bandara soekarno hatta
DESCRIPTION
bandaraTRANSCRIPT
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandara atau bandar udara yang juga populer disebut dengan istilah airport merupakan
sebuah fasilitas di mana pesawat terbang seperti pesawat udara dan helikopter dapat lepas
landas dan mendarat. Suatu bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah
landasan pacu atau helipad ( untuk pendaratan helikopter), sedangkan untuk bandara-bandara
besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan
maupun bagi penggunanya seperti bangunan terminal dan hanggar.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) : Bandar udara
adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan)
yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan
dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (Persero) Angkasa Pura I adalah lapangan
udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk
menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa
didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin. Di masa Perang Dunia I, bandara
mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas
pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandara mulai ditambahkan fasilitas
komersial untuk melayani penumpang. Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik
dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-
toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara
baru.Setiap bandara memiliki kode IATA dan ICAO yang berbeda satu sama lain. Kode bisa
diambil dari berbagai hal seperti nama bandara, daerah tempat bandara terletak, atau nama
kota yang dilayani. Kode yang diambil dari nama bandara mungkin akan berbeda dengan
namanya yang sekarang karena sebelumnya bandara tersebut memiliki nama yang berbeda.
Fasilitas bandar udara yang terpenting adalah:
Sisi Udara (Air Side)
landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya
tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang
melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras
(stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter,
misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua
(umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak
ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter.
Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko
234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi
beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani
adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara
international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal,
sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya
beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara
khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,
ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
Sisi Darat (Land Side)
Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang
atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ,
Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang
tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di
bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge.
Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang
bisa dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk
taksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan bandar udara :
a. tingkat kebutuhan pelayanan jasa transportasi udara di daerah pada suatu negara.
b. pengembangan wilayah / daerah dalam tinjauan aspek ekonomi dan kepentingan
otonomi regional
c. kepentingan strategis dari pemerintah daerah setempat
d. kondisi geografis dari daerah setempat
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan lapangan terbang :
Peraturan-peraturan atau pedoman yang disyaratkan/ direkomendasikan dalam
perencanaan lapangan terbang dari FAA (Federal Aviation Administration) dan ICAO
(International Civil Aviation Organization) serta dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Inventarisasi data tentang kondisi geografis dan geologis daerah, curah hujan tahunan,
peta topografi daerah dan peta aliran angin
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan lapangan terbang :
Peraturan-peraturan atau pedoman yang disyaratkan/ direkomendasikan dalam
perencanaan lapangan terbang dari FAA (Federal Aviation Administration) dan ICAO
(International Civil Aviation Organization) serta dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara.
Inventarisasi data tentang kondisi geografis dan geologis daerah, curah hujan tahunan,
peta topografi daerah dan peta aliran angin
Pemilihan dan penentuan lokasi dari lapangan terbang dipengaruhi oleh faktor :
a. Tipe pengembangan daerah di sekitar lapangan terbang
b. Kondisi geologi, geografi dan klimatologi dari daerah setempat, hal ini
mempengaruhi dalam desain geometris landasan pacu maupun landasan
penghubung dan perencanaan drainase dari bandar udara.
c. Kemudahan untuk dicapai dengan sarana transportasi darat, hal ini dipengaruhi oleh
jumlah distribusi harian kendaraan bermotor, alternatif penggunaan sarana
transportasi darat yang ada dan penentuan jumlah kemungkinan cara penggunaan
moda transportasi darat yang tersedia.
d. Ketersediaan lahan untuk perluasan wilayah/ kawasan lapangan terbang.
e. Ada tidaknya bandar udara/ lapangan terbang lain dan tersedianya wilayah
penerbangan/ jalur terbang, hal ini menentukan jarak antar lapangan terbang dan
kapasitas dasar dari bandar udara yang dapat melayani pengguna jasa transportasi
udara, sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam proses operasional lapangan
terbang.
f. Ada tidaknya halangan terhadap pandangan dari pilot pesawat terbang maupun dari
pengawas menara ATC (sight obstruction) secara alami (keadaan asli daerah yang
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
direncanakan untuk lapangan terbang berupa pegunungan atau perbukitan) maupun
buatan (gangguan asap dari industri)
g. Tersedianya sumber daya pendukung operasional lapangan terbang seperti suplai
kebutuhan air, tenaga listrik, dan jangkauan distribusi bahan bakar untuk pesawat
terbang dapat dicapai dengan mudah.
Rencana penggunaan lahan lapangan terbang dipengaruhi oleh 2 tipe pembagian
wilayah lapangan terbang, yaitu :
(i). Pembagian wilayah menurut ketinggian daerah kawasan lapangan terbang dan
kemungkinan bahaya kecelakaan pesawat terbang yang dapat terjadi.
(ii). Pembagian wilayah tata guna lahan lapangan terbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi atau ukuran lapangan terbang :
a. Karakteristik dan spesifikasi pesawat terbang rencana berpengaruh pada perencanaan
ukuran panjang dan lebar dari landasan pacu dan landasan penghubung
b. Kepadatan lalu lintas penerbangan yang dilayani mempengaruhi jumlah landasan pacu
dan susunan landasan penghubung
c. Kondisi iklim dan cuaca pada lokasi lapangan terbang, aspek temperatur udara
berpengaruh pada ukuran panjang landasan pacu dan aspek arah angin berpengaruh
pada jumlah dan konfigurasi landasan pacu.
Alur keberangkatan penerbangan internasional (International Departure
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Alur kedatangan penerbangan internasional (International Departure)
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Karakteristik pesawat terbang yang dipertimbangkan dalam perencanaan
lapangan terbang adalah :
1. Bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat utama (wheel tread) dan
panjang badan (fuselage) dari pesawat terbang rencana mempengaruhi ukuran lebar
landasan pacu (runway), lebar landasan penghubung (taxiway), jarak antara
landasan pacu dan landasan penghubung, dimensi apron, diameter manuver
perputaran pesawat terbang (jejari putar) dan letak gedung terminal pada kompleks
bandar udara.
2. Wheel base/ jarak antara roda pendarat utama (main gear) dan roda depan (nose
gear) dan wheel tread/ jarak antara roda pendarat utama mempengaruhi
perencanaan ukuran lebar landasan pacu (runway), lebar landasan penghubung
(taxiway), jarak antara landasan pacu dan landasan penghubung, dan ukuran
segmentasi plat beton untuk perkerasan apron. struktur lapisan perkerasan pada
landasan pacu dan landasan penghubung, serta jenis perkerasan pada apron.
