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

98 Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 6.2. Manajer Bio-rights dan Manajer Program Lokal:Tingkat Kemandirian

Manajer Program Lokal memiliki peran kunci sebagai fasilitator bagi pembangunanproyek dan sebagai manajer proyek selama penerapan kegiatan-kegiatan di lapangan.Kapasitas untuk memfasilitasi dan mengelola proyek-proyek Bio-rights sangat berbedaantar LSM di wilayah yang berbeda dan telah terbukti sebagai sebuah faktor penentubagi keberhasilan proyek. Manajer Proyek Bio-rights bertanggung jawab memilihManajer Program Lokal dari calon terbaik yang ada dan memberikan pelatihanmemadai tentang penerapan Bio-rights (kadang-kadang juga tentang pendekatan-pendekatan konservasi dan pembangunan umum). Namun demikian, meskipun adaprosedur rekruitmen yang ketat dan pelatihan yang ekstensif, kemampuan kerjaManajer Program Lokal secara mandiri tetap bervariasi dari satu wilayah ke wilayahlain. Dalam kasus yang ideal, Manajer Program Lokal bisa mengambil tanggung jawabpenuh untuk memfasilitasi pengembangan proyek dan penerapan pengelolaan. Namundemikian, lebih sering Manajer Program Lokal memerlukan arahan tambahan dariManajer Proyek Bio-rights dalam tugas-tugas fasilitasi dan pengelolaan sehari-haridari kegiatan mereka. Pemastian bahwa Manajer Program Lokal menerima dukunganyang tepat pada waktu yang tepat pula diserahkan pada Manajer Proyek Bio-rights.Secara praktis hal ini bisa berarti bahwa Manajer Proyek Bio-rights perlu mengikutisecara ketat langkah-langkah yang diambil oleh Manajer Program Lokal danmemastikan bahwa kegiatan-kegiatan fasilitasi dan pengelolaan tertentu dilakukansecara terintegrasi. Tugas-tugas yang berbeda yang dialokasikan pada ManajerProgram Lokal dalam laporan ini juga relevan pada tugas-tugas Manajer Proyek Bio-rights.

resiko secara optimal. Hal ini memerlukan pengembangan regulasitertentu yang harus dipertimbangkan oleh masyarakat yang terlibat(misalnya untuk menghindari kebocoran yang disebabkan olehadanya kegiatan-kegiatan masyarakat yang tidak bertanggungjawab di luar wilayah proyek). Selain itu, identifikasi ukuran-ukurankonservasi tambahan (misalnya untuk mencegah dampak eksternalyang membahayakan) harus dilakukan. Cara meminimalkan resikoyang berhubungan dengan kejadian-kejadian ekstrim seperti badai,banjir dan kelaparan harus diidentifikasi. Sebuah pasal mengenaikeadaan memaksa (force majeur) yang mengidentifikasikan hakdan kewajiban dalam kondisi seperti itu harus ditentukan dandisetujui oleh semua pemangku kepentingan yang relevan.

Page 127: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

99Bio-rights dalam teori dan praktek

• Rancangan proyek: pada akhirnya, rancangan proyek harusdidiskusikan dan disetujui oleh semua pemangku kepentingan. Halini meliputi pencapaian konsensus mengenai waktu pelaksanaankegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan, juga mengenaikewajiban-kewajiban tertentu bagi masyarakat dan ManajerProgram Lokal terkait dengan kegiatan peningkatan kesadaranserta pengadaan pelatihan teknis. Cara penghubungan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan dengan kegiatan-kegiatanmaupun kebijakan lain yang ada di wilayah tersebut, perludiidentifikasi (Langkah 2D).

Langkah 2C. Studi lapangan lanjutanJika diperlukan, bersamaan dengan pengembangan perencanaan,pendataan lapangan lanjutan harus dilakukan untuk melengkapi informasiyang dikumpulkan selama pendataan secara cepat dalam Langkah 1D.Data ini bisa membantu merancang tujuan-tujuan konservasi danpembangunan dengan lebih baik dan membantu membentuk dasar yanglebih tepat bagi pengukuran perkembangan proyek dan pencapaiansecara keseluruhan. Tim pendataan adalah ahli konservasi danpembangunan sebagaimana dijelaskan dalam Langkah 1D. Timpendataan bisa juga meliputi anggota kelompok masyarakat dan pegawaipemerintah setempat. Hal ini memberikan akses yang mudah padapengetahuan masyarakat setempat dan memaksimalkan keterlibatansemua pemangku kepentingan dalam pengembangan proyek.

Langkah 2D. Penyesuaian perencanaan Bio-rights dalamkonteks yang lebih besar

Perencanaan proyek konkrit yang dikembangkan dalam Langkah 2Bmungkin akan mencapai keberhasilan jika diintegrasikan dengan kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan yang dilakukan di wilayah proyek.Manajer Program Lokal dan Manajer Proyek Bio-rights bertanggungjawab menilai inisiatif-inisiatif yang sedang berlangsung dalammasyarakat, LSM dan pemerintah. Bersama dengan masyarakat lokal,mereka mendiskusikan potensi hubungan dengan inisiatif-inisiatif lain yangbisa memperkuat proyek. Pertama kali, harus ada keputusan mengenaikemungkinan menghubungkan perencanaan proyek dengan kegiatan-kegiatan praktis yang sedang berlangsung di lapangan. Contoh darikerjasama seperti itu meliputi perlindungan gabungan terhadap wilayahkonservasi (misalnya bersama dengan staf taman nasional), restorasi darihabitat yang rusak (misalnya bekerjasama dengan LSM yang aktif diwilayah tersebut) atau kerjasama dengan lembaga-lembaga kredit-mikro.

Page 128: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

100 Bio-rights dalam teori dan praktek

Demikian juga, sebuah hubungan sering dibuat dengan kebijakan lokal,misalnya menyesuaikan Bio-rights dengan peraturan yang berlaku ataumembuat pendekatan ini tergabung ke dalam kebijakan dan perencanaanbaru. Pemerintah lokal yang terlibat secara aktif dalam pembangunanBio-rights bisa membantu menurunkan resiko proyek secara signifikan.Hal ini bisa dicapai dengan menciptakan momentum untuk mendukunginisiatif pegawai lokal, dan juga dengan menyesuaikan ke dalam kerangkakerja pemerintahan setempat yang bisa membantu memastikanpenegakan yang kuat atas kesepakatan kontrak yang telahditandatangani. Hal tersebut menguntungkan dari perspektif masyarakatsetempat maupun pihak pembeli.

Langkah 2E. Pemecahan hambatan kebijakanPemastian bahwa perencanaan proyek secara keseluruhan tidakbertentangan dengan kebijakan lokal dan pencegahan hambatan birokrasiyang akan menghambat penerapan proyek adalah sangat penting.Manajer Program Lokal bertanggung jawab untuk hal ini, denganmelibatkan pemerintah dalam pengembangan proyek (Langkah 2A-2C)dan dengan menginformasikan para pihak yang tidak terlibat dalampengembangan proyek secara langsung tentang isi dan pencapaianproyek yang diusulkan. Jika ada permasalahan, maka perlu adapenyelesaian sebelum negosiasi kontrak dan penerapan proyek. Contohintervensi yang mungkin diperlukan sebelum proses lebih lanjut meliputinegosiasi hak masyarakat atas tanah dan sumberdaya, penguatanketerlibatan masyarakat dalam pengembangan kebijakan atau modifikasikebijakan, serta perencanaan dan peraturan tata ruang. Satu cara pentinguntuk memastikan integrasi Bio-rights ke dalam kebijakan lokal secaraefisien dan untuk mengatasi hambatan kebijakan adalah denganmelibatkan staf-staf pemerintah yang relevan sebagai rekan resmi dalampengembangan proyek dan penandatanganan kontrak.

6.4. LANGKAH 3. PENGEMBANGAN KONTRAK

Langkah 3A. Negosiasi kontrakPerencanaan proyek yang dikembangkan dalam Langkah 2B membentukdasar sebuah kontrak resmi. Pengembangan kontrak difasilitasi olehManajer Program Lokal yang bertanggung jawab memastikan bahwarincian proyek yang dijelaskan dalam perencanaan proyek disatukan.Demikian juga, Manajer Program Lokal harus memastikan bahwa semua

Page 129: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

101Bio-rights dalam teori dan praktek

pihak yang terlibat dalam pengembangan proyek memiliki bagian yangsama dalam proses negosiasi akhir. Sebaiknya kontrak harus bisamenyesuaikan dengan struktur legislatif setempat agar ada kepastianbahwa kesepakatan-kesepakatan kontrak dapat ditegakkan secara efektifjika salah satu pihak penanda tangan kontrak tidak bisa memenuhikewajibannya. Kadang-kadang, di bawah pemerintahan yang lemah,penegakan kontrak melalui pemerintah sulit mencapai keberhasilan. Jikakasusnya seperti itu, penghubungan kontrak Bio-rights kepada peraturanmasyarakat yang ada dan struktur penegakan harus dicoba, misalnyadengan memasukkan tujuan-tujuan serta kewajiban-kewajibansebagaimana telah disepakati dalam kontrak Bio-rights dalam hukumsetempat. Membangun kepercayaan di antara para pemangkukepentingan dan komitmen bersama untuk mencapai keberhasilanmerupakan sebuah tuntutan mutlak untuk mengatasi resiko proyeksemaksimal mungkin.

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, format pasti sebuah kontrak Bio-rights sangat bergantung pada kondisi lokasi. Namun demikian, setiapkontrak harus berisi sejumlah elemen yang terkait dengan penerapankegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan, kewajiban yang terkaitdengan peningkatan kapasitas dan kesadaran, jumlah orang yang terlibat,jangka waktu proyek dan ukuran-ukuran yang diperlukan untukmeminimalkan resiko proyek. Lihat Lampiran 4 untuk checklist. Informasilebih lanjut diberikan dalam Bab 3.

Langkah 3B. Penandatanganan kontrak Bio-rightsSebuah upacara penandatanganan kontrak secara resmi yangdiorganisasikan oleh Manajer Program Lokal menandai langkah lanjutanmenuju penerapan proyek. Ada saran untuk memastikan partisipasipemerintah setempat dalam peristiwa penting ini. Pemerintah bisa dilibatkansecara resmi, sebagai salah satu pihak penanda tangan kontrak. Hal inijuga memungkinkan pemerintah setempat mendapatkan peran fasilitator,misalnya dengan mengorganisasikan upacara di gedung pemerintah ataumeminta staf pemerintah sebagai seorang pembawa acara atau pengamat.Yang lebih baik lagi, berbagai pemangku kepentingan lain juga harusdiundang untuk menghadiri upacara penandatanganan kontrak. Sebuahpesta resmi akan memberikan kontribusi pada dedikasi yang lebih baikmenuju penerapan proyek yang berhasil di antara para pihak yangmenandatangani kontrak dan memperkuat pembangunan kepercayaan diantara para pemangku kepentingan yang terlibat secara langsung maupuntidak langsung dalam proyek.

Page 130: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

102 Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 6.3. ‘Top-down’ atau tidak?

Gambar 6.5. Kontrak Bio-rights, ditandatangani bersama kelompok masyarakatdi Kalimantan, Indonesia. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Satu karakteristik kunci pendekatan Bio-rights adalah bahwa pendekatan ini mencobasemaksimal mungkin menggabungkan tujuan-tujuan pembangunan masyarakat sertapendekatan-pendekatan lokal dan prioritas-prioritas dengan tujuan konservasi dari pihakpembeli. Pendekatan ini semaskimal mungkin diorganisasikan sebagai sebuah“kesepakatan bisnis” yang menyatukan prioritas-prioritas dan kebutuhan-kebutuhanberdasarkan prinsip persamaan kedudukan di antara para pemangku kepentingan.Namun demikian, kenyataan bahwa kesepakatan bisnis ini dibuat antara organisasi yangrelatif kaya dan berkuasa dengan masyarakat miskin pada umumnya, dengan beberapapilihan pembangunan dan seringkali dengan suara yang lemah, membawa resiko bahwapendekatan ini menjadi sangat ‘top-down’. Tugas pihak mediator (Manajer Program Lokaldan Manajer Proyek Bio-rights) adalah memastikan bahwa hak dan kebutuhan dari pihakpenjual (masyarakat) diketahui dan dipahami. Jelaslah, hal ini tidak berarti bahwa salahsatu pihak yang terlibat tidak bisa muncul dengan tuntutan atau persyaratan tertentu.Hal itu harus didiskusikan dan dinegosiasikan dalam sebuah proses yang adil danterbuka. Dalam peran mereka sebagai fasilitator, Manajer Program Lokal dan ManajerProyek Bio-rights juga bertanggung jawab menjamin persamaan bagi kelompok-kelompokyang berbeda dalam masyarakat, dengan memfasilitasi penciptaan dukungan luas danvisi bersama terkait dengan inisiatif Bio-rights.

Page 131: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

103Bio-rights dalam teori dan praktek

6.5. LANGKAH 4. PENERAPAN PROYEK

Langkah 4A. Penciptaan kapasitas dan peningkatan kesadaranSebagai langkah pertama menuju penerapan proyek, Manajer ProgramLokal mengorganisasikan berbagai kegiatan peningkatan kapasitas yangditujukan kepada kelompok-kelompok masyarakat terkait. Pelatihan-pelatihan ini memberikan keterampilan yang sesuai tentang aspek-aspekteknis untuk konservasi dan restorasi lingkungan serta penerapankegiatan-kegiatan yang mendatangkan pendapatan secara berkelanjutan.Isi dari pelatihan teknis telah disepakati oleh masyarakat selamapengembangan proyek. Bersamaan dengan pelatihan teknis, kegiatan-kegiatan peningkatan kesadaran juga diorganisasikan, untuk menciptakanpandangan mengenai pentingnya pengelolaan sumberdaya alam yangbekelanjutan untuk penghidupan/matapencaharian masyarakat setempat.Masyarakat sendiri mungkin juga mengorganisasikan kegiatan-kegiatanuntuk menginformasikan Manajer Proyek Bio-rights dan Manajer ProgramLokal tentang pengetahuan-pengetahuan konservasi dan pembangunantradisional yang ada dalam masyarakat. Hal ini relevan jika pengetahuandan pendekatan masyarakat membentuk suatu bagian integral rancanganproyek. Peningkatan kapasitas dan peningkatan kesadaran biasanyasangat intens di awal penerapan proyek, tetapi biasanya juga berlangsungselama proyek secara bersamaan dengan kegiatan-kegiatan di lapangan.Manajer Program Lokal bertanggung jawab mengawasi perkembangankegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan, serta mengantisipasicelah pengetahuan yang tidak diharapkan dengan mengorganisasikankegiatan-kegiatan pelatihan tradisional.

Gambar 6.6. Para peserta pelatihan Bio-rights dan kegiatan-kegiatan peningkatankesadaran. Sumber foto: Pieter van Eijk (kiri) dan Yus Rusila Noor (kanan).

Page 132: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

104 Bio-rights dalam teori dan praktek

Pengidentifikasian cara pelatihan dan peningkatan kesadaran yang palingtepat untuk masyarakat setempat diserahkan pada Manajer ProgramLokal. Contoh pendekatan praktis meliputi pengelolaan diskusi kelompok,pemberian presentasi dan pengembangan pelatihan doing-by-learning.Program pertukaran masyarakat juga terbukti efektif meningkatkankapasitas dan meningkatkan kesadaran. Hal ini bisa dicapai denganmengorganisasikan studi banding ke wilayah lain (misalnya di wilayahpenerapan proyek Bio-rights sebelumnya) atau dengan mengundangmasyarakat dari wilayah lain untuk menyampaikan pengalaman-pengalaman konservasi dan pembangunan.

Langkah 4B. Pemberian kredit-mikroSelanjutnya, Manajer Program Lokal memberikan kredit-mikro kepadamasyarakat setempat untuk memulai penerapan kegiatan-kegiatanpembangunan yang berkelanjutan. Kredit-mikro ini merupakan satu kalipembayaran atau bisa juga merupakan pembayaran pertama daribeberapa kali pembayaran yang direncanakan selama proyek. Haltersebut bergantung pada kesepakatan dalam kontrak yang sudahditandatangani. Pembayaran bisa disediakan dengan kas atau misalnyamelalui pengadaan material yang diperlukan untuk memulai kegiatan-kegiatan pembangunan.

Langkah 4C. Inisiasi kegiatan-kegiatan konservasi danpembangunan

Penjadualan kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan dalamtahap-tahap yang berbeda bergantung pada ukuran-ukuran yang telahditentukan serta kondisi lokasi proyek (ketersediaan tenaga kerja, kondisilingkungan, dan lain-lain). Biasanya ada percobaan menerapkan kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan secara bersamaan satu samalain. Selain itu biasanya penerapan kegiatan-kegiatan konservasi maupunpembangunan dimulai sesegera mungkin dalam tahap penerapan, secaralangsung setelah peningkatan kapasitas dan pembayaran kredit-mikro.Manajer Program Lokal bertanggung jawab memfasilitasi masyarakatdalam kerja mereka. Pertemuan-pertemuan perencanaan-masyarakatmembantu perencanaan penerapan proyek secara keseluruhan yangsudah dikembangkan dengan Langkah 2B. Pertemuan-pertemuan inidilakukan secara teratur (setiap dua minggu, lebih sering pada awalnya)untuk membangun perencanaan konkrit minggu ke minggu dan untukmendistribusikan tugas-tugas konservasi dan pembangunan di antara parapeserta. Idealnya sesi-sesi pertemuan seperti ini dilakukan di sebuahtempat yang tetap (misalnya di balai desa atau rumah kepala desa)dengan akses terhadap materi yang tepat untuk mendokumentasikan hasil

Page 133: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

105Bio-rights dalam teori dan praktek

diskusi, misalnya dengan cara perencanaan dan pemetaan kegiatan yangditabulasi (lihat Gambar 6.7). Manajer Program Lokal bertanggung jawabmenyediakan material yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan konservasiyang telah direncanakan dan menyediakan dukungan teknis di lapanganketika usaha-usaha sedang dimulai.

6.6. LANGKAH 5. PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROYEK

Langkah 5A. Pemantauan hasil dan pencapaian proyekPemantauan dan evaluasi, yang berlangsung pada tahap proyek yangberbeda dan menuju penyelesaian kegiatan-kegiatan konservasi danpembangunan, merupakan sebuah bagian integral dari penerapan Bio-rights. Pemantauan proyek yang berkelanjutan membantu mengoptimalkanpenyesuaian kegiatan-kegiatan proyek dengan kondisi-kondisi setempatdan mengantisipasi masalah-masalah yang tidak diharapkan. Hal sepertiitu berfungsi sebagai sebuah elemen penting bagi Manajer Program Lokaluntuk menjamin bahwa tindakan-tindakan individu dilakukan tepat waktu

Gambar 6.7. Contoh rencana kerja yang ditabulasi sebagaimana dikembangkanmasyarakat Bio-rights di Desa Pesantren, Jawa (Indonesia), yang berisi informasimengenai (dari kiri ke kanan) kegiatan-kegiatan yang direncanakan, bulan, individuyang bertanggung jawab untuk kegiatan-kegiatan dan tindakan-tindakan di lokasi.

Page 134: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

106 Bio-rights dalam teori dan praktek

dan bahwa tujuan-tujuan proyek tercapai. Jika kredit-mikro diberikan dalambeberapa kali pembayaran, proses pemantauan yang berkelanjutan bisamembantu menilai pencapaian berdasarkan pembayaran yang diberikan.Pemantauan proyek akhir memungkinkan menilai keberhasilan proyeksecara keseluruhan, dan yang paling penting merupakan dasar untukpengubahan kredit-mikro menjadi bantuan murni.

Kegiatan-kegiatan pemantauan dikelola oleh Manajer Program Lokal dandikontrol oleh Manajer Proyek Bio-rights atas nama pihak pembeli. Untukinisiatif skala besar (misalnya restorasi proyek CDM atau proyek pelabelanyang diterapkan dengan Bio-rights), auditor eksternal mungkin diperlukan.Hal ini relevan ketika sebuah proyek harus sesuai dengan peraturan ataustandar internasional. Namun demikian, audit eksternal memerlukan biayatinggi. Apabila memungkinkan, ada saran untuk memanfaatkan kapasitaspemantauan yang ada dalam tim proyek atau dengan merekrut tenagakerja setempat. Masyarakat setempat harus dilibatkan semaksimalmungkin dalam kegiatan-kegiatan pemantauan, karena hal ini memberikankontribusi pada peningkatan kesadaran terkait dengan pengelolaansumberdaya yang berkelanjutan dan membantu meningkatkan pemahamanmengenai pencapaian proyek. Cara terbaik untuk memfasilitasi hal tersebutadalah dengan mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan gabungan dilapangan, ketika masyarakat setempat dan staf proyek bersama-samamemantau proses dan hasil proyek.

Target utama kegiatan pemantauan adalah menilai kegiatan-kegiatankonservasi untuk menjamin bahwa tujuan-tujuannya terpenuhi dan menilaikemungkinan pengubahan kredit-mikro yang diberikan menjadi bantuanmurni. Pemantauan kegiatan-kegiatan sosio-ekonomi juga sangat pentinguntuk mengoptimalkan pilihan-pilihan pembangunan lokal dan untukmemastikan bahwa kriteria-kriteria kegiatan pembangunan yangberkelanjutan juga dipenuhi. Aspek-aspek yang terkait dengan prosesproyek secara keseluruhan – seperti kerjasama, pengelolaan proyek dankeseluruhan pencapaian – juga dipantau untuk menentukan perlu tidaknyaperbaikan untuk meningkatkan efisiensi proyek dan meningkatkankerjasama di antara para pihak.

Langkah 5B. Pengubahan kredit-mikroHasil pemantauan proyek akhir digunakan sebagai dasar untukpengubahan kredit-mikro menjadi bantuan murni. Hal ini berlangsungpada saat menuju akhir periode penerapan sebagaimana ditentukan didalam kontrak. Biasanya ini di antara tiga sampai sepuluh tahun setelahpenerapan proyek. Jika tujuan-tujuan konservasi belum terpenuhi, makasemua atau sebagian dari kredit-mikro (bergantung pada yang telah

Page 135: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

107Bio-rights dalam teori dan praktek

disepakati dalam kontrak untuk pemberian pelayanan) harus dikembalikanoleh masyarakat. Jika kesepakatan kontrak dilanggar, ketika langkah-langkah formal bisa diambil, maka konflik konflik bisa dibawa kepengadilan atau dengan intervensi pemerintah. Kelayakan pendekatanini sangat bergantung pada struktur pemerintahan setempat danrancangan proyek. Dalam kasus tersebut, ada saran untuk menyelesaikankonflik secara internal bila memungkinkan.

Kredit-mikro yang dibayarkan kembali oleh masyarakat sebagai akibatdari kegagalan kewajiban konservasi bisa diinvestaskan kepada kelompokBio-rights yang lain yang telah terbukti lebih berhasil dalam menyediakanpelayanan ekosistem. Proyek-proyek sebelumnya menunjukkan bahwapendekatan seperti itu merupakan cara yang tepat untuk mendorongkompetisi yang sehat di antara para kelompok masyarakat dalammencapai hasil konservasi yang semaksimal mungkin. Oleh karena itu,muncul kesempatan yang lebih tinggi untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan konservasi tambahan.

Langkah 5C. Evaluasi pelajaran yang diperolehSetelah proyek selesai, pelajaran yang diperoleh dalam hal penerapanproyek harus dievaluasi. Pelajaran-pelajaran itu harus membentuk dasarbagi penerapan proyek Bio-rights pada masa mendatang di lapangan danmenyempurnakan kerangka kerja Bio-rights itu sendiri. Informasi mengenaihasil konservasi dan pembangunan sangat penting. Data tersebut pentinguntuk menghitung hasil investasi serta untuk membandingkan antara biayadan manfaat Bio-rights dengan pendekatan-pendekatan konservasi danpembangunan yang lain. Informasi sosio-ekonomi dan lingkungan yangdikumpulkan selama pendataan dalam Langkah 1D (dan juga datatambahan yang diperoleh selama tahap konsultasi) berfungsi sebagaisebuah acuan penting untuk menilai hasil proyek. Idealnya, evaluasi lokasiproyek harus dilakukan dalam tahun-tahun setelah finalisasi proyek, untukmenilai hasil jangka panjang intervensi Bio-rights.

6.7. JANGKA WAKTU PROYEK

Jangka waktu rata-rata intervensi Bio-rights sangat bergantung padakondisi lokasi setempat dan tujuan-tujuan proyek. Dalam peran Bio-rightsyang berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk membantu masyarakatsetempat mengubah kegiatan-kegiatan pemanfaatan tanah dansumberdaya secara tidak bertanggung jawab menjadi kegiatan-kegiatan

Page 136: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

108 Bio-rights dalam teori dan praktek

pembangunan yang berkelanjutan, intervensi jangka pendek 3 – 4 tahunmungkin sudah mencukupi. Namun demikian, ketika Bio-rights diterapkansebagai sebuah cara alternatif PES, kontrak permanen atau yangdiperbaharui harus ditandatangani untuk sepuluh tahun atau lebih. Jangkawaktu dari langkah penerapan individual sangat bergantung pada faktor-faktor lokasi tertentu termasuk di antaranya pengalaman penerapan,keberadaan kelompok masyarakat yang bekerja dengan baik, kontekspemerintahan lokal, persepsi masyarakat, ketersediaan informasi dankompleksitas sosio-ekonomi. Tabel 6.3. mengidentifikasikan rata-ratajangka waktu lima fase utama penerapan proyek. Langkah-langkahberbeda mungkin bisa diterapkan secara bersamaan untukmengoptimalkan efisiensi operasional. Kondisi tersebut bergantung padakonteks lokal.

Tabel 6.3. Jangka waktu proyek untuk langkah-langkah penerapan yangberbeda.

* bergantung pada ciri proyek: pendek untuk kegiatan-kegiatan pengelolaan sumberdayaberbasis masyarakat; panjang untuk pendekatan-pendekatan berbasis PES.

