bedah desa februari 2012

40
Bedah Desa MEMBANGUN DAERAH TERTINGGAL DARI PERDESAAN Jembatan “Indiana Jones” Diperbaiki Siswa SDN 02 Sangiang Tanjung Tak Lagi Meniti Bahaya Raker KPDT 2012 Menteri PDT Helmy Faishal Zaini: “Reformasi Birokrasi dan Opini Wajar Tanpa Pengecualian, Target KPDT Tahun 2012 ini” EDISI I / TAHUN II / 2012

Upload: riska-elharis

Post on 26-Jul-2015

472 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Diterbitkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

TRANSCRIPT

Page 1: Bedah Desa Februari 2012

EDISI I / TAHUN II / 2012

Bedah DesaM E M B A N G U N D A E R A H T E RT I N G G A L D A R I P E R D E S A A N

Jembatan “Indiana Jones”Diperbaiki Siswa SDN 02 Sangiang Tanjung Tak Lagi Meniti Bahaya

Raker KPDT 2012Menteri PDT Helmy Faishal Zaini: “Reformasi Birokrasi dan Opini Wajar Tanpa Pengecualian, Target KPDT Tahun 2012 ini”

EDISI I / TAHUN II / 2012

Page 2: Bedah Desa Februari 2012

P E N G A N TA R R E D A KS I

Bantuan Air Bersih di Desa Moaasi

Daerah Tertinggal?

SURAT PEMBACA

Melalui redaksi Bedah Desa ini pertama-tama kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal atas bantuan sarana air bersih yang sudah diberikan. Terus terang bantuan tersebut sangat membantu aktifitas sehari-hari kami terutama warga Desa Moaasi. Kepada Bapak Menteri kami berharap alangkah baiknya kalau bantuan sarana air bersih bisa dimaksimalkan lagi melalui pemipaan ke rumah-rumah warga.

Agib Gadri, Warga Desa Moaasi, Towea, Kabupaten Muna ________________________________________________ Pada 2011 lalu, Kementerian PDT merealisasikan Program Bantuan Sarana Air Bersih Tenaga Surya (SABTS) untuk Kabupaten Muna. Di beberapa titik seperti halnya di desa Moaasi, bantuan ini sudah bisa dinikmati oleh masyarakat. Sebagai tindaklanjut, Kementerian sudah berkoordinasi dengan Pemda setempat untuk meneruskan membangun instalasi pemipaan ke pemukiman-pemukiman warga. Kami menyampaikan pesan dari Menteri PDT A. Helmy Faishal Zaini agar bantuan sarana air bersih yang sudah ada dijaga dan dirawat untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Redaksi

Saya ingin tahu apa saja sebenarnya yang membuat sebuah daerah itu disebut tertinggal. Saya kebetulan tinggal di Kalukku Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Dari dulu daerah saya begini-begini saja tak banyak kemajuan. Apakah Mamuju masih masuk kategori tertinggal?

Sabaruddin, Kalukku, Kabupaten Mamuju ________________________________________________Sedikitnya ada enam kelompok indikator suatu daerah dikatakan tertinggal. Keenam indikator tersebut antara lain menyangkut kondisi ekonomi, SDM, Infrastruktur, Kapasitas Daerah, Aksesibilitas, dan Karakteristik Daerah. Saat terdapat 183 kabupaten kategori tertinggal yang tersebar terutama di wilayah timur Indonesia. Menurut data Kementerian PDT, di Sulawesi Barat masih ada lima kabupaten masuk kategori tertinggal, salah satunya Kabupaten Mamuju. Sebagai upaya mempercepat keluar dari ketertinggalan, Kementerian PDT sudah merealisasikan beberapa program seperti bantuan unit Pembangkit Listrik Tenaga Surya, pengembangan komoditi perkebunan, peternakan, dan kelautan, yang merupakan produk unggulan Kabupaten Mamuju.

Redaksi

NAMANYA Kampung Ciwaru. Sebuah kampung kecil di pinggiran Kecamatan Sangiang Tanjung, Kabupaten Lebak, Banten. Pada pertengahan Januari lalu, kampung ini mendadak menjadi sorotan media. Bukan hanya media nasional, beberapa media asing juga datang khusus untuk meliput peristiwa di Kampung yang masih masuk kategori daerah tertinggal itu.

Ada apa di Kampung Ciwaru? Sorotan media ini terkait dengan peristiwa Minggu dini hari (15/1) dimana banjir bandang meluap melintasi sungai Kampung Ciwaru. Luapan banjir memang tak sampai menyebabkan genangan parah hingga perkampungan penduduk. Banjir hanya merusak sebuah jembatan gantung berdiameter panjang kurang lebih 100 Meter. Mengingat vitalnya fungsi jembatan ini, warga Kampung Ciwaru dan sekitarnya pun terpaksa nekat tetap melintasi jembatan meski kondisinya sudah sangat membahayakan.

Pada edisi kali ini, peristiwa rusaknya jembatan gantung Kampung Ciwaru kami bingkai menjadi Laporan Utama. Beberapa hal mulai dari kronologis terputusanya satu tiang tali gantung, kesulitan akses yang dialami masyarakat, hingga upaya keras yang dilakukan Pemda Kabupaten Lebak, Pemerintah Provinsi Banten, dan intervensi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT), kami kupas agak panjang dalam rubrikasi.

Redaksi berpendapat, langkah memperbaiki dan membangun kembali jembatan gantung Ciwaru adalah salah satu contoh kongkret upaya terpadu lintas sektoral antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan berbagai elemen masyarakat lain yang efektif dalam kerangka pembangunan. Pola koordinasi seperti ini mutlak dibutuhkan dalam percepatan pembangunan nasional, terutama terkait tugas pokok mengentaskan daerah dari ketertinggalan.

Salam,

Redaksi

PENANGGUNG JAWAB Dr. Ir. H.M. Nurdin M.T. (Sekretaris Kementerian Negara PDT), REDAKTUR Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng (Deputi I), Singgih Wiranto, SH., M.Hum. (Deputi II), Drs. Yoltuwu Johozua Markus, M.Si. (Deputi III), Drs. Kana Tjandra Buchari, M.Si. (Deputi IV), Dr. Ir. Suprayogo Hadi, M.S.P. (Deputi V), DESAIN MEDIA Riska Elharis, FOTOGRAFER Ragil, PENYUNTING/EDITOR Ir. Anjar Koentjoro (Kepala Biro Umum), Sudjio, SH., M.Si. (Kepala Biro Hukum dan Humas), Dra. Erlin Chaerlinatun (Kepala Bagian Humas), Fajar Tri S (Kepala Bagian Protokol), Triyantini (Kasubag. Publikasi dan Pemberitaan), Rohdiat Hendarto (Kasubag. Layanan Informasi), SEKRETARIAT/REDAKTUR PELAKSANA Nena Syahna L (Staf Sekretariat), Kiki Dwi Bayu Sejati (Staf Sekretariat), Nurhayati (Staf Sekretariat), Zona Pelusida (Staf Sekretariat), Ahmad Labieb (Staf Sekretariat), TENAGA AHLI BEDAH DESA Didik Suyuthi, Muhammad Kamaluddin, Miksan Ansori, Sawitri Wulandari, Dikdik Taufik Hidayat, Muhammad Yusuf, Kholili Muhammad, Radhian Irfan.ALAMAT REDAKSI Kantor Humas Kementerian PDT, Jl. Abdul Muis No. 07 Jakarta Pusat. email redaksi: [email protected]

SUSUNAN REDAKSI

EDISI I / TAHUN II / 2012

Bedah DesaM E M B A N G U N D A E R A H T E RT I N G G A L D A R I P E R D E S A A N

Jembatan “Indiana Jones”Diperbaiki Siswa SDN 02 Sangiang Tanjung Tak Lagi Meniti Bahaya

Raker KPDT 2012Menteri PDT Helmy Faishal Zaini: “Reformasi Birokrasi dan Opini Wajar Tanpa Pengecualian, Target KPDT Tahun 2012 ini”

EDISI I / TAHUN II / 2012

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 20112

Page 3: Bedah Desa Februari 2012

Sebagai Kementerian yang terbilang baru, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) terus berupaya

secara maksimal untuk mengentaskan status daerah tertinggal menjadi daerah yang setara dengan daerah yang sudah maju. Hal ini tentu bukan pekerjaan yang

mudah, akan tetapi dengan dukungan dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, mudah-mudahan

program tersebut akan berjalan sesuai rencana.

Menteri PDT, Helmy Faishal Zaini: “Reformasi Birokrasi dan Opini

Wajar Tanpa Pengecualian, Target KPDT Tahun 2012 ini”

Raker KPDT 2012

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 3

Page 4: Bedah Desa Februari 2012

Dari semua program yang telah dilaksanakan oleh KPDT, tentunya ada upaya terus-menerus untuk mengevaluasi apa yang telah dilakukan sehingga kedepan KPDT dapat melaksanakan program-program yang lebih bermanfaat bagi daerah tertinggal. Di samping itu, perencanaan kegiatan beberapa tahun kedepan juga perlu disusun.

“Tahun ini (2012, red) adalah tahun peningkatan kinerja dan prestasi sebagai momentum untuk melakukan perubahan secara signifikan,” kata Helmy Faishal Zaini, Menteri PDT, Senin (13/2) pada pembukaan Rapat Kerja (raker) di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.

Lebih lanjut Helmy menekankan bahwa negara yang kuat dapat dilihat apakah pemerintahannya bisa berjalan efektif dan efisien. Pemerintah yang efektif dan efisien ditentukan oleh birokrasinya, dan birokrasi yang kuat ditentukan di lingkungan yang paling kecil, yaitu keluarga. “Semua itu kembali ke keluarga, apakah kita bisa mewujudkan keluarga yang baik, atau tidak, “ ujarnya.

Keluarga menjadi bagian yang terpenting, oleh karenanya peningkatan kinerja dan prestasi aparatur pemerintahan dapat juga diukur dengan apakah keluarganya baik atau tidak. Untuk itu, dalam raker kali ini diadakan kegiatan outbound yang melibatkan keluarga besar KPDT, sebagai upaya menjalin shilaturrahim lebih erat.

Pada kesempatan raker kali ini, Arahan Menteri PDT disampaikan dengan tema “Sinergi Prukab, Bedah

Desa dan Infrastruktur yang Didukung Penguatan Sumberdaya Manusia dan Kelembagaan Dalam Rangka Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal”. Arahan ini berisi materi mengenai Peningkatan Kinerja Internal, Sinergi Kebijakan (meliputi kebijakan baru MP3EI, Cluster IV, MP3KI, Ketahanan Pangan, Bedah Desa/Bedes dan Produk Unggulan Kabupaten/Prukab) dan Prioritas KPDT 2013.

Pada Raker tersebut juga membahas hal-hal yang berkaitan dengan RUU PDT, reformasi birokrasi, target opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dan evaluasi kegiatan tahun 2011, pemantapan kegiatan 2012 dan penyusunan rencana kegiatan 2013.

Pada kesempatan tersebut, Menteri PDT juga menekankan pentingnya mengawal Rancangan Undang-Undang (RUU) PDT agar dapat berjalan lancar

dan sesuai dengan kebutuhan daerah tertinggal. “Saya sudah memulai untuk sering membahas substansi RUU ini secara internal, mulai dari Eselon I, II dan seterusnya. Kita bisa sharing dengan para pakar demi tercapai UU yang bermanfaat bagi daerah tertinggal nantinya,” jelas politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Mengenai reformasi birokrasi, Menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II ini melihat bahwa banyak hal yang bisa dilakukan oleh KPDT. Sebagai contoh, dirinya menyatakan telah memotong anggaran untuk rapat dan perjalanan dinas sampai dengan 50%. Helmy juga menekankan agar jajarannya melaksanakan setiap arahan langsung Presiden melalui dirinya, yang diteruskannya kepada bawahannya. “Setiap Eselon I, II, III dan IV harus dengan efektif dan efisien menjalalankan arahan yang telah diberikan. Ini juga merupakan salah satu langkah untuk reformasi birokrasi, “ cetusnya.

Raker ditutup pada Senin (13/2) malam. Besoknya, Selasa (12/4) mulai pagi sampai siang hari, diadakan outbound keluarga besar KPDT dalam rangka memperat tali shilaturrahim. Terakhir, kegiatan Raker ditutup dengan penandatanganan pakta Integritas, Renstra hasil review, IKU (Indeks Kinerja Utama) dan TAPKIN (Penetapan Kinerja), SOP (Standard Operational Procedure) KPDT dan Hasil Raker KPDT 2012.

(Dikdik Taufik Hidayat)

LAPORAN UTAMA

Sesmen PDT Nurdin MT. (kiri) memberikan kenang-kenangan saat Rapat Kerja di Cisarua Bogor.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 20114

Page 5: Bedah Desa Februari 2012

LAPORAN UTAMA

Jembatan Diperbaiki Siswa SDN 02 Sangiang Tanjung Tak Lagi Meniti BahayaPERTENGAHAN Januari 2012 menjadi hari yang berat bagi masyarakat Kampung Ciwaru, Sangiang Tanjung, Lebak, Banten. Pasalnya, sebuah jembatan gantung putus salah satu kawat penghubungnya akibat terjangan banjir pada Minggu (15/1). Ketinggian banjir yang melebihi tinggi jembatan membuat tali baja jembatan putus. Jembatan itu adalah satu-satunya jalan penghubung antara kampung Ciwaru dan sekitarnya dengan Kota Kecamatan. Akibat putusnya jembatan ini, warga setempat harus memutar menempuh perjalanan 6 kilometer untuk melaksanakan aktivitas ekonomi sehari-hari.

Namun tidak semua memilih jalur alternatif itu. Panjangnya rute yang harus ditempuh membuat sebagian warga nekat. Mereka memilih tetap melewati jembatan sepanjang 100 meter yang sudah setengah ambruk itu dengan cara meniti sembari berpegangan pada kawat. Meski harus melawan bahaya yang setiap saat bisa saja mengancam nyawa, warga Ciwaru tak terkecuali anak-anak, laki-laki dan perempuan, meniti, langkah demi langkah, menyeberangi jembatan itu.

Bersyukur tak sampai menunggu beberapa lama, Kementerian Negara

Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) langsung turun tangan. Anggaran perbaikan dicairkan. Dengan merangkul sejumlah pihak, perbaikan pun dalam waktu cepat dilakukan. Selama proses perbaikan ini, Pemda setempat menyediakan rakit dan perahu karet sebagai sarana penyeberangan sementara.

Tak sampai dua pekan berselang, jembatan yang kemudian dikenal dengan “Indiana Jones”, sudah bisa dilewati kembali secara normal. Bahkan lebih bagus dan jauh lebih kokoh dari sebelumnya. Mendapat sebutan “Indiana Jones” bukan tanpa sengaja. Lantaran setiap harinya digunakan oleh anak-anak sekolah untuk menyeberang meski dalam konsisi membahayakan, sekilas pemandangan ini memang terlihat seperti sebuah aksi dalam adegan film Indiana Jones And The Temple Of Doom.

