bbbbb
DESCRIPTION
nnjhgvjufuTRANSCRIPT
STATUS LAPORAN KASUS
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
ILMU PENYAKIT SARAF (NEUROLOGI)
BAGIAN / DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF (NEUROLOGI)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA / RSMH
PALEMBANG
1
NAMA : Rini Nindela
NIM : 04043100006/04080505007
SEMESTER : X
TANGGAL : 14 Juli 2009
PEMBIMBING : dr. Nilamsari, Sp.S. M.Kes
STATUS PENDERITA NEUROLOGI
IDENTIFIKASI
Nama : Supono
Umur : 55 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : desa Pemulutan, Ogan Ilir
Agama : Islam
MRS Tanggal : 12 Juli 2009
ANAMNESA (Auto Anamnesa tanggal 13 Juli 2009)
Penderita dirawat di bagian saraf RSMH karena tidak bisa berjalan yang disebabkan kelemahan
pada lengan kanan dan tungkai kanan yang terjadi secara tiba-tiba.
± 5,5 jam SMRS, saat penderita bangun tidur tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada
lengan kanan dan tungkai kanan tanpa disertai kehilangan kesadaran. Saat serangan penderita tidak
mengalami sakit kepala, hanya mengeluh pusing seperti berputar, tanpa kejang, namun disertai rasa
kesemutan dan baal di sisi yang lemah. Penderita mengeluh mual dan muntah 1 kali ± 3 jam SMRS.
Kelemahan lengan kanan dan tungkai kanan dirasakan sama berat. Sehari-hari penderita bekerja
dengan menggunakan tangan kanan. Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan,
tulisan dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara
lisan, tulisan dan isyarat. Saat bicara mulut penderita mengot ke kiri dan bicaranya pelo.
Saat serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar-debar disertai sesak napas. Riwayat
darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, penderita tidak kontrol secara teratur ke dokter. Riwayat kencing
manis sejak 2 tahun yang lalu, penderita juga tidak kontrol secara teratur. Riwayat sakit jantung
disangkal oleh penderita.
Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
2
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRAESENS
Status Internus
Kesadaran : compos mentis GCS = 15 (E: 4, M: 6, V: 5,)
Gizi : baik
Suhu Badan : 36,7°C Jantung : HR 88x/m m(-) g(-)
Nadi : 88 x/menit Paru-paru : ves (+) N R(-) W(-)
Pernapasan : 20 x/menit Hepar : tidak teraba
Tekanan Darah : 140/90 mmHg Lien : tidak teraba
Berat Badan : 73 kg Anggota Gerak : tidak ada oedema
Tinggi Badan : 168 cm Genitalia : tidak diperiksa
Status Psikiatrikus
Sikap : wajar, koperatif Ekspresi : wajar
Muka
Perhatian : ada Kontak Psikik : ada
Status Neurologikus
KEPALA
Bentuk : brachicephali Deformitas : tidak ada
Ukuran : normal Fraktur : tidak ada
Simetris : simetris Nyeri fraktur : tidak ada
Hematom : tidak ada Pembuluh darah : tidak ada kelainan
Tumor : tidak ada Pulsasi : tidak ada kelainan
LEHER
Sikap : lurus Deformitas : tidak ada
Torticolis : tidak ada Tumor : tidak ada
Kaku kuduk : tidak ada Pembuluh darah : tidak ada
3
SYARAF-SYARAF OTAK
N. Olfaktorius Kanan Kiri
Penciuman tidak ada kelainan tidak ada kelainan
Anosmia tidak ada tidak ada
Hyposmia tidak ada tidak ada
Parosmia tidak ada tidak ada
N.Opticus Kanan Kiri
Visus 6/6 6/6
Campus visi V.O.D V.O.S
- Anopsia tidak ada tidak ada
- Hemianopsia tidak ada tidak ada
