berkas pak haidar
DESCRIPTION
SkripsiTRANSCRIPT
IDENTIFIKASI MIKROORGANISE STAPHYLOCOCCUS AUREUS
PADA PENDERITA ANGULAR CHEILITIS
SKRIPSI
NURHAERATUL MINARTI
J 111 08 001
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
MAKASSAR
2011
IDENTIFIKASI MIKROORGANISE STAPHYLOCOCCUS AUREUS
PADA PENDERITA ANGULAR CHEILITIS
SKRIPSI
Diaju kan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar
Sarjana Kedokteran Gigi
NURHAERATUL MINARTI
JIII 08 001
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
MAKASSAR
2011
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disah kan pada tanggal 17 November 2011
Pembimbing
Drg. Ali Yusran M,Kes
NIP.19620703 199203 1 003
Mengetahui
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
PenanggungJawab Program Pendidikan Strata Satu
Prof.drg. H. MansjurNasir, Ph.D NIP.19540625 198403 1 001
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Identifikasi mikroorganisme
staphylococcus aureus pada penderita angular cheilitis sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat beberapa
hambatan dan kekurangan. Akan tetapi, berkat bantuan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan hati perkenankanlah penulis
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof.drg.H.Mansjur Nasir,Ph.D selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Hasanuddin.
2. drg. Ali Yusran M,Kes selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran beliau dengan penuh kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan bimbingan dan masukan yang sangat berharga kepada
penulis sejak awal penulisan hingga selesainya skripsi ini.
3. drg. Eri Hendra Jubhari M,Kes, selaku Penasehat Akademik yang telah
memberikan pengarahan selama menyelesaikan program studi Strata 1 di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin.
4. Direktur RSGMP Halimah Daeng Sikati beserta staf yang atas izin, bantuan,
dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian.
5. Kepala Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar beserta staf yang atas izin, bantuan, dan kerjasamanya
selama pelaksanaan penelitian.
6. Staf pengajar bagian penyakit mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin.
7. Kepala dan staf Perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Hasanuddin yang telah memberikan bantuan dan kemudahan kepada penulis
untuk mendapatkan sumber pustaka selama penyusunan skripsi ini.
8. Seluruh staf pegawai Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
9. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis persembahkan kepada keluarga
tercinta Ayahanda Drs. H. Herman dan Ibunda Dra. HJ.Harniati, yang telah
mencurahkan segala bantuan moril dan materil, kasih sayang, serta doa
tulusnya yang senantiasa menyemangati penulis. Begitu pula dengan saudara
penulis tercinta Fatridhana Haera dan Arsyil Miardi Haera terima kasih atas
bantuan dan pengertiannya. Terima kasih penulis persembahkan pula kepada
Prada Midung atas segala bantuan dan motivasi yang senantiasa diberikan
untuk penulis.
10. Teman-teman yang tersayang di HALITOSIS 2008, khususnya Riska,
Rika, Anha, Rini, Ninang, Ligo, Asharia, Ibri dan Sari yang meluangkan
waktunya untuk membantu dan menemani penulis selama penelitian
berlangsung.
11. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Keluarga Besar
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin yang tidak dapat
disebutkan namanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat dipergunakan dengan sebaik-
baiknya dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang Kedokteran Gigi. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan
hidayah-Nya bagi kita semua, amin.
Makassar, 17Oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………. i
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI.………………………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL……………………………………………………………
.................................. x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………. 1
....................................
.................................
