belajar mandiri via internet

249
Pelajar Modern Pelajar Modern & & Kuliah Gratis Kuliah Gratis v 001b Dari Buddha, S.P.A., Al-Khwarizimi hingga MOOCs. Penyusun: Sunu Pradana ( @sunusaja )

Upload: sunu-pradana

Post on 01-Nov-2014

53 views

Category:

Education


15 download

DESCRIPTION

Berisi:kisah singkat tentang belajar & pendidikan, definisi dan hakikat belajar, evolusi sarana belajar, Internet, Internet sebagai media bantu belajar, MOOC, kuliah gratis via Internet

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar mandiri via Internet

Pelajar ModernPelajar Modern&&

Kuliah GratisKuliah Gratisv 001b

Dari Buddha, S.P.A., Al-Khwarizimi hingga MOOCs.

Penyusun: Sunu Pradana( @sunusaja )

Page 2: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 2

Pada presentasi ini akan dicoba disajikan hal-hal penting dan praktis mengenai belajar di era Internet. Bagaimana kita bisa memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk meningkatkan mutu proses belajar kita sebagai pribadi.

Semua disajikan dengan bahasa yang sederhana dan disertai contoh-contoh gambar.

“Mari berbagi, karena kita sudah merasakan nikmatnya dibagi”

Page 3: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 3

Dikarenakan  jumlah halaman dokumen ini, maka mohon bersabar untuk 

membuka halaman demi halaman. Kecepatannya bergantung pada besar 

memori dan kemampuan prosesor sistem komputer anda.

Page 4: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 4

Jika membuka dokumen ini dengan aplikasi Evince maka tampilan bisa dipilih untuk mode presentasi ataupun layar penuh, mode yang hampir sama juga bisa dipilih pada aplikasi Adobe Acrobat Reader.

Page 5: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 5

Disusun menggunakan :

Page 6: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 6

Sebagian sumber data [Internet] :

Page 7: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 7

Page 8: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 8

bel·a·jar v

1 berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu: adik ~ membaca;

2 berlatih: ia sedang ~ mengetik; murid-murid itu sedang ~ karate;

3 berubah tingkah laku atau tanggapan yg disebabkan oleh pengalaman;

Page 9: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 9

● Learning is acquiring new, or modifying existing, knowledge, behaviors, skills, values, or preferences and may involve synthesizing different types of information.

● The ability to learn is possessed by humans, animals and some machines. Progress over time tends to follow learning curves.

● Learning is not compulsory; it is contextual. It does not happen all at once, but builds upon and is shaped by what we already know. To that end, learning may be viewed as a process, rather than a collection of factual and procedural knowledge.

Page 10: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 10

Page 11: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 11

Page 12: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 12

Page 13: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 13

pen·di·dik·an n

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dl usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik;

Page 14: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 14

Page 15: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 15

mo·dern /modérn/

1 a terbaru; mutakhir: pasukan diperlengkapi dng senjata-senjata --;

2 n sikap dan cara berpikir serta cara bertindak sesuai dng tuntutan zaman;

Page 16: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 16

ku·li·ah 1 n sekolah tinggi: -- guru; 2 n pelajaran yg diberikan di perguruan tinggi: ia memberikan -- di Fakultas Sastra; 3 v mengikuti pelajaran di perguruan tinggi: ia sedang --; 4 v ceramah: -- subuh, ceramah agama yg disampaikan setelah salat subuh;

-- kerja belajar sambil praktik (di laboratorium dsb) dng bimbingan dosen; -- kerja nyata mempraktikkan ilmu yg diterima di bangku kuliah secara langsung di tengah-tengah masyarakat; -- lapangan kuliah langsung praktik di lapangan yg sesuai dng keahlian bidang ilmu yg dituntut; -- Ramadan ceramah agama yg diberikan pd bulan Ramadan; -- Subuh ceramah agama yg diberikan sehabis salat Subuh; -- umum ceramah tt masalah tertentu yg boleh dihadiri oleh mahasiswa dr berbagai jurusan;

ber·ku·li·ah v 1 menerima kuliah; 2 menuntut pelajaran di perguruan tinggi: pagi-pagi ia ~ di IKIP, sore ia mengajar; 3 kl memberi kuliah; mengajar (di perguruan tinggi);

me·ngu·li·ahi v mengajari: aku bukan ~ mu, tetapi sekadar menasihatimu agar engkau sadar

Page 17: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 17

Page 18: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 18

Internet (kependekan dari interconnection-networking) secara harfiah

ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung

menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk melayani

miliaran pengguna di seluruh dunia.

Page 19: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 19

World Wide Web atau Waring Wera Wanua[rujukan?], biasa lebih

terkenal disingkat sebagai WWW adalah suatu ruang informasi yang

dipakai oleh pengenal global yang disebut Pengidentifikasi Sumber

Seragam untuk mengenal pasti sumber daya berguna. WWW sering

dianggap sama dengan Internet secara keseluruhan, walaupun

sebenarnya ia hanyalah bagian daripada Internet.[1]

Page 20: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 20

Page 21: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 21

Page 22: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 22

Page 23: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 23

Page 24: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 24

Page 25: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 25

Page 26: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 26

Page 27: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 27

Email

Surat elektronik[1] atau pos elektronik [2] (bahasa Inggris: email') adalah

sarana kirim mengirim surat melalui jalur jaringan komputer (misalnya

Internet).

Page 28: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 28

Page 29: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 29

Page 30: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 30

Page 31: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 31

Page 32: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 32

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan

meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.[1] Segi-segi

ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan

membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.[2]

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan

berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat

metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena

manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan

adalah produk dari epistemologi.

Page 33: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 33

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan

dijabarkan dalam konsep mendasar.[1] Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-

eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,

mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir

dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak

diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Page 34: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 34

Physics (from Greek: φύσις physis "nature") is a branch of science that developed out of

philosophy, and was thus referred to as natural philosophy until the late 19th century - a term

describing a field of study concerned with "the workings of nature". Currently, physics is traditionally

defined as the study of matter, energy, and the relation between them. Physics is, in some senses,

the oldest and most basic pure science; its discoveries find applications throughout the natural

sciences, since matter and energy are the basic constituents of the natural world. The other sciences

are generally more limited in their scope and may be considered branches that have split off from

physics to become sciences in their own right. Physics today may be divided loosely into classical

physics and modern physics.

Page 35: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 35

Secara sederhana dapat dikatakan pada awalnya semua pertanyaan-pertanyaan

manusia mengenai diri dan lingkungan sekitarnya dihimpun dalam Filsafat.

