batik pring desa sidomukti - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di...

102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i BATIK PRING DESA SIDOMUKTI (Studi Nilai Budaya dan Perkembangan Kerajinan Batik di Kabupaten Magetan) SKRIPSI Oleh : ANITA DEWI SETYANINGRUM X4406006 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phamkhanh

Post on 22-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

BATIK PRING DESA SIDOMUKTI

(Studi Nilai Budaya dan Perkembangan Kerajinan Batik di Kabupaten Magetan)

SKRIPSI

Oleh :

ANITA DEWI SETYANINGRUM

X4406006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

BATIK PRING DESA SIDOMUKTI

(Studi Nilai Budaya dan Perkembangan Kerajinan Batik di Kabupaten Magetan)

Oleh:

ANITA DEWI SETYANINGRUM

X4406006

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji

skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 22 Desember 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hermanu Joebagyo, M. Pd Drs. Djono, M. Pd

NIP . 19560331 198603 1 001 NIP. 19631702 199003 1 005

Page 4: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Selasa

Tanggal : 11 Januari 2011

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Sri Wahyuni, M. Pd .......................

Sekretaris : Drs. Tri Yuniyanto, M. Hum .......................

Anggota I : Dr. Hermanu Joebagio, M. Pd .......................

Anggota II : Drs. Djono, M. Pd .......................

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19621126 198103 1 001

Page 5: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Anita Dewi Setyaningrum. BATIK PRING DESA SIDOMUKTI (Studi Nilai Budaya Dan Perkembangan Kerajinan Batik Di Kabupaten Magetan). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pandidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah mengenai : (1) Perkembangan Batik Pring Sidomukti di Kabupaten Magetan, (2) Usaha PEMDA Magetan untuk mempertahankan eksistensi batik Pring di Kabupaten Magetan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bersifat etnografi dengan strategi Kasus Terpancang Tunggal artinya sasaran yang akan diteliti dibatasi dan terpusat pada satu lokasi. Metode penelitian etnografi adalah usaha untuk mencari data dengan wawancara berkali-kali dengan beberapa informan kunci. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang merupakan proses siklus yang paling bergerak diantara ketiga komponen pokok yaitu reduksi atau seleksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Kerajinan batik di Desa Sidomukti telah lama berkembang di masyarakat. Sejak saat itu, batik mengalami pasang surut. Walaupun hanya terbatas pada beberapa orang, tetapi menjadi warisan turun temurun yang diturunkan kepada keturunannya masing-masing. Batik ini sempat menghilang selama beberapa dekade. Baru muncul kembali pada tahun 70-an tapi dengan motif yang berbeda yaitu motif bambu atau yang terkenal dengan sebutan motif Pring Sedapur. Motif ini terinspirasi dari keadaan desa tempat batik ini muncul di dukuh Papringan yang masih banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon bambu. Dari sinilah tercipta motif-motif batik Pring Sidomukti yang pada intinya adalah bambu yang dikolaborasi dengan motif-motif lain seperti garuda, cucak rowo, bunga-bunga, naga dan binatang-binatang serta tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di sekitar Gunung Lawu.sekarang sudah ada 21 motif. Batik yang beredar saat ini bukan hanya jarik (kain bawah) sebagai pasangan kebaya saja, tetapi berkat kreatifitas para desainer batik maka berkembang pesat mulai baju-baju (hem), t-shirt, rok, celana, sprei, taplak, sarung bantal guling bahkan pernak-pernik kecil sekalipun. (2) Pemerintah Kabupaten Magetan melakukan banyak hal untuk mempertahankan eksistensi batik di Kabupaten Magetan. Salah satunya dengan mengeluarkan peraturan untuk mewajibkan PNS dan jajaran Staf di Kabupaten untuk memakai batik Pring Sidomukti. Selain itu untuk mempertahankan eksistensi batik dan menjadikan Batik Pring sebagai batik khas Magetan dengan mendaftarkan di Lembaga Hak Paten. Pemerintah melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan memberikan pelatihan-pelatihan untuk regenerasi pembatik dan memberikan bantuan modal baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk mesin printing. Pemerintah Kabupaten Magetan juga membantu dalam hal promosi antara lain lewat media cetak seperti surat kabar dan majalah, lewat media elektronik seperti Blog, Facebook maupun Twitter, dan untuk promosi langsung dengan cara memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, misal ketika melakukan lawatan ke daerah lain dan juga memberikan oleh-oleh kepada tamu-tamu yang datang ke Kabupaten Magetan berupa batik pring. Kata Kunci : Batik, Batik Pring, Motif Batik, kebudayaan, dan Motif batik

Page 6: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Anita Dewi Setyaningrum. BATIK PRING OF THE VILLAGE OF SIDOMUKTI (A Study on Cultural Values and Development of Batik Craft in Magetan Regency). Skripsi, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, Januari 2011.

The objective of research was to answer the problems about: (1) the development of Batik Craft in Magetan Regency, (2) the attempts the Magetan Local Government takes to maintain the existence of Batik Pring in Magetan Regency.

This research employed a descriptive qualitative method that is ethnographic in nature using A Single Embedded Case strategy and the strategi of this research was meaning that the target to be studied is limited to and concentrated in a location. Ethnographic research method attempt to search the data with multiple interviews with some informants. The analysis technique used was an interactive analysis one constituting the cycle process encompassing three main components: data reduction or selection, display and conclusion drawing.

Considering the result of research: (1) Batik Craft in Sidomukti Village has developed for a long time within the society. Since then, batik faced fluctuation. Although limited to some people, it becomes the heritage from generation to generation passed down to their respective offspring. This batik ever disappeared for several decades. It reemerged only in 1970s but with different motive, bamboo motive or frequently called Pring Sedapur motive. This motive is inspired from the state of village where this batik emerged in Papringan hamlet on which so many bamboo trees still grow. From this, the motives of batik Pring Sidomukti are basically bamboo collaborated with other motives such as garuda, cucak rowo, flowers, dragon and animals as plants existing widely around Lawu Mountain. Now there are 21 motives. Batik circulating today is not only jarik (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’ creativity, many kinds of shirts, t-shirts, skirts, trousers, bed cover, tablecloth, pillow sheath and even small things develop. (2) The government of Magetan Regency has done many things to maintain the existence of Batik in Magetan Regency. One of them is to release a regulation requiring the Civil Servant and staffs of Regency office to wear batik. Batik that should be worn is the typical Magetan batik, batik pring of Sidomukti Village for Friday and free batik every Thursday. In addition, in order to maintain the existence of batik and to make Batik Pring as the typical Magetan batik, the government has registered it in Patent Institution. The government through industry and trade department gives training to batik crafters regeneration and gives capital grant in the form of both money and printing machine. The government of Magetan Regency also helps in the terms of promotion including via printed media such as news paper and magazine, electronic media such as Blog, Facebook and twitter, and direct promotion by wearing batik cloth in every official occasion, like during traveling to other area and also giving souvenir to the guests coming to Magetan Regency in the form of pring batik. Key words : Batik, Batik Pring, Motif of Batik, Cultur, and Promotion.

Page 7: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Kedalaman dan keindahan sebuah karya cipta tidak lepas dari kebersihan jiwa dan

pikiran manusia itu sendiri.

(Emha Ainun Nadjib)

Ajining diri ono ing lati, ajining rogo ono ing busono.

(Peribahasa Jawa)

Seseorang dengan tujuan yang jelas akan membuat kemajuan walaupun melewati

jalan yang sulit. Seseorang yang tanpa tujuan, tidak akan membuat kemajuan

walaupun ia berada di jalan yang mulus.

(Thomas Charlily)

Page 8: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

1. Bapak dan ibu tersayang yang telah

mengenalkan arti hidup , perjuangan,

ketabahan dan pantang menyerah dalam

mengejar impian.

2. Omku Jandel, adikku Fery, kakek, nenek dan

uyutku.

3. Dwi Sukarno, yang selalu sabar

menemaniku, memberikan dukungan

kepadaku dan membuatku semangat.

4. Lidya, Siska, Mbak Pipit, Lala dan Wisma

Amanah.

5. Sahabat dan teman Sejarah 06

6. Almamater Pendidikan Sejarah

Page 9: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayahnya, maka skripsi ini dapat diselesaikan.

Banyak hambatan yang penulis hadapi dalam penyelesaian penulisan

skripsi ini, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka skripsi

ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah menyetujui

atas permohonan Skripsi ini.

3. Ketua Program Pendidikan Sejarah yang telah memberikan pengarahan dan

ijin penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Hermanu Joebagio, M. Pd dan Drs. Djono, M. Pd selaku pembimbing I

dan Pembimbing II yang telah dengan perhatian dan sabar memberi

pengarahan sebelum dan selama penelitian maupun penulisan skripsi ini.

5. Staf dan karyawan Perpustakaan Prodi Sejarah, Perpustakaan FKIP,

Perpustakaan Universitas Sebelas Maret, Perpustakaan Daerah Surakarta,

Perpustakaan Daerah Magetan, Perpustakaan Monumen Pers, Perpustakaan

Ignasius dan Perpustakaan Rekso Pustoko Puri Mangkunegaran yang

membantu penulis dalam memperoleh sumber data.

6. Teman-teman di Program Studi sejarah yang banyak membantu tersusunnya

skripsi.

7. Bapak Tikno selaku Kepala Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan dan segenap aparat pemerintah desa yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang penulis perlukan.

8. Ibu Indrawati selaku Ketua Koperasi Mukti Rahayu yang banyak memberikan

bantuan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

Page 10: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Warga Desa Sidomukti khususnya para pengrajin batik yang telah bersedia

menjadi nara sumber bagi penulis, terimakasih banyak karena tanpa nara

sumber skripsi ini tidak akan pernah terseleseikan.

10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan saru persatu yang telah

memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Tuhan Yang Maha Esa. Amien.

Tiada kebenaran sempurna yang datangnya dari manusia. Oleh karena itu,

penulis menyadari sepenuhnya dengan kerendahan hati, skripsi ini masih jauh dari

sempurna, kritik dan saran merupakan jalan untuk mencari kesempurnaan.

Semoga hasil karya ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para

pembaca pada umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 11: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI halaman JUDUL ........................................................................................................... i PENGAJUAN ................................................................................................ ii PERSETUJUAN ........................................................................................... iii PENGESAHAN ........................................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................... v MOTTO ....................................................................................................... vii PERSEMBAHAN .......................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Perumusan Masalah ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ...................................................................... 8

1. Batik .................................................................................... 8 2. Industri Rakyat ................................................................... 18 3. Kebijakan Pemerintah .......................................................... 20

B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 29 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 31 1. Tempat Penelitian ............................................................ 31 2. Waktu Penelitian ............................................................. 31 B. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................. 31 1. Bentuk Penelitian .............................................................. 31 2. Strategi Penelitian .............................................................. 33 C. Sumber Data ....................................................................... 35 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 36 E. Teknik Sampling ..................................................................... 38 F. Validitas Data ......................................................................... 39 G. Teknik Analisa Data ............................................................... 41 H. Prosedur Penelitian ................................................................. 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Desa Sidomukti ..................................... 44

1. Deskripsi Geografis ........................................................... 44 2. Deskripsi Demografis ........................................................ 44

B. Masuk dan Berkembangnya Kerajinan Batik Pring di Desa Sidomukti Kabupaten Magetan ............................... ....... 47

1. Sejarah Batik Pring di Desa Sidomukti ........................... 47

Page 12: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. Periodisasi Perkembangan Kerajinan Batik di Desa Sidomukti.................................................................... ...... 53

3. Corak Batik Pring di Desa Sidomukti ........................ ....... 59 4. Proses Produksi dan Pemsaran Kerajinan Batik Pring di

Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur ..................................................................... 59

a. Permodalan ................................................................. 59 b. Tenaga Kerja .............................................................. 59 c. Alat-alat dan Bahan Produksi .................................... 60 d. Proses Produksi .......................................................... 65 e. Pemasaran Hasil Produksi .......................................... 68

C. Motif Batik Pring Sidomukti ................................................... 70 D. Usaha Pemerintah Daerah Magetan Untuk Mempertahankan

Eksistensi Batik Pring Di Kabupaten Magetan ....................... 78 BAB IV. KESIMPULAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 83 B. Implikasi ............................................................................ 85 1. Teoritis ........................................................................ 85 2. Praktis ........................................................................... 85 C. Saran ................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 89 LAMPIRAN ................................................................................................ 91

Page 13: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Istilah ....................................................................................... 91 2. Daftar Informan .................................................................................. 92 3. Daftar Hasil Wawancara ..................................................................... 94 4. Gambar Peta Kabupaten Magetan ...................................................... 106 5. Gambar Peta Hasil Industri di Kabupaten Magetan ........................... 107 6. Foto-foto ............................................................................................. 108 7. Surat Keputusan Dekan Fkip .............................................................. 114 8. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi .......................................... 115 9. Surat Permohonan ijin penelitian ........................................................ 116 10. Surat Keterangan Penelitian dari Kantor Kepala Desa Sidomukti ..... 117

Page 14: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Umur ………………..……………….… 45 2. Jumlah Penduduk Angkatan Kerja ………………………………………

46 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ………………………….

46

Page 15: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir …………………………………………………… 29 2. Skema Model Analisis Interaktif ……………………………………. 42 3. Skema Prosedur Penelitian ………………………………………….. 43 4. Motif Batik Grompol ………………………………………………... 54 5. Motif Batik Sidoluhur ……………………………………………….. 54 6. Motif Batik Parang …………………………………………………... 54 7. Motif Batik Terang Bulan …………………………………………… 54 8. Motif-motif Dasar Batik Pring Sidomukti …………………………... 70 9. Ornamen Jalak Lawu ……………………………………………….... 72 10. Ornamen Cucak Rowo ………………………………………………. 73 11. Ornamen Naga ……………………………………………………….. 74 12. Ornamen Pring Kukuh ……………………………………………….. 74 13. Motif Batik Pring Sedapur …………………………………………… 75 14. Motif Batik Pring Cucak Rowo ……………………………………… 76 15. Motif Batik Pring Tunggal ………………………………………….... 76 16. Motif Batik Pring Jalak Lawu ……………………………………….. 77 17. Motif Batik Pring Gunung …………………………………………… 77 18. Kantor Lurah Desa Sidomukti ……………………………………….. 108 19. Balai Desa Sidomukti ………………………………………………... 108 20. Kenceng ……………………………………………………………… 109 21. Papan …………………………………………………………………. 109 22. Meja Gambar dan Mesin Printing …………………………………… 110 23. Gawangan ……………………………………………………………. 110 24. Bak Pewarnaan ………………………………………………………. 111 25. Drum Tempat Malam ………………………………………………… 111 26. Bak Pencucian ………………………………………………………… 112 27. Pewarna Batik ………………………………………………………… 112 28. Makam Ronggo Galeh ………………………………………………... 113

Page 16: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman

budaya yang dihasilkan oleh berbagai kelompok masyarakat. Budaya tersebut

menunjukan identitas dari suatu kelompok sebagai penunjang identitas nasional,

namun letak geografis yang terpisah dan tersebar luas serta sifat terbuka bangsa

Indonesia memungkinkan adanya pengaruh dari kebudayaan Negara lain yang

akan menimbulkan pergeseran atau perubahan tata kehidupan bagi masyarakat.

Keanekaragam warisan budaya sangatlah teramat penting untuk kita lestarikan

keberadaannya. Budaya tersebut menunjukan identitas dari suatu kelompok yang

akhirnya diharapkan menjadi identitas nasional. Bangsa Indonesia terdiri dari

berbagai suku bangsa dengan latar belakang agama, sejarah, adat istiadat,

kebudayaan, dan kesenian yang beraneka ragam serta letak geografis yang

terpisah dan tersebar luas membentuk suatu identitas bangsa.

Kebudayaan itu sendiri memiliki unsur-unsur pokok yang dapat

menunjang perkembangannya. Salah satu unsurnya adalah kesenian yang

merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan bangsa. Kesenian harus

ditumbuhkembangkan sebagai ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia

dengan bangsa yang lainya. Seni berfungsi juga sebagai cermin masyarakat

Indonesia yaitu sebagai suatu bentuk ekspresi yang mengandung nilai-nilai dan

pola perilaku masyarakat untuk menopang identitas dan solidaritas kelompok

masyarakat (Soedarsono;1974:23).

Salah satu bentuk karya seni bangsa Indonesia yang dikagumi dunia

adalah batik. Nilai seni yang ada pada batik tidak terbatas hanya pada keindahan

penampilan. Lebih dari itu batik memiliki keragaman yang hadir melalui ragam

hias penyusunan pola dengan makna filosofi. Batik dengan segala seluk beluknya,

telah menempuh perjalanan panjang sejak beberapa tahun silam dalam

kebudayaan Indonesia. Sehelai batik dapat menyiratkan dinamika budaya melalui

Page 17: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pola dan ragam hiasnya, tumbuh dan berkembang seirama dengan berjalannya

waktu dan lingkungan.

Batik merupakan kebudayaan asli bangsa Indonesia yang mempunyai

nilai tinggi. Batik sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun yang

lalu. Bahkan sebelum hindu Jawa dan merupakan warisan budaya nenek moyang

yang adi luhung dan bersifat turun temurun. Disamping keindahan bentuk dan

coraknya, batik menyimpan nilai filosofi yang tinggi karena motifnya

melambangkan kehidupan dan kondisi alam. Batik cukup di kenal sejak zaman

nenek moyang kita, khususnya masyarakat Jawa. Di kalangan para leluhur,

membatik merupakan kegiatan yang dapat dilakukan sehari-hari bahkan untuk

kalangan tertentu, misalnya keraton, kain batik dengan motif tertentu menjadi

pakaian kebesaran (Destin Huru Setiati; 2007:iii, 1).

Pada awalnya batik dikerjakan berdasarkan kebutuhan keraton saja dan

hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena

banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini

dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Proses pembuatan batik dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini

ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita

dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang

tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang

digemari, baik wanita maupun pria (mepow.wordpress.com).

Dalam pembuatan batik tradisional terdapat empat aspek yang

diperhatikan, yakni motif, warna, teknik pembuatan, dan fungsinya. Batik

memiliki keindahan visual karena semua ornamen, isian dalam pola atau “carik”

tersusun dengan rapi dan harmonis. Batik juga memiliki keindahan spiritual

karena pesan, harapan, ajaran hidup dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa dari

pembuat batik dituangkan dalam pola batik. Ragam hias batik merupakan ekspresi

keadaan diri dan lingkungan penciptanya. Ragam hias batik dibagi menjadi dua,

yakni batik keraton dan batik pesisiran (Sariyatun, 2005: 3).

Di daerah-daerah tertentu terdapat usaha atau industri batik yang masih

bersifat tradisional dan bersifat kerajinan tunggal atau sambilan. Hasil kerajinan

Page 18: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

batik tradisional tersebut mempunyai gaya, corak, motif dan pewarnaan khas yang

kuat, contohnya batik Jogja, batik Surakarta, batik Cirebon dan batik Pekalongan.

Batik-batik daerah tersebut apabila kita cermati tampak adanya perbedaan, baik

pada corak, motif maupun pewarnaannya (Destin Huru Setiati;2007:3).

Di Jawa Timur, terdapat sejumlah motif batik khas. Mulai dari khas

Madura, khas Sidoarjo, hingga khas Sidomukti di Magetan. Di Sidoarjo,

misalnya, batik sudah mulai muncul sejak tahun 1920-an. Ada juga yang

menyatakan batik sudah ada sejak tahun 1922-an. Namun, yang jelas kegiatan

perbatikan di Sidoarjo memang ada dan sudah ada sejak sebelum jaman

kemerdekaan. Hal ini ditegaskan dengan keberadaan sentra batik yang ada di

wilayah Sidoarjo. Antara lain Desa Kedungcangkring Kecamatan Jabon, Desa

Sekardangan Kecamatan Sidoarjo, dan Kampung Jetis Pekauman Kecamatan

Sidoarjo.

Pada 1970-an, industri batik Sidoarjo menjadi salah satu tiang penopang

ekonomi utama dari hampir seluruh rumah tangga di Kampung Jetis. Namun,

pernah juga mengalami masa surut yang cukup lama. Baru beberapa tahun

belakangan sentra batik tersebut menggeliat kembali. Dan kini batik telah menjadi

perhatian dan disukai masyarakat secara luas. Para perajin batik pun mulai

bergairah.

Selain batik Sidoarjo, ada batik yang khas di Kabupaten Magetan yang

dimenal dengan nama batik pring sidomukti. Batik Sidomukti tak jauh berbeda

dari batik daerah lainnya. Namun, sebenarnya Batik Sidomukti Magetan

mempunyai ciri khusus pada motifnya, yakni motif “Pring Sedapur” atau

serumpum bambu. Menurut ketua Kelompok Perajin Batik Pring Sedapur, Mukti

Rahayu, Indrawati, motif ini diambil dari rumpunan tumbuhan bambu yang

tumbuh mengelilingi kawasan Dusun Papringan di Desa Sidomukti, tempat batik

tulis ini dibuat untuk pertama kalinya sekitar tahun 1970 (www. Kompas. Com).

Menurut bu Indra, seiring dengan berjalannya waktu, jumlah anggotanya

tidak bertambah banyak, sebaliknya malah terus berkurang. Jika dulu, awal

kelompok perajin batik yang terdiri dari dua kelompok ini didirikan pada tahun

2000 beranggotakan 60 orang, kini hanya tinggal 50 orang untuk masing-masing

Page 19: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kelompok. Banyak yang beralih menjadi petani. Karena jika hanya mengandalkan

sebagai seorang perajin, tidak mencukupi dari segi ekonomi. Pada sisi lain, ibu

Indra menerangkan bahwa untuk membuat sebuah batik diperlukan kesabaran dan

ketelitian. Pembatik di Desa Sidomukti mengaku tetap mempertahankan keaslian

proses pembuatan batik secara tradisional. Tak heran jika pengerjaan sebuah batik

membutuhkan waktu empat hari hingga satu minggu lamanya. Hal ini untuk

mempertahankan keasliannya dan kepuasan konsumen. Meski demikian, perajin

batik Sidomukti juga melayani batik cap untuk memenuhi kebutuhan

pelanggannya. Jadi semua tergantung dari keinginan pelanggan. Batik tradisional

atau tulis ada, demikian juga untuk batik cap juga tersedia.

