barong

Upload: perdana-henning-sucahya

Post on 19-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yu

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBarongsai merupakan kebudayaan asli cina yang beberapa tahun terakhir ini mulai berkembang dan diminati oleh masyarakat Tulungagung terutama masyarakat di kecamatan Rejotangan, Ngunut dan sumbergempol. Bahkan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tahun 2013 STKIP PGRI Tulungagung mengangkatnya sebagai salah satu kebudayaan yang patut di lestarikan di Indonesia. Hal ini terlihat saat 2 (dua) ekor Barongsai disuguhkan dalam pembukaan Pekan Seni Budaya(PSB) di halaman parkir timur kampus STKIP PGRI Tulungagung.Barongsai yang dulunya dimainkan saat Peringatan Hari Besar Cina seperti perayaan Imlek dan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) seperti pada saat Peringatan Hari Proklamasi pada tanggal 17 Agustus. Namun sekarang kebudayaan barongsai kerap kita jumpai di daerah kecamatan Rejotangan, Ngunut dan Sumbergempol dalam pentas pentas perlombaan barongsai, kegiatan bersih desa dan dalam kegiatan desa maupun kecamatan yang lainnya.Kesuksesan dalam pelestarian kebudayaan barongsai tentunya tidak terlepas dari adanya komunikasi yang sangat efektif dari para pemainnya sehingga masyarakat bisa tertarik untuk ikut melestarikannya. Komunikasi non verbal yang terlihat pada barongsai tersebut juga mengundang antusias para wisatawan domestik untuk mendokumentasikan pertunjukan yang dimainkan.Maka dari itu kami dari kelompok 5 (lima) kelas 4A Program Studi Pendidikan Ekonomi akan mencoba menguraikan Peranan Komunikasi dalam Kebudayaan Barongsai di Indonesia dengan harapan makalah kami bisa menjadi referensi dan bermanfaat untuk Kelestarian Kebudayaan Barongsai .

B. RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Bagaimana Sejarah Kebudayaan Barongsai di Indonesia?2. Apasajakah Fungsi Kebudayaan Barongsai di Indonesia ?3. Apakah Peranan Komunikasi dalam Kebudayaan Barongsai di Indonesia?

C. TUJUAN MAKALAHTujuan penyusunan dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui Sejarah Kebudayaan Barongsai di Indonesia.2. Untuk mengetahui Fungsi Kebudayaan Barongsai di Indonesia.3. Untuk mengetahui Peranan Komunikasi dalam Kebudayaan Barongsai di Indonesia.

