basic staad 101

43
Basic analysis and design using StaadPro 2004 ______________________________________________________ 1 of 43 DESIGN DAN ANALYSIS DENGAN MENGGUNAKAN STAAD PRO Hadiansyah, ST [email protected] Updated : 02-07-08

Upload: glenn-rey-domingo

Post on 11-Aug-2015

147 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

Basic Staad 101

TRANSCRIPT

Page 1: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 1 of 43

DESIGN DAN ANALYSIS DENGAN MENGGUNAKAN STAAD PRO

Hadiansyah, ST [email protected]

Updated : 02-07-08

Page 2: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 2 of 43

1. PENDAHULUAN STAADPro 2004 adalah sebuah software yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan para civil engineer dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan analisa dan design struktur baik berupa struktur rangka (baja dan beton), plate and shell. STAADpro merupakan sebuah software yang sangat user friendly baik dalam pemodelan struktur maupun dalam menampilkan output/hasil dari sebuah analisa struktur. Dibuat oleh Research Engineer International dan sekarang telah dikeluarkan versi StaadPro 2007. 2. KEUNTUNGAN Beberapa keuntungan dalam menggunakan StaadPro: 1. User friendly daripada progam-program sejenis dalam hal pemodelan

struktur maupun dalam menampilkan output atau hasil dari analisa dan desain.

2. Banyak terdapat code-code international yang terdapat didalamnya seperti AISC-ASD/LRFD, BS5950-1990/2000 etc.

3. TUJUAN Objective/Tujuan yang akan dicapai dengan mengikuti Training StaadPro Adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan para attendance dapat mengeporasikan STAADPro dengan

baik sesuai dengan kaidah-kaidah analisa dan desain struktur yang berlaku.

2. Dapat membantu perkerjaan-perkerjaan analisa dan desain struktur sehingga dapat diselesaikan dengan cepet dan tepat.

3. Lebih memahami tentang code-code international yang dipakai dalam design struktur.

4. Untuk Training Staadpro saat ini lebih menekankan dalam analisa struktur baja dengan metoda working stress method ataupun dengan limit state design/metode kekuatan batas.

Dibawah ini akan ditampilkan beberapa struktur yang telah didesain dengan menggunakan staadpro sebagai alat bantu.

Page 3: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 3 of 43

Steel Tower Concrete Structure

Bridge High Rise Building

Page 4: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 4 of 43

Steel Building Steel Building

4. BEKERJA DENGAN STAADPRO: Untuk memulai pekerjaan analisa design struktur dengan StaadPro ada beberapa tahapan yang harus dilalui diantaranya adalah sebagai berikut: 4.1. MODELING STAGE/PEMODELAN STRUKTUR. Dalam tahap ini engineer memasukan beberapa input yang diperlukan oleh STAAD dalam pemodelan struktur seperti : 1. Joint: titik-titik koordinat dari suatu struktur. 2. Member/rangka yang menghubungkan joint satu dengan lainnya. 3. Pemberian kondisi perletakan seperti: sendi, jepit, pegas/spring, dan

roll. Juga tak kalah pentingnya adalah pengkondisian pengekangan ujung member atau end restraint. Sehingga dengan ini sruktur yang kita modelkan dapat memberikan gaya – gaya dalam sesuai dengan struktur tersebut setelah berdiri.

4. Pemberian spesifikasi material seperti baja atau beton yang mempunyai modulus elastis yang berbeda (Es/Ec)

5. Pemberian profile dari struktur rangka: Luas tampang, Moment Inertia ataupun dengan pemberian profile baja H beam…etc.

