belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · web viewpernahkah terpikirkan oleh anda,...

32
C. Proses Internal Belajar Bahasa Pernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian di SMA Anda belajar selama tiga tahun. Jumlah keseluruhan Anda belajar bahasa Inggris adalah enam tahun. Sudah lancarkah Anda berbahasa Inggris? Mungkin Anda tersipu-sipu karena kenyataannya sampai sekarangpun Anda belum mampu berbahasa Inggris dengan baik. Perhatikan, anak- anak kita, umur lima tahun sudah pandai berbicara bahasa Indonesia dengan lancar atau sudah lancar menggunakan bahasa daerah. Mengapa demikian? Mengapa Anda belajar bahasa Inggris enam tahun dan tidak menampakkan hasil yang memuaskan? Mengapa anak-anak kecil selama lima tahun relatif sudah menguasai sistem bahasa ibunya? Apa rahasianya? Bagaimana sebenarnya manusia belajar bahasa? Cara manusia belajar bahasa tetap merupakan sebuah misteri. Sudah banyak penjelasan diberikan, namun hal itu tetap belum dapat mengungkap secara tepat bagaimana manusia belajar bahasa. Proses belajar bahasa itu terjadi dalam alam pikiran pembelajar bahasa. Para peneliti hanya dapat melacaknya secara elementer dan masih jauh dari kesempurnaan. Yang dapat kita lakukan adalah mengobservasi yang didengar dan diproduksi oleh pembelajar bahasa. Para peneliti yang terus menggali penjelasan proses belajar bahasa itu mencatat bahwa terdapat ketidakcocokan antara keduanya dan mereka menggabungkan sejumlah bukti yang

Upload: dinhthien

Post on 19-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

C. Proses Internal Belajar Bahasa

Pernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di

SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian di SMA Anda belajar selama tiga tahun.

Jumlah keseluruhan Anda belajar bahasa Inggris adalah enam tahun. Sudah lancarkah

Anda berbahasa Inggris? Mungkin Anda tersipu-sipu karena kenyataannya sampai

sekarangpun Anda belum mampu berbahasa Inggris dengan baik. Perhatikan, anak-anak

kita, umur lima tahun sudah pandai berbicara bahasa Indonesia dengan lancar atau sudah

lancar menggunakan bahasa daerah. Mengapa demikian? Mengapa Anda belajar bahasa

Inggris enam tahun dan tidak menampakkan hasil yang memuaskan? Mengapa anak-anak

kecil selama lima tahun relatif sudah menguasai sistem bahasa ibunya? Apa rahasianya?

Bagaimana sebenarnya manusia belajar bahasa?

Cara manusia belajar bahasa tetap merupakan sebuah misteri. Sudah banyak

penjelasan diberikan, namun hal itu tetap belum dapat mengungkap secara tepat

bagaimana manusia belajar bahasa. Proses belajar bahasa itu terjadi dalam alam pikiran

pembelajar bahasa. Para peneliti hanya dapat melacaknya secara elementer dan masih

jauh dari kesempurnaan. Yang dapat kita lakukan adalah mengobservasi yang didengar

dan diproduksi oleh pembelajar bahasa. Para peneliti yang terus menggali penjelasan

proses belajar bahasa itu mencatat bahwa terdapat ketidakcocokan antara keduanya dan

mereka menggabungkan sejumlah bukti yang impresif yang menunjukkan bahwa

ketidakcocokan itu bersifat sistematis dan merupakan ciri semua kelompok pembelajar

bahasa. Mereka seperti jejak pikiran dalam perilaku pembelajar bahasa.

Ada tiga faktor internal yang bekerja ketika Anda belajar bahasa. Dua faktor

merupakan prosesor subsadar yang disebut filter dan organisator. Satu faktor lagi

merupakan prosesor sadar yang disebut monitor.

Pembelajar bahasa tidaklah selalu menyerap segala sesuatu yang didengarnya.

Motivasi, kebutuhan, sikap, dan emosinya menyaring segala sesuatu yang didengarnya

dan hal itu mempengaruhi derajat dan kualitas pembelajarannya. Kita menggunakan

istilah filter untuk mengacu pada faktor afektif yang menyaring segala sesuatu yang

merupakan masukan di sekitar pembelajar.

Organisator merupakan bagian pikiran pembelajar bahasa yang bekerja secara

subsadar untuk mengorganisasikan sistem bahasa yang baru itu. Ia pelan-pelan

Page 2: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

membangun kaidah sistem bahasa baru dengan cara yang spesifik dan digunakan oleh

pembelajar untuk menghasilkan atau membangkitkan kalimat-kalimat yang dipelajari

melalui hafalan.

Monitor merupakan bagian sistem internal pembelajar yang secara sadar

memproses informasi. Apabila pembelajar menghafal kaidah tata bahasa dan mencoba

menerapkannya secara sadar dalam percakapan, misalnya, kita katakan orang itu

mengandalkan monitornya.

Gambar 1. Prosesor Internal

Lingkung- Kinerja Verbal

an Bahasa Pembelajar

1. Filter Afektif

Filter afektif merupakan bagian dari pemroses internal yang secara sadar

menyaring masukan bahasa yang dilandasi oleh faktor afektif: motif, kebutuhan, dan

emosi pembelajar. Filter afektif itu muncul dan merupakan pintu utama yang harus dilalui

oleh masukan bahasa sebelum ia masuk dalam proses selanjutnya. Ia menentukan:

a. model bahasa sasaran yang dipilih oleh pembelajar;

b. bagian bahasa yang harus dikuasai lebih dahulu;

c. kapan upaya belajar bahasa harus mengalami masa tenang;

d. seberapa cepat pembelajar dapat memperoleh bahasa.

Pembelajar, misalnya, akan memilih tipe frase atau butir kosakata tertentu untuk

dipelajari dan digunakan pada waktu berkomunikasi. Anak-anak, misalnya mempelajari

frase dan kalimat yang esensial untuk berperan serta dalam lingkungannya. Beberapa

pembelajar akan dengan secara jelas menghentikan belajar bahasa sasaran pada suatu titik

tertentu sebelum mereka mencapai kemampuan seperti penutur aslinya. Tetapi, hal itu

Filter MonitorOrganisator

Page 3: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

dilakukan setelah mereka cukup memperoleh bahasa sasaran untuk berkomunikasi.

