batubara aceh

8
JTM Vol. XIX No.1/2012 35 KAJIAN POTENSI EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA BATUBARA DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN ACEH BARAT Aryo Prawoto Wibowo 1 , Muhammad Rio Revando 1 Sari Kabupaten Aceh Barat mempunyai potensi sumberdaya batubara yang cukup besar. Keberadaan sumberdaya ini diharapkan dapat berperan dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Aceh Barat. Berkenaan dengan hal tersebut maka akan dikaji potensi ekonomi dari sumberdaya batubara yang dibagi menjadi dua potensi, yaitu potensi ekonomi langsung dan potensi ekonomi tidak langsung. Dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa potensi ekonomi langsung sumberdaya batubara cukup besar dengan kontribusinya yang besar terhadap perekonomian dan pendapatan daerah. Sedangkan potensi ekonomi tidak langsung sumberdaya batubara yakni pengganda ekonomi cukup baik walaupun nilainya masih lebih rendah dibandingkan sektor-sektor ekonomi lain di Kabupapaten Aceh Barat. Selain itu juga diperoleh keterkaitan hulu sektor pertambangan batubara masih cukup rendah dan sebaliknya keterkaitan hilirnya sangat tinggi. Hasil kajian tersebut menunjukan sektor pertambangan batubara berpotensi menjadi sektor prioritas di daerah. Selanjutnya dilakukan identifikasi industri potensial pengguna batubara yang menemukan beberapa industri di daerah maupun di luar negeri yang dapat memanfaatkan keberadaan sumberdaya batubara Kabupaten Aceh Barat. Dan terakhir agar keberadaan sumberdaya batubara dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk pembangunan wilayah maka dirumuskan strategi pengembangan batubara menggunakan analisis SWOT. Kata kunci : PDRB, pendapatan daerah, pengganda ekonomi, industri potensial, analisis SWOT Abstract West Aceh District had great potential coal resources. The existence of this resources is expected to play role in regional development at West Aceh District. Economic potential of coal resources will be assessed instead. Economic potential of coal resources could be divided into two potentials, namely direct economic potential anda indirect economic potential. From calculation that is done can be concluded that the coal resources in West Aceh District has great economic potential directly with great contribution to the economy and regional revenue. While calculation for indirect economic potential showed that multiplier effect of coal resources is quite good enough, though lower than the others economic sector in West Aceh District. Moreover backward linkage of coal mining sector is quite low yet forward linkage is high instead. Those study result showed that coal mining sector could be priority sector in the region. Afterward identification potential industry done which found few industry in the region even abroadthat can utilize West Aceh District coal resources. And lastly SWOT analysis is used to formulate strategy of coal development in West Aceh District in order to make coal recources existence could be optimally utilized for regional development. Keywords : Gross Regional Domestic Product, regional revenue, multiplier effect, linkage effect, potential industry, SWOT Analysis 1) Program Studi Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Telp: +62-22- 2502239, Fax: +62-22-2504209, Email: [email protected] I. PENDAHULUAN Kabupaten Aceh Barat mempunyai potensi batubara yang cukup besar. Berdasarkan data yang diperoleh Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi batubara sebesar 1,7 milyar ton dengan sumberdaya batubara yang telah diketahui 600 juta ton dan total cadangan sebesar 400 juta ton (Sumber : Dinas Pertambangan Kabupaten Aceh Barat). Batubara di Kabupaten Aceh Barat berperingkat rendah dengan keterdapatan tersebar di Kecamatan Meurebo, Woyla Indusk, Woyla Barat, Woyla Timur, Kaway XVI, Samatiga dan Pante Ceuremen. Sesuai UU No. 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus Provinsi NAD, UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah, UU No. 11 Tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh, dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai otonom, daerah dalam hal ini kabupaten dapat merencanakan program pembangunan yang sesuai kondisi daerahnya sehingga seluruh potensi yang ada di daerah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Saat ini terdapat dua perusahaan pertambangan yang telah memegang IUP operasi produksi di Kabupaten Aceh Barat yaitu PT. Agrabudi Jasa Bersama dan PT. Mifa Bersaudara Berdasarkan rencana produksi kedua perusahaan tersebut, penambangan batubara akan mulai berproduksi secara signifikan mulai tahun 2012 dan berakhir pada tahun 2031.Dengan keberadaan aktivitas pertambangan batubara, potensi batubara diharapkan dapat menjadi berperan dalam mendukung pembangunan wilayah di Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk: (1) mengetahui seberapa besar potensi