** Pemantauan secara tidak teratur juga dilakukan dalam kurun waktu penerapan proyek

Langkah penerapan

Langkah 1. Inisiasi proyek

Langkah 2. Pengembangan proyek

Langkah 3. Pengembangan kontrak

Langkah 4. Penerapan proyek

Langkah 5. Pemantauan dan evaluasi proyek

Jangka waktu rata-rata

3-6 bulan

2-4 bulan

1-2 bulan

2->10 tahun *

1-2 bulan **

Kotak 6.4. Sepuluh tips untuk penerapan Bio-rights yang berhasil

Setelah hampir satu dekade perintisan pendekatan Bio-rights (lihat Bab 7-10), sejumlahpermasalahan muncul sebagai faktor penting untuk keberhasilan. Berikut ini sepuluhpertimbangan kunci yang akan membantu Anda menerapkan Bio-rights dengan berhasil:

1. Pemahaman pendekatanKegagalan memahami penerapan Bio-rights dan mengenali tuntutan-tuntutan kunciuntuk mencapai keberhasilan akan sangat memengaruhi hasil pendekatan ini.Pengetahuan yang baik mengenai aspek yang terkait dengan pengembangan danpenerapan proyek, dan langkah-langkah penerapan yang harus dilakukan, merupakanhal yang sangat penting. Oleh karena itu, para pihak yang menerapkan harusmemastikan bahwa pendekatan ini diterapkan secara fleksibel dan disesuaikan dengankondisi setempat.

Page 137: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

109Bio-rights dalam teori dan praktek

2. Pemilihan lokasi yang tepatKondisi sosio-ekonomi, lingkungan dan politik menentukan kecocokan lokasi proyek untukpenerapan Bio-rights. Hanya melalui sebuah proses pemilihan lokasi yang ketat – termasukpendataan lapangan dan konsultasi dengan pemangku kepentingan – bisa ditentukan lokasiyang paling cocok (juga dari aspek biaya-manfaat yang optimal) untuk penerapan proyek.

3. Penggabungan pengetahuan konservasi dan pembangungan yang tepatOrganisasi konservasi seringkali kurang memahami masalah teknis untuk menggabungkankegiatan-kegiatan pembangunan dalam pekerjaan mereka. Daripada sebuah proses dimulaidengan sistem trial and error, ada saran untuk memastikan dulu adanya keahlian yang tepatdengan cara menerapkan kegiatan-kegiatan secara gabungan dengan rekan dari sektor lain.

4. Pemikiran mengenai keberlanjutan jangka panjangKegiatan-kegiatan Bio-rights mungkin berhasil dalam jangka pendek, tetapi keberhasilansebenarnya hanya akan tercapai ketika hasil konservasi dan pembangunan itu bisaberkelanjutan. Hal ini menuntut strategi pembangunan keberlanjutan jangka panjang, termasukidentifikasi pendanaan konservasi jangka panjang. Itu menjamin kesadaran serta kapasitaspengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan dan mendorong peluang-peluang pembangunanyang berkelanjutan pula bagi masyarakat di luar periode penerapan proyek.

5. Pemastian peningkatan kesadaran dan kapasitas yang tepatSebuah mekanisme insentif sendiri tidak cukup untuk mengatasi jerat kemiskinan. Kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas dan kesadaran sebagai pelengkap sangat diperlukan untukmenjamin bahwa masyarakat sadar akan pentingnya pelayanan/jasa ekosistem untukmendukung penghidupan mereka dan agar masyarakat memiliki keahlian untuk terlibat dalampengelolaan sumberdaya alam.

6. Penghubungan dengan kebijakanTindakan-tindakan konservasi berbasis masyarakat menjadi nilai yang terbatas ketika hal initidak cocok dengan kebijakan resmi pemerintah, khususnya di wilayah yang tanah dansumberdayanya tidak dimiliki oleh masyarakat secara resmi. Penyesuaian Bio-rights ke dalamkebijakan yang ada merupakan sebuah cara penting untuk mendorong hasil konservasi danpembangunan.

7. Pemantauan pekerjaan AndaPemantauan dan evaluasi selama penerapan proyek merupakan hal yang sangat penting untukmemastikan penyesuaian terhadap hal-hal yang tidak diharapkan. Karena Bio-rights adalahsebuah pendekatan yang relatif baru, menarik pelajaran-pelajaran dari proyek yang sudahdilakukan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk membantu memperbaiki inisiatif-inisiatif di masa mendatang.

8. Pelibatan semua pemangku kepentinganMemastikan perwakilan semua pemangku kepentingan selama pengembangan proyek danmengakomodir kebutuhan dan aspirasi mereka akan membantu menghindari konflik kepentinganselama penerapan proyek.

9. Pembangunan kepercayaan di antara masyarakat dan para pemangku kepentingan yang terlibatKepercayaan dan saling hormat antara para pemangku kepentingan merupakan hal-hal yangpenting untuk mencapai keberhasilan. Investasikan hubungan yang baik dan alokasikan waktuyang memadai untuk mencapai hal ini.

10. Keberadaan di lokasi untuk masyarakatSemakin dekat (berbaur) kita dengan masyarakat dalam memberikan dukungan untuk penerapanproyek, semakin besar peluang keberhasilan proyek itu. Idealnya, Manajer Program Lokal harusselalu ada di lokasi.

Page 138: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

110 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 139: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

111Bio-rights dalam teori dan praktek

Bagian III

Contoh dariLapangan

Anggota proyek Bio-rightsdengan bangga menunjukkanpohon hutan lahan basah yangditanam di Inner Niger Delta,Mali.

Sumber foto: Pieter van Eijk

Page 140: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

112 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 141: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

113Bio-rights dalam teori dan praktek

7

Bio-rights 1998-2008

Dalam dekade terakhir ini, Bio-rights telah berubah dari sebuah inisiatifrintisan berskala sangat kecil menjadi sebuah alat utama untukmenggabungkan pengentasan kemiskinan dengan konservasi lingkunganyang telah menjadi unggulan dalam program-program konservasi danpembangunan Wetlands International. Langkah pertama (rintisan)pengembangan Bio-rights diambil melalui kerjasama dengan beberapaLSM lokal di Jawa Tengah (Indonesia), sebagai respon atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyatukan tujuan-tujuan konservasi danpembangunan lokal. Dengan bekerja secara ekstensif bersamamasyarakat setempat, sebuah mekanisme yang menghubungkankebutuhan dan ambisi masyarakat setempat tanpa mengesampingkantujuan-tujuan konservasi telah dikembangkan. Upaya-upaya khusus dibuatuntuk menghindari kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam ProyekKonservasi dan Pembangunan Terintegrasi (ICDP) di tahun 1980-an (lihatBab 5). Salah satunya adalah dengan memastikan ketersediaanpengalaman pembangunan yang tepat, dengan memberikan peluangpenerapan jangka panjang dan dengan memastikan penyesuaian yangtepat pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal dan pada kondisilokasi.

Page 142: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

114 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 7.1. Restorasi berbasis masyarakat pada lahan gambut yang rusak diKalimantan, Indonesia telah menghasilkan penghindaran emisi karbondioksida yangsignifikan dan memberikan kontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati. Sumberfoto: Yus R. Noor dan Nyoman Suryadiputra.

7.1. SEJARAH BIO-RIGHTS

Penerapan Bio-rights dimulai tahun 1998 di wilayah Pantai Pemalang,Jawa Tengah, Indonesia dengan sekelompok kecil pemilik tambak.Sebuah kesepakatan dibuat untuk melakukan penghijauan kembali lahanmereka. Sebagai balasan atas penanaman ratusan ribu mangrove dantanaman pantai (terutama cemara laut), proyek memberikan dukunganuntuk berbagai kegiatan pembangunan berkelanjutan. Sekarang, sepuluhtahun kemudian, masyarakat pesisir Desa Pesantren (Pemalang) menjadimakmur, mereka secara terus menerus melakukan perbaikan pengelolaanlahan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan penghijauan secarasukarela. Dalam skala yang sama, CIDA mendanai proyek CCFPI yangmengadopsi pendekatan Bio-rights bekerjasama dengan masyarakatDayaki dalam melakukan restorasi lahan gambut di Kalimantan Tengahdemikian pula dengan masyarakat di sekitar Taman Nasional Berbak diJambi dan Desa Sungai Merang di Sumatera Selatan. Denganmenggunakan pengetahuan lokal untuk membendung saluran drainase,hal ini menjadi sebuah permulaan restorasi lahan gambut skala besar,yang secara signifikan menurunkan kebakaran dan kekeringan pada lahangambut. Hal tersebut telah menyebabkan penurunan emisi karbon (diKalteng sendiri sekitar 5 juta ton setara CO2). Kegiatan-kegiatan Bio-rights di Mali awalnya fokus pada kelompok perempuan, yang merupakaninstrumen pelengkap dalam penangkapan dan perdagangan puluhan ribuburung air migrasi. Hal ini memiliki nilai konservasi yang tinggi di Eropa,tetapi hanya mewakili sedikit nilai ekonomi di pasar lokal di Mali. Denganmemberikan alternatif-alternatif bagi penagkapan burung serta dengan

Page 143: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

115Bio-rights dalam teori dan praktek

melatih anggota masyarakat untuk menjadi penjaga wilayah lahan basah,Wetlands International bersama dengan LSM dan pemerintah setempattelah berhasil menurunkan tekanan perburuan di Inner Niger Delta. Dalamproyek-proyek lanjutan di wilayah tersebut, masyarakat setempatmenerima dukungan pembangunan untuk restorasi hutan lahan basah(flood forest) dan padang rumput dataran banjir (flood plain grasslands).

Keberhasilan rintisan-rintisan ini telah meningkatkan skala pendekatan Bio-rights. Di bawah proyek Green Coast sebagai respon terhadap tsunami,Bio-rights berfungsi sebagai sebuah alat penting untuk melibatkanmasyarakat lokal dalam merestorasi wilayah pantai yang diterjang olehtsunami pada tahun 2004. Di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nias(Sumatera, Indonesia), tidak kurang dari 70 proyek Bio-rights diterapkandengan menggunakan sebuah skema bantuan kecil (small grants) yangdibentuk dalam proyek tersebut. Demikian juga, dalam Proyek Lahangambut Kalimantan Tengah (Central Kalimantan Peatland Project / CKPP)dan Proyek Lahan Basah dan Pengentasan Kemiskinan (Wetlands andPoverty Reduction Project / WPRP), Bio-rights memainkan peran utama(informasi lebih lanjut dapat dilihat pada www.wetlands.org.)

7.2. RENCANA UNTUK MASA DEPAN

Baik di dalam maupun di luar Wetlands International, ada minat yangsemakin meningkat untuk menerapkan Bio-rights. Pendekatan inimemungkinkan diterapkan di berbagai negara lain dalam jangka pendek.Inisiatif-inisiatif di masa mendatang akan lebih mengeksplor peluang-peluangpendanaan dari pihak swasta. Saat ini pembiayaan untuk pengadaanpelayanan sumber air didiskusikan dengan sebuah perusahaan hydropowerdari India, sebagai bagian dari suatu inisiatif pengelolaan sumberdaya airyang terintegrasi. Di Indonesia, berbagai upaya sedang dibuat untuk menjualemisi gas karbon dari inisiatif restorasi lahan gambut dan mangrove sebagaiVER dalam pasar karbon sukarela. Pendapatan yang sedang diciptakanakan – melalui Bio-rights – dihubungkan secara langsung kepadamasyarakat setempat yang terlibat dalam kegiatan restorasi. Dana lahangambut global (Global Peatlands Fund) saat ini sedang (dalam prosess)dibentuk sebagai sebuah lembaga penggalangan dana global dan sebagaisebuah struktur pengaturan yang efektif untuk penyebaran pembayaran.Diversifikasi pendekatan dan lokasi proyek ini akan lebih memperkuatpenerapan Bio-rights dan meningkatkan pemahaman kemampuanpenerapannya dalam kondisi-kondisi yang berbeda.

Page 144: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

116 Bio-rights dalam teori dan praktek

7.3. TINJAUAN

Meskipun ada evolusi yang cepat pada pendekatan ini dan banyak pelajaranyang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, masih adaberbagai tantangan yang dihadapi. Sebagian besar pendanaan untukpenerapan Bio-rights sejauh ini diberikan oleh lembaga donor multilateral.Peningkatan skala nyata hanya bisa berhasil jika inisiatif Bio-rights di masamendatang berusaha menembus pendanaan perusahaan, misalnya untukemisi karbon dengan REDD atau pembayaran untuk pelayanan sumber air.Tantangan besar lain adalah membentuk hubungan lanjutan denganpendekatan-pendekatan konservasi dan pembangunan lainnya seperti skemakredit-mikro generik atau pelabelan yang berkelanjutan untuk komoditas.Dalam laporan ini, Bio-rights disajikan sebagai sebuah alat untuk mencapaipengelolaan wilayah dengan nilai konservasi yang tinggi secara berkelanjutan,yang dihubungkan dengan pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.Namun demikian, harus jelas juga bahwa dalam wilayah dengan nilaikonservasi yang terbatas, Bio-rights mungkin terbukti memiliki nilai yang tinggi.Pendekatan ini mungkin memberikan kontribusi bagi pembangunan ‘lahanbasah’ yang rusak menjadi sebuah sistem budidaya yang dikelola secaraberkelanjutan dan layak secara ekonomi. Dalam hal ini, Bio-rights digunakanuntuk merestorasi dan memaksimalkan potensi pelayanan ekosistem untukmendukung penghidupan masyarakat setempat secara berkelanjutan, bukansemata-mata untuk tujuan-tujuan konservasi tertentu.

Aplikasi-aplikasi, sudut pandang dan tujuan-tujuan yang berbeda inimemerlukan perintisan dan evaluasi yang ekstensif untuk memahami potensipenuh pendekatan Bio-rights dan untuk memungkinkan penggabungan yanglancar dari Bio-rights dalam program-program konservasi dan pembangunanyang ada. Penerapan Bio-rights telah terbukti memiliki hasil pembelajaran.Masalah-masalah penting seperti mitigasi resiko dan keberlanjutan jangkapanjang hanya bisa diatasi melalui adaptasi dengan pembangunan terbarukanserta mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang terjadi di masa lalu.Kuantifikasi yang lebih baik atas hasil proyek diharapkan dari proses ini.Kapasitas LSM lokal dalam perannya sebagai Manajer Program Lokal sertakeahlian Manajer Proyek Bio-rights sangat penting bagi keberhasilanpenerapan Bio-rights. Oleh karena itu, sangat penting juga bahwa pelajaran-pelajaran yang diperoleh ditransfer kepada para peserta dan bahwa kapasitasdibangun pada aspek-aspek kunci dalam penerapan Bio-rights. Bab-babberikut mengilustrasikan mekanisme penerapan Bio-rights dalam praktek danpelajaran-pelajaran yang bisa diperoleh dari inisiatif-inisiatif sebelumnya7.

7 Saat ini upaya-upaya sedang dilakukan untuk menghimpun pengalaman-pengalamanini ke dalam rincian. Hasilnya akan ditampilkan dalam www.wetlands.org.

Page 145: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

117Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 8.1. Ringkasan Proyek

8

Kasus I. Restorasi Mangrove diJawa, Indonesia

Tujuan: merestorasi keanekaragaman hayati dan fungsi ekologi mangrove;memperbaiki penghidupan melalui pembangunan sistem perikanan yang berkelanjutanuntuk masyarakat miskin pantai. Lokasi: wilayah-wilayah pantai di KabupatenPemalang, Jawa Tengah (Indonesia). Diterapkan oleh: Wetlands International -Indonesia Programme, kerjasama dengan Mitra Bahari dan beberapa organisasiberbasis masyarakat setempat. Didanai oleh: Kedutaan Besar Belanda dan AmericanForest. Waktu penerapan: 1998-2005. Anggaran: € 25.000. Pencapaian utama:terciptanya sabuk hijau mangrove dan penghijauan kembali tambak yang ada padalahan masyarakat seluas 50 hektar, pengarahan pada restorasi keanekaragaman hayatidan fungsi ekosistem yang berhubungan dengan mangrove. Lebih dari itu telah ditanammangrove dan tanaman pantai lainnya secara sukarela oleh masyarakat. Pendapatan200 orang meningkat tiga kali lipat sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan pembangunanyang berkelanjutan serta restorasi produk dan perbaikan pelayanan / jasa mangrove.Ada penurunan signifikan dalam erosi dan kerusakan pantai akibat badai. Selain ituada juga replikasi kegiatan-kegiatan penanaman kembali di wilayah-wilayah lain disekitarnya tanpa insentif eksternal.

Page 146: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

118 Bio-rights dalam teori dan praktek

8.1. PENDAHULUAN

Di awal tahun 1980-an, pembangunan budidaya perikanan (tambak)meluas secara signifikan ke wilayah pantai di Asia Tenggara, seiringdengan tuntutan yang meningkat di seluruh dunia akan udang tropis.Ekspansi luas habitat mangrove diubah menjadi sistem budidaya yangdikelola secara intens dengan kepedulian terhadap nilai lingkungan yangrendah dan menciptakan polusi yang tinggi dari pupuk, pestisida danantibiotik. Sistem mangrove di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah jugahilang dalam beberapa tahun. Karena saat itu masyarakat kurangmenyadari akan pentingnya sistem mangrove sebagai penyedia benihikan, kepiting dan kerang dan sebagai pelindung terhadap erosi sertakerusakan pantai akibat badai; masyarakat setempat setuju untukmenyewakan lahan mereka untuk tambak-tambak kepada investoreksternal. Para investor itu menyewa kelompok-kelompok masyarakatuntuk membersihkan mangrove dan membangun serta memelihara sistempertambakan. Baik biaya sewa tanah maupun upah harian sangatlahrendah. Dalam tahun-tahun pertama setelah pembangunan tambak,budidaya udang windu (Penaeus monodon) memberikan keuntunganyang sangat besar, tetapi yang sampai kepada masyarakat hanyasebagian kecilnya saja. Dalam tahun-tahun berikutnya, penyakit sepertivirus sindrom bintik putih (white spot) menurunkan produksi udang hampirsampai pada titik nol, bahkan keberadaan spesies udang alami tidak dilirikkarena tidak menguntungkan. Sebagai akibatnya, para investormeninggalkan wilayah itu, menginggalkan kemiskinan pada masyarakattanpa adanya modal (untuk perbaikan) sumberdaya alam ataupun modalfinansial. Kerusakan mangrove juga menyebabkan erosi yang parah, yaitupenghilangan 200 m lahan masyarakat yang bernilai dan banjir yang selaludatang selama badai dan air pasang. Hal ini menghambat upaya-upayalanjutan untuk membudidayakan udang dan bandeng dalam tambak yangsudah rusak dan meningkatkan ketidakberdayaan masyarakat setempat.Secara teratur mereka dihadapkan pada masalah air laut yang masukrumah mereka, sampai sejauh satu kilometer menuju daratan.

Menyadari adanya tantangan-tantangan ini, LSM lokal Mitra Baharidifasilitasi oleh Wetlands International Indonesia Programme (WI-IP), danDinas Kehutanan Kabupaten Pemalang, memulai beberapa kegiatanskala kecil yang ditujukan untuk menghijaukan kembali wilayah tersebut.Dalam tahap rintisan ini, banyak tantangan dihadapi, khususnya dalamhal mengembangkan teknik yang tepat untuk menanam dan merawatbenih. Di tahun 1998, Wetlands International lebih lanjut memperkuat

Page 147: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

119Bio-rights dalam teori dan praktek

upaya-upaya itu dengan menerapkan inisiatif Bio-rights yang pertama kali,yang ditujukan pada sebuah kelompok yang hanya beranggotakan limaorang dan melalui pengadaan kredit senilai € 50. Dalam tahun-tahunselanjutnya, kegiatan-kegiatan tersebut ditingkatkan skalanya pada tujuhkelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 40 orang. Sejaksaat itu, masyarakat terus memelihara dan merestorasi mangrove secarasukarela, tanpa menuntut pengadaan insentif eksternal tambahan.Masyarakat di wilayah sekitarnya mulai meniru pendekatan ini. Saat ini,Pemalang berfungsi sebagai sebuah lokasi praktikum mangrove yangterbaik, yang menunjukkan kualitas keterlibatan masyarakat dalamkonservasi lingkungan kepada khalayak umum di wilayah regional,nasional maupun internasional.

Gambar 8.1. Tambak udang yang rusak di Aceh, Indonesia. Sumber foto: Pieter vanEijk.

Page 148: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

120 Bio-rights dalam teori dan praktek

8.2. INISIASI PROYEK

Di akhir 1990-an, Wetlands International (WIIP) mengorganisasikansebuah program Kompetisi Pesisir (untuk restorasi mangrove) diIndonesia. Bantuan kecil, yang terdiri atas beberapa ribu Euro, disediakanuntuk LSM terpilih di beberapa wilayah di Indonesia untuk berpartisipasidalam kegiatan-kegiatan penanaman kembali. Pekerjaan restorasi pantaimenarik perhatian Kedutaan Besar Belanda, yang memberikan sekitar€ 25.000 untuk pekerjaan restorasi tambahan. Pendanaan ini digunakanuntuk memulai proyek Bio-rights pertama di Desa Pesantren- Pemalang-Jawa Tengah (juga dibeberapa desa pantai di Sumatera dan NusaTenggara Timur). Pendekatan ini dirintis berdasarkan observasi bahwaproyek-proyek serupa sebelumnya menghadapi kesulitan dalam menjaminketerlibatan masyarakat setempat dalam kegiatan-kegiatan restorasimangrove. Sebagai imbal balik atas upah yang diterima, masyarakat siapuntuk terlibat dalam penanaman dan perawatan. Akan tetapi, dalamtahun-tahun selanjutnya seringkali hanya ada sedikit minat mereka untukmerawat dan ‘membuat’ benih tanaman. Hal ini secara negatifmemengaruhi keberlanjutan intervensi proyek. Dengan demikian, pentingada pengembangan pendekatan baru yang akan menjamin keterlibatanjangka panjang masyarakat setempat dalam restorasi serta peningkatanrasa memiliki dan kesadaran masyarakat.

Melalui pendataan awal, Wetlands International (WI-IP) sebagai ManajerProyek Bio-rights, mengidentifikasi wilayah-wilayah pantai di PemalangJawa Tengah sebagai suatu wilayah yang menjanjikan untuk merintis Bio-rights, karena tingkat kerusakannya serta masalah-masalah yang terkaitdengan kemiskinan maupun ketidakberdayaan masyarakat di wilayah ini.LSM dan lembaga pemerintah setempat yang menjadi rekan,menginisiasikan kegiatan-kegiatan penghijauan skala kecil dua tahunkemudian, dalam kerjasama dengan masyarakat desa setempat. Adakeputusan untuk mengintegrasikan kegiatan-kegiatan restorasi dengankomponen pengembangan mata pencaharian yang berbeda-beda (misal:penanaman bakau dikaitkan dengan pemberian modal kerja untukmembuat terasi atau beternak). Proyek-proyek sebelumnya di wilayahini membantu membangun kepercayaan antara masyarakat setempatdengan LSM dan merupakan momentum untuk kegiatan-kegiatantambahan penanaman kembali (restorasi). Sebagai hasilnya, hanya sedikitpertemuan yang diperlukan untuk membuat masyarakat setempat danpara pemangku kepentingan lokal terlibat serta mendukung inisiatif ini.LSM lokal Mitra Bahari yang terlibat dalam inisiatif terdahulu ditunjuk

Page 149: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

121Bio-rights dalam teori dan praktek

menjadi Manajer Program Lokal. Beberapa pelatihan diorganisasikanuntuk organisasi-organisasi lokal yang menjadi rekan untuk lebihmemahami konsep Bio-rights. Akan tetapi, karena pendekatan ini hanyaada di atas kertas, banyak elemen yang masih harus dirintis dandioptimalkan di lapangan. Oleh karena itu, Mitra Bahari memainkan peranpenting dalam membentuk Bio-rights hingga saat ini (bahkan beberapaindividu pengurus dari Yayasan ini ikut terlibat sebagai fasilitator untukmensukseskan Proyek Green Coast di Aceh dengan pendekatan serupa,yaitu Bio-rights).

8.3. PENGEMBANGAN PROYEK

Setelah rekrutmen Manajer Program Lokal, berbagai pertemuanmasyarakat diatur untuk membuat sebuah perencanaan proyek yangkonkrit. Sebuah langkah penting dalam proses ini adalah pembentukankelompok-kelompok masyarakat. Kelompok-kelompok ini akan berfungsisebagai pihak implementer utama dari kegiatan-kegiatan restorasiekosistem dan sebagai penerima kredit-mikro. Bio-rights dimulai dari kecil,yaitu dengan bekerjasama dengan satu kelompok yang terdiri atas limaorang. Akan tetapi, enam kelompok kemudian bisa dibentuk dalam waktuyang cepat. Jumlah orang yang terlibat dalam setiap kelompok meningkatseiring dengan perjalanan proyek hingga mencapai 40 orang tiapkelompoknya. Saat ini, beberapa tahun setelah penerapan proyek,kelompok-kelompok ini masih tetap ada. Dalam beberapa waktu merekatelah mengembangkan ke dalam korporasi yang secara resmi terdaftardalam hukum Indonesia. Anggota masyarakat memutuskan untuk mulaimembentuk sebuah distribusi tugas dalam kelompok-kelompok tersebut.Seorang ketua kelompok ditunjuk untuk mengawasi kegiatan secarakeseluruhan dan dibina secara langsung oleh kepala desa setempat.Seorang manajer keuangan dan sekretaris bertanggung jawabmenyiapkan kegiatan penanaman kembali, mengelola inisiatif-inisiatifpembangunan, menjamin integritas tindakan konservasi dan bahkanmengelola hubungan masyarakat berkaitan dengan kegiatan-kegiatanrestorasi.

