bia maret 2012_cetak

60
BULETIN BULANAN PT ASKES (PERSERO) EDISI Maret 2012 BUL BUL BUL BUL B B BU BUL BUL BUL BUL BUL B BUL BUL UL BUL BUL U ETI ETI ETI ET T ETI ETI ETI ET ET T ETI ETI T ETI ET ET ET E N B NB NB NB N N B N B N B N B B NB NB NB NB N NB NB NB NB N BULA ULA ULA ULA ULA ULA ULA U U ULA L ULA UL ULA ULA L ULANAN NAN NAN NAN NAN NAN NAN AN NAN NAN NAN NAN AN AN N N AN PT PT PT PT PT PT PT PT PT PT T PT PT P P P PT P P P PT AS AS AS AS AS S AS AS AS AS S AS AS AS A A KES KES KES KES KES KES KES KES E KES KES ES ES KE KES KES S KES (P (P (P ( (P (P (P (P (P (P (P (P (P P (P ( (P (PERS ERS ERS ERS ERS ERS ERS ERS R E ERS ERS ERS ERS ERS ERS ERS S S R R R R ER ERO ERO ERO ERO ER ERO ERO ERO ERO ERO ERO ERO ERO R ERO RO R RO RO) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) ) EDI EDI E DI I EDI EDI ED EDI EDI ED EDI EDI EDI EDI EDI EDISI SI SI SI SI SI SI SI SI SI S SI SI SI S S Mar Mar Mar Ma Mar Mar Mar a Mar Mar Ma Mar Mar Ma Mar Mar r M et et et t t et et et t et et t et e et et t et t 201 201 201 201 201 201 201 0 0 201 201 201 0 201 01 2 201 201 0 201 201 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 INFO ASKES Rujuk Balik Harus Dioptimalkan Program Pelayanan FA_BIA_Maret 2012.indd 1 3/21/2012 8:21:54 AM

Upload: lis-setiyorini

Post on 03-Jan-2016

141 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bia Maret 2012_cetak

BULETIN BULANAN PT ASKES (PERSERO)

EDISI Maret 2012

BULBULBULBULBBBUBULBULBULBULBULBBULBULULBULBULU ETIETIETIETTETIETIETIETETTETIETITETIETETETE N BN BN BN BNN BN BN BN BBN BN BN BN BNN BN BN BN BN BULAULAULAULAULAULAULAUUULALULAULULAULALULANANNANNANNANNANNANNANANNANNANNANNANANANNNAN PT PT PT PT PT PTPTPTPTPTTPTPTPPPPTPPPPT AS AS AS AS ASS ASAS ASASS ASAS ASA A KESKESKESKESKESKESKESKESEKESKESESESKEKESKESSKES (P (P (P( (P(P (P (P(P(P(P(P (PP (P((P(PERSERSERSERSERSERSERSERSREERSERSERSERSERSERSERSSSRRRR EREROEROEROEROEREROEROEROEROEROEROEROERORERORORRORO)) ) ) ) )))))) ) ))EDIEDIEDDIIEDIIEDIEDEDIEDIEDEDIEDIEDIEDIEDIEDISISISISI SISISISI SISISSISI SI SS MarMarMarMaMarMarMaraMarMarMaMarMarMaMarMarrM et etet ttet etettetetteteet et tet t 2012012012012012012010101201201201020101220120102012012 22222222222222222

INFOASKES

Rujuk BalikHarus Dioptimalkan

Program Pelayanan

FA_BIA_Maret 2012.indd 1 3/21/2012 8:21:54 AM

Page 2: Bia Maret 2012_cetak

FA_BIA_Maret 2012.indd 2 3/21/2012 8:21:56 AM

Page 3: Bia Maret 2012_cetak

DARICEO

I Gede SubawaDirektur Utama PT Askes (Persero)

Bahagia rasanya dapat menyapa pembaca yang budimansertasegenap Duta Askesmelalui BuletinInfo Askes ini. Saya berharap, melalui media ini, kegiatan dan pesan-pesan

perusahaan dapat sampai secara lebih baik dan tepat sehingga dapat tercipta kesamaan persepsi antara PT Askes (Persero) dan seluruh pemangku kepentingan, yang pada akhirnya dapat mempercepat akselerasi perusahaan untuk bertransformasi menuju keadaan yang lebih baik.

Seperti yang kita ketahui bersama, PT Askes (Persero) yang kita cintai ini kini telah berusia 43 tahun. Perjalananselama 43 tahunbukanlahwaktu yang pendek untuk ukuran perusahaan. Berbagai tantangan, kendala, dan dinamika perubahan telah dilalui dan dikecap oleh perusahaan sebagai suatu pengalaman dan proses pembelajaran yang sangat bermakna. Kita ingat pada kata orang bijak yang mengatakan “pengalaman adalah guru yang paling berharga”.Melalui pengalaman ini kita akan bisa menjadikan ilmu yang kita peroleh dari orang lain menjadi ilmu yang kita miliki dan tidak akan terlupakan untuk selamanya. Demikian juga bagi PT Askes (Persero), usia yang semakin beranjak dewasa ini mudah-mudahan dapat membuat kami semakin profesional, cekatan, dan bijaksana dalam menyongsong hari-hari ke depan.

Duta Askes yang saya cintai,Sebagai sebuah perusahaan milik negara yang berorientasi pada pelayanan masyarakat, maka sangatlah wajar PT Askes (Persero) semakin hari semakin menjadi tumpuan harapan dari masyarakat dalam mewujudkan sebuah sistem asuransi kesehatan sosial bagi seluruh warga negara Indonesia secara lebih baik. Hal ini semakin nyata ketika PT Askes (Persero) harus bertransformasi dari sebuah perseroan menjadi badan hukum publik BPJS menuju implementasi SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional) pada1 Januari 2014 mendatang.

Karena itu, saya mengajak seluruh Duta Askes untuk dapat selalu menjaga profesionalitas dan komitmen yang tinggi agar mampu memberikan layanan yang terbaik, yang melampaui harapan setiap pelanggan kita. Hal ini menjadi sebuah kebutuhan wajib, karena tantangan ke depan khususnya harapan pelanggan kita bukannya semakin kecil, melainkan semakin besar dan kompleks. Kita senantiasa harus membangun attitude atau sikap melayani yang semakin baik dan memudah kan yang kita layani. Ada empat sifat dan sikap yang harus segera kita ubah atau kita hilangkan dan menggantinya atau menumbuhkan sifat dan sikap yang baru sebagai “Duta Askes” yaitu : (1)Kesombongan kita ubah menjadi keramahan; (2) kesederhanaan berpikir mari kita ubah menjadi kreativitas yang jenius,; (3) kemalasan kita ubah menjadi ketekunan; (4) kelalaian mari kita hilangkan dan tumbuhkan sikap ketajaman dan kewaspadaan.

Singkatnya, kita harus berlari lebih cepat atau setidaknya sama dengan kecepatan perubahan dan tuntutan waktu itu sendiri. Jangan sampai terlambat.

Rekan-rekan, duta Askes yang baik,

Sudah selayaknya kita bangga menjadi bagian dari perusahaan ini. Bukan hanya bangga karena Anda sedang bekerja di perusahaan BUMN, hidup terjamin, dan masa depan aman. Tetapi bangga karena Anda dan kita semua mewarisi sebuah semangat juang dan kerja yang luar biasa dari para pendahulu kita. Dan sebagai penerus sekaligus yang akan meneruskannya ke generasi selanjutnya, sudah sepantasnya kebanggaan itu juga memunculkan semangat di dada kita.

Idealisme dan keinginan kita untuk menyediakan obat yang berkasiat dan bermanfaat serta aman bagi peserta kita dalam proses penyembuhan penyakitnya serta dengan harga yang jauh lebih efisien, maka salah satu warisan pendahulu yang sampai saat ini kita pertahankan adalah keberadaan Daftar Plafon Harga Obat atau yang kitasebut DPHO. Hingga saat ini keberadaan DPHO pun berdampak sangat positif bagi peserta dan perusahaan juga sangat bermanfaat bagi pabrik obat selaku mitra kerja PT Askes (Persero).

Untuk itu percayalah, kebanggaan dan semangat yang baik tersebut akan menular dan menjalar kepada siapapun di dekat kita. Mulai dari teman sekerja, peserta, pelanggan, mitra usaha, masyarakat, hingga keluarga kita. Tidak ada lagi alasan tidak bangga, apalagi malu dan setengah-setengah menjadi pegawai Askes.

Bagi para peserta Askes yang budiman,Melalui media ini ijinkan kami atas nama Manajemen dan seluruh Duta Askes mengucapkan terima kasih atas kerja sama selama ini. Kami meminta maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam pelayanan kesehatan maupun layanan kami. Kami sangat berharap pembaca berkenan menyampaikan kepada kami diseluruh kantor cabang, kantor kabupaten/kota maupun Askes Center secara lisan maupun tulisan atau melalui sarana komunikasi elektronik seperti website, halo askes 500400 dan sarana lainnya. Berbagai saran dan tulisan pembaca, akan kami jadikan masukan yang sangat berarti bagi peningkatan kinerja kami.

Terimakasih semoga Tuhan memberkati kita.

Pembaca Buletin Info Askes yang berbahagia dan Duta Askes yang saya banggakan

3

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012_c4.indd 3 21/03/2012 11:58:07

Page 4: Bia Maret 2012_cetak

Buletin Bulanan PT Askes (Persero)INFOASKESB U L E T I N D I T E R B I T K A N O L E H :

PT ASKES (PERSERO)Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta Pusat

Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940

ISSN : 2086-0536

Redaksi menerima tulisan artikel/opini berkaitan

dengan tema seputar Askes maupun tema-tema

kesehatan lainnya yang relevan dengan pembaca

yang ada di Indonesia. Panjang tulisan maksimal

7.000 karakter (termasuk spasi), dikirimkan

via email ke alamat: [email protected]

dilengkapi dengan identitas lengkap dan foto penulis.

email : [email protected] Fax : (021) 57853226

PENGARAH

I Gede Subawa

PENANGGUNG JAWAB

Zulfarman

Umbu M. Marisi

PIMPINAN UMUM

Lisa Nurena

PIMPINAN REDAKSI

Widianti Utami

PENASIHAT HUKUM

Feryanita

Lia Lucyana Maliki

SEKRETARIS

Sri Wahyuningsih

SEKRETARIAT

Eko Yulianto

Diah Ismawardani Puspita

REDAKTUR

Dasrial

Elsa Novelia

Chandra Nurcahyo

Bona Evita

Asyraf Mursalina

Tavip Hermansyah

Indrianti Wakhyuni

Angga Firdauzie

Vianti Mala

DISTRIBUSI DAN PERCETAKAN

Syahriadi

Basuki

SALAM REDAKSI

SURAT PEMBACA

Menginjak edisi ke-tiga penerbitan Buletin Info Askes, Maret ini, redaksi menerima beragam tanggapan dan usulan dari pembaca yang telah membaca Buletin Info Askes edisi sebelumnya. Pendapat tersebut dilayangkan melalui fax maupun email. Tak sedikit yang disampaikan langsung ketika tim Buletin Info Askes mengadakan liputan. Beberapa di antara tanggapan maupun usulan tersebut kami muat di rubrik Surat Pembaca di edisi ini.

Dengan masuknya berbagai tanggapan tersebut, kami semakin merasa bahwa media ini diterima oleh khalayak pembaca. Sesuatu yang sangat membahagiakan di awal periode penerbitan kembali Buletin Info Askes. Tanggapan yang datang tersebut juga membuat kami semakin bersemangat untuk menyuguhkan yang terbaik bagi pembaca.

Di edisi Maret kali ini, kami akan memperkenalkan sosok baru yang akan menjadi icon di salah satu rubrik terbaru dari Buletin Info Askes yaitu rubrik “Ada Askes Tenang”. Icon yang kami namai Kak Loli ini, akan menuntut pembaca setia Buletin Info Askes yang ingin tahu lebih banyak soal aspek manfaat yang diperoleh dari jaminan kesehatan sosial.

Selain kehadiran Kak Loli di rubrik “Ada Askes Tenang”, di edisi ini kami juga menghadirkan dua rubrik baru yang diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan pembaca Buletin Info Askes yang semakin hari kian homogen. Khusus untuk pegawai Askes kami hadirkan rubrik “Duta Askes” yang berisikan sharing knowledge tentang perusahaan, yang diharapkan dapat menjadi jembatan transfer ilmu antar karyawan PT Askes (Persero) demi mencapai peningkatan pengetahuan dan kompetensi yang merata bagi Duta Askes di seluruh Indonesia.

Rubrik baru lain yang tidak kalah menarik adalah “Vox Pop” yang berisikan tanggapan, komentar dan harapan akan implementasi jaminan sosial di Indonesia. Rubrik ini hadir dimana kami menyadari bahwa saat ini Buletin Info Askes tidak hanya dibaca oleh pegawai dan peserta Askes, namun juga masyarakat luas yang nantinya di tahun 2014 akan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Di rubrik inilah segala inspirasi, apresiasi, harapan akan kemas secara baik dan menarik.

Akhirnya, sebagai pengantar edisi ini, kami berharap apa yang segenap tim redaksi Info Askes sajikan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi pembaca di manapun berada, dari Sabang sampai Merauke. Tidak henti-hentinya kami mengajak para pembaca untuk berpartisipasi dalam pengembangan media ini, baik melalui gagasan, usul, maupun pendapat-pendapat lainnya. Semuanya untuk Askes yang lebih baik, agar Askes dapat berbuat lebih banyak bagi masyarakat Indonesia yang sehat.

SI PENDATANG BARU “KAK LOLI”

Redaksi Buletin Info Askes yth,

Saya ingin bertanya, apakah untuk menulis di rubrik Opini harus dari orang kesehatan atau pakar? Bagaimana kalau masyarakat biasa ingin menulis sesuatu tema. Tema apa saja yang boleh dikirim ke Buletin Info Askes?

Romli Rosidi, Yogyakarta

Senang sekali atas tanggapannya Pak Romli. Siapapun asal tulisannya berisi gagasan yang menarik dan layak muat, boleh menulis di rubrik opini Buletin Info Askes. Tidak harus orang kesehatan atau pakar saja. Temanya, sebaiknya memang yang masih berkaitan dengan Askes maupun tentang dunia kesehatan secara umum atau yang mudah dipahami oleh masyarakat luas.

Tulisan sebaiknya dikirim via email, disertai data diri yang lengkap dan nomor kontak yang bisa dihubungi oleh redaksi untuk konfirmasi.

Redaksi

Menulis di Buletin Info Askes

4

FA_BIA_Maret 2012_c4.indd 4 21/03/2012 11:58:08

Page 5: Bia Maret 2012_cetak

DAFTAR ISIEDISI MARET 2012

Tanya Askes

Vox Pop

Wajah

Serba Serbi

CSR

From CEO

Opini

3

48

Kisah56

40

32

44

46

26

Tanya Dokter50

FOKUS

6

14

SEHAT

TESTIMONI

BINCANG 59GAYA HIDUP

23TAHUKAH ANDA

20MITRA

18ASKES CENTER 52

42

Pasien Menumpuk di RS,Program Pelayanan Rujuk Balik Harus DioptimalkanBapak Herman adalah seorang penderita Diabetes Melitus. Hampir 5 tahun terakhir beliau meminum obat Diabetes Melitus setiap hari. Didiagnosa sebagai penderita diabetes mellitus adalah hal yang cukup berat karena begitu didiagnosa penyakit tersebut, seorang penderita diabetes melitus harus mengkonsumsi obat seumur hidupnya.

Pelayanan Rujukan Perlu Ada Audit Medik

Dokter Keluarga sangat Membantu Peserta

Memakai Kosmetika Bisa Menambah cantikTetapi Bisa membuat Kulit Wajah Gatal-gatal

Askes Center di RS Panti Rapih Yogyakarta Optimalkan Program Rujuk Balik

Puskesmas Umbulharjo I,Yogyakarta Diminati Peserta Askes

Mengapa Peserta Askes Harus Menggunakan Obat-obatan DPHO ?

Kehilangan,Sebuah Proses Alamiah Yang Ternyata Bertahap

5

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 5 3/21/2012 8:22:07 AM

Page 6: Bia Maret 2012_cetak

FOKUS

Pasien Menumpuk di RS,Program Pelayanan Rujuk Balik Harus DioptimalkanBapak Herman adalah seorang penderita Diabetes Melitus. Hampir 5 tahun terakhir beliau meminum obat Diabetes Melitus setiap hari. Didiagnosa sebagai penderita diabetes mellitus adalah hal yang cukup berat karena begitu didiagnosa penyakit tersebut, seorang penderita diabetes melitus harus mengkonsumsi obat seumur hidupnya.

Obat diabetes mellitus tidak mengobati penyakitnya namun menjaga kadar gula di daram darah stabil atau dalam batas normal

sehingga menunda terjadinya berbagai komplikasi yang disebabkan oleh penyakit ini.

Untuk mendapatkan obat rutin untuk penyakitnya Bapak Herman harus datang ke Rumah Sakit setiap bulan dengan membawa rujukan dari Puskesmas atau Dokter Keluarga. Beberapa bulan terakhir atau bahkan beberapa tahun terakhir jenis obat yang dikonsumsi Bapak Herman adalah obat yang sama. Namun beliau harus meluangkan waktu untuk datang ke Rumah Sakit, antri di Rumah Sakit, antri dalam mendapatkan obat.

Hal ini tentu saja cukup melelahkan, apalagi usia yang sudah cukup tua membuat Bapak Herman harus ditemani oleh Putranya setiap berkunjung ke Rumah Sakit. Dampaknya tentu saja Putra Bapak Herman harus izin dari kantor. Haruskah kondisi ini terus berlanjut? Haruskan Rumah Sakit menjadi Puskesmas Raksasa yang menangani berbagai kasus dari yang sederhana sampai yang rumit, yang bahkan sebagian besar bisa dirujuk balik ke Puskesmas atau Dokter Keluarga. Haruskan kita menambah panjangnya antrian dan lamanya waktu tunggu di Rumah Sakit bila hal ini terus berlanjut?

Jawabnya tentu tidak. Harus ada terobosan baru yang membuat peserta penderita penyakit kronis lebih nyaman,

mendapatkan obatnya tepat waktu tanpa harus melalui tahapan yang cukup panjang. Harus ada solusi untuk memotong panjangnya antrian dan waktu tunggu di Rumah sakit. Jawabnya adalah Program Rujuk Balik atau (PRB).

Temuan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, pun bisa untuk dijadikan pijakan merealisasi PRB. Ketika, Program Jaminan Persalinan (Jampersal) yang diluncurkan pemerintah sudah mendapat sambutan baik. Namun, di sisi lain, program ini menimbulkan penumpukan pasien persalinan di rumah sakit. Ini artinya sistem rujukan belum berjalan baik dan harus diperbaiki. Menurut Endang, penumpukan pasien terjadi karena ibu yang akan melahirkan langsung dirujuk

INFOASKES

6

FA_BIA_Maret 2012.indd 6 3/21/2012 8:22:08 AM

Page 7: Bia Maret 2012_cetak

FOKUS

ke rumah sakit besar. Padahal, seharusnya para pasien dapat lebih dulu ditangani di puskesmas terdekat. Oleh karena itu, menurut Endang, pelayanan di puskesmas harus ditingkatkan terlebih dahulu. Dokter dari rumah sakit juga harus selalu berkoordinasi dengan puskesmas. “Setidaknya ada waktu rutin dokter dari rumah sakit berkunjung ke puskesmas supaya pelayanan di puskesmas lebih baik,” kata menkes menjawab pertanyaan BIA. Kemudian, Menkes menjelaskan, penumpukan pasien di rumah sakit ini merupakan awal yang baik dan dapat mengurangi risiko kematian ibu dan bayi. “Setidaknya ibu hamil sudah mengambil langkah untuk bersalin di tempat yang tepat. Jadi bila ada komplikasi bisa segera tertangani dengan baik,” tegasnya.

PRB Askes, Ribuan Dokter Dilatih PPDM dan PPHTMelihat fenomena itu, PT Askes (Persero) sebagai badan yang kedepan akan mengelola jaminan kesehatan secara nasional, memiliki peran besar dalam revitalisasi pelayanan rujukan di sistem kesehatan Indonesia. Program rujuk balik pun diluncurkan, dengan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan bagi peserta Askes serta efisiensi pemanfaatan biaya pelayanan kesehatan.

“Program ini pada khususnya ditujukan bagi peserta untuk penyakit Diabetes Mellitus,

Hipertensi, Asma dan Tuberkulosis bagi penderita yang sudah stabil namun masih membutuhkan pengobatan maupun asuhan keperawatan dalam jangka panjang, “ jelas I Gede Subawa, Direktur Utama PT Askes (Persero). Pasien yang sudah diobati oleh dokter spesialis dan kondisinya sudah stabil, bisa di-treatment di tingkat pelayanan primer di dokter keluarga atau Puskesmas. Selama ini, dokter umum yang menerima rujuk balik tetap men-treatment pasiennya yang menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan hipertensi. Pasien, lanjutnya, dimonitor kondisinya dan dokter mempunyai catatan mediknya. “Jadi pasien benar-benar dipantau sampai sembuh atau tetap sehat agar kualitas hidupnya tetap baik,” paparnya. Dokter keluarga dan dokter Puskesmas pun dapat menulis resep obat berdasarkan rujuk balik dokter spesialis. Bahkan sekarang di Grup Manajemen Manfaat sudah ada program untuk rujuk balik asma dan tuberkulosis (TB)

“Pengelolaan Penyakit Diabetes Melitus (PPDM) dan pengelolaan Penyakit Hipertensi (PPHT) yang saat ini dilaksanakan di layanan dokter keluarga, nantinya akan dikembangkan di Puskesmas,” jelas I Gede Subawa. Oleh karenanya, PT Askes (Persero) telah membuat panduan teknis PPDM dan PPHT. Untuk pengelolaan asma sedang dibuat, sedangkan pengelolaan TB mengikuti Kemenkes yang sudah sama

dengan standar internasional. Hal ini diungkapkan oleh Arif Syaefudin, Kepala Bidang Promosi Kesehatan PT Askes (persero). “Sebanyak 885 dokter keluarga telah mengikuti pelatihan penatalaksanaan PPDM dan PPHT. Tahun ini sekitar 1.700 dokter akan mengikuti latihan. Targetnya tahun ini ada 2.500 dokter terlatih PPDM dan PPHT, tujuannya agar dokter umum mempunyai kompetensi PPDM dan PPHT,” jelas Arif. Mengenai modulnya, disiapkan oleh organisasi profesi, seperti Perkemi, Perki, Perhi, IDI, PABI, dan lainnya. Data PT Askes (Persero), Peserta diabetes 250 ribu peserta, hipertensi ada 50 ribu peserta. Harapannya, pasien yang kondisinya sudah stabil, tetap perlu edukasi. “Percuma saja jika pasien

sudah diobati tetapi tidak patuh minum obat atau pola hidupnya tidak sehat, pola makannya tidak berubah, karena seperti diabetes dan hipertensi jika tidak dikelola dengan baik bisa mengalami komplikasi,” kata Arif. Pada layanan dokter keluarga dibuat klub-klub senam, ada seminar-seminar untuk masyarakat awam. Disitu biasanya sekaligus pemberian obat rutin. Di dalam kegiatan bersama itu, dokter juga bisa memonitor, pasiennya yang sudah terdaftar tetapi tidak hadir atau tidak mengambil obat, maka dokter atau perawatnya mendatangi pasien (home visit), saat home visit itulah, tim dokter keluarga mencari tahu kondisi pasien, pola makannya, lingkungan tempat tinggalnya. Kegiatan ini sekaligus diberikan penyuluhan. Meski demikian, Arif mengakui masih saja ada kendala. Masih ada komunikasi yang kurang baik antara dokter spesialis dengan dokter umum. Misalnya, lagi, kepatuhan peserta meminum obat. “Dokter umum di dokter keluarga perlu di-upgrade ilmunya, misalnya melalui ajang diskusi dengan dokter spesialis, untuk sharing knowledge (berbagai pengalaman), sehingga dokter di layanan primer mempunyai kemampuan untuk menjaga pasien-pasien yang sudah stabil.”Pasien baru agar tidak perlu ke dokter spesialis atau rumah sakit. Cukup disembuhkan di tingkat layanan primer saja,” tambahnya.

I Gede Subawa Direktur Utama PT Askes (Persero)

Endang Rahayu SedyaningsihMenteri Kesehatan Republik Indonesia

7

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 7 3/21/2012 8:22:12 AM

Page 8: Bia Maret 2012_cetak

Biasanya, pelayanan jenis ini sangat praktis untuk mengantarkan barang-barang yang sangat besar dan berat, misalnya lemari es, pesawat

televisi, AC, furniture dan lainnya. Semua itu, hal yang biasa dan menjadi tidak biasa karena sistem delivery (pengiriman) obat dilakukan Kepala PT Askes Cabang Klungkung, Bali, sejak beberapa bulan terakhir.

