berbagi untuk berisi

16
“Berbagi untuk Berisi” Bakti Sosial untuk Desa Dawungsari, Kecamatan Cilawu, Garut Aku tahu, bahwa Tuhan akan memberi keadilan kepada orang yang tertindas, dan membela perkara orang miskin. Mazmur 140:13 PROPOSAL

Upload: okihita-sihaloho

Post on 11-Mar-2016

262 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Proposal Bakti Sosial LPMI Bandung, untuk tanggal 12-14 Januari 2011

TRANSCRIPT

Page 1: Berbagi untuk Berisi

“Berbagi untuk Berisi”Bakti Sosial untuk Desa Dawungsari,

Kecamatan Cilawu, Garut

Aku tahu, bahwa Tuhan akan memberi keadilankepada orang yang tertindas,

dan membela perkara orang miskin.Mazmur 140:13

PROPOSAL

Page 2: Berbagi untuk Berisi

+Selamat Tahun Baru! :DKiranya di tahun ini, Tuhan selalu memberi kita kelimpahan, damai sejahtera, dan kasih karunia.

Pada awal tahun 2012 ini, kami, sekelompok anak (yang masih tergolong) muda dari LPMI Bandung berencana mengadakan bakti sosial ke Desa Dawungsari, Garut. Tujuan utama kegiatan ini adalah melatih kepekaan kami, sebagai mahasiswa, terhadap kondisi rakyat pedesaan di negeri ini.

Untuk mendukung kelancaran kegiatan ini, kami sungguh mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Abang/Kakak untuk menjadi donatur, baik dana maupun barang yang bisa disumbangkan saat kegiatan nanti.

Semua informasi tentang kegiatan bakti sosial ini tercantum dalam proposal ini, beserta beberapa foto Desa Dawungsari. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi ketua pelaksana,

Ricky Andrian Tampubolon0857 2032 0054

Terima kasih :)

Pengantar

Roy Pandapotan

Teknisi Acara

0

Page 3: Berbagi untuk Berisi

EPILOGBanyak nilai kehidupan yang bisa diambil dari kehidupan rakyat miskin—secara materi. Mereka hidup dalam kesederhanaan dan syukur; mereka bekerja keras untuk bertahan hidup. Nilai-nilai ini sepertinya sudah makin terkikis dalam hingar-bingar kehidupan kota.

Tidak semua dari mereka hidup miskin karena malas!

Itulah yang patut dihargai.

Sejak lama, mahasiswa merupakan sosok yang paling dekat dengan rakyat. Sejarah mencatat banyak gerakan mahasiswa yang mendukung rakyat, sampai gerakan yang radikal sekalipun. Artinya, mahasiswa dituntut harus tanggap dengan kondisi yang terjadi di lingkungannya.

Kami juga mengetahui bahwa Tuhan membela orang-orang yang miskin dan tertindas.

Mazmur 140:13Aku tahu, bahwa Tuhan akan memberi keadilan kepada orang yang tertindas, dan membela perkara orang miskin.

Bahkan Paulus memperingatkan kehidupan orang kaya,

1 Timotius 6:17–19 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya. '

Paulus tidak menganjurkan orang kaya untuk menjadi miskin, ia memperingatkan akan bahaya spiritual yang terkandung dalam kekayaan dan menganjurkan agar mereka bermurah hati dengan melakukan perbuatan baik dengan hartanya.

Bukan hanya mahasiswa, tapi semua orang Kristen dituntut untuk menjadi wakil Allah dalam dunia ini, membela kehidupan orang-orang yang miskin. Tetapi mahasiswalah, yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa dan memiliki latar belakang kedekatan emosional yang erat dengan rakyat, yang menjadi sasaran utama kegiatan bakti sosial ini.

Bakti sosial ini adalah sebuah jembatan kecil. Ia menghubungkan kehidupan mahasiswa—yang semakin larut dalam hingar-bingar kota—dengan kehidupan rakyat miskin yang masih sedikit terpengaruh oleh modernisme. Di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, tekanan akademik, dan keprofesian, mungkin ini adalah sebuah titik yang menjadi refleksi kita untuk memikirkan mereka.

Berbagi untuk Berisi berbicara tentang spiritualitas, bukan materi.