Fundus Oculi
- Papil edema tidak diperiksa tidak diperiksa
- Papil atrofi tidak diperiksa tidak diperiksa
- Perdarahan retina tidak diperiksa tidak diperiksa
Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens
Kanan Kiri
Diplopia tidak ada tidak ada
Celah mata simetris simetris
Ptosis tidak ada tidak ada
Sikap bola mata
- Strabismus tidak ada tidak ada
- Exophtalmus tidak ada tidak ada
- Enophtalmus tidak ada tidak ada
- Deviation conjugae tidak ada tidak ada
4
Gerakan bola mata ke segala arah ke segala arah
Pupil
- Bentuknya bulat bulat
- Besanya Ø 3 mm Ø 3 mm
- Isokori/anisokor isokor
- Midriasis/miosis tidak ada tidak ada
- Refleks cahaya
- Langsung ada ada
- Konsensuil ada ada
- Akomodasi ada ada
- Argyl Robertson tidak ada tidak ada
N.Trigeminus
Kanan Kiri
Motorik
- Menggigit normal normal
- Trismus tidak ada
- Refleks kornea ada ada
Sensorik
- Dahi menurun normal
- Pipi menurun normal
- Dagu menurun normal
N.Facialis Kanan Kiri
Motorik
Mengerutkan dahi simetris
Menutup mata lagophtalmus tidak ada lagophtalmus tidak ada
Menunjukkan gigi sudut mulut kanan tertinggal
Lipatan nasolabialis plica nasolabialis kanan datar
Bentuk Muka
- Istirahat simetris
- Berbicara/bersiul asimetris
5
Sensorik
2/3 depan lidah tidak diperiksa
Otonom
- Salivasi tidak diperiksa
- Lakrimasi tidak diperiksa
- Chvostek’s sign tidak diperiksa
N. Statoacusticus
N. Cochlearis Kanan Kiri
Suara bisikan terdengar terdengar
Detik arloji terdengar terdengar
Tes Weber tidak dilakukan tidak dilakukan
Tes Rinne tidak dilakukan tidak dilakukan
N. Vestibularis
Nistagmus tidak ada tidak ada
Vertigo tidak ada tidak ada
N. Glossopharingeus dan N. Vagus
Kanan Kiri
Arcus pharingeus simetris
Uvula di tengah
Gangguan menelan tidak ada
Suara serak/sengau tidak ada
Denyut jantung normal
Refleks
- Muntah ada
- Batuk ada
- Okulokardiak tidak diperiksa
- Sinus karotikus tidak diperiksa
Sensorik
- 1/3 belakang lidah tidak diperiksa
6
N. Accessorius Kanan Kiri
Mengangkat bahu simetris
Memutar kepala tidak ada hambatan
N. Hypoglossus Kanan Kiri
Mengulur lidah deviasi tidak ada
Fasikulasi tidak ada
Atrofi papil tidak ada
Disartria ada
MOTORIK
LENGAN Kanan Kiri
Gerakan kurang cukup
Kekuatan 4 5
Tonus meningkat normal
Refleks fisiologis
- Biceps meningkat normal
- Triceps meningkat normal
- Radius meningkat normal
- Ulna meningkat normal
Refleks patologis
- Hoffman Ttromner tidak ada
- Leri tidak dilakukan
- Meyer tidak dilakukan
Trofik tidak ada kelainan
TUNGKAI Kanan Kiri
Gerakan kurang cukup
Kekuatan 4 5
Tonus meningkat normal
Klonus
- Paha tidak ada tidak ada
- Kaki tidak ada tidak ada
7
Refleks fisiologis
- K P R meningkat normal
- A P R meningkat normal
Refleks patologis
- Babinsky ada tidak ada
- Chaddock ada tidak ada
- Oppenheim tidak ada tidak ada
- Gordon tidak ada tidak ada
- Schaeffer tidak ada tidak ada
- Rossolimo tidak ada tidak ada
- Mendel Bechterew tidak ada tidak ada
Refleks kulit perut
- Atas tidak ada kelainan
- Tengah tidak ada kelainan
- Bawah tidak ada kelainan
Refleks cremaster tidak dilakukan
Trofik tidak ada kelainan
SENSORIK
Hemihipestesi dextra
GAMBAR
8
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : tidak ada kelainan
