berita negara republik indonesia - bkpbanjarmasin1.me · nomor 110/kpts/tn.530/2/2008 tentang...

26
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.307, 2009 DEPARTEMEN PERTANIAN. Klasifikasi. Hama. Penyakit. Hewan Karantina. KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 3238/Kpts/PD.630/9/2009 TENTANG PENGGOLONGAN JENIS-JENIS HAMA PENYAKIT HEWAN KARANTINA, PENGGOLONGAN DAN KLASIFIKASI MEDIA PEMBAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 206/Kpts/TN.530/3/2003 juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/Kpts/TN.530/2/2008 telah ditetapkan Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa; b. bahwa dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi penyebaran hama penyakit hewan karantina, Keputusan Menteri Pertanian Nomor 206/Kpts/TN.530/3/2003 juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/Kpts/TN.530/2/2008 tentang Penggolongan Jenis- Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa tidak sesuai lagi dan perlu ditinjau kembali; c. bahwa atas dasar hal tersebut di atas, perlu menetapkan kembali penggolongan jenis-jenis hama penyakit hewan karantina, penggolongan dan klasifikasi media pembawa dalam Keputusan Menteri Pertanian;

Upload: truongthien

Post on 06-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.307, 2009 DEPARTEMEN PERTANIAN. Klasifikasi. Hama. Penyakit. Hewan Karantina.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR 3238/Kpts/PD.630/9/2009 TENTANG

PENGGOLONGAN JENIS-JENIS HAMA PENYAKIT HEWAN KARANTINA, PENGGOLONGAN DAN KLASIFIKASI MEDIA PEMBAWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 206/Kpts/TN.530/3/2003 juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/Kpts/TN.530/2/2008 telah ditetapkan Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa;

b. bahwa dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kondisi penyebaran hama penyakit hewan karantina, Keputusan Menteri Pertanian Nomor 206/Kpts/TN.530/3/2003 juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/Kpts/TN.530/2/2008 tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa tidak sesuai lagi dan perlu ditinjau kembali;

c. bahwa atas dasar hal tersebut di atas, perlu menetapkan kembali penggolongan jenis-jenis hama penyakit hewan karantina, penggolongan dan klasifikasi media pembawa dalam Keputusan Menteri Pertanian;

2009, No.307 2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482);

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (Agreement Establishing the World Trade Organization) (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3564);

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4002);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4224) juncto Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2004 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Pertanian (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4362);

6. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu;

7. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;

8. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;

9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri Pertanian Nomor 11/Permentan/OT. 140/ 2/2007;

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.140/9/2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian, juncto Peraturan Menteri PertanianNomor 12/Permentan/OT.140/2/2007;

2009, No.307 3

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/OT.140/ 10/2006 tentang Pedoman Tata Hubungan Kerja Fungsional Pemeriksaan, Pengamatan dan Perlakuan Penyakit Hewan Karantina;

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KESATU : Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina,

Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa seperti tercantum pada Lampiran I dan Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Keputusan ini.

KEDUA : Jenis hama penyakit hewan yang belum terdapat di wilayah negara Republik Indonesia dan belum ditetapkan pada Lampiran I sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU, dan memenuhi kriteria, antara lain: a. mempunyai sifat dan potensi penyebaran penyakit yang serius

dan cepat; b. belum diketahui cara penanganannya; c. dapat membahayakan kesehatan manusia; d. dapat menimbulkan dampak sosial yang meresahkan

masyarakat; dan/atau e. dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi; ditetapkan sebagai Hama Penyakit Hewan Karantina Golongan I.

KETIGA : Jenis hama penyakit hewan atau hama penyakit hewan karantina yang sudah terdapat di suatu area di wilayah negara Republik Indonesia dan berubah sifat sehingga: a. mempunyai sifat dan potensi penyebaran penyakit yang serius

dan cepat; b. belum diketahui cara penanganannya; c. dapat membahayakan kesehatan manusia; d. dapat menimbulkan dampak sosial yang meresahkan

masyarakat; dan/atau e. dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi; ditetapkan sebagai Hama Penyakit Hewan Karantina Golongan I.

2009, No.307 4

KEEMPAT : Jenis hama penyakit hewan karantina yang sudah ditetapkan sebagai Hama Penyakit Hewan Karantina Golongan I sebagaimana dimaksud diktum KESATU dan berubah sifat , sehingga: a. tidak mempunyai sifat dan potensi penyebaran penyakit

yang serius dan cepat; b. diketahui cara penanganannya; c. tidak membahayakan kesehatan manusia; d. tidak menimbulkan dampak sosial yang meresahkan

masyarakat; e. tidak menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi;

dan/atau f. sudah terdapat di suatu area dalam wilayah Indonesia.

ditetapkan sebagai Hama Penyakit Hewan Karantina Golongan II.

KELIMA : Penggolongan jenis hama penyakit hewan karantina sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA, diktum KETIGA dan diktum KEEMPAT lebih lanjut ditetapkan oleh Kepala Badan Karantina Pertanian atas nama Menteri Pertanian dalam bentuk Keputusan Menteri.

KEENAM : Pemasukan media pembawa yang berasal dari negara yang tertular hama penyakit hewan karantina golongan I dan/atau dari negara yang dinyatakan sedang terjadi wabah hama penyakit hewan karantina golongan II dilarang.