Namun lambat laun pembahasan semakin meluas dan membutuhkan

penelaahan yang lebih dalam untuk tiap bagian, untuk itu himpunan

pengetahuan dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil.

Ilmu-ilmu cabang ini lalu berdiri sendiri dan berkembang terus menerus hingga

sekarang.

Dengan kerumitan ilmu-ilmu seperti sekarang ini akan mudah bagi seorang

manusia dan bahkan masyarakat untuk kehilangan pemahaman tujuan awal dari

ilmu pengetahuan yaitu kebijaksanaan.

Page 36: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 36

Manusia sedari dulu selalu bertanya-tanya tentang banyak hal. Kita

menyebutnya sebagai manusia yang berpikir. Manusia berpikir tentang

tubuhnya, tentang tanaman dan hewan di sekitarnya, tentang bebatuan,

tentang air, tentang gerak benda-benda. Manusia berpikir tentang hartanya

tetapi manusia juga bahkan berpikir tentang jiwanya (nyawanya).

Manusia berpikir tentang hal-hal yang dapat diamati oleh mata maupun

pendengarannya. Manusia juga berpikir tentang hal-hal yang tidak dapat diamati

langsung oleh panca indranya tanpa alat bantu. Manusia bahkan berpikir

tentang udara dan jiwa.

Page 37: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 37

Untuk memudahkan pengembangan ilmu pengetahuan maka kita sekarang

mengenal ilmu-ilmu semacam Fisika, Matematika, Biologi. Bahkan sekarang

ilmu-ilmu itu pun dipecah-pecah lagi ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil

(terspesialisasi). Dahulu kesemuanya adalah bagian dari Ilmu Filsafat.

Dalam dunia modern ini mudah untuk melupakan bahwa segala kerumitan

dalam pengembangan sains awalnya tak lain adalah upaya untuk menjawab

berbagai pertanyaan manusia. Lebih dari itu kita mencari apa yang dinamakan

pencerahan, menuju kebijaksanaan.

Sepanjang sejarah, diakui oleh sebagian besar manusia bahwa ada orang-orang

yang disebut sebagai orang bijak. Mereka adalah orang yang dianggap bijaksana

karena telah mendapat pencerahan.

Page 38: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 38

Page 39: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 39

Mereka yang tercerahkan ini adalah mereka yang berusaha sangat giat untuk

melakukan oleh pikir. Mereka meresapi fenomena yang terjadi dalam kehidupan

manusia maupun fenomena alam semesta.

Misalnya di Timur kita mengenal Siddhārtha Gautama atau lebih terkenal

sebagai Buddha.

sumber gambar: http://www.dangerouscreation.com/

Page 40: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 40

Buddha (Sanskerta: बुद्ध berarti. Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan

sejati. dari perkataan Sanskerta: "Budh", untuk mengetahui) merupakan gelar

kepada individu yang menyadari potensi penuh mereka untuk memajukan diri

dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, ia sering

digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama

Buddha (dianggap "Buddha bagi waktu ini"). Dalam penggunaan lain, ia

merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.

Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang

Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang

menemukan Dharma atau Dhamma yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang

sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada

kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus (tujuan)

dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan.

sumber gambar: http://articles.latimes.com/

Page 41: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 41

Di Barat (Eropa) yang paling terkenal hingga saat ini adalah trio Socrates, Plato,

Aristoteles. Untuk memudahkan mengingatnya kita bisa menyingkat nama

mereka sebagai SPA.

sumber gambar: http://geniussquared.com/

Page 42: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 42

Aristoteles adalah murid Plato, Socrates adalah guru dari Plato. Begitulah zaman

dahulu pengetahuan dan kebijaksanaan diwariskan dan dikembangkan dari

“mulut-ke-mulut”.

sumber gambar: dreamstime.comsumber gambar: http://laroucheplanet.info/

Plato & Aristoteles

Page 43: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 43

Tidak boleh dilupakan pula pencapaian kebijaksanaan oleh para ilmuwan Arab &

Islam seperti Mu ammad bin Mūsā al-Khawārizmī (Arab: ḥ الخوارزمي موسى بن .(محمد

Ia adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang

berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva,

Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang

hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad

Buku pertamanya, al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi

sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak

Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan

angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal

di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi

Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.

Page 44: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 44

Page 45: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 45

Setelah menyebutkan sebagian kecil orang-orang bijak zaman dahulu, menarik untuk

mengetahui bagaimana mereka belajar dan mewariskan apa yang telah mereka

capai.

Metoda yang dipakai Socrates adalah dengan bertanya dan berdiskusi. Konon ia

gemar sekali berkeliling pasar dan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada setiap

orang yang ia jumpai. Tentu saja tak semua pertanyaannya mudah untuk dijawab dan

bahkan beberapa pertanyaannya dianggap berbahaya. Kadang pertanyaannya

menginggung perasaan orang-orang penting dan berkuasa di zamannya.

Orang-orang di daerah Socrates zaman itu mengganggap Socrates membahayakan

kelangsungan kekuasaan dan kenyamanan hidup mereka. Mereka lalu memutuskan

untuk menghukum mati Socrates dengan cara memaksanya meminum racun. Ia

dituduh mengkorupsi pemikiran generasi muda dengan meracuni pikiran mereka.

Bertahun-tahun kemudian, setelah ia mati, keadaan berbalik dan orang banyak

mengakui kecerdasan dan kebijaksanaannya.

Page 46: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 46

Socrates, Plato and Aristotle, Felt tip pen, Edding and fineliner on paper

Detail from the picture: "Portrait painter: Cover of the picturebook" (Colored illustration)

sumber gambar : http://www.martin-missfeldt.com/

Page 47: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 47

sumber gambar: dreamstime.com

Page 48: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 48

Akademi Platonik

Akademi (Yunani Kuno: Ἀκαδήμεια) didirikan oleh Plato pada tahun 387 SM di Athena.

Aristoteles belajar di akademi Plato selama dua puluh tahun (367 BC - 347 SM) sebelum

ia mendirikan sekolahnya sendiri. Akademi ini berdiri selama periode Helenistik, hingga

kematian Philo dari Larissa tahun 83 SM. Filsuf-filsuf masih terus mengajarkan filsafat

Plato di Athena pada masa kekuasaan Romawi. Pada tahun 410, akademi kembali

didirikan sebagai pusat neoplatonisme. Akademi Neoplato ditutup oleh Kaisar

Yustinianus I pada tahun 529.

Plato's academy, mosaic from Pompeii.

