bam kls x sma

36
Kelas x 1 Bahan Ajar BAM,Semester II,ILHAM HABIB.

Upload: ilham

Post on 17-Dec-2015

954 views

Category:

Documents


103 download

DESCRIPTION

haamm

TRANSCRIPT

Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunianya, sehingga saya sebagai penulis bahan ajar BAM ini, telah mampu menyelesaikannya tepat waktu. Bahan ajar BAM ini saya buat / saya tulis, sebagai tugas yang di berikan oleh guru mata pelajaran BAM. Kemudian Penyusunan bahan ajar BAM ini juga sebagai penunjang dan mempermudah dalammemahami pelajaran BAM. Saya mengharapkan mudah mudahan bahan ajar BAM ini bermanfaat dalam belajar BAM. Saya juga menyadari, bahwa bahan ajar ini banyak mengalami kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan bahan ajar ini, terutama oleh guru mata pelajaran BAM, juga kepada teman-teman siswa kelas X1. Demikianlah kata sambutan dari penulis, penulis mengucapkan selamat belajar. Wassalam.!.

Batipuh, 22 January 2012

Guru mata pelajaran Penyusun

.. . IDaftar isi

Kata Pengantar :.IDaftar Isi :..IIBab : I : Sifat Pribadi Masyarakat Minangkabau...1Bab : II : Cii-ciri Masyarakat Minangkabau..10Bab : III : Peranan Mamak Secara Tradisional Dan Pada Masa Sekarang....15 A. Peranan Mamak Secara Tradisional..16 B. Peranan Mamak Pada Masa Sekarang..Bab IV : Pasambahan...Bab V : Laki-Laki Minangkabau..Penutup : .

IIBab : 1

1Bab : 2

10Bab : 3

15A. Peranan Mamak Secara Tradisiona 1. Pengertian Mamak Dan Kemenakan Mamak adalah saudara laki-laki ibu. Kemenakan adalah anak dari sudara perempuan. Mamak dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :a. mamak rumah Mamak rumah adalah saudara sekandung laki-laki ibu atau garis ibu yang terpilih menjadi wakil pembimbing atau Pembina anggota garis ibu yang terdekat. Tugasnya adalah memelihara, membina, dan memimpin kehidupan jasmaniah maupun rohaniah. Mamak rumah sering di panggil Tungganai.b. mamak kaum Adalah seorang yang dipilih dari beberapa mamak rumah atau tungganai yang terikat dalam hubungan darahyang disebut kaum.c. mamak suku yaitu mamak yang menjadi pimpinan suku. Apabila paruik anggotanya berkembang banyak, maka kita dapat menjumpai suatu lingkungan yang anggotanya bertali darah, maka lingkungan itu dipinpin oleh seorang mamak suku. Kemenakan juga dibedakan menjadi 4, yaitu :a. kamanakan batali darah Adalah kemenakan yang mempunyai garis keturunan dengan mamak.b. kamanakan bertali akar Adalah kamanakan dari garis yang sudah jauh atu balahan kaum itu yang sudah menetap di kampong lain.b. kamanakan bertali emas Adalah kamanakan dari malakok. 2. Ninik Mamak Dalam Kehidupan Sehari-hari 16a. sebagai anggota masyarakat Sebagai anggota masyarakat, ninik mamak berperan sebagai : Pemimpin formal Mamak merupakan pimpinan formal menurut adat minangkabau. Jabatan ninik mamak merupakan warisan turunan atau turun temurun, dari niniak turun ka mamak, dari mamak turun ka kamanakan. Pimpinan informal Niniak mamak sebagai pimpinan informal dalam masyarakat ditandai dengan tidak diadakannya peresmian pengangkatan pemimpin. Juga bukan merupakan merupakan diwarisi secara turun temurun. Kepemimpinan ditetapkan oleh pemerintah dengan jalan memilih kepala desa, ketua KAN,kepala dusun. Peranan mamak yang paling utama bagi ninik mamak didalam masyarakat adalah sebagai kepala kaum .b. sebagai mamak dalam kaum Sebagai mamak dalam kaumnya, maka mamak sebagai raja dari kemenakannya, yang berfungsi sebagai kepala pemerintahan, pemimpin dan menjadi hakim dalam perdamaian dalam kaumnya. Apabila terjadi silang sengketa dikalangan kemenakannya, maka ia wajib memberikan pengarahan dan penyelesaian yang bijak sana.c. Sebagai urang sumando elok nagari dek pangulu elok kampong dek urang sumando elok tapian dek urang mudo. Peranan seorang laki-laki dirumah istrinya adalah sebagai urang sumando. Sebagai urang sumando atau kepala keluarga di rumah istinya maka ia harus di hargai dan disegani oleh keluarga istrinya. Karena ia betugas dan berkewajiban untuk menghidupi dan mencari nafkah untuk anak dan istrinya. d. Sebagai niniak mamak dalam nagari niniak mamakdalam nagari adalah sebagai pamong nagari yang bekerja sama dengan mamak yang se andiko. Niniak mamak se andiko adalah niniak mamak yang duduk sebagai anggota KAN atau dewan pemerintahhan dalam nagari.