Melalui kegiatan ini, kami berharap dengan pengorbanan kami untuk menyisihkan waktu dan materi, serta membagikan pengetahuan, kami berharap kami bisa mendapat nilai-nilai yang sudah semakin hilang dalam arus modern. Kami harap kami dapat memiliki ikatan emosional yang baik antara mahasiswa dengan orang-orang yang berkekurangan materi.

Latar Belakang

Ricky Tampu

Ketua Panitia

1

Page 4: Berbagi untuk Berisi

UNTUKBakti sosial ini diadakan untuk:

1. Membangun ikatan emosional antara masyarakat desa dengan mahasiswa

2. Membangun semangat cinta tanah air pada mahasiswa3. Menjadi perintis untuk bakti sosial berikutnya

Tujuan

Roy Pandapotan

Teknisi Acara

2

PESERTA Sasaran kegiatan ini adalah mahasiswa di Bandung dan sekitarnya. Diikuti oleh maksimal 40 peserta.

Sasaran

Roy Pandapotan

Teknisi Acara

3

POTRETIstirahat

Josia Tarigan

Fotografer

4

Tim survei berpapasan dengan seorang ibu dari desa Dawungsari yang hendak pergi ke ladang untuk mencari rumput. Di desa ini, sebagian besar wanita, selain menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, bekerja sebagai pencari rumput untuk makanan ternak.

Page 5: Berbagi untuk Berisi

Rencana KegiatanJam Kegiatan Biaya Keterangan

Kamis, 12 Januari 2011

06.00 Kumpul di ITB - Peserta + perlengkapan lengkapSudah sarapan

06.05 Registrasi 06.30 Ke Terminal Cicaheum 3000rb/orang Dengan angkot Cicaheum – Ciroyom07.00 Sampai di Terminal Cicaheum - Dengan menggunakan bis07.30 Berangkat dari bus: 15.000rb/orang - Bis nyaman

Terminal Cicaheum logistik: 300rb/angkot - Kapasitas cukup untuk 40 orangmenuju Terminal Guntur, Garut - Logistik dibawa dalam satu angkot,

dijaga oleh 3 orang yang tahu jalan10.15 Sampai di Terminal Guntur10.20 Menyewa angkot ke kantor Rp. 50.000/ angkot - Kalau tidak dapat disewa

Kecamatan Cilawu (Angkot 06) maka naik angkot satu persatu.- Angkotnya banyak, nyaman- Jalan yang dilalui besar dan tidak macet

11.05 Sampai di Kantor Camat Cilawu - Memakai jaket almamater masing-masing11.10 Berkenalan dengan

perangkat kecamatan.11.30 Berangkat ke kantor Desa Dawungsari - Dengan angkot yang sama

- Kalau tidak dapat disewamaka naik angkot satu persatu.

- Angkotnya banyak, nyaman11.50 Sampai di Desa Dawungsari12.00 Berkenalan dengan perangkat

Desa Dawungsari12.10 Mencari tempat tinggal. - Semua peserta dipastikan mendapat

tempat tinggal- Kalau tidak ada, dapat tinggal di rumah kepala desa

13.30 Makan Siang 20rb/hari/orang - Dibayar pada pemilik rumah masing-masing(sesuai saran kades) - Kalau tidak ingin makan di rumah,

dapat keluar dengan ojeg menuju jalan besar untuk mencari makanan.

16.00 Kumpul di lapangan voli - Mempersiapkan bola voli16.10 Bermain bersama dengan - Semua peserta diharapkan berinteraksi

masyarakat Desa Dawung Sari *) - Kalau hujan, tidak jadi. Peserta tetap di rumah masing-masing dan berinteraksi dengan keluarga- Diberikan hadiah bagi yang menang

18.30 Makan malam - Di rumah masing-masing atau di tempat yang dipilih

19.00 Beristirahat, berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Berkenalan dengan warga. Tidak diharapkan berkumpul-kumpul sesama mahasiswa

POTRETBatas Desa

Josia Tarigan

Fotografer

5

Jalan utama menuju desa Dawungsari. Sawah hijau menjadi tepi desa ini.