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Komponen berat pesawat terbang yang dipertimbangkan dalam perhitungan adalah :
berat pesawat terbang maksimum terstruktur pada saat lepas landas (Maximum
structural Take-Off Weight) yakni meliputi muatan penumpang, barang, bahan bakar utama
dan cadangan dengan distribusi beban 5% pada roda depan (nose gear) dan 95% pada roda
pendarat utama (main gear).
Skema distribusi beban MTOW pada Pesawat terbang rencana
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Perencanaan Fasilitas Terminal pada Bandar Udara
Terminal pada bandar udara terdiri atas terminal Keberangkatan (Departure Terminal)
dan terminal Kedatangan (Arrival Terminal) serta fasilitas-fasilitas pendukung
lainnya.Terminal keberangkatan (Departure Terminal) adalah Terminal yang mengatur
proses keberangkatan Penumpang mulai dari pemesanan tiket penerbangan
(seat reservation), pelayanan barang-barang penumpang, Dan pengiriman barang melalui
jasa transportasi udara
Terminal Kedatangan (Arrival Terminal) adalah terminal
Yang mengatur proses kedatangan penumpang pesawat terbang menuju bagian
pemeriksaan administratif bandar udara dan fasilitas keluar bandar udara
( Airport Exit facilities)
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam perencanaan terminal pada bandar
udara/lapangan terbang :
1. Jumlah penumpang pengguna jasa transportasi udara.
Hal ini berpengaruh pada kapasitas penerimaan dan pelayanan penumpang pada
terminal bandar udara, seperti perkiraan kebutuhan ruangan pelayanan pada terminal
bandar udara (ruang tunggu keberangkatan, Front-counter untuk pemesanan tiket,
fasilitas pelayanan barang (baggage claim) dan koridor terminal)
2. Perencanaan jalur akses masuk kawasan bandar udara dan pengembangannya.
3. Kebutuhan fasilitas pendukung pada terminal bandar udara seperti : kapasitas tempat
parkir kendaraan (parking area), dimensi atau ukuran dari terminal frontage, dan
fasilitas keamanan pada gedung terminal bandar udara
Tujuan dari sistem pelayanan penumpang ini adalah untuk:
a. Pengaturan akses masuk penumpang ke kawasan bandar udara
b. Pengaturan penumpang dalam proses keberangkatan (departure process) dan proses
kedatangan (arrival process)
Sistem pelayanan penumpang ini terdiri dari :
1. Access interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur
kemudahan penumpang masuk kawasan bandar udara hingga menuju terminal
frontage dan passenger reception service.
Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah akses keluar-masuk bandar udara dan
kawasan parkir.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
2. Processing, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang melayani pemesanan
tiket, pengurusan barang-barang penumpang (baggage claim) dan pemeriksaan
administratif dokumen kepabeanan (paspor, visa dsb)
3. Flight Interface, yaitu suatu fasilitas pada terminal bandar udara yang mengatur
penumpang menuju ke pesawat terbang sesuai dengan tujuan penerbangan maupun
untuk proses kedatangan penumpang.
Fasilitas yang terdapat pada bagian ini adalah gate (pintu penghubung untuk
penumpang menuju ke pesawat terbang yang dilengkapi dengan passengers nose)
Ada 2 macam konsep dalam perencanaan terminal pada Bandar udara, yaitu :
A. Konsep Distribusi Horisontal (Single Level Terminal)
Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan pengaturan dan
pendistribusian kegiatan proses keberangkatan dan kedatangan penumpang melalui
satu tingkat terminal
Konsep distribusi ini terdiri atas:
1. Konsep Distribusi Linear
2. Konsep Distribusi Dermaga
3. Konsep Distribusi Satelit
1. Konsep Distribusi Linear
Konsep ini merupakan cara konvensional dalam pengaturan letak pesawat terbang di
terminal, yakni posisi pesawat terbang berbaris memanjang dengan arah ke dalam
(nose-in) Konsep ini digunakan untuk pelayanan penumpang pesawat terbang
sejumlah 200.000 per tahun.
2. Konsep Distribusi Dermaga :
Konsep ini mengatur letak pesawat terbang pada sepanjang jalur terminal secara
sejajar dengan arah ke dalam (nose-in) Konsep ini digunakan untuk pelayanan
penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 – 1.000.000 per tahun.
3. Konsep Distribusi Satelit :
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Konsep ini mengatur letak pesawat terbang mengelilingi bagian ujung terminal (flight
interface) dan memberikan kemudahan dalam mobilitas / manuver pada apron Konsep
ini digunakan untuk pelayanan penumpang pesawat terbang sejumlah 200.000 –
1.000.000 per tahun.
B. Konsep Distribusi Vertikal (Multilevel Terminal)
Merupakan konsep pelayanan pada terminal bandar udara dengan tujuan untuk
mendistribusikan aktivitas proses keberangkatan dan kedatangan melalui beberapa
tingkat fasilitas pelayanan terminal.
Penentuan tentang jumlah tingkat fasilitas pelayanan terminal tergantung pada jumlah
penumpang yang dilayani, tipe lalu lintas penerbangan, tingkat intensitas
penerbangan, dan rancangan induk terminal
Desain landasan pacu dan landasan penghubung
Landasan pacu (runway) adalah bagian dari fasilitas utama pada lapangan
terbang yang digunakan untuk proses operasional pesawat terbang untuk lepas landas
(take-off) dan pendaratan (landing). Faktor-faktor yang mempengaruhi panjang
landasan pacu adalah :
(i). persyaratan, tipe, dan spesifikasi pesawat terbang rencana yang telah
ditetapkan,
(ii). Lingkungan di sekitar lapangan terbang, berpengaruh terhadap
kemungkinan pengembangan fasilitas-fasilitas utama pada lapangan terbang
seperti landasan pacu dan landasan penghubung.
(iii). Hal-hal teknis dan non teknis yang menentukan kondisi pesawat terbang
dalam melakukan proses operasional yakni lepas landas dan pendaratan.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Hal-hal teknis dan non teknis tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hal teknis pesawat terbang : jika kondisi pesawat terbang baik maka dalam proses
operasional lepas landas maupun pendaratan akan berjalan secara normal,
sebaliknya jika pesawat terbang melakukan proses operasional lepas landas
ataupun pendaratan dengan kondisi kegagalan mesin maka harus dipertimbangkan
perencanaan landasan pacu yang memenuhi untuk dilakukan pendaratan darurat
(emergency landing).
b. Hal non teknis : hal non teknis dalam proses operasional pesawat terbang banyak
dipengaruhi oleh faktor manusia (human factor) seperti terjadinya kondisi poor
approaches landing (pendekatan pada proses pendaratan pesawat terbang yang
kurang sempurna) yang menyebabkan overshoot landing (pendaratan yang
melebihi jarak yang ditentukan) maupun kondisi overshoot take off (lepas landas
yang dilakukan melampaui persyaratan jarak normal lepas landas pesawat terbang
di landasan pacu atau lepas landas yang terlambat)
Komponen-komponen pada landasan pacu yang diperlukan untuk
mengakomodasi kebutuhan proses operasional pesawat terbang secara aman adalah :
1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang
untuk melakukan lepas landas secara normal. Ukuran panjang take off distance adalah
115% dari jalur landasan pacu dengan perincian 100% yaitu panjang jalur landasan
pacu itu sendiri dan 15% berupa jarak tambahan yang direncanakan untuk mengatasi
kemungkinan overshoot take-off dari pesawat terbang.