Page 49: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 49

The School of Athens by Raphael (1509–1510), fresco at the Apostolic Palace, Vatican City.

Page 50: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 50

sumber gambar: buddhanet.net

Menurut beberapa sumber, pengajaran yang dilakukan oleh Siddhārtha Gautama

Buddha tak berbeda dengan kelaziman pada zamannya yaitu dengan tatap

muka. Informasi kemudian disebarkan dari “mulut-ke-mulut”.

sumber gambar: http://sgforums.com/forums/1728/topics/201378

Page 51: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 51

Pola penyampaian informasi, ilmu dan kebijaksanaan dengan menggunakan tutur

kata adalah cara utama sebelum ditemukannya cara dan media penyampaian massal

seperti kertas dan mesin cetak.

Pola khas dari cara ini adalah pemberi (pengajar/guru) dan penerima (murid) harus

bertemu, berada di tempat yang sama.

sumber gambar: pastorcraigsermonblog.blogspot.com

Page 52: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 52

sumber gambar: blogs.skillsoft.com

Page 53: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 53

sumber gambar: lostmotorcycles.blogspot.com

Page 54: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 54

sumber gambar: ericwestbrook.com

Page 55: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 55

sumber gambar: markthedifference.blogspot.com

Page 56: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 56

sumber gambar: thebeaveronline.co.uk

Page 57: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 57

Begitulah, pada zaman itu seseorang yang ingin belajar (menjadi pelajar) harus

pergi berguru kepada seorang bijak. Si murid biasanya datang ke tempat sang

guru berada dan berinteraksi langsung dengannya. Misalnya Aristoteles pergi

berguru kepada Plato selama dua puluh tahun lamanya.

Page 58: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 58

Page 59: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 59

sumber gambar: arthistory.upenn.edu

Untuk menyimpan pengetahuan, untuk menyebarkan pengetahuan lebih luas

maka manusia kemudian memanfaatkan sarana yang kita kenal sebagai buku.

Page 60: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 60

sumber gambar: http://fridaymorningbookclub.com/

Awalnya buku adalah benda yang mahal dan langka karena menggunakan kulit

binatang (domba) sebagai media tulis.

Kata kunci untuk pencarian dengan Google:parchment, sheep, manuscript

Page 61: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 61

The Making of a Medieval Book©J. Paul Getty Trust

Writing

After the surface had been prepared, the parchment was ruled, usually with leadpoint or colored ink. In this prayer book, you can see the ruling in red ink. Ruling lines helped the scribe to write evenly and were part of the design of the page. The scribe wrote with a quill pen made from the feather of a goose or swan. The end of the feather was cut to form the writing nib. A slit cut into the middle of the nib allowed the ink to flow smoothly to the tip of the pen. The appearance of the script—whether rounded or angular, dense or open—was partly dependent upon the shape and the angle of the nib.

Page 62: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 62

The Making of a Medieval Book©J. Paul Getty Trust

Illumination

Illumination, from the Latin illuminare, "to light up or illuminate," describes the glow created by the colors, especially gold and silver, used to embellish manuscripts. In making an illumination, the artist first made an outline drawing with leadpoint or quill and ink. Next, he or she painted the areas to receive gold leaf with a sticky substance such as bole (a refined red clay) or gum ammoniac (sap). The gold leaf was then laid down and burnished, or rubbed, to create a shiny surface, which sparkles as the pages are turned. Finally, the illuminator applied paints that were made from a wide variety of coloring agents: ground minerals, organic dyes extracted from plants, and chemically produced colorants. These pigments were usually mixed with egg white to form a kind of paint called tempera. The deep blue of this illumination was probably made from crushed stone, while the background is a solid mass of shining gold leaf.

Page 63: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 63

The Making of a Medieval Book©J. Paul Getty Trust

Binding

Once the writing and illuminating had been completed, the parchment sheets were folded and nested into groups called gatherings. The gatherings were ordered in their proper sequence and sewn together onto cords or leather thongs that served as supports. Once the sewing was finished, the ends of the supports were laced through channels carved into the wooden boards that formed the front and back covers of the book. The binding was usually then covered in leather or a decorative fabric. This binding's most stunning ornamentations are the metal corner pieces and raised medallions that would protect the binding as it rested on a surface. The dyed parchment pieces inset into the central medallion were once brightly colored yellow, green, and blue, creating a stained-glass-window effect on the covers of the manuscript.

Page 64: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 64

http://www.getty.edu/art/exhibitions/making/

Page 65: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 65

sumber gambar: http://futureofthebook.com/

Page 66: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 66

Dengan dimilikinya kemampuan untuk menulis naskah-naskah dan buku-buku

maka penyebaran pengetahuan bisa lebih luas, tetapi ini pun bukan tanpa

tantangan. Permasalahan dengan naskah dan buku-buku yang menggunakan

kulit hewan sebagai media tulis adalah mengenai biaya, kerumitan dan waktu

pengerjaan.

Kaum Arab Muslim di Baghdad lebih beruntung, mereka telah menguasai

penggunaan kertas. Buku-buku yang dibuat dengan kertas membutuhkan

biaya yang lebih sedikit, dan waktu pengerjaan yang lebih cepat.

Buku-buku yang telah selesai diperbanyak dapat lebih cepat untuk langsung

dijual di toko-toko dan disebar ke seluruh penjuru negeri.

Page 67: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 67

The House of Wisdom (Arabic: الحكمة يت Bayt Ul-Hikma) was a library and ;ب

translation institute established in Abbasid-era Baghdad,Iraq.[1] It was a key institution in the Translation Movement and considered to have been a major intellectual centre during the Islamic Golden Age. The House of Wisdom was a society founded by Caliph Harun al-Rashid and culminating under his son al-Ma'mun, who reigned from 813–833 AD and is credited with its institution. Al-Ma'mun is also credited with bringing many well-known scholars to share information ideas and culture in the House of Wisdom. Based in Baghdad from the 9th to 13th centuries, many of the most learned Muslim scholars were part of this excellent research and educational institute. It had the dual purpose of translating books from other languages to Arabic and also of the preservation of translated books.[2]

During the reign of al-Ma'mun, observatories were set up, and the House was an unrivalled center for the study of humanities and for science in medieval Islam, including mathematics, astronomy, medicine, alchemy and chemistry, zoology and geography and cartography. Drawing on Greek, Persian and Indian texts—including those of Pythagoras, Plato, Aristotle, Hippocrates, Euclid, Plotinus,Galen, Sushruta, Charaka, Aryabhata and Brahmagupta—the scholars accumulated a great collection of world knowledge, and built on it through their own discoveries.

