bambu untuk tumor

16
Aktifitas Antitumor dari Ekstrak Serutan Bambu (Caulis Bamfusae) yang Kaya Akan Triterpenoid

Upload: eko-budinugroho

Post on 18-Sep-2015

228 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Nutrifood sharing

TRANSCRIPT

  • Aktifitas Antitumor dari Ekstrak Serutan Bambu (Caulis Bamfusae) yang Kaya Akan Triterpenoid

  • Pendahuluan

    Tumor adalah penyakit yang cukup mematikan akhir-akhir ini.

    Tumor adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dan mungkin bisa menjadi tak terkontrol

    Tumor sendiri dibagi menjadi dua, yakni tumor jinak dan tumor ganas.

    Tumor ganas sangat berpotensi menjadi kanker.

    Setiap tahun, 12,7 juta jiwa terkena penyakit kanker dan 7,6 juta jiwa diantaranya meninggal dunia.

    Kemoterapi obat-obatan sintetis dan radioterapi membutuhkan biaya yang cukup tinggi dan memiliki efek samping yang tak kalah bahaya

  • PendahuluanLatar Belakang Beberapa peneliti sebelumnya membahas bahwa ekstrak serutan bambu dapat mengobati beberapa penyakit. Namun peneliti dari Universitas Zheijang ingin meneliti lebih dalam tentang senyawa apa yang dominan dan apa aktivitas fungsional yang terkandung di dalamnya.

    TujuanUntuk menyelidiki secara sistematis senyawa dominan apa yang terkandung dalam Ekstrak Serutan Bambu dan mengetahui aktivitas fungsional yang dikandungnya. membandingkan kemampuan menghambat sel tumor dari friedelin yang terkandung pada ekstrak serutan bambu dengan beberapa obat antitumor yang sudah ada

  • Bahan dan MetodeBahanSerutan bambu yang diserut dari bagian tengah batang

    Metode Uji

    Identifikasi Triterpenoid dalam Ekstrak Serutan BambuUji SRB (sel tumor A549)Uji MTT (sel tumor P 388)Uji ESB pada tumor tikus S180Uji Antitumor dari Friedelin yang di isolasi (pada sel tumor A375, L929, HeLa, dan THP-1

  • Ientifikasi Triterpenoid pada Ekstrak Serutan BambuSerutan lapisan tengah bambuDicuci dengan airDikeringkanDisaring (10 20 MeshDiekstrak menggunakan metode CO2 SFEEkstrak Serutan BambuDibaca pada GC-MS

  • Uji SRBSel Tumor A549 dalam media Diinkubasi 24 jamDi tambahkan ESB dan VinkristinDi kultur 370C selama 72 jam+ trikloro asetat 10% dingin+ air demineralisasiLalu dikeringkan+ larutan SRB 100 mL 0,4%Dicuci dengan asetat 1%Dikering anginkan,Dilarutkan pada larutan basa pH 10,5Di uji pada perangkat molekuer dengan lamdha 515 nm

  • Uji MTTSel Tumor P388 dalam media PPMI 1640+ serum janin anak sapi 10%Ditambahkan ESB dan Vinkristin pada berbagai konsentrsiDisimpan pada suhu 370 C seama 4 jamDiukur dengan spektrofotometer pada = 570 nm

  • Uji ESB pada tumor tikus S180Campuran 1 gram sel S180 + 3 mL garam fisiologisDisuntikkan 0,2 mLHanya airSiklofosfamid 30 mg/kgESB 1,6 g/kgESB 0,8 g/kgESB 0,4 g/kgAnalisis bobot tumornya

  • Uji Antitumor Friedelin yang diisoolasi dari ESBSel Tumor A375, L929, HeLa, dan THP-1 diinkubasi pada media RPMI 1640 Ditambah 10% serum janin sapi, penisilin, streptomisin dan 0,2% NaHCO3Diinkubasi 370CDitambahkan friedelin dan di metil kantharidin dengan berbagai konsentrasi dan biarkan selama 24 dan 48 jamDisentrifugasi kecepatan 1500 rpm dan diukur spektrofotometer = 492 nm

  • Hasila. Identifikasi Triterpenoid pada Ekstrak Serutan BambuBeberapa pentasiklik triterpenoid, seperti friedelin, friedelinol,lupenone dan lupenol, diidentifikasi dengan GC-MS.