Kini, siswa-siswi ‘pemberani’ SD Negeri 02 Sangiang Tanjung tersenyum ceria lagi. Aktifitas ke sekolah setiap pagi dan pulang di siang hari tak harus meniti bahaya lagi.

Sebelumnya, putusnya jembatan “Indiana Jones” sempat mendapat sorotan media masa nasional. Mengingat vitalnya fungsi jembatan ini bagi aktifitas sehari-hari warga

Menteri PDT A. Helmy Faishal Zaini berbincang dengan media usai memberikan bantuan perbaikan Jembatan Gantung “Indiana Jones”.

Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya mencoba Jembatan Gantung “Indiana Jones” baru setelah 2 bulan perbaikan.

setempat, sejumlah media asing bahkan juga turut memberitakannya. Setiap harinya warga tak terkecuali anak-anak kecil memang berusaha menyeberangi jembatan kayu yang rusak tersebut, mempertaruhkan nyawa mereka sambil menempelkan badannya dengan erat pada sisa kawat yang masih melintangi sungai.

Minggu malam (15/1) jembatan gantung ini rusak akibat banjir yang melebihi kapasitas tinggi jembatan. Akibatnya, kondisi jembatan penyeberangan ini sangat beresiko tinggi untuk digunakan dan berpotensi membahayakan ngawa. Salah satu

bagian dari dua pilar penyangga rusak, dan hanya tersisa sebagian. Selama itu, papan kayu yang berfungsi sebgai pijakan miring ke satu sisi.

Dengan hanya satu sisi bagian jembatan yang tetap utuh, berarti para penyeberang harus ekstra hati-hati malangkahkan kaki mereka, karena struktur jembatan memantul ketika kaki kita melangkah di satu bagian. Sungai yang dilintasi jembatan ini sebenarnya merupakan objek wisata popular. Arus air yang cepat seringkali digunakan oleh wisatawan untuk menikmati wisata arung jeram.

(did)

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 5

Page 6: Bedah Desa Februari 2012

Menteri PDT Serahkan Rp 7,2 M untuk Jembatan ‘’Indiana Jones’’

MENTERI Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini menyerahkan bantuan sebesar Rp7,2 miliar kepada Pemkab Lebak, Banten. Bantuan ini diberikan untuk membangun infrastruktur yang rusak akibat terjangan banjir beberapa waktu lalu, termasuk jembatan ‘’Indiana Jones’’.

“Bantuan ini harus digunakan sebaiknya untuk membangun infrastruktur yang rusak akibat banjir itu,” kata Helmy dalam rilis kepada media, Selasa kemarin (24/1/2012).

Helmy juga mendorong jajaran lainnya untuk turut serta dalam membangun infrastruktur Lebak yang rusak akibat banjir tersebut. Sebab, jika hanya Kementrian PDT yang membangun, maka sulit mempercepat pemulihan akibat banjir tersebut.

“Kalau hanya PDT, tidak mampu. Anggaran kita terlampau kecil, sementara cakupan yang harus kita bangun sangat banyak. Jadi, harus sinergi dengan yang ada,” tegasnya.

Menurut dia, Kabupaten Lebak termasuk daerah rawan bencana alam. Karena itu pemerintah daerah harus merencanakan program jangka panjang untuk mengantisipasi bencana

dan penanganan pasacabencana.“Penanganan bencana alam harus

dilaksanakan secara cepat agar tidak jatuh korban jiwa,” ujarnya.

Terkait jembatan gantung tersebut, Helmy meminta pemda mencegah masyarakat melintasinya hingga dibangun kembali jembatan yang kokoh. Demi keselamatan, masyarakat untuk sementara harus mau untuk mengambil jalan memutar.

“Kami sudah melakukan koordinasi dengan Pemda Lebak, apa sebaiknya harus dikerjakan. Tidak lama lagi, akan dibangun jembatan untuk melayani kembali masyarakat dan anak-anak yang berangkat ke sekolah,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya mengatakan, bencana banjir sepekan lalu menimpa 23 kecamatan dan 77 desa serta 9.287 kepala keluarga.

Banjir merendam 8.439 rumah dan sawah 3.383 hektare, sedangkan infrastuktur yang rusak berat sebanyak 22 jembatan, 15 irigasi, 10 ruas jalan desa, 15 ruas jalan kabupaten dan 14 jembatan gantung.

“Daerah ini membutuhkan dana pascabencana sebesar Rp 40 miliar,” katanya.

Sebagai informasi, jembatan gantung

Ciwaru melintasi Sungai Ciberang di Desa Sangiangtanjung, Kecamatan Kalanganyar, dan Desa Pasirtanjung Kecamatan Rangkasbitung.

Setiap hari jembatan tersebut dilintasi ribuan warga setempat untuk akses lalu lintas dalam mendukung pendidikan dan ekonomi masyarakat.

Fungsi jembatan ini menjadi sangat vital karena sebagian besar warga di dua desa itu bermata pencaharian sebagai petani.

“Dengan kembali dibangun jembatan gantung itu, tentu sangat memudahkan petani memasarkan

produk pertanian ke luar daerah juga anak-anak sekolah merasa nyaman,” kata Bupati.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lebak menyebutkan, banjir yang melanda 14 kecamatan di daerah ini merendamkan 1.720 hektare sawah maupun 8.304 rumah serta di antaranya 127 rumah rusak ringan dan 57 rusak rusak berat.

Selain itu, kata dia, infrastuktur yang rusak adalah 22 jembatan, 26 ruas jalan, 15 irigasik, dua SD, satu SMP, dan tiga pondok pesantren.

(ds)

LAPORAN UTAMA

Menteri PDT Helmy Faishal Zaini menyaksikan kondisi Jembatan Gantung “Indiana Jones” yang rusak.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 20116

Page 7: Bedah Desa Februari 2012

A K T U A L

UPAYA percepatan pembangunan daerah tertinggal terus menerus dilakukan KPDT, berbagai dukungan baik yang bersifat langsung yaitu berupa intervensi maupun dukungan dalam bentuk lainnya secara kontinyu dan berkesinambungan terus digalakan. Salah satu wujud nyata dukungan KPDT dalam rangka melakukan percepatan pembangunan, pada 5 Maret 2012 lau, KDT menggelar kegiatan rapat koordinasi pembentukan regional managemen Pulau Nias di Medan, Sumatera Utara.

Kegiatan ini dibuka dan sekaligus dipandu oleh Deputi V KPDT Dr. Ir. Suprayoga Hadi dan dihadiri oleh para pembicara antaralain; anggota DPD SUMUT Parlindungan Purba, SH, MM, sedangkan dari Bappenas Ir. Rohmad Supriyadi, MSi dan dari Pemerintah Provinsi SUMUT oleh Kepala Bappeda SUMUT Ir. Riyadil Akhir Lubis MSi.

Dalam penjelasan yang dikemukakan Dr. Ir Suprayoga Hadi dalam kegiatan tersebut adalah bagaimana pentingnya pemberdayaan pembangunan daerah melalui kerjasama antar daerah yang sinergis dan efektif. Dengan melakukan identifikasi isu-isu bersama yang mampu menjadi perekat kerjasama dalam menggarap berbagai potensi unggulan daerah sebagai kekuatan wilayah adalah salah satu tantangan kedepan. Kekuatan yang dibangun melalui kerjasama antar daerah melalui wadah RM diharapkan akan mampu meningkatkan daya saing, dan sekaligus mengakselerasi pembangunan daerah secara bersama-sama. Hal ini dapat

terwujud, karena pendekatan RM ini lebih mengedepankan capaian pembangunan di sektor riil dan bukan sekedar kerjasama dalam konteks pelayanan umum. Oleh karena itu, sebuah RM perlu dikelola secara professional dan mengedepankan komunikasi pembangunan antar daerah. Peran pemerintah Daerah dalam hal ini sangat dominan, karena RM adalah milik Daerah yang saling bekerjasama. Salah satu indikator kepemilikan dan komitmen daerah ini ditandai dengan kontribusinya, khususnya alokasi anggaran yang disediakan oleh Daerah melalui APBD masing-masing.

Apabila daerah telah sepakat dan berkomitmen untuk membentuk wadah kerjasama, seperti melalui RM ini, maka KPDT pun siap membantu melalui berbagai programnya. Fasilitasi terhadap Kementrian/Lembaga sesuai dengan kebutuhan daerah melalui wadah RM akan menjadi salah satu dukungan yang akan diberikan oleh KPDT dimasa mendatang.

Regional Management merupakan program fasilitasi yang dibentuk KPDT dengan tujuan mempercepat pertumbuhan daerah tertinggal dengan mengedepankan pola kerjasama antar wilayah. Program yang telah berjalan sejak 2007 ini telah banyak memberikan dampak yang signifikan bagi derah tertinggal. Bahkan beberapa lembaga dan kementerian terkait juga berkomitmen mengawal dan mendukung program ini.

Untuk itu, pada kesempatan kali ini, KPDT melalui Bappenas juga secara khusus telah mendorong pengembangan

percepatan ekonomi lokal dan regional, bersama lembaga bantuan teknis internasional, seperti GIZ di beberapa wilayah kerjasama. Sejak 2005 Bappenas melalui Direktorat Daerah Khusus dan Daerah Tertinggal juga secara intens mendukung KPDT dalam upayanya memfasilitasi berbagai inisiasi kerjasama pembangunan wilayah di daerah tertinggal melalui pola RM. Kepala Bappeda SUMUT Ir. Riyadil Akhir Lubis MSi memberikan berbagai masukan terkait isu-isu yang dapat dikerjasamakan untuk dijadikan pertimbangan oleh daerah terkait di P. Nias.

Dalam diskusi yang terjadi ditengah rakor ini, terlihat jelas harapan daerah-daerah untuk dapat melakukan terobosan inovatif pembangunan melalui RM yang telah diperkenalkan oleh Kementrian PDT. Namun diseminasi dalam konteks pemahaman konsep dasar, perencanaan (tools) dan pengelolaan nampak masih sangat diperlukan. Bagaimana memformulasikan kebutuhan dan kepentingan bersama melalui pemilihan komoditi unggulan wilayah, obyek atau kegiatan bersama menjadi salah satu prioritas yang perlu diselesaikan dalam waktu dekat. Fasilitasi pembuatan Rencana Strategis, Rencana Aksi dan Rencana Bisnis juga perlu mendapat perhatian kedepan. Kementrian PDT menekankan komitmennya untuk terus mendukung kerjasama pembangunan di wilayah daerah tertinggal, termasuk yang

Dukung Inisiasi Nias Island Regional Management

tergabung dalam insisasi pembentukan Nias Island Regional Management ini. Kementrian PDT menggarisbawahi pentingnya kesungguhan daerah dalam melakukan kerjasama melalui RM ini agar memperoleh hasil percepatan pembangunan yang maksimal.

(mks)

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 7

Page 8: Bedah Desa Februari 2012

S O S O K

Etha BuloAnggota Komisi V DPR RI F-PD

Mengabdi Untuk Papua

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 20118

Page 9: Bedah Desa Februari 2012

S O S O K

Meski usianya tidak terbilang muda lagi, gaya bicaranya tetap saja lugas. Terkadang sangat lantang malah. Apalagi jika itu

menyangkut aspirasi masyarakat dari daerah pemilihannya, Papua. Kalau sudah begitu, kadang ia bisa bersuara tegas. Tak peduli siapa lawan bicaranya, pasti diajak berdebat. Itulah kiprah sehari-hari Etha Bulo di Komisi V DPR RI.

KEHADIRAN ibu empat anak di komisi yang membidangi sektor perhubungan, telekomunikasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat, pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal tersebut seakan memberi warna tersendiri dalam rapat-rapat komisi. Mantan anggota Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi dari Partai Pelopor yang kini telah menjadi kader Partai Demokrat ini terkenal sebagai wakil rakyat yang rajin. Dalam rapat-rapat komisi, wanita yang akrab disapa Bunda Etha itu tak pernah absen.

Bunda Etha bukanlah kelahiran Papua. Dia lahir di Kolaka, Sulawesi Tenggara, 21 April 1950. Sebuah kebetulan tanggal dan bulan lahirnya sama dengan pahlawan nasional, Kartini. Meski bukan asli Papua, istri dari Alex Mapalay dikenal sangat sebagai tokoh yang sangat gigih memperjuangkan kepentingan masyarakat Papua.

Tak ada maksud menghianati tanah leluhurnya, Tana Toraja. Kecintaannya terhadap Papua, semata-mata lebih didasarkan pada keterpanggilan dalam menolong sesamanya yang jauh lebih menderita akibat masih timpangnya pelaksanaan pembangunan. Padahal daerah di ujung Timur Nusantara ini dikenal sebagai daerah yang kaya akan hasil tambang. Namun sungguh sayang, mayoritas masyarakatnya masih hidup secara tradisional.

Tak jarang, Bunda Etha meneteskan air mata ketika ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian menerpa masyarakat Papua. Itulah yang mendasari tekadnya untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat Papua. Kegigihannya patut diancungkan jempol. Tak mudah, mencari figur politikus wanita yang mau naik turun gunung, menuruni lembah pedalaman dengan pesawat carter tua yang rawan mengalami

kecelakaan untuk mengunjungi konstituennya.

Bunda Etha meyakini, baktinya kepada negeri dan Tuhan membebaskannya dari rasa takut. Tak heran pula jika masyarakat suku Dani di Lembah Baliem, menggelarinya sebagai Puteri Baliem. Itu jauh sebelum ia terjun ke kancah politik. Penobatannya dilakukan secara adat resmi, dihadiri para kepala suku dan tetua adat setempat.

Berikut kutipan wawancara dengan Etha Bulo sebagaimana di ulas politikindonesia.com beberapa waktu lalu.

Apa motivasi anda menjadi anggota parlemen?

Saya mewakili daerah pemilihan Papua. Karena itu motivasi utamanya adalah bagaimana mengangkat ketertinggalan masyarakat Papua. Kehadiran saya parlemen juga untuk

menyalurkan aspirasi masyarakat Papua, khususnya Papua Tengah.

Anda bukan asli Papua, mengapa berjuang untuk Papua?

Saya memang bukan orang Papua. Tetapi sejak lama saya telah memendam keprihatinan terhadap masyarakat Papua. Jujur, saya mulanya juga tak punya keinginan terjun ke politik. Bisnis saya dulu adalah ekspor-impor. Tetapi setelah berumur 54 tahun, anak-anak sudah kerja dan mandiri, muncul keinginan saya untuk pergi ke Papua.

Disana saya mengajar masyarakat yang masih buta huruf. Itu tahun 2003, pertama kalinya saya datang ke Papua. Saya datangi rumah camat, mengumpulkan masyarakat sekitar dan mengajar mereka yang buta huruf. Masyarakat Papua lah yang mendorong saya untuk masuk ke DPR RI. Mereka beralasan jika saya duduk di DPR RI aspirasi mereka akan terwakili. Ajakan itu pun saya penuhi. Saya sadar, mengubah masyarakat Papua, tak cukup hanya dengan mengabdikan diri di sana tetapi juga harus terlibat dalam membuat kebijakan-kebijakan politik di tingkat pusat. Untuk itu, saya masuk ke parlemen.