Menurut bapak Tikno, Kepala Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan, di

desanya telah ada sekitar 15 perajin batik yang membuat batik di Balai Desa

Sidomukti dan sekitar 30 orang di Desa Papringan Magetan. Kebanyakan yang

dipesan adalah batik tulis. Pemesannya adalah seniman, seniwati Magetan. Selain

itu, mereka juga berasal dari Ngawi, Ponorogo, Karanganyar, dan sekitarnya.

Tikno mengakui, warganya memang lemah di bidang pemasaran. Batik Sidomukti

menurut informasi Pemkab Magetan, sudah ada sejak dahulu kala namun sulit

dilacak tepat waktunya. Seiring perkembangan zaman, kerajinan batik tersebut

mulai redup dan nyaris tak ada lagi. Dan baru mulai hidup kembali sejak tahun

2000. Kesulitan sekarang adalah soal permodalan, hak paten dan pengakuan motif

khas Magetan. Semua ini masih diperjuangkan, selain menunggu suntikan dana

dari Pemkab.

Untuk sementara ini, bahan batik seperti kain dan malam diperoleh dari

Solo. Karena pengerjaannya masih manual, batik pring sidomukti ini belum

banyak dikenal seperti batik Solo atau batik Pekalongan. Meski begitu, para

pengusaha batik tersebut tidak berhenti untuk membidik pasarnya. Bidikan pasar

selama ini diarahkan kepada pembuatan seragam sekolah, mulai dari SD, SMP

dan SMA.

Batik khas Magetan ini, sulit berkembang, akibat kalah bersaing dengan

batik dari daerah lain seperti batik Solo dan Pekalongan. Keberadaan batik khas

Magetan dengan motif pring sedapur dari tahun ke tahun semakin terpuruk di

Page 20: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

tingkat pasar lokal, akibat masuknya batik Solo dan Pekalongan. Meski batik

pring sedapur telah diakui oleh pemerintah daerah setempat sebagai batik khas

Magetan, namun terus terang perhatian dari Pemkab Magetan sendiri dinilai masih

kurang, sehingga sulit berkembang. Bentuk perhatian dari Pemkab Magetan

sempat diwujudkan dengan pemesanan seragam bagi pegawai negeri sipil (PNS)

dari beberapa instansi pemerintah. Meski pesanannya tidak banyak, namun cukup

membuat pengrajin bertahan, waktu itu.

Hingga akhirnya, pada tahun 2006 lalu, Pemkab Magetan

menginstruksikan semua pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungannya memakai

baju batik khas Magetan, Pring Sedapur. Namun, ironisnya, instruksi tersebut

tidak diikuti dengan order sebanyak 15.000 helai kain dari Pemkab Magetan ke

Kelompok Perajin Batik Magetan di Desa Sidomukti. Malahan, Pemkab Magetan

telah memesan seragam batik bagi seluruh karyawannya dengan motif khas

Magetan tersebut ke Solo, Jawa Tengah. Alasannya, para pengrajin dinilai tidak

mampu memenuhi order sebanyak itu dengan teknik batik yang masih batik tulis.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan, Suko

Winadi, menyatakan penolakannya jika Pemkab Magetan tidak ada perhatian

terhadap kelompok perajin batik khas Magetan ini. Perhatian telah diwujudkan

dengan serangkaian bantuan yang diberikan kelompok perajin. Mulai dari bantuan

modal pada tahun 2002 dan 2004 lalu dan alat lainnya. Meski belum dapat

diberikan setiap tahunnya, namun pemkab setempat telah ada aksi

(www.kompas.com).

Menurut bapak Suko, bantuan terbaru yang diberikan Pemkab kepada

anggota kelompok perajin adalah pemberian satu paket alat produksi batik cap

senilai Rp110 juta. Alat tersebut terdiri dari mesin pewarna kain, pengering, bak

penampungan, alat cap, loyang, dan pengolahan limbah. Dengan diberikannya

bantuan tersebut, diharapkan agar batik khas Magetan mampu bersaing di tingkat

pasar lokal. Bantuan tersebut untuk meningkatkan kemampuan produksi kecil

menjadi menengah. Sehingga order bisa bertambah dan tidak fokus pada batik

tulis saja. Dari latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang batik Pring Sidomukti di Kabupaten Magetan

Page 21: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan mengambil judul BATIK PRING DESA SIDOMUKTI (Studi Nilai

Budaya dan Perkembangan Kerajinan Batik di Kabupaten Magetan).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan batik pring sidomukti di Kabupaten

Magetan?

2. Bagaimanakah usaha PEMDA Magetan untuk mempertahankan

eksistensi batik Pring di kabupaten Magetan?

C. Tujuan Penelitian

Dalam kaitannya dengan rumusan masalah yang dikemukakan maka

penelitian memiliki beberapa tujuan, yaitu :

1. Untuk mengetahui perkembangan batik pring sidomukti di Kabupaten

Magetan.

2. Untuk mengetahui usaha PEMDA Magetan untuk mempertahankan

eksistensi batik Pring di kabupaten Magetan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini dapat memberikan manfaat, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khazanah pustaka mengenai Batik.

b. Dapat dijadikan sumber inventaris yang akan disampaikan kepada

generasi penerus agar kerajinan batik dapat dilestarikan bahkan

dikembangkan dengan lebih baik lagi.

c. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang keberadaan Batik

Pring di desa Sidomukti yang menjadi sentra industri karajinan batik

di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

2. Manfaat Praktis

Page 22: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

a. Memenuhi salah satu syarat guna meraih gelar sarjana pendidikan

Program Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universiras Sebelas Maret Surakarta.

b. Dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi pengrajin batik untuk

masa yang akan datang agar dapat memberikan nilai tambah bagi

produksi batik selanjutnya .

Page 23: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kebudayaan

Pada hakekatnya, kebudayaan mengandung pengertian yang cukup luas.

Secara estimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta”budhaya” yang

berarti akal. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat

bahwa kata “Budhaya” adalah bentuk jamak dari “budhi” yang berarti budi atau

akal. Dalam pembendaharaan bahasa Jawa kata budaya berasal dari kata budi dan

daya. Kata budi sering dirangkaikan dengan kata akal sehingga menjadi akal budi

yang berarti kepandaian.

Selo Sumarjan (1980) mengemukakan kebudayaan sebagai hasil cipta,

rasa dan karsa masyarakat yang dipimpin dan diarahkan oleh karsa. Unsure cipta

merupakan kemampuan mental dan berpikir atau bernalar dari orang-orang yang

hidup dalam masyarakat. Cipta antara lain menghasilkan filsafat dan ilmu

pengetahuan. Unsur rasa meliputi jiwa manusia berwujud segala kaidah-kaidah

dan nilai-nilai kemasyarakatan. Unsur karya adalah keterampilan tangan, kaki,

bahkan seluruh tubuh manusia.

Kebudayaan dari setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur

besar maupun kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat

sebagai suatu kesatuan. Unsur-unsur besar atau kecil dalam suatu kebudayaan

biasa disebut sebagai cultural universal. Kebudayaan itu mempunyai unsur-unsur

universal, artinya unsur-unsur kebudayaan itu dapat ditemukan dalam kebudayaan

dimanapun didunia. Ada tujuh unsur kebudayaan antara lain :

a. Sistem religi dan keagamaan

b. Sistem pengetahuan

c. Sistem organisasi kemasyarakatan

d. Bahasa

e. Kesenian

f. Sistem mata pencaharian

Page 24: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

g. Sistem teknologi dan peralatan

Jadi kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang

bersumber pada akal manusia untuk menuangkan emosi dan pikiran manusia

dakam sebuah karya.

2. Batik

a. Pengertian

Dalam Ensiklopedia Indonesia (1989:206) dijelaskan bahwa:

Batik adalah suatu seni tradisional asli Indonesia dalam menghias kain dan bahan lain dengan motif hiasan dan bahan pewarna khusus. Batik juga diartikan kain mori yang digambari dan diproses secara tradisional untuk digunakan sebagai pakaian bawah oleh banyak suku di Indonesia, terutama suku-suku di pulau Jawa.

Dalam perkembangannya, kain batik kini juga dikerjakan sebagai

kemeja, gaun wanita, gorden, sprei, sarung bantal, taplak meja, hiasan dinding dan

keperluan lain lagi. Cara pembuatannya pun sudah mengalami perkembangan

pula. Kini selain batik yang dibuat tradisional, yakni dengan ditulis tangan,

adapula batik yang diproduksi secara besar-besaran dipabrik dengan tehnik

modern.

Kata batik berasal dari Indonesia asli. Batik berasal dari “tik” yang dalam

bahasa Jawa berarti sesuatu yang kecil. Dalam bahasa ditemukan istilah lain,

yakni “klitik” yang berarti tato kecil, dan “kitik” yang berarti kutu kecil.

Penggunaan kata “tik” juga dijumpai dalam “pabatik”, dalam masyarakat Dayak

Kalimantan diartikan sebagai tattoo dan “bitik” yang berarti menggambar atau

menulis. Di Minahasa dijumpai kata “mahapantik” yang berarti juga menulis.

Dengan demikian kata “ambatik” berasal dari kata tik yang berarti melukis atau

menulis sesuatu yang sangat kecil, dan batik berarti tulisan atau lukisan kecil

(Sariyatun, 2005: 55-56).

Secara etimologis kata batik berasal dari dua kata yaitu ”Mbat” dan

”Tik”. Seperti pendapat Kuswadji Kawindro Susanto (1928: 2) yang mengatakan

bahwa batik adalah rangkaian kata ”Mbat” dan ”Tik”. Mbat dalam bahasa Jawa

dapat diartikan sebagai ”Ngembat” atau melemparkan dan Tik berarti titik.

Page 25: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sehingga secara etimologis batik berarti melemparkan titik-titik yang banyak dan

berkali-kali pada kain. Sehingga lama kelamaan bentuk titik-titik itu berhimpitan

menjadi bentuk garis. Dalam kasusasteraan jawa kuno dan jawa pertengahan kain

batik dengan proses tangan tulis, semula dibahasakan sebagai serat titik. Atau bisa

juga diartikan sebagai suatu cara pembuatan ragam hias permukaan kain yang

berprinsip penolakan atau riset, dimana bagian yang dikehendaki tidak terkena

tinta atau warna di tutup dengan lilin atau dengan memakai alat canting atau cap.

Kata batik dalam bahasa Jawa berasal dari kata ”tik” yang mempunyai

arti berhubungan dengan suatu pekerjaan halus, lembut dan kecil berhubungan

dengan keindahan. Merupakan hasil penggambaran corak diatas kain dengan

menggunakan canting dan bahan malam (Joko Dwi Handoyo, 2008: 3).

Jadi dapat disimpulkan bahwa batik adalah suatu seni tradisional asli

Indonesia dalam menghias kain dan bahan lain dengan motif hiasan dan bahan

pewarna khusus yang awalnya berupa titik kecil hingga membentuk suatu pola.

b. Batik Sebagai Pakaian Jawa (Custom)

Pakaian adalah kulit sosial dan kebudayaan. Pakaian merupakan ekspresi dari identitas seseorang. Pakaian juga berperan besar dalam menentukan citra seseorang. Sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau, kita menaruh harapan besar bahwa pakaian dapat menggambarkan dengan jelas identitas kita.

(Henk Schulte Nordholt dalam Sri Margana dan M. Nursam, 2010 : 117)

Menurut Kees van Dijk yang dikutip Henk Schulte Nordholt (2010 : 39),

“Dress is one of the most obvious of a whole range of markers of outward

appearances, by which people set themselves apart from others and, in turn,are

identified as a particular group.”

Pakaian sebagai kebutuhan dasar manusia sudah dikenal masyarakat

sejak zaman dahulu. Dengan begitu, pakaian mempunyai sejarah yang panjang.

Pada mulanya, pakaian dipakai sebagai alat untuk melindungi tubuh dari pengaruh

cuaca, gigitan serangga, dan lainnya yang kemudian berkembang kearah etika dan

estetika (Dwi Ratna Nurhajarini dalam Sri Margana dan M. Nursam, 2010: 117).

Walaupun begitu, studi tentang pakaian kurang mendapat perhatian dalam

Page 26: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

khasanah tulisan sejarah. Hal ini, mungkin karena pakaian dianggap sebagai

kebutuhan rutin oleh masyarakat. Tulisan-tulisan tentang pakaian kebanyakan

menyoroti pakaian tradisional atau yang memusatkan perhatian pada makna dan

fungsi pakaian dalam peristiwa-peristiwa khusus seperti peristiwa ritual. Jarang

ada tulisan yang membahas pakaian yang terkait dengan tindakan sosial. Dalam

melukiskan tradisi, unsur-unsur asing sering ditinggalkan meskipun menjadi

bagian dari pengalaman. Tekanan pada kesempatan khusus, seperti ritual,

mengaburkan gaya pakaian yang biasa dipakai orang.

Menurut Lurie yang dikutib Henk Schulte Nordholt, (1997: 1) “Clothes

are an expression of a person’s identity, because ‘(t)o choose clothes, either in a

store or at home, is to define and describe ourselves”

Berpakaian sesungguhnya bukan sekedar memenuhi kebutuhan biologis

untuk melindungi tubuh dari panas, dingin, dan gigitan serangga. Akan tetapi,

terkait dengan adat istiadat, pandangan hidup, peristiwa, kedudukan atau status

dan juga identitas. Pakaian merupakan salah satu penampilan lahiriah yang paling

jelas yang membedakan penduduk dari yang lainnya (Dwi Ratna Nurhajarini

dalam Sri Margana dan M. Nursam, 2010: 117)

Menurut Wilson yang dikutib Henk Schulte Nordholt, (1997: 1)

menyatakan bahwa “Dress can be seen as ‘an extention of the body, yet not quit

of it […which] not only links the body to the social world but also […] separates

the two”

Pakaian berperan besar dalam menentukan citra seseorang. lebih dari itu,

pakaian adalah cermin dari identitas, status, hierarki, gender, memiliki nilai

simbolik dan merupakan ekspresi cara hidup tertentu. Pakaian juga mencerminkan

sejarah, hubungan kekuasaan serta perbedaan dalam pandangan sosial, politik dan

religius. Pakaian dapat dilihat sebagai perpanjangan tubuh, padahal sebenarnya ia

bukan bagian dari tubuh. Pakaian tidak hanya menghubungkan tubuh dengan

dunia luar tetapi sekaligus memisahkan keduanya. Akan tetapi, melalui pakaian

juga proses diskriminasi dan hegemoni berlangsung. Sejak masa kolonial,

Belanda dengan sengaja memolitisi pakaian. Hal ini dilakukan untuk

Page 27: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

membedakan antara yang kulit putih dan pribumi serta pribumi satu dengan yang

lain.

Dalam buku Notes and Queries an anthropology, (1929: 205) yang juga

disadur henk Schulte Nordholt, (1997: 1) mengatakan “All variations in clothing

should be noticed, whether according to the season of the year, for festivals, for

indoor or outdoor wear, for everyday occupations, for keeping of the rain. What

clothing is worn at night?”

Pakaian merupakan bagian penting dari penampilan luar setiap orang,

begitu juga kaum perempuan. Dari fungsi utama yakni menutup tubuh, pakaian

berkembang kearah etika dan estetika, sehingga kemudian muncul dress code

untuk acara-acara tertentu.

Menurut Kuper yang dikutip oleh Henk Schulte Nordholt dalam buku

Recalling the Indies (1997: 2) “Given the critical importance of clothing as an

expression of an individual’s social identities, origins, commitments, and

allegiances, it is no wonder that persons should view their clothing almost as an

extension of themselves. In sum, it now becomes intelligible why a person’s

relationship to his clothing is at once different from and more intimate than his

relationship to all other material objects.”

Secara umum pakaian yang dikenakan oleh kaum perempuan di

Yogyakarta pada awal abad ke 20 dapat dikelompokkan dalam tiga model :

1) Kain panjang, sarung dan kebaya

2) Pakaian ala Shanghai

3) Pakaian ala Barat (Rok dan Blus atau baju terusan)

Tatkala kain batik sarung dan kain panjang menjadi pakaian bagi semua

kaum perempuan, para perempuan Eropa dan Cina memakai kain yang bercorak

batik yakni batik cina dan batik Belanda yang terkenal halus buatannya. Ragam

hias dan corak batik seperti buketan, motif burung Hong, burung Punik dan

lainnya menjadi trend dalam gaya pakaian kaum perempuan Eropa atau Cina.

Kala itu beberapa perempuan Eropa dan Cina muncul sebagai pengusaha batik

yang cukup terkenal, sebut salah satu di antara mereka adalah Elizabeth Van

Zuilen.

Page 28: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Menurut Cohn, 1996b, Masyarakat Indonesia selalu merupakan sistem-

sistem yang relatif terbuka. Pengaruh-pengaruh dari luar dan dari penafsiran-

penafsiran setempat mereka merupakan bagian dan bidang bagi kebudayaan-

kebudayaan setempat.

Agama dan kelas adalah konsep pengorganisasian masyarakat. Demikian pula halnya dengan raja dan gubernur jenderal. Hal itu terjadi jika hanya ras yang menjadi konsep pengorganisasian (organizing Concept) dan menggantikan kepentingan kelas, sedangkan agama tetap merupakan lencana bagi loyalitas politik. Para pemegang kekuasaan mencoba untuk menyusun batasan-batasan [enduduk (Residence), hak, pakaian, hokum, dan sejenisnya. Para penguasa menginginkan sebuah masyarakat yang terkotak-kotak tetapi dibedakan berdasarkan ras (Apartheid).

(Jean Gelman Taylor dalam Recaling the Indies, 2004 : 23)

Gaya-gaya berpakaian yang dapat dipilih oleh masyarakat demikian

beragam. Pada saat ini warga Negara yang sama di Indonesia dapat memilih

pakaian daerah untuk upacara-upacara pernikahan. Pada pertemuan-pertemuan

keagamaan mereka memakai pakaian yang menonjolkan latar belakang

kemuslimannya. Memakai kemeja batik modern pada acara resepsi, mengenakan

setelan gaya barat untuk menjalankan negosiasi-negosiasi bisnis yang penting.

Pakaian pria yang menonjol saat ini adalah setelan safari dan kemeja

batik longgar yang dikenakan dengan celana panjang. Kedua gaya pakaian

Indonesia yang mengambil bentuk pakaian barat ini berfungsi sebagai pakaian

resmi dan kemeja batik harus berlengan panjang.

c Jenis Batik

Ditinjau dari tekniknya, batik dibedakan menjadi 2 (Yayasan Harapan

Kita; 1997: 17), yaitu :

a) Batik tulis (Batik Tradisional)

Teknik ini sering disebut teknik batik tradisional dan batiknya disebut

batik klasik. Batik tulis adalah teknik batik yang dihasilkan dengan cara

menggunakan canting tulis sebagai alat bantu dalam melekatkan cairan malam

pada kain. Canting ini terbuat dari tembaga ringan yang dapat menampung cairan

malam, yang dipasangkan pada buluh bambu yang ramping dan diujungnya

Page 29: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

terdapat cucuk atau pipa dengan bentuk yang berlubang. Canting ini adalah alat

pokok dalam membatik yang berfungsi untuk menggambar atau melukiskan

cairan malam pada kain dalam membuat corak dan mampu melukiskan ragam hias

paling sulit setingkat dengan kemampuan pembatik.

b) Batik cap

Teknik ini diproses dengan menggunakan canting cap. Canting cap

adalah sebuah alat dari rangka kuningan berbingkai yang ditatah dengan pola

batik yang digunakan untuk mencap malam pada kain.

Batik pring Desa Sidomukti tergolong ke dalam jenis batik tulis atau

batik tradisional. Hal ini dikarenakan batik ini merupakan batik yang dalam

menggunakan canting dan penggambaran polanya juga masih dengan cara manual

tanpa menggunakan cap seperti pada batik printing.

Menilik daerah serta pengaruh pertumbuhan batik yang berlainan maka

pada zaman penjajahan Belanda dikelompokan menjadi 2 kelompok (Didik

Riyanto, 1997: 52), yaitu :

a) Batik Vorstenlanden (Solo, Yogya)

Dengan ciri-ciri ragam hias bersifat simbolis, berlatarkan kebudayaan

Hindu-Jawa dan Warnanya adalah Sogan/coklat, Indigo/biru, hitam, krem/putih.

b) Batik Pesisir (Pekalongan, Cirebon, Indramayu, Madura) Garut, Lasem, Jambi

meskipun tidak berada di pesisir tetapi ragam hias dan warnanya hampir sama.

Dengan ciri-ciri ragam hiasnya bersifat naturalis dan pengaruh berbagai

kebudayaan asing terlihat kuat dan warna beraneka ragam. Meskipun ragam hias

itu banyak sekali, tetapi bisa digolongkan menjadi 2 golongan :

(1) Golongan geometris

Yaitu banyak terjadi pengulangan/repeat.

(a) Garis miring

(b) Garis silang atau parang

(c) Anyaman

(2) Golongan non geometris

Yaitu tidak/jarang terjadi pengulangan kalau banyak pengulangan antar

sisinya tidak sama, seperti :

Page 30: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(a) Semen

(b) Boketan

(c) Lung-lungan

Dahulu sebelum kemerdekaan RI, orang tidak boleh sembarangan

mengenakan ragam hias batik. Misal motif parang rusak barong, sawat/lard dan

kawung hanya boleh dikenakan oleh para Raja dan keluarga dekatnya saja.

Pemakaian kain batik ada peraturan tertentu mengingat :

1) Kedudukan sosial si pemakai

2) Pada kesempatan atau peristiewa apa batik tersebut dikenakan.