4.2. PEMBEBANAN/LOADING, Dalam pemberian beban pada struktur, harus diketahui bahwa pada umumnya beban pada struktur dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Page 5: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 5 of 43

Beban Tetap: Adalah beban yang ada dalam struktur tersebut pada saat struktur tersebut digunakan ataupun pada saat pemasangannya yang diakibatkan oleh grafitasi bumi. Beban jenis ini diantaranya adalah: - Beban Mati - Beban hidup - Beban struktur itu sendiri

Beban Sementara: Adalah beban yang membebani suatu struktur yang terjadi dengan batasan waktu tertentu. Dikarenakan beban ini adalah sementara biasannya dalam suatu analisa struktur, kekuatannya dapat ditingkatkan sampai 1/3 dari kekuatan batasnya. Beban yang termasuk beban sementara diantaranya: - Beban angin - Beban gempa 4.2.3 Beban Kejut/Impact Load: Yang termasuk beban kejut/Impact load adalah: crane load, traffic load pada jembatan…etc. 5. PEMBERIAN PARAMETER DESIGN STRUKTUR: Parameter desain struktur sangat berguna dalam membuat desain check yang benar sehingga dengan parameter ini diharapkan struktur yang sedang kita desain sedemikian sehingga dapat memberikan proporsi keamanan pada saaat struktur tersebut telah bekerja/berdiri bedasarkan gaya ang diperoleh dari kobinasi beban yang bekerja. Beberapa desain parameter tersebut diantaranya: - Mutu material: Fc’, Fy - Panjang efektif untuk tekan: Ly, Lz - Panjang efectif untuk momen lentur: UNT, UNB, UNL

Page 6: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 6 of 43

Bagan singkat bagaimana menggunakan STAAD Secara garis besar dalam bekerja dengan staadpro, ada dua metode yang biasa dipakai yaitu: 1. Dengan menggunakan Command File 2. Dengan grafikal generasi atau GUI (Grafical User Interface) Untuk mempermudah dalam pembelajaran tahap awal, maka akan digunakan metode ke-2 yaitu dengan cara GUI. Dengan cara kedua ini sebenarnya secara otomatis Staadpro juga akan menbuat command file yang sesuai dengan stage yang telah dibuat dengan cara GUI.

StaadPro

Set Up Project Information, Client etc

Geometry Add node and member: Copy, Mirror, Translation rpt

General Property

Spec’s Tension, Compression, Release

Support Pinned, Fixed, Fixed But (Rolled)

Load Load Case and Load Combination

Japanese, British, US, Australia…etc

Analysis and Print Perform Analysis

Design Parameter Design Code: AISC-ASD/LRFD, BS5950 etc…

Fy, Kz, Ky, Lz, Ly, UNL

STAAD PLANE START JOB INFORMATION ENGINEER DATE 20-Aug-07 END JOB INFORMATION INPUT WIDTH 79 UNIT METER KG JOINT COORDINATES 1 0 0 0; 2 6 0 0; MEMBER INCIDENCES 1 1 2; DEFINE MATERIAL START ISOTROPIC STEEL E 2.09042e+010 POISSON 0.3 DENSITY 7833.41 ALPHA 1.2e-005 DAMP 0.03 END DEFINE MATERIAL

MEMBER PROPERTY JAPANESE 1 TABLE ST H400X200X8 CONSTANTS MATERIAL STEEL ALL SUPPORTS 1 2 PINNED LOAD 1 DL MEMBER LOAD 1 UNI GY -500 LOAD 2 LL MEMBER LOAD 1 CON GY -1000 LOAD COMB 3 DL+LL 1 1.0 2 1.0 PERFORM ANALYSIS PARAMETER CODE AISC FYLD 2.4e+007 ALL CHECK CODE ALL FINISH

Page 7: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 7 of 43

6. BEBARAPA OUTLINE: 6.1. Sumbu Lokal dan Sumbu Global. Pengertian antara kedua sumbu ini sangat penting dalam hal pemodelan struktur dalam StaadPro. Kedua sumbu sangat perpengaruh pada pemberian arah beban, dan parameter-parameter design. Sumbu lokal adalah sumbu/axis yang terdapat pada setiap member dari sebuah struktur. Ada tiga buah sumbu lokal pada masing-masing member. Arah ketiga sumbu tersebut sesuai dengan metode kaidah tangan kanan atau right and metode, ketiga sumbu tersebut adalah: x = sumbu lokal yang searah dengan arah pembuatan member node i-j y = sumbu lokal yang searah dengan ibu jari tengah z = sumbu lokal yang searah dengan jari tangan kanan .