Terobosan I Gusti Ayu Mirah Sutrisni, selaku pimpinan tidak hanya layak diberikan apresiasi positif saja, tidak cukup hanya diberikan acungan jempol melainkan langkahnya perlu ditiru cabang PT Askes (Persero) lainnya.

Sistem delivery service ini, memang mudah namun tanpa komitmen kuat dengan penyediaan sarana prasarana,

Sistem Delivery Obat di Klungkung, Dipuji MasyarakatPelayanan sistem pengantaran (delivery order) sebenarnya merupakan praktik service yang standar. Misalnya, toko-toko kecil disekeliling lingkungan rumah maupun di lingkungan usaha jasa layanan antaran atau delivery service dimaksudkan agar pelanggan merasa mendapatkan kemudahan ataupun menjadi lebih efesien karena tidak harus keluar rumah atau pun meninggalkan kesibukan hanya untuk membeli sesuatu yang dibutuhkan.

mustahil program sederhana bisa diwujudkan. Dengan langkah dan terobosan ini menunjukkan bahwa Mirah mampu menterjemahkan program kerja yang tidak hanya berada di kertas tetapi sekaligus mewujudkan keinginan masyarakat Klungkung, dalam memperoleh pelayanan yang baik.

Maka, wajar saja jika langkahnya mendapat apresiasi PWRI (Persatuan Wreda RI) untuk Kabupaten Klungkung, Bali. Para pensiunan merasa mendapatkan pelayanan prima oleh PT Askes (Persero). Para lansia purnawirawan ini pun langsung memberikan sertifikat pelayanan bagus bagi pimpinan PT Askes Cabang Klungkung.

Sejumlah pimpinan lembaga lainnya yang ada di Klungkung, sempat memandang sebelah mata tetapi mereka tidak mampu

FOKUS

INFOASKES

8

FA_BIA_Maret 2012.indd 8 3/21/2012 8:22:13 AM

Page 9: Bia Maret 2012_cetak

FOKUS

mewujudkan pelayanan sistem antar dengan berbagai alasan. Sebagian pimpinan lembaga lainnya menyatakan salut. "Mungkin ini baru pertama terjadi di Indonesia. Maka, pimpinan PT Askes Klungkung, memang layak mendapatkan penghargaan. yang lain saya harap bisa mengikuti jejak Srikandi dari Bali ini," kata Ketua Umum PWRI Prof Dr Haryono Suyono.

Mendengar pujian itu, Mirah, agak tersipu malu tetapi secara tegas dikatakan bahwa dirinya hanyalah mengemban amanah untuk bekerja secara optimal. "Itu kan haya kebetulan saja. yang mungkin juga bisa, orang tinggal mengantar saja khan," kata Mirah dengan gaya meniru orang Yogyakarta. Maklum, perempuan ini, sebelum berada di Klungkung, sempat bertugas di Yogyakarta sehingga jiwa

dan semangat merendah khas Jawa ikut menjiwai pribadinya.

Bekerja secara ikhlas dengan memberikan pelayanan baik bagi anggota lembaganya, diakui Pepabri dan PWRI. Dua organisasi pensiunan ini menilai PT Askes Cabang Klungkung, dianggap mitra kerja terbaik dalam inovasi pelayanan.

Menurut Mirah, terobosan yang juga sudah dilakukan selain mengantar obat juga menempatkan pegawai PT Askes di Puskesmas secara bergilir. Langkah ini ternyata sangat efektif dalam mendapatkan berbagai keluhan maupun peningkatan pelayanan yang sudah dilakukan selama ini.

"Pegawai kami terbatas sehingga kunjungan ke Puskesmas dilakukan bergiliran, setidaknya tiga hari sekali," kata

Mirah. Hasilnya, sangat membaggakan. Semula banyak masyarakat yang tidak faham soal rujukan, sekarang menjadi lebih faham.

Peserta yang semula selalu memprotes karena setelah peserta dirawat di rumah sakit selalu ada iur biaya. Dengan keberadaan petugas Askes di Puskesmas dan memberikan penjelasan rinci, peserta menjadi sadar, apa yang dilakukannya ternyata salah.

Hingga akhirnya, banyak peserta yang lebih senang datang ke Puskesmas sebelum dirujuk ke rumah sakit atau ke dokter spesialis. "Berkat sosialisasi dan komunikasi, rujuk balik berjalan lebih bagus di Klungkung," tutur Mirah.

Peran 90 dokter keluarga di bawah binaannya juga tidak bisa dianggap

"Mungkin ini baru pertama terjadi di Indonesia. Maka, pimpinan PT Askes Klungkung, memang layak mendapatkan penghargaan. yang lain saya harap bisa mengikuti jejak Srikandi dari Bali ini,"

9

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 9 3/21/2012 8:22:17 AM

Page 10: Bia Maret 2012_cetak

FOKUS

enteng. Begitu juga peran Puskesmas, yang hingga kini berjalan relatif mulus, sesuai aturan yang ada. keberhasilan ini memang harus dipertahankan dan terus ditingkatkan. Karena tidak hanya memuaskan peserta Askes namun secara moral dianggap sebagai pemenuhan kesehatan bagi rakyat sehingga mampu meningkatkan produktivitas masyarakat.

"Program rujuk balik yang sudah dijalankan di klungkung, selain rujuk balik untuk prolanis (program penyakit kronis) juga delivery obat. Andil Puskesmas dan dokter keluarga cukup besar selain partisipasi peserta, kepatuhan peserta sehingga rujuk balik berjalan relatif baik," tuturnya.

Malahan, pasien diabetes melitus (DM) yang berjumlah sekitar 150 orang, ada jadwal pengambilan obat di apotek maupun di dokter keluarga selain adanya sistem antar.

Kini, pihaknya sedang menyamakan hari jadwal pemberian obat dalam kegiatan club dan kegiatan pemberian obat. Memang yang sudah berjalan untuk obat diabetes, tetapi untuk hipertensi sedang menjaring peserta yang hipertensi.

Penjaringan ini dilakukan melalui Askes Center yang ada.

Sedangkan, sejumlah petugas Askes yang melakukan kunjungan ke Puskesmas, masih diprioritaskan terhadap Puskesmas yang memiliki angka rujukan cukup tinggi. Ada sekitar sepuluh Puskesmas yang rujukannya tinggi. "Soal kerjasama, kita juga melakukan dengan Dinas kesehatan Klungkung dan mitra lainnya," jelasnya.

Pola kerja yang ditunjukkan kepada masyarakat Klungkung, semata-mata menghindarkan anggapan bahwa Puskesmas bukan hanya memiliki tugas memberikan surat rujukan saja. "PPK I kita maksimalkan. Rencana kegiatan prolanis di ajak ke PPK I, setelah rujuk balik maka dokter spesialisnya juga diikat dengan kegiatan prolanis," kata Mirah.

Ide brilian ini, terwujud diawali dengan dugaan bahwa antara provider dengan PT Askes, terkesan terputus. Begitu pun antara Askes dengan dengan Puskesmas. Setetlah diberlakukan ternyata memang mampu menggairahkan masing-masing unit kerja.

"Dulu banyak pasien yang langsung ke rumah sakit dan mengabaikan fungsi Puskesmas. Kini, kinerjanya makin nyata," kenang Mirah.

Evaluasi Rujuk Balik Terus DiupayakanBerbeda pula realisasi rujuk balik kesehatan di Bogor. Kepala PT Askes Cabang Bogor Elsa Novelia yang baru saja menduduki kursi pimpinan di sana, mengaku program rujuk balik sudah berjalan namun dirinya masih akan mengevaluasi apakah kegiatan itu berjalan sesuai keinginan peserta dan Askes atau belum.

"Program rujuk balik (PRB) sudah pasti ada. terutama untuk peserta Askes dengan penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi. Penderita penyakit kronis ini biasanya mengambil obat di rumah sakit secara rutin setiap bulan,” papar Elsa

Menurut Elsa, bagi peserta berpenyakit kronis yang sudah stabil, mengkonsumsi obatyang sama, maka, agar tidak usah repot antre di dokter spesialis di rumah sakit, dengan adanya PRB peserta cukup dilayani di Puskesmas atau dokter keluarga. Alasannya, Dokter keluarga/

INFOASKES

10

FA_BIA_Maret 2012.indd 10 3/21/2012 8:22:21 AM

Page 11: Bia Maret 2012_cetak

Dokter Puskesmas bisa menuliskan resep sama seperti yang diresepkan dokter di RS, bisa juga obat diantar ke puskesmas atau dokter keluarga atau bahkan langsung ke rumah peserta.

Peserta yang memiliki penyakit kronis dan sudah ditangani puskesmas atau dokter keluarga disarankan 3 bulan sekali periksa/cek kesehatannya di rumah sakit maupun dokter spesialis apabila diperlukan. Semua ini, dikoordinasikan dengan tiga dinas kesehatan yakni Dinkes Kota Bogor, Dinkes Kabupaten Bogor, dan Dinkes Depok.

Ketiga dinas ini sudah berkomitmen untuk melakukan PRB. Program Rujuk Balik

ini disambut baik oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan di wilayah Bogor karena selain meningkatkan kepuasan peserta, PRB akan meningkatkan performance dan kepercayaan peserta Askes terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas.

Elsa menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Bogor telah menunjuk 6 puskesmas kecamatan untuk menjadi pilot projek pengembangan PRB di Kota Bogor. Puskesmas akan memberikan pelayanan tambahan pemeriksaan gula darah pada saat peserta datang ke Puskesmas dan peserta tidak harus membayar lebih karena pemeriksaan gula darah ini telah disepakati masuk dalam biaya kapitasi

"Program rujuk balik yang sudah dijalankan di klungkung, selain rujuk balik untuk prolanis (program penyakit kronis) juga delivery obat. Andil Puskesmas dan dokter keluarga cukup besar selain partisipasi peserta, kepatuhan peserta sehingga rujuk balik berjalan relatif baik,"

yang dibayarkan oleh PT Askes (Persero) setiap bulannya.

Dalam berbagai pertemuan, pihaknya ingin meningkatkan kepercayaan peserta Askes kepada Puskesmas. Selama ini peserta Askes menilai Puskesmas hanya sebagai pemberi rujukan saja, tidak memberi pelayanan rawat jalan yang berkualitas. Padahal saat ini pelayanan Puskesmas sudah baik. Bermitra dengan Puskesmas dan mengoptimalkan pelayanan di Puskesmas merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kepuasan Peserta dan sangat tepat untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan PT Askes (Persero).

FOKUS

11

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 11 3/21/2012 8:22:25 AM

Page 12: Bia Maret 2012_cetak

FOKUS

Suatu bangsa dianggap berhasil jika dapat meningkatkan tiga komponen yang tercantum dalam human development index.

Tiga komponen itu adalah kesehatan, pendidikan, dan penghasilan. Dianggap berhasil jika kesehatan makin baik, pendidikan makin baik, dengan penghasilan yang meningkat. Demikian, penegasan Presiden Susilo Bambang

MasyarakatBelum Paham Sistem Rujukan

Yudhoyono, dalam kuliah umum di UI Depok Jakarta.

Pernyataan ini dapat dijadikan sebuah renungan bahwa pembangunan nasional berwawasan kesehatan penting. Kesehatan adalah prioritas dalam pembangunan. Karena itu sebagai implementasi untuk mencapai sasaran itu, Presiden sudah menaikkan anggaran kesehatan secara signifikan

untuk memperlihatkan kesehatan jadi prioritas.

Kenaikan anggaran ini oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih diprioritaskan kepada empat program. Upaya promotif, preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif.

Terkait dengan pelayanan kesehatan khususnya soal rujukan kesehatan, wakil

INFOASKES

12

FA_BIA_Maret 2012.indd 12 3/21/2012 8:22:32 AM

Page 13: Bia Maret 2012_cetak

FOKUS

rakyat juga mengakui jika masyarakat Indonesia belum paham konsep rujukan tentang kesehatan. Padahal manfaatnya sangat besar terhadap pembangunan masyarakat. Masyarakat seringkali ketika sakit langsung di bawa ke dokter spesialis.

Hal tersebut disampaikan Subagyo Partodihardjo Anggota Komisi IX DPR dari F-PD saat Rapat Dengar Pendapat Umum Panitia Kerja Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar dan Sistem Rujukan Komisi IX dengan Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Dirjen Pelayanan Medik Kementerian Kesehatan.

Sistem rujukan, menurutnya, belum dipahami dengan baik dan benar bahkan oleh petugas kesehatan baik di rumah sakit maupun Puskesmas.Oleh karena itu, selain peraturan perundang-undangan

yang sudah ada, perlu petunjuk teknis tertulis bagi petugas kesehatan di rumah sakit maupun puskesmas.

Dijelaskan Subagyo bahwa perlu ada upaya-upaya yang jelas kepada masyarakat tentang perlunya sistem rujukan. “Jangan sampai hanya karena mata merah masyarakat langsung ke dokter spesialis mata, padahal di Puskesmas saja bisa sembuh tidak perlu ke rumah sakit,” ujarnya.

Menurut Anggota Komisi IX dari F-PDIP Surya Chandra mengatakan sistem rujukan telah diabaikan karena konsep rujukan berdasarkan Kepmenkes Tahun 1972 tidak pernah diperbaharui. “Tugas komisi IX di sistim pelayanan kesehatan sangat berat yakni menyamai sistem usaha kesehatan. Jika tidak mempunyai

visi yang sama maka rujukan ini tidak akan berjalan."

Wakil rakyat lainnya, Dian Syakhroza Anggota Komisi IX dari F-PD mengatakan konsep rujukan sebenarnya sudah mempunyai dasar hukum yang banyak namun belum berjalan sebagaimana mestinya. “Banyak masyarakat malas ke Puskesmas, mereka biasanya langsung pergi ke rumah sakit untuk mengobati penyakit yang bisa ditangani oleh puskesmas,” ujar Dian.

“Karena di puskesmas obat yang diberikan itu-itu saja, jika sakit yang berbeda diberikan obat yang sama. Bahkan Dokter kadang-kadang harus menyesuaikan dengan obat yang ada. Jadi hanya obat yang tersedia di puskesmas yang diberikan ke pasien,” sarannya.

13

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 13 3/21/2012 8:22:38 AM

Page 14: Bia Maret 2012_cetak

BINCANG

Masyarakat kebanyakan cenderung mengakses pelayanan kesehatan terdekat atau mungkin paling murah tanpa memperdulikan kompetensi institusi ataupun operator yang memberikan pelayanan. Bahkan, banyak kasus,

menunjukkan warga kurang percaya atas pengobatan yang dialkukan Puskesmas.

Apakah, realita ini akibat tidak berjalannya sistem rujukan kesehatan di Indonesia atau hal lainnya, berikut wawancara BIA dengan Ketua Umum Terpilih Pengurus Besar(PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Dr Zaenal Abidin.

Berbagai kalangan menilai sistem rujukan kesehatan di Indonesia, belum berjalan secara optimal. Apakah, disebabkan oleh kurangnya pemahaman atau penyebab lainnya ?

Secara umum memang begitu tetapi kita harus mengetahui lebih dahulu apa itu sistem rujukan. Pelaksanaan

sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau

berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga. Dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan.

Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung

Masyarakat awam masih kurang memahami alur pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia, baik dengan bentuk bertingkat atau berjenjang sehingga sebagian warga tidak mendapatkan pelayanan yang sebagaimana mestinya.

Perlu Ada Audit Medik

Ketua Umum Terpilih PB IDI Dr Zaenal Abidin:

Pelayanan Rujukan

INFOASKES

14

FA_BIA_Maret 2012.indd 14 3/21/2012 8:22:42 AM

Page 15: Bia Maret 2012_cetak

BINCANG

jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya. Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat.

Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan.

Hingga saat ini, pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia masih terus disempurnakan hingga nantinya dapat mengakses segala kekurangannya dan merubah kekurangan itu menjadi sebuah kelebihan agar sistem yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik.

Jadi, sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit. Atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya). Sederhananya, sistem rujukan mengatur darimana dan harus kemana seseorang dengan gangguan kesehatan tertentu memeriksakan keadaan sakitnya. Ini harus difahami lebih dahulu.

Kalau begitu, perlu adanya pembagian tugas, pada jenjang-jenjang tertentu?

Benar. Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.

Maksudnya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Rinciannya, seperti apa?

Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.

Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah.

15

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 15 3/21/2012 8:22:44 AM

Page 16: Bia Maret 2012_cetak

BINCANG

Berdasarkan lingkup pelayanannya, ada rujukan medik dan rujukan Kesehatan. Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Dalam kenyataan di lapangan, banyak pasien yang langsung mendatangi rumah sakit, tidak melalui tahapan-tahapan. Bagaimana menghadapi kenyataan ini ?

Sebaiknya pasien tidak langsung ke RS tapi melalui fasilitas layanan primer atau klinik kedokteran keluarga. Makanya, diharapkan di fasilitas layanan primer tersebut pasien dapat ditangani sampai sembuh.

Namun bila tidak bisa dan di luar kemampuan/kompetensi dokter atau karena peralatan yg terbatas di pelayanan primer tersebut maka dokter tersebut harus merujuknya ke dokter yang memiliki kompetensi untuk melayaninya.

Atau kalau karena fasilitas kurang lengkap maka di rujuk ke fasilitas yg lebih lengkap.Kita tahu khan, rujukan bisa saja bersifat horizontal, tetap di fasilitas layanan primer tapi peralatannya lebih lengkap.

Di level pelayanan primer, bisa saling merujuk, misal salah satu klinik tidak mempunyai lab (ini rujukan karena peralatan) kalau sudah ditangani dikembalikan lagi ke klinik atau dokter asal pasien. Ini rujukan horisontal. Bisa saja, kita lakukan rujukan vertikal ke RS. Di rumah sakit kemungkinan besar akan ditangani oleh dokter spesialis.

Biasanya, kalau pasien ditangani rumah sakit jarang dikembalikan ke dokter layanan primer?

Nah, kejadian seperti itu harus dicegah. memang, ada yang selama ini terjadi. Jika sudah dirujuk ke RS jarang dikembalikan lagi ke dokter layanan primer. Seharusnya dokter spesialis

INFOASKES

16

FA_BIA_Maret 2012.indd 16 3/21/2012 8:22:51 AM

Page 17: Bia Maret 2012_cetak

BINCANG

mengembalikan lagi ke dokter pertama yang merujuk dengan berbagai catatan.

Nantinya, dokter ahli akan memberi advise kepada dokter pertama, dengan demikian dokter di pelayanan primer akan mendapatkan pengetahuan untuk menangani kasus tertentu. Mirip seperti mendapat penyegaran. Ini juga efisien karena ke dokter layanan primer akan lebih murah.

Persoalan lain, soal keengganan pasien yang sudah ke dokter spesialis atau ditangani di rumah sakit, sulit kembali ke dokter pemberi rujukan , karena tidak ada AUDIT MEDIK. Seharusnya, ada yang menegor jika dokter spesialis melayani seperti di pelayanan primer.

Bukankah itu hanya persoalan etika saja?

Memang. Itu masalah etika sebetulnya. Ada misalnya dokter spesialis melayani pelayanan primer bayarannya ya harus mau sama dengan pelayanan primer.

Sedangkan, persoalan audit medik itu dilakukan oleh organisasi profesi. Disitulah, pentingnya PT Askes yang sudah ditunjuk sebagai BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) melibatkan organisasi profesi untuk melakukan audit, bukan hanya IDI saja, tetapi juga dari profesi lainnya, seperti bidan, perawat, farmasi, organisasi profesi mempunyai standar audit.

Kalau BPJS berjalan harus menangani audit medik dan audit biaya. Bagaimana pun organisasi profesi harus diajak, dilibatkan dalam menyusun peraturan-peraturan turunan UU BPJS. pada sisi lain, sosialisasi rujuka harus terus menerus dilakukan agar dokter rumah sakit mau merujuk balik pasiennya ke dokter asal pasien.

Bagaimana dengan pemerintah daerah yang menggratiskan biaya kesehatan bagi masyarakat?

Sebetulnya saat ada kebijakan pelayanan gratis di rumah sakit memperparah rujukan. Banyak masyarakat memanfaatkan kebijakan itu, langsung ke rumah sakit, dan Puskesmas jadi ditinggal.

Sebagai Pengurus IDI, mengharapkan ada rujukan yang meningkatkan layanan primer, melayani kepuasan pasien. tentu saja, ini terkait dengan bagaimana memberi pendanaan yang sudah dihitung secara matang.

Ke depan harus lebih memberdayakan dokter. Karena ada dokter yang benar-benar bekerja secara professional dan bukan PNS, hanya mengandalkan imbal jasanya, ada juga dokter yang PNS di layanan prima, ini harus benar-benar diperhatikan.

Layanan kedokteran keluarga bisa saja bukan hanya ada 1 dokter saja. Jika mengandalkan kapasitas 2.500 peserta/bulan tidak cukup. Kalau mau, skala kapitasi sudah dibagi jumlah penduduk, PB IDI sudah punya formula atau rumusan, penghitungan insentif atau jasa dokter setiap wilayah tidak boleh diseragamkan, dan juga harus dilihat tingkat kesulitannya.

Adanya BPJS jangan sampai rakyat membiayai sendiri kesehatannya, pemerintah harus tetap memberikan biaya kesehatan melalui APBN. Jangan sampai setelah ada BPJS semua ditumpukan kepada BPJS, karena di jaminan sosial itu ada dana perorangan, jadi negara harus tetap berkewajiban memberi anggaran kesehatanan, minimal 5 persen dari APBN di luar gaji pegawai.

17

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 17 3/21/2012 8:22:58 AM

Page 18: Bia Maret 2012_cetak

CENTERASKES

Sebab, hinga saat ini, jumlah RS swasta yang bergabung menjadi provider RS untuk memberikan jaminan pelayanan kesehatan bagi anggota Askes dan

keluarganya yang berhak telah mencapai 919 titik RS tersebar di seluruh Indonesia.

Sekitar 269 titik, merupakan RS Swasta yang berada di provinsi, kabupaten, dan kota. Sehingga peserta Askes, tidak perlu kebingungan. Semua rumah sakit itu beranggapan menjadi provider berarti terlibat dalam penyelenggaraan jaminan pelayanan kesehatan bagi peserta Askes.

Ditambah lagi, dengan luncuran sms-blast kepada 97.000 nomor hape dari 16 juta jiwa pesertanya sehingga masyarakat dengan mudah mendapat informasi terkini seputar fasilitas dan manfaat kartu Askes. maupun kegiatan rujuk balik kesehatan yang dilakukan, termasuk keberadaan Askes Center yang berada di rumah sakit.

Salah satu pelayanan Askes Center di rumah sakit yang sudah memenuhi ketentuan rujuk balik adalah RS Panti Rapih Yogyakarta. Askes Center di Panti Rapih melayani untuk penjaminan pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, obat rawat jalan, obat rawat inap dan hemodialisa. Salah satu hal yang membedakan dengan pelayanan di rumah sakit yang lain yaitu adanya penjaminan pelayanan MRI (alat MRI).

Demikian penegasan Koordinator Askes Center RS Panti Rapih Yogyakarta Daru Kristian Nugroho, di Yogyakarta. Untuk mendukung Wild Important Goal (WIG) perusahaan, Askes Center RS Panti Rapih ikut menjalankan rujuk balik.

Bagi pasien dengan kasus hipertensi dan diabetes yang berobat ke RS Panti Rapi diberi edukasi mengenai Program PPDM2 di sela-sela waktu saat menunggu penerbitan SJP (surat jaminan pelayanan).

Apabila peserta tertarik dengan program ini, sudah tersedia formulir pendaftaran

Askes Center di RS Panti Rapih YogyakartaOptimalkan Program Rujuk BalikKualitas layanan jaminan kesehatan PT Askes (Persero) tak perlu dipertanyakan. Peserta yang masih awam cukup memastikan bahwa rumah sakit (RS) yang dituju merupakan provider Askes dengan cara menunjukan kartu atau menelepon Hallo Askes 500400, semua beres.

INFOASKES

18

FA_BIA_Maret 2012.indd 18 3/21/2012 8:23:03 AM

Page 19: Bia Maret 2012_cetak

ASKES CENTER

dan leaflet mengenai program PPDM2 sehingga pasien dapat langsung mendaftar.

Dalam edukasi itu, petugas berulang-ulang menjelaskan soal keuntungan mengikuti PPDM2. Misalnya, peserta bisa mendapat pelayanan di dokter keluarga terkait penyakit hipertensi dan DM (diabetes mellitus) yang diderita. Selain itu, di sana, juga ada klub risti yang dikelola dokter keluarga yang salah satu kegiatannya yaitu senam sehat.