Perencanaan proyek yang konkrit dikembangkan pada tingkat kelompok.Semua kelompok sepakat untuk memfokuskan kegiatan konservasi padarestorasi mangrove dan tanaman pantai. Spesies yang ditanam meliputitanaman bakau (Rhizophora mucronata, R. apiculata, Avicennia sp.),

Page 150: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

122 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 8.2. Kegiatan-kegiatan konservasi Bio-rights di Pemalang Jawa Tengah: sistem“silvo-fisheries” (kiri) dan hutan pantai, yang membentuk sabuk perlindungan (kanan).Sumber foto: Pieter van Eijk.

dan tanaman pantai (Hibiscus tiliaceus, Terminalia cattapa, Callophylluminnophyllum dan Casuarina maritima). Untuk menjaga fungsi sistembudidaya perikanaan tambak, yang sangat digantungkan oleh masyarakat,ada keputusan untuk tidak menanam kembali mangrove di keseluruhanwilayah tambak setelah hilangnya hutan mangrove sebagai dasar matapencaharian/penghidupan mereka. Akan tetapi, ada persetujuan untukmembatasi kegiatan penanaman kembali di pematang tambak, tepisaluran, dan beberapa ditanam di dalam tambak. Sistem “silvo-fishery”/ tumpang sari seperti itu dikembangkan untuk menggabungkan fungsitambak budidaya dengan pelayanan ekosistem yang disediakan olehmangrove yang ditanam kembali. Perencanaan dibuat lebih luas untukjuga merestorasi pantai setebal 50 – 100 meter sehingga membentukdaerah perlindungan (green belt/sabuk hijau), yang melindungi wilayahtambak dari erosi dan kerusakan akibat badai. Tanaman pantai ditanamsecara berlapis pada tanah berpasir sepanjang garis pantai (selebar 50– 100 m).

Pemilihan kegiatan-kegiatan pembangunan yang tepat, yang akan didukungsebagai imbal balik atas pelayanan konservasi yang diberikan olehmasyarakat, merupakan bagian dari sebuah proses intensif diskusimasyarakat dan peningkatan kapasitas. Pertama kali, kelompok-kelompokmasyarakat ini mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pembangunanmereka sendiri dan potensi tindakan nyata terkait dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Selain itu, LSM dan lembaga pemerintah setempat

Page 151: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

123Bio-rights dalam teori dan praktek

yang terlibat mengusulkan sejumlah kegiatan pembangunan alternatifmatapencaharian (PAM) yang terbukti berhasil seperti budidaya kepiting,rumput laut dan terasi (shrimp paste). Sebagian dari kegiatan-kegiatanini dikenalkan, dirintis dan didiskusikan selama lokakarya yang ekstensif.Berdasarkan pengalaman-pengalaman dan diskusi kelompok sebelumnya,setiap kelompok mengidentifikasi sejumlah kegiatan pembangunanalternatif mata pencaharian (PAM) yang harus diterapkan dalam proyek.Manajer Program Lokal bertanggung jawab menjamin keberlanjutankegiatan-kegiatan pembangunan. Selain itu, berbagai upaya dibuat untukmendorong pemilihan kegiatan-kegiatan yang berhubungan secaralangsung dengan pelayanan mangrove yang direstorasi ke dalamkomponen konservasi. Hubungan kerja yang baik dengan Manajer ProgramLokal dan kontak yang ekstensif dengan masyarakat setempat cukup tepatuntuk memberikan kredit-mikro melalui pembayaran satu kali di awalpenerapan proyek. Bio-rights sepakat untuk menggunakan kontrak jangkawaktu 2-3 tahun, tetapi sebagian dari kontrak-kontrak tersebut diperpanjangketika intervensi proyek tersebut sudah menunjukkan keberhasilan.

Karena kegiatan-kegiatan konservasi sepenuhnya terfokus pada restorasipesisir (mangrove dan tanaman pantai), indikator yang dipilih untukpencapaian keberhasilannya yaitu tingkat ketahanan hidup benih yangtelah ditanam. Ada persetujuan bahwa tingkat ketahanan hidup tanamanyang melebihi 75% sampai waktu kontrak selesai (setelah tiga tahun)akan mendapatkan perubahan status kredit-mikro menjadi bantuan murni(hibah). Tingkat ketahanan hidup yang rendah akan menyebabkanpembayaran kembali kredit-mikro secara keseluruhan atau sebagian,bergantung pada proporsi benih yang bisa bertahan hidup.

8.4. PENGEMBANGAN KONTRAK

Kontrak Bio-rights ditandatangani dengan kelompok-kelompokmasyarakat yang terkait, dan disaksikan/disyahkan oleh kepala desa dantokoh masyarakat lain. Perwakilan lembaga pemerintah nasional jugadilibatkan untuk menjamin penyesuaian Bio-rights dengan inisiatif-inisiatifnasional yang ditujukan untuk meningkatkan pengelolaan sumberdayapantai yang berkelanjutan dan untuk menciptakan rasa memiliki olehmasyarakat terhadap kegiatan-kegiatan proyek. Pada awal proyek,berbagai upaya dibuat untuk meningkatkan kinerja kegiatan-kegiatanproyek dengan menarik perhatian media regional maupun nasional.

Page 152: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

124 Bio-rights dalam teori dan praktek

8.5. PENERAPAN PROYEK

Kegiatan-kegiatan awal, berupa peningkatan kesadaran dan pelatihanselama tahap pengembangan proyek diintensifkan dalam tahap awalpenerapan proyek. Pelatihan-pelatihan ini diorganisir oleh ManajerProgram Lokal dan Wetlands International sebagai Manajer Proyek Bio-rights. Pelatihan tersebut fokus pada peningkatan kapasitas untukkeberhasilan penerapan kegiatan-kegiatan pembangunan alternatif matapencaharian yang diinisiasikan dalam proyek. Anggota kelompok telahmenjalani pelatihan intensif dan memperoleh pengalaman dalam aspekteknis restorasi mangrove. Oleh karena itu, komponen pelatihanlingkungan terfokus pada peningkatan kesadaran, bukan semata-matapenciptaan keahlian restorasi lingkungan. Hal tersebut bertujuanmenumbuhkan pemahaman penuh tentang pentingnya pelayanan/jasaekosistem yang terkait dengan keberadaan mangrove untuk mendukungnafkah penghidupan mereka secara berkelanjutan.

Kelompok masyarakat mengorganisasikan pertemuan reguler (awalnyasetiap minggu, kemudian dua kali sebulan) untuk merencanakan kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan alternatif matapencaharian/PAM,untuk mendistribusikan tugas-tugas dan tanggung jawab pada individu-individu dan untuk merefleksikan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Prosesini difasilitasi oleh Manajer Program Lokal. Secara bersamaan, inisiatif-inisiatif konservasi dan pembangunan (PAM) yang telah disepakatikemudian diterapkan. Secara total, 150 ribu bibit mangrove ditanam,melingkupi kira-kira 50 hektar lahan. Tambak udang ditanami mangrovedi tepinya dan di tengahnya untuk pendekatan “silvo-fishery”, dengankepadatan sekitar 1.200 bibit per hektar. Sabuk hijau pantai, yangmelindungi sistem budidaya daratan dan desa-desa dari laut, ditanamidengan kepadatan 5 ribu bibit per hektar. Setelah pelatihan teknis,kegiatan-kegiatan pembangunan (PAM) yang berbeda diterapkan olehkelompok masyarakat dengan dukungan dari Manajer Program Lokal danbeberapa organisasi lain yang terlibat dalam proyek.

Fleksibilitas sebisa mungkin dijaga dalam proses ini, mengingat perlunyapenyesuaian terus menerus kegiatan-kegiatan pembangunan PAMterhadap kondisi lokasi dan kebutuhan masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan peternakan ayam dan itik misalnya, begitu cepat ditinggalkansetelah disadari bahwa hal ini tidak begitu menarik dari perspektifekonomi. Harga daging dan telor ayam dan itik sangat rendah dandiperkirakan akan semakin menurun di masa mendatang. Seiring dengan

Page 153: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

125Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 8.2. Kasus Indramayu yang gagal. Apa yang salah?

Bersamaan dengan proyek Bio-rights di Pemalang, kira-kira 150 km ke arah barat, adasebuah proyek Bio-rights skala kecil yang diterapkan di Desa Eretan Kulon, KabupatenIndramayu Jawa Barat. Lokasi proyek berada di lahan sempit eks tambak udang dantambak garam yang yang sudah rusak dan ditinggalkan, terletak di tepi jalan raya yangmenghubungkan Jakarta dan Surabaya. Proyek ini sangat mirip dengan kegiatan-kegiatanyang ada di Pemalang, dalam hal peningkatan kapasitas yang intens, peningkatankesadaran dan dukungan teknis. Staf pemerintah tingkat atas memberikan dukunganyang eksplisit terhadap inisiatif yang direncanakan dan masyarakat setempat secaraantusias terlibat di dalam penerapannya. Proyek itu awalnya dirintis WIIP (lalu diluncurkansecara resmi dengan ditandai pembangunan monumen mangrove di lokasi penanamanoleh Pemerintah setempat), dengan penanaman sabuk mangrove, yang mencakup 2hektar lahan dengan melibatkan beberapa anggota masyarakat desa Eretan Kulon.Awalnya, meskipun ada hambatan-hambatan besar dengan masalah erosi dan badaiyang merusak benih, restorasi tetap berhasil dengan pembentukan formasi kumpulanmangrove yang cepat padat dan tumbuh dengan baik. Namun, beberapa tahun setelahproyek selesai, lebih dari setengah mangrove itu telah rusak dan digantikan denganwarung-warung kecil di sepanjang pantai. Monumennya juga telah rusak dan dipenuhidengan coretan-coretan graffiti. Sampah menutupi hampir seluruh wilayah. Banyakpengunjung yang hanya mengunjungi pantai berlumpur yang telah rusak parah oleh erosi.Sebuah perlindungan beton (sebagai pemecah gelombang) dibangun oleh pemerintah

perkembangan proyek, kegiatan-kegiatan pembangunan secara teraturdievaluasi oleh masyarakat dan jika diperlukan, teknik-teknik barudikembangkan. Hasil konservasi dan pembangunan didokumentasikansetiap dua bulan oleh sekretaris masing-masing kelompok, untukmenjamin pemahaman penuh atas perkembangan kegiatan-kegiatan yangberbeda. Hal ini telah memberikan kontribusi bagi perkembangan keahlianserta kesadaran masyarakat akan hasil langsung maupun tidak langsungdari kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan PAM. Kegiatan-kegiatan Bio-rights dimulai dalam skala kecil, dengan hanya melibatkanbeberapa orang saja. Dalam tahun-tahun berikutnya, kelompok-kelompokbaru terbentuk dan kesepakatan-kesepakatan Bio-rights yang baru jugaterbentuk. Sebagai hasilnya, antara tahun 1998 dan 2005, kegiatan-kegiatan Bio-rights yang berbeda terjadi dalam tahap-tahap penerapanyang berbeda. Hal ini memfasilitasi penyesuaian inisiatif Bio-rights baruterhadap pelajaran-pelajaran dari proyek-proyek yang sedang berjalandi wilayah yang sama. Selain itu, pendekatan kegiatan-kegiatan Bio-rightsyang sedang berjalan di Desa Pesantren, dikenalkan pada masyarakatlain di sekitarnya bahkan hingga ke Aceh melalui proyek Green Coast.

Page 154: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

126 Bio-rights dalam teori dan praktek

untuk menghindari kerusakan pada rumah-rumah dan jalan raya di dekatnya. Sebaliknya,mangrove yang tersisa masih dalam kondisi yang bagus, menjadi tempat bagi burung,ikan dan kepiting. Pengembangan Bio-rights di Indramayu memunculkan sejumlahpertanyaan. Apa yang salah? Mengapa proyek di Indramayu gagal memberikankeberlanjutan jangka panjang, sementara kasus di Pemalang bisa berhasil? Perbedaan-perbedaan apa yang mendasari kegagalan di satu lokasi dan keberhasilan di lokasi yanglaina?

Pengamatan pada kondisi lokasi menghasilkan sejumlah perbedaan: tanah di Indramayudimiliki oleh pemerintah dan kuatnya abrasi oleh arus laut sangat mengancam infrastruturjalan propinsi; sedangkan lahan pantai yang tersedia bagi penanaman mangrove sangatsempit. Akibat dari ketiga hal diatas, terutama untuk mengatasi ancaman tergerusnyajalan raya, akhirnya pemerintah membangun pemecah gelombang (berupa tumpukanbatu di tepi pantai-di depan lokasi penanaman bakau).

Proyek Bio-rights di atas sesungguhnya telah menyertakan pemerintah dalam penerapanproyek. Awalnya, hal ini berjalan dengan baik dengan para staf yang terlibat danmendukung proyek tersebut. Namun demikian, setelah beberapa waktu terbukti bahwapemerintah terlalu lemah untuk melarang dibangunnya warung-warung oleh masyarakatyang awalnya juga terlibat dalam penerapan proyek.

Suatu kekuatan pendorong yang menimbulkan kegagalan upaya restorasi di lokasi iniadalah nilai ekonomi lahan tersebut yang letaknya strategis ditepi jalan raya (jugadidukung ketidak tegasan pemerintah) akhirnya mendorong masyarakat untukmengalihfungsikannya menjadi lahan usaha warung. Sebagai hasilnya, penggunaan lahanyang semula ditargetkan untuk proyek konservasi menjadi tersaingi untuk tujuan-tujuanusaha komersial.

Cara-cara untuk menjaga/mempertahankan lokasi penanaman di atas adalah melaluipenegakan kembali tujuan utama dari proyek konservasi secara tegas dan konsistenoleh pemerintah dan melalui penciptaan alternatif berusaha bagi masyarakat di lokasilain. Dengan tidak adanya kedua upaya di atas, maka keberlanjutan proyek Bio-rightsdi wilayah tersebut sulit dicapai.

Pembangunan pariwisata pada lokasi yang awalnya menerapkan Bio-rights diIndramayu. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Page 155: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

127Bio-rights dalam teori dan praktek

8.6. HASIL PROYEK

Pemantauan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempatmaupun Manajer Program Lokal menunjukkan bahwa tingkat ketahananhidup tanaman mencapai di atas 75% dalam periode waktu kontrak. Haltersebut menghasilkan perubahan status kredit-mikro menjadi bantuanmurni. Yang membuat studi kasus di Pemalang menjadi menarik adalahbahwa proyek-proyek Bio-rights di wilayah ini telah diselesaikan beberapatahun yang lalu. Sebagai hasilnya – meskipun kuantifikasi pasti jangkapanjangnya sedang dalam proses – sebuah penjelasan menyeluruhmengenai hasil konservasi dan pembangunan bisa diberikan.

Kira-kira sepuluh tahun setelah penanaman bibit mangrove, pertambakandi Desa Pesantren yang dahulunya gersang kini telah ‘menghijau’dikarenakan pohon-pohon bakau di sekelilingnya tumbuh subur denganketinggian 4 – 8 meter. Tanaman pantai (seperti cemara laut) yangditanam di tepi pantai (sebagai pelindung tambak) bahkan tumbuh hinggalebih dari 10 meter. Wilayah penanaman di tepi pantai kini telahberkembang menjadi sebuah hutan yang lebat, dengan diikuti olehregenerasi bibit secara alami. Sistem “sylvo-fishery” juga berkembangdengan baik. Pohon-pohon bakau yang ditanam dipematang tambak kinimemberikan keteduhan bagi pejalan kaki dan daun-daun yang terjatuhke dalam air memberikan hara pada tambak; bahkan beberapa daunbakau ini sengaja dipangkas untuk pakan kambing. Masyarakatmelakukan pekerjaan perawatan secara teratur, termasuk memotongranting-ranting bakau, untuk secara optimal menyesuaikan dengankebutuhan-kebutuhan mereka. Dalam beberapa tahun, wilayah pantaipantai Desa Pesantren kini telah mendapatkan manfaat yang signifikandari kondisi ekosistem yang telah dibenahi ini. Jumlah individu dan spesiesikan yang dapat ditangkap di sekitar sungai/saluran tambak kinibertambah. Populasi udang dan kepiting kembali meningkat setelahhampir punah. Tanaman pantai adalah rumah bagi berbagai burung, yangsebagian besarnya sudah hilang di Jawa sebagai akibat dari penggunaanpestisida dan praktek-praktek jebakan burung. Restorasi jugamemberikan kontribusi pada keseimbangan restorasi geo-hidrologi diwilayah tersebut. Endapan lumpur yang ada di antara barisan akarmangrove memberikan perlindungan terhadap air pasang, mencegahombak dan erosi. Tambak dan rumah yang dulu sering tergenang saatpasang air laut, kini bisa diatasi. Hamparan pasir dan lumpur yang baruterbentuk kini menjadi substrat tumbuh bagi bibit-bibit tanaman alami yangberasal dari sekitar lokasi restorasi, yang kemudian akan memungkinkanpembentukan lahan baru (tanah timbul).

Page 156: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

128 Bio-rights dalam teori dan praktek

Masyarakat setempat mendapatkan manfaat dalam berbagai cara dariadanya pelayanan ekosistem mangrove yang telah direstorasi. Kemunculankembali spesies ikan yang menarik secara ekonomi telah meningkatkandan membuat keragaman pendapatan mereka. Panen udang dan kepiting(alami) juga meningkat, meskipun produksinya tidak sebanyak di tahun-tahun pertama dari produksi udang yang intensif. Pada awalnya, masyarakatmengalami kesulitan yang luar biasa dalam memanen udang, karenabanyaknya tanaman mangrove yang menghambat pemanenan udang dalamtambak. Saat ini metode baru sedang dikembangkan untuk pemanenanyang efektif, misalnya dengan menggantikan jaring dengan sistemperangkap yang cerdas. Meskipun dianggap sebagai hambatan olehmasyarakat setempat, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pemanenanudang maupun ikan sepertinya juga memberikan kontribusi terhadapkeberlanjutan ekosistem. Hal tersebut karena kapasitas sistem tambak iniakan sedikit dipengaruhi secara negatif oleh eksploitasi yang berlebihan.Mangrove juga memberikan sumberdaya kayu yang penting untuk keperluankonstruksi. Cabang-cabang yang lebih kecil menjadi bahan bakar untukmasak. Sebagian kayu dihasilkan setelah 6 – 8 tahun penanaman bibit.Kadang-kadang, beberapa mangrove yang tumbang/mati di wilayah tertentu,diikuti dengan penanaman bibit baru (penyulaman). Sabuk pantai dipeliharasecara menyeluruh dan dikelola sebagai wilayah pantai terlindung. Sebagianpakan yang diperlukan untuk peternakan kambing berasal dari daunmangrove. Secara teratur, cabang-cabang yang memiliki daun segardipotong dan diberikan kepada kambing. Pupuk kandang (dari kotorankambing) juga serasah daun bakau juga dimasukkan ke dalam tambakuntuk meningkatkan produktivitas primer perairan dan lkan. Siklus ekologisekali lagi terpenuhi. Kegiatan penangkapan burung skala kecil untuk industriburung peliharaan memberikan pendapatan tambahan selain dari perikanandan pertanian. Mengenai cara yang dilakukan, tidak diketahui tentangterjamin atau tidaknya kelestarian burung tersebut. Kelompok masyarakattelah mencatat sebuah penurunan yang signifikan dalam kasus penyakityang terjadi pada udang, setelah dilakukan upaya-upaya restorasi. Hal inimemberikan kontribusi bagi panen yang meningkat dan memungkinkanpengembangan sistem dengan sedikit penggunaan bahan kimia.

Pencegahan/pengurangan resiko banjir dan erosi akibat adanya tanamanhasil restorasi kini telah dirasakan masyarakat. Setelah beberapa tahunterdahulu kehilangan tanah pantai, kini sepanjang sekitar 10 – 15 meterdidapatkan lagi setiap tahunnya. Sebelumnya, banjir telah menyebabkanhilangnya banyak udang dan ikan yang dibudidaya dan menyebabkankerusakan hebat pada tambak dan properti masyarakat. Saat ini kerusakanitu tidak tampak lagi.

Page 157: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

129Bio-rights dalam teori dan praktek

Setelah beberapa tahun rintisan, kelompok masyarakat telah menggunakankredit-mikro dengan berhasil untuk mengembangkan berbagai alternatifkegiatan ekonomi lainnya, yang melengkapi pendapatan dari kegiatan-kegiatan tradisional seperti perikanan dan budidaya. Sebagian besarkegiatan yang mendatangkan pendapatan telah disesuaikan denganpelayanan ekosistem yang diberikan oleh sistem mangrove. Misalnya,kepiting dipanen dari mangrove dan dibesarkan dalam karamba, kemudiandijual dengan harga yang lebih tinggi di pasar setempat. Demikian juga,masyarakat mengembangkan sebuah sistem untuk produksi rumput laut(Garcelaria spec.), yang digunakan oleh industri kosmetik, juga sebagaibahan pangan berupa agar-agar. Produksi rumput laut kini telah menjadisalah satu sumber pendapatan utama di wilayah ini dan juga memberikankontribusi positif pada ekologi-tambak karena rumput laut memberikanoksigen dan makanan bagi berbagai spesies hewan air. Kegiatan-kegiatanbudidaya yang dikembangkan dalam proyek ini telah banyak berhasil.Praktek-praktek tertentu – seperti peternakan ayam yang telah disebutkansebelumnya – terbukti tidak memiliki keberlanjutan ekonomi jangka panjangdan oleh karena itu dengan cepatnya kegiatan ini digantikan dengankegiatan-kegiatan lain.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk secara tepat menghitung manfaatkegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan bagi masyarakatsetempat. Pendataan awal mengindikasikan adanya peningkatan sebesar300 persen dalam pendapatan rumah tangga sejak dimulainya proyek sertapenurunan yang signifikan pada resiko banjir, badai dan perubahan iklim.Persentasi anak yang masuk sekolah juga meningkat secara signifikan.

Gambar 8.3. Kegiatan-kegiatan pembangunan Bio-rights di Desa Pesantren: produksirumput laut dan peternakan kambing. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Page 158: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

130 Bio-rights dalam teori dan praktek

Indikator lain untuk penghidupan yang lebih baik meliputi porsi masyarakatyang memiliki televisi, sepeda dan sepeda motor, yang meningkat secarasignifikan. Oleh karena itu, proyek ini bisa dianggap telah mencapaikeberhasilan, baik secara lingkungan maupun ekonomi. Namun demikian,masyarakat mengindikasikan sejumlah tantangan yang dihadapi selamapenerapan proyek dan yang dialami sebagai hambatan pada peluangpembangunan alternatif matapencaharian (PAM). Sementara itu proyekini memberikan banyak dukungan pada kegiatan-kegiatan PAM yangmendatangkan pendapatan yang ditujukan pada produksi barang tertentu.Sedikit perhatian diberikan oleh fasilitator masyarakat untukmengembangkan pemasaran produk tersebut dengan baik. Sebagaihasilnya, masyarakat terpaksa harus menjual produk mereka sendiridengan harga yang murah pada pengecer, bukan berusaha mencapaipengguna akhir agar mendapatkan uang tambahan (keuntungan) yang lebihtinggi. Khusus dalam bisnis rumput laut, kelompok masyarakat kehilangansebuah peluang bisnis yang signifikan. Meskipun berbagai hal mengalamikemajuan secara signifikan sejak pembentukan korporasi resmi,masyarakat – beberapa tahun setelah penerapan proyek – masih merasabahwa mereka tidak memiliki akses yang optimal pada pasar. Kapasitasyang terbatas untuk penghematan uang secara gabungan – sebagai dasaruntuk pengembangan inisiatif ekonomi baru – juga disebutkan sebagaisebuah hambatan bagi pengembangan PAM. Kelompok masyarakatmerasa bahwa tidak ada mekanisme internal yang memungkinkan sebuahskema penyimpanan yang berjangka panjang dan dapat diandalkan.Dengan menggabungkan dana bergulir ke dalam pendekatan ini dandengan memberikan pelatihan yang tepat tentang simpanan berbasismasyarakat, proyek ini bisa melakukan antisipasi terhadap kebutuhantersebut.

Meskipun kontrak Bio-rights secara resmi berakhir di tahun 2005,masyarakat terus melakukan restorasi. Yakin akan manfaat restorasi,kelompok-kelompok masyarakat itu masih mengadakan pertemuan setiapdua minggu untuk mendiskusikan rencana restorasi baru.

Di tahun 2008, 120 hektar tambak tidak produktif ditanami. Kegiatan-kegiatan di masa mendatang akan bertujuan pada perawatan pekerjaanrestorasi dan ekspansi sabuk mangrove (green belt) pantai, yangbersamaan dengan penciptaan ‘lahan baru’ pantai selanjutnya. Anggotamasyarakat juga memelihara kerjasama mereka dalam kegiatan-kegiatanpembangunan. Kelompok-kelompok telah mendaftarkan diri mereka secararesmi menjadi koperasi dan seiring dengan waktu mereka terusberkembang. Hal ini memungkinkan kerjasama yang efektif selamakegiatan-kegiatan perikanan dan panen produksi serta selama pemasaran

Page 159: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

131Bio-rights dalam teori dan praktek

produk mereka. Selain itu, pengembangan kegiatan-kegiatan baru yangmendatangkan pendapatan dapat difasilitasi. Misalnya, kelompokmasyarakat membuat pembenihan mangrove yang dijual kepadamasyarakat di mana saja. Upaya-upaya kelompok masyarakat ini belumterlihat. Di tahun 2002, Pemerintah Indonesia memberi “PenghargaanPenghijauan” kepada yayasan Mitra Bahari beserta masyarakat binaannyadi Pemalang. Penghargaan ini merupakan kebanggaan bagi masyarakatsetempat akan keberhasilannya melaksanakan restorasi lingkungan. Melaluiliputan media dan berbagi pengalaman yang efektif, wilayah pantai diPemalang kini telah menjadi contoh lokasi praktek terbaik untukpengelolaan wilayah pantai yang rusak. Masyarakat sekitar desamengadopsi kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan tanpa adanyainsentif eksternal. Pendekatan ini telah banyak ditiru di wilayah-wilayahlain di Indonesia, salah satunya proyek Green Coast di Indonesia (lihat

Karena keberhasilan Mitra Bahari dalam menerapkan kegiatan-kegiatan restorasi melaluiBio-rights, maka pada tahun 2005 yayasan ini menerima dukungan tambahan pendanaandari WIIP. Dana ini dipakai untuk membangun sebuah “Pusat Informasi Mangrove” yangbersifat multiguna dan letaknya di tengah pertambakan yang dihijaukan dengan tanamanmangrove. Bangunan ini kini digunakan sebagai sarana tempat pelatihan lapanganmengenai pengelolaan mangrove, dengan target anak sekolah, kelompok masyarakat,LSM dan staf pemerintah, yang dikelola oleh Mitra Bahari bersama masyarakat DesaPesantren. Pusat ini juga digunakan oleh kelompok masyarakat itu sendiri sebagai tempatpertemuan, akomodasi bagi para pengunjung dan untuk kendurian, termasuk tempatacara pernikahan. Biaya perawatan ditutup dari biaya sewa yang dibayarkan olehpemakai fasilitas tersebut.

