bimbingan mioma uteri desi

41
MIOMA UTERI Pembimbing: dr. Reino Rambey, SpOG Penyusun: Nama: Desi Adiyati NIM: 2010-071-0104 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Kebidanan dan Kandungan

Upload: desi-adiyati

Post on 22-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

mioma uteri

TRANSCRIPT

Page 1: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

MIOMA UTERI

Pembimbing:

dr. Reino Rambey, SpOG

Penyusun:

Nama: Desi Adiyati

NIM: 2010-071-0104

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Kebidanan dan Kandungan

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto

Periode 19 Januari – 28 Maret 2015

Page 2: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

PENDAHULUAN

Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun

leiomioma, merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat

yang menumpangnya.

Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi, kejadiannya lebih tinggi pada

usia diatas 35 tahun. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35 - 50 tahun,

menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Di Indonesia angka

kejadian mioma uteri ditemukan 2,39% - 11,87% dari semua penderita ginekologi

yang dirawat.

Walaupun biasanya asimptomatik, mioma dapat menyebabkan banyak

problem termasuk metrorrhagia dan menorrhagia, rasa sakit bahkan infertilitas.

Memang, perdarahan uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling

banyak untuk dilakukan histerektomi. Hal ini menimbulkan masalah besar dalam

kesehatan dan terapi yang paling efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali

informasi mengenai etiologi mioma uteri itu sendiri.

Page 3: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

Nama : Nn. S

Jenis Kelamin : Wanita

Usia : 37 tahun

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Agama : Islam

Alamat : Depok

Status Pernikahan : Belum menikah

No. rekam medis : 646363

Tanggal Admisi : 22 Januari 2015

II. ANAMNESIS

Dilakukan pada tanggal 22 Januari 2015

Keluhan Utama :

Perdarahan vagina sejak 3 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Bangsal Cempaka 2 dengan keluhan perdarahan vagina sejak

3 minggu SMRS, darah berwarna merah tua bercampur gumpalan, sehari pasien

hanya mengganti dengan 2 pantyliner penuh dan tidak terdapat nyeri perut. Selain

itu pasien mengakui pernah tidak menstruasi selama sebulan lebih, padahal

sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal tersebut (keluhan ini terjadi 2

bulan SMRS) . Alasan lain pasien datang ke RS juga karena untuk perencanaan

operasi mioma uteri yang sudah pasien ketahui sejak ± 1 bln SMRS. Sebelumnya

pasien tidak pernah menyadari gejala yang muncul pada pasien. Awalnya pasien

hanya mengeluhkan bahwa perut bagian kanan atas terlihat lebih besar dan terasa

kembung, sehingga pasien memutuskan untuk ke dokter Penyakit dalam di RS.

POLRI, dan disarankan untuk memeriksa lab darah dan USG. Dari hasil lab darah

menandakan bahwa liver dari pasien sedang mengalami kenaikan enzim, namun

dikarenakan hasil USG pasien juga menunjukan selain terdapat perbesaran hati

juga adanya myoma, diputuskan setelah selesai pengobatan untuk liver pasien, ia

disarankan untuk mengobati mioma yang dimilikinya. 2-3 hari setelah di opname

Page 4: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

pasien datang ke RS POLRI Bhayangkara Klapa Dua, dan dilakukan USG

kembali dan dinyatakan pasien memiliki myoma uteri berukuran ± 5,5 cm, namun

tidak dilakukan tindakan apapun hanya disarankan kontrol kembali 3 bulan

kemudian untuk diilihat perkembangannya. Namun pasien khawatir dengan

keadaan mioma yang dimilikinya, sehingga pasien kembali kontrol ke dokter

kebidanan RS POLRI 1 minggu SMRS dan kembali lakukan USG. Hasil USG

menunjukan ukuran mioma 79 mm x 75,7 mm, lalu disarankan untuk persiapan

operasi.

