berita hanka3.doc

28
SATURDAY, SEPTEMBER 12, 2009 FRIDAY, SEPTEMBER 11, 2009 KSAL: Indonesia Dijajah Secara Elektronik di Ambalat Dalam Rangka hari jadi yang ke 64 Radio Republik Indonesia menyelenggarakan Dialog Interaktif Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Radio di Auditorium RRI, Jakarta, Jumat (11/9). (Foto: KOMPAS/Mardanih) 11 September 2009, Jakarta -- Upaya Malaysia untuk mengklaim Ambalat dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ternyata tidak hanya dilakukan dengan melanggar batas wilayah saja. Jalur elektronik pun ditempuh oleh negeri Jiran itu untuk mengklaim wilayah perairan yang kabarnya kaya sumber daya minyak itu. Itulah yang dirasakan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno. Ia mengaku kaget saat dirinya beberapa waktu yang lalu berkunjung ke perairan Ambalat. Pasalnya, saat memasuki kawasan tersebut, telepon genggam yang dimilikinya bertuliskan welcome to Malaysia (selamat datang ke Malaysia).

Upload: rickyrefandi

Post on 17-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

berita hanka3.doc

TRANSCRIPT

berita hankam

Saturday, September 12, 2009

Friday, September 11, 2009

KSAL: Indonesia Dijajah Secara Elektronik di Ambalat

Dalam Rangka hari jadi yang ke 64 Radio Republik Indonesia menyelenggarakan Dialog Interaktif Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Radio di Auditorium RRI, Jakarta, Jumat (11/9). (Foto: KOMPAS/Mardanih)

11 September 2009, Jakarta -- Upaya Malaysia untuk mengklaim Ambalat dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ternyata tidak hanya dilakukan dengan melanggar batas wilayah saja. Jalur elektronik pun ditempuh oleh negeri Jiran itu untuk mengklaim wilayah perairan yang kabarnya kaya sumber daya minyak itu.

Itulah yang dirasakan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Tedjo Edhy Purdijatno. Ia mengaku kaget saat dirinya beberapa waktu yang lalu berkunjung ke perairan Ambalat. Pasalnya, saat memasuki kawasan tersebut, telepon genggam yang dimilikinya bertuliskan welcome to Malaysia (selamat datang ke Malaysia).

"Waktu saya ada di Ambalat beberapa waktu yang lalu, ada penjajahan secara elektronik di sana. Waktu saya masuk ke sana (perairan Ambalat) saya kaget HP (handphone) saya bertuliskan welcome to Malaysia," kata Kasal di acara dialog interaktif "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Radio" di Auditorium Radio Republik Indonesia, Jakarta, Jumat (11/9).

Menurut Kasal, hal merupakan sebuah penjajahan elektronik yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia. "Ini harus kita cegah. Jadi ada suatu penjajahan elektronik," ujarnya.

Menanggapi hal itu, Menteri Komunikasi dan Informasi M. Nuh berjanji untuk mengambil tindakan. Saat ini Departemen Komunikasi dan Informasi sedang memperbesar dan memperluas bandwidth atau jaringan elektronik di berbagai wilayah Indonesia. "Insya Allah di 2010 sudah tidak ada lagi welcome to itu (Malaysia)," katanya.

KOMPAS

Posted by rhsukarsa at 9/11/2009 04:17:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=8087709848807825861" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/09/ksal-indonesia-dijajah-secara.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Wednesday, September 9, 2009

Jangan Temajuk Seperti Sipadan-Ligitan Jilid Dua

Salah satu sudut Desa Temajuk di Kabupaten Sambas. (Foto: istimewa)

9 September 2009, Pontianak -- Aktivis mahasiswa Kabupaten Sambas mengkritisi lambannya pemerintah membangun perbatasan akan berdampak penguasaan oleh negara lain. Kami tidak menginginkan Desa Temajuk, Kabupaten Sambas seperti Sipadan-Ligitan jilid dua, kata Ketua Asrama Mahasiswa Kabupaten Sambas Pantai Utara Nasaruddin kemarin di Pontianak.Ia mengatakan wilayah perbatasan sangat terbelakang karena lokasinya yang relatif terisolir dengan tingkat aksesibilitas rendah. Selain itu, kata dia, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan. Termasuk langkanya informasi tentang pemerintah dan pembangunan masyarakat di daerah perbatasan, ungkapnya.Nasaruddin mengatakan kesenjangan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan dengan masyarakat negara tetangga mempengaruhi watak dan pola hidup warga setempat. Menurutnya, hal itu berdampak negatif bagi pengamanan daerah perbatasan dan rasa nasionalisme. Kami khawatir daerah perbatasan sebagai pintu masuk atau tempat transit pelaku kejahatan dan teroris. Melihat kompleksitas permasalahan di atas, kami mencoba memfasilitasi upaya mencari solusi yang dihadapi masyarakat perbatasan di Temajuk, Kecamatan Paloh menggelar dialog perbatasan, paparnya.