Upload: donnyps

Post on 05-Sep-2015

232 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ada

TRANSCRIPT

  • JTM Vol. XIX No.1/2012

    35

    KAJIAN POTENSI EKONOMI DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA BATUBARA DALAM UPAYA MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN ACEH BARAT

    Aryo Prawoto Wibowo1, Muhammad Rio Revando1

    Sari Kabupaten Aceh Barat mempunyai potensi sumberdaya batubara yang cukup besar. Keberadaan sumberdaya ini diharapkan dapat berperan dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Aceh Barat. Berkenaan dengan hal tersebut maka akan dikaji potensi ekonomi dari sumberdaya batubara yang dibagi menjadi dua potensi, yaitu potensi ekonomi langsung dan potensi ekonomi tidak langsung. Dari perhitungan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa potensi ekonomi langsung sumberdaya batubara cukup besar dengan kontribusinya yang besar terhadap perekonomian dan pendapatan daerah. Sedangkan potensi ekonomi tidak langsung sumberdaya batubara yakni pengganda ekonomi cukup baik walaupun nilainya masih lebih rendah dibandingkan sektor-sektor ekonomi lain di Kabupapaten Aceh Barat. Selain itu juga diperoleh keterkaitan hulu sektor pertambangan batubara masih cukup rendah dan sebaliknya keterkaitan hilirnya sangat tinggi. Hasil kajian tersebut menunjukan sektor pertambangan batubara berpotensi menjadi sektor prioritas di daerah. Selanjutnya dilakukan identifikasi industri potensial pengguna batubara yang menemukan beberapa industri di daerah maupun di luar negeri yang dapat memanfaatkan keberadaan sumberdaya batubara Kabupaten Aceh Barat. Dan terakhir agar keberadaan sumberdaya batubara dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk pembangunan wilayah maka dirumuskan strategi pengembangan batubara menggunakan analisis SWOT. Kata kunci : PDRB, pendapatan daerah, pengganda ekonomi, industri potensial, analisis SWOT Abstract West Aceh District had great potential coal resources. The existence of this resources is expected to play role in regional development at West Aceh District. Economic potential of coal resources will be assessed instead. Economic potential of coal resources could be divided into two potentials, namely direct economic potential anda indirect economic potential. From calculation that is done can be concluded that the coal resources in West Aceh District has great economic potential directly with great contribution to the economy and regional revenue. While calculation for indirect economic potential showed that multiplier effect of coal resources is quite good enough, though lower than the others economic sector in West Aceh District. Moreover backward linkage of coal mining sector is quite low yet forward linkage is high instead. Those study result showed that coal mining sector could be priority sector in the region. Afterward identification potential industry done which found few industry in the region even abroadthat can utilize West Aceh District coal resources. And lastly SWOT analysis is used to formulate strategy of coal development in West Aceh District in order to make coal recources existence could be optimally utilized for regional development. Keywords : Gross Regional Domestic Product, regional revenue, multiplier effect, linkage effect, potential industry, SWOT Analysis 1) Program Studi Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Telp: +62-22-2502239, Fax: +62-22-2504209, Email: [email protected]

    I. PENDAHULUAN Kabupaten Aceh Barat mempunyai potensi batubara yang cukup besar. Berdasarkan data yang diperoleh Kabupaten Aceh Barat memiliki potensi batubara sebesar 1,7 milyar ton dengan sumberdaya batubara yang telah diketahui 600 juta ton dan total cadangan sebesar 400 juta ton (Sumber : Dinas Pertambangan Kabupaten Aceh Barat). Batubara di Kabupaten Aceh Barat berperingkat rendah dengan keterdapatan tersebar di Kecamatan Meurebo, Woyla Indusk, Woyla Barat, Woyla Timur, Kaway XVI, Samatiga dan Pante Ceuremen. Sesuai UU No. 18 Tahun 2001 tentang otonomi khusus Provinsi NAD, UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah, UU No. 11 Tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh, dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai otonom, daerah dalam hal ini

