bela negara

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI. Bangsa kita memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus1945. Bangsa Indonesia bertekad bulat untuk membela, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, serta kedaulatan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sebagai anak bangsa dan warga negara kita perlu memiliki kemampuan partisipasi dalam usaha pembelaan negara dan menjaga sistem pertahan dan keamanan negara agar negara kita tetap berdaulat. 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Bela Negara dan bagaimana konsepnya? 2. Apa dasar dan landasan hukum dari bela negara? 3. Apa hakikat bela negara dan komponennya? 4. Apa pengertian Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara dan apa saja jenisnya? 5. Apa dasar dan landasan hukum dari Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara ? 6. Apa hakikat Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara dan komponennya? 1

Upload: erakrisna

Post on 18-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bela Negara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya kita turut serta dalam bela

negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam ancaman, tantangan,

hambatan dan gangguan pada NKRI / Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti

para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan kesatuan NKRI.

Bangsa kita memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus1945. Bangsa

Indonesia bertekad bulat untuk membela, mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan, serta

kedaulatan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sebagai anak bangsa dan warga negara

kita perlu memiliki kemampuan partisipasi dalam usaha pembelaan negara dan menjaga sistem

pertahan dan keamanan negara agar negara kita tetap berdaulat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Bela Negara dan bagaimana konsepnya?

2. Apa dasar dan landasan hukum dari bela negara?

3. Apa hakikat bela negara dan komponennya?

4. Apa pengertian Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara dan apa saja jenisnya?

5. Apa dasar dan landasan hukum dari Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara ?

6. Apa hakikat Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara dan komponennya?

7. Bagaimana upaya untuk Bela Negara dan Sistem Pertahanan Keamanan Negara?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Bela Negara dan konsepnya

2. Untuk mengetahui dasar dan landasan hukum dari bela negara

3. Untuk mengetahui hakikat bela negara dan komponennya

4. Untuk mengetahui pengertian Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara serta jenisnya

5. Untuk mengetahui dasar dan landasan hukum dari Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara

6. Untuk mengetahui hakikat Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara dan komponennya

7. Untuk mengetahui upaya untuk Bela Negara dan Sistem Pertahanan Keamanan Negara

1

Page 2: Bela Negara

1.4. Manfaat

Bagi mahasiswa

Agar mahasiswa lebih memahami tentang Bela Negara dan Sistem Pertahanan dan

Keamanan Negara guna menciptakan kedaulatn yang utuh bagi Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Bagi masyarakat

Agar masyarakat juga memahami tentang Bela Negara dan Sistem Pertahanan dan

Keamanan Negara dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

2

Page 3: Bela Negara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bela Negara dan konsepnya

a. Pengertian

b. Konsep

Landasan konsep Bela Negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari

konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai

pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib

militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan

wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk

alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Tapi

untuk di Negara Indonesia masyarakatnya tidak diwajibkan untuk mengikuti wajib

militer, hanya orang-orang terpilih dan yang mampu saja yang mengikiti pelatihan

militer tersebut.

2.2 Dasar dan landasan hukum dari Bela Negara

Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pembelaan Negara

adalah:

UUD 1945 Pasal 27 ayat 3

“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan

negara”. Setiap warga negara berhak artinya setiap warga negara boleh ikut serta

membela negara. Bukan hanya TNI yang memiliki hak, semua rakyat pun

mempunyai hak untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Kata kewajiban

mengandung arti bahwa setiap warga negara dalam keadaan tertentu dapat

“dipaksakan” oleh negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara.

UU No.2 Tahun 1989 mengenai Sistem Pendidikan Nasional

“ Bela Negara dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara, dapat

dilakukan lewat 2 jalur:

a. Formal: sekolah

–    PPBN tingkat dasar (SD s/d SMA)

3

Page 4: Bela Negara

–    PPBN tingkat lanjut (Perguruan Tinggi)

b. Nonformal/informal (diluar sekolah), contoh: kegiatan Pramuka.

2.3 Hakikat Bela Negara dan komponennya

Hakikat bela negara adalah sikap dan tindakan warga negara yang dilandasi

oleh kecintaan kepada negara dan diwujudkan dalam kesediaan untuk melindungi,

mempertahankan, dan memajukan bersama.

Dalam UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, bela negara

didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya

kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Upaya bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara. Karena

itu bela negara perlu dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela

berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.

