bedah buku dan kuliah tamu fadel muhammad 4510 id

3
Bedah Buku dan Kuliah Tamu Fadel Muhammad Dikirim oleh prasetya1 pada 17 November 2008 | Komentar : 0 | Dilihat : 1567 Bedah Buku Fadel Muhammad Reformasi administrasi publik yang nampak dalam konsep New Public Management (NPM) telah dilakukan di Indonesia sejak lebih dari satu dekade terakhir. Di beberapa negara maju, bentuk reformasi manajemen yang berorientasi wirausaha ini (manajemen kewirausahaan) telah terbukti meningkatkan kinerja pemerintahannya. Demikian antara lain pengantar buku berjudul ?Reinventing Local Government? yang di tulis oleh Dr Ir Fadel Muhammad. Buku yang merupakan pengembangan dari disertasi Fadel Muhammad pada Program Administrasi Negara UGM ini dibedah di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA-UB), Senin (17/11). Acara ini dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan, akademisi, praktisi, serta mahasiswa program pascasarjana yang sebelumnya juga mengikuti kegiatan kuliah tamu. Acara ini terselenggara atas kerjasama FIA-UB dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Tak kurang dari enam orang guru besar membedah buku ini. Prof Dr Sjamsiar Indradi, Prof Dr Soesilo Zauhar MS, Prof Dr M Irfan Islamy MPA, Prof Drs Solichin Abdul Wahab MA PhD, Prof Dr Yuli Andi Gani MS, dan Prof Dr Agus Suryono SU dari FIA-UB, ditambah beberapa akademisi dari luar UB seperti Dr Eni Haryati MSi (Dekan FIA Unitomo Surabaya), dan praktisi/birokrat Dr Taufikurrachman Saleh (anggota DPR RI), Dr Dade Angga (Bupati Pasuruan), Dr Jarot Edy Sulistiyono (Kepala Humas Kota Malang), dan Dr Asyhar (Staf Khusus Gubernur Jawa Timur). Rektor UB Prof Dr Ir Yogi Sugito didampingi Dekan FIA Prof Dr Suhadak MEc, dan Dr Ir Fadel Muhammad membuka acara dengan makan jagung bersama yang diikuti secara kolosal oleh seluruh peserta yang hadir. Di akhir acara juga diserahkan benih jagung unggulan produksi Gorontalo kepada Dekan FIA-UB.

Upload: vingky-agusto-bagas

Post on 19-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

  • Bedah Buku dan Kuliah Tamu Fadel MuhammadDikirim oleh prasetya1 pada 17 November 2008 | Komentar : 0 | Dilihat : 1567

    Bedah Buku Fadel MuhammadReformasi administrasi publik yang nampak dalam konsep New Public Management (NPM) telah dilakukan di Indonesia sejak lebih dari satu dekade terakhir. Di beberapa negara maju, bentuk reformasi manajemen yang berorientasi wirausaha ini (manajemen kewirausahaan) telah terbukti meningkatkan kinerja pemerintahannya. Demikian antara lain pengantar buku berjudul ?Reinventing Local Government? yang di tulis oleh Dr Ir Fadel Muhammad. Buku yang merupakan pengembangan dari disertasi Fadel Muhammad pada Program Administrasi Negara UGM ini dibedah di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA-UB), Senin (17/11). Acara ini dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan, akademisi, praktisi, serta mahasiswa program pascasarjana yang sebelumnya juga mengikuti kegiatan kuliah tamu. Acara ini terselenggara atas kerjasama FIA-UB dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Tak kurang dari enam orang guru besar membedah buku ini. Prof Dr Sjamsiar Indradi, Prof Dr Soesilo Zauhar MS, Prof Dr M Irfan Islamy MPA, Prof Drs Solichin Abdul Wahab MA PhD, Prof Dr Yuli Andi Gani MS, dan Prof Dr Agus Suryono SU dari FIA-UB, ditambah beberapa akademisi dari luar UB seperti Dr Eni Haryati MSi (Dekan FIA Unitomo Surabaya), dan praktisi/birokrat Dr Taufikurrachman Saleh (anggota DPR RI), Dr Dade Angga (Bupati Pasuruan), Dr Jarot Edy Sulistiyono (Kepala Humas Kota Malang), dan Dr Asyhar (Staf Khusus Gubernur Jawa Timur). Rektor UB Prof Dr Ir Yogi Sugito didampingi Dekan FIA Prof Dr Suhadak MEc, dan Dr Ir Fadel Muhammad membuka acara dengan makan jagung bersama yang diikuti secara kolosal oleh seluruh peserta yang hadir. Di akhir acara juga diserahkan benih jagung unggulan produksi Gorontalo kepada Dekan FIA-UB.