Mengenai pemantauan laboratorium beberapa dokter keluarga bekerjasama dengan laboratorium sehingga peserta bisa periksa sesuai indikasi medis dan sudah termasuk dapat penjaminan di dokter keluarga yang dibayar secara kapitasi.

Selama kondisi peserta stabil, pelayanan kesehatan dapat diperoleh di dokter keluarga termasuk pelayanan obat bulanan karena dokter keluarga sudah bekerjasam dengan apotek yang merupakan provider PT Askes (Persero).

Daru menjelaskan bahwa alur pelayanan rujuk balik yaitu pada saat periksa ke dokter spesialis peserta menyodorkan lembar rujuk balik supaya diisi oleh dokter spesialis, selanjutnya saat di apotek peserta minta kopi resep obat kronis ke petugas apotek.

Setelah itu lembar SJP di rumah sakit, lembar rujuk balik yang sudah diisi dokter spesialis dan kopi resep diserahkan ke dokter keluarga untuk ditindaklanjuti.

Semua berjalan lancar, karena dokter spesialis, petugas pendaftaran, dan petugas apotek sangat antusias dalam mendukung program ini. Pihaknya juga memastikan peserta memperoleh SJP, lembar rujuk balik serta kopi resep untuk diserahkan ke dokter keluarga.

Rumah Sakit Panti Rapih, yang berada di Kabupaten Sleman memiliki dokter keluarga terbanyak dan sebagian besar telah menjalankan PPDM2. " Di Yogya ini ada 102 dokter keluarga (dokter umum) dan 16 dokter keluarga (spesialis). Sedangkan peserta Askes yang datang berobat ke rumah sakit ini sekitar 100 orang," kata Daru.

Meski demikian, jajaran Askes Center di sana, masih dihadapkan kepada berbagai hambatan. Misalnya, peserta Askes ada yang enggan ke dokter keluarga karena transportasi ke dokter keluarga agak sulit. "Beberapa peserta mengeluh transprotasi ke RS Panti Rapih lebih mudah dari pada ke dokter keluarga sehingga peserta cenderung tiap bulan memilih ke RS daripada mengikuti penanganan di dokter keluarga," keluhnya.

Menghadapi keluhan itu, petugas pun tiada henti memberikan edukasi dan pemahaman secara mendalam walaupun semua peserta yang melkukan itu langsung mengikuti arahannya. "Ada yang langsung mengikuti arahan kita tapi ada juga yang perlu terus menerus memberikan edukasi.Edukasi masyarakat tentang pentingnya asuransi kesehatan, salah satunya adalah dengan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU)," jelasnya.

Kendala lainnya, adanya sejumlah dokter spesialis praktik sore hari, sehingga yang bisa ditemuai petugas untuk edukasi rujuk balik saat mengurus jaminan adalah keluarga. "Edukasi pun tidak tepat sasaran karena yang bersangkutan baru ke RS sore harinya," jelasnya.

19

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 19 3/21/2012 8:23:08 AM

Page 20: Bia Maret 2012_cetak

MITRA

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) seharusnya menjadi tempat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bisa menyelesaikan penyakit-penyakit ringan atau dapat menjaga pasien yang sudah stabil agar tetap sehat dan berkualitas hidupnya.

Namun, sayangnya masih banyak masyarakat yang tidak mau dilayani di Puskesmas dan lebih percaya ditangani oleh dokter spesialis di rumah sakit atau di dokter praktik umum. Padahal, dari Kementerian Kesehatan telah ada aturan soal sistem rujukan, tetapi masih sulit untuk dijalankan.

“Di sini, pasien yang datang ke Puskesmas cukup lumayan dalam sehari pasien umum yang datang berkisar antara 80 sampai 100

Puskesmas Umbulharjo I,Yogyakarta Diminati Peserta Askes

pasien dengan berbagai keluhan penyakit. Kalau di sini (Puskesmas) tidak ada obatnya atau harus ditangani dokter spesialis maka kami rujuk ke rumah sakit,” kata dr Fransisca Bambang, salah satu dari enam dokter umum di Puskesmas Umbulharjo I Yogyakarta.

Puskesmas Umbulharjo yang sudah memiliki klinik IMS (infeksi menular seksual) dan terapi metadon ini juga mempunyai dua Puskesmas Pembantu (Pustu) ini, sudah menjadi pilihan peserta Askes. Dalam sebulan rata-rata sekitar 500 peserta Askes berobat di Puskesmas Umbulharjo. “Ada peserta Askes yang berobat jalan di sini, tetapi ada juga yang datang langsung meminta rujukan ke rumah sakit,” kata Sisca.

Bulan Januari dan Februari 2012, Puskesmas yang dipimpin drg Emma rahmi Aryani ini menerima 2.158 kunjungan pasien peserta Askes. Diantara kunjungan pasien tersebut terdapat 776 pasien peserta Askes dengan keluhan yang masuk dalam sepuluh penyakit terbanyak, yaitu hipertensi primer, diabetes mellitus (DM),

penyakit pulpa dan jaringan pariapikal, mialgia, kolesterol, atropati, ISPA, dispepsia, dan vertigo.

Klaim atas pelayanan yang sudah dilakukan Puskesmas Umbulharjo I pada bulan Januari 2012 sebesar Rp7.722.000 dan klaim bulan Februuari 2012 sebesar Rp10.256.500. “Kami hanya mengklaim sesuai dengan pelayanan yang kami berikan. Kami belum ada pembayaran kapitasi untuk Puskesmas. Sebaiknya ada pembayaran sesuai kapitasi bukan banyaknya pelayanan,” kata Sisca.

Sebagai upaya promotif dan preventif, Puskesmas Umbulharjo sudah merintis program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) bagi peserta Askes. “Pengelolaan penyakit kronis memang sangat penting bagi penderita seperti diabetes dan hipertensi. Karena

dapat memberikan edukasi agar pasien mandiri dalam menjaga kesehatannya sendiri,” kata Sisca.

Namun, kepada pasien lansia penderita diabetes melitus yang sudah harus disuntik insulin, disarankan untuk ke dokter spesialis di rumah sakit. “Jadi, kami selalu memberikan saran, baik untuk pasien yang dirujuk dan menyarankan agar mau kembali ke Puskesmas lagi, setelah kondisi kesehatannya sudah stabil. Seperti diabetes melitus dan hiperensi, jika sudah stabil bisa ditangani oleh Puskesmas,” ujarnya.

Untuk meningkatkan kepedulian pasien dan masyarakat secara umum, Puskesmas Umbulharjo secara rutin menyelenggarakan penyuluhan, antara lain melalui penyuluhan satu tahun sekali, dan beberapa kali memberikan penyuluhan soal demam berdarah, tuberculosis, diare, dan soal IMS dan HIV..Penyuluhan tersebut mencakup masyarakat di Warungboto, Pandean, Sorosutan, dan Giwangan.

INFOASKES

20

FA_BIA_Maret 2012.indd 20 3/21/2012 8:23:12 AM

Page 21: Bia Maret 2012_cetak

MITRA

21

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 21 3/21/2012 8:23:16 AM

Page 22: Bia Maret 2012_cetak

TAHUKAH ANDA

Kali ini kami akan membawa anda, para pembaca setia Buletin Info Askes, untuk menyimak berbagai obat yang beredar di pasaran,

baik berdasarkan khasiatnya maupun regulasi yang diterapkan atas obat-obatan tersebut. Dengan pemaparan tentang obat ini, kami bermaksud menjelaskan kepada pembaca, mengapa DPHO menjadi obat-obatan yang dipilih bagi peserta Askes.

Obat-obatan menurut khasiatnya terhadap tubuh dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok utama yaitu kelompok pharmaceutical, kelompok Nutriceutical dan kelompok Cosmeceutical.

Kelompok Pharmaceutical adalah obat-obatan yang fungsinya untuk menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan serta menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit. Obat-obatan pharmaceutical biasanya diperoleh dengan 2 (dua) mekanisme :

Obat-obatan dengan peresepan dokter1. Obat-obatan yang dijual bebas dan 2. bisa diperoleh tanpa resep dokter

Sebagaimana benda asing lainnya yang dimasukkan ke dalam tubuh, obat-obatan yang kita konsumsi memiliki potensi menjadi racun yang sangat merugikan kesehatan apabila dikonsumsi tanpa idikasi kebutuhan medis yang tepat.

Mengapa Peserta Askes Harus Menggunakan Obat-obatan

DPHO?

INFOASKES

22

FA_BIA_Maret 2012.indd 22 3/21/2012 8:23:21 AM

Page 23: Bia Maret 2012_cetak

TAHUKAH ANDA

Dalam menuliskan resep obat, dokter dapat saja memilih obat-obatan pharmaceutical dengan kategori sebaga berikut :

Obat-obatan esensial yaitu obat yang a. paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat dikarenakan efek preventif maupun kuratif yang telah teruji dan terbukti. Obat-obatan esensial ini tercantum dalam Daftar Obat Esensial yg ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Obat-obatan non esensial, yaitu b. obat-obatan yang pemanfaatannya hanya sebagai pendamping dari oabt-obatan esensial. Obat-obatan non esensial ini ada yang terbukti efektif, ada yang kurang efektif, bahkan ada yang tidak memiliki efek pencegahan maupun pengobatan sama sekali.

Kelompok obat-obatan berikutnya adalah Kelompok Nutriceutical, yaitu obat-obatan yang sifatnya sebagai pelengkap kebutuhan nutrisi sehari-hari yang ditujukan untuk mengoptimalkan performansi organ-organ tubuh. Obat-obatan ini lebih bersifat pencegahan terhadap kemungkinan munculnya penyakit. Seringkali zat yang terkandung dalam obat-obatan ini sebenarnya dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, tetapi dikarenakan pola makan dan pola hidup yang kurang sehat, jumlah zat yang diproduksi lebih rendah dari yang dibutuhkan.

Sebagai contoh, untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan virus, maka keberadaan vitamin C sangat penting. Dengan konsumsi buah-buahan yang kaya vitamin C, kebutuhan tubuh akan vitamin C ini dapat dipenuhi. Tapi, mungkin karena lebih praktis, tak jarang kita justru memilih tablet vitamin C dosis tinggi dibanding mengkonsumsi buah-buahan yang notabene lebih sehat.

Kelompok terakhir adalah kelompok Cosmeceutical. Obat-obatan dari kelompok ini tidak memiliki fungsi pencegahan maupun penyembuhan terhadap penyakit maupun gejala penyakit. Obat-obatan dalam kelompok cosmeceutical adaah obat-obatan yang ditujukan untuk memperbaiki tampilan fisiologis dari tubuh manusia. Misalnya, menghilangkan noda-noda bekas luka pada kulit, membuat kulit menjadi lebih putih, halus dan lembut serta kebutuhan-kebutuhan kosmetisasi lainnya.

Dalam memasarkan obat-obatan menurut ketiga kelompok di atas, perusahaan farmasi akan menggunakan dasar yang berbeda-beda. Obat-obatan dari kelompok pharmaceutical akan dipasarkan berdasarkan “Disease Claim” yaitu kemampuannya dalam mencegah maupun mengobati penyakit beserta gejala-gejalanya.

Disease Claim ini harus dibuktikan melalui data-data dan bukti klinis. Obat-obatan dalam kelompok nutriceutical akan hadir dengan jargon-jargon terkait “menyehatkan badan”, sementara obat-obatan dalam kelompok cosmeceutical akan memasuki pasar denganmenghidupkan konsep-konsep kesempurnaan maskulin maupun feminin.

Obat-obatan dari kelompok manapun yang beredar di pasaran, tantangan yang dihadapi oleh konsumen adalah memastikan bahwa tubuh memiliki kebutuhan terhadap obat-obatan tersebut dan ketika dikonsumsi, obat-obatan itu tidak menimbulkan efek samping yang merugikan.

Dari kebutuhan konsumen tersebut, maka lahirlah konsep “Peresepan Obat Rasional”. Resep yang diberikan kepada konsumen, dalam hal ini pasien, dikatakan mengikuti kaidah peresepan rasional jika memenuhi unsur-unsur berikut ini :

Didasarkan pada diagnosa penyakit 1. yang tepatPenilaian terhadap kondisi pasien tepat2. Indikasi medis yang ditimbulkan tepat3. Jenis obat, dosis, cara pemberian dan 4. jangka waktu pemberian tepatDiinformasikan kepada pasien secara 5. tepatMemiliki nilai ekonomis atau harga 6. obat yang terjangkau

Sesuai dengan prinsip-prinsip peresepan rasional ini, PT Askes (Persero) bersama tim ahli yang terdiri dari Dokter Ahli Klinis, Dokter Ahli Farmakologi, Farmasis yang mewakili seluruh keahlian dari Rumah Sakit maupun Fakultas Kedokteran serta kementerian kesehatan selaku regulator, duduk bersama setiap tahunnya untuk menyusun sebuah daftar obat terpilih yang akan digunakan oleh seluruh Peserta

23

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 23 3/21/2012 8:23:24 AM

Page 24: Bia Maret 2012_cetak

TAHUKAH ANDAAskes. Daftar obat tersebut dikenal dengan Daftar dan Plafon Harga Obat atau DPHO.

DPHO didominasi oleh obat-obatan esensial, beberapa obat-obatan non esensial namun terbukti efektif serta obat-obatan nutriceutical dalam varian yang relative terbatas. Sesuai prinsip asuransi kesehatan, obat-obatan dari kelompok cosmeceutical tidak masuk ke dalam DPHO.

Kriteria utama dalam menetapkan suatu obat masuk ke dalam DPHO adalah data-data dan bukti-bukti klinis yang menyatakan efektifitas sifat preventif maupun kuratif obat tersebut. Hampir seluruh penyakit yang pernah ditemukan di Indonesia, tersedia obat-obatannya di dalam DPHO.

Tidak dipungkiri, terdapat stigma negatif bahwa DPHO adalah upaya PT Askes (Persero) untuk menghemat biaya pelayanan kesehatan, khususnya biaya belanja obat. Stigma ini kemudian berkembang menjadi anggapan bahwa obat-obatan yang ada di dalam DPHO adalah obat-obatan murahan. Lebih banyak obat generik dibandingkan obat patent.

Menjawab stigma tersebut, agaknya perlu diluruskan berbagai istilah tentang obat generik dan obat patent. Obat-obatan memang dikenal melalui beberapa terminology penamaan. Ada yang disebut obat generik, obat dengan nama dagang dan obat patent. Mari kita lihat satu per satu pengertian yang tepat tentang ketiga istilah di atas.

Obat Generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yg dikandungnya. Misalnya parasetamol adalah nama generik untuk obat yang di dalamnya terkandung zak aktif parasetamol.

Obat dengan nama dagang adalah obat generik yang diberi merek dan kemasan khusus oleh produsen farmasi, misalnya untuk parasetamol di pasaran dapat kita temui dengan berbagai merek berbeda, seperti panadol, sanmol, dumin dan lain sebagainya.

Sedangkan Obat Patent adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si pembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam kemasan asli pabrik yang

memproduksinya. Selama masa patent obat berlaku, maka baik formula, merek dagang maupun kemasan obat tidak boleh ditiru oleh produsen farmasi lainnya. Sebaliknya, saat masa patent obat berakhir, produsen lain bisa memproduksi obat yang sama dengan merek dagang berbeda.

Fenomena inilah yang dikenal dengan me too product. Mungkin dapat dijawab mengapa obat patent memiliki harga yang lebih mahal dibanding obat generik maupun obat dengan mereka dagang biasa, karena setiap obat patent dikenai biaya atas patent yang bersifat sangat ekslusif tersebut.

Jadi, penggolongan obat sebagai generik, obat bermerek maupun obat patent, sama sekali tidak terkait dengan masalah efektifitas khasiat dari obat tersebut. Namun demikian, tetap sulit menghilangkan persepsi bahwa obat patent lebih baik dibanding obat generik, maka mari kita lihat komposisi DPHO PT Askes (Persero) tahun 2012.

Dari 1478 Obat yang masuk di dalam DPHO Askes, 416 diantaranya adalah obat generik sementara 1062 sisanya adalah obat patent. Maka seharusnya gugur sudah anggapan bahwa obat DPHO Askes adalah obat murahan.

PT Askes (Persero) memiliki komitmen memberikan pelayanan terbaik melampaui harapan pelanggannya, dalam hal ini peserta Askes. Pemilihan DPHO meliputi berbagai filosofi. Peresepan rasional adalah filosofi utama yang ditujukan untuk menjamin bahwa obat yang diberikan kepada peserta Askes adalah obat yang aman dan terbukti efektif khasiatnya melalui pembuktian klinis. Filosofi lainnya adalah upaya untuk melindungi kesehatan jangka panjang peserta dari keracunan obat-obatan yang disebabkan konsumsi yang tidak sesuai dengan indikasi medis.

PT Askes (Persero) memang tidak menuliskan langsung resep obat untuk pesertanya. Tetapi kondisi ini tidak mengurangi tanggung jawab PT Askes (Persero) terhadap kesembuhan dan terpeliharanya kesehatan jangka pendek maupun panjang pesertanya. Karenanya, DPHO ditetapkan sebagai daftar obat yang harus digunakan oleh Peserta Askes. DPHO merupakan manifestasi dari rasa tanggung jawab PT Askes (Persero) terhadap pesertanya.

INFOASKES

24

FA_BIA_Maret 2012.indd 24 3/21/2012 8:23:25 AM

Page 25: Bia Maret 2012_cetak

TAHUKAH ANDA

25

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 25 3/21/2012 8:23:27 AM

Page 26: Bia Maret 2012_cetak

CSR

Menurut sebuah penelitian, jamur juga mengandung immunomodulator, polisakarida (dalam bentuk beta-glukan) dan ikatan protein tertentu yang terbukti berkhasiat sebagai anti kolesterol, anti hipertensi, anti kanker, anti virus,

anti diabetes, meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh.

Melihat keunggulan jamur tersebut, sangatlah tepat jika PT Askes (Persero) mendukung permodalan petani jamur tiram di Kabupaten Lebak, Banten. Karena sebagai penyelenggara jaminan kesehatan sosial selalu berupaya menyehatkan masyarakat khususnya pesertanya. Direktur Keuangan PT Askes

Petani Jamur Tiram Manfaatkan Dana Kemitraan untuk Kembangkan UsahaSejak beberapa tahun belakangan ini, jamur tiram mulai menjadi incaran masyarakat sebagai menu favorit keluarga. Mungkin masyarakat sudah banyak mengetahui nilai gizinya. Kelezatan jamur tiram sama seperti jamur kancing, jamur kuping, karena mengandung asam glutamat.

(Persero) Purnawarman Basundoro menyerahkan langsung dana pinjaman bergulir program kemitraan mitra binaan sebesar Rp.200 juta kepada cluster jamur tiram yang anggotanya 20 petani, di Aula Multatuli Pemda Lebak, 8 Februari 2012. Di saat yang sama, juga diserahkan dana pinjaman bergulir program kemitraan kepada 7 koperasi sebesar Rp.250 juta. Sehingga total dana bergulir program kemitraan yang disalurkan di Kab Lebak sebesar Rp.450juta.

“Bantuan modal kerja ini berupa pinjaman lunak dengan bunga 6 persen setahun tanpa agunan, dan sifatnya bergulir," kata Purnawarman, kemarin, didampingi Kepala Grup Investasi PT

INFOASKES

26

FA_BIA_Maret 2012.indd 26 3/21/2012 8:23:31 AM

Page 27: Bia Maret 2012_cetak

CSR

Totok Sugiarto

Askes (Persero) Yose Rizal dan Kepala Divisi Regional IV. M Ikhsan.

Koordinator cluster petani jamur tiram Totok Sugiarto mengaku sangat senang menerima bantuan modal tersebut. Ketika Direktur Keuangan PT Askes (Persero) Purnawarman Basundoro meninjau lokasi budi daya jamur tiram di Desa Sukamekarsari, Totok yang saat itu didampingi salah seorang petani jamur tiram Al-Kadafi, menjelaskan secara rinci mulai dari pembuatan media tanam, proses penanaman di dalam kumbung (gubug-gubug yang tertutup bilik bambu), hingga cara memanen jamur tiramnya.

Totok yang mengaku hanya lulusan SMA ini, pernah belajar budidaya jamur di Institut Pertanian Bogor (IPB) selama 3 tahun. Kini, dia berhasil memberdayakan petani jamur di lingkungannya. Lima tahun lalu, dia memulai membudidaya jamur tiram dengan modal Rp 2 juta. Uang itu digunakan untuk membeli alat sterilisasi, drum, sarana ruang produksi dan ruang inkubasi untuk media tanam.

Kini, usahanya semakin berkembang. Sebanyak 20 petani ikut bergabung membudidayakan jamur tiram, dia pun menyewa sebidang tanah di Desa Sukamekarsari yang kini menjadi sentra budi daya jamur tiram di Lebak. Di sana sudah ada 8 kumbung, masing-masing kumbung berukuran 5 meter kali 6 meter.

Setiap kumbung bisa menampung satu paket yang berisi 5 ribu media jamur atau baglog. Agar hasilnya bagus, pertumbuhan jamur perlu cuaca ekstrim. Ruangan seluas 30 meter persegi perlu

penerangan sekitar 10 watt, dan untuk mensiasati agar ruangan tetap lembab, dilakukan penyemprotan “embun” air.

Usaha budidaya jamur tiram ini dibantu oleh 13 karyawan, setiap hari mampu membuat 2.000 baglog. Baglog terdiri dari serbuk gergaji kayu albasiah atau sengon, kapur yang dihaluskan dan pupuk. Jika media baglog sudah siap, maka bibit jamur ditanam dalam baglog. Ditanam. “Menanam bibit sampai tumbuh perlu waktu 40 hari. Setelah itu produktif sampai 3 bulan. Jadi, 1 baglog bisa menghasilkan 3 ons jamur setiap hari dan bisa dipanen selama 3 bulan saja,” kata Totok.

Dalam waktu satu bulan, kelompoknya bisa menghasilkan 500 kilogram jamur tiram. Selain di Desa Sukamekarsari, ada sejumlah petani binaan Totok berada di Desa Margajaya. Kini, kelompoknya mengembangkan usaha jamur tiram olahan. Jamur tiram digoreng menjadi jamur kreker yang dijual di sekolah-sekolah dengan menggunakan gerobak.

“Bantuan dari PT Askes (Persero) termasuk untuk mendukung pengembangan pasar, seperti membuat makanan jamur olahan. Kami punya target bisa menjual 30 kilogram sehari. Sekarang sudah ada 12 gerobak yang siap berjualan. Biaya membuat gerobak sekitar Rp5 juta,” kata suami Ny Nurhasanah dan ayah dua anak ini kepada Buletin Info Askes.

Meskipun tergolong sukses, Totok dan keluarganya masih hidup sederhana dan selama melakukan budidaya jamur tiram

dia sudah mampu beli satu buah mobil yang kini digunakan untuk operasional usaha jamurnya. “Modal yang berputar ada sekitar Rp200 juta, sekarang ditambah dari Askes Rp200 juta untuk kelompok. Ukuran sukses buat saya, jika saya bisa memberdayakan banyak orang, sehingga keluarganya dapat hidup sejahtera,” kata Totok.

Sementara, di wilayah lain, ada beberapa usaha kecil yang sudah membuat produk jamur olahan menjadi nugget, bakso, keripik jamur, dan minuman. Bahkan jamur bisa dijadikan alternatif pengganti daging. Jamur tiram bisa menjadi bahan penyedap rasa non MSG karena kandungan glutamatnya. olahan menjadi nuget, bakso, keripik jamur. Dengan berbagai ragam jamur olahan, bisa meningkatkan daya saing jamur di Indonesia dan meningkatkan pendapatan petani jamur.

Jamur sangat baik dikonsumsi oleh penderita penyakit degeneratif di Indonesia seperti jantung koroner, kelainan pembuluh darah, kanker dan diabetes. Khususnya penderita diabetes saat ini ada trend peningkatan bahkan sudah banyak diderita oleh kaum muda. Penderita diabetes di Indonesia tahun 2000 mencapai 5,6 juta jiwa dan tahun 2020 diperkirakan mencapai 8,2 juta jiwa.

27

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 27 3/21/2012 8:23:37 AM

Page 28: Bia Maret 2012_cetak

Pertengahan tahun lalu, PT Askes (Persero) menyalurkan dana kemitraan kepada penenun sutera di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Di daerah sentra sutera inilah pertama kali pendanaan UMKM berbentuk cluster atau kelompok, bahkan di sana diresmikan

sebagai Desa Askes.

Ternyata bantuan dana bergulir dengan bunga yang sangat rendah, dapat mengungkit usaha kecil tenun sutera. Ny Andi Enteng Diana, salah satu anggota Cluster Tenun Sutera Wajo, merasa beruntung karena mendapatkan bantuan modal dari PT Askes karena dapat mengembangkan usahanya.

