bedah banding uu desa dan pp tentang bengkok dan penghasilan aparat desa

5
U No. Pasal 1 Kontradiksi antar pasal dalam UU No 6/2 Penjelasan Pasal 72 Ayat (1) Huruf a ... usaha” termasuk juga hasil BUM Desa dan Pasal 1 ayat (1) Dalam Undang-Undang i selanjutnya disebut Desa, adalah kesat mengurus urusan pemerintahan, kepen tradisional yang diakui dan dihormati da Pasal 18 Kewenangan Desa meliputi ke pembinaan kemasyarakatan Desa, dan istiadat Desa Pasal 19 Kewenangan Desa meliputi: aya Penjelasan Pasal 19 Huruf a Yang dim prakarsa Desa atau prakarsa masyaraka masyarakat adat, kelembagaan, pranata Pasal 76, ayat (1) Aset Desa dapat beru pelelangan ikan, pelelangan hasil pertani Bedah Banding UU Desa dengan PP 43/2014 Usulan P 2014 tentang Desa tentang Tanah Bengkok. Yang dimaksud dengan “hasil n tanah bengkok. Usul Perubahan : Penjelasan Pasal 72 Ayat (1) H “hasil usaha” termasuk juga Desa. ( bukan disebut Tanah Kajian / Pembahasan ini yang dimaksud dengan Desa adalah desa dan desa adat atau tuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang b ntingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarak alam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indones ewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, p pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masy at (a.) kewenangan berdasarkan hak asal usul; dan (b.) kewen maksud dengan “hak asal usul” adalah hak yang merupakan at Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyaraka dan hukum adat, tanah kas Desa, serta kesepakatan dalam ke upa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, ta ian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, d Perubahan Huruf a ... Yang dimaksud dengan hasil BUM Desa dan tanah Kas h Bengkok ) u yang disebut dengan nama lain, berwenang untuk mengatur dan kat, hak asal usul, dan/atau hak sia. pelaksanaan Pembangunan Desa, yarakat, hak asal usul, dan adat nangan lokal berskala Desa;.. warisan yang masih hidup dan at, antara lain sistem organisasi ehidupan masyarakat Desa ambatan perahu, bangunan Desa, dan aset lainnya milik Desa.

Upload: relawan-pemberdayaan-desa-nusantara

Post on 09-Aug-2015

1.057 views

Category:

Law


1 download

TRANSCRIPT

UU Desa

No. Pasal

1 Kontradiksi antar pasal dalam UU No 6/2014 tentang

Penjelasan Pasal 72 Ayat (1) Huruf a ...

usaha” termasuk juga hasil BUM Desa dan tanah bengkok.

Pasal 1 ayat (1) Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarak

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintaha

Pasal 18 Kewenangan Desa meliputi kewenangan

pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat,

istiadat Desa

Pasal 19 Kewenangan Desa meliputi: ayat (

Penjelasan Pasal 19 Huruf a Yang dimaksud dengan

prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat

masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan

Pasal 76, ayat (1) Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa

pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik De

Bedah Banding UU Desa dengan PP 43/2014

Usulan Perubahan

o 6/2014 tentang Desa tentang Tanah Bengkok.

... Yang dimaksud dengan “hasil

usaha” termasuk juga hasil BUM Desa dan tanah bengkok.

Usul Perubahan :

Penjelasan Pasal 72 Ayat (1) Huruf a

“hasil usaha” termasuk juga hasil BUM Desa dan tanah

Desa. ( bukan disebut Tanah Bengkok

Kajian / Pembahasan

Undang ini yang dimaksud dengan Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,

tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat,

ayat (a.) kewenangan berdasarkan hak asal usul; dan (b.) kewenangan lokal berskala Desa;

Yang dimaksud dengan “hak asal usul” adalah hak yang merupakan warisan yang masih hidup

prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat

pranata dan hukum adat, tanah kas Desa, serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa

Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, ban

pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik De

Usulan Perubahan

Huruf a ... Yang dimaksud dengan

“hasil usaha” termasuk juga hasil BUM Desa dan tanah Kas

Tanah Bengkok )

Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,

at hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak

n Negara Kesatuan Republik Indonesia.

penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat

kewenangan lokal berskala Desa;..

hak yang merupakan warisan yang masih hidup dan

prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain sistem organisasi

serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa

, tanah ulayat, pasar Desa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan Desa,

pelelangan ikan, pelelangan hasil pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset lainnya milik Desa.

Referensi Tanah Bengkok : Maurer, Jean

Antlöv, H. and Cederroth, S. (ed.) Leadersh

Tanah bengkok (dibaca /bəŋkɔʔ/, bukan /bɛŋkɔʔ/) dalam sistem agraria di Pulau Jawa adalah lahan garapan milik desa. Tanah ben

tidak dapat diperjualbelikan tanpa persetujuan

Menurut penggunaannya, tanah bengkok dibagi menjadi tiga kelompok:

1. tanah lungguh, menjadi hak pamong desa untuk menggarapnya sebagai kompensasi gaji yang tidak mereka ter

2. tanah kas desa, dikelola oleh pamong desa aktif untuk mendanai pembangunan infrastruktur atau keperluan desa

3. tanah pengarem-arem, menjadi hak pamong desa yang pensiun untuk digarap sebagai jaminan hari tua. Apabila ia meninggal

tanah ini dikembalikan pengelolaanya kepada pihak desa.