Page 8: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 8 of 43

6.2. Pengkondisian Perletakan/Support condition Dalam tab Support terdapat kondisi perletakan yang telah costumize oleh staad, diantaranya pinned dan fixed. Untuk kondisi perletakan roll maka harus memakai fixed but. Seperti gambar disamping, misalkan untuk kondisi roll maka pilihan release nya adalah FX, MX, MY, MZ. Arah dari gaya – gaya perletakan ini adala sesuai dengan sumbu-sumbu global dari strukturnya.

Arah sumbu global dapat dilihat pada sisi kiri bawah dari view struktur

Page 9: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 9 of 43

6.3. Label Label adalah properties staad window yang sangat membantu user dalam meliat atau memeriksa sesuatu dalam pemodelan struktur seperti: a. Node number, b. Beam number, c. Load Value, d. Structure Appearance, e. Beam Orientasi/memperlihatkan, sumbu lokal tiap-tiap member, f. Skala dari gaya-gaya dalam, g. etc…

Page 10: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 10 of 43

6.4. Klasifikasi Penampang

Section classification based on AISC-ASD

Page 11: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 11 of 43

6.5. Governing Axial and Flexural Calculation Jika fa adalah compesive dan fa/Fa lebih besar dari 0.15 (compression is dominant)

Jika fa adalah compesive dan fa/Fa lebih kecil dari 0.15 (flexural is dominant)

Jika fa adalah tensile atau nol

6.6. Kombinasi Beban untuk ASD dan LRFD Di bawah ini merupakan kombinasi beban untuk analisis ASD-Method

Di bawah ini merupakan kombinasi beban untuk analisis LRFD-Method

Page 12: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 12 of 43

Referensi: 1. Staad Help Manual, 2. CSI Computer and Structures Inc, SAP 2000, Steel Design Manual,

Integrated Finite Element Analysis and Design of Structure, May 2000 3. Leonard Spiegel and George F. Limbrunner, Desain Baja Sruktur

Terapan, Penerpit PT Eresco, 1991

Page 13: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 13 of 43

TASK 1. Sebuah gable frame dengan ukuran sebagai berikut: a. Kemiringan atap = 5 O b. Span = 12 m c. Column height = 6 m d. Extention beam = 1 m Bay = 6 m e. Loads:

- Dead load = 72 kg/m (-GY) - Live load = 120 kg/m (-GY) - Wind load = 216 kg/m (GX) = 72 kg/m (Y) = 96 kg/m (y) = 96 kg/m (GX) = 96 kg/m2 (-/+GZ) = 48 kg/m2 (-/+GZ)

Struktur yang telah dimodelkan STAADPRo

Page 14: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 14 of 43

Pilih ikon Staad pro dengan memilih STARTà All program à StaadPro 2004 à Staad Pro, kemudian muncul window sebagaimana dibawah ini:

Kemudian isikanlan data-datanya seperti di atas dan jika telah selesai pilih Next à kemudian pilih Finish.

Maka tampilan Staadpro akan menjadi seperti diatas. Untuk menambahkan member dengan “snap” kepada grid maka pilihlah Snap Node Beam. Jika sudah makan arahkan pada node pertama (0,0,0) dan node kedua (0,6,0). Maka tampilan staadpro akan seperti dibawah ini:

Page 15: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 15 of 43

Kemudian untuk menambahkan kolom yang lain maka dapat dengan cara duplikasi. Tekan mouse kanan à Copy kemudian tekan lagi mouse kanan à Paste Beams. Kemudian isilah x=12 dan y=0, z=0. Maka akan terlihat staadpro seperti dibawah ini

Kemudian untuk member atap, dapat dilakukan dengan cara yang sama yaitu :

Member pertama (kolom)

Add beam Add Node

Page 16: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 16 of 43

Pilihlah tool bar Add beam, kemudian hubungkanlah kedua ujung kolom, setelah itu tambahkan node pada member yang baru tadi, Pilihlah toolbar Add Node kemudian akan pilih member yang akan ditambahkan setelah itu akan muncul window seperti dibawah ini:

Ada tiga cara dalam menambahkan node yaitu: - Add new point: cara ini harus mengisikan terlebih dahulu distance nya

dari node pertama. - Add mid point: menambahkan node pada tengah/mid dari suatu member - Add n point: menambahkan beberapa node sekaligus dengan jarak

yang sama pada setiap member nya. Untuk saat sekarang pilihlah Add mid point. Sehingga model akan terlihat sebagai berikut:

Pilih node dan click kanan à Move kemudian isikan X=0, Y=0.525, Z=0

Move node ini sehingga terbentuk kemiringan atap 5*, Y = 6 tg 5* = 0.525m

Page 17: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 17 of 43

Untuk menambahkan extended beam maka akan duplikasikan node dengan arah seperti diatas. Kemudian tambahkan member yang menghubungkan node tersebut.

Copi node ini untuk menambahkan member extended beam

1*tg 5* = 0.087 Sehingga arah duplikasi nodal adalah X=-1,Y=-0.087,Z=0

Duplikasi member ini ke sisi sebelah akan lebih mudah jika menggunakan perintah Copy Mirror

Pilih extended beam kemudian pilih menu Geometri àMirror

Page 18: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 18 of 43

Maka setelah proses Copy Mirror selesai akan terlihat seperti dibawah ini.

Untuk duplikasi semua member itu lima kali maka akan lebih mudah jika dengan menggunakan translational repeat. Pilih menu Geometry à Translational Repeat. Kemudian akan muncul window sebagai mana dibawah ini.

Isilah seperti data diatas kemudian pilih OK.

Pilih mirror plane Y-Z, Generate Model à Copy Plane Position à Pilih node pada ridge sebagai referensi nodal, sebelumnya pilih dahulu tanda cursor dan pointer. Setelah selesai pilih OK.

Page 19: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 19 of 43

Model Staadpro akan terlihat seperti dibawah ini.

XY

Z

Tambahkanlah bracing member dengan cara yang ada diatas sehingga model staadpro akan terlihat seperti di bawah ini.

XY

Z

Sampai disini proses geometry struktur telah selesai dan dapat dilanjutkan pada Tab General à Property, Spec’s, Support, dan Loads

Member ini dapat dihapus.

Page 20: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 20 of 43

Untuk memasukan ukuran profile tekan Databaseà Japanese, kemudian pilihlah profile-profile yang ada pada sebelumnya kemudian di assignkan ke masing-masing member. Untuk RB16, dapat dibuat dengan cara pilih Define à Circle kemudian isikan YD = 0.016 dan material STEEL. Jika semua telah selesai maka model akan terlihat seperti diatas. Untuk Spec, pilih beam à Tension kemudian pilih Add à Start kemudian Release Start pilih My, Mz à Start kemudian Release End pilih My, Mz

Pilihlah specification-nya kemudian pilih member-member yang akan diberikan specification-nya kemudian pilih Assign button. Begitu seterusnya untuk specification yang lainnya.

Assignkan ke model spec’s tersebut.

Page 21: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 21 of 43

Setelah member-member diberikan specification maka dapat dilanjutkan pemberian support condition.

Setelah pemberian Support, dapat dilanjutkan dengan pemberian Load Case DL, LL dan WL. Untuk DL dapat dilihat seperti di bawah ini. Tambahkan Selfweigth Y=-1 dan beban merata Member à pilih Uniform Force isikan -72 (GY).

Kemudian dengan cara yang sama load case LL dan WL. Untuk kedua case tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini.

Pilih Support S2 kemudian dengan bantuan menekan Ctrl pilihlah semua node support kemudian tekan Assign

Untuk Selfweight Y=-1

Untuk beban merata 72 kg/m

Kemudian assign kan kepada member seperti terlihat disamping ini.

Page 22: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 22 of 43

Load Case LL (Live Load)

Load case wind load

Page 23: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 23 of 43

Setelah ketiga load case terbuat maka langkah selanjutnya adalah bagaimana pemberian combinasi beban atau Load Combination kepada setiap kasus beban diatas.