Perilaku semacam itu dapat disebabkan oleh penyaringan faktor afektif yang secara

signifikan mengurangi data yang terlalu banyak bagi prosesor yang lain. Lingkungan

sosial mempengaruhi penyaringan. Misalnya, ada tuntutan bahasa asing di sekolah

memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar bahasa yang baru. Karakteristik

masyarakat yang menggunakan bahasa tertentu, sesuai dengan fungsi bahasa itu untuk

pembelajar itu sendiri, mempengaruhi sikap yang dikembangkan pembelajar terhadap

bahasa itu. Bentuk-bentuk motivasi yang khusus, kebutuhan, dan sikap yang

melatarbelakangi pemerolehan bahasa kedua dipengaruhi oleh masyarakat tempat

pembelajar itu bermukim dan juga dipengaruhi oleh aktivitas sosial di mana pembelajar

berperan serta atau ingin berperan serta.

a. Kepercayaan diri

Kepercayan diri mungkin merupakan aspek yang paling tampak dalam perilaku

manusia. Sering dengan mudah dikatakan bahwa keberhasilan kognitif atau afektif

ditentukan oleh derajat kepercayaan diri, derajat kesadaran akan kemampuan sendiri,

serta derajat akan kepercayaan diri seseorang. Jika Anda mau melompati sebuah parit

yang lebarnya dua meter, misalnya, Anda dapat tercebur ke parit itu kalau Anda tidak

percaya diri saat melompat. Jika Anda bermain bulu tangkis atau tenis misalnya, pada

saat memukul bola hasilnya sangat ditentukan apakah anda ragu-ragu atau penuh percaya

diri. Jika ragu-ragu, mungkin pukulan anda meleset, keluar lapangan, menyangkut di

jaring, dan sebagainya.

Perkembangan kepribadian secara universal mencakup pertumbuhan konsep diri

seseorang, penerimaan dirinya sendiri, dan refleksi diri seperti yang tampak dalam

interaksi antara diri seseorang dengan orang lain. Manusia memperoleh rasa percaya diri

dari akumulasi pengalaman dengan dirinya sendiri dan dengan berinteraksi dengan orang

lain, serta dari penilaiannya atas dunia yang ada di sekitarnya. Ada tiga tataran umum

rasa percaya diri dan itu menunjukkan ciri multidimensional rasa percaya diri itu.

1) Rasa percaya diri global, rasa percaya diri dikatakan relatif stabil pada orang

dewasa yang benar-benar matang, dan resisten untuk berubah kecuali dengan

terapi yang aktif dan diperluas. Ia adalah asesmen umum yang dilakukan oleh

Page 4: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

seseorang dalam berbagai situasi. Kira-kira dapat dianalogikan pujian dengan

rerata di dalam statistik atau tataran median atas pujian terhadap diri sendiri.

2) Rasa percaya diri situasional atau spesifik mengacu pada diri dalam situasi

kehidupan yang spesial, seperti interaksi sosial, kerja, pendidikan, rumah, atau

atas bakat-bakat, seperti inteligensi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan

atletik, atau seperti bawaan kepribadian seperti empati, fleksibilitas. Derajat rasa

percaya diri spesifik yang dimiliki seseorang beragam dan bergantung pada situasi

atau bakat.

3) Rasa percaya diri tugas berkaitan dengan tugas tertentu di dalam situasi khusus.

Misalnya, dalam ranah pendidikan, ia mengacu pada sebuah kawasan mata

pelajaran. Dalam konteks atletik, keterampilan dalam olahraga—atau bahkan faset

olahraga seperti permainan net atau melempar bola dalam baseball—akan

dievaluasi dalam tataran rasa percaya diri tugas. Rasa percaya diri spesifik,

menjelaskan pemerolehan bahasa secara umum, dan ia akan menjelaskan

swaevaluasi seseorang dalam hal aspek tertentu dari sebuah proses: berbicara,

menulis, kelas tertentu dalam bahasa kedua, atau bahkan jenis khusus pelatihan

dalam kelas.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi yang positif antara rasa percaya

diri dengan kemampuan anak belajar bahasa. Semakin tinggi rasa percaya diri anak,

semakin tinggi pula kinerja dalam belajar bahasa. Hal itu menunjukkan bahwa variabel

rasa percaya diri merupakan variabel penting dalam pembelajaran bahasa.

Apa yang tidak ketahui sampai sekarang adalah jawaban atas pertanyaan dulu mana

telur atau ayam: Apakah rasa percaya diri menyebabkan keberhasilan berbahasa ataukah

sebaliknya keberhasilan berbahasa menyebabkan tumbuhnya rasa percaya diri. Yang jelas

adalah bahwa keduanya itu saling berinteraksi. Oleh sebab itu, perlu dipikirkan apakah

sebaiknya guru mengembangkan rasa percaya diri ataukah rasa percaya diri akan tumbuh

dengan sendirinya jika guru mengembangkan kemampuan berbahasa siswa.

b. Hambatan (Inhibisi)

Page 5: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

Semua manusia dalam upaya memahami dirinya sendiri, mengembangkan

seperangkat pertahanan diri untuk melindungi egonya. Bayi yang baru lahir tidak

mempunyai konsep tentang dirinya sendiri; dan secara perlahan belajar untuk

mengidentifikasikan dirinya yang berbeda dengan yang lain. Dalam masa kanak-kanak,

derajat perkembangan kesadaran diri, tanggapan, dan penilaian mulai menciptakan sistem

afektif digunakan oleh individu untuk mengideentifikasi dirinya sendiri. Pada saat remaja

perubahan fisik, emosi, dan kognitif praremaja dan remaja akan membawanya ke arah

hambatan (inhibisi) defensif untuk melindungi egonya yang masih rapuh dalam

menghadapai tantangan terhadap berbagai gagasan, pengalaman, dan perasaan yang

mengancam upaya pengorganisasian nilai dan keyakinan untuk membangun rasa percaya

diri. Proses membangun pertahanan itu akan berlanjut sampai pada usia dewasa.

Beberapa orang – yakni yang memiliki rasa percaya diri tinggi dan kekuatan ego yang

tinggi juga – akan lebih dapat mengatasi semua tantangan itu dan pertahanannya menjadi

lebih rendah. Mereka yang memiliki rasa percaya diri yang rendah mempertahankan

dinding inhibisi untuk melindungi pribadinya yang lemah dan egonya yang rapuh, atau

kurang rasa percaya diri dalam situasi dan tugas.