3. Fungsi Dan Tugas Niniak Mamaka. terhadap masalah ekonomi. Niniak mamak harus ikut serta memperhatikan dan membantu anak kemenakan demi kelanjutan hidupnya sehari-hari ditengah masyarakat. Niniak mamak haus memperhatikan dan mengetahui segala kesulitan yang diderita oleh anak kemenakannya. Salah satu aturan yang digariskan oleh system kekerabatan matrilineal adalah tidak dibolehkan untuk membagi-bagi harta pusaka. Yang boleh dijual oleh niniak mamak adalah harta pusaka rendah. Akan tetapi menjual harta pusaka rendah merupakan peilaku yang tidak terpuji.b. terhadap masalah pendidikan Mamak bertanggung jawab atas pendidikan anak kemenakan dengan menyelenggarakan bagaimana cara bergaul yang baik, bagaimana tentang agama, bagaimana mengenai pendidikan keterampilan atau kerumahtanggan, dan bagaimana dalam pendidikan formal untuk kemenakananya. Mamak harus membantu keperluan-keperluan yang harus disediakan setelah sebagian dipenuhi oleh ayah dan ibunya.c. terhadap masalah keagamaan Niniak mamak bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan agama kemenakannya.d. terhadap masalah adat Ma

B . Mamak Dan Kemenakan Sekarang Barapi mako baasok Tungku nan tigo sajarangan Banamo cadiak tahu pandai Pamenan lareh nan duo

Dibilang-bilang di atok Pandanglah budi kapantiangan Nan bak mandaki banda sondai Tenggang baalah jo bicaro

Kulik lah manganduang aia Manulak lah sampai ka panguba Binaso tareh nan didalam Sulik tubuah bapaham caia Kok sampik alam nan leba Lahia batin dunia kok karam