KETUJUH : Pemasukan atau pengeluaran media pembawa ke atau dari area dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang dinyatakan sedang terjadi wabah hama penyakit hewan karantina golongan II dilarang.

KEDELAPAN : Dengan ditetapkannya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pertanian Nomor 206/Kpts/TN.530/3/2003 juncto Keputusan Menteri Pertanian Nomor 110/Kpts/TN.530/2/2008 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KESEMBILAN: Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

2009, No.307 5

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Pertanian ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 September 2009 MENTERI PERTANIAN, ANTON APRIYANTONO

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 September 2009 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA ANDI MATTALATTA

2009, No.307 6

LAM

PIR

AN

I K

EP

UTU

SAN

ME

NTE

RI P

ER

TAN

IAN

NO

MO

R

: 32

38/K

pts/

PD

.630

/9/2

009

TA

NG

GA

L :

9 S

epte

mbe

r 200

9

No

Nam

a / J

enis

Pen

yaki

t P

enye

bab

Hew

an y

ang

peka

Mas

a tu

nas

/ ink

ubas

i C

ara

Pen

ular

an

Sta

ndar

P

engu

jian

Mas

a pe

ngam

atan

K

eter

anga

n

1 2

3 4

5 6

7 8

9 G

OLO

NG

AN

I 1.

A

cara

piso

sis

of H

oney

Bee

s/ A

carin

e D

isea

se

Mite

s Ac

arin

Le

bah

10 h

ari

Kont

ak la

ngsu

ng d

enga

n he

wan

sak

it U

ji m

ikro

skop

is,

ELI

SA

10 h

ari

Peny

akit

ekso

tik

2.

Act

inom

ycos

is /

Lum

py ja

w

Actin

omyc

es s

p Se

mua

hew

an

2-3

min

ggu

Kont

ak la

ngsu

ng

Isol

asi,

Mik

rosk

opik

, Kul

tur

agar

3 m

ingg

u Pe

nyak

it ek

sotik

3.

Afri

can

Hor

se S

ickn

ess

(AH

S)

Orb

iviru

s

Kuda

, Kel

edai

, Ze

bra

Gaj

ah, O

nta

dan

Anjin

g (s

ubkl

inis

)

7 –

14 h

ari

Vekt

or (C

ulic

oide

s, C

ulex

, An

ophe

les,

Aed

es, H

yalo

ma,

R

hipi

ceph

alus

)

PC

R,

Imm

unof

luor

esce

n,

ELI

SA,

14 h

ari

Peny

akit

ekso

tik

4.

Afri

can

Swin

e Fe

ver (

ASF)

As

far v

irida

e Ba

bi

5 –

15 h

ari o K

onta

k la

ngsu

ng d

enga

n he

wan

tertu

lar

o Vek

tor (

Orn

ithod

oros

m

ouba

ta p

orci

nus,

O.

erra

ticus

) o M

ekan

is (k

onta

min

asi

kand

ang

tertu

lar,

pera

lata

n,

jaru

m, s

ampa

h da

ri ba

bi

tertu

lar)

PC

R, E

LIS

A, IF

AT

15 h

ari

Peny

akit

ekso

tik

5.

Am

eric

an F

oulb

rood

of H

oney

Bee

s

Paen

ibac

illis

larv

ae

Leba

h 2-

15 h

ari

Kont

ak la

ngsu

ng d

enga

n he

wan

sak

it Is

olas

i, H

igh

Pola

r M

icro

scop

e 15

har

i Pe

nyak

it ek

sotik

6.

A

troph

ic R

hini

tis o

f Sw

ine

Bo

rdet

ella

br

onch

isep

tica

dan

Past

eure

lla

mul

toic

ida

Babi

1-

4 bu

lan

Kont

ak la

ngsu

ng d

enga

n he

wan

sak

it Is

olas

i, pe

war

naan

gr

am

4 bu

lan

Peny

akit

ekso

tik

7.

Auj

eszk

y’s

Dis

ease

/Pse

udor

abie

s/M

ad

itch/

Infe

ctio

us B

ulba

r Par

alys

is

Her

pes

viru

s - B

abi (

prim

er h

ost)

- Sap

i, D

omba

, Ka

mbi

ng, A

njin

g,

Kuci

ng (s

econ

dary

ho

st)

3 - 1

0 ha

ri o K

onta

k la

ngsu

ng m

elal

ui

inha

lasi

o K

onta

k tid

ak la

ngsu

ng

mel

alui

fese

s

PC

R, E

LIS

A, F

AT

10 h

ari

Peny

akit

ekso

tik

8.

Avi

an E

ncep

halo

mye

litis

(AE)

/Epi

dem

ic

Trem

or

Hep

ato

viru

s U

ngga

s 5

– 20

har

i o V

ertik

al :

Indu

k ke

ana

k o K

onta

k la

ngsu

ng

ELI

SA,

FAT

, AG

ID,

Em

bryo

S

usce

ptib

ility

Test

,

20 h

ari

Peny

akit

ekso

tik

2009, No.307 7

2009, No.307 8

2009, No.307 9

2009, No.307 10

2009, No.307 11

2009, No.307 12

2009, No.307 13

2009, No.307 14

2009, No.307 15

2009, No.307 16

2009, No.307 17

2009, No.307 18

2009, No.307 19

2009, No.307 20

2009, No.307

21

2009, No.307

22

2009, No.307

23

2009, No.307

24

2009, No.307

25

2009, No.307

26