Page 68: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 68

Page 69: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 69

sumber gambar: http://www.allposters.com/

Page 70: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 70

Exactly how paper made its way further westward from Samarkand is not known. By 794, however, there was a paper mill in Baghdad, and similar factories could soon be found in every Muslim country. Papyrus swiftly fell into oblivion. Paper became so common that Cairo grocers of the eleventh century used it to wrap their customers’ purchases, just like many of the products in today’s supermarkets. More to the point, the advent of paper lowered the price of books so drastically that public and private libraries soon became common throughout the Islamic world. Schools – and bookshops – began to proliferate, and in all likelihood the literacy rate climbed. In the Chester Beatty Library in Dublin, for example, there is a religious manuscript copied out by a 13th-century metalworker from Mosul – a simple craftsman – for his own use.

Page 71: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 71

Chinese papermakers in Samarkandsumber gambar: http://islamic-arts.org/

Page 72: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 72

Christian Europe, meanwhile, did not have an important center of papermaking until

the middle of the 12th century, a key reason why even the important monastic

libraries in Western Europe possessed collections numbering only in the hundreds

of books at a time when the great Muslim libraries could boast of having tens or

hundreds of thousands – and why no European equivalent of the Mosul manuscript

is ever likely to be found.

Page 73: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 73

The first really outstanding library in the Islamic world was the one associated with the famous Bait al-Hikma, or House of Wisdom, in Baghdad (See Aramco World, May-June 1982). According to tradition, the House of Wisdom was founded in 830 by the Abbasid caliph al-Ma’mun, although a government-supported library probably existed in the city in the previous century. The distinguished Arab-American historian Philip K. Hitti described the House of Wisdom as “a combination library, academy and translation bureau which in many respects proved the most important educational institution since the foundation of the Alexandrian Museum” some 1100 years before.

Page 74: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 74

At the House of Wisdom, scholars of many nationalities and religions translated into Arabic, Greek, Persian and Indian works on mathematics, logic, astronomy, philosophy and the exact sciences, and wrote commentaries on those texts as well as original works of their own. In addition to those scientific works, the institute’s library would have housed Korans and collections of Hadith; books on Islamic jurisprudence and theology; collections of poetry; works on genealogy, history, geography and grammar; reference works; and books of proverbs, fables, anecdotes, witticisms and the like. With some differences of emphasis, books on these subjects formed the core of all the great library collections of the medieval Islamic world.

Page 75: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 75

In Muslim Spain, the most celebrated library was that of Cordova; it was the pride and joy of Caliph al-Hakam II al-Mustansir (961-976), himself a scholar of no small reputation. Al-Hakam sent book-buyers to Alexandria, Damascus and Baghdad, and employed large numbers of scribes, calligraphers and bookbinders. His library is said to have contained more than 400,000 books, whose titles filled a 44-volume catalogue. In comparison, the royal library of Fatimid Cairo, founded by Caliph al-’Aziz (975-996), is supposed to have housed some 200,000 volumes, including some 2400 illuminated Korans and an autograph copy of al-Tabari’s History of the Messengers and Kings. This library was later incorporated into a House of Wisdom established in Cairo by al-’Aziz’s successor, al-Hakim (996-1021). According to the historian al-Maqrizi, the collection of the House of Wisdom of Fatimid Cairo was open “to everyone, without distinction of rank, who wished to read or consult any of the books.”

Page 76: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 76

sumber gambar: http://islamic-arts.org/

Page 77: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 77

sumber gambar: http://islamic-arts.org/

Page 78: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 78

Page 79: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 79

Penggunaan kertas untuk menggantikan kulit hewan sebagai media tulis,

meningkatkan efisiensi upaya penyalinan sebuah buku. Namun demikian

waktu dan tenaga yang dikeluarkan masih dirasa cukup banyak hingga

mendorong untuk ditemukaannya masin cetak. Mesin ini menggantikan peran

para penyalin buku.

sumber gambar: http://etc.usf.edu/clipart/11300/11358/gutenberg_11358.htm

Page 80: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 80

Johannes Gutenberg’s printing press was

completed in 1440, which allowed for a mass

production and distribution of books. Science, arts

and religion became more readily available due to

this invention. The printing press used ink, which

rolled over the raised surfaces of moveable hand-

set block letters which was then pressed on a

piece of paper. This process was less expensive

which allowed for more people to benefit from

this. It was the beginning of a revolution for

writing, which allowed us to be where we are

today.

Sources

"Johannes Gutenberg - Printing Press." Inventors.

Web. 07 Sept. 2011. .

sumber: http://www.ourstory.com/thread.html?t=542786

Page 81: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 81

sumber gambar: http://retinart.net/beautiful-things/gutenberg-book-changed-world/

Page 82: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 82

Dengan bertambahnya jumlah mesin cetak, maka jumlah persediaan buku

meningkat. Semakin banyak banyak orang yang memiliki akses untuk

membaca buku. Kemudian hari semakin banyak orang yang akhirnya mampu

membeli dan memiliki sendiri buku yang diinginkannya.

Dengan adanya mesin cetak dan buku-buku, terjadi perubahan pola belajar

pada manusia. Dengan buku dan media cetak lainnya, seorang yang ingin

belajar (atau paling tidak ingin mengetahui sesuatu) tidak lagi mutlak perlu

mendatangi lokasi sang guru. Dalam banyak kesempatan, si pelajar cukup

membaca buku-buku atau media cetak lainnya.

Page 83: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 83

Dengan penyebaran buku (tercetak) manusia pun dapat dengan lebih mudah

mengembangkan ilmu pengetahuan. Seseorang dapat dengan lebih mudah

mempelajari suatu pengetahuan baru yang ditemukan orang lain lewat buku.

Kemudian pengetahuan yang baru didapat dari buku tersebut dapat dengan

lebih cepat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan keadaan sekitar si

pelajar.

Dengan menggunakan buku sebagai sumber belajar maka si pelajar bisa

menyesuaikan waktu belajarnya sendiri. Tidak lagi perlu datang ketempat si

orang bijak dan mengikuti pengaturan waktunya.

Begitu kuatnya pengaruh buku cetak bagi peradaban sehingga teknologinya

terus menerus dikembangkan, bahkan hingga saat ini.

Page 84: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 84

sumber gambar: xsophiestimetravelblogx.wordpress.com

Page 85: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 85

Page 86: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 86

Dengan semakin murahnya harga perangkat elektronik, semakin besarnya

kemempuan produsen, dan semakin luasnya jangkauan distribusi barang maka

era buku elektronik menjadi sebuah konsekuensi yang logis.