Page 6: Berbagi untuk Berisi

Rencana KegiatanWaktuKegiatan Biaya Keterangan

Jumat, 13 Januari 2011

Sabtu, 14 Januari

06.00 Bangun pagi - Dapat saat teduh, tapi bergantian. Mengingat mayoritas dari rumah warga adalah Islam

06.00 Mandi dan sarapan 20rb/orang/hari - Di rumah masing-masing08.00 Pembagian tim.

Ada yang ke sekolah untuk - Berkumpul terlebih dahulu untuk briefingmengajar anak-anak dan adayang membantu di kebunatau mengurus ternak *)

11.00 Beristirahat karena - Dapat makan siangada yang sholat Jumat

13.00 Tetap bantu-bantu di kebun atau sekolah

15.00 Beristirahat15.30 Mencari kayu bakar.

Ada yang berkeliling untukberinteraksi di rumah warga.Ada juga yang membantumemasak makan malam.

17.30 Makan malam, beristirahat. - Ada tim yang mempersiapkan malam keakraban di lapangan, dan ada tim yang mengajak warga, terutama anak-anak kecil untuk ikut.

19.00 Membuat malam keakraban. *) - Berkumpul di lapangan bola voli. 22.00 Kembali ke rumah

masing-masing, setelah itu dapat tidur

06.00 Bangun08.00 Mandi dan sarapan 20rb/orang/hari 12.00 Pembagian sembako dan baju - Sebelumnya ada pembagian tim12.00 Makan Siang13.00 Kembali ke Terminal Guntur 5rb/orang

dengan angkot 06 **)13.45 Sampai di Terminal Guntur

dan mencari bus16.45 Sampai di Terminal Cicaheum Rp.15.000/orang18.00 Sampai di tempat masing-masing

Page 7: Berbagi untuk Berisi

PENGELUARAN

Transportasibus dari Terminal Cicaheum – Terminal Guntur Rp 600.000,00sewa angkot Rp 620.000,00bus dari Terminal Guntur – Terminal Cicaheum Rp 600.000,00

Makananmakanan berat: Rp 20.000,00 x 40 orang x 3 hari Rp 2.400.000,00makanan ringan, hadiah games: Rp 12.000,00 x 10 Rp 120.000,00

Sumbanganberas 1 kg: Rp 7.000,00 x 3 kg x 100 KK Rp 2.100.000,00gula 1 kg: Rp 11.000,00 x 100 KK Rp 1.100.000,00kopi 1 kg: Rp 15.000,00 x 1/2 x 100 KK Rp 750.000,00minyak goreng 1 liter: Rp 12.000,00 x 100 KK Rp 1.120.000,00

Proposalpencetakan: 15.000,00 x 10 Rp 150.000,00

Biaya Tak Terduga10% seluruh biaya Rp 964.000,00

PEMASUKAN

Kontribusi PesertaRp 115.000,00 x 40 Rp 4.600.000,00

Donatur Rp 6.004.000,00

Anggaran Dana

BANTUANMengingat pentingnya acara ini dan banyaknya dana yang masih belum tercukupi, maka kami panitia memohon dukungan dana dari Bapak/ Ibu maupun Saudara/i sekalian untuk turut berpartisipasi dalam dukungan doa maupun dana agar acara ini dapat berjalan dengan baik.

Dukungan berupa dana dapat diserahkan kepada Panitia dengan alamat sebagai berikut:

Bank Negara IndonesiaNomor Rekening: 0175 - 5284 - 74a.n. RICKY ANDRIAN TAMPUBOLON

Bank MandiriNomor Rekening: 1080 - 0057 - 0803 - 8a.n. BETSEBA BR SIBARANI

Terima kasih.

Partisipasi

Betseba Sibarani

Bendahara

8

Page 8: Berbagi untuk Berisi

Untuk mempersiapkan kegiatan bakti sosial ini, pada tanggal 21-23 Desember 2011 kami mengirim tim survei untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data, foto, dan dokumen sebagai pendukung untuk memastikan lokasi yang tepat untuk mengadakan bakti sosial.

Analisis LapanganSURVEI

Raymond Lagona

Analis Lapangan

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Mengumpulkan data untuk memperkuat keyakinan ketepatan lokasi bakti sosialMelakukan perizinan awal dengan perangkat kecamatan dan desaMenagawali interaksi untuk menumbuhkan kesan baik masyarakat pada peserta bakti sosial

Tujuan

Ÿ Ricky Tampubolon [GL ITB ‘09]Ÿ Raymond Matondang [GL ITB ‘09]Ÿ Josia Pranata Tarigan [MBA ITB]

Peserta

PREP 1. Menentukan lokasi bakti sosial secara umumSurvei melalui internet dan perbincangan dengan orang-orang, pencarian tempat yang dekat dengan Bandung tempat yang memiliki penyebaran ekonomi yang di bawah rata-rata, menilai dari keindahan panorama yang dimiliki untuk menambah semangat peserta bakti sosial untuk ikut.