Setelah kemerdekaan aturan tersebut sudah tidak berlaku lagi. Semua

ragam hias batik tersebut sudah menjadi milik masyarakat. Pada tahun tujuh

puluhan, batik abstrak mulai dikenalkan kepada masyarakat dan mendapat hati

tersendiri sampai sekarang.

d. Motif Batik

Motif batik adalah gambar utama pada kain batik yang mencirikan dan

menentukan jenis suatu batik. Kain batik yang ada di daerah-daerah seluruh

Indonesia mempunyai atau dicirikan dengan motif yang berbeda-beda (Destin

huru setiati. 2008: 43).

Motif batik tiap daerah mempunyai ciri khas, tetapi pada dasarnya

merupakan suatu motif ornamen. Ornamen utama batik merupakan gambaran

yang mencirikan suatu motif batik. Ornamen inilah yang menjadi ciri batik sesuai

asalnya.

Di pulau Jawa ragam batik dapat dibagi dalam dua golongan besar, yakni

motif batik Solo-Yogya dan motif pesisir. Ragam batik Solo-Yogya bersifat

simbolis atau perlambang dengan latar belakang kebudayaan Hindu dan kejawen.

Antara lain ada motif lar yang melambangkan mahkota atau penguasa tinggi. Ada

motif meru atau pagoda melambangkan alam, bumi atau gunung. Gambaran naga

melambangkan air. Burung melambangkan dunia atas atau angin. Modang atau

lidah api melambangkan panas atau nyala api. Batik Solo-Yogya juga ditandai

Page 31: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dengan warna-warna yang dominan, yakni coklat sogan, biru wedelan (Indigo),

hitam dan putih (Destin huru setiati, 2008: 5).

Motif batik pesisir banyak dipengaruhi oleh ragam hias yang berasal dari

budaya asing, terutama Cina. Bentuk gambarnya lebih bersifat naturalis. Warna

batik ini juga lebih beraneka ragam. Misalnya, warna biru ada beberapa macam,

mulai dari biru muda sampai ke biru tua. Demikian pula warna merah, kuning dan

coklat. Batik pesisir yang terkenal adalah batik pekalongan, Lasem, Cirebon dan

Madura.

Menurut Destin huru setiati (2008: 43-50), dalam paham Jawa Kuno

ornamen-ornamen untuk motif batik mempunyai maksud dan tujuan tertentu.

Sebagai contoh adalah motif semen yang ornamen pokoknya terdiri atas meru,

pohon hayat, tumbuhan, garuda, burung, bangunan, lidah api, ular, dan binatang.

Sedangkan ornamen pelengkapnya berupa daun-daun dan bunga-bunga.

Arti dari ornamen-ornamen ini adalah sebagai berikut :

1) Meru

Ornamen ini melambangkan gunung atau tanah atau bumi

2) Pohon Hayat

Ornamen ini melambangkan kehidupan

3) Tumbuh-tumbuhan

Ornamen ini melambangkan keserasian

4) Garuda atau lar(sayap)

Ornamen ini melambangkan mahkota atau penguasa tinggi yaitu penguasa

jagad atu dunia seisinya.

5) Burung

Ornamen ini melambangkan angin atau maruta

6) Bangunan

Ornamen ini melambangkan suatu bangunan untuk tempat perlindungan,

mengayomi.

7) Api atau lidah api

Ornamen ini melambangkan nyala api atau geni.

Page 32: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

8) Ular atau naga

Ornamen ini melambangkan air

9) Binatang

Ornamen ini sudah digunakan sejak sebelum masa Hindu Jawa. Ornamen

ini biasanya berupa gambar binatang berkaki empat. Gambar binatangnya

biasanya khayalan seperti singa bersayap, kerbau berbelalai dll. Untuk

motif batik Solo Yogya gambar binatangnya divariasi sedemikian rupa

sehingga kurang begitu nyata. Sedangkan untuk daerah pesisir utara Jawa

berupa binatang yang nyata.

10) Kupu-kupu

Ornamen ini biasa digambarkan berupa binatang kecil bersayap, seperti

kumbang, kepik, kelelawar dan kupu-kupu terbang.

Mengingat sarana yang tersedia melimpah, misalnya zat pewarna

(nila,soga dll.), tumbuh-tumbuhan ini tumbuh subur di bumi Indonesia, khususnya

pulau Jawa, dan tenaga manusia yang terampil serta punya kepercayaan yang kuat

begitu banyak, maka seni batik tumbuh berkembang dengan pesat seirama dengan

selera minat daerah masing-masing sehingga banyak daerah yang muncul sebagai

penghasil batik. Misal Solo, Yogya, Pekalongan, Cirebon, Indramayu, Garut,

Lasem, Jambi dan Madura. Dalam pertumbuhan dan perkembanganya, setiap

daerah pembatikan mempunyai keunikan dan ciri khas masing-masing, baik

dalam ragam hias maupun tata warnanya (Didik Riyanto 1997: 50).

Menurut Didik Riyanto (1997: 51) faktor-faktor yang mempengaruhi

keunikan dan ciri khas batik antara lain :

1) Letak geografis

Penghasil batik dari daerah pesisir berlainan dengan batik pedalaman atau

keraton. Daerah pesisir banyak dipengaruhi dari luar karena pedagang-

pedagang dari luar negeri sering kali singgah untuk berdagang. Daerah

kraton banyak dipengaruhi oleh kebudayaan atau kepercayaan yang telah

ada.

Page 33: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2) Sifat dan tata daerah yang bersangkutan

Masyarakat pesisir tiap hari yang dipandang hanya birunya laut atau

hijaunya daun, karena bosan dengan warna-warna tersebut, orang-orang

pesisir merasa segar dan tertarik dengan warna-warna yang beraneka

ragam. Masyarakat kraton/pedalaman bosan dengan warna-warni. Di taman

sudah banyak bunga beraneka ragam, warna-warna kontras dirasakan kasar

(kurang miyayeni/anggun)

3) Kepercayaan dan adat istiadat yang ada didaerah yang bersangkutan

Di sini nampak bila pengaruh Hindu Jawa yang kuat maka ragam

hiasnya/motifnya banyak digambarkan dengan lambang-lambang secara

simbolis. Misalnya : semen, lar, dll. Bila pengaruh agam islam yang kuat

maka ragam hiasnya berisi tulisan Arab/kaligrafi.

4) Keadaan alam sekitarnya termasuk Flora dan fauna

Di daerah pesisir ragam hiasnya banyak menggambarkan air, ikan, udang

dan tumbuh-tumbuhan secara naturalis. Di daerah kraton ragam hias banyak

menggambarkan gunung, kupu-kupu, burung dan tumbuh-tumbuhan secara

simbolis/distilir.

5) Adanya kontak atau hubungan antar daerah pembatikan

Dengan adanya kontak atau hubungan dengan daerah pembatikan lain,

menimbulkan ragam hias yang baru (saling mempengaruhi).

6) Pemujaan terhadap tokoh-tokoh kepahlawanan

Misalnya dalam cerita wayang (karena yang besar pengaruhnya terhadap

masyarakat), masyarakat Jawa Tengah khususnya Solo, Yogya senang

terhadap tokoh Arjuna yang lemah lembut, gentur tapane, orang yang bisa

menguasai diri, meskipun bathinnya menangis tapi bibirnya tetap bisa

tersenyum dan dilambangkan dengan banyak istri. Maka terlihatlah ragam

hias batik Solo, Yogya yang kecil-kecil, halus dan melengkung/ukel. Tidak

suka pada ragam atau lurus, warnanyapun harmoni, hitam, biru, coklat dan

krem/putih. Tarianyapun lemah gemulai. Masyarakat Madura senang

terhadap tokoh Prabu Mandura/Baladewa., yang tidak senang terhadap basa-

basi, senang dengan apa adanya sehingga kadang-kadang dianggap orang

Page 34: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

lain tidak sopan. Terlihat ragam hias Madura, besar-besar dan panjang tidak

berbelit-belit, warnanya bebas apa adanya. Di Bali tokoh Hanoman

merupakan kebanggannya (pahlawan kera dalam cerita Yamayana). Banyak

disekeliling pura dihiasi oleh patung-patung kera yang ditutup kain kotak-

kotak hitam putih seperti yang dikenakan oleh Hanoman. Tariannya kadang-

kadang diam angkuh tetapi kadang-kadang gesit lincah seperti kera.

2. Home Industri

a. Pengertian Home Industri

Istilah industri menurut Drans Mardi Hartanto dan Filippo (Prisma, 1987:

34) adalah suatu bentuk kegiatan manusia yang meningkatkan nilai guna dari

bahan atau barang dengan mengerahkan inovasi teknologi dan ketrampilan fisik

maupun sumber alam yang ada.

Dalam Ensiklopedia Umum (1973: 564) industri adalah kumpulan

perusahaan yang menghasilkan barang-barang sejenis atau menggunakan barang-

barang sejenis.

Industri pada hakekatnya adalah pembangunan suatu sistem yang

mempunyai daya hidup dan mampu berkembang secara mendiri serta mengakar

pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat. Oleh karena itu sebagian negara

di dunia, termasuk Indonesia menjadikan industrialisasi sebagai pilihan dalam

suatu model pembangunan untuk mencapai kemajuan.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1993: 12) industri adalah

sekelompok perusahaan yang memproduksi barang yang sama dan sejenis.

Pengertian secara umum, industri adalah perusahaan yang menjalankan kegiatan

dalam bidang ekonomi yang tergolong ke dalam sektor sekunder, sedangkan

pengertian industri secara ekonomi adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan

yang menghasilkan barang yang sama atau identik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 330) mengartikan ”

industri sebagai perusahaan yang membuat atau menghasilkan barang-barang”.

Page 35: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Rakyat adalah sekumpulan orang atau penduduk yang diam dalam suatu

daerah atau wilayah tertentu dan menjadi bagian dari suatu masyarakat, negara

dan bangsa (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004: 68).

Memang istilah ini mempunyai banyak pengertian, antara lain 1) rakyat

sebagai kelompok penduduk dalam suatu daerah/wilayah tertentu, 2) rakyat

sebagai lapisan bawah masyarakat, 3) rakyat sebagai seluruh penduduk sebuah

negara.

Menurut teori kenegaraan Yunani kuno, rakyat atau penduduk secara

politis dan hukum dibagi dalam tiga kelas pokok. Kelas pertama, para budak yang

merupakan kelas terbanyak. Kelas kedua adalah orang asing atau metics. Dan

yang ketiga adalah warga atau rakyat yang merupakan warga negara kota dan

berhak dalam pemerintahan (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 2004: 68).

Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis kegiatan ekonomi ini

dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No.

9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan

kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000.

Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri,

berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan

berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak.

Jika terdaftar dalam Dinas Perdagangan Kabupaten/kota permohonan izin

ke pemerintah untuk menjalankan usaha, Home Industri termasuk dalam kategori

peraturan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Putih, yaitu perusahaan kecil

yang dengan kekayaan kurang dari 200 juta.

Secara harfiah, Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun kampung

halaman. Sedang Industri, dalam Ensiklopedi Indonesia dapat diartikan sebagai

kerajinan, usaha produk barang dan ataupun perusahaan. Singkatnya, Home

Industri adalah rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil.

Home Industri juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk

dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga.

b. Jenis Industri

Page 36: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Menurut Dumairy (1997: 232) berdasarkan administrasi departemen

perindustrian dan perdagangan, industri di Indonesia digolongkan berdasarkan

hubungan arus produknya menjadi :

1) Industri Hulu, yang terdiri atas :

a) Industri kimia dasar

b) Industri mesin,logam dan elektronika

2. Industri hilir, yang terdiri atas :

a) Aneka industri

b) Industri kecil (pekerja antar 5-19 orang)

3.Kebijakan Pemerintah

a. Pengertian Kebijakan Pemerintah

Dalam rangka melaksanakan tujuan-tujuan dari sistem politik perlu

ditentukan kebijakan-kebijakan berdasarkan sumber daya yang ada dalam

masyarakat. Para ahli berusaha untuk menjelaskan maksud dari kebijakan menurut

sudut pandang yang berbeda-beda.

Menurut Supandi dan Ahmad Sanusi yang di kutip oleh Abdurrahman

Assegaf (2005: 1) mengatakan bahwa kebijakan merupakan sekumpulan

keputusan yang diambil oleh seseorang atau kelompok politik dalam usaha

memilih tujuan-tujuan dan cara-cara.

Sementara itu menurut Arif Budiman (2002: 89) menyatakan bahwa

kebijakan merupakan keputusan-keputusan pemerintah yang diambil oleh negara

dan dilaksanakan oleh aparat birokrasi. Kebijakan ini tentunya merupakan sebuah

proses politik yang kompleks. Prosesnya meliputi tujuan-tujuan negara dan cara

pengambilan keputusannya, orang-orang atau kelompok yang dilibatkan, dan

bagaimana kebijakan ini dilaksanakan oleh aparat birokrasi.

Miriam Budiardjo (2008: 20) juga mengemukakan bahwa kebijakan

adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau

kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan

itu. Pada prinsipnya, pihak yang membuat kebijakan-kebijakan itu mempunyai

kekuasaan untuk melaksanakannya. Dengan demikian kebijakan akan

Page 37: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

menyangkut dua aspek besar yaitu proses pelaksanaan keputusan serta dampak

dari pelaksanaan keputusan itu.

Dari beberapa pengertian kebijakan dari para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa kebijakan merupakan kumpulan keputusan yang diambil oleh

seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk

mencapai maksud yang diinginkan. Proses membuat kebijakan menunjukkan

sejumlah langkah berturut-turut yang diambil oleh pemerintah untuk memecahkan

masalah, mengambil keputusan, menentukan penunjukan sumber daya atau nilai-

nilai, melaksanakan kebijakan dan umumnya mengerjakan segala hal diharapkan

warga. Untuk melaksanakan kebijakan yang ditempuh perlu dimiliki kekuasaan

dan kewenangan yang akan digunakan untuk menegakkan norma-norma dan

menyelesaikan konflik yang mungkin timbul.

Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004: 56) menjelaskan bahwa

”Pemerintah atau pemerintahan dalam arti sempit adalah pemegang kekuasaan

eksekutif, sedangkan dalam arti luas, seluruh lembaga dan kegiatannya dalam

suatu negara. Tugas utama pemerintah adalah melaksanakan kehendak negara

sebagaimana tercantum dalam UUD”.

S. Pamudji (1982: 6) berpendapat, arti pemerintahan ada dua, yaitu

pemerintahan dalam arti luas dan pemerintahan dalam arti sempit. Pemerintahan

dalam arti luas adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh organ-organ

atau badan-badan legeslatif, eksekutif dan yudikatif dalam rangka mencapai

tujuan pemerintahan negara (tujuan nasional). Sedangkan pemerintahan dalam arti

sempit adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh organ eksekutif dan

jajarannya dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan negara. Pemerintahan

merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam

rangka melaksanakan fungsinya sebagaimana yang telah dinyatakan dalam

perundang-undangan negara (Dharma Setyawan Salam, 2004: 35)

Menurut M. Irfan Islamy (2004: 20), kebijakan pemerintah adalah

serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

oleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu

demi kepentingan seluruh masyarakat.

Page 38: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan kebijakan

pemerintah adalah serangkaian tindakan/keputusan yang diambil, ditetapkan dan

dilaksanakan atau tidak dilaksanakan yang diambil oleh seorang pelaku,

kelompok politik atau pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada

tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.

b. Tujuan Kebijakan Pemerintah

Fungsi dari negara adalah mewujudkan, menjalankan, dan melaksanakan

kebijakan bagi seluruh masyarakat di daerah kekuasaannya. Menurut Bambang

Sunggono (1994: 12), tujuan-tujuan penting kebijakan pemerintah pada umumnya

adalah:

1) Memelihara ketertiban umum (negara sebagai stabilisator)

2) Memajukan perkembangan dari masyarakat dalam berbagai hal

(negara sebagai stimulator)

3) Memperpadukan berbagai aktivitas (negara sebagai koordinator)

4) Menunjuk dan membagi berbagai benda material dan non material

(negara sebagai distributor)

Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam suatu tindakan-

tindakan, mempunyai tujuan: (1) untuk meningkatkan pemuasan kepentingan

umum, (2) menetapkan proses administrasi yang tepat dan, (3) menghindari

konflik sosial yang bersifat destrutif.

c. Unsur-unsur Pembuat Kebijakan

Tiga unsur yang harus diperhatikan dalam proses pembuatan kebijakan

menurut Ramalan Surbakti (1992: 191-192), yaitu:

1) Jumlah orang yang ikut mengambil keputuan, yang membuat

keputusan dapat satu orang, dua, atau lebih bahkan jutaan orang.

Pemilihan umum merupakan proses pengambilan keputusan secara

masal, walaupun setiap pilihan bersifat individual yang melibatkan

berjuta-juta warga negara yang berhak memilih yang bertindak

sebagai pengambil keputusan tentang siapa saja yang akan menjadi

wakil rakyat atau kepala pemerintahan.

Page 39: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2) Peraturan pembuat keputusan ialah ketentuan yang mengatur jumlah

orang atau presentase orang yang harus memmberikan persetujuan

terhadap suatu alternatif keputusan agar dapat diterima dan disahkan

sebagai keputusan.

3) Informasi sangat diperlukan dalam pembuatan keputusan berdasarkan

asumsi bahwa dalam proses pembuatan keputusan terjadi diskusi,

perdebatan, tawar-menawar dan kompromi maka informasi yang

akurat dan dalam jumlah yang memadai aan mempengaruh isi

keputusan yang diambil.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pemerintah

Merumuskan suatu kebijakan bukanlah masalah yang sederhana, karena

para perumus atau pengambil keputusan tersebut tidak terlepas dari pengaruh

berbagai kepentingan yang ada. Menurut Nigro dan Nigro dalam Ng. Philipus

(2004: 155- 158), ada sejumlah faktor yang secara umum mempengaruhi proses

perumusan kebijakan:

1) Adanya tekanan dari luar. Tekanan luar yang dimaksud adalah yang

datang dari luar lingkaran pengambilan keputusan namun dengan

segala penyebabnya kemudian memiliki pengaruh yang cukup

menentukan dalam proses perumusan kebijakan.

2) Adanya kecenderungan para perumus kebijakan untuk mengikuti

kebiasaan para pendahulunya.

3) Adanya nilai-nilai pribadi/individu dari perumus kebijakan. Faktor ini

sangat berkaitan erat dengan upaya untuk melindungi dan

mengembangkan kepentingan ekonomi, reputasi, dan kedudukan.

4) Pengaruh kelompok atau lembaga lain.

5) Pengalaman di masa lalu atau sejarah. Faktor ini kerapkali dapat

mempengaruhi perumusan kebijakan, karena terdapat anggapan bahwa

kebijakan yang lalu merupakan pelajaran berharga untuk dijadikan

sebagai acuan.

Page 40: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Berbeda dengan keempat faktor yang terfokus pada proses kebijakan,

berikut ini dikemukakan sejumlah faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi

corak dan arah kebijakan umum (Ramlan Surbakti, 1992: 195-197), yaitu:

1) Ideologi nasional

Memberi arah mengenai masyarakat negara macam apa yang hendak

dituju, sedangkan bidang-bidang apa saja akan ditangani oleh

pemerintah, lembaga apa saja yang akan menyelenggarakan dan

bagaimana menyelenggarakannya biasanya diatur dalam konstitusi. Oleh

karena itu, ideologi dan konstitusi tersebut secara langsung maupun tidak

langsung akan turut mempengaruhi corak dan arah suatu keputusan yang

diambil.

2) Latar belakang pribadi pembuat keputusan

Seperti asal suku, agama, pembawaan, kecenderungan dan keinginan

pribadi, harapan dan kekhawatiran, pengalaman masa lalu termasuk

pengalaman traumatis, pengalaman berorganisasi dan tingkat pendidikan

diperkirakan mempengaruhi corak dan arah suatu keputusan yang

diambil.

3) Informasi yang tersedia

Pengambilan keputusan yang menyangkut kebijakan umum maupun yang

menyangkut pejabat pemerintah memerlukan informasi yang lengkap dan

akurat. Apakah keputusan akan diterima atau ditolak oleh masyarakat,

dan apakah keputusan itu efektif (mencapai sasaran yang hendak dicapai)

atau gagal, banyak sekali bergantung pada tersedianya informasi yang

lengkap dan akurat.

4) Golongan pendukung pembuat keputusan dan keputusan yang ada

Pendukung bagi pembuat keputusan turut pula menentukan corak dan

arah suatu keputusan yang diambil. Pendukung-pendukung ini dapat

berupa kelompok atau golongan masyarakat tertentu, kelompok faksi

Page 41: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

tertentu dalam pemerintah atau dalam badan perwakilan rakyat, maupun

lembaga internasional atau pemerintah asing.

e. Tahap-tahap Kebijakan Pemerintah

Menurut Ramlan Surbakti (1992: 197), proses pembuatan dan

pelaksanaan kebijakan dibagi menjadi empat tahap, yaitu:

1) Penyusunan agenda

Politisasi suatu permasalahan yang dihadapi masyarakat dapat

dilakukan oleh pemerintah. Apabila upaya itu berasal dari masyarakat

maka ia akan berwujud tuntutan agar pemerintah menaruh perhatian

yang seksama terhadap permasalahan yang menjadi kepentingannya itu.

Apabila upaya datang dari pemerintah maka ia akan berwujud

pernyataan tentang tekad pemerintah untuk menangani permasalahan

tertentu

2) Perumusan, pengesahan tujuan dan program

Dalam tahap ini, jenis permasalahan tidak hanya akan ditandatangani

dan diputuskan, tetapi juga didefinisikan permasalahannya. Hal itu

disebabkan suatu permasalahan yang dipilih tidak berisi pernyataan

kehendak saja tetapi juga mobilisasi dukungan dari masyarakat. Dalam

kenyataannya tidak semua permasalahan yang sudah menjadi agenda

pemerintah dijadikan sebagai kebijakan.

3) Pelaksanaan program

Tahap pelaksanaan kebijakan mencakup sejumlah kegiatan. Pertama,

menyediakan sumberdaya bagi pelaksanaan kebijakan. Kedua,

melakukan interpretasi dan penjabaran kebijakan dalam bentuk

peraturan pelaksanaan. Ketiga, menyusun rencana sejumlah langkah

kegiatan pelaksanaan menurut waktu, tempat, situasi, dan anggaran.