Apa yang anda perjuangkan di parlemen?

Motivasi awal saya, bagaimana memajukan masyarakat Papua. Begitu saya dilantik, yang terbayang dalam benak saya adalah bagaimana agar kebijakan-kebijakan pemerintah itu mulai mengarah ke wilayah-wilayah yang tertinggal, termasuk kabupaten-kabupaten yang ada di dapil saya. Ironisnya, ketertinggalan itu ada di semua lini. Sementara potensi yang kami miliki, luar biasa. Tetapi mengapa mereka masih juga mengalami ketertinggalan seperti itu? Inilah yang memprihatinkan saya. Menurut hemat saya, Papua tidak hanya membutuhkan pembangunan infrastruktur tetapi juga bimbingan langsung bagi masyarakatnya.

Dalam kunjungan kerja saya di daerah pemilihan, saya datangi para kepala suku. Saya bilang, mengapa di Pulau Jawa lebih maju dibanding Papua? Ya karena SDM (Sumber Daya Manusia-red)nya bagus. Untuk bisa seperti itu harus berpendidikan. Harus bersekolah. Memang para bupati, khususnya di wilayah pegunungan Papua telah membangun banyak sekolah di tingkat kecamatan. Persoalannya, tidak ada guru yang mau datang. Karena itu, saya mengusulkan untuk mendirikan sekolah di ibukota

Anggota Komisi V DPR RI Etha Bulo saat mengikuti kunjungan kerja Menteri PDT Helmy Faishal Zaini ke perbatasan Indonesia-Papua Nugini beberapa waktu lalu.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 9

Page 10: Bedah Desa Februari 2012

S O S O K

kabupaten dimana para siswanya diasramakan.

Di antara sekian banyak prioritas pembangunan di sana, mana yang menurut anda harus diprioritaskan?

Ada dua hal. Yakni prioritas pembangunan di daerah pesisir dan pegunungan. Hambatan utama pembangunan di wilayah pegunungan yakni belum adanya akses jalan darat. Satu-satunya transportasi, lewat udara. Akibatnya, semua menjadi begitu mahal. Untuk mendatangkan aspal, semen dan material bangunan yang lain harus melalui pesawat. Berbeda dengan wilayah pesisir, disamping melalui laut, ada akses jalan darat.

Jika demikian, berarti hambatannya karena faktor alamnya?

Benar. Medan geografisnya sangat berat. Meski demikian, saya bersama teman-teman di Komisi V tengah mengupayakan membuka akses jalan darat di Kabupaten Jayawijaya. Nantinya akan menghubungkan sembilan kabupaten di sana. Untuk sementara tak perlu membangun jalan yang bagus, karena mahalnya mendatangkan bahan material tersebut. Poin pentingnya,

akses antarkabupaten akan terbuka dan mereka dapat saling bersosialisasi.

Sejauhmana peran Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (Meneg PDT) dalam merealisasikan program-program pembangunan di sana?

Dulu orang Jawa, Sumatera, atau Sulawesi tidak mau dibilang orang miskin. Sekarang semua justru mau menyebut dirinya miskin. Kenapa? Ada anggaran di situ. Di antara wilayah Indonesia Timur, kamilah yang paling tertinggal. Setelah itu, Maluku Utara, NTT. Kalau dibandingkan Jawa dan Sumatera kan jauh. Harusnya ini yang diprioritaskan. Tetapi Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal kan juga masih mengurus daerah lain di Jawa dan Sumatera. Tapi baiklah saya tidak mau bicara jauh kesana. Saya mau bicara Papua saja. Saya ingin berikan masukan, ini informasi dari Bupati Merauke, disana masyarakat PNG (Papua Nugini-red) sudah masuk ke wilayah NKRI hingga 8 kilometer jauhnya. Kalau bisa wilayah perbatasan ini dibikinkan rumah tinggal setiap 5 kilometer minimal satu rumah. Kalaupun tidak ditinggali penduduk nanti bisa ditempati aparat TNI yang bertugas di perbatasan.

Soal Program-Program Percepatan Pembangunan yang sudah berjalan bagaimana?

Program sudah baik. Cuman Kementerian PDT kita tahu kan tidak banyak anggarannya. Jadi saya mendukung langkah-langkah Pak Menteri Helmy Faishal yang mencoba memaksimalkan koordinasi dengan kementerian lain. Program Bedah Desa saya kira sudah tepat sasaran. Cuman lagi-lagi kalau mau melakukan Bedah Desa di desa yang ada di Puncak jaya misalnya, yang infrastrukturnya belum ada, transportasi darat tidak mungkin, itu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Selama mengikuti kegiatan Menteri PDT saya juga mengapresiasi program bantuan ternak sapi dan kambing yang sudah diberikan kepada beberapa masyarakat. Ke depan mungkin bisa juga dipertimbangkan bibit ternak babi, di Papua lebih punya nilai ekonomis.

Apakah dalam pelaksanaannya, program-program Meneg PDT tidak berbenturan dengan pelaksanaan otonomi daerah?

Tidak. Justru saling melengkapi. Seyogyanya begitu. Menurut saya, yang harus memegang peran utama di Papua adalah Kementerian Sosial, karena kemiskinan yang ada. Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal memberikan masukan ke Kementerian Sosial tentang kantong-kantong kemiskinan tadi. Sinergi ini yang dibutuhkan.

Bagaimana anda memperjuangkan infrastruktur untuk menghubungkan daerah-daerah di Papua?

Sejak tahun 1983 sudah ada program transmigrasi di Papua, Jayapura dan Wamena dan Merauke. Tetapi proyek pembangunan jalan sampai sekarang belum selesai. Sambil menunggu itu, saya dan teman-teman di Komisi V melakukan pendekatan dengan departemen terkait untuk membuka akses jalan. Cukup dengan pengerasan yang penting mobil bisa masuk. Kalau menunggu untuk diaspal, biayanya mahal sekali.

Apakah sudah bisa difungsikan?Lumayan. Misalnya dari Wamena-

Tiom sudah bisa dilalui bus. Jika akses antara ibukota kabupaten dengan kecamatan sudah bisa dibuka, maka arus lalu lintas orang dan barang akan makin lancar.

Ke depan, konsep seperti apa yang harus diterapkan untuk mengejar ketertinggalan

pembangunan, khususnya di Papua?

Pelaksanaannya harus diawasi dengan ketat. Rakyat selama ini hanya menerima, tetapi kurang dilibatkan dalam pembangunan. Paradigma lama semacam ini harus diubah. Masyarakat harus dilibatkan secara nyata dengan tetap mengacu pada adat budaya setempat.

Dari sekian banyak wilayah di Papua, mana yang paling tertinggal?

Kabupaten Mapi, masih sangat tertinggal. Kalau Yahukimo sudah bagus. Bahkan di Yahukimo sudah ada universitas. Kabupaten Puncak Jaya dengan tingkat kesulitannya, namun tekad bupati untuk memajukan daerahnya sangat besar. Memang semua berupaya berlomba-lomba untuk membuat daerahnya bagus. Dan tekad seperti itu sangat bagus.

Apa obsesi anda terhadap perjuangan di Papua?

Saya ingin melihat orang Papua mampu berdiri sejajar dengan masyarakat di daerah lain. Mereka harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama, pelayananan kesehatan yang sama. Karena itu kan dijamin oleh UUD 45. Selama saya masih dipercaya konstituen saya untuk duduk di dewan, maka saya akan mencurahkan perhatian untuk Papua. Saya tidak mau ke lain-lain. Ada yang menawari saya untuk menjadi bupati di Tanah Toraja, tetapi saya masih ingin memperjuangkan mereka di senayan sini.

(Sapto A/kid)

“ ” Melakukan Bedah Desa

di desa yang ada di Puncak jaya misalnya, yang in frastrukturnya

belum ada, transportasi darat tidak mungkin, itu membutuhkan anggaran

yang tidak sedikit.

Nama: ETHA BULO

Kelamin: Perempuan

Tmp/Tgl Lahir: Kolaka, 21 April 1950

Agama: Kristen Protestan

Suami: Alex Mapaley

Anak: 4 (empat) Orang

Jabatan: Anggota Komisi V DPR RI

Fraksi: Partai Demokrat

Daerah Asal Pemilihan: Papua

BIODATA

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201110

Page 11: Bedah Desa Februari 2012

P R O F I L

Yusuf Wally, SE, MM Bupati Keerom

SDMKunci Bangun Keerom dari Ketertinggalan

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 11

Page 12: Bedah Desa Februari 2012

P R O F I L

Sebagai kabupaten baru hasil peme-karan, Keerom memang masih relatif tertinggal dibanding beberapa kabu-paten lain di Provinsi Papua. Kabu-paten Keerom berdiri berdasarkan

Undang-undang Nomor 26 Tahun 2002. Sebelumnya, kawasan yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini ini men-jadi satu bagian wilayah dengan Kabu-

paten Jayapura. Kini, dibawah kepemimpinan

Bupati Yusuf Wally, perlahan tapi pasti Keerom berbenah diri. Seiring pembangunan infrastruktur pelayanan dasar disana-sini, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pun terus digenjot. Untuk merealisasikan peningkatan kapasitas SDM masyarakat Keerom, Yusuf Wally memulainya dengan program wajib pendidikan dasar untuk semua anak-anak usia sekolah di lima distrik; Senggi, Waris, Skanto, Web dan Towe, serta Arso dan Arso Timur.

Menurut Yusuf Wally, untuk membangun SDM masyarakat Keerom dibutuhkan kepedulian semua elemen. Baik pemerintah, warga kampong, serta masyarakat Keerom secara umum, dibawah komando Yusuf Wally, semua diajak berpikir untuk bagaimana membangun dan menyiapkan SDM, terutama terkait rencana-rencana pembangunan.

“Bukan hanya pemerintah, tetapi seluruh masyarakat harus berpikir kearah sana. Paling tidak memberikan motivasi yang baik kepada anak-anaknya agar menuntut ilmu dengan penuh semangat,” kata Yusuf Wally dalam sebuah sambutan dihadapan warga Keerom.

Dia menegaskan, hanya berbekal kualitas SDM yang unggul, kabupaten Keerom dapat menopang pembangunan dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan membangun SDM dimulai dari tingkat kampung, manfaat langsungnya tentu akan dapat mendatangkan generasi-generasi yang unggul dengan pendidikan dasar yang cukup dan berkualitas.

Yusuf Wally mengingatkan, dalam upaya membangun dunia pendidikan, yang juga harus diperhatikan adalah menyangkut gizi dan kesehatan anak-anak. Masalah pelayanan kesehatan yang masih minim di kabupaten Keerom, adalah bagian dari prioritas lain pembangunan setelah pendidikan.

“Dengan gizi yang sehat, otak akan pintar, kemudian jika badan sehat maka kantong akan penuh,” ungkap Bupati.

Seperti diulas sebelumnya, kebijakan Yusuf Wally terkait hal ini adalah pendidikan dasar gratis untuk warga kampung-kampung asli di semua distrik di kabupaten Keerom. Kenapa pendidikan gratis? Dia berargumentasi, bahwa pendidikan adalah instrumen paling mendasar yang harus diberikan kepada masyarakat Keerom untuk

bisa mengenal dunia ekonomi, pembangunan, dan pemberdayaan.

“Tak mungkin kami membebani. Apalagi ada dana Otsus untuk pendidikan. Jadi kampung-kampung asli itu otomatis gratis pendidikan, karena dibayar dengan dana Otsus,” jelas Bupati.

Sementara ini, imbuh Yusuf Wally, sekolah yang mendapatkan pendidikan gratis memang baru sekolah-sekolah yang berstatus negeri saja. Sedangkan untuk sekolah swasta kalau ada dana yang mencukupi baru bisa mendapat bantuan. Dia memastikan akan terus memperjuangkan pembebasan biaya pendidikan untuk semua warga Keerom. Bahkan bila perlu bagi anak-anak yang berprestasi, pihaknya akan membantu untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.

“Namun yang terutama adalah pendidikan dari tingkat sekolah dasar. Sebab untuk membangun pondasi dan dasar yang baik kejenjang pendidikan selanjutnya adalah semasa di sekolah dasar,” tuturnya.

Kirim Anak-Anak Belajar ke Jakarta

Komitmen Bupati Kabupaten Keerom Yusuf Wally terhadap pendidikan bukan sekedar basa-basi. Buktinya, belum lama ini dia resmi mengirim sedikitnya 10 anak putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke lembaga pendidikan Surya Institute di Jakarta. Bekerjasama dengan lembaga pendidikan setempat,

anak-anak tersebut menurutnya akan dididik untuk belajar bagaimana membuat bahan bakar dari singkong atau ubi kayu.

Pelajaran seperti ini menurut Yusuf Wally sangat penting dan dibutuhkan bagi Kabupaten Keerom. Menurutnya, ilmu pengetahuan terapan seperti inilah yang secara nyata akan dapat membantu pembangunan Kabupaten Keerom, dan Papua pada umumnya. “Kalau anak-anak bisa membuat bahan bakar sendiri pertama-tama akan kita gunakan sebagai penghasil listrik di wilayah Keerom dan sekitarnya,” paparnya.

Kesepuluh anak-anak yang dikirim ke Surya Institute Jakarta dijelaskan Yusuf Wally adalah mereka-mereka yang berprestasi namun harus drop out dari SMK atau SMA lantaran masalah biaya pendidikan. Di lembaga pendidikan baru tempat mereka belajar ini nantinya diharapkan anak-anak bisa mengelola singkong menjadi bio etanol. Lalu dari bioetanol diaplikasi ke genset dan lalu mengubahnya menjadi energi listrik. “Listrik murah dari singkong,” kata Yusuf Wally.

Dia berharap, melalui program pengiriman siswa sekolah magang ini, anak-anak putus sekolah di daerahnya bisa berkembang seperti daerah lain. Apabila program ini berhasil, dia sudah memimpikan ke depan pemerintah daerah Kabupaten Keerom bakal mengembangkan industri bahan bakar etanol dari bahan baku singkong. (kml)

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201112

Page 13: Bedah Desa Februari 2012

Helmy Faishal Zaini:

Perjuangan Tiada Henti untuk

DAK Afirmatif terhadap Daerah Tertinggal

Gagasan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini merombak struktur fiskal untuk daerah tertinggal yang ditargetkan pada 2011 lalu, ternyata masih menemui jalan buntu. Dia mengaku tak akan berhenti “berjuang” (demikian dia menyebutnya)

mendorong Dana Alokasi Khusus sebesar 100 miliar rupiah per tahun untuk setiap kabupaten tertinggal itu selama masih dipercaya Presiden

untuk mengemban tanggung jawab sebagai Menteri PDT.