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang diperlukan pesawat terbang untuk
melakukan pendaratan secara sempurna dengan ‘fine approach landing’ yakni
sepanjang 100% dari landasan pacu.
3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang direncanakan bagi pesawat terbang untuk
berhenti setelah melakukan pendaratan secara normal pada jalur landasan pacu.
Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak pendaratan (landing distance /
LD) dan stop distance direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh
(full-strength hardening pavement).
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang terletak di ujung jalur landasan pacu
dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur landasan pacu dan
tidak boleh terdapat benda-benda yang menyilang kecuali penempatan lampu-lampu
dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping landasan pacu. Clearway ini berfungsi
sebagai daerah aman yang diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi : overshoot
take-off, dan overshoot landing.
5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak di luar jalur landasan pacu termasuk
pada bagian dari clearway dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah (centerline)
jalur landasan pacu. Stopway ini berfungsi sebagai jalur landasan untuk memperlambat
laju pesawat terbang jika terjadi kegagalan dalam lepas landas (take-off failure) dan
untuk pendaratan darurat (emergency landing).
6. Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang untuk
melakukan lepas landas secara normal maupun dengan kemungkinan kegagalan mesin.
Ukuran panjang take-off run ini adalah sepanjang jalur landasan pacu. Take-Off Run
direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan penuh (full-strength
hardening pavement).
7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang diperlukan oleh pesawat terbang
dengan karakteristik tertentu untuk melakukan pengangkatan setelah kecepatan
pesawat terbang terpenuhi dari titik awal pergerakan.
Komponen-komponen pada landasan pacu
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Pengaturan sistem landasan penghubung
Fungsi dari sistem landasan penghubung adalah untuk mengatur proses pergerakan
pesawat terbang dari apron menuju landasan pacu yang akan melakukan lepas landas (take-
off) maupun pesawat terbang setelah melakukan pendaratan (landing) dan meninggalkan
landasan pacu menuju apron. Hal yang mempengaruhi ukuran dari landasan penghubung
adalah panjang bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat utama (wheel tread),
dan panjang badan pesawat terbang rencana.
Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah :
- Exit Taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh pesawat terbang setelah
melakukan pendaratan untuk meninggalkan landasan pacu menuju apron
- taxiway : landasan penghubung yang digunakan oleh pesawat terbang bergerak dari
apron menuju landasan pacu untuk melakukan lepas landas
- Holding Apron (apron tunggu) : jalur yang terletak dekat dengan landasan pacu dan
disediakan bagi pesawat terbang yang digunakan untuk pemeriksaan terakhir sebelum
melakukan take-off atau menunggu ijin lepas landas dari menara ATC
- Holding Bay (anjungan tunggu) : jalur yang terletak di dekat entrance taxiway yang
disediakan bagi pesawat terbang dalam menunggu giliran untuk melakukan take-off pada
waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-hour).
Komponen-komponen pada sistem landasan penghubung
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Fungsi dari pengaturan landasan pacu (runway) dan landasan penghubung adalah
untuk :
(i). Memberikan pemisahan yang aman dan efisien serta mengurangi gangguan / hambatan
sekecil mungkin dalam pola lalu lintas operasional penerbangan (lepas landas dan
pendaratan).
(ii). Memberikan jarak landasan penghubung (taxiway) sependek mungkin dari apron
menuju landasan pacu.
(iii). Merencanakan jumlah landasan penghubung yang cukup, sehingga pesawat terbang
yang melakukan operasional penerbangan dapat bergerak sesegera mungkin baik
dari arah apron menuju landasan pacu maupun sebaliknya
Konfigurasi landasan pacu
Konfigurasi bandar udara adalah implementasi dari pengaturan dan penempatan letak
landasan pacu dan landasan penghubung seefisien mungkin terhadap posisi gedung
terminal yang didasarkan atas desain geometris landasan pacu dan landasan penghubung
serta analisis angin (wind analysis).
Lay-out landasan pacu tunggal (single runway)
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
CONTOH LANDASAN PACU TUNGGAL (SINGLE RUNWAY)
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
CONTOH LANDASAN PACU SEJAJAR AMBANG TIDAK RATA
(STAGGERED PARALLEL RUNWAY)
CONTOH LANDASAN PACU BERSILANG (INTERSECTING RUNWAY)
Lay-out landasan pacu V – tertutup (V - closed runway)
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
CONTOH LANDASAN PACU V – TERTUTUP (V - CLOSED RUNWAY)
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana
Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane Design Group) dipakai sebagai acuan
dalam merencanakan landasan pacu (runway) dan landasan penghubung (taxiway) secara
geometrik. Klasifikasi ini didasarkan atas karakteristik pesawat terbang, yakni pada dimensi
panjang sayap (wing span), dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana
Grup Tipe
Pesawat
Wing span
( m )
I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft
(< 15 m)
II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft
(15 m < x < 24 m)
III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, B-727-200, 79 ft < x < 118 ft
(24 m < x < 36 m)
IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B,
B-707-120B, B-707-320B
Airbus A-300
118 ft < x < 171 ft
(36 m < x < 52 m)
V B-747-300, B-747-400,
B-767, B-747 SP
171 ft < x < 214 ft
(52 m < x < 65 m)
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Bagian-bagian pendukung dari landasan pacu terdiri dari :
1. Perkerasan struktur (structural pavement) berupa perkerasan lentur (flexible pavement)
dengan tipe perkerasan kekuatan penuh (full strength hardening) yang berfungsi untuk
mendukung operasional pesawat terbang (kemampuan manuver, kendali dan stabilitas
pergerakan)
2. Bahu landasan pacu (runway shoulder) adalah bagian yang berdekatan dengan landasan
pacu dan merupakan perpanjangan arah melintang dari perkerasan struktur landasan pacu
yang berfungsi untuk menempatkan instrumen navigasi, pelampuan landasan pacu dan
peralatan pendukung operasional penerbangan.