Keempat, pengorganisasian secara rutin atas personil, anggaran, dan

sarana materiil lainnya. Kelima, memberikan manfaat kepada

pengenaan beban dan pengaturan perilaku terhadap individu dan

masyarakat pada umumnya.

Page 42: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program

Pemantauan (monitoring) dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

merupakan tahap terakhir dari proses pembuatan pelaksanaan

kebijakan. Pemantauan atas setiap kegiatan pelaksanaan kebijakan

bertujuan untuk secepat mungkin memperbaiki setiap kekeliruan yang

terjadi dalam pelaksanaan sehingga tujuan kebijakan dapat dicapai.

Evaluasi atas pelaksanaan kebijakan biasanya dilakukan setelah

kebijakan selesai dilaksanakan.

Menurut Anderson yang dikutip oleh Bambang Sunggono (1994: 52),

beberapa faktor yang dapat menyebabkan permasalahan kebijakan dapat masuk ke

agenda pemerintahan, yaitu:

1) Bila terdapat ancaman terhadap keseimbangan antar kelompok, maka

kelompok-kelompok tersebut akan mengadakan reaksi dan menuntut

tindakan pemerintah

2) Kepemimpinan politik dapat menjadi suatu faktor yang penting dalam

penyusunan agenda pemerintah.

3) Timbulnya krisis ataau peristiwa yang luar biasa dapat menyebabkan

masalah tersebut masuk ke dalam agenda pemerintah.

4) Adanya gerakan-gerakan protes termasuk tindakan kekerasan

merupakan salah satu sebab yang membuat para pembuat kebijakan,

memasukkannya kedalam agenda pemerintah.

5) Masalah-masalah khusus atau isu-isu politis yang timbul di masyarakat,

yang kemudian menarik perhatian masyarakat dan para pembuat

kebijakan.

f. Tipe-tipe Kebijakan Pemerintah

Beberapa tipe kebijakan pemerintah menurut Ramlan Surbakti (1992:

193), yaitu:

1) Kebijakan Regulatif, terjadi apabila kebijakan mengandung paksaan

dan akan diterapakan secara langsung terhadap individu. Kebijakan

Page 43: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

regulatif dibuat untuk mencegah agar individu tidak melakukan suatu

tindakan yang tak diperbolehkan.

2) Kebijakan Redistributuif, ditandai dengan adanya paksaan secara

langsung kepada warga negara tetapi penerapannya melalui lingkungan.

3) Kebijakan Distributif, ditandai dengan pengenaan paksaan secara tidak

langsung, tetapi kebijakan itu diterapkan secara langsung terhadap

individu.

4) Kebijakan Konstituen, ditandai dengan kemungkinan pengenaan

paksaan fisik yang sangat jauh, dan peneraapan kebijakaan itu secara

tidak langsung melalui lingkungan.

g. Dampak Kebijakan Pemerintah

Evaluasi kebijakan pemerintah banyak dilakukan untuk mengetahui

dampak dari kebijakan pemerintah. Dampak yang dimaksudkan disini adalah

dampak yang dikehendaki oleh suatu kebijakan pemerintah, artinya dampak

tersebut sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Bambang

Sunggono (1994: 160), menguraikan dampak kebijakan pemerintah tersebut

dalam beberapa dimensi, yaitu:

1) Dampak kebijakan yang diharapkan dan yang tidak diharapkan, baik

pada problematikanya maupun pada masyarkat.

2) Dampak kebijakan terhadap situasi kelompok yang bukan menjadi

sasaran utama dari suatu kebijakan pemerintah.

3) Dampak kebijakan yang dapat terjadi atau berpengaruh pada kondisi

sekarang maupun yang akan datang.

4) Dampak kebijakan terhadap direct cots. Dalam kaitan ini menghitung

suatu economic cots dari suatu program kebijakan pemerintah relatif

lebih mudah apabila dibandingkan dengan menghitung timbulnya

biaya-biaya lain yang bersifat kualitatif.

5) Dampak kebijakan terhadap indirect cost yang yang biasa mengena atau

dialami oleh anggota-anggota masyarakat.

Page 44: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

i. Kebijakan Pemerintah Memberdayakan Batik

Pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN)

mewajibkan seluruh PNS menggunakan Batik atau kain Tradisional setiap Hari

Jum’at dan acara-acara resmi lainnya. Aturan ini sangat menggairahkan

kewirausahaan batik di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri no 53

tahun 2009.

Sebelum dikeluarkan peraturan menteri tersebut, sebenarnya pemerintah

Kabupaten Magetan sudah mengeluarkan peraturan untuk mewajibkan PNS dan

jajaran Staf di Kabupaten untuk memakai batik. Batik yang diharuskan untuk

dipakai adalah batik khas Magetan yaitu batik pring desa Sidomukti untuk hari

Jum’at dan batik bebas setiap hari Kamis. Hal ini merangsang perkembangan

usaha batik pring cukup baik walau tidak terlalu besar. Peraturan tersebut

dituangkan dalam Peraturan Bupati (PerBup) No. 88 tahun 2006 tentang pakaian

Dinas Pegawai dan Pejabat di Lingkungan Kabupaten Magetan dan Peeraturan

Bupati no 90 tahun 2006 tentang Tanda Pengenal Pegawai di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Magetan pada poin G. Pakaian Batik yaitu

Poin 1. Pakaian batik/motif batik lengan panjang produksi dalam negeri dipakai

pada setiap hari Kamis dan batik Pring Sedapur Sidomukti pada hari

Jum’at.

Poin 2. Bentuk dan model pakaian batik seperti gambar pada uraian lampiran

peraturan ini.

Page 45: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Kerangka Berpikir

Keterangan :

Setiap manusia di dunia ini tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.

Mereka membentuk masyarakat yang pada akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan

yang menghasilkan suatu kebudayaan. Kebudayaan yang dinilai menguntungkan

akan terus dipertahankan dan semakin hari akan semakin berkembang.

Kebudayaan dari nenek moyang yang sudah turun temurun dilakukan salah

satunya adalah batik. Budaya membatik dari hari ke hari semakin berkembang

dalam masyarakat dan pada akhirnya akan membentuk suatu industri yang bersifat

Rumah tangga.

Dari hari kehari, batik tetap dipertahankan oleh masyarakat. Apalagi

beberapa waktu yang lalu ditetapkan batik merupakan warisan budaya bangsa

Indonesia yang sudah mendunia oleh UNESCO. Pemerintah yang daerahnya

mempunyai batik semakin berlomba-lomba mengeluarkan kebijakan-kebijakan

dalam rangka untuk mempertahankan eksistensi batik di daerahnya masing-

masing. Hal ini mengakibatkan banyak bermunculan daerah-daerah penghasil

batik baru. Kebijakan yang dikeluarkan berkaitan dengan kelangsungan Industri

rakyat. Sukses tidaknya kebijakan itu dinilai dari semakin berkembang atau malah

mengakibatkan matinya industri Batik tersebut. Di Kabupaten Magetan,

Pemerintah Kabupaten Magetan mengeluarkan peraturan yang mewajibkan

Batik

Home Industri

Perkembangan kerajinan batik

Kebijakan Pemerintah

Kebudayaan Motif Batik

Page 46: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

seluruh PNS mulai dari staf pemerintahan yaitu tingkat kabupaten sampai tingkat

desa, tenaga pendidikan, tenaga kesehatan, dan lain-lain untuk menggunakan batik

khas Magetan yaitu Batik Pring Desa Sidomukti pada hari-hari tertentu maupun

pada saat kunjungan ke daerah-daerah lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar

batik pring lebih dikenal oleh masyarakat Kabupaten Magetan. Selain itu hal ini

juga bertujuan untuk memperkenalkan batik ini ke luar kebupaten Magetan. Selain

itu pemerintah Kabupaten Magetan juga membuat blog, Facebook dan Twitter

untuk mempromosikan batik secara luas. Hasil dari usaha-usaha tersebut, Batik

Pring Desa Sidomukti sekarang telah dikenal di Kabupaten Magetan dan

sekitarnya dan telah di patenkan sebagai batik khas Magetan.

Page 47: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian sangat menentukan diperolehnya informasi untuk

menyampaikan kebenaran dari suatu penelitian. Tempat penelitian yang akan

peneliti gunakan adalah desa yang akan dijadikan obyek atau yang akan diteliti,

yaitu Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Pemilihan

kawasan Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan sebagai obyek

penelitian dengan alasan bahwa desa tersebut merupakan daerah penghasil

kerajinan batik Pring dan bersedia dijadikan sebagai tempat penelitian dan juga

bersedia untuk memberikan data secara lengkap yang dibutuhkan peneliti. Untuk

menunjang penelitian ini, maka peneliti juga membaca buku-buku referensi di

Perpustakaan Pusat UNS Surakarta, Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan UNS, Perpustakaan Program Pendidikan Sejarah UNS Surakarta,

Perpustakaan Kota Magetan, Perpustakaan Monumen Pers Surakarta,

Perpustakaan Kota Surakarta, Perpustakaan UGM dan perpustakaan Kanesius

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian merupakan jangka yang peneliti gunakan untuk

keperluan penelitian. Dalam melakukan penelitian ini waktu yang digunakan

selama tiga bulan yaitu pada bulan Juni 2010 sampai bulan November 2010.

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian adalah usaha menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode

ilmiah (Hadari Nawawi, 1995: 5). Adapun yang dimaksud dengan penelitian,

menurut Florence M.A. Hilbish (1952: 12) adalah penyelidikan yang seksama dan

teliti terhadap suatu masalah atau untuk menyokong atau menolak suatu teori.

Page 48: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti maka diperlukan metode

tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan sebagai alat untuk mengadakan

penelitian terhadap objek penelitian serta untuk mendapatkan data, keterangan,

dokumen dan apapun bentuknya yang dapat menunjang kelancaran jalannya

penelitian.

Hadari Nawawi (1993: 61) menyatakan bahwa “ Metode adalah cara

yang digunakan untuk mencapai tujuan”. Dalam kaitanya dengan penelitian,

Hadari Nawawi (1993: 24) mengemukakan “Penelitian adalah usaha menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dengan

menggunakan metode-metode ilmiah”.

Bentuk penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif kualitatif

yang bersifat etnografis. Penelitian kualitatif adalah suatu bentuk penelitian yang

menghasilkan karya ilmiah dengan menggunakan data deskriptif yang berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati

terhadap status sekelompok orang atau manusia suatu obyek atau suatu kelompok

kebudayaan (Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong, 2000: 3). Penelitian

deskriptif digunakan untuk mencari fakta dan interpretasi yang tepat dengan

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat pada situasi tertentu, termasuk

hubungan kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang berlangsung dan

pengaruh dari suatu fenomena. Oleh karena itu data yang terkumpul berwujud

kata-kata dalam kalimat atau gambar berisi catatan yang menggambarkan keadaan

yang sebenarnya.

Etnografi itu sendiri adalah usaha untuk menguraikan kebudayaan atau

aspek-aspek kebudayaan (Lexy J. Moleong, 2000: 13). Mengkombinasikan

pandangan Malinowski dan Brown dalam James P. Spradley (1997: xviii) tujuan

dari sebuah penelitian etnografi adalah “untuk mendeskripsikan dan membangun

struktur sosial dan budaya suatu masyarakat yang merupakan the way of life suatu

masyarakat”. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sang peneliti tidak cukup

hanya melakukan interview dengan beberapa informan, tetapi yang lebih penting

lagi adalah melkukan observasi.

Page 49: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Alam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah kerajinan Batik

yang berkembang dalam suatu masyarakat sebagai salah satu hasil dari

kebudayaan dalam masyarakat tersebut maka pendekatan etnografis sangat cocok

umtuk digunakan dalam peneliian ini.

2. Strategi Penelitian

Strategi adalah cara dalam melaksanakan suatu proyek atau cara dalam

mencapai tujuan. Strategi sama dengan metode. Metode ditinjau dari segi

etimologis, berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan.

Sehubungan dengan cara ilmiah maka metode menyangkut pula cara kerja, yaitu

cara untuk memahami obyek yang menjadi sasaran ilmiah yang bersangkutan

(Koentjaraningrat, 1983: 7).

Dalam usaha mendapatkan data yang diperlukan pada suatu penelitian,

maka harus menggunakan metode yang tepat sesuai dengan sifat dan tujuan

penelitian itu sendiri. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

metode diskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif yaitu prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek

atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan sebagainya) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari

Nawawi, 1991: 35).

Adapun ciri-ciri pokok dari metode deskriptif sebagai berikut :

a) Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat

penelitian dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang

aktual.

b) Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diteliti

sebagaimana adanya.

Penelitian diskriptif biasanya mempunyai dua tujuan, yaitu :

a) Untuk mengetahui perkembangan sarana.

b) Untuk mendiskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu

(Masri Singarimbun, Sofyan Effendi, 1981).

Dengan demikian penelitian kualitatif adalah suatu cara dalam meneliti

suatu peristiwa pada masa sekarang dengan menggunakan data-data deskriptif

Page 50: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

yang berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang tertentu atau

perilaku yang diamati serta menggunakan langkah-langkah tertentu.

Beberapa diantara jenis dan pelaksanaan metode deskriptif yang telah

lazim dilaksanakan diantaranya adalah:

1) Tehnik Survey, pada umumnya merupakan cara pengumpulan data

dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (jangka waktu) yang

bersamaan. Jumlah itu biasanya cukup besar.

2) Studi kasus, berbeda dengan survey, studi kasus memusatkan

perhatian pada kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang

diteliti terdiri dari satu unit (satu kesatuan unit) yang dipandang

sebagai kasus. Kasus dapat terbatas pada peristiwa, satu desa ataupun

satu kelompok manusia dan obyek lain-lain yang cukup terbatas yang

dipandang sebagai kesatuan.

3) Studi komparatif, berusaha mencari pemecahan melalui analisa

tentang hubungan-hubungan sebab akibat, yakni yang meneliti faktor-

faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang

diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan yang lain.

4) Studi waktu dan gerak, penyelidikan dengan penggunaan waktu serta

dalam tingkah laku petugas dengan memperhatikan tingkah laku

dalam melakukan gerak pokok guna terjadinya perbaikan dalam pola

kerja petugas. Biasanya dilakukan pada pekerja dalam hubungannya

dengan produksi.

5) Analisa tingkah laku, hampir sama dengan studi waktu dan gerak

tetapi tingkah laku yang diawasi lebih luas yang digunakan untuk

menetapkan kriteria penilaian pekerjaan.

6) Analisa kuantitatif, dengan analisa kuantitatif akan diperoleh

gambaran sistematik mengenai isi suatu dokumen. Dokumen tersebut

diteliti isinya, kekemudian diklasifikasikan menurut criteria dan pola

tertentu, dan dianalisa atau dinilai.

7) Studi operasional, adalah penyelidikan ditengah-tengah situasi yang

riil dalam mencari dasar bagi petugas-petugas untuk bertindak

Page 51: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(operasi, aksi) mengatasi suatu kebutuhan praktis yang mendesak,

dengan berusaha menemukan generalisasi atau dalil ataupun teori

yang berlaku umum.

Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, tehnik dan alat yang

digunakan dalam penelitian serta tempat dan waktu penelitian yang dilakukan,

maka dalam penelitian ini menggunakan strategi studi kasus tunggal terpancang.

Menurut HB. Sutopo (1992: 10), penelitian dengan menggunakan studi

kasus tunggal terpancang atau embedded case study artinya studi ini tidak bersifat

holistik penuh, tetapi sudah memusatkan (terpancang) pada beberapa variabel

sebelum peneliti terjun ke lapangan studinya. Strategi terpancang tunggal dalam

penelitian ini mengandung pengertian tunggal, yaitu sasaran yang akan diteliti

sudah dibatasi dan terpusat pada satu lokasi yaitu kawasan Desa sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.

C. Sumber Data

Dalam suatu penelitian ilmiah diperlukan data. Data dikumpulkan

berdasarkan tujuan penelitian, sehingga sumber datanya juga berdasarkan

penelitian serta pertanyaan peneliti sebagai arahan penelitian. Sumber data

penelitian kualitatif dapat diambil darii informan, sumber tertulis dan lapangan

penelitian atau tempat terjadinya peristiwa. HB. Sutopo (1992: 2) menyatakan

bahwa sumber data dalam penelitian kualitatif dapat berupa manusia, peristiwa,

tingkah lak, dokumen dan arsip serta benda lain. Dengan kata lain yang dimaksud

sumber data disini adalah sesuatu yang dipandang dapat menberikan informasi

kepada peneliti. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi atau

keterangan mengenai seluk beluk permasalahan yang diperlukan dalam penelitian

(HB. Sutopo, 1988: 3). Data yang sesuai dengan obyek yang diteliti, hendaknya

memenuhi syarat-syarat untuk mencari informasi yang jujur dan dapat dipercaya

dalam memberikan keterangan kepada peneliti. Adapun cara yang ditempuh

adalah melalui keterangan orang yang berwenang baik secara formal maupun

Page 52: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

informal. Secara formal melalui pemerintah, sedangkan secara informal melalui

tokoh masyarakat setempat. Dalam penelitian ini, orang yang peneliti anggap

sebagai Key Informant atau orang yang dianggap paling mengetahui dan dapat

dipercaya secara mendalam tentang data yang diperlukan diantaranya Kepala

Desa Sidomukti, Ketua koperasi batik pring, pengrajin batik pring di Sidomukti

serta para tokoh yang dapat member masukan berkaitan dengan permasalahan

dalam penelitian.

2. Tempat dan Peristiwa

Dalam penelitian ini tempat dimana obyek penelitian berada merupakan

sumber data yang penting. Dari tempat penelitian akan muncul fenomena dan data

yang sangat diperlukan bagi peneliti. Fenomena dan data tersebut diperoleh dari

para pengrajin Batik di desa Sidomukti, ketua perkumpulan pengrajin Batik,

kepala desa Sidomukti serta Pemkab Kabupaten Magetan.

3. Sumber Tertulis

Dokumen di desa Sidomukti, berupa data-data kependudukan yang

disebut monografi serta dokumen di pengrajin batik di desa Sidomukti berupa

produk-produk batik yang dihasilkan oleh para pengrajin batik dan buku-buku

literature serta penelitian-penelitian sejenis.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk

memperoleh data yang diperlukan sehingga data yang diperoleh benar-benar

sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat dipertanggungjawabkan agar dapat

menjadi dasar yang kuat dalam membuktikan penelitian yang dikemukakan secara

sistematis sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif yang mampu

mendiskripsikan secara akurat. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan

adalah sebagai berikut :

1. Wawancara atau interview

Menurut Lexy J. Meleong (1990: 135) “Wawancara adalah percakapan

yang dilakukan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan, yang diwawancarai memberikan

Page 53: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

jawaban atas pertanyaan itu’. Hadari Nawawi (1993: 111) mengatakan bahwa

interview adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula. Ciri utama

interview adalah adanya kontak langsung antara peneliti dan sumber informasi.

Dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan oleh peneliti

bekerjasama dengan kepala desa sidomukti, pengurus koperasi dan pengrajin batik

setempat dengan menggunakan teknik wawancara terbuka, wawancara terstruktur,

wawancara berencana dan tak berencana. Wawancara terbuka karena dalam

wawancara tersebut para subyeknya mengetahui maksud dan tujuan dari

wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara terstruktur adalah

wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan

yang akan diajukan. Wawancara berencana dilakukan terhadap informan yang

diseleksi, sedangkan wawancara tidak berencana dilakukan dengan orang yang

peneliti jumpai secara kebetulan.

2. Observasi

Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Observasi

langsung dilakukan terhadap obyek di tempat berlangsungnya kegiatan, sehingga

observer berada bersama obyek yang diteliti (Hadari Nawawi, 1987).

Menurut Koentjaraningrat (1983: 47) “Observasi adalah kegiatan

perilaku yang relevan dalam kondisi lingkungan yang tersedia di lokasi

penelitian”. Dalam hal ini, pengamat tidak hanya menonton dan mendengarkan

apa yang menarik saja, tetapi juga mencatat dan mengumpulkan keterangan-

keterangan dari apa yang dilihat dalam obyek pengamatan di lokasi penelitian.

Dengan observasi dapat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan data

secara mendalam, sekaligus peneliti dapat menangkap fenomena-fenomena yang

muncul pada saat itu.

HB. Sutopo (1990: 25) mengatakan bahwa observasi membuat peneliti

tidak bersifat pasif tetapi memainkan berbagai peran yang mungkin dalam

berbagai situasi dari peristiwa-peristiwa yang diteliti.

Page 54: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Data pada dasarnya bahan mentah yang dikumpulkan dari lapangan, yang

merupakan catatan pengamatan, tidak semuanya dapat dimengerti dlengkap. Maka

peneliti berusaha memindahkan apa yang diperoleh ke dalam kertas selengkap

mungkin dan menghindari dari penyingkatan kata-kata serta menghindari kata-

kata abstrak.

Pengamatan diperoleh secara langsung tentang lokasi, asal-usul kerajinan

batik, produksi batik dan perkembangan kerajinan batik di kabupaten Magetan.

3. Analisis Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dan menganalisis

dokumen dari arsip. Tehnik ini sering disebut sebagai Content analysis yang

cenderung mengamati, mencatat dan menyimpulkan dari apa yang tersurat dan

tersirat dalam setiap arsip dan dokumen yang terdapat di desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Menurut Winarno Surakhmad (1994:

125) “ Metode dokumentasi yaitu laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya

terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditunjukan dengan

sengaja untuk menyimak keterangan peristiwa tersebut”.

Sedangkan menurut Suharsini Arikunto (1992: 182) metode dokumentasi

adalah suatu metode pengumpulan data dengan catatan atau dokumen yang

dijadikan keterangan sesuai dengan maksud dan tujuan di dalam penelitian.

Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang akan digunakan dan

data tersebut masih valid atau tidak sehingga pengumpulan data dengan tehnik

dokumentasi perlu diperhatikan orisinil atau tidaknya dokumen tersebut.

