bandwidth management system
DESCRIPTION
a brief description about what is bandwidth management, IMTelkom http://www.imtelkom.ac.idTRANSCRIPT
Quality of Service (QoS)Quality of Service (QoS)
Nyoman Bogi Aditya Karna, ST, MSEESisfo IM Telkom
• QOS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan berperilaku, digunakan untuk mengukur sekumpulan atribut performansi dan biasanya diasosiasikan dengan suatu layanan
• Komponen-komponen QOS :– Delay
Total waktu yang dilalui suatu paket dari pengirim ke penerima– Jitter
Variasi dari delay kedatangan paket secara end to end– Bandwidth
Rate transfer data maksimal yang bisa melewati suatu kanal transmisi
– ThroughputRate transfer sesungguhnya yang didapat setelah dikurangi packet loss
Quality of Service (QOS)
TCP vs. UDP
TCP sbg TransportTCP sbg Transport
Connection Orientedhandshaking sebelum transmisimenyediakan paket ACK/NACK
Reliablesemua paket harus sampai di penerima tanpa error (kirim ulang jika error)
UDP sbg TransportUDP sbg Transport
Connectionlesstanpa handshakingtanpa paket ACK/NACK sbg konfirmasi
unReliabletidak ada kirim ulang jika error
Bandwidth Management Bandwidth Management SystemSystem(BMS)(BMS)
Definisi BMS
mengatur link fisik (main link) dengan cara memecah menjadi beberapa link/pipa virtual dimana setiap link/pipa virtual dapat dibuat kelas (level) untuk jenis trafik dan alokasi bandwidth yang berbeda-beda, dimana link yg idle dapat di-share ke kelas yg lain.
mainlink
AHTTP A
SMTP
B
Tipe Pengaturan Bandwidth
• Best Effortkondisi tanpa pengaturan sama sekali
• Traffic Shapingpengaturan bersifat statistidak ada peminjaman link yg idle
• BMSpengaturan bersifat dinamislink yg idle dapat digunakan oleh user lain
Mengapa perlu BMS ?
1. bandwidth WAN/Internet mahal2. optimalisasi penggunaan link 3. alokasi jenis aplikasi4. prioritas penggunaan link5. memperketat keamanan
Apa yg bisa dilakukan BMS ?
1. klasifikasi trafikberdasarkan destination/source IP atau
destination/source port2. mengatur alokasi bandwidth untuk suatu trafik
berdasarkan jenis aplikasi dan user3. memetakan suatu trafik kedalam kelas yang sesuai
berdasarkan prioritas kelas4. manajemen resource, meminjamkan link yg idle ke
kelas di bawahnya
Struktur BMS
• Secara khusus diterapkan di egress point (titik keluar)• Meliputi 3 hal yaitu :
– Classifier, mengklasifikasikan paket yang datang– Queuing Discipline, cara paket dalam antrian dikirimkan – Class, yang menerima alokasi bandwidth berdasarkan kriteria
tertentu • Ada berbagai jenis manajemen bandwidth misalnya CBQ (Class-
Based Queuing) dan HTB (Hierarchical Token Bucket)
inputinterfaces
IngressPoint
InputDemultiplexing
ForwardingEgressPoint
OutputInterfaces
Upper Layer (TCP,UDP,...)
Traffic Control
PC Gateway
Class-based Queuing (CBQ)
1. Classifier, memilah informasi dari suatu paket dan menempatkannya pada kelas yang sesuai
2. General Scheduler, membagikan bandwidth sesuai dengan alokasinya masing-masing kelas
3. Link-sharing Scheduler, membagikan bandwidth “yang tak terpakai” sesuai dengan alokasinya masing-masing
4. Estimator, bagian blok umpan balik CBQ
ClassifierGeneral
Scheduler
Link-sharingScheduler
Estimator
Input Link Output Link
CBQ - Classifier
Memilah paket yang datang untuk ditempatkan pada kelasnya masing-masing, berdasarkan :1. destination atau source port2. destination atau source IP3. TOS byte4. protocol
CBQ – General Scheduler
• Menggunakan mekanisme Weighted Round Robin (WRR)• Pembobotan (weight) diperoleh melalui perhitungan class
allotment• Setiap paket yang terkirim, class allotmentnya akan dikurangi
dengan panjang paket yang terkirim tersebut• Suatu kelas dapat mengirim paket jika class allotment masih
ada (>0)
CBQ – contoh WRR (1)
Suatu BMS dengan 5 kelas (A, B, C, D, E)menggunakan 2 prioritas (P1 dan P2) dimana P2>P1 :- MTU 10000 byte- P2 memiliki 3 kelas (A=B=20% dan C=10 %)- P1 memiliki 2 kelas (D=35% dan E=15%)
P2 : mendapat jatah 30000 byte (MTU x 3 kelas) dgn jatah tiap kelas :A = B = 30000 x (20%/50%) = 12000 bytesC = 30000 x (10%/50%) = 6000 byte
P1 : mendapat jatah 20000 byte (MTU x 2 kelas) dgn jatah tiap kelas :D = 20000 x (35%/50%) = 14000 byteE = 20000 x (15%/50%) = 6000 byte
CBQ – contoh WRR (2)Round 1 : P2 dilayani terlebih dahulu (P2>P1)A dpt mengirim 2 paket, allotmentnya (12000 – 2x10000) = -8000B dpt mengirim 2 paket, allotmentnya (12000 – 2x10000) = -8000C hanya dpt mengirim 1 paket, allotmentnya (6000 – 10000) = -4000