WAWANCARA bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 13

Page 14: Bedah Desa Februari 2012

WAWANCARA

BERIKUT petikan wawancara Menteri PDT di Yogyakarta sebagaimana dimuat dalam media Koran Jakarta, Rabu (4/1) lalu. Secara garis besar Helmy mengungkapkan evaluasi dan tekadnya di tahun 2012 untuk kemajuan daerah tertinggal di Indonesia. Berikut hasil wawancaranya.

Target Anda mengenai Dana Alokasi Khusus sebesar 100 miliar rupiah tiap kabupaten tertinggal tak tercapai. Bagaimana Anda menyikapi ini?

Keputusan memang ada di dewan. Kewajiban saya hanya terus memperjuangkannya. Pokoknya selama saya menjabat, saya akan terus berjuang untuk ini. Karena ternyata sampai hari ini juga belum ada argumen yang mematahkan tesis ini, bahwa jika DAK dialirkan tidak di

daerah maju tapi di daerah tertinggal, maka percepatan pembangunan akan terjadi.

Sebenarnya kenapa sepertinya gagasan Anda sulit sekali direalisasikan oleh DPR?

Pokok soalnya karena alokasi DAK menggunakan tiga kriteria, yakni Kriteria Umum, Kriteria Khusus, dan Kriteria Teknis, dengan pembobotan pada kriteria teknis ini lebih tinggi. Padahal Kriteria Teknis ini kan berupa permintaan program yang dirancang oleh masing-masing daerah. Daerah yang maju tentu saja punya banyak program, sedang daerah tertinggal lemah dalam menyusun program tersebut.

Skor untuk ketiga kriteria tersebut sekarang masing-masing 0,1 untuk kriteria 1 dan 2, dan nilai 0,8 untuk kriteria teknis. Saya berharap

itu dibalik, yang skornya tinggi seharusnya kriteria khusus.

Sebenarnya dana khusus itu diperuntukkan bagi siapa?

DAK diperuntukkan bagi daerah-daerah tertentu dengan prioritas

PDT berharap alokasi DAK lebih afirmatif terhadap daerah tertinggal. Tiap tahun dana DAK 25 triliun rupiah, sebanyak 14,6 triliun rupiah masih untuk daerah maju. Nah, kalau saya minta 100 miliar rupiah saja untuk 183 kabupaten yang dinyatakan sebagai daerah tertinggal, kan baru 18,3 triliun rupiah. Nah, sisanya bolehlah untuk daerah maju, sehingga potensi yang dimiliki oleh daerah bisa dimaksimalkan.

Lalu, bagaimana jalan keluarnya mengingat sebagai kementerian negara dana Anda jauh lebih terbatas daripada kementerian teknis?

Kita berusaha memaksimalkan seluruh stakeholder. Misalnya dalam proyek Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), kita harus bisa menyelaraskannya dengan pembangunan daerah tertinggal.

Maka saya harus proaktif dalam forum MP3EI, harus menyampaikan argumentasi yang dapat diterima. Misalnya kita usul jalan di Papua itu, terutama Kabupaten Pegunungan Tengah kan terisolasi, maka harus dibuka akses jalan. Maka disepakati

khusus. Kita hanya menyampaikan masih banyak daerah maju yang mendapatkan DAK yang melampaui daerah tertinggal. Saya hanya terus menyampaikan bahwa DAK itu untuk daerah berkebutuhan khusus, seperti raskin kan untuk orang miskin. Nah, DAK seharusnya untuk daerah miskin atau tertinggal karena kemampuan keuangan daerahnya kan tidak mampu mandiri, apalagi berkembang.

Yang selalu saya tekankan, Menteri

PU intervensi di 2012 menyambung jalur Jayapura-Wamena jalur selatan. Tinggal Wamena ke Pegunungan Tengah, yang jalan kabupaten yang harus saya pikirkan. Kalau sumber pendanaan nanti sudah mulai terbuka, ya fokusnya ke itu saja.

Kemudian misalnya, untuk koridor Kalimantan, ini harus saya kawal terus meski sudah masuk blueprint. Intinya, dengan MP3EI, kawasan tertinggal harus bisa diikat

IST.Menteri PDT Helmy Faishal Zaini bersama Menko Perekonomian Hatta Radjasa dan Ketua Asosiasi Kabupaten Tertinggal (Askati) sebelum pembukaan Munas Askati di Jakarta. Dalam Munas ini juga dibicarakan mengenai DAK Afirmatif Daerah Tertinggal.

IST.Menteri PDT Helmy Faishal Zaini tengah menjelaskan pentingnya DAK untuk Daerah Tertinggal di Senayan.

IST.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201114

Page 15: Bedah Desa Februari 2012

oleh kawasan pertumbuhan. Selain itu, Presiden sudah

mengajak para menteri, gubernur, bupati untuk efisiensi anggaran untuk infrastruktur. Seperti saya juga melakukan itu. Biaya rapat saya potong 50 persen, perjalanan dinas 50 persen. 2012 ini sudah saya sisir 100 miliar lebih bisa dihemat untuk membangun infrastruktur. Saya juga sampaikan ke teman-teman di birokrasi, kalau kita bisa bangun infrastruktur, sektor riil bisa bergerak. Kalau semua melakukan itu, tentu pembangunan infrastruktur bisa dipercepat.

Bagaimana dengan evaluasi kerja tahun 2011?

Dari tahun 2011, kami di kementerian PDT sudah bisa menyelesaikan pemetaan terhadap seluruh daerah tertinggal. Ini vital sekali, sebab kalau kita tidak bisa memetakan kebutuhan daerah tidak ada yang jadi guideline-nya. Itu juga tidak gampang.

Selain itu, program unggulan kabupaten dan bedah desa sebagai dua program yang kami rancang berjalan sesuai rencana di 33 Kabupaten. Beberapa yang bisa dijadikan contoh adalah rumput laut di Maluku Tenggara Barat, Kakao di Nias, dan sebagian besar kakao di Sulbar juga sukses.

Kita harapkan selalu ada investor yang terlibat dalam program unggulan ini agar keberlanjutannya terjaga. Maka paradigmanya kita balik, dari hilir ke hulu. Pasarnya ada dulu, baru kita bikin program di

daerah yang memunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan pasar itu. Kalau pemerintah, masyarakat, dan investor bisa dikawinkan, program bisa benar-benar menjadi proses terus-menerus.

Bagaimana dengan Bedah Desa?Bedah desa lebih banyak

infrastruktur, jalan poros desa, warung informasi desa, PLTS terpusat di pulau terluar, air bersih. Di Entikong, dari mulai jalannya, kontraktornya, mesin penggiling padi, semua dari kita. Di Gorontalo, Walemo, bupatinya pintar, ada satu daerah yang before-after-nya terlihat jelas bedanya. Sebelum ada bedah desa, perkampungan penduduk kumuh sekali. Sekarang bersih dan bagaimana cara mereka merawat desanya sudah baik sekali.

Bagaimana dengan pemanfaatan dana CSR BUMN?

Tahun 2011 kita sudah melibatkan pegadaian, pertamina, BRI, Mandiri, BNI, dan lain sebagainya. Dari total dana CSR BUMN yang jumlahnya triliunan, kita baru bisa serap puluhan miliar. Saya sudah ketemu dengan Menteri BUMN untuk lebih meningkatkan lagi kerja sama ini.

Bagi kami, puluhan miliar dari dana CSR untuk daerah tertinggal sudah lumayan, sebab sebelumnya kan tidak ada konsep CSR untuk daerah tertinggal. Dan di 2012 ini kita targetkan ratusan miliar dana CSR bisa kita serap untuk diikutkan dalam prokab dan bedah desa.

Penyerapan anggaran sering jadi problem, bagaimana dengan Kementerian PDT?

Penyerapan anggaran kita 82 persen. Kita justru lakukan efisiensi. Saya ada perjalanan ke luar negeri dari 1,6 miliar rupiah, saya pakai

kali menjadi yang paling kuat di antara teman-teman di kabinet. Saya selalu belajar bagaimana menjadi Indonesia yang baik. Setiap perjalanan selalu sebuah pelajaran untuk saya. Learning by doing. Itu yang saya lakukan untuk mengembangkan seluruh daerah tertinggal di Indonesia.

Dalam setiap perjalanan juga selalu memberi inspirasi yang tak terduga untuk saya. Contohnya, ketika saya berkunjung ke Pulau Morotai, Halmahera Utara. Penduduknya sedikit, hanya 300-an orang. Listriknya kita bantu pakai PLTS. Di sana ada satu puskesdes kecil. Ada satu bidan yang bertugas di sana. Saya tanya, apa kekurangan-kekurangannya.

Dia bilang puskesdes nggak punya rawat inap, dia butuh ranjang untuk pasien yang harus rawat inap. Saat itu juga saya bantu pakai uang pribadi. Dia sampai nangis menerima bantuan yang bukan untuk dirinya sendiri itu. Saya menemukan orang-orang hebat seperti bidan tersebut, yang datang jauh-jauh dari Jawa yang jauh lebih enak daripada di Morotai.

Pulang dari sana, kebetulan kapal saya kehabisan bahan bakar di tengah lautan Samudra Pasifik. Tentu

200 juta rupiah saja. Sisanya saya kembalikan lagi. Yang paling penting kita lihat belanja modalnya saja. Di PDT belanja modal 80 persen dari total dana yang terserap.

Anda satu-satunya menteri yang paling banyak berkunjung ke daerah terpencil negeri ini, apa artinya untuk Anda?

Benar. Bisa dikatakan saya menteri yang paling beruntung karena dengan tanggung jawab saya, wawasan kenusantaraan saya barang

ini menakutkan. Akhirnya kapal saya dijepit oleh dua kapal lain, dan kami bisa selamat sampai di darat. Nah, di tengah-tengah suasana seperti ini, kita baru satu kali saja mengalaminya dan sudah sangat ketakutan, sedangkan ibu bidan itu, penduduk di sana, ibu-ibu yang mau melahirkan, menghadapi kegentingan samudra setiap harinya. Kita bisa belajar pada banyak manusia Indonesia yang hebat seperti ibu bidan di Morotai tadi.

(did/KJ)

WAWANCARA

IST.Menteri PDT Helmy Faishal Zaini dan Wamen Keuangan Any Ratnawati saat Rakor membahas RUU PDT.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 15

Page 16: Bedah Desa Februari 2012

Nadia VegaJatuh Cinta

pada

PesonaSabang

SAHABAT PDTbedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201116

Page 17: Bedah Desa Februari 2012

PESONA Kota Sabang, Nangroe Aceh Darussalam, nampaknya membuat jatuh cinta artis cantik Nadia Vega. Gara-garanya sederhana. Awal tahun lalu, pesinetron Kelahiran Pekanbaru, Riau, ini menjalani prosesi syuting film Keumala, yang salah satu lokasi pengambilan gambarnya kebetulan berada di daerah di ujung Pulau Sumatera ini.

‘’Sabang itu luar biasa banget indahnya. Tempatnya benar-benar bisa bikin rileks. Pantainya indah banget deh. Apalagi Iboih itu ya, sebenarnya sih semua tempat di Sabang ini punya keistimewaannya, cuma kalau Iboih itu kan memang tempat aku syuting itu,’’ ujar artis berusia 25 tahun ini.

Selain memiliki panorama alam nan indah, bagi Nadia, Sabang juga memiliki kesan lantaran masyarakatnya yang ramah. ‘’Masyarakatnya baik-baik, sopan, santai, dan bersahabat. Ciri khas muslimnya kental banget di sini, dan pandangan mereka udah maju,’’ ujarnya.

Selama syuting di Sabang, Nadia juga tidak lepas mencoba makanan khas Sabang. ‘’Banyak yang aku cobain, ada rujak Sabang, martabak, mie aceh, kopi aceh, gulai kepala ikan, tongkol bakarnya fresh banget, dagingnya tuh benar-benar segar pas dimakan,’’ terangnya antusias.

Saat disinggung tentang film terbarunya, Nadia Vega dengan semangat menceritakan film yang 60 persen lokasi syutingnya berada

di Sabang tersebut. Menurutnya, karakter Keumala dengan Nadia memiliki kesamaan sehingga ia tidak begitu kesulitan mendalami karakter yang dimainkan. ‘’Kalau aku keras kepala, Keumala lebih keras kepala lagi. Kalau aku melankolik, Keumala lebih melankolik lagi. Yang pasti Keumala lebih introvert dan lebih puitis dari karakter aku sendiri,’’ terangnya.

Nadia sendiri menceritakan, banyak cerita yang menarik dari film terbarunya ini. ’’ Cerita yang diangkat menurut aku sangat menarik tentang retinitis pigmentosa, dan itu sangat jarang. Alur ceritanya yang maju mundur juga tidak biasa dan membuat film ini jadi beda,’’ ujarnya.

Nadia juga bercerita bagaimana awalnya bisa memerankan Keumala. Menurut gadis kelahiran 12 Desember ini mengatakan ia ditawari main di film ini sepulang dari Australia pada tahun 2011 lalu. “Itu tahun 2011 lalu aku baru pulang dari Australia. Waktu itu aku ada show di kapal Pelni sama salah satu televisi swasta yang buat acaranya tante Ina (Ina Limbong), terus ditawarin main film Keumala,’’ ujarnya. Nadia pun tertarik dengan tokoh yang ditawarinya tersebut. Nadia pun lalu browsing untuk mendalami perannya sebagai Keumala.

Kesan Nadia terhadap Kota Sabang juga tidak hanya pada saat proses syuting, tetapi juga saat diadakan

pemutaran film Keumala bersama masyarakat Kota Sabang pada saat 25 Maret 2012. ‘’ pemutarannya berkesan karena nonton layar tancap dan saya duduk diatas rumput. Yang datang juga banyak banget. Tadi aku sempat lihat ada yang nangis juga. Awalnya sempat khawatir juga, kan cerita film ini agak berat ya, takutnya nggak ada yang datang. Ternyata antusias masyarakat Sabang luar biasa,’’ terangnya.

Selain Kota Sabang, ternyata daerah lain di Pulau Sumatera juga menarik hati Nadia Vega. Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satunya.

Seusai menonton film Keumala bersama masyarakat Sabang, Nadia Vega juga menyempatkan diri berkunjung ke Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan. “ Awalnya saya asing dengan Kabupaten Empat Lawang, tapi begitu tiba disana, saya sangat takjub, daerahnya sangat indah seperti Sabang,’’ terangnya. Nadia Vega mengunjungi Empat Lawang atas undangan Kementerian PDT sebagai duta daerah tertinggal. Kabupaten Empat Lawang adalah daerah pemekaran dari Kabupaten Lintang, Sumatera Selatan. Karena berstatus daerah baru hasil pemekaran, hingga saat ini Empat Lawang masih masuk kategori daerah tertinggal.

