bbbbb

27
STATUS LAPORAN KASUS KEPANITERAAN KLINIK SENIOR ILMU PENYAKIT SARAF (NEUROLOGI) 1 NAMA : Rini Nindela NIM : 04043100006/04080505007 SEMESTER : X TANGGAL : 14 Juli 2009

Upload: ulybon

Post on 04-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

nnjhgvjufu

TRANSCRIPT

Page 1: bbbbb

STATUS LAPORAN KASUS

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

ILMU PENYAKIT SARAF (NEUROLOGI)

BAGIAN / DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF (NEUROLOGI)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA / RSMH

PALEMBANG

1

NAMA : Rini Nindela

NIM : 04043100006/04080505007

SEMESTER : X

TANGGAL : 14 Juli 2009

PEMBIMBING : dr. Nilamsari, Sp.S. M.Kes

Page 2: bbbbb

STATUS PENDERITA NEUROLOGI

IDENTIFIKASI

Nama : Supono

Umur : 55 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : desa Pemulutan, Ogan Ilir

Agama : Islam

MRS Tanggal : 12 Juli 2009

ANAMNESA (Auto Anamnesa tanggal 13 Juli 2009)

Penderita dirawat di bagian saraf RSMH karena tidak bisa berjalan yang disebabkan kelemahan

pada lengan kanan dan tungkai kanan yang terjadi secara tiba-tiba.

± 5,5 jam SMRS, saat penderita bangun tidur tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada

lengan kanan dan tungkai kanan tanpa disertai kehilangan kesadaran. Saat serangan penderita tidak

mengalami sakit kepala, hanya mengeluh pusing seperti berputar, tanpa kejang, namun disertai rasa

kesemutan dan baal di sisi yang lemah. Penderita mengeluh mual dan muntah 1 kali ± 3 jam SMRS.

Kelemahan lengan kanan dan tungkai kanan dirasakan sama berat. Sehari-hari penderita bekerja

dengan menggunakan tangan kanan. Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan,

tulisan dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara

lisan, tulisan dan isyarat. Saat bicara mulut penderita mengot ke kiri dan bicaranya pelo.

Saat serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar-debar disertai sesak napas. Riwayat

darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, penderita tidak kontrol secara teratur ke dokter. Riwayat kencing

manis sejak 2 tahun yang lalu, penderita juga tidak kontrol secara teratur. Riwayat sakit jantung

disangkal oleh penderita.

Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.

2

Page 3: bbbbb

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRAESENS

Status Internus

Kesadaran : compos mentis GCS = 15 (E: 4, M: 6, V: 5,)

Gizi : baik

Suhu Badan : 36,7°C Jantung : HR 88x/m m(-) g(-)

Nadi : 88 x/menit Paru-paru : ves (+) N R(-) W(-)

