batik.docx

13
PENGEMBANGAN BIMBINGAN KETERAMPILAN BATIK DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA YOGYAKARTA (PSKW YOGYAKARTA) Disusun oleh : Drs. Rahmad Joko Widodo NIP. 19630109 199403 1 005

Upload: ruli-insani-a

Post on 25-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: batik.docx

PENGEMBANGAN BIMBINGAN KETERAMPILAN BATIK

DI PANTI SOSIAL KARYA WANITA YOGYAKARTA

(PSKW YOGYAKARTA)

Disusun oleh :

Drs. Rahmad Joko Widodo

NIP. 19630109 199403 1 005

PANTI SOSIAL KARYA WANITA YOGYAKARTA

DINAS SOSIAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TAHUN 2015

Page 2: batik.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas berkat dan

Rahmat-Nya sehingga Laporan Pengembangan Keterampilan Batik di Panti Sosial

Karya Wanita Yogyakarta (PSKW Yogyakarta) ini dapat disusun.

Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk tugas pekerja sosial dalam

melaksanakan Rencana Kegiatan Tahunan Pekerja Sosial (RKTPS) di tingkat

madya dalam melaksanakan uji coba model pelayanan kesejahteraan sosial, agar

program dan kegiatannya dapat terlaksana secara terencana, terkendali, maksimal

dan bertanggungjawab.

Laporan pengembangan model ini dirancang atau direncanakan sesuai

jenjang dan jabatan fungsional Pekerja Sosial Madya, agar dapat dijadikan inovasi

perkembangan atau perubahan sistem pelayanan kesejahteraan sosial di PSKW

Yogyakarta dan dapat digunakan sebagai bahan usulan rencana anggaran kegiatan

ke depan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Rujito, SH.MH selaku Kepala PSKW Yogyakarta

2. Bapak Suryono M.Si Kasubag TU di PSKW Yogyakarta

3. Bapak Suyono, S.Sos Kepala seksi PRS di PSKW Yogyakarta

4. Rekan-rekan JFPS di PSKW Yogyakarta

5. Rekan-rekan pegawai di PSKW Yogyakarta

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

kekurangan. Kritik dan saran penulis harapkan demi keberhasilan pelaksanaan

kegiatan. Semoga dapat bermanfaat.

Yogyakarta, Maret 2015

Drs. Rahmad Joko WidodoNIP . 19630109 199403 1 005

Page 3: batik.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, peran perempuan dalam bidang

publik semakin komplek, dan peranan istri mengalami perkembangan, tidak

hanya mengurus dapur, mengasuh anak, melayani suami, tetapi juga bekerja di

ranah publik untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Bahkan

sekarang banyak perempuan yang dapat hidup mandiri tanpa bergantung pada

suami ataupun mantan suaminya.

Dari aspek potensi, perempuan merupakan aset pembangunan yang

potensial dan produktif, apabila perempuan yang jumlahnya lebih dari separuh

jumlah penduduk Indonesia itu dapat diberdayakan. Perempuan dapat menjadi

pelaku perubahan (agent of change) yang penting menuju terwujudnya

kesejahteraan dan keadilan jender.1

Peremupan yang memperoleh kesempatan dapat mengembangkan

potensinya dan dapat hidup mandiri, tetapi tidak semua perempuan

memperoleh kesempatan tersebut dikarenakan beberapa alasan. Salah satu

alasannya adalah dikarenakan perempuan tersebut tergolong PMKS Wanita

Rawan Sosial Ekonomi (WRSE). Para perempuan yang tergolong ke dalam

WRSE harus diberikan pelayanan sosial untuk mengembalikan fungsi

sosialnya. Salah satu cara adalah dengan masuk ke Panti Sosial Karya Wanita

(PSKW) untuk menjalani proses rehabilitasi.

PSKW Yogyakarta memberikan program-program pemberdayaan

kepada para perempuan warga binaannya. Program pemberdayaan yang

diberikan juga tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan warga binaan dan

juga peluang usaha ke dapan. Salah satu program pemberdayaan PSKW

Yogyakarta adalah pelatihan keterampilan batik. Menjadi pengrajin batik dapat

menjadi sebuah pekerjaan dan peluang usaha bagi para warga binaan PSKW

1 Nahiyah Jaidi Faraz, Modul Manajemen Keluarga dalam Rangka Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan (Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan RI, 2002), hlm. 1.

