besaran dan satuan
TRANSCRIPT
BESARAN DAN SATUAN
O l e h:
Kelompok I
SALMAWATI
ADE IRMAWATI
NUR YADEN FAUZIAH
NURLINDA
AKPER BHAYANGKARA MAKASSAR
2009 – 2010
Kata Pengantar
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Ucapan terima kasih kepada
Bapak Pembimbing yang memberikan tugas dan berbagai solusi
kepada kami.
Dalam tugas ini banyak terdapat kekurangan yang mungkin
tidak kami sengaja sebagai manusia biasa. Oleh karena itu, kami
membutuhkan partisipasi dan saran dari berbagai pihak yang
terkait maupun yang tidak terkait demi sempurnanya tugas ini,
kami ucapkan terima kasih.
Penulis
BESARAN DAN SATUAN
Dalam mempelajari fisika banyak sekali kegiatan pengukuran
yang kita lakukan, misalnya mengukur panjang, volume, suhu, dan
kuat arus. Saat melakukan pengukuran sebenarnya kita
membandingkan sesuatu yang kita ukur dcngan alat yang kita
gunakan sebagai acuan (standar). Hasil pengukuran yang dapat
dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan acuan yang
digunakan disebut satuan.
Besaran-besaran dalam fisika yang jumlahnya sangat banyak
dibagi dalam dua golongan, yaitu besaran pokok dan besaran
turunan atau besaran terjabar. Besaran pokok ialah besaran yang
satuannya telah ditetapkan tcrlebih dahulu untuk menetapkan
satuan besaran-besaran yang lain. Satuan-satuan pada besaran
pokok disebut satuan pokok atau satuan dasar.
Besaran turunan ialah besaran yang satuannya
diturunkan/dijabarkan dari satuan-besaran pokok. Satuan-satuan
besaran turunan disebut satuan turunan atau satuan terjabar.
A. Sistem Satuan Internasional
Besaran Satuan Simbol
1. Panjang meter m
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Massa
Waktu
Arus Listrik
Suhu
Intensitas
Cahaya
Jumlah Zat
kilogram
sekon
ampere
kelvin
kandela
mole
kg
s
A
K
cd
mol
Besaran Pokok
tambahan
Satuan Simbol
1.
2.
sudut datar
sudut ruang
radian
steradian
Rad
sr
1. Satuan Pokok Panjang
Pada tahun 1960, para ahli memutuskan untuk
menggunakan panjang gelombang cahaya merah jingga yang
dipancarkan oleh gas kripton-86 sebagai meter standar, dan
didefinisikan sebagai berikut:
Satu meter adalah jarak yang sama dengan 1.650.763,73
kali panjang gelombang cahaya merah jingga yang
dipancarkan oleh atom-atom gas kripton-86 di dalam
ruang hampa pada suatu lucutan listrik
Dari meter standar yang telah ditetapkan itula besaran
panjang lainnya diturunkan, misalnya:
1 kilometer (1 km) = 103 m
1 decimeter (1 dm) = 10-1 m
1 centimeter (1 cm) = 10-2 m
1 milimeter (1 mm) = 10-3 m
1 mikrometer (1 ) = 10-6 m
1 angstrom (1 Ao) = 10-10 m
2. Satuan Pokok Massa
Massa suatu benda adalah banyaknya zat yang
dikandung oleh benda itu. Dalam SI satuan massa adalah
kilogram (kg). Massa standar adalah m·ass silinder platina
iridium (lihat Gambar 1.4) yan disimpan di The International
Bureau of Weight and Measures (Biro Internasional tentang
Berat dan Ukuran) di Sevres.
Massa standar dipilih sedemikian rupa sehingga sama
dengan massa I liter air murni yang suhunya 4°C.
Satuan massa yang lain yang berdasarkan kilogram ialah:
1 ton = 103 kg
1 kuintal = 102 kg
1 hectogram = 10-1 kg
1 decagram = 10-2 kg
1 gram = 10-3 kg
1 desigram = 10-4 kg
1 centigram = 10-5 kg
1 miligram = 10-6 kg
3. Satuan Pokok Waktu
Dalam SI satuan pokok waktu adalah sekon (s) atau
detik. Pada mulanya detik standar ditetapkan berdasarkan
perputaran bumi mengelilingi porosnya, yaitu waktu satu hari.
Karena perputaran bumi tidak tetap benar, maka digunakan
waktu hari rata-rata dalam satu tahun, dan disebut hari
matahari rata-rata. Penetapan detik standar dengan
perhitungan sebagai berikut:
1 hari rata-rata = 24 jam
1 jam = 60 menit
1menit = 60 detik
Jadi, 1 hari rata-rata = 24 x 60 x 60 detik
= 86.400 detik
Berarti, 1 detik standar = hari rata-rata matahari
Dari pengukuran yang teliti, menunjukkan bahwa hari
rata-rata matahari berubah dari tahun ke tahun. Pada tahun
1967 itetapkan detik standar yang lebih tetap berdasarkan
frekuensi getar atom cesium-133.