Pasien mengaku siklus menstruasi normal yang terakhir yaitu pada tanggal 29

Desember 2014 dengan siklus yang teratur 28 hari dan berdurasi 7-14 hari disertai

dengan rasa nyeri saat hari menjelang, hari ke-1 dan hari ke-2 haid, biasanya

pasien hanya mengganti pembalut 5-6 kali sehari penuh pada hari ke2- dan hari

ke-3, seterusnya akan berkurag. Pasien juga menyangkal pernah berhubungan

seksual sebelumnya walaupun pasien juga belum menikah , sehingga ia juga tidak

pernah mencoba untuk test pack kehamilan. Pasien juga menyangkal adanya

riwayat keputihan sebelumnya. Pasien tidak pernah mengalami gejala lainnya

seperti masalah BAK maupun BAB, ataupun gejala apapun yang mengganggu

pasien.

Pasien juga menyangkal pernah memiliki riwayat penyakit sebelumnya,

namun 1 bulan SMRS pasien didiagnosis penyakit liver namun pasien lupa akan

diagnose dan obat yang diberikan. Pasien juga sebelumnya tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, ataupun merokok.

Riwayat Obstetrik : -

Riwayat Menstruasi

– Menarche : 13 tahun

– Siklus : teratur, 28 hari

– Durasi : 7-14 hari

– Dysmenorrhea : 1 hari menjelang haid, hari ke-1 dan 2

Page 5: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

– Volume : hari ke-2 dan 3 à 5-6 x ganti pembalut

(penuh)

– Haid terakhir : 29 Desember 2014

Riwayat Seksual dan Marital

Belum menikah dan belum pernah melakukan hubungan seksual sebelumnya

Riwayat Kontrasepsi

Tidak pernah

• Riwayat Penyakit Dahulu

– Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit dahulu

– Riwayat hipertensi disangkal

– Riwayat DM disankal

– Riwayat penyakit paru disangkal

– Riwayat opname disangkal

– Riwayat penyakit infeksi disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga

– Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga

• Riwayat Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

– Pasien adalah seorang pegawai swasta, belum menikah dan tinggal

hanya berdua dengan ibunya

• Riwayat Kebiasaan

– Pasien menyangkal kebiasaan merokok, konsumsi alkohol maupun

obat-obatan terlarang.

• Riwayat Pengobatan

– Pasien menyangkal penggunaan obat-obatan

III. PEMERIKSAAN FISIK

Page 6: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital :

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 75 x/menit

- Laju nafas : 17 x/menit

- Suhu : 36,3oC

BB : 60 kg

TB : 162 cm

Page 7: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

IV. RESUME

Pasien wanita, 37 tahun, datang ke bangsal cempaka RS POLRI karena keluhan

perdarahan vagina sejak 3 minggu SMRS, darah berwarna merah tua bercampur

gumpalan, sehari pasien hanya mengganti dengan 2 pantyliner penuh dan tidak

terdapat nyeri perut. Selain itu pasien mengakui pernah tidak menstruasi selama

sebulan lebih, padahal sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal tersebut

Page 8: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

(keluhan ini terjadi 2 bln SMRS). Pasien juga mengetahui memiliki mioma uteri

sejak 1 bulan SMRS dimana awalnya pasien menyadarinya saat pasien sedang

berobat ke dokter penyakit dalam dan melakukan tindakan USG. Dari situ

diketahui pasien memiliki mioma berukuran ± 5,5 cm. Kedatangan pasien ke RS

POLRI juga selain perdarahan yang dialami, pasien sedang merencakan operasi

untuk mioma yang dimilikinya.