Secara sederhana buku elektronik adalah lembaran-lembaran tulisan dan

gambar yang dibaca dengan perangkat elektronik. Biasanya berupa komputer

PC, laptop, tablet bahkan telepon genggam. Dengan semakin majunya

teknologi, buku elektronik juga bisa diisi dengan tayangan animasi, audio

bahkan video.

Buku elektronik dalam bentuk paling primitif bisa berupa sebuah plain text.

Tetapi sekarang umumnya dalam bentuk file berformat PDF, doc, epub

maupun mobi.

Page 87: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 87

Contoh situs download buku sekolah elektronik:

Page 88: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 88

Contoh situs download buku sekolah elektronik http://bse.kemdiknas.go.id/:

Page 89: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 89

Contoh aplikasi pembaca dokumen dan buku di Android:

Page 90: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 90

Page 91: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 91

Page 92: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 92

History of education

Presumably every generation, since the beginning of human existence, somehow passed on its stock of values, traditions, methods and skills to the next generation.[1] The passing on of culture is also known as enculturation and the learning of social values and behaviours is socialization. The history of the curricula of such education reflects history itself, the history of knowledge, beliefs, skills and cultures of humanity.[2][3]

As the customs and knowledge of ancient civilizations became more complex, many skills were passed down from a person skilled at the job - for example in animal husbandry, farming, fishing, food preparation, construction, military skills.

Oral traditions were central in societies without written texts.[4] Literacy in preindustrial societies was associated with civil administration, law, long distance trade or commerce, and religion.[5] A formal schooling in literacy was provided to an elite group either at religious institutions or at the palaces of the rich and powerful.

Page 93: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 93

School

The concept of grouping students together in a centralized location for learning has

existed since Classical antiquity. Formal schools have existed at least since ancient

Greece (see Academy), ancient Rome (see Education in Ancient Rome) ancient

India (see Gurukul), and ancient China (see History of education in China). The

Byzantine Empire had an established schooling system beginning at the primary

level. According to Traditions and Encounters, the founding of the primary education

system began in 425 AD and "... military personnel usually had at least a primary

education ...". The sometimes efficient and often large government of the Empire

meant that educated citizens were a must. Although Byzantium lost much of the

grandeur of Roman culture and extravagance in the process of surviving, the Empire

emphasized efficiency in its war manuals. The Byzantine education system

continued until the empire's collapse in 1453 AD.[4]

Page 94: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 94

Islam was another culture that developed a school system in the modern sense of

the word. Emphasis was put on knowledge, which required a systematic way of

teaching and spreading knowledge, and purpose-built structures. At first, mosques

combined both religious performance and learning activities, but by the 9th century,

the Madrassa was introduced, a proper school that was built independently from the

mosque. They were also the first to make the Madrassa system a public domain

under the control of the Caliph. The Nizamiyya madrasa is considered by consensus

of scholars to be the earliest surviving school, built towards 1066 AD by Emir Nizam

Al-Mulk.

Page 95: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 95

In Europe, universities emerged during the 12th century; here, scholasticism was an

important tool, and the academicians were called schoolmen. During the Middle

Ages and much of the Early Modern period, the main purpose of schools (as

opposed to universities) was to teach the Latin language. This led to the term

grammar school, which in the United States informally refers to a primary school, but

in the United Kingdom means a school that selects entrants based on ability or

aptitude. Following this, the school curriculum has gradually broadened to include

literacy in the vernacular language as well as technical, artistic, scientific and

practical subjects.

Page 96: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 96

Seiring bertambahnya kemampuan daya pikir kolektif manusia maka

bertambah pula jumlah pengetahuan yang dikumpulkan dalam bentuk ilmu.

Ilmu pengetahuan semakin luas tetapi pada saat yang sama juga semakin

mendalam, semakin kompleks. Perlu dicari cara agar suatu generasi mampu

mewariskan pengetahuan yang sudah dihimpun kepada generasi berikutnya

secara efektif.

Di sisi lain ilmu pengetahuan perlu secara terus menerus dipelihara, diuji dan

dikembangkan. Sering kali untuk memahami suatu hal diperlukan beberapa

generasi yang terus menerus mempelajarinya. Ini artinya untuk tiap generasi

perlu dilatih ilmuwan-ilmuwan baru sebagai penerus.

Page 97: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 97

Kebutuhan untuk menyampaikan pengetahuan dari generasi ke generasi

berikutnya dan kebutuhan untuk menlatih para ilmuwan baru menuntun

kepada apa yang sekarang kita sebut sebagai sekolah.

Sekolah adalah suatu sistem yang disusun dan dibangun untuk menjawab

setidaknya dua kebutuhan mendasar bagi ilmu pengetahuan tersebut. Di

belakang hari, sebagai mana banyak hal lainnya dalam kehidupan manusia,

pendidikan tidak hanya melayani ilmu pengetahuan semata.

Pendidikan kemudian berkaitan erat dengan aspek ekonomi, aspek politik dan

aspek sosial lainnya. Pendidikan digunakan untuk melatih manusia-manusia

baru sebagai tenaga kerja. Untuk membangun sistem ekonomi yag baik, dirasa

perlu untuk mencari cara melatih pekerja dengan cepat dan murah.

Page 98: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 98

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran

siswa / murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara

memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem

ini, siswa kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-nama untuk

sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara … , tetapi umumnya

termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah

untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Page 99: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 99

Selain sekolah-sekolah inti, siswa di negara tertentu juga mungkin

memiliki akses dan mengikuti sekolah-sekolah baik sebelum dan

sesudah pendidikan dasar dan menengah. TK atau pra-sekolah

menyediakan sekolah beberapa anak-anak yang sangat muda (biasanya

umur 3-5 tahun). Universitas, sekolah kejuruan, perguruan tinggi atau

seminari mungkin tersedia setelah sekolah menengah. Sebuah sekolah

mungkin juga didedikasikan untuk satu bidang tertentu, seperti sekolah

ekonomi atau sekolah tari. Alternatif sekolah dapat menyediakan

kurikulum dan metode non-tradisional.

Page 100: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 100

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola

yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah

adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan

utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa

anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari

cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti)

dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak

didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga

memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk

menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas.

Page 101: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 101

Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi: merupakan bangunan atau lembaga

untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.

Primary School in "open air". Teacher with class, from the outskirts of Bucharest, around 1842.