Ia mengatakan rencananya dialog perbatasan ini dilaksanakan 13 September 2009, bertempat di Aula Desa Temajuk. Dikatakannya, dengan dialog ini diharapkan masyarakat mengetahui secara detail masalah-masalah yang ada dan sedang dihadapi.Kami berharap selanjutnya dapat mencarikan solusi atas masalah tersebut. Selain itu, kedepannya diharapkan pada pemerintah memberi perhatian lebih kepada wilayah perbatasan agar tak terjadi pencaplokan Sipadan-Ligitan jilid dua, secara nyata, tak hanya sekedar master plan untuk jualan, ungkap Nasaruddin.

PONTIANAK POST

Posted by rhsukarsa at 9/09/2009 03:17:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=185335718661398348" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/09/jangan-temajuk-seperti-sipadan-ligitan.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Saturday, September 5, 2009

Cegah Jual Pulau, NTB Kibarkan Merah Putih Pulau Terpencil

Sebuah kapal fery melintas dekat pulau Panjang yang ada di selat Alas, Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat,NTB, Minggu (6/9).Saat ini Pemerintah Provinsi NTB mengawasi pulau-pulau kecil agar tidak memberi peluang adanya penjualan pulau. Menurut data Biro Pemerintahan Setda NTB tercatat NTB memiliki 280 buah pulau yang menyebar di 10 wilayah termasuk dua pulau besar yakni Pulau Lombok dan Sumbawa serta satu pulau kecil yakni Pulau Kalong yang hingga kini batas wilayahnya masih bermasalah. (Foto: ANTARA/Ahmad subaidi/ss/pd/09)

5 September 2009, Mataram -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang berupaya mengibarkan bendera Merah Putih di pulau-pulau kecil, terutama yang belum berpenghuni sebagai bukti kepemilikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Upaya pengibaran bendera Merah Putih itu akan terus dilakukan sepanjang tahun ini yang melibatkan berbagai pihak terkait," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Kesbangpoldagri) NTB, Ridwan Hidayat, di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan aparat TNI Angkatan Laut (AL) dan aparat kecamatan dan desa serta pihak terkait lainnya untuk menggapai pulau-pulau kecil yang menjadi sasaran pengibaran Merah Putih.

Upaya itu merupakan bagian dari tindaklanjut peningkatan koordinasi yang ditempuh Pemerintah Provinsi NTB guna mengawasi pulau-pulau kecil agar tidak memberi peluang adanya penjualan pulau. Beberapa waktu lalu mencuat kasus dugaan penjualan Pulau Meriam Besar dan Pulau Panjang di Kabupaten Sumbawa, oleh warga lokal yang mengklaim sebagai pemilik lahan kepada warga asing.

Aksi penjualan kedua pulau kecil di sebelah utara Pulau Sumbawa untuk kepentingan pariwisata itu disiarkan dalam situs internet www.karangasemproperty.com. Luas areal Pulau Panjang sekitar 22 hektare, enam enam hektare diantaranya sudah ditempati warga yang kemudian dibeli oleh seorang pengusaha asal Bali yang berdomisili di Sumbawa, Made Sutisna.

Made Sutisna juga diketahui membeli lahan seluas empat hektare di Pulau Meriam Besar yang memiliki luas keseluruhan 15 hektare. Areal lahan yang dikuasai Made Sutisna itu kemudian ditawarkan melalui internet kepada investor, sehingga terkesan hendak menjual kedua pulau kecil itu.

Masalah penjualan pulau itu sudah terselesaikan dan merupakan pelajaran berharga bagi pemerintah dan rakyat NTB dalam menjaga kepemilikan pulau-pulau kecil.

"Pengibaran bendera Merah Putih di pulau-pulau kecil itu merupakan bagian dari upaya menjaga kepemilikan pulau-pulau itu sekaligus membangkitkan rasa nasionalisme untuk mempertahankan NKRI dari berbagai ancaman," ujar Hidayat.

Foto udara Pulau Sopia Lousia, diabadikan dengan pesawat patroli Nomad P-836 Skuadron Udara 800 Wing Udara Koarmatim, Jumat (8/8), Pulau Sopia Lousia yang kemudian diganti namanya menjadi Pulau Sepatang letaknya sebelah 40 Km dari Mataram, dengan koordinat 08.55.20 S - 116.00.08 T ini merupakan pulau terluar NKRI di wilayah NTB, berbatasan dengan Benua Australia. (Foto: ANTARA/Eric Ireng/pd/08)

Data versi Biro Pemerintahan Setda NTB, tercatat NTB memiliki 280 buah pulau yang menyebar 10 wilayah, termasuk dua pulau besar yakni Pulau Lombok dan Sumbawa serta satu pulau kecil yakni Pulau Kalong yang hingga kini batas wilayahnya masih bermasalah.