Kok dicurai dipapakan Dalam kulik lah tampak isi Dangka kok alah ka subarang Mamak nan indak baharago lai. 1. Ketimpangan Dari Pepatah : Mamak kayo, Kamanakan murah. Maksudnya, mamak kaya diadat, dan kemenakan murah manurun. Akan tetapi sekarang at, dan kamanakan tidak murah lagi manurun. Ada beberapa fakta keadaan mamak dan kemenakan sekarang, yaitu :a . Kebanyakan mamak sekarang, baik mamak kanduang, mamak rumah, mamak kepala waris, malah kadang-kadang panungkek yang malah tidak tau tentang tugas dan kewajibannya lagi menurut fungsinyamasing-masing. Mamak rumah ada yg tdk mau mengurus helat kawin kemenakannya sendiri. Ada yang tdk berketahuan, dalam arti kata, bermusuhan dng sumandonya. Ada yang sampai bertahun tidak pernah mengunjungi rumah orang tuanya. Ada yang membiarkan begitu saja anak kemenakannya yg masih muda mudi bergelandangan tampa pendidikan, termasuk bidang adat atau bidang agama. Ada yang ingin berbagi harta pusaka dng kemenakannya atau saudaranya yg perempuan. Ada yang tidak mau hadir dalam upacara batagak rumah anak kemenakannya. Malah kadang-kadang rumah itu dibangun oleh rang sumando dirumah kemenakan mamak yg bersangkutan. Mamak kepala waris sbg seorang mamak tertua dari kelompok kemenakan yg terdiri dari beberapa buah perut yg mempunyai hutan tinggi dng ketentuan suarang alun baragiah sakutu alun babalah, sudah ada yg ingin membagi harata tersebut dimana sebagian untuknya. Karena ia menganggap bagiannya itu sudah jadi miliknya, yg hendak dipindahkannya ke rumah istrinya. Apabila ia mempunya harta pusaka gantung, sudah ada pula yang hendak melelang habis semuanya sebelum ia meningal dunia. Ada pula mamak kepala waris yang sampai hati merampas hak milik setumpak sawah dari sebuah perut dari naungannya tapi tidak seperut dngnya, hingga sawah dari peut itu bepindah tangan tanpa gangguan karena mamak rumah perut itu jauh dirantau.b. Bagaimana akan mengatakan mamak kaya dengan adat, terhadap Panungkek atau pangulu yang tidak mengetahui sedikitpun tambo sejarah minanakabau, dengan silsilah keturunan nenek moyangnya. Ada pula ninik mamak yg tidak mengeti sedikit juga tentang apa yang dimaksud dengan budaya minang kabau, padahal ia seharusnya menjadi pembangun dan Pembina dari kebudayaan yang telah diterima turun temurun dari nenek moyang, jangankan berusaha untuk mengembangkannya. Ada pula panungkek pangulu yang sama sekali tidak mengerti dengan seluk beluk adat yang seharusnya jadi pakaian itu. Hingga bila terjadi suatu musyawarah kaum yang mengadili suatu perkara kemenakan, yang memutuskan hanyalah dubalang saja. Niniak mamak tidak memikirkan motif-motif yang dapat menjadi gejala kritis anak kemenakan. Anak kemenakan yang merantau di kota besar dapat menjadi kangker pembawa krisis moral dikampung. Urang menjarek tangah sawah Kanailah anak buruang nuri Dicaliak lipek tak barubah Kironyo cabiak tiok ragi.c. Demikian pula pihak kemenakan. Sudah banyak kini kemenakan yang enyanggah mamaknya. Bahkan ada kemenakan yang tidak tahu siapa mamaknya. Ada kemenakan perempuan yang hendak bermenantu yang tidak memberitahu kepada mamak kandungnya. Ada kemenakan perempuan yang sudah pandai mencari suami sendiri. Ada kemenakan yang ingin menghabiskan harta pusaka untuk kepentingan pribadinya. Banyak kemenakan yang tidak tahu lagi adat istiadat. Ada kemenakan yang sudah terbawa kisis moral dan tidak dapat dipintas lagi. 2. Ketimpangan Dari Pepatah : Kemenakan Seperintah Mamak, Mamak Seperintah Pangulu, Pangulu Seperintah Bana, Mamak Menunjuk Mengajari, Malam Danga-dangakan, Siang Caliak-caliaki, Kamanakan Manjunjuang Titah, Manuruik Suruah Maantian Tagah, Kemenakan Menjunjung Titah, Mamak Pai Tampak Pungguang Pai Tampak Muko, Kemenakan Pergi Bertanya Pulang Babarito, Mamak Dipintu Hutang Kamanakan Dipintu Hutang Dilahia Kamanakan Manyambah dibatin mamak manyambah.a. Kamanakan seperintah mamak, mamak seperintah pangulu, pangulu seperintah bana. Menggambarkan susunana masyarakat minangkabau yang demokratis. Demokrasi parlementer, demokrasi bertingkat, bajanjang naiak batanggo turun. Tapi kini seorang kemenakan dalam mengurus suatu hal sudah banyak yang langsung-langsung saja kepada pangulu. Ia melakukan itu agar masalahnya cepat selesai, bila perlu ia mengikat pangulu dengan tali emas dan dibawakan buah tangan yang dapat melemahkan iman dan timbangan keadilan pangulu itu. b. Mamak manunjuak mangajari, malam danga-dangakan, siang caliak-caliaki. Bagaimana mamak akan mengajari kemenakannya kalau hubungan merreka sudah renggang. Bahkan ada kemenakan yang memperlakukan mamaknya sebagai kuli, karena mamaknya itu miskin. Hilang rono karano panyakik, Hilang bangso tak barameh, Mamak lah bansaik kamanakan sampilik, Karano dek ameh sagalo kameh.c. Kamanakan manjunjuang titah, manuruik suruah maantian tagah. Banyak kamanakan yang tidak mengindahkan titah atau suruah dari mamaknya, padahal titah itu baik.d. Mamak pai tampak pungguang, pulang tampak muko. Kalau kepada seorang mamak yang hendak merantau seharusnya memberi tahu pada mamak yang lain. Karena apabila terjadi kusuik ranyah dikalangan kamanakan yang ditinggalkannya, maka mamak yang dikampunglah yang akan manyelesaikannya. Tapi bayak mamak yang pergi begitu saja. Apabila terjadi suatu masalah dikamanakannya maka masalah itu tergantung begitu saja karena tidak ada yang akan menyelesaikan, dan mamak itu tidak pulang dari rantau. Sanang tak mambari diam Seso tak mambari bakeh Dek alimu ka palang paham Karajo ado di anggap lapeh

Palito hati pikia dahulu Datangnyo paham din an tanang Sadang dikampuang mamak leh ragu Kok kunun pulo di rantau urang.e. Kamanakan pai batanyo pulang babarito Banyak kemenakan yang apabila ingin pergi merantau tanpa sepengetahuan mamaknya, apalagi pangulunya. Bahkan ada yang sampai melangsungkan perkawinan dirantau tanpa sepengetahuan mamaknya. f. Mamak dipintu hutang kamanakan di pintu baia. Sekarang banyk niniak mamak yang tidak mempunyai pakaian adat yang lengkap. Sehingga ia akan dianggap kurang bermutu sebagai niniak mamak. Akan tetapi kamanakannya tidak peduli, padahal kamanakan itu berdiri dipintu bayar. Lobak singgalang namo lobak Dibaok urang ka padang panjang Rajo nan jombang kato awak Rajo nan sumbang kato urang.