Defekasi : tidak ada kelainan
Ereksi : tidak ada kelainan
KOLUMNA VERTEBRALIS
Kyphosis : tidak ada
Lordosis : tidak ada
Gibbus : tidak ada
Deformitas : tidak ada
Tumor : tidak ada
Meningocele : tidak ada
Hematoma : tidak ada
Nyeri ketok : tidak ada
GEJALA RANGSANG MENINGEAL
Kanan Kiri
Kaku kuduk tidak ada
Kerniq tidak ada tidak ada
Lasseque tidak ada tidak ada
Brudzinsky
- Neck tidak ada
- Cheek tidak ada
- Symphisis tidak ada
- Leg I tidak ada tidak ada
- Leg II tidak ada tidak ada
GAIT DAN KESEIMBANGAN
Gait Keseimbangan dan Koordinasi
Ataxia : sulit dinilai Romberg : sulit dinilai
Hemiplegic : sulit dinilai Dysmetri : sulit dinilai
Scissor : sulit dinilai - jari-jari : sulit dinilai
Propulsion : sulit dinilai - jari hidung : sulit dinilai
9
Histeric : sulit dinilai - tumit-tumit : sulit dinilai
Limping : sulit dinilai Rebound phenomen : sulit dinilai
Steppage : sulit dinilai Dysdiadochokinesis : sulit dinilai
Astasia-Abasia : sulit dinilai Trunk Ataxia : sulit dinilai
Limb Ataxia : sulit dinilai
GERAKAN ABNORMAL
Tremor : tidak ada
Chorea : tidak ada
Athetosis : tidak ada
Ballismus : tidak ada
Dystoni : tidak ada
Myocloni : tidak ada
FUNGSI LUHUR
Afasia motorik : tidak ada
Afasia sensorik : tidak ada
Apraksia : tidak ada
Agrafia : tidak ada
Alexia : tidak ada
Afasia nominal : tidak ada
10
RINGKASAN
ANAMNESA (13 Juli 2009)
Penderita dirawat di bagian saraf RSMH karena tidak bisa berjalan yang disebabkan kelemahan
pada lengan kanan dan tungkai kanan yang terjadi secara tiba-tiba.
± 5,5 jam SMRS, saat penderita bangun tidur tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada
lengan kanan dan tungkai kanan tanpa disertai kehilangan kesadaran. Saat serangan penderita tidak
mengalami sakit kepala, hanya mengeluh pusing seperti berputar, tanpa kejang, namun disertai rasa
kesemutan dan baal di sisi yang lemah. Penderita mengeluh mual dan muntah 1 kali ± 3 jam SMRS.
Kelemahan lengan kanan dan tungkai kanan dirasakan sama berat. Sehari-hari penderita bekerja
dengan menggunakan tangan kanan. Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan,
tulisan dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara
lisan, tulisan dan isyarat. Saat bicara mulut penderita mengot ke kiri dan bicaranya pelo.
Saat serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar-debar disertai sesak napas. Riwayat
darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, penderita tidak kontrol secara teratur ke dokter. Riwayat kencing
manis sejak 2 tahun yang lalu, penderita juga tidak kontrol secara teratur. Riwayat sakit jantung
disangkal oleh penderita.
Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRAESENS
Status Internus
Kesadaran : compos mentis GCS = 15 (E: 4, M: 6, V: 5,)
Gizi : cukup
Suhu Badan : 36,7°C Jantung : HR 88x/m m(-) g(-)
Nadi : 88 x/menit Paru-paru : ves (+) N R(-) W(-)
Pernapasan : 20 x/menit Hepar : tidak teraba
Tekanan Darah : 140/90 mmhg Lien : tidak teraba
Berat Badan : 73 kg Anggota Gerak : tidak ada udema
Tinggi Badan : 168 cm Genitalia : tidak diperiksa
11
Status Neurologis :
Nn. Craniales :
N. VII : sudut mulut kanan tertinggal, plica nasolabialis kanan datar, lagoftalmus (-), lipatan
dahi simetris.