  • Fadel Muhammad di FIA UB

    Tujuh Agenda Dalam bukunya, Fadel Muhammad memberikan pemahaman mengenai kinerja pemerintah daerah dalam perspektif teoritis dan praksis, terutama terkait pengalamannya sebagai gubernur wilayah pemekaran, yaitu Provinsi Gorontalo. Beberapa pertanyaan yang mendasari penulisan buku ini adalah, apakah manajemen kewirausahaan yang telah diaplikasikan di Propinsi Gorontalo mampu meningkatkan kinerja pemerintah daerah dan apakah ada faktor lain yang mendorong atau menghambat manajemen kewirausahaan tersebut dalam meningkatkan kinerja pemerintah daerah. Menurutnya, ada tujuh agenda khusus dalam rangka membangun kinerja pemerintah daerah yang unggul. Ketujuh agenda tersebut meliputi 1. Reformasi birokrasi, 2. Menjalankan kebijakan dengan pasar sebagai penggeraknya untuk memperkuat fondasi ekonomi rakyat dan menghapus retribusi yang menghambat usaha perekonomian rakyat, 3. Menjadi pemerintah yang katalis dengan memanfaatkan faktor dukungan daerah untuk meningkatkan produksi pertanian, 4. Mensiasati hambatan lingkungan makro berupa kekakuan instansi pusat yang mengakibatkan daerah tidak mampu memanfaatkan potensi dan peluang bisnisnya, 5. mensiasati hambatan lingkungan makro berupa kekakuan pusat dalam hal penyertaan modal untuk mendukung pengadaan infrastruktur terutama fasilitas pelabuhan dan bandara, 6. Menjadikan pemerintah daerah yang berorientasi pelanggan dengan pemerintah antisipatif, 7. Membangun keunggulan bersaing yang berbasis pada keunggulan lokal.

    Studi Kasus: Gorontalo Dalam kuliah tamu yang diikuti mahasiswa PPS, Fadel mengatakan bahwa perubahan harus dibuat secara bertahap dengan disertai goal yang jelas. Untuk itu, ia menekankan pentingnya tiga hal dalam memajukan daerah yaitu terobosan, inovasi dan networking. Menuju hal ini, pertama-tama yang dilakukannya di Gorontalo adalah perubahan mindset birokrat menjadi berwawasan kewirausahaan. ?Untuk perubahan mindset ini saja saya menghabiskan dana hingga Rp 6 M?, kata dia. Selanjutnya, ia mengembangkan Gorontalo menjadi sebuah daerah yang berbasis pada komoditas. Komoditas utama daerah tersebut adalah pertanian (jagung) dan perikanan (tuna). Atas keberhasilannya mengembangkan komoditas ini dan mencukupi kebutuhan daerahnya, Gorontalo berhasil memperoleh penghargaan dalam bidang ketahanan pangan selama tiga tahun berturut-turut, yaitu 2004, 2005 dan 2006, hingga meraih penghargaan ketahanan pangan abadi. Fadel yang juga pengusaha mengatakan, mengelola korporasi dan pemerintahan menurutnya tidak berbeda jauh. ?Mengelola sebuah korporasi menghasilkan barang, ada untung, dan untungnya masuk ke kantong pribadi atau pemegang saham. Sedangkan dalam mengelola pemerintahan akan dihasilkan barang-barang sosial (social good) dengan devidennya adalah kepuasan rakyat?, kata dia. Untuk itu, menurut Fadel, dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa kewirausahaan di samping jiwa inovatif, dan lain-lain. [nok]

    Artikel terkait

  • Layanan NSW, Reformasi KepabeananProf Agus Suryono: Pelaksanaan Otonomi Daerah Belum Maksimal Dr Andy Fefta Pembicara pada Konferensi Internasional di IndiaLPA-FIA/Indogemen Latih Kepemimpinan dan Kewirausahaan di UnmulMahasiswa UB Raih Prestasi dalam KKTM Lingkungan Hidup Nasional