Dalam pembelajaran bahasa, Guiora (1927) memperkenalkan istilah yang

disebutnya sebagai ego bahasa, yakni hakikatnya pembelajaran bahasa itu sangat personal

dan egoistis. Pemerolehan bahasa yang bermakna dalam batas tertentu melibatkan konflik

identitas ketika pembelajar bahasa mencari identitas baru dengan kompetensi yang baru

diperolehnya. Sebuah ego bahasa yang adaptif memungkinkan pembelajar memperendah

inhibisi yang dapat meningkatkan keberhasilan belajar bahasa.

Ada sebuah penelitian yang menarik dalam rangka membuktikan hubungan antara

inhibisi dengan pembelajaran bahasa. Guiora merancang sebuah penlitian eksperimental

dengan menggunakan alkohol dalam jumlah yang kecil. Kelompok eksperimen oleh

peneliti diberi minuman alkohol dalam kadar rendah sedangkan kelompok kontrrol

dibiarkan tanpa minuman alkohol. Performansi siswa yang minum alkohol dalam hal

lafal ternyata lebih baik daripada kelompok kontrol. Mengapa demikian? Kelompok

eksperimen karena pengaruh alkohol inhibisinya menjadi rendah, sedangkan kelompok

kontrol karena tidak minum alkohol masih tetap mengembangkan inhibisi. Anda tahu,

bukan, alkohol itu dapat menurunkan tingkat kesadaran pikiran dan mengakibatkan orang

Page 6: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

menjadi lebih berani dalam berbicara, tidak memiliki rasa malu dan sebagainya. Lihatlah

fenomena orang yang sedang mabuk. Semakin mabuk seseorang semakin mengoceh dia

tanpa ada rasa malu sama sekali. Tampaknya anak-anak yang mendapatkan alkohol

dalam kadar rendah itu juga terpengaruh dan kemudian inhibisinya menurun. Dampak

dari turunnya inhibisi itu performansi mereka dalam belajar bahasa meningkat. Tentu

saja, Anda tidak perlu meniru penelitian semacam itu. Di samping tidak etis juga tidak

bermoral menggunakan anak-anak untuk eksperimen semacam itu.

Yang dapat Anda petik dari penelitian semacam itu tidak lain adalah bahwa di

dalam kelas kalau guru dapat menurunkan inhibisi maka pembelajaran akan berhasil

dengan baik. Lalu banyak guru yang berupaya untuk menurunkan inhibisi itu dengan cara

yang lebih bermoral dan lebih etis menurut tatanan pendidikan. Pembelajaran bahasa

dalam beberapa dekade terakhir ini mencoba mengembangkan pembelajaran di kelas

yang menciptakan suasana yang bebas, tetapi bertanggung jawab. Diciptakanlah konteks

pembelajaran yang menyennagkan yang memberdayakan pembelajar bahasa supaya

mereka tidak merasa terkungkung dan takut berbuat salah dalam berbahasa.

Setiap guru, termasuk Anda pasti tahu bahwa dalam proses belajar bahasa itu

anak tidak akan luput dari berbuat salah. Namun, kesalahan itu bukan untuk dihujat,

dicaci dengan keras, dan sebagainya. Koreksi langsung bahkan akan melemahkan

semangat anak-anak dalam belajar bahasa. Bahkan kita harus yakin bahwa dengan

berbuat kesalahan itulah anak-anak akan berkembang maju. Kesalahan adalah indikator

awal sebuah keberhasilan.

Ciri yang menonjol sebagai pembelajar bahasa yang baik ialah kemampuan untuk

membuat terkaan secara cerdas. Impulsivitas juga digambarkan sebagai gaya yang

mempunyai dampak positif dalam keberhasilan berbahasa. Anda baru saja juga

mempelajari bahwa inhibisi, mengembangkan pertahanan seputar ego dapat menghambat

pembelajaran. Faktor-faktor itu menyarankan bahwa pengambilan risiko merupakan

karakteristik pembelajaran bahasa yang berhasil. Pembelajar harus dapat berjudi sedikit

untuk mau mencobakan bahasa itu dan mengambil risiko untuk berbuat salah. Di kelas

obat penawar yang mujarab untuk mengatasi ketakutan belajar bahasa adalah

menciptakan kerangka afektif yang layak sehingga pembelajar itu merasa nyaman ketika

mencoba menggunakan atau belajar bahasa tanpa rasa takut untuk menjadi malu karena

Page 7: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

dicerca atau ditertawakan guru atau teman. Oleh sebab itu, kesalahan itu jangan

ditertawakan, jangan dihujat apalagi. Siswa harus dirangsang untuk dapat percaya diri

dan didorong agar berperan serta untuk dapat bereksperimen dan bereksplorasi dan

mengambil risiko dalam belajar bahasa. Diasumsikan bahwa siswa yang berani

mengambil risiko dalam belajar bahasa akan berdampak positif dalam perolehan

pembelajarannya.

c. Kecemasan

Konsep yang berhubungaan erat dengan inhibisi, rasa percaya diri, dan

pengambilan risiko adalah kecemasan yang memegang peranan penting dalam

pembelajaran bahasa. Kecemasan pada dasarnya adalah perasaan tidak nyaman, frustrasi,

ragu-ragu, khawatir. Pada hakikatnya manusia menghadapi berbagai kecemasan.

Kecemasan sebenarnya bertingkat jenjangnya. Ada kecemasan yang berada pada tataran

paling dalam atau global. Kecemasan semacam itu lebih bersifat permanen. Sementara itu

ada orang-orang yang mengalami kecemasan momentaris, atau pada tataran situasional.

Rasa cemas itu tumbuh karena pengalamannya yang berhubungan dengan peristiwa atau

tindakan tertentu. Misalnya, ada siswa yang selalu cemas kalau menghadapi ulangan; ada

yang cemas ketika menghadapi guru baru; ada yang cemas kalau pembelajaran

dilaksanakan di luar kelas, dan sebagainya. Oleh sebab sangat penting bagi guru untuk

melacak apakah kecemasan siswa itu berakar pada kecemasan global ataukah berakar

pada kecemasan situasional.

Kecemasan bawaan karena sifatnya global dan sering ambigu batasannya tidak

dapat digunakan untuk meramalkan keberhasilan belajar bahasa. Tetapi, akhir-akhir ini,

penelitian dalam hal kecemasan bahasa, memumpunkan pada kecemasan situasional.

Tiga komponen kecemasan belajar bahasa kedua telah diidentifikasi, yakni sebagi

berikut.