Di Kabupaten Lombok Barat terdapat 38 buah pulau, Lombok Tengah 20 buah pulau, Lombok Timur 35 buah pulau, Sumbawa Barat 15 buah pulau, Sumbawa 62 buah pulau, Dompu 23 buah pulau dan Bima sebanyak 84 buah pulau.

Satu-satunya pulau yang terletak di wilayah terluar NTB yakni Pulau Sophia Louisa yang kemudian diganti namanya menjadi Pulau Sepatang, yang secara administrasi berada di wilayah Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Pulau terluar itu merupakan bagian dari 92 pulau terluar di wilayah NKRI yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 tahun 2002 tentang Titik-titik Dasar Garis Pangkal Kepulauan RI.

Ratusan pulau di wilayah NTB itu sudah dibakukan disertai namanya. Penamaan pun telah sesuai dengan ketentuan yakni tidak boleh menggunakan nama perusahaan, nama orang yang masih hidup atau nama dalam bahasa asing.

tvone

Posted by rhsukarsa at 9/05/2009 11:08:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=2510163850981784199" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/09/cegah-jual-pulau-ntb-kibarkan-merah.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Friday, September 4, 2009

Pangdam Pattimura Jamin Pulau Terluar Maluku

Daftar pulau-pulau terluar di Provinsi Maluku berdasarkan data Bakosurtanal.

3 September 2009, Ambon -- Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Mohammad Noer Muis menjamin 18 pulau terluar di Maluku aman dari isu jual beli sebagaimana terjadi di Kabupaten Mentawai, Sumatra Barat. "Ke-18 pulau terluar itu tetap dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di wilayah Maluku yang aman dari isu jual beli seperti `kasus` Mentawai melalui internet," katanya di Ambon, Kamis.

Pangdam mengatakan, secara intensif pihak TNI dan Polri melakukan pemantauan melalui udara maupun laut sehingga dipastikan pulau terluar di Maluku tidak mungkin diakui negara lain.

Ia mengatakan, 11 pulau terluar di Kabupaten Maluku Barat Daya letak geografis dekat dengan Timor Leste. Sedangkan delapan lainnya di Kabupaten Kepulauan Aru yang berbatasan langsung dengan Australia. "Kami melibatkan masyarakat, terutama para nelayan dalam pengamanan pulau terluar dengan kesadaran melaporkan kemungkinan adanya aktivitas mencurigakan sehingga cepat dilakukan penanganan," ujar dia.

Dia mengatakan, Undang-Undang No.27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil menggariskan aset negara tersebut tidak boleh diperdagangkan. "Diperbolehkan hanya sewa menyewa berdasarkan pada ketentuan yang diatur jika ada investor asing berniat menanamkan modalnya pada pulau-pulau terluar," lanjut dia.

Namun, kata dia, hal itu harus mendapatkan izin resmi Menteri Kelautan dan Perikanan. Orang asing boleh berusaha di sebuah pulau, namun statusnya tetap milik Indonesia. "Ini komitmen TNI dan Polri di Maluku untuk mengamankan 18 pulau terluar yang merupakan aset bangsa Indonesia," ujar Pangdam Muis.

Sementara itu, Kadis Perikanan dan Kelautan Maluku, Polly Kayhattu mengatakan, pihaknya telah melakukan pemetaan potensi 18 pulau terluar dengan mayoritas kaya aneka sumberdaya hayati laut bernilai ekonomis. "Terobosan ini untuk memberikan kepastian bagi investor yang berminat menanamkan modalnya di Maluku guna mengelola potensi sumberdaya hayati laut sebagai sektor andalan dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah," katanya.

tvone

Posted by rhsukarsa at 9/04/2009 03:13:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=6881416386232722844" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/09/pangdam-pattimura-jamin-pulau-terluar.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Wednesday, September 2, 2009

Reactions:

Pulau Maratua Aman dari Pengakuan Negara Asing

1 September 2009, Tanjung Redeb -- Pemerintah Kabupaten Berau meyakinkan bahwa Pulau Maratua yang merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia masih aman dari pengakuan negara asing. Di pulau tersebut bermukim warga Berau sejak puluhan tahun silam. "Tidak benar kalau Pulau Maratua terancam diambil Malaysia. Sebab, Pulau Maratua sudah lama berpenghuni. Beda dengan Pulau Sipadan dan Ligitan," kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Berau Mappasikra kemarin (31/8).

Menurut dia, di pulau yang merupakan salah satu kecamatan di Berau itu juga telah dibentuk kepolisian sektor (polsek) dan komando rayon militer (Koramil). Dengan demikian, dari segi status sudah jelas bahwa pulau yang menjadi surganya para penyelam itu milik Indonesia.