Pilih Combine, setelah itu akan tampil window seperti diatas. Kemudian Pilih New à isikanlah tittle DL+LL setelah itu tekan “OK”. Kasus beban mati dan hidup harus dipindahkan ke sebelah kanan. Untuk load case selanjutnya dapat dilakukan sesuai dengan cara diatas yaitu 0.9DL+WL dan DL+0.75(LL+WL). Setelah kombinasi beban terrpenui maka dapat dilanjutkan pada tab Analysis à No Print kemudian tekan Add. Bagian terpenting dari sebuah analysis dan design adalah pemberian parameter parameter desain sehingga hasil-hasil designnya sesuai dengan perilaku struktur tersebut setelah terpasang. Berikut ini parameter-parameter desain yang diaplikasikan pada struktur tersebut.

Page 24: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 24 of 43

Untuk menambahkan parameter design tekan Define Parameter à FYLD = 2.48 e+007 kg/m2 kemudian tekan Add. Begitu seterusnya untuk KZ, UNB, UNT dan LY. Setelah parameter tersebut ada pada model maka dapat di –assign kan sebagai berikut: FYLD à pada seluruh member KZ à pada seluruh kolom UNB, UNT, LY à pada kolom dan beam/rafter. Setelah parameter design terpenuhi untuk setiap kondisi membernya maka dapat ditambakan perintah check code dan steel take off. Pilih Command à Check Code kemudian tekan Add. Begitu juga dengan cara yang sama perintah Take Off. Setelah semua nya terpenuhi maka dapat dilakukan eksekusi file tersebut dengan cara pilih menu Analysis à Run Analysis kemudian tekan Ok.

Untuk melihat hasil dari analysis dan design strukturnya maka dapat menekan toolbar postprocessing seperti tampak diatas.

Tab Node untuk melihat perpindahan node dan reaksi perletakan.

Post Processing Modelling

Page 25: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 25 of 43

Tab Beam untuk melihat gaya-gaya dalam, stress, unity check, dan grafikal data dari gaya-gaya dalam.

0.551

0.0784

0.285

0.751

0.0935

0.5740.495

0.5340.07840.258

0.0784 0.886

0.110.0935

0.5770.377

0.5820.07840.258

0.0784 0.883

0.110.11

0.5770.385

0.5840.07840.258

0.0784 0.883

0.110.11

0.5740.385

0.5840.07840.258

0.0784 0.886

0.09350.11

0.5510.377

0.5820.07840.258

0.0784

0.285

0.751

0.0935

0.495

0.534

0.0784

Pada gambar di atas terlihat bahwa stress ratio dari masing-masing member kurang dari 1 atau dinyatakan memenuhi persyaratan dari Code AISC-ASD. Apabila terdapat ratio lebih dari satu maka dianjurkan untuk kembali ke bagian modeling dan memperbesar penampang-penampang dengan stress ratio lebih besar dari 1.

Page 26: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 26 of 43

TASK 2 CONCRETE STRUCTURE Dalam pelajaran ke tiga ini akan diberikan suatu masalah bagaimana desain dan analysis struktur beton berdasarkan code ACI 2002. Sebagaimana diketahui untuk design struktur beton menggunakan motode kekuatan batas atau limit strength design. Sebagai ilusrasi masalah kita akan desain sebuah struktur beton yang mempunyai data-data sebagai berikut: Ruko Bukit Indah, Dimensi Dasar : 6x16 m2 (16 = 4x4) Lantai 1 dan 2 mempunyai data -data sebagai berikut: Tebal plat lantai : 120 mm Beban hidup lantai : 250 kg/m2 Lantai 3 : Tebal plat lantai : 100 mm Beban hidup lantai : 100 kg/m2 Tinggi tiap-tiap lantai 3.5 m Semua balok pada perimeter bangunan diasumsikan terdapat dinding batu bata setinggi lantainnya. Berat dinding : 1800 kg/m3 Case load DL : Beban sendiri dan beban plat lantai LL : Beban hidup tiap lantai Load Combination berdasarkan ACI 2002 1.2DL+1.6LL Assumsi awal column dan beam Kolom : 30x30 cm2 Balok : 40x25 cm2 Ring balok/Balok anak : 30x20 cm2 Mutu beton : fc’ = 20 MPa