3. Ketimpangan Tentang Pangulu a. Badii pangulu sakato kaum Badiri andiko sakato nagari Badiri rajo sakoto alam. Bagaimana dengan mengenai pangulu yang belum berdiri ?. Pada sebagian negri sudah beberapa kali dituntut oleh kerapatan adat nagari yang bersangkutan untuk menentukan status kepenguluan diri pengulu yang belum berdiri itu. Tapi jawabannya hanya janji belaka. Tarapuang tak hanyuik, tarandam tak hanyuik. Padahal elok nagari dek pangulu, kato pangulu manyalasai, hutang pangulu manjago, utang rajo mamarintah. Dek paham ka palang tangguang Mabuak dek pandng nan salewai Laik dalam pasia marapuang Di dalam hujan badan tasangai.b. Salah satu kelengkapan di suatu nagari adalah adanya balai-balai adat, untuk tempat pengulu dan andiko adat membicarakan tentang adat. Tpi ada sebagian nagari yng tidak ada balairongnya. Di koto Gadang lareh nan jambek Mamarentak sa IV koto Cubolah tenggang jo pandapek Pangulu banyak balairong tak ado.c. Selain memiliki kewajiban, tentu seorang pangulu juga mempunyai hak-haknya. Akan tetapi ada sebagian kemenakan yang tidak memperhatikan hak pangulunya. Babuah lansek di Sijunjuang Dijua anak rang koto tuo Dibali urang bukik apik Baban barek patuik dijujuang Saying singguluang nan tak ado Dima kapalo tak ka sakik.d. Salah satu ulayat pangulu adalah rimbo. Banyak kita temukan bahwa rimbo tersebut diperbiarkan menjadi hutan belantara. Padahal ada sebagian nagari yang daerahnya minus, sehingga anak kemenakan disana pergi merantau. Dan apabila ada anak kemenakan dari nagari itu ingin meminjam dan menggarap rimbo di nagari yang banyak rimbo tersebut, maka orang di nagari itu tidak mau dengan alasan akan digarap.4. Sebab-sebap Perobahan Asa leh undang dikasari Tacicia samo dipiliah Babantang kusuik tak salasai Tak ado karoah nan tak janiah. Tacicia samo dipiliah Taserak kampuangkan juo Tak ado karuah nana tak janiah Dikaji sabab karanonyo. Jadi dapat kita ketahui bahwa sekarang ini hubungan mamak dengan kemenakan sudah merosot. Hal ini dikarenakan oleh sebab-sebap tertentu, diantara penyebabnya adalah sebagai berikut :a. terbukanya negri sekarang. Karena terbukanya lalu lintas antara nagai-nagari di minangkabau, dan nagari yang berada di luar minangkabau. Menyebabkan anak kemenakan merantau ke kota besar, bahkan ada yang sudah turun-temurun di rantau. Kalau dahulu anak kemenakan perempuan tidak ada yang merantau, sekarang sudah ada anak kemenakan perempuan yang tidak pulang-pulang lagi dari rantau. Apabila seorang anak lahir diantau, tentu saja yang ia kenal hanya nagari atau tempat ia merantau itu saja. Sehingga sangat kecil kemungkinan anak kemenakan itu akan mengenal dan tahu tentang adat di kampungnya. b. Berobahnya keadaan ekonomi. Misalnya dengan beredarnya uang ke dalam nagari, disamping adanya lalu lintas orang dan barang-barang perdagangan antar wilayah. Dalam hal ini tidak terkecuali kemenakan yang perempuan yang sudah banyak ikut aktif dalam perniagaan tersebut.c. Kemajuan pendidikan anak kemenakan. Hal ini menyebabkan niniak mamak haus mengimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemempuan niniak mamak sendiri. Jangan terjadi tinggi atap dari pada gonjoangd. harta pusaka tidak lagi jadi satu-satunya sumber kehidupan. Karena harta pusaka itu tidak bertambah, sedangkan anak kemenakan semakin banyak jumlahnya.e. adanya organisasi ketatanegaraan yang melingkupi nagari di minangkabau. Yang menyebabkan banyaknya kekuasaan niniak mamak yang telah beralih ke tangan pemerintah. Sehingga menjadi berkurangnya kekuasaan niniak mamak terhadap harta pusaka, hak, ulayat, kelengkapan niniak mamak dan sebagainya.f. Hapusnya rumah gadang. Sekarang rumah gadang sudah jarang kita temukan. Rumah gadang sudah diganti dengan hidup bersama secara menetap antara suami isteri dan anak-anaknya lepas dari lingkungan kaum.g. Menipisnya rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab niniak mamak terhadap kemenakan sekarang sudah berkurang. Akan tetapi semakin eratnya hubungan suami terhadap isteri dan anaknya.h. Pengaruh dan factor kebudayaan asing. Dapat menimbulkan hilangnya rasa gotong royong dalam membina dan membangun moriel dan materiel, termasuk pembinaan pembangunan pendidikan moriel agama.