Page 4: batik.docx

Yogyakarta mengingat Yogyakarta yang merupakan salah satu kota di

Indonesia yang memiliki ikon batik.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari program pelatihan keterampilan batik di PSKW

Yogyakarta adalah agar para warga binaan PSKW Yogyakarta memiliki

keterampilan membuat batik dan dapat mengembangkannya sebagai bekal

keahlian dalam rangka mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup

dirinya dan keluarganya setelah mereka selesai menajalani masa rehabilitasi di

PSKW Yogyakarta

3. Kerangka Pemikiran

Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) adalah panti sosial yang

mempunyai tugas memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi para

wanita tuna susila agar mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan

bermasyarakat. (Kepmensos no.50/HUK/2004).2 Wanita tuna susila yang juga

merupakan Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) adalah seorang wanita

yang karena faktor kemiskinannya, keterbelakangan dan kebodohannya

mengalami gangguan fungsional dalam kehidupan sosial dan atau

ekonominya sehingga yang bersangkutan mengalami kesulitan untuk

menjalankan peranan sosialnya. (Pedoman Umum Pemberdayaan Keluarga,

tahun 2005).3

Peran PSKW Yogyakarta untuk menjadikan para perempuan yang

menjadi warga binaannya mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan

masyarakat harus ditunjang dengan pengembangan model pelayanan panti.

Salah satu pengembangan model pelayanan kesejahteraan sosial yang

dilaksanakan oleh PSKW Yogyakarta adalah program pelatihan keterampilan

batik. Batik adalah kain atau busana khas Indonesia dengan teknik pewarnaan

kain dengan menggunakan malam, termasuk penggunaan motif-motif tertentu

2 Kementrian Sosial RI, Glosarium Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2008), hlm. 100.

3 Ibid., hlm. 178.

Page 5: batik.docx

yang memiliki kekhasan.4 Pelatihan keterampilan batik ini dapat menjadi

peluang untuk para warga binaan PSKW Yogyakarta untuk memperoleh

keterampilan membuat batik serta nantinya mereka dapat meningkatkan dan

mengembangkan keterampilannya tersebut. Hal ini merupakan sebuah peluang

usaha mengingat Yogyakarta adalah salah satu kota pariwisata yang memiliki

ikon batik, di mana banyak produsen-produsen yang mengembangkan usaha

batik khas Yogyakarta.

4. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam laporan ini dapat dijelasakan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, maksud dan tujuan,

kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.

BAB II Keadaan dan Permasalahan Lembaga, yang meliputi kelembagaan,

sasaran pelayanan, program pelayanan, sumber daya manusia, fasilitas serta

pembiayaan.

BAB III Proses Pelayanan, yang meliputi penanganan masalah yang

seharusnya dilakukan, penanganan masalah yang telah dilakukan, dan

penanganan masalah yang direncanakan.

BAB IV Pentutup, yang meliputi kesimpulan dan rekomendasi

4 Kebudayaan Indonesia, “Batik”, di http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/825/batik (Dikases tanggal 25 Februari 2015 pukul 11.42).

Page 6: batik.docx

BAB II

KEADAAN PANT SOSIAL KARYA WANITA

Page 7: batik.docx

BAB IV

PENUTUP

Perbaikan dan pengembangan model pelayanan kesejahteraan sosial di

panti sosial merupakan kewajiban setiap panti sosial sebagai UPTD Dinas Sosial

yang berhak diperoleh setiap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang

menjadi warga binaan di panti sosial tersebut. Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial yang selanjutnya disebut PMKS adalah perorangan, keluarga atau

komunitas yang mengalami disfungsi secara fisik, psikologis, ekonomi, sosial,

atau budaya sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

Adapun salah satu dari jenis-jenis PMKS adalah Wanita Rawan Sosial Ekonomi

yang tentunya memerlukan pelayanan dan rehabilitasi sosial agar keberfungsian

sosialnya kembali pulih.

Pengembangan model pelayanan di PSKW Yogyakarta merupakan

langkah untuk memberikan pelayanan kepada para warga binaannya supaya lebih

baik dan lebih maksimal. Pengadaan program keterampilan batik untuk para

Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang merupakan warga binaan PSKW Yogyakarta

merupakan salah satu langkah untuk memberikan keterampilan baru yang

harapannya akan sangat berguna bagi para warga binaan itu sendiri, sehingga

nantinya para warga binaan dapat mengembangkan keterampilan tersebut dan

dapat lebih mandiri serta dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Demikian laporan ini disampaikan untuk menjadi bahan seperlunya.

Yogyakarta, Maret 2015

Drs. Rahmad Joko Widodo

NIP . 19630109 199403 1 005

Page 8: batik.docx