    kabupaten dapat merencanakan program pembangunan yang sesuai kondisi daerahnya sehingga seluruh potensi yang ada di daerah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan masyarakat. Saat ini terdapat dua perusahaan pertambangan yang telah memegang IUP operasi produksi di Kabupaten Aceh Barat yaitu PT. Agrabudi Jasa Bersama dan PT. Mifa Bersaudara Berdasarkan rencana produksi kedua perusahaan tersebut, penambangan batubara akan mulai berproduksi secara signifikan mulai tahun 2012 dan berakhir pada tahun 2031.Dengan keberadaan aktivitas pertambangan batubara, potensi batubara diharapkan dapat menjadi berperan dalam mendukung pembangunan wilayah di Kabupaten Aceh Barat. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk: (1) mengetahui seberapa besar potensi

  • Aryo Prawoto Wibowo, Muhammad Rio Revando

    36

    ekonomi dari sumberdaya batubara berkontribusi terhadap pembangunan wilayah di Kabupaten Aceh Barat, (2) mengetahui industri apa saja yang dapat memanfaatkan keberadaan sumberdaya batubara di Kabupaten Aceh Barat, dan (3) merumuskan strategi kebijakan pengembangan sumberdaya batubara daerah agar keberadaannya dapat bermanfaat secara optimal mendorong pembangunan perekonomian di Kabupaten Aceh Barat. II. TEORI DASAR Potensi ekonomi dari sumberdaya batubara terbagi menjadi dua potensi, yaitu potensi ekonomi langsung dan potensi ekonomi tidak langsung. Potensi ekonomi langsung yang dimiliki sumberdaya batubara adalah kontribusi yang dapat diberikan terhadap perekonomian dan pendapatan daerah. Sedangkan potensi ekonomi tidak langsungnya adalah pengganda ekonomi yang ditimbulkan dan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lain dari pengusahaan batubara di daerah. Besarnya potensi kontribusi sumberdaya batubara terhadap perekonomian daerah dapat diketahui melalui seberapa besar perannya dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah. PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan unit-unit produksi di suatu wilayah dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan besarnya potensi kontribusi sumberdaya batubara terhadap pendapatan daerah dapat diketahui melalui seberapa besar perannya sebagai sumber pendapatan daerah. Pendapatan daerah terkait dengan keberadaan sumberdaya batubara di daerah terdapat di Dana Bagi Hasil Non Pajak (Dana Bagi Hasil Sumberdaya Alam) yang berada pada pos Dana Perimbangan. Dana ini merupakan dana terkait pemanfaatan sumberdaya kehutanan, pertambangan umum, perikanan, minyak bumi, gas alam, dan panas bumi. Dampak pengganda ekonomi dapat diketahui melalui analisis pengganda output, pengganda investasi, pengganda pendapatan, pengganda tenaga kerja, pengganda nilai tambah, dan pengganda surplus. Sedangkan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya dapat diketahui melalui analisis keterkaitan hulu dan keterkaitan hilir. Keterkaitan hulu adalah ukuran untuk melihat keterkaitan ke belakang suatu sektor dengan sektor-sektor ekonomi lainnya di suatu daerah. Sedangkan keterkaitan hulu adalah ukuran melihat keterkaitan ke depan suatu sektor dengan sektor-sektor ekonomi lainnya.

    Untuk mengetahui potensi ekonomi tidak langsung digunakan pendekatan Model Input-Output. Model Input-Output merupakan model ekonomi yang menggambarkan struktur ekonomi dan keterkaitan antar sektor-sektor ekonomi di suatu daerah dengan didasarkan penggunaan Tabel Input-Output. Tabel Input-Output sendiri merupakan suatu sistem informasi statistik dalam bentuk matriks baris dan kolom yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi dalam kurun waktu tertentu. III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menganalisis seberapa besar potensi

    ekonomi langsung dari sumberdaya batubara dapat berperan terhadap perekonomian dan pendapatan daerah.

    2. Menganalisis seberapa besar dampak pengganda ekonomi dari pengusahaan batubara.

    3. Menganalisis keterkaitan hulu dan keterkaitan hilir sektor pertambangan batubara.

    4. Mengidentifikasi industri potensial pengguna batubara untuk mengetahui potensi pengembangan batubara saat ini.

    5. Melakukan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengembangan batubara saat ini agar keberadaan batubara dapat meningkatkan pembangunan wilayah di Kabupaten Aceh Barat.