Page 102: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 102

Page 103: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 103

Mudah bagi kita untuk menyangka bahwa pola pendidikan dengan sekolah

sebagai sentralnya adalah satu-satunya cara yang paling benar. Terutama jika

kita berargumen bahwa pola pendidikan ini telah menghasilkan sejumlah besar

professor dan ilmuwan. Tetapi kembali kepada tujuan dasarnya pendidikan

bukanlah sekedar bertujuan untuk menghasilkan professor ataupun tenaga

akademik lainnya.

Pendidikan adalah upaya untuk memuliakan manusia, mengembangkan akal

pikirnya untuk berbeda dengan binatang di muka bumi. Selain itu pendidikan

adalah untuk semua manusia sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.

Pendidikan melayani dan mengembangkan semua potensi baik pada diri

manusia.

Page 104: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 104

Ada banyak permasalahan pendidikan yang dialami sistem yang semata-mata

mengandalkan persekolahan konvensional sebagai ujung tombak. Seluruh

permasalahan itu diluar dari cakupan pembahasan dokumen ini. Namun ada

beberapa yang bisa disebutkan yang akan menjadi alasan dikembangkannya

metode dan sarana pengajaran dan pendidikan alternatif:

● Keterbatasan penyebaran lokasi sekolah dan akses fisik siswa

● Minat dan potensi siswa

● Preferensi pola belajar siswa

● Pengaturan waktu belajar siswa

● Pengetahuan, kondisi dan dedikasi pengajar

● Sistem administrasi sekolah

Page 105: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 105

Page 106: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 106

Page 107: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 107

Page 108: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 108

click here:https://www.youtube.com/watch?v=zDZFcDGpL4U

Page 109: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 109

Dalam presentasinya yang menarik Sir Ken Robinson mengemukakan beberapa

permasalahan dengan pola pendidikan publik yang ada sekarang ini. Dua yang

alternatif solusinya dapat diungkapkan di dokumen ini adalah bagimana

membiarkan siswa untuk belajar secara mandiri mengikuti dan

mengembangkan minat bakatnya dan bagaimana menjadikan proses belajar

itu menjadi suatu proses yang menyenangkan dan menarik.

Page 110: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 110

Homeschooling or homeschool (also called home education or home based learning) is the education of children at home, typically by parents or by tutors, rather than in other formal settings of public or private school. Although prior to the introduction of compulsory school attendance laws, most childhood education occurred within the family or community,[1] homeschooling in the modern sense is an alternative in developed countries to attending public or private schools. Homeschooling is a legal option for parents in many countries, allowing them to provide their children with a learning environment as an alternative to public or private schools outside the home.

Parents cite numerous reasons as motivations to homeschool their children. The three reasons that are selected by the majority of homeschooling parents in the United States are concern about the school environment, to provide religious or moral instruction, and dissatisfaction with academic instruction at public and private schools. Homeschooling may also be a factor in the choice of parenting style. Homeschooling can be an option for families living in isolated rural locations, living temporarily abroad, to allow for more traveling, while many young athletes and actors are taught at home. Homeschooling can be about mentorship and apprenticeship, where a tutor or teacher is with the child for many years and then knows the child very well.

Page 111: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 111

Page 112: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 112

Page 113: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 113

Page 114: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 114

Salah satu permasalahan dengan metode belajar tatap muka di sekolah adalah

bahwa sering kali hal itu membosankan. Bertatap muka, pengajar bercerita

adalah pola penyampaian yang sudah berlangsung ratusan tahun, jauh

sebelum era gangguan perangkat elektronik dan candu digital seperti

sekarang ini.

Zaman itu belum ada bioskop, televisi, apalagi YouTube. Belum ada XBOX,

PlayStation maupun game-game di perangkat telepon. Era multimedia belum

lahir saat itu.

Beberapa upaya untuk menjadikan proses belajar menyenangkan dengan

audiovisual & multimedia telah dilakukan seiring dengan peningkatan

kemampuan perangkat dan sistem teknologi.

Page 115: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 115

Page 116: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 116

Page 117: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 117

Page 118: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 118

Era awal booming multimedia dikenali dengan istilah CBT (Computer-Based

Training). Umumnya era ini ditandai dengan semakin banyaknya informasi yang

disampaikan melalui video.

Siswa dapat belajar mandiri dengan menggunakan perangkat komputer. Yang

diperlukan hanyalah CD player ataupun DVD player. Tidak diperlukan koneksi

ke jaringan lokal (intranet) ataupun ke jaringan yang lebih besar (internet).

Cara belajar ini tidak memerlukan koneksi Internet karena tidak memerlukan

kegiatan interaktif.

Page 119: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 119

E-learning includes all forms of electronically supported learning and teaching,

including Edtech. The information and communication systems, whether networked

learning or not, serve as specific media to implement the learning process.[1] This

often involves both out-of-classroom and in-classroom educational experiences via

technology, even as advances continue in regard to devices and curriculum.

Abbreviations like CBT (Computer-Based Training), IBT (Internet-Based Training) or

WBT (Web-Based Training) have been used as synonyms to e-learning.

E-learning is the computer and network-enabled transfer of skills and knowledge. E-

learning applications and processes include Web-based learning, computer-based

learning, virtual education opportunities and digital collaboration. Content is

delivered via the Internet, intranet/extranet, audio or video tape, satellite TV, and

CD-ROM. It can be self-paced or instructor-led and includes media in the form of

text, image, animation, streaming video and audio.

Page 120: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 120

Dengan perkembangan jaringan komunikasi elektronik, maka setidaknya dua

perusahaan CBT telah memanfaatkan Internet. Bukan hanya sebagai sarana

promosi dan pemasaran tetepi juga sudah menggunakan Internet sebagi

media transfer bahan pelajaran (content delivery).

Page 121: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 121

Page 122: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 122

Berbeda dengan sekolah konvensional, yang lazim disebut brick-and-mortar

school, maka sekolah Internet tidak memiliki gedung khusus. Sekolah ini bisa

berada di bangunan kayu atau bangunan beton. Bisa berlangsung di dalam

ruangan berpendingin atau di pinggir jalan.

Page 123: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 123

link: http://www.ted.com/talks/sugata_mitra_the_child_driven_education.html

Page 124: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 124

Page 125: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 125

Page 126: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 126

Page 127: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 127

Page 128: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 128

spacemart.com

news.bbc.co.uk

trust.org

businessinsider.com

Page 129: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 129

digitalopportunity.org

Page 130: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 130

saharareporters.com

Page 131: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 131

sampabon.wordpress.com

Page 132: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 132

Dalam batasan pembahasan kali ini secara sederhana belajar dengan

menggunakan Internet dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah

belajar secara bebas tanpa tata urutan tertentu (tidak terstruktur) dan yang

kedua adalah cara belajar yang terstruktur.