Dengan metode ini peneliti dapat mengumpulkan data dengan cara

mengambil catatan-catatan yang penting tentang keadaan sumber data yang

tersedia misalnya lokasi kerajinan batik, riwayat kerajinan batik, produksi

kerajinan batik, pengaruh kerajinan batik terhadap perkembangan kerajinan batik

di Kabupaten Magetan.

E. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu bentuk khusus atau suatu proses yang

umum dalam memfokuskan atau pemilihan dalam riset yang mengarah pada

Page 55: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

seleksi (HB. Sutopo, 1988: 14). Jadi maksud sampling adalah untuk menjaring

informasi sebanyak mungkin dari berbagai macam sumber.

HB. Sutopo (1992: 22) mengemukakan bahwa “Peneliti cenderung

memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber

data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam”. Namun

demikian informan yang dipilih dapat menunjukkan informan yang lain yang

lebih tahu, maka pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan

dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Dalam penelitian ini teknik

sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling dalam

menghadapi subyek yang diteliti, peneliti tidak memandangnya sebagai responden

tetapi dipandang sebagai informan.

Dalam melakukan penelitian, peneliti tidak menentukan sejumlah sampel

tetapi peneliti menentukan jumlah informan untuk diwawancarai guna memeprleh

informasi tentang permasalahan yang diteliti. Untuk itu peneliti menggunakan

tehnik snowball sampling atau bola salju. Teknik snowball sampling yang

digunakan adalah peneliti pertama-tama datang pada seseorang yang menurut

pengetahuannya dapat dipakai sebagai informan, tetapi setelah cukup memberikan

informasi, informan tersebut menunjukkan subyek lain yang dipandang

mengetahui lebih banyak masalahnya sehingga peneliti menunjuk sebagai

informan baru, dan demikian seterusnya, sehingga data yang diperoleh semakin

banyak dan lengkap. Untuk mendapatkan kualitas data yang diharapkan, peneliti

menggunakan time sampling. Time sampling adalah waktu yang dipilih peneliti

yang dianggap paling tepat untuk mengunjungi informan guna mendapatkan data

yang benar.

Peneliti berusaha untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin yang

dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu Lurah Desa Sidomukti, Pengrajin

Batik Pring di desa Sidomukti, dan pengurus koperasi. Ibarat bola salju semakin

lama semakin besar.

Page 56: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

F. Validitas Data

Validitas data adalah kebenaran atau kesahihan data dalam kancah

penelitian, dimana kebenaran data dalam penelitian itu sangat diperlukan agar

hasil penelitian tersebut benar-benar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode triangulasi data dan review

informan dalam menguji keabsahan data. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Triangulasi

Yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain di luar data itu sebagai pembanding untuk keperluan pengecekan. Ada

empat macam triangulasi yaitu triangulasi data, metode, peneliti dan teori.

2. Review Informan

Penelitian ini mengadakan pengecekan data dengan cara mengadakan diskusi

dengan para nara sumber data di lapangan guna memeriksa ulang atas

informasi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan kata lain peneliti akan

mencocokkan data yang sudah diperoleh dengan nara sumber yang berada di

lapangan.

Untuk mendapatkan data yang valid dalam suatu penelitian kualitatif

menurut HB. Sutopo (1988) dapat menggunakan empat macam triangulasi yang

terdiri dari :

1. Triangulasi data

Yaitu peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk pengumpulan

data yang sama.

2. Triangulasi peneliti

Yaitu pengumpulan data yang semacam, tetapi dilakukan oleh beberapa

orang peneliti.

3. Triangulasi metode

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode yang

berbeda atau pengumpulan data yang sejenis, tetapi tehnik yang berbeda.

Page 57: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4. Triangulasi teori

Yaitu mengadakan penelitian dengan topik yang sama, dan datanya

dianalisis dengan menggunakan perspektif teori yang berbeda.

Dalam penelitian ini menggunakan dua tehnik triangulasi yaitu

triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data adalah di dalam

mengumpulkan data menggunakan informan dan sumber lapangan yaitu tempat

dan peristiwa serta menggunakan sumber arsip dan dokumen. Sedangkan

triangulasi metode digunakan berkaitan dengan triangulasi data, yang mana

peneliti menggunakan penelitian dengan topik yang sama, namun data dianalisis

dengan metode yang berbeda sehingga diharapkan data yang disajikan dapat

dipertanggungjawabkan.

G. Teknik Analisa Data

Menurut Lexy J. Moleong (1990: 103), pengertian analisa data adalah

“Proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam bentuk suatu pola

kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan rumusan

hipotesa kerja seperti yang disarankan oleh data”. Analisa data merupakan hal

yang paling penting dalam suatu penelitian, karena analisa data sangat

menentukan kualitas hasil penelitian. Peneliti harus berpikir secara komprehensif

untuk merangkai data, menyusun data dan mengorganisir data supaya menjadi

satu kesatuan data yang logis dan sistematik. Data tersebut kemudian disusun

dalam kategori tertentu dan selanjutnya dianalisis.

Teknik analisis yang peneliti gunakan adalah analisis kualitatif. Analisis

kualitatif merupakan analisis data yang didasarkan pada hubungan antara fakta

satu dengan fakta yang lain secara hubungan sebab akibat untuk menerangkan

suatu peristiwa. Analisis kualitatif yang peneliti gunakan adalah teknik analisis

interaktif yang merupakan proses siklus yang paling bergerak diantara ketiga

komponen pokok yaitu reduksi atau seleksi data, sajian data dan penarikan

kesimpulan.

Page 58: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Adapun skema model analisis interaktif menurut Huberman (1992: 20)

yaitu sebagai berikut :

Skema Model Analisis Interaktif

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah secara rinci dalam penelitian

dari awal sampai akhir. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat berjalan secara

teratur, sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Adapun langkah-

langkah prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penulisan proposal pengurusan perijinan

Setelah judul penelitian disetujui atau ditentukan dilanjutkan dengan penulisan

proposal yang berisi garis besar penelitian. Langkah selanjutnya mengadakan

langkah pelaksanaan yaitu dengan mengurus perijinan penelitian.

2. Pengumpulan data dan analisis awal

Pengumpulan data dilakukan di lokasi penelitian termasuk dalam hal ini

mengadakan wawancara dengan informan dan mengadakan observasi terhadap

sumber-sumber tertulis yang ada kaitannya dengan topik dalam penelitian

sebagai data.

3. Analisis akhir dan penarikan kesimpulan

Data yang sudah disusun rapi merupakan bagian dari analisis awal, maka

kegiatan selanjutnya merupakan analisa akhir dengan mengorganisasikan dan

mengurutkan data pola dalam uraian dasar sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan.

Pengumpulan Data

Penyimpulan Data

Penyajian Data Seleksi Data

Page 59: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

4. Penulisan laporan dan perbanyakan laporan

Dari data yang sudah disusun berdasarkan pedoman penelitian kualitatif, maka

dapat diambil sebuah laporan penelitian sebagai karya ilmiah, yang

sebelumnya melalui proses pengujian terlebih dahulu.

Dari uraian di atas maka dapat digambarkan skema prosedur penelitian

sebagai berikut :

Penulisan Proposal

Persiapan

Pelaksanaan

Pengumpulan

Data dan

Analisis Akhir

Penarikan

Kesimpulan

Penulisan Laporan

Perbanyak Laporan

Page 60: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi wilayah Desa Sidomukti

1. Deskripsi Geografis

Desa Sidomukti adalah suatu desa penghasil kerajinan Batik yang

terletak di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Desa Sidomukti mempunyai luas wilayah 271.181,7 Ha, yang terdiri dari

4 dusun dengan 4 RW dan 24 RT. Secara administratif desa ini dibatasi oleh

wilayah-wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Desa Buluharjo Kecamatan Plaosan

Sebelah Selatan : Desa Bogoarum Kecamatan Plaosan

Sebelah Barat : Desa Bulugunung Kecamatan Plaosan

Sebelah Timur : Desa Sumberagung Kecamatan Plaosan

Kondisi geografis Desa Sidomukti terletak pada ketinggian 600 meter

diatas permukaan air laut, banyaknya curah hujan adalah 700 mm/tahun. Daerah

ini termasuk daerah pegunungan dengan suhu udara rata-rata 25oC.

Orbitasi atau jarak dari pusat pemerintah Desa Sidomukti dengan :

a. Ibu kota kecamatan terdekat adalah 3 km.

b. Ibu kota kabupaten terdekat adalah 7 km.

c. Ibu kota propinsi terdekat adalah 200 km.

d. Ibu kota Negara adalah 700 km.

Keadaan jalan ke Desa Sidomukti sudah diaspal dan dapat dijangkau oleh

semua jenis kendaraan darat.

2. Deskripsi Demografis

Jumlah penduduk Desa Sidomukti Kecamatan Plaosan Kabupaten

Magetan ini berdasarkan data akhir bulan Desember 2009 tercatat sebanyak 3. 017

jiwa yang terdiri dari 1.365 orang laki-laki dan 1.652 orang perempuan dengan

734 kepala keluarga.

Page 61: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur

Menurut data statistik yang diperoleh dari kantor Desa Sidomukti,

komposisi penduduk menurut umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Umur

NO Golongan Umur Jumlah Jiwa Presentase (%)

1

2

3

4

5

6

00-03

04-06

07-12

13-15

16-18

19-keatas

163

126

291

136

154

2147

5,40%

4,18%

9,65%

4,51%

5,10%

71,16%

Jumlah 3017 100%

Sumber : Kantor Desa Sidomukti, Profil 2009.

Komposisi penduduk menurut umur dapat digunakan untuk mengetahui

perkembangan jumlah penduduk dan angkatan kerja di masa yang akan datang.

Seorang ahli berpendapat bahwa “ Di Indonesia yang dimaksud dengan penduduk

usia kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun keatas”. Perbaikan fasilitas dan

perkembangan pendidikan mengakibatkan banyak penduduk usia kerja yang

menunda memasuki lapangan kerja. Mereka ingin melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Selain faktor sudah tidak ada lagi pembatasan-

pembatasan tentang siapa yang berhak dan tidak berhak untuk memperoleh

pendidikan seperti pada zaman kolonial dimana hanya anak dari penguasa atau

orang kaya saja yang dapat menempuh pendidikan, biaya pendidikan juga

semakin terjangkau. Apalagi sekarang ada kebijakan dari pemerintah wajib belajar

9 th bebas biaya. Keadaan ini mendorong semua lapisan masyarakat untuk

mengenyam pendidikan. Untuk saat ini, paling tidak sudah ada batasan dalam

masyarakat desa untuk menyekolahkan anaknya paling tidak sampai tamat SMP.

Hal ini dikarenakan untuk masuk ke dunia kerja, tuntutan dari pemilik usaha

menghendaki paling tidak lulusan SMP, sehingga usia kerja dimulai pada usia 15

tahun.

Page 62: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

2) Komposisi Penduduk Menurut Angkatan Kerja

Tabel 2. Jumlah Penduduk Angkatan Kerja

No Angkatan Kerja (Th) Jumlah Jiwa Persentase (%)

1

2

3

4

5

6

10-14

15-19

20-26

27-40

41-56

57-keatas

255

260

378

663

704

344

9,79%

9,98%

14,52%

25,46%

27.04%

13,21%

Jumlah 2604 100%

Sumber : Kantor Desa Sidomukti, Profil 2009.

Komposisi penduduk menurut angkatan kerja di Desa Sidomukti adalah

kelompok 10-14 tahun (belum produktif) terdiri dari 255 orang (9,79%), jumlah

penduduk yang berusia 15-56 tahun atau usia produktif adalah 2005 orang

(77,8%), sedangkan penduduk yang berusia 57 tahun keatas atau tidak produktif

lagi sebanyak 344 orang atau 13,21%.

3) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencahariannya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Angkatan Kerja (th) Jumlah Jiwa Presentase (%)

1

2

3

4

5

6

Pegawai Negeri sipil

ABRI

Swasta

Wiraswasta/Pedagang

Tani

Petukangan/Kontruksi

29

6

255

25

2521

25

0,91%

0,21%

8,9%

0,87%

88,12%

0,87%

Jumlah 2861 100%

Sumber : Kantor Desa Sidomukti, Profil 2009.

Page 63: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa ternyata sebagian besar

penduduk Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan bekerja di sektor pertanian yaitu

mencapai 2521 jiwa. Dari sebagian besar petani tersebut, menghabiskan waktu

selama menunggu waktu panen dengan cara membatik. Walaupun sekarang ini

masih dilakukan sebatas pada ibu-ibu saja. Pengrajin ini bergabung dalam dua

koperasi yaitu Koperasi Mukti Lestari yang berkantor di Balai Desa Sidomukti

dan koperasi Mukti Rahayu yang bertempat di Timur Desa (Wawancara dengan

Kepala Desa Sidomukti, tanggal 23 Agustus 2010). Walaupun yang tergabung

dalam kedua koperasi tersebut baru sekitar 50 orang, tapi sudah ada 21 motif

batik yang dihasilkan. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

bagaimanapun sedikitnya pengrajin yang tergabung dalam kedua koperasi tersebut

sudah dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan kerajinan batik di

Kabupaten Magetan.

Industri rumah tangga dan industri kecil menjadi potensi yang besar

dalam pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai Negara yang berkembang, sektor ini memberikan peluang yang baik

didalam penghematan dan pemanfaatan dana nasional, produktifitas dan

pengembangan berusaha yang lebih merata serta dapat mengurangi tingkat

pengangguran jumlah angkatan kerja. Oleh sebab itu kebijaksanaan politik

ekonomi pemerintah meletakannya dalam posisi sentra (penting) yang mendapat

prioritas tinggi. Selain memiliki posisi seperti disebutkan diatas, industri kecil dan

industri rumah tangga juga mempunyai sifat mudah melakukan diversifikasi

produk sehingga sangat cocok dengan perkembangan pasar.

B. Perkembangan Batik Pring Sidomukti Di Kabupaten Magetan

1.Sejarah Batik Pring di Desa Sidomukti

Batik muncul pertama kali di istana. Namun, sejalan dengan

perkembangannya, batik pun mulai keluar tembok istana. Ini menjadi cikal bakal

penyebaran batik. Meski demikian Istana tetap menetapkan aturan main

penggunaan batik. Hanya batik dengan corak-corak tertentu saja yang boleh

dikenakan masyarakat umum, karena tidak semua masyarakat mengetahui secara

Page 64: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

mendetail tentang kerajinan batik. Setelah abad ke-17, tradisi Jawa mengalami

suatu perkembangan yang sangat pesat, khususnya di bidang kerajinan batik,

dimana kain batik sudah menjadi suatu kain yang sangat dibanggakan karena telah

menjadi pakaian kebesaran para petinggi Keraton, serta dipakai pula oleh para

bangsawan Keraton di seluruh pulau Jawa dan tentunya dengan corak masing-

masing (terbatas pada lingkungan keraton saja), hal ini menandai pengkhususan

dari timbulnya motif-motif kedaerahan yang telah ada sebelumnya. Dan setelah

pertengahan abad ke-17, maka batik yang dulunya hanya dipakai oleh bangsawan

saja, kemudian fungsinya meluas dan keluar pagar Keraton. Sejak itulah batik

mulai dapat dipakai oleh rakyat biasa walaupun terbatas pada jenis-jenis motif

tertentu, serta dikerjakan sebagai pekerjaan sambilan untuk memenuhi kebutuhan

sendiri.

Perkembangan seni kerajinan batik sendiri telah mampu menyebar ke

berbagai wilayah (khususnya perkotaan Jawa) hal ini banyak dipengaruhi oleh

pekerja, pengusaha dan upaya untuk memudahkan proses pembuatannya

khususnya bahan baku yang sangat mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan, dan

kesenangan/selera masyarakat di daerah tertentu. Karena banyaknya peminat batik

tradisional maka terwujudlah hasil kerajinan batik di daerah tertentu yang khas

sesuai kedaerahannya, utamanya di pulau Jawa, banyak hal yang mempengaruhi

perkembangan batik di Jawa, antara lain adalah :

1. Kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia membuat stabilitas,

ketentraman di dalam bekerja, serta menipisnya bahkan

menghilangnya garis pemisah antara kelompok-kelompok etnis dengan

tidak menghilangkan budaya tradisi suku dan perkawinan antar suku

yang memperlihatkan toleransi tradisi yang saling menghargai serta

berbaurnya beberapa seni daerah, mampu pula mewujudkan adaptasi

seni yang mempunyai nuansa yang khas.

2. Hilangnya larangan terhadap pemakaian jenis motif tertentu dalam

masyarakat luas oleh faham feudal. Pada mulanya terhadap motif-

motif tertentu (motif larangan) yang hanya dipakai oleh para petinggi

ataupun kalangan istana kerajaan di Jawa, namun setelah kemerdekaan

Page 65: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

seluruh motif batik tradisional dapat dipakai secara umum hanya

masyarakat sendiri yang mengerti dan memahami dalam hal

kepantasan pemakaiannya (hal ini hterkait dengan tingkat usia, jenis

kelamin dan suasana).

3. Hubungan bangsa Indonesia dengan bangsa lain di dunia menyebabkan

bahan-bahan batik dari luar khususnya Eropa mempengaruhi warna-

warna batik tradisi dan motif di daerah tertentu misalnya di daerah

pesisir utara yang terkenal dengan motif Lasem yang diperkirakan

mendapat pengaruh dari Cina.

4. Perkembangan selera masyarakat, karena perkembangan jaman

kebutuhan akan kain batikpun berkembang pula, misalnya kain yang

bercorak tradisional tersebut sudah mulai dikembangkan fungsinya

yang tidak terbatas pada sandang ataupun pakaian saja namun juga

untuk pelengkap interior (sprei, taplak meja, gorden dan asesoris).

Kerajinan batik di Desa Sidomukti telah lama berkembang di masyarakat

Desa Sidomukti khususnya berpusat di Dukuh Papringan. Menurut cerita yang

ada di masyarakat, batik dibawa oleh nenek moyang mereka. Berdasarkan

penuturan Lurah desa Sidomukti, bapak Tikno, pada wawancara tanggal 3

September 2010 menceritakan bahwa kerajinan batik pada mulanya dibawa ke

Desa Sidomukti oleh Ronggo Galeh yang merupakan pengikut dari Brawijaya V.

…apa yang diharapkan Dewi Anarawati menuai hambatan. Dari hasil perkawinannya dengan Prabhu Brawijaya, lahirlah tiga orang anak. Yang sulung seorang putri, dinikahkan dengan Adipati Handayaningrat IV, penguasa Kadipaten Pengging (sekitar daerah Solo, Jawa Tengah sekarang), putra kedua bernama Raden Lembu Peteng, berkuasa di Madura, dan yang ketiga Raden Gugur, masih kecil dan tinggal di Istana. (Kelak, Raden Gugur inilah yang terkenal dengan julukan Sunan Lawu, dipercaya sebagai penguasa mistik Gunung Lawu, yang terletak di daerah Magetan, hingga sekarang)

(www. Padepokan Lemah Kuning. Com)

Menurut sejarah yang berkembang di masyarakat Kota Magetan

khususnya Desa Sidomukti dan wilayah Kecamatan Plaosan, pada saat itu Raja

Brawijaya V yang merupakan Raja dari kerajaan Majapahit melarikan diri ke

Page 66: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gunung Lawu. Hal ini dikarenakan adanya pengislaman Kerajaan Demak

terhadap Raja-raja di Jawa untuk memeluk Islam. Dan apabila raja tersebut

menolak untuk masuk Islam, maka akan diserang oleh Demak.

Kerajaan Majapahit yang pada saat itu sudah mulai mengalami

kemunduran akhirnya terdesak oleh pasukan Demak. Raja Brawijaya V dan

pengikutnya terpaksa melarikan diri ke arah barat dan akhirnya sampai di Gunung

Lawu. Menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat, Raja Brawijaya V

memutuskan untuk menyepi di Puncak Lawu dan melakukan pertapaan disana.

Dikisahkan karena kesaktiannya, Raja Brawijaya V menghilang dari tempat

pertapaannya. Di tempat Raja Brawijaya V bertapa sekarang berdiri Hargo Dalem.

Bentuknya seperti makam biasa, tidak terkesan peninggalan kuno, dihiasi ukiran

kayu sebagai dinding belakang. Sebelah kanan kiri ukiran bunga, bagian tengah

ukiran gunungan wayang. Atap dari bahan sirap, membujur ke arah utara dan

selatan. Di tengah-tengahnya terdapat makuto atau mahkota raja. Menurut cerita

rakyat, Hargo Dalem merupakan tempat petilasan muksanya Prabu Brawijaya V

raja Majapahit atau yang dikenal dengan sebutan “Sunan Lawu”. Tempat ini

dianggap tempat paling keramat dan paling di sakralkan. Di waktu- waktu tertentu

banyak orang–orang yang bersemedi dan bertapa di tempat ini. Bahkan banyak

bangsawan Keraton Surakarta dan Kesultanan Jogyakarta juga datang ketempat

ini.

Cerita dimulai dari masa akhir kerajaan Majapahit (1400 M) pada masa pemerintahan Sinuwun Bumi Nata Bhrawijaya Ingkang Jumeneng kaping 5 (Pamungkas). Dua istrinya yang terkenal ialah Dara Petak putri dari daratan Tiongkok dan Dara Jingga. Dari Dara Petak lahir putra Raden Fatah, dari Dara Jingga lahir putra Pangeran Katong. Pangeran katong akhirnya berkuasa di Ponorogo, sedangkan Raden Fatah setelah dewasa memeluk agama Islam berbeda dengan ayahandanya yang beragama Budha. Dan bersamaan dengan pudarnya Majapahit, Raden Fatah mendirikan Kerajaan di Glagah Wangi (Demak). Melihat kondisi yang demikian itu , masygullah hati Sang Prabu. Sebagai raja yang bijak, pada suatu malam, dia pun akhirnya bermeditasi memohon petunjuk Sang Maha Kuasa. Dalam semedinya didapatkannya wangsit yang menyatakan bahwa sudah saatnya cahaya Majapahit memudar dan wahyu kedaton akan berpindah ke kerajaan Demak. Pada malam itu pulalah Sang Prabu dengan disertai pemomongnya yang setia Sabdopalon dan beberapa pengikutnya diam-diam meninggalkan keraton dan melanglang praja dan pada akhirnya naik ke Puncak Lawu.