Selain telah lama berpenghuni, di Maratua pun telah ada aparat pemerintahan dan aparat keamanan. "Meskipun operator wisata dari Malaysia, Maratua tidak akan lepas dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," tegas Mappasikra.

Menurut informasi yang diperoleh wartawan koran ini, dari salah satu daerah di wilayah Filipina hanya beberapa jam ke Maratua. "Kami bisa pastikan Maratua tidak akan dicaplok negara tetangga Malaysia. Di sana (Maratua) pun sudah ada pihak keamanan yang siap mempertahankan wilayah NKRI," kata Mappasikra.

Komandan Kodim 0902/TRD Letkol Inf Andi Muhammad dalam suatu kesempatan mengatakan, pihaknya siap mempertahankan wilayah NKRI dari gangguan pihak mana pun. Terkait pulau terluar seperti Maratua, pihaknya selalu melakukan patroli. "Patroli dilakukan untuk melihat apakah ada orang luar yang masuk wilayah kita (NKRI, Red)," ujarnya.

JAWA POS

Posted by rhsukarsa at 9/01/2009 01:10:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=7462067624849366632" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/09/pulau-maratua-aman-dari-pengakuan.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Reactions:

Thursday, August 27, 2009

Jumlah Pulau RI akan Berkurang

Pulau kecil. (Foto: ksupointer.com)

27 Agustus 2009, Jakarta -- Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi mengatakan jumlah pulau yang selama ini diketahui mencapai 17.480 akan berkurang.

"Jangan kaget kalau jumlah pulau kita berkurang. Karena angka sebelumnya itu hanya estimasi dengan menggunakan satelit," kata Freddy usai memaparkan Kinerja Lima Tahun Sektor Kelautan dan Perikanan di Jakarta, Rabu (26/8).

Berkurangnya jumlah pulau tersebut, menurut dia, salah satunya karena belum adanya pemahaman soal definisi pulau itu sendiri. Faktor lain yakni tidak akuratnya penggunaan satelit. Contohnya menganggap kumpulan mangrove sebagai sebuah pulau.

Sejak tahun 2005, lanjut Freddy, pemahaman tentang definisi sebuah pulau sudah ada, sehingga dilakukan pendataan langsung ke lapangan untuk menghindari kesalahan.

Pendataan dan penamaan pulau dilakukan sejak 2005 hingga 2008, dan memakan biaya hingga Rp6 miliar. "Semua pulau sudah kita namai sekarang masuk proses pembakuan saja," ujar dia.

Sejauh ini jumlah pulau milik Indonesia yang telah diberi nama dan terdaftar di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebanyak 4.981. Sisanya, menurut dia, akan selesai diberikan nama dan didaftarkan ke PBB pada tahun 2012.

"Ini karena pendaftaran nama pulau ke PBB hanya ada lima tahun sekali," katanya.

MEDIA INDONESIA

Posted by rhsukarsa at 8/27/2009 01:19:00 PM 1 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=7357823564394520945" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/08/jumlah-pulau-ri-akan-berkurang.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Selat Makassar Rawan Disusupi Kapal Asing

KRI Nuku 873 salah satu kapal perang TNI AL jenis korvet yang bertugas mengawasi alur perairan di Selat Makassar.

27 Agustus 2009, Makassar -- Selat Makassar masih rawan disusupi kapal-kapal asing dari arah selatan dan utara Tanjung Mangkaliat. Hal itu diungkapkan Asisten Operasi (Asops) Lantamal VI Letkol Laut Muhammad Ali di Makassar, Rabu (26/8).

"Arah selatan berasal dari selat Lombok. Ujung utara Tanjung Mangkaliat adalah Laut Sulawesi yang berdekatan dengan kawasan blok Ambalat," ujarnya.

Penyusupan kapal-kapal asing milik Malaysia, ungkap Ali beberapa bulan terakhir ini masih terus berlangsung di blok Ambalat. Bahkan, pelanggaran kapal-kapal asing yang masuk ke wilayah itu telah mencapai puluhan kali. "Mereka masih menganggap wilayah itu adalah milik mereka, sementara kita menganggap itu daerah kita. Jadi masih ada perbedaan," ujarnya.

Namun, TNI AL tetap menghindari adanya kontak senjata melalui jalur damai. Peringatan yang dilakukan hanya dilakukan dengan cara komunikasi. Sejauh ini, keamanan alur laut tersebut dibawah kordinasi Komando Armada Timur (Koartim) yang berpangkalan di Surabaya. Untuk mengamankan alur tersebut, hanya diturunkan lima kapal perang yang secara bergantian bertugas diantaranya KRI Nuku, KRI Hasanuddin, dan KRI Slamet Riyadi. "Kita menghindari kapal-kapal asing itu jangan sampai memasuki wilayah perairan ALKI 2," ungkapnya.