N. XII : disartria (+), deviasi lidah (-), atrofi papil (-), fasikulasi (-)
Fungsi motorik Lengan kanan Lengan kiri Tungkai kanan Tungkai kiri
gerakan kurang cukup kurang cukup
kekuatan 4 5 4 5
tonus meningkat normal meningkat normal
klonus - -
refleks fisiologis meningkat normal meningkat normal
refleks patologis - - + -
Fungsi sensorik : hemihipestesi dextra
Fungsi vegetatif : tidak ada kelainan
Fungsi luhur : tidak ada kelainan
Gerakan abnormal : tidak ada
Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), kernig’s sign (-), lasseque’s sign (-)
Gait dan keseimbangan : sulit dinilai
DIAGNOSA
DIAGNOSA KLINIK : Hemiparese dextra spastik + parese N.VII dan N. XII dextra
sentral + hemihipestesi dextra
DIAGNOSA TOPIK : Capsula interna
DIAGNOSA ETIOLOGI : Trombosis cerebri
PENGOBATAN
IVFD RL gtt XX/menit
Aspirin 2 x 160 mg
Citicholin 2x250 mg IV
Vitamin B1, B6, B12 3x1 tab
12
RENCANA PEMERIKSAAN
Cek laboratorium : - darah rutin (Hb, Ht, RBC, WBC, trombosit, diff.count, LED)
- kimia darah (BSS, profil lipid, asam urat, fungsi ginjal, CK-NAK, CK-
MB, fungsi hati, elektrolit, faktor pembekuan
EKG
CT scan kepala
Ro Thorax PA
PROGNOSA
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
DISKUSI
13
A.Diagnosis Banding Topik
1. Lesi di korteks hemisferium cerebri
sinistra, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
-Defisit motorik (hemiparese typica) -Hemiparese dextra tipe spastik
-Gejala iritatif (kejang) -Tidak ada kejang pada sisi yang lemah
-Gejala fokal (kelumpuhan tidak sama
berat)
-Kelemahan lengan dan tungkai kanan
sama berat
-Defisit sensorik pada sisi yang lemah -Ada gangguan sensibilitas pada sisi yang
lemah
Jadi kemungkinan lesi di cortex hemisferium cerebri sinistra dapat disingkirkan.
2. Lesi di kapsula interna hemisferium
cerebri sinistra, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
-Hemiparese/hemiplegi typica - Hemiparese dextra tipe spastik
-Parese n.VII dextra sentral - Ada parese n.VII dextra sentral
-Parese n.XII dextra sentral - Ada parese n.XII dextra sentral
-Kelemahan lengan dan tungkai sama
berat
- Kelemahan lengan dan tungkai kanan
sama berat
Jadi kemungkinan lesi di capsula interna belum dapat disingkirkan.
Jadi kemungkinan lesi di subcortex hemisferium cerebri sinistra dapat disingkirkan
Kesimpulan:
Diagnosis topik : Capsula interna
B. Diagnosis Banding Etiologi:
1. Hemoragia cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
3. Lesi di subkorteks hemisferium
cerebri sinistra, gejalanya:
Pada penderita ditemukan gejala:
- Defisit motorik (hemiparese typica) - Hemiparese dextra tipe spastik
- Afasia motorik - Tidak ada afasia motorik murni
14
- Kehilangan kesadaran > 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran
- Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat istirahat (bangun tidur)
- Didahului sakit kepala, mual dan
muntah
- Tidak didahului sakit kepala, mual dan
muntah
- Ada faktor risiko misalnya hipertensi - Ada riwayat hipertensi
Jadi kemungkinan etiologi hemoragia cerebri dapat disingkirkan.