    IV. PEMBAHASAN 4.1 Potensi kontribusi batubara terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Barat Perhitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor pertambangan batubara di Kabupaten Aceh Barat menggunakan pendekatan produksi. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari pengurangan nilai output yang dihasilkan dengan biaya antara. Nilai output diperoleh dari perkalian antara jumlah produksi batubara yang dihasilkan dengan harga jual batubara produsen. Jumlah produksi batubara diperoleh dari rencana produksi PT. Agrabudi Jasa Bersama dan PT. Mifa Bersaudara. Sedangkan harga jual batubara sesuai karakteristik kualitas batubara Kabupaten Aceh Barat. dan untuk biaya antara diperoleh dari biaya produksi PT. Agrabudi Jasa Bersama. Perhitungan dilakukan selama periode 2012-2031. Agar hasil yang diperoleh sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini, maka besaran NTB sektor pertambangan batubara dinilai berdasarkan tahun dasar 2009. Dari perhitungan yang dilakukan, NTB sektor pertambangan batubara tahun 2012 adalah sebesar Rp. 95,91 milyar atau setara dengan nilai

  • Kajian Potensi Ekonomi dan Pengembangan Sumberdaya Batubara dalam Upaya Mendukung Pembangunan Daerah di Kabupaten Aceh Barat

    37

    sekarang (tahun 2009) sebesar Rp. 77,98 milyar. Nilai NTB sektor pertambangan batubara terus mengalami peningkatan sampai tahun 2025 menjadi Rp. 4,02 triliun. Tahun 2026, NTB sektor pertambangan batubara mulai mengalami penurunan seiring dengan menurunnya jumlah produksi batubara. Nilai tambah bruto sektor pertambangan batubara terus menurun sampai tahun 2031 menjadi Rp. 1,86 triliun. Total NTB sektor pertambangan batubara selama umur penambangan adalah sebesar Rp. 52,52 triliun atau setara dengan nilai sekarang sebesar Rp. 21,55 triliun. Besaran NTB Sektor pertambangan batubara Kabupaten Aceh Barat tahun 2012-2031 dapat dilihat pada Gambar 1.

    NTB sektor pertambangan batubara yang diperoleh dari perhitungan diatas merupakan besaran potensi kontribusi yang dapat diberikan sektor pertambangan batubara terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Barat. Dengan nilai tersebut, besaran kontribusi sektor pertambangan batubara terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Barat berdasarkan nilai sekarang (tahun 2009) berkisar 2,13-24,91 persen. Hal ini mengindikasikan sektor pertambangan batubara berpotensi menjadi sektor andalan Kabupaten Aceh Barat dengan besarnya kontribusi yang dapat diberikan kepada perekonomian daerah Besaran kontribusi sektor pertambangan batubara terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Barat tahun 2012-2031 dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 1. Besaran NTB sektor pertambangan batubara Kabupaten Aceh Barat tahun 2012-2031

    Gambar 2. Kontribusi sektor pertambangan batubara terhadap perekonomian

    Kabupaten Aceh Barat tahun 2012-2031

    4.2 Potensi kontribusi batubara terhadap pendapatan daerah Perhitungan pendapatan daerah dari sektor pertambangan batubara dibatasi pada perhitungan

    iuran tetap dan iuran produksi. Perhitungan iuran produksi didasarkan jumlah produksi batubara yang dihasilkan. Perhitungan dilakukan selama periode 2012-2031. Agar hasil yang diperoleh

  • Aryo Prawoto Wibowo, Muhammad Rio Revando

    38

    sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini, maka besaran NTB sektor pertambangan batubara dinilai berdasarkan tahun dasar 2009. Dari perhitungan yang dilakukan, pendapatan daerah dari sektor pertambangan batubara tahun 2012 adalah sebesar Rp. 2,199 milyar atau setara dengan nilai sekarang (tahun 2009) sebesar Rp. 1,723 milyar. Total pendapatan daerah dari sektor pertambangan batubara selama umur penambangan adalah sebesar Rp. 1,079 triliun atau setara dengan nilai sekarang sebesar Rp. 441,783 milyar. Gambaran besaran pendapatan Kabupaten Aceh Barat dari sektor pertambangan batubara tahun 2012-2031 dapat dilihat pada Gambar 3.