Hasil:Ditemukan Kabupaten Garut, tempat yang dekat dengan Bandung. Kemudian dari data penyebaran ekonomi di bawah rata-rata melalui internet ditemukan 3 lokasi: 1) Desa Cisurupan, 2) Kota Garut, dan 3) Kecamatan Cilawu

Karena pertimbangan tempat, transportasi, keamanan dan keindahan panorama, maka kami memilih Kecamatan Cilawu untuk lokasi survey. Desa Cisurupan sendiri berada di bawah kaki Gunung Papandayan yang dalam waktu yang dekat lalu pernah mengalami erupsi. Sementara Kota Garut sendiri merupakan kota yang besar.

2. Mempersiapkan logistikUntuk persiapan logistik telah dibawa persiapan standar ke lapangan beserta tenda kapasitas 4 orang dan semuanya dibawa dalam tas gunung.

3. Mempersiapkan transportasi.Penentuan transportasi apa yang digunakan dan tempatnya.

4. Membuat rencana perjalanan

Persiapan Survei

Raymond Lagona

Tim Acara

10

9

Page 9: Berbagi untuk Berisi

Hari Pertama

Ketika kami sampai di kantor Kecamatan Cilawu, perangkat kecamatan menyambut kami dengan sangat terbuka karena kami memperkenalkan identitas kami sebagai mahasiswa ITB ditambah lagi kami memakai jaket almamater kami saat itu. Bahkan sampai pada hari terakhir sekalipun banyak yang menganggap kami berniat melakukan pengabdian masyarakat yang berbasiskan penelitian, namun kami menjelaskan bahwa kegiatan bakti sosial ini hanya bersifat sementara untuk saat ini, dan kami hanya bisa membagikan barang-barang seperti pakaian, sembako, dan sebagainya.

Saat itu tidak ada kepala camat berhubung yang bersangkutan sedang mengadakan rapat koordinasi hingga sore. Jadi kami menunggu bapak sekretaris camatnya yang juga sedang pergi tetapi sedang dalam perjalanan menuju kantor kecamatan. Kemudian sekretaris camat datang dan menyambut kami dengan baik. Pada saat itu kecamatan sedang mengurus pembuatan e-KTP.

Kepala Camat kemudian mengatakan bahwa permasalahan Kecamatan Cilawuh secara umum, hampir 90%, adalah kekurangan air. Kemudian beliau mengatakan beberapa nama-nama desa yang membutuhkan bantuan yang lebih, sebagai berikut:

Desa NgamplangsariKeadaan : Permasalahan utamanya adalah kekurangan air dan kebanyakan yang bekerja di sana sebagai buruh, ikatan pemudanya sangat lemah

Desa SukamajuKeadaan: berada di pinggir jalan raya, namun masih sulit untuk transportasi. Terdapat banyak keluhan, namun tidak dikatakan dengan jelas keluhannya apa.

Desa Dawungsari, Desa Suka Murni, Desa Dangiang, dan Desa Sukahati

Keadaan: Berada di kaki Gunung Cikuray. Kesulitan dalam akses transportasi, jalannya rusak. Permasalahan lainnya adalah sering terjadinya longsoran akibat penjarahan hasil tanaman yang semakin sering sehingga tanah pada daerah itu sering digarap sehingga mengakibatkan mudahnya longsor saat hujan datang. Tetapi pada daerah ini masih banyak tersedia air karena berada di kaki gunung.

Kemudian karena pertimbangan transportasi dan adanya kepala desa Ngamplangsari pada saat itu, dan atas pertimbangan kepala camat kami akhirnya mengunjungi Desa Ngamplangsari. Saat itu juga kami akhirnya berangkat ke Desa Ngamplangsari ditemani Kepala Desa Ngamplangsari, Pak Aek Sugiat (kiri).