Pernapasan : 20 x/menit Hepar : tidak teraba

Tekanan Darah : 140/90 mmHg Lien : tidak teraba

Berat Badan : 73 kg Anggota Gerak : tidak ada oedema

Tinggi Badan : 168 cm Genitalia : tidak diperiksa

Status Psikiatrikus

Sikap : wajar, koperatif Ekspresi : wajar

Muka

Perhatian : ada Kontak Psikik : ada

Status Neurologikus

KEPALA

Bentuk : brachicephali Deformitas : tidak ada

Ukuran : normal Fraktur : tidak ada

Simetris : simetris Nyeri fraktur : tidak ada

Hematom : tidak ada Pembuluh darah : tidak ada kelainan

Tumor : tidak ada Pulsasi : tidak ada kelainan

LEHER

Sikap : lurus Deformitas : tidak ada

Torticolis : tidak ada Tumor : tidak ada

Kaku kuduk : tidak ada Pembuluh darah : tidak ada

3

Page 4: bbbbb

SYARAF-SYARAF OTAK

N. Olfaktorius Kanan Kiri

Penciuman tidak ada kelainan tidak ada kelainan

Anosmia tidak ada tidak ada

Hyposmia tidak ada tidak ada

Parosmia tidak ada tidak ada

N.Opticus Kanan Kiri

Visus 6/6 6/6

Campus visi V.O.D V.O.S

- Anopsia tidak ada tidak ada

- Hemianopsia tidak ada tidak ada

Fundus Oculi

- Papil edema tidak diperiksa tidak diperiksa

- Papil atrofi tidak diperiksa tidak diperiksa

- Perdarahan retina tidak diperiksa tidak diperiksa

Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens

Kanan Kiri

Diplopia tidak ada tidak ada

Celah mata simetris simetris

Ptosis tidak ada tidak ada

Sikap bola mata

- Strabismus tidak ada tidak ada

- Exophtalmus tidak ada tidak ada

- Enophtalmus tidak ada tidak ada

- Deviation conjugae tidak ada tidak ada

4

Page 5: bbbbb

Gerakan bola mata ke segala arah ke segala arah

Pupil

- Bentuknya bulat bulat

- Besanya Ø 3 mm Ø 3 mm

- Isokori/anisokor isokor

- Midriasis/miosis tidak ada tidak ada

- Refleks cahaya

- Langsung ada ada

- Konsensuil ada ada

- Akomodasi ada ada

- Argyl Robertson tidak ada tidak ada

N.Trigeminus

Kanan Kiri

Motorik

- Menggigit normal normal

- Trismus tidak ada

- Refleks kornea ada ada

Sensorik

- Dahi menurun normal

- Pipi menurun normal

- Dagu menurun normal

N.Facialis Kanan Kiri

Motorik

Mengerutkan dahi simetris

Menutup mata lagophtalmus tidak ada lagophtalmus tidak ada

Menunjukkan gigi sudut mulut kanan tertinggal

Lipatan nasolabialis plica nasolabialis kanan datar

Bentuk Muka

- Istirahat simetris

- Berbicara/bersiul asimetris

5

Page 6: bbbbb

Sensorik

2/3 depan lidah tidak diperiksa

Otonom

- Salivasi tidak diperiksa

- Lakrimasi tidak diperiksa

- Chvostek’s sign tidak diperiksa

N. Statoacusticus

N. Cochlearis Kanan Kiri

Suara bisikan terdengar terdengar

Detik arloji terdengar terdengar

Tes Weber tidak dilakukan tidak dilakukan

Tes Rinne tidak dilakukan tidak dilakukan

N. Vestibularis

Nistagmus tidak ada tidak ada

Vertigo tidak ada tidak ada

N. Glossopharingeus dan N. Vagus

Kanan Kiri

Arcus pharingeus simetris

Uvula di tengah

Gangguan menelan tidak ada

Suara serak/sengau tidak ada

Denyut jantung normal

Refleks

- Muntah ada

- Batuk ada

- Okulokardiak tidak diperiksa

- Sinus karotikus tidak diperiksa

Sensorik

- 1/3 belakang lidah tidak diperiksa

6

Page 7: bbbbb

N. Accessorius Kanan Kiri

Mengangkat bahu simetris

Memutar kepala tidak ada hambatan

N. Hypoglossus Kanan Kiri

Mengulur lidah deviasi tidak ada

Fasikulasi tidak ada

Atrofi papil tidak ada

Disartria ada

MOTORIK

LENGAN Kanan Kiri

Gerakan kurang cukup

Kekuatan 4 5

Tonus meningkat normal

Refleks fisiologis

- Biceps meningkat normal

- Triceps meningkat normal

- Radius meningkat normal

- Ulna meningkat normal

Refleks patologis

- Hoffman Ttromner tidak ada

- Leri tidak dilakukan

- Meyer tidak dilakukan

Trofik tidak ada kelainan

TUNGKAI Kanan Kiri

Gerakan kurang cukup

Kekuatan 4 5

Tonus meningkat normal

Klonus

- Paha tidak ada tidak ada

- Kaki tidak ada tidak ada

7

Page 8: bbbbb

Refleks fisiologis

- K P R meningkat normal