    Dengan nilai tersebut, besaran kontribusi sektor pertambangan batubara terhadap Dana Bagi Hasil Kabupaten Aceh Barat berdasarkan nilai sekarang (tahun 2009) berkisar 10-99,25 persen, Dana Perimbangan berkisar 0,51-17,36 persen, dan pendapatan daerah berkisar 0,43-9,06 persen. Hal ini mengindikasikan sektor pertambangan batubara berpotensi menjadi sektor andalan daerah dalam memperoleh pendapatan yang digunakan untuk membiayai pembangunan di Kabupaten Aceh Barat.Gambaran besaran kontribusi sektor pertambangan batubara terhadap pendapatan Kabupaten Aceh Barat tahun 2012-2031 dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 3. Pendapatan Kabupaten Aceh Barat dari sektor pertambangan batubara tahun 2012-2031

    Gambar 4. Kontribusi sektor pertambangan batubara terhadap pendapatan

    Kabupaten Aceh Barat tahun 2012-2031

    4.3 Pengganda ekonomi sektor pertambangan batubara Kegiatan pertambangan batubara berpotensi memberikan pengganda ekonomi (multiplier effect) bagi perekonomian Kabupaten Aceh

    Barat. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, sektor pertambangan batubara memberikan nilai pengganda output sebesar 1,111. Angka ini mengandung pengertian bahwa setiap kenaikan permintaan akhir sebesar Rp. 1

  • Kajian Potensi Ekonomi dan Pengembangan Sumberdaya Batubara dalam Upaya Mendukung Pembangunan Daerah di Kabupaten Aceh Barat

    39

    juta sektor pertambangan batubara akan meningkatkan output perekonomian Kabupaten Aceh Barat sebesar Rp. 1,111 juta. Pengganda output sektor pertambangan batubara merupakan yang paling rendah diantara sektor-sektor lain di Kabupaten Aceh Barat. Penambahan output akibat permintaan akhir batubara yang meningkat akan berdampak pada penambahan investasi di sektor pertambangan batubara sehingga pendapatan daerah Kabupaten Aceh Barat juga akan meningkat. Kegiatan pertambangan batubara memberikan nilai pengganda investasi sebesar 1,115. Angka ini mengandung pengertian bahwa setiap kenaikan investasi sebesar Rp. 1 juta akan meningkatkan pendapatan terhadap PDRB menjadi sebesar Rp. 1,115 juta. Pengganda investasi sektor pertambangan batubara merupakan yang paling rendah diantara sektor-sektor lain di Kabupaten Aceh Barat. Kemudian, dengan adanya peningkatan investasi di sektor pertambangan batubara maka akan menaikan pendapatan para pekerja dan menciptakan kesempatan kerja yang baru. Sektor pertambangan batubara memberikan nilai pengganda pendapatan sebesar 1,139. Angka ini mengandung pengertian bahwa setiap kenaikan pendapatan sebesar Rp. 1 juta akan menghasilkan output (Y) sebesar Rp. 1,139 juta. Pengganda pendapatan sektor pertambangan batubara merupakan yang paling rendah diantara sektor-sektor lain di Kabupaten Aceh Barat setelah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Untuk pengganda tenaga kerja, sektor pertambangan batubara memberikan nilai pengganda tenaga kerja sebesar 1,117. Angka ini mengandung pengertian bahwa setiap kenaikan permintaan akhir (konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor) sebesar Rp. 1 juta pada sektor pertambangan batubara dapat menciptakan kesempatan kerja baru senilai Rp. 1,117 juta. Pengganda tenaga kerja sektor pertambangan batubara merupakan yang paling rendah diantara sektor-sektor lain di Kabupaten Aceh Barat setelah sektor jasa-jasa. Sedangkan untuk pengganda nilai tambah, sektor pertambangan batubara memberikan angka sebesar 1,110. Angka ini mengandung pengertian setiap kenaikan permintaan akhir sektor pertambangan batubara sebesar Rp. 1 juta akan meningkatkan nilai tambah sebesar Rp. 1,110 juta pada perekonomian. Pengganda nilai tambah sektor pertambangan batubara merupakan yang paling rendah diantara sektor-sektor lain di Kabupaten Aceh Barat.