• Riwayat Menstruasi

– Menarche : 13 tahun

– Siklus : teratur, 28 hari

– Durasi : 7-14 hari

– Dysmenorrhea : 1 hari menjelang haid, hari ke-1 dan 2

– Volume : hari ke-2 dan 3 à 5-6 x ganti pembalut

(penuh)

– Haid terakhir : 29 Desember 2014

Pemeriksaan Fisik

Status Lokalis abdomen regio hypogastric :

- Inspeksi: datar, lesi luka (-)

- Palpasi: teraba massa berukuraan ± 3 cm x 5 cm x (kedalaman tdk dpt

dinilai) ,konsistensi padat, permukaan rata, NT (-), immobile,

- Perkusi: pekak

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Page 9: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

USG :

79 mm x 75,7 mm

VI. DIAGNOSIS

Myoma uteri subserosum

VII. TATALAKSANA

Page 10: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

Pro Laparotomi ( Myomektomi )

IVFD Ringer Lactate 500cc 20tpm

Pasien dipuasakan pukul 00.00

Hasil Operasi :

(23/01/15) o/ dr. Adi Widodo, spOG

- Diagnosis pre-operatif : myoma uteri

- Diagnosis post-operatif : myoma uteri

- Tindakan : Myomektomy

Hasil :

- Insisi Pfannenstiel ± 10 cm

- Tampak uterus membesar 8 cm

- Mioma yang dikeluarkan 8 x 7,5 cm

- Perdarahan 600 cc

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : Ad bonam

Ad functionam : Ad bonam

Ad sanationam : ad bonam

IX. FOLLOW UP

(23/01/15) pagi

• S: perut kembung, mual (+), muntah (-) nyeri perut (-), perdarahan (-)

• O:

– TD: 100/60 mmHg

– N:70x/min

– S: 36,1OC

– RR : 18x/menit

• A: Pro Myomektomi a/i myoma uteri

– P: IVFD Ringer Lactate 500cc 20tpm

Pasien masih dalam keadaan puasa

Page 11: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

(23/01/15) sore

• S: nyeri perut bekas operasi, buang gas (-), perdarahan 1x softex penuh

(merah segar, gumpal - ) ± 50 cc

• O:

– TD: 110/70 mmHg

– N:74x/min

– S: 36,3OC

– RR : 18x/menit

• A: Post Myomektomi a/i myoma uteri

– P: - Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gr

- Pronalges sup 3 x 1

(24/01/15)

• S: nyeri perut bekas operasi, buang gas (+), BAB (-), perdarahan ½ softex

(merah segar, gumpal - ) ± 20 cc

• O:

– TD: 100/70 mmHg

– N:80x/min

– S: 36,5OC

– RR : 20x/menit

• A: Post Myomektomi a/i myoma uteri H+1

– P: Inj Ceftriaxone 2 x 1 gr

Transamin 3 x 1 tab

Clindamycin 2 x 300 mg

As. Mefenamat 3 x 500 mg

Hemobion 1 x 1

(25/01/15)

• S: nyeri perut bekas operasi, buang gas (+),BAB (-) perdarahan flek merah

kecoklatan

• O:

Page 12: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

– TD: 100/70 mmHg

– N:78x/min

– S: 36,5OC

– RR : 18x/menit

• A: Post Myomektomi a/i myoma uteri H+2

P: Clindamycin 2 x 300 mg

As. Mefenamat 3 x 500 mg

Hemobion 1 x 1

(26/01/15)

• S: nyeri perut bekas operasi, buang gas (+),BAB (-), perdarahan flek merah

kecoklatan

• O:

– TD: 110/70 mmHg

– N:80x/min

– S: 36,5OC

– RR : 18x/menit

• A: Post Myomektomi a/i myoma uteri H+3

P: pasien dipulangkan à lanjut obat oral

Clindamycin 2 x 300 mg

As. Mefenamat 3 x 500 mg

Hemobion 1 x 1

X. ANALISA KASUS

Page 13: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi
Page 14: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

Mioma uteri merupakan suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari

myometrium (lapisan otot pada uterus) yang terbatas tegas, tidak berkapsul, dan

berasal dari otot polos jaringan fibrosus, sehingga mioma uteri dapat berkonsisten

padat jika jaringan ikatnya dominan dan berkonsentrasi lunak jika otot rahim yang

dominan. Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri,

fibroleiomioma, mioma fibroid atau mioma simpel. Mioma terdiri atas serabut-

serabut otot polos yang diselingi dengan jaringan ikat dan dikelilingi kapsul yang

tipis. Tumor ini dapat berasal dari setiap bagian duktus muller, tetapi paling sering

terjadi pada miomatreium. Disini beberapa tumor dapat timbul secara serentak.