“Saya sangat berkesan saat ke Kabupaten Empat Lawang, dan mudah-mudahan ada kesempatan kesana lagi,’’ terangnya. Nadia Vega juga memberikan bocoran tentang film terbarunya nanti yang mengeksplorasi keindahan daerah Indonesia. ‘’ S e l a n j u t n y a daerah Bangka Belitung, ditunggu saja,’’ ucapnya. ‘’Saya sangat suka tantangan kerja di film baru apalagi yang bisa m e n g a n g k a t keindahan alam i n d o n e s i a , ’ ’ p u n g k a s n y a . (wulan)

Sabang itu luar biasa banget indahnya. Tempatnya benar-benar bisa bikin rileks. Pantainya

indah banget deh. Apalagi Iboih itu

ya, sebenarnya sih semua tempat di Sabang ini punya keistimewaannya

““IST.

IST.

SAHABAT PDT bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 17

Page 18: Bedah Desa Februari 2012

Enam Desa Terima Bantuan

Mobil Kementerian PDT

MOU Sidomuncul Dengan

Kementrian PDT dan

PBNU

KABAR

ENAM desa tertinggal di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan, menerima pembagian mobil angkut dari Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.

“Bantuan kendaraan roda empat ini dari Kementerian PDT dari anggaran 2010 dan diberikan ke Pemkab Musi Rawas pada 2011. Pembagiannya baru bisa direalisasikan pada tahun ini karena pengurusan surat kendaraan dan nomor polisi baru selesai,” kata Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Musi Rawas Ari Narsa JS, Sabtu, (28/1).

Enam kendaraan jenis L300 pick-

up tersebut, kata dia, diberikan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faizal Zaini saat berkunjung ke daerah itu pada Januari 2011. Program ini diberikan kepada desa tertinggal untuk operasional perangkat dan masyarakat desa.

Ke enam desa yang menerima pembagian mobil bantuan Kemen-PDT itu adalah Desa Kuto Tanjung, Kecamatan Ulu Rawas, kemudian Desa Ngesti Boga II, Kecamatan Jayaloka. Desa Mekar Sari, Kecamatan Muara Kelingi, selanjutnya Desa Lubuk Pauh, Kecamatan Bulang Tengah Suku Ulu. Desa Sindang Laya, Kecamatan Muara Lakitan dan Desa

Lubuk Kumbung, Kecamatan Karang Jaya.Mobil bantuan ini diberikan

pemerintah untuk mengatasi isolasi daerah akibat masih sedikitnya tranportasi baik yang akan masuk maupun keluar desa yang dianggap masih tertinggal.

Perangkat desa dan masyarakat setempat dapat memanfaatkan kendaraan ini dengan sistem pembayaran atau sewa berdasarkan kesepakatan antara masyarakat dengan perangkat desa dengan sifat tidak memberatkan masyarakat. (*)

Tvonenews.tv.

SETELAH berakhirnya program CSR bantuan operasi katarak untuk 6.000 pasien warga kurang mampu untuk tahun 2011 November tahun lalu disaksikan oleh Wakil Presiden RI Prof. Dr. Boediono, M.Ec di Departemen Mata RSCM Unit Kirana Jakarta, SidoMuncul bersama PERDAMI kembali melanjutkan kerjasamanya untuk bantuan operasi katarak gratis untuk 12.000 penderita buta katarak tahun 2012.

Agar dapat di akses di seluruh Indonesia, Sidomuncul bersama PERDAMI bekerjasama dengan banyak instansi, lembaga maupun LSM.

Untuk dapat mencapai daerah-daerah terpencil tempat kantong-kantong katarak di seluruh Indonesia, Rabu (22/2/2012) bertempat di Pabrik Sidomuncul, Ungaran Semarang Jawa Tengah, Sidomuncul bersama dengan Kementerian PDT dan PBNU

menandatangani MOU operasi katarak gratis untuk 2.000 penderita buta katarak.

Penandatanganan dilakukan oleh Dirut PT Sidomuncul Irwan Hidayat, Menneg PDT Ir. H. A. Helmi Faisal Zaini dan Ketua PBNU Prof. Dr. KH. Said Agil Siradj.

Kerjasama dengan PBNU sebelumnya telah dilakukan Sidomuncul bersama PERDAMI cabang Jatim di Surabaya untuk operasi katarak bagi 500 pasien beberapa waktu lalu.

Bantuan operasi katarak untuk 12.000 penderita buta katarak telah dimulai awal tahun dibeberapa Rumah Sakit yaitu Klinik Darma Usada Netral Pelabuhan Ratu, Puskesmas Mantingan Kab. Ngawi, Puskesmas Mojo Agung Jombang, BKMM Cilacap, Polda Metro Jaya Jakarta, RS Mata Undaan Surabaya, Klinik Mata Tritya Surabaya, dan RSU Wakatobi. Jumlah pasien yang telah

dioperasi sampai saat ini sebanyak 1.546 orang. Yang telah terjadwal untuk operasi katarak sebanyak 5.396 pasien.

Bantuan ini merupakan bagian dari kegiatan Gerakan Penanggulangan Buta Katarak di Indonesia atas pencanangan gerakan penanggulangan katarak yg dimotori oleh SidoMuncul bersama PERDAMI dengan didukung oleh RS dan Klinik Mata di Indonesia.

Pada tahun 2011 untuk 6.000 pasien, Sidomuncul bersama PERDAMI telah melakukan operasi katarak di 19 provinsi, 67 kota melalui 93 Rumah Sakit. Daerah yang telah dibantu adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Batam (Kepulauan Riau), Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTT, Maluku, Sulawesi Selatan, Kalsel, Kaltim, dan Kalbar

Direktur Utama PT Sidomuncul

Irwan Hidayat berharap dengan adanya kerjasama dengan Kementerian PDT dan PBNU, program oprasi katarak bagi 12.000 pasien bisa menjangkau para penderita katarak di daerah-daerah pelosok sehingga bisa mengurangi jumlah penderita katarak warga kurang mampu.

(Tribunnews.com)

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201118

Page 19: Bedah Desa Februari 2012

“ ”

Ajak Pesantren Gali Potensi

DaerahGUNA menjalin silaturahmi dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di lingkungan pondok pesantren, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini dan Menakertrans Muhaimin Iskandar belum lama ini mengunjungi empat pondok pesantren di Kecamatan Palengan, Pamekasan. Dalam rangkaian kunjungan tersebut keduanya didampingi langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan serta anggota DPRD Provinsi Jawa Timur asal Pamekasan Badrutamam. Pondok Pesantren yang dikunjungi antara lain Mambaul Ulum Bata-Bata, Pondok Pesantren Al Hamidy Banyuanyar Timur, Pondok Pesantren Miftahululum Panyepen, dan Pondok Pesantren Al Mawardi Bere` leke.

Dalam kesempatan itu, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faizal Zaini mengatakan, pesantren memiliki peran besar dalam mengembangkan potensi di daerah, terutama di Kabupaten Pamekasan yang dikenal sebagai kawasan pesantren. “Adanya peran pesantren di suatu daerah sudah terbukti dapat mewujudkan karakter daerah tersebut,,” Ujar Helmy. Menteri Helmy Faishal juga mengungkapkan sudah saatnya Kabupaten Pamekasan memanfaatkan segenap potensi yang ada secara lebih optimal dan sebaik-baiknya. Serta merencanakan langkah dan strategi akselerasi yg terukur, sekaligus berkoordinasi terkait apa yang mesti dilakukan guna mempercepat pembangunan daerah.

Kunjungan bersama dua menteri tersebut diawali dari pendopo Kabupaten Pamekasan dan dilanjutkan ke Pondok Pesantren Mambaululum Bata-Bata. Keduanya beserta rombongan sempat diterima KH Abdul Hamid Mahfudz Zayyadi selaku sesepuh pengasuh Pondok Pesantren Bata-Bata, dilanjutkan dengan perbincangan ringan bersama sejumlah putranya.

Setelah itu, Menteri PDT Helmy Faishal Zaini kemudian meninggalkan lokasi untuk terlebih dahulu kembali ke Jakarta karena agenda lain yang sudah menunggu, sementara Menakertrans beserta rombongan menuntaskan kunjungan ketiga pondok pesantren lainnya.

(wulan)

Menteri PDT Pangkas 50 Persen Anggaran

MENTERI Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zaini melakukan pemotongan anggaran rapat dan perjalanan dinas hingga 50 persen. hal ini menurutnya dalam rangka reformasi birokrasi untuk penyelenggaraan pemerintahan yang efektif.

“Saya telah memotong anggaran untuk rapat dan perjalanan dinas sampai dengan 50 persen,” kata Helmy dalam rapat kerja (raker) KPDT di Cisarua, Bogor, Selasa (14/2). Ia mengatakan, untuk mewujudkan reformasi birokrasi, setiap pejabat eselon I, II, III dan IV harus dengan efektif dan efisien menjalalankan arahan yang diberikan.

Dalam raker tersebut, turut dibahas mengenai perancangan UU PDT. Substansi RUU PDT menyatakan bahwa percepatan pembangunan daerah tertinggal harus terencana pelaksanaan dan pengawasannya agar program di daerah tertinggal tepat sasaran dan tujuan.

Helmy menjelaskan, daerah tertinggal umumnya memiliki kualitas sumberdaya manusia yang rendah, terbatasnya prasarana dan sarana komunikasi. Selain itu, daerah tertinggal juga dicirikan dengan terbatasnya layanan transportasi, air bersih, irigasi, pendidikan, kesehatan dan pelayanan lainnya yang menghambat aktivitas ekonomi dan sosial.

“Kita masih melakukan sharing dengan para pakar agar nantinya UU tersebut dapat benar-benar bermanfaat bagi daerah tertinggal,” ujarnya. (*)

Republika.co.id Selasa, 14 Pebruari 2012, 09:37 WIB

KABAR

Orang bodoh adalah orang yang tidak bisa mencari teman,

lebih bodoh lagi orang yang kehilangan orang yang sudah

menjadi temannyaSayyidina Ali bin Abi Thalib

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 19

Page 20: Bedah Desa Februari 2012

e k s o t i k a

INDONESIA

SejarahI n d o n e s i aPeninggalan

Page 21: Bedah Desa Februari 2012

Photograph by : Helmy Faishal Zaini

INDONESIA

SejarahI n d o n e s i a

Page 22: Bedah Desa Februari 2012

KABAR

Pabuaran Tuntaskan Program Bedah Desa

dari KPDT

Pakpak Bharat Terima Bantuan

Kementerian PDT

TIGA desa di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi berhasil menuntaskan program bedah desa yang didanai Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT). Untuk program bedah desa di Kecamatan Pabuaran, KPDT mengucurkan anggaran sebesar Rp5,4 miliar.

“Alhamdulillah program bedah desa di kecamatan kami pada tahun ini sudah tuntas. Tahun depan program ini akan dilanjutkan,” kata Camat Pabuaran Komarudin kepada wartawan, kemarin.

Desa-desa yang memperoleh kucuran dana program dari KPDT itu terdiri dari Lembursawah, Cibadak, dan Desa Sirnasari. Tiap desa memperoleh jatah anggaran sebesar Rp1,8 miliar.

Sebagian besar dana bedah desa, ujar Komarudin, digunakan untuk membangun infrastruktur yang terkait dengan pengembangan ekonomi warga antara lain jalan dan irigasi. Selama ini jalan-jalan desa di Kecamatan Pabuaran kondisinya sangat buruk dan belum tersentuh program pembangunan yang didanai APBD.

“Tahun depan mudah-mudahan program bedah desa meliputi kegiatan penyediaan sarana air bersih dan perbaikan jembatan Cikaso yang tertunda penyelesaiannya,” ujar Komarudin.

Sebagai kecamatan yang wilayahnya terletak di selatan Kota Sukabumi dengan jarak sekitar 60 kilometer, Pabuaran termasuk kawasan tertinggal dengan kondisi infrastruktur yang belum setara dengan kawasan-kawasan di sebelah utara. Satu-satunya jalan penghubung ke wilayah kecamatan ini adalah jalan kabupaten.

“Keinginan masyarakat Pabuaran yang sudah beberapa tahun ini belum terwujud adalah penyelesaian jembatan Cikaso yang menghubungkan wilayah Pabuaran dengan Sagaranten,” jelas Komarudin.

Pembangunan jembatan Cikaso dalam kondisi terkatung-katung penyelesaiannya selama tiga tahun terakhir ini. Bentangan jembatan dengan bangunan yang megah tersebut belum dilengkapi bantalan jalan sehingga tidak dapat dilewati kendaraan bermotor.

Masyarakat tetap menggunakan jembatan lama yang kondisinya sudah lapuk dengan bantalan jalan terbuat dari pohon kelapa. Dalam kondisi paling buruk, kadang-kadang pohon kelapa lepas dari ikatannya hingga kendaraan roda empat harus menunggu perbaikan bantalan jalan untuk dapat menyeberangi Sungai Cikaso.

“Saya tidak tahu persis penyebab terhentinya pembangunan jembatan Cikaso. Saya berharap kepada pemerintah agar tahun depan jembatan ini diselesaikan dengan dana bedah desa,” ungkap Camat Pabuaran.

(pelita)

PAKPAK Bharat. Pemkab Pakpak Bharat menerima bantuan 10 mesin semprot pertanian dari Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal (PDT) yang dananya bersumber dari P-APBN 2011.

Kepala Bidang Holtikultura dan Ketahanan Pangan Pemkab Pakpak Bharat, Chairul Pane, Senin (30/01), mengatakan, mesin semprot itu membantu petani dalam menyemprot hama serta mendukung kegiatan bidang holtikultura dan ketahanan pangan.

Ia menjelaskan, mesin semprot itu akan didistribusikan untuk 3 desa di Kecamatan Salak, yakni Salak I (4 unit), Desa Salak II (3) dan Desa Boangmanalu (3).

“Kita berharap para kelompok tani yang mendapatkan bantuan mesin semprot tersebut dapat mempergunakannya untuk memajukan usaha pertaniannya,” kata Chairul.

(medanbisnisdailly.com)

Waktu bagi Madura untuk Keluar dari Daerah TertinggalTIGA kabupaten di Madura, yakni Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang dan Kabupaten Pamekasan, sampai tahun ini masih belum naik statusnya dari daerah tertinggal. Itu dilihat dari tiga aspek berupa ketersediaan pangan, pelayanan kesehatan dan akses pendidikan.

Tiga aspek tersebut berdasarkan kriteria dari Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), masih belum bisa terpenuhi dengan baik. Helmy Faisal Zaini, Menteri PDT, Sabtu (04/02/2012) saat di Pamekasan mengatakan, butuh kerja keras untuk tiga Kabupaten di Madura agar bisa keluar dari status daerah tertinggal. Yang paling memungkinkan untuk melakukan percepatan pembangunan adalah Kabupaten Pamekasan.

“Kabupaten Pamekasan sudah banyak melakukan akselerasi pembangunan. Terutama di bidang pendidikan dan bidang kesehatan,” ungkap Helmy. Saat ini masih ada 77 desa yang masuk desa tertinggal dari 189 desa dan kelurahan yang ada.