Page 67: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Sebelum sampai di puncak, dia bertemu dengan dua orang kepala dusun yakni Dipa Menggala dan Wangsa Menggala. Sebagai abdi dalem yang setia dua orang itu pun tak tega membiarkan tuannya begitu saja. Merekapun pergi bersama ke puncak Harga Dalem (www. WikipediaIndonesia.com).

Akibat dari perginya Raja Brawijaya V dari kerajaan, maka Kerajaan

Majapahit masuk ke dalam wilayah kerajaan Demak. Walupun sang raja sudah

meninggalkan kerajaan dan dapat diartikan sudah tunduk kepada Keajaan Demak

tetap saja tragedi yang diatakutkan oleh Raja Brawijaya V terjadi. Pasukan Demak

dipimpin oleh Sunan Ngundung mencerabut segala sendi-sendi masyarakat

Majapahit ini, bangunan-bangunan indah dari Kerajaan Agung Majapahit, musnah

tak berbekas. Majapahit yang terkenal sebagai Macan Asia, ludes dibabat habis.

Di Jawa Timur, Majapahit seolah-olah hanya sebuah mitos belaka, karena banyak

peninggalan dari jaman keemasan Nusantara ini hancur. Hanya sedikit yang

tersisa. Dan yang sedikit itulah yang masih bisa kita saksikan hingga sekarang.

Eksodus besar-besaran terjadi. Para Agamawan, Para Bangsawan dan rakyat yang

tetap memegang teguh keyakinannya, menyingkir ketempat-tempat yang dirasa

aman. Kebanyakan menyeberang ke Bali, Kalimantan dan Lombok. Bahkan ada

seorang putri selir Prabhu Brawijaya yang melarikan diri bersama sisa-sisa

prajurid Majapahit dan beberapa penduduk.

Para pengikut Raja Brawijaya V yang ikut dalam perjalanan ke Gunung

Lawu akhirnya menyebar di sekitar Magetan dan ada juga yang sampai di lereng

barat Gunung lawu. Hal ini dengan ditemukannya beberapa Candi di lereng barat

Gunung Lawu yang susunan dan bentuk bangunannya mirip dengan candi

peninggalan kerajaan Majapahit. Salah satu dari pengikut Raja Brawijaya V

adalah Ronggo Galeh yang menuju ke arah tenggara gunung Lawu tepatnya di

Daerah Desa Durenan yang berada sekitar 3 Km dari Desa Sidomukti. Hal ini

dibuktikan dengan adanya makam dari Ronggo Galeh di desa tersebut.

Dikisahkan, Ronggo Galeh lah yang mengenalkan batik di daerah ini. Walaupun

hanya terbatas pada beberapa orang, tetapi menjadi warisan turun temurun yang

diturunkan kepada keturunannya masing-masing.

Page 68: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Sejarah batik di Desa Sidomukti setelah abad 15 sangat kabur. Bahkan

bisa dibilang tidak diketahui karena tidak ada bukti, baik berupa sumber tertulis

maupun sumber lisan yang dapat menceritakan tentang keberadaan batik di desa

ini. Baru diketahui kembali pada awal 1920-an. Menurut ibu Indrawati, ketua

koperasi batik Pring Mukti Rahayu, pada awal tahun 1920-an, di Desa Sidomukti

telah ada beberapa pembatik. Salah satu yang terkenal yaitu ibu Sri Emi. Beliau

merupakan salah satu pembatik dari desa Sidomukti dan sekaligus memasarkan

hasil karyanya di Pasar Magetan yang pada waktu itu masih berada di Pasar Baru.

Pada tahun 1970, para pembatik masih terdapat pembatik di Desa

Sidomukti. Hal ini dibuktikan dengan adanya kerjasama pembatik dari di Desa

Sidomukti dengan salah satu pengusaha batik dari Magetan yaitu ibu Ndari. Pada

saat itu karena masih kesulitan dalam hal transportasi, maka di Desa Sidomukti

hanya untuk proses pembatikan awal saja yaitu sampai proses penggambaran.

Sedangkan untuk proses finishing dikerjakan ditampat bu Ndari di Kota Magetan.

2.Periodisasi Perkembangan Kerajinan Batik Pring di Desa

Sidomukti

Batik di Desa Sidomukti sempat menghilang selama beberapa dekade.

Baru muncul kembali pada tahun 70-an masih dengan motif asli yang mirip

dengan batik dari Mojokerto. Tetapi pada akhir 70-an, batik di Desa Sidomukti

kembali menghilang. Hal ini dikarenakan tidak adanya tempat pemasaran dan

sulitnya sarana prasarana yang tersedia untuk sampai ke desa ini pada masa itu.

Bahkan pada saat itu, di Desa Sidomukti hamya untuk kegiatan membatik awal

saja. Untuk tahap finishing dilakukan di rumah Ibu Ndari yang terletak di pusat

Kota Magetan (Wawancara dengan bapak Tikno, Lurah Desa Sidomukti pada

tanggal 25 Agustus 2010).

Pada tahun 2000 bapak Tikno menjabat sebagai Lurah atau Kepala Desa

Sidomukti, beliau melihat keadaan ekonomi di desa ini yang memprihatinkan.

Kebanyakan warga hanya mengandalkan sektor pertanian. Itupun hanya penduduk

lelaki. Sedangkan perempuannya hanya menjadi ibu rumah tangga mengurus

anak-anak mereka tanpa mempunyai penghasilan walaupun sesekali masih

Page 69: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

membantu pekerjaan di sawah tapi praktisnya tidak mempunyai penghasilan yang

benar-benar dapat diandalkan selain dari suami. Padahal untuk mendapatkan hasil

dari tanaman yang mereka tanan membutuhkan waktu beberapa bulan. Otomatis

selama masa menunggu ini, mereka tidak punya penghasilan sama sekali. Melihat

keadaan ini muncul ide dari bapak Tikno untuk memberikan penghasilan

tambahan tetapi tidak menyita waktu para ibu-ibu untuk mengurus keluarga. Maka

diperkenalkanlah kembali kerajinan batik. Diberikanlah pelatihan-pelatihan untuk

para ibu-ibu dan wanita-wanita muda di Desa Sidomukti. Awalnya batik yang

dikerjakan masih batik klasik dengan corak-corak yang sudah ada dipasaran

seperti :

1. Motif Grompol

Gambar 1. Motif batik Grompol

2. Motif Sidoluhur

Gambar 2. Motif Sidoluhur

3. Motif Parang

Gambar 3. Motif Parang

Page 70: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4. Motif Terang Bulan

Gambar 4. Motif Terang Bulan

Awalnya kerajinan batik ini berjalan seperti apa yang diharapkan oleh

pak Tikno. Tetapi lama-kelamaan peminat dari batik ini turun drastis. Hal ini

dikarenakan batik tulis yang dikerjakan para pengrajin di Desa Sidomukti di

pasaran kalah bersaing dengan batik yang berasal dari Solo, Jogja maupun dari

Pekalongan yang sudah mulai masuk ke pasar di daerah Magetan. Batik-batik dari

ketiga daerah ini mempunyai motif yang lebih beragam dan dengan harga yang

lebih terjangkau. Oleh karena itu, pak Tikno dan para pengrajin memikirkan untuk

membuat sebuah motif baru yang khas dan berbeda dari motif yang sudah ada di

pasaran.

Pada tahun 2004, terciptalah sebuah motif baru, motif yang berbeda yaitu

motif bambu atau yang terkenal dengan sebutan motif Pring Sedapur. Motif ini

terinspirasi dari keadaan desa tempat batik ini muncul di Dukuh Papringan yang

masih banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon bambu. Dari sinilah tercipta motif-

motif batik Pring Sidomukti yang pada intinya adalah bambu yang dikolaborasi

dengan motif-motif lain seperti garuda, cucak rowo, bunga-bunga, naga dan

binatang-binatang serta tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di sekitar

Gunung Lawu., yang kesemuanya itu merupakan hasil dari alam Gunung Lawu.

Pada saat ini belum ada perhatian dari pihak pemerintah baik dari pemerintah

pusat maupun dari pemerintah Kabupaten Magetan. Hal ini mengakibatkan

perkembangan kerajinan batik pring di Desa Sidomukti tidak bisa berjalan dengan

baik, bahkan bisa dibilang tersendat-sendat. Hal ini dikarenakan kurangnya dana

dan peralatan yang digunakan masih sangat sederhana.

Perkembangan dunia pembatikan memang tidak berjalan mulus, kadang

ada pasang surutnya. Hal ini disebabkan karena harus menyesuaikan dengan

Page 71: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kondisi yang dibutuhkan di pasaran. Munculnya batik printing telah

mengakibatkan saingan terhadap batik tulis tradisional. Terutama setelah

ditemukannya teknologi percetakan (sablon), atau hand-print serta batik printing

yang dibuat dengan bahan malam seperti batik tulis. Akhirnya sulit dibedakan

antara batik tulis dan batik printing. Hal tersebut dianggap sebagai penyebab mala

petaka bagi para pengrajin batik tulis tradisional (wawancara dengan Kepala Desa

Sidomukti pada 3 September 2010).

Tidak mudah memang untuk mempertahankan budaya, tradisi maupun

karya seni di era saat ini. Seperti yang dialami batik di Desa Sidomukti. Kendati

masih lestari, namun masalah regenerasi selain kondisi pasar, masih juga menjadi

kendala untuk berkembang. Menurut ketua Koperasi Mukti Rahayu yaitu Ibu

Indrarini dalam wawancara pada tanggal 28 September 2010 mengemukakan

bahwa batik di Sidomukti sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Namun

sempat menghilang dan baru diperkenalkan kembali pada tahun 2000 oleh Bapak

Soetikno ketika menjadi Lurah di desa Sidomukti tetapi masih dengan motif lama.

Tahun 2006, pemerintah Kabupaten Magetan mulai memberikan

perhatiannya untuk Kerajinan batik Pring di Desa Sidomukti ini. Pemerintah

mulai memberikan bantuan-bantuan baik itu berupa dan pengembangan maupun

pelatihan-pelatihan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DisPerInDag)

Kabupaten Magetan. Batik Pring Sedapur ditetapkan pemerintah Kabupaten

Magetan sebagai batik khas Magetan. Kepala Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten Magetan, Suko Winadi, menyatakan Pemerintah

Kanupaten Magetan telah memberikan perhatian yang diwujudkan dengan

serangkaian bantuan yang diberikan kelompok perajin. Mulai dari bantuan modal

dan alat lainnya. Meski belum dapat diberikan setiap tahunnya, namun pemkab

setempat telah ada aksi. Menurut Suko, bantuan terbaru yang diberikan Pemkab

kepada anggota kelompok perajin adalah pemberian satu paket alat produksi batik

cap senilai Rp110 juta. Alat tersebut terdiri dari mesin pewarna kain, pengering,

bak penampungan, alat cap, loyang, dan pengolahan limbah. Dengan diberikannya

bantuan tersebut, diharapkan agar batik khas Magetan mampu bersaing di tingkat

pasar lokal. Bantuan tersebut untuk meningkatkan kemampuan produksi kecil

Page 72: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

menjadi menengah. Sehingga order bisa bertambah dan tidak fokus pada batik

tulis saja (www.kompas.com).

Pemerintah Kabupaten Magetan juga mengeluarkan peraturan untuk

mewajibkan PNS dan jajaran Staf di Kabupaten untuk memakai batik. Batik yang

diharuskan untuk dipakai adalah batik khas Magetan yaitu batik pring desa

Sidomukti untuk hari Jum’at dan batik bebas setiap hari Kamis. Hal ini

merangsang perkembangan usaha batik pring cukup baik walau tidak terlalu besar.

Peraturan tersebut dituangkan dalam Peraturan Bupati (PerBup) No. 88 tahun

2006 tentang pakaian Dinas Pegawai dan Pejabat di Lingkungan Kabupaten

Magetan dan Peraturan Bupati no 90 tahun 2006. Namun, ironisnya, instruksi

tersebut tidak diikuti dengan order sebanyak 15.000 helai kain dari Pemkab

Magetan ke Kelompok Perajin Batik Magetan di Desa Sidomukti. Malahan,

Pemkab Magetan telah memesan seragam batik bagi seluruh karyawannya dengan

motif khas Magetan tersebut ke Solo, Jawa Tengah. Alasannya, para pengrajin

dinilai tidak mampu memenuhi order sebanyak itu dengan teknik batik yang

masih batik tulis.

Akibat tidak terima dengan hal tersebut, para perajin kain batik berunjuk

rasa di Kantor Bupati Magetan, Jawa Timur, Jumat tanggal 4 Januari 2008.

Mereka menolak tindakan menjiplak motif batik khas Magetan. Unjuk rasa

diwarnai aksi pembakaran kain batik oleh perajin. Protes para perajin batik

tersebut dipicu oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Magetan yang melakukan

pemesanan sebanyak 30.000 potong batik kepada pengusaha batik di luar

Magetan. Namun, motif batik tersebut diklaim para pengunjuk rasa sebagai hasil

karya perajin asal Desa Sidomukti, Magetan.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Magetan, Mirathul Mukminin,

sebenarnya yang memicu aksi unjuk rasa itu adalah kurangnya sosialisasi

mengenai masalah produk batik para perajin Desa Sidomukti, dan mekanisme

pengadaan barang dan jasa sesuai dengan ketentuan pemerintah. Dikatakan,

mengenai motif batik Sidomukti yang diklaim sebagai motif temuan perajin asal

Desa Sidomukti, adalah masalah ketidaktahuan para perajin. Sebenarnya, motif

batik yang merupakan temuan perajin asal Magetan, bahkan, sampai dilombakan

Page 73: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

adalah motif batik yang diberi nama Pring Sedapur, bukan batik Sidomukti.

Karena, Sidomukti adalah nama dari motif kain jarik, yang sudah ada sejak dulu

(www. Kompas. Com).

Untuk sekarang ini, para pengrajn batik di Desa Sidomukti sudahh

mengembangkan 21 motif baru yaitu perpaduan antara motif pring sedapur

dengan ornament-ornamen batik yang lain. Pada bulan Mei 2010, Kepala Desa

Sidomukti mendaftarkan Batik Pring Sidomukti ke Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual untuk mendapatkan hak paten. Usaha ini membuahkan hasil

dengan dikeluarkannya surat dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual No.

HKI1. HI. 01. 07-789 tertanggal 4 Juni 2010 yang menyatakan bahwa

permohonan pendaftaran hak ciptaan yang diajukan dengan nomor agenda

047125, 047126, 047127, 047128, 047129, 047130, 047131, 047132, 047133,

047134, 047135, 047136, 047137, 047138 telah selesei diproses dan didaftarkan

pada Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

dan Rahasia Dagang, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Dengan

adanya surat edaran tersebut, maka batik pring Desa Sidomukti sudah mempunyai

kekuatan hokum dan tidak dapat dijiplak oleh pengrajin dari daerah lain. Walupun

yang didaftarkan pada saat itu baru 14 motif sedangkan sekarang ini sudah ada 21

motif, tetapi paling tidak adanya hak cipta tersebut memberikan kepercayaan diri

bagi para pengrajin untuk bersaing dari pengrain batik dari daerah lain.

3. Corak Batik Pring Sidomukti

Batik Pring di Desa Sidomukti, dilihat dari sejarah berkembangnya batik

di Desa ini, pada awalnya batik ini lebih condong berkiblat ke batik Mojokerto

dan batik Ponorogo yang termasuk dalam motif batik klasik pesisir. Hal ini

ditandai dengan warna-warna yang cerah tidak melulu pada warna coklat dan

hitam. Tehnik pembatikannya pun berbeda dari tehnik yang dilakukan dari

pembuatan batik di Solo. Di Desa Sidomukti, dalam proses pembatikan, ketika

malam akan digunakan untuk membatik dengan menggunakan canting, ujung

canting tidak ditiup terlebih dahulu seperti yang biasa dilakukan oleh para

Page 74: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

pembatik dari daerah Solo maupun Jogja. Para pembatik Solo maupun Jogja

melakukan peniupan ini untuk mengurangi pelelehan malam yang berlebihan

ketika dilukiskan pada kain sehingga hasilnya akan terlihat lebih rapi. Walaupun

para pengrajin di Desa Sidomukti tidak meggunakan peniupan pada ujung canting,

akan tetapi hasilnya tidak kalah rapi dengan batik Solo dan Jogja yang melalui

proses peniupan. Menurut ibu Kasmiyati, salah seorang Pembatik, para pengrajin

di Desa Sidomukti tidak melalui proses peniupan karena kebiasaan ketika pertama

kali mereka diajarkan oleh orang tua maupun nenek mereka, memang tidak

melalui proses tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa kebiasaan tersebut sudah ada

sejak dahulu kala ketika pertama kali muncul batik di Desa Sidomukti.

Sekarang ini, para pengrajin di Desa Sidomukti, lebih banyak

mendapatkan pengaruh dari pengrajin batik dari Solo. Hal ini dikarenakan alat-

alat dan bahan-bahan dasar batik seperti kain mori, canting, malam atau lilin batik,

pewarna batik banyak diperoleh dari Solo, sehingga para pengrajin lebih banyak

berhubungan dengan para pengrajin batik di Solo.

4. Proses Produksi dan Pemasaran Kerajinan Batik Pring di Desa Sidomukti

Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur

a) Permodalan

Pada umumnya para pengrajin batik Pring di Desa Sidomukti ini tidak

memiliki modal besar, walupun mereka bergabung dalam dua koperasi yaitu

Koperasi Mukti Rahayu dan Koperasi Mukti Lestari, tetapi tetap saja mereka tidak

mengkhususkan untuk modal industri dalam artian bahwa mereka hanya

menyediakan modal secukupnya untuk bahan dan alat-alat untuk membuat

kerajinan batik. Bahkan kedua koperasi ini tidak mempunyai semua contoh motif

batik yang sudah mereka kembangkan. Padahal mereka sudah mempunyai 21

motif batik hasil kreasi dalam waktu 10 tahun belakangan ini. Hal ini

mengakibatkan para pemesan yang datang lebih banyak memesan motif-motif

yang sudah banyak dikenal seperti motif Pring sedapur ato pring Tunggal.

Page 75: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

b) Tenaga Kerja

Tenaga kerja pengrajin pada industri kerajinan batik di Desa Sidomukti

sebagian besar wanita. Tingkat pendidikan para pengrajin umumnya SMP dengan

usia berkisar antara 25-55 tahun, keahlian dan ketrampilan membatik diperoleh

secara turun temurun dari nenek moyang dan ada pula yang memperoleh dari

pelatihan yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2006.

c) Alat-alat dan Bahan produksi

1) Alat produksi

Alat-alat produksi yang dipergunakan untuk membuat kerajinan batik ini

sangatlah sederhana. Antara lain :

a) Canting

Canting adalah alat pokok untuk membatik. Canting digunakan untuk

melukis atau membuat pola yang telah ditentukan. Bentuk canting terdiri dari

gagang canting, nyamplungan (bagian badan canting sebagai tempat menampung

malam, melengkung yang merupakan jalan keluarnya malam atau cairan lilin dan

merupakan semacam mata pena sebagai ujung untuk manggambar motif).

Canting menurut fungsi dan kegunaannya dibedakan menjadi :

1. Canting reng-rengan

Digunakan untuk ngereng-reng atau membuat batikan pertama kali

(kerangka batikan sesuai dengan pola sebelum dikerjakan lebih

lanjut).

2. Canting isen

Digunakan untuk mengisi atau membatik isian pada pola batik.

Canting ini mempunyai carat atau cucuk kecil sekali.

3. Canting tembokan

Canting ini digunakan untuk mengisi atau menutup batikan dengan

lilin tembokan. Canting ini carat atau cucuknya paling besar

dibandingkan dengan canting lainnya.

Page 76: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

b) Gawangan

Gawangan adalah suatu alat yang digunakan untuk menyangkutkan dan

membentangkan kain mori sewaktu dibatik. Gawangan ini terbuat dari

kayu/bambu dan dibuat palang sederhana dengan panjang kurang lebih 100 cm

pindah dan juga gawangan ini harus kuat dan ringan.

c) Kompor

Kompor ini dibuat untuk perapian yang dapat diatur besar kecilnya api

yang menyala, sehingga akan diperoleh cairan lilin sesuai dengan yang

diharapkan.

d) Wajan

Wajan adalah alat untuk mencairkan lilin (malam) dan diletakkan di atas

kompor. Wajan terbuat dari baja dan besi, bahkan sebelumnya terbuat dari tanah

liat. Wajan diberi tangkai sebagai pegangan untuk mengangkat dan menurunkan

dari kompor.

e) Anglo

Fungsinya sama dengan kompor, terbuat dari tanah liat yang dikeringkan

dan dibakar sampai berwarna merah, sebagai bahan pembuat api berasal dari

arang kayu.

f) Kipas

Bahasa Jawanya tepas, terbuat dari anyaman bamboo berbentuk segi lima

panjang. Fungsinya untuk menepasi agar api di anglo tetap menyala.

g) Alat kerok

Terbuat dari besi tipis memanjang seperti pisau berguna untuk

menghilangkan (mengerok) malam/lilin yang telah dibatikkan pada kain.

h) Dingklik

Biasanya terbuat dari kayu, bentuknya seperti kursi berukuran kecil,

berfungsi sebagai tempat duduk pembatik.

i) Taplak

Yaitu kain untuk menutup paha pembatik agar tidak terkena lelehan lilin

panas dari canting ketika membatik. Taplak ini terbuat dari kain bekas.

