bhn dir puri avia mar 2012

Upload: rama-jatu-setiaji

Post on 06-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kadang timbul, kadang tenggelam, kadang timbul tenggelam. Begitulah isu korupsi di Pertamina. Dan itu sudah berlangsung puluhan tahun.Belum ada yang mengamati: tiap musim apa mulai timbul dan mengapa (ada apa) tiba-tiba tenggelam begitu saja.Lalu, sejak sekitar tiga bulan lalu isu ini timbul lagi. Belum tahu kapan akan tenggelam dan ke mana tenggelamnya. Sebenarnya menarik kalau bisa dirunut, mengapa isu ini kembali muncul.Ada kejadian apa dan siapa yang pertama kali memunculkannya. Dari sini bisa diduga kapan isu ini akan tenggelam dan bagaimana tenggelamnya.Kadang isu yang muncul di sekitar sewa tanker. Kadang sekitar ekspansi Pertamina di luar negeri. Kadang pula, seperti sekarang ini, soal anak perusahaan Pertamina yang bernama Petral.Petral adalah anak perusahaan yang 100 persen dimiliki Pertamina. Tugasnya melakukan trading. Jual-beli minyak. Lebih tepatnya membeli minyak dari mana saja untuk dijual ke Pertamina.Semua aktivitas itu dilakukan di Singapura. Petral memang didesain untuk didirikan di Singapura.Sebagai perusahaan Singapura Petral tunduk pada hukum Singapura.Isu pertama: mengapa dibentuk anak perusahaan? Kedua: mengapa di Singapura?Dulu, segala macam pembelian dilakukan induk perusahaan Pertamina di Jakarta. Apakah ketika itu tidak ada isu korupsi? Sama saja. Isunya juga luar biasa.Tapi mengapa dipindah ke Singapura? Dan dilakukan anak perusahaan?Alasan pembenarnya adalah supaya segala macam pembelian dilakukan oleh perusahaan trading. Direksi Pertamina jangan diganggu oleh pekerjaan trading.Alasan tidak formalnya, kalau transaksi itu dilakukan di Singapura dan tunduk pada hukum Singapura, maka intervensi dari mana saja bisa berkurang.Bagi orang korporasi seperti saya, sangat gampang menerima logika mengapa dibentuk anak perusahaan dan mengapa di Singapura. Tapi bagi publik bisa saja dianggap mencurigakan.Bagi publik, munculnya pertanyaan mengapa dibentuk anak perusahaan dan mengapa di Singapura itu saja sudah mengandung kecurigaan.Pertamina memang bisa membuktikan praktik di Petral sudah sangat clean dengan tender internasional yang fair. Tim-tim pemeriksa yang dikirim ke sana pun tidak menemui penyimpangan.Kalau begitu apa yang masih diperlukan? Di sini kelihatannya bukan hanya clean yang perlu dipertunjukkan, tapi juga clear.Perusahaan BUMN memang tidak cukup dengan clean, tapi juga harus C & C. Harus clean and clear.Clean berurusan dengan GCG, hukum, dan penjara. Clear berhubungan dengan public trust alias kepercayaan publik.Perusahaan yang tidak clear tidaklah melanggar hukum. Semua bisa dipertanggungjawabkan. Tapi perusahaan yang tidak clear tidak akan dipercaya publik.Karena BUMN adalah perusahaan milik publik, maka praktik C & C menjadi sangat penting.Di manakah letak belum clear-nya praktik trading Petral di Singapura?Begini, Pertamina adalah perusahaan yang sangat besar, bahkan terbesar di Indonesia.Sebagai perusahaan terbesar, posisi tawar Pertamina tidak akan ada bandingannya. Boleh dikata, dalam bisnis, Pertamina berhak mendikte: mendikte apa saja, termasuk mendikte pemasok dan bahkan mendikte pembayaran.Inilah yang belum clear.Sebagai perusahaan terbesar mengapa Pertamina belum bisa mendikte. Mengapa masih berhubungan dengan begitu banyak trader.Mengapa tidak sepenuhnya melakukan pembelian langsung dari pemilik asal barang: membeli BBM langsung dari perusahaan kilang dan membeli crude (minyak mentah) langsung dari perusahaan penambang minyak.Dalam satu bulan terakhir tiga kali Presiden SBY mengajak mendiskusikan soal ini dengan beberapa menteri, termasuk saya.Arahan Presiden SBY jelas dan tegas bagi saya: benahi Pertamina. Kalau ada yang mengaku-ngaku dapat backing dari Presiden atau dari Cikeas atau dari Istana, abaikan saja.Bisa saja ada yang mengaku-ngaku mendapat backing dari Presiden SBY.Sebenarnya tidak demikian. Jangankan Presiden SBY, saya pun, di bidang lain, juga mende