Pusat Mangrove di Desa Pesantren. Sumber foto:Nyoman Suryadiputra.

Kotak 8.3. Pusat pelatihan pengelolaan mangrove Pemalang

Page 160: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

132 Bio-rights dalam teori dan praktek

PELAJARAN YANG DIPEROLEH:

+ Divisi tugas dalam kelompok masyarakat dan fokus pada dokumentasi hasil-hasil proyek, menciptakan tanggung jawab, kesadaran dan rasa memiliki proyekoleh anggota kelompok masyarakat tersebut.

+ Penyesuaian kegiatan-kegiatan pengembangan PAM dengan pelayananekosistem yang diciptakan oleh tindakan-tindakan konservasi memberikan insentiftambahan bagi keberlanjutan restorasi jangka panjang.

+ Peningkatan kesadaran mengenai manfaat konservasi lingkungan padakehidupan masyarakat setempat akan meningkatkan keberlanjutan jangkapanjang.

+ Pelatihan ekstensif dan peningkatan kepercayaan sebelum penerapan proyektelah memberikan kontribusi pada keberhasilan proyek secara keseluruhan.

+ Diseminasi pengalaman proyek secara aktif kepada kelompok pemangkukepentingan yang berbeda memfasilitasi peniruan pendekatan ini di tempat lainsecara regional maupun nasional.

- Akses yang terbatas pada pasar regional dan kapasitas yang terbatas untukpengembangan pasar yang dibutuhkan telah menghambat pembangunanmasyarakat.

- Kapasitas yang terbatas untuk menciptakan modal berusaha dalam kelompokmasyarakat telah menghambat diversifikasi pendapatan dan pengembanganalternatif matapencaharian setelah periode penerapan proyek.

! Pemantauan ilmiah yang lebih intens selama penerapan proyek akanmemfasilitasi penyesuaian pendekatan ini dengan kebijakan regional maupunnasional.

! Inisiasi skala kecil dan alokasi waktu yang cukup untuk penerapan proyek telahmemfasilitasi sebuah penerapan proyek yang mencapai keberhasilan.

+ = pelajaran positif yang diperoleh,- = pelajaran negatif yang diperoleh,! = perlu diperhatikan

Kasus II). Menyadari akan adanya perhatian berbagai pihak akankeberhasilan restorasi di pesisir Desa Pesantren ini, maka sebuah pusatpelatihan dan pameran telah dibangun di Desa Pesantren, yang secarateratur menerima anak sekolah dan delegasi dari lembaga nasional maupuninternasional serta staf pemerintah, LSM dan lembaga donor (lihat Kotak8.3.). Secara teratur, tokoh masyarakat diminta untuk memberikan sarandan pelatihan teknis dalam merestorasi lahan. Saat ini banyak anggotamasyarakat disewa sebagai Manajer Program Lokal untuk memandupekerjaan restorasi mangrove dalam Proyek Green Coast di ProvinsiNanggroe Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera.

Page 161: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

133Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 9.1. Ringkasan Proyek

9

Tujuan: restorasi ekosistem pesis i r yang terkena dampak tsunami untukpembangunan masyarakat berkelanjutan. Lokasi: Wilayah pantai di Nanggroe AcehDarussalam dan Nias, Sumatera ( Indonesia). Diterapkan oleh: Wet landsInternational Indonesia Programme (mitra utama), IUCN, WWF, BothEnds dan 31LSM lokal serta 29 kelompok masyarakat mandiri. Didanai oleh: Oxfam Novib.Waktu penerapan: 2005-2007 (Tahap I), 2007-2008 (Tahap II). Anggaran TahapI: € 850.000 (untuk kegiatan-kegiatan Bio-rights). Anggaran Tahap II: € 450.000(untuk kegiatan-kegiatan Bio-rights), anggaran keseluruhan (ditargetkan untukIndonesia) € 1.300.000. Pencapaian utama: restorasi seribu hektar lahan untukmangrove dan hutan pantai di 70 lokasi proyek; dukungan bagi kegiatan-kegiatanpembangunan berkelanjutan bagi 5 ribu orang; perbaikan penghidupan sebagai hasildari kondisi ekosistem yang telah direstorasi pada sekitar 60 ribu orang. Informasilebih lanjut: www.Greencoasts.org.

Kasus II. Restorasi Wilayah Pantaiyang Terkena Dampak Tsunami di

Sumatera, Indonesia

Page 162: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

134 Bio-rights dalam teori dan praktek

9.1. PENDAHULUAN

Pada tanggal 24 Desember 2004, setelah gempa besar (9,1 – 9,3 SkalaRichter), tsunami besar menghantam wilayah pantai beberapa negaradi Asia Tenggara. Tsunami ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur,kemiskinan masyarakat dan korban jiwa sebanyak 230 ribu. Kerusakanlingkungan juga sangat signifikan. Gelombang tsunami telah menelansemua wilayah mangrove, gumuk pasir dan pantai. Terumbu karang jugarusak. Hal ini mengakibatkan kerusakan ekosistem di seluruh wilayah.Selain menjadi rusak hebat, terbukti bahwa ekosistem yang berfungsidengan baik juga memainkan peran penting dalam penanggulangandampak tsunami. Gumuk pasir misalnya, berfungsi sebagai penahanombak. Hamparan mangrove menyerap/meredam kekuatan ombak danmencegah agar tidak jauh mencapai daratan. Ekosistem alam jugamemberikan pelayanan penting seperti pemasok bahan bangunan danmakanan yang memungkinkan orang untuk bertahan hidup dalam minggu-minggu kritis setelah tsunami. Meskipun ada bukti yang memperlihatkanperan penting ekosistem alam dalam mitigasi dampak tsunami, namunhampir seluruh pekerjaan rekonstruksi terfokus pada pembangunankembali rumah-rumah bagi korban tsunami serta pekerjaan-pekerjaanpembangunan fasilitas umum lainnya. Restorasi ekosistem jarangdipertimbangkan, dan jika ada, pemerintah setempat kurang memilikikapasitas teknis yang diperlukan. Banyak pekerjaan restorasi mangroveyang dirintis di wilayah tersebut, sebagai respon atas tsunami, mengalamikegagalan. Terjadi teknik penanaman yang keliru dan seringkalimasyarakat setempat tidak dilibatkan secara optimal dalam perencanaanmaupun pembuatan keputusan.

Menyadari kurangnya fokus pada restorasi ekosistem dan banyaknyatantangan yang dihadapi oleh LSM dan pemerintah untuk mencapaipenanganan akibat bencana alam, Wetlands International bersamadengan berbagai organisasi konservasi dan pembangunan melakukaninisiasi proyek Green Coast. Proyek respon terhadap tsunami ini, yangdidanai oleh Oxfam Novib, bertujuan meningkatkan daya dukung pesisirmelalui restorasi ekosistem berbasis masyarakat yang dihubungkandengan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Wilayahpantai yang ditargetkan adalah di India, Sri Lanka, Malaysia, Thailanddan Indonesia. Sebuah fasilitas bantuan kecil (small grant) dikembangkanuntuk mendukung sejumlah LSM lokal dan CBO dalam melakukanpenerapan proyek masyarakat dalam skala kecil (€ 5.000-25.000) yangditujukan untuk restorasi ekosistem dan pembangunan nafkah

Page 163: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

135Bio-rights dalam teori dan praktek

penghidupan. Inisiatif bantuan kecil di Indonesia diterapkan melaluipendekatan Bio-rights, sebagai sebuah tindak lanjut dari keberhasilanBio-rights di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Uraian berikut ini akanmenjelaskan bagaimana pendekatan Bio-Rights diterapkan dalam proyekGreen Coast di Indonesia.

9.2. INISIASI PROYEK

Setelah tsunami 2004, beberapa organisasi konservasi dan pembangunan(baik dari dalam maupun luar negeri) datang secara bersamaan untukmengidentifikasi cara-cara memasukkan aspek-aspek lingkungan kedalam strategi penurunan resiko dampak bencana. Merekamempertimbangkan aspek retorasi dan konservasi sebagai upaya kedepan untuk mengatasi kerusakan hebat akibat tsunami pada lingkungan.Restorasi ekosistem dipertimbangkan sebagai sebuah aspek penting

Gambar 9.1. Kerusakan akibat tsunami di Banda Aceh, Sumatera. Sumber foto:Pieter van Eijk.

Page 164: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

136 Bio-rights dalam teori dan praktek

untuk penanggulangan bencana. Terkait dengan hal ini Oxfam Novib, yangterlibat dalam diskusi ini dan yang memainkan peran dalam pemberianbantuan darurat dari masyarakat Belanda, menyadari kebutuhan itu.Organisasi ini memberikan kontribusi € 4.300.000 untuk kegiatan restorasiekosistem pantai yang dikaitkan dengan pembangunan yangberkelanjutan. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan proyek Green Coast,yang dipimpin oleh Wetlands International, bersama dengan IUCN, WWFdan BothEnds. Wetlands International – Indonesia Programme daripengalaman yang sebelumnya telah diperoleh dalam melakukankonservasi ekosistem pantai berbasis masyarakat dengan menggunakanpendekatan Bio-rights di Jawa Tengah pada akhir tahun 1990-an,menyadari bahwa hasil positif intervensi ini dapat diterapkan dalamkegiatan-kegiatan Green Coast ada era pasca tsunami di PropinsiNanggroe Aceh Darussalam dan di Nias, Sumatera.

Mitra Green Coast menyimpulkan bahwa sebuah pendekatan masyarakatberskala kecil mungkin sangat efektif untuk mencapai tujuan-tujuankonservasi dan pembangunan serta untuk menjamin keterlibatan nyataanggota masyarakat dalam restorasi l ingkungan. Untukmengakomodasikan hal ini, ada keputusan untuk menyediakan suatu danabantuan kecil yang akan memungkinkan sejumlah LSM lokal danorganisasi-organisasi berbasis masyarakat (CBO) untuk menerapkaninisiatif-inisiatif berskala kecil. Langkah pertama yang dilakukan oleh WIIPdalam proyek ini adalah kajian cepat terhadap pesisir Aceh dan Niasyang terkena tsunami (sekitar Januari 2005). Survei cepat ini bertujuanmemetakan tingkat kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tsunamidan menilai pilihan-pilihan lokasi secara unum untuk restorasi ekosistem.Selain itu, hal ini juga menilai persepsi masyarakat atas keterlibatanmereka dalam restorasi lingkungan dan mempertimbangkan kecocokanlokasi proyek di wilayah tersebut. Selanjutnya dari Agustus sampaiOktober 2005, dilakukan survey lebih rinci dengan melibatkan beberapaahli yang terdiri atas ahli tanah, kehutanan, perikanan, ekonomi dsb nyayang mengunjungi sebanyak mungkin wilayah pantai di Aceh dan Nias(Suryadiputra I.N.N, 2006), dan juga di negara-negara lain yang menjaditarget untuk mengidentifikasi daerah yang cocok untuk penerapan inisiasibantuan serta untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan konservasimaupun pembangunan. Lokasi proyek yang dianggap cocok untukpenerapan Bo-rights diprioritaskan pada nilai-nilai konservasi mereka,kebutuhan-kebutuhan masyarakat, potensi kontribusi ekosistem yangdirestorasi bagi peningkatan penghidupan masyarakat serta motivasimasyarakat untuk terlibat dalam proyek restorasi.

Page 165: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

137Bio-rights dalam teori dan praktek

Dari dana bantuan bencana untuk Aceh dan Nias yang jumlahnya miliarandollar serta dengan adanya ratusan staff dan kegiatan rekonstruksi yangdilakukan berbagai pihak, maka ada banyak resiko yang berpeluang untukterjadi, diantaranya kegiatan-kegiatan yang tumpang tindih dan bahkantujuannya saling bertentangan satu sama lain. Untuk mengantisipasi halini, Pemerintah Indonesia membentuk Badan Restorasi dan Rekonstruksi(BRR) sebagai badan untuk mengkoordinasikan semua upaya pemulihanakibat bencana. Proyek Green Coast bekerjasama dengan BRR melaluiberbagai lokakarya dan pertemuan telah menyebarluaskan kepadaberbagai pemangku kepentingan akan perlunya menggabungkan aspek-aspek lingkungan dalam kegiatan-kegiatan rekonstruksi. Untukmengarahkan jalannya proyek Green Coast, dibentuklah sebuah KomisiPenasehat/KP (advisory committee) yang terdiri dari perwakilan instansipemerintah, Perguruan Tinggi, BRR, LSM lokal maupun nasional. Komisiini berperan dalam menseleksi dan menetapkan pihak-pihak LSM/CBOmana yang layak untuk terlibat dalam Green Coast. Kelayakan ini dinilaiatas terpenuhinya berbagai kriteria yang sebelumnya ditetapkan olehpihak Komisi. Dari hasil seleksi ini selanjutnya terpilihlah 31 LSM lokaldan 29 CBO (total 60) yang dipilih sebagai Manajer Program Lokal (MPL)bagi lebih dari 60 inisiatif bantuan kecil Bio-rights. Hal ini merupakansebuah tantangan besar untuk menemukan jumlah organisasi lokal yangmemiliki kapasitas konservasi dan pembangunan yang memadai. MitraGreen Coast, dalam hal ini dipimpin oleh WIIP, sebagai Manajer ProyekBio-rights (MPB), mengatasi tantangan ini dengan mengadakan programpelatihan intensif untuk 60 organisasi-organisasi yang terpilih di atas.Program ini memfokuskan agar para Manajer Program Lokal menjaditerbiasa dengan pendekatan Bio-rights dan teknik-teknik dalam restorasiekosistem serta dengan pendekatan terhadap pembangunanmatapencaharian yang berkelanjutan. Selain itu, beberapa ManajerProgram Lokal yang sebelumnya telah berpengalaman menerapkan Bio-rights di Pemalang (lihat Kasus I) direkrut untuk mereplikasikanpendekatan di Aceh dan untuk memberikan dukungan teknis kepada paraManajer Program Lokal lain yang direkrut di lokasi. Proyek ini jugamemfasilitasi adanya kunjungan oleh masyarakat binaan Bio-Rights diAceh untuk menimba pelajaran dari masyarakat di Pemalang JawaTengah yang telah lama menerapkan Bio-Rights. Kegiatan ini difasilitasioleh para Manajer Program Lokal yang di rekrut dari Pemalang dan aktifmemfasilitasi berbagai kegiatan Green Coast di Aceh.

Page 166: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

138 Bio-rights dalam teori dan praktek

9.3. PENGEMBANGAN PROYEK

Secara total 60 organisasi lokal yang bertindak sebagai manajer program,bersama dengan Wetlands International – Indonesia Program dankonsorsium lain mulai mengembangkan 30 inisiatif Bio-rights kecil (€ 5.000sampai 10.000), 33 inisiatif Bio-rights menengah (€ 10.000-20.000) dan7 inisiatif Bio-rights besar (€ 35.000- 50.000). Pertama, pertemuan-pertemuan dengan masyarakat dilakukan untuk memberi menjelaskantentang pendekatan Bio-rights dan menekankan tujuan-tujuan proyektersebut. Selanjutnya, kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri atas15 – 40 orang/kelompok yang tertarik, terbentuk. Banyak anggotamasyarakat yang pada awalnya ragu untuk berpartisipasi karena merekaharus melakukan kegiatan restorasi lingkungan sebagai syarat untukmendapatkan dukungan dana bagi pengembangan matapencaharian,sementara dari lembaga-lembaga donor lain mereka bisa mendapatkandukungan seperti itu secara mudah, tanpa perlu melakukan kegiatanrestorasi. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya restorasipesisir (melalui penanaman mangrove dan vegetasi pantai) sebagai upayaperlindungan terhadap daratan dari bencana alam, akhirnya banyakanggota masyarakat merasa yakin untuk berpartisipasi. Namun demikian,beberapa keraguan mengenai manfaat sosial dan ekonomi darikonservasi lingkungan ini masih tetap ada.

Lokakarya dan konsultasi dilakukan di tingkat kelompok masyarakat untukmenciptakan perencanaan Bio-rights yang konkrit untuk setiap inisiatif.Tindakan-tindakan konservasi yang diidentifikasi oleh para anggotakelompok masyarakat (sebagai pelaku Bio-rights) umumnya meliputiterciptanya sabuk hijau (green belt) di depan desa mereka; sedangkanpilihan terhadap pengembangan alternatif matapencaharian (PAM)diputuskan berdasarkan berbagai pertimbangan ekonomi dan pasar.Untuk tujuan terbentuknya sabuk hijau, berbagai spesies mangrovedisetujui untuk ditanam, termasuk Rhizophora apiculata, R. mucronata,dan Avicennia sp.; sedangkan untuk vegetasi pantai diantaranya disetujuicemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan pantai (Pandanus sp.),waru laut (Hibiscus tiliaceus), ketapang (Terminalia cattapa) dannyamplung (Callophyllum inophylum). Banyak wilayah pantai di Aceh yangsudah rusak sebelum tsunami 2004. Puluhan ribu hektar lahan mangrovetelah diubah menjadi tambak udang dan bandeng sebelum tahun 1990-an (lihat juga penjelasan dalam Kasus I). Hal ini menyebabkan kerusakanekosistem pesisir yang luar biasa (dan juga pada keanekaragaman hayati)serta meningkatkan resiko kemanusiaan dan lingkungan jika terjadi

Page 167: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

139Bio-rights dalam teori dan praktek

bencana alam. Ada keputusan untuk mengatasi masalah ini melaluipenerapan sistem “sylvo-fishery”, yaitu dengan menanam mangrove disekitar tepi (pematang) tambak dan di tengah tambak. Hal ini terbuktiberhasil dalam inisiatif restorasi sebelumnya di Pemalang (lihat KasusI). Ukuran-ukuran konservasi terpilih lainnya meliputi pembentukan wilayahperlindungan pantai, yang melarang metode eksploitasi perikanan yangtidak bertanggung jawab dan pengembangan perencanaan pengelolaanuntuk laguna yang tercipta akibat tsunami. Selanjutnya, para anggotamasyarakat pelaku Bio-rights menyetujui kegiatan-kegiatan PAMberkelanjutan yang didukung MPL, sebagai imbal balik dari keterlibatanmereka dalam melaksanakan kegiatan restorasi pesisir. Kelompok-kelompok masyarakat itu sendiri memainkan peran penting dalampemilihan kegiatan-kegiatan PAM yang tepat, dengan menyesuaikanbakat/ketrampilan yang dimiliki serta mengantisipasi peluang pemasaranbagi produk-produk PAM yang nantinya dihasilkan. Manajer ProgramBio-rights/MPB dan Manajer Program Lokal/MPL juga menyarankansejumlah pilihan PAM lainnya yang terbukti berhasil dalam inisiatifsebelumnya di tempat lain. Hal ini mengarah pada identifikasi kegiatan-kegiatan PAM tertentu yang sesuai dengan kondisi lokasi proyek GreenCoast, yang berkisar dari pengembangan usaha perikanan (pengadaanalat tangkap, perahu, motor tempel), membuka bengkel motor, pencucianmobil, menyiapkan bibit mangrove untuk dijual kepada pelaku proyekrestorasi di Aceh, bahkan hingga pada kegiatan membuat tempe, kerupukdan membuat barang kerajinan tangan. Arahan kepada pelaku Bio-rightsjuga diberikan agar pilihan terhadap kegiatan-kegiatan PAM di atas tidakmemberikan dampak negatif pada lingkungan atau menyebabkaneksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan.

Wetlands International, sebagai Manajer Proyek Bio-rights, memutuskanuntuk tidak menyediakan pembayaran Bio-rights secara keseluruhansekaligus. Ada persetujuan bahwa kelompok masyarakat akan menerima(sekurangnya) tiga kali tahapan pembayaran: satu kali di awal proyek,satu kali di tengah masa penerapan proyek, dan satu kali lagi menjelangproyek berakhir. Tahapan pembayaran ini dilakukan terkait dengankinerja yang dihasilkan oleh para pelaksana Bio-rights di lapangan (dalamhal ini kelompok masyarakat yang difasilitasi oleh LSM sebagai MPL).

Untuk merespon terhadap tuntutan lembaga donor, jangka waktu proyekBio-rights yang disetujui sekitar tiga tahun (atau tergantung masa berlakukontrak antara pihak donor dengan WIIP) kontrak. Pemantauan hasilproyek secara keseluruhan untuk selanjutnya diikuti dengan pengubahan

Page 168: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

140 Bio-rights dalam teori dan praktek

status kredit-mikro menjadi hibah, dilakukan menjelang proyek berakhir.Tingkat keberhasilan hidup (survival rate) tanaman dipilih sebagaiindikator utama keberhasilan kegiatan penghijauan kembali. Adakesepakatan dengan masyarakat bahwa tingkat ketahanan hidup tanamanyang melebihi 75% menjelang akhir masa kontrak akan menghasilkanpengubahan status kredit-mikro itu menjadi bantuan murni (hibah). Tingkatkeberhasilan hidup tanaman yang lebih rendah dari 75% akanmenyebabkan pembayaran kembali (secara proporsional terhadap tingkatkematian bibit) sebagian kredit yang telah diterima masyarakat kepadaMPB. Pemantauan proyek disetujui untuk dilakukan di bawah pimpinanMPB, didukung oleh kelompok-kelompok masyarakat serta ManajerProgram Lokal. Perencanaan proyek secara keseluruhan dan persyaratantahapan pembayaran dikonsolidasikan dalam sebuah rencana kegiatan.Rencana kegiatan ini berisi tindakan konkrit untuk memenuhi kriteriakeberlanjutan dan kewajiban-kewajiban kelompok masyarakat (atasfasilitasi MPL) untuk berpartisipasi dalam berbagai program pelatihan(misal tehnik menyiapkan, menanam dan merawat bibit mangrove,mempersiapkan dan melaksanakan PAM) dan peningkatan kesadaranlingkungan.

Proses pengembangan kegiatan Bio-rights berlangsung dalam bentukkerjasama erat dengan BRR dan para pemangku kepentingan terkaitlainnya di Aceh serta pihak Komisi Penasehat (KP) project Green Coast.Pihak-pihak yang terkait ini tidak saja dilibatkan dalam berbagaipertemuan konsultasi, tapi kepada mereka secara teratur diinformasikanmengenai perkembangan perencanaan dan pelaksanaan kegiatanprogram Bio-rights yang dikerjakan kelompok masyarakat.

9.4. PENGEMBANGAN KONTRAK

Perencanaan proyek, bersama dengan kelompok masyarakat,diformalkan ke dalam kesepakatan perjanjian (kontrak) secara tertulis.Penandatanganan kontrak dilakukan antara MPB (dalam hal iniperwakilan WIIP di Aceh) dengan MPL (bisa ketua LSM atau KetuaKelompok Masyarakat penerima bantuan) pada lokasi kegiatan proyekBio-rights dengan ditandatangani oleh saksi, yaitu kepala desa dan/ataupara tokoh/pemuka masyarakat sehingga status formal dari kontrakmenjadi lebih kuat. Kontrak ditandatangani dalam sebuah upacara resmiyang (kadang) juga dihadiri oleh pegawai pemerintah setempat serta para

Page 169: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

141Bio-rights dalam teori dan praktek

pemangku kepentingan lain. Dalam beberapa lokasi proyek, PanglimaLaot, sebuah komite pengelolaan sumberdaya perikanan berbasismasyarakat, memainkan peran penting dalam memfasilitasi prosesnegosiasi kontrak. Komite ini telah memiliki banyak pengalaman dalambekerja dengan masyarakat perikanan dan sangat disegani di daerahtersebut.

9.5. PENERAPAN PROYEK

Penerapan proyek dimulai dengan sebuah program yang intensif untukpenciptaan kapasitas dan peningkatan kesadaran para peserta proyekBio-rights. Program ini diorganisasikan oleh Manajer Program Lokal.Sebagai akibat dari terbatasnya kapasitas LSM lokal, maka WetlandsInternational-IP dan rekan konsorsium lain memegang peranan pentingdengan mengembangkan dan memberikan/melaksanakan modulpelatihan. Kegiatan-kegiatan penciptaan kapasitas terfokus pada aspekteknis penyelenggaraan konservasi/restorasi serta PAM. Hal ini meliputiteknik pembenihan, penanaman dan perawatan tanaman untuk kegiatan-kegiatan restorasi pesisir dan pelatihan-pelatihan keterampilan yangterkait dengan PAM, serta penerapan perencanaan pengelolaan untukdaerah perlindungan pantai. Pelatihan yang diorientasikan pada PAMdiantaranya memperkenalkan teknik-teknik baru untuk perikanan danbudidaya serta memberikan kapasitas untuk mengembangkan usaha kecilseperti toko dan pengolah makanan. Terkait dengan pelatihan teknis,kegiatan-kegiatan peningkatan kesadaran juga diselenggarakan, terutamamenyoroti kepentingan pengelolaan lingkungan demi keberlanjutanmatapencaharian masyarakat setempat. Perhatian khusus diberikan untukmenciptakan pemahaman mengenai fungsi hutan mangrove dan hutanpantai sebagai pelindung terhadap peristiwa ekstrim seperti badai dantsunami, serta peran ekosistem pantai untuk mendukung perikanan.Selain lokakarya dan pelatihan, proyek ini membentuk/mengusulkanbeberapa lokasi percontohan (demo sites) yang berguna sebagai tempat-tempat pembelajaran untuk mendemonstrasikan pendekatan-pendekatandan teknik-teknik perikanan yang berkelanjutan terkait dengan restorasiekosistem (Lampiran 6 dan 7).