Menurut Depatemen Pertahanan RI, ada lima nilai yang mendasari upaya bela

negara, yaitu: cinta tanah air; kesadaran berbangsa dan bernegara; keyakinan terhadap

Pancasila sebagai ideologi negara; rela berkorban emi bangsa dan negara; dan

memiliki kemampuan awal bela negara.

Bela negara diperlukan karena adanya ancaman. Yang dimaksud dengan

ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,

yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan

keselamatan segenap bangsa. Ancaman dari luar negeri yang lebih serius terjadi

sekarang ini dan di masa mendatang adalah kejahatan transnasional, seperti terorisme,

serbuan budaya asing, dan penjarahan kekayaan alam.

Dalam sistem pertahanan di Indonesia dikenal adanya dua bentuk bela negara.

Dalam hal ini, adalah: bela negara dengan pendekatan militer (bela negara secara

fisik), dan bela negara dengan pendekatan nonmiliter (bela negara nonfisik). Bela

negara dengan dengan pendekatan militer dilakukan untuk menghadapi ancaman

militer. Bela negara nonmiliter dilakukan untuk menghadapi ancaman nonmiliter.

Dalam penyelenggara bela negara, partisipasi masyarakataamat diperlukan.

Ada dua bentuk umum partisipasi masyarakat dalam bela negara, yaitu partisipasi

warga negara alam bela negara dengan pendekatan militer dan partisipasi warga

negara dalam bela negara dengan pendekatan nonmiliter.

4

Page 5: Bela Negara

2.4 Pengertian Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara Beserta Jenisnya

a. Pengertian

b. Jenis Pertahanan Negara

- Pertahanan militer untuk menghadapi ancaman militer, dan

- Pertahanan nonmiliter/nirmiliter untuk menghadapi ancaman nonmiliter/non

militer.

Jenis Ancaman Negara

a. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan

terorganisir yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenapbangsa. Pasal 1 ayat (1)

Undang-Undang RI Nomor: 23 Prp Tahun 1959 tentang keadaan Bahaya yang

berbunyi :

“Presiden/Panglima Tinggi Angkatan Perang menyatakan seluruh atau sebagaian

dari wilayah NegaraRepublik Indonesia dalam keadaan bahaya dengan tingkatan

keadaan darurat sipil atau keadaan darurat militer atau perang”.

Ancaman militer dapat berbentuk:

Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh Negara lain

Invasi berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya yang dilakukan oleh

angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara Negara Kesatuan

Republik Indonesia oleh angkatan bersenjata negara lain.

Serangan unsur angkatan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat

atau satuan laut atau satuan udara Tentara Nasional Indonesia.

5

Page 6: Bela Negara

Unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan perjanjian yang tindakan atau

keberadaannya bertentangan dengan ketentuan dalam perjanjian.

Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara

lain sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi terhadap Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk

melakukan tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia atau melakukan tindakan seperti tersebut di atas.

Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh Negara lain

Spionase, untuk mencari dan mendapatkan rahasia militer

Sabotase, merusak instalasi militer

Aksi terror bersenjata yang dilakukan

Pemberontakan bersenjata

Perang saudara

b. Ancaman Non militer

Ancaman non-militer pada hakikatnya adalah ancaman yang menggunakan

faktor-faktor non-militer yang dinilai mempunyai kemampuan yang

membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan

segenap bangsa. Jenis ancaman non militer dibagi menjadi dua.

Pertama adalah ancaman yang berkaitan langsung dengan pertahanan

negara, misalnya kesengajaan penyebaran penyakit sebagai bagian dari perang

biologi.

Kedua adalam ancaman non militer yang tidak berkaitan langsung dengan

pertahanan negara, misalnya penyebaran penyakit secara alamiah, baik epidemik

maupun pendemik.

Sifat ancaman non-militer harus dihadapi dengan pendekatan non-militer,

sebagaimana diatur dalam pasal 7 Undang -Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara, bahwa sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman

non-militer menempatkan lembaga pemerintahan di luar bidang pertahanan sebagai

unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan

dukungan oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa, sedangkan TNI sebagai

pendukung.