“Sebetulnya saya mendapatkan bantuan modal dari PT Askes bulan November 2010. Tetapi setelah ada cluster tenun saya dimasukkan dalam kelompok cluster. Kelompok saya sendiri awalnya hanya 8 anggota, sekarang menjadi 20 anggota penenun,” kata Ny Andi Enteng Diana kepada Buletin Info Askes di sebuah pameran batik nusantara di JCC Jakarta, akhir Februari 2012.

Dana kemitraan yang dikucurkan PT Askes kepada kelompok Andi Enteng Diana saat itu sebesar Rp50 juta, ternyata member dorongan semangat kepada penenun untuk memproduksi sekaligus meningkatkan mutu tenunnya. Sebab, PT Askes ikut membantu dalam pemasarannya, antara lain dengan mengikuti berbagai pameran.

CSR

Cluster Tenun Suteradi Desa Askes Makin Berkembang

Andi Enteng Diana dan kelompoknya secara bergantian mengikuti pameran di Jawa, Bali, dan Malaysia. Bahkan secara pribadi, dia merasa bersyukur, karena setelah suaminya meninggal dunia, dia bingung harus bekerja apa. Kemudian dia mendapat jalan untuk belajar menenun sutera dari H M Ali, yang kini juga bergabung dalam cluster tenun Wajo.

Secara tekun, Andi Enteng Diana pun belajar secara keseluruhan mulai dari mempelajari jenis-jenis benang sutera, menenun, hingga pewarnaan. Sekarang perempuan lulusan SMAN I

INFOASKES

28

FA_BIA_Maret 2012.indd 28 3/21/2012 8:23:38 AM

Page 29: Bia Maret 2012_cetak

CSR

Jurusan IPA, Sengkang, Wajo, Sulsel ini, sudah bisa membuat berbagai desain atau corak. Untuk pewarnbaan dia lebih senang menggunakan tanaman mangrove.

Belajar dari pengalaman masa lalunya, dia mengusulkan kepada sekolah agar ada ekstra kurikuler membuat tenun, karena selain bisa menjadi pekerjaan sambilan, juga bisa menjadi usaha yang menjanjikan. “Saya selalu memberi kesempatan kepada orang yang ingin belajar menenun. Hasilnya jelek tidak apa-apa saya

akan membimbing dia asalkan minatnya kuat untuk belajar dan bekerja,” kata Andi Enteng.

Dalam sehari penenun bisa mengerjakan minimal 3 meter sampai 5 meter, tergantung tingkat kesulitanya. Jika sulit seperti tenun ikat sehari bisa 3 meter. Untuk kain polos 7 meter sehari. Upah yang diberikan kepada tenanga penenun Rp4 ribu per meter untuk tenun polos.

29

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 29 3/21/2012 8:23:44 AM

Page 30: Bia Maret 2012_cetak

Menuju Jaminan Kesehatan Nasional

Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) telah menyiapkan lima draf rancangan peraturan pelaksana (RPP) Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Kelima draf rancangan peraturan pelaksana SJSN, yaitu RPP jaminan kesehatan, RPP jaminan

hari tua, RPP jaminan pensiun, RPP jaminan kesehatan masyarakat, dan rancangan peraturan presiden tentang manfaat pensiun.

"Tiga hal pokok yang diatur dalam draf rancangan peraturan pelaksana SJSN adalah kepesertaan, iuran, dan manfaat," kata Ketua DJSN Chazali Situmorang dalam penjelasannya usai menyerahkan kelima draf RPP SJSN kepada Menko Kesra HR Agung Laksono di Jakarta, Selasa (6/3). Menurut Chazali, untuk menyelenggarakan SJSN dibutuhkan peraturan pelaksana dari UU SJSN dan UU BPJS yang telah ditetapkan pada November 2011 menggariskan bahwa peraturan pelaksana untuk BPJS Kesehatan harus dapat dilaksanakan dalam kurun waktu satu tahun.

Sedangkan untuk BPJS Ketenagakerjaan harus dapat diselesaikan dalam kurun waktu dua tahun. "Untuk menyiapkan regulasi tersebut, Menko Kesra telah membentuk tim penyiapan pelaksanaan untuk masing-masing BPJS yang keanggotaannya lintas kementerian," ujarnya. Sementara itu, Menko Kesra HR Agung Laksono menambahkan, tim BPJS Kesehatan diketuai oleh Wakil Menteri Kesehatan dan tim, BPJS Ketenagakerjaan diketuai oleh Sekjen Kemenakertrans.

Menurut Menko Kesra, DJSN sebelumnya juga telah menyampaikan draf rancangan Perpres Jaminan Kesehatan dan RPP Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan. "Keduanya kini sedang dibahas oleh tim penyiapan pelaksanaan BPJS," kata Menko Kesra.

DRAF RPP TELAH DISIAPKAN5

DPR Janji Tak Ada Penurunan Manfaat DPR menjamin transformasi badan usaha milik negara (BUMN) penyelenggara jaminan sosial menjadi badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) tidak akan menurunkan pelayanan dan manfaat program jaminan sosial. Tak terkecuali proses transformasi PT Jamsostek (Persero) menjadi BPJS Ketenagakerjaan.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Ahmad Nizar Shihab mengatakan, transformasi BUMN menjadi BPJS mengamanatkan tidak adanya pengurangan atau penurunan manfaat serta pelayanan. Dalam hal ini, hak normatif peserta yang terakomodasi dalam program jaminan sosial, seperti tenaga kerja yang menjadi peserta Jamsostek misalnya, akan tetap sama, bahkan bisa lebih baik.

"Dalam proses transformasi ini, sejumlah hal tidak boleh berubah, salah satunya pelayanan dan manfaat yang diterima peserta jaminan sosial saat ini, termasuk tenaga kerja," kata Nizar yang juga Ketua Panitia Khusus RUU BPJS DPR ini di Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, proses pembahasan Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS menghasilkan kesepakatan pembentukan BPJS Kesehatan (transofrmasi dari PT Askes (Persero) dan BPJS Ketanagakerjaan (transofrmasi dari Jamsostek). Namun, program jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) yang diselenggarakan Jamsostek akan dipindahkan ke BPJS Kesehatan.

Direktur Utama PT Askes (Persero) I Gede Subawa meyakinkan bahwa sebelum UU BPJS disahkan November tahun lalu, terdapat beberapa rekomendasi ke DPR salah satunya adalah manfaat peserta lama (yaitu PNS beserta keluarga) tidak boleh berkurang, bahkan harus bertambah.

INFOASKES

30

FA_BIA_Maret 2012.indd 30 3/21/2012 8:23:45 AM

Page 31: Bia Maret 2012_cetak

Menuju Jaminan Kesehatan Nasional

"Kami akan mengupayakan hal tersebut. Hal ini juga memang diperlukan pemahaman yang sama tentang BPJS kesehatan yang diperuntukan bagi masyarakat seluruh Indonesia termasuk di dalamnya peserta lama yaitu PNS dan pensiunan PNS. Ini agar tidak terjadi salah persepsi tentang Askes dan BPJS," ujarnya.

I Gede Subawa menjelaskan ada beberapa langkah yang telah disiapkan dalam proses transformasi PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan. Yaitu menyusun sistem, prosedur aspek strategik, dan aspek operasional. Yang terakhir ini antara lain adalah menyusun berbagai konsep untuk masukan dan usulan bagi penyusunan peraturan dan perundangan yang dibutuhkan, melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, serta menyiapkan SDM yang handal untuk masa depan.

Pengendalian Obat Menuju BPJS Kesehatan 2014Sementara itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan belum berencana untuk menaikkan harga jual obat generik pada 2012. Penundaan tersebut sebagai persiapan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan,penentuan harga obat generik menjelang BPJS Kesehatan harus mempertimbangkan daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah. "Kenaikan harga obat generik harus melalui kajian yang matang terlebih dahulu. Kami khawatirkan jika tidak dikaji dengan matang akan berdampak pada sistem jaminan kesehatan nasional (SJSN). Saat ini, pemerintah sedang mengkaji pemberlakuan BPJS. Karena itu, hingga akhir 2012 belum ada rencana untuk menaikkan harga jual obat generik," ujarnya. Menkes menyampaikan, pembentukan BPJS yang direncanakan pada 2014 akan mendorong konsumsi obat di masyarakat secara luas.

Dengan adanya BPJS, daya beli masyarakat secara luas, terutama golongan yang tidak mampu, akan meningkat.BPJS dibentuk sebagai tanggung jawab pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, terutama golongan yang tidak mampu. Endang mengungkapkan, harga obat di Indonesia saat ini masih salah satu yang tertinggi di dunia.

Menurut dia,harga obat ini misteri sehingga pihaknya masih mencari cara bagaimana menurunkannya. Di sisi lain,dia melanjutkan, di pasaran juga ditemukan fenomena harga obat generik bermerek yang disamakan dengan obat paten. "Produsen obat di Tanah Air juga masih mengimpor bahan baku, sehingga harga produk obat menjadi mahal. Karena itu, pemerintah juga mempertimbangkan pengadopsian penerapan resep elektronik (electronic prescription) dari RSCM di semua rumah sakit di Indonesia," paparnya.

Sistem tersebut, ungkap Endang, akan sangat membantu masyarakat karena dokter tidak bisa membuat resep sembarangan. Hal ini juga akan sangat membantu kontrol penggunaan dan harga obat. Jika ini bisa dilakukan di rumah sakit besar, ini akan langsung mengontrol pasar obat. Karena itu, pihaknya juga berharap industri farmasi berperan aktif saat BPJS Kesehatan mulai berlaku tahun 2014.

Disisi lain, Direktur Utama PT Askes (Persero), I Gede Subawa, PT Askes (Persero) yang ke depan akan menjadi BPJS Kesehatan telah memilihi sistem pengendalian obat yang sudah ada sejak tahun 1987. Bersama tim penyusun obat yang melibatkan unsur terkait seperti farmakolog, spesialis dari organisasi profesi, perhimpunan profesi, regulator (Dirjen Yanfar dan Badan POM) serta perwakilan dari Rumah Sakit Pendidikan Kedokteran, PT Askes (Persero) membuat suatu standar obat yang disusun berdasarkan daftar obat-obatan. Daftar ini dikaitkan dengan harga tertinggi dari setiap obat yang disebut Daftar Plafon Harga Obat (DPHO). Penyusunan DPHO merupakan salah satu upaya dalam kendali mutu dan biaya. Selain itu penetapan DPHO bertujuan agar terlaksananya pelayanan obat yang efektif dan aman bagi peserta Askes, serta adanya kepastian jenis dan harga obat yang dijamin.

DPHO yang telah diterbitan sejak tahun 1987 dan sampai saat ini DPHO sudah sampai pada edisi XXXI ini, adalah daftar obat-obat meliputi Obat Esensial Nasional (OEN), obat generik, obat branded generik dan obat branded. Secara berkala dilakukan revisi dan evaluasi terhadap obat-obatan baik yang sudah tercantum dalam DPHO maupun obat-obat baru yang akan dimasukkan dalam DPHO. DPHO sendiri telah mendapatkan Hak Cipta Intelektual yang dilindungi UU dan terdaftar pada Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Hak Cipta, Paten, Merk.

“Selain untuk melindungi peserta dari pemakaian obat yang efektif dan aman, manfaat lain dari adanya DPHO ini adalah adanya jaminan mutu dan jaminan ketersediaan obat. Bagi rumah sakit selaku pemberi pelayanan kesehatan (PPK) bagi peserta, manfaat DPHO sangat terasa untuk mempermudah Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam pengadaan obat, karena jenis obat yang dibutuhkan tetap dan tidak dipengaruhi oleh perubahan tenaga medis di rumah sakit.

Bagi Industri farmasi, manfaat DPHO dengan jumlah peserta yang besar merupakan potensi pasar tersendiri. Sedangkan bagi PT Askes (Persero), dengan cakupan peserta yang besar manfaatnya akan memperbesar posisi tawar sehingga harga obat tersebut akan lebih efisien dan sistem pembiayaan terkendali,” jelas I Gede Subawa.

Hingga pada DPHO Edisi XXXI Tahun 2012, jumlah obat yang tercantum sebanyak 1646 item naik 1.67 % dari tahun 2011 (1.619) dengan rincian obat nama generik 597 item dan obat dengan nama dagang / brand name sebanyak 1049 item. Obat-obatan tersebut berasal dari 87 pabrik yang didistribusikan oleh 23 distributor.

31

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 31 3/21/2012 8:23:48 AM

Page 32: Bia Maret 2012_cetak

Vox Pop

Melihat tayangan di televisi, ada PNS korup, politisi korup, pejabat juga dijebak menerima suap atas kasus yang ditangani, seolah putus

asa. Kesannya, pejabatnya, tak peduli dengan nasib rakyat.

Bosan rasanya hidup di sebuah negeri yang kaya dan melimpah hasilnya buminya namun kondisi rakyat terutama kelas menengah ke bawah. Rasanya, ingin mengembalikan KTP kepada Ketua RT kemudian pindah ke Negeri Antah-Berantah.

Keinginan itu, semakin kuat ketika mendengar mulai April ini, BBM naik, TTL naik, dan harga kebutuhan dan transportasi pasti naik. Sementara, berpeluh keringat setiap hari hasilnya sama saja. Maka, wahai pejabat berpedulilah, terhadap kaum miskin.

Untuk menyelesaikan persoalan rakyat yang kaitannya dengan kesehatan saja, antara pemerintah dan wakil rakyat "gontok-gontokan" tiada henti walau pun akhirnya disetujui dan disahkan. Yakni UU BPJS. Demikian, pendapat sejumlah warga yag dihubungi BIA, secara terpisah. Nizar, warga Kampung Ciketing Benda, Kelurahan Mustika Jaya, Kota Bekasi.

Dalam keseharian pria yang menggeluti bidang pertanian, mengurusi berbagai tanaman obat, tanaman hias, dan tanaman lain juga membuat pupuk kompos sendiri. Keahlian membuat pupuk setelah mengikuti pelatihan di Haryono Suyono Centre, Kalibata, Jaksel.

Ayah tiga perempuan ini, tetap bergaul dengan berbagai kalangan sehingga ketika masyarakat membicarakan jaminan kesehatan, dirinya pun memahaminya."Saya sih kalau sakit cukup dikerok juga sembuh kok," tuturnya.

Ketika ditanya, soal jaminan kesehatan bagi rakyat, Nizar ikut bangga sebagai

Kalau Sakit Cukup Dikerok Saja

Nizar:

warga negara. Cuma, apakah jaminan itu benar-benar dilaksanakan sesuai komitmen atau tidak. Sebab, jika harus membayar lebih dahulu, tentu banyak warga bakal kesulitan. Lalu, dirinya menanyakan bagaimana nagihnya.

Akhirnya, Nizar enggan lagi memikirkan itu karena persoalan tagih menagih urusan petugas dan pejabat pasti sudah memiliki rancangan. Intinya, Nizar dan keluarganya, ikut saja kebijakan pemerintah. "kalau sakitnya parah ya ke puskesmas. Murah kok hanya Rp40.000, bayarnya, sudah termasuk obat. Dokter panggilan juga ada, cuma bayar Rp60.000, termasuk obatnya," jelasnya.

Nizar mengaku bukan golongan orang kaya tetapi tidak pernah mendapat kartu Jamkesmas. Karena menurutnya, kartu itu bisa diperoleh bergantung siap yang mendata. Buktinya, ada tetangga yang lebih kaya dari dirinya malah mendapatkan kartu Jamkesmas.

Lagi-lagi, Nizar pasrah melihat kenyataan yang terjadi. Lagian, keluarganya jarang menderita sakit parah. "kerok dan urut

itulah obat mujarab bagi keluarga sejak zaman dulu," keluhnya.

Terlepas soal itu, pemerintah diminta untuk terus mensosialisasikan jaminan kesehatan kepada masyarakat. "Jangan hanya sosialisasi terhadap kalangan pegawai saja. Bila perlu petugas turun hingga ke tingkat RW menjelaskan agar tidak menimbulkan persepsi yang berbeda-beda.

"Lihat saja, ada pemberitaan yang mengabarkan kalau jaminan kesehatan itu, gratis, tidak bayar tetapi ada yang bilang kalau jaminan kesehatan ini, perlu ada iuran. Nah, yang benar yang mana, masyarakat ingin tahu," jelasnya.

Seorang pegawai negeri, dipotong untuk asuransi kesehatan, wajar. Pegawai swasta dipotong gajinya untuk asuransi kesehatan juga masih wajar. Pembuat pukup organik, seperti dirinya, dikenai iuran juga tak apa namun jika ada seorag epegawai seperti tetangganya, bernama Yuni, sudah dua tahun menjadi perawat di RSUD Kota Bekasi, tetapi upahnya cuma Rp200.000, apakah juga harus bayar. Andaikata, tidak tentu harus ada sosialisasi mendalam.

INFOASKES

32

FA_BIA_Maret 2012.indd 32 3/21/2012 8:23:50 AM

Page 33: Bia Maret 2012_cetak

Vox Pop

Menjadi seorang pejabat zaman reformasi ini memag sulit. Sudah mengalokasikan program kesehatan hingga miliaran rupiah masih tak

dianggap oleh warga karena realisasinya memang belum riil.

Akhirnya, pengantin baru Salam, warga jalan Raden Saleh No ! B palu, Sulawesi Tengah, mengajak tak perlu menunggu para pejabat itu untuk mengerti dan memahami rakyatnya. Tidak pula, perlu menunggu uluran tangan dari pejabat negara, yang katanya membela rakyat kecil, yang katanya peduli dengan nasib rakyat.

Hal apapun, hal sekecil apapun, Salam yang memiliki Kartu Jamsostek, mengajak semua membangun bangsa dan negara tercinta ini. Bidang apapun yang anda pelajari dan tekuni, pasti akan berguna dalam kemajuan bangsa. Maka, jangan pernah berpikir, negaralah yang wajib memberi rakyat tapi berpikirlah, apa yang bisa berikan untuk negara. "Bukan seberapa besar negara memberimu, tapi seberapa besar kita bisa membantu

Pelayanan Puskesmas dan RSUD Harus Sama

Salam:

negara," kata Salam, mengutip pernyataan Presiden Amerika JFK.

Begitu juga soal kesehatan. Dirinya sejak masuk kerja hingga sekarang sudah memiliki Kartu jamsostek, tetapi tidak pernah dimanfaatkan keluarganya. Alasannya, sakit yang pernah dideritanya, tidak begitu serius. Dirinya hanya mengaku sering pusing kepala, mual, buang air besar. Semua ini tidak bisa dikover oleh jaminan kesehatan itu.

Orangtuanya, yang juga memiliki kartu serupa juga tidak pernah menggunakannya karena sakit yang dideritanya adalah penyakit gagal ginjal. jamsostek, hingga tahun kemarin belum bisa mengkover penyakit ini. "Kadang dalam hati berfikir buat apa ya ikut asuransi ikut Jamsostek tetapi ketika menderita gagal ginjal, tidak bisa digunakan," keluhnya.

Mulai tahun ini, menurut koran ibukota, Jamsostek sudah mengkover penyakit ini namun realisasinya juga perlu dipertanyakan. harapan yang lebih besar adalah jaminan kesehatan sesuai dengan

tuntutan UU BPJS."Kami berharap besar adanya pelaksanaan UU ini agar masyarakat tidak lagi bingung jika sakit," jelasnya.

Jika benar yang nangani jaminan kesehatan nanti PT Askes, dirinya da keluarganya merasa bahagia, karena perusahaan ini berdasarkan berita yang dibaca sudah 19 kali memperoleh predikat WTP (perusahaan yang wajar tanpa pengecualian). "Predikat ini dapat dijadikan modal melaksanakan jaminan kesehatan secara konsekuen. Cuma perlu disosialisasikan lebih dahulu agar tidak menimbulkan persepsi berbeda-neda di masyarakat," tuturnya.

Hendaknya, kata Salam, yang bekerja di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu, perlu adanya penyamaan pelayanan kesehatan, antara puskesmas dan rumah sakit daerah. Jika tidak, masyarakat bakal menyerbu rumah sakit saat sakit. Sehingga fungsi Puskesmas, terabaikan."kalau rumah sakit memberikan obat terhadap penderita jantung selama satu bulan, maka puskesmas juga harus memberikan obat selama satu bulan, jangan sampai di Puskesmas, justru hanya diberi obat jalan untuk satu pekan saja. Inilah yang membuat rakyat menyerbu rumah sakit," sarannya.

Jaminan kesehatan bagi seluruh warga memang diperlukan. Bagitu juga pendidikan murah, mestinya menjadi prioitas pemerintah selain infrastruktur. Persoalan akan muncul jika antara kebijakan pemerintah pusat tidak sinkron dengan langkah-langkah pemerintah daerah. Dengan demikian, komitmen pejabat sangat diperlukan dalam menyehatkan masyarakat. "Sukses untuk PT Askes, yang sudah berkali-kali menunjukkan kesiapan menjadi BPJS I. Asuransi lainnya juga harus seperti itu, agar seluruh rakyat benar-benar menikmati jaminan kesehatan ini," ujarnya.

33

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 33 3/21/2012 8:23:51 AM

Page 34: Bia Maret 2012_cetak

KILAS & PERISTIWA

19 FEBRUARI 2012

Gorontalo --- Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono secara simbolis menyerahkan hibah Askes Center RSUD MM Dunda Limboto, Gorontalo. Selain hibah berupa gedung Askes Center, PT Askes (Persero) juga memberikan 2 unit komputer kepada RSUD MM Dunda yang diharapkan bisa digunakan untuk membantu operasional rumah sakit.

Agung Laksono, mengapresiasi apa yang dilakukan PT Askes (Persero). Menurutnya hal ini penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan mudahnya pelayanan administrasi dari pihak asuransi maka peserta atau masyarakat akan mudah mengakses pelayanan kesehatan.

"Askes Center memang sangat diperlukan, terutama ke depan PT Askes (Persero) akan menjadi BPJS. Pemerintah menunjuk PT Askes (Persero) sebagai BPJS bukan ditentukan dalam waktu semalam, kami percaya bahwa perusahaan ini memiliki pengalaman lebih dalam mengelola jaminan kesehatan. Di tahun 2014, implementasi jaminan kesehatan harus dilakukan. kalaupun nantinya ada kekurangan itu wajar, kita harus terus optimis memperbaiki dan menyempurnakannya," jelas Agung.

Agung menambahkan, negara lain seperti Taiwan, Korea Selatan, Jerman, yang telah mengimplementasikan Jaminan Sosial juga memerlukan waktu yang panjang, hingga belasan tahun sampai akhirnya program ini berjalan secara sustainable. Untuk itu, Agung menghimbau agar BPJS didukung penuh oleh semua pihak, agar tujuan dari program jaminan sosial ini terutama jaminan kesehatan akan tercapai.

Askes Center yang berada di dalam kompleks RSUD MM Dunda ini merupakan gerbang utama peserta Askes untuk memperoleh

PERESMIAN ASKES CENTER RS MM DUNDA GORONTALO

jaminan kesehatan di rumah sakit. Selain berfungsi sebagai pelayanan administrasi dan penyelesaian klaim peserta, Askes Center juga berfungsi sebagai pusat informasi dan penangan keluhan. Dengan demikian, peserta dapat dengan mudah memperoleh pelayanan di rumah sakit dengan mudah dan nyaman karena fasilitas Askes Center dirancang sebaik mungkin untuk kepuasan peserta.

Selain bermanfaat bagi peserta dalam memperoleh informasi dan administrasi, Askes Center juga berfungsi untuk pengendalian biaya (yang bertanggung jawab) serta meningkatkan hubungan kemitraan dengan rumah sakit.

Mall Limboto yang kini dialih fungsi sebagai bagian dari RSUD MM Dunda Limboto telah mengalami perkembangan yang cukup signifikan,

bahkan beberapa waktu yang lalu Bupati Gorontalo telah menawarkan ke Pemprov Gorontalo untuk dijadikan Rumah Sakit Umum Provinsi.

"Disamping areal yang cukup luas letaknya pun cukup strategis karena terdapat di pusat kota Limboto, mudah dijangkau masyarakat kota Gorotalo, Pohuwato, Boalemo maupun Gorontalo Utara," ujar I Gede Subawa.

I Gede Subawa juga menambahkan Fasilitas Askes center maupun fasilitas lainnya tentu tidak lain untuk mendukung agar dapat bekerja lebih baik dan peserta dapat terlayani diruangan yang nyaman. Ini semua merupakan persiapan Askes ditahun 2014 menjadi BPJS yang tidak hanya untuk melayani PNS tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.

Terkait dengan penggunaan fasilitas Askes Center, Wakil Bupati Gorontalo Tonny Yunus berharap para petugas dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. "Apalagi ruangan yang cukup nyaman dengan full AC tentunya bisa lebih memberi semangat dalam melakukan pelayanan," ujar Tonny.