Bab : 4

A. Pasambahan Carano Si pangka : Iyo kabakeh angku Datuak (Sutan) sambah dipohonkan. Si Halek : Manitahlah ! Si Halek : Sungguahpun iyo bakeh Datuak (sutan) dipohonkan sambah jo panitahan, nak sarapeknyolah Angku Pangulu Nan Gadang Basa Batuah, karapatan dunsanak jo sudaro sarato ipa dengan bisan ahli nan saisi Rumah Gadang nanko. Sakali ambo mandatangkan sambah,indakkan diatok dibilang gala, hanyo nan bagala, pa atok pambilang pamuliakan sambah. Sapihak sambah jo panitahandipairikana di hadapan Angku Nan Gadang Basa Batuah, ujung panitahan kabakeh Datuak (sutan). Adat katolah nan ka dipasambahkan, Talatiah puntuang di ulu, dibawah kumpalan tali, asa molo kato dahulu, tigo limbago nantajadi. Patamo sambah manyambah, kaduo siriah jo pinang, katigo baso jo basi, sambah manyambah dalam adat, tali batali undang-undang, tasabuik jo muluik manih, tapakai jo baso baiak. Muluik manih talempoang kato, baso baiak gulo dibibia, dalam cupak nan piawai banamo adat sopan santun. Adat dilauik bajuumudi, adat disabuang bajuaro, adat dialek barajo janang. Kok di kaji tantang si bajurumudi tau di angin nan basiru, tau dek ombang nan basabuang, pandai manjago pasang turun naiak. Kok di kaji tantang si juao, tau di tuah sisiak ayam, tau di bulang nan bakicuah, pandai managah manampin taruah. Kok di kaji tantang si rajo janang, tau diereng dengan gendeng, tau dicaka dengan baik, tau manjago labiah jo kurang. Baa sakarang kini nangko : Ramo-ramo tabang malayang, malayok ka Koto Tangah, banyaknyo ampek puluah ampek, indah carano bukan kapalang, talatak ditangah tangah, di lingkuang urang nan rapek. Buruang sinurak buuang si nuri, manari nari diateh pamatang, siriah galak pinang manangih, mancaliak carano nan lah datang. Lorong kapalo caranonyo, carano banja Reno Ali, buatan tukang Koto Gadang, nan rimbun bungo kalikih, nan ranggan bungo kacubuang, nan kungkun gagak ka hinggok, nan lintiek alang bamain, satahun dipanggang bugih, samusim dilingka cino, usahpun ratak rangehpun tido. Pihak kapado siriehnyo, sirieh udang tampa hari, tampuaknyo bak kuku balam, gagangnyo bagai suaso, batang diambiek katinaman, buah diambiek ka tiruan, satahun dalam panggulungan ushkan layua batambah hiduik. Kok kunun pulo dipinangnyo, pinang sierak ero manih, tumbuahnyo di kida rumah, tingginyo panjek panjekkan, randahnyo jangkau jangkauan, pucuek malapai awan putiah, satahun tupai dek mamanjek jarang basuo jo buahnyo. Pihak kapado di gambienyo, gambie kuniang sarupo dadiah buatan puti sari lamak, manihnyo tingga dilidah, kaleknyo tingga di rangkungan daun malayo ka lautan, tibo dipulau batebaan. Kok konon pulo di sadahnyo, sadah putieh ambun bajano, di basah jo aie bungo, dipati jo pati santan, dikipeh jo ambai ambai, dipalik jo jari manih, bakisa ka jari tunjuak, mambayang ka tapak tangan, sapalik sapuluah ameh, sakadam sakati limo. Harago nan tidak taharagoi, harago satimbang jo nagari, makanan anak rajo-rajomakanan sutan jo pangulu. Pihak kapado timbakaunyo, timbakau aluih ambun bajelo, bijonyo datang dari Ruhum pakirin si dayang di lautan, dibaok anak Sutan Bentan, di racik anak garagasi. Saheto panjang jaluanyo, bajamue dibiliak dalam, bapantang masiek dek paneh, masiek dek ambun tangah malam. Tanam sirieh tanamlah uadang, tanam karakok dihalaman, cabiek sirieh gatoklah pinang, giliakanlah okok pamenan tangan. Mudiekkan sawah dialai, hiliekan sawah taruko, kok banyak sirieh di balaisado iko dalam carano. Sirieh sacabiek nak digatok, pinang sadidih mintak dikunyah. Sakianlah sambah jo panitahan diparirikkan kahadapan Pangulu Nan Gadang Basa Batuah, tujuan sambah