3. Daerah aman landasan pacu (runway safety area) adalah daerah bebas halangan dan
gangguan di sekitar landasan pacu yang difungsikan secara darurat untuk mengatasi
kemungkinan kondisi pesawat terbang yang keluar (slip-off) dari landasan pacu karena
berbagai sebab (permasalahan mesin, roda pesawat terbang selip, dsb). Menurut FAA
(Federal Aviation Adminstration) ukuran daerah aman landasan pacu untuk pesawat
terbang rencana kategori transport, panjang harus lebih besar dari 270 ft (90 m) dan lebar
minimum 500 ft (152,4 m) dari setiap ujung landasan pacu.
4. Pelindung semburan (blast pad) adalah suatu bagian yang dirancang untuk mencegah erosi
permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung landasan pacu yang menerima semburan
jet secara terus menerus atau yang berulang dari pesawat terbang yang akan melakukan
lepas landas. Dimensi atau ukuran blast pad ini tergantung pada rekomendasi FAA atau
ICAO terhadap jenis pesawat terbang rencana yang dilayani oleh bandar udara.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Gambar bagian-bagian pada landasan pacu
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
PERENCANAAN GEOMETRIK PADA LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)
Landasan penghubung (taxiway) didefinisikan sebagai suatu jalur perkerasan yang
digunakan oleh pesawat terbang sebagai akses dari apron menuju landasan pacu (runway) dan
sebaliknya dari landasan pacu menuju apron setelah melakukan pendaratan. Untuk akses dari
apron menuju landasan pacu disebut ‘entrance taxiway’ dan akses dari landasan pacu menuju
apron disebut ‘exit taxiway’. Kedua jalur akses ini merupakan by-pass taxiway.
1. Perencanaan tikungan dan lebar tambahan tikungan (fillet) pada taxiway
Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Keterangan:
F = Jari-jari tikungan tambahan (fillet) terhadap taxiway centerline
L = panjang jalur tikungan tambahan (fillet) hingga pada ujung belokan taxiway
R = Jari-jari belokan taxiway
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
PEMBAHASAN
2.1 Bandara Internasional Soekarno Hatta
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan
sebuah bandar udara utama yang melayani Jabodetabek di pulau Jawa, Indonesia.
Bandar udara ini diberi nama seperti nama Presiden Indonesia pertama, Soekarno, dan
wakil presiden pertama, Mohammad Hatta. Bandar udara ini sering
disebut Cengkareng, dan menjadi kode IATA-nya, yaitu CGK.
Letaknya sekitar 20 km barat Jakarta, di Kota Tangerang, Banten. Operasinya dimulai
pada 1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik)
di Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara
Kemayorantelah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma masih
beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2 dibuka pada
tahun 1992.
Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km², memiliki 2 landasan paralel yang dipisahkan
oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 km. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1
untuk semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan
oleh Garuda Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines, dan Terminal 2 melayani
semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda dan Merpati.
Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 . Terminal 1A, 1B, dan 1C digunakan
(kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A
melayani penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B melayani
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
penerbangan oleh Kartika Airlines dan Sriwijaya Air. Sedangkan terminal 1C
melayani penerbangan oleh Airfast Indonesia dan Citilink.
Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan internasional
maskapai asing. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT Jasa
Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai
internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional
Garuda dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan
Merpati Nusantara Airlines.
Terminal 3 selesai dibangun pada tanggal 15 April 2009. Terminal 3 ini selesai
nantinya akan dipergunakan oleh Maskapai penerbangan berbiaya murah. Saat ini ada
2 Maskapai penerbangan yang menggunakan Terminal 3 yaitu Indonesia
AirAsia danMandala Airlines. dan direncanakan dapat didarati pesawat model Airbus
A380. SHIA melakukan pendaratan perdana pesawatA380 (SQ-232) pada tanggal 4
Mei 2012 walaupun status pendaratan sendiri adalah divert landing.
Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga
merancang Bandar Udara Charles de Gaulle di Paris, Perancis. Salah satu karakteristik
besar bandara ini adalah gaya arsitektur lokalnya, dan kebun tropis di antara
Lounge tempattunggu.
Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk (check-in
counter), 36 pengklaiman bagasi, dan 45 gerbang. Setiap sub-terminal (A-F, terminal
1-2) memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang. Terminal 3
memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.
PT Angkasa Pura II sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur
desain yang modern. Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat
sebuah rencana besar untuk membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan
4landasan pacu.
Bandara ini direncanakan akan terhubung dengan Stasiun Manggarai, tetapi rencana
ini masih belum jelas nasibnya.
Bandar udara ini membebankan pajak sebesar Rp150 ribu (US$15) untuk setiap
penumpang internasional dan Rp40 ribu (US$4) untuk setiap penumpang domestik.
2.2 Sejarah
Latar belakang
Antara 1928–1974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk
penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar
Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit,
sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas
internasional.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi potensial
dianalisis untuk bandar udara internasional baru, yaitu Kemayoran, Malaka, Babakan,
Jonggol, Halim, Curug, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara. Akhirnya,
Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai bandara
alternatif. Sementara itu,pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim
Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.
Antara 1974-1975, sebuah konsorsium
konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International
Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangkan tender untuk proyek bandara
baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dolar
Kanada. Proyek 1 tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili
oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana
pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3
terminal domestik, dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat 3 dibangun
antara 1975-1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk
apron dari 1982-1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi
nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.
Tahap Pengerjaan Proyek
Waktu Aksi
1975-1977
Untuk membuka lahan dan mengatur perbatasan provinsi dibutuhkan
waktu. Schiphol Amsterdam ditanyai pendapatnya yang mana menurut mereka
agak mahal dan overdesign. Biayanya meningkat karena penggunaan sistem
desentralisasi. Sistem sentralisasi menjadi yang terbaik.
Tim tersebut masih menggunakan sistem desentralisasi. Sistem awal Bandar
Udara Orly West, Lyon Satolas, Hanover-Langenhagen dan Kansas
City digunakan karena sederhana dan efektif.
12 Nov '76Undangan Tender kepada konsultan Perancis dengan pemenangnya Aeroport de
Paris.
18 Mei'77 Kontrak akhir ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dengan Aeroport de
Paris dengan biaya 22.323.203 Franc dan Rp177.156.000 yang ekuivalen dengan
2,100,000 Franc. Waktu yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut adalah 18
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
bulan, dan pemerintah menunjuk PT Konavi sebagai mitra lokal.
Hasilnya adalah:
1. 2 landasan pacu termasuk taxiway
2. Jalan aspal: 1 di timur, yang lainnya di barat untuk layanan bandara. Jalan
barat ditutup untuk publik.