Pada tahun 2008, PT Askes (Persero) juga telah menghibahkan satu unit mobil ambulan sebagai wujud peningkatan hubungan kemitraan dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo dan RSUD MM Dunda. Mobil ambulan ini tak lain adalah untuk pelayanan kesehatan yang semakin baik bagi peserta Askes di rumah sakit. Sejak tahun 2002-2011 PT Askes (Persero) telah memberikan 222 bantuan ambulan dan 2 ambulan air kepada Rumah Sakit di seluruh Indonesia.

Selain meresmikan Askes Center, secara simbolis juga dilakukan penyerahan Kartu Peserta Jaminan Kesehatan Semesta (Jamkesta) Provinsi Gorontalo. Jamkesta merupakan program jaminan kesehatan daerah Provinsi Gorontalo yang berlaku sejak 16 Februari 2012 dan bekerja sama dengan PT Askes (Persero) sebagai pengelola Jamkesta. Jumlah peserta Jamkesta Provinsi Gorontalo sebanyak 81.000 jiwa, dengan cakupan wilayah sebanyak 6 Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo.

INFOASKES

34

FA_BIA_Maret 2012.indd 34 3/21/2012 8:23:55 AM

Page 35: Bia Maret 2012_cetak

KILAS & PERISTIWA

23 FEBRUARI 2012

LAMPUNG : Dalam rangka meningkatkan hubungan kemitraan dengan Rumah Sakit sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan medis kepada peserta di Rumah Sakit, dilaksanakan penyerahan bantuan ambulan kepada RSUD H. Abdul Moeloek dari PT Askes (Persero) oleh Direktur Utama PT Askes (Persero), I Gede Subawa kepada Gubernur Propinsi Lampung (23/02). Wakil Menteri Kesehatan RI Ali Gufron Mukti juga turut menyaksikan penyerahan ambulan tersebut.

Selain penyerahan mobil ambulan, juga dilakukan penandatangan perjanjian kerjasama Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Semesta (Jamkestama) Provinsi Lampung tahun 2012 yang bekerja sama dengan PT Askes (Persero).

Dalam sambutannya, Ali Gufron mengungkapkan, program jaminan kesehatan (Jamkes) yang ada ternyata belum melindungi seluruh warga negara Indonesia. Buktinya, Ali Gufron mengatakan pada 2011, masih ada 36,88 persen penduduk Indonesia belum terlindungi oleh jaminan kesehatan (Jamkes).

“Peserta jaminan kesehatan tahun 2011 mencapai 63,12 persen dari 237,6 juta penduduk Indonesia. Sisanya, hampir dari penduduk Indonesia 36,88 persen belum terlindungi oleh jaminan kesehatan,” katanya.

Kondisi tersebut berdampak kurang baik bagi pengendalian biaya kesehatan yang cenderung meningkat. Untuk itu ia mendukung apa yang diupayakan oleh Pemerintah Provinsi lampung dalam rangka pemenuhan kuota tercapainya perlindungan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat Indonesia.

“Ini bisa mengakibatkan masyarakat mudah jatuh miskin akibat harus membiayai pengobatannya, sementara fasilitas pemberi

PENYERAHAN MOBIL AMBULAN KEPADA RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG

layanan kesehatan cenderung memberikan pelayanan yang tidak rasional untuk mendapatkan keuntungan besar. Inilah pentingnya adanya badan asuransi yang berpengalaman dan profesional untuk menekan hal tersebut. PT Askes (Persero) kami harap terus profesional terutama ke depan akan menjadi BPJS, ” tambah Ali Gufron.

Sejak tahun 2002-2011 PT Askes (Persero) telah memberikan 222 bantuan ambulan dan 2 ambulan air kepada Rumah Sakit di seluruh Indonesia. Penyerahan ambulan dengan spesifikasi ambulan gawat darurat 118 tersebut, juga dilengkapi dengan pemberian pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life Support (BTCLS) untuk 2 orang petugas dari masing-masing rumah sakit penerima ambulan.

Sejalan dengan visi PT Askes (Persero) untuk menjadi Spesialis dan Pusat Unggulan Asuransi Kesehatan dan kesiapan PT Askes (Persero) yang ditunjuk sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang berfungsi menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UU Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS, PT Askes (Persero) terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan bagi peserta. Tentunya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan membutuhkan dukungan penuh dari Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang bekerjasama, termasuk rumah sakit.

Oleh karenanya dibutuhkan hubungan kemitraan yang baik antara PT Askes (Persero) dengan provider/PPKnya, yang sampai saat ini dapat terjalin dengan baik. Adapun salah satu bentuk dukungan kemitraan dengan RSUD H. Abdul Moeloek adalah penyerahan bantuan 1 unit ambulan. Hal tersebut dilakukan tak lain adalah untuk pelayanan kesehatan yang semakin baik bagi peserta Askes di rumah sakit.

35

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 35 3/21/2012 8:23:57 AM

Page 36: Bia Maret 2012_cetak

KILAS & PERISTIWA

Solok : Dalam rangka peningkatan hubungan kemitraan dengan Pemerintah Daerah dan silaturahmi dengan masyarakat umum serta meningkatkan motivasi kedisiplinan beribadah, Kepala PT Askes (Persero) Cabang Solok beserta jajarannya, rutin menghadiri Safari Subuh dengan mengunjungi secara bergiliran semua Masjid yang ada di Kota Solok yang dihadiri oleh Walikota beserta seluruh Kepala SKPD dan Tokoh Masyarakat.

Sosialisasi dan Advokasi Program PT Askes (Persero) Cabang Solok melalui Kegiatan Safari Subuh

Pada kegiatan yang dilaksanakan setiap Jumat pagi pukul 04.45 WIB s.d pukul 06.15 WIB, dimulai dengan Shalat Subuh Berjamaah, Kuliah Tujuh Menit (Kultum), dilanjutkan dengan dialog antara Walikota / Wakil Walikota dengan jamaah masjid dan masyarakat, perihal kendala yang masih ada di masyarakat seperti pembangunan, kesehatan, keagamaan, sosial dan langsung ditindak lanjuti oleh Pihak SKPD dan Dinas terkait.

Untuk kegiatan Safari Subuh sendiri, menurut Walikota Solok H. Irzal Ilyas dt. Lawik Basa dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan dan menyemarakkan syiar ukhuwah Islam. “Karena sebagaimana yang sering dikatakan para ulama kejayaan Islam salah satu indikatornya dapat ditandai dari ramainya jamaah subuh di masjid-masjid,” jelasnya.

Hal ini merupakan program/gagasan yang sangat bagus, diinspirasi dari Kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatab R.A. yang selalu peduli dengan kesejahteraan rakyatnya dan selalu mengunjungi rakyat sampai ke pelosok-pelosok, sehingga kebahagiaan akan merata dirasakan secara keseluruhan dan terjalin komunikasi secara langsung yang lebih mendekatkan pemimpin dengan rakyatnya.

PT Askes (Persero) menggunakan momen ini sebagai sarana sosialisasi dan advokasi terkait peningkatan pelayanan kesehatan dan usaha promotif preventif yang senantiasa dilakukan untuk peserta Askes (Sosial, Jamkesmas & Jamkesda/PJKMU), saat ini PT Askes (Persero) sudah dipercaya untuk menyelenggarakan Program Jamkesda / PJKMU warga Kota Solok secara Universal Coverage sejak tahun 2011 dengan jumlah peserta sebanyak 21.175 jiwa dan pada tahun 2012 sebanyak 28.930 jiwa.

17 FEBRUARI 2012

Madiun --- Wakil Direktur Utama PT Askes (Persero) Kemal Imam Santoso, melakukan peresmian Gedung Kantor PT Askes (Persero) Cabang Madiun, Askes Center RSUD dr. Soedono Madiun dan Askes Center RSUD dr. Soeroto Ngawi. Acara peresmian ini juga disaksikan oleh Walikota Madiun, Bambang Iriyanto.

PENINGKATAN PELAYANAN MELALUI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR CABANG MADIUN

16 FEBRUARI 2012

Dalam sambutannya Kemal menyampaikan bahwa sesuai amanat UU Nomor 24 Tahun 2011 PT Askes (Persero) telah ditunjuk sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) yang berfungsi menyelenggarakan Jaminan Kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, dimana Kantor Cabang diharapkan sebagai pembentuk citra (brand image).

Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta maupun kepada mitra kerja adalah dengan membangun gedung yang menyediakan tempat pelayanan dan fasilitas bangunan yang lebih memadai dan nyaman bagi peserta. Disamping itu pembangunan gedung PT Askes (Persero) Cabang Madiun yang representatif serta berdekatan dengan PPK juga diharapkan dapat memberikan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman, bagi karyawan PT Askes agar semakin dapat meningkatkan pelayanan bagi peserta maupun provider pada saat memerlukan pelayanan administrasi di Kantor PT Askes.

Kepala PT Askes (Persero) Divisi Regional VII Mohammad Edison dalam laporannya menyampaikan bahwa pembangunan Gedung PT Askes (Persero) Cabang Madiun telah melalui tahapan sesuai dengan ketentuan dan prosedur pengadaan yang telah ditetapkan.

Gedung PT Askes (Persero) Cabang Madiun memiliki luas tanah ± 1.115m2, dan luas bangunan ± 1.013m2 dengan bangunan tingkat dua. Pelaksanaan pembangunan Gedung dimulai dengan peletakan batu pertama pada 13 Mei 2011 dan diserahterimakan 24 Oktober 2011. Pada kesempatan itu juga, dilakukan penyerahan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sebesar 160 juta kepada 6 Mitra Binaan dan 1 masjid di Madiun, oleh Wakil Direktur Utama PT Askes (Persero).

INFOASKES

36

FA_BIA_Maret 2012.indd 36 3/21/2012 8:24:01 AM

Page 37: Bia Maret 2012_cetak

KILAS & PERISTIWA

10 FEBRUARI 2012

15 FEBRUARI 2012

Lubuksikaping --- PT Askes (Persero) memberikan bantuan berupa satu unit ambulan kepada RSUD Lubuksikaping. Sebelumnya PT Askes (Persero) memberikan bantuan sebesar Rp100 juta untuk pembangunan mesjid di Lubuksikaping sebagai wujud program kepedulian & bina lingkungan (PKBL). Penyerahan ambulan secara simbolis akan diserahkan oleh Direktur SDM & Umum PT Askes (Persero) Zulfarman kepada Bupati Pasaman Benny Utama, (15/02) di Gedung Syamsir Thaib, Lubuksikaping.

BANTUAN AMBULANPT ASKES (PERSERO) KEPADA RSUD LUBUKSIKAPING

Dalam sambutannya Benny mengatakan "PT Askes memenuhi janjinya untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pasaman, hal tersebut terwujud dengan pemberian bantuan langsung satu unit ambulan kepada RSUD Lubuksikaping dan menghibau kepada RSUD Lubuksikaping untuk merawat dan memanfaatkan ambulan Askes secara maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. "

Tujuan PT Askes (Persero) memberikan bantuan mobil ambulan adalah sebagai upaya membina hubungan kemitraan dengan PPK (Pemberi Pelayanan Kesehatan) dan meningkatkan pelayanan kesehatan oleh rumah sakit kepada peserta dan sebagai wujud komitmen PT Askes (Persero) “Melayani Pelanggan Melampaui Harapan” sebelumnya PT Askes (Persero) telah memberikan bantuan ambulan dan alat kesehatan serta menyediakan pelayanan Askes Center di beberapa Rumah Sakit Umum (RSU) sewilayah propinsi Sumatera Barat. Sampai saat ini sudah delapan ambulan yang disumbangkan untuk wilayah Sumatera Barat.

"Selanjutnya PT Askes akan mendirikan Askes Center di RSUD Lubuksikaping untuk mempermudah dalam proses administrasi yang terpadu dengan rumah sakit. sehingga rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan kesehatannya kepada peserta Askes" kata Zulfarman dalam sambutannya.

Diharapkan dengan adanya ambulan Askes pelayanan rumah sakit semakin meningkat dan peserta semakin mendapatkan kemudahan khususnya untuk kasus-kasus emergency yang butuh penangganan segera.

Cisarua : Eastman Kodak Co., atau dikenal dengan sebutan Kodak, dulu dikenal sebagai salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka di dunia. Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital dan ponsel pintar berfitur kamera.

Ilustrasi ini dipaparkan oleh Wakil Direktur Utama PT Askes (Persero), Kemal Imam Santoso dalam sambutannya di pembukaan Pelatihan Sertifikasi Examiner Malcolm Baldrige Criteria (MBC) PT Askes (Persero), Cisarua (06/02). Kemal

PELATIHAN SERTIFIKASI EXAMINERMalcolm Baldrige Criteria

mengungkapkan, sebuah perusahaan bisa disebut survive salah satunya jika mau menilai diri sendiri dan berhasil menurunkan ilmu, pengetahuan dan budaya perusahaan kepada generasi penerus perusahaan.

“PT Askes (Persero) sebagai perusahaan yang ke depan akan menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial harus mampu beradaptasi di tengah persaingan global. Selain itu perusahaan harus bisa mengukur diri, karena ke depan bukan tidak ada pesaing. Untuk itu kita harus konsisten dan terus memberikan poin bagi diri sendiri, tidak boleh berhenti di satu poin, put your score everyday,” jelas Kemal.

Tujuan pelatihan dan sertifikasi ini adalah membekali para examiner dengan kompetensi yang terstandarisasi berkaitan dengan pelaksanaan audit atau penilaian terhadap organisasi sendiri sesuai dengan kriteria Malcolm Baldrige sehingga terjadi pengetahuan dan pemahaman tentang Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excelllence.

Program ini juga merupakan salah satu langkah manajemen dalam mempersiapkan Duta Askes menghadapi perubahan perusahaan menjadi BPJS tahun 2014 mendatang dengan cara mensertifikasi para pegawai di berbagai keahlian khusus.

“Dengan langkah ini, diharapkan ke depan Duta Askes tidak hanya unggul di dalam menjalankan bisnis perusahaan, namun juga diharapkan mampu bersaing dan diakui oleh pihak luar bahwa Duta Askes merupakan SDM yang handal dan secara legal diakui oleh lembaga-lembaga yang kompeten,” jelas Kemal.

37

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 37 3/21/2012 8:24:04 AM

Page 38: Bia Maret 2012_cetak

Ada Askes Tenang

Hai Peserta Askes, perkenalkan nama saya Kak Loli, mulai saat ini Kak Loli akan selalu hadir disini untuk memberikan informasi yang Peserta Askes perlukan, tentunya yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan bagi Peserta.

Perlu Peserta ketahui, jaminan pembiayaan Askes mencakup mulai dari promotif (informasi tentang kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan saat sakit), dan rehabilitatif (pemulihan setelah sakit). Jaminan pembiayaan tersebut, secara keseluruhan bisa Peserta peroleh di provider yang bekerja sama dengan PT Askes (Persero).

Jika suatu waktu Peserta memerlukan jaminan pelayanan kesehatan, Peserta harus memulainya dari Tingkat Pertama yang diberikan oleh Dokter Keluarga atau Puskesmas (kecuali dalam kasus Gawat Darurat peserta dapat langsung ke Unit Pemberi Pelayanan Kesehatan dimanapun).

APA ITU PELAYANAN TINGKAT DASAR?

Di Tingkat Pertama, Peserta dapat memperoleh informasi dan pengetahuan tentang penyakit serta pola hidup sehat, konsultasi dan pengobatan penyakit, peresepan obat-obatan sesuai kebutuhan pengobatan, pemeriksaan laboratorium sederhana seperti gula darah sewaktu, pengukuran tekanan darah, kontrol index massa tubuh, serta tindakan medik sederhana seperti jahit luka kecil. Pelayanan tersebut merupakan pelayanan dasar tingkat pertama yang dikoorinir oleh Dokter Keluarga atau Dokter di Puskesmas.

Dokter Keluarga atau Dokter di Puskesmas adalah koordinator kesehatan bagi Peserta yang selalu membimbing peserta menuju hidup sehat. Demikian hal dengan PT Askes (Persero), yang selalu bersama peserta dikala sehat maupun sakit.

Sementara itu dulu yang bisa Kak Loli informasikan, pada edisi mendatang Kak Loli akan kembali lagi disini dengan topic yang tidak kalah menarik. Sampai jumpa, salam sehat selalu.

INFOASKES

38

FA_BIA_Maret 2012.indd 38 3/21/2012 8:24:14 AM

Page 39: Bia Maret 2012_cetak

Clip On

Board

Duta Askes

Hidup adalah risiko. Menjalani kehidupan merupakan bagian dari risiko. Namun nyatanya hidup harus dijalani dan risiko harus tetap dihadapi.

Lalu mengapa harus takut menghadapi kehidupan yang penuh risiko? Apakah kata risiko begitu mengerikan, atau kata hidup yang begitu memberatkan? Atau paduan risiko hidup yang menghalangi langkah menuju kemajuan?

Pertanyaan yang mendalam, tidak memerlukan jawaban lisan, namun sarat dengan pemikiran tentang mengapa manusia selalu berfikir bahwa risiko adalah akibat fatal yang bermakna negatif. Pemikiran ekstrim yang mendorong untuk selalu menghindar dan mencari rasa aman.

“Risiko harus dikendalikan dan bahkan dijadikan batu pijakan untuk melangkah ke “daratan” yang lebih nyaman dan membahagiakan”

PT Askes (Persero) sebagai perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Indonesia,

pun tak luput dari sejumlah besar risiko yang selalu membayanginya. Semakin bertambah usia, semakin besar risiko dan tantangan yang harus dihadapi oleh Perusahaan. Sebagai contoh dahulu pemungutan premi tidak banyak masalah. Pemberian premi dipusatkan pada satu lembaga, dengan sistem “cash & carry”, dan tidak pernah dipertanyakan bagaimana proporsi pemberian pelayanan dengan pemanfaatan premi yang telah diberikan.

Berbeda sekali dengan saat ini. Premi terbagi ke berbagai satuan kerja sesuai wilayah kerja, sehingga membutuhkan data peserta yang  valid, sesuai dengan data pemberi kerja (pemerintah pusat/pemda). Disamping itu pemerintah daerah mulai peduli terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh  PT Askes (Persero). Mereka mulai mencoba membandingkan kualitas pelayanan yang diterima dari Askes dengan jumlah premi yang telah disetorkan.

Kondisi ini tentu sangat mengandung risiko, suatu uncertainly condition yang sebelumnya tidak pernah ada. Kondisi ini memaksa para Duta Askes harus melakukan berbagai negosiasi, pendekatan dan kemampuan menjelaskan kepada para petinggi daerah agar tetap dan selalu menganggarkan iuran premi peserta Askes di tahun mendatang.

Suatu keadaan yang penuh dengan ketidakpastian, namun harus keras diperjuangkan karena roda bisnis perusahaan harus kokoh tetap berjalan. Risiko akan pemberian jaminan pelayanan kesehatan yang harus bermutu namun tetap dalam kendali biaya yang efektif, efisien dan sesuai dengan anggaran perusahaan. Begitu banyak tantangan, begitu banyak risiko dan begitu besar usaha yang harus diberikan untuk menjadikan kondisi uncertain menjadi certainly. Kondisi dimana risiko dapat dikendalikan dan bahkan dijadikan batu pijakan untuk melangkah ke “daratan” yang lebih nyaman dan membahagiakan.

Dalam kondisi yang tidak menentu, bukan rasa rendah diri yang dibutuhkan. Duta Askes harus berani dan berfikir dengan cara-cara yang tidak biasa, bahkan LUAR BIASA. Pelatihan bersertifikasi, khususnya yang berkaitan dengan manajemen risiko, menjadi sangat bermakna untuk terus mendorong Duta Askes meningkatkan labelingnya, sebagai SDM handal yang tidak hanya mutakhir dalam “casing”-nya namun juga canggih, smart dan unggul dalam berbagai “feature” nya

sehingga mampu ditempatkan dalam berbagai kondisi, sanggup menghadapi berbagai tantangan dan siap menghadapi berbagai risiko, terlebih risiko perubahan menghadapi penetapan BPJS Kesehatan yang telah diputuskan.

Dengan pelatihan ini kompetensi para Duta Askes yang berkaitan dengan manajemen risiko menjadi semakin meningkat, sehingga mampu melaksanakan tugas di unit kerja nya masing-masing secara efektif (berhasil guna; sesuai target dan indikasi keberhasilan) dan efisien (tepat guna, tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya) dalam mencapai visi dan misi perusahaan.

Pelatihan ini diharapkan mampu membuka peluang perusahaan, melalui SDM yang handal, dalam mengarahkan perusahaan untuk menjadi perusahaan yang diakui, dibanggakan dan dibanggakan seluruh stakeholdernya.

Dengan langkah ini diharapkan, ke depan Duta Askes tidak hanya unggul di dalam menjalankan bisnis perusahaan, namun juga mampu bersaing dan diakui oleh pihak luar bahwa Duta Askes merupakan para SDM yang handal (qualified) dan secara legal diakui oleh lembaga-lembaga yang berkompeten. Ada pepatah yang mengatakan “semakin pintar, semakin takut”. Pepatah ini hendaknya bukanlah menjadi jati diri Duta Askes. Tidak ada kata takut karena Duta Askes sudah tahu dan paham akan berbagai risiko yang akan ditemui dalam pelaksanaan tugasnya. Tidak ada kata menyerah ketika Duta Askes menghadapi sejuta masalah.

Justru pengetahuan akan risiko yang akan menghadang itu dijadikan peluang untuk berbenah sejak awal. Senantiasa melakukan perubahan sejak dini dan menerapkan preventive action sebelum masalah terjadi, sehingga ketika perusahaan lain  menghadapi suatu kondisi sulit, PT Askes (Persero) akan mampu tegap berdiri di baris paling depan dan siap memenangkan persaingan.

“Kesuksesan setiap Duta Askes adalah kunci pendorong perusahaan ke dalam keberhasilan.”

Inilah kunci kesuksesan. Sukses pribadi setiap Duta Askes yang mampu mengubah risiko dan tantangan menjadi peluang sehingga akhirnya mendorong perusahaan ke dalam keberhasilan dalam menjalankan roda BPJS Kesehatan.

 “Ubah rasa takut melangkah karena kuatir menemukan risiko, menjadi berani memanage risiko untuk menjadi peluang yang menguntungkan”

--- I Gede Subawa ---

Mengubah Risiko Menjadi PeluangCERTIFIED RISK MANAGEMENT PROFESSIONAL (CRMP)

39

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012_c4.indd 39 21/03/2012 11:58:11

Page 40: Bia Maret 2012_cetak

OPINI

Dokter, Health Motivator.

Kasus bayi “ditahan” 4 bulan oleh rumah sakit karena tak sanggup bayar, satu dari bisa jadi lebih seratusan kasus serupa yang kebetulan masuk ruang publik. Belum tentu sebab sikap bengis RS. Bukan pula pasti kesalahan pasien. Menilik duduk perkaranya, kasus tak elok begini tak perlu terjadi kalau saja pasien tak sesat memilih alamat berobat. Pasien sesat berobat, wajib kita bela.

Sistem Rujukan Tak Bekerja

Di luar hak melaba, kewajiban RS mengemban fungsi sosial juga. Sudi menyisihkan 25 persen tempat tidur buat pasien tak mampu. Namun wajar pula kalau RS perlu berhitung agar tak merugi. Itu juga alasan tak mungkin RS menampung kalau semua pasien tak mampu bayar. Jangan pula RS swasta, RS pemerintah pun perlu berhitung titik-impas agar bisa bertahan hidup.

Pasien kita ada dua. Pasien “jalur lambat” yang tak selalu bisa berobat setiap kali sakit, dan pasien “jalur cepat” yang bisa merdeka memilih ke mana mau berobat. Lebih 80 persen masyarakat kita berada di layanan “jalur lambat”.

Di layanan “jalur lambat” rakyat berbondong-bondong berpikir menjadi haknya untuk dilayani setiap kali sakit. Namun oleh karena lebih banyak pasien yang tak selalu mampu berobat setiap kali perlu masuk RS, di titik itu muncul kasus tak akurnya hubungan pasien-RS.

Pasien papa betul wajib dibela. Tapi apa semua pasien tak mampu yang perlu masuk RS betul selalu berada pada posisi wajib dibela mengingat sistem layanan kesehatan kita masih bayar dulu baru

Pemiskinan Pasien Kita

Oleh : Dr Handrawan Nadesul

Oleh : Dr Handrawan Nadesul

dilayani (paid for services), dan belum semua rakyat dicakup asuransi?

Kalau pasien papa wajib dilayani melebihi 25 persen tempat tidur RS, siapa wajib membantu? Kalau pasien tak mampu tak dicakup asuransi, dan tak punya uang muka, siapa mesti menalangi? Sudah memadaikah kehadiran RS tingkat kecamatan dan kabupaten menjadi rujukan? Tak cukup kebiasaan responsif baru kalau kasus pasien terlantar terangkat ke muka publik.