6

Page 7: Bela Negara

Ancaman nonmiliter atau nirmiliter memiliki karakteristik yang berbeda

dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat

seperti ancaman militer, karena ancaman ini berdimensi ideologi, politik, ekonomi,

sosial budaya, teknologi, informasi serta keselamatan umum. 

a. Ancaman berdimensi ideologi

Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet

runtuh sehingga paham komunis tidak populer lagi, namun potensi ancaman

berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis  ideologi

dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme)

sehingga dapat memicu proses disintegrasi bangsa.

b. Ancaman berdimensi politik

Politik merupakan instrumen utama untuk menggerakkan perang. Ini

membuktikan bahwa ancaman politik dapat menumbangkan suatu rezim

pemerintahan bahkan dapat menghancurkan suatu negara. Masyarakat

Internasional mengintervensi suatu negara melalui politik seperti Hak Asasi

Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, dan

penyeleggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

c. Ancaman berdimensi ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu penentu posis tawar setiap negara

dalam pergaulan internasional. Kondisi Ekonomi sangat menentukan dalam

pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi terbagi menjadi internal

dan eksternal. Ancaman dari internal dapat berupa inflasi, pengangguran,

infrastruktur yang tidak memadai, dan sistem ekonomi yang tidak jelas.

Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya

saing rendah, ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat

ketergantungan terhadap pihak asing

d. Ancaman berdimensi sosial budaya

Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan,

keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik

vertikal antara pemerintah pusat dan daerah, dan konflik horizontal yaitu

suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).

7

Page 8: Bela Negara

Pada tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan

yang terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama dan

etnis. Sementara itu, 75 persen dari pengungsi dunia yang mengalir ke

berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama pula. Sementara itu,

8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan PBB ditujukan untuk

mengupayakan terciptanya perdamaian di berbagai konflik antar etnis di

dunia

e. Ancaman berdimensi teknologi dan informasi

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dan membawa

manfaat yang besar bagi masyarakat tapi kejahatan mengikuti perkembangan

tersebut seperti kejahatan siber dan kejahatan perbankan.

f. Ancaman berdimensi keselamatan umum

Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam,

misalnya gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena

manusia, misalnya penggunaan obat-obatan dan bahan kimia, pembuangan

limbah industri, kebakaran

2.5 Dasar dan Landasan Hukum dari Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara

Adapun peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Pertahanan dan

Keamanan Negara adalah:

UUD 1945 Pasal 30 ayat 1, 2, 3, 4, 5

Pasal 30 ayat 1“Setiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pertahanan

dan keamanan negara”.

Pasal 30 ayat 2

“Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem

pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri sebagai kekuatan

utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.

Pasal 30 ayat 1 dan 2 tersebut mengandung makna, yaitu :

Keikutsertaan warga negara dalam upaya pertahanan dan keamanan

merupakan hak dan kewajiban.

Usaha pertahanan dan keamanan negara menggunakan sistem pertahanan dan

keamanan rakyat semesta.

8

Page 9: Bela Negara

Kekuatan utama dalam sistem pertahanan dan keamanan adalah TNI dan Polri.

Kedudukan rakyat dalam sistem pertahanan adalah sebagai kekuatan

pendukung.

Pasal 30 ayat 3“Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan

Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi dan

memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.”

Pasal 30 ayat 4“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga

keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani

masyarakat serta menegakkan hukum.”

Pasal 30 ayat 5“Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara

Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan

Kepolisian Negara Republik Indonesia didalam menjalankan tugasnya, syarat-

syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan

negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur

undang-undang.”

UU No. 20 Tahun 1982 mengenai Pertahanan dan Keamanan

“Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,

menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan kepada tanah

air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kesaktian

Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna

meniadakan setiap ancaman”.

Wujud upaya warga negara dalam keikutsertaan membela negara menurut Undang-

Undang No. 20 Tahun 1982 diwujudkan dalam bentuk :

a. Pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak terpisahkan dalam

sistem pendidikan  nasional.

b. Keanggotaan rakyat terlatih secara wajib.

c. Keanggotaan angkatan bersenjata secara sukarela atau secara wajib.

9

Page 10: Bela Negara

d. Keanggotaan cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau secara

wajib.

e. Keanggotan perlindungan masyarakat secara sukarela.

UU RI No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Dalam UU RI No. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara antara lain disebutkan

sebagai berikut:

1) Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsan dan negara

2)  Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta yang

melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya,

serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara

total, terpadu, terarah dan berlanjut menegakkan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segal ancaman.

3)  Pasal 2: Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat

semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran hak dan

kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

4) Pasal 4: pertahanan negara bertujuan untuk menjaga dan melindungi

kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia dan

keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

5) Pasal 5: Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan

pertahanan.