Sementara untuk Kabupaten Bangkalan, sudah bisa melakukan percepatan di semua sektor. Sebab Kabupaten yang berada di ujung barat pulau Madura ini, diuntungkan dengan Jembatan Suramdu, yang memudahkan akses masuknya segala kebutuhan masyarakat dari luar Madura.

“Bangkalan saat ini sudah tersambung dekat dengan pusat perekonomian di Jawa Timur dan berpotensi untuk terus mengembangkan pembangunan,” ujarnya. Kondisi yang paling memprihatinkan yakni Kabupaten Sampang.

Di Kabupaten ini kata Helmy, angka kemiskinannya masih sangat tinggi dan akses pendidikan, pelayanan kesehatan serta penyediaan pangan, masih sangat terbatas. Bahkan banyak infrastruktur sekolah, jalan yang kondisinya sangat memprihatinkan. “kita akan dorong Kabupaten Sampang dengan beberapa program percepatan agar bisa lebih baik lagi pembangunannya,” tambahnya.

Di Sampang sendiri, masih seratus lebih desa yang berada di bawah kategori desa tertinggal. Dengan kondisi demikian, setidaknya tiga kabupten di Madura, masih membutuhkan tiga sampai empat tahun lagi untuk keluar dari statusnya sebagai daerah tertinggal.

“Saya bersama kementrian yang lain akan melakukan beberapa intervensi pembangunan, agar Madura bisa menjadi kabupaten yang maju terutama paska beroperasinya Jembatan Suramadu,” ucapnya. Sementara Kabupaten Sumenep yang merupakan ujung timur Kabupaten di Pulau Madura, sudah keluar dari status daerah tertinggal pada tahun 2010 lalu.

(kompas.com)

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201122

Page 23: Bedah Desa Februari 2012

KABAR

Keberhasilan Program KPDT

dan Partisipasi PublikKEMENTERIAN Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) mengusung empat program sepanjang tahun 2011. Keempat program itu adalah Program Bedah Desa, Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK), Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten (Prukab) di Daerah Tertinggal, Pengembangan Infrastruktur di Daerah Tertinggal sebagai Mainstreaming Daerah Dalam Mengejar Ketertinggalan dan Inisiatif dalam Pengembangan Infrastruktur di Daerah Tertinggal sebagai Mainstreaming dalam Mengejar Ketertinggalan. Program-program yang dilaksanakan juga melibatkan partisipasi publik (masyarakat) dan telah menemui titik terang keberhasilan. Kendati demikian, ke depan program-program yang ada harus lebih ditingkatkan kualitasnya.

Tema yang diusung adalah Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkeadilan Didukung oleh Pemantapan Tatakelola dan Sinergi Pusat-Daerah. “Program Percepatan Daerah Tertinggal sasarannya adalah pengembangan infrastruktur pelayanan dasar, sosial ekonomi, kelembagaan masyarakat di Daerah Tertinggal dan Perbatasan. Sasaran pokoknya dituangkan dalam program Bedah Desa dan produk unggulan kabupaten. Sedangkanmainstreaming kegiatan prioritas tersebut adalah penyediaan infrastruktur,” kata Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini di Jakarta, Kamis (5/1).

Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) dilaksanakan di 10 provinsi yang mencakup lima kabupaten dan 186 kecamatan. Kegiatan yang dikembangkan meliputi peningkatan layanan dasar (pendidikan dan kesehatan), infrastruktur pendukung kegiatan layanan sosial dasar dan ekonomi, kepemudaan dan peningkatan kapasitas.

Alokasi dana untuk program P2DTK sebesar Rp816,9 miliar. Program ini melibatkan sekitar 46 juta orang dan sekitar 18,5 juta di antaranya adalah warga miskin. “Program ini adalah salah satu program lain dari KPDT dalam mengentaskan daerah tertinggal di Indonesia,” kata Helmy.

Kegiatan ini, kata Helmy merupakan kegiatan sejenis dengan kegiatan Bedah Desa yang bersumber dari dana hibah, utang serta pinjaman luar negeri dengan koordinator oleh Bank Dunia. “Pembiayaan program diberikan dalam bentuk bantuan langsung yang dikelola oleh masyarakat pada tingkat kecamatan dan dinas pada tingkat kabupaten,” katanya.

Kegiatan P2DTK melibatkan masyarakat sejumlah 46.697.450 orang (18.558.540 orang warga miskin), kegiatan melibatkan 105.980 tenaga kerja dan hasilnya dimanfaatkan 15.465.450 orang. “Namun sayangnya, keterlambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini karena beberapa alasan yaitu kondisi geografis yang sulit di daerah tertinggal, kondisi daerah yang terisolasi, dan terbatasnya ketersediaan SDM yang memiliki kapasitas memadai,” kata Menteri PDT.

Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) mengakui pihaknya mustahil bisa mengentaskan 186 daerah tertinggal dalam waktu lima tahun kerja. “Tak mungkin kita bisa mengentaskan 186 daerah tertingal hanya dalam lima tahun. Apalagi untuk daerah yang ketertinggalannya sangat jauh, paling tidak butuh 20 tahun agar daerah itu bisa berkembang,” kata Helmy.

Menurut Helmy upaya mendekatkan program pembangunan ke daerah tertinggal sejatinya dilakukan dengan menyentuhkan langsung program ke desa sebagai satuan masyarakat. Karena itu, program Bedah Desa menjadi prioritas penting agar kue pembangunan benar-benar mengena ke level masyarakat bawah secara nyata. Selain masalah peningkatan pendapatan per kapita masyarakat, program prioritas desa tertinggal juga terkait peningkatan Indeks Pembanguan Manusia (IPM). Karena itu, Kementerian PDT mendorong agar tenaga-tenaga guru dan tenaga medis disebar ke desa-desa tertinggal.

“Angka melek huruf di daerah tertinggal rata-rata hanya 26 persen dari total masyarakatnya. Padahal rata-rata nasional sudah 91 persen. Jadi kalau tak ada manuver yang memihak daerah tertinggal sulit mewujudkan pembangunan nasional yang merata. Saya selalu koordinasikan kepada Kemendikbud maupun Kemenkes agar penyebaran guru ke desa tertinggal jadikan prioritas. Jika enggak pakai model kroyokan dari semua kementerian/lembaga dan Pemda, sulit memajukan daerah tertinggal,” ujar Helmy.

Sementara itu, kegiatan Bedah Desa dilaksanakan di 12 kabupaten daerah tertinggal dengan alokasi anggaran Rp210 miliar. Selain untuk memperkuat kelembagaan masyarakat, Bedah Desa berdampak pada tumbuh-kembangnya partisipasi dan kewaspadaan masyarakat.

Pelaksanaan kegiatan Bedah Desa di Kabupaten Lebak, Banten misalnya telah memperkuat modal sosial untuk membangun keswadayaan masyarakat. Misalnya, pembukaan jalan produksi pertanian yang menghubungkan Desa Cirompang, Kecamatan Sobang dan Desa Citorek Tengah, Kecamatan Cibeber. Hal yang sama juga dilakukan di Desa Cibadak, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Menteri PDT Helmy Faishal Zaini mengatakan, keberhasilan pelaksanaan P2DTK antara lain karena proses perencanaan yang berjalan baik seperti mekanisme bottom-up, usulan dari referensi masyarakat dan tim kajian lebih menggali usulan masyarakat.

(jurnas)

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 23

Page 24: Bedah Desa Februari 2012

Kali Suci

Asyiknya Bertualang di Rongga Bumi Pegunungan Sewu Semanu

Gunung Kidul - Yogjakarta

H O R I S O N

Yogjakarta tak pernah kehilangan pesonanya. Sejuta keistimewaan tersaji dalam berbagai bingkai keindahan dan

keelokan. Mengunjungi Yogjakarta tak pernah bosan, selalu saja menemukan daya tarik yang berbeda dari keistimewaannya.

Yogjakarta memang telah lama dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terfavorit setelah Bali. Maka tak heran jika tiap tahun wisatawan yang mengunjungi Yogjakarta terus menerus

mengalami peningkatan.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201124

Page 25: Bedah Desa Februari 2012

H O R I S O N

BERJUTA pesona tidak pernah habisnya ketika mengunjungi Yogjakarta, selain daya tarik budaya, Yogjakarta sangat dikenal dengan keindahan pantai-pantainya yang tersebar dibagian selatan Yogja, yang merupakan garis pantai pesisir laut Selatan. Keindahan pesisir laut Selatan Yogja tidak hanya di dominasi oleh pantai semata, namun banyak pesona lain yang ditawarkan. Hal ini merupakan satu bentuk keunikan yang dimiliki Yogjakarta.

Adalah Gunung Kidul, yang merupakan salah satu kabupaten yang dimiliki oleh DI Yogjakarta. Merupakan wilayah paling unik dan menarik diantara wilayah lainnya. Posisi Gunung Kidul yang berada di garis pantai Selatan, merupakan kawasan pegunungan sewu atau lebih dikenal dengan kawasan pegunungan karst.

Di kawasan ini banyak sekali ditemukan objek wisata baru yang belum banyak dikenal orang, terutama wisata minat khusus. Karena selama ini, kawasan Gunung Kidul lebih dikenal dengan eksotisme pantainya yang berpasir putih serta dikenal masih alami. Menyusuri pegunugan sewu, menjadi salah satu kegiatan wisata yang sangat menarik dan sangat menantang, selain suguhan pemandangan alam yang mempesona, kawasan pegunungan kapur (karst) merupakan sensai yang luarbiasa. Di pegunungan karst dapat dijumpai banyak sekali goa dengan berbagai ukuran dan dengan karakter hiasan stalaktit dan stalakmit yang beragam tentunya.

Selain itu, satu pesona dari pegunungan karst yang sangat menarik adalah banyaknya sungai bawah tanah yang mengalir. Siapa sangka, Gunung Kidul yang terkenal sebagai wilayah yang kering dan tandus, ternyata banyak memiliki sungai bawah tanah yang sangat banyak dengan debit air yang cukup besar.

Salah satu sungai bawah tanah yang saat ini sedang dikembangkan, dan menjadi salah satu primadona wisatawan adalah Kali Suci. Lokasi tepatnya berada di Kecamatan Semanu-Gunung Kidul. Kali Suci merupakan aliran sungai bawah tanah yang alirannya melalui goa sepanjang kurang lebih dua ratus meter.

Terletak sekitar 10 kilometer dari Wonosari, tempat ini sebenarnya sudah mulai dirintis sebagai tempat wisata sejak tahun 1997 yaitu dengan pembangunan tangga untuk akses ke bawah sungai. Namun, karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat kemudian menjadikan tempat ini tidak terawat dengan baik.

Padahal Sungai dengan air yang mengalir begitu jernih yang masuk menembus goa karst yang begitu besar merupakan suatu ketakjuban yang luar biasa. Sungai bawah tanah kalisuci ini menembus beberapa goa yang juga sering digunakan oleh Pencinta Alam untuk melakukan kegiatan penelusuran goa seperti Goa Grubug dan Goa Jomblang.

Seiring perkembangan dunia informasi, saat ini Kali Suci menjadi salah satu tujuan wisata minat khusus, bagi pecinta alam. Dengan melakukan

kegiatan penjelajahan aliran Kali Suci atau yang dikenal dengan kegiatan Cave Tubing (petualangan yang memadukan aktivitas caving/susur gua dan body rafting). Sensasi yang di dapat dari kegiatan ini adalah aliran sungai yang berkelak-kelok dengan air yang biru kehijauan terlihat kontras dengan warna coklat tanah, tebing karst, serta daun-daun yang meranggas sehingga menciptakan harmoni lukisan alam yang mempesona.

Selain itu, sebuah pengalaman yang sulit untuk dilupakan pada saat ban pelampung yang digunakan Cave Tubing mulai berjalan mengarungi bagian dalam goa, seirama aliran air. Dan ketika saat memasuki jeram ban akan melaju dengan cepat serta berputar-putar mengikuti arus. Di beberapa titik penuh dengan bebatuan maupun jeram yang ekstrim dan sulit dilewati, kondisi ini merupakan pengalaman yang sangat mengasyikan. Terlebih, ketika memasuki relung Gua Kalisuci

dan Gua Gelatik. Dimana saat itu bersamaan dengan lenyapnya sinar matahari dan berganti dengan suasana remang bahkan gelap, sumber cahaya hanya didapat dari sinar headlamp. Sensasi luarbiasa semakin terasa, bersamaan dengan stalaktit yang terlihat di atap gua terus menerus meneteskan air, beberapa diantaranya merupakan batu kristal. Keindahan gua dan kesejukan sungai yang menyatu dalam keheningan semakin membuat keengganan untuk meninggalkan tempat ini. Sensasi dan pengalaman menakjubkan menyusuri sungai di rongga bumi dengan bonus pemandangan alam yang cantik dan eksotik benar-benar menjadi petualangan yang tak kan pernah terlupa.

(miksan)

FOTO-FOTO MIKSAN

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 25

Page 26: Bedah Desa Februari 2012

INSTRUMEN KPDT

Urgensi Regional Managementuntuk

Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal

INSTRUMEN KPDTbedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201126

Page 27: Bedah Desa Februari 2012

INSTRUMEN KPDT

T U M B U H K E M B A N G N YA inisiatif berupa Kerjasama Antar Daerah (KAD) secara kewilayahan merupakan konsekuensi logis dari praktek Otonomi Daerah (OTDA). Dalam perjalanannya, banyak daerah mulai menyadari bahwa memikirkan diri sendiri dalam pembangunan (ego local) tidak akan membuahkan kekuatan daya saing yang dibutuhkan untuk menghadapi tekanan globalisasi. Kekuatan daya saing hanya dapat diperoleh bila daerah mampu menyinergikan berbagai potensi yang ada di daerahnya dalam suatu kekuatan kewilayahan dan sekaligus menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi daerah itu sendiri.

Karena kekuatan wilayah ekonomi tidak mengenal batasan administratif, maka KAD merupakan instrument strategis pembangunan wilayah. Melalui mekanisme KAD setiap daerah yang terkait diberi ruang secara adil untuk menentukan dan berperan aktif dalam membangun kekuatan daya saing secara bersama-sama. Berbagai azas mendasar KAD, seperti saling menguntungkan, transparansi, kesamaan kedudukan, peningkatan efisiensi, kesepakatan bersama (konsensus) merupakan beberapa karakteristik yang menonjol dalam pelaksanaan pembangunan wilayah.

Seiring dengan tumbuhkembangnya inisiatif daerah dalam melakukan kerjasama berdasarkan saling mem-butuhkan dan saling ketergantungan ini, maka pemerintah berkewajiban untuk mendukungnya sesuai amanat Perundangan dan Peraturan yang berlaku. Kerjasama antar daerah diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan telah dilengkapi dengan petunjuk pelaksanan melalui Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah. Di

tahun 2009 Kementerian Dalam Negeri juga telah mengeluarkan Permen dagri No. 22 dan 23 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah. Semua regulasi tersebut merupakan payung hukum, sekaligus daya gerak pemerintah daerah di dalam melakukan kerjasama dengan daerah yang lain.