Layanan medis kita menganut sistem rujukan (referral system) yang umumnya tak dimanfaatkan pasien “jalur cepat”. Ada regulasi Puskesmas menjadi pintu pertama alamat berobat apa pun penyakit pasien. Puskesmas merujuk ke RS tingkat kecamatan bila tak mampu menangani. RS tingkat kecamatan merujuk ke RS tingkat kabupaten, dan selanjutnya dirujuk lagi jika memerlukan fasilitas RS Provinsi. Begitu selanjutnya, rujukan RS puncak rujukan (top referral), yakni RSCM Jakarta,

INFOASKES

40

FA_BIA_Maret 2012.indd 40 3/21/2012 8:24:18 AM

Page 41: Bia Maret 2012_cetak

OPINI

diperlukan bila di RS tingkat puncak kasusnya bisa ditangani.

Yang masih terjadi, masyarakat tak tahu kalau boleh sesuka hati ke mana memilih alamat berobatnya. Akibat sistem rujukan belum memasyarakat, ketepatan dan efisiensi berobat tak optimal. Pasien apa pun berbondong-bondong ke RS, sehingga RS kita mirip pasar malam.

RSCM dijejali kasus sederhana yang sebetulnya bisa ditangani oleh Puskesmas, atau RS di tingkat lebih bawah. Dampak buruk kelebihan bobot kerja RS memeriksa pasien, bakal merugikan pihak pasien. Kasus malapraktik dan misconduct (dokter judes, lekas gusar, tak ramah), tak professional, utamanya sebab dokter kelebihan bobot kerja.

Tersasar Berobat

Tidak semua pasien kita berobat ke dokter. Suburnya praktik nonmedis di kita bukan semuanya harus diharamkan. Namun masyarakat perlu diberi tahu bahwa tidak semua terapi atau kesembuhan (healing) nonmedis, apakah cara tradisional, alternatif, orang pintar, betul terbilang ilmiah. Siapa menginsafi gara-gara tak tepat berobat, pasien merugi untuk dua hal. Tak sembuh,

atau kehilangan peluang sembuh, selain kerugian ekonomis yang sering-sering tak sedikit.

Media massa kiwari kurang selektif beriklan dan menayangkan aneka praktik terapi serta penyembuhan yang di mata medis tak bertanggung jawab. Kasus pasien gagal sembuh dan tak efisiennya berobat banyak muncul akibat tak tepat memilih alamat berobat.

Kasus kanker yang masih mungkin disembuhkan ketika masih stadium awal, terlambat ditolong lantaran mampir-mampir dulu ke orang pintar. Tugas pemerintah wajib memandu masyarakat pasien kita yang kebanyakan masih kuat keniscayaan magisnya supaya tak sesat berobat. Bantu meniscayai tak semua penyakit ke praktik alternatif alamat menyembuhkannya.

Masyarakat perlu tahu kesembuhan yang tak masuk nalar medis sebetulnya bersifat sugesti (placebo effect). Itu alasan tak semua yang tergolong terapi nonmedis laik diniscayai. Hanya yang tergolong complementary alternative medicine (CAM menurut WHO) yang laik diterima nalar medis, antara lain akupunktur, homeopathy, naturopathy, chiropractic. Bukannya asal praktik alternatif serta-merta diniscayai. Lain dari itu, praktik

CAM hanya diposisikan penunjang medis, dan bukan berjalan sendiri.

Hakekatnya suatu obat atau tindakan medis baru diterima medis bila secara signifikan menyembuhkan semua pasien berdiagnosis sama. Sedang kesembuhan nonmedis bukan CAM galibnya tak menyembuhkan semua pasien. Pada nalar medis, kesembuhan yang tidak terjadi pada semua pasien, tak bisa diterima sebagai terapi.

Pasien praktik alternatif yang mengaku sembuh sesungguhnya bukan sembuh sejati, melainkan “merasa” sembuh. Jumlah pasien begini bisa dihitung jari. Segelintir pasien merasa sembuh yang umumnya berpromosi mulut ke mulut ihwal mujarabnya kesembuhan nonmedis, dan itu yang menambah keniscayaan publik. Yang gagal sembuh, yang mayoritas, diam seribu basa. Hemat kita, kesembuhan berkat mukjizat saja bisa kita terima berada di luar nalar medis.

Menertibkan Alamat Berobat Masyarakat

Di mana-mana masyarakat pasien membutuhkan pengayaan, bukan pemiskinan. Tak elok kalau masyarakat makin miskin informasi dan pilihan alamat berobatnya. Lalu supaya optimal mengenyam layanan medis yang benar, sistem rujukan perlu kembali dibangun. RS menegakkan regulasi agar menerima pasien hanya yang dirujuk Puskesmas, atau RS tingkat lebih bawah saja. RS kecamatan dan kabupaten ditambah, dan direvitalisasi. Opini kasus bayi di atas muncul lebih karena pasien tersasar tak menempuh jalur sistem rujukan lewat Puskesmas.

Agar masyarakat tepat alamat dan tak terkecoh berobat, pemerintah wajib juga menertibkan iklan, tayangan TV, siaran radio ihwal praktik terapi dan penyembuhan yang tak bisa diterima nalar medik. Sungguh tak elok menunggu sampai rakyat menangis.

Bila tak tepat alamat berobat, itu yang bikin ongkos berobat rakyat jadi boros. Lebih dari itu, akibat tak berhasil disembuhkan pun berisiko menyisakan kecacatan kalau bukan korban kematian yang sebetulnya tak perlu. Kasihan sudah terlalu lama rakyat kita terlunta-lunta mencari pintu berobatnya yang benar, dan kita belum mengantarkannya.

41

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 41 3/21/2012 8:24:25 AM

Page 42: Bia Maret 2012_cetak

TESTIMONI

Peserta Askes di Kabupaten Boyolali merasa diberi kemudahan untuk mendapatkan layanan kesehatan di dokter keluarga. Terutama peserta Askes yang sudah menjadi pensiunan PNS, TNI, Polri, dan veteran.

"Istri saya yang PNS, jadi saya juga peserta Askes. Kami cukup mudah untuk mendapatkan layanan kesehatan di dokter keluarga. Kecuali jika penyakitnya berat barulah dirujuk ke rumah sakit," kata Gunanto.

Dokter Keluarga yang kerap dikunjunginya adalah dr Umi Hani di Kecamatan karang Gede, Boyolali, Jawa Tengah. Di sana, banyak pensiunan mengambil obat yang rutin dikonsumsinya. Malahan ada yang obatnya diantar ke rumah peserta yang sudah lansia.

Gunanto sendiri, pernah dirujuk ke rumah sakit dan setelah pulih dirujuk kembali ke dokter keluarga. Dokter memberitahu bahwa

Komunikasi Lebih Nyaman dengan Dokter Keluarga

Ir Gunanto

kesehatan dirinya masih perlu dipantau dokter keluarga, dan berobat jalannya cukup di dokter keluarga dan tidak perlu lagi pergi ke rumah sakit.

Di dokter keluarga juga ada kegiatan-kegiatan yang terkait dengan kesehatan, seperti senam sehat dan ceramah-ceramah kesehatan atau semacam penyuluhan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan diri dan kesehatan lingkungannya.

Menurut Gunanto, komunikasi dengan dokter keluarga juga lebih nyaman. Dokter senantiasa memberikan tips-tips sehat agar pasiennya tidak sakit lebih parah dan peserta yang sehat disarankan agar rajin berolahraga, tidak merokok, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, mengimunisasi anaknya. "Banyak deh keuntungan ada dokter keluarga," ujarnya.

INFOASKES

42

FA_BIA_Maret 2012.indd 42 3/21/2012 8:24:27 AM

Page 43: Bia Maret 2012_cetak

TESTIMONI

Dokter Keluarga menghemat waktu dan biaya transportasi

Sri Murni Samso HA,Istri pensiunan Badan Pemeriksaan Keuangan Pembangunan

Saya dan suami saya sudah dua tahun belakangan ini, memanfaatkan Kartu Askes untuk mendapatkan obat rutin yaitu obat jantung dan kolesterol. Suami saya juga harus mengkonsumsi obat hipertensi dan diabetes setiap

hari. Supaya mudah, kami mengambil obat di Apotek Askes di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, karena jalur transportasinya mudah dari tempat tinggal kami di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Khusus untuk obat cardio aspirin dan simvastatin, kami harus membayar Rp50 ribu. Kami tidak pernah mempersoalkan hal itu. Karena secara menyeluruh, pelayanan Askes cukup baik. Namun, kami belum pernah tahu dimana saja keberadaan dokter keluarga Askes. Jika ada yang lebih dekat untuk mendapatkan obat rutin, tentu lebih baik, karena dapat menghemat waktu dan biaya transportasi.

Saat pertama datang ke RSJPD Harapan Kita juga karena suami saya merasa tiba-tiba dadanya merasa sesak. Karena dia menderita diabetes, maka segera pergi ke RSJPD Harapan Kita, karena di rumah sakit ini dapat diperiksa secara lengkap. Mulai saat itulah, kami selalu menebus obat rutin di apotek Askes di rumah itu.

Saya dengar di beberapa tempat sudah ada dokter keluarga dan ada juga Puskesmas bisa melayani peserta Askes yang harus mengkonsumsi obat rutin. Tetapi saya belum pernah memanfaatkan, Jika ada tentu kami lebih senang karena tidak perlu lagi pergi jauh-jauh, cukup di wilayah sekitar rumah saja. Semoga deh, program rujuk balik dapat ditangani dengan baik di Puskesmas maupun dokter keluarga.

43

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 43 3/21/2012 8:24:40 AM

Page 44: Bia Maret 2012_cetak

WajahWajah RUJUK BALIK

Sistem rujukan dan rujuk balik sangat penting dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di setiap jenjang rujukan, mulai dari pemberi pelayanan tingkat pertama, hingga ke rujukan tingkat nasional. Tujuannya agar di rumah sakit tidak menjadi “Puskesmas Raksasa”. Berikut ini pengalaman di kondisi di lapangan dan pandangan dari peserta Askes dan Duta Askes.

Rujuk Balik ke Poliklinik

Pasien peserta Askes di Poliklinik Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan dalam satu hari rata-rata sekitar 50 orang

dengan berbagai keluhan penyakit seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), diare, hipertensi, kolesterol, diabates melitus.

Dr Michiyo Tadjuddin satu diantara tujuh dokter umum dan satu dokter spesialis paru yang bertugas di Poliklinik itu, jika diperlukan tindakan lanjut maka akan merujuk ke RS Fatamawati atau RS Pasar Rebo, di wilayah Jakarta Selatan.

"Kami memantau selama pengobatan di poliklini. Tetapi jika sudah dirujuk ke rumah sakit, rumah sakitlah yang mengobati. Untuk diabetes yang harus mengkonsumsi obat secara rutin, kami hanya memberi pengobatan selama 1 minggu. Jika tidak ada perubahan maka dirujuk ke rumah sakit," kata dr Michiyo.

Kementerian Pertanian telah menyediakan obat-obatan seperti obat ISPA, mag, diabetes melitus, hipertensi, diare, salep anti cacar. Peserta Askes yang notabene PNS Kementerian Pertanian tidak perlu menunjukkan kartu Askes karena biaya ditanggung oleh Kementerian Pertanian.

Dokter yang juga praktik di Nusantara Medical Center, di Gedung Granadi, Jalan HR Rasuna Said Jakarta ini menilai bagus adanya program rujuk balik yang dilakukan oleh PT Askes. Karena, menurutnya, hal itu akan

Peserta :dr Michiyo Tajuddin, Dokter

menurunkan beban rumah sakit sehingga dapat meningkatkan pelayanannya.

Jika, memungkinkan rujuk balik dari rumah sakit tidak hanya ke Puskesmas saja, tetapi bisa ke poliklinik-poliklinik yang ada di kementerian atau lembaga pemerintah lainnya. "Ini kan juga pelayanan kepada peserta Askes dan mempermudah peserta di perkantoran, sehingga efisien dan tidak membuang-buang waktu kerja untuk mengambil obat diabetes, misalnya.

Upi Kurniasih:Enaklah, Kalau Terjamin Askes

Peserta Askes yang ada di desa seperti Ny Suyatmi (85), lebih baik berobat ke Puskesmas untuk sakit-sakit yang ringan

karena untuk ke rumah sakit jaraknya cukup jauh dan memerlukan biaya transportasi.

Upi Kurniasih (32) cucu Ny Suyatmi yang biasa merawat Ny Suyatmi mengatakan, neneknya tidak perlu repot memikirkan biaya berobat maupun perawatan selama di rumah sakit. Adanya iur biaya tidak menjadi masalah karena uang pensiunnya masih mencukupi untuk hidupnya.

"Nenek saya sedang dirawat di ICCU karena kemarin kaki kanannya diamputasi. Penyebab diamputasi bukan karena diabetes tetapi karena ada penyumbatan pembuluh dari di sekitar lutut, sehingga kaki bagian bawah "mati"," kata Upi saat berada di ruang tunggu ICCU RS Panti Rapih, DI Yogyakarta, belum lama ini.

Istri pensiunan TNI AD ini tinggal di RT 02/011, Desa Meces, Kelurahan Umbul Martani, Kecamatan Ngempak, Kabupaten Sleman, DIY.

Sebelumnya, dia pernah mengalami stroke yang mengakibatkan separuh badannya lumpuh.

Keluarga Ny Suyatmi juga merasa ringan tidak terbebani biaya kesehatan yang sekarang sangat tinggi. Dengan memiliki Kartu Askes, hidup nenek Yatmi juga menjadi tenang.

Meski demikian, Upi mengatakan neneknya tidak pernah mau menderita sakit seperti yang dialaminya selama ini. Oleh karenanya, kepada cucunya, dia selalu menasehati agar menjaga kesehatannya. "Apalagi tidak mempunyai asuransi kesehatan, pasti repot sekali," kata Upi.

Upi pun ikut merasa senang jika ada program rujuk balik atau rawat jalan yang seharusnya dilakukan rumah sakit bisa dilakukan oleh Puskesmas. "Kalau dokter di Puskesmas bisa dan obatnya ada di Puskesmas, ya, enak begitu, jadi tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit, waktunya bisa digunakan yang lain. hemat biaya, hemat waktu," kata Upi.

Magdalena TatungPensiunan Guru SD

Sebagai pensiunan guru SD Riung, Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), Magdalena Tatung, 76, mengatakan

selalu bersyukur atas karunia Tuhan. Di saat suaminya, mengalami sakit berat dia mengakui menjadi peserta Askes sangatlah beruntung, karena meringankan biaya kesehatan.

Hendrikus Puling, 82, suami Magdalena awal Maret ini dirujuk dari RS Bajawa, NTT ke RS Panti Rapih Yogyakarta. Karena RS Panti Rapih mempunyai alat yang lengkap termasuk untuk memecahkan batu ginjal sudah lama bersarang di ginjal Hendrikus.

INFOASKES

44

FA_BIA_Maret 2012.indd 44 3/21/2012 8:24:46 AM

Page 45: Bia Maret 2012_cetak

MITRA

Perjalanan yang cukup jauh dari desanya di Desa Wangka, Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, NTT, seperti tidak menjadi masalah, padahal selain ada batu ginjalnya, Hendrikus juga mengalami masalah prostat. “Di Flores tidak ada alat yang bisa menyembuhkan penyakit suami saya, jadi harus dirujuk ke luar daerah. Saya menyerahkan semua urusan rumah sakit kepada anak –anak saya,” kata Magdalena didampingi anaknya, Suster Sr Ernestine, OSF.

Magdalena mengaku sudah biasa berobat di Puskesmas, karena dari desanya menuju ke rumah sakit jaraknya cukup jauh. Sehingga fungsi Puskesmas di daerahnya sangat dibutuhkan masyarakat. “Saya ya inginnya di NTT ada peralatan yang bagus seperti di RS Panti Rapih dan ada dokter spesialisnya,” katanya.

Pegawai:Vivi Malvina – Duta Askes di Askes Center RS Panti Rapih Yogyakarta

Meskipun di Yogyakarta program pelayanan penyakit kronis (Prolanis) sudah tergolong popular , namun

masih banyak peserta Askes yang belum mengikutinya. Alasannya sangat bervariasi. Oleh karenanya di Askes Center RS Panti Rapih, Duta Askes selalu menanyakan kepada peserta apakah sudah menjadi anggota prolanis belum?

“Jika belum, khususnya yang sudah menderita diabetes mellitus dan hipertensi atau bisa juga peserta yang mempunyai risiko kedua penyakit itu, kami sarankan untuk ikut menjadi anggota Prolanis,” kata Duta Askes di Askes Center RS Panti Rapih Yogyakarta.

Peserta, sambil menunggu proses surat jaminan pelayanan, diberi penjelasan soal sistem rujuk balik. Peserta yang sudah stabil disarankan untuk berobat jalan di pemberi pelayanan kesehatan (PPK) tingkat I yaitu dokter keluarga dan Puskesmas. Di Yogyakarta dokter keluarga sudah cukup banyak, ada 102

dokter umum dan 16 dokter gigi yang menjadi dokter keluarga.

Dari RS Panti rapih sudah ada rujuk balik dari dokter spesialisnya. Dokter spesialis merujuk balik pasien ke dokter keluarga atau Puskesmas dengan mengisi formulir yang sudah disediakan Askes. Anggota Prolanis biasanya datang ke rumah sakit 2 bulan atau 3 bulan sekali untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis.

Ekosari HandayaniStaf Manajemen Manfaat PT Askes KCU YogyakartaIngin Dokter Spesialis Mau Memberi Rujuk Balik

Sebagai staf Manajemen Manfaat, Ekosari Handayani sangat mengharapkan dokter spesialis mau

merujuk balik pasien yang sudah stabil, utamanya bagi penderita diabetes dan hipertensi. Tujuan dibuat rujuk balik atau rujukan berjenjang agar pasien dapat dilayani secara optimal di setiap tingkatan layanan.

“PT Askes pun ingin peserta yang berobat mendapatkan pelayanan yang baik dan merasa puas atas pelayanan kesehatan secara komprehensif,” kata Ekosari Handayni, staf Manajemen Manfaat PT Askes Kantor Cabang Utama Yogyakarta.

Bagi peserta Askes juga diharapkan dapat memahami aturan yang sudah ditetapkan oleh PT Askes soal rujukan yang berjenjang mulai dari pemberi pelayanan tingkat (PPK) tingkat pertama. “Tapi sayangnya masih banyak peserta yang belum yakin di PPK pertama seperti di dokter keluarga atau di Puskesmas,” kata Eko.

Oleh karenanya, menurut Eko, Duta Akses tidak boleh berhenti dalam memberi edukasi dan sosialisasi kepada peserta Askes agar mau mengikuti aturan rujukan. Di Puskesmas juga perlu melakukan hal yang sama melalui seminar atau penyuluhan-penyuluhan di tingkat desa atau kelurahan.

“Pihak Puskesmas kalau bisa proaktif melakukan komunikasi dengan kami (PT Askes) dan memberitahu kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung sosialisasi dan edukasi kepada peserta atau masyarakat dalam upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit,” kata Eko.

Santi Puspitasari – Petugas Frontliner PT Askes KCU Yogyakarta

Keluhan Peserta Harus Selesai di Tempat Pelayanan Askes

Posisinya di lini pelayanan, harus menghadapi langsung peserta Askes yang datang ke tempat pelayanan peserta

Askes. Peserta yang dihadapinya umumnya membuat kartu baru dan membuat surat keterangan untuk kartu Askes dari luar kota.

Selain itu, peserta yang ingin mendaftar menjadi anggota Program Layanan Penyakit Kronis (Prolanis) juga banyak yang datang. “Setiap hari rata-rata empat peserta setiap hari. Peserta bisa memilih dokter keluarga yang mana. Pada kesempatan bertemu peserta, kami selalu menginformasikan masalah sistem rujukan atau rujuk balik yang sebaiknya diikuti oleh peserta Askes,” kata Santi, petugas frontliner PT Askes KCU Yogyakarta.

Menurut Santi, peserta dari luar kota, seperti mahasiswa dan pegawai yang bertugas sementara di Yogyakarta, jika memerlukan pelayanan kesehatan, harus melapor ke PT Askes agar mempermudah pemberi pelayanan memberikan pelayanan yang baik kepada peserta. Misalnya, peserta bisa memilih PPK tingkat pertama mau di mana, Puskesmas atau dokter keluarga.

“Tetapi yang penting peserta datang ke sini (di tempat pelayanan peserta Askes) harus mendapatkan hasil yang memuaskan. Artinya, keluhan peserta harus selesai di tempat pelayanan Askes. Itu target kami, melayani peserta melampaui harapan,” kata Santi.

45

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 45 3/21/2012 8:24:52 AM

Page 46: Bia Maret 2012_cetak

SERBASERBI

Tiba-tiba salah satu staf Askes Center masuk ke ruangan diikuti seorang Ibu yang tampak sangat gusar. “Maaf bu, peserta Askes ini mau langsung bicara dengan Ibu. Beliau mau mengambil obat jantung X untuk suaminya. Setelah saya cek pada buku kendali

kita, suami Ibu ini sudah mendapatkan 12 kali obat X terhitung satu tahun sejak beliau menjalani Angioplasti Koroner atau PTCA. Menurut panduan restriksi obat DPHO yang kita miliki, setelah 12 kali pemberian obat X dalam kurun waktu satu tahun, pasien sudah tidak boleh diberikan obat yang sama. Harus diganti dengan obat lain,” staf Askes Center menjelaskan kepada dokter Maudy dengan ekspresi putus asa.

“Duh, ngomongnya kayak yang ngerti penyakit suami saya saja. Memangnya kamu dokter spesialis jantung ? Tahu apa kamu tentang penyakit jantung ?” si Ibu menyahut penjelasan staf Askes Center dengan pedas.

Dokter Maudy memberi isyarat kepada staf nya agar kembali ke tempat bertugas sembari menatap ramah istri peserta Askes

“Halaah… saya tahu ini cuma akal-akalannya Askes supaya gak keluar biaya obat. Mana bos kamu saya mau ngomong sekarang !!!”. Suara gaduh penuh amarah itu menembus sekat ruang kerja Koordinator Askes Center tempat dokter Maudy sedang menjalankan tugasnya menganalisa klaim-klaim yang diajukan Rumah Sakit. Mau tidak mau dokter Maudy mengangkat kepala dari tumpukan klaim yang sedang ditekuninya, mencari tahu asal kegaduhan itu.

KONSUMSI OBAT !

yang sedang marah berat. “Mari Ibu, kita duduk sebentar di ruangan saya ? Kalau Ibu tidak keberatan, saya akan jelaskan beberapa hal kepada Ibu.”

Amarah peserta itu belum surut, tetapi demi senyum ramah dokter Maudy, ia pun mengikuti ke ruang kerja.

“Suami ibu pernah dibalon jantungnya ya ? Kalau boleh saya tahu, kapan itu Bu ?” dokter Maudy membuka perbincangan sembari menyodorkan teh botol dingin ke hadapan peserta.

“Sudah setahun yang lalu. Ini bukti tindakan PTCA nya,” si Ibu mulai menurunkan intonasi suaranya sembari menunjukkan bukti tindakan Angioplasti Koroner atau PTCA ke hadapan dokter Maudy. Dokter Maudy memeriksa dengan seksama, tertera waktu tindakan PTCA adalah satu tahun yang lalu. “Sebentar ya Bu, saya menghubungi dokter spesialis jantung suami Ibu dulu.” Kemudian dokter Maudy menghubungi dokter spesialis jantung peserta melalui telepon genggam untuk berkonsultasi dan memverifikasi beberapa hal. “Baik dok, terima kasih, akan saya kirim staf saya menemuni dokter sekarang.” Dokter Maudy menutup pembicaraan dengan dokter spesialis jantung peserta.

Kembali dengan senyuman, dokter Maudy memulai penjelasannya kepada Ibu, istri peserta Askes. “Jadi begini Bu, kami memang membatasi pemberian obat X untuk pasien pasca tindakan PTCA sampai maksimal 12 kali dalam kurun waktu 1 tahun sejak dilakukannya tindakan. Hal ini kami lakukan justru untuk melindungi suami Ibu dari efek samping obat X tersebut.

Data-data dan bukti-bukti klinis yang kami miliki memperlihatkan bahwa pemberian obat X melebihi yang sudah ditetapkan dapat mengakibatkan pendarahan yang justru membawa kematian bagi pasien. Sehingga, kami membatasi pemberian obat ini.

KONSUMSI OBAT !

JANGAN SEMBARANGAN

INFOASKES

46

FA_BIA_Maret 2012.indd 46 3/21/2012 8:25:06 AM

Page 47: Bia Maret 2012_cetak

SERBA SERBI

Setelah lewat dari 12 kali pengambilan obat dalam kurun waktu 1 tahun, maka dokter spesialis jantung harusnya mengganti obat tersebut dengan obat-obatan lain yang ada di dalam DPHO kami dan lebih aman untuk dikonsumsi suami Ibu.”