BAB IIPEMBAHASAN

A. SEJARAH KEBUDAYAAN BARONGSAI DI INDONESIA.1. TARIAN BARONGSAITarian Singa atau di Indonesia dikenal dengan nama barongsai memiliki sejarah ribuan tahun. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ketiga sebelum masehi. Menurut kepercayaan orang Cina, singa merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian Singa dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan sehingga umumnya diadakan pada berbagai acara penting seperti pembukaan restoran, pendirian klenteng, dan tentu saja perayaan tahun baru. Tarian Singa terdiri dari dua jenis utama yakni Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat. Penampilan Singa Utara kelihatan lebih natural dan mirip singa ketimbang Singa Selatan yang memiliki sisik serta jumlah kaki yang bervariasi antara dua atau empat. Kepala Singa Selatan dilengkapi dengan tanduk sehingga kadangkala mirip dengan binatang Kilin. Gerakan antara Singa Utara dan Singa Selatan juga berbeda. Bila Singa Selatan terkenal dengan gerakan kepalanya yang keras dan melonjak-lonjak seiring dengan tabuhan gong dan tambur, gerakan Singa Utara cenderung lebih lincah dan penuh dinamika karena memiliki empat kaki. Satu gerakan utama dari tarian Barongsai adalah gerakan singa memakan amplop berisi uang yang disebut dengan istilah Lay See. Di atas amplop tersebut biasanya ditempeli dengan sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang Singa. Proses memakan Lay See ini berlangsung sekitar separuh bagian dari seluruh tarian Singa.Di depan penari Barong biasanya juga terdapat seorang penari lain yang mengenakan topeng dan membawa kipas. Tokoh ini disebut Sang Buddha. Tugasnya adalah untuk menggiring sang Singa Barong ke tempat di mana amplop berisi uang disimpan.2. BARONGSAI DI INDONESIAKesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Cina Selatan[3].Barongsai di Indonesia mengalami masa maraknya ketika zaman masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan. Setiap perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan barongsai. Perkembangan barongsai kemudian berhenti pada tahun 1965 setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Karena situasi politik pada waktu itu, segala macam bentuk kebudayaan Tionghoa di Indonesia dibungkam. Barongsai dimusnahkan dan tidak boleh dimainkan lagi. Perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian barongsai dan kebudayaan Tionghoa lainnya. Banyak perkumpulan barongsai kembali bermunculan. Berbeda dengan zaman dahulu, sekarang tak hanya kaum muda Tionghoa yang memainkan barongsai, tetapi banyak pula kaum muda pribumi Indonesia yang ikut serta[2].Pada zaman pemerintahan Soeharto, barongsai sempat tidak diijinkan untuk dimainkan. Satu-satunya tempat di Indonesia yang bisa menampilkan barongsai secara besar-besaran adalah di kota Semarang, tepatnya di panggung besar kelenteng Sam Poo Kong atau dikenal juga dengan Kelenteng Gedong Batu. Setiap tahun, pada tanggal 29-30 bulan enam menurut penanggalan Tiong Hoa (Imlek), barongsai dari keenam perguruan di Semarang, dipentaskan. Keenam perguruan tersebut adalah:Sam Poo Tong, dengan seragam putih-jingga-hitam (kaos-sabuk-celana), sebagai tuan rumahHoo Hap Hwee dengan seragam putih-hitamDjien Gie Tong (Budi Luhur) dengan seragam kuning-merah-hitamDjien Ho Tong (Dharma Hangga Taruna) dengan seragam putih-hijauHauw Gie Hwee dengan seragam hijau-kuning-hijau kemudian digantikan Dharma Asih dengan seragam merah-kuning=merahPorsigab (Persatuan Olah Raga Silat Gabungan) dengan seragam biru-kuning-biruWalaupun yang bermain barongsai atas nama ke-enam kelompok tersebut, tetapi bukan berarti hanya oleh orang-orang Semarang. Karena ke-enam perguruan tersebut mempunyai anak-anak cabang yang tersebar di Pulau Jawa bahkan sampai ke Lampung. Di kelenteng Gedong Batu, biasanya barongsai (atau di Semarang disebut juga dengan istilah Sam Sie) dimainkan bersama dengan Liong (naga) dan Say (kepalanya terbentuk dari perisai bulat, dan dihias menyerupai barongsai berikut ekornya).Saat ini barongsai di Indonesia sudah dapat dimainkan secara luas, bahkan telah meraih juara pada kejuaraan di dunia. Dimulai dengan Barongsai Himpunan Bersatu Teguh (HBT) dari Padang yang meraih juara 5 pada kejuaraan dunia di genting - malaysia pada tahun 2000. Hingga kini barongsai Indonesia sudah banyak mengikuti berbagai kejuaraan-kejuaraan dunia dan meraih banyak prestasi. Sebut saja beberapa nama seperti Kong Ha Hong (KHH) - Jakarta, Dragon Phoenix (DP) - Jakarta, Satya Dharma - Kudus, dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) - Tarakan. Bahkan nama terakhir, yaitu PSMTI telah meraih juara 1 pada suatu pertandingan dunia yang diadakan di Surabaya pada tahun 2006.Perguruan barongsai lainnya adalah Tri Pusaka Solo yang pada pertengahan Agustus 2007 lalu memperoleh Juara 1 President Cup.Selain itu, kesenian barongsai juga pernah bermunculan di beberapa kota seperti Purwokerto, Magelang, Cilacap dan beberapa kota yang lain. Untuk daerah Magelang, kesenian barongsai ini muncul pertama kali dengan nama Ciu Lung Wei - Magelang, TITD - Magelang, Pai Se Wei - Magelang dan masih banyak perkumpulan lainnya. Untuk Purwokerto ada beberapa perkumpulan kesenian barongsai yang telah terbentuk dan berjalan seperti Chin Lung Dhuan - Purwokerto, Lung Se Tuan - Purwokerto, Yi Lung Dhuan - PurwokertoSeperti yang kita ketahui bersama bahwa kesenian atau seni ketrampilan dalam permainan Barongsai membutuhkan keahlian khusus dan tentunya dengan latihan yang rutin dapatg menjadikan para pemain yang terlibat didalamnya menjadi mahir dan terampil. Namun disini terkadang banyak orang yang masih berpendapat bahwa bermain Barongsai bisa menjadikan sang pemain atau para pemain menjadikan kesurupan seperti halnya dalam permainan Kuda Lumping.Dalam melakukan permainan Barongsai, dibutuhkan kejelian dan ketangkasan yang tentunya di dapat dari hasil latihan yang rutin serta tanggap dalam mengenal medan atau arena tempat bermain, dikarenakan permainan Barongsai harus dapat dilakukan di segala medan, ataupun arena, atau bahkan dilapangan dan juga di tempat yang luasnya amat minimalis.Dalam perkembangan sekarang ini Barongsai sudah banyak jenis permainnya yang dipadukan dengan kesenian atau beladiri Wushu, dan menjadikan gerakan-gerakan yang dilakukan menjadi indah dan serasi dengan musik terdengar dari alat musik Barongsai. Itupun sebenarnya keserasian permainan juga didapat dari hasil latihan yang serius dan disiplin yang tinggi serta penngenalan tentang budaya Tionghoa pada umumnya.