3. 3 terminal yang dapat menangani 3 juta penumpang per tahun
4. 1 terminal untuk penerbangan internasional dan 2 untuk domestik
5. Kebun di dalam bandara dipilih sebagai gambaran.
20 Mei'80Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas
bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun.
1 Des '80
Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp384.8 miliar dengan
pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp140.450.513.000 dari APBN,
1.223.457 Franc disumbang oleh Perancis, dan US$15,898,251 dari pemerintah.
1 Des '84 Bandar udara ini secara fisik selesai.
1 Mei'85 Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992.
23 Des '86Keppres nomor 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar
Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan.
Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta
TahapTahu
nDeskripsi Status
I 1985Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang
per tahunSelesai
II 1992Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang
per tahunSelesai
III 2008 Pembangunan Terminal 3 tahap I yang dapat menangani 22 juta Selesai
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
penumpang per tahun
IV
2012
Revitalisasi Terminal 1 yang dapat menangani 31 juta penumpang
per tahunDiproses
Revitalisasi Terminal 2 yang dapat menangani 41 juta penumpang
per tahunDiproses
2013
Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 62 juta
penumpang per tahunDiproses
Pembangunan Terminal Kargo baru berkapasitas 1,5 juta ton per
tahunDiproses
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya Diproses
2014
Pembangunan landas pacu 3 Diproses
Pembangunan Terminal 4 yang dapat menangani 87 juta penumpang
per tahunDitunda
2.2 Terminal
Bandara yang memiliki tanah seluas 18 km² ini memiliki 2 landasan pacu
paralel utama masing-masing sepanjang 3,66 km yang terhubung oleh
2 taxiway silang. Ada 3 bangunan terminal utama yaitu; Terminal 1 (penerbangan
domestik saja), Terminal 2 (penerbangan internasional dan Garuda
Indonesia Airlines penerbangan domestik), dan Terminal 3 pier 1 (Air Asia
internasional dan penerbangan domestik). Ada juga terminal angkutan untuk kargo
domestik dan kargo internasional.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Bandara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk, 36
pengklaiman bagasi, dan 45 gerbang. Sub terminal 1A-1B-1C-2D-2E-2F masing-
masing memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi dan 7 gerbang.
Terminal 3 memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang.
Terminal 1
Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-
Hatta yang mengoperasikan penerbangan domestik kecuali Garuda
Indonesia dan Merpati Nusantara Airlines karena mereka mengoperasikan
penerbangan domestik di Terminal 2. Terminal ini selesai pada tahun 1985 dan
terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-
terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi,
dan 7 gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf A, B, dan C.
Gerbangnya adalah A1-A7, B1-B7, dan C1-C7. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas
sebesar 9 juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta
penumpang per tahun.
Terminal 2
Terminal yang selesai pada tahun 1992, terletak di sisi utara bandara,
berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-
masing dilengkapi dengan 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi, dan 7
gerbang. Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E, dan F. Gerbangnya
adalah D1-D7, E1-E7, dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9
juta penumpang per tahun dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per
tahun.
Pada 28 November 2011, Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota
kesepahaman tentang pengelolaan Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan
oleh Garuda Indonesia untuk mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy pada tahun
2015. Terminal 2E akan digunakan untuk perjalanan internasional dan Terminal 2F
untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia mengatakan bahwa ia akan berbagi
menggunakan Terminal Internasional-nya dengan anggota SkyTeam lainnya ketika
Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014. Prediksi waktu transfer
domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45 menit untuk
penumpang internasional. Saat ini Sky Team memiliki 12 anggota, tetapi tidak semua
dari mereka telah terbang ke Indonesia.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Terminal 3
Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari 2 tahap
pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal 15 April 2009. Terminal ini
mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu dengan menggunakan
konsep eco-friendly dan modern. Terminal 3 ini berada di sebelah timur Terminal 2.
Saat ini, Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air Asia, Mandala Airlines, dan Lion
Air. Dengan kapasitas 4 juta penumpang per tahun, Terminal 3 sekarang memiliki 30
gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi, dan 3 gerbang. Pengembangan Terminal 3
akan dirancang berbentuk 'U' dengan kapasitas total 25 juta penumpang per tahun.
Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal 15
November 2011 ketika Indonesia AirAsia mulai menggunakan Terminal 3, karena itu
ini telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional bersama-sama dengan
penerbangan AirAsia domestik dan internasional. Transfer antar Terminal akan
diminimalkan. Lion Air memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak
tanggal 30 Maret 2012, sejumlah rute yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh Lion
Air yaitu Jakarta menuju Denpasar,Bima, Tambolaka, Maumere, Ende, dan Labuan
Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut disebabkan adanya permintaan dari
penumpang Lion Air. Sementara, PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pemilik sarana
bandara, akhirnya mengizinkan Lion Air menempati Terminal 3.
Terminal 4
Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah
timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara. Terminal 4 akan
dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan
menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti desain Terminal 3.
Pembangunan Terminal 4 akan dimulai pada tahun 2013 dengan diawali dengan
pembebasan lahan di sekitar wilayah utara bandara.