    4.4 Sektor Pertambangan Batubara Selain memberikan pengganda ekonomi (multiplier effect) bagi perekonomian Kabupaten Aceh Barat, kegiatan pertambangan batubara juga berpotensi mendorong tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya di Kabupaten Aceh Barat. Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa angka keterkaitan antar sektor ke hulu sektor pertambangan batubara di Kabupaten Aceh Barat sebesar 0,778. Angka keterkaitan hulu sektor pertambangan batubara merupakan yang paling rendah diantara sektor-sektor lain dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat. Angka ini menunjukan potensi sektor pertambangan batubara masih rendah dalam mendukung sektor-sektor hulunya. Sektor pertambangan batubara hanya menggunakan sebagian kecil dari total input nya dari sektor-sektor di dalam wilayah. Hal ini dapat terlihat dari struktur input sektor pertambangan batubara dimana komponen input antara hanya berkontribusi sebesar Rp. 10.057 juta atau 9,878 persen. Sektor yang berkontribusi terbesar terhadap input sektor pertambangan batubara adalah sektor pertambangan batubara itu sendiri dengan kontribusi sebesar Rp. 9.706 juta atau 9,533 persen. Sebagian besar input sektor pertambangan batubara diperoleh dari input primer. Kontribusi terbesar diberikan oleh surplus usaha dengan Rp. 77.246 juta atau 75, 872 persen. Hal ini mengindikasikan komponen terbesar input sektor pertambangan batubara diperoleh dari keuntungan perusahaan pertambangan batubara yang digunakan kembali sebagai input produksi. Selanjutnya komponen terbesar struktur input sektor pertambangan batubara diperoleh dari upah dan gaji dengan kontribusi sebesar Rp. 8.121 juta atau 7,977 persen, kemudian penyusutan sebesar Rp. 3.385 juta atau 3,325 persen, dan pajak tak langsung sebesar Rp. 2.904 juta atau 2,853 persen. Sedangkan dilihat dari angka keterkaitan hilirnya, sektor pertambangan batubara di Kabupaten Aceh Barat mempunyai nilai sebesar 1,699. Angka keterkaitan ke depan sektor pertambangan batubara merupakan yang paling tinggi diantara sektor-sektor lain di Kabupaten Aceh Barat. Angka ini menunjukan potensi sektor pertambangan batubara yang tinggi dalam mendukung sektor-sektor hilirnya. Output sektor pertambangan batubara digunakan sebagian besar oleh sektor-sektor di dalam wilayah. Hal ini terlihat dari struktur output sektor pertambangan batubara yang sebagian besar digunakan untuk memenuhi permintaan antara dengan kontribusi sebesar Rp. 90.967 juta atau 89,350 persen. Sebagian kecil lainnya digunakan untuk memenuhi permintaan akhir dimana sebagian

  • Aryo Prawoto Wibowo, Muhammad Rio Revando

    40

    besar dimanfaatkan untuk memenuhi ekspor dengan kontribusi sebesar Rp. 10,843 juta atau 10,650 persen. Sektor dalam wilayah yang paling banyak menggunakan output sektor pertambangan batubara adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar Rp. 61.155 juta atau 60,068 persen. Sektor lain yang memanfaatkan output sektor pertambangan batubara adalah

    sektor konstruksi dengan kontribusi sebesar Rp. 11.349 juta atau 11,147 persen, sektor pertambangan batubara sebesar Rp. 9.706 atau 9,533 persen, dan sektor listrik dan air sebesar Rp. 8.280 juta atau 8,133 persen. Sebagian lainnya digunakan oleh sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Rincian struktur input dan output sektor pertambangan batubara Kabupaten Aceh Barat tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 1 sampai 4.