Ukuran tumor dapat bervariasi dari sebesar kacang polong sampai sebasar bola kaki.

Degenarasi ganas mioma uteri, ditandai dengan terjadinya perlunakan serta warna

yang keabu- abuan, terutama jika mioma tumbuh dengan cepat atau ditemukan pada

post menopause. Adanya bagian nekrotik, lunak dan perdarahan pada potongan

mioma perlu diwaspadai adanya proses ganas. Bila berasal dari miometrium, maka

dinding uterus menebal, sehingga terjadi pembesaran uterus.

Mioma uteri terjadi kira – kira 5% wanita selama masa reproduksi. Tumor ini

tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis pada kehidupan

dekade ke- 4. pada dekade ke – 4 ini insidennya mencapai kira – kira 20%. Mioma

sering terjadi pada wanita nulipara atau wanita yang hanya mempunyai satu orang

anak.

Bentuk mikroskopis sering sulit dibedakan dengan mioma uteri yang

hiperselluler. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan satu

dari empat wanita selama masa reproduksi yang aktif. Kejadian mioma uteri sukar

ditetapkan karena tidak semua mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan

tindakan operasi. Mioma uteri tidak memberikan tanda dan gejala klinik yang

bermakna namun lebih sering pada dekade ke- 4 serta pada wanita kulit hitam dan

sekitar 5 – 10 % merupakan submukosa.

Page 15: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

Diet dan lemak tubuh juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya mioma.

Marshall (1998), Sato (1998) dan Chiaffarino menemukan bahwa resiko mioma

meningkat seiring bertambahnya indeks massa tubuh dan konsumsi daging dan ham.

Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena diduga

berhubungan dengan aktivitas estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai

sebelum menarke dan akan mengalami regresi setelah menopause, atau bahkan

bertambah besar maka kemungkinan besar mioma uteri tersebut telah mengalami

degenerasi ganas menjadi sarkoma uteri. Bila ditemukan pembesaran abdomen

sebelum menarke, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi kemungkinan besar kista

ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan sangat besar.

B. ETIOLOGI

Penyebab utama mioma uteri belum diketahui secara pasti sampai saat ini,

tetapi penyelidikan telah dijalankan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal,

faktor genetik, growth factor, dan biologi molekular untuk tumor jinak ini (Parker,

2007). Faktor yang diduga berperan untuk inisiasi pada perubahan genetik pada

mioma uteri adalah abnormalitas intrinsik pada miometrium, peningkatan reseptor

estrogen secara kongenital pada miometrium, perubahan hormonal, atau respon

kepada kecederaan iskemik ketika haid. Setelah terjadinya mioma uteri, perubahan-

perubahan genetik ini akan dipengaruhi oleh promoter (hormon) dan efektor (growth

factors) (Parker, 2007)

Bagi Meyer dan De Snoo, mereka mengajukan teori Cell nest atau teori

genitoblast. Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen pada kelinci percobaan

ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat

lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah dengan pemberian preparat

progesteron atau testosteron.Puukka dan kawan- kawan pula menyatakan bahwa

reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati daripada miometrium normal.

Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur

(Prawirohardjo, 2007).

Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos miometrium, menurut teori

onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan

promotor. Faktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma masih belum

Page 16: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

diketahui pasti. Dari penelitian menggunakan glucose-6-phosphatase dihydrogenase

diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan uniseluler. Transformasi neoplastik dari

miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatik dari miometrium normal dan

interaksi kompleks dari hormon steroid seks dan growth factor lokal. Mutasi somatik

ini merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor (Hadibroto, 2005).

Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab

mioma, namun diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma

terdiri dari reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari

miometrium sekitarnya namun konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium.