Terminal Kargo
Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk
menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik
maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo
akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari
kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
2.3 Maskapai Penerbangan
Sriwijaya Air Boeing 737-800 diBandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta
2.4 Terminal Penumpang
Maskapa
iTujuan
Termina
l
AeroflotBangkok-Suvarnabhumi, Moskwa-Sheremetyevo (dibuka kembali
1 Juli 2014)TBA
Air China Beijing-Capital, Xiamen 2E
AirAsia Kota Kinabalu, Kuala Lumpur 3
Airfast
IndonesiaSurabaya 1C
Air France Paris-Charles de Gaulle, Singapura (dibuka kembali 1 Juli 2014) TBA
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapa
iTujuan
Termina
l
All Nippon
AirwaysTokyo-Narita 2D
Asiana
AirlinesSeoul-Incheon 2D
Aviastar Ketapang, Lubuk Linggau 1C
Batik AirAmbon,Balikpapan, Denpasar/Bali, Jayapura, Makassar, Manado,
Pekanbaru, Surabaya, Yogyakarta3
Cathay
PacificHong Kong 2D
Cebu
PacificManila 2E
China
AirlinesHong Kong, Taipei-Taoyuan 2E
China
Southern
Airlines
Guangzhou 2E
Citilink Balikpapan, Padang, Pangkalpinang, Pekanbaru, Banjarmasin, Bat
am, Denpasar/Bali, Medan, Surabaya,Jambi, Bengkulu
1C
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapa
iTujuan
Termina
l
Dragonair Hong Kong (mulai 17 Juni 2014) TBA
EgyptAir Kairo 2D
Emirates Dubai 2D
Etihad
AirwaysAbu Dhabi 2E
EVA Air Taipei-Taoyuan 2E
Express Air Makassar, Manokwari, Sorong 1B
Flynas Jeddah TBA
Garuda
Indonesia
Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar
Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak,Denpasar/Bali, G
orontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang, L
ombok, Manado,Medan, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu,
Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang,Surakarta/Solo,
Surabaya, Tanjung
Pandan, Tanjungpinang, Tarakan, Ternate, Timika, Yogyakarta
2F
Garuda
Indonesia
Abu Dhabi (berhenti 29 Mei 2014), Amsterdam, Bangkok-
Suvarnabhumi, Beijing-Capital, Guangzhou,Hong
Kong, Jeddah, Kuala Lumpur, London-Gatwick (mulai 8
2E
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapa
iTujuan
Termina
l
September 2014), Melbourne, Osaka-Kansai[8], Perth, Seoul-
Incheon, Shanghai-Pudong, Singapura, Sydney, Taipei-Taoyuan,
Tokyo-Haneda(mulai 17 Juni 2014, Tokyo-Narita
Indonesia
AirAsia
Bangkok-Don Mueang, Denpasar/Bali, Kuala
Lumpur, Makassar, Medan, Penang, Phuket, Singapura,Surabaya,
Yogyakarta
3
Japan
AirlinesTokyo-Narita 2D
Jetstar Asia
Airways
dioperasika
n oleh
Jetstar
Airways
Perth, Singapura 2D
Jetstar Asia
Airways
dioperasika
n
oleh Valuai
r
Singapura 2D
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapa
iTujuan
Termina
l
Kal Star
AviationKetapang, Pangkalan Bun, Pontianak, Sampit, Sintang 1C
KLM Amsterdam, Kuala Lumpur 2E
Korean Air Seoul-Incheon 2E
Kuwait
AirwaysKota Kuwait, Kuala Lumpur 2D
Lion Air Denpasar/Bali 3
Lion Air
Ambon, Gorontalo, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malan
g, Manado, Mataram-Lombok,Merauke, Palu, Poso, Semarang, Su
rakarta/Solo, Sorong, Surabaya, Ternate, Yogyakarta
1A
Lion Air
Banda Aceh, Bandar
Lampung, Batam, Bengkulu, Jambi, Medan, Padang, Palembang,
Pangkalpinang,Pekanbaru, Tanjung Pandan, Tanjungpinang
1B
Lion Air Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Pontianak, Tarakan 1C
Lion Air Jeddah, Kota Ho Chi Minh, Kuala Lumpur, Singapura 2E
Lufthansa Frankfurt (dibuka kembali 1 Juni 2014) TBA
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapa
iTujuan
Termina
l
Malaysia
AirlinesKuala Lumpur 2D
Mandala
Airlines
Bangkok-Suvarnabhumi, Denpasar/Bali, Hong Kong, Kuala
Lumpur, Medan, Pekanbaru, Singapura,Surabaya, Yogyakarta3
Merpati
Nusantara
Airlines
Bandar Lampung, Banjarmasin, Bengkulu, Biak, Bau-
Bau, Denpasar/Bali, Jayapura, Kendari, Kupang,Labuan Bajo-
Komodo, Luwuk, Makassar, Mamuju, Manado, Manokwari, Mau
mere, Merauke,Palembang, Palu, Pangkalpinang, Sampit, Surabay
a, Tanjung Pandan, Timika
2F
Mihin
LankaKolombo 2D
Philippine
AirlinesManila 2D
Qantas Sydney 2D
Qatar
AirwaysDoha 2D
Royal
Brunei
Airlines
Bandar Seri Begawan 2D
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapa
iTujuan
Termina
l
Saudia Jeddah, Madinah, Riyadh 2E
Sichuan
AirlinesNanning 2D
Singapore
AirlinesSingapura 2D
Sriwijaya
Air
Ambon, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar
Lampung, Banjarmasin, Batam, Bengkulu, Biak,Denpasar/Bali, G
orontalo, Jambi, Jayapura, Kendari, Kupang, Makassar, Malang,
Manado, Mataram-Lombok, Medan, Padang, Palangkaraya, Palem
bang, Palu, Pangkalpinang, Pekanbaru, Pontianak,Semarang, Sura
karta/Solo, Surabaya, Tanjung
Pandan, Tanjungpinang, Tarakan, Ternate, Yogyakarta
1B
Thai
Airways
Internationa
l
Bangkok-Suvarnabhumi 2E
Thai Lion
AirBangkok-Don Mueang 2D
Tiger
AirwaysSingapura 2D
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapa
iTujuan
Termina
l
Trigana Air
ServicePangkalpinang, Pangkalan Bun, Pontianak, Sampit 1C
Turkish
AirlinesIstanbul-Atatürk , Singapura 2D
U Airlines Bangkok-Suvarnabhumi 2D
Vietnam
AirlinesKota Ho Chi Minh 2E
Xiamen
AirlinesXiamen, Fuzhou [9] TBA
Yemenia Dubai, Kuala Lumpur, Sana'a 2D
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Kota-kota yang memiliki koneksi dengan Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.
2.5 Terminal Kargo
Maskapai Tujuan
Cardig Air Balikpapan, Bangkok, Hanoi, Singapore
Cargo
Garuda
Indonesia
Amsterdam, Balikpapan, Bangkok, Batam, Dammam, Denpasar/Bali, Doha, D
ubai, Frankfurt, Jayapura, Jeddah, Kuala
Lumpur, Makassar, Manado,Medan, München, Osaka-Kansai, Paris, Riyadh, S
eoul-Incheon, Singapore, Surabaya, Tokyo, Yogyakarta
Cathay
Pacific
Hong Kong
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapai Tujuan
Cargo
China
Airlines
Cargo
Taipei
EVA Air
CargoDubai, Singapore, Taipei
FedEx
ExpressGuangzhou, Singapore, Subic Bay
Hong Kong
AirlinesHong Kong
KLM Cargo Amsterdam
Korean Air
CargoSeoul
MASkargo Kuala Lumpur
Republic
Express
Airlines
Kuala Lumpur, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Singapore, Surakarta/Solo
Transmile Kuala Lumpur
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Maskapai Tujuan
Air Services
Tri-MG
Intra Asia
Airlines
Batam, Kuala Lumpur, Singapore
2.6 Lounge
Terdapat 4 lounge kelas utama dan bisnis di Lounge Transit di area
keberangkatan. Jasa Angkasa Semesta (JAS) Lounge, tersedia untuk penumpang kelas
utama dan bisnisQantas, Lufthansa, Gulf Air, EVA Air, Saudi Arabian
Airlines, Singapore Airlines dan Cathay Pacific.
