beranda its edisi 05 2015

6
Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi Edisi 05/Januari 2015 GALERI ITS Persiapkan Tendik Hadapi Asesor AUN ITS Pertahankan 10 Besar Akreditasi A ITS Jalin Kerjasama dengan Dewan Ketahanan Nasional

Upload: majalah-its

Post on 21-Jul-2016

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Beranda its edisi 05 2015

Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program

Media Diseminasi Kebijakan dan Prestasi

Edisi 05/Januari 2015

GALERI

ITS Persiapkan Tendik Hadapi Asesor AUN

ITS Pertahankan 10 Besar Akreditasi A

ITS Jalin Kerjasama dengan Dewan Ketahanan Nasional

Page 2: Beranda its edisi 05 2015

Tahun 2015 ini, ITS menjalin kerjasama dengan Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengenai Peluang dan Tantangan Pengelolaan Potensi Sumber Daya Gas Bumi Wilayah Jawa Timur. Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) telah dilakukan oleh Rektor ITS Prof Dr Tri Yogi Yuwono DEA dengan Deputi Bidang Politik dan Strategi Setjen Wantannas Irjen Pol Rusli Nasution SH MH MM pada 28 Januari 2015 lalu.

Kerjasama ini dilakukan sebagai salah satu bentuk masukan kepada pemerintah terhadap kebijakan yang akan diambil mengenai permasalahan energi nasional. Dari kerjasama ini ITS akan memberikan beberapa solusi dan pandangan terkait masalah tersebut kepada pemerintah. Solusi dan pandangan yang diberikan ITS dapat dijadikan referensi oleh pemerintah mengenai masalah terkait.

Wantannas merupakan suatu badan pemerintah yang bertugas untuk merumuskan dan merancang kebijakan dan strategi nasional. Selain itu Wantannas juga bertugas sebagai penasehat presiden mengenai beberapa kebijakan yang akan diambil.

Untuk menjalankan kerjasama ini, ITS membentuk tim khusus. Ke depannya mereka akan bertugas mengaji masalah terkait energi nasional dan potensinya di wilayah Jawa Timur. Tim Khusus tersebut terdiri dari enam pakar ITS dalam bidang energi. Mereka di antaranya, Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc, Dr Widya Utama DEA, Prof Dr Eng Ir Prabowo M Eng, Prof Daniel Mohammad Rosyid PhD MRINA, dan Prof Ir Eko Budi Djatmiko MSc PhD.

Nantinya, keenam anggota tim khusus tersebut akan melakukan diskusi terkait berbagai permasalahan energi nasional dan potensinya. Selain itu, mereka juga akan memberikan sebuah solusi alternatif kepada pemerintah terkait masalah tersebut. Terdapat beberapa fokus masalah yang akan dibahas dalam kerjasama ini. Di antaranya, permasalahan pemetaan potensi gas di

ITS Jalin Kerjasama dengan Dewan Ketahanan Nasional

Page 3: Beranda its edisi 05 2015

wilayah Jawa Timur, pengembangan teknologi yang ada, perbedaan supply demand setiap daerah, dan permasalahan lingkungan sekitar. Selain itu, turut dibahas pula permasalahan mengenai kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan.

Proses pengkajian ini juga akan melibatkan mahasiswa dan beberapa pakar lain di ITS. Ini merupakan salah satu cara agar mahasiswa ITS mengetahui permasalah negerinya serta dapat turut memberikan pemikirannya mengenai masalah tersebut. Dalam masalah ini pula, ITS juga akan menampung aspirasi dari masyarakat mengenai kebijakan pemerintah terkait masalah energi nasional.

Ada beberapa strategi yang akan dilakukan ITS. Di antaranya, ITS akan mengembangkan teknologi laut dalam sebagai salah satu potensi sumber gas dalam negeri. Selain itu ITS juga akan mengembangkan teknologi ramah lingkungan berbasis gas. Bukan hanya itu saja, ITS juga akan melakukan sosialisasi mengenai konversi minyak ke gas kepada masyarakat dan mendata potensi gas yang ada di setiap daerah khususnya wilayah Jawa Timur.