Hormon progesteron meningkatkan aktifitas mitotik dari mioma pada wanita

muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang terlibat tidak diketahui secara

pasti. Progesteron memungkinkan pembesaran tumor dengan cara down-regulation

apoptosis dari tumor. Estrogen berperan dalam pembesaran tumor dengan

meningkatkan produksi matriks ekstraseluler (Hadibroto, 2005)

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor

predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.

1. Estrogen.

Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan 

tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri

akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Adanya

hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis

(50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan

hiperplasia endometrium (9,3%). Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan

dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. 17B

hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat)

menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan

miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak

daripada miometrium normal.

Page 17: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

2. Progesteron

Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron

menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B

hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

3. Hormon pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon

yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada

periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma

selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan

Estrogen.

Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat

sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :

1. Umur :

Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar

10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering

memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun.

2. Paritas :

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi

sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri

atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua

keadaan ini saling mempengaruhi.

3. Faktor ras dan genetik :

Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian

mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada

wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

4. Fungsi ovarium :

Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan

mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah

kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis

Page 18: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi

ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin

berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan

faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor

progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor

yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan

munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma

daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan

mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak

mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang

disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah

menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.

C. KLASIFIKASI

Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.

1. Lokasi

Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.

Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus

urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali

tanpa gejala.

2.   Lapisan Uterus

Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga

jenis yaitu :

Mioma Uteri Subserosa

Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja,

dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui

tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum

latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup

besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan

Page 19: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan

sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya

tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari

uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma

jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

Mioma Uteri Intramural

Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila

masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan

menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah

bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti

kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah

bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-

kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat

(jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).

Mioma Uteri Submukosa

Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak.

Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada

keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas 

permukaan ruangan rahim.

Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih

penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa

ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali

memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa

walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui

vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya

dilakukan histerektomi.

Myoma uteri dapat mengalami perubahan sekunder atau degenerasi apabila terjadi

perubahan suplai darah selama pertumbahannya. Degenerasi tersebut antara lain :

Atropi : setelah menopause dan rangsangan estrogen menghilang.

Degenerasi hialin (merupakan perubahan degeneratif yang paling umum

ditemukan):

o Jaringan ikat bertambah

Page 20: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

o Berwarna putih dan keras

o Disebut “mioma durum”

Degenerasi kistik:

o Bagian tengah dengan degenerasi hialin mencair

o Menjadi poket kistik

Degenerasi kalsifikasi (calcareous degeneration) :

o Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri.

o Padat dan keras

o Berwarna putih

Red degeneration (carneous degeneration) :

o Terjadi paling sering pada masa kehamilan.

o Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma.

o Aliran darah tidak seimbang (edema sekitar tungkai dan tekanan

hamil).

o Terjadi kekurangan darah menimbulkan nekrosis, pembentukan

trombus, bendungan darah dalam mioma, warna merah

(hemosiderosis/hemofusin).

o Proses ini biasanya disertai nyeri, tetapi dapat hilang sendiri.

Komplikasi lain yang jarang ditemukan meliputi: kelahiran preterm,

ruptur tumor dengan perdarahan peritoneal, shock dan bahkan

mencetuskan DIC.

Degenerasi Mukoid :

o Daerah hyaline digantikan oleh bahan gelatinosa yang lembut.

Biasanya terjadi pada tumor yang besar, dengan aliran arterial yang

terganggu.

Degenerasi Lemak (degenerasi miksomatosa):

o Lemak ditemukan di dalam serat otot polos.

Degenerasi sarkomatous (transformasi maligna)

o Terjadi pada kurang dari 1% mioma. Kontroversi yang ada saat ini

adalah apakah hal ini mewakili sebuah perubahan degeneratif ataukah

sebuah neoplasma spontan. Leiomyosarkoma merupakan sebuah tumor

ganas yang jarang terdiri dari sel-sel yang mempunyai diferensiasi otot

polos.