Page 77: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

j) Saringan malam

Yaitu alat untuk menyaring malam panas, jika malam disaring maka

kotoran dapat dipisahkan dan dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya

malam pada cucuk canting selama digunakan untuk membatik.

k) Kenceng

Yaitu panci besar terbuat dari tembaga, badannya berbentuk tabung

dengan alas bulat, gunanya untuk merebus kain mori yang telah dibatik agar

lilinnya larut (norot).

l) Papan

Terbuat dari kayu, bentuknya empat persegi panjang dengan ukuran lebar

50 cm, panjang 100 cm dan tebal 3 cm. Gunanya sebagai landasan dalam

pengemplongan.

m) Kayu pemukul atau ganden

Terbuat dari kayu yang keras berbentuk silinder atau empat persegi

panjang dilengkapi pasak atau pegangan. Gunanya untuk mengemplong, sebelum

dan sesudah mori dibatik dengan tujuan agar mori menjadi keras.

n) Meja gambar

Meja ini digunakan untuk menggambar pola/corak pada kain.

o) Bak pewarna

Bak ini mempunyai ukuran yang cukup besar kira-kira 1x2m gunanya

untuk memberi warna pada kain.

p) Bak pencucian

Bak ini besarnya sama dengan bak warna, gunanya untuk mencuci kain

setelah proses pewarnaan selesei.

q) Tempat dan alat penjemuran

Tempat penjemuran ini biasanya diperlukan tempat yang cukup luas. Dan

alat yang digunakan untuk menjemur dibuat palang-palang dari bambu setinggi

kurang lebih 2,5 m.

Page 78: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

2) Bahan Produksi

Bahan-bahan dalam pembuatan batik ada tiga jenis bahan, yaitu :

1. Kain Mori

Bahan batik yang pertama-tama disiapkan adalah mori/kain putih. Didalam

pembatikan sebenarnya tidak selalu harus menggunakan mori/kain putih. Akan

tetapi kain apapun yang memiliki sifat peresapan terhadap lilin serta zat warna

dengan batik , dapat digunakan untuk membatik. Dan disini kain mori merupakan

bahan utama yang paling banyak digunakan dalam pembatikan.

2. Lilin batik (malam)

Lilin batik merupakan bahan yang digunakan untuk menutup bagian-

bagian pada permukaan kain dengan maksud agar tidak terkena warna lain dalam

proses pencelupan pada pembuatan batik. Bahan pokok lilin batik antara lain :

1. Gondorukem

Gondorukem ini berasal dari getah pinus merkusi, dalam pembatikan

sebagi campuran pembuatan lilin batik agar lilin batik menjadi keras,

tidak cepat membeku sehingga bentuk lilin bentuk lilin pada motif

batik menjadi baik dan bekasnya menjadi bersih. Sifat lilin ini jika

dipanaskan lama melelehnya, dan jika telah meleleh lebih mudah

menembus kain. Dalam keadaan dingin bahan ini kembali membeku

dan mudah pecah serta tidak tahan terhadap larutan alkali.

2. Kote

Kote disebut juga lilin tawon (lebah) atau lancing. Lilin ini

mempunyai sifat mudah leleh pada suhu 59o c, mudah melekat pada

kain dengan warna kuning suram dan tidak mudah berubah karena

cuaca/iklim serta waktu dilorod dengan air panas mudah lepas.

3. Damar

Damar ini diambil dari pohon shorea Spec. dalam pembatikan

dipakai sebagai campuran lilin batik. Agar lilin batik dapat

membentuk bekas atau garis-garis yang baik (ngawat) melekat pada

kain. Sifatnya sukar meleleh. Lekas membeku serta tahan terhadap

larutan alkali.

Page 79: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

4. Kendal (lemak binatang)

Kendal atau gajih ini berwarna seperti mentega yang diambil dari

daging lembu/kerbau. Kendal ini dalam pembatikan dipakai sebagai

campuran lilin dalam jumlah yang kecil untuk merendahkan titik

leleh lilin, sehingga lilin batik menjadi lemas dan mudah lepas saat

lilin dilorod. Sifatnya mudah mencair bila terkena panas dengan titik

leleh yang lumayan rendah.

5. Paraffin

Parafin ini berwarna putih bersih/kuning muda. Dalam pembatikan

dipakai sebagai campuran lilin batik, agar lilin batik mempunyai

ketahanan tembus yang baik dan mudah lepas waktu dilorod, serta

sebagai bahan pengisi. Karena bahan lilin ini harganya lebih murah

dari bahan lilin lainnya, maka lilin ini biasanya dugunakan pada

batik-batik kasar.

6. Microwax

Microwax adalah sejenis lilin paraffin yang mempunyai sifat halus,

berwarna kuning muda. Keadaannya lemas (fleksibel) menyerupai

lilin kote dan mudah lepas. Digunkan untuk batik berkualitas halus.

Sifat microwax mudah lepas dalam rendaman air dan tahan terhadap

larutan alkali dan titik lelehnya rendah dibawah titik didih air.

3) Bahan pewarna

Untuk batik pada jaman dahulu, bahan pewarna diambil dari alam yang

dihasilkan dari rebusan kulit kayu, akar, daun-daunan atau buah-buahan. Seperti

pemakaian warna dari pohon nila, warna yang dihasilkan adalah warna biru, kayu

soga warna yang dihasilkan adalah coklat.

Dengan masuknya zat warna sintetis ke Indonesia melalui para pedagang,

bahan-bahan pewarna alami yang telah banyak didunakan lama-lama

ditinggalkan. Zat-zat warna batik sintesis (buatan) yang digunakan dalam

pembatikan antara lain :

Page 80: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

1. Cat indigo

Sejak indigo sintesis dikeluarkan, cat ini terus mendesak pemakaian

indigo dari bahan tumbuhan. Indigo buatan ini dikeluarkan dalam

bentuk bubuk dan pasta. Cara pemakaiannya sama dengan indigo alam

dengan menggunakan alat pelarut yaitu kapur. Pencelupan pada zat ini

dilakukan berulang-ulang karena penyerapan terhadap cat ini relatif

lambat.

2. Cat soga

Pada umumnya cat-cat soga buatan termasuk cat langsung (direct

dye), dalam pemakaiannya cat ini dibedakan menjadi yaitu (1) cat

soga bangkitan disebut juga soga dalam, cara pemakaiannya kain yang

telah dicelup warnanya dibangkitkan (disareni) dengan garam napthol;

(2) cat soga sarenan kapur, cara pemakaiannya kain yang telah

dicelupkan disareni dengan kapur; (3) cat soga croom, cara

pemakaiannya kain setelah dicelup disareni dengan obat hijau

(chroom cloraide).

3. Cat naptol

Merupakan jenis cat pewarna tekstil yang dapat untuk mencelup batik

secara cepat dan mempunyai warna yang kuat serta cocok untuk batik.

Batik pola masa sekarang umumnya menggunakan cat ini.

4. Cat basis

Cat ini memiliki warna yang cemerlang dan dapat member warna

pada kain yang dibuat dari sutra.

5. Cat indigosol

Cat ini disebut juga cat bejana larut. Jika cat ini dioksidasikan berubah

menjadi bentuk yang tidak larut dan berwarna. Untuk menimbulkan

dioksidasikan dengan nitrit dan asam. Sifat dari zat ini tidak tahan

terhadap sinar matahari dan uap asam. Cat ini mudah pemakaiannya,

tidak mudah luntur dan memiliki ketahanan yang lama.

Page 81: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

d) Proses Produksi

Yang dimaksud dengan proses atau pengerjaan batik adalah suatu proses

pembuatan atau tahapan kerja dari permulaan yang berupa kain mori sampai

menjadi kain batik. Maka ada beberapa aspek dalam pembuatan kain batik yang

tidak dapat ditinggalkan, serta aspek terkait yang tidak dapat dipisahkan satu sama

lain, antara lain adalah adanya bahan kain yang akan dibatik , baik batik tulis atau

cap, dengan menggunakan lilin atau malam, proses pemberian warna dan proses

menghilangkan lilin.

Kegiatan dalam mengolah bahan baku menjadi sehelai kain batik yang

siap dipakai ini, sering disebut proses produksi. Proses yang diperlukan akan

berpengaruh pada hasil produksi batik yang kaya akan perpaduan warna dan

corak.

Tahap pembuatan batik tulis Pring Sidomukti melalui beberapa tahap

yaitu:

1. Tahap pertama

Pada tahap pertama ini, pembuatan kain batik melalui empat proses yaitu

a) Persiapan/pemotongan kain

Pada tahap pertama ini, kain mori dipotong-potong sesuai dengan yang

dikehendaki (tiap roll/gulungan menghasilkan 10-13 potong, @ 3m), kemudian

diplipit.

b) Mencuci mori (ngloyor)

Setelah kain dipotong kemudian dicuci, tujuan pencucian ini adalah

untuk menghilangkan kanji asli yang melekat pada kain mori yang dianggap

kurang baik dan berlebihan. Dengan cara kain tersebut direndam kedalam air

bersih selama semalam, kemudian pagi harinya dicuci sehingga kanji asli hilang

sama sekali.

c) Menganji mori

Setelah dicuci bersih dan masih dalam keadaan basah, kemudian dikanji

dengan tepung tapioka, setelah itu dijemur.

Page 82: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

d) Mengemplong mori

Kain mori yang sudah dikanji dan kering perlu dihaluskan/diratakan

permukaannya dengan cara dikemplong. Ngemplong adalah meratakan kain

dengan cara dipukul dengan ganden dari kayu berulang-ulang sampai rata /halus

permukaannya.

2. Tahap kedua

a) Nyoret

Kain yang telah dikanji pada tahap pertama tadi, kemudian dibentangkan

diatas meja untuk digambari. Proses ini dinamakan nyoret, yaitu memindahkan

motif dari patron kertas ke bahan dasar kain dengan cara menjiplak motif.

b) Ngrengreng/nglowong

Yaitu penggambaran atau peletakan lilin yang pertama menurut gambar

yang sudah dipola. Lilin ini merupakan kerangka atau corak dari motif batik

tersebut.

c) Nembok/nerusi

Yaitu menutup dengan lilin sebagian motif kain, setelah diklowong, yang

dikehendaki nantinya tetap berwarna putih. Nembok ini dilakukan terhadap kedua

permukaan kain batik.

3. Tahap ketiga

a) Wedel (memberi warna/nyelir)

Selesei diklowong dan ditembok (dibatik), proses selanjutnya di wedel,

yaitu dicelupkan dengan obat yang pertama dengan warna hitam. Wedelan ini

dilakukan dengan menggunakan bak rendam yang mampu menampung 60 potong

kain, selama dua hari, setiap 4 jam sekali diangkat untuk diangin-anginkan agar

obatnya meresap.

b) Ngerok (melepaskan sebagian lilin klowong)

Fungsi pengerokan adalah menghilangkan malam (lilin) agar kelihatan

putihnya dengan menggunakan alat semacam pisau tipis, kemudian dikosok untuk

memperlihatkan kembali bagian-bagian yang rumit.

c) Mbironi

Page 83: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Setelah dikerok, kemudian bagian-bagian gambar yang dikehendaki tetap

berwarna hitam dan putih, harus ditutup lagi dengan lilin menggunakan canting

tulis, tujuannya agar jangan kemasukan warna lain dalam proses selanjutnya.

d) Menyoga (babar)

Yaitu pemberian warna coklat tua pada bagian yang kelihatan putih

(bekas kerokan) dengan mencelupkan satu persatu ke dalam air yang telah diberi

laritan soga kemudian dibabarkan.

4. Tahap keempat

a) Nglorod (dibersihkan)

Selanjutnya setelah kain batik selesei diwarnai (disoga), kemudian

dibersihkan semua lilin yang menempel pada bahan dasar batik dengan cara

memasukkan batik dalam kenceng yang berisi air mendidih, sehingga kain bersih

dari gambaran-gambaran lilin.

b) Dilasem

Yaitu mencelupkan kain batik yang mudah dilorod tadi, dengan

menggunakan bahan pewarna yang dikehendaki agar warnanya dipandang lebih

mantap (warna tersebut biasa coklat muda, kuning, biru, hijau dan sebagainya),

kemudian diteruskan dengan menganji agar hasil kain yang dibuat kaku saat

dipakai.

c) Pengeringan

Proses terakhir yaitu pengeringan, proses ini dilakukan dengan cara

angin-angin, yaitu mengangin-anginkan kain batik di dalam ruangan terbuka

beratap. Hal ini dilakukan untuk menghindari sengatan matahari langsung yang

akan merusak warna kain.

Dengan demikian seleseilah proses pembuatan kain batik melalui empat

tahap yang telah dikemukakan tadi.

Proses pembuatan kerajinan batik berupa kain panjang prosesnya sama

saja hanya waktu yang dibutuhkan memang cukup lama karena proses

pembuatannya benar-benar dibuat hanya dengan mengandalkan keahlian tangan,

keterampilan dan kesabaran yang cukup.

Page 84: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

e) Pemasaran Hasil Produksi

Hasil produksi industri kerajinan batik Pring Sidomukti, setelah melalui

proses finishing maka siap untuk dipasarkan. Daerah pemasaran hasil kerajinan

batik Pring ini tidak hanya terbatas pada daerah atau kota dalam negeri saja tetapi

sudah sampai ke luar negeri. Walaupun hanya terbatas pada golongan tertentu

saja, tetapi sudah banyak yang datang ke daerah Sidomukti untuk membeli batik

ini. Lokasinya yang dekat dengan obyek wisata unggulan Magetan yaitu Telaga

Sarangan banyak membantu dalam proses promosi batik ini. Beberapa kios di

pinggiran telaga ini sudah ada yang menjual batik pring ini dalam bentuk jadi baik

itu daster, rok maupun pernak-pernik kecil lainnya. Telaga yang tiap bulan

dikunjungi lebih dari 3000 pengunjung, baik itu turis dalam negeri maupun

mancanegara. Hal ini ikut mendorong dikenalnya batik ini keluar dari lingkup

Kabupaten Magetan.

Produk dari batik Pring ini juga ikut dipromosikan lewat internet yaitu

melalui situs jejaring Facebook dengan alamat Batik Sidomukti dan juga lewat

Blog Pemkab Magetan. Dalam kedua situs internet ini banyak dipajang gambar-

gambar motif Batik Pring Sidomukti walaupun tidak lengkap 21 motif. Hal ini

dikarenakan di tempat industri pembuatan batik di desa Sidomukti ini, umumnya

para pembatik baru membuat batik ketika ada pesanan dari pembeli. Jadi mereka

tidak mempunyai stok kain jadi dengan lengkap sebanyak 21 motif. Walaupun

demikian mereka mempunyai patron yaitu gambar motif batik pada kertas. Para

pembeli hanya akan ditunjukkan bentuk patron ini, dan ketika mereka berminat

baru memesan. Walaupun cara pemasaran yang digunakan masih sangat

sederhana tetapi selalu saja ada yang memesan. Hampir semua seniman dari

daerah Magetan, Ngawi, Madiun dan sebagian Jawa tengah telah banyak yang

memakai batik ini. Selain itu telah banyak juga turis dari mancanegara yang

memesan kain batik ini. Menurut ibu Indrarini pada tanggal 21 September 2010,

ada turis dari Belanda, Jepang, Korea yang memesan batik ini. Tentunya dengan

harga yang lebih mahal. Hal ini dikarenakan proses pengirimannya yang lumayan

mahal karena harus dikirim lewat paket ke alamat masingmasing pemesan di luar

negeri.

Page 85: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Untuk meningkatkan pemasaran dalam negeri melalui promosi, maka

para pengrajin sering mengikuti pameran-pameran baik yang diadakan oleh

pemerintah maupun pihak swasta. Salah seorang pengrajin yaitu ibu Insiyah,

mengatakan bahwa ketika mengikuti pameran meskipun terkadang tidak ada

satupun pembeli yang tertarik dengan batik ini namun ini cukup puas karena

dapat bertemu dengan banyak orang dan banyak pengrajin dari daerah lain

sehingga sedikit banyak dapat mengambil beberapa ilmu dari orang-orang

tersebut.

C.Motif Batik Pring Sidomukti

Motif-motif batik Pring yang dikerjakan di Desa Sidomukti termasuk

dalam bentuk batik tradisional. Motif yang dikerjakan intinya adalah serumpun

bambu. Tetapi sekarang telah banyak dikombinasikan dengan bentuk lain

misalnya gambar jalak lawu, garuda, naga, bunga-bungaan dan lain-lainnya yang

kesemuanya merupakan hasil alam Gunung Lawu. Sekarang telah ada 21 motif

yang dihasilkan oleh para pengrajin batik di Desa Sidomukti. Semua motif

tersebut tetap dikenal dengan nama batik Pring Sidomukti (wawancara dengan ibu

Indrarini ketua Koperasi Mukti Rahayu pada tanggal 28 september 2010).

Motif dasarnya ada 11 antara lain :

Gambar 5 Gambar 6

Page 86: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar 7. Gambar 8

Gambar 9 Gambar 10

Gambar 11 Gambar 12

Page 87: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Gambar 13 Gambar 14

Gambar 15

Gambar 5-15 adalah gambar Motif dasar Batik Pring Sedapur. Motif ini

adalah motif dasar atau motif yang pertama kali dibuat oleh para pengrajin di

Desa Sidomukti. Motif ini dinamakan Motif Pring Sedapur. Motif ini terinspirasi

dari pohon pring (bambu) yang masih banyak terdapat di wilayah Desa

Sidomukti. Sedapur sendiri memiliki arti serumpun yang maknanya bambu yang

serumpun atau segerombol. Bisa juga untuk melambangkan masyarakatnya yang

masih mementingkan sikap gotong royong antar sesama.

Sekarang ini, motif dasar Pring Sedapur ini sudah di modifikasi atau

dipadupadankan dengan gambar-bambar lain, sehingga tercipta motif-motif baru.

Untuk sekarang ini telah tercipta 21 motif batik Pring. Beberapa gambar yang

dipadupadankan dengan Batik Pring antara lain :

Page 88: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

1. Jalak Lawu

Gambar 16. Jalak Lawu

Gambar pertama yang dipakai untuk menciptakan motif batik Pring baru

adalah Jalak Lawu. Jalak lawu. Burung Jalak Gading atau yang lebih dikenal

dengan “jalak Lawu” merupakan burung khas dari Gunung Lawu. Gunung Lawu

merupakan gunung yang banyak dikunjungi para pendaki gunung baik untuk

tujuan ritual maupun hanya bagi pecinta alam. Hampir sepanjang jalan di jalur

pendakian ke puncak Lawu, lebih-lebih bagi para pendaki yang mendapat berkah

dari Sunan Lawu para pendaki ini selalu diikuti burung jalak gading yang

dianggap keramat sebagai menunjuk jalan untuk menuju Puncak. Burung ini tidak

besar hanya sebesar jalak Ungu dan jalak Bali. Bulunya berwarna coklat, bagian

dada berwarna kuning emas, paruh dan kakinya kuning, nampak begitu jinak

namun begitu didekati dia langsung tebang. Desa Sidomukti tempat pembuatan

batik Pring terletak di lereng selatan Gunung Lawu, sehingga banyak dijumpai

burung ini di sekitar desa. Hal ini menginspirasi para pengrajin untuk

memasukkan jalak lawu ke dalam batik ini. Maka terciptalah motif baru.

2. Cucak Rowo

Gambar 17. Cucak Rowo

Page 89: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Cucak rowo merupakan burung khas Indonesia. Hampir di semua

wilayah nusantara, dapat dijumpai burung jenis ini. Suaranya yang merdu,

membuat burung ini banyak diminati oleh pencinta burung untuk dijadikan

peliharaan. Begitu juga para pencinta burung di desa Sidomukti. Ketika penulis

datang ke sentra industri batik ini, penulis juga mendengar kicauan burung ini.

Menurut para pengrajin, dari mendengar kicauan inilah mereka terinspirasi untuk

memasukkan burung cucak rowo ke dalam kreasi mereka. Selain itu, motif ini

juga merupakan pesanan dari salah satu pembeli yang mengusulkan untuk

memasukkan unsur burung ini ke dalam batik pesanannya. Dari situlah terbuatlah

otif batik baru.

3. Naga

Gambar 18. Naga

Di dalam masyarakat Magetan, khususnya di area sekitar Telaga

Sarangan, berkembang cerita rakyat tentang terjadinya Telaga Sarangan. Menurut

cerita yang berkembang, Telaga Sarangan terbentuk karena ada dua ekor Naga

yang berputar-putar di tanah, akhirnya membentuk kubangan yang semakin lama

semakin dalam dan terisi air maka terbentuklah sebuah telaga. Naga tersebut

adalah jelmaan dari Kyai dan Nyai Pasir yang tidak sengaja memakan telur Naga.

Masyarakat percaya bahwa di dalam Telaga Sarangan masih terdapat dua ekor

Naga jelmaan dari Kyai Pasir dan Nyai Pasir. Oleh karena itu setiap bulan Syuro,

di telaga Sarangan diadakan ritual larung sesaji. Cerita inilah yang

Page 90: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

melatarbelakangi dimasukannya ornamen naga ke dalam batik Pring. Motif ini

pertama kali diperkenalkan ketika ada loomba motif batik di kabuaten.

4. Pring Kukuh

Gambar 19. Pring kukuh

Motif ini dinamakan batik pring kukuh atau kokoh. Jika dilihat dari

gambar pring atau bambu yang terdapat pada motif ini bersatu sehingga menjadi

kokoh atau kuat. Menurut para pengrajin, mereka membuat motif ini melihat

keadaan masyarakat desa Sidomukti yang masih kental budaya gotong royongnya.

Motif ini juga terinspirasi dari keadaan masyarakat di Indonesia yang walaupun

mempunyai suku dan budaya yang berbeda-beda tetapi tetap dapat bersatu

dibawah bendera Indonesia.

Dari gambar-gambar tersebut terciptalah motif-motif baru dari Batik

Pring Sidomukti. Motif-motif tersebut anatara lain :

1. Motif Pring Sedapur

Gambar 20

Page 91: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Motif ini dinamakan motif Pring Sedapur. Dalam bahasa Jawa Pring

Sedapur bisa diartikan serumpun atau segerombo bambul. Menurut para

pengrajin, bambu serumpun atau segerombol lebih kuat dibandingkan cuma satu

bambu. Serumpun bambu ini juga dikatakan dapat menggambarkan kekeluargaan

masyarakat Desa Sidomukti yang masih terjaga sampai sekarang. Hal ini dapat

terlihat dari kegiatan-kegiatan seperti kerja bakti, ronda malam, ketika ada hajatan

atau ketika ada kematian, masyarakat terlihat guyub rukun dalam kegiatan-

kegiatan tersebut. Motif ini yang dipakai oleh pegawai-pegawai di Kabupaten

Magetan baik itu pegawai negeri pemerintahan tingkat kabupaten, Kcamatan dan

kelurahan, pegawai dalam bidang pendidikan, pegawai bidang kesehatan dan

semua dinas-dinas di Kabupaten Magetan.