6) Pasal 10

Ayat (1): Tentara Nasional Indonesia berperan sebgai alat pertahanan Negara

Kesatuan Republik Indonesoa

Ayat (2): Tentara Nasional Indonesia terdiri dari angkatan darat, angkatan laut

dan angkatan udara.

Ayat (3): Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan

pertahanan negara untuk:

a)      Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah

b)      Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa

c)      Melaksanakan operasi militer selain perang

10

Page 11: Bela Negara

d)      Ikut secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan

internasional

UU RI No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI

Pasal 4: fungsi kepolisian adalah salah satu alat pemerintahan dalam bidang

pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum,

perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

UU RI No. 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia

Tentara Nasional Indonesia adalah tentara pejuang, tentara nasional, tentara rakyat

dan tentara professional

1) Tentara rakyat adalah tentara yang anggotanya berasal dari warga negara

Indonesia

2) Tentara pejuang adalah tentara yang berjuang menegakkan negara Republik

Indonesia dan tidak mengenal menyerah dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugasnya.

3) Tentara nasional adalah tentara kebangsaan Indonesia yang bertugas demi

kepentingan negra dan di atas kepentingan daerah, suku, ras, golongan dan

agama

4) Tentara professional adalah tentara yang terlatih, terdidik dan dilengkapi

secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak berbisnis, dan dijamin

kesejahterannya serta mengikuti kebijakan politik negara yang menganut

prinsip demokrasi, supremasi sipil dan hak asasi manusia, ketentuan hukum

nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

Dalam pertahanan negara, TNI memiliki fungsi sebagai:

1) Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata

dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan

keselamatan bangsa

2) Penindak terhadap setiap bentuk ancaman

3) Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan

Dalam menjalankan fungsi tersebut TNI memiliki tugas pokok, yaitu:

1) Menegakkan kedaulatan negara,

11

Page 12: Bela Negara

2) Mempertahankan keutuhan wilayah NKRI yang bedasarkan Pancasila dan

UUD 1945

3) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesoa dari

ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara

TAP MPR RI No. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI dan POLRI

Pasal 1:

Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia secara

kelembagaan terpisah sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing

Pasal 2:

Ayat (1): Tentara Nasional Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam

pertahanan negara

Ayat (2): Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang

berperan dalam memelihara keamanan.

Ayat (3): Dalam hal terdapat keterkaitan kegiatan pertahanan dan kegiatan

keamanan, Tentara Naional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik

Indonesia harus bekerja sama dan saling membantu.

TAP MPR RI No. VII/MPR/2000 tentang Peran Tentara Nasional

Indonesia dan Peran Kepolisian Republik Indonesia

Ketetapan MPR ini terdiri dari 2 bab yaitu BAB I tentang Tentara Nasional

Indonesia dan BAB II tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 2: Peran Tentara Nasional Indonesia

a. Tentara Nasional Indonesia merupakan alat negara yang berperan sebagai alat

pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia

b. Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan negara, bertugas pokok

menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Negara

Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman

dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Pasal 6 : Peran Kepolisian Negara Republik Indonesia

a. Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan

dalam memelihara kemanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,

memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat

12

Page 13: Bela Negara

b. Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib

memiliki keahlian dan keterampilan secara professional.

2.6 Hakikat Sistem Pertahanan dan Keamanan Negara dan Komponennya

Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang

penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara

serta keyakinan pada kekuatan sendiri. Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah

dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional

merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara

untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga

kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Kementerian

Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa

negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri. Dalam bahasa militer, pertahanan

adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan dari satu unit yang sensitif dan jika

sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-cara membela diri sesuai dengan

spesialisasi mereka, pertahanan udara (sebelumnya pertahanan terhadap pesawat:

DCA), pertahanan rudal, dll. Tindakan, taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah

untuk menentang/membalas serangan.

Dalam komponen pertahanan negara terdapat beberapa jenis komponen didalamnya,

antara lain:

1. Komponen Utama

“Komponen utama” adalah Tentara Nasional Indonesia, yang siap digunakan

untuk melaksanakan tugas tugas pertahanan. Pasal 10 UU No.3 Tahun 2002

menjelaskan tentang fungsi dan tugas TNI secara umum dalam sistem pertahanan

negara yaitu:

a. Tentara Nasional Indonesia berperan sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

b. Tentara Nasional Indonesia, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan

Angkatan Udara.