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANDIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

Jalan AUP Pasar Minggu

Jakarta Selatan 12520 Kotak Pos 7236 / Jks. PSM

Telepon (021) 7805652, 7806213, Facsimilie (021) 7805652e-mail : [email protected]

BUTIR-BUTIR PENGARAHAN

DIREKTUR PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

DALAM SOSIALISASI PEDOMAN JABATAN FUNGSIONAL POPT

CIPAYUNG, 26 28 MARET 2012

1. Sejalan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI No: 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, pengembangan karir PNS melalui jalur jabatan fungsional semakin berpeluang. Untuk itu, pengembangan jabatan fungsional perlu terus didorong, sehingga keberadaan dan peran jabatan fungsional ke depan semakin kuat. Salah satu jabatan fungsional dalam Rumpun Ilmu Hayat Pertanian (RIHP) adalah Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). Jabatan Fungsional POPT merupakan jalur pengembangan karir PNS di bidang perlindungan tanaman yang didasarkan pada kemandirian, kompetensi, dan profesionalisme.

2. Sejak ditetapkan Tahun 1999 dan seiring dengan diberlakukannya otonomi daerah, pengembangan Jabatan Fungsional POPT di daerah cukup bervariasi. Berdasarkan evaluasi, hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan jabatan fungsional POPT sebagai berikut:

a. Beberapa provinsi belum mengukuhkan Jabatan Fungsional POPT yaitu Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

b. Beberapa provinsi sudah mengukuhkan POPT, tetapi belum membentuk Tim Penilai (Banten dan Sulbar) dan SK Tim Penilai masih bergabung dengan Tim Penilai dari jabatan fungsional RIHP lain. Demikian juga fasilitasi dalam pelaksanaan kegiatan penilaian perlu ditingkatkan.

c. Peran kesekretariatan Tim Penilai juga penting untuk memfasilitasi kelengkapan data dan dokumen POPT, serta kelancaran proses administrasi kenaikan pangkat/jabatan POPT. Pemutakhiran database POPT baik oleh Sekretariat Tim Penilai maupun BPTPH/LPHP perlu dilakukan secara periodik.

d. Untuk mengoptimalkan kegiatan POPT, perlu dialokasikan menu/kegiatan yang mendukung beserta fasilitasinya. Pelaksanaan kegiatan pokok/utama agar lebih variatif, demikian juga kegiatan pengembangan profesi agar lebih ditingkatkan.

e. Koordinator POPT perlu ditetapkan untuk mengkoordinasikan dan mengembangkan kegiatan fungsional.f. Peningkatan kemampuan dan pengetahuan POPT baik melalui pelatihan fungsional maupun pelatihan teknis perlu diupayakan.. g. Perhatian dan pembinaan pimpinan/pembina fungsional di daerah perlu ditingkatkan.

h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional perlu dilakukan secara periodik.

i. Pedoman-pedoman terkait pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional POPT, sebagai penjabaran Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Fungsional POPT perlu disusun untuk memberikan acuan secara lebih jelas/mendalam. 3. Para peserta Sosialisasi Pedoman Fungsional diharapkan dapat mengadvokasi kepada pimpinan untuk dapat memfasilitasi kegiatan pemberdayaan pejabat fungsional dan pengembangan jabatan fungsional POPT.

4. Untuk mewujudkan profesionalisme POPT diperlukan motivasi, kreativitas, kejujuran, kedisiplinan, dan peningkatan kompetensi.

Cipayung, 26 Maret 2012 Direktur Perlindungan Tanaman Pangan