TNI AL Fokus Jaga Pulau Terluar

Permasalahan soal pulau kembali mencuat. Kasus kali ini tidak terkait dengan negara tetangga melainkan pelelangan pulau-pulau kecil di Kabupaten Mentawai.

Meski tugas penjagaan kedaulatan ada di tangan TNI, khususnya TNI AL, mereka mengatakan persoalan penjualan pulau bukan tanggung jawab mereka. Apalagi, ketiga pulau yang dilelang bukanlah termasuk dua belas pulau terluar yang menjadi fokus penjagaan marinir.

"Kalau Kepulauan Karimun, itu masuk zona aman karena termasuk pulau dalam, bukan pulau luar. Jadi, kalau ada isu penjualan itu, tanyakan pada pemdanya," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (26/8).

Jika terkait pulau terluar, ia tegaskan bahwa TNI AL tentu mengerahkan kapal patroli untuk menjaga kedaulatan kawasan Indonesia. Selain itu, TNI AL menempatkan marinir ke-12 pulau strategis.

"Kapal itu berkeliling terus. Terutama, untuk daerah yang rawan. Misalnya, kita menempatkan enam kapal di wilayah Ambalat atau menempatkan kapal di wilayah barat," sahutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal KP3K Alex SW Retraubun menyatakan bahwa penjualan pulau dilarang di Indonesia. Namun, jika pulau tersebut disewakan, itu tetap diperbolehkan. "Kalau for hire oke, tapi for sale tidak ada," tandasnya.

MEDIA INDONESIA

Posted by rhsukarsa at 8/27/2009 09:20:00 AM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=1747724153494632911" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/08/selat-makassar-rawan-disusupi-kapal.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Friday, August 21, 2009

Dari Peresmian Monumen Pahlawan Santiago di Miangas

Proses pembangunan monumen pahlawan Santiago. (Foto: media indonesia)

21 Agustus 2009, Manado -- TNI telah berhasil membangun monumen Santiago di Pulau Miangas. Hanya dalam tempo 42 hari, dari 9 Juli hingga 20 Agustus, tugu itu diselesaikan. Kamis (20/8) kemarin, Pangdam VII Wirabuana, Mayjen TNI Djoko Susilo Utomo meresmikannya.

Dari atas helikopter MI-17V5 milik TNI AD, di ketinggian kira-kira 300 kaki atau 100 meter, terlihat bangunan menjulang ke langit terbungkus kain kuning. Letaknya tepat di depan dermaga Pulau Miangas. Seluruh penumpang, berjumlah 17 orang, helikopter warna hijau tua yang bermarkas di Squadron 31 Serbu Semarang itu, menoleh ke bawah. Itu tugu yang akan kita resmikan, kata Komandan Detasemen Zeni Tempur (Dandenzipur) 4/YKN (Yudha Karya Nyata), Mayor TNI M Alfianto, sambil menunjuk ke bawah dari sebelah kiri helikopter.

Sekira lima menit kemudian helikopter Rusia buatan 2008 itu mendarat di tengah kebun kelapa di samping lahan milik TNI AL di sisi selatan Pulau Miangas. Selanjutnya rombongan Pangdam disambut Dandim 1301/Sangihe Letkol TNI Tojo Simanjuntak di depan helikopter yang diterbangkan Letkol TNI Hari SM dan Kapten TNI Romy S itu.

Selanjutnya rombongan digiring ke depan Pendopo Kecamatan Miangas untuk disambut secara adat. Rombongan terdiri dari, selain Pangdam ada Kapolda Sulut Brigjen Pol Bekto Suprapto, Danrem 131/Santiago Kolonel Inf Istu Hari Subagyo, Asisten Perencanaan Lantamal VII Kolonel Laut Ganif, Asisten I Setprov Sulut HR Makagansa, dan Anggota DPRD Sulut Abid Takalamingan. Selain itu Bupati Talaud Elly Lasut, Ketua DPRD Talaud Ben Alotia, Kapolres Talaud AKBP Eriadi (ketiganya nanti bergabung saat rombongan singgah di Bandara Melonguane). Kemudian ada Dandenzipur, Kapenrem Kapten Inf Suparman, Ajudan Pangdam Serka AK Harahap, wartawan Manado Post, Kameraman TVRI Manado, Fotografer LKBN Antara Manado, dan dua orang wartawan media Kodam VII Wirabuana.

Usai penyambutan oleh belasan tetua adat Miangas, rombongan digiring ke lokasi pelaksanaan acara. Rombongan menempati satu, di sisi kiri, dari dua tenda tentara warna hijau tua yang tepat menghadap monument setinggi 14 meter itu. Acara peresmian langsung dimulai.