kabakeh Angku Datuak (sutan).Jawaban Si Alek Si Alek : Alah sampai dek Angku Datuak (sutan) ? Si Pangka : Bilang Alah ! Si Alek : Ruponyo sapanjang buah panitahan Angku Datuak (sutan) nan tairih nan tabantangnan tabua ka nan apek, talayang ka tangah tangah, tatumpah bakeh badan diri ambo. Kalau didanga bunyi barito, di danga lah baiek bunyi, dipandang lah rancak rupo. Lah bunta sawah nan sapirieng, lah boneh padi nan satangkai, tapi samantangpun baitu, dek pipik bukan saikue, dek padi bukan satangkai. Dek pipik bukan saikue tabang indak sakali inggok, dek padi bukan satangkai masak nan indak sakali ambieak, apo sabab mako baitu. Karano kami lai baduo batigo, di hadapan ado Niniek Mamak, sarato Imam dengan Khatip, cukuik jo alek nan banyak ko, kok ambo cubo marantang panjang untuang taserak jalo suto, kok lai ikan nan ka buliah, kok indah ameh katantangannyo. Kok ambo cubo mampaio patidakan, ditantangan gayuang nan kamanyambuikdi tantangan kato nan kamanjawek, lai kok adat nan baitu, lai koh pasa nan bak kian, nak bapambarian Angku Datuak (Sutan).Jawaban Dari Si Pangka Si Pangka : Alah banamo sampai dek Angku Datuak (Sutan). Si Alek : Bilang Alah ! Si Pangka : Tapi tantangan sambah manyambahrandah nan di anjuang tinggi, ketek nan di amba gadang lai maaf di mintak, parundiengan dikumbalikan kabakeh Angku Datuak (Sutang). Ruponyo parundiengan nan ka dikumbalikan ka bakeh Angku Datuak (Sutan)., nan manjadi buah kabanaran dek Angku Datuak (Sutan) ma adok ka ateh badan diri ambo, dek karano kami lai baduo batigo, di hadapan ado Niniak Mamak saratoa alek nan banyak ko, kok ambo cubo mampaio patidokan di tantangan gayuang nan ka manyambuik, ditantangan kato nan kamanjawek, lai koh adat nan baitu lai koh pasa nan bak kian kan baitu kato Angku Datuak (Sutan) ? yo baitu nan biaso nan bapakai. Dapek surang ka babuleti dapek baduo batigo bapaiokan, baa to nyo kini as alai dapek surang ka babuleti, dapek baduo batigo kabapaiokan, alah dirasuek manjariau, alah di lae lakek atok, alah rancak bananyo Angku Datuak (sutan) !Jawaban Dari Si Alek Si Alek : Lah banamo sampai dek Angku Datuak( sutan ) ? Si Pangka : Bilang Alah ! Si Alek : Dek ambo muluik Angku Datauk (sutan) nan sapatah itu pulo nan ambo nanti. Baa to nyo kini, umpamo lah gugua daritampuak umpamo lah saka dari dahan, Insya Allah ambo paiokan, lai mananti Angku Datuak (sutan) jo panitahan ?. Si Pangka : Insya Allhah ambo nantiSi Alek Mampaiokan Samo Si Alek Datuak Kayo : Iyo kabakeh Angku Datuak Bandaro sambah sapatah. Datuak Bandaro : Manitahlah Angku Datuak ! Datuak Kayo : Sungguahpun Angku Datuak sorang nan taimbau, dalam syariat jo hakikat, atau dilahia dengan bathinsamo didalam ampun, ampun jo maaf di pabanyak suko jo rila dipalabiah. Dek kato banyak nan salah, dek rundiengan banyak nan sasek, namun kito basifat gawa, Allah nan basifat kadim, lai jo parundiengan Angku Datuak dijalang. Mangko jo parundiengan Angku Datuak dijalang, dek karano lah mandatangkan sambah jo panitahan, silang nan bapangka karano nan bajunjuang mahadok kabakeh kito alek jamu, kalau manuruik adat lamo pusako usang, limbago gayuang basambuik, pusako kato bajawek. Baa sakarang kini nangko, ka tantang gayung nan kamanyambuik, ditantangan kato nan kamanjawek, di bulekkan aia ka pambuluah, dibulekkan kato ka mufakaik nak dari Angku Datuak tabiknyo. Datuak Bandaro : Iyo lah sampai dek Angku Datuak ? Datuak Kayo : Bilang Alah ! Datuak Bandaro : Tapi tantangan sambah manyambah, randah di anjuang tinggi ketek di amba gadang, lai maaf dimintak, parundiengan dikambalikan kabakeh Angku Datuak. Paundingan nan ka dikumbalikan