Kesimpulan :

• Tanah bengkok adalah salah satu hak asal usul, dan atau hak tradisional yang harus diakui dan dihormati dan yang memrupakan

hak kewenangan desa yang merupakan warisan yang masih hidu

antara tanah kas desa dengan tanah negkok dalam arti tanah lungguh. (untuk di jawa)

2 Kontradiksi Kesejahteraan Pemerintah Desa

PP 43/2014 Pasal 81 ayat (1) Penghasilan tetap kepala Desa dan

perangkat Desa dianggarkan dalam APB Desa

ADD.

(2) Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala Desa dan

perangkat Desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:

(3) Pengalokasian batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Maurer, Jean-Luc. 1994. Pamong Desa or Raja Desa? Wealth, Status and Power of Village Officers. In:

Antlöv, H. and Cederroth, S. (ed.) Leadership in Java: Gentle Hints, Authoritarian Rule. Routledge & Curzon. pp. 105

əŋkɔʔ/, bukan /bɛŋkɔʔ/) dalam sistem agraria di Pulau Jawa adalah lahan garapan milik desa. Tanah ben

tidak dapat diperjualbelikan tanpa persetujuan seluruh warga desa namun boleh disewakan oleh mereka yang diberi hak mengelolanya.

Menurut penggunaannya, tanah bengkok dibagi menjadi tiga kelompok:

, menjadi hak pamong desa untuk menggarapnya sebagai kompensasi gaji yang tidak mereka ter

, dikelola oleh pamong desa aktif untuk mendanai pembangunan infrastruktur atau keperluan desa

, menjadi hak pamong desa yang pensiun untuk digarap sebagai jaminan hari tua. Apabila ia meninggal

ikan pengelolaanya kepada pihak desa.

tu hak asal usul, dan atau hak tradisional yang harus diakui dan dihormati dan yang memrupakan

hak kewenangan desa yang merupakan warisan yang masih hidup dalam pranata hukum adat. Perlu penegasan pembedaan

antara tanah kas desa dengan tanah negkok dalam arti tanah lungguh. (untuk di jawa)

Desa dalam PP No 43/2014 dengan UU No 6/2014

Penghasilan tetap kepala Desa dan

perangkat Desa dianggarkan dalam APB Desa yang bersumber dari

(2) Pengalokasian ADD untuk penghasilan tetap kepala Desa dan

perangkat Desa menggunakan penghitungan sebagai berikut:....

(3) Pengalokasian batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Usulan Perubahan :

PP 43/2014 Pasal 81 ayat (1)

dan perangkat Desa dianggarkan dalam APB

Kota diluar ADD.

Ayat (2) dan ayat (3) .. dihapuskan

Luc. 1994. Pamong Desa or Raja Desa? Wealth, Status and Power of Village Officers. In:

ip in Java: Gentle Hints, Authoritarian Rule. Routledge & Curzon. pp. 105-106.

əŋkɔʔ/, bukan /bɛŋkɔʔ/) dalam sistem agraria di Pulau Jawa adalah lahan garapan milik desa. Tanah bengkok

seluruh warga desa namun boleh disewakan oleh mereka yang diberi hak mengelolanya.

, menjadi hak pamong desa untuk menggarapnya sebagai kompensasi gaji yang tidak mereka terima

, dikelola oleh pamong desa aktif untuk mendanai pembangunan infrastruktur atau keperluan desa

, menjadi hak pamong desa yang pensiun untuk digarap sebagai jaminan hari tua. Apabila ia meninggal

tu hak asal usul, dan atau hak tradisional yang harus diakui dan dihormati dan yang memrupakan

hukum adat. Perlu penegasan pembedaan

(1) Penghasilan tetap kepala Desa

dan perangkat Desa dianggarkan dalam APBD Kabupaten

dihapuskan...

ditetapkan dengan mempertimbangkan efisiensi,

kompleksitas tugas pemerintahan, dan letak geografis.

PP 43/2014 Pasal 100 Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa

digunakan dengan ketentuan:

(a) paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran

belanja Desa....; dan

(b) paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran

belanja Desa digunakan untuk:

1. penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan

perangkat Desa;

2. s/d 4

UU no 6 / 2014 Pasal 19, Kewenangan Desa

a. kewenangan berdasarkan hak asal usul;

b. kewenangan lokal berskala Desa;

c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

d. kewenangan lain yang ditugaskan

sesuai dengan ketentuan peraturan perunda

ditetapkan dengan mempertimbangkan efisiensi, jumlah perangkat,

kompleksitas tugas pemerintahan, dan letak geografis.

elanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa

paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran

paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran

penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan

Usulan Perubahan :

PP 43/2014 Pasal 100 Belanja Desa yang ditetapkan dalam

APB Desa digunakan dengan ketentuan:

(a) paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah

anggaran belanja Desa ....