Panglima Kodam VII Wiarabuana (tengah) Mayjen Djoko Susilo bersama sejumlah muspida Sulut saat mengunjungi monumen pahlawan Santiago (1670-1675) di Pulau Miangas, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (20/8). Monumen yang dibangun oleh TNI AD tersebut memilki ketinggian 7 meter dan menelan biaya Rp 1,2 miliyar. (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

Setelah pembukaan, Mayor Alfiansyah langsung memberikan laporan. Alfiansyah merinci: pembangunan monument pahlawan Santiago ini merupakn ide Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, yang kemudian ditindaklanjuti lisan Panglima TNI kepada Danrem 131/Santiago Kolonel Inf Istu Hari Subagyo, 6 Mei 2009. Danrem bersama Gubernur SH Sarundajang selanjutnya 29 mei 2009 memerintahkan Dandenzipur 4/YKN merencanakan pembangunannya. Dari perencanaan itu, muncul pula 4 alternatif bahan dasar pembuatan patung untuk monumen Santiago itu, yakni semen, fiber, tembaga, dan perunggu. Dan akhirnya dipilihlah perunggu.

Setelah disetujui, dimulailah pembangunan oleh 35 anggota Denzipur yang dipimpin langsung M Alfianto. Seluruh material untuk membangun pondasi tempat mendirikan patung Santiago, kata Alfianto, disuplai dari Manado dengan kapal perintis Meliku Nusa bersama dengan pasukan Zipur itu.

Pekerjaan dilakukan secara paralel: Denzipur mengerjakan pondasi berbentuk segi lima setinggi 5 meter dan tugu 5 meter untuk mendirikan patung Santiago, sedangkan patung Santiago sendiri yang berbahan perunggu dikerjakan oleh perajin di Pati, Jawa Tengah sejak 10 Juli. Selesai 9 Agustus, dan tiba di Miangas 12 Agustus, dan 15 Agustus sudah terpasang di tugu. Kemarin, Pangdam VII Wirabuana mewakili Panglima TNI meresmikan monumen itu. Dengan diresmikan monumen ini, saya berharap akan lahir Santiago-Santiago muda dari wilayah ini untuk menjaga keutuhan NKRI, kata Pangdam saat membacakan sambutan Panglima TNI.

Menurut Pangdam, pembangunan monumen tersebut bertujuan mengukuhkan semangat NKRI karena Pulau Miangas merupakan wilayah paling utara NKRI, yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Sekilas tentang Santiago, nama ini dipilih karena pahlawan bernama lengkap Bataha Santiago itu adalah raja yang berkuasa di Kerajaan Manganitu, Sangihe pada 1670 hingga 1675, yang paling getol menentang VOC. Bagi masyarakat setempat, Santiago dianggap sebagai pahlawan. Karena perlawanannya kepada penjajah, sehingga dia ditangkap dan dihukum gantung dan kepalanya dipancung di depan rakyatnya sendiri. Eksekuti mati itu dilakukan di sebuah tanjung di Bungalawang, Tahuna. Kini lokasi itu menjadi Makodim 1301/Satal. Kalimat penjuangannya yang terkenal, yang akhirnya diabadikan di monumen itu adalah Biar saya mati digantung, tidak mau tunduk kepada penjajah. Semangat ini pula yang diharapkan pemerintah dari masyarakat wilayah beranda utara NKRI, Miangas, itu.

Miangas adalah pulau terluar Indonesia. Pulau ini termasuk ke dalam Desa Miangas, Kecamatan Nanusa (kini sudah jadi Kecamatan Khusus Miangas), Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan menjadi sengketa perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 kilometer persegi. Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil.

MANADO POST

Posted by rhsukarsa at 8/21/2009 04:07:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=2804562745796004914" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/08/dari-peresmian-monumen-pahlawan.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Thursday, August 20, 2009

Monumen Pahlawan Santiago

Panglima Kodam VII Wiarabuana (tengah) Mayjen Djoko Susilo bersama sejumlah muspida Sulut saat mengunjungi monumen pahlawan Santiago (1670-1675) di Pulau Miangas, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (20/8). Monumen yang dibangun oleh TNI AD tersebut memilki ketinggian 7 meter dan menelan biaya Rp 1,2 miliyar. (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

20 Agustus 2009, Talaud -- Seorang warga melintas di depan monumen pahlawan Santiago (1670-1675). (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

Pulau Mingas tampak dari udara di Miangas, Kab Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (20/8). Pulau Miangas merupakan pulau terluar yang berbatasan dengan Filiphina memiliki luas 3,15 kilometer persegi dan berpenduduk 700 jiwa. (Foto: ANTARA/ Basrul Haq/ss/nz/09)

Posted by rhsukarsa at 8/20/2009 10:39:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=2786037664608419783" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/08/monumen-pahlawan-santiago.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Sejengkal Pun Wilayah RI Akan Dipertahankan

Kapal perang Indonesia berpatroli di perairan sekitar Ambalat.