Pura Indah Lounge, tersedia untuk penumpang kelas utama dan bisnis Singapore
Airlines (hanya kelas utama), KLM, Malaysia Airlines, Cathay Pacific dan China
Airlines.
Lounge kelas utama eksekutif Aerowisata Catering Services (ACS), tersedia hanya
untuk penumpang internasional Garuda Indonesia. Lounge ini juga menerima
pemegang kartu GECC.
Lounge Garuda Indonesia tersedia untuk penumpang domestik kelas utama dan bisnis
dan pemegang kartu GECC.
2.7 Transportasi dari dan ke Bandara
Bus
Bus DAMRI tersedia menuju ke pusat kota, termasuk ke stasiun kereta
Gambir dan terminal lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2,
3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Rute rute yang
dilayani oleh Bus dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :
Bus Bandara Internasional Soekarno-Hatta[10]
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Bus Tujuan Tarif
Jam
berangakat
pertama
Durasi Pangkalan
Primajasa BandungRp
90,00007:00 4 jam Batununggal Indah
Cipaganti BandungRp
125,00007:00 4 jam Pasteur
X-Trans Bintaro ? ? ? BTC Bintaro
X-Trans Serpong ? ? ? Ruko Golden Road
Damri BekasiRp
35,00004.00 WIB
15–30
menitKayuringin
Damri Ciledug ? ? ?
Damri Blok MRp
25,00004.00 WIB
15–30
menitTerminal Blok.M
Damri BogorRp
45,00004.00 WIB 2 jam Botani Square
Damri HalimRp
30,00004.00 WIB
15–30
menit
Bandara Halim
Perdana Kusuma
Damri CikarangRp
40,00004.00 WIB 1 jam
Plaza Cikarang
Jababeka
Damri Summarecon BekasiRp
50,00004.00 WIB
15–30
menit
Summarecon Mal
Bekasi
Damri GambirRp
30,00004.00 WIB
15–30
menitStasiun Gambir
Damri Kmp. RambutanRp
25,00004.00 WIB
15–30
menit
Terminal Kampung
Rambutan
Damri KemayoranRp
25,00004.00 WIB 1 jam
Terminal Damri
Kemayoran
Damri Harapan IndahRp
30,00004.00 WIB 1 jam
Pasar Modern
Harapan Indah
Damri Citra GranRp
50,00004.30 WIB 1 jam Citra Gran
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Damri Pulo GadungRp
25,00004.00 WIB
15-30
menit
Terminal Pulo
Gadung
Damri Lebak BulusRp
25,00004.00 WIB
15–30
menit
Terminal Lebak
Bulus
Damri Mangga DuaRp
25,00004.00 WIB 30 menit
Mangga Dua Square
Lt. GF Hall A
(sebelah Red Bean)
Damri Thamrin CityRp
25,00004.00 WIB 30 menit Thamrin City
Damri Pasar MingguRp
25,00004.00 WIB
15–30
menit
Terminal Pasar
Minggu
Damri RawamangunRp
25,00004.00 WIB
15–30
menit
Terminal
Rawamangun
Damri Cilegon-BantenRp
30,00006.00 WIB 1 jam
Terminal Terpadu
Merak
Damri Tanjung PriokRp
20,00004.00 WIB
15–30
menit
Terminal Tanjung
Priok
Damri PurwakartaRp
50,00004.00 WIB 1,3 Jam
Terminal Damri
Purwakarta
Tangerang
Airport
Transport
Bandar
Lampung, Lubuk
Linggau
Rp
85,00022.00
7 Jam 30
Menit
Terminal Rajabasa
& Sindar Marga
Kereta api
Pada Juli 2011, pemerintah telah memberi tugas kepada PT Kereta Api
Indonesia untuk membangun kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai ke
Bandara melaluiTangerang dengan biaya Rp2.25 triliun (US$ 250 juta). Jalur
sepanjang 7 km akan dibangun untuk menghubungkan stasiun kereta
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
komuter di Tangerang dan bandara selain untuk mempercepat kinerja kereta api. Jalur
tunggal yang ada di komuter antara Manggarai dan Tanah Tinggi akan diperluas
menjadi 2 jalur. Jalur tersebut akan menghubungkan
stasiun Manggarai, Sudirman, Tanah Abang, Duri, Grogol, Bojong
Indah, Kalideres, Tanah Tinggi dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Pemerintah juga menawarkan jalur ekspress sepanjang 33 KM antara Stasiun
Manggarai dan bandara melalui Angke dan Pluit kepada investor sebagai Public
Private Partnership (PPP). Pada Maret 2012, pemerintah memutuskan untuk
mempercepat pembangunan kereta api komuter jalur ganda yang diprediksi akan
mulai beroperasi pada pertengahan 2013. Sekarang PT KAIsedang mempelajari titik
masuk di bandara, ketika kereta akan memasuki bagian belakang bandara melalui
gerbang M1 atau berjalan berdampingan dengan koridor Jakarta Outer Ring
Road sebelum memasuki bandara.
Taksi
Tersedia banyak taksi, mulai dari Blue Bird Grup (Blue Bird, Pusaka Biru,
Pusaka Sentra, Pusaka Nuri, Morante, Silver Bird (VIP), dll), Express Grup (Express,
Express VIP), Transcab, Yellow Cab, Celebrity Grup, Mersindo, Golden Taxi, Putera,
dll.
Dikenakan biaya surcharge berkisar antara Rp9.000 - 11.000 untuk setiap taksi yang
keluar dari bandara. Perlu diperhatikan bahwa banyak taksi yang beroperasi tidak
menggunakan argo melainkan tawar-menawar langsung dengan pengemudinya,
pastikan bahwa argo menyala sebelum taksi mulai berjalan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
Sewa Mobil
Ada banyak pilihan jasa persewaan mobil ketika kita tiba di terminal
kedatangan. Beberapa agen jasa sewa mobil diantaranya adalah TRAC, Hertz, Avis,
Cipaganti, dan masih ada banyak agen-agen sewa mobil lainnya.
Taksi Gelap
Taksi gelap yang dioperasikan perorangan juga banyak ditemui ketika keluar
dari terminal kedatangan baik domestik maupun internasional. Taksi gelap ini
menawarkan harga yang konon lebih murah dibanding dengan taksi resmi, tetapi
tentunya belum tentu lebih murah dan tidaklah dianjurkan karena keselamatan tidak
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
terjamin. Tetapi kebanyakan terdapat taksi gelap yang menawarkan tarif belasan
bahkan puluhan kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan taksi resmi.