Round 2 : Jika masih ada paket di P2 maka P2 akan dicheck. Karena allotment P2 negatif maka A/B/C tak diizinkan mengirim paket dan allotmentnya menjadi :A = B = 10000 – 8000 = 2000C = 10000 – 4000 = 6000.Tapi jika belum negatif maka WRR beralih melayani P1 dengan :D dpt mengirim 2 paket, allotmentnya (14000 – 2x10000) = -6000E hanya dpt mengirim 1 paket, allotmentnya (6000 – 10000) = -4000
Penggunaan WRR pada general sheduler bisa menimbulkan kelas-kelas dengan prioritas rendah tak terlayani, untuk menghindarinya perlu interaksi dengan Link sharing scheduler
CBQ – Link Sharing Scheduler
– Mendistribusikan bandwidth berlebih yang tak dipakai oleh kelas yang tidak memiliki backlog
– Berinteraksi dengan General Scheduler untuk memaksakan “penangguhan” pada suatu kelas yang overlimit
– Aktif saat ada kelas yang telah overlimit
Sifat-sifat Kelas Definisi
Regulated
Unregulated
Paket-paket kelas yang diatur link sharing scheduler
Paket-paket kelas yang diatur general scheduler
Overlimit
Underlimit
At-limit
Kelas yang saat sekarang telah menggunakan lebih dari bandwidth
yang telah dialokasikan kepadanya
Kelas yang menggunakan kurang dari bandwidth-sharenya
Kelas yang menggunakan sesuai dengan alokasi bandwidthnya
Unsatisfied Leaf Class yang underlimit dan memiliki timbunan antrian tetap atau
interior class yang memiliki anak kelas dengan timbunan antrian
• Umpan balik dari sistem CBQ untuk menentukan kelayakan suatu kelas memperoleh penangguhan saat overlimit, dengan mengukur waktu antar paket (inter-paket) untuk memperkirakan suatu kelas masih under limit, at limit atau telah overlimit.
• Status kelas diperoleh dari perhitungan idletime efektif yang diukur menggunakan fungsi EWMA (eksponential Weighted Moving Average)
• Konsep EWMA adalah paket yang ada sekarang ini lebih penting dari paket yang telah lewat
CBQ - Estimator
• Pada dasarnya serupa dengan CBQ• Termasuk dalam mekanisme penjadwalan “classful”• Terdiri dari 4 blok utama, classifier, general scheduler,
link-sharing structure, estimator• Memiliki struktur Link-sharing yang membolehkan
peminjaman “excess bandwidth”• Dapat diterapkan pada Router berbasis Linux
Hierarchical Token Bucket (HTB)
• General Scheduler, HTB menggunakan DRR (Deficit Round Robin) sedangkan CBQ menggunakan WRR (Weighted Round Robin)
• Estimator, HTB menggunakan TBF (Token Bucket Filter), CBQ dengan EWMA (Eksponential Weighted Moving Average)
• Parameter HTB lebih sedikit (rate,ceil,burst) dibanding CBQ
• Implementator, CBQ telah diimplementasikan pada router berbasis Linux dan non Linux (Cisco), HTB baru diimplementasikan pada router berbasis Linux
HTB vs. CBQ
• Menggunakan DRR sebagai mekanisme melayani kelas-kelas yang memiliki prioritas-prioritas berbeda, tiap kelas mendapatkan giliran mengirimkan paket jika memenuhi syarat DRR
• Persyaratan Deficit Round Robin, suatu kelas dapat mengirimkan paket jika ukuran paketnya lebih kecil atau sama dengan nilai Quantum yang ditetapkan, Quantum merupakan nilai ambang batas yang menentukan kelayakan suatu kelas bisa mengirimkan paket
HTB – General Scheduler
Jika suatu kelas memiliki ukuran paket <= Quantummaka diperbolehkan mengirim paket dengan aturan : DeficitCounterj+1 = | ukuran paket – (Quantum+DeficitCounterj) |
jika tidak, maka kelas tak diizinkan mengirimkan paket dan
DeficitCounter = Quantum
Bila kelas tak memiliki paket maka DeficitCounter di reset ke nilai 0
HTB – General Scheduler
misalkan Quantum = 1000 byte, dan ada 3 kelas (A,B,C)A = 1500 byte, B = 800 Byte dan C = 1200 byte, DeficitCounter0 = 0– Putaran pertama
A dan C tidak mengirim paket, DeficitCounternya menjadi 1000B mengirim paket DeficitCounter = | 800 – 1000 | = 200
– Putaran keduaA mengirim paket, DeficitCounter = | 1500 – (1000+1000) | = 500C mengirim paket, DeficitCounter = | 1200 – (1000+1000) | = 800, B tak memiliki paket maka DeficitCounter di reset ke 0.
HTB – contoh DRR
• Menggunakan Token Bucket Filter (TBF) untuk menentukan status keadaan kelas
• TBF memiliki algoritma ember token, dengan konsep setiap paket dapat ditransmisikan jika paket tersebut memiliki token yang tersedia di ember token, 1 paket memegang 1 token
HTB - Estimator
ember yangmenampung token
Sebuah Tokenditambahkan ke
ember setiapT
Jaringan Jaringan
Sebelum mengirimkanpaket
Setelah mengirimkanpaket
http://www.imtelkom.ac.id