(b) paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah

anggaran belanja Desa digunakan untuk:

1. tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa

2. s/d 4

(c) ketentuan 100% diatas dilu

penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat desa

(d) ketentuan ketentuan lain diluar 100%

bantuan kabupaten kota, propinisi dan pemerintah.

dengan ketentuan khusus.

Kajian / Pembahasan

Kewenangan Desa meliputi:

kewenangan berdasarkan hak asal usul;

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

elanja Desa yang ditetapkan dalam

APB Desa digunakan dengan ketentuan:

paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah

.... ; dan

paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah

anggaran belanja Desa digunakan untuk:

unjangan kepala Desa dan perangkat Desa;

ketentuan 100% diatas diluar Alokasi APBD untuk

penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat desa

ketentuan ketentuan lain diluar 100% dapat berlaku untuk

bantuan kabupaten kota, propinisi dan pemerintah.\

ketentuan khusus.

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Pasal 21, Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c dan huruf d diurus oleh Desa.

Pasal 22

(1) Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan Desa,

pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.

(2) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai biaya.

UU no 6 / 2014 Pasal 72 ayat (1) huruf (e) Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari bantuan

keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;

UU no 6 / 2014 Penghasilan Pemerintah Desa, Pasal 66 yaitu

(1) Kepala Desa dan perangkat Desa memperoleh penghasilan tetap setiap bulan.

(2) Penghasilan tetap Kepala Desa dan perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari dana perimbangan

dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diterima oleh Kabupaten/Kota dan ditetapkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

(3) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan perangkat Desa menerima tunjangan yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

(4) Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan perangkat Desa memperoleh jaminan kesehatan

dan dapat memperoleh penerimaan lainnya yang sah.

Penjelasan Pasal 66 ayat (4) : Jaminan kesehatan yang diberikan kepada Kepala Desa dan perangkat Desa diintegrasikan dengan

jaminan pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sebelum program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menjangkau ke tingkat Desa, jaminan kesehatan dapat dilakukan melalui kerja

sama Kabupaten/Kota dengan Badan Usaha Milik Negara atau dengan memberikan kartu jaminan kesehatan sesuai dengan kemampuan

keuangan daerah masing-masing yang diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Kesimpulan :

• Bahwa desa memiliki kewenangan dari asal usul dan adat istiadat bersekala desa dan Kewenagan yang ditugaskan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupa

• Bahwa dalam otonomi, kewenangan yang ditugaskan ke tingkat desa (bukan tugas pembantuan) adalah lebih banyak

pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah

23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

• Atas pelaksanaan penugasan ke desa yang merupakan pelaksaan otonomi daerah, maka sepantasnya

desa dan perangkat desa adalah menjadi bagian dari biaya

• Penghasilan tetap Kepala Desa dan perangkat desa didapat dari anggaran APBD yang bersumber dari dana perimbangan ( bukan

DD APBN dan atau Alokasi Dana Desa ),

Kesejatan bersumber dari APBD.

Jakarta, 22 maret 2015

@suryokoco

www.suryokoco.my.id

Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara

Bahwa desa memiliki kewenangan dari asal usul dan adat istiadat bersekala desa dan Kewenagan yang ditugaskan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang penugasannya disertai biaya.

kewenangan yang ditugaskan ke tingkat desa (bukan tugas pembantuan) adalah lebih banyak

pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.

23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah)

Atas pelaksanaan penugasan ke desa yang merupakan pelaksaan otonomi daerah, maka sepantasnya

desa dan perangkat desa adalah menjadi bagian dari biaya ( APBD ) yang harus dikeluarkan atas penugasan kepada desa.

Kepala Desa dan perangkat desa didapat dari anggaran APBD yang bersumber dari dana perimbangan ( bukan

DD APBN dan atau Alokasi Dana Desa ), diluar penghasilan tetap berhak atas tunjangan bersumber dari APBDes

Bahwa desa memiliki kewenangan dari asal usul dan adat istiadat bersekala desa dan Kewenagan yang ditugaskan oleh

yang penugasannya disertai biaya.

kewenangan yang ditugaskan ke tingkat desa (bukan tugas pembantuan) adalah lebih banyak Urusan

Otonomi Daerah. (lihat pasal 9, 13, 20, 372, UU

Atas pelaksanaan penugasan ke desa yang merupakan pelaksaan otonomi daerah, maka sepantasnya penghasilan tetap kepala

yang harus dikeluarkan atas penugasan kepada desa.

Kepala Desa dan perangkat desa didapat dari anggaran APBD yang bersumber dari dana perimbangan ( bukan

diluar penghasilan tetap berhak atas tunjangan bersumber dari APBDesa dan Jaminan