Sudah dimaklumi, bahwa kabupaten-kabupaten daerah tertinggal memiliki keterbatasan kapasitas dalam berbagai hal, termasuk dalam melakukan upaya kerjasama Antar Daerah (KAD) kewilayahan. Padahal KAD merupakan salah satu instrument strategis percepatan pembangunan yang dapat mengangkat kesejahteraan daerah dan sekaligus menekan kesenjangan pembangunan antar daerah. Untuk itu, daerah harus mampu memberdayakan potensi unggulan daerahnya dengan segala keterbatasannya, seperti pendanaan, infrastruktur, teknologi maupun sumberdaya manusianya melalui KAD.

Sesuai amanat PP 38 tahun 2007 Bab VII, khususnya pasal 18 yang menekankan pemerintah untuk melakukan pembinaan terhadap

daerah dengan berbagai bentuk guna mendukung kemampuan pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, maka pemerintah melalui Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) telah memberikan dukungannya terkait KAD.

Sejak tahun 2005, KPDT telah mendiseminasikan konsep Regional Management (RM) yang dapat menjadi instrument strategis dalam melakukan pengelolaan KAD secara kewilayahan yang berdaya saing, berkeadilan, berkelanjutan dan professional. Besarnya keberhasilan penerapan RM di Eropa Barat telah menginspirasi beberapa Kerjasama Antar Daerah di wilayah daerah tertinggal.

Urgensi pemanfaatan RM menjadi semakin nyata, mengingat pendekatan ini sesuai dengan kebutuhan dinamika pembangunan di daerah tertinggal dalam rangka mengejar ketertinggalannya dengan daerah-daerah yang telah lebih maju. Melalui RM, maka KAD di bidang pelayanan maupun pengembangan ekonomi yang saling menguntungkan dapat diraih bersama secara efektif, efisien, transparan dan professional.

Saat ini ada 12 Regional Management diantaranya 5 RM yang berjalan (RM Lake Toba, RM Jonjok Batur, RM Janghiangbong, RM Kaukus Setara Kuat dan RM Akses) mencakup 6 provinsi dan 7 RM yang baru (RM Teluk Tomini, RM Teluk Bone, RM Teluk Papua, RM Pulau Sumbawa, RM Wanua Mappatuo, RM Kalimantan Barat, RM Nusa Tenggara Timur) yang jugamencakup 6 propinsi dan keseluruhan RM tersebut didukung oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.

Pemanfaatan RM sangat kental dengan upaya percepatan pembangunan daerah tertinggal dengan mengedepankan sinkronisasi

dan harmonisasi kebijakan dan program pembangunan wilayah yang telah tertuang pada RPJM Nasional 2010-2014. Hal ini dapat terwujud, karena komunikasi, kerjasama dankoordinasi antar daerah menjadi pilar penting dalam perencanaan, pelaksanaan, pengembangan dan monitoring pembangunan wilayah. Ketiga komponen kunci inilah menjadi kelemahan praktek pembangunan kita yang akan ditutupi oleh pendekatan RM. Namun efektifitas RM sangat tergantung pada komitmen para actor kunci pembangunan daerah terkait (dalam hal ini, khususnya para pimpinan daerah) untuk melakukan kerjasama secara efektif.

Saat ini pemanfaatan RM di beberapa wilayah daerah tertinggal masih dirasakan perlu memperoleh dukungan peningkatan kapasitas daerah dari berbagai pihak. Dalam rangka upaya tersebut, maka KPDT melaksanakan kegiatan Forum Koordinasi Antar Pelaku yang dilaksanakan di Hotel Millenium

Jakarta pada tanggal 20-21 Oktober 2010.

Kegiatan forum ini diharapkan dapat meningkatkan komitmen para pelaku kunci di daerah dan sekaligus sebagai ajang sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan serta program pusat yang akan dilakukan di berbagai wilayah 5 RM. Berbagai RM terkait akan mempresentasikan konsep kewilayahan yang telah disusun bersama dan disisi lain sinkronisasi program diharapkan dapat dikomunikasikan dan disepakati bersama berbagai kementerian dan lembaga terkait di pusat.

(mks)

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 27

Page 28: Bedah Desa Februari 2012

TERKAIT dengan peningkatan kesejahteraan dan pelayanan publik, sesungguhnya otonomi daerah memberikan peluang yang besar bagi daerah-daerah untuk melakukan terobosan dan inovasi-inovasi bagi kemajuan daerahnya. Dalam upaya melakukan terobosan dan inovasi tersebut, UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah membuka kesempatan bagi daerah untuk melakukan ker ja sama antardaerah.

UU No 32 Tahun 2004 menyebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan kerja sama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, sinergi, dan saling menguntungkan. Untuk menciptakan efisiensi, daerah wajib mengelola pelayanan publik secara bersama dengan daerah sekitarnya untuk kepentingan masyarakat. Kerja sa ma dapat berbentuk badan kerja sama antardaerah.

Peraturan Pemerintah (PP) No 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah menyatakan, yang dimaksud dengan kerja sama daerah adalah kesepakatan antara gubernur dan gubernur, atau gubernur dan bupati/wali kota, atau antara bupati/wali kota dan bupati/wali kota yang lain, dan atau gubernur, bupati/wali kota dan pihak ketiga, yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban.

Sedangkan yang dimaksud pihak ketiga adalah departemen/ lembaga pemerintah nondepartemen atau sebutan lain, perusahaan swasta yang berbadan hukum, BUMN, BUMD, koperasi, yayasan, dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum.

Dalam rangka melakukan kerja sama antardaerah, PP No 50

Tahun 2007 mengamanatkan agar kerja sama tersebut berdasarkan prinsip efesiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan dan kepastian hukum, serta mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan NKRI. Mengacu pada regulasi tersebut, maka bentuk kerja sama yang dapat dilakukan oleh daerah, paling tidak ada 13 bentuk.

Bentuk-bentuk kerja sama itu adalah provinsi dengan provinsi, provinsi dengan kabupaten/kota, provinsi dengan kementerian/lembaga pemerintah, provinsi dengan BUMN/BUMD/koperasi/yayasan, provinsi dengan swasta, juga provinsi dengan masyarakat/LSM. Bentuk lainnya adalah provinsi dengan luar negeri, kabupten/kota dengan kabupaten/kota, kabupaten/kota dengan kementerian/ lembaga pemerintah, kabupaten/ kota dengan BUMN/BUMD/koperasi/yayasan, k a b u p a t e n /kota dengan s w a s t a , k a b u p a t e n /kota dengan masyaraka t /LSM, dan kabupaten/kota dengan luar negeri.

Saling MenguntungkanSeperti diketahui pula disini

bahwa maju mundurnya satu daerah juga sangat bergantung pada daerah lain, khususnya daerah yang berdekatan. Saya kira, kerja sama daerah-daerah yang berde kat an merupakan suatu kebutuhan dan/atau keniscayaan. Seperti dalam kehidupan bermasyarakat bahwa di antara sesama manusia yang saling membutuhkan. Begitu juga dengan

daerah, kerja sama mes tinya menjadi suatu kebutuh an atau keniscayaan.

Kerja sama antardaerah menjadi kebutuhan fundamental dalam mengatasi permasalahan internal maupun eksternal daerah. Di antara permasalahan itu adalah soal perbatasan daerah, pengelolaan kawasan dan lingkungan, keamanan bersama, pengelolaan air, produk unggulan, pemasaran produk unggulan daerah bersama, dan sebagainya.

Menurut Antonius Tarigan (Buletin Tata Ruang, 2009), kerja sama antardaerah dapat menjadi salah satu alternatif inovasi yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan

efektivitas, sinergis, dan saling menguntungkan. Kerja sama diharapkan menjadi satu jem batan yang dapat mengubah potensi konflik kepentingan antardaerah menjadi sebuah potensi pembangunan yang saling

meng untungkan.Kerja sama

a n t a r d a e r a h d i b u t u h k a n d e n g a n pertimbangan s e m a k i n berkembangnya keterbatasan

potensi lokal, keterbatasan kemampuan pemerintah daerah (pemda), dan pendapatan daerah. Untuk mengatasi keterbatasan itu, maka daerah perlu menggalang kekuatan secara bersama-sama.

Kerja sama antardaerah juga perlu dalam upaya untuk membangun wadah komunikasi/forum yang menunjang perencanaan partisipasi sesuai semangat otonomi daerah. Dengan adanya kerja sa ma antardaerah, peluang pemda pun menjadi terbuka

untuk memperoleh keuntungan, baik finansial maupun nonfinansial karena adanya faktor kebersamaan.

Namun demikian, seperti dikatakan Antonius, kerja sama antardaerah hanya dapat terbentuk dan berjalan apabila didasarkan pada kesadaran bahwa daerahdaerah itu saling membutuhkan untuk mencapai satu tujuan. Oleh karena itu, inisiasi kerja sama antardaerah dapat berjalan dengan efektif apabila telah ditemukan kesamaan isu, kebutuhan, atau permasalahan.

Beberapa waktu yang lalu, beberapa daerah tertinggal di Pro vin si Kalimantan Barat melaku kan kerja sama dalam regional manajemen (RM), yaitu RM Sing bebas, yang meliputi Kabupaten Singkawang, Bengkayang, dan Sambas. Sebelumnya sudah berjalan beberapa RM, antara lain, RM Akses (Bulukumba, Selayar, Sinjai, Jeneponto, Bantaeng), RM Jonjok Batur (Lombok Barat, Lombok Timur, dan Lombok Te ngah), RM Jang Hiang Bang (Kapahiang, Rejang Lebong dan Lebong).

Selain itu juga ada RM Lake Toba (Samosir, Dairi, Fak-Fak Barat, Karo Pematang Siantar, Tobasa, Humbahas, Tapanuli), RM Setara Kuat (Kaur, Bengkulu Selatan, dan Bengkulu Utara (Provinsi Bengkulu)), OKU Selatan (Propinsi Sumsel dan Lampung Barat, Provinsi Lampung), dan RM Pulau Sumbawa (Bima, Kota Bima, Dompu, Sumbawa, dan Sumbawa Barat).

Kerja sama antardaerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah-daerah ter tinggal melalui strategi pengembangan ekonomi bersama. Akhirnya, kerja sama antardaerah yang berbentuk RM tersebut diharapkan dapat mendorong akselerasi pembangunan. Semoga! (dimuat di Harian Republika 2 Pebruari 2012).

Urgensi Kerja Sama Antardaerah

Oleh: A Helmy Faishal Zaini

Dalam era otonomi daerah, pemerintah memberi keleluasan kepada daerah untuk mengurus dan

mengelola kewenangan yang ada untuk kesejahteraan ma-sya rakat. Selain itu juga, pemerintah mendorong agar daerah memberikan pelayanan publik yang optimal.

O P I N Ibedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201128

Page 29: Bedah Desa Februari 2012

PROFIL DAERAH

Salah satu kabupaten di Jawa Timur adalah Kabupaten Bangkalan yang secara geografis berada di bagian paling barat dari Pulau Madura,

Kabupaten Bangkalan dengan luas wilayah 1.260,14 km2 terletak antara 112o40 06 113o08 04 Bujur Timur dan

6o51 39 7o11 39 Lintang Selatan.

Kabupaten Bangkalan

Serambi Madura

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 29

Page 30: Bedah Desa Februari 2012

PROFIL DAERAH

jambu mete, kapuk randu dan pinang. Potensi produksi tanaman

hortikultura yang menonjol adalah buah-buahan, sayuran dan tanaman obat-obatan. Buah-buahan yang dihasil kan dan sangat menonjol di hasilkan daerah ini adalah jambu biji, melinjo, pisang, salak, mangga dan jeruk. Untuk tanaman obat, potensi unggulan berupa jahe, kunyit dan laos. Potensi perkebunan di Kabupaten Bangkalan yang mendukung bagi ketersediaan bahan baku industri adalah kelapa, jambu mete, kapuk randu, pinang dan cabe jamu. Untuk potensi peternakan, yang menonjol adalah sapi potong, domba, ayam potong, ayam ras dan ayam buras.

Potensi perikanan juga sangat berpeluang dengan sebaran lokasi di 10 kecamatan. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain lele, nila dan tombro. Kabupaten Bangkalan juga menyimpan potensi kehutanan denganproduksi utama berupa kayu jati dan kayu accasia. Di sektor industri, jenis industri yang berpeluang untuk dikembangkan adalah industri berbasis agro seperti industri jamu tradisional. Selain itu masih ada industri kecil makanan, industri kerajinan tekstil serta industri kayu dan logam. Kabupaten Bangkalan juga memiliki objek pariwisata yang berpotensi untuk dikembangkan seperti wisata Pantai Siring Kemuning, Gunung Geger dan Pantai Rongkang. Serta objek wisata budaya seperti karapan sapi.

dekatkan interaksi budaya Jawa dengan Madura.

Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) A. Helmy Faishal Zaini berharap, Jembatan Suramadu bisa menjadi Jembatan penghubung yang bukan saja mendekatkan jarak secara fisik, lebih dari itu perlahan juga menghapus kesenjangan ekonomi yang ada antara pulau Madura, Bangkalan khususnya, dan Surabaya . Dengan kata lain, keberadaan jembatan sepanjang 5.438 meter ini harus mampu memeratakan tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pulau Jawa dan Madura.

Pembangunan jembatan Suramadu yang menghubungkan jalur darat antara Surabaya dan Bangkalan serta pelabuhan laut internasional dan terminal peti kemas di Bangkalan, menurut Helmy, harus memberikan dampak signifikan bagi pembangunan ekonomi khususnya investasi di Kabupaten Bangkalan.

Sebagai informasi, sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam pembangunan di Kabupaten Bangkalan. Komoditi unggulan datang dari tanaman pangan berupa padi, jagung, ubi kayu, kacang tanah, ubi jalar, kedelai, dan kacang hijau. Potensi produksi tanaman holtikultura juga cukup menonjol diantara adalah buah-buahan, sayuran dan tanaman obat-obatan. Kabupaten ini juga memiliki potensi tanaman perkebunan dengan komoditi unggulan antara lain kelapa,

Jembatan Suramadu berperan vital dalam pengembangan kawasan strategis nasional, yaitu sebagai pusat layanan produksi, distribusi, dan jasa,” ujarnya.

Kawasan metropolitan Gerbang-kertasusila awalnya hanya meliputi tujuh daerah, yaitu Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Lamongan. Namun, pascaterwujudnya Jembatan Sura-madu akhirnya Pemprov Jatim memperluas kawasan tersebut menjadi Germakertasusila dengan perluasan daerah Kabupaten Bangkalan menjadi Madura.

Sesuai dengan Peraturan Peme-rintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang rencana tata ruang wilayah nasional, kawasan Germakertasusila merupakan salah satu kawasan strategis nasional. Karena itu, keberadaan Jembatan Suramadu harus mampu memicu pengembangan kawasan tersebut.