Page 21: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

D. DIAGNOSIS

Gambaran Klinik

Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-

apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi :

1. Besarnya mioma uteri.

2. Lokalisasi mioma uteri.

3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.

Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % – 50% dari pasien yang terkena.

Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri:

Perdarahan uterus yang abnormal

Gejala ini terjadi pada 30% pasien dengan mioma uteri. Wanita dengan mioma

uteri mungkin akan mengalami siklus perdarahan haid yang teratur dan tidak

teratur. Menorrhagia dan atau metrorrhagia sering terjadi pada penderita

mioma uteri. Perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi

besi.

Pada suatu penelitian yang mengevaluasi wanita dengan mioma uteri dengan

atau tanpa perdarahan abnormal, didapat data bahwa wanita dengan

perdarahan abnormal secara bermakna menderita mioma intramural (58%

banding 13%) dan mioma submukosum (21% banding 1%) dibanding dengan

wanita penderita mioma uteri yang asimptomatik. Patofisiologi perdarahan

uterus yang abnormal yang berhubungan dengan mioma uteri masih belum

diketahui dengan pasti. Beberapa penelitian menerangkan bahwa adanya

disregulasi dari beberapa faktor pertumbuhan dan reseptor- reseptor yang

mempunyai efek langsung pada fungsi vaskuler dan angiogenesis. Perubahan-

perubahan ini menyebabkan kelainan vaskularisasi akibat disregulasi struktur

vaskuler didalam uterus.

Page 22: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

Penekanan rahim yang membesar :

o Terasa berat di abdomen bagian bawah.

o Gejala traktus urinarius: urine frequency, retensi urine, obstruksi ureter

dan hidronefrosis.

o Gejala intestinal: konstipasi dan obstruksi intestinal.

o Terasa nyeri karena tertekannya saraf.

Nyeri, dapat disebabkan oleh :

o Penekanan saraf.

o Torsi bertangkai.

o Submukosa mioma terlahir.

o Infeksi pada mioma.

Disfungsi Reproduksi

Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas.

Dilaporkan sebesar 27 – 40% wanita dengan mioma uteri mengalami

infertilitas. Mioma yang terletak didaerah kornu dapat menyebabkan sumbatan

dan gangguan transportasi gamet dan embrio akibat terjadinya oklusi tuba

bilateral.Mioma uteri dapat menyebabkan gangguan kontraksi ritmik uterus

yang sebenarnya diperlukan untuk motilitas sperma didalam uterus.Perubahan

bentuk kavum uteri karena adanya mioma dapat menyebabkan disfungsi

reproduksi.Gangguan implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma

akibat perubahan histologi endometrium dimana terjadi atrofi karena kompresi

Page 23: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

massa tumor.

Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema

ekstremitas bawah, hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.

Pemeriksaan Fisik

- Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.

- Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor

tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

- Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.

Pemeriksaan penunjang

a. USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan

endometriium dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat

dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih

mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya,

leiomiosarkoma sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya

dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.

b. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya

pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung

dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur.

c. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga

pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.

d. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa

disertai dengan infertilitas.

e. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

Page 24: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

f. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati,

ureum, kreatinin darah.

g. Tes kehamilan.

E. KEHAMILAN DAN MIOMA

Pengaruh mioma uteri terhadap kehamilan dan persalinan :

▪ Mioma subserosum yang bertangkai oleh desakan uterus yang membesar

atau setelah bayi lahir, terjadi torsi (terpelintir) pada tangkainya, torsi

menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis pada tumor. Wanita hamil

merasakan nyeri yang hebat pada perut (abdoment akut).

▪ Kehamilan dapat mengalami keguguran.

▪ Persalinan prematuritas.

▪ Kelainan letak janin dalam Rahim, terutama pada mioma yang besar dan

letak subserosum

▪ Menghalangi lahirnya bayi, terutama pada mioma yang letaknya di

serviks

▪ Tertutupnya saluran indung telur sehingga menimbulkan infertilitas.

▪ Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.