- A P R meningkat normal

Refleks patologis

- Babinsky ada tidak ada

- Chaddock ada tidak ada

- Oppenheim tidak ada tidak ada

- Gordon tidak ada tidak ada

- Schaeffer tidak ada tidak ada

- Rossolimo tidak ada tidak ada

- Mendel Bechterew tidak ada tidak ada

Refleks kulit perut

- Atas tidak ada kelainan

- Tengah tidak ada kelainan

- Bawah tidak ada kelainan

Refleks cremaster tidak dilakukan

Trofik tidak ada kelainan

SENSORIK

Hemihipestesi dextra

GAMBAR

8

Page 9: bbbbb

FUNGSI VEGETATIF

Miksi : tidak ada kelainan

Defekasi : tidak ada kelainan

Ereksi : tidak ada kelainan

KOLUMNA VERTEBRALIS

Kyphosis : tidak ada

Lordosis : tidak ada

Gibbus : tidak ada

Deformitas : tidak ada

Tumor : tidak ada

Meningocele : tidak ada

Hematoma : tidak ada

Nyeri ketok : tidak ada

GEJALA RANGSANG MENINGEAL

Kanan Kiri

Kaku kuduk tidak ada

Kerniq tidak ada tidak ada

Lasseque tidak ada tidak ada

Brudzinsky

- Neck tidak ada

- Cheek tidak ada

- Symphisis tidak ada

- Leg I tidak ada tidak ada

- Leg II tidak ada tidak ada

GAIT DAN KESEIMBANGAN

Gait Keseimbangan dan Koordinasi

Ataxia : sulit dinilai Romberg : sulit dinilai

Hemiplegic : sulit dinilai Dysmetri : sulit dinilai

Scissor : sulit dinilai - jari-jari : sulit dinilai

Propulsion : sulit dinilai - jari hidung : sulit dinilai

9

Page 10: bbbbb

Histeric : sulit dinilai - tumit-tumit : sulit dinilai

Limping : sulit dinilai Rebound phenomen : sulit dinilai

Steppage : sulit dinilai Dysdiadochokinesis : sulit dinilai

Astasia-Abasia : sulit dinilai Trunk Ataxia : sulit dinilai

Limb Ataxia : sulit dinilai

GERAKAN ABNORMAL

Tremor : tidak ada

Chorea : tidak ada

Athetosis : tidak ada

Ballismus : tidak ada

Dystoni : tidak ada

Myocloni : tidak ada

FUNGSI LUHUR

Afasia motorik : tidak ada

Afasia sensorik : tidak ada

Apraksia : tidak ada

Agrafia : tidak ada

Alexia : tidak ada

Afasia nominal : tidak ada

10

Page 11: bbbbb

RINGKASAN

ANAMNESA (13 Juli 2009)

Penderita dirawat di bagian saraf RSMH karena tidak bisa berjalan yang disebabkan kelemahan

pada lengan kanan dan tungkai kanan yang terjadi secara tiba-tiba.

± 5,5 jam SMRS, saat penderita bangun tidur tiba-tiba penderita mengalami kelemahan pada

lengan kanan dan tungkai kanan tanpa disertai kehilangan kesadaran. Saat serangan penderita tidak

mengalami sakit kepala, hanya mengeluh pusing seperti berputar, tanpa kejang, namun disertai rasa

kesemutan dan baal di sisi yang lemah. Penderita mengeluh mual dan muntah 1 kali ± 3 jam SMRS.

Kelemahan lengan kanan dan tungkai kanan dirasakan sama berat. Sehari-hari penderita bekerja

dengan menggunakan tangan kanan. Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan,

tulisan dan isyarat. Penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara

lisan, tulisan dan isyarat. Saat bicara mulut penderita mengot ke kiri dan bicaranya pelo.

Saat serangan penderita tidak mengalami jantung berdebar-debar disertai sesak napas. Riwayat

darah tinggi sejak 3 tahun yang lalu, penderita tidak kontrol secara teratur ke dokter. Riwayat kencing

manis sejak 2 tahun yang lalu, penderita juga tidak kontrol secara teratur. Riwayat sakit jantung

disangkal oleh penderita.

Penyakit ini diderita untuk pertama kalinya.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRAESENS

Status Internus

Kesadaran : compos mentis GCS = 15 (E: 4, M: 6, V: 5,)

Gizi : cukup

Suhu Badan : 36,7°C Jantung : HR 88x/m m(-) g(-)

Nadi : 88 x/menit Paru-paru : ves (+) N R(-) W(-)

Pernapasan : 20 x/menit Hepar : tidak teraba

Tekanan Darah : 140/90 mmhg Lien : tidak teraba

Berat Badan : 73 kg Anggota Gerak : tidak ada udema

Tinggi Badan : 168 cm Genitalia : tidak diperiksa

11

Page 12: bbbbb

Status Neurologis :

Nn. Craniales :

N. VII : sudut mulut kanan tertinggal, plica nasolabialis kanan datar, lagoftalmus (-), lipatan

dahi simetris.