2. Emboli cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
- Kehilangan kesadaran < 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran
- Ada arterial fibrilasi - Tidak ada arterial fibrilasi
-Ada faktor risiko seperti penyakit
jantung
- Riwayat penyakit jantung disangkal
Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan
3. Trombosis cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:
-Tidak ada kehilangan kesadaran - Tidak ada kehilangan kesadaran
-Terjadi saat istirahat - Terjadi saat istirahat (bangun tidur)
-Adanya faktor risiko misalnya
arteriosklesrosis dan hiperlipidemia
- Ada riwayat DM, hiperlipidemia belum
diketahui
Jadi kemungkinan etiologi trombosis cerebri belum dapat disingkirkan.
Kesimpulan:
Diagnosis etiologi: Trombosis cerebri
1) Diagnosis banding hemiparese + mulut mengot + bicara pelo
-CVD: onset akut,
15
-infeksi otak: ada demam, ada riwayat infeksi atau operasi di kepala (mastoiditis, sinusitis atau
kraniotomi), ada riwayat tuberkulosis, disertai GRM (meningitis) atau penurunan kesadaran
(ensefalitis).
-trauma (EDH/SDH): ada riwayat trauma, ada luka luar/hematom
-autoimun (SLE): ada gejala demam lama, nyeri sendi, fotosensitivitas, stomatitis dan lain-lain
-toxic-metabolic encephalopathy: hasil pemeriksaan laboratorium di luar batas normal
-tumor: terjadi perlahan-lahan (bulan-tahun), ada riwayat sering sakit kepala
2) Definisi stroke
Stroke adalah manifestasi gangguan fungsi cerebral baik fokal maupun global yang berlangsung
secara cepat, lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, tanpa ada sebab lain selain
gangguan vaskuler.
3) Klasifikasi stroke
Berdasarkan patofisiologi:
Stroke hemoragik
-Intracerebral hemorrhagi (ICH)
-Subarachnoid hemorrhagi (SAH)
Stroke nonhemoragik
-Trombosis serebri
-Emboli serebri
Berdasarkan waktu:
TIA (Transient Ischemic Attack)
RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficits)
Stroke in evolution
Complete stroke
Berdasarkan sistem pembuluh darah:
Sistem karotis
Sistem vertebro-basiler
4) Cara menegakkan diagnosis stroke
Stroke iskemik
a) Atherothrombosis
16
-didahului oleh serangan iskemik prodromal atau TIA sebelum iskemik permanen
-mempunyai faktor risiko seperti hiperlipidemia, DM, dan merokok
b) Emboli
-tidak ada riwayat TIA pada daerah vaskular yang sama
i. Tromboemboli
ii. Kardioemboli
-ada riwayat penyakit katup jantung, bakterial endokarditis, myocardial infarction
(MCI)
-ada atrial fibrilasi atau abnormalitas jantung lainnya pada pemeriksaan
fisik/penunjang
Stroke hemoragik
a) Intracerebral hemorrhagi (ICH)
-disertai penurunan kesadaran yang berat
-didahului sakit kepala dan muntah
b) Subarachnoid hemorrhagi (SAH)
-didahului sakit kepala yang sangat berat dan muntah
-ada gejala rangsang meningeal (GRM)
-kadang juga disertai penurunan kesadaran
5) Tatalaksana stroke fase akut
Tatalaksana umum
Evaluasi cepat dan diagnosis
Lakukan evaluasi derajat kesadaran pasien serta gejala dan tanda klinik stroke akut melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cepat, sistematis dan cermat.
Pembebasan jalan napas (airway) dan stabilisasi pernapasan (breathing)
Pada pasien hipoksia diberikan oksigen. Pada pasien yang tidak sadar dapat dilakukan
pemasangan pipa orofaring bahkan intubasi dengan ventilasi mekanik
Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi
Berikan cairan kristaloid yang bersifat isotonis untuk menjaga euvolemi (hindari pemberian
cairan hipotonik seperti glukosa) dan lakukan optimalisasi tekanan darah
Pengendalian peninggian TIK
Pemantauan ketat TIK dengan memperhatikan perburukan gejala dan tanda neurologis.