“Lho, kok dokter jantungnya tidak menjelaskan seperti itu ? Beliau langsung meresepkan kok. Bilang aja Askes mau berhemat. Itu kan obat mahal,” si Ibu kembali menaikkan nada suaranya. Dokter Maudy tetap tersenyum. “Barusan saya sudah bicara dengan dokter spesialis jantung yang merawat suami Ibu. Beliau terlewat memperhatikan waktu dilakukannya tindakan PTCA terhadap suami Ibu. Beliau akan buatkan resep pengganti yang lebih aman untuk suami Ibu. Staf saya yang akan mengambilkan resep tersebut agar Ibu tidak perlu bolak balik ke dokter jantung suami Ibu, “ lanjut dokter Maudy.

“Benar bahwa sebagai asuransi kami perlu melakukan pengendalian biaya. Tetapi tidak benar bahwa demi pengendalian biaya tersebut kami mengorbankan kebutuhan medis pasien. Sebagai contoh, pasien cuci darah, baik tindakan dan obat-obatannya kami tanggung selama mereka membutuhkannya walaupun itu berarti seumur hidupnya. Obat-obatan yang ada di dalam DPHO Askes disusun oleh tim ahli berdasarkan data dan bukti klinis, baik tentang efektifitas maupun efek sampingnya. Batasan-batasan pemberian obat tersebut juga ditetapkan oleh tim ahli yang sama. Tujuannya adalah melindungi kesehatan pasien, baik jangka pendek maupun jangka panjang.” Dokter Maudy kembali menjelaskan dengan sabar.

“Dari mana saya tahu bahwa apa yang mbak jelaskan barusan bukan sekedar alasan Askes untuk menolak penjaminan obat atas suami saya ?” walaupun nada suaranya sudah kembali turun namun kecurigaan istri peserta Askes di hadapan Dokter Maudy belum memudar.

“Ibu, kami tidak menolak menjamin pengobatan suami Ibu. Kami hanya mengganti terapi pengobatan, kalau sebelumnya menggunakan obat X sekarang diganti menjadi obat Y. Semuanya untuk menghindari efek samping obat yang bisa berakibat fatal bagi suami Ibu. Lagipula, sebagai asuransi kesehatan sosial, kami tidak bisa semena-mena dalam memberikan maupun menghentikan suatu pengobatan maupun tindakan medis bagi pasien, ” lanjut dokter Maudy.

“Perlu Ibu ketahui, obat-obatan bukanlah makanan yang bisa kita konsumsi tanpa aturan yang ketat. Obat akan menjadi sahabat yang meredakan jika diberikan berdasarkan indikasi medis, dosis dan jangka pemberian yang tepat. Tetapi obat, akan berubah menjadi racun jika pemberiannya tidak sesuai dengan indikasi medis, dosis yang berlebihan bahkan kurun waktu yang terus menerus.”

“Hal ini berlaku untuk hampir seluruh jenis obat-obatan. Sebagai contoh, mungkin Ibu menganggap bahwa obat maag itu aman, apalagi obat maag banyak dijual sebagai obat bebas di pasaran. Tetapi obat maag mengandung senyawa kimia logam berat, pemakaian obat maag secara rutin dan menahun beresiko merusak ginjal.”

“Tapi obat-obatan Askes itu kerjanya lambat tuh… Menantu saya PNS, saat cucu saya sakit diberi antibiotik Askes, yang standar banget gitu deh. Sembuhnya lama. Akhirnya dibawa ke dokter spesialis anak swasta. Dikasih antibiotik canggih, langsung sembuh !” curahan hati si Ibu meluas. Namun

demikian matanya menatap dokter Maudy penuh rasa ingin tahu. Edukasi macam apa yang akan dilancarkan oleh dokter cerdas ini berikutnya.

“Ibu, dalam pemberian obat kita tidak bisa sembarangan. Harus sesuai dengan indikasi medis pasien. Pada anak-anak, demam hingga tiga hari sebenarnya masih bisa kita coba obat penurun panas dulu, tidak langsung diberikan antibiotik. Penyebab demam kan bisa macam-macam. Biasanya kurang dari tiga hari, belum bisa diketahui dengan pasti apakah demam disebabkan infeksi bakteri atau virus. Kalau ternyata demam karena bakteri, bisa diberikan terapi antibiotik, tapi kalau virus, antibiotik tidak mempan.”

“Pemberian antibiotik pun harus bertahap, tidak bisa langsung antibiotik kelas tertinggi. Dilihat dulu jenis infeksinya apa. Kalau sekedar infeksi saluran pernafasan atas, antibiotik lini pertama sudah cukup. Memang kalau diberi antibiotik lini ketiga yang Ibu sebut canggih, sembuhnya lebih cepat.

Tapi efek samping terhadap kekebalan tubuh sangat besar. Ibarat ibu mau membunuh hama tikus di sawah, antibiotik lini pertama itu racun tikusnya. Benar-benar hanya membunuh tikus saja. Tapi kalau diberi antibiotik lini ketiga, itu seperti membakar sawahnya sekalian.”

“Askes tidak hanya bertanggung jawab pada proses pengobatan peserta. Kami berupaya mendampingi peserta mulai dari proses pencegahan timbulnya penyakit hingga proses rehabilitasi kesehatan peserta pasca terkena penyakit.

Karenanya, dalam menetapkan obat-obatan untuk peserta pun kami sangat berhati-hati. Kesembuhan peserta jangka pendek memang menjadi prioritas kami, tapi kesehatan jangka panjang peserta pun kami pertimbangkan. Makanya, kami susun DPHO dan kami tetapkan berbagai batasan dalam peresepan obat-obatan DPHO tersebut. Kita kan maunya peserta Askes ini selalu sehat Bu.”

“Ya, kalau pesertanya sehat, Askes kan untung. Klaimnya kecil,” kali ini sindiran disampaikan dengan kerlingan menggoda. Dokter Maudy tetap tersenyum.

“Ibu pilih mana ? Tetap sehat atau biar sakit supaya premi yang sudah dibayar tidak sia-sia ? Padahal kalau dipikir-pikir, dengan menjadi peserta Askes yang sehat, Ibu telah berbuat amal kebajikan, yaitu menyumbangkan premi yang dipotong dari gaji suami untuk kesembuhan orang lain. Mulia sekali lho Bu,” balas dokter Maudy dengan bijak.

“Ah, mbak bisa aja. Pintar ngomongnya. Ya sudah, terima kasih informasinya. Sekarang saya minta tolong resep obat pengganti buat suami saya,” tutup si Ibu sambil tersipu. Suasana mencair, Ibu itu mulai meraih teh botol yang sedari tadi sudah dihidangkan dokter Maudy.

“Baik bu, sebentar saya panggilkan staf saya untuk membantu Ibu”. Dokter Maudy beranjak keluar dan meminta stafnya untuk mengambilkan resep pengganti kepada dokter spesialis jantung suami si Ibu.

Yah, memang begitu banyak persepsi yang keliru tentang konsumsi obat di masyarakat kita yang begitu awam tentang kesehatan. Namun demikian, edukasi perlu tetap perlu diberikan. Karena obat-obatan, bukan makanan biasa yang bisa dikonsumsi tanpa aturan yang jelas. Jadi, jangan sembarangan mengkonsumsi obat !.

47

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 47 3/21/2012 8:25:16 AM

Page 48: Bia Maret 2012_cetak

Rujukan dari KlinikAlangkah baiknya surat rujukan dari klinik (Klinik DR. Haryadi yang beroperasi di Larangan Tangerang Banten) dapat diterima oleh petugas atau kasir PT Askes (Pesero) di RSJP Harapan Kita. Padahal, menurut informasi bahwa klinik tersebut sudah bekerja sama dengan PT Askes (Pesero). Kenyataannya, hari ini baru saja terjadi, surat rujukan tersebut untuk isteri saya (mengalami pembengkakan jantung)ditolak oleh petugas tersebut.

Mohon penjelasannya. Terima kasih

Abdul Halim Soeroso [email protected]

Terkait masukan dan saran bapak, dapat kami sampaikan sebagai berikut :

RS Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita 1. adalah termasuk dalam kategori RS Khusus, sebagai Pusat Rujukan Nasional yang khusus melayani kasus penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.

Dalam ketentuan yang diatur dalam Permenkes, untuk 2. mendapatkan pelayanan di RS Khusus (seperti RSJPD Harapan Kita, RS Kanker Dharmais) Peserta Askes harus melalui rujukan berjenjang, yaitu rujukan dari RSU tertinggi di wilayah masing-masing.

Dalam kasus Bapak memang benar Klinik Dr. haryadi adalah 3. Klinik yang telah bekerjasama dengan PT Askes (Persero), namun sebagai Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat Pertama. Sehingga untuk dapat dilayani di RSJPD Harapan Kita Bapak harus melalui rujukan dari Klinik, kemudian ke RS Umum tertinggi (RSU Tangerang), dan RSU tangerang yang merujuk Bapak ke RSJPD Harapan Kita.

Hal tersebut dimaksudkan agar pasien yang dirujuk ke 4. RSJPD Harapan Kita atau RS Khusus lainnya terseleksi dan dipastikan bahwa kasusnya benar-benar sudah tidak bisa ditangani di RS Umum karena perlu penanganan khusus.

JAWAB

JAWAB

Pakai Askes Lintas ProvinsiApa kalo lintas provinsi Askes tidak bisa dipakai. Kata pegawai Askes jika lintas provinsi tidak bisa pakai, bukannya seharusnya bisa untuk seluruh Indonesia kalau rumah sakitnya sudah kerjasama dengan Askes. Lokasi saya di Magetan, dan ingin operasi di Yogyakarta.

Rahmat [email protected]

Peserta Askes bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di semua RS yang bekerjasama dengan Askes, tidak terbatas pada RS yang berada di domisili atau propinsi Bapak tinggal saja. Namun untuk mendapatkan pelayanan tersebut Bapak harus mengikuti prosedur Askes untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Untuk kasus gawat darurat, Bapak bisa datang langsung ke RS yang bekerjasama dengan Askes dimana saja tanpa membawa surat rujukan. Sedangkan untuk kasus yang bukan gawat darurat, pertama kali Bapak datang ke Puskesmas atau Dokter keluarga tempat Bapak terdaftar untuk mendapatkan pengobatan.

Apabila penyakitnya tidak bisa ditangani oleh Dokter Puskesmas atau Dokter keluarga, Bapak akan mendapatkan rujukan untuk perawatan lebih lanjut di RS. Untuk informasi lebih lanjut tentang prosedur pelayanan kesehatan di Magetan, Bapak bisa menghubungi PT Askes (Persero) KC Madiun di Jl. Timor No.6 Madiun 63116 Telp. 0351 (463324) atau di Hotline Service 08125914682. Semoga bisa menjawab pertanyaan Bapak.

INFOASKES

48

FA_BIA_Maret 2012.indd 48 3/21/2012 8:25:19 AM

Page 49: Bia Maret 2012_cetak

Besaran Biaya PuskesmasKami adalah staf pada sebuah puskesmas. Perlu Bapak/Ibu ingat bahwa pada setiap kecamatan terdapat rata-rata dua puskesmas. Yang ingin saya tanyakan tentang besaran kembalian dana dari PT Askes kepada puskesmas yang besarnya terpaut jauh antara puskesmas pertama (biasanya=nama kecamatan) dan puskesmas kedua yang mana puskesmas kedua selalu mendapatkan kembalian dana yang jauh lebih sedikit dibanding puskesmas pertama .Padahal untuk kunjungan Peserta Askes ke Puskesmas kedua belum tentu lebih sedikit daripada Puskesmas pertama, malah ada yang lebih banyak kunjungannya daripada puskesmas pertama.

Kenapa hal ini bisa terjadi dan bagaimanakah cara menyeimbangkan antara kunjungan dengan pengembalian dana tersebut?

[email protected]

Terkait pertanyaan Bapak tentang pembayaran Puskesmas akan kami jelaskan sistem pembayaran ke Puskesmas oleh Askes. Sistem pembayaran Askes ke Puskesmas menggunakan sistem kapitasi. Kapitasi berarti pembayaran berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar setiap bulan tanpa menghitung jumlah kunjungan. Secara sederhana bisa diartikan bahwa Puskesmas akan menerima uang pembayaran sebanyak jumlah peserta yang terdaftar di Puskesmas baik semua peserta sehat(tidak ada yang berkunjung) atau sebagian besar peserta sakit.

Dengan metode pembayaran ini puskesmas akan termotivasi untuk menyehatkan pesertanya sehingga jumlah peserta yang sakit sedikit. Jumlah peserta Askes yang terdaftar di satu Puskesmas dengan Puskesmas lainnya berbeda sehingga jumlah pembayaran yang diterima juga berbeda. Jumlah kunjungan di satu Puskesmas bisa saja berbeda. Namun kunjungan yang banyak atau sedikit tidak mempengaruhi pembayaran yang diterima oleh Puskesmas.

Bagaimana cara Puskesmas menyikapi hal ini. Puskesmas harus lebih proaktif dalam program promosi kesehatan sehingga peserta diwilayahnya sehat. Pembayaran ke Puskesmas pertama atau kedua bukan lagi menjadi wewenang Askes, melainkan Dinas kesehatan setempat. Demikian yang bisa kami jelaskan, semoga menjawab pertanyaan Bapak.

JAWAB

Askes untuk karyawan swastaSaya ingin bertanya apakah peserta yang bisa masuk untuk Askes hanya dari golongan pegawai negeri. Tidak bisa untuk karyawan atau pegawai swasta.

Mohon jawabanya segera. Apabila memang bisa saya ada niat untuk ikut sebagai peserta askes. Terima Kasih

Sri [email protected]

Terkait pertanyaan Ibu dapat kami informasikan sebagai berikutKepesertaan PT Askes (Persero) terdiri dari :

Peserta Askes Sosial 1. Penugasan Pemerintah untuk mengelola jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS, Penerima Pensiun PNS, Penerima Pensiun TNI/POLRI , Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya , Bidan PTT dan Dokter PTT tidak termasuk anggota keluarganya.

Program Jamkesmen2. Penugasan kepada PT Askes (Persero) untuk mengelola program jaminan kesehatan bagi menteri dan pejabat tertentu beserta anggota keluarganya.

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum3. Penugasan Pemerintah Daerah kepada PT Askes (Perero) untuk mengelola jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat umum di daerah tersebut , dimana kepesertaannya ditentukan oleh Pemerintah Daerah setempat.

Program Jamkesmas4. Penugasan Pemerintah (Kementerian Kesehatan) untuk mengelola manajemen kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (dulunya Askeskin). Pesertanya adalah masyarakat miskin dan tidak mampu sesuai yang tercantum didalam SK Bupati/ Walikota tentang masyarakat miskin yang dijaminkan di Kota/ Kabupaten tersebut.

Jadi mohon maaf PT Askes (Persero) tidak mengelola program asuransi kesehatan yang sifatnya individual/ perorangan. Jika Ibu ingin mengikuti Asuransi Jiwa Indoensia (PT AJII/ PT InHealth) yang merupakan anak perusahaan PT Askes (Persero) dapat mengunjungi website InHealth : www.inhealth.co.id dengan alamat Plaza Setiabudi II Lantai 5 Jl HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan Telp. 021-5250900.

JAWAB

49

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 49 3/21/2012 8:25:24 AM

Page 50: Bia Maret 2012_cetak

TEKANAN DARAH RENDAH "Halo Dok. Begini, akhir-akhir ini ibu saya kurang selera makan. Umur beliau 66 thn. Berat badannya sekarang menjadi 39kg. Tensi terakhir 90/65. Selain itu, beliau batuk-batuk tapi setelah di cek bukan TB. Kira-kira makanan apa yang bisa membantu dalam memperbaiki tekanan darah beliau yang rendah? Terima kasih atas jawaban yang diberikan?

Esti, Tarakan

Selera makan yang berkurang merupakan salah satu gejala dari terjadinya suatu infeksi pada orang tua/lansia. Ibunda juga mengalami batuk-batuk, sehingga kita harus memikirkan ada sesuatu di saluran napasnya. Pada lansia, kalau terjadi infeksi biasanya tidak didapatkan adanya demam dan sel darah putih yang tinggi. Berat badan yang rendah juga merupakan salah satu faktor penyebab daya tahan tubuh menurun. Oleh karena itu perlu dicari penyebab batuk-batuk dan selera makan yg berkurang. Untuk membantu ibunda dalam hal makan, maka sebaiknya diberikan tambahan makanan formula dengan kandungan gizi yang lengkap dan cukup seperti “ Panenteral susu” atau “Enterasol susu” 2-4 kali/hari sebanyak 1 sachet. Sebaiknya ibunda perlu dilakukan pemeriksaan lebih detail untuk memastikan apa yang terjadi pada Ibunda ibu Esti.

BUANG AIR KECIL BERDARAH "Saya mau tanya, dok. Waktu kecelakaan kemarin, ada dokter yang bilang sama saya, kalau beberapa hari setelah kecelakaan itu buang air kecil mengeluarkan darah, tolong di bawa kembali ke dokter. Tapi saya mengalami itu seminggu setelah kecelakaan. Yang mau saya tanyakan apa yang sebenarnya terjadi sama saya? Apa saya terkena kanker mulut rahim?

Melani, Bekasi

Keluarnya darah dari saluran kemih menunjukkan terjadi luka di saluran kemih. Apakah itu akibat trauma/akibat kecelakaan, akibat infeksi atau akibat tumor di saluran kemih. Mengenai kanker mulut rahim, tentu bukan kelainan di saluran kemih, itu merupakan kelainan di bagian rahim. Keluhan kencing berdarah ibu Melani setelah satu minggu kecelakan bisa disebabkan oleh adanya infeksi, meskipun kemungkinan akibat kecelakaan belum bisa disingkirkan. Untuk lebih jelasnya, ibu Melani perlu konsultasi ke dokter Urologi atau dokter penyakit dalam.

OBAT SINUSITIS "Dokter saya mau tanya, obatnya apa untuk penyakit sinusitis rinitis? Kalau lagi kumat mata saya bengkak dan hidung mampet. Sekarang kalau terserang saya hanya minum obat flu saja?

Hadi, Bogor

Sinusitis dan rinitis berbeda, meskipun kadang memberikan keluhan yang sama. Sinusitis adalah peradangan di rongga sinus; sedangkan rinitis adalah peradangan di rongga hidung. Penyebab kedua penyakit ini bemacam-macam; bisa karena infeksi virus, kuman, jamur atau alergi/sensitif terhadap sesuatu. Kalau karena infeksi tentu obatnya adalah antivirus/ antibakteri/ antijamur. Sedangkan pengobatan untuk yang alergi adalah obat antialergi. Untuk lebih baiknya/jelasnya, sebaiknya Anda konsultasi ke dokter spesialis THT.

JAWAB

JAWAB

JAWAB

UMUM dr. Lula KamalDokter Umum

INFOASKES

50

FA_BIA_Maret 2012.indd 50 3/21/2012 8:25:29 AM

Page 51: Bia Maret 2012_cetak

Dr. Bramudito Sp.OGSpesialis Kebidanan dan Kandungan RS Pondok Indah

TORCH“Dokter yang terhormat, saya ingin tahu tentang TORCH lebih jelas. Apa pengaruh terhadap si penderita dan janin?”

Diani Sari, Bogor

Bapak Trio Gatot W yang terhormat, sebenarnya TORCH adalah sekumpulan penyakit yang disebabkan jasad renik yang terdiri dari protozoa, bakteri dan virus serta dapat ditularkan melalui kontak bahan terkontaminasi atau hubungan seksual.Sesuai dengan singkatan TORCH, kelompok penyakit tersebut meliputi toksoplasma, rubella, cytomegalo dan herpes. Umumnya penyakit dan komplikasnya tersebut diderita oleh ibu dan bayi yang dikandungnya. Khusus untuk toksoplasmosis dapat berakibat penyakit atau komplikasi yang gawat pada ibu dan khususnya bayi.

Pada ibu hamil, penyakit tersebut dapat menyebabkan kelainan syaraf sampai kelumpuhan. Pada bayi yang dikandung dapat menyebabkan keguguran dan cacat lahir. Seorang ibu yang terinfeksi harus melakukan pemeriksaan secara cermat, sampai dinyatakan terbebas dari infeksi tersebut, sebelum diizinkan untuk hamil.

EFEK SUSU KHUSUSIBU HAMIL” Dokter yang Baik, apakah dengan meminum susu khusus untuk ibu hamil bisa merangsang untuk hamil?”

Indah, Manado

Sampai demikian jauh tidak ada terbukti ada susu khusus yang dapat merangsang kehamilan. Namun, diakui bahwa susu adalah minuman bergizi yang dianjurkan untuk diminum kususnya oleh kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil dan usia lanjut. Kadar proten yang tinggi dengan asam amino esensiil yang cukup menjadi pertimbangan utama pentingnya susu.

Ada banyak faktor yang berpengaruh pada kejadian infertilitas yang menyebabkan ketidak hadiran momongan dalam pasangan suami istri dan kurang gizi merupakan salah satu faktor yang penting.Dari berbagai hasil studi, membuktikan bahwa stress merupakan faktor yang paling penting yang diperkirakan berkontribusi 80% terhadap infertilitas. Stress berpengaruh terhadap pematangan telur yang berakibat pada sikluas haid yang tidak disertai pelepasan telu (ovulasi).

KISTA“Saya mau tanya istri saya kemarin di USG ternyata ada 2 buah Kista seukuran 8x6 cm dan 6x5 cm. Bagaimana solusinya? Adakah obat alternatif selain operasi. Mohon segera dibalas. Terimakasih atas perhatiannya.

Renaldi, Bandung

Tampaknya kista yang ada pada istri Anda cukup besar. Sayang Anda tidak menceritakan keluhan klinis yang dirasakan istri Anda dan pada organ apa kista itu ditemukan serta saran dokter yang memeriksa. Pemeriksaan USG tersebut tentunya perlu dikonfirmasi dengan keluhan dan tanda-tanda klinis yang lain. USG pada dasarnya hanyalah pemeriksaan penunjang yang tidak bisa dilepaskan dari berbagai keluhan dan tanda objektif yang lain. Tidak tertutup kemungkinan kekeliruan dalam menegakkan diagnosis USG, karena banyak keterbatasannya.

Namun, jika diagnosis itu benar, mungkin perlu mempertimbangkan tindakan bedah. Karena kista tersebut cenderung akan semakin besar dan menimbulkan masalah lebih lanjut pada masa yang akan datang.

JAWAB

JAWAB

JAWAB

51

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 51 3/21/2012 8:25:32 AM

Page 52: Bia Maret 2012_cetak

SEH

AT

Apakah anda pernah merasakan kehilangan? Jawabnya pasti iya, karena kehilangan merupakan sebuah proses alamiah dalam

kehidupan. Berbagai bentuk kehilangan dapat menimpa kita seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan harta benda atau kehilangan-kehilangan yang lain.

Seorang ahli Psikologi, Kubler Ross, mengungkapkan sebuah teori kehilangan/berduka dimana setiap kehilangan akan melalui tahapan sebagai berikut:

Sebuah Proses Alamiah Yang Ternyata

Bertahap

Kehilangan

INFOASKES

52

FA_BIA_Maret 2012.indd 52 3/21/2012 8:25:34 AM

Page 53: Bia Maret 2012_cetak

SEHAT

Tahap Denial (Penolakan)1. Merupakan rasa tidak percaya akan kehilangan yang terjadi. Pada tahap ini seseorang yang mengalami kehilangan akan merasakan kebingungan baik rasa bingung tentang apa yang harus dilakukan, pun bingung mengapa mereka yang dipilih untuk merasakan kehilangan.

Tahap Anger (marah)2. Tahap ini ditandai dengan adanya reaksi emosi/marah kepada diri sendiri dan terkadang ditunjukkan kepada orang atau obyek lain. Respon marahnya seseorang terhadap kehilangan sangat berbeda – beda, namun yang terlihat pada tahapan ini adalah seringnya muncul pernyataan didalam hati seperti “Tidak adil rasanya” atau “Bukan saya yang pantas mengalaminya”

Tahap Bargaining (tawar menawar)3. Pada tahap ini, seseorang akan mulai melakukan tawar menawar terhadap kehilangan yang dialami dengan cara kembali mempertanyakan kehilangan itu sendiri. Pernyataan yang sering muncul antara lain “andai saja saya tidak ngebut, pasti kejadian itu tidak menimpa saya”, “kalau saja saya tidak melewati jalan itu”, atau “mungkin kejadiannya akan lebih baik bila saja saya bersedia menunggu sebentar saja”. Dalam tahap ini, seseorang mulai berusaha menghibur diri atas kehilangan yang dialami dan mulai berpikir tentang upaya apa yang akan dilakukan untuk keluar dari kesedihan akibat kehilangan.

