bedah buku

7
BEDAH BUKU: Tidak ada pengertian secara harfiah dari bedah buku. Namun demikian mengutip dari beberapa sumber, bedah buku atau yang dikenal dengan resensi buku (a book review) secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi suatu buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan buku tersebut menurut aturan yang berlaku umum atau yang telah ditentukan. Dalam konteks ini yang dimaksud dengan "Bedah Buku", tidak berbeda jauh dengan pengertian diatas dimana buku yang dimaksud adalah catatan yang berisi tentang informasi keuangan dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok atau lembaga dalam suatu rentang periode tertentu. "Bedah Buku" merupakan kegiatan simultan (secara terus- menerus/ berkelanjutan) yang mengungkapkan isi dari sebuah laporan pertanggungjawaban keuangan dari suatu aktivitas individu/kelompok/lembaga (dengan periode tertentu/terbatas) melalui penelusuran atas catatan mengenai informasi keuangan menurut aturan yang berlaku umum atau yang telah ditentukan guna mencari solusi terkait dengan kekurangan dan kelebihan yang ada. Apa manfaat dari "Bedah Buku" ? Tidak jauh dari manfaat bedah buku secara umum yaitu

Upload: fatqurrozi-ozzi

Post on 12-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bedah Buku

TRANSCRIPT

Page 1: Bedah Buku

BEDAH BUKU:

Tidak ada pengertian secara harfiah dari bedah buku. Namun demikian mengutip dari

beberapa sumber, bedah buku atau yang dikenal dengan resensi buku (a book review)

secara sederhana dapat diartikan sebuah kegiatan mengungkapkan kembali isi suatu

buku secara ringkas dengan memberikan saran terkait dengan kekurangan dan kelebihan

buku tersebut menurut aturan yang berlaku umum atau yang telah ditentukan.

Dalam konteks ini yang dimaksud dengan "Bedah Buku", tidak berbeda jauh dengan

pengertian diatas dimana buku yang dimaksud adalah catatan yang berisi tentang

informasi keuangan dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu atau kelompok

atau lembaga dalam suatu rentang periode tertentu.

"Bedah Buku" merupakan kegiatan simultan (secara terus-menerus/ berkelanjutan) yang

mengungkapkan isi dari sebuah laporan pertanggungjawaban keuangan dari suatu

aktivitas individu/kelompok/lembaga (dengan periode tertentu/terbatas) melalui

penelusuran  atas catatan mengenai informasi keuangan menurut aturan yang berlaku

umum atau yang telah ditentukan guna mencari solusi terkait dengan kekurangan dan

kelebihan yang ada.

Apa manfaat dari "Bedah Buku" ?

Tidak jauh dari manfaat bedah buku secara umum yaitu memahami secara mendalam isi

dari buku sehingga  dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari buku tersebut serta

dapat membandingkannya dengan teori atau wacana yang baku. Adapun beberapa

manfaat yang dapat diperoleh dari "Bedah Buku" adalah :

Tranparansi. Dengan "Bedah Buku", informasi mengenai proses - proses

keuangan yang terjadi dalam suatu aktivitas yang dilakukan oleh

individu/kelompok/lembaga dapat diperoleh, dipahami dan dimonitor oleh pihak

yang membutuhkan/berkepentingan (stakeholders)

Akuntabilitas. "Bedah Buku", memberikan ruang yang lebih luas bagi para

pembuat keputusan baik dalam pemerintahan, sektor swasta maupun masyarakat

(civil society) bertanggungjawab kepada publik dan lembaga stakeholder.

Taat pada aturan (rule of law). Dengan "Bedah Buku", publik dan

Page 2: Bedah Buku

para stakeholder dapat mengetahui dan memahami dan mengevaluasi apakah

kerangka hukum yang ada sudah dilaksanakan dengan adil dalam pelaksanaan

kegiatan.

Partisipasi. "Bedah Buku", memberikan akses kepada publik untuk

menyampaikan saran dan solusi (kebebasan berbicara) dalam pembuatan

keputusan/kebijakan baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi

legitimasi yang mewakili kepentingannya bagi pencapaian hasil yang lebih baik.