13

Page 14: Bela Negara

c. Tentara Nasional Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan

negara

2. Komponen Cadangan

“Komponen cadangan” (Komcad) adalah “sumber daya nasional” yang telah

disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat

kekuatan dan kemampuan komponen utama. Komponen Cadangan di tiap-tiap

daerah disiapkan secara dini dan berkesinambungan untuk menjamin ketersediaan

kekuatan pengganda bagi Komponen Utama, serta dilaksanakan oleh Kementerian

Pertahanan yang berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah serta Lembaga

Fungsional terkait, sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran pertahanan.

Kebutuhan mendesak saat ini bagi pembangunan Komponen Cadangan yaitu

meliputi penyusunan perangkat hukum dan perundang-undangan RUU Komponen

Cadangan serta membentuk Komponen Cadangan dan membinanya secara

berkesinambungan.

3. Komponen Pendukung

“Komponen pendukung” adalah “sumber daya nasional” yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan

komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk kekuatan nyata

untuk perlawanan fisik.Komponen pendukung terdiri dari 5 segmen :

1. Polisi (Brimob)

Tugas pokok Kepolisin Negara Republik Indonesia adalah:

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

b. Menegakan hukum, dan

c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat.

2. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

14

Page 15: Bela Negara

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Satpol PP

mempunyai fungsi:

a. Menyusunan program dan pelaksanaan penegakan Perda,

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta

perlindungan masyarakat.

b. Pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan peraturan kepala daerah.

c. Pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan

ketenteraman masyarakat di daerah.

d. Pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat.

e. Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan peraturan kepala daerah,

penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat dengan

Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil

daerah, dan/atau aparatur lainnya;

f. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar

mematuhi dan menaati Perda dan peraturan kepala daerah; dan

g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala daerah.

3. Perlindungan masyarakat(Linmas) lebih dikenal dengan sebutan pertahanan

sipil (Hansip)

a. Hansip membantu dan memperkuat pelaksanaan Hankamnas di bidang

Perlindungan Masyarakat.

4. Satuan pengamanan (Satpam)

a. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban dilingkungan /kawasan kerja

khususnya pengamanan phisik (Physical Security)

5. Resimen Mahasiswa (Menwa)

Tugas pokok Resimen Mahasiswa Indonesia meliputi:

15

Page 16: Bela Negara

a. Melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi serta membantu

terlaksananya kegiatan dan program lainnya di Perguruan Tinggi.

b. Merencanakan, mempersiapkan dan menyusun seluruh potensi mahasiswa

untuk memantapkan ketahanan nasional, dengan melaksanakan usaha dan

atau kegiatan bela negara.

c. Membantu terwujudnya penyelenggaraan fungsi perlindungan masyarakat

(LINMAS), khususnya Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP)

d. Membantu terlaksananya kesadaran bela negara dan wawasan kebangsaan

dalam organisasi kepemudaan.

6. Organisasi kepemudaan

7. Organisasi bela diri

8. Satuan tugas (Satgas) partai

2.7 Upaya Bela Negara dan Sistem Pertahanan Keamanan Negara

Kelangsungan hidup bangsa dan negara (national survival) merupakan tanggung

jawab (hak, kewajiban, dan kehormatan) setiap warga negara dan bangsa. Untuk itu,

diperlukan pembinaan kesadaran, dan partisipasi setiap warga negara dalam upaya

bela negara.

Persepsi tentang bela negara dihadapkan kepada tantangan/ancaman yang

dihadapi secara kontekstual dalam periode waktu tertentu. Pada periode 1949 bela

negara dipersepsikan identik dengan perangtahun 1945 kemerdekaan. Hal ini berarti

bahwa wujud partisipasi warga negara dalam pembelaan negara adalah keikutsertaan

dalam perang kemerdekaan baik secara bersenjata maupun tidak bersenjata.

1965, bela negara dipersepsikan identik dengan upayaPada periode 1950 pertahanan

dan keamanan yang dilaksanakan melalui komponen-komponen hankam, seperti

ABRI, HANSIP, PERLA SUKWAN/SUKWATI. Hal ini sejalan dengan kondisi

tantangan dan ancaman yang kita hadapi pada periode itu, yaitu menghadapi

16

Page 17: Bela Negara

pemberontakan di dalam negeri, peperangan Trikora, membebaskan Irian Barat

(sekarang Irian Jaya) dan Dwikora.