Didefinisikan:
Satu sekon (1 detik) sama dengan waktu yang diperlukan
atom cesium-133 untuk bergetar 9.192.631.770 kali.
4. Konservasi Satuan Dalam SI
Untuk mempermudah penulisan besaran-besaran fisika
dalam SI yang merupakan kelipatan faktor 10n dapat
digunakan satu awalan pada satuan sehingga diperoleh satuan yang
lebih kecil atau lebih besar. Perhatikan Tabel 1.2!
Faktor Awalan Simbol
1012
109
106
103
10-1
10-2
10-3
tera
giga
mega
kilo
desi
centi
milli
T
G
M
k
d
c
m
10-6
10-9
10-12
10-15
10-18
mikro
nano
piko
femto
atto
u
n
p
f
a
Tabel 1.2
Contoh Soal
1. 2 pm = ..............Mm
2. 5 MW = ...........
Penyelesaian:
1. 2 pm = 2.10-12m
= 2.10-12.10-6 Mm
= 2.10-18 Mm
2. 5 MW = 5.106W
= 5.106.106 W
= 5.1012 W
B. Besaran Turunan
Besaran turunan yang dijabarkan dari besaran pokok
kadang-kadang tidak hanya dijabarkan dari satu macam besaran
pokok, tetapi dapat juga dari dua atau lebih besaran pokok.
Tabel 1.3 berikut ini menyajikan beberapa contoh besaran turunan berikut
satuannya dalam SI.
Besaran Satuan Turunan
Nama satuan Simbol
kecepatan
percepatan
massa jenis
gaya
energi
tekanan
daya
induksi magnet
ms-1
ms-2
kg m-3
kg ms-2
Nm
Nm-2
Js-1
Wb m-2
-
-
-
newton
joule
pascal
watt
tela
-
-
-
N
J
pa
W
T
Tabel 1.3
C. Dimensi
Besaran-besaran fisika dapat dengan mudah dikenal,
antara lain dari dimensinya. Yang dimaksud dengan dimensi
suatu besaran ialah cara besaran itu dinyatakan dengan
besaran-besaran pokok. Dimensi besaran-besaran pokok
dinyatakan dengan lambang huruf tertentu. Tiap huruf biasanya
diberi tanda kurung persegi. Lambang dimensi untuk besaran
pokok dalam SI adalah seperti tampak pada Tabel 1.4.
Besaran Pokok
Satuan LambangDimensi
panjang
massa
waktu
suhu
kuat arus
intensitas
cahaya
jumlah zat
meter
kilogram
sekon
kelvin
ampere
candela
mol
[L]
[M]
[T]
[ ]
[I]
[J]
[N]
Tabel 1.4
Berikut adalah contoh-contoh penulisan dimensi besaran
turunan.
1. Volum suatu balok merupakan hasil perkalian antara panjang,
lebar, dan tebal. Panjang, lebar, dan tebal sesungguhnya satu
jenis besaran, yaitu besaran panjang, yang memiliki lambang
[L]. Jadi, dimensi volum dituliskan:
V = L x L x L
[V] = [L]3
2. Kecepatan =
Dimensi kecepatan: [v] =
3. Percepatan =
Dimensi percepatan: [a] =
= [LT-2]
4. Gaya = massa x percepatan
Dimensi gaya: [F] = M x LT-2
= [M L T-2]
Salah satu kegunaan dimensi ialah bahwa dimensi dapat
digunakan untuk mengungkapkan adanya kesetaraan atau
kesamaan antara dua besaran yang sepintas tampak
berbeda. Sebagai contoh, besaran energi kinetik dan usaha.
Energi kinetik dirumuskan dengan persamaan Ek = ½ m.v2.
Dimensi eneergi kinetik adalah:
[Ek] = [M] [L T-1]2
[Ek] = [M L2 T-2]
Usaha dirumuskan dengan persamaan:
W = F x s
Dimensi usha adalah:
[W] = [M L T-2] x [L]
[W] = [M L2 T-2]
D. Menjumlahkan dan Mengurangkan Vektor
1. Menjumlahkan Vektor
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasil
penjumlahannya disebut vektor resultan.
a. Penjumlahan Vektor
Resultan vektor-vektor segaris kerjasama dengan jumlah
aljabar masing-masing vektor.
(i) • →a Besar resultan
• → adalah:
• → =
R = a + b
(ii) •→ Besar resultan
ditulis:
=
b. Penjumlahan dengan Cara Jajaran Genjang
Dua vektor a dan b bertitik tangkap di O saling mengapit
sudut . Vektor dapat dijumlahkan dengan vektor
dengan jalan melukis sebuah jajaran genjang dengan a
dan b sebagai sisinya.
Contoh soal
1. Dua vektor dan segaris, masing-masing besarnya 10
satuan dan 4 satuan.
Tentukan:
a. Vektor resultan dan besar resultan itu.
b. Selisih vektor dan besar selisih vektor itu.
Penyelesaian:
a.