20 Agustus 2009, Jakarta -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Tentara Nasional Indonesia, khususnya Kopassus, menjaga keutuhan negara. Jangan sampai satu jengkal wilayah Indonesia diambil negara lain. Untuk kasus Ambalat, negosiasi tetap diutamakan.

"Saya telah sampaikan ke pimpinan Malaysia untuk betul-betul diselesaikan dengan perundingan diplomatik, negosiasi, dengan catatan bahwa satu jengkal pun wilayah Indonesia harus tetap dipertahankan. Tidak boleh diambil negara lain" kata Yudhoyono di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis 20 Agustus 2009.

Karenanya dia sangat berharap agar perundingan ditingkatkan dan diintensifkan. Meski dia menetapkan perundingan sebagai solusi politik, namun kepada pimpinan TNI dan Angkatan Laut ditekankan agar tidak boleh ada kapal asing yang memasuki wilayah Indonesia.

"Harus segera dihalau dari peraian kita. Kita cinta damai, tapi lebih cinta kemerdekaan, keutuhan wilayah. Perang adalah jalan terakhir, manakala tak ada cara lain untuk mempertahankan keutuhan negara kita," katanya.

Kalau ingin damai, lanjut Yudhoyono, maka kita harus siap untuk berperang, termasuk kesiapan Kopassus. Yudhoyono menekankan bahwa keamanan di dalam negeri sangat penting karena jika ada gangguan, maka Indonesia tidak bisa membangun dengan baik.

Keamanan dibutuhkan untuk membangun ekonomi agar tercipta kesejahteraan. Menurutnya, ada mata rantai dalam membuat negara makin aman dengan tujuan pembangunan.

VIVANews

Posted by rhsukarsa at 8/20/2009 04:02:00 PM 1 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=3318969335462895995" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/08/sejengkal-pun-wilayah-ri-akan.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Wednesday, August 19, 2009

Perundingan Ambalat Alami Kemajuan

Peta Ambalat. (Grafis: gatra.com)

17 Agustus 2009, Kuala Lumpur -- Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar mengatakan, perundingan delimitasi laut antara Indonesia-Malaysia, khususnya perbatasan laut Ambalat, mengalami kemajuan.

"Ini dua kado ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-64," kata Da'i usai memimpin upacara peringatan kemerdekaan RI ke-64 di Kuala Lumpur, Senin (17/8).

Para warga Indonesia, TKI, ekspatriat dan mahasiswa mengikuti upacara kemerdekaan yang dilakukan di rumah duta besar. Penyanyi dangdut Inul Daratista dan Mpok Ati ikut meriahkan peringatan kemerdekaan di Kuala Lumpur.

"Kemajuan perundingan perbatasan laut di Ambalat, 13-14 Agustus 2009 di Kota Kinabalu adalah kedua belah pihak bisa saling memahami dasar klaim batas laut kedua negara, yang selama ini agak berjalan alot," katanya.

Selain itu, kedua negara bertetangga ini akan melakukan pembicaraan mengenai revisi MOU tahun 2006 mengenai penempatan dan perlindungan TKI di Malaysia.

Sebelumnya, perundingan ini mengalami dua kali penundaan yang seharusnya diadakan 15 Juli 2009, diundur akhir Juli 2009, tapi kemudian ditunda lagi hingga 20 Agustus 2009.

"Perundingan revisi MOU tahun 2006 diharapkan dapat memperbaiki kondisi kerja, khususnya pembantu rumah tangga di Malaysia, karena kedua negara sepakat untuk memberikan hari libur per minggu, masalah paspor, struktur biaya dan lain-lain," katanya.

Sementara itu, Kol TNI AL Yunus yang ikut serta dalam perundingan delimitasi laut di Kota Kinabalu mengakui bahwa perundingan yang membahas khusus kawasan laut Ambalat, mengalami kemajuan.

"Kemajuannya ialah pihak Malaysia banyak menerima usul Indonesia. Kondisi perundingan sangat kondusif dan cair, yang sebelumnya tidak terjadi pada perundingan-perundingan sebelumnya," katanya.

Ia menjelaskan salah satu kemajuan, Malaysia sudah mengakui bahwa Karang Ungaran memang masuk wilayah Indonesia.

Sebelumnya, Karang Ungaran menjadi kawasan panas. Ketika Indonesia mencoba memasang batas laut itu dengan menara Indonesia sempat dikecoh oleh angkatan laut Malaysia. Kedua angkatan laut kedua negara sempat saling provokasi di kawasan Karang Ungaran saat itu.