1) Komunikasi dan pengertian, yang muncul dari ketidakmampuan pembelajar untuk

mengekspresikan secara layak pemikiran atau gagasan yang matang.

2) Takut akan evaluasi sosial yang negatif, muncul dari kebutuhan untuk membuat

kesan sosial yang positif pada yang lain; dan

3) tes kecemasan, atau pengertian akan evaluasi akademik.

Page 8: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kecemasan belajar bahasa kedua atau bahasa

asing berdampak negatif pada proses belajar bahasa. Kecemasan dapat dipilahkan

menjadi kecemasan debilitatif dan fasilitatif. Dapat juga disebut sebagai kecemasan yang

mengganggu dan membantu. Kita cenderung mengatakan bahwa kecemasan itu

merupakan faktor negatif dan harus dihilangkan dengan segala macam usaha, daya,

tenaga, dan dana.

d. Motivasi

Motivasi pada hakikatnya adalah insentif, kebutuhan, atau keinginan yang

dirasakan pembelajar bahasa untuk belajar bahasa. Penelitian dalam dunia pembelajaran

bahasa menunjukkan bahwa motivasi itu mempengaruhi pembelajaran bahasa. Ada tiga

jenis motivasi yang mempengaruhi pembelajaran bahasa, yakni (1) motivasi integratif,

(2) motivasi instrumental, (3) identifikasi kelompok sosial.

1) Motivasi Integratif dan Motivasi Instrumental

Gardner dan Lambert (1959) membedakan antara motivasi integratif dan motivasi

instrumental dalam pembelajaraan bahasa. Motivasi integratif dapat dibatasi sebagai

keinginan atau kehendak untuk mencapai kemmpuan dalam bahasa yang baru agar dapat

berperan serta dalam masyarakat yang menggunakan bahasa itu. Motivasi integratif itu

mencerminkan kepentingan sebenarnya dan sangat pribadi dalam masyarakat dan budaya

yang ditunjukkan oleh budaya lain. Di sisi lain,motivasi instrumental mungkin dapat

dibatasi sebagai keinginan untuk mencapai kemampuan dalam bahasa baru dengan alas

an kemaslahatannya, seperti memperoleh pekerjaan. Motivasi instrumental itu

mencerminkan nilai dan keuntungan praktis dalam hal belajar bahasa.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa motivasi integratif dan motivasi

instrumental itu mempunyai sumbangan yang sangat baik terhadap keberhasilan belajar

bahasa. Artinya, semakin baik atau semakin tingi motivasi seorang pembelajar untuk

belajar bahasa, baik motivasi integratif maupun motivasi instrumental semakin baik pula

penguasaan dan keterampilan berbahasa seseorang. Sebaliknya, semakin rendah dan

semakin tidak baik motivasi seseorang, baik motivasi integratif maupun motivasi

Page 9: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

instrumental semakin buruk atau semakin lemah penguasaan atau keterampilan berbahasa

seseorang.

Contoh-contoh konkret banyak terdapat di lingkungan Anda. Cobalah Anda

pikirkan, seandainya anak kelas empat sekolah dasar yang berada di daerah terpencil,

misalnya, pelosok desa di Kabupaten Pacitan, mendapatkan pelajaran bahasa Inggris.

Adakah kira-kira motivasi anak itu untuk belajar bahasa Inggris? Anak-anak berpikir,

untuk apa belajar bahasa Inggris di desanya yang rata-rata penduduknya hanya mampu

berbahasa Jawa? Apa manfaat praktisnya bagi anak-anak? Dalam lingkungan semacam

itu tentulah tidak akan muncul motivasi anak baik motivasi integratif maupun motivasi

instrumental. Jika pelajaran bahasa Inggris itu tetap dipaksakan pada anak-anak tersebut,

apa yang terjadi? Pasti anak-anak tidak bersemangat, tidak tertarik. Jika suasana belajar

sudah lesu semacam itu, dapat diramalkan pelajaran bahasa Inggris tersebut akan gagal.

Bandingkanlah dengan situasi pelajaran bahasa Inggris untuk anak-anak kelas

enam sekolah dasar di kota Denpasar Bali. Anak-anak setiap hari harus berjuang keras

menjajakan souvenir untuk orang-orang asing yang berdatangan ke Bali yang bagi orang

asing atau turis mancanegara merupakan surga dunia. Anak-anak memerlukan dapat

berbahasa Inggris. Maka ketika di sekolahnya ada pelajaran bahasa Inggris, anak-anak

sangat bersemangat sebab kemampuan berbahasa Inggris itu sangat diperlukannya untuk

dapat berjualan dengan baik. Jika bahasa Inggrisnya baik, anak-anak akan dapat

berkomunikasi dengan turis asing guna menawarkan dagangannya. Dapat diyakini,

pembelajaran bahasa Inggris pada anak-anak tersebut akan menarik minat mereka, akan

menimbulkan motivasi yang tinggi. Pada gilirannya prestasi belajar bahasa Inggris anak-

anak akan tinggi. Pada anak-anak sekolah dasar di Bali itu tumbuh motivasi instrumental.

Bandingkanlah kisah berikut ini. Ada seorang mahasiswa dari Amerika Serikat

yang sedang menyusun tesisnya tentang kesenian tradisional di Indonesia. Kebetulan ia

memilih kesenian tradisional dari kota Malang, yakni wayang topeng Malang. Entah

bagaimana asal-muasalnya sang mahasiswi itu menikah dengan dalang wayang topeng

Malang dan akhirnya menetap di Tumpang, Malang. Agar ia dapat diterima oleh

komunitas orang Jawa, dengan gigih ia belajar bahasa Jawa. Hasilnya luar biasa. Ia

mampu berbahasa Jawa dengan baik, bahkan berbagai tingkat tutur bahasa Jawa pun

dikuasainya. Yang menakjubkan juga ia piawai menyanyikan lagu-lagu klasik Jawa yang

Page 10: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

rumit, yang bagi orang Jawa sendiri, tidak setiap orang mampu membawakannya. Ia

sering tampil sebagai pesinden wayang kulit, bahkan sering tampil lewat televisi. Pada

diri mahasiswi yang berasal dari Amerika Serikat itu tumbuh motivasi integratif dalam

dirinya. Oleh sebab itu, ia sangat berhasil dalam mempelajari bahasa Jawa.