Page 27: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 27 of 43

Page 28: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 28 of 43

Untuk memulai pembuatan pemodelan strukturnya, bukalah file baru dengan diberi nama TASK 2 seperti dibawah ini:

Pilihlah SPACE, Meter – kilogram dan file name TASK 3. Kemudian setelah itu pilih Next kemudian pilih Finish. Maka STAAD akan mempunyai tampilan sebagi berikut:

Untuk saat sekarang kita akan mencoba fasilitas lain dari STAADPro yaitu STAAD wizard dalam hal pemodelan struktur sehingga waktu yang dihabiskan dalam pemodelan dapat berlangsung singkat.

Page 29: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 29 of 43

Jalankan Structure Wizard dengan cara Pilih Menu Geometri à Run Structure Wizard, maka akan tampil window baru sebagai berikut:

Kemudian pada model type pilihlah Frame Model sehingga akan tampil sebagai berikut:

Page 30: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 30 of 43

Kemudian pilih Bay Frame dengan cara double click sehingga akan muncul tampilan seperti dibawah ini dan isikanlah data-data struktur yang ada di halaman sebelumnya.

Setelah selesai pilih apply, maka akan tampil seperti dibawah ini:

Kemudian masukanlah struktur diatas ke dalam model STAADPro dengan cara Pilih Menu File à Merger Model with STAADPro Model, kemudian pilihlah “ok” jika ada window pilihan muncul. Maka model STAADPro kita akan terlihat seperti dibawah ini.

Page 31: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 31 of 43

Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya cek dulu apakah jarak-jarak kolomnya sesuai dengan yang kita ingin kan atau tidak seperti gambar di atas. Jika semua jarak-jarak tersebut telah selesai maka kita akan lanjut ke Tab GENERAL à Property untuk meendefinisikan penampang pada setiap kolom dan balok.

Pilih Define à Rectangle, maka akan tampil window sebagai mana di bawah ini

Page 32: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 32 of 43

Isikanlah ukuran kolom dan balok yang akan dipakai pada YD dan ZD. YD adalah tinggi balok/kolom sedang ZD adalah lebar balok/kolom. Kolom : 30x30 cm2 Balok : 40x25 cm2 Ring balok/Balok anak : 30x20 cm2 Untuk yang pertama isikanlah dimensi kolom pada YD dan ZD dengan disesuaikan dengan satuan panjangnya (m). setelah selesai pilih ADD untuk memasukannya dalam STAADPro. Kemudian dengan langkah yang sama dimensi balok dan ring balok dapat dilakukan dengan cara yang sama. Sehingga pada window property terdapat 3 penampang kolom, balok dan ring balok.

Page 33: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 33 of 43

Kemudian assign kan lah penampang-penampang tersebut pada member-member yang terdapat pada model Staadpro Sehingga terlihat seperti dibawah ini:

Jika sudah sesuai maka dapat meneruskan pada Tab Support. Pilih perletakan jepit (Fixed) pada semua kolom.

XY

Z

Setelah selesai, langsung ke Tab Load.

Page 34: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 34 of 43

Untuk Dead Load/DL, kita akan memasukan beban sendiri (selfweight / Y=-1), beban plat lantai, dan beban dinding batu bata pada perimeter balok. Perhitungan beban plat lantai: Masa jenis beton : 2400 kg/m3 Beban 120mm plat lantai : 0.12*2400 = 288 kg/m2 Beban 100mm plat lantai : 0.10*2400 = 240 kg/m2 Beban dinding batu bata : 0.15*3.5*1800 = 945 kg/m2 (0.15 adalah tebal dinding batu bata dan 3.5m adalah tinggi tiap lantai. Untuk selfweight : Pilih Selfweight isilah Y=-1 à Ok Untuk beban dinding : Pilih member à Uniform force, isikan -

945 (GY) à Ok Untuk beban merata : Pilih member à Floor with Y Range Untuk lantai 2 isikan sebagai berikut: kemudian pilih add

Kemudian untuk lantai ke tiga dan keempat dengan langkah seperti diatas

Page 35: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 35 of 43

Untuk lantai ke tiga

Untuk lantai ke empat.