Page 170: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

142 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 9.2. Daerah perlindungan mangrove yang diciptakan di Aceh dalam proyekGreen Coast. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Selanjutnya, realisasi terhadap kegiatan-kegiatan konservasi danpembangunan PAM-pun dimulai. Kegiatan-kegiatan penghijauan kembali(restorasi) dimulai dengan pembenihan sekitar 1,5 juta bibit mangrovedan 350 ribu tanaman pantai. Semua itu ditanam oleh lebih dari seratuskelompok masyarakat di 54 lokasi, yang mencakup lahan seluas seribuhektar. Mangrove ditanam dengan tujuan menciptakan rangkaian hutanyang lebat sepanjang garis pantai (green belt) serta untuk menciptakanmodel “sylvo-fishery” di wilayah pesisir bagi budidaya perikanan. Proyekini membentuk/mengusulkan sekurangnya sebelas wilayah perlindunganpantai berbasis masyarakat (Lampiran 6 dan 7), yang melibatkanmasyarakat dalam pengembangan perencanaan, pengelolaan danpemantauannya di lapangan. Tahap ke dua Green Coast diterapkan ditahun 2007-2008. Dalam proyek ini, ada 587 hektar lahan tambahan(terutama berada di pantai Barat Aceh, di Kabupaten Aceh Jaya) yangditanami mangrove di 16 lokasi (beberapa lokasi merupakan kelanjutandari GC tahap pertama).

Page 171: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

143Bio-rights dalam teori dan praktek

Kegiatan-kegiatan PAM yang dikembangkan berbeda dalam setiap lokasiproyek, bergantung pada tuntutan khusus masyarakat yang terlibat. Kreditdisediakan, baik pada tingkat kelompok maupun tingkat individu dalammasyarakat. Dalam banyak kasus, kredit itu berkaitan dengan pembelianbarang seperti peralatan penangkapan ikan, bibit ternak dan benih. Akantetapi, di kasus lain dukungan juga diberikan bagi kegiatan-kegiatan PAMlain yang lebih kompleks seperti pembentukan sistem budidaya perikananyang berkelanjutan dan perusahaan pengolah makanan serta produksikerajinan tangan. Untuk meningkatkan keberlanjutan aspek PAMk, adakeputusan agar Green Coast dalam tahap ke dua ini menggunakan kredit-mikro sebagai dana bergulir bagi masyarakat yang terlibat. Dana inimemungkinkan masyarakat meminjam uang (dari dana Bio-rights) untukkegiatan-kegiatan PAM yang berkelanjutan, tetapi nantinya melakukanpembayaran kembali pinjaman ini sehingga anggota masyarakat yanglain bisa meminjamnya kemudian. Sebagai akibatnya, kegiatan-kegiatanrestorasi maupun PAM tidak berakhir ketika kredit-mikro itu berubahmenjadi bantuan murni, tetapi bisa berlanjut terus sepanjang dana bergulirini ‘dijaga’ oleh masyarakat.

Perkembangan kegiatan-kegiatan konservasi dan PAM dipantau olehManajer Proyek Bio-rights melalui kunjungan lapangan dan diskusi yangteratur dengan Manajer Program Lokal serta anggota kelompokmasyarakat pelaku Bio-rights. Dalam kegiatan ini, pemberian saran teknisdan pemantauan akan pemenuhan kewajiban formal (sesuai yangtercantum di dalam kontrak) juga dilakukan. Inisiatif Bio-rights yangditerapkan dalam proyek Green Coast merupakan bagian dari sebuah

Gambar 9.3. Perawatan mangrove dalam proyek Green Coast. Sumber foto: Pietervan Eijk.

Page 172: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

144 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 9.4. Peternakan bebek sebagai sebuah kegiatan pembangunan berkelanjutan.Sumber foto: Pieter van Eijk.

kerangka kerja yang lebih luas. Komponen utama proyek jugadidedikasikan untuk pengembangan kebijakan dan pembelaan(advocacy). Pertemuan-pertemuan dan lokakarya reguler dengan parapemangku kepentingan lain di wilayah tersebut diorganisasikan untukmembangun kesadaran akan pentingnya restorasi lingkungan sebagaibagian dari pekerjaan rekonstruksi yang menyeluruh dan untukmenyelaraskan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan satu samalainnya. Dengan demikian, ada upaya-upaya untuk mencegah dampaklingkungan yang diakibatkan oleh pekerjaan rekonstruksi (misalpembangunan jalan, pembuatan tembok pantai pemecah gelombang)terhadap kegiatan-kegiatan proyek restorasi Green Coast.

9.6. HASIL PROYEK

Hasil proyek Green Coast tahap I dipantau/dikaji sekitar April 2007,sedangkan untuk Green Coast tahap 2 belum dilakukan kajian akhir yangmendalam, karena masih berlangsung ketika studi kasus ini dirancang.Kegiatan-kegiatan penghijauan kembali (restorasi) dalam tahap Imencapai keberhasilan, dengan tingkat ketahanan hidup tanaman rata-rata sekitar 68% (berkisar antara 20% - 90%, tapi kebanyakan berada> 75%). Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan yang nyata antarlokasi-lokasi penanaman kembali. Banyak tanaman yang rusak olehternak yang sedang merumput dan berkeliaran serta adanya bencana

Page 173: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

145Bio-rights dalam teori dan praktek

banjir yang membuat bibit mangrove yang ditanam tercerabut dan hanyut.Untuk hal yang pertama, sebagian masyarakat kemudian membuat pagaruntuk melindungi tanaman dari pengrusakan ini. Akan tetapi, di sebagianbesar lokasi upaya ini dirasakan membebani karena memerlukan biayayang cukup mahal. Oleh karena itu, sebagian besar kelompok masyarakatmemutuskan menanam kembali lokasi yang dirusak oleh hewan ternak(dan memagari lokasi restorasinya) agar tingkat berhasil hidup dapatdipertahankan diatas 75%. Demikian juga, teritip, kepiting, serangga danberbagai penyakit tanaman (selain banjir) mengakibatkan tingkat kematiantanaman yang tinggi. Pembenihan terbukti produktif untuk memungkinkanpenggantian bibit yang mengalami kerusakan/kematian/hanyut. Dibeberapa area, erosi telah mengakibatkan bibit tanaman tergerus air.Sedimentasi oleh pasir menyebabkan bibit tanaman terkubur. Beberapakelompok masyarakat mampu beradaptasi terhadap tantangan-tantanganini dengan memindahkan lokasi penanaman. Dalam kasus lain, karenaterjadinya menjelang akhir proyek, hal ini sudah terlambat untukmenemukan lokasi alternatif. Di bulan Desember 2006, banjir menerjangpantai timur Aceh dan memakan korban jiwa sebanyak 44 orangmeninggal dan 196 orang hilang serta menghanyutkan puluhan ributanaman mangrove yang telah ditanam dalam proyek Green Coast.Meskipun hal ini jelas merupakan suatu keadaan yang tidak bisa dihindari(force majeur), dan dalam kontrak telah disebutkan, para kelompokmasyarakat menunjukkan dedikasi mereka dengan tetap melakukanpenanaman kembali secara sukarela. Meskipun kenyataannya adalahbahwa resiko bencana sudah dipertimbangkan saat pemilihan lokasiproyek dan dalam identifikasi kegiatan-kegiatan konservasi tertentu,proyek ini kurang bisa mengantisipasi bencana besar semacam ini. Tidakada alternatif skenario untuk kegiatan konservasi/restorasi yangmemungkinkan untuk diadaptasikan dengan mudah dan cepat terhadapkondisi-kondisi bencana seperti di atas. Jikapun ada, maka akanmembutuhkan biaya teknis dan sumberdaya manusian yang besar.

Kegiatan-kegiatan penanaman kembali tidak mengalami keberhasilandalam beberapa proyek sebagai akibat dari terbatasnya kapasitas teknispara Manajer Program Lokal yang terlibat. Beberapa kelompok misalnya,menanam mangrove pada substrat yang kurang tepat atau melakukanperawatan pasca tanam yang kurang memadai. Pelatihan yang lebih intensdan penyaringan LSM lokal dan Manajer Program Lokal bisa mengatasimasalah ini. Meskipun waktu yang terbatas dalam penyelengaraan danmenyadari kondisi pasca-bencana yang rusak parah, ada kesimpulanbahwa secara umum proyek berhasil mengoptimalkan rekrutmen Manajer

Page 174: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

146 Bio-rights dalam teori dan praktek

Program Lokal yang handal. Dalam proses pemilihan lokasi proyek GreenCoast tahap II, kapasitas Manajer Program Lokal (dan juga tingkatkomitmen masyarakat yang terlibat) sangat dipertimbangkan. HanyaManajer Program Lokal yang bisa menunjukkan kapasitas penerapan yangbaik dan jelas, layak didanai dalam proyek-proyek tambahan atau untukdukungan tambahan kegiatan-kegiatan tahap I.

Beberapa Manajer Program Lokal yang direkrut dari Pemalang, JawaTengah – wilayah penerapan Bio-rights beberapa tahun sebelumnya –jauh lebih berhasil dalam memberikan hasil-hasil konservasi. Pengetahuanpraktis mereka yang menyeluruh dan pengalaman mereka menjadipeserta dalam proyek Bio-rights menjadi nilai tambah dalam mendukungkegiatan-kegiatan restorasi bersama masyarakat. Pada mulanya adapandangan bahwa para Manajer Program Lokal yang direkrut dari daerahlain akan kurang terbiasa dengan kondisi dan budaya setempat. Dibeberapa desa (terutama desa- desa yang mengalami ketegangan politiksebelum tsunami), hal ini pada mulanya menimbulkan sedikit kecurigaandan kesulitan untuk memulai proyek Green Coast melalui pendekatanBio-rights. Namun demikian, setelah berdiskusi dengan masyrakat lokaldan mereka mengetahui latar belakang teknis dari para Manajer ProgramLokal yang juga merupakan petani dan pemilik tambak yangberpengalaman, akhirnya kondisi di atas dapat teratasi dan kerjasamapun akhirnya terbentuk. Faktor lain yang berhubungan dengankeberhasilan dari MPL dari Pemalang adalah dikarenakan merekaberbaur dan tinggal di desa dimana kelompok masyarakat binaannyatinggal. Kondisi demikian menyebabkan masyarakat binaan terayomidan dapat meminta nasehat-nasehat teknis dari MPL kapanpun merekamau. Berbagai acara pertemuan desa dan jumat’an hampir selalu diikutioleh MPL ini, akibatnya mereka dianggap sebagai bagian dari warga/masyarakat desa dan bukan sekedar pendatang dari luar. Dari kondisidemikian dapat disimpulkan bahwa Para Manajer Program Lokal yangtinggal secara permanen di desa-desa dan berbaur bersama warga desaterbukti jauh lebih berhasil dalam penyelenggaraan program Bio-rightsdibandingkan dengan para Manajer Program Lokal yang tidak menetapdi desa tapi hanya datang sesekali.

Meskipun ada upaya-upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan tindakan-tindakan konservasi dengan kegiatan-kegiatan rekonstruksi lain, dibeberapa kesempatan, kegiatan-kegiatan penghijauan kembali (restorasi)dipengaruhi secara negatif, salah satunya karena pembangunan tanggul,penggalian tambak ikan di dalam atau di dekat lokasi penanaman.

Page 175: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

147Bio-rights dalam teori dan praktek

Pemantauan lokasi proyek kira-kira setahun setelah penerapan proyekmenunjukkan bahwa sebagian besar tanaman hasil restorasi masih tetapdalam kondisi bagus dan terawat, meskipun ada kematian tanaman yangsedikit bertambah akibat adanya erosi dan hewan ternak yang berkeliaran.Sebagai responnya, Green Coast II telah mengalokasikan beberapasumberdaya tambahan untuk upaya-upaya perlindungan tambahan dilokasi penanaman yang paling beresiko. Ada harapan bahwa benih yangditanam dalam tahap I, suatu saat nanti akan mencapai keberhasilantumbuh dengan baik ketika resiko variabel lingkungan bisa diturunkansecara signifikan. Selanjutnya, ketika tanaman hasil restorasi ini tumbuhbesar ia akan menjadi penyedia benih untuk regenerasi alami bagilingkungan di sekitarnya tanpa perlu adanya intervensi lebih lanjut.Regenerasi spesies mangrove yang baru (alami) di beberapa lokasirestorasi diharapkan akan memperluas kawasan hijau di pesisir. Ancamanutama di masa mendatang terhadap lokasi-lokasi restorasi ini diantaranyadapat berasal dari kegiatan-kegiatan antropogenik. Misal dapat sajaberupa perubahan kebijakan pemerintah yang suatu saat nantimengalihfungsikan kawasan hijau ini menjadi kepentingan lain (misalpelabuhan laut/perikanan). Untuk mengantisipasi kejadian ini, WIIP telahmelayangkan surat pemberitahuan resmi kepada Gubernur Aceh(ditembuskan kepada berbagai instansi terkait, lihat Lampiran 6 dan 7)akan pentingnya melindungi kawasan hijau hasil restorasi Green Coastdari upaya-upaya pengalihfungsian oleh pihak lain. Selain itu, rutinitaspemantauan dan kontinuitas perawatan tanaman oleh para pelakurestorasi (dan masyarakat sekitarnya) serta sikap sadar lingkungan jugaakan membantu mempertahankan keberlanjutan hasil-hasil restorasi.Kegiatan-kegiatan konservasi lain yang diterapkan dalam proyek GreenCoast juga meliputi pembentukan daerah perlindungan pantai yangmelibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaannya (misal di pantaidesa Iboih Village, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang); hasilnya jugamemperlihatkan suatu keberhasilan. Di beberapa wilayah restorasi, paranelayan lokal melaporkan adanya kemunculan kembali spesies ikan yangdulunya telah menghilang sebagai akibat penangkapan ikan yangberlebihan. Terkait dengan hal ini, maka di masa mendatang perlu adanyakajian-kajian terhadap jasa-jasa lingkungan yang dihasilkan akibatrehabiitasi; diantaranya meliputi kondisi ekologis, keanekaragaman hayati,perlindungan terhadap erosi, gelombang air laut dan badai.

Meskipun ada keberhasilan intervensi konservasi yang diterapkan dalamproyek ini, ada banyak tindakan tambahan yang masih diperlukan untukmencapai pengelolaan sumberdaya pantai yang benar-benar

Page 176: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

148 Bio-rights dalam teori dan praktek

berkelanjutan dan ramah lingkungan. Meskipun penanam pohon(restorasi pantai) telah dilakukan secara bersemangat, namun beberapamasyarakat diidentifikasi masih menggunakan pestisida dalam sistemperikanan mereka. Mereka juga melakukan kegiatan perburuan burungair secara intens. Kelompok-kelompok lain masih terlibat dalammengumpulkan telur-telur penyu laut di dekat pantai. Ada kesimpulanbahwa aktivitas-aktivitas Bio-rights di masa mendatang akan memilikidampak positif terhadap lingkungan yang lebih besar jika masyarakatdiberikan tanggug jawab dalam pengelolaan lingkungan yang lebih luas,dibandingkan hanya sekedar melibatkan mereka dalam pekerjaanrestorasi. Green Coast di Aceh dan Nias telah melakukan suatu langkahawal berupa perbaikan habitat/eksosistem dan membuat sejumlah daerahperlindungan (beserta peraturannya, Lihat Lampiran 8) yang berbasismasyarakat. Akan tetapi, upaya-upaya lain masih diperlukan untukmencapai keberlanjutan secara penuh.

Hasil berbagai kegiatan pembangunan yang diinisiasikan dalam proyekini berbeda dari satu lokasi proyek ke lokasi proyek yang lain. Ceritakeberhasilannya meliputi pengembangan usaha untuk pengolahan danpemasaran produk makanan, yang menghasilkan peningkatanpendapatan yang berkisar 10 sampai 1.000 persen. Demikian juga,kegiatan-kegiatan budidaya yang dikembangkan dalam proyek ini terlihatsebagai pelengkap yang signifikan bagi mata pencaharian tradisionalmereka. Salah seorang petani yang menginvestasikan kredit-mikro yangdiperolehnya yaitu sebesar € 200 untuk kegiatan berternak kambing telahmampu meningkatkan nilai investasinya menjadi € 2000 dalam kurunwaktu kurang dari tiga tahun. Kapasitas Manajer Program Lokal untuksecara tepat mendukung tindakan-tindakan pembangunan PAMmasyarakat terbukti merupakan faktor penentu yang penting bagikeberhasilan. Adanya peristiwa yang ekstrim, seperti banjir yang merusaksistem budidaya pertambakan dan tanaman restorasi, juga memerlukankemampuan khusus dari MPL untuk mengantisipasinya (namun hal initidak mudah). Beberapa proyek terbukti terlalu ambisius dalam tujuan-tujuannya (misal berupa target penanaman dalam jumlah yang tinggi atauterciptanya perlindungan kawasan mangrove yang luas), akhirnya tidakmampu mendapatkan hasil seperti yang diharapkan dalam anggaran danwaktu yang tersedia. Tapi ketidakberhasilan ini tidak semata-matadikarenakan ambisi berlebihan dari MPL dan kelompok masyrakatbinaannya, namun juga diakibatkan adanya bencana alam atau kebijakanpemerintah dan masyarakat setempat yang kurang mendukung upaya-upaya restorasi, seperti yang terjadi di Laguna Teluk Belukar di Nias.

Page 177: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

149Bio-rights dalam teori dan praktek

Pemantauan proyek juga bertujuan memperoleh pemahaman terhadapsikap dan persepsi masyarakat terkait dengan pengelolaan lingkungan.Kesadaran akan perlunya konservasi mangrove meningkat secarasignifikan sebagai akibat kegiatan-kegiatan proyek. Dalam banyak kasus,sikap skeptis masyarakat yang muncul pada awalnya telah hilang seiringdengan berjalannya (keberhasilan) proyek. Sikap positif terhadapkonservasi dan restorasi ekosistem pantai nampaknya semakinmeningkat ketika manfaat sosio-ekonomi dari kegiatan-kegiatankonservasi dapat mereka rasakan dengan jelas, misal dalam bentukpeningkatan ketersediaan ikan, penurunan terjadinya erosi dan adanyapelayanan ekosistem lain. Namun demikian, disisi lain menunjukkanbahwa masyarakat masih terikat dengan kegiatan-kegiatan pengelolaansebelumnya yang tidak bertanggung jawab, seperti penggunaan pestisidayang intensif atau eksploitasi yang berlebihan. Waktu tiga tahun terbuktitidak mencukupi untuk mengubah kegiatan-kegiatan masa lalu yangbersifat negatif tersebut. Dalam proyek-proyek Green Coast mendatang,upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan usaha-usaha PAM yang ramah lingkungan akan menjadi pilar penting, yang akanmenunjukkan bahwa pengelolaan usaha secara bertanggung jawab akanmemberikan kontribusi pada perbaikan penghidupan masyarakat.

Dalam proyek Green Coast yang tengah dikembangkan di Aceh,penekanan akan perlunya pembangunan budidaya perikanan yangberkelanjutan telah ditunjukkan melalui penerapan sisterm tambaktumpang sari tanaman (sylvo-fishery). Berbagai lokasi tambak tersebut(misal di Banda Aceh dan Aceh Jaya) kini dijadikan percontohan yangmenggabungkan upaya restorasi pesisir dengan pembangunan PAM yangberkelanjutan. Kunjungan-kunjungan oleh petani-petani tambak daritempat lain di Aceh ke lokasi-lokasi percontohan silvo-fishery yangdikembangkan Green Coast di Aceh telah berhasil membuka wawasanpara petani tambak akan pentingnya mengembangkan usaha budidayaperikanan yang berwawasan lingkungan di daerah asalnya. Lokasipercontohan ini bahkan telah menarik perhatian berbagai pihak donorinternasional untuk mengembangkan model sylvo-fishery di lokasi laindi Aceh maupun di luar Aceh.

Page 178: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

150 Bio-rights dalam teori dan praktek

PELAJARAN YANG DIPEROLEH:

+ Mempekerjakan anggota masyarakat yang telah memiliki keahlian dari lokasiproyek Bio-rights sebelumnya sebagai pelatih atau sebagai Manajer ProgramLokal telah memberikan kontribusi terhadap keberhasilan proyek yang lebihbaik.

+ Kerjasama erat dengan BRR dan pemangku kepentingan lain telahmenurunkan pengaruh negatif kegiatan-kegiatan pembangunan lokal lainseminimal mungkin.

+ Pembentukan dana bergulir untuk menjaga sumber pendanaan dalammasyarakat telah memberikan kontribusi pada keberlanjutan proyek dalamjangka panjang.

+ Keberadaan Manajer Program Lokal di lokasi terpilih secara permanen telahmeningkatkan keberhasilan program secara signifikan.

- Penyaringan dan pelatihan yang lebih intens pada Manajer Program Lokalakan meningkatkan keberhasilan proyek secara keseluruhan.

- Identifikasi skenario dan alokasi anggaran untuk mengatasi dampak kejadianyang tidak diharapkan, baik pada kegiatan konservasi maupun pembangunanPAM, akan memberikan kontribusi pada hasil proyek yang lebih baik.

! Pemecahan berbagai masalah lingkungan secara lebih luas (selain penanamanpohon dan pembentukan daerah perlindungan) akan meningkatkan hasilkonservasi.

! Pencapaian keberlanjutan kegiatan masyarakat secara penuh memerlukanproses yang panjang dan intens dalam penciptaan kapasitas dan pelatihan,yang melebihi tiga tahun masa kontrak.

+ = pelajaran positif yang diperoleh- = pelajaran negatif yang diperoleh! = perlu diperhatikan

Page 179: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

151Bio-rights dalam teori dan praktek

10

Kotak 10.1. Ringkasan Proyek

Kasus III. Konservasi Burung Air diInner Niger Delta, Mali

Tujuan: menurunkan tekanan perburuan burung air migrasi; meningkatkan kegiatan-kegiatan alternatif yang mendatangkan pendapatan untuk kelompok perempuan yangterlibat dalam perdagangan burung. Lokasi: Inner Niger Delta, berbatasan langsungdengan kota Mopti (Mali), Diterapkan oleh: Wetlands International – Mali denganpemerintah setempat. Didanai oleh: Kedutaan Besar Belanda. Jangka waktupenerapan: Januari - Desember 2000. Anggaran: € 25.000. Pencapaian utama:tekanan perburuan terhadap burung air menurun sampai lebih dari 90%, pendapatanyang meningkat, resiko yang semakin menurun dan status sosial yang lebih baikbagi 565 perempuan di 8 masyarakat; keamanan mata pencaharian yang lebih baiksebagai suatu hasil konservasi lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutanuntuk 8 desa.

Page 180: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

152 Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 10.1. Inner Niger Delta dalam musim kemarau. Sumber foto: Pieter van Eijk.

10.1. PENDAHULUAN

Terdiri atas lebih dari 3 juta hektar hamparan lahan hijau, sungai dandanau, Inner Niger Delta adalah wilayah yang kaya akan keanekaragamanburung air yang luar biasa. Setiap tahun, jutaan burung bermigrasi daritempat perkembangan Palearctic mereka menuju habitat musim dinginmereka di dalam dan sekitar Delta. Delta juga memiliki banyak burungair lokal yang tinggal di dalamnya selama bertahun-tahun, atau bermigrasidi dalam benua Afrika. Kekayaan keanekaragaman hayati di delta danpelayanan ekosistem yang terkait merupakan hal yang penting baginafkah masyarakat setempat. Lebih dari satu juta petani, pendeta dannelayan secara langsung menggantungkan hidup mereka padasumberdaya yang ada di delta.

Meskipun ada bukti nilai delta bagi orang-orang ini, tekanan antropogenikmeningkat secara cepat. Irigasi skala besar dan skema pembangkittenaga air menyebabkan penurunan ketersediaan air. Eksploitasi atassumberdaya ini secara berlebihan telah mengakibatkan kerusakanekosistem dan memengaruhi fleksibiltas dan produktivitas di delta.

Page 181: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

153Bio-rights dalam teori dan praktek

Sebagai akibatnya, masyarakat setempat menghadapi kesulitan yangsemakin meningkat dalam upaya mereka memenuhi kebutuhan hidupsehari-hari dan terpaksa harus mencari sumber pendapatan tambahan.Perburuan burung air dengan perangkap dan jaring merupakan salahsatu pilihan mereka. Khusus di musim kemarau, ketika hasil tangkapanikan menjadi sedikit, para masyarakat nelayan terlibat dalam kegiatanperburuan burung ini. Praktek perburuan difasilitasi oleh sejumlahkelompok perempuan yang berpengaruh – biasanya terlibat dalampemasaran hasil tangkapan ikan – yang melengkapi para pemburudengan tempat t inggal dan per lengkapan penangkapan sertamengorganisir perdagangan regional. Pemantauan dalam wilayahtarget (misalnya pusat Kota Mopti dan daerah sekitarnya) menunjukkanbahwa sebelum tahun 2000, t idak kurang dari 62.500 burungdiperdagangkan di musim kemarau, terutama Ruff (Philomachuspugnax) dan Garganey (Anas querquedula). Spesies ini memiliki nilaikonservasi yang sangat tinggi di Eropa. Populasinya mengalamipenurunan yang sangat cepat. Sementara itu, di Afrika Barat spesiesini memiliki nilai yang rendah. Menyadari ancaman ini dan rasio biaya-manfaat untuk investasi konservasi yang baik, ada keputusan untukmelakukan inisiasi proyek skala kecil untuk menurunkan tekananperburuan di wilayah tersebut.

Gambar 10.2. Eksploitasi burung (kiri) dan ikan (kanan) yang berlebihan di InnerNiger Delta. Sumber foto: Leo Zwarts.

Page 182: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

154 Bio-rights dalam teori dan praktek

10.2. INISIASI PROYEK

Wetlands International memiliki sejarah panjang bekerja di Inner NigerDelta. Proyek sebelumnya bertujuan mendapatkan pemahaman tentangfungsi delta, melalui analisis data yang ada, studi model hidrologi, danpendataan ekologi, termasuk pemantauan populasi burung air danpenghitungan burung yang diperdagangkan di pasar untuk konsumsi.Penghitungan ini dilakukan di seluruh delta dan melibatkan kerjasamayang erat dengan masyarakat setempat, yang memberikan dukunganinformasi dan logistik. Awalnya, anggota masyarakat merasa ragumenjelaskan kegiatan-kegiatan penangkapan ilegal mereka. Akan tetapi,setelah menyadari bahwa informasi yang dikumpulkan tidak akandigunakan untuk menentang mereka, mereka kemudian maubekerjasama secara penuh dalam survei dan memberikan informasi rinci,salah satunya mengenai jumlah yang diperdagangkan. Selama beberapatahun, sebuah hubungan saling percaya terbangun di antara kelompok-kelompok masyarakat dengan para peneliti, meskipun anggotamasyarakat menemukan kesulitan memahami dasar pemikiran yangmelatarbelakangi pendataan burung tersebut.