    Tabel 1. Struktur input antara sektor pertambangan batubara Kabupaten Aceh Barat tahun 2006

    No Sektor Nilai Input (juta rupiah) Persentase

    (%) 1 Pertanian 1.08 0,00 2 Pertambangan Batubara 9705.52 9,53 3 Industri Pengolahan 57.83 0,06 4 Listrik dan Air 0.19 0,00 5 Konstruksi 109.90 0,11 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 34.69 0,03 7 Pengangkutan dan Telekomunikasi 60.90 0,06

    8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 41.82 0,04 9 Jasa-Jasa 44.72 0,04 Total Input 10.057 9,88

    Tabel 2. Struktur total input sektor pertambangan batubara Kabupaten Aceh Barat tahun 2006

    No Sektor Nilai Input (juta rupiah) Persentase

    (%) 1 Jumlah Input Antara 10.057 9,88 2 Import Input Antara 97 0,10 3 Upah dan Gaji 8.121 7,98 4 Surplus Usaha 77.246 75,87 5 Penyusutan 3.385 3,32 6 Pajak Tak Langsung 2.904 2,85 7 Subsidi 0 0,00 Total Input 101.810 100

    Tabel 3. Struktur permintaan antara sektor pertambangan batubara Kabupaten Aceh Barat tahun 2006

    No Sektor Nilai Output (juta rupiah) Persentase

    (%) 1 Pertanian 0 0,00 2 Pertambangan Batubara 9.706 9,53 3 Industri Pengolahan 61.155 60,07 4 Listrik dan Air 8.280 8,13 5 Konstruksi 11.349 11,15 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 4 0,00 7 Pengangkutan dan Telekomunikasi 0 0,00

    8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0 0,00

    9 Jasa-Jasa 473 0,46 Total Ouput 90.967 89,35

  • Kajian Potensi Ekonomi dan Pengembangan Sumberdaya Batubara dalam Upaya Mendukung Pembangunan Daerah di Kabupaten Aceh Barat

    41

    Tabel 4. Struktur total output sektor pertambangan batubara Kabupaten Aceh Barat tahun 2006

    No Sektor Nilai Input (juta rupiah) Persentase

    (%) 1 Jumlah Permintaan Antara 90.967 89,35

    2 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0 0,00

    3 Pengeliaran Konsumsi Pemerintah 0 0,00 4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 0 0,00 5 Perubahan Inventori 0 0,00 6 Jumlah Ekspor 10.843 10,65 Total Ouput 101.810 100

    4.6 Identifikasi Industri Potensial Pengguna Batubara Identifikasi industri potensial pengguna batubara didasarkan karakteristik yang dimiliki batubara Kabupaten Aceh Barat. Hasil analisis laboratorium terhadap sampel batubara kedua perusahaan menunjukkan karakteristik batubara berperingkat rendah dengan nilai kalori berkisar antara 3.200-3.703 kkal/kg (gar) atau jika dikonversi menjadi 4.799-5.415 kkal/kg (adb), tingkat ketergerusan relatif rendah dengan nilai HGI berkisar 36-44, kandungan air relatif tinggi berkisar 39,12-48 persen (ar), kandungan abu relatif rendah berkisar 3,5-4,45 persen (adb), kandungan zat terbang relatif tinggi berkisar 41,11-41,15 persen (adb), dan kandungan sulfur relatif rendah berkisar 0,21 persen (adb). Berdasarkan karakteristik batubara tersebut diperoleh beberapa industri di daerah yang berpotensi menggunakan batubara Kabupaten Aceh Barat. Industri tersebut antara lain PLTU mulut tambang PT. Energi Alam Raya, PLTU Nagan Raya PT. PLN, pabrik pengolahan karet PT. Trang Lingga Indonesia, pabrik pengolahan kelapa sawit, pabrik semen dan PLTU PT. Semen Andalas Indonesia, pabrik pulp PT. Kertas Kraft Aceh, pabrik pupuk PT. Pupuk Iskandar Muda, PLTGB Sabang PT. PLN, pabrik briket, dan pabrik Upgrading Brown Coal atau Binderless Coal Briquetting. Selain itu juga terdapat potensi ekspor ke luar negeri seperti ke Malaysia dan India. 4.7 Analisis SWOT Perumusan strategi pengembangan batubara Kabupaten Aceh Barat dilakukan dengan menggunakan metode analisis SWOT. Komponen-komponen SWOT terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Pada prinsipnya identifikasi komponen-komponen SWOT dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal terkait permasalahan yang akan dirumuskan. Berdasarkan identifikasi faktor-faktor pada lingkungan internal dan eksternal diperoleh sejumlah komponen yang mendorong, dan menghambat pemerintah daerah kabupaten dalam