    Diantara senyawa-senyawa ini, friedelin bisa dianggap sebagai triterpenoid yang mewakili ekstrak serutan bambu karena friedelin merupakan triterpenoid yang dominan dalam fraksi aktif.

  • b. Filtrasi Anti-tumor aktif dari EKSTRAK SERUTAN BAMBU in vitroBerdasarkan hasil Metode SRB dan MTT didapatkan bahwa Ekstrak Serutan Bambu memiliki penghambatan sel tumor P388 pada kadar terkecilnya sebanyak 0,016 mg/mL dengan % penghambatan sebesar 57,7% dan ekstrak serutan bamboo juga memiliki penghambatan sel tumor A549 pada konsentrasi terkecil sebesar 0,063 dengan % penghambatan sebesar 24,8%. Berdasarkan hasil tersebut jelas bahwa ekstrak serutan bambu memiliki kemampuan menghambat tumbuhnya sel tumor.

  • c. Efek penghambatan tumor pada tumor tikus jenis S180 Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik siklofosfamid dan ekstrak serutan bambu memiliki efek penghambatan pada sel-sel tumor sarcoma tikus Model S180, yang dapat dilihat dari pengurangan bobot tumor.Sampel yang di uji pada metode ini adalah Sikloposfamida, ekstrak serutan bamboo pada dosis tinggi, sedang(intermediet) dan rendah. Dari pengujian didapatkan hasilnya sebagai berikut :

  • d. Uji Antitumor dari friedelin yang diisolasi dari ekstrak serutan bamboo secara in vitroDari gambar 3 didapatkan bahwa Friedelin lebih efisien sebagai penghambat sel tumor jenis Hela dan THP-1 pada 24 jam. Friedelin memiliki sensitivitas yang lebih tinggi pada penghambatan tumor jenis ini. Disisi lain friedelin sedikit lemah/kurang efisien kemampuannya dalam menghambat sel tumor jenis A375 dan L929hingga 48 jam. Hal ini dijelaskan pada grafik berikut:

  • Dari gambar 4, friedelin dibandingkan dengan di metil canthridin dan diperoleh kesimpulan bahwa: Pada sel tumor A375, friedelin bekerja hampir sama dengan kinerja di metil canthridin hingga 24 jam dan kemudian friedelin lebih efisien menghambat setelah 48 jam.Pada sel tumor L929, friedelin bekerja hampir sama dengan kinerja di metil canthridin hingga 24 jam dan kemudian friedelin lebih efisien menghambat setelah 48 jam.Pada sel tumor Hela, friedelin bekerja lebih efisien dari di metil canthridin dari 24 hingga 48 jam.

  • Pembahasan

    Dari hasil penelitian di atas Ekstrak daun bambu dan friedelin memiliki aktivitas anti-tumor lebih rendah, namun ekstrak serutan bambu lebih aman dibandingkan dengan obat-obat antitumor sintetik yang biasanya memiliki efek samping yang tak kalah bahaya dari tumor itu sendiri. Telah dievaluasi, bahwa ekstrak serutan bambu aman dan tidak memiliki efek samping(Zhang et al, 2004.). Oleh karena itu,ekstrak serutan bamboo memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai anti-tumor makanan kesehatan dan pengobatan alami.

  • Mengapa Ekstrak Serutan Bambu bisa berfungsi sebagai antitumor?SEL TUMORAPOPTOSISPROLIFERASE