B. FUNGSI KEBUDAYAAN BARONGSAI DI INDONESIA.Adapun fungsi kebudayaan Barongsai berdasarkan buku literatur dan sumber dari internet yang kami baca diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Dalam sejarah Barongsaia) Kala itu pasukan dari Raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan Raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian barongsai melegenda.b) Di China, kesenian barongsai dikenal dengan nama lungwu, namun khusus untuk menyebut tarian singa. Tarian naga disebut shiwu dalam bahasa Mandarin. Sebutan barongsai bukan berasal dari China. Kemungkinan kata barong diambil dari bahasa Melayu yang mirip dengan konsep kesenian barong Jawa, sedangkan kata sai bermakna 'singa' dalam dialek Hokkian.

Naga (liong) bagi etnis China adalah binatang lambang kesuburan atau pembawa berkah. Binatang mitologi ini selalu digambarkan memiliki kepala singa, bertaring serigala dan bertanduk menjangan. Tubuhnya panjang seperti ular dengan sisik ikan, tetapi memiliki cakar mirip elang. Sedangkan singa dalam masyarakat China merupakan simbol penolak bala. Maka tarian barongsai dianggap mendatangkan kebaikan, kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan.2. Secara TradisionalOrang China menggunakan barongsai sebagai simbol untuk menandai tanggal kunci kesuksesan seperti Tahun Baru Cina atau pembukaan tempat usaha baru. Sementara di Negara Barat telah banyak berbicara dalam beberapa tahun terakhir mengenai pencucian tempat, sedangkan di negara Cina masih jarang digunakan, kecuali praktek yang dilakukan oleh rahib Buddha atau Tao untuk berurusan dengan masalah rohani. Metode Tradisional pencucian tempat/daerah adalah melalui barongsai. Terdapat beberapa arti dalam barongsai ini yang menjadikan Feng Shui tempat anda lebih bagus:a) Menghilangkan energi negatif Suara yang nyaring dari drum dan gembrengan akan menyucikan atau membersihkan sebuah daerah/tempat yang chi/energi negatif dan jelek, menjadi energi yang baru dan bagus.b) Mengusir roh halus yang tidak baik Kekuatan dari tarian dan keberadaan dari barongsai akan cukup untuk mengusir roh jahat keluar dari lokasi, dan memastikan bahwa usaha yang Anda kerjakan lebih suksesc) Membawa Keberuntungan Sebagai simbol kekuatan dan membawa keberuntungan, dengan keberadaan barongsai.Hal-hal ini membawa kesegaran, bermanfaat dan kualitas yang didapat dari barongsai dan menjadi bagian integral dari budaya Tionghoa yang sudah ribuan tahun. Penggunaan barongsai adalah merupakan cara yang paling mudah untuk membersihkan atau menyucikan tempat.3. Fungsi social learningPendidikan sosial masyarakat yang bisa kita ambil dari kebudayaan Barongsai yaitu bahwa kebudayaan Barongsai di mainkan secara gotong royong, kesabaran, kerjasama , saling percaya , kompak dll dimana nilai nilai tersebut sudah selayaknya kita laksanakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 4. Fungsi penyampaian informasiMelalui kebudayaan barongsai informasi non visul bernilai pendidikan, sopan santun dll yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dapat kita sampaikan melalui pertunjukan barongsai.5. Fungsi transformasi budayaFungsi transformasi budaya ini menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi lainnya terutama fungsi social learning, akan tetapi fungsi transformasi budaya lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya global. Sebagaimana diketahui bahwa perubahan-perubahan budaya yang disebabkan karena perkembangan telematika menjadi perhatian utama semua masyarakat di dunia, karena selain dapat dimanfaatkan untuk pendidikan juga dapat dipergunakan untuk fungsi-fungsi lainnya, seperti politik, perdagangan, agama, hukum, militer, dan sebagainya.6. HiburanKebudayaan barongsai bisa memberikan hiburan kepada masyarakat melalui suguhan suguhan yang ditampilkan dalam setiap pertunjukan yang dimainkan.