Catatan PerjalananLOG

Josia, Ricky

Surveyor

11

Page 10: Berbagi untuk Berisi

Di sana kami langsung ke kantor Desa Ngamplangsari. Desa ini berada bersebelahan dengan Desa Ngamplang. Di sana kami disambut dengan ramah oleh para perangkat desa.Kami ditunjukkan data-data statistik keadaan desa, peta Ngamplangsari yang dibuat oleh Mahasiswa KKN UNPAD 2001. Kami mencatat dan memfoto data statistiknya. Mereka mengatakan hanya beberapa kali mahasiswa yang datang ke Ngamplangsari dan kebanyakan diantaranya sedang melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata). Seorang perangkat desa bidang Kesra, Bu Dedeh, menawarkan rumahnya untuk kami tempati pada malam nanti. Kepala desa kemudian menawarkan perangkat desa lainnya, Kang Abud, untuk menemani kami berjalan mengelilingi Desa Ngamplangsari.

Kami kemudian menaruh tas carrier kami ke dalam kantor desa. Kami kemudian berjalan mengelilingi berjalan mengeliingi Desa Ngamplangsari. Kami ditunjukkan beberapa tempat Desa Ngamplangsari di beberapa RW, tempat mandi, petak-petak sawah, sekolah, rumah-rumah warga yang sudah hampir hancur., lapangan voli dan bola Semua kami catat dan kami ambil fotonya.

Desa ini pernah menjadi target proyek PNPM, yaitu pengadaan air bersih, namun entah kenapa sumurnya tidak lagi berfungsi, sehingga tidak dapat lagi diambil air kecuali melalui beberapa sumur di rumah yang digali sendiri. Adapun yang masih terdapat air bersih adalah RW 1-5, sedangkan RW 6-9 mengalami kesulitan air bersih.

Setelah itu kami kembali ke kantor desa mengambil semua peralatan yang kami tinggalkan di kantor. Kemudian kami pergi ke perkotaan untuk makan siang di salah satu rumah makan.

Setelah itu kami kembali ke Desa Ngamplangsari dan berkunjung ke rumah Bu Dedeh yang menjanjikan tempat untuk kami menginap. Di sana anaknya, Mas Ajang, menyambut kami dengan ramah. Mas ajang berbincang-bincang dengan kami tujuan kami datang ke desa, kemudian dia memberikan saran apa sebaiknya yang kami lakukan saat bakti sosial. Salah satu sarannya adalah koordinasi dengan para pemimpin desa, RW, dan RT agar sumbangan yang diberikan tepat sasaran.

Kami juga disuguhi makanan dan minuman, dan diperkenalkan dengan keluarga Bu Dedeh dengan ramah. Semua saran menjadi masukan kami untuk bakti sosial nanti.

Malam tiba. Kami harus mandi. Untuk mandi kami harus menimba air di sumur rumah sebelah sedalam 28 meter dan mengangkut airnya ke kamar mandi. Setelah itu kami mengevaluasi perjalanan seharian dan merencanakan perjalanan besoknya.

Catatan PerjalananLOG

Ricky Tampu

Surveyor

11

Page 11: Berbagi untuk Berisi

Hari Kedua

Kami bangun di pagi hari, sarapan di rumah Bu Dedeh dan langsung membereskan semua peralatan kami dan berangkat menuju Desa Dawungsari. Untuk sampai ke Dawungsari kami harus naik angkot 06 dan turun di Genteng. Begitu turun di Genteng kami mengambil ojeg dan diantar ke kantor Desa Dawungsari.

Begitu sampai di kantor Dawungsari kami disambut dengan ramah oleh perangkat desa. Di sana

kami berbicang dengan sekretaris desa karena kepala desa sedang

tidak berada di tempat. Kami kemudian ditawarkan untuk

ditemani oleh perangkatdesa, Kang Dede, untuk berkeliling melakukan

survey secara langsung. Saat kami berjalan, kami bertemu perangkat

desa yang lain, Kang Suryana, yang merupakan saudara dari Kang

Dede, yang juga menemani kami berjalan sambi bercerita.

Mereka menunjukkan tempat-tempat, seperti sekolah, rumah, perkebunan tomat, akar wangi, dan teh. Mereka menunjukkan kaki Gunung Cikuray yang telah gundul akibat penjarahan dan menceritakan bencana alam yang telah menimpa, seperti banjir dan longsor yang telah memakan jiwa akibat penggundulan hutan. Mereka juga memperkenalkan kami pda warga sekitar dan wanita yang mengambil tanaman untuk makanan ternak. Kami mencatat dan mengambil fotonya.

