bendungan rp5 triliun segera dilelang sumber daya...

1
Bisnis Indonesia, 16 Maret 2018 | hal.7

Upload: truongtuyen

Post on 30-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7 Jumat, 16 Maret 2018 I N F R A S T R U K T U R �SUMBER DAYA AIR

Bendungan Rp5 Triliun Segera DilelangJAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat segera melelang empat dari 11 bendungan yang akan

dibangun pada tahun ini.

Yanita [email protected]

Dirjen Sumber Daya Air Ke-menterian PUPR Imam Santo-so mengatakan bahwa keempat bendungan itu ialah Bendungan Sadawarna (Jabar), Randu Gun-ting (Jabar), Beringin Sila (NTB), dan Bendungan Jelantah. Total nilai investasi keempat bendungan tersebut mencapai Rp5 triliun.

“Empat bendungan ini kami mulai lelang 2 minggu lagi seki-

tar akhir Maret,” ujarnya, Selasa (13/3).

Adapun, tujuh bendungan lain yang akan dilelang pada tahun ini ialah Bendungan Digoel di Papua, Manikin di NTT, Bolango Hulu di

Gorontolo, Rukoh di Aceh, Mbay di NTT, Bagong di Jawa Timur, dan Tamblang di Bali.

Tahun ini, Kementerian PUPR memulai lelang lebih awal diban-dingkan dengan tahun lalu yang baru dilakukan sekitar Agustus 2017. Sepanjang tahun lalu, Kemen-terian PUPR hanya melelang enam dari target sembilan bendungan.

Keenam bendungan tersebut ialah Bendungan Pamukkulu di Sulawesi Selatan, Lau Simeme di Sumatra Utara, Semantok di Jawa Timur, Way Apu di Maluku, Temef di NTT, dan Margatiga di Lampung.

Sementara itu, tiga bendungan lainnya masih tahap proses lelang hingga saat ini.

Pada Februari lalu, Imam me-nyatakan bahwa dua bendungan di Kepulauan Nusa Tenggara senilai

Rp874 miliar, yakni Tanju dan Rotiklod telah selesai dibangun dan direncanakan dapat beroperasi pada Maret 2018.

Dari rencana sembilan bendung-an yang ditargetkan rampung pada tahun ini, Bendungan Tanju di NTB dan Rotiklod di NTT direncanakan bisa diresmikan pada Maret 2018.

“Jadi, konstruksinya sudah se-lesai tinggal diisi bendungannya. Maret ini seluruhnya selesai,” kata Imam (Bisnis, 19 Feb.)

Sementara itu, Bendungan Gondang senilai Rp 680 miliar di Jawa Tengah akan menyusul untuk diresmikan pada Agustus. Saat ini, Imam mengatakan bahwa bendungan ini masih dalam tahap konstruksi akhir.

Berturut-turut, Bendungan Le-gong di Jawa Tengah rencananya selesai pada September, Sei Gong

di Batam dan Mila di NTB akan selesai pada Oktober.

Namun, Menteri PUPR Basu-ki Hadimuljono ketika meninjau Bendungan Sei Gong di Batam, awal bulan ini memperkirakan pembangunan bendungan terse-but akan selesai pada Agustus mendatang.

Kemudian, Bendungan Sindang Heula di Banten dan Bintang Bano di NTB selesai pada November dan terakhir, Passeloreng akan selesai pada Desember.

Secara keseluruhan, Dirjen SDA menjelaskan bahwa tahap-an konstruksi seluruh bendungan yang rencananya diresmikan pada Agustus—Desember tersebut sesuai dengan lini masa yang dibuat. Progresnya saat ini berada di kisaran 89%—91%.

“Jadi, tinggal sekitar 10% saja

yang kami harus selesaikan untuk fi nishing akhir,” ujarnya.

Secara total, kesembilan proyek bendungan yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional tersebut memiliki nilai investasi Rp5,10 triliun.

Menteri Basuki mengatakan bahwa Bendungan Passeloreng merupakan bendungan pertama yang akan selesai pada tahun ini dibandingkan dengan dua bendungan lainnya yang sedang dibangun di Sulawesi Selatan, yakni Karalloe dan Pamakkulu.

“Bendungan Paselloreng ditar-getkan rampung Desember 2018. Untuk Bendungan Karalloe, kon-struksinya memang dimulai lebih dulu, tetapi sempat mengalami masalah pengadaan lahan, sekarang sudah diselesaikan,” kata Basoeki akhir pekan lalu. (Irene Agustine)

�Dua bendungan di Kepulauan Nusa Teng-gara senilai Rp874 miliar, yakni Tanju dan Rotiklod, telah selesai dibangun.

�TOL WARU

Kendala Masih Dikaji

JAKARTA — Proyek jalan tol Waru—Wo-nokromo—Tanjung Perak senilai Rp11,11 triliun yang pelak-sanaannya mandek kendati telah mem-bentuk badan usaha, hambatannya masih akan dievaluasi untuk menentukan kelanjut-an pembangunannya dalam daftar Proyek Strategis Nasional.

Direktur Program Komite Percepatan Penyediaan Infrastruk-tur Prioritas (KPPIP) Rainier Haryanto mengatakan bahwa komite masih terus mengevaluasi perso-alan rencana tata ru-ang wilayah (RTRW) terkait dengan proyek tersebut di tingkat Kota Surabaya.

“Tata ruang di level wali kota masih be-lum, tapi di level na-sional ke atas sudah. Jadi, itu yang bikin tidak bisa bergerak,” katanya kepada Bisnis, Kamis (15/3).

Berdasarkan ca-tatan Bisnis, pemba-ngunan jalan tol 18,20 kilometer itu diten-tang oleh Pemerintah Kota Surabaya sejak 2013 dengan tidak di-masukkannya jalan tol lingkar tengah kota tersebut dalam raperda RTRW Kota Surabaya.

Alasannya, kebu-tuhan jalan tol sudah dapat dipenuhi oleh jalan tol yang sudah ada dan jalan bebas hambatan lingkar luar barat, serta jalan bebas hambatan lingkar luar timur.

Adapun, badan usaha proyek tersebut sudah terbentuk yakni PT Margaraya Jawa Tol yang merupakan konsorsium PT Jasa Marga Tbk. (55%), PT DGI (20%), PT PP Tbk. (20%) dan PT Elnusa (5%).

Rainier tidak sepen-dapat jika disebutkan bahwa proyek tersebut hampir pasti dikelu-arkan dari daftar Pro-yek Strategis Nasional (PSN) yang tengah dievaluasi intensif dikarenakan belum ada pergerakan pada proyek itu.

“Kami itu meng-evaluasi progresnya, bukan proyek-proyek yang keluar masuk PSN ya. Lalu kami sampaikan ke Pak Menko [Perekono-mian]. Makanya, ini kami sedang evalu-asi, harus ada keje-lasan status, bentuk komitmennya dan lain-lain.”

Kepala Panitia Pele-langan Pengusahaan Jalan Tol BPJT) Eka Pria Anas memasti-kan bahwa sampai saat ini progres pro-yek tersebut mandek karena belum ada penyesuaian terkait dengan desain pro-yek dengan RTRW Kota Surabaya. (Irene

Agustine)

Bisnis Indonesia, 16 Maret 2018 | hal.7

Zainudin
Typewriter
16 Maret 2018, Bisnis Indonesia