2.8 Permasalahan
Bandara Soekarno-Hatta telah mengalami banyak permasalahan, diantaranya adalah:
Jumlah penumpang yang meningkat
Di Terminal 1, bandara sering mengalami kelebihan kapasitas penumpang.
Hal ini membuat para penumpang untuk mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara
Soekarno-Hatta sudah melayani lebih dari 50 juta penumpang per tahunnya,
sementara bandara ini hanya dirancang untuk menangani sekitar 22 juta penumpang
per tahunnya.
Banjir
Dalam beberapa tahun terakhir, 2 banjir telah melumpuhkan ribuan
penumpang di bandara. Satu-satunya jalan ke bandara kebanjiran sehingga kendaraan
tidak bisa bepergian di jalan raya, kecuali truk dan bus. Saat ini, adanya solusi untuk
masalah ini terletak pada PT Jasa Marga Tbk. Solusinya adalah dengan membangun
sebuah jembatan di atas tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya tidak akan banjir
lagi. Kelihatannya, "jembatan" yang diusulkan sekarang ini menjadi seperti proyek
bendungan. Pada bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi dilanda banjir. Menurut BMKG,
ini adalah banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.
Premanisme
Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengaku ketakutan saat
berurusan di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Bahkan saat kunjungan
kerja ke Argentina baru-baru ini, Anggota Komisi IX DPR mendapat laporan dari
ratusan pelaut asal Indonesia yang takut pulang karena khawatir bakal dikerjai
oknum-oknum di Bandara Soekarno-Hatta.
Kriminalitas
Kriminalitas yang tinggi seperti pencopetan, perampokan, pencurian,
penukaran tas, pencongkelan bagasi dan lain-lain telah membuat penumpang di
Bandara Soekarno-Hatta menjadi resah.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
2.9 Perencanaan
Grand Design SHIA
Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soerkarno-
Hatta akan meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62
juta per tahun pada tahun 2014 mendatang. Bandara ini akan menggunakan tema
"Bandara Modern Dengan Sentuhan Tradisional" untuk megaproyek tersebut. PT
Angkasa Pura II sebagai operator merancang Bandara Internasional Soekarno-Hatta
akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo baru 1 (Cargo Village) dan
sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014. Juga akan ada peningkatan kapasitas
apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta menuju bandara
dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk transportasi darat
dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan.
PT Angkasa Pura II akan menghabiskan dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta)
untuk mengubah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara
Berkelas Dunia' yang akan disebut Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3 terlebih
dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan
dikembangkan dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki
ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area
parkir untuk 20.000 kendaraan. Juga akan terintergrasi dengan commuter line.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, pemerintah sedang
mempersiapkan untuk meletakkan landasan pacu nomor 3. Ini ditargetkan akan
selesai pada 2017. Jika bandara memiliki 3 landasan pacu, maka kapasitas layanan
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
akan meningkat menjadi 623.420 pergerakan per tahun dan akan dapat mengantisipasi
pertumbuhan setidaknya sampai dekade 2030-an. Perluasan lahan tersebut akan
menggunakan 1.000 hektaree dari 10 desa di Teluk Naga dan Kosambi. Rencana
ekspansi telah ditolak oleh Pemkab Tangerang karena penduduk yang tinggal di
sekitar bandara tidak akan mampu untuk mendapatkan penghasilan untuk keluarga
mereka. Pemerintah daerah menawarkan lokasi lain seperti di Balaraja, tetapi
sekretaris perusahaan PT Angkasa Pura II mengatakan bahwa membangun bandara
baru tidak akan menjadi tugas yang mudah, karena membutuhkan kajian yang
menyeluruh.
Karena kurangnya ruang untuk membuat landasan pacu ketiga di Bandara
Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun bandara baru
pada 2013 sekitar Cikarang dan Karawang. Bandara ini akan diintegrasikan dengan
sebuah pelabuhan internasional yang sedang direncanakan, yaitu Pelabuhan
Internasional Cilamaya diKarawang. Studi kelayakan masih berjalan dan akan selesai
pada akhir 2011 atau awal 2012. Pembangunan bandara internasional baru di sekitar
Cikarang dan Karawang akan dilakukan mulai tahun 2015 sebagai solusi jangka
panjang untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan pergerakan pesawat di Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta, sehingga Jabodetabek memiliki 2 bandara
internasional.
2.10 Objek
Objek Pekerjaan Sebelum Sesudah
Terminal 1 Revitalisasi 9 juta penumpang/tahun 18 juta penumpang/tahun
Terminal 2 Revitalisasi 9 juta penumpang/tahun 19 juta penumpang/tahun
Terminal 3 Penyelesaian 4 juta penumpang/tahun 25 juta penumpang/tahun
Terminal 4 Pembangunan Belum ada 25 juta penumpang/tahun
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Drop-off zone Pelebaran 4 lajur 6 lajur
Apron Penambahan 125 parking stand 174-234 parking stand
Cargo village Pembaruan 500 kiloton/tahun 1.500 kiloton/tahun
Pergerakan
pesawatOptimalisasi 64 kali/jam (2 runway) 72-90 kali/jam (2 runway)
Landas pacu Penambahan 2 buah 3 buah
Tangki air bersih Penambahan 3 buah 4 buah
Main power station Penambahan 1 buah, 35 MW 2 buah, 55 MW
Juga termasuk:
1. Penutupan pintu M1 pada jam sibuk (07:00-18:00 WIB).
2. Pembangunan people mover system, integrated building berlantai 7 di antara T1 dan
T2, commercial area, shelter bus.
3. Penataan parkir kendaraan T1 dan T2.
4. Pembuatan centralized check-in dan automatic baggage handling system.
5. Pemudahan akses masuk/keluar bandara.
6. Pembenahan manajemen arus lalu lintas udara.
Opsi perluasan yang ditawarkan
Lahan seluas 400 hektaree yang berada di Kecamatan Teluknaga.
Lahan seluas 1.200 hektaree yang berada di Kecamatan Pakuhaji.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
Pulau reklamasi seluas 9.000 hektaree yang sedang dalam proses pembuatan.
Opsi landas pacu III
Keputusan landas pacu III akan diputuskan pada bulan Maret 2014
Cross parallel runway: landas pacu III dibangun pada jarak beberapa meter di sebelah
utara landas pacu II, tanpa membangun terminal IV.
Independent runway: landas pacu III dibangun pada jarak 1 km di sebelah utara landas
pacu II, serta membangun terminal IV.
KELOMPOK 4 B
MAKALAH LAPANGAN TERBANG
GALERI
BANDARA SOEKARNO HATTA
KELOMPOK 4 B