I.1 Latar Belakang Masalah……………………………………….. 1
I.2 RumusanMasalah……………………………………………… 4
I.3 TujuanPenelitian………………………………………………. 4
I.4 ManfaatPenelitian…………………………………………….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 5
2.1 Angular Cheilitis………………………………………………. 5
2.1.1 Etiologi Angular Cheilitis……………………………… 5
2.1.1.1 Agen Infeksi…………………………………. 6
2.1.1.2 Faktor Mekanikal……………………………. 6
2.1.1.3 Defifiensi Nutrisi…………………………….. 7
2.1.2 Gambaran Klinis Angular Cheilitis………………….. 8
2.2 Staphylococcus Aureus……………………………………… 8
2.2.1 Defenisi Staphylococcus Aureus ……………..…… 9
2.2.2 Morfologi dan Identifikasi Staphylococcus Aureus.. 10
2.2.2.1 Ciri-ciri Organisme………………………… 10
2.2.2.2 Biakan……………………………………… 10
2.2.2.3 Variasi…………………………………….. 10
BAB III METODE PENELITIAN………………………………… 12
3.1 Jenis Penelitian…………………………………………… 12
3.2 Rancangan Penelitian…………………………………….. 12
3.3 Lokasi Penelitian………………………………………… 12
3.4 Waktu Penelitian………………………………………… 12
3.5 Subjek Penelitian………………………………………... 13
3.6 Defenisi Operasional…………………………………… 13
3.7 Alat dan Bahan………………………………………… 14
3.8 Prosedur Penelitian……………………………………. 15
3.9 Alur Penelitian….……………………………………… 18
3.10Data Penelitian…………………………………………. 19
BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………… 20
BAB V PEMBAHASAN…………………………………………… 24
BAB VI PENUTUP………………………………………………….. 29
6.1 Kesimpulan…………………………………………….. 29
6.2 Saran…………………………………………………… 29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 30
LAMPIRAN………………………………………………………….. 32
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Angular Cheilitis Unilateral…………..…………………… 8
Gambar 2. Angular Cheilitis Bilateral ………………………….……… 8
Gambar 3. Staphylococcus aureus yang ditanam
pada Nutrient agar………………………………………….. 9
Gambar 4. Staphylococcus aureus yang terlihat
didalam miskroskop……………………………………… 26
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Distribusi Angular Cheilitis Berdasarkan
Jenis Kelamin dan Letaknya …………………………… 21
Tabel IV.2 Distribusi Angular Cheilitis Berdasarkan
Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Indeks OHI-S………… 22
Tabel IV.3 Hasil Pemeriksaan Apusan pada
Lesi Penderita Angular Cheilitis ……………………….. 22
IDENTIKASI MIKROORGANISME STAPHYLOCOCCUS AUREUS
PADA ANGULAR CHEILITIS
Nurhaeratul Minarti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Abstrak
Pada suatu penelitian tentang Angular cheilitis ditemukan Staphylococcus aureus
hampir dua kali dari candida albicans. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi pengaruh Staphylococcus aureus pada penyakit Angular cheilitis. Sampel
penelitian adalah 30 pasien yang datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Halimah Daeng
Sikati Kandea Bagian Penyakit Gigi dan Mulut dalam periode waktu bulan Oktober-
November 2011. Apusan pada permukaan lesi angular cheilitis dimasukkan kedalam Stuart
Transport Medium yang telah diberi label kemudian dipindahkan pada medium Saboraud
Dextrose Agar (SDA) dan Nutrient Agar (NA) untuk mengetahui apakah terdapat jamur atau
bakteri pada hasil apusan dan diinkubasi pada suhu 37OC selama 2 hari. Selanjutnya hasil dari
medium Nutrient Agar (NA) dipindahkan ke medium Manitol Salt Agar (MSA) dan
selanjutnya dipindahkan lagi kedalam medium MSA dan NA untuk melihat jenis bakterinya.
Selanjutnya di Inkubasi pada suhu 37oc selama 48 jam. Angular Cheilitis lebih banyak
disebabkan oleh bakteri dibanding candida dimana 16,67% Staphylococcus Aureus
sedangkan 3,33% Candida Tropicalis.
Kata kunci : Staphylococcus Aureus, Angular cheilitis, Identifikasi
IDENTIKASI MIKROORGANISME STAPHYLOCOCCUS AUREUS
PADA ANGULAR CHEILITIS
Nurhaeratul Minarti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
In a study of angular cheilitis Staphylococcus aureus was found nearly two times of
candida albicans. Therefore, the purpose of this study was to identify the effect of
Staphylococcus aureus in angular cheilitis disease. Study sample was 30 patients who came
to the Hospital Dental and Mouth Halimah Daeng Sikati Kandea Oral and Dental Health
Section within the time period October-November 2011. Smear on the surface of angular
cheilitis lesions inserted into Stuart's Transport Medium who has been labeled and then
transferred to the medium Saboraud Dextrose Agar (SDA) and Nutrient Agar (NA) to
determine whether there is fungal or bacterial infection on the outcome of smear and
incubated at 37 ° C for 2 days. The results of the medium Nutrient Agar (NA) was transferred
to medium Mannitol Salt Agar (MSA) and then transferred again into the medium MSA and
NA to see what kind of bacteria. Furthermore, the incubation at 37 ° C for 48 hours. Angular
Cheilitis is caused by the bacterium more than candida, where 16.67% 3.33% Staphylococcus
aureus, while Candida tropicalis.
Key words: Staphylococcus Aureus, angular cheilitis, Identification
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Angular cheilitis suatu masalah lesi oral yang sering ditemui dalam praktek
kedokteran gigi merupakan keadaan inflamasi yang dapat terjadi secara unilateral atau
bilateral pada sudut mulut. Dapat terjadi secara spontan tetapi lebih sering terjadi pada pasien
yang memakai gigi palsu atau pada anak-anak yang sering menjilat sudut bibir. Angular
cheilitis bukan merupakan penyakit yang membahayakan tetapi memberikan efek yang dapat
mempengaruhi kenyamanan seseorang dalam melakukan aktivitasnya seperti terasa sakit bila
tertawa, kulit menjadi kering dan pecah-pecah dan merasa malu bila bersosialisasi. Hal ini
mempengaruhi keadaan psikologis yang dapat memicuh terjadinya stress pada seseorang.1
Rongga mulut bukan merupakan lingkungan homogen untuk kolonisasi mikroba.