Pola belajar yang pertama biasanya didasari atas kebutuhan informasi

tertentu, bisa berasal dari rasa ingin tahu atau ada pemicu dari lingkungan

sekitarnya. Misalnya seseorang yang ingin mengetahui infomasi mengenai

pemeliharaan kesehatan jantung, bisa langsung mencari informasi spesifik

yang dibutuhkan.

Page 133: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 133

Pola belajar yang kedua adalah pola belajar yang terstruktur, sederhananya ini

mirip dengan pola belajar di sekolah konvensional. Ilmu dipelajari secara

berurutan, teratur berdasarkan pemahaman dan pengalaman para pendahulu.

Misalnya sebelum mempelajari kalkulus, seorang pelajar akan terlebih dahulu

mempelajari aritmatika lalu kemudian aljabar.

Cara belajar yang berurutan ini penting karena pada beberapa bagian dari ilmu

pengetahuan, untuk bisa memahami suatu bagian maka dianggap perlu untuk

sebelumnya sudah memahami bagian yang lain. Bagian yang yang perlu

dipelajari terlebih dahulu ini sering kali disebut sebagai prasyarat

(prerequisite).

Page 134: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 134

Page 135: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 135

Page 136: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 136

Page 137: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 137

Page 138: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 138

Page 139: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 139

Page 140: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 140

Page 141: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 141

Page 142: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 142

Page 143: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 143

Page 144: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 144

Page 145: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 145

Page 146: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 146

Untuk mengakses penuh mind-map mengenai belajar mandiri via Inernet ini, silahkan menggunakan (klik) link berikut:

Belajar mandiri via Internet mind-map

Page 147: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 147

Page 148: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 148

Salah satu kendala dalam menggunakan Internet bagi sebagian pelajar adalah

masalah bahasa pengantar. Banyak sekali bahan pelajaran yang bagus yang

disampaikan dalam bahasa Inggris atau bahasa dunia lainnya. Selain karena

faktor bahasa internasional juga disebabkan untuk sains dan teknologi negara-

negara yang dikenal sebagai negara maju adalah negara-negara yan aktif dan

unggul dalam mengembangkan IPTEK. Kita sebagian besar masih mengekor

dan belajar dari mereka, entah mau diakui ataupun tidak.

Solusi dari tantangan ini adalah dengan menggunakan kamus. Baik berupa

buku kamus maupun kamus elektronik. Kamus yang disediakan secara online

pun sekarang sudah sangat mudah untuk dipergunakan. Satu yang paling

dikenal adalah Google Translate.

Page 149: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 149

Contoh beberapa aplikasi penterjemah/kamus pada Android

Page 150: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 150

http://translate.google.com

Page 151: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 151

Page 152: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 152

Page 153: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 153

Page 154: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 154

Page 155: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 155

A massive open online course (MOOC) is a type of online course aimed at

large-scale participation and open access via the web. MOOCs are a recent

development in the area of distance education, and a progression of the kind of

open education ideals suggested by open educational resources.

Though the design of and participation in a MOOC may be similar to college or

university courses, MOOCs typically do not offer credits awarded to paying students

at schools. However, assessment of learning may be done for certification.

Page 156: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 156

MOOCs originated from within the open educational resources movement and

connectivist roots. More recently, a number of MOOC-type projects have emerged

independently, such as Coursera, Udacity, and edX.[1] The prominence of these

projects' founders, contributing institutions, and financial investment helped MOOCs

gain significant public attention in 2012.[2] Some of the attention behind these new

MOOCs center on making e-learning more scalable either sustainable or profitable.

http://en.wikipedia.org/wiki/Massive_open_online_course

Page 157: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 157

Secara sederhana MOOC dapat dianggap sama dengan sekolah atau

perguruan tinggi konvensional. Perbedaan utamanya jika pelajar biasanya

mendatangi secara fisik gedung sekolah dan kampus universitas, pada untuk

mengakses layanan MOOC pelajar hanya perlu menggunakan perangkat

komputer dan jaringan Ineternet.

Secara umum layanan MOOC hampir dapat dipergunakan di seluruh dunia

pada saat yang bersamaan sepanjang terdapat perangkat komputasi

(komputer PC/laptop/netbook/ultrabook/tablet) dan koneksi ke jaringan

Internet.

Page 158: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 158

Hampir mirip dengan belajar di sekolah atau perguruan tinggi konvensional,

pelajaran di situs MOOC umumnya sudah ditata sedemikian rupa hingga

terstruktur dengan baik. Pelajar dengan mudah mengikuti urut-uturan

pelajaran yang hendak dipelajarinya. Situs MOOC biasanya sudah memilih dan

menyusun bahan-bahan pelajaran sedemikian rupa hingga lebih gampang

untuk dipelajari.

Bahan pelajaran di situs MOOC menggunakan beberapa media, misalnya teks

HTMLS pada halaman web, teks dalam file PDF atau dokumen, gambar, audio

dan video. Ada juga MOOC yang memberikan layanan aplikasi interaktif agar

pelajar bisa langsung mencoba apa yang sedang dipelajarinya, misalnya

KhanAcademy.org.

Page 159: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 159

Berikut adalah beberapa MOOC terkemuka saat ini:

Page 160: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 160

Beberapa universitas terkemuka dunia aktif mendukung dan mengembangkan

MOOC. Misalnya beberapa contoh universitas yang mendukung MOOC

Coursera:

Page 161: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 161

Beberapa universitas terkemuka dunia aktif mendukung dan mengembangkan

MOOC. Misalnya beberapa contoh universitas yang mendukung MOOC

Coursera:

Page 162: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 162

Beberapa universitas terkemuka dunia aktif mendukung dan mengembangkan

MOOC. Misalnya beberapa contoh universitas yang mendukung MOOC edx:

Page 163: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 163

Contoh menu dan tampilan situs MOOC:

Page 164: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 164

Contoh menu dan tampilan situs MOOC:

Page 165: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 165

Page 166: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 166

Page 167: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 167

Page 168: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 168

Page 169: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 169

Page 170: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 170

Page 171: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 171

Page 172: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 172

Page 173: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 173

Page 174: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 174

Page 175: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 175

Page 176: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 176

Page 177: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 177

Page 178: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 178

Page 179: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 179

Page 180: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 180

Page 181: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 181

Page 182: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 182

Page 183: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 183

Sebagian besar pelajaran di MOOC dapat diakses gratis :

Page 184: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 184

Page 185: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 185

Page 186: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 186

Page 187: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 187

Page 188: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 188

Page 189: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 189

Page 190: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 190

Page 191: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 191

Page 192: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 192

Page 193: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 193

Page 194: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 194

Seorang bernama C. Mark Halberstadt memberi pengakuan bagaimana MOOC seperti KhanAcademy benar-benar membantunya untuk belajar. Sebagai orang dewasa Mark selalu mengakami kesulitan dalam belajar matematika. Ia mengatakan hampir tidak mungkin menemukan pengajar yang bersedia mengulang-ulang pelajaran yang sama lebih dari 30 kali seperti yang telah “dilakukan” video dari KhanAcadmy untuknya.