2) Identifikasi Kelompok Sosial

Bahasa atau variasi bahasa yang digunakan seseorang itu mengindikasikan bahwa

seseorang itu merupakan warga kelompok sosial tertentu. Oleh sebab itu, motif

identifikasi kelompok sosial dapat dibatasi keinginan untuk memperoleh kemampuan

dalam sebuah bahasa atau sebuah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial

yang oleh pembelajar dijadikan identitasnya. Banyak penelitian menunjukkan bahwa

pembelajar itu menjadikan teman-temannya yang berbahasa tertentu yang dipelajarinya

itu sebagai modelnya. Motif identifikasi kelompok sosial ini mirip dengan motivasi

integratif, tetapi ia lebih dari sekadar itu. Pembelajar yang memiliki motivasi integratif

belajar bahasa yang lain agar ia dapat berperan serta dalam kehidupan dan budaya bahasa

yang dipelajarinya itu, tetapi ia tetap mempertahankan identitas sebagai orang yang tetap

berada pada budaya bahasanya sendiri. Misalnya, Anda orang Jawa. Anda bertugas di

Madura. Anda ingin dapat berperan serta dalam berbagai kegiatan dan dapat

berkomunikasi dengan baik dalam masyarakat budaya Madura. Dalam diri Anda tumbuh

motivasi integratif. Tetapi, Anda tidak melepaskan budaya Anda sebagai pengguna

bahasa Jawa. Lain halnya dengan orang yang memiliki motif identifikasi kelompok

sosial. Jika Anda memiliki motif semacam itu maka Anda akan melepaskan identitas

Anda sebagai orang Jawa dan Anda mengidentifikasi diri Anda sebagai orang Madura.

Anda ingin jadi anggota masyarakat Madura sepenuhnya. Hal semacam itu sering terjadi

pada orang Jawa, misalnya, yang kawin dengan gadis Madura dan kemudian tinggal dan

bekerja dalam budaya bahasa Madura. Orang itu hidupnya sepenuhnya menyatu dengan

budaya Madura; jadilah dia orang Jawa yang berbudaya Madura. Maka dapat diyakini

orang semacam itu akan dapat belajar bahasa Madura dengan sangat baik. Berbeda,

misalnya, ketika saya menempuh program doktoral saya dan diwajibkan untuk

mengambil minor bahasa lain selain bahasa ibu saya yang bahasa Jawa. Saya mengambil

bahasa Madura. Meskipun dosen saya penutur asli bahasa Madura, rasanya selama satu

Page 11: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

tahun, saya tidak mendapatkan apa-apa, dan saya tetap tidak dapat berbahasa Madura.

Tidak ada motivasi apapun pada saya, hanya sekadar asal mengambil saja.

2. Organisator

Organisator merupakan bagian dari sistem pemrosesan internal yang bertanggung

jawab terhadap pengorganisasian pembelajar secara gradual terhadap sistem bahasa yang

baru. Organisator bekerja secara subsadar dan dilandasi oleh prinsip kognitif: kriteria

logis dan analitik bagi organisasi pengetahuan perilaku.

Dalam mengkaji bahasa yang dihasilkan pembelajar, peneliti dapat melihat

bekerjanya organisator itu yang tercermin dalam tiga fenomena yang pervasif, yakni:

a. Kemajuan sistematik perubahan kaidah yang bersifat sementara, atau konstruksi

transisional yang digunakan pembelajar sebelum struktur itu akhirnya diperoleh.

b. Kesalahan yang terjadi secara sistematik di dalam tuturan pembelajar;

c. Urutan umum di mana struktur yang mantap dipelajari.

Hubungan antara temuan itu dan bekerjanya organisator sangat informatif. Analisis aspek

bahasa kedua yang dikembangkan pembelajar menunjukkan faset yang berbeda tentang

tata kerja prinsip-prinsip internal yang menjadi patokan pemerolehan bahasa.

Berbagai macam kaidah ditemukan untuk memberikan ciri khusus pada tuturan

bahasa pembelajar. Istilah yang sering digunakan untuk gejala semacam itu adalah

konstruksi transisional. Istiah itu mengacu pada struktur khusus yang secara teratur

digunakan pembelajar selama pemerolehan struktur bahasa sasaran secara khusus.

Adanya banyak struktur yang sistematis yang dikembangkan pembelajar yang berbeda-

beda merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan bahwa pembelajaran

menggunakan faktor organisator dalam proses mempelajari bahasa.

Bukti bahwa seseorang dalam belajar bebahasa menggunakan organisatornya

tampak pada kesalahan-kesalahan yang dibuat pembelajar. Ketika belajar bahasa

Indonesia, misalnya, tampak anak-anak sering menghilangkan awalan atau akhiran,

menghilangkan subjek, menghilangkan kata-kata depan, atau menambahkan kata depan

yang tidak diperlukan, membuat penandaan ganda, salah dalam membuat urutan kata

dalam kalimat, dan sebagainya.

Contoh:

Page 12: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

Penghilangan awalan

Ayah kerja di kantor.

Ia suka nonton sepak bola.

Anak itu kalau bicara tidak ada ujung pangkalnya.

Tampaknya anaknya sudah ngantuk.

Siapa yang ngarang lagu itu?

Penghilangan subjek

Contoh:

Di Surabaya menyelenggarakan konser musik pop.

Dengan semangat tinggi memproklamasikan dirinya sebagai ketua kelompok.

Bagi yang kehilangan uang supaya melapor ke polisi.

Bagi saya sangat menguntungkan.

Dari Surabaya ke Madiun membawa beban yang berat.

Penandaan ganda

Contoh:

Demi untuk rakyat ia berjuang keras.

Pancasila adalah merupakan falsafah bangsa.

Pendapatnya sangat baik sekali.

Para guru-guru sedang sangat sibuk sekarang.

Ia belajar keras agar supaya lulus dengan baik.

Kesalahan urutan kata

Contoh:

Anak itu memukul kemarin dengan keras bola itu.

Sebaiknya kamu harus bicarakan dengan teman-temanmu hal itu.

Apakah hal itu kamu telah sarankan kepada sahabatmu?

Bila hal ini kamu ingin lakukan, sebaiknya dulu tanyakan pada pamanmu.

Akan apapun yang terjadi, kamu dahulu bersiap-siap sebaiknya.

Page 13: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

Penghilangan kata tugas

Contoh:

Tarian semacam itu tidak sesuai kepribadian bangsa.

Ayah sedang pergi kantor.