Bagi pengembangan Germakerta-susila, Suramadu berperan melancarkan arus barang dan jasa, memicu per-tumbuhan ekonomi Madura, mengu-rangi kesenjangan ekonomi, dan men-

KABUPATEN ini berbatasan dengan Kabupaten Sampang di sebelah timur, Selat Madura/Kabupaten Gresik di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah utara dan Selat Madura/Kota Surabaya di sebelah selatan. Kabupaten Bangkalan secara administratif terdiri dari 18 kecamatan, 273 desa dan 8 kelurahan.

Letak Bangkalan yang berada di ujung Pulau Madura sangat menguntungkan karena berdekatan dengan Kota Surabaya yang merupakan pusat perdagangan di Jawa Timur. Kabupaten Bangkalan merupakan daerah Pengembangan Pembangunan GERBANG KERTASUSILA dan termasuk ke dalam Pengembangan Kota Surabaya atau yang lebih dikenal dengan Surabaya Urban Development Policy.

Dengan terwujudnya Jembatan Suramadu sebagai penghubung Pu-lau Jawa dan Madura, maka konsep pengembangan kawasan metropolitan tujuh daerah yang biasa disebut Gerbangkertasusila, akhirnya diper luas menjadi Germakertasusila. Pengem-bangan kawasan metropolitan di sisi Madura yang sebelumnya hanya terbatas untuk Kabupaten Bangkalan, kini diperluas ke seluruh Pulau Madura.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201130

Page 31: Bedah Desa Februari 2012

Jumlah daerah tertinggal di Indonesia, yang saat ini masih sekitar 183 kabupaten, membuat Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

(KPDT) harus terus bekerja keras untuk mengentaskannya dari ketertinggalan. Perubahan

paradigma pembangunan, dari pembangunan berbasis kawasan menjadi pembangunan berbasis

perdesaan merupakan salah satu upaya yang dilakukan, yakni melalui program Bedah Desa.

DESA BINAAN

Bawang Merah KaleoPotensi Terpendam

Kabupaten Bima

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 31

Page 32: Bedah Desa Februari 2012

transformasi sosial-ekonomi masyarakat pedesaan.

Pertama, pengembangan kualitas sumber daya manusia, yang dilaksanakan melalui kebijakan peningkatan akses keluarga untuk memperoleh pelayanan sosial dasar, khususnya pelayanan pendidikan dan kesehatan.

DESA BINAAN

BEDAH Desa merupakan sebuah model pembangunan masyarakat di perdesaan, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat desa yang maju dan produktif (sejahtera). Dan, untuk mencapai sasaran tersebut, ada tiga pilar strategi pembangunan pedesaan sebagai landasan proses

KELOLA DESA KALEO Melalui program Bedah Desa, KPDT merencanakan beberapa

target pembangunan lokal. Pembangunan berikut pemeliharaan sarana dan prasara yang dibutuhkan untuk mendukung kawasan dalam pengembangan komoditas ungulan, misalnya, menjadi salah satu fokus garapannya Program pembinaan desa Kaleo, dan beberapa desa lain di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, NTB, sebagai contoh, Kementerian PDT sudah melakukan serangkaian intervensi pembangunan mencakup pembangunan saluran irigasi, pembangunan bendung di Desa Kawinda Nae-Tambora, pembangunan sarana air bersih di Desa Kawinda Toi-Tambora, pembangunan jalan usaha tani di Desa Oi Panihi-Tambora, Pembangunan jalan usaha tani dan Tambatan Perahu, serta pembangunan kandang sapi dan Pengadaan Peralatan Inseminasi Buatan di Desa Bajo-Soromandi dengan alokasi anggaran mencapai Rp. 1,8 milyar.

Hasil kajian tim pembinaan desa KPDT meyebutkan, selain beberapa desa lain, Desa Kaleo di kecamatan Lambu tersebut sangat membutuhkan irigasi untuk mengoptimalkan usaha pertanian. Irigasi dalam hal ini menjadi hal yang penting agar hasil panen menjadi berkualitas baik dan berlimpah. Sebagai informasi, Kecamatan Lambu terutama Desa Kaleo, Kecamatan Sape dan Kecamatan Monta merupakan pemasok Bawang sebagai komoditas andalan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Bahkan, kabupaten itu memiliki bawang varietas lokal yaitu varietas monta.

Desa Kaleo, terdiri dari 224 ha sawah dan 164 ha tegalan, saat musim hujan hanya ditanami bawang merah sebagai tanaman pokok di samping kedelai, kacang tanah, dan padi gogo. Menurut Mansur, warga Desa Kaleo, sebelum saluran irigasi dibuat, pertanian bawang hanya bias dilakukan mengikuti musim penghujan. “Kalau kacang, kedelai dan padi untuk biaya hidup. Keperluan lain didapat dari tanaman bawang,” ungkapnya.

“Penanaman bawang biasanya pada April, Mei, dan September guna pengendalian penyakit. Namun, petani di Kecamatan Sape dan Lambu khususnya bertekad membudidayakan bawang sepanjang tahun,” lanjut Mansur.

Untuk di kabupaten Bima, Kementrian PDT menggandeng PT. Pertamina Persero dalam kerangka Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mengembangkan produk-produk unggulan serta infrastruktur penunjang di Desa tersebut. Kegiatan ini diberi nama Bedah Desa Mandiri Pertamina. Kedua program ini akan direalisasikan bertahap selama kurun waktu 3 tahun (multi years) hingga 2013.

“KPDT akan bekerjasama secara intensif dengan BUMN seperti Pertamina dalam memanfaatkan dana bina lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk merealisasikan program ini. Pertamina secara khusus mendanai program Bedah Desa Mandiri Pertamina (BDMP), dengan dasar adanya kesamaan kepentingan ini maka direalisasikan program Bedah Desa Mandiri Pertamina (BDMP) berbasis Program unggulan kabupaten (Prukab)”. Urai Asisten Deputi Urusan Investasi Kementerian PDT DR. Rusnadi Padjung, M.Sc.

Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas tenaga dan kualitas hidup keluarga.

Kedua, pemberdayaan ekonomi rakyat, yang dilaksanakan melalui kebijakan penyediaan akses kelompok usaha masyarakat terhadap investasi, kepemilikan aset tanah, masukan sumber

daya produksi, teknologi produksi/pertanian, dan lembaga ekonomi. Tujuannya untuk menciptakan peluang usaha, kesempatan kerja, dan pendapatan masyarakat yang terjamin.

Ketiga, pengembangan kawasan permukiman, yang dilaksanakan melalui kebijakan

penataan ruang kawasan, pengembangan lahan, penyediaan pelayanan perumahan berikut sarana dan prasarana lingkungan. Pilar ketiga ini bertujuan mengembangkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan permukiman yang teratur dan fungsional (urbanized).

KONDISI lahan di kecamatan Lambu terjadi ketidakserasian interaksi antara tanah, air, dan udara, dalam memenuhi kebutuhan tanaman. Sebab, tanahnya berpasir dan sarang sehingga mudah meloloskan air, tingkat kesuburan tanahnya rendah, dan curah hujan tahunannya juga rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pengelolaan air dan hara terpadu menjadi upaya sangat penting guna menciptakan media perakaran yang mendukung kebutuhan tanaman bawang.

Harapan masyarakat setempat adalah dibuatnya teknologi yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi bawang di Desa Kaleo kecamatan Lambu adalah teknik irigasi yang cocok dan teknologi pengelolaan hara untuk meningkatkan daya dukung tanah dalam menghasilkan komoditas bawang. Oleh karena itu, teknologi pengelolaan air dan hara terpadu dijadikan teknologi inovasi yang dapat dipilih dan diterapkan oleh petani.

(anas)

Harapan Masyarakat

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201132

Page 33: Bedah Desa Februari 2012

Judul Buku : Potensi Besar Beternak Kambing BoerkaPenulis : Ahmad Yunus, S.PtPeresensi : Sawitri WulandariPenerbit : Seri Peternakan ModernJumlah Halaman :

Ahmad Khoirul Anam

Era Baru Ternak Kambing

Beternak kambing merupakan salah satu usaha yang memiliki

potensi pasar yang menggiurkan bagi peternak. Betapa tidak, dengan keanekaragaman masakan Indonesia dengan bahan dasar daging kambing serta mayoritas penduduk Indonesia

beragama muslim yang membutuhkan kambing pada hari raya Idul Adha,

membuat bisnis peternakan kambing tidak akan mati suri.

R E S E N S I

Boerka

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 33

Page 34: Bedah Desa Februari 2012

R E S E N S I

KINI, dengan metode kawin silang, peternak dapat meningkatkan produktivitas ternak secara cepat. Melalui cara ini, telah dihasilkan kambing unggul Boerka, hasil persilangan pejantan Boer (type pedaging) dengan induk kambing kacang. Kambing jenis ini lebih unggul dibandingkan dengan kambing lokal, yaitu pertumbuhannya cepat dan bobot tubuhnya lebih besar. Kambing ini merupakan perpaduan antara karakteristik kambing boer yang badannya montok, besar dan panjang namun berkaki pendek dengan kambing kacang atau peranakannya yang memiliki karakteristik berbadan langsing, tinggi dan panjang.

Para peternak setuju jika kambing Boerka memang type potong yang sangat baik. Kambing Boerka jika dipelihara dengan baik. Kambing jenis ini dapat dijadikan salah satu pilihan bagi pengembangan usaha produksi kambing, terutama untuk usaha produksi secara komersil intensif baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri atau mencapai pasar internasional.

Dengan buku berjudul “Potensi Besar Beternak Kambing Boerka” ini, para peternak dan pembaca bisa mengetahui karakteristik kambing bibit unggul baru dengan kualitas ekspor

tinggi. Buku karya Ahmad Yunus, S.Pt ini juga menjelaskan keunggulan beternak kambing Boerka, diantaranya adalah lahan pemeliharaan tidak terlalu luas, kambing Boerka memiliki daya adaptasi yang tinggi, memiliki perkembang biakan yang cepat dan kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dengan kualitas yang baik. Semua aspek yang terkait dengan kambing Boerka tersaji didalam buku ini.

Kawin silang (crossbreeding) sebagaimana dijelaskan, memang merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas ternak yang paling cepat dan tepat Melalui cara inilah, diantara produknya telah dihasilkan kambing unggul Boerka, hasil persilangan pejantan Boer (tipe pedaging) dengan induk kambing Kacang (tipe prolifik, beranak banyak). Kambing hasil silangan ini sekali lagi lebih unggul dibanding kambing lokal, yaitu pertumbuhannya cepat dan bobot tubuhnya lebih besar. Daya adaptasi terhadap lingkungan tropik-basah pun sangat baik.

Kambing Boerka rata-rata meliliki bobot lahir 42% lebih berat dibanding kambing kacang. Bobot lahir anak jantan cenderung lebih tinggi dibanding anak betina (label 1). Sejak disapih

(umur 3 bulan) hingga dewasa(> 18 bulan), bobot tubuh kambing Boerka jantan rata-rata lebih tinggi 36-45% i untuk Boerka betina lebih tinggi 26-40% dibanding Kambing Kacang. Pada umur 12-18 bulan, kambing Boerka jantan mencapai bobot tubuh 26-36 kg atau memenuhi persyaratan ekspor. Dengan demikian, kambing Boerka berpotensi dikembangkan secara komersial untuk tujuan ekspor.

Tingkat pertumbuhan anak kambing Boerka prasapih rata-rata 118 g/hari, jauh lebih tinggi dibanding anak kambing Kacang yang hanya 52-70 g/hari. Laju pertumbuhan kambing Boerka selama pascasapih juga lebih tinggi dibanding kambing Kacang. Pada umur 3-6 bulan, misalnya, laju pertumbuhan kambing Boerka lebih tinggi rata-rata 42% dibanding kambing Kacang. Laju pertumbuhan yang lebih tinggi memungkinkan kambing Boerka mencapai bobot potong pada umur

yang lebih muda.Karkas kambing Boerka lebih baik

dibanding kambing Kacang, namun kandungan nutrisi maupun sifat fisik relatif sama. Mutu karkas kambing Boerka termasuk mutu I, sama dengan kambing Kacang. Daging agak lembap, tekstur lembut dan kompak, warna merah khas daging, lemak panggul tebal, dan bau spesifik. Dengan karakteristik seperti itu, daging kambing Boerka akan diterima konsumen seperti halnya daging kambing Kacang.

Untuk mempercepat produksi dan penyebarluasan kambing Boerka, Loka Penelitian Kambing Potong membina kerja sama dengan pihak lain. Saat ini kerja sama dijalin dengan Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Utara untuk jangka waktu 5 tahun. Melalui kerja sama tersebut, diharapkan kambing Boerka dapat memenuhi permintaan daging terutama di Sumatera Utara.(*)

Umur (bulan)Bobot tubuh (kg)

Jantan BetinaBoerka Kacang Boerka Kacang

0 (lahir) 2,2-2,8 1,5-2,0 2,0-2,6 1,4-1,73 9-15 6,7-8,7 8-12 6,4-7,86 16-22 12-16 14-18 11-149 21-24 14-17 15-19 13-1512 26-32 14,7-20,0 18-26 14,7-18,018 28-36 20-24 20-28 16-21>18 38-50 22-30 28-38 18-24

Tabel 1Bobot tubuh kambing Boerka dan Kacang umur 3-18 bulan.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201134

Page 35: Bedah Desa Februari 2012

NU EXPO SURABAYA : STAN Kementerian PDT saat berpartisipasi dalam acara NU EXPO di Surabaya.

Futsal KPDT vs Wartawan

GALERI FOTO bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 35

Page 36: Bedah Desa Februari 2012

GALERI FOTO

KUNKER LEBAK :MENTERI PDT Helmy Faishal Zaini didampingi wakil Gubernur Banten dan Bupati Lebak saat meninjau lokasi putusnya jembatan “Indiana Jones” di Lebak.

MOBIL AIR BERSIH :MENTERI PDT Helmy Faishal Zaini berkesempatan memeriksa kadar air bersih dari salah satu kran mobil tangki air bersih bantuan Kementerian PDT untuk masyarakat Kabupaten Bangkalan, Madura.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201136

Page 37: Bedah Desa Februari 2012

Kerjasama KPDT - Corporate Social Responcibility (CSR) Sidomuncul.

KUNJUNGAN HIPMI :Menteri Helmy Faishal Zaini menerima kunjungan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di kantor Kementerian PDT.

GALERI FOTO bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 2011 37

Page 38: Bedah Desa Februari 2012

GALERI FOTO

Rapat bersama DPD RI.

BAHAS RUU PDT :Menteri PDT Helmy Faishal Zaini didampingi jajaran Staf Kementerian PDT dalam Rapat RUU PDT di Senayan.

bedah desat a b l o i d

Membangun Daerah Tertinggal dari Desa

Edisi 9 - Desember 201138

Page 39: Bedah Desa Februari 2012
Page 40: Bedah Desa Februari 2012

Bedah DesaM E M B A N G U N D A E R A H T E RT I N G G A L D A R I P E R D E S A A N

EDISI I / TAHUN II / 2012

Nadia Vega, Jatuh Cinta pada Pesona Sabang