Terdapat habitat yang berbeda-beda yaitu permukaan mukosa (bibir, pipi, palatum, lingual
dan gigi) yang karena ciri-ciri biologinya mendukung pertumbuhan komunitas mikroba
tersendiri. Selain itu kadang-kadang terdapat gigitiruan yang terbuat dari polimer atau metal.
Saliva juga merupakan unsur pokok dalam rongga mulut yang dapat mempengaruhi
peningkatan perkembangan mikroorganisme. Jadi dalam rongga mulut terdapat habitat yang
hangat, lembab, dan lingkungan yang kaya nutrisi merupakan situasi yang akan mendukung
terjadinya kolonisasi sebaliknya kekuatan mekanik dari aliran saliva dan pergerakan lingual
akan dapat melepaskan mikroorganisme.2
Gambaran klinis angular cheilitis ditandai oleh rasa perih, eritema dan fissure di
sudut mulut. Lipatan kulit di sudut mulut terjadi akibat berkurangnya dimensi vertikal pada
usia lanjut ataupun karena gigitiruan yang sudah waktunya diganti atau karena salah
desainnya sehingga menimbulkan angular cheilitis.3
Penelitian yang dilakukan oleh Seames & Southam( 2001 ) dapat diidentifikasikan
bahwa agen infeksi yang dapat menyebabkan angular cheilitis ialah staphylococcus aureus,
candida albican dan streptococcus beta-hemoliticos. Dalam beberapa kasus penyebabnya
adalah kombinasi dari kedua mikroorganisme tersebut.3 Menurut Ohman dkk, angular
cheilitis disebabkan oleh candida (20%), infeksi campuran antara candida dan bakteria (60%)
atau hanya bakteria (20%).4 Penelitian dari Samaranayake dkk, pada 49 orang yang mengidap
angular cheilitis didapatkan bahwa 59% agen infeksi dapat diisolasi dan dari jumlah itu
candida spp pada 24 pasien dan staphylococcus aureus pada 11 pasien. Penelitian ini
membuktikan bahwa penyebab angular cheilitis adalah candida spp dan staphylococcus
aureus.5 Pada suatu penelitian tentang angular cheilitis ditemukan staphylococcus aureus
hampir dua kali sebanyak candida albican seperti biasanya.8
Staphylococcus aureus adalah gram positif, yang tampak seperti seikat anggur jika
dilihat melalui miskroskop dan mempunyai koloni yang luas, bulat dan berwarna kuning
keemasan, biasanya dengan hemolosis, jika biakan ”blood agar plate”. Tampilan yang
keemasan merupakan asal-usul kata dari nama bakteri ini ”aureus” berarti “keemasan” dalam
bahasa latin. Staphylococcus aureus merupakan katalase positif dan dapat mengubah
hidrogen peroksida (H2O2) menjadi air dan oksigen yang membuat tes katalase yang
digunakan untuk membedakan stapcilococci dari enterococci dan streptococci. Secara medis
penting untuk mengidentifikasi staphylococcus aureus secara tepat, sebagaimana
staphylococcus aureus kebanyakan lebih agresif dan cenderung resisten terhadap antibiotik.6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu :
Berapa besar pengaruh staphylococcus aureus yang terdapat pada penyakit angular
cheilitis?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi distribusi Angular Cheilitis berdasarkan jenis kelamin dan
letaknya.
2. Untuk mengidentifikasi Angular Cheilitis berdasarkan Indeks massa tubuh ( IMT)
dan Indeks OHI-S.
3. Untuk mengidentifikasi hasil pemeriksaan apusan pada lesi penderita Angular
Cheilitis.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini maka diharapkan :
- Bagi penulis, dapat memperluas pengetahuan serta menambah wawasan mengenai
mikroorganisme staphylococcus aureus pada penderita angular cheilitis.
- Bagi pihak lain diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk pihak lain yang
ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik dan masalah yang sama
- Dapat memberikan wawasan bagi pihak Rumah Sakit
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Angular cheilitis merupakan keadaan inflamasi yang dapat terjadi secara unilateral
atau bilateral pada sudut mulut.
2. Staphylococcus adalah sel gram positif berbentuk bulat biasanya tersusun dalam
rangkaian tak beraturan seperti anggur. Bakteri ini mudah tumbuh pada berbagai
perbenihan dan mempunyai metabolisme aktif, meragikan karbohidrat serta
menghasilkan pigmen bervariasi dari putih sampai kuning tua.
3. Angular Cheilitis lebih banyak disebabkan oleh bakteri dibanding candida dimana
16,67% Staphylococcus Aureus sedangkan 3,33% Candida Tropicalis.
6.2 Saran
1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis.
2. Disarankan bahwa dengan adanya penelitian ini agar supaya terapi yang digunakan
yaitu terapi anti bakteri