N. XII : disartria (+), deviasi lidah (-), atrofi papil (-), fasikulasi (-)

Fungsi motorik Lengan kanan Lengan kiri Tungkai kanan Tungkai kiri

gerakan kurang cukup kurang cukup

kekuatan 4 5 4 5

tonus meningkat normal meningkat normal

klonus - -

refleks fisiologis meningkat normal meningkat normal

refleks patologis - - + -

Fungsi sensorik : hemihipestesi dextra

Fungsi vegetatif : tidak ada kelainan

Fungsi luhur : tidak ada kelainan

Gerakan abnormal : tidak ada

Gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-), kernig’s sign (-), lasseque’s sign (-)

Gait dan keseimbangan : sulit dinilai

DIAGNOSA

DIAGNOSA KLINIK : Hemiparese dextra spastik + parese N.VII dan N. XII dextra

sentral + hemihipestesi dextra

DIAGNOSA TOPIK : Capsula interna

DIAGNOSA ETIOLOGI : Trombosis cerebri

PENGOBATAN

IVFD RL gtt XX/menit

Aspirin 2 x 160 mg

Citicholin 2x250 mg IV

Vitamin B1, B6, B12 3x1 tab

12

Page 13: bbbbb

RENCANA PEMERIKSAAN

Cek laboratorium : - darah rutin (Hb, Ht, RBC, WBC, trombosit, diff.count, LED)

- kimia darah (BSS, profil lipid, asam urat, fungsi ginjal, CK-NAK, CK-

MB, fungsi hati, elektrolit, faktor pembekuan

EKG

CT scan kepala

Ro Thorax PA

PROGNOSA

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

DISKUSI

13

Page 14: bbbbb

A.Diagnosis Banding Topik

1. Lesi di korteks hemisferium cerebri

sinistra, gejalanya:

Pada penderita ditemukan gejala:

-Defisit motorik (hemiparese typica) -Hemiparese dextra tipe spastik

-Gejala iritatif (kejang) -Tidak ada kejang pada sisi yang lemah

-Gejala fokal (kelumpuhan tidak sama

berat)

-Kelemahan lengan dan tungkai kanan

sama berat

-Defisit sensorik pada sisi yang lemah -Ada gangguan sensibilitas pada sisi yang

lemah

Jadi kemungkinan lesi di cortex hemisferium cerebri sinistra dapat disingkirkan.

2. Lesi di kapsula interna hemisferium

cerebri sinistra, gejalanya:

Pada penderita ditemukan gejala:

-Hemiparese/hemiplegi typica - Hemiparese dextra tipe spastik

-Parese n.VII dextra sentral - Ada parese n.VII dextra sentral

-Parese n.XII dextra sentral - Ada parese n.XII dextra sentral

-Kelemahan lengan dan tungkai sama

berat

- Kelemahan lengan dan tungkai kanan

sama berat

Jadi kemungkinan lesi di capsula interna belum dapat disingkirkan.

Jadi kemungkinan lesi di subcortex hemisferium cerebri sinistra dapat disingkirkan

Kesimpulan:

Diagnosis topik : Capsula interna

B. Diagnosis Banding Etiologi:

1. Hemoragia cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

3. Lesi di subkorteks hemisferium

cerebri sinistra, gejalanya:

Pada penderita ditemukan gejala:

- Defisit motorik (hemiparese typica) - Hemiparese dextra tipe spastik

- Afasia motorik - Tidak ada afasia motorik murni

14

Page 15: bbbbb

- Kehilangan kesadaran > 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran

- Terjadi saat aktifitas - Terjadi saat istirahat (bangun tidur)

- Didahului sakit kepala, mual dan

muntah

- Tidak didahului sakit kepala, mual dan

muntah

- Ada faktor risiko misalnya hipertensi - Ada riwayat hipertensi

Jadi kemungkinan etiologi hemoragia cerebri dapat disingkirkan.