Urutan pemerolehan bahasa, merupakan indikator penting bahwa organisator itu

bekerja selama anak-anak belajar bahasa.

3. Monitor

Monitor merupakan bagian sistem internal pembelajar yang bertanggung jawab

terhadap proses kebahasaan secara sadar. Proses kebahasaan secara sadar oleh Krashen

(1981) disebut sebagai belajar. Bila seseorang mencoba belajar kaidah dengan

membacanya dari buku tata bahasa atau mengikuti pelajaran di kelas di mana guru secara

eksplisit memberikan kaidah, orang itu sudah berada di dalam belajar secara sadar. Di

manapun proses kebahasaan sadar itu terjadi, dikatakan bahwa pembelajar itu

menggunakan monitornya. Sama halnya, apabila pembelajar menampilkan penubian

(drill) yang memerlukan perhatian sadar pada bentuk bahasa, atau manakala dia

menghafal dialog, proses sadar sedang terjadi dan pada saat itu monitor digunakan.

Pengetahuan bahasa yang diperoleh seseorang melalui pemonitoran dapat

digunakan secara sadar untuk merumuskan kalimat-kalimat dan membetulkan tuturan

atau tulisannya. Fungsi menyunting monitor itu memainkan peranan apabila siswa

mencoba menyunting karangan dan membetulkan kalaimat-kalimat yang tidak gramatikal

dalam butir-butir tes bahasa, juga manakala siswa secara spontan melakukan swakoreksi

terhadap kesalahan yang dibuatnya selama berbicara atau menulis.

Pemrosesan secara sadar mungkin juga melandasi penggunaan struktur bahasa

pertama untuk merumuskan kalimat-kalimat bahasa kedua dalam situasi khusus. Ketika

diminta memproduksi struktur yang belum merupakan bagian dari sistem bahasa yang

subsadar, beberapa pembelajar, khususnya orang dewasa, cenderung secara sadar mengisi

kosakata bahasa kedua ke dalam kalimat bahasa pertama mereka. Proses terjemahan kata

demi kata secara sadar itu mungkin merupakan strategi komunikasi sebagai upaya

terakhir.

Page 14: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

Derajat penggunaan monitor itu bergantung pada sekurang-kurangnya faktor

berikut ini.

a) usia pembelajar;

b) jumlah pengajaran formal yang diperoleh pembelajar;

c) hakikat dan pumpunan yang diminta oleh tugas verbal yang dilakukan;

d) kepribadian pembelajar.

Tampaknya pemonitoran lebih mudah dilakukan manakala pembelajar itu telah

mencapai tahap operasi formal. Pada tahap itu pembelajar dapat memanipulasikan

hubungan abstrak antara beberapa gagasan. Anak-anak pada masa puber lazimnya

sudah dapat memanipulasikan hubungan abstrak semacam itu, meskipun sebenarnya

tahap operasi formal itu sudah dimulai pada masa adolesen (remaja).

Pemonitoran juga sangat dipengaruhi oleh pengajaran formal. Seseorang tidak akan

dapat mengadakan pemonitoran tuturannya, tidak dapat menerapkan kaidah kecuali jika

kaidah itu sudah dipelajarinya, sudah diinternalisasikannya. Tetapi, yang sebaliknya

tidaklah selalu benar. Artinya, tidak berarti bahwa apabila seorang pembelajar sudah

menguasai kaidah kemudian akan menggunakan kaidah itu untuk melakukan

pemonitoran. Sebuah penelitian yang dikerjakan oleh Krashen, dan kawan-kawan (1976)

menunjukan bahwa bahwa permintaan untuk mengecek kembali tugas tertulisnya

ternyata tidak menjamin penggunaan kaidah yang dipelajarinya secara sadar.

Pemonitoran dipengaruhi oleh bentuk tugas yang diberikan oleh guru. Tugas yang

lebih memfokuskan perhatian pembelajar pada bentuk kebahasaan akan meningkatkan

penggunaan monitor. Misalnya, jika seorang guru minta kepada siswa untuk mengubah

kalimat Ardo sangat suka donat menjadi kalimat negatif, maka siswa akan memainkan

fungsi monitor guna mengecek kembali apakah bentuk negatifnya sudah benar atau tidak.

Tetapi, bila dihadapkan pada tugas komunikasi alamiah, siswa akan memfokuskan

perhatiannya pada pengkomunikasi gagasannya atau pendapatnya kepada orang lain dan

tidak memfokuskan perhatiannya pada bentuk bahasa yang digunakannya. Dalam kasus

semacam itu pembelajar hanya menggunakan monitornya, menerapkan kaidah secara

subsadar untuk menyampaaikan pesannya. Jelaslah bahwa bila pembelajar dihadapkan

pada memumpunkan perhatiannya pada bentuk bahasa, mereka akan menerapkan secara

Page 15: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

formal kaidah yang dipelajarinya, secara sadar ia akan menerapkan kaidah yang telah

dikuasainya.

Pemonitoran dipengaruhi oleh kepribadian pembelajar. Pembelajar yang merasa tidak

aman, sadar diri, dan takut berbuat kesalahan cenderung menggunakan monitornya

daripada yang lain.

Belajar bahasa pada hakikatnya mempunyai satu fungsi penting, yakni sebagai

monitor atau editor. Belajar bahasa memainkan peranan yang penting dalam mengubah

bentuk tuturan kita sesudah dihasilkan oleh sistem kebahasaan kita. Peristiwa semacam

itu terjadi sebelum dan sesudah kita menghasilkan ujaran, baik lisan maupun tulis.

Dengan adanya pemonitoran semacam itu, berarti bahwa peranan kaidah formal,

dan peranan belajar bahasa secara sadar, hanya terbatas pada performansi bahasa kedua.

Orang yang sedang menggunakan bahasa kedua dapat menggunakan kaidah itu jika tiga

syarat terpenuhi. Syarat itu perlu dan cukup. Artinya, pembelajar mungkin tidak

memanfaatkan secara tuntas kaidah itu meski ketiga syarat itu dipenuhi. Ketiga syarat

tersebut adalah waktu, bentuk, dan kaidah. Penutur harus mempunyai waktu yang cukup;

harus terfokus pada bentuk; berpikir pada bentuk yang benar serta harus tahu kaidah.