Setelah itu kami permisi dan kembali ke kantor desa dan

berkenalan dengan Kepala Desa, Pak H. Sutisna yang baru saja

datang ke kantor. Kami kemudian berdiskusi maksud dan tujuan

kami datang. Setelah itu, seperti di Ngamplangsari kami mengambil

data statistik kemudian menyalin data-data yang ada. Di samping ini adalah foto bersama kami dengan para perangkat desa Dawungsari.

Catatan PerjalananLOG

Ricky Tampu

Surveyor

11

Page 12: Berbagi untuk Berisi

Catatan PerjalananFOTO

Josia Tarigan

Fotografer

Kebun TomatSepetak lahan tomat yang terletak di samping persawahan desa Dawungsari. Kebun kecil ini dimiliki dan dikelola oleh kurang dari sepuluh orang. Sistem aerasi tanaman di kebun ini masih sangat kurang.

Ladang Akar WangiDi desa Dawungsari, 100 orang petani memiliki dan mengolah ladangnya sendiri, sementara sekitar 500 orang lainnya bekerja sebagai buruh tani di perkebunan teh.

Selain memiliki kebun tomat, penduduk desa juga memiliki ladang Vetiver zizanioides yang merupakan tanaman penghasil minyak atsiri.

Reruntuhan KelasSaat ini, Desa Dawungsari masih kekurangan sarana pendidikan dan tenaga pengajar.

Selain SD yang rusak ini, masih ada empat SDN dan satu Madrasah Ibtidaiyah yang memfasilitasi pendidikan anak-anak usia SD di Dawungsari.

Berkunjung ke Pak RWKunjungan tim survei ke ketua RW 06 Desa Dawungsari. Kami disambut dengan ramah dan disuguhi makanan ringan.

Tebak siapa yang memotret.

12

Page 13: Berbagi untuk Berisi

Catatan Perjalanan

MCK UmumPenduduk yang punya kamar mandi pribadi harus datang ke salah satu dari 5 MCK yang tersebar di desa untuk mendapatkan air bersih untuk digunakan di rumah masing-masing, sedangkan penduduk yang tidak punya sarana MCK sendiri bisa mengantri di kelima situs MCK tersebut.

Dibabat HabisPemandu kami, Kang Dede (tengah-kiri) dan Kang Suyana (tengah-kanan) menunjukkan kaki gunung yang dulunya hutan, namun sekarang tinggal lahan rumput.

Bekas LongsorAkibat penggundulan hutan dan penjarahan alam di desa ini, banjir dan longsor pun menjadi masalah yang sering dihadapi penduduk.

Gambar di samping adalah bekas longsoran tahun lalu yang hampir menutup jalan utama Desa Dawungsari.

Potensi WisataSecara umum, daerah sekitar kaki Gunung Cikuray ini memiliki keindahan alam yang luar biasa.

Air terjun ini, Curug Cihanyawar, terletak sekitar 10 km dari desa, dan merupakan tempat yang rindang dan sejuk—cocok untuk dijadikan tempat wisata.

FOTOJosia Tarigan

Fotografer

12

Page 14: Berbagi untuk Berisi

Hari Ketiga

Kami bangun pagi hari dan membereskan semua peralatan, dan turun ke Bojangloa dengan ojeg yang sama mengantar kami kemarin. Kemudian kembali ke Terminal Guntur dan mengambil bus yang bertujuan ke Terminal Cicaheum. Setelah sampai di sana kami mengambil angkot Cicaheum-Ciroyom dan kembali ke kosan Bang Josia. Setelah itu kami kembali ke rumah masing-masing dan mengembalikan tenda sewaan.

Catatan PerjalananLOG

Ricky Tampu

Surveyor

KONDISIMasalah Desa

Raymond Lagona

Surveyor

13

Desa Dawungsari memiliki banyak potensi wisata, terletak di bawah kaki Gunung Cikuray yang memiliki pesona wisata dan sering didaki. Berbeda dengan kebanyakan desa di Kecamatan Cilawu, desa ini tidak kekurangan air bersih kecuali pada musim kemarau. Penduduk mereka sangat ramah dan terbuka untuk menerima bantuan.

Beberapa sekolah dan madrasah masih banyak kekurangan fasilitas. Ada beberapa sekolah yang tidak layak pakai dan masih kekurangan fasilitas. Anak-anaknya banyak yang belajar sambil bekerja membantu keluarganya sebagai buruh tani dan mengurus peternakan. Masih banyak kekurangan tenaga pendidik di desa ini. Kehadiran mahasiswa di sana juga masih terkesan sangat jarang.