2. Emboli cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

- Kehilangan kesadaran < 30 menit - Tidak ada kehilangan kesadaran

- Ada arterial fibrilasi - Tidak ada arterial fibrilasi

-Ada faktor risiko seperti penyakit

jantung

- Riwayat penyakit jantung disangkal

Jadi kemungkinan etiologi emboli cerebri dapat disingkirkan

3. Trombosis cerebri, gejalanya: Pada penderita ditemukan gejala:

-Tidak ada kehilangan kesadaran - Tidak ada kehilangan kesadaran

-Terjadi saat istirahat - Terjadi saat istirahat (bangun tidur)

-Adanya faktor risiko misalnya

arteriosklesrosis dan hiperlipidemia

- Ada riwayat DM, hiperlipidemia belum

diketahui

Jadi kemungkinan etiologi trombosis cerebri belum dapat disingkirkan.

Kesimpulan:

Diagnosis etiologi: Trombosis cerebri

1) Diagnosis banding hemiparese + mulut mengot + bicara pelo

-CVD: onset akut,

15

Page 16: bbbbb

-infeksi otak: ada demam, ada riwayat infeksi atau operasi di kepala (mastoiditis, sinusitis atau

kraniotomi), ada riwayat tuberkulosis, disertai GRM (meningitis) atau penurunan kesadaran

(ensefalitis).

-trauma (EDH/SDH): ada riwayat trauma, ada luka luar/hematom

-autoimun (SLE): ada gejala demam lama, nyeri sendi, fotosensitivitas, stomatitis dan lain-lain

-toxic-metabolic encephalopathy: hasil pemeriksaan laboratorium di luar batas normal

-tumor: terjadi perlahan-lahan (bulan-tahun), ada riwayat sering sakit kepala

2) Definisi stroke

Stroke adalah manifestasi gangguan fungsi cerebral baik fokal maupun global yang berlangsung

secara cepat, lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian, tanpa ada sebab lain selain

gangguan vaskuler.

3) Klasifikasi stroke

Berdasarkan patofisiologi:

Stroke hemoragik

-Intracerebral hemorrhagi (ICH)

-Subarachnoid hemorrhagi (SAH)

Stroke nonhemoragik

-Trombosis serebri

-Emboli serebri

Berdasarkan waktu:

TIA (Transient Ischemic Attack)

RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficits)

Stroke in evolution

Complete stroke

Berdasarkan sistem pembuluh darah:

Sistem karotis

Sistem vertebro-basiler

4) Cara menegakkan diagnosis stroke

Stroke iskemik

a) Atherothrombosis

16

Page 17: bbbbb

-didahului oleh serangan iskemik prodromal atau TIA sebelum iskemik permanen

-mempunyai faktor risiko seperti hiperlipidemia, DM, dan merokok

b) Emboli

-tidak ada riwayat TIA pada daerah vaskular yang sama

i. Tromboemboli

ii. Kardioemboli

-ada riwayat penyakit katup jantung, bakterial endokarditis, myocardial infarction

(MCI)

-ada atrial fibrilasi atau abnormalitas jantung lainnya pada pemeriksaan

fisik/penunjang

Stroke hemoragik

a) Intracerebral hemorrhagi (ICH)

-disertai penurunan kesadaran yang berat

-didahului sakit kepala dan muntah

b) Subarachnoid hemorrhagi (SAH)

-didahului sakit kepala yang sangat berat dan muntah

-ada gejala rangsang meningeal (GRM)

-kadang juga disertai penurunan kesadaran

5) Tatalaksana stroke fase akut

Tatalaksana umum

Evaluasi cepat dan diagnosis

Lakukan evaluasi derajat kesadaran pasien serta gejala dan tanda klinik stroke akut melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cepat, sistematis dan cermat.

Pembebasan jalan napas (airway) dan stabilisasi pernapasan (breathing)

Pada pasien hipoksia diberikan oksigen. Pada pasien yang tidak sadar dapat dilakukan

pemasangan pipa orofaring bahkan intubasi dengan ventilasi mekanik

Stabilisasi hemodinamik/sirkulasi

Berikan cairan kristaloid yang bersifat isotonis untuk menjaga euvolemi (hindari pemberian

cairan hipotonik seperti glukosa) dan lakukan optimalisasi tekanan darah

Pengendalian peninggian TIK

Pemantauan ketat TIK dengan memperhatikan perburukan gejala dan tanda neurologis.