Yaitu adanya inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang

letaknya di dalam dinding Rahim atau apabila terdapat banyak mioma.

Selain itu mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang

submukosum dan intramural

▪ Mioma yang lokasinya dibelakang dapat terdesak kedalam kavum

douglasi dan terjadi inkarserasi.

Pengaruh kehamilan dan persalinan paa mioma uteri :

Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan

edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena

pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah

besar lagi

Page 25: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk,

dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya, sehingga terjadi

perdarahan dan nekrosis, terutama ditengah- tengah tumor. Tumor

tampak merah (degenerasi merah) atau tampak seperti daging

( degenerasi karnosa). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut

yang disertai gejala-gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala

peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama

(steril). Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas

karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan-perubahan

sirkulasi yang dialami oleh perempuan setelah bayi lahir.

Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran

tangkai akibat desakan uterus yang makin lama makin membesar.

Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis yang

menimbulkan gambaran klinik nyeri perut mendadak (acute abdomen)

Penanganan berdasarkan pada kemungkinan adanya keganasan,

kemungkinan torsi dan abdomen akut dan kemungkinan menimbulkan

komplikasi obstetrik, maka :

▪ Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus

dikeluarkan.

▪ Waktu yang tepat untuk operasi adalah kehamilan 16 – 20 minggu.

▪ Operasi yang dilakukan pada umur kahamilan dibawah 20 minggu harus

diberikan substitusi progesteron :

- Beberapa hari sebelum operasi.

- Beberapa hari setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum

terangkat bersama tumor yang dapat menyebabkan abortus.

▪ Operasi darurat apabila terjadi torsi dan aboment akut.

▪ Bila tumor agak besar dan lokasinya agak bawah akan menghalangi

persalinan, penanganan yang dilakukan :

- Coba reposisi, kalau perlu dalam narkosa.

- Bila tidak bisa persalinan diselesaikan dengan sectio cesarea dan

jangan lupa, tumor sekaligus diangkat.

Page 26: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

G. PENANGANAN

Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua

mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama

apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulakan gangguan. Walaupun

demikian mioma uteri memerlukan pengamatan setiap 3-6 bulan.

Penanganan mioma uteri menurut usia,paritas,lokasi dan ukuran tumor terbagi

kepada:

1. Terapi medisinal (hormonal)

Saat ini pemakaian Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonis memberikan

hasil yang baik memperbaiki gejala klinis mioma uteri. Tujuan pemberian GnRH

agonis adalah mengurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi

estrogen dari ovarium. Pemberian GnRH agonis sebelum dilakukan tindakan

pembedahan akan mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga akan

memudahkan tindakan pembedahan. Terapi hormonal yang lainnya seperti

kontrasepsi oral dan preparat progesteron akan mengurangi gejala pendarahan

tetapi tidak mengurangi ukuran mioma uteri.

2. Terapi pembedahanIndikasi terapi bedah untuk mioma uteri menurut American

College of obstetricians and Gyneclogist (ACOG) dan American Society of

Reproductive Medicine (ASRM) adalah

Page 27: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

a. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konservatif

b. Sangkaan adanya keganasan

c. Pertumbuhan mioma pada masa menopause

d. Infertilitas kerana ganggaun pada cavum uteri maupun kerana oklusi tuba

e. Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu

f. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius

g. Anemia akibat perdarahan

Tindakan pembedahan yang dilakukan adalah miomektomi maupun histerektomi :

a. Miomektomi

Miomektomi sering dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi

reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. Dewasa ini ada beberapa

pilihan tindakan untuk melakukan miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi

dari mioma. Tindakan miomektomi dapat dilakukan dengan laparotomi,

histeroskopi maupun dengan laparoskopi.10,11

Pada laparotomi, dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangkat

mioma dari uterus.Keunggulan melakukan miomektomi adalah lapangan pandang

operasi yang lebih luas sehingga penanganan terhadap perdarahan yang mungkin

timbul pada pembedahan miomektomi dapat ditangani dengan segera. Namun

pada miomektomi secara laparotomi resiko terjadi perlengketan lebih besar,

sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada pasien. Disamping itu masa