Visi Strategis. Dengan "Bedah Buku", para pemimpin dan publik akan selalu

dituntut mempunyai perspektif tata kelola yang baik (good governance)  dalam

pendayagunaan sumber daya yang dimiliki sejalan dengan apa yang diperlukan

untuk pembangunan.

Page 3: Bedah Buku

Pengertian Indikator Pembelajaran Menurut Para Ahli

Setiap memasuki bab baru dalam suatu materi pembelajaran, kita pasti akan dihadapkan pada

indikator pembelajaran. Darwin Syah mendefisikan indikator pembelajaran sebagai tanda

atau ciri siswa sudah mampu memenuhi kompetensi dasar yang ditetapkan. Jadi dalam

mengajarkan suatu bab, guru diharapkan melakukan penilaian secara berkesinambungan

untuk mengetahui apakah setiap siswa sudah mencapai indikator minimal. Salah satu

pertimbangan dalam menentukan indikator tersebut adalah karakteristik dari mata pelajaran.

Pembelajaran bahasa memiliki indikator yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan yang

ingin diukur. Seorang siswa yang hanya dituntut untuk mengerjakan soal pilihan ganda tidak

akan memiliki pemikiran yang berkembang karena hanya terkotak-kotak pada opsi yang

tersedia. Meskipun nilai yang didapatkan sudah memenuhi indikator, namun kemampuan lain

tidak ikut terukur. Jadi diperlukan cara pengetesan yang lain contohnya dengan memberikan

soal untuk menguji kecakapan siswa dalam menggunakan bahasa lisan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dalam pembelajaran bahasa diperlukan teknik penilaian yang beragam.

Pengertian Indikator Pembelajaran Menurut Para Ahli

Indikator tidak dibuat secara semabarangan tetapi ada pedoman untuk merancangnya

sehingga kompetensi siswa bisa diketahui secara obyektif. Ketidaktepatan dalam

merumuskan indikator akan menjadi kendala dalam menilai peserta didik. Setiap indikator

pembelajaran harus terus dikembangkan dan direvisi agar sesuai dengan kurikulum terbaru

dengan memperhatikan:

Tuntutan kompetensi peserta didik.

Karakter yang dimiliki siswa dan sekolah.

Potensi yang ingin dikembangkan.

Kebutuhan murid, lingkungan, dan masyarakat.

Pengajaran di dalam kelas tidak hanya berfokus pada pencapaian indikator tetapi juga

seberapa banyak pengalaman belajar yang bisa didapatkan oleh para siswa. Beragam metode

pembelajaran bisa diaplikasikan agar siswa tidak merasa jenuh dan lebih mudah dalam

memahami materi. Guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran tetapi siswa yang memegang

peranan utama dalam proses transfer ilmu. Guru diharapkan lebih bertindak sebagai fasilitator

dalam kegiatan kelas. Setiap siswa dituntut untuk memenuhi indikator tersebut dengan cara

Page 4: Bedah Buku

yang sudah ditentukan oleh pengajar namun materi pembahasan bisa diperoleh dari luar

kelas. Indikator pembelajaran yang baik meliputi ranah psikomotorik, kognitif, dan afektif.

Pengertian Indikator dalam pendidikan Menurut E Mulyasa indikator merupakan penjabaran

dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan

atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik

satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja

operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam

penyusunan alat penilaian.

Sedangkan menurut Darwin Syah indicator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-ciri, tanda-

tanda perbuatan atau respon yang dilakuakan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa

telah memiliki kompetensi dasar tertentu. Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar

secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga

dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata

pelajaran tertentu.

Adapun dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:

1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam

Kompetensi Dasar.

2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; dan

3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan atau daerah.

Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut: Setiap

KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator Keseluruhan indikator

memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK

dan KD. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan

melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik Indikator

yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.

Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan

materi pembelajaran. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran

sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Rumusan indikator dapat

Page 5: Bedah Buku

dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif,

dan/atau psikomotorik