Dari kerjasama ini, banyak manfaat yang didapat oleh ITS. Salah satunya adalah konsep eco green yang diterapkan di kampus ITS ini dapat terimplikasi. Selain itu, kerjasama ini merupakan bentuk kontribusi langsung ITS kepada Indonesia.

Diharapkan agar ke depannya kerjasama ini bukan hanya sebuah konsep. Namun, ada agenda lain yang dilakukan oleh pemerintah sebagai tindak lanjut dari beberapa konsep yang telah diberikan. Selain itu, ke depannya ITS dapat terus dilibatkan oleh pemerintah Indonesia dalam segala kajian mengenai permasalahan yang ada. (*)

Page 4: Beranda its edisi 05 2015

Memiliki akreditasi yang baik merupakan hal yang sangat krusial bagi sebuah perguruan tinggi, karena berkaitan pula dengan kualitas yang dimiliki. Karena itu, perguruan tinggi harus terus berupaya keras untuk bisa meraih akreditasi yang baik, dalam hal ini meraih akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT).

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh BAN PT belum lama ini, ITS tercatat menduduki peringkat ketujuh dari 10 besar PT akreditasi nasional dengan nomor surat keterangan (SK) 015/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2014. Dalam hal ini ITS memiliki Akreditasi A dengan nilai 368 poin yang mulai ditetapkan pada 16 Januari 2014 dan berlaku hingga tahun 2019.

Menurut Wakil Rektor I, Prof Dr Ing Ir Herman Sasongko, kedudukan ITS dalam peringkat 7 ini masih tergolong sangat baik. Kedudukan di posisi tersebut bukan dikarenakan adanya penurunan kualitas ITS, melainkan karena banyaknya program studi (prodi) yang baru berdiri di ITS saat ini. Sehingga persentase nilai ITS berubah dari sebelumnya. Akreditasi tiap prodi baru tersebut mempengaruhi nilai persentase akreditasi ITS, sehingga seolah-olah kedudukan akreditasi ITS menurun, padahal sebenarnya tidak.

Pendirian sejumlah prodi baru di ITS ini juga untuk mengikuti dinamika kebutuhan masyarakat. Sehingga tujuannya adalah untuk membantu masyarakat menyelesaikan masalah sehari-hari. Berdirinya setiap prodi baru di ITS ini justru merupakan salah satu prestasi tersendiri, di mana setiap prodi yang baru berdiri memiliki akreditasi yang baik.

Semua prodi baru yang baru berdiri di ITS saat ini telah memiliki akreditasi B. Bahkan ada yang masih baru berdiri sudah mampu terakreditasi A, seperti Teknik Multimedia dan Jaringan (TMJ) di Fakultas Teknologi Industri (FTI).

Memiliki akreditasi A bagi prodi baru bukanlah hal yang mudah. Sebab enam bulan setelah pendirian, prodi tersebut harus segera mengajukan akreditasi. Dalam waktu sesingkat itu, tentunya sebuah prodi baru belum mampu memenuhi kriteria akreditasi A seperti untuk penyusunan kelembagaan dan kesehatan organisasi, jumlah dosen, sarana dan prasarana, mahasiswa dan lulusan, dan lain lainnya. Oleh karena itu, ukuran untuk menilai prodi baru seharusnya tidak disamakan dengan prodi lama. Dalam hal ini BAN PT belum menggunakan instrumen baru khusus untuk prodi baru. Akreditasi yang sudah diberikan kepada prodi baru akan berlaku selama empat tahun. Selama waktu itu, prodi tersebut memiliki waktu untuk membenahi diri menutupi setiap kekurangan yang ada. Sehingga, untuk akreditasi selanjutnya prodi tersebut sudah benar-benar siap untuk mendapat nilai A. (*)

ITS Pertahankan 10 Besar Akreditasi A

ilustrasi : google

Page 5: Beranda its edisi 05 2015

Dalam upaya mempersiapkan kunjungan asesor ASEAN University Network (AUN) yang akan dilaksanakan pada tanggal 10-12 Februari 2015, ITS International Office (IO) berupaya untuk meningkatkan wawasan perihal AUN dan pelatihan Bahasa Inggris dasar bagi para tenaga kependidikan (tendik) di jurusan atau unit yang ada di lingkungan ITS.