Page 195: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 195

Page 196: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 196

Page 197: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 197

MOOC sebagaimana tipe lain pelajaran via online (elearning) paling baik untuk

dipergunakan oleh mereka yang betul-betul ingin belajar. Mereka yang ingin

sekali memperoleh ilmu pengetahuan yang baru, mengubah cara dan pola

pikir, mengubah sikap dan perilaku mereka.

Sebagian MOOC memberikan semacam keterangan jika seseorang telah

selesai belajar. Bahkan ada MOOC yang dalam proses akreditasi oleh beberapa

lembaga di Amerika Serikat. Namun demikian MOOC ditujukan bagi mereka

yang betul-betul hendak mencari ilmu, bukan yang sekedar mencari ijazah.

Di Indonesia, sampai saat ini, yang bisa diharapkan dari MOOC adalah ilmu

pengetahuan dan bukan ijazah. Karena surat keterangan MOOC belum tentu

“laku” untuk dibangga-banggakan. Hal ini justru bagus dalam rangka

peningkatan mutu manusia Indonesia masa depan.

Page 198: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 198

Salah satu keunggulan MOOC adalah bahwa siswa seringkali dapat langsung belajar dari para

penemu, peneliti dan pakar yang sangat ahli di bidangnya masing-masing. Para siswa juga dapat

langsung menyimak penampilan para pengajar yang sangat antusias dan berdedikasi di bidangnya

masing-masing.

Sebagai contoh, kita dapat mengikuti Walter Lewin, seorang pakar fisika dari MIT.

http://www.nytimes.com

Page 199: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 199

tivate.com

Page 200: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 200

http://www.nytimes.com

Page 201: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 201

Page 202: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 202

Page 203: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 203

http://www.nytimes.com

Page 204: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 204

Page 205: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 205

Page 206: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 206

Page 207: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 207

Page 208: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 208

Page 209: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 209

Page 210: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 210

Page 211: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 211

blog.seattlechinesegarden.org

Page 212: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 212

http://www.cacbc.org/kung_fu/

Page 213: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 213

fortbenningphotos.com

Page 214: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 214

fortbenningphotos.com

Page 215: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 215

slu.edu

Page 216: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 216

unr.edu

Page 217: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 217

indonesiaproud.wordpress.com

Page 218: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 218

kaskus.co.id

Page 219: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 219

vngks.com

Page 220: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 220

Page 221: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 221

Page 222: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 222

Page 223: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 223

Page 224: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 224

Page 225: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 225

Page 226: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 226

Page 227: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 227

Page 228: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 228

Page 229: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 229

Page 230: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 230

Page 231: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 231

Page 232: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 232

Page 233: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 233

Page 234: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 234

Page 235: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 235

Page 236: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 236

Setelah era kejayaan Yahoo dan Altavista, sulit untuk dibantah bahwa sekarang

ini masih eranya Google. Namun demikian mesin pencari milik Google

bukanlah satu-satunya yang bisa kita pergunakan. Ada beberapa alternatif

lainnya yang juga menawarkan ciri khas dan keunggulannya masing-masing.

Page 237: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 237

Page 238: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 238

Page 239: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 239

Page 240: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 240

Page 241: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 241

sumber gambar: dreamstime.com

Masih ingat gambar ini?

Page 242: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 242

sumber gambar: dreamstime.com

Zaman dahulu pewarisan pengetahuan bersifat linear, seorang bijak mengajar seorang lain agar juga menjadi

bijak. Lalu seorang guru mengajar beberapa murid di satu saat yang sama. Tetapi keduanya masih memiliki

kesamaan bahwa ada sinkronisasi waktu yang mutlak dan kesamaan lokasi.

A

B

D

C

Page 243: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 243

Di era penyebaran buku dan bahan tercetak lainnya, seseorang pelajar dapat belajar dari serang guru dan pada

saat yang sama bisa mempelajari karya dari guru dari gurunya.

A

B

D

C

A

B

D

C

Page 244: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 244

Era Internet memberikan cita rasa demokrasi pada bidang IPTEK. Hampir semua orang yang memiliki

kesempatan waktu dan sarana bisa belajar dari siapa saja.

A

B

D

C

A

B

D

C

Page 245: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 245

A

B

D

C

AB

D

C

AB

D

C

AB

D

C

AB

D

CA

B

D

C

Page 246: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 246

Dengan Internet dan kemajuan ICT kita berkesempatan untuk mengembalikan proses

pendidikan ke tujuannya semula, untuk memuliakan manusia mencapai kebijaksanaan.

Pendidikan tidak lagi merupakan tata upacara untuk meraih gengsi. Proses “belajar” tidak

lagi merupakan suatu kepura-puraan dalam upaya memperoleh selembar ijazah.

Pendidikan memang memudahkan manusia untuk bertahan hidup dengan cara

mempermudah upaya untuk “mencari makan” dan menghindari bahaya. Tetapi pendidikan

lebih dari sekedar pelatihan motorik agar manusia bisa bekerja sebagai bagian dari proses

produksi suatu barang atau jasa.

Belajar adalah untuk mengubah cara dan pola pikir sehingga dapat mengubah sikap dan

tingkah laku dalam upaya untuk mencapai pencerahan kebijaksanaan.

Page 247: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 247

k-international.com

Page 248: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 248

“Suatu generasi di suatu negeri bisa saja

kalah dalam pencapaian IPTEK dari generasi

yang sama di negeri lain. Tapi generasi itu

tidak boleh kalah dalam membantu generasi

berikutnya untuk menjadi generasi yang

lebih baik.”

Page 249: Belajar mandiri via Internet

Sunu Pradana [www.pikirsa.wordpress.com] 249

Untuk generasi masa depan, untuk

Indonesia yang lebih baik.

sumber gambar: http://www.pariwisata.wonogirikab.go.id