Tahap Depression (depresi)4. Saat memasuki tahap depresi, kondisi psikologis orang yang kehilangan seperti mundur lagi ke dalam kondisi penolakan, bahkan lebih parah. Ditandai dengan bentuk putus asa dan kehilangan harapan. Dapat juga menimbulkan rasa bersalah, terutama pada diri sendiri. Tahap depresi seperti tengah mengajak seseorang melihat ulang kejadian dan perasaan kehilangannya. Tahapan ini sangat alamiah karena setelah melewati tahap depresi, biasanya seseorang justru akan mulai melakukan penerimaan terhadap kehilangan yang dialaminya.

Tahap Acceptance (Penerimaan)5. Sikap penerimaan akan terjadi bila seseorang mampu menghadapi kenyataan dengan tidak menyerah pada kehidupan atau tidak putus asa. Ketika mencapai tahap ini, seseorang

sudah mulai merencanakan masa depannya kembali dan menganggap bahwa kehilangan yang dialaminya merupakan sebuah proses wajar dalam kehidupan.

Meskipun seseorang yang kehilangan akan melewati tahapan diatas, namun respon yang dimunculkan ditiap tahapan akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal tersebut sangat dipengaruhi dari usia, jenis kelamin, kesehatan fisik, status pernikahan, karakter diri, tingkat pendidikan dan latar belakang budaya.

Lamanya waktu yang dibutuhkan pada setiap tahap kehilangan pun berbeda dan tidak menutup kemungkinan seseorang akan mengalami kemunduran tahapan. Sebagai contoh seseorang yang telah sampai pada tahap penerimaan dapat mundur kembali ke tahap tawar menawar ketika ada peristiwa yang mengingatkannya kembali tentang rasa sakit akibat kehilangan.

Hal penting yang perlu diketahui oleh kita saat mengalami kehilangan atau peristiwa kehidupan lainnya adalah dengan memahami mekanisme koping. Koping adalah cara yang dilakukan seseorang dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan perubahan atau respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1999). Strategi koping menunjuk kepada upaya baik mental maupun perilaku untuk menguasai, mentoleransi atau mengurangi suatu kejadian atau tekanan untuk mencapai kembali keseimbangan dan rasa aman dalam kehidupan.

Respon koping seseorang dapat dibedakan sebagai respon adaptif dan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon positif yang ditunjukkan dalam menghadapi masalah, contohnya adalah perilaku asertif, penyelesaian masalah atau kehilangan dengan cara memilih berkumpul dengan orang lain untuk menghilangkan kesedihan. Sebaliknya respon maladaptif akan menunjukan perilaku agresif dan menarik diri (pasif), melakukan hal negatif untuk menghilangkan perasaan kehilangan. Contoh perilaku maladaptif antara lain mencoba melupakan kehilangan melalui penggunaan obat – obatan terlarang.

Tidak ada manusia yang sempurna dalam mengatasi rasa kehilangan. Kita hanya perlu waktu untuk melatih diri kita agar memahami bahwa kehilangan yang terjadi dalam kehidupan kita hakikatnya merupakan sebuah pembelajaran bagi kehidupan yang indah ini sebagai tanda kasih sayang Tuhan kepada kita.

53

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 53 3/21/2012 8:25:35 AM

Page 54: Bia Maret 2012_cetak

SEH

AT

Termasuk Asertif,

Agresif atau Pasif ?Dalam kehidupan, kita sering berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut, tenyata sikap kita dapat digolongkan kedalam tiga tipe yaitu Asertif, Agresif atau Pasif. Mau tahu anda cenderung ke tipe yang mana? Cek kuis dibawah ini

Ketika saya merasa jengkel dengan teman/seseorang/suatu hal, biasanya saya akan....

a. Diam sajab. Mengungkapkan kejengkelan

saya kepada orang tersebut dengan nada suara yang rendah

c. Marah – marah dan membanting benda didekat saya

Saya sering meluapkan rasa senangdengan cara yang berlebihan

a. Ya, saya ingin semua orang tahu bahwa saya sedang bahagia

b. Kadang – kadang, tergantung dimana saya berada

c. Tidak, saya menyimpan kesenangan itu hanya dalam hati saya

Jika teman mencela saya didepanumum, saya akan....

a. Balas mencelanya langsung didepan umum

b. Membiarkannya, toh nanti akan diam sendiri

c. Mencari waktu luang untuk bicara berdua dengannya

Saya hanya bisa bertanya dalamhati ketika ada teman yangsepertinya memperbudak sayadalam menyelesaikan pekerjaannya

a. Ya, saya malas ribut dengannyab. Saya akan menegurnya secara

halus namun tegasc. Saya akan adukan dia ke

pimpinan

Saya hampir tidak bisa mengatakan“tidak”ketika diminta bantuan olehteman saya

a. Ya, benar sekali. Saya sulit menolak

b. Tergantung kondisi saat dimintai bantuan. Jika saya bisa melakukan yang diminta oleh teman saya, maka akan saya penuhi permintaannya

c. Pernyataan diatas tidak sesuai dengan saya karena saya lebih senang mengerjakan pekerjaan saya tanpa diganggu orang lain

Saya ingin memiliki sebuah bendsama seperti yang dimilki temansaya namun benda tersebut sudahtidak ada di toko manapun. Yangsaya lakukan adalah...

a. Membujuk dengan sangat gigih bahkan memaksa teman saya memberikan benda itu kepada saya

b. Pasrah saja, toh itu bukan milik saya

c. Mengungkapkan keinginan saya tersebut kepada teman saya, selanjutnya terserah teman saya

K ti

S

Jik

S

S

S

1

4

2

5

6

3

Ketahui diri anda :

INFOASKES

54

FA_BIA_Maret 2012.indd 54 3/21/2012 8:25:38 AM

Page 55: Bia Maret 2012_cetak

SEHAT

Jika nilai anda : 1 – 10Anda cenderung Pasif

Anda cenderung memendam perasaan anda karena anda khawatir akan menyakiti orang lain. Anda lebih memilih untuk menjadi pendengar yang baik dan jarang mengungkapkan pendapat.

Pada kondisi tertentu, sikap ini menguntungkan namun jika anda terlalu sering bersikap seperti ini, maka orang lain bisa menganggap enteng kepada anda atau bahkan menganggap kehadiran anda tidak penting.

Yang perlu anda lakukan adalah sebaiknya anda mulai belajar mengungkapkan pendapat dimuka umum, bersikap terbuka dan menjaga kontak mata dengan lawan bicara.

Jika nilai anda 11 – 20Anda-lah si Asertif

Orang dengan sikap asertif mampu mengungkapkan pendapat dan keinginannya tanpa menyakiti orang lain, mereka meyakini bahwa dirinya sendiri adalah berharga, begitupun dengan orang lain.

Orang aseritf dapat menangani situasi secara efektif karena kepandaiannya menempatkan diri, bersikap tidak menghakimi, terbuka dan proaktif. Seseorang yang bersikap asertif dapat diketahui melalui caranya berkomunikasi, menjaga kontak mata dan ekspresi wajahnya saat berbicara

Jika nilai anda 21 – 30Anda tipe agresif

Anda cenderung melakukan sebuah tindakan yang memasuki ranah pribadi orang lain. Jika sikap ini anda biarkan,

lama kelamaan anda berpotensi kehilangan sahabat dekat.

Cobalah untuk mengurangi agresifitas anda dengan melatih diri anda untuk menjadi pendengar yang baik, jangan memotong pembicaraan orang lain, dan tampilkan sikap tubuh (gesture) bahwa anda menghargai lawan bicara anda.

Asahlah sikap empati dalam diri anda dengan belajar menempatkan diri pada posisi orang tersebut dan bayangkan tentang apa yang anda rasakan ketika mengalami suatu hal dan bagaimana anda ingin diperlakukan oleh orang lain.

Berdasarkan paparan diatas, jelas bahwa sikap asertif dibutuhkan setiap orang untuk mampu menjalin komunikasi dengan baik. Namun yang perlu diingat bahwa tidak ada seseorang yang sempurna. Artinya, dalam diri setiap orang pasti memiliki sikap agresif, pasif dan asertif.

Permasalahannya hanya pada porsi yang mana hal tersebut mendominasi karakter anda. Penilaian dan kejujuran pada diri sendiri sangat penting untuk perbaikan dimasa datang. Selamat mencoba, salam perbaikan untuk masa datang.

Ada teman saya yang sudah beberapa bulan menunggak pembayaran pinjamannya kepada saya, maka saya akan.......

a. Mengajaknya bicara tentang kesulitan yang dialami sehingga tidak mampu mebayar hutang

b. Menggunakan jasa debt collector untuk menagih hutang

c. Saya akan anggap lunas hutang tersebut

Ketika bicara dengan seseorang, saya cenderung...

a. Menunduk atau mengalihkan pandangan saya ke tempat lain

b. Menjaga kontak mata dengan lawan bicara saya

c. Melihat tajam lawan bicara dan mengamati adakah kesalahan dalam ucapannya

Di angkutan umum yang penuh sesak, saya berdiri dekat seorang lansia yang juga tidak kebagian tempat duduk, sementara ada seorang pria muda yang duduk didekat kami. Yang saya lakukanadalah...

a. Memintanya untuk mau memberikan tempat duduknya kepada lansia tersebut

b. Diam saja, karena si pria muda terlihat sangat lelah

c. Memaki – makinya dengan mengatakan bahwa dia tidak punya perasaan telah membiarkan lansia berdiri

Ketika menemukan masalah dimanasaya bertindak sebagai pengambilkeputusan, kata – kata yang sayaucapkan kepada bawahan sayaadalah....

a. “Saya mempercayai kalian untuk memutuskannya sendiri”

b. “Alternatif apa saja yang kita miliki?”

c. “Saya tetap akan memilih opsi pertama walau kalian cenderung setuju dengan opsi kedua”

Ad K ti

Di

K ik

7 9

810

Nilaia b c

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

Pert

anya

an N

om

or

1

3

1

3

1

3

2

2

1

1

2

1

2

2

2

1

3

1

2

2

3

2

3

1

3

2

1

3

3

3

55

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 55 3/21/2012 8:25:40 AM

Page 56: Bia Maret 2012_cetak

KISAH

Siang itu aku lagi berada di Rumah Sakit Kanker di bilangan Jakarata Barat. Sejak enam bulan lalu, aku bolak balik ke rumah sakit untuk menunggui ibu yang sedang dirawat

karena menderita penyakit kanker payudara.

Selama di RS, banyak aku saksikan pasien dengan berbagai jenis penyakit kanker. Di kamar sebelah kanan seorang bapak baru saja menjalani operasi kanker usus. Di kamar depan tampak pemuda kakinya diamputasi karena kanker tulang, ada juga yang menderita kanker paru, kanker otak dan masih banyak lainnya.

Menyaksikan macam-macam penyakit kanker itu membuat aku berpikir bahwa betapa mahalnya kesehatan. Apa gunanya kita memiliki harta melimpah apabila tubuh ini sudah terbaring tak berdaya, atau bahkan ketika sudah terbujur kaku?

Saat aku berada di Instalasi Farmasi untuk mengambil obat, tampakku seorang Ibu separuh baya mondar mandir, sepertinya sedang kebingungan.

Kantong Keringiang itu aku lagi berada di Rumah Sakit Kanker di bilangan

Kanker KuKetika aku hampiri dan coba bertanya, ”Beliau bilang, mau cari orang yang mau membeli emas”. Ibu itu memperlihatkan gelang, cincin dan giwang emas yang dibungkusnya dengan saputangan.

“Ini emas peninggalan orang tua saya,” katanya. Tampaknya Ibu itu ragu-ragu untuk menjual emas peninggalan orang tuanya.

“Kenapa di jual, bu?” tanya ku penuh selidik.

“Saya perlu uang untuk biaya pengobatan anak saya yang sakit,” Katanya.

Setelah ngobrol agak lama, baru didapat informasi bahwa anak Ibu yang bernama Ibu Anik itu di rawat di rumah sakit ini sejak 3 bulan lalu karena menderita penyakit kanker darah. “Kata dokter, anak saya menderita leukemia,” jelas Bu Anik. Jenis kanker dimana sumsum tulang memproduksi sel-sel darah putih secara berlebihan dan tidak terkontrol (abnormal) dan mengganggu fungsi sel tubuh lainnya.

INFOASKES

56

FA_BIA_Maret 2012.indd 56 3/21/2012 8:25:43 AM

Page 57: Bia Maret 2012_cetak

KISAH

“Anak saya harus menjalani pengobatan kemoterapi ” Jelas Ibu Anik. Seperti juga anak Ibu Anik, orang tuaku juga menjalani kemoterapi untuk penyakit kanker payudaranya.

Setahuku obat-obat kanker, merupakan obat-obat yang dibutuhkan dalam waktu lama dan rutin penggunaannya serta mahal harganya.

Menurut pengakuan Bu Anik, Dia hampir menjual semua barang berharga miliknya, untuk pengobatan putra satu-satunya. “Bahkan barang warisan orang tua-pun sudah terjual,” katanya. “Suami saya hanya pegawai perusahaan swasta biasa, gajinya

tidaklah cukup untuk membeli obat-obatan ini,” jelasnya lagi.

“Apa perusahaan suami Ibu tidak menanggung biaya kesehatan?” tanyaku pada Bu Anik.

“Perusahaan tidak lagi menanggung biaya kesehatan, karena kami sekeluarga sudah diikutkan dalam program asuransi,” jelas Bu Anik.

“Kenapa tidak minta jaminan ke asuransinya saja, Bu?” saranku.

“Sudah, tapi asuransinya membatasi biaya pemeriksaan dan obat yang ditanggung,”

“Pakai limit biaya, ya Bu?” pertegasku.

“Iya, dan limit itu hanya cukup untuk pengobatan satu bulan,” jelasnya lagi.

“Asuransi apa sih,Bu? Kok beda dengan ibuku yang juga dirawat di rumah sakit ini?” tanyaku.

“Asuransi swasta,pak… Kalau orang tua Bapak?”

“Bapakku pensiunan polisi, jadi ibu dapat asuransi ASKES”.

Dalam hatiku bersyukur, karena sejak Ibuku di vonis penyakit kanker payudara 6 bulan lalu. ASKES menanggung semua biaya perawatan dan obat-obatnya. Jadi tidak perlu memikirkan biaya membeli obat-obat kanker yang mahal, karena ditanggung.

Bahkan tindakan operasi dan terapi sinarnya-pun ditanggung. Bahkan sempat terbaca olehku disalah satu iklannya, ASKES menjamin pelayanan kesehatan seumur hidup”.

“Kenapa ya, Bu Anik? Perusahaan suaminya tidak memilih asuransi yang bisa menjamin biaya sampai sembuh?”

“entahlah,pak… “ jawabnya pasrah.

“Andai saja semua orang bisa dijamin kesehatannya, bisa tenang ya, Bu!”

Teringat-ku, pada tayangan salah satu stasiun televisi swasta yang memberitakan permintaan suamia pasien, untuk menyuntik mati istrinya karena tidak mampu membiayai pengobatan. Dia tidak ingin melihat istrinya menderita tanpa pengobatan.

Hal ini terjadi di salah satu rumah sakit daerah di Surabaya. Saat

57

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012_c4.indd 57 21/03/2012 11:58:13

Page 58: Bia Maret 2012_cetak

KISAH

itu rumah sakit menghentikan semua pelayanan pasien gratis di rumah sakit tersebut bagi pemegang surat keterangan tidak mampu, menyusul tunggakan hutang Pemda Kota kepada rumah sakit tersebut.

Permintaan suntik mati itu, datang dari seorang Bapak yang istrinya mengidap penyakit kanker mulut rahim. Sebagai pemulung, Bapak itu jelas tidak mampu untuk membiayai pengobatan dan membeli obat kanker yang begitu mahal dan harus dipakai terus menerus.

Seperti hal Bu Anik saja, yang suaminya pegawai swasta harus menjual barang berharga miliknya hanya untuk menebus obat kanker.

Sejak pertemuan bulan lalu saat mau menjual emas, baru ini aku melihat lagi Bu Anik di rumah sakit kanker di Jakarta Barat.

Berbeda dengan tempat pertemuan kami sebelumnya yaitu di ruang tunggu instalasi farmasi rumah sakit. Kali ini kami justru bertemu di ruang administrasi kepulangan pasien. Ibu Anik tampaknya sedang menyelesaikan administrasi kepulangan anaknya.

“Apa kabar, Bu?” sapaku.

Ibu Anik hanya diam, tidak menjawab pertanyaanku sama sekali.

“Bagaimana si kecil? Sudah mau pulang ya, Bu?” tanyaku

Ibu Anik tetap diam. Ku lihat matanya berkaca-kaca.Aku tidak melanjutkan lagi pertanyaan dan rasa ingin tahuku.

“Anak saya, sudah saya bawa pulang dua minggu lalu. Kami sudah tidak punya biaya lagi untuk mengobatinya, ” kata Bu Anik terbata-bata

Kali ini, aku yang terdiam. Terbayang olehku sosok kecil yang terbaring lemah, pucat pasih tanpa bantuan pengobatan. Padahal sudah banyak biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan anaknya, tapi….

“Sekarang dia sudah tidak ada lagi. Minggu lalu dia dipanggil oleh Tuhan. Dia sudah meninggal,” jelas Ibu Anik sambil berlinang airmata.

Aku tersentak, kaget mendengar berita dari Bu Anik. Mungkinkah anaknya meninggal karena tidak mendapat pengobatan? Atau memang karena penyakitnya yang tidak bisa disembuhkan?

Ternyata Ibu Anik ke rumah sakit untuk menyelesaikan biaya administrasi yang masih tertunggak.

Kasihan Bu Anik, berapa banyak biaya dihabiskan, hanya untuk anaknya bertahan hidup.

Kalau saja ada asuransi yang menanggung pengobatan anak Bu Anik. Mungkin pengobatannya tidak perlu terhenti karena tidak ada biaya. Atau memang penyakitnya yang sudah tidak mungkin disembuhkan lagi?

Andai saja bisa memilih antara menghabiskan biaya dan kesembuhan penyakit?. (VIP)

INFOASKES

58

FA_BIA_Maret 2012.indd 58 3/21/2012 8:25:50 AM

Page 59: Bia Maret 2012_cetak

GAY

AH

IDU

PTIPS AMAN Jangan lupa selalu menulis tanggal pembelian di buku catatan ataupun sticker dan tempelkan pada produk kosmetik tersebut.

Ingat, Anda juga harus tahu batas ketahanan kosmetik yang Anda aplikasikan, jangan hanya asal menggunakannya. Ini penting agar infeksi kulit bisa dihindari. Mari menjadi cantik dengan tetap menjaga Kesehatan wajah anda! []

Memakai Kosmetika Bisa Menambah cantikTetapi Bisa membuat Kulit Wajah Gatal-gatal

Penggunaan kosmetik yang cocok dapat membantu menutupi kekurangan wajah dan menonjolkan kelebihan dari wajah, sehingga pemakainya kelihatan lebih cantik. Akan tetapi jika tidak berhati-hati, pemakaian kosmetik malah bisa berdampak buruk

bagi wajah karena bisa menimbulkan alergi seperti gatal-gatal, merah, bengkak maupun efek lain, akibat penggunaan kosmetik yang telah melewati masa kadaluwarsanya. Untuk itulah sangat penting bagi kita memperhatikan masa kadaluwarsa kosmetik.

Apakah yang dimaksud dengan kadaluawarsa? Zat yang digunakan sebagai pengawet pada kosmetik setelah jangka waktu tertentu akan habis atau tidak memberikan manfaat lagi. Inilah yang kemudian banyak diistilahkan orang sebagai kedaluwarsa.

Kita mungkin selalu berfikir "sayang" untuk membuang kosmetik yang belum habis walaupun umur kosmetiknya sebenarnya telah berakhir.. Hilangnya fungsi pengawet, menyebabkan banyak kuman yang berkembang biak dan merusak kosmetik sehingga memberikan efek negatif untuk wajah.

Selain hilangnya fungsi pengawet setelah jangka waktu tertentu, adapula yang menyebabkan kedaluwarsa jenis kosmetik tertentu tidak sama. Beberapa faktor lainnya yang menjadi penyebab kedaluwarsa tiap jenis kosmetik berbeda-beda antaralain adalah bahan pembuat kosmetik, cara pemakaian kosmetik dan cara penyimpanan kosmetik. Misalnya, kosmetik berbentuk cream (misalnya blush on) lebih cepat kedaluwarsa dibandingkan bentuk bubuk padat. Kosmetik yang berbahan dasar air umurnya lebih sedikit dari kosmetik yang berbahan dasar minyak.

Cara memakai kosmetik dengan menggunakan kuas lebih tahan lama dibandingkan bila langsung digunakan ke wajah atau bila menggunakan jari. Hal ini disebabkan adanya kontak langsung dari anggota tubuh yang dapat menyebarkan kuman pada kosmetik.

Soal penyimpanannya juga perlu diperhatikan dengan baik. Bila disimpan dalam tempat yang sejuk dan tertutup rapat dapat mengurangi jumlah kuman yang masuk dalam kosmetik sehingga umur kosmetik dapat lebih lama. Dan uapayakan selalu agar kosmetik tidak terpapar langsung oleh sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

Jangan menggunakan produk mata jika Anda sedang infeksi mata karena kosmetik akan menyebar ke mata sehingga infeksi malah akan semakin menjadi.

Masa kedaluwarsa lipstick dan lipliner, atau lip gloss : 1 tahun. Blush on, maskara, eye shadow : 3 – 6 bulan Mascara : 3 bulan atau saat mascara sudah mulai mongering dan lengketCairan berbentuk cream (eye cream,eye liner liquid ataupun moisturizer) : 6 bulanBedak (loose powder atau pressed powder) : 1 tahun

Biasanya kerusakan pada kosmetik akibat masa kadaluwarsa yang telah habis dapat kita ketahui dengan memperhatikan fisiknya. Pada kosmetik padat seperti lipstick, bedak, blush on, eye shadow terlihat ada bagian yang menjadi mengkilat serta warna asli berubah/memudar, berbau tidak enak dan beberapa bagiannya menggumpal atau pecah-pecah membentuk butiran. Kerusakan pada kosmetik berjenis cair seperti mascara, eye liner, lipstick, lipgloss, lip linner terlihat pada adanya perubahan warna, mengeluarkan sejumlah minyak dan berbau

Selain mengetahui masa kadaluawarsa kosmetik, kita juga perlu menjaga kebersihan dari peralatan pendukung kosmetik, misalnya make up brush hendaknya dicuci seminggu sekali dengan sabun cuci. Spons make up, hendaknya diganti setiap bulan atau ganti ketika spons sudah kotor.

Bulu sikat juga banyak mendatangkan debu dan kuman yang tidak terlihat sehingga kita harus membiasakan diri membersihkannya setiap kali pakai dengan cara mencucinya dengan sabun dan air, lalu biarkan kering. Pastikan juga Anda selalu mencuci dan mengeringkan tangan sebelum menyentuh wajah, dan selalu sediakan setumpuk tisu ataupun kapas desinfektan yang berguna untuk menghindari kontaminasi.

59

Maret 2012

FA_BIA_Maret 2012.indd 59 3/21/2012 8:25:51 AM

Page 60: Bia Maret 2012_cetak

pesertaPUSKESMAS /

DOKTER KELUARGA

RUMAH SAKIT

ALUR PELAYANAN RUJUK BALIK

Keterangan :Peserta Melakukan Registrasi di PT Askes (Persero)1.

Setelah Registrasi, Peserta Dapat Memanfaatkan Pelayanan di Dokter Keluarga/Puskesmas2.

Bila Perlu Dirujuk, Peserta akan Dirujuk ke RS3.

Peserta yang Kondisinya Stabil, Oleh RS Akan Dirujuk Balik ke Dokter Keluarga/Puskesmas4.

Peserta Mendapat Resep Obat Kronis Dari Dokter Keluarga (atas Rekomendasi Dokter Spesialis)5.

Health Insurance Specialist

RUJUK

KRONIS NON KRONIS

PULANG

SPJ

PESERTA DAFTAR

RUJUK BALIK

APOTEK APOTEK

KANTOR CABANG /ASKES CENTER

PESERTA MENDAFTAR SEBAGAIPENDERITA PENYAKIT KRONIS

SESUAI DIAGNOSIS YANGDITETAPKAN DAN MEMPEROLEH:

LEGALISASI (SJP, COPY RESEPOBAT KRONIS, SRB) DAN KKRB

YANG DILEGALISASI (PETUGAS DANKA.ASKES CAB/KAB/KOTA)

OBAT HABIS

PELAYANAN POLI

FA_BIA_Maret 2012.indd 60 3/21/2012 9:48:27 PM