R = a + b
= 10 + 4
= 14 satuan
b.
R =
= 10 – 4
= 6 satuan
2. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing besarnya
15 N dan 9 N bertitik tangkap sama dan saling mengapit
sudut 60°.
Tentukan:
a) Besar vektor gaya resultan.
b) Arah resultan terhadap F1.
Penyelesaian:
Diketahui: F1 = 15 N
F2 = 9 N
= 60°
Ditanyakan: a) R = ...........?
b) 1 = ............?
Jawab:
a) R =
=
=
=
= 21 N
b)
=
= 0,371
1 = 21,77°
Atau 1 = 21°47’
2. Mengurangkan Vektor
Pada prinsipnya, pengurangan vektor sama dengan
penjumlahan dengan vektor negatif.
Caranya: dengan membuat vektor – b (vektor yang besarnya
sama dengan b, segaris kerja, tetapi arahnya berlawanan).
Selisih vektor a dan b
Harga dari resultannya adalah:
R = ..... (1.5)
atau:
R = ..... (1.6)
Contoh soal
Dua vektor kecepatan V1 dan V2 masing-masing
besarnya 8 m/s dan 3 m/s, bertitik tangkap sama dan saling
mengapit sudut 60°.
Tentukan:
Selisih kedua vektor tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: : V1 = 8 m/s
V2 = 3 m/s
= 60°.
Ditanyakan: R .........?
Jawab:
R =
=
=
=
= 7 m/s
E. Menguraikan Vektor
Menguraikan vektor adalah kebalikan dari menjumlah atau
memadu vektor. Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua
vektor atau lebih yang sebidang dan setitik tangkap dengan
kemungkinan sampai tak terhingga banyaknya.
Jika vektor v diuraikan menjadi dua komponen yang saling
tegak lurus, masing-masing komponen terletak pada sumbu x
dan sumbu y dan komponen vektornya adalah dan .
Misalnya, vektor v terhadap sumbu x bersudut , maka:
Contoh soal:
Sebuah vektor gaya F = 10 N bersudut 30° terhadap sumbu x.
Tentukan komponen-komponen vektor tersebut pada sumbu x
dan y!
Penyelesaian:
Diketahui: F = 10 N
= 30°
Ditanyakan : Fx dan Fy
Jawab:
Fx = F cos
= 10 cos 30°
= 10. ½
= 5 N
Fy = F sin
= 10 sin 30°
= 10 . ½
= 5 N
F. Menjumlahkan Vektor dengan Cara Analitis
Penjumlahan dua vektor atau lebih yang setitik tangkap
dengan cara analitis dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat koordinat siku-siku (sumbu x dan y) pada titik
tangkap vektor;
2. Menguraikan (memproyeksikan) masing-masing vektor
menjadi komponen pada sumbu x dan y;
3. Menjumlahkan komponen-komponen pada sumbu x (=R) dan
sumbu y (=Rx) dan sumbu y (=Ry)
Contoh soal:
Lima buah vektor gaya sebidang bekerja pada sebuah benda.
Besar dan arah masing-masing vektor seperti pada gambar.
Hitung resultan gaya-gaya tersebut dan arahnya terhadap
sumbu x positif!
Penyelesaian:
Diketahui: lihat gambar
Ditanyakan: a) R = .........?
b) = .........?
Jawab:
a)
F Fx = F cos Fy = F sin
38
N
30
0°
60°
135°
38 N
15 N
-22,6 N
0 N
26 N
22,6 N
N
32
N
22
N
44
N
210°
270°
-19 N
0 N
-11 N
-44 N
Rx = 11,4 N Ry = -6,4 N
R =
=
= 13 N
b) tg =
=
= 0,56
= 29° 19’
G. Perkalian Vektor
Perkalian antara dua vektor dibedakan menjadi 2, yaitu
perkalian titik atau dot product dan perkalian silang atau cross
product.
1. Perkalian Titik (dot product)
Perkalian titik antara dua vektor yang ditulis
(dibaca
)
menghasilkan skalar yang biasa disebut perkalian skalar.
Yang selanjutnya harganya ditulis.
........................ (1.11)
Dengan ketentuan
a : harga vektor a
b : harga vektor b
: sudut apit terkecil antara vektor
W = = Fs cos
= 15.2 cos 60°
= 30. ½
= 15 joule
2. Perkalian Silang (cross product)
Perkalian silang antara dua vektor yang ditulis
(dibaca cross )
menghasilkan sebuah vektor yang besarnya dirumuskan:
........................ (1.12)
Dengan ketentuan
a : harga vektor
b : harga vektor
: sudut apit terkecil antara vektor
Contoh soal
Dua vektor masing-masing besarnya 8 satuan dan 6 satuan
saling mengapit sudut 60°. Tentukan besar perkalian silang
vektor tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui: = 8 satuan
= 6 satuan
= 60°
Ditanyakan : ..............?
Jawab: = a b sin
= 8.6 sin 60°
= 48. ½
= 24 satuan.