balok dan kolompak maizuar
DESCRIPTION
KOMTING SIBUJANG SENANGTRANSCRIPT
Materi Pokok :
STRUKTUR BAJA I / 3 SKS / MODUL 5
Drs. Nathanael Sitanggang, S.T., M.Pd.
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2007
PENGANTAR
Selamat jumpa kembali dalam mata kuliah Struktur Baja I. Modul ajar ini
adalah lanjutan dari modul ajar yang lalu yang menjelaskan tentang Perencanaan
Pelat dan Balok.
Mempelajari modul ajar ini disediakan waktu dalam 3 pertemuan, yaitu
pertemuan 8, 9, dan 10 (Tatap muka = 450 menit dan Praktek = 900 menit).
Modul ajar ini dilengkapi dengan Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP),
aktivitas mahasiswa, contoh, latihan, dan kunci jawaban.
Demikianlah disampaikan kepada anda yang tetap berkeinginan untuk
berprestasi, demi tercapainya cita-citamu. Selamat berkonstruksi baja dan semoga
sukses.
Penulis,
Drs. Nathanael Sitanggang, S.T., M.Pd.
Rencana Kegiatan Perkuliahan (RKP) :
Modul 5 1
PERENCANAAN PELAT DAN BALOK
Mata kuliah : Struktur Baja I
Semester / SKS : III / 3 SKS
Materi Pokok : Perencanaan Pelat dan Balok
Alokasi Waktu : 3 pertemuan (pertemuan 8, 9, dan 10)
Standar Kompetensi : Mampu menerapkan syarat PPBBI pada suatu pelat dan
balok yang aman terhadap bahaya lipat dan kip.
Kompetensi Dasar :
1) Mampu mendimensi pelat yang aman terhadap bahaya lipat
2) Mampu mengkonstruksi gelagar dari pelat.
3) Mampu mendimensi balok yang aman terhadap bahaya kip.
Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa mampu menerapkan syarat PPBBI pada
pelat dan balok baja.
Tahap Pembelajaran :
Fase I. Prakondisi :
1) Metode Pembelajaran yang digunakan ialah :
a. Ceramah
b. Diskusi dan Tanya jawab
c. Aktivitas (penyelesaian masalah)
d. Latihan
2) Sumber belajar
a. Modul Ajar 5
b. Tabel Profil Konstruksi Baja
c. PPBBI
Fase II. Prosedur Pembelajaran
1) Menjelaskan syarat-syarat PPBBI untuk pelat baja yang stabil
2) Menyelesaikan masalah (aktivitas mhs)
3) Menjelaskan langkah-langkah mengkonstruksi gelagar dari pelat
4) Menyelesaikan masalah (aktivitas mhs)
5) Menjelaskan syarat-syarat PPBBI untuk balok baja yang stabil
Modul 5 2
6) Menyelesaikan masalah (aktivitas mhs)
7) Latihan
8) Formatif 5 dilaksanakan pada akhir Pertemuan 10.
Fase III. Materi Pembelajaran
Materi pokok : Perencanaan Pelat dan Balok
Materi pokok ini akan dibahas dengan menggunakan modul ajar 5, Tabel
Profil Konstruksi Baja, dan PPBBI.
Fase IV. Proses Evaluasi
1) Domain kognitif
2) Instrument yang digunakan ialah tes esay
3) Standar : menguasai materi perkuliahan minimum 70 %.
Modul 5 3
Selamat datang bagi anda yang ingin mempelajari modul ini yang khusus
membahas topik stabilitas balok-balok dan kolom-kolom terhadap bahaya KIP.
Balok-balok dan kolom-kolom yang terdiri dari profil baja seperti profil I, L, dari
lain-lain yang dipasang pada struktur baja yang berfungsi sebagai balok atau
kolom. Anda harus memahami dengan baik bagaimana posisi balok atau kolom
pada suatu struktur bagunan baja, supaya anda dapat lebih mudah
mengidentifikasi gaya-gaya yang dipikul balok atau kolom tersebut. Karena itu,
untuk mempelajari modul ini anda sudah harus memahami dengan baik tentang
pengaruh momen lentur terhadap balok atau kolom.
Didalam modul ini terdapat dua sub topik yang akan dibahas secara
berurutan dalam setiap kegiatan belajar, yaitu :
Kegiatan Belajar 1 : Stabilitas balok-balok terhadap KIP dalam keadaan
elastis
Kegiatan Belajar 2 : KIP pada balok-balok dan kolom-kolom dalam keadaan
plastis
Standar Kompetensi :
Setelah tuntas mempelajari modul ini, anda mampu menerapkan syarat
PPBBI pada suatu pelat dan balok yang aman terhadap bahaya lipat dan KIP.
Modul 5 4
1. Pendahuluan
Balok-balok yang dibebani lentur mengakibatkan dua kemungkinan yaitu :
1) Penampang balok tidak berubah bentuk, 2) Penampang balok bisa berubah
bentuk. Yang dimaksud dengan balok-balok yang penampangnya tidak berubah
bentuk, adalah balok-balok yang memenuhi syarat-syarat stabilitas. Sedangkan
balok-balok yang penampangnya bisa berubah bentuk adalah balok-balok yang
tidak memenuhi syarat stabilitas. Tetapi namun demikian balok tersebut masih
dapat dipergunakan asalkan tegangan tekan terbesar pada sayap harus lebih kecil
dari tegangan dasar baja.