Tinggikan posisi kepala pasien 20o-30o. Bila TIK meningkat dapat diberikan:
17
a) Mannitol 0,25-0,50 gr/kgBB selama > 20 menit diulangi setiap 4-6 jam
b) Gliserol 50% 0,25-0,5 gr/kgBB per oral tiap 6 jam
c) Furosemid 1 mg/kgBB IV
Pengendalian kejang
Bila kejang berikan diazepam bolus lambat 5-20 mg diikuti oleh phenitoin loading dose 15-
20 mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit
Pengendalian kadar gula darah
Bila kadar gula darah sewaktu > 250 mg% atau bila terjadi hipoglikemi harus segera
dilakukan koreksi.
Pengendalian suhu tubuh
Berikan asetaminofen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5oC
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan antara lain EKG, laboratorium (darah lengkap,
kadar gula darah, elektrolit, tes fungsi ginjal, petanda iskemik jantung, tes fungsi hati,
faktor pembekuan), foto rongten thoraks dan CT scan atau MRI
Pengaturan nutrisi dan elektrolit
Elektrolit harus selalu diperiksa dan diganti bila terjadi kekurangan. Bila terdapat gangguan
menelan atau penurunan kesadaran makanan diberikan melalui pipa nasogastrik. Pada
keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari
Pencegahan komplikasi
Mobilisasi dini dan bertahap untuk mencegah komplikasi seperti ulkus dekubitus dan DVT.
Mencegah timbulnya stress ulcer dengan pemberian antasida atau proton pump inhibitor.
Mencegah infeksi sekunder terutama pada traktus respiratorius dan urinarius.
Tatalaksana khusus
a) Stroke iskemik
Terapi reperfusi untuk memperbaiki aliran darah otak dengan menghancurkan bekuan
(trombolitik) menggunakan r-TPA (recombinant-tissue plasminogen activator)
mempunyai syarat yaitu harus diberikan dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset
stroke.
18
Pemberian heparin, LMWH atau unfractioned heparin tidak dianjurkan karena
meningkatkan komplikasi perdarahan yang serius namun di beberapa center obat
antikoagulan ini masih diberikan pada stroke kardioembolik.
Pemberian antiplatelet aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 24-48 jam setelah onset
stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut.
Pemakaian vasodilator seperti pentoksifilin tidak dianjurkan dalam stroke iskemik
akut.
Tindakan menurunkan tekanan darah pada stroke iskemik akut dilakukan bila tekanan
darah sistolik > 220 mmHg, tekanan darah diastolik > 120 mmHg, dan MAP > 130
mmHg. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut terapi darurat harus ditunda. Batas
penurunan tekanan darah sebanyak-banyaknya sampai 20%-25% dari tekanan darah
arterial rerata pada jam pertama.
Pemberian neuroprotektan seperti citicholine, piracetam dan nimodipin dianggap dapat
memperbaiki outcome fungsional dan mengurangi defisit neurologis penderita stroke
dengan cara memperbaiki aliran darah otak dan metabolisme regional di daerah iskemik
namun hasil terapinya masih kontroversial.
b) Stroke hemoragik
Pencegahan rebleeding dengan pemberian obat antifibrinolitik seperti epsilon
aminocaproic acid dengan dosis 36 gr/hari atau tranexamid acid dengan dosis 6-12
gr/hari.
Pemakaian nimodipin oral terbukti memperbaiki defisit neurologi yang ditimbulkan
oleh vasospasme.
Turunkan tekanan darah hingga mencapai hipertensi ringan yaitu tekanan darah sistolik
140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau MAP sekitar 110 mmHg.
Dilakukan tindakan operasi pada pasien dengan perdarahan serebelar > 3cm, pasien
dengan komplikasi hidrosefalus, pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang/luas.
19