Masalah berikutnya adalah masalah aksesibilitas ke daerah ini. Sebagian jalan ini masih rusak, bahkan di gang-gangnya. Tapi untuk bakti sosial ini tidak perlu khawatir karena masih dapat dilalui oleh angkot yang akan digunakan sebagai transport.

Masih banyak diantara mereka yang masih menjadi buruh, sekalipun wanita. Wanita bahkan yang telah tua masih saja mengangkat beban berupa tanaman hasil perkebunan dantanaman untuk makanan ternak tanpa menggunakan alat, hanya dipikul di pundak.

11

Page 15: Berbagi untuk Berisi

PendidikanDusun I dan II Ciseda tidak memiliki Pendidikan Anak Usia DiniSDN Dawungsari I, II dan IV tidak memiliki ruang perpustakaan dan praktek olahragaSDN Dawungsari I dan II tidak punya WC, bangunan belum memadai, dan kondisinya rusakSDN Dawungsari III kekurangan kelas serta tempat praktek olahragaMI Dusun I dan II sarana dan prasaranaMasjid Al-Syukrillah (RW.04) dan masjid perlu diperbaiki

KesehatanSarana posyandu di setiap RW belum ada; kalaupun ada, masih menumpang di rumah Desa belum memiliki POSKESDES dan POLINDESMasih banyak warga yang belum memilki MCK pribadi dan buang air besar di kolamKesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan masih perlu ditingkatkanKurangnya air bersih saat musim kemarau

Sarana Prasarana

Jalan desa yang sudah milik kabupaten sepanjang 2 km kondisinya sudah rusakJembatan perbatasan dengan Desa Dangiang kondisinya sudah rusakDrainase jalan kabupaten sepanjang 3 Km sering longsor; badan jalan menjadi mengecilDrainase jalan desa masih ada yang belum diaspalJembatan desa di lokasi RW. 03 semakin mendekat ke badan jalan karena sering longsorJembatan desa di lokasi Balumbang sudah menyempit karena longsorJalan gang setiap RW kondisinya sudah rusak dan masih banyak yang belum diperkerasJalan gang menuju tempat pemakaman Cigolat belum dipelurisasiPemukiman Kampung Cikandawe masih belum tertata dengan baikSaluran irigasi Cibitung I sampai IV banyak yang longsor; air banyak yang terbuangSaluran Jinispati dan Cisabuk serta Cibolerang banyak yang longsorSaluran jalan desa mengalami pendangkalan; saat musim hujan air meluap ke badan jalan

Lingkungan HidupMasyarakat pada musim kemarau tidak bertani karena kurang air untuk irigasiKalau sudah musim hujan masyarakat kesulitan air bersih karena menjadi keruhSumber mata air di Desa Dawungsari (yaitu hutan Cikuray) kondisinya gundul; rusak beratMasih ada masyarakat yang belum memiliki sambungan listrik sendiriLingkungan jalan Desa Dawungsari dan gang di setiap RW masih belum ada penerangan.Masih banyak rumah warga yang tidak layak huni dan dikhawatirkan roboh.

Ekonomi, Sosial, dan BudayaPelaku usaha kecil perlu diberi dukungan modal.

Kelembagaan

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

Ÿ

tidak memiliki ruang perpustakaan dan

kekurangan tenaga pengajar serta kekurangan Baiturohim (RW.07)

Desa masih belum memiliki gedung serbagunaBeberapa sarana olahraga, seperti lapangan sepak bola dan gedung olahraga belum ada.

Desa tidak memiliki sarana saung kesenian dan budaya.Alat-alat kesenian belum tersedia, sehingga banyak kesenian yang hampir punah.

Kantor belum memiliki aula untuk rapat.Kerjasama antar lembaga di desa belum maksimal. Desa Dawungsari tidak memiliki kantor RW dan minim fasilitas dan juga penunjang administrasi

Masalah Desa

Page 16: Berbagi untuk Berisi

+Demikian proposal untuk Baksi Sosial Garut “Berbagi untuk Berisi” kali ini. Kami selaku panitia mengharapkan dukungan dari Bapak/Ibu/Saudara/i/Abang/Kakak/Alumni agar acara ini bisa berjalan lancar.

Terima kasih atas perhatian yang diberikan :)Selamat Tahun Baru.Tuhan Memberkati

Penutup

Roy Pandapotan

Teknisi Acara

X