ka bakeh Angku Datuak, dek Korong lah mandatangkan sambah, jo panitahan silang jo nan bapangka kaajo nan bapokok, mahadok ka bakeh kito si Alek jamu. Kalau manuuik nan biaso, limbago gayuang basambuik, pusako kato bajawek, baa sakarang kini nangko ditantangan gayuang nan kamannyambuik, di tantangan kato nan kamanjawek, nak dari Angku Datuak bana tabiknyo. Kan baitu kato Angku Datuak ? Datuak Kayo : Yooo Lah. Datuak Bandaro : Kok dikaji rancak jo elok iyo di ambo. Baa tu nyo kini, dek karano basiang tampek nan tumbuah, batanam tampek nan ado, dek lah tumbuah di Angku Datuak, rancak manah Angku Datuak gayuang manyambuik, kato manjawek. Datuak Kayo : Ruponyo nan manjadi kabanaran dek Angku Datuak maadok kaateh badan diri ambo, karano basiang tampek nan tumbuah, batanam tampek nan ado, rancak malah Angku Datuak gayuang manyambuik, kato manjawek, kan baitu kato Angku Datuak ? Datuak Bandaro : Yooo lah Datuak Kayo : Ruponyo kan bajolak-jolak bana antaro ambo jo Angku Datuak, alah ka balamo indak. A to nyo nan iyo, gayuang di sambuik katodi jawek. Tapi sungguahpun gayuang ka di sambuik, kato ka di jawek, kok kurang mintak ditukuak, kok senteang mintak dibilai, iko dipulangkan ka bakeh Angku Datuak. Datuak Bandaro : Dek ambo kaji nan marusuah iyolah kaji nan saganok itu, gayuang kok indak basambuik kato kok indak bajawek, baa tu nyo kini, as alai gayuang kabasambuik asa lai kato ka bajawek, indak ka dipadiakan tagamang Angku Datuak doh. Kok kurang ditukuak, senteang dibilai, tabanam disilami, hilang dicari, alah ka sanang hati Angku Datuak ? Datuak Kayo : Mandanga kato Angku Datuak cako sanang rasonyo paratian, sajuak didalam kiro-kiro. Abo sangko cako itu, kurang kok indak kabatukuak, hilang kok indak ka bacari. Baa tu nyo kini, as alai tabanam ka di salami, senteang lai ka dibilai, Insya Allah gayuang ka ambo sambuik kato ka ambo jawek, lai basamo-I dek Angku Datuak. Datuak Bandaro : Insya Allah di samoi. Jawaban Dari Si Alek Ka Si Pangka Si Alek : Ma Angku Datuak (sutan). ?. Si Pangka : Manitahlah ! Si Alek : Tapi tantangan sambah manyambah randah nan dianjuang tinggi ketek nan di amba gadang, lai maaf dimintak jo bana sajo Angku Datuak (sutan) di jalang. Mangko jo kabanaran Angku Datuak (sutan) dijalang, adopun ambo antao jo Angku Datuak (sutan)cako, panek nan jadi parantian, pantang nan jadi pamalaman, iyo malah ditantangan bajalan bio bakato bamolah. Jokok di ambo tu kini di ateh duduak nan baropok, tagak nan bapusu alah ambo tariak bajalan baiyo baiyo bak kato bamolah. Lah dapek bulek nana sagolek, picak nan salayang, ditantangan gayuang nan ka manyambuik, kato nan kamanjawek, tatumpah juobakeh badan diri ambo. Jokok di ambo tu kini gayuang ka di sambuik, kato ka jijawek, tapi sabalun gayuang ka disambuik, kato ka dijawek, nan marusuah nan maibo di hati ambo, jokok bak di ateh andaknyokan iyo tu, sabanyak gayuang sabanyak sambuik, sabanyak kato sabanyak jawek. Iko dipulangkan ka bakeh Angku Datuak (sutan). Si Pangka : Yo lah sampai dek Angku Datuak (sutan) ? Si Alek : Bilang Alah ! Si Pangka : Ruponyo nan manjadi buah panitahan dek Angku Datuak (sutan) mahadok ka ateh badan dii ambo, iyo malah jokok bak di ateh badan diri ambo, iyo malah jokok bak di ateh andaknyo di ukuran nan sampai, di bilangan nan cukuik iyo malah sabanyak gayuang sabanyak sambuiknyo, sabanyak kato sabanyak jaweknyo. Baa tu nyo kini kok indak taulang bak manyapuh, kok indak tabaliek bak ma manggang, ka baa kolah. Kan baitu kato Angku Datuak (sutan) ? Si Alek : Bilang alah Si Pangka : Ruponyo nan manjadi buah panitahan dek Angku Datuak (sutan) mahadok ka ateh badan