penyembuhan paska operasi juga lebih lama, sekitar 4 – 6 minggu.3,11

Pada miomektomi secara histeroskopi dilakukan terhadap mioma

submukosum yang terletak pada kavum uteri. Pada prosedur pembedahan ini ahli

beda memasukkan alat histeroskop melalui serviks dan mengisi kavum uteri

dengan cairan untuk memperluas dinding uterus. Alat bedah dimasukkan melalui

lubang yang terdapat pada histeroskop untuk mengangkat mioma submukosum

yang terdapat pada kavum uteri. Keunggulan tehnik ini adalah masa penyembuhan

paska operasi (2 hari). Komplikasi operasi yang serius jarang terjadi namun dapat

timbul perlukaan pada dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan

Page 28: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

perdarahan.12

Miomektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. Mioma

yang bertangkai diluar kavum uteri dapat diangkat dengan mudah secara

laparoskopi. Mioma subserosum yang terletak didaerah permukaan uterus juga

dapat diangkat secara laparoskopi. Tindakan laparoskopi dilakukan dengan ahli

bedah memasukkan alat laparoskop kedalam abdomen melalui insisi yang kecil

pada dinding abdomen. Keunggulan laparoskopi adalah masa penyembuhan paska

operasi yang lebih cepat antara 2 – 7 hari.

Resiko yang terjadi pada pembedahan laparoskopi termasuk perlengketan,

trauma terhadap organ sekitar seperti usus, ovarium, rektum serta perdarahan.

Sampai saat ini miomektomi dengan laparoskopi merupakan prosedur standar bagi

wanita dengan mioma uteri yang masih ingin mempertahankan fungsi

reproduksinya.

b. Histerektomi

Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sbb :

Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari

luar dan dikeluhkan oleh pasien

Perdarahan uterus berlebihan :

Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang

selama lebih dari 8 hari

Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis

Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :

Nyeri hebat dan akut

Page 29: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang

kronis

Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang

dan tidak disebabkan infeksi saluran kemih

F. Komplikasi

1) Perdarahan sampai terjadi anemia.

2) Torsi tangkai mioma dari :

a) Mioma uteri subserosa.

b) Mioma uteri submukosa.

3) Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.

4) Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.

▪ Pengaruh mioma terhadap kehamilan.

Infertilitas.

Abortus.

Persalinan prematuritas dan kelainan letak.

Inersia uteri.

Gangguan jalan persalinan.

Perdarahan post partum.

Retensi plasenta.

▪ Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri

Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.

Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.

Page 30: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

DAFTAR PUSTAKA

1. Schwartz MS. Epidermiology of uterine leiomyomata. In : Chesmy M, Heather,

Whary eds. Clinical Obstetric and Ginecology. Philadelphia : Lippincott

Williams and Willkins, 2001 ; 316 – 318. Diakses 9 Oktober 2010.

http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-uteri/mrdetail/906/

Page 31: BIMBINGAN Mioma Uteri Desi

2. Bradley J, Voorhis V. Management options for uterine fibroids, In : Marie

Chesmy,Heather Whary eds. Clinical obstetric and Gynecology. Philadelphia :

Lippincott Williams and Wilkins, 2001 ; 314 – 315, Diakses 9 Oktober 2010.

3. Joedosaputro MS. Penyakit Neoplasma. Dalam: Sarwono Prawiroharjo, edisi

kedua. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta: 1994; 894-3898

4. Sivecney G.Mc, Shaw RW. Attempts at medical treatment of uterine fibroids. In :

R.W. Shaw, eds. Advences in reproductive endocrinology uterine fibroids.

England – New Jersey : The Phartenon Publishing Group, 1992 ; 95 – 101.

Diakses 9 Oktober 2010. http://digilib.unsri.ac.id/jurnal/health-sciences/mioma-

uteri/mrdetail/906/