Berdasarkan pemakaian monitor itu para penutur dapat dipilahkan menjadi tiga

kelompok, yakni:

a) Penutur yang menggunakan monitornya secara berlebihan;

b) Penutur yang sangat jarang menggunakan monitor;

c) Penutur yang menggunakan monitor secara optimal.

a) Penutur yang menggunakan monitor secara berlebihan

Pernahkan Anda menyaksikan seorang pembicara di televisi atau dalam seminar,

simposium, atau diskusi, yang ketika berbicara sangat berhati-hati, sangat cermat, takut

berbuat kesalahan baik dari sudut isi maupun dari sudut bentuk bahasa? Mungkin Anda

pernah menyaksikan Pembina bahasa Indonesia di televisi, Prof. Dr. Anton M. Moeliono.

Kalau memberikan penyuluhan bahasa Indonesia di TV, Pak Anton, demikian nama

panggilannya, begitu cermat dalam berbahasa, begitu berhati-hati dalam memilih bentuk

kata, ucapan, maupun kalimatnya. Ia berusaha untuk tidak membuat kesalahan dalam

berbahasa. Tipe lain semacam itu adalah Bapak Murdiono, menteri zaman Orde Baru.

Page 16: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

Pak Murdiono kalau berbicara di televisi sangat pelan, sangat berhati-hati. Terkesan dia

ingin supaya tidak ada kesalahan dalam hal isi maupun kalimat yang disampaikannya.

Tampak pembicaraannya tersendat-sendat dan sering ada jeda dengan menggunakan jeda

eh, anu, dan sejenisnya. Orang semacam itu adalah orang yang dalam berbahasa terlalu

banyak menggunakan monitornya.

Penutur tipe ini selalu mengadakan pemantauan setiap saat. Ia mengecek secara

taat asas hasil tuturannya dengan pengetahuan yang sangat disadarinya tentang kaidah

bahasa. Akibatnya penutur jenis itu akan berbicara dengan ragu-ragu, sering berhenti di

tengah pembicaraan, mementingkan pembetulan dan tidak dapat berbicara secara lancar.

Penyebab utama penutur mengadakan pemonitoran secara berlebihan itu ialah faktor

sejarah pajanan bahasa kedua, serta faktor kepribadian penutur.

Dalam sejarah pajanan bahasa kedua, penutur yang mengadakan pemantauan

secara berlebihan itu bergantung sekali pada pengajaran tata bahasa. Ia tidak memperoleh

kesempatan cukup banyak untuk memperoleh bahasa kedua. Ia tidak mempunyai pilihan

lain kecuali menggantungkan dirinya pada belajar. Saya masih ingat benar, saya belajar

bahasa Inggris dalam situasi prembelajaran yang masih mengandalkan pada metode tata

bahasa terjemahan. Tata bahasa diajarkan secara ketat oleh guru saya. Tata bahasa

merupakan sentral pengajaran yang diberikan guru saya. Apa yang terjadi pada saya?

Ketika saya mau berbicara bahasa Inggris, maka saya berpikir dahulu, saya menggunakan

monitor saya dulu secara berlebihan untuk mengecek apakah ucapan atau tata bahasa,

atau pilihan kata saya sudah tepat atau belum. Akhirnya saya berbicara terbata-bata tidak

lancar sama sekali.

Dipandang dari sudut kepribadian, penutur yang menggunakan monitornya secara

berlebihan itu biasanya kurang percaya diri akan kemampuan dirinya sendiri untuk

belajar bahasa kedua. Ia hanya merasa aman jika mengacu pada monitornya agar yakin

benar-benar. Ketika kami mendapatkan tugas studi banding ke Universitas London, kami

mempunyai teman yang sama sekali tidak percaya diri akan kemampuannya berbahasa

Inggris. Ia serba ragu, serba takut untuk berbicara. Ia memang termasuk orang yang

merasa rendah diri. Kepercayaan dirinya rendah. Pada setiap kesempatan dialog dengan

mitra dosen dari Universitas London, ia hampir-hampir tak berbicara. Ketika dia terpaksa

berbicara karena ditanyai oleh mitra dosen dari Universitas London, dia berbicara terbata-

Page 17: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

bata, dan dipenuhi dengan jeda atau kesenyapan yang agak lama. Orang yang tidak

percaya diri atau kurang percaya diri pasti akan sangat banyak menggunakan monitornya

dalam berbahasa.

b) Penutur yang sangat jarang menggunakan monitornya

Penutur semacam itu tidak memiliki keberanian untuk menggunakan monitornya.

Berarti, ia sebenarnya tidak pernah belajar. Jika pernah, ia cenderung tidak menggunakan

pengetahuan sadarnya meskipun kondisi memungkinkan. Orang semacam itu tidak dapat

dipengaruhi oleh pembetulan kesalahan dan hanya dapat membetulkan kesalahan dengan

perasaan.

Ada kisah yang sangat menarik tentang teman saya ketika kami melakukan studi

banding ke Universitas London. Teman saya itu kalau saya boleh menilai sebenarnya

kemampuan berbahasa Inggrisnya pas-pasan. Tetapi, ia begitu percaya diri (memang ia

mempunyai jabatan yang strategis di universitasnya). Tata bahasa, ucapan, serta pilihan

katanya ketika berbahasa Inggris benar-benar payah. Intonasinya adalah intonasi bahasa

Jawa yang “medhok” sekali; dan tata bahasanya amburadul. Tetapi, ia selalu tampil

pertama untuk berbicara, serta mengabaikan sama sekali bentuk tata bahasa yang

digunakannya. Ketika saya tanyakan kepadanya rumusnya, ia menjawab enteng,

“Ngapain harus takut ngomong sama bule-bule itu? Kita bukan bangsa tempe. Kita harus

tunjukkan kepada mereka bahwa kita tidak kalah pinter sama mereka. Kita bisa bicara

bahasa mereka. Tidak penting tata bahasa itu. Yang penting adalah mereka paham apa

yang kita omongkan. Yang penting adalah komunikatif. Mereka juga ngerti bahwa kita

bukan Inggris. Jadi mereka juga mafhum kalau Inggris kita itu tidak sebaik mereka.”

Begitu ia menjawab pertanyaan saya tanpa memberikan kesempatan kepada saya untuk

menginterupsinya. Itu juga menunjukkan bahwa ia memang sangat percaya diri dan

ketika berbicara dalam bahasa Indonesia pun ia hampir-hampir tidak menggunakan

monitornya sama sekali. Perhatikan pilihan kata dan tata bahasa Indonesianya. Banyak

yang tidak beres. Tetapi, ia memang tidak peduli pada bentuk, ia lebih peduli pada

makna. Yang penting komunikatif, katanya.