Perhitungan burung menunjukkan tingkat ancaman yang tinggi terhadappopulasi burung migran di delta, serta hubungan antara kemiskinan yangmeningkat sebagai akibat kerusakan lingkungan dengan peningkatanpenangkapan burung air yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya,Wetlands International bersama dengan Alterra Green World research– berperan sebagai Manajer Proyek Bio-rights – mengembangkanperencanaan untuk rintisan konservasi skala kecil, yang ditujukan untukmemberikan dukungan pembangunan dengan imbalan komitmenmasyarakat untuk menurunkan tekanan perburuan. Setelah KedutaanBesar Inggris menyetujui pendanaan rintisan, diskusi-diskusidiorganisasikan dengan sejumlah kelompok perempuan, untukmengidentifikasikan dukungan mereka terhadap kegiatan-kegiatan yangdiusulkan. Hal ini menghasilkan pemilihan delapan kelompok perempuan(totalnya 565 orang) yang terlibat secara intens dalam perdaganganburung, yang mengindikasikan keinginan berpartisipasi dalam proyek ini.Bagian lingkungan pemerintah setempat setuju untuk berpartisipasi, salahsatunya dengan mengidentifikasi pilihan-pilihan untuk menghubungkantindakan-tindakan konservasi masyarakat dalam proyek ini dengankebijakan-kebijakan setempat. Wetlands International di Mopti, dengankontak yang hebat dalam masyarakat lokal, diidentifikasi sebagai ManajerProgram Lokal yang paling tepat.

Page 183: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

155Bio-rights dalam teori dan praktek

Gambar 10.3. Kelompok perempuan Bio-rights di suatu hutan yang dihijaukan kembalidi Mali. Sumber foto: Pieter van Eijk.

10.3. PENGEMBANGAN PROYEK

Pengembangan proyek dimulai dengan sejumlah pertemuan dengankelompok-kelompok yang telah dipilih dan pemangku kepentingan relevanlain seperti perwakilan pemerintah, untuk menjelaskan konsep yangdiusulkan dan berbagi ide mengenai hasil-hasil konservasi danpembangunan yang diharapkan. Selanjutnya, pertemuan perencanaanproyek konkrit dilaksanakan untuk mengidentifikasi tindakan-tindakankonservasi dan pembangunan. Ada persetujuan bahwa kelompokmasyarakat yang terlibat akan menghentikan perdagangan burung dipasar lokal dan akan mencegah memberikan perlengkapan berburukepada para pemburu (terutama jaring dan perangkap) dan tempattinggal. Untuk menghindari kelompok baru yang menggantikan posisimereka sebelumnya, ada persetujuan bahwa kelompok perempuan akandilatih sebagai ‘penjaga ekologi’. Hal ini akan memungkinkan merekauntuk bekerja dengan bagian lingkungan pemerintah setempat untukmengontrol kegiatan-kegiatan ilegal di wilayah ini, baik selama maupunsesudah penerapan proyek. Sebagai akibatnya, setiap kelompokmasyarakat menerima kredit sebesar € 762, untuk mendukung kegiatan-

Page 184: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

156 Bio-rights dalam teori dan praktek

kegiatan pembangunan. Kelompok-kelompok perempuan itu sepenuhnyabebas mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang mendatangkanpendapatan sepanjang kriteria keberlanjutan dipertimbangkan. Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dipil ih meliputi peternakan ayam,pengembangan usaha ikan asap serta pembentukan bank bibit danmakanan untuk antisipasi persediaan makanan jangka panjang.

Pertimbangan yang hati-hati diberikan pada keberlanjutan proyek jangkapanjang. Untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokalakan akses pada sumberdaya dana yang berkelanjutan, kredit-mikro yangakan disediakan adalah dalam bentuk dana simpanan berbasis masyarakat.Hal ini memungkinkan setiap anggota masyarakat meminjam dana, dengantingkat bunga 10 persen. Tingkat bunga ini memberikan pertumbuhanpermodalan yang stabil. Sementara itu, bunga ini jauh lebih rendahdibandingkan dengan bunga yang ditetapkan oleh para pihak yangmemberikan pinjaman. Skema simpanan berbasis masyarakat akan dijagadalam masyarakat sebagai dana bergulir setelah pengubahan kredit-mikrokarena keberhasilan tindakan konservasi. Kredit-mikro diberikan di awalproyek, mengingat tingkat antusiasme dan dedikasi masyarakat yang tinggiselama pengembangan proyek. Jangka waktu proyek dibatasi selama satutahun, tetapi kedatangan reguler setelahnya harus diantisipasi untukmemberikan dukungan teknis kepada kelompok masyarakat jika diperlukandan untuk memotivasi mereka menjalankan praktek-praktek berkelanjutan.Pemantauan proyek diterapkan oleh Manajer Program Lokal, bersamadengan kelompok masyarakat yang terlibat dengan cara observasilapangan yang intens selama pendataan reguler. Kunjungan-kunjungan jugadilakukan ke pasar di sekitarnya untuk memantau kegiatan perdaganganburung regional. Tingkat kerjasama kelompok masyarakat denganpemerintah setempat juga berfungsi sebagai sebuah cara untuk mengukurketerlibatan masyarakat dalam konservasi.

10.4. PENGEMBANGAN KONTRAK

Sebuah kontrak resmi Bio-rights ditandatangani dengan tiap kelompokperempuan. Walikota setempat, kepala desa dan perwakilan bagianpengelolaan sumberdaya alam setempat juga digabungkan sebagai pihakyang menandatangani kontrak. Hal ini memperkuat keterlibatan dandukungan pada proyek yang telah disepakati dan memberikan kontribusipada kerjasama yang semakin meningkat antara masyarakat setempatdengan lembaga pemerintah.

Page 185: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

157Bio-rights dalam teori dan praktek

Kotak 10.2. Bekerja dengan sebuah lembaga kredit-mikro

Pengembangan kontrak yang jelas dan dapat ditegakkan adalah salah satu elemen yangpaling menantang dalam penerapan Bio-rights. Organisasi-organisasi yang melakukanpenerapan pada umumnya belum terbiasa dengan aspek-aspek yang terkait denganlegislasi setempat dan kadang-kadang kurang memiliki kapasitas membentuk formatkontrak untuk memformalkan kesepakatan-kesepakatan kontrak di bawah hukumpemerintah. Struktur pemerintahan yang lemah mungkin di masa depan akan bisamengkompromikan kesepakatan dalam kontrak. Salah satu cara untuk mengakomodasikesulitan ini adalah dengan memanfaatkan format yang ada untuk kesepakatan kontrakskala kecil dengan masyarakat. Di bawah Proyek “Lahan Basah dan ProgramPengentasan Kemiskinan (WPRP)”, yang di antaranya diterapkan di Inner Niger Delta,pendekatan ini dirintis melalui kerjasama dengan CAMEC, sebuah lembaga kredit-mikrodi Mali dengan pengalaman yang luas dalam membuat kontrak skala kecil denganmasyarakat. Setelah penandatanganan MoU antara konsorsium WPRP (WetlandsInternational dan Care Mali) dengan CAMEC, ada kesepakatan bahwa CAMEC akanbertanggung jawab atas penyaluran kredit, sementara WPRP akan memberikandukungan teknis untuk penerapan kesepakatan Bio-rights di lapangan. Rintisan iniditerapkan pada tahun 2006 sampai 2008 dan dievaluasi setelah itu.

Masyarakat disepakati bisa meminjam sejumlah dana dari CAMEC, dengan syarat bahwakredit ini akan dibayar dengan bunga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Setelahterlaksananya kegiatan-kegiatan konservasi yang berhasil dalam jangka waktu yangditentukan dalam kontrak, masyarakat bebas untuk memilih. Pilihan tersebut adalahpengambilan dana kredit beserta bunganya atau penyimpanan dana kredit di rekeningCAMEC dan menjadi pemilik saham sebuah lembaga keuangan. Jika keputusannyaadalah pilihan pertama, maka masyarakat akan mendapatkan ketersediaan dana yangrelatif besar setelah kontrak berakhir. Jika masyarakat mengambil pilihan yang ke dua,maka mereka akan menjadi salah seorang pemilik saham (sangat kecil porsinya) dariCAMEC dan akan mendapatkan bagian keuntungan tertentu ditambah modalnya setiaptahun. Pendekatan ini terbukti sangat berhasil karena pendekatan ini melegakan rekan-rekan di lapangan. Mereka tidak harus berurusan dengan tumpukan kertas kerja yangkompleks. Bagi lembaga kredit-mikro, pendekatan ini memberi kontribusi padadiversifikasi produk finansial mereka. Bagi masyarakat, pendekatan ini menarik karenamereka bisa menandatangani kontrak dengan lembaga nasional dan bahwa merekamendapatkan pendapata jangka panjang karena menjadi seorang pemilik saham (sangatkecil porsinya) dalam lembaga kredit-mikro ini. Biasanya, kelompok masyarakat sepertimereka tidak bisa mendapatkan fasilitas kredit dari CAMEC karena resiko merekadianggap terlalu tinggi. Namun demikian, setelah terlibat dalam Bio-rights danmenunjukkan keberhasilan dalam membayar kembali pinjamannya kepada CAMEC,kelompok-kelompok ini sekarang telah bisa mengakses fasilitas kredit dengan mudahkepada CAMEC, karena dianggap dapat dipercaya. Setelah evaluasi menjelang tahun2008, CAMEC memutuskan untuk secara resmi menggabungkan pinjaman Bio-rightsdalam produk portofolionya.

Page 186: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

158 Bio-rights dalam teori dan praktek

10.5. PENERAPAN PROYEK

Sebelum penerapan kegiatan konservasi aktual, sebuah skema pelatihanyang intensif dilakukan untuk setiap kelompok masyarakat. Pelatihandiberikan dalam bahasa setempat (Bozo, Bambara dan Fulani). Pertama,kesadaran akan peran burung air di Inner Niger Delta ditingkatkan.Penelitian awal mengindikasikan bahwa koloni burung air memiliki peransangat penting bagi perkembangbiakan berbagai spesies ikan di delta.Kotoran burung merupakan nutrisi bagi ikan-ikan di delta. Demikian juga,konsentrasi burung air berfungsi sebagai indikator yang baik untuk sistemyang sehat, yang kaya akan ikan dan sumberdaya alam lain. Temuan-temuan itu dikomunikasikan sebagai contoh yang jelas tentang pentingnyapopulasi burung air yang berkelanjutan. Kesadaran juga ditingkatkan.Sejumlah besar cincin yang ditemukan berasal dari Eurasian, yangmenunjukkan migrasi yang luar biasa dari wilayah yang jauh menuju delta.Dengan menekankan fakta tersebut, proyek ini mencoba mencapai rasakagum sekaligus membentuk kesadaran bahwa kelompok masyarakatmemiliki tanggung jawab bersama dengan orang-orang di mana saja didunia ini untuk dengan bijaksana mengelola populasi spesies yangterancam ini. Bersama dengan bagian lingkungan pemerintah setempat,kelompok masyarakat dilatih dalam aspek-aspek yang terkait denganpengelolaan sumberdaya alam. Hal ini meliputi penciptaan kapasitasdalam pemanfaatan sumberdaya alam yang bertanggung jawab sertapatroli yang berbasis masyarakat, pemantauan penegakan regulasi.Pelatihan juga membuat masyarakat menjadi terbiasa dengan spesiesburung yang sering diamati di wilayah ini, dengan cara panduan identifikasiyang dikembangkan dalam bahasa setempat dalam proyek ini. Anak-anak dalam masyarakat yang terbiasa dengan semua spesies dalambooklet diberi penghargaan sebuah kaos, yang menyatakan keterlibatanmereka dalam proyek ini dan bergambar seekor Garganey, spesiesmaskot dalam proyek tersebut. Insentif kecil seperti itu meningkatkandedikasi di antara anggota masyarakat untuk berpartisipasi secaraantusias dalam sesi pelatihan. Pelatihan juga diberikan dalam dukungankegiatan-kegiatan pembangunan yang direncanakan serta pembentukandan pengelolaan dana simpanan berbasis masyarakat. Penekanan khususdiberikan pada proses pengorganisasian serta distribusi tugas-tugas.

Pelatihan ini menciptakan sebuah dasar yang kuat untuk imlementasikegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan. Tindakan-tindakankonservasi bersifat lebih langsung dan terbatas pada partisipasimasyarakat dalam berpatroli dan pencegahan tindakan perburuan

Page 187: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

159Bio-rights dalam teori dan praktek

serta perdagangan burung air. Kegiatan-kegiatan pembangunan agakkompleks melibatkan serangkaian kegiatan pembangunan yangmemerlukan perencanaan dan perintisan yang ekstensif. Kegiatan-kegiatan pembangunan dipandu secara ketat oleh Manajer ProgramLokal dan perhatian juga diberikan secara optimal untukmenyesuaikan ukuran-ukuran terhadap kondisi di lapangan.

10.6. HASIL PROYEK

Perburuan dan perdagangan burung dihentikan secara langsung setelahpenandatanganan kontrak di sekitar desa-desa dari masyarakat yangterlibat. Kesepakatan ini awalnya menemui beberapa penolakan darimasyarakat yang makan paginya selalu dilengkapi dengan Garganey atauRuff goreng. Namun demikian, kesepakatan Bio-rights yangditandatangani oleh kelompok-kelompok perempuan secara umumdipertimbangkan sebagai hal yang menguntungkan bagi keseluruhan

Gambar 10.4. Anak-anak sekolah, dengan bangga menunjukan booklet identifikasiburung mereka dan kaos proyek. Sumber foto: Pieter van Eijk.

Page 188: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

160 Bio-rights dalam teori dan praktek

desa. Oleh karena itu, sebagian besar masyarakat desa dapat diyakinkanuntuk bergabung dalam upaya-upaya konservasi. Setelah pelatihanmengenai pengelolaan lahan basah dan patroli berbasis masyarakat,kelompok-kelompok perempuan ini melakukan banyak kunjungan padamasyarakat di sekitar wilayah untuk meningkatkan kesadaran merekaakan pentingnya perlindungan pada burung air, dan meminta merekauntuk mengatasi eksploitasi spesies ini secara berlebihan. Dengandidukung oleh bagian konservasi lingkungan pemerintah setempat,mereka juga terlibat dalam kegiatan patroli lapangan secara teratur didaerah-daerah sekitar desa-desa yang menjadi target. Hubungan antaralegislasi formal dengan penegakan berbasis masyarakat ini terbuktiefektif, dalam pengertian hubungan ini akan sangat menurunkan kegiatan-kegiatan ilegal dan memberikan kontribusi bagi peningkatan dukunganmasyarakat pada kebijakan pemerintah. Kegiatan pemantauan selamadan sesudah proyek mengindikasikan bahwa kegiatan-kegiatankonservasi yang diterapkan oleh kelompok-kelompok perempuan itu telahmemberikan kontribusi yang sangat besar bagi penurunan tekananperburuan di wilayah ini. Jumlah burung air yang diperdagangkan di pasarlokal telah menurun sampai hanya tinggal beberapa ribu kasus saja.Namun demikian, penghitungan secara pasti penurunan tekananperburuan masih tetap sulit dilakukan, sebagaimana juga faktor lainseperti banjir yang menentukan perbedaan tingkat penangkapan ilegalselama bertahun-tahun. Bertahun-tahun setelah proyek berakhir,kelompok-kelompok perempuan terus melanjutkan peran mereka sebagaipenjaga lahan basah. Kegiatan-kegiatan perburuan burung air masihdilarang di delapan kelompok itu dan secara sukarela kelompok-kelompoktersebut masih melakukan patroli di lapangan secara teratur. Menurutmereka, mereka telah bisa menurukan tekanan perburuan sampai dengan90 persen sejak dimulainya proyek ini. Ketika ditanya alasan merekamasih menjaga sikap positif mereka terhadap perlindungan burung airdi delta, mereka menekankan pada pentingnya burung air sebagaiindikator atas sistem yang sehat dan sebagai komponen penting dalamekosistem alam Inner Niger Delta. Kelompok-kelompok tersebut jugamengekspresikan bahwa mereka menyadari sebuah tanggung jawabbersama untuk menjamin pengelolaan populasi burung air yangberkelanjutan seiring dengan rute migrasinya. Dalam pemahaman akandukungan pembangunan yang diberikan oleh Kedutaan Besar Inggris,kelompok-kelompok tersebut merasa harus menegaskan tujuan-tujuankonservasi sebagaimana dijelaskan di dalam kontrak, meskipun adakenyataan bahwa periode kontrak secara resminya sudah berakhirbeberapa tahun yang lalu.

Page 189: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

161Bio-rights dalam teori dan praktek

Kegiatan-kegiatan pembangunan yang diterapkan dalam proyek ini secarasignifikan telah memberikan kontribusi pada penghidupan masyarakatyang terlibat. Bank makanan telah menurunkan resiko kelaparan.Sementara itu, kegiatan-kegiatan budidaya dan perusahaan-perusahaankecil yang dikembangkan dalam proyek ini telah meningkatkanpendapatan masyarakat. Meskipun pendapatan yang berasal dari proyekpembangunan masih kecil, tetapi ini berlangsung sepanjang tahun,sedangkan pendapatan dari perdagangan burung hanya terjadi di bulanDesember dan April. Kegiatan-kegiatan pembangunan yang diterapkanoleh kelompok-kelompok perempuan itu telah meningkatkan kemandirianfinansial mereka, sementara penguatan pada kelompok-kelompoktersebut telah memberikan kontribusi pada peningkatan keterlibatanmereka dalam pembuatan keputusan, baik dalam lingkup masyarakatmaupun pemerintah. Dana bergulir yang dibentuk dalam proyek inimemberikan ketersediaan modal yang berkelanjutan selama dan setelahproyek. Sebagai akibatnya, kelompok-kelompok masyarakat secara terusmenerus melakukan inisiasi kegiatan-kegitan pembangunan baru,berdasarkan kebutuhan mereka sendiri dan peluang pendanaan. Hal initelah memberikan kontribusi yang signifikan pada keberlanjutan proyekjangka panjang. Karena ketersediaan modal semakin meningkat secaraperlahan seiring dengan waktu, kelompok-kelompok masyarakat mampumengundang anggota masyarakat yang lain untuk bergabung dalamskema simpanan berbasis masyarakat. Kegiatan-kegiatan proyekmemberikan kontribusi yang signifikan pada dedikasi masyarakat untukterlibat dalam kegiatan-kegiatan pembangunan tambahan dan untuk

Gambar 10.5. Kegiatan-kegiatan pembangunan yang didukung dalam proyek:pendidikan (kiri) dan pembentukan bank makanan (kanan). Sumber foto: Pietervan Eijk.

Page 190: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

162 Bio-rights dalam teori dan praktek

semakin meningkatkan keahlian teknis mereka. Beberapa kelompok saatini mengikuti sesi beberapa jam seminggu untuk membiasakan diri dengankeahlian membaca dan menulis dasar. Biaya yang diperlukan disediakanoleh tiga kelompok masyarakat itu sendiri.

Kegiatan-kegiatan pembangunan kurang berhasil untuk dua kelompokperempuan. Selama suatu masa kelaparan yang menyerang desa-desamereka di tahun pertama, mereka terpaksa menggunakan kredit-mikrountuk mendapatkan persediaan makanan darurat. Meskipun hal inimemungkinkan mereka untuk bertahan hidup, kedua kelompok itutertinggal tanpa ada uang untuk pengembangan kegiatan-kegiatanpembangunan yang telah direncanakan. Sebagai akibatnya, mereka tidakberhasil melakukan inisiasi sebuah rantai kegiatan-kegiatan pembangunandan menurunkan resiko yang mereka hadapi terhadap kejadian-kejadianekstrim. Meskipun ada kesulitan-kesulitan ini, kelompok masyarakat itutelah menunjukkan dedikasi mereka melalui pemahaman berkelanjutantentang larangan yang telah disepakati terkait dengan perburuan burungair serta praktek-praktek perdagangannya.

PELAJARAN YANG DIPEROLEH:

+ Kepercayaan antara kelompok masyarakat dan pihak pembeli merupakan kuncimenuju keberhasilan penerapan proyek.

+ Pengubahan kredit-mikro menjadi dana bergulir masyarakat telah meningkatkankeberlanjutan intervensi konservasi maupun pembangunan secara signifikan.

+ Kegiatan-kegiatan peningkatan kesadaran yang ekstensif serta pelatihan teknistelah memberikan kontribusi pada dedikasi dan kapasitas di antara kelompokmasyarakat dalam mendukung keberhasilan konservasi.

+ Penghubungan kebijakan pemerintah resmi dengan penegakan legislasi darimasyarakat memaksimalkan potensi regulasi operasional dan penyesuaian halini pada kebutuhan lokal dan kondisi lokasi.

- Alokasi anggaran untuk kejadian-kejadian yang tidak diharapkan bisamenghindarkan kegagalan kegiatan-kegiatan pembangunan pada duamasyarakat.

! Kerjasama dengan lembaga kredit-mikro yang berpengalaman bisamemfasilitasi kesepakatan kontrak dan akan memberikan kontribusi tenaga ahliuntuk pembentukan dana masyarakat.

+ = pelajaran positif yang diperoleh- = pelajaran negatif yang diperoleh! = perlu perhatian

Page 191: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

163Bio-rights dalam teori dan praktek

Daftar Pustaka

Amin, S., Rai, A.S. and Ropa, G. 2003. “Does microcredit reach the poorand vulnerable? Evidence from Northern Bangladesh,” Journal ofDevelopment Economics, vol. 70, 59-82.

Asquith, N.M., Vargas, M.T. and Wunder, S. 2008. Selling twoenvironmental services: in-kind payments for bird habitat andwatershed protection in Los Negros, Bolivia. Ecological Economics65, 675–684.

Barrett, C.S. and Arcese, P. 1995. Are integrated conservation anddevelopment projects sustainable? On the conservation of largemammals in Sub-Saharan Africa. World Development 23, 1073-1084.

Bennet, M.T. 2008. China’s sloping land conversion program: institutionalinnovation or business as usual? Ecological Economics 65, 700–712.

Bishop, J., Kapila, S., Hicks, F., Mitchell, P. and Vorhies, F. 2008. BuildingBiodiversity Business. Shell International Limited and theInternational Union for Conservation of Nature: London, UK, andGland, Switzerland. 164 pp.

Brown, K. 1998. The political ecology of biodiversity, conservation anddevelopment in Nepal’s Terai: confused meanings, means andends. Ecol. Econ. 24, 73-88.

Page 192: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

164 Bio-rights dalam teori dan praktek

Bulte, E.H., Lipper, L., Stringer, R. and Zilberman, D. 2008. Paymentsfor ecosystem services and poverty reduction: concepts, issues,and empirical perspectives. Environment and DevelopmentEconomics 13: 245–254.

Chen, M.A. and Snodgrass, D. 2001. Managing resources, activities, andrisk in urban India: the impact of SEWA Bank, Washington D.C.:AIMS, September 2001.

Coleman, B.E. 2004. “Microfinance in Northeast Thailand: who benefitsand how much?.

Cornes, R. and Sandler, T. 1996. The Theory of Externalities, PublicGoods and Club Goods (Second Edition). Cambridge: CambridgeUniversity Press. 590 pp.

Engel, S., Pagiola, S. and Wunder, S. 2008. Designing payments forenvironmental services in theory and practice: an overview of theissues. Ecological Economics 65, 663–675.

Engel, S. and Palmer, C. 2008. Payments for environmental servicesas an alternative to logging under weak property rights: the caseof Indonesia. Ecological Economics 65, 800–810.

Ferraro, P.J. and Simpson, R.D. 2003. ‘Protecting forests and biodiversity:are investments in eco-friendly production activities the bestwayto protect endangered ecosystems and enhance rural livelihoods?’,resented at the conference ‘Rural Livelihoods, Forests andBiodiversity’, Bonn, Germany, sponsored by CIFOR, in collaborationwith BMZ, DSE, and GTZ, 26–30 May.

Finlayson, C.M., D’Cruz, R. and Davidson, N.J. 2005. Ecosystem servicesand human well-being: water and wetlands synthesis. WorldResources Institute, Washington DC, USA.

Franks, P. and Blomley, T. 2004. Fitting ICD into a project framework: ACARE perspective.In: Getting Biodiversity Projects to Work: TowardsMore Effective Conservation and Development. McShane, T.O. andWells, M.P. (eds). Columbia University, New York, 77-97.

Hulme, D. and Mosley, P. 1996. Finance Against Poverty, vol. 1 and 2,Routledge: Hunger, April.

Page 193: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

165Bio-rights dalam teori dan praktek

Khandker, S. 1998. Fighting poverty with microcredit: experience fromBangladesh,London. 1996.

McShane, T.O. and Wells, M.P. (eds). 2004. Getting Biodiversity Projectsto Work: TowardsMore Effective Conservation and Development.Columbia University Press, NewYork.

MkNelly, B. and Dunford, C. 1999. “Impact of Credit with Education onMothers and Young Children’s Nutrition: CRECER Credit withEducation Program in Bolivia,” Freedom From Hunger ResearchPaper no.5, Freedom From Hunger.

MkNelly, B., Watetip, C., Lassen C.A. and Dunford, C. 1996. “Preliminaryevidence that integrated financial and educational services can beeffective against hunger and malnutrition,” Freedom From HungerResearch Paper no.2, Freedom From Hunger, April.

Montgomery, H. & Weiss, J. 2005. “Great Expectations: Microfinanceand Poverty Reduction in Asia and Latin America” ADB InstituteResearch Paper Series No. 63. New York: Oxford University Pressfor the World Bank.

North, D. 1990. Institutions, Institutional Change and EconomicPerformance. Cambridge: Cambridge University Press.

Pagiola, S. and Platais, G. 2007. Payments for Environmental Services:From Theory to Practice. Washington, World Bank.

Perrot-Maître, D. 2006. The Vittel Payments for Ecosystem Services: a‘Perfect’ PES Case? Project Paper No.3. London, IIED.

Pitt, M.M. and Khandker, S. 1998. “The impact of group-based creditprograms on poor households in Bangladesh: does the gender ofparticipants matter?” Journal of Political Economy, vol. 2, 958-977.