C. PERANAN KOMUNIKASI DALAM KEBUDAYAAN BARONGSAI DI INDONESIA.

Dalam kebudayaan barongsai kerja sama team sangtlah di perlukan, mengingat kebudayaan ini adalah salah satu budaya yang dimainkan secara berkelompok sehingga kekompakan dan komunikasi yang efektif sangatlah diperlukan. Berikut akan kami paparkan sedikit mengenai peranan komunikasi dalam kebudayaan barongsai :1. Dalam hal permainan, komunikasi berfungsi untuk memudahkan dalam strategi permainan. Permainan barongsai, dilakukan dengan kepala barongsai dan harus bisa menjadi koordinator dari semua gerakan barongsai .Untuk badan dan ekor harus juga bisa menyesuaikan dengan gerakan didepannya.2. Dalam bidang Sosial , Komunikasi itu penting membangun konsep dari diri para pemain, aktualisasi diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan, pembentukan konsep diri. 3. Komunikasi Ekspresif : Komunikasi eskpresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal. Dalam hal ini barongsai yang dimainkan para pemain barongsai harus bisa menjadi instrumen untuk menyampaikan pesan-pesan non verbal yang bisa menghibur dan memberikan nilai nilai budaya, pendidikan dan sosial kepada masyakat.4. Komunikasi Ritual : Komunikasi ritual sering dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara tersebut orang mengucapkan kata-kata dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik. Berdasarkan sejarah dan fungsi tradisional dari barongsai secara tidak langsung barongsai juga menjadi alat atau perantara ritual bagi masyarakat cina sebagai wujud kehormatan, kebahagiaan ,menghilangkan petaka dsb.5. Fungsi Komunikasi Instrumental: Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, menginformasikan, mengajar, mendorong mengubah sikap dan keyakinan dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur(persuasif). Suatu peristiwa komunikasi sesungguhnya seringkali mempunyai fungsi-fungsi tumpang tindih, meskipun salah satu fungsinya sangat menonjol dan mendominasi.

BAB IIPENUTUPA. KESIMPULANSesuai dengan pembahasan yang telah dikemukakan maka akan dibahas berbagai hal sebagai berikut :1. Barongsai / tarian barongsai sebenarnya adalah kebudayaan asli cina yang dulunya dipercaya dapat memberikan kebahagiaan dan kesenangan. Tarian Barongsai ini masuk ke Indonesia pada abad 17 ketika terjadi migrasi besar oleh masyarakat Cina Selatan ke Indonesia.2. Adapun fungsi kebudayaan Barongsai diantaranya yaitu :a. Dipercaya mendatangkan kebaikan, kesejahteraan, kedamaian dan kebahagiaanb. Menghilangkan energi negatifc. Mengusir roh halus yang tidak baikd. Membawa keberuntungane. Sebagai fungsi sosial learningf. Fungsi penyampaian informasig. Fungsi transformasi budayah. Fungsi budaya3. Sedangkan peranan komunikasi dalam kebudayaan barongsai yaitu :a. Untuk memudahkan dalam menentukan strategi permainan.b. Untuk membangun konsep diri para pemain barongsaic. Sebagai komunikasi Ekspresifd. Sebagai komunikasi Ritual e. Sebagai komunikasi Instrumental.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Sudarwan Danim,2008,Media Komunikasi Pendidikan,Jakarta:PT.Bumi Aksarahttp://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2176518-fungsi-komunikasi/http://senibudayachina.blogspot.com/2010/01/barongsai-kesenian-china.htmlhttp://dckliondance.com/about-us/fungsi-barongsai/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Budaya_Bangsa/Pecinan/Barongsai_1.htm