Untuk keseluruhan beban mati akan terlihat sebagai berikut:

Page 36: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 36 of 43

Load 1X

Y

Z

Jika semua sama seperti diatas maka dapat dilanjutkan pada Case kedua yaitu beban hidup (LL), Lantai 2 dan 3 = 250 kg/m2 Lantai 4 = 100 kg/m2

Page 37: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 37 of 43

Dengan cara yang sama seperti pada case DL beban merata diatas dapat diaplikasikan kepada strukturnya sepeti terlihat seperti di bawah ini.

Load 2

Setelah kedua Case beban selesai maka dapat diteruskan dengan menambahkan Load Combinasi nya 1.2DL+1.6LL seperti di bawah ini:

Page 38: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 38 of 43

Selanjutnya tambahkan command Performed Analysis, kemudian ke Tab Design à Concrete. Untuk design code pilih ACI, kemudian Tambahkan parameter-parameter design seperti dibawah ini :

Page 39: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 39 of 43

Penjelasan Parameter Desain

FYMAIN 3.9e+007 kg/m2 = Kuat leleh baja untuk tulangan utama (390 MPa) FYSEC 2.4e+007 kg/m2 = Kuat leleh baja untuk tulangan sekunder/sengkang (240 MPa) FC 2e+006 kg/m2 = Mutu beton 20MPa MINMAIN 16 = Minimum diameter tulangan utama beton D16 MINSEC 10 = Minimum diameter tulangan sekunder beton/sengkang P10 MAXMAIN 16 = Maksimum diameter tulangan utama beton, D16 REINF 0 = Jenis sengkang apakah spiral (1) atau tied (0) CLT 0.03 = Selimut beton pada bagian atas, 30mm CLB 0.03 = Selimut beton bagian bawah, 30 mm CLS 0.03 = Selimut beton bagian sisi kanan/kiri, 30 mm Setelah selesai semua parameter parameter tersebut diatas ditambahkan ke model, maka semuanya di-assign-kan kepada semua member.nya

Setelah selesai dengan parameter desain, dapat dilanjutkan ke Command

Page 40: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 40 of 43

Kemudian dalam window Design Commands seperti tampak pada gambar dibawah ini pilihlah Design Beam, Design Column, dan Take Off. Perintah tersebut dapat ditambah kan ke dalam model dengan menekan Add.

Design Beam, di assign kan kepada semua beam, seperti terlihat dibawah ini

Load 1

Design Column, di –assign-kan kepada semua column, seperti terlihat dibawah ini,

Page 41: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 41 of 43

Load 1

Take Off, di –assign-kan kepada semua column dan beam, Command Take Off di gunakan agar STAAD menghitung volume beton dan bajanya. Apabila semua sudah selesai, kita dapat mengeksekusi file staadnya dengan memilih menu Analysis à Run Analysis à kemudian pilih Run Analysis

Untuk desain beton dapat dilihat dengan memilih membernya dengan cara double click mouse sehingga tampilan window properties dari membernya muncul. Kemudian pilih tab Concrete Design atau seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

Page 42: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 42 of 43

Hasil Design Column

Hasil design beam

Page 43: Basic Staad 101

Basic analysis and design using StaadPro 2004

______________________________________________________ 43 of 43

Examp 1 Sebuah industrial building dengan geometri seperti di bawah ini:

Geometry Eave height : 6.5m Concrete column : 2.5m Roof Slope : 10* Loading Dead load : 12 kg/m2 (purlin and metal sheat) Live load : 20 kg/m2 Wind : 40 kg/m2 Please specify the optimum and efficient size of steel member and concrete column reinforcement.

RAFTER :H300X150 COLUMN :H300X150 ENDWALL :H150X75 BRACING :RB16 STRUT :PIP101.6*3.2 CONCRETE COLUMN REC 500X350 REC 350X275