Ravnborg, H.M., Damsgaard, M.G. and Raben, K. 2007. Payment forEcosystem Services — Issues and Pro-poor Opportunities forDevelopment Assistance. DIIS Report. Danish Institute forInternational Studies, Copenhstaf.

Sanjayan, M.A., Shen, S. and Jansen, M. 1997. Experiences withIntegrated Conservation and Development Projects in Asia.Technical Paper No. 38. The World Bank, Washington DC.

Page 194: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

166 Bio-rights dalam teori dan praktek

Sayer, J. and Wells, M.P. 2004. The Pathology of Projects. In: GettingBiodiversity Projects to Work: Towards More EffectiveConservation and Development, 35-48.

Stavins, R. 2000. “Experience with Market-Based Environmental PolicyInstruments” in K. Maler and J. Vincent (eds.) The Handbook ofEnvironmental Economics. Amsterdam: North-Holland/ElsevierScience.

Stiglitz, J. 1986. “The New Development Economics”. World Development14(2): 257-65.

Stocking, M. and Perkins, S. 1992. Conservation-with-development: anapplication of the concept in the Usambara Mountains, Tanzania.Trans. Inst. British Geogr. 17, 337- 349.

Suryadiputra, I N. N. (Editor). 2006. Kajian Kondisi Lingkungan PascaTsunami di Beberapa Lokasi Nanggroe Aceh Darussalam danNias. Wetlands International – Indonesia Programme/CPSG/Univ.Syah Kuala. Bogor. xxvi + 421.

Tattenbach, F., Obando, G. and Rodríguez, J. 2006. Mejora del excedentenacional del pago de servicios ambientales. San José, FONAFIFO.

Williamson, O.1985. The Economic Institutions of Capitalism. New York:Free Press.

Wunder, S. 2005. Payments for environmental services: some nuts andbolts. Occasional Paper No. 42. Bogor, CIFOR.

Wunder, S., Engel, S. and Pagiola, S. 2008. Taking stock: lessons learntfor the design of for environmental services programs. EcologicalEconomics 65, 834–852.

Page 195: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

167Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 1. Penilaian Kecocokan Bio-rightssebagai Suatu Alat Penting bagiPenerapan Proyek

Apakah kemiskinan merupakan pemicu utama kerusakanpelayanan jasa lingkungan terhadap (perlindungan) suatueksositem?

Akankah sebuah kecocokan antara kegiatan-kegiatankonservasi dan pembangunan memberikan hasil proyek yangmaksimal dengan biaya yang minimal?

Mungkinkah mengembangkan kapasitas pengelolaan yangmemadai pada kelompok-kelompok yang menjadi target dilapangan untuk mencapai sebuah transisi menujupembangunan berkelanjutan?

Bisakah tindakan-tindakan konservasi yang telah direncanakanditerapkan secara berhasil dengan pengetahuan, keahlian dansumberdaya manusia yang ada dalam masyarakat, ataubisakah elemen-elemen ini dibentuk seiring denganberjalannya proyek?

Apakah kelompok yang menjadi target memiliki kekuatan yangcukup untuk melakukan mitigasi dampak eksternal sebagaipemicu kerusakan lingkungan (misalnya pembangunanindustri, perencanaan pembangunan pemerintah)?

Apakah ada cukup cara untuk melakukan mitigasi secaraefektif akan pertukaran antara konservasi dan pembangunan?Dengan kata lain, apakah mungkin mempromosikanpembangunan tanpa mengkompromikan konservasi dan,sebaliknya untuk melestarikan nilai-nilai lingkungan tanpamembatasi peluang-peluang pembangunan?

Apakah ada cukup waktu untuk melakukan semua tahappenerapan?

Apakah para pihak yang menerapkan proyek memiliki cukupkeahlian multisektoral, termasuk pengetahuan mengenaikonservasi, pembangunan dan aspek pengelolaan keuangan?

YA TIDAK

Page 196: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

168 Bio-rights dalam teori dan praktek

YA TIDAK

Catatan:

Pertanyaan-pertanyaan di atas bertujuan memandu penilaian menyeluruhmengenai kecocokan Bio-rights sebagai sebuah alat untuk mencapaitujuan-tujuan konservasi dan pembangunan yang diidentifikasi dalamperencanaan proyek. Semua pertanyaan harus dijawab YA, bila Bio-rightsdiharapkan menjadi sebuah alat yang tepat. Potensi penuh Bio-rights perludinilai dalam penerapan Langkah 1B sampai dengan 2A. Selain itu, selamapemilihan lokasi proyek (lihat Lampiran 2), sejumlah kriteria harusdipertimbangkan untuk menjamin kesesuaian dengan kondisi setempat.

Apakah ada cukup cara untuk menjamin keberlanjutanjangka panjang, misalnya melalui ketersediaan pendanaanyang berkelanjutan untuk pengadaan pembayaran (sepertidalam skema PES) atau secara alternatif melaluipenanganan jerat kemiskinan, yang merestorasikankeseimbangan antara konservasi dan pembangunan?

Apakah ada kontak lokal yang tepat untuk penerapaninisiatif berbasis lapangan ‘bottom-up’?

Apakah konteks pemerintah, pada daerah yang menjaditarget proyek, memungkinkan/mendukung penerapan Bio-rights?

Akankah inisiatif Bio-rights berhubungan secara baikdengan pendekatan-pendekatan konservasi danpembangunan yang lain di wilayah?

Apakah lembaga donor atau investor yang direncanakanmengijinkan pembayaran dengan pendekatan Bio-rights?

Page 197: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

169Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 2. Sistem Dukungan KeputusanPemilihan Lokasi

YA TIDAK

Bagian A. Pemilihan lokasi yang tepat dalam wilayah yang ditargetkan

Pertimbangan ekologi

Apakah pelayanan ekosistem yang ditargetkan dalam tindakanyang diusulkan terwakili dalam wilayah ini?

Jika tidak: lokasi proyek tidak cocok

Apakah pelayanan ekosistem yang ditargetkan dalam tindakanyang diusulkan berada dalam ancaman masa kini dan masamendatang atau telah rusak di masa lalu?

Jika tidak: tidak perlu ada penerapan Bio-rights untuk saat ini.

Bisakah pelayanan ekosistem yang ditargetkan dalam tindakanyang diusulkan secara realistis berkelanjutan ataudirestorasikan mempertimbangkan kondisi lokasi setempat dansumberdaya yang tersedia?

Jika tidak: lokasi proyek tidak cocok.

Apakah resiko proyek terkait dengan kejadian ekstrim dapatditerima, dan bisakah resiko itu dimitigasi atau menjadi bagiandari intervensi yang direncanakan?

Jika tidak: lokasi proyek tidak cocok.

Pertimbangan sosio-ekonomi

Apakah masyarakat setempat memiliki hak penuh atas tanahdan pelayanan ekosistem yang terkait?

Jika tidak: lokasi proyek tidak cocok, kecuali jika i) kepemilikantanah dan sumberdaya bisa dinegosiasikan terlebih dahulusebelum inisiasi proyek atau ketika ii) pemilik resmi tanah dansumberdaya mendukung sepenuhnya intervensi yang diusulkandan dilibatkan dalam penandatanganan kontrak. Kesepakatankontrak dengan pihak ke tiga seperti ini harus meliputi sebuahkesepakatan mengenai kegiatan-kegiatan masyarakat lokal danukuran-ukuran konservasi serta janji untuk mencegah kegiatan-kegiatan yang berinteraksi secara negatif dengan intervensiBio-rights.

Page 198: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

170 Bio-rights dalam teori dan praktek

YA TIDAK

Apakah ada faktor eksternal (misalnya pelanggaran oleh pihakluar, perencanaan pengelolaan yang bertentangan, dan lain-lain) yang memberikan resiko tinggi terhadap keberhasilanproyek?

Jika ya: lokasi proyek tidak cocok, kecuali jika dampakeksternal bisa dimitigasi terlebih dahulu atau sebagai bagiandari intervensi Bio-rights yang direncanakan (misalnyamelalui penegakan hukum yang lebih baik, konsultasipemangku kepentingan, dan lain-lain).

Apakah ada resiko kebocoran yang tidak bisa diterima, yangtidak bisa dimitigasi terlebih dahulu atau sebagai bagian dariintervensi yang direncanakan?

Jika ya: lokasi proyek tidak cocok.

Apakah masyarakat cukup homogen dalam hal komposisisosial, ekonomi dan etnis, sehingga memungkinkan partisipasiyang sama dari setiap individu dalam penerapan Bio-rightsdan dukungan penuh dari mayoritas masyarakat untukintervensi yang diusulkan?

Jika tidak: lokasi proyek tidak cocok.

Apakah ada resiko yang tidak bisa diterima terkait denganpemerintahan setempat (misalnya korupsi, ketegangan politik,dan lain-lain) atau konflik dalam dan di antara masyarakat?

Jika ya: lokasi proyek tidak cocok.

Lingkungan yang memungkinkan

Apakah masyarakat setempat menerima keterlibatan merekadalam Bio-rights (termasuk apakah semua kelompok sosial,etnis dan agama utama terwakili)?

Jika tidak: lokasi proyek tidak sesuai.

Apakah pemerintah setempat dan pemangku kepentingan lainyang relevan mendukung intervensi Bio-rights yang diusulkan?

Jika tidak: lokasi proyek tidak cocok, kecuali jika dukunganbisa diciptakan melalui pertemuan pemangku kepentingansebelum penerapan Bio-rights.

Page 199: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

171Bio-rights dalam teori dan praktek

YA TIDAK

Bagian B. Penentuan prioritas

1. Apa yang menjadi biaya relatif yang diharapkan untuk pengadaanpelayanan ekosistem yang direncanakan?

2. Apa manfaat sosio-ekonomi dan lingkungan yang sudah terantisipasi danbagaimana hal ini berkaitan satu sama lain dan dengan pelayananekosistem yang ditargetkan?

3. Apa perspektif jangka panjang dari proyek yang diusulkan, misalnyabagaimana mengantisipasi keberlanjutan?

4. Berapa lama durasi proyek yang diharapkan dan bagaimana sumberpendanaan yang diperlukan untuk mencapai keberlanjutan jangka panjang?

5. Pada tingkat seperti apa resiko proyek bisa diterima?

6. Sejauh mana kondisi sosio-ekonomi mendukung penerapan Bio-rights?

7. Sampai sejauh mana struktur pemerintahan setempat mendukungpenerapan Bio-rights?

8. Bagaimana intervensi Bio-rights yang diusulkan cocok dengan kebijakandan perencanaan konservasi dan pembangunan yang ada?

9. Sejauh mana penerapan proyek layak secara logistik (akses ke lokasiproyek, kapasitas pengelolaan dari staf di lapangan, ketersediaan materialyang diperlukan untuk penerapan, dan lain-lain)?

Apakah ada legislasi yang menghambat keberhasilanpenerapan Bio-rights?

Jika ya: lokasi proyek tidak cocok, kecuali jika legislasi bisadiubah sebelum penerapan Bio-rights.

Bisakah keberlanjutan proyek jangka panjang dijaminmengingat konteks sosio-ekonomi dari intervensi yangdiusulkan dan sumberdaya yang tersedia?

Jika tidak: lokasi proyek tidak cocok. Keberlanjutan proyekbergantung pada durasi proyek yang diperlukan (kadang-kadang beberapa tahun sudah mencukupi untuk mencapaisebuah konservasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang)dan pada jumlah pendanaan yang tersedia (proyek jangkapanjang memerlukan sebuah pendanaan yang berkelanjutan).

Page 200: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

172 Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 3. Checklist untuk PengembanganProyek

1. Tujuan-tujuan konservasi yang diusulkan telah diidentifikasi dandijelaskan kepada semua pemangku kepentingan yang terlibat.

2. Kegiatan-kegiatan konservasi praktis dan peran masyarakat lokaltelah diidentifikasi dan dirancang.

3. Biaya kehilangan peluang sebagai sebuah akibat ukuran-ukurankonservasi telah diperhitungkan.

4. Tujuan-tujuan masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan telahdiidentifikasi.

5. Kegiatan-kegiatan pembangunan praktis yang berkelanjutan telahdiidentifikasi dan dirancang.

6. Syarat pembayaran (kerangka waktu untuk pemberian kredit-mikrodan model pembayaran) telah ditentukan.

7. Sebuah perencanaan pemantauan proyek telah dikembangkan.

8. Peran dari para pemangku kepentingan yang berbeda dalampemantauan hasil proyek telah diidentifikasi.

9. Indikator-indikator keberhasilan konservasi yang bisa diukur(sebagai dasar untuk pengubahan kredit-mikro) telah ditentukan.

10. Batasan proyek telah ditentukan.

11. Jangka waktu telah ditentukan.

12. Resiko-resiko proyek telah diidentifikasi dan ukuran-ukuran mitigasiresiko telah dirancang.

13. Sebuah pasal mengenai keadaan memaksa sebagai sebuah responatas resiko terjadinya bencana alam telah dikembangkan dandisetujui.

14. Sebuah penjadwalan penerapan proyek telah dikembangkan.

15. Perencanaan pengadaan dukungan teknis dan kegiatan-kegiatanpeningkatan kesadaran telah dikembangkan.

16. Hak dan kewajiban di antara para pemangku kepentingan dalamhal kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas dan peningkatankesadaran telah ditentutan.

Page 201: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

173Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 4. Checklist untuk PengembanganKontrak

1. Mendata dan menjelaskan secara singkat kepada semua pihakpenandatangan kontrak, termasuk pihak pembeli, penjual dan pihakketiga yang terlibat (misalnya pemerintah).

2. Deskripsi peran semua pihak penandatangan kontrak dan mengenaitujuan-tujuan proyek secara umum.

3. Deskripsi peran dan kewajiban pihak mediator (misalnya ManajerProyek Bio-rights dan Manajer Program Lokal).

4. Jumlah masyarakat yang terlibat (termasuk nama-nama merekajika memungkinkan) dan deskripsi tentang tanggungjawab mengenaipemenuhan kewajiban kontrak disusun dalam kelompok.

5. Deskripsi pelayanan ekosistem (jasa lingkungan) yang harusdiberikan oleh pihak penjual termasuk kuantifikasi setiap pelayananyang terkait.

6. Deskripsi ukuran-ukuran praktis yang diambil oleh pihak penjualuntuk mencapai tujuan-tujuan konservasi.

7. Deskripsi dukungan yang diberikan oleh pihak pembeli untukpembangunan yang berkelanjutan atas kontribusi masyarakat untukkonservasi, termasuk kuantifikasi dukungan yang diberikan(finansial maupun nonfinansial).

8. Spesifikasi material yang harus diberikan oleh pihak pembeli dalamdukungannya terhadap kegiatan-kegiatan konservasi.

9. Spesifikasi mengenai ukuran-ukuran pembangunan berkelanjutanyang aktual oleh pihak penjual.

10. Deskripsi kondisi yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yangmenandatangani kontrak untuk menjamin keberlanjutan proyeksecara keseluruhan.

11. Deskripsi kewajiban pembeli untuk memberikan dukungan teknisdan kegiatan-kegiatan peningkatan kesadaran.

12. Deskripsi kewajiban pihak penjual untuk mengikuti kegiatan-kegiatan penciptaan kapasitas dan peningkatan kesadaran.

Page 202: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

174 Bio-rights dalam teori dan praktek

13. Spesifikasi ukuran-ukuran yang diambil untuk melakukan mitigasiresiko proyek (misalnya terkait dengan bencana, kebocoran,imigrasi, dampak dari luar, dan lain-lain) dan peran (kewajiban)pihak-pihak yang menandatangani kontrak.

14. Deskripsi kuantitas dan jumlah pembayaran yang diberikan olehpihak pembeli (termasuk kerangka waktu pemberian).

15. Deskripsi cara pembayaran yang disediakan oleh pihak pembeli(kas atau barang).

16. Deskripsi kewajiban di antara para pihak penandatangan kontrakdalam hal pemantauan dan evaluasi proyek.

17. Deskripsi kondisi pengubahan kredit-mikro.

18. Deskripsi ukuran-ukuran potensial dalam hal ada pelanggarankesepakatan kontrak oleh salah satu pihak yang terlibat,termasuk rincian akhir proyek dan penegakan kewajiban proyek(hukum).

19. Deskripsi pasal keadaan memaksa.

20. Jika ada keterlibatan pihak ketiga sebagai penandatangankontrak: deskripsikan peran dan kewajiban mereka terkaitpenerapan proyek.

21. Spesifikasi mengenai jangka waktu proyek dan deskripsimengenai area proyek.

13. Spesifikasi ukuran-ukuran yang diambil untuk melakukan mitigasiresiko proyek (misalnya terkait dengan bencana, kebocoran,imigrasi, dampak dari luar, dan lain-lain) dan peran (kewajiban)pihak-pihak yang menandatangani kontrak.

14. Deskripsi kuantitas dan jumlah pembayaran yang diberikan olehpihak pembeli (termasuk kerangka waktu pemberian).

15. Deskripsi cara pembayaran yang disediakan oleh pihak pembeli(kas atau barang).

16. Deskripsi kewajiban di antara para pihak penandatangan kontrakdalam hal pemantauan dan evaluasi proyek.

17. Deskripsi kondisi pengubahan kredit-mikro.

18. Deskripsi ukuran-ukuran potensial dalam hal ada pelanggarankesepakatan kontrak oleh salah satu pihak yang terlibat,termasuk rincian akhir proyek dan penegakan kewajiban proyek(hukum).

19. Deskripsi pasal keadaan memaksa.

20. Jika ada keterlibatan pihak ketiga sebagai penandatangankontrak: deskripsikan peran dan kewajiban mereka terkaitpenerapan proyek.

21. Spesifikasi mengenai jangka waktu proyek dan deskripsimengenai area proyek.

Page 203: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

175Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 5. Bio-rights: Kesimpulan TahapPenerapan dan Tanggung Jawab

INISIASI PROYEK

Langkah 1 A. Pengembangan konsep dan penilaian pendekatan yangtepat: pembentukan ide konsep (MPB); keputusankecocokan pendekatan Bio-rights (MPB); pengembanganperencanaan untuk integrasi Bio-rights dalam sebuah kerangkakerja yang lebih luas (MPB).

Langkah 1 B. Penciptaan pendanaan: mobilisasi pendanaan internal ataupenggalangan pendanaan dari luar atau pembeli pelayananekosistem (MPB).

Langkah 1 C. Identifikasi pemangku kepentingan lain yang tertarik: identifikasi pemangku kepentingan lain yang memiliki tujuan-tujuan konservasi dan pembangunan yang sama (MPB); penaksiran pil ihan-pil ihan untuk penciptaan dukunganpendanaan tambahan melalui jaringan lembaga donor (MPB);

pemastian untuk melibatkan pengalaman dan keahlianeksternal (MPB).

Langkah 1 D. Pemilihan lokasi proyek: pemilihan negara/region yangmenjadi target (MPB); seleksi lokasi-lokasi yang potensialuntuk proyek dalam area yang ditargetkan dengan sebuah study(MPB); penilaian kecocokan lokasi yang potensial untukproyek melalui inventori cepat (MPB); penentuan prioritaslokasi proyek berdasarkan resiko proyek dan rasio biaya-manfaatnya (MPB).

Langkah 1 E. Pengembangan jaringan dan konsultasi pemangkukepentingan (I): pengorganisasian pertemuan individu ataugabungan untuk: pengembangan jaringan danpengidentifikasian rekan-rekan proyek (MPB); penilaiandukungan di antara para pelaku lokal untuk penerapan Bio-rights(MPB); dan identifikasi pilihan-pilihan untuk menyesuaikanBio-rights dengan kebijakan dan perencanaan lokal (MPB).

Langkah 1 F. Pemilihan Manajer Program Lokal: pemilihan ManajerProgram Lokal dari jaringan lokal atau melalui proses tender(MPB).

Langkah 1 G. Pelatihan Manajer Program Lokal: pembiasaan ManajerProgram Lokal dengan aspek-aspek penerapan Bio-rights (MPB).

Page 204: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

176 Bio-rights dalam teori dan praktek

PENGEMBANGAN PROYEK

Langkah 2 A. Konsultasi pemangku kepentingan (II): penjelasan mengenaikonsep dan pengembangan kelompok: pengorganisasiankonsultasi pemangku kepentingan untuk: pembentukankeinginan kerjasama (MPL dengan MPB); penciptaanpemahaman mengenai konsep (MPL dengan MPB); pembagian kebutuhan dan aspirasi (MPL dengan MPB); pembentukan kelompok masyarakat (MPL).

Langkah 2 B. Konsultasi pemangku kepentingan (III): penentuan tujuan danperencanaan: pengembangan perencanaan proyek yang konkritdengan rekan-rekan proyek (MPL dengan MPB): identifikasikebutuhan pihak pembeli dan penjual (MPL dengan MPB); penentuan persyaratan pembayaran (MPB dengan MPL) pengembangan perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi(MPB dengan MPL); identifikasi area dan jangka waktu proyek(MPB dengan MPL); pengembangan strategi mitigasi resiko(MPB dengan MPL); pengembangan perencanaan penerapansecara keseluruhan (MPB dengan MPL).

Langkah 2 C. Studi lapangan lanjutan: optional: pelaksanaan pendataanlapangan lanjutan untuk memperoleh dasar yang menyeluruh(MPL atau MPB).

Langkah 2 D. Penyesuaian perencanaan Bioa-rights dalam konteks yanglebih besar: penilaian mekanisme penghubungan Bio-rightsdengan kebijakan dan perencanaan yang ada serta denganinisiatif-inisiatif konservasi dan pembangunan lokal (MPB denganMPL).

Langkah 2 E. Pemecahan hambatan kebijakan: pelibatan staf pemerintahyang relevan dalam pengembangan perencanaan (MPL atauMPB); identifikasi dan pemecahan hambatan dalam penerapanBio-rights (MPL dengan MPB).

NEGOSIASI KONTRAK

Langkah 3 A. Negosiasi kontrak: pengembangan format kontrak (MPBdengan MPL); negosiasi kontrak dengan para pihak yang akanmenandatangani kontrak (MPL dengan MPB); pemastiankesesuaian dengan kebijakan dan legislasi lokal (MPL denganMPB).

Langkah 3 B. Penandatanganan kontrak Bio-rights: pengorganisasianupacara penandatanganan kontrak (MPL); penandatanganankontrak (MPL dengan MPB).

Page 205: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

177Bio-rights dalam teori dan praktek

PENERAPAN PROYEK

Langkah 4 A. Peningkatan kapasitas dan peningkatan kesadaran: pengorganisasian kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas danpeningkatan kesadaran (MPL atau MPB, kelompokmasyarakat mungkin juga menyediakan pelatihan merekasendiri).

Langkah 4 B. Penerbitan kredit-mikro: pembayaran kredit-mikro untukpembangunan berkelanjutan (MPL).

Langkah 4 C. Inisiasi kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan: proses perencanaan konservasi dan pembangunan melalui

pertemuan-pertemuan masyarakat (MPL); penyediaanmaterial yang diperlukan untuk penerapan kegiatan-kegiatankonservasi (MPL); penyediaan dukungan teknis selamapenerapan kegiatan-kegiatan konservasi dan pembangunan(MPL).

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PROYEK

Langkah 5 A. Pemantauan perkembangan dan hasil proyek: pemantauan tidak teratur dan final pada hasil-hasil konservasidan pembangunan dan pecapaian proyek secara keseluruhan(MPL atau MPB, seringkali melibatkan kelompok masyarakat).

Langkah 5 B. Pengubahan kredit-mikro: penggunaan hasil pemantauanuntuk memutuskan pengubahan kredit-mikro (MPB denganMPL): kredit-mikro diubah bila konservasi berhasil dandibayar kembali bila konservasi mengalami kegagalan (MPLdengan MPB). Jika memungkinkan: penginvestasian kembaliuang yang dibayarkan dari kegagalan konservasi pada ukuran-ukuran konservasi dalam inisiatif-inisiatif masyarakat yangmencapai keberhasilan (MPB dengan MPL).

Langkah 5 C. Penilaian pelajaran yang diperoleh: penilaian pelajaranyang diperoleh (MPB dengan MPL); penilaian hasil proyekterhadap acuan (MPB dengan MPL).

MPB = Manajer Proyek Bio-rights; MPL = Manajer Program Lokal.Catatlah bahwa tanggungjawab pada tahap-tahap penerapan yang berbeda-beda sangat bergantung pada keahlian organisasi yang terlibat serta padakondisi lokasi. Seringkali tahap-tahap penerapan diterapkan secara gabunganoleh MPB dan MPL, kadang-kadang juga melibatkan pemangku kepentinganyang lain.

Page 206: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

178 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 207: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

179Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 6. Rekomendasi Beberapa LokasiPercontohan Restorasi EkosistemPesisir Pasca Tsunami

Page 208: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

180 Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 209: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

181Bio-rights dalam teori dan praktek

Page 210: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

182 Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 7. Daftar Usulan Lokasi Percontohan (DemoSite)

1

2

3

Desa Krueng TunongKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

5° 6' 43.56" (LU)95° 18' 43.27" (BT)

Desa CeunamprongKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

4° 58' 38.24" (LU)95° 22' 38.42" (BT)

Desa Keude UngahKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

5° 0' 34.52" (LU)95° 22' 8.04" (BT)

Pantai berpasir, muarasungai, tambak, daerahperbukitan (bukit Temega)

Pantai berpasir, kawasanberlumpur, rawa airpayau, bekas tambak

Muara sungai, kawasanberlumpur dan rawa airpayau-asin (yangdahulunya persawahan)

Sekitar 200 m pantai hilang (ambelas)setelah gempa dan tsunami, abrasi sangatkuat padahal pemukiman baru telahdibangun di belakang pantai. Penghijauanpantai akan melindungi pertambakan danpemukiman dan penghijauan bukit Temegaakan mencegah longsor.

Merupakan lokasi dengan bentuk lansekapyang indah sehingga mendukung kegiatanpariwisata pantai.

Air dari rawa-rawa dan laguna KruengTunong menyuplai kebutuhan air bagipertambakan yang menjadi salah satumata pencaharian penting masyarakat.

Memiliki potensi wisata alam berupakeindahan alam yang menawan

Abrasi pantai,

Dulu merupakan habitat penyu bertelur,

Rehabilitasi pantai kemunglkinan akanmembantu restorasi habitat penyu bertelur

Pemukiman yang dibangun di areal bekassawah yang diurug perlu dilindungi dariabrasi dan intrusi air laut

Merupakan salah satu contoh kombinasiperbaikan ekosistem pesisir yangberlangsung secara alami (single spesies,sonneratia) dan secara buatan(multispesies, berbagai jenis mangrove).