diri ambo, iyo malah jokok bak di ateh andaknyo di ukuran nan sampai, di bilangan nan cukuik iyo malah sabanyak gayuang sabanyak sambuik, sabanyak kato sabanyak jawek. Baa tunyo kok indak ta ulang bak manyapuah, kok indak tabaliak bak mamanggang, ka baa ko lah, kan baitu kato Angku Datuak (sutan) ? Si Alek : Iyooo lah. Si Pangka : Dek ambo kaji nan marusuah nan manggamang iyo kaji nan saganok itu, gayuang kok indak basambuik, kato kok indak bajawek. Baa tonyo kini asa lai gayuang ka basambuik, asa lai kato ka bajawek, indak kan diuji samo merah, indak kan di kati samo barek, panjang jo singkek pado Allah disarahkan. Alah ka sanang hati Angku Datuak (sutan) ? Si Alek : Dek ambo muluik Angku Datuak (sutan) nan sapatah itu pulo nan ambo nanti. Ambo sangko itu cako balari kok samo kancang, baramuak kok samo dalam. Baa indak di kaji nan saganok itu Insy Allah gayuang ambo sambuik kato ambo jawek. Lai ka bakeh Angku Datuak (sutan) juo malah !B. Pasambahan Ka Makan Si Pangka : Iyooo ka bakeh Angku Datuak (sutan) sambah sapatah. Sungguahpun Angku Datuak (sutan) nan taimbau, dalam syariat jo hakikat, atau di lahir dengan bathin, samo didalam ampun. Ampun jo maaf di pabanyak, suko jo rila di palabiah, dek kato banyak nan salah, dek rundiang banyak nan sasek, namun kito bersifat gawa, Allah nan basifat kadim, lai jo parundiengan Angku Datuak (sutan) di jalang. Mangko jo parundiengan Angku Datuak (sutan) di jalang, pihak di hari sahari kini, antah hari koh nan baiak, antah katiko koh nan elok sadang wakatu bungo kambang, ajuang balaia dimusimnyo, sauah tatagak angin tibo, kok jamu lah dating babondong, si pokok mananti basamo janang, manatiang sangaiek suko, panawa sagalo runggo hati. Imbauan lah tibo bakeh Angku Datuak (sutan), sambah taserak ka nan rapek, salam kapado nan basamo, awa dikana tantang iko, akhia dibaco niat jo nazar. Nna ta niat nan ta nazarpihak di kami si pangkalan, tantang juadah nan ka tangah, di tilaak di pandang rupo disilau dipandang roman elok nan tidak babincano, tuah karajo lah manjadi tuah kaajaan lah salamat, pihak sa banta iko kini, alah dek manti jo pagawai sarato bujang main pautan, dek banyak manaruah ragu dek lamo manaruah lupo. Tantangan juadah nan ka tangah, kok kurang susunnyo nan bak siriah, kok kurang liliknyo bak pambatue, lai nak di bari maaf kami silang nan bapangka karajo nan bajunjuang. Limbak nan dari pado itu : Nak hilia ka Batang Hari, Nak mudiak ka Pauah Kamba, Babelok jalan ka Pariaman, Minumlah aie nan ta isi, Santok juadah nan ka tangah, Nak sanang hati si pangkalan. Sakianlah sambah jo panitahan dipariikkan kahadapan Angku Pangulu Nan Gadang Basa Batuah, ujuang panitahan ka bakeh Angku Datuak (sutan).Jawaban Dari Si Alek Si Alek : Alah sampai dek Angku Datuak (sutan) Si Pangka : Bilang Alah ! Si Alek : Ruponyo sapanjang buah panitahan Angku Datuak (sutan) nan tairih nan tabantang, nan tatabua ka nan rapek, ta laying ka tangah-tangah, ta tumpah bakeh badan dii ambo. Kalau di danga buni baritonyo, di danga lah baiek buni, di pandang lah rancak rupo, lah bunta bak sawah nan sapirieng, lah boneh bak padi nan satangkai, tapi samantangpun baitu, karano kami lai baduo batigo, di hadapan ado niniek mamak sarato alek nan banyak ko. Kok ambo cubo marantang panjang untuang ta serak jalo suto, kok lai ikan nan ka buliah, kok indak ameh ka tantangannyo, kok ambo cubo mampaio patidokan, di tantangan gayuang nan kamanyambuik, di tantangan kato nan ka manjawek, lai koh adat nan baitu, lai koh pasa nan bak kian, nan ba pambarian Angku Datuak (sutan).

Bab : 5

Bahan Ajar BAM,Semester II,ILHAM HABIB.

Kelas x1