MEDIA INDONESIA

Posted by rhsukarsa at 8/19/2009 11:08:00 AM 2 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=807711366539040794" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/08/perundingan-ambalat-alami-kemajuan.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Saturday, August 15, 2009

Pemerintah Tak Serius Urus Perbatasan

Perbatasan Indonesia - Malaysia. (Foto: pillandia.blogspot.com)

14 Agustus 2009, Jakarta -- Panitia Khusus (Pansus) Ambalat dan Kawasan Perbatasan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI meminta pemerintah untuk segera menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang pelaksanaan kewenangan pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, terkait pengelolaan kawasan perbatasan.

Pemerintah juga didesak segera menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Pembentukan Badan Pengelola Perbatasan yang seharusnya telah terbentuk enam bulan lalu setelah UU Nomor 43 tahun 2008 diundangkan. Kedua peraturan tersebut sangat mendesak keberadaannya untuk melakukan sinergitas pembangunan di wilayah perbatasan, yang selama ini dilakukan secara sektoral.

Seperti diketahui, perbatasan merupakan beranda terdepan bangsa Indonesia, namun selama ini keadaannya justru sangat memprihatinkan. Menurut Ketua Pansus Ambalat dan Kawasan Perbatasan DPD RI Adnan NS, dengan adanya suatu lembaga/badan yang kompeten dan akuntabel dalam mengelola batas wilayah negara dan kawasan perbatasan negara, diharapkan mampu mendorong tingkat kesejahteran bagi masyarakat yang tinggal di sana.

Namun demikian Pemerintah diminta untuk lebih meningkatkan aktivitas ekonomi di wilayah perbatasan negara, khususnya di Provinsi NAD, Sumut, Riau, Kepri, Kalbar dan Kaltim, agar terbukanya penyerapan tenaga kerja di negeri sendiri, dan menghentikan pengiriman TKI ke negara tetangga yang banyak mengalami kasus perlakuan yang merendahkan martabat bangsa.

Masyarakat yang tinggal di perbatasan harus merasakan sejahtera juga, terang Adnan di sidang paripurna DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8). Ini juga harus dibarengi pembangunan dan proyek-proyek infrastruktur di wilayah perbatasan agar diprioritaskan karena memiliki multiflier efek yang tinggi, lanjutnya. Selain itu, pemerintah harus lebih proaktif lagi untuk menyelesaikan penetapan batas bersama, khususnya di Selat Malaka bagian Selatan, Selat Singapura, Laut China Selatan, Laut Sulawesi, Samudera Pasifik, dan di sekitar pulau Timor, dengan melanjutkan dan meningkatkan intensitas program Border Diplomacy.

Secara terpisah, anggota Pansus Ambalat, Nursyamsa Hadis mengatakan, pihaknya juga meminta pemerintah untuk meningkatkan kemampuan pengawasan di wilayah perbatasan negara dengan memanfaatkan teknologi pemantauan secara spasial, dalam rangka menjaga keamanan dan pertahanan negara.

Kemudian, lanjut anggota DPD RI asal pemilihan Kaltim ini, pemerintah juga harus memberikan perhatian yang lebih khusus kepada masalah-masalah aktual yang terjadi di daerah perbatasan, antara lain soal adanya lebih dari 10.000 jiwa WNI eksodus ke Papua New Guinea dan berharap dapat segera kembali ke Indonesia.

Rekruitmen dan pengangkatan TNI, Polri, dan PNS di perbatasan harus memprioritaskan penduduk asli setempat, serta memberikan tunjangan kesehatan dan tunjangan akibat mahalnya harga kebutuhan pokok di wilayah perbatasan. Lapangan kerja juga harus dibuka untuk menampung tenaga kerja non skill (TKI) seperti perkebunan dan pertambangan, dengan cara memanfaatkan kurang lebih 40 juta hektare lahan tidur di Kaltim yang telah dikonversi menjadi lahan perkebunan dan transmigrasi, jelas Nursyamsa.

Ia menjelaskan, hasil laporan itu dibuat oleh pansus dari hasil kunjungan kerja mulai 5-9 Agustus 2009 ke empat provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Masing-masing, Kalimantan Barat yang berbatasan batas darat dengan Negara Bagian Sarawak Malaysia, Sulawesi Utara yang berbatasan batas laut dengan Philipina, Kepulauan Riau yang berbatasan dengan Singapura, Malaysia, dan Vietnam, danPapua yang berbatasan batas darat dengan Papua New Guinea.

JPPN.com

Posted by rhsukarsa at 8/15/2009 01:37:00 PM 0 comments

HYPERLINK "http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2495809265383403142&postID=830680484542342998" \o "Edit Post"

HYPERLINK "http://beritahankam.blogspot.com/2009/08/pemerintah-tak-serius-urus-perbatasan.html" \l "links" Links to this post Labels: Wilayah Kedaulatan NKRI Reactions:

Friday, August 14, 2009