Page 18: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

c) Penutur yang menggunakan monitor secara optimal

Penutur ini menggunakan monitornya secara optimal, yakni menggunakan

monitor manakala dibutuhkan dan apabila tidak mengganggu komunikasi. Dalam

percakapan, misalnya, penutur tipe ini tidak akan menggunakan monitornya jika hal itu

dirasakan akan mengganggu komunikasi. Penutur semacam ini dapat menggunakan

kompetensi yang telah dipelajarinya sebagai suplemen pada kompetensi pemerolehannya.

Jika dugaan adanya monitor itu benar, maka pemerolehan bahasa itu akan menjadi

penting atau sentral sedangkan belajar bahasa itu merupakan bagian periferal. Oleh sebab

itu, yang penting ialah menggalakkan pemerolehan bahasa dan bukan belajar bahasa.

4. Rangkuman

Belajar bahasa terjadi dalam alam pikiran pembelajar. Di situlah struktur mental

atau mekanisme proses dan mengorganisasikan bahasa itu dilakukan. Ada tiga faktor

yang memainkan peranan penting dalam pembelajaran bahasa, yakni filter afektif,

organisator, dan monitor.

Filter afektif menjadi pintu gerbang pertama yang harus dilewati oleh pemrosesan

belajar bahasa di dalam pikiran. Filter afektif itu menyaring semua masukan bahasa yang

bekerja atas dasar faktor afektif, yakni motif pembelajar, sikap pembelajar, dan keadaan

emosi pembelajar. Ada tiga jenis motivasi yang mempengaruhi proses penyaringan

masukan pembelajaran bahasa, yakni motivasi integratif, motivasi instrumental, dan

motif indentifikasi kelompok sosial. Motivasi integratif adalah keinginan untuk berperan

serta di dalam kehidupan masyarakat yang menggunakan bahasa yang dipelajari

pembelajar. Motivasi instrumental adalah keinginan untuk menggunakan bahasa karena

alasan praktis, misalnya, memperoleh pekerjaan. Motif identifikasi kelompok adalah

keinginan untuk menguasai bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu karena

pembelajar ingin mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian anggota masyarakat itu.

Keadaan emosi pembelajar juga merupakan bagian dari filter afektif. Penelitian

menunjukkan bahwa pembelajar yang tidak cemas, yang lebih santai akan memperoleh

kemajuan yang baik dalam belajar bahasa.

Organisator merupakan faktor yang bertanggung jawab atas pengorganisasian

sistem bahasa yang dipelajari yang dikerjakan secara gradual. Fungsi organisator itu

Page 19: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

tercermin dalam tiga aspek performansi verbal pembelajar, yakni (a) konstruksi

transisional yang digunakan pembelajar sebelum struktur itu dikuasai benar-benar; (b)

kesalahan yang secara teratur dan bersistem yang dilakukan pembelajar; (c) urutan umum

dalam pembelajaran bahasa yang ditunjukkan pembelajar bahasa.

Monitor bertanggung jawab untuk pemrosesan bahasa secara sadar. Pembelajar

dapat menggunakan pengetahuan kebahasaan yang didapatnya melalui pemonitoran

untuk memformulasikan, membetulkan, atau menyunting secara sadar tuturannya atau

tulisannya. Derajat penggunaan monitor bergantung pada sejumlah faktor. Faktor

pertama, umur pembelajar atau tataran perkembangan koginitifnya. Pemonitoran lebih

mudah dikerjakan ketika pembelajar telah mencapai tahap operasi formal, yakni ketika

pembelajar dapat memanipulasi hubungan abstrak antara gagasan-gagasan. Faktor kedua,

tugas verbal yang dituntut dari pembelajar akan menentukan derajat pemonitoran. Tugas

yang memfokuskan pada bentuk kebahasaan akan banyak melibatkan monitor. Faktor

ketiga penentu derajat pemonitoran adalah kepribadian pembelajar. Pembelajar yang

merasa kurang aman, sadar diri, dan takut membuat kesalahan cenderung lebih banyak

menggunakan monitornya. Dalam hal penggunaan monitor ini, pembelajar dapat

dikategorikan menjadi tiga tipe, yakni (a) pembelajar yang menggunakan monitornya

secara berlebihan, (b) pembelajar yang hampir tidak menggunakan monitornya, dan (c)

pembelajar yang menggunakan monitornya secara optimal.

Bukti penelitian menunjukkan bahwa keberhasilan dalam menguasai keterampilan

komunikatif dalam bahasa yang dipelajari seseorang terutama bergantung pada proses

penyaringan dan proses pengorganisasian dan bukan pada proses pemonitoran.

5. Pelatihan

a. Dalam kelas, Anda menjumpai beberapa anak yang gagal dalam performansi

menulisnya. Kemampuan menulis surat, misalnya, baik surat dinas, maupun surat

dagang ternyata tidak baik. Diskusikan dengan teman Anda, faktor yang mungkin

menjadi penyebab kegagalan siswa tersebut dalam menulis. Hubungkan dengan

proses internal belajar bahasa.

b. Seorang siswa SMP yang berusia tiga belas tahun mempunyai latar belakang

keluarga Jawa. Bapaknya orang Jawa; demikian juga ibunya. Bapaknya tukang

Page 20: Belajar bahasa merupakan proses yang kompleks … · Web viewPernahkah terpikirkan oleh Anda, berapa lama Anda belajar bahasa Inggris? Di SMP Anda belajar selama tiga tahun; kemudian

becak, dan ibunya pembantu rumah tangga sebuah keluarga kaya di daerahnya.

Motivasi apa yang ada pada anak itu untuk belajar bahasa Inggris? Jelaskan!

c. Jika seorang menulis tata bahasa Indonesia, misalnya, haruskah ia penutur yang

lancar menggunakan bahasa Indonesia? Jelaskan jawaban Anda!

d. Sebuah laporan penelitian menyatakan bahwa siswa yang dihipnotis,

performansinya dalam lafal bahasa Inggris lebih baik. Dapatkah hal itu

dihubungkan dengan cara kerja filter afektif, organisator, atau monitor?

e. Mengapa, misalnya, seorang pembicara berbicara sangat lancar, tanpa tersendat-

sendat, meskipun banyak kesalahan lafal, bentuk kata, pilihan kata, maupun

struktur kalimatnya? Faktor apa sebagai penentunya?