Tinggikan posisi kepala pasien 20o-30o. Bila TIK meningkat dapat diberikan:

17

Page 18: bbbbb

a) Mannitol 0,25-0,50 gr/kgBB selama > 20 menit diulangi setiap 4-6 jam

b) Gliserol 50% 0,25-0,5 gr/kgBB per oral tiap 6 jam

c) Furosemid 1 mg/kgBB IV

Pengendalian kejang

Bila kejang berikan diazepam bolus lambat 5-20 mg diikuti oleh phenitoin loading dose 15-

20 mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit

Pengendalian kadar gula darah

Bila kadar gula darah sewaktu > 250 mg% atau bila terjadi hipoglikemi harus segera

dilakukan koreksi.

Pengendalian suhu tubuh

Berikan asetaminofen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5oC

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan antara lain EKG, laboratorium (darah lengkap,

kadar gula darah, elektrolit, tes fungsi ginjal, petanda iskemik jantung, tes fungsi hati,

faktor pembekuan), foto rongten thoraks dan CT scan atau MRI

Pengaturan nutrisi dan elektrolit

Elektrolit harus selalu diperiksa dan diganti bila terjadi kekurangan. Bila terdapat gangguan

menelan atau penurunan kesadaran makanan diberikan melalui pipa nasogastrik. Pada

keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari

Pencegahan komplikasi

Mobilisasi dini dan bertahap untuk mencegah komplikasi seperti ulkus dekubitus dan DVT.

Mencegah timbulnya stress ulcer dengan pemberian antasida atau proton pump inhibitor.

Mencegah infeksi sekunder terutama pada traktus respiratorius dan urinarius.

Tatalaksana khusus

a) Stroke iskemik

Terapi reperfusi untuk memperbaiki aliran darah otak dengan menghancurkan bekuan

(trombolitik) menggunakan r-TPA (recombinant-tissue plasminogen activator)

mempunyai syarat yaitu harus diberikan dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset

stroke.

18

Page 19: bbbbb

Pemberian heparin, LMWH atau unfractioned heparin tidak dianjurkan karena

meningkatkan komplikasi perdarahan yang serius namun di beberapa center obat

antikoagulan ini masih diberikan pada stroke kardioembolik.

Pemberian antiplatelet aspirin dengan dosis awal 325 mg dalam 24-48 jam setelah onset

stroke dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut.

Pemakaian vasodilator seperti pentoksifilin tidak dianjurkan dalam stroke iskemik

akut.

Tindakan menurunkan tekanan darah pada stroke iskemik akut dilakukan bila tekanan

darah sistolik > 220 mmHg, tekanan darah diastolik > 120 mmHg, dan MAP > 130

mmHg. Jika tidak memenuhi kriteria tersebut terapi darurat harus ditunda. Batas

penurunan tekanan darah sebanyak-banyaknya sampai 20%-25% dari tekanan darah

arterial rerata pada jam pertama.

Pemberian neuroprotektan seperti citicholine, piracetam dan nimodipin dianggap dapat

memperbaiki outcome fungsional dan mengurangi defisit neurologis penderita stroke

dengan cara memperbaiki aliran darah otak dan metabolisme regional di daerah iskemik

namun hasil terapinya masih kontroversial.

b) Stroke hemoragik

Pencegahan rebleeding dengan pemberian obat antifibrinolitik seperti epsilon

aminocaproic acid dengan dosis 36 gr/hari atau tranexamid acid dengan dosis 6-12

gr/hari.

Pemakaian nimodipin oral terbukti memperbaiki defisit neurologi yang ditimbulkan

oleh vasospasme.

Turunkan tekanan darah hingga mencapai hipertensi ringan yaitu tekanan darah sistolik

140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau MAP sekitar 110 mmHg.

Dilakukan tindakan operasi pada pasien dengan perdarahan serebelar > 3cm, pasien

dengan komplikasi hidrosefalus, pasien usia muda dengan perdarahan lobar sedang/luas.

19