Untuk tiap-tiap jurusan dan unit diimbau bisa mengirimkan dua orang tendik per bagian guna mengikuti pelatihan ini. Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah tendik yang ada di tiap unit dan jurusan di lingkungan ITS, sehingga harus dibatasi jumlah peserta yang bisa mengikuti pelatihan ini. Namun untuk persiapan AUN ini hanya ditunjuk empat jurusan yang dinilai telah memenuhi persyaratan. Yakni jurusan Teknik Informatika, Teknik Industri, Teknik Lingkungan, dan Statistik.

Dikarenakan pula terbatasnya jumlah ruang yang memiliki daya tampung memadai, peserta pelatihan ini pun dibagi dalam beberapa kelompok sesuai jurusan dan unit serta mengambil tempat di beberapa lokasi di lingkungan ITS. Peserta dibagi dalam empat kelompok. Peserta kelompok I berasal dari tendik jurusan Teknik Informatika dan Teknik Industri, kelompok II dari Teknik Lingkungan dan

Statistik.Sedang peserta kelompok III berasal dari UPT Perpustakaan, Pengelola Fasor, Pengelola Asrama, Pengelola Medical Center, Pengelola SCC, Pengelola Kantin, dan Sopir. Sementara untuk peserta kelompok IV berasal dari Pengelola Protokoler, BAKP, LPTSI, BKPKP, UPT Bahasa, Pengelola Sarpras, UPT Keamanan Kampus.

Pelatihan dilaksanakan selama lima hari yakni mulai tanggal 29 Januari sampai 4 Februari 2015. Dalam pelatihan ini, para tendik dijelaskan tentang berbagai hal terkait AUN dan Asean Economic Community (AEC), serta berbagai persiapan yang harus dilakukan untuk menghadapinya. Kedatangan para asesor AUN tersebut nantinya untuk menentukan apakah ITS sudah berhak untuk mendapatkan sertifikasi AUN atau belum.

AUN ini merupakan asosiasi universitas-universitas di kawasan ASEAN. Keuntungan yang akan diperoleh dengan mendapatkan sertifikasi AUN ini nantiny,a semua SDM ITS baik itu mahasiswa, dosen maupun tendik bisa disetarakan dengan yang dimiliki oleh universitas-universitas yang terdaftar sebagai anggota AUN juga. Sehingga bisa juga saling melakukan pertukaran SDM untuk saling membantu meningkatkan kualitas. (*)

ilustrasi : google

ITS Persiapkan Tendik Hadapi Asesor AUN

Page 6: Beranda its edisi 05 2015

Puskominfo BKPKP ITS, Humas : Indah Tri Sukmawati, HP. 081231157772, PIN. 2A3E4F2COffice : 031-5927012, Email : [email protected], [email protected], Website: www.its.ac.id/beranda/en

GALERI ITS

ITS selama tiga hari berturut-turut mengadakan ujian penyetaraan PNS, dibagi menjadi dua ruang ujian penyetaraan ijasah, yaitu penyetaraan tingkat SMP hingga SMA, dan yang kedua adalah penyetaraan setingkat S1 dan S2.

ITS Urban Farming kembali mendapatkan kunjungan dari mahasiswa asing, kali ini mahasiswa dari Shantou University Bussiness School, China dalam rangka tour campus yang tergabung dalam Asian Global Development Camp, di mana para mahasiswa dari universitas tersebut diundang untuk lebih mengenal kampus ITS.

Wakil Rektor IV, Prof Dr Darminto Msc dengan Deputi Bidang Politik dan Strategi Setjen Wantannas Irjen Pol Rusli Nasution SH MH MM menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan disaksikan oleh Rektor ITS Prof Dr Tri Yogi Yuwono DEA.