    mengembangkan batubara di Kabupaten Aceh Barat. Interaksi komponen-komponen kekuatan dengan peluang akan menghasilkan strategi S-O. Strategi S-O mengidentifikasi kekuatan apa saja yang dimiliki pemerintah daerah kabupaten untuk memanfaatkan semua peluang yang ada terkait pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat. Strategi S-O untuk pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat antara lain mendorong peningkatan investasi pertambangan batubara, mendorong peningkatan kegiatan pertambangan batubara, pemanfaatan batubara daerah untuk pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri, dan ekspor batubara ke luar daerah. Interaksi komponen-komponen kekuatan dengan ancaman akan menghasilkan strategi S-T. Strategi S-T mengidentifikasi kekuatan apa saja yang dimiliki pemerintah daerah kabupaten untuk menanggulangi semua ancaman yang ada terkait pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat. Strategi S-T untuk pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat antara lain pemberian sanksi kepada perusahaan pertambangan batubara yang melakukan praktek tidak sesuai kaidah pertambangan yang baik dan benar, peningkatan kualitas SDM perusahaan pertambangan batubara, sosialisasi kegiatan pertambangan batubara, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat, meningkatkan kordinasi antar sektoral, dan menjamin penanaman modal. Interaksi komponen-komponen kelemahan dengan peluang akan menghasilkan strategi W-O. Strategi W-O mengidentifikasi kelemahan apa saja yang perlu diperbaiki pemerintah daerah kabupaten untuk dapat memanfaatkan semua peluang yang ada terkait pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat. Strategi W-O untuk pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat antara lain perbaikan infrastruktur daerah, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Dinas

  • Aryo Prawoto Wibowo, Muhammad Rio Revando

    42

    Pertambangan daerah, restrukturisasi Dinas Pertambangan daerah, dan perbaikan pengelolaan data dan sistem informasi batubara daerah. Interaksi komponen-komponen kelemahan dengan ancaman akan menghasilkan strategi W-T. Strategi W-T mengidentifikasi kelemahan apa saja yang perlu diperbaiki pemerintah daerah kabupaten untuk menghindari semua ancaman yang mungkin terjadi terkait pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat. Strategi W-T untuk pengembangan batubara di Kabupaten Aceh Barat antara lain peningkatan nilai tambah batubara. VI. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Potensi ekonomi langsung dari sumberdaya

    batubara cukup besar dilihat dari besarnya kontribusi yang dapat diberikan terhadap perekonomian dan pendapatan daerah.

    2. Potensi ekonomi tidak langsung dari sumberdaya batubara cukup baik dilihat dari nilai pengganda ekonominya yang lebih dari satu. Selain itu sektor pertambangan batubara mempunyai keterkaitan hilir yang paling tinggi diantara sektor-sektor lain walaupun keterkaitan hulunya juga diketahui rendah.

    3. Dari identifikasi industri potensial yang dilakukan terdapat beberapa industri di daerah yang berpotensi memanfaatkan keberadaan sumberdaya batubara Kabupaten Aceh Barat. Selain itu potensi ekspor juga terbuka yaitu ke Malaysia dan India.

    4. Rumusan strategi pengembangan batubara daerah melalui analisis SWOT antara lain peningkatan nilai tambah batubara dan perbaikan infrastruktur daerah.

    DAFTAR PUSTAKA 1. Soelistijo U.W., 2008. Pembangunan

    Regional Berkelanjutan, Bahan Kuliah, Program Magister Rekayasa Pertambangan, Bidang Khusus Ekonomi Mineral, Institut Teknologi Bandung.

    2. Vilujeng J.N., 2008. Kajian Kesesuaian Teknologi Pemanfaatan Terhadap Keterdapatan Batubara Peringkat Rendah di Indonesia, Tesis, Program Studi Rekayasa Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.

    3. Saefudin A., 2010. Potensi Ekonomi Sektor Pertambangan Batubara dan Perannya Terhadap Pengembangan Sektor Prioritas Dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Tesis, Program Studi Rekayasa Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.