Pada periode Orde Baru ATHG yang dihadapi lebih kompleks dan lebih luas

daripada periode sebelumnya. ATHG tersebut dapat muncul dari segenap aspek

kehidupan bangsa (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam). Oleh

karena itu, dalam konteks ini bela negara dapat dilakukan dalam bidang-bidang

kehidupan nasional tersebut dalam upaya mencapai tujuan nasional. Untuk itu,

dikembangkan konsepsi tannas. Dalam hal ini, bela negara dapat dikatakan pula

sebagai partisipasi warga negara dalam menciptakan dan membangun tannas di

segenap aspek kehidupan bangsa.

Upaya bela negara sebagaimana dipersepsikan merupakan pengertian atau

penafsiran yang cukup luas (segala aspek kehidupan bangsa). Dalam pengertian yang

lebih sempit diartikan sebagai upaya pertahanan dan keamanan yang dilandasi oleh

dasar negara Pancasila, UUD 1945 (Pasal 30 ayat (1) dan (2)) dan UU No. 20 Tahun

1982 tentang Pertahanan dan Keamanan Negara disempurnakan dengan UU No. 3

Tahun 2000 tentang Pertahanan Negara

Wujud upaya bela negara dilakukan melalui pemberian kesadaran bela negara

yang dilakukan sejak dini di sekolah dasar dan berlanjut sampai perguruan tinggi dan

di luar sekolah melalui kegiatan pramuka dan organisasi sosial kemasyarakatan.

Di sekolah dilakukan melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN), yang

diintegrasikan ke dalam kurikulum; Pendidikan dasar dan menengah, sedangkan di

pendidikan tinggi diwujudkan dalam mata kuliah Kewiraan (sekarang

Kewarganegaraan). Di luar Pendidikan Pendahuluan Bela Negara wujud bela negara

dibakukan dalam bentuk Rakyat Terlatih, ABRI, Cadangan ABRI, dan Perlindungan

Masyarakat (Linmas) yang merupakan komponen khusus dalam Pertahanan dan

Keamanan Negara.

BAB III

17

Page 18: Bela Negara

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah

kesadaran bersama antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan.

Pertahanan Negara melingkupi bidang-bidang:

1. Politik

2. Social

3. Budaya

4. Persatuan

5. Ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan Negara

Persoalan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman

keamanan tertentu menjadi rumit dan politikal: rumit, karena perkembangan konsep

dan ketidapastian setelah berakhirnya Perang Dingin dan politikal, karena landasan

konstitusiona1, sejarah, maupun realita politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk

membangun pola pembagian kerja baru. Salah satu konsekuensi penting adalah

perlunya ketentuan yang mengatur level of engagement dan instrumen yang boleh

digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman terhadap keamanan nasional.

3.2. Saran

Harapan terbesar kepada pemerintah, agar dalam mempertahankan keamanan 

dapat berupaya semaksimal mungkin untuk mengoptimalkan aparatur-aparatur demi

kedamaian dan keamanan dari pihak musuh dan bagi wilayah-wilayah yang terganggu

keamannya, dijadikan sebagai kebijaksanaan nasional dalam menentukan cita-

cita,tujuan, dalam pembangunan daerah maupun Negara.

Dengan demikian apa yang dicita-citakan Negara tercinta ini bisa terwujud.

Dan untuk para generasi penerus janganlah enggan untuk mempelajarai tentang apa

dan bagaimana tentang pertahanan dan keamanan rakyat semesta agar membuka

wawasan untuk membangun Negara yang menjadi kebanggaan bersama.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Bela Negara

http://el-sih.blogspot.co.id/2012/05/pembelaan-negara.html

http://www.rijalhabibulloh.com/2014/06/makalah-bela-negara.html

http://jungkookrini12.blogspot.co.id/’

http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-hak-dan-kewajiban-warga-negara.html

http://kr33z.xtgem.com/pengertian%20bela%20negara

http://rianindustrial.blogspot.com/2013/05/hak-dan-kewajiban-warga-negara.

http://www.scribd.com/doc/118015493/Peran-Pendidikan-Kesadaran-Bela-Negara

http://pengertianadalahdefinisi.blogspot.com/2013/09/pentingnya-usaha-pembelaan-

negara.html

http://sabtintin03.wordpress.com/2014/11/17/artikel-pendidikan-artikel-tentang-pendidikan-

indonesia/

http://namikazeiftikar.blogspot.com/p/makalah-bela-negara_27.html

http://pertahanandankeamanannegara.blogspot.com/2010/03/pertahanan-dan-keamanan-

negara.html

http://deluk12.wordpress.com/makalah-ketahanan-nasional/

19