Nama Lokasi &KordinatNo. Karakteristik

EkosistemAlasan sebagai lokasi demosite

KABUPATEN ACEH JAYA - NAD

Page 211: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

183Bio-rights dalam teori dan praktek

Restorasi Pesisir di Aceh dan Nias

• Rehabilitasi 90 ha pesisir dengan 121,000mangrove di tambak dan muara sungai,12,000 tanaman pantai dan 12.500tanaman buah-buahan di bukit Temega.

• Menyalurkan dana hibah untuk usaha kecilkebun sayuran dan tambak tumpang sari·

• Menyusun Rencana Strategy Pengelolaankawasan pesisir (termasuk aturanpenangkapan ikan dan pengelolaan pesisir)

• Melakukan kajian bio-fisik dan socialekonomi

• Peningkatan kapasitas kelompok dankelembagaan masyarakat·

• Pendidikan lingkungan bagi masyarakat(termasuk anak sekolah)

• Menanam 71.000 mangrove, 1.650tanaman pantai dan 350 tanamanpekarangan

• Menyalurkan dana hibah untuk usaha kecil

• Menyusun Rencana Strategy Pengelolaankawasan pesisir (termasuk aturanpenangkapan ikan dan pengelolaan pesisir)

• Melakukan kajian bio-fisik dan socialekonomi·

• Pendidikan lingkungan bagi masyarakat(termasuk anak sekolah)

• Menanam 70.000 mangrove, 9650 tanamanpantai dan tanaman pekarangan (350).

• Menyalurkan dana hibah untuk usahabeternak, pembuatan tempe yang kinisangat berhasil

• Melakukan kajian bio-fisik dan socialekonomi·

• Pendidikan lingkungan bagi masyarakat(termasuk anak sekolah)

• Mengintegrasikan hasilkegiatan proyek ke dalamtata ruang kabupatenuntuk melindungi kawasanhasil kegiatan proyeksebagai sabuk hijau.

• Melanjutkan perawatandan memperluas kegiatanrehabilitasi di kawasan ini.

• Mengakui aturanpengelolaan pesisir yangtelah dikembangkanmasyarakat

• Mengintegrasikan potensiwisata alam KruengTunong dengan kegiatanwisata tebing di Grute

s.d.a.

Perlu adanya pengawasanterhadap pengambilan telurpenyu

s.d.a

Sdr M. Hasballah (ketuaKelompok Rumet Jaya,Desa Krueng Tunong).HP. 085277890040

Fasilitator masyarakat(Sdr Nasruddin)email :[email protected])0251-8312189

Fasilitator masyarakat(Sdr Yunianto HargoNugroho)email :[email protected])0251-8312189

T. Maruddin (ketuaKelompok Udep Saree,Ds Keude Unga)HP. 081360104271

Fasilitator masyarakat(Sdr Kuswantoro)email :[email protected]

Kegiatan yang telah dikerjakan (untukrehabilitasi, tingkat keberhasilan > 85%)

Saran kepada pemerintah Pihak yang dapatdihubungi di lokasi

Page 212: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

184 Bio-rights dalam teori dan praktek

4 Desa Gle JongKecamatan JayaKabupaten Aceh Jaya

5° 4' 47.53" (LU)95° 19' 17.51" (BT)

Pantai berpasir, rawa airpayau dan perbukitan

Perlunya melindungi kawasan pesisir yangsaat ini sekitar 100 truk pasir (600 m3)diambil setiap hari dari kawasan inipadahal di dekatnya terdapat pemukimandan makam bersejarah Sultan Ala’addinRiayatsyah.

Kawasan ini juga menunjukkan adanyapemulihan vegetasi dan fauna alami paskatsunami yang cukup baik.

Nama Lokasi &KordinatNo. Karakteristik

EkosistemAlasan sebagai lokasi demosite

KABUPATEN ACEH BESAR – NAD (Kawasan Kuala Gigeng)

Catatan: untuk semua lokasi demo sites di Aceh Jaya di atas, karena letaknya saling berdampingan,

Desa Kajhu Kec.Baitussalam,Kabupaten Aceh Besar

5° 36’ 23.22" (LU)95°22’ 16.03" (BT)

Desa Gampong BaroeKecamatan MesjidRaya, Kabupaten AcehBesar

5° 37' 46.30" (LU)95°23' 51.29" (BT)

1

2

Pantai berpasir dengangundukan pasir sertamuara sungai

Pantai berpasir dengangundukan pasir,pertambakan serta muarasungai

Abrasi pantai sangat kuat padahal dibelakang pantai telah dibangun ratusanpemukiman baru, sekolahan dan mesjid

Secara geografis, lokasi ini merupakanbenteng alami untuk melindungi 3 desa darideburan ombak Samudera Hindia dan SelatMalaka yang dapat merusak penghidupanmasyarat.

Tipe ekosistemnya yang bervariasi danbentuknya yang menyerupai pulau kecilmenyebabkan lokasi ini cocok sebagaisarana pendidikan sekaligus saranarekreasi.

Lahan pesisir yang dulu produktif sekarangditinggalkan akibat kerusakan bencanaTsunami.

Lahan pertanian tertutup pasir dan garam,tambak hancur, jalur transportasi terputus

Page 213: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

185Bio-rights dalam teori dan praktek

• Menanam 70.000 mangrove, 2000 tanamanpantai dan 950 tanaman pekarangan

• Menyalurkan dana hibah untuk usahabeternak dan beli sampan

• Melakukan kajian bio-fisik dan sosialekonomi·

• Pendidikan lingkungan bagi masyarakat(termasuk anak sekolah)

s.d.a. dan

Melarang pengambilanpasir di kawasan ini

Perlindungan terhadapflora dan fauna alami yangada

Abdullah YK (ketuakelompok Subur Daya).HP. 085277285826

Fasilitator kegiatan(Sdr Urip Triyanto)email:[email protected]

Kegiatan yang telah dikerjakan (untukrehabilitasi, tingkat keberhasilan > 85%)

Saran kepada pemerintah Pihak yang dapatdihubungi di lokasi

pengelolaannya sebagai sabuk hijau dapat diintegrasikan

• Menanam 30.000 bibit mangrove (ada 7jenis) dan 15.000 bibit tanaman pantai (23jenis, termasuk cemara laut yang kinimencapai tinggi 8 meter). Kini banyak tirom(sejenis kerang) bermunculan di lokasipenanaman mangrove dan menjadi sumbernafkah nelayan.

• Memfasilitasi pengembangan usahamasyarakat melalui pinjaman bergulir yangdikelola oleh kelompok (saat ini kelompoksudah memiliki buku rekening bank sendiridan 6 buah sampan).

• Menanam 64.000 mangrove (di tambak danpinggir sungai) dan 7000 tanaman pantai(ditanam di pinggir pantai)

• Membangun dan mengelola Pusat KajianEkosistem Pesisir di Kajhu dan GampoengBaroe

• Membangun fasilitas out-bonds ( flying foxand tracking)

• Menyelenggarakan pendidikan lingkunganpesisir untuk SD dan SMP Kab. Aceh Besardan Kota Banda Aceh.

• Melakukan penghijauan sekolah danpengelolaan sampah sekolah

• Pemberian modal usaha kecil untuk kegiatanberkebun sayuran dan beternak

• Melakukan kajian bio-fisik dan socialekonomi

• Mengangkat danmengembangkan secararesmi kawasan inimenjadi “Arboretumpesisir” dan Sebagaikawasan Sabuk Hijau(greeen belt)

• Memasukkan ke dalamtata ruang Kabupatensebagai kawasanperlindungan pantai.

• Mempromosikankawasan ini kepadainstansi dan sekolahlainnya di Aceh sebagaisarana pendidikanlingkungan masyarakatdan sebagai lokasi eko-wisata

• Memasukkan ke dalamtata ruang Kabupatensebagai kawasanperlindungan pantai dankesatuan green belt (dariKajhu sampai GampoengBaroe).

Ibu Cut Maila Hanum,MP.Direktur Eksekutif YayasanLahan Ekosistem Basah(Yayasan LEBah)

Perumahan Kebun TomatJl. Kebun Raja Lorong 3 No1 Ie Masen Kaye AdangBanda Acehemail:[email protected]

Ibu Cut Maila Hanum,MP.Direktur Eksekutif YayasanLahan Ekosistem Basah(Yayasan LEBah)

Perumahan Kebun TomatJl. Kebun Raja Lorong 3 No1 Ie Masen Kaye AdangBanda Acehemail:[email protected]

Sdr Suardi (KetuaKelompok Hudep Teuma,Ds Gampong Baroe)Hp: 081360525458

Fasilitator: Bpk. Eko BudiPriyanto, email:[email protected]

Page 214: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

186 Bio-rights dalam teori dan praktek

3 Desa Lham Ujong,Kec.Baitussalam,Kabupaten Aceh Besar

5° 37’ 13.01" (LU)95°24’ 17.57" (BT)

Desa Pulot, Kec.Leupung. KabupatenAceh Besar

5° 21' 51.91" (LU)95°14' 59.68" (BT)

Pertambakan dan sungai.Pada tahun 1960-an sekitar900 ha kawasan ini adalahhutan mangrove, lalu dibukamenjadi pertambakan danpemukiman. Hilangnyamangrove didugamemperparah dampaktsunami

Laguna air payau – hinggaasin (sekitar 15 ha) yangterbentuk setelah tsunami.Mulut laguna kadangtertutup pasir, kadangterbuka.

Di bukit dekat lagunadijumpai Lutung, Kera ekorpanjang, Beruk, Siamang danbeberapa jenis burungrangkong.

Di dalam laguna dijumpaiberbagai jenis ikan laut yangbernilai ekonomi penting(seperti: Kakap/Serakap,Tengoh, Tanda, Merahmata, Bayam/Kerape dsb.

Hancurnya pertambakan (jugapemukiman) akibat tsunami disebabkanhilangnya hutan mangrove sebagaibenteng alami. Untuk itu tambak perludihijaukan dengan menanam bakausebagian di dalam tambak dansekitarnya (model tambak tumpang sari/silvo-fishery).

Terdapat Puskesmas mewah (terletak ditepi laguna) yang dibangun atas bantuanBulan Sabit Merah Arab Saudi.

Tebing laguna mengalami longsor, kinitelah ditanggul

Laguna berperan sebagai sumberperikanan dan benih ikan alami

Laguna berperan sebagai penyanggabanjir

Memiliki potensi wisata alam pantai danperbukitan (dekat akses jalan raya BandaAceh- Meulabeh)

Terdapat sumber mata air tawar di balikbukit

Nama Lokasi &KordinatNo. Karakteristik

EkosistemAlasan sebagai lokasi demosite

KABUPATEN SABANG – NAD

4

1 Kelurahan Anoi ItamKecamatan Sukajaya,Kota Sabang

5° 50’ 32.96" (LU)95° 22’ 22.87" (BT)

Terumbu karang, pantaiberpasir, pantai cadas,perbukitan.

Berdasarkan hasil kajian WCS, wilayahAnoi Itam adalah salah satu ekosistemterumbu karang yang masih relatif baikkondisinya.

Saat ini, Anoi Itam dan perairansekitarnya yaitu Ie Meulee telahditetapkan oleh masyarakat setempatsebagai daerah perlindungan laut (DPL),satu-satunya DPL berbasis masyarakat diProvinsi NAD.

Page 215: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

187Bio-rights dalam teori dan praktek

• Menanam 185,000 mangrove disepanjang sungai yang memisahkan DesaLam Ujong dengan Desa Lham Ngah, disaluran tambak dan di dalam tambak

• Memberikan dana usaha kecil danmelatih anggota masyarakat Lham Ujongdi Pemalang Jawa Tengah untukmengembangkan alternatifmatapencaharian

• Melakukan kajian bio-fisik dan socialekonomi

• Penanaman 42,000 mangroves di tepiperairan laguna, 9000 lainnya (kelapa,cemara laut, jambu keling dan ketapang).

• Pelatihan terhadap kelompok masyarakatPulot tentang tehnik menyiapkan bibitdan menanam mangrove

• Membuat taman di bekang Puskesmas(ditanam cemara, sebagai pencegahabrasi dan membatasi terpaan angin laut)

• Membangun pusat informasi laguna(merangkap kios)

• Membuat peraturan pemanfaatan Krueng/Laguna

• Membangun tempat sampah

• Memberikan pelatihan budidaya kepitingdll

• PemKab Aceh Besarmenjadikan danmempromosikan lokasi inisebagai contoh TambakTumpang Sari (silvo-fishery)yang berwawasan lingkungan

• Membuat kebijakan ditingkatPropinsi (terutama di pantaitimur Aceh) akan pentingnyatambak tumpang sari untukmengantisipasi perubahaniklim

• Mempertahankan dan merawatfasilitas yang telah dibangun(termasuk Puskesmas)

• Memfasilitasi perawatantanaman yang telah tumbuhdengan baik di tebing lagunadan tepi perairan)

• Mencegah alih fungsiperbukitan sekitar lagunamenjadi perladangan

• Mengoptimalkan kawasanlaguna sebagai objek wisataalam & pendidikan

• Menata pembangunan disekitar lokasi mata air tawardll

Bp AzharDesa Lam Ujong Kec.Baitussalam, Aceh Besarhp: 0852 – 77100350

FasilitatorBp. Eko Budi Priyantoemail:[email protected]. 0251-8312189

Sdr Zulkarnaeni, YS(Ketua Kelompok BeuUdep, Desa Pulot)

Sdr. Abdul Malik (KetuaKelompok MakmurBeusare, Desa Pulot)

Fasilitator:Bp. Eko Budi Priyantoemail:[email protected]. 0251-8312189)

Kegiatan yang telah dikerjakan (untukrehabilitasi, tingkat keberhasilan > 85%)

Saran kepada pemerintah Pihak yang dapatdihubungi di lokasi

• Terbentuknya Daerah Perlindungan Laut/DPL berbasis masyarakat seluas 20hadan Badan Pengelola DPL sertaLembaga Keuangan Mikro

• Pengadaan boat patroli untuk PanglimaLaot

• Penanaman 3.000 vegetasi pantai

• Membangun balai pertemuan serba guna

• Menempatkan 10 tempat sampah dilokasi wisata Lhok Anoi Itam

• Melakukan kajian bio-fisik dan socialekonomi

• Agar PemKo Sabangmengeluarkan SuratKeputusan (SK) yangmerekomendasikan DPL LhokAnoi Itam kepada DepartemenKelautan dan Perikanan untukmenetapkan DPL Lhok AnoiItam sebagai KawasanKonservasi Laut Daerah(KKLD)

Panglima Laot Lhok AnoiItam

Ir. Sulhanuddin Hsb.Direktur Pusat Gerakandan Advokasi Rakyat(PUGAR)Jl. Keuchik Usman Lrg.Lampoh Paleung IIRumah No 2 Desa IlieUlee KarengBanda Aceh 23119Telp/Fax (0651) 26771/7412584

Page 216: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

188 Bio-rights dalam teori dan praktek

2 Pinueng Cabeng,Kelurahan Iboih,KecamatanSukakarya, KotaSabang

5° 52’ 23.48" (LU)95° 15’ 23.33" (BT)

Pantai berpasir putih indah danbersih.

Berdamnpingan dengan TamanWisata Laut Pulau Weh di SelatRubiah(dengan luas terumbukarang 2600 ha)

Terumbu karang terancam jangkarperahu nelayan dan jangkar perahuYacht wisata manca negara. Pantaiterangkat saat gempa/tsunami danmangrove mati kekeringan.

Wilayah ini merupakan contohkawasan ekosistem terumbu karangyang dilindungi untuk mendukungkegiatan wisata air yang merupakansumber matapencaharian penduduk.

Nama Lokasi &KordinatNo. Karakteristik

EkosistemAlasan sebagai lokasi demosite

KABUPATEN NIAS – SUMATERA UTARA

1 Luaha Talu, LagunaDesa Teluk BelukarKecamatan GunungSitoli Utara, Kab. Nias

1° 23’ 5.35" (LU)97° 32’ 25.66" (BT)

Sebuah laguna pesisir (luas 47ha) yang dikelilingi hutanmangrove (luas 66ha dengan20 jenis mangroves).

Morfologi Laguna berbentukikan pari, sangat kaya dengankeanekaragaman hayatidaratan maupun akuatik.

Kelestarian Laguna akanmendukung keberlanjutankehidupan nelayan, mencegahintrusi air laut, pendukung eko-wisata dan berperan dalammitigasi dan adaptasiperubahan Iklim global.

Laguna terancam oleh:

Pembangunan pelabuhan perikanandan tempat pelelangan ikan (TPI).

Pembuatan infrastuktur TPItermasuk jalan menuju TPI denganmenebang sebagian hutanmangrove sebagai bahan bakupembangunan

Pembangunan fasilitas wisata disekitar laguna

Pengkaplingan kawasan mangroveuntuk berbagai kepentingan yangberpotensi merusak kawasanmangrove

Catatan: Nilai Penting sebagai demo site didasarkan atas : peran dalam melindungi pantai,pemukiman, sarana dan prasarana publik ; pendukung keanekaragaman hayati danmatapencaharian penduduk ; mencegah intrusi air laut ; mitigasi dan adaptasiterhadap perubahan iklim ; serta sarana pendidikan lingkungan bagi masyarakat luas.

Page 217: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

189Bio-rights dalam teori dan praktek

• Pembuatan 8 buah PelampungPenambat (mooring buoy) oleh ACCdan penanaman 50,000 mangroveoleh YPS.

• Melakukan kajian bio-fisik dansocial ekonomi

• Melakukan transplantasi terumbukarang atas inisiatif ACC (AcehCoral Conservation).

• Melanjutkan pembiayaanperawatan danpenambahan pembangunanpelampung penambat dantanaman mangrove.

• Menata berlabuhnyaperahu-perahu Yacht yangmampir di lokasi ini

• Memfasilitasi perluasankegiatan transplantasiterumbu karang yang saatini dilakukan ACC.

Bp. Dodent Mahyiddin,Pimpinan Aceh CoralConservation (ACC),Jl. Tinjau Alam, Lingk PotroeHaloh, Kecamatan Sukakarya,Kelurahan Aneuk Laot –Sabang 23514.Tel: 081534020050email:[email protected]

Bpk. Irawan, SH.Direktur Yayasan PeduliSabang (YPS).Jl. R. Suprapto No. 14Merbabu, Kota Atas SabangTel: 0652-22872email: [email protected]

Kegiatan yang telah dikerjakan (untukrehabilitasi, tingkat keberhasilan > 85%)

Saran kepada pemerintah Pihak yang dapatdihubungi di lokasi

• Melakukan kajian bio-fisik dansocial ekonomi

• Melakukan kampanye lingkungantentang nilai penting laguna

• Membuat booklet tentang lagunaTeluk Belukar

• Memfasilitasi pembuatan draftRencana Strategy PengelolaanLaguna

• Membina LSM Lokal (WahanaLestari) untuk mengkampanyekanpelestarian Laguna dan Hutanmangrove di sekitar laguna

• Mengkaji kembali upayapembangunan TPI

• Menyetujui RencanaStrategy PengelolaanLaguna yangberwawasan lingkungan

• Mengalokasikan danauntuk pengelolaannya

• Melakukan pengawasanketat terhadap alih fungsihutan mangrove disekeliling Laguna

Wetlands InternationalIndonesia Programme (WI-IP).Jl A. Yani No 53, Bogor 16161.PO. Box 254/BOO, Bogor16002Jawa Barat – IndonesiaTel/fax : 0251-8312189/8325755Contact Person:Ferry Hasudungane-mail: [email protected]

LSM Lokal (Wahana Lestari),Ketua : Karta SuryaTelaumbanua.Jalan M. Hatta No. 60Gunungsitoli, Kabupaten Nias– Sumatera Utara.Tel/Fax:0639-21939email:[email protected]

Selain didukung oleh Gren Coast (dengan pendanaan dari Oxfam Novib), untuk kegiatan di Pulot& Lham Uiong juga didukung pendanaan dari UNEP, sedangkan untuk kegiatan di Krueng Tunongjuga didukung Force of Nature (FoN) Malaysia

Page 218: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

190 Bio-rights dalam teori dan praktek

Nama Lokasi: Luaha Talu, Laguna Desa Teluk Belukar KecamatanGunung Sitoli Utara, Kab. Nias

Kordinat : 1° 23’ 5.35" (LU) - 97° 32’ 25.66" (BT)

Laguna Luaha Talu di Desa Teluk Belukar,seperti ikan pari

Teripang pasir, Holothuria scarba, salah satuproduk unggulan dari perairan laguna TelukBelukar

Pohon bakau dan buah bogem, Xylocarpusgranatum, di sekitar Laguna Teluk Belukar

Pembongkaran mangrove untuk fasilitas jalanmenuju TPI (mengancam kelestarianmangrove di sekitar Laguna)

Pembangunan TPI di depan Laguna, danakses jalan menuju TPI merambah hutanbakau

Pembibitan bakau di Tl Belukar, untuk upayarehabilitasi

Page 219: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

191Bio-rights dalam teori dan praktek

Nama Lokasi: Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya

Kordinat : 4° 58' 38.24" (LU) - 5° 6' 43.56" (LU) s/d95° 22' 38.42" (BT) - 95° 18' 43.27" (BT)

Krueng Tunong sebelum tsunami dan bukitTemega (foto 2003).

Krueng Tunong setelah tsunami dan bukitTemega (foto: 2008). Tanda panah adalahlokasi rehabilitasi

Pembibitan mangrove di Krueng Tunong Abrasi pantai Gle Jong, Aceh Jaya

Pendidikan lingkungan bagi anak-anaksekolah (juga masyarakat luas)

Mangrove di Gle Jong akan melindungipemukiman di belakangnya

Page 220: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

192 Bio-rights dalam teori dan praktek

Nama Lokasi: Kabupaten Aceh Besar – NAD (kawasan Kuala Gigeng)

Kordinat : 5° 36’ 23.22" (LU) - 5° 37' 46.30" (LU) s/d95° 22’ 16.03" (BT) - 95° 24’ 17.57" (BT)

Tanaman Cemara dari proyek GC pada awalpenanaman di Kajhu (foto diambil Juni 2006).nampak masih gersang.

Tanaman Cemara hasil kegiatan proyek GC diKajhu kini melindungi pemukiman masyarakat(foto: Agustus 2008). suasana nampak hijau

Tanaman bakau di Kajhu dan Gampong Baroe,ke depan berpotensi melindungi pemukimanmasyarakat dan sarana publik lainnya

Tambak tumpang sari di Lham Ujong(mangrove ditengah tambak)

Hasil panen budidaya kepiting (bibit kinidiperoleh diantara tanaman bakau)

Tanaman bakau berbagai umur dari tambaktumpamng sari (untuk pengukuran kandungankarbonnya)

Page 221: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

193Bio-rights dalam teori dan praktek

Nama Lokasi: Desa Pulot, Kec. Leupung,Kabupaten Aceh Besar

Kordinat : 5° 21' 51.91" (LU) dan 95° 14' 59.68" (BT)

Denah Lokasi Laguna Desa Pulot Kondisi sebelum ditanggul dan sebelum ditanamipohon (bangunan adalah Pusat Informasi Laguna/ Kios yang dikelola masyarakat)

Kondisi setelah di tanggul dan setelahditanami pohon

Cemara di tepi Laguna Pulot (berumur 2 tahun(2006 – 2008)

Mempersiapkan bibit bakau dan tanamanpantai lainnya untuk penghijauan lagunaPulot

Penanaman mangrove di tepi Laguna Pulotoleh kelompok masyarakat

Page 222: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

194 Bio-rights dalam teori dan praktek

Nama Lokasi: Pinueng Cabeng, Kelurahan Iboih, KecamatanSukakarya, Kota Sabang

Kordinat : 5 52’ 23.48" (LU) - 95° 15’ 23.33" (BT)

Penanaman bibit bakau diantara tanamanbakau yang mati akibat tsunami.

Lokasi penanaman bakau di Iboy Sabang.

Papan pengumuman pengelolaan kawasanpesisir di Iboy, Sabang

Lingkaran kuning adalah lokasi penempatanpelampung penambat (mooring buoy) di Iboy,Sabang

Page 223: Bio-rights dalam teori dan praktek - Wetlands International dalam teori dan praktek.pdf · penyebab kemiskinan dan kerusakan lingkungan serta kemungkinan- ... menimbulkan konflik

195Bio-rights dalam teori dan praktek

Lampiran 8. Peraturan Pengelolaan PesisirDesa Krueng Tunong Nomer11.14.05.03.2022/338/2008

1. Dilarang merusak/mencabut pagar serta tanaman pantai apa saja,tanpa seizin Keuchik, dan sepengetahuan Tuha Peut.

2. Dilarang melakukan penangkapan ikan dengan menggunakanpukat dan racun di dalam kawasan larangan tangkap muara KruengSawah Kameng

3. Penangkapan hanya boleh dilakukan diluar kawasan larangantangkap

4. Dilarang membuang jaring bekas dan alat tangkap ikan lainya yangsudah tidak terpakai kedalam krueng maupun kedalam laut.

5. Dilarang melakukan pembukaan tambak didalam wilayah kegiatantanaman pantai tanpa seizin keuchik dan sepengetahuan Tuha Peut

6. Dilarang membuang limbah / sampah di dalam wilayah rehabilitasikawasan tanaman rehabilitasi pantai

7. Ukuran mata jaring yang yang boleh dilakukan untuk menangkapikan dimuara Sawah Kameng Krueng Tunong tidak boleh lebihkecil dari 2,5 inchi

8. Kelompok dan masyarakat bersama-sama merawat dan menjagaserta memelihara tanaman pantai dan tanaman mangrove yangada

9. Dilarang menggembala ternak di dalam lokasi rehabilitasi tanamanpantai

10. Siapa saja yang melihat ternak masuk kelokasi tanaman pantaiwajib mengeluarkannya

11. Dilarang melakukan kegiatan apapun dalam kawasan larangantangkap kecuali hanya untuk melintas atau penelitian atas izinKeuchik dan sepengetahuan Tuha Peut.