2. Motif Pring Cucak Rowo

Gambar 21

Motif ini dinamakan Pring Cucak Rowo. Cucak rowo merupakan burung

khas Indonesia. Hampir di semua wilayah nusantara, dapat dijumpai burung jenis

ini. Suaranya yang merdu, membuat burung ini banyak diminati oleh pencinta

burung untuk dijadikan peliharaan. Begitu juga para pencinta burung di desa

Sidomukti. Tidak ada arti khusus dalam motif ini.

Page 92: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

3. Motif Pring Tunggal

Gambar 22

Motif pring tunggal adalah bambu yang hanya ada satu. Maksudnya

bambu yang ada di dalam motif ini hanya berupa satu bambu tidak serumpun

bamboo seperti motif pring sedapur. Menurut para pengrajin, bambu yang hanya

satu ini melambangkan Tuhan yang Esa atau hanya ada satu.

4. Motif Pring Jalak Lawu

Gambar 23

Motif ini adalah penggabungan dari motif Pring Sidomukti dan hewan

khas Gunung Lawu yaitu Jalak Lawu. Dipilihnya Jalak Lawu karena burung ini

adalah burung khas gunung Lawu dan banyak terdapat di daerah sekitar desa

Sidomukti dan juga sejarah yang berkembang tentang kesakralan burung ini.

Page 93: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

5. Motif Pring Gunung

Gambar 24

Motif ini adalah motif terbaru ciptaan para pengrajin yang tergabung

dalam koperasi Batik Pring Mukti Lestari. Motif ini biasa digunakan sebagai kain

bawahan atau kain jarik. Gunung yang terdapat di dalam motif ini dimaksudkan

sebagai perwujudan Gunung Lawu yang ada di barat desa ini. Sudah banyak

pembeli yang memesan motif ini. Menurut ibu Indrarini, para seniman di daerah

Jawa timur dan Jawa Tengah sudah banyak yang memakai kain ini. Misalnya

Topan, Didi Kempot dan Cak Dikin.

Semua motif yang ada di kerajinan Batik Pring Sidomukti ini mengambil

dari benda-benda yang terdapat di lingkungan Desa Sidomukti, desa tempat batik

ini dibuat. Sehingga motif batik ini tidak mempunyai arti khusus.

D. Usaha Pemerintah Daerah Magetan Untuk Mempertahankan

Eksistensi Batik Pring Di Kabupaten Magetan

Keadaan politik yang kurang stabil sangat mempengaruhi kelangsungan

ekonomi suatu negara. Itu pula yang terjadi pada kerajinan batik di Desa

Sidomukti ketika krisis moneter pada tahun 1998 yang berpengaruh sampai

kemunculan kembali batik Desa Sidomukti pada tahun 2000. Hal ini berpengaruh

pada kerajinan batik dan mengakibatkan meredupnya usaha batik ini dan pada

akhirnya menghilang. Sejak saat itu perekonomian Indonesia kurang stabil dan

begitu banyaknya kekacauan di berbagai daerah, ketidakstabilan politik Indonesia

yang dipergunakan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab

Page 94: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

memberikan pengaruhnya juga terhadap berkembangnya kerajinan batik di Desa

Sidomukti.

Faktor yang paling mencolok dari keterpurukan batik tulis adalah begitu

berkembangnya teknologi yang menghasilkan tehnik printing dimana batik tulis

mendapat pesaing yang tangguh karena konsumen pada umumnya lebih memilih

harga yang relatif murah meskipun mutunya kurang bagus.

Perbedaan antara batik tradisional dan batik modern yang jelas terlihat

adalah dalam penggunaan warna. Pada batik tradisional warna yang dipergunakan

cenderung warna-warna kalem dan lembut seperti coklat dan biru. Sedangkan

dalam batik modern warna yang dipergunakan lebih berani yaitu warna-warna

yang cerah seperti merah, oranye, hijau dan sebagainya.

Motif juga sangat mempengaruhi berkembangnya kerajinan batik di

Indonesia. Hilangnya aturan pemakaian motif larangan bagi masyarakat umum

seolah memberikan keleluasaan bagi pengrajin batik untuk meningkatkan karya

seninya. Meskipun sebenarnya larangan tersebut masih diterapkan. Jika kita

masuk ke keraton, kita tidak boleh memakai batik dengan motif berbagai jenis

Parang. Motif tersebut dianggap sebagai milik keluarga istana, sehingga jika kita

berkunjung ke Keraton kita tidak boleh memakai motif tersebut. Adanya motif

larangan tersebut bukan berarti mematikan kreatifitas pengrajin batik. Hal ini

tidak mempengaruhi sama sekali dalam proses pembuatan batik. Pengrajin tetap

memproduksi bahkan memakainya jika diluar pagar Keraton.

Kerajinan batik sepertinya menerobos norma-norma otoriteritas kaum

feodal. Membatik yang pada awalnya hanya dilakukan oleh para puteri keraton

mulai keluar pagar dibawa oleh orang-orang dekat Keraton dan kemudian

diturunkan dari generasi ke generasi. Namun seiring dengan perkembangan jaman

saat ini, ketika norma-norma kepakeman telah luntur dan liberilisasi diberbagai

bidang begitu menggaung, kerajinan batik tulis mulai mengalami kejenuhan yang

dapat menjadi embrio bagi keterpurukan kerajinan tersebut. Hal ini dikarenakan

adanya krisis regenerasi dimana anak-anak muda saat ini kurang menyukai

ketekunan dan keuletan penuh. Generasi muda di era teknologi canggih saat ini

menginginkan sesuatu yang lebih praktis dan cepat.

Page 95: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Krisis regenerasi yang dialami bukanlah karena kurangnya anak muda

yang memakai produk batik, melainkan kurangnya yang mengerjakan batik

khususnya batik tulis. Jika hanya sebagai konsumennya saja saat ini batik

mengalami perkembangan yang sangat pesat, karena batik saat ini sangat beragam

baik dari warna, corak bahkan bentuk. Batik yang beredar saat ini bukan hanya

jarik (kain bawah) sebagai pasangan kebaya saja, tetapi berkat kreatifitas para

desainer batik maka berkembang pesat mulai baju-baju (hem), t-shirt, rok, celana,

sprei, taplak, sarung bantal guling bahkan pernak-pernik kecil sekalipun.

Perkembangan tersebut bukan merupakan hasil dari kerajinan batik tulis

melainkan produk dari batik printing, hanya coraknya saja yang sama. Jika

dibandingkan dengan batik printing, dalam hal mutu batik tulis jelas lebih unggul

karena batik tulis tidak luntur sehingga warnamya terjaga dengan baik karena

batik tulis manjalankan proses pencelupan selama berkali-kali.

Harga menjadi tolak ukur konsumen karena dalam hal harga, batik tulis

lebih mahal. Untuk satu potong kain kemeja ukuran 2,25x1,5m batik Pring

Sidomukti dipatok seharga Rp. 110-175.000,- tergantung motif yang dipesan.

Sedangkan batik printing dipatok seharga Rp. 70.000,- bahkan ada yang lebih

murah.

Persaingan antara batik tulis dengan batik printing ini sangat

memojokkan para pengrajin batik Pring Sidomukti karena walaupun para

pengrajin menerima pesanan batik printing, umumnya para pembeli lebih memilih

memesan batik tulis. Hal ini sangat menyulitkan para pengrajin dikenakan

lamanya proses pengerjaan batik yaitu sekitar 14 hari untuk selembar kain jarik.

Para pengrajin lebih memilih mempertahankan mutu sehingga memerlukan waktu

yang lumayan lama. Puncaknya pada tahun 2006 lalu saat Pemkab Magetan

mempunyai hajat pengadaan seragam kain batik bagi pegawai di lingkungan

Pemkab setempat. Tetapi karena Pemkab menginginkan 30.000 lembar kain batik

tulis dan meminta waktu yang cepat, akhirnya para pembatik tidak sanggung

memenuhi permintaan tersebut. Mereka pesan kain batik ke Solo, tapi

menggunakan motif kain batik khas Sidomukti. Pada 2007, kejadian itu kembali

terulang, di mana motif khas Sidomukti, yaitu Batik Pring Sedapur, kembali

Page 96: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dikerjakan oleh perajin batik dari Solo. Hal ini berdampak terhadap mata

pencarian perajin batik asal Sidomukti. Seharusnya, Pemkab setempat

memberdayakan perajin lokal, bukannya mematikan usaha perajin Sidomukti

(wawancara dengan Ibu Sumini, salah satu pembatik di Desa Sidomukti pada 23

September 2010).

Adanya peran pemerintah baik lewat pemerintah desa, Dinas

Perindustrian dan Perdagangan maupun Pemkab Magetan sendiri dan sektor

swasta sebagai pengusaha harus mampu menciptakan iklim yang mantap bagi

perkembangan kerajinan batik pring di Desa Sidomukti.

Melihat keadaan industri batik yang semakin terpuruk, pemerintah tidak

tinggal diam saja. Pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(MenPAN) mewajibkan seluruh PNS menggunakan Batik atau kain Tradisional

setiap Hari Jum’at dan acara-acara resmi lainnya. Aturan ini sangat

menggairahkan kewirausahaan batik di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Menteri no 53 tahun 2009.

Sebelum dikeluarkan peraturan menteri, sebenarnya pemerintah

Kabupaten Magetan sudah mengeluarkan peraturan untuk mewajibkan PNS dan

jajaran Staf di Kabupaten untuk memakai batik. Batik yang diharuskan untuk

dipakai adalah batik khas Magetan yaitu batik pring desa Sidomukti untuk hari

Jum’at dan batik bebas setiap hari Kamis. Hal ini merangsang perkembangan

usaha batik pring cukup baik walau tidak terlalu besar. Peraturan tersebut

dituangkan dalam Peraturan Bupati (PerBup) No. 88 tahun 2006 tentang pakaian

Dinas Pegawai dan Pejabat di Lingkungan Kabupaten Magetan dan Peraturan

Bupati no 90 tahun 2006 tentang Tanda Pengenal Pegawai di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Magetan pada poin G. Hal ini merangsang perkembangan

usaha batik pring cukup baik walau tidak terlalu besar. Kebijakan Pemerintah

Kabupaten Magetan ini ternyata tidak dilakukan sepenuhnya dengan tujuan untuk

mengembangkan Batik Pring Sidomukti. Hal ini terbukti dengan adanya

pemesanan sebanyak 30.000 potong batik kepada pengusaha batik di luar

Magetan. Namun, motif batik tersebut adalah motif Batik Pring Sidomukti.

Page 97: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Sebelumnya, Pemkab Magetan telah memesan batik dari perajin di Desa

Sidomukti, dengan alasan terlambat memproduksi, pihak pemkab akhirnya

memesan kepada produsen kain batik di Surabaya.

Menurut bapak soetikno, mengenai motif batik Sidomukti yang diklaim

sebagai motif temuan perajin asal Desa Sidomukti, adalah masalah ketidaktahuan

para perajin. Sebenarnya, motif batik yang merupakan temuan perajin asal

Magetan, bahkan, sampai dilombakan adalah motif batik yang diberi nama Pring

Sedapur, bukan batik Sidomukti. Karena, Sidomukti adalah nama dari motif kain

jarik, yang sudah ada sejak dulu.

Sesuai prosedur yang ditetapkan pemerintah, pengadaan barang dan

jasanya yang nilainya di atas Rp100 juta harus melalui lelang (tender). Dan untuk

tender harus mengikuti ketentuan yang ada, dan itu tidak akan bisa dipenuhi oleh

para perajin batik di Magetan yang umumnya adalah usaha rumah tangga. Lelang

pengadaan batik untuk seragam pegawai pemkab itu pun dibuka untuk umum

yang diikuti oleh 75 pengusaha, dan dimenangkan oleh pengusaha dari Surabaya.

Dari hasil pertemuan antara Pemkab dan wakil dari pengrajin batik Pring

untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah di Kabupaten Magetan,

termasuk home industry, pihak pemkab juga mensyarakatkan kepada pemenang

tender agar mau menyisihkan sebagian dari keuntungan dari pekerjaan pengadaan

barang dan jasa yaitu pengadaan 30.000 potong batik. Pemenang tender sanggup

memberikan Rp. 40 juta dari keuntungannya untuk membantu mengembangkan

perajin batik di Magetan.

Selain dari hal-hal tersebut, pihak Pemerintah Kabupaten Magetan

melalui Dinas Perindustrian memberikan bantuan mesin printing kepada para

pengrajin. Pihak Disperindag juga melakukan pelatihan-pelatihan kepada

masyarakat Desa Sidomukti khususnya ibu-ibu rumah tangga tentang cara-cara

pembuatan batik Pring Sidomukti. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan batik

khas Magetan ini dan memperkenalkannya ke masyarakat luas kalau Magetan

juga mempunyai batik yang bernama Batik Pring Sidomukti.

Pemerintah juga membuat akun di Internet baik itu Blog maupun

Facebook untuk memberikan sarana promosi yang baik agar batik Pring Desa

Sidomukti lebih dikenal dalam masyarakat luas.

Page 98: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dikemukakan daiatas, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Kerajinan batik di desa Sidomukti telah lama berkembang di masyarakat desa

Sidomukti khususnya berpusat di Dukuh Papringan. Walaupun hanya terbatas

pada beberapa orang, tetapi menjadi warisan turun temurun yang diturunkan

kepada keturunannya masing-masing. Batik ini sempat menghilang selama

beberapa dekade. Baru muncul kembali pada tahun 70-an tapi dengan motif

yang berbeda yaitu motif bambu atau yang terkenal dengan sebutan motif

Pring Sedapur. Motif ini terinspirasi dari keadaan desa tempat batik ini

muncul di dukuh Papringan yang masih banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon

bambu. Dari sinilah tercipta motif-motif batik Pring Sidomukti yang pada

intinya adalah bambu yang dikolaborasi dengan motif-motif lain seperti

garuda, cucak rowo, bunga-bunga, naga dan binatang-binatang serta tumbuh-

tumbuhan yang banyak terdapat di sekitar Gunung Lawu., yang kesemuanya

itu merupakan hasil dari alam gunung Lawu. Mulai diperkenalkan kepada

masyarakat umum sekitar tahun 2002 sampai sekarang para pembatik di Desa

Sidomukti sudah berhasil menciptakan 21 motif batik. Sayangnya sekarang

ini, Industri kerajinan batik di Kabupten Magetan bisa dibilang mengalami

krisis. Krisis yang dimaksud lebih kepada krisis regenerasi. Krisis regenerasi

yang dialami bukanlah karena kurangnya anak muda yang memakai produk

batik, melainkan kurangnya generasi yang menekuni batik khususnya batik

tulis. Jika hanya sebagai konsumennya saja saat ini batik mengalami

perkembangan yang sangat pesat, karena batik saat ini sangat beragam baik

dari warna, corak bahkan bentuk. Batik yang beredar saat ini bukan hanya

Page 99: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

jarik (kain bawah) sebagai pasangan kebaya saja, tetapi berkat kreatifitas para

desainer batik maka berkembang pesat mulai baju-baju (hem), t-shirt, rok,

celana, sprei, taplak, sarung bantal guling bahkan pernak-pernik kecil

sekalipun. Perkembangan tersebut bukan merupakan hasil dari kerajinan batik

tulis melainkan produk dari batik printing, hanya coraknya saja yang sama.

Jika dibandingkan dengan batik printing, dalam hal mutu batik tulis jelas lebih

unggul karena batik tulis tidak luntur sehingga warnamya terjaga dengan baik

karena batik tulis manjalankan proses pencelupan selama berkali-kali. Saat ini

omset kerajinan batik di Desa Sidomukti sudah lumayan besar dibandingkan

pertama kali dikenalkan tahun 2004 yaitu berkisar antara Rp. 5.000.000,-

sampai Rp. 50.000.000,- tergantung ramai atau tidaknya pemesan. Untuk satu

potong kain kemeja ukuran 2,25x1,5m batik Pring Sidomukti dipatok seharga

Rp. 110-175.000,- tergantung motif yang dipesan.

2. Pemerintah Kabupaten Magetan melakukan banyak hal untuk

mempertahankan eksistensi batik di Kabupaten Magetan. Salah satunya

dengan mengeluarkan peraturan untuk mewajibkan PNS dan jajaran Staf di

Kabupaten untuk memakai batik. Batik yang diharuskan untuk dipakai adalah

batik khas Magetan yaitu batik pring Desa Sidomukti untuk hari Jum’at dan

batik bebas setiap hari Kamis. Hal ini merangsang perkembangan usaha batik

pring cukup baik walau tidak terlalu besar. Selain dari peraturan itu,

pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Perindustrian Kabupaten

Magetan maupun melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat sering

mengadakan pelatihan-pelatihan pembatikan agar ada regenerasi maupun

mengadakan perlombaan-perlombaan motif agar tercipta motif baru.

Pemerintah Daerah Magetan juga berusaha mempromosikan batik Pring ke

luar wilayah Magetan antara lain dengan lewat media cetak yaitu surat kabar,

maupun media elektronik seperti Blog Kabupaten Magetan, situs jejaring

sosial seperti Facebook maupun Twitter. Untuk promosi langsung, pegawai

Page 100: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

jajaran Pemerintah Kabupaten Magetan selalu memakai batik ketika

mengadakan lawatan ke daerah lain. Pemerintah Kabupaten Magetan juga

memasukkan sentra kerajinan Batik Pring ke dalam daftar daerah tujuan

wisata di Kabupaten Magetan selain Telaga Sarangan, Sentra Industri Kulit,

dan Sentra Jeruk Pamelo. Hal ini mendorong wisatawan yang banyak

berkunjung ke Telaga Sarangan untuk mampir ke Sentra Industri Batik Pring

di Desa Sidomukti yang lokasinya tidak jauh dari lokasi Telaga Sarangan.

B. Implikasi

1. Teoritis

Penelitian tentang batik telah banyak dilakukan. Di Indonesia ada ratusan

bahkan ribuan pengrajin dengan cirri khas berbeda-beda. Akan tetapi tidak semua

Batik yang ada di Indonesia telah diteliti. Ada beberapa yang telah diteliti berkali-

kali tetapi ada juga yang belum pernah dilirik oleh para peneliti. Contoh

konkritnya Batik Pring Desa Sidomukti belum pernah diteliti oleh peneliti

manapun. Dari penelitian ini diharapkan dapat dipakai untuk referensi bagi

peneliti lain dan dapat dibuat pertimbangan oleh pemerintah untuk lebih

mempertahankan batik. Batik adalah warisan bangsa yang sangat berharga dan

sangat disayangkan jika terabaikan. Jangan sampai ketika diambil oleh Negara

lain, baru ada perhatian dari pemerintah.

2. Praktis

Perkembangan kerajinan Batik Pring di Desa Sidomukti menyerap tenaga

kerja khususnya ibu-ibu rumah tangga. Taraf ekonomi dalam keluarga-keluarga

pembatik juga lebih meningkat. Dulunya perekonomian keluarga hanya

mengandalkan sektor agraris, sekarang dapat memperoleh penghasilan tambahan

dari kerajinan batik. Selain itu, berkembangnya Kerajinan Batik ini menambah

daya tarik wisatawan untuk datang ke Kabupaten Magetan sehingga menambah

pemasukan Kabupaten yang dapat digunakan untuk pembangunan.

Page 101: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diajukan saran sebagai

berikut:

1. Bagi pemerintah

Pemerintah hendaknya lebih memperhatikan pengrajin dalam usahanya

untuk mengembangkan kerajinan batik. Perlu adanya pendorong atau

motivasi serta arahan dari pemerintah agar muncul persatuan dan

kerjasama diantara para pengrajin agar terjadi persaingan yang sehat.

Selain itu, pemerintah harus konsisten dengan peraturan yang dibuatnya

sendiri. Jika berniat untuk mengembangkan batik, jangan setengah-

setengah. Jangan sampai ketika diakui oleh Negara lain baru ada

kepeduliaan. Untuk mengatasi krisis regenerasi, pemerintah khususnya

Departemen Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Balai

Penelitian dan Penyuluhan Batik hendaknya memberikan kursus-kursus

atau pelatihan-pelatihan terhadap generasi muda agar mereka dapat

meneruskan keterampilan membatik yang telah diwariskan oleh nenek

moyang kita sehungga kerajinan batik dapat terus dilestarikan dari

generasi ke generasi.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Magetan

Pemerintah Kabupaten Magetan hendaknya memberikan perhatian yang

lebih kepada Batik Pring Sidomukti agar batik ini dapat lebih berkembang

lagi. Misalnya, dengan memberikan pinjaman modal, memberikan alat-alat

untuk keperluan membatik yang lebih modern dan yang paling penting

jika ada kegiatan pengadaan baju bagi pegawai di lingkup Pemerintah

Kabupaten Magetan, hendaknya pemerintah memberikan order tersebut ke

para pengrajin di Desa Sidomukti.

3. Bagi para pengrajin batik di Desa Sidomukti

Page 102: BATIK PRING DESA SIDOMUKTI - core.ac.uk · 2011 . perpustakaan.uns.ac ... memakai baju batik di setiap kesempatan resmi, ... (lower cloth) as the kebaya couple, but owing to designers’

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Para pengrajin hendaknya memiliki respon yang baik terhadap program-

program yang telah diupayakan oleh pemerintah. Disamping itu

hendaknya para pengrajin menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk

membentuk modal serta mencari jaringan bisnis yang luas dalam hal

pemasaran dan penjualan produk. Para pengrajin juga harus membuat

motif-motif dan model-model baru agar lebih diminati oleh masyarakat

luas.

4. Bagi Penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya tentang batik masih

perlu dilakukan mengingat masih banyak keunikan-keunikan lain yang

belum terungkap, baik itu bentuk motif, tehnik maupun proses

pembatikan.