Dalam Kegiatan Belajar I ini anda dapat mempelajari lebih dalam mengenai :
1. Balok-balok yang penampangnya tidak berubah
bentuk
2. Balok-balok yang penampangnya bisa berubah
bentuk
Kompetensi Dasar :
Setelah selesai kegiatan belajar 1 ini, anda akan dapat merencanakan
balok-balok yang stabil terhadap bahaya KIP dalam keadaan elastis.
2. Uraian
Balok-balok yang penampangnya tidak berubah bentuk.
Profil baja yang biasa digunakan untuk balok ialah profil I, T dan L.
Pemilihan profil tersebut untuk digunakan balok didasarkan karena bentuk profil
tersebut sangat baik memikul lentur bila dibandingkan dengan bentuk profil
lainnya.
Tetapi perlu diketahui perofil tersebut kurang kuat kalau memikul torsi
bila dibandingkan dengan profil lingkaran atau tempat persegi berongga. Sebuah
balok kalau dibebani, maka ada kemungkinan balok tersebut tidak berubah
Modul 5 5
htb
ts
b
bentuk, dan kemungkinan lain balok tersebut berubah bentuknya. Berubah atau
tidak berubah bentuk suatu balok yang dibebani lentur tergantung dari stabilitas
balok tersebut terhadap bahaya KIP. Stabilitas balok-balok yang dibebani lentur
telah diatur dalam PPBBI 1983 Bab 5, yaitu :
1) Yang dimaksud dengan balok-balok yang penampangnya tidak berubah
bentuk, adalah balok-balok yang memenuhi syarat-syarat :
dan
dimana :
h = tinggi balok
b = lebar sayap
tb = tebal badan
ts = tebal sayap
L = jarak antara dua titik dimana tepi tertekan dari balok itu ditahan
terhadap kemungkinan terjadinya lendutan kesamping.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut :
2) Tegangan tekan yang terjadi adalah tegangan tekan pada tengah bentang
L, dimana L tidak boleh lebih besar dari tegangan KIP yang diijinkan.
3) Pada balok-balok statis tertentu dimana pada perletakan pelat badan balok
diberi pengaku samping, maka tegangan KIP yang diijinkan dihitung
dari :
Jika C1 250, maka :
Jika 250 < C1 < C2, maka :
Modul 5 6
jika C1 C2, maka :
dimana :
= tegangan dasar baja
untuk lebih jelasnya tentang pengaku pada pelat badan balok dapat dilihat
gambar berikut :
4) Jika pada balok statis tertentu dimana pada perletakan, pelat badan balok
tidak diberi pengaku samping maka tegangan KIP yang menentukan
adalah KIP terkecil dari persamaan yang ada pada butir 3) diatas, dan
harus memenuhi :
5) Pada balok-balok statis tak tentu, dimana pada perletakan pelat badan
balok diberi pengaku samping, maka tegangan KIP yang diijinkan
dihitung dari :
Jika C1 250, maka :
Jika 250 < C1 < C3, maka :
Modul 5 7
Pengaku pelat badan
jika C1 C3, maka :
dimana :
Keterangan :
Mki dan Mka adalah momen pada ujung-ujung bagian balok antara pelat-
pelat kopel yang jaraknya L dengan anggapan bahwa ujung-ujung itu
terjepit.
6) Jika pada balok-balok statis tak tentu dimana pada perletakan, pelat badan
tidak diberi pengaku samping maka tegangan KIP yang menentukan
adalan terkecil pada butir 5) diatas dan harus memenuhi :
Balok-balok yang penampangnya bisa berubah bentuk.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian atas, bahwa apabila sebuah
balok dibebani lentur maka ada kemungkinan balok tersebut berubah bentuk
penampangnya. Penampang sebuah balok dikatakan berubah bentuk, apabila
penampang tersebut tidak memenuhi syarat sebagai berikut :
dan
karena itu tegangan tekan terbesar pada sayap harus memenuhi :
Angka tekuk () menurut tabel 2, 3, 4, dan 5 yang dicari dengan mengambil tekuk
sama dengan panjang bentang sayap tertekan yang tidak ditahan terhadap
goyangan pada arah tegak lurus badan, dimana harga jari-jari kelembaman =
Modul 5 8
Keterangan :
: jari-jari kelembaman tepi tertekan terhadap sumbu (y – y)
Yang dimaksud tepi tertekan adalah sayap dan 1/3 tinggi badan yang tertekan
(untuk penampang simetris menjadi 1/6 tinggi badan)
Untuk lebih jelasnya, anda dapat memperhatikan gambar berikut.
A) Untuk penampang T
B) Untuk penampang I simetris:
Dengan demikian, untuk balok-balok yang bisa berubah bentuk, anda harus
memeriksa tegangan KIP dengan rumus sebagai berikut:
dimana :
Modul 5 9
1/3 hb
A’
hb
Tepi tertekan (A’) = flens + 1/3 hb
1/6 hb
A’
hb
Tepi tertekan (A’) = flens + 1/6 hb
A B
D
300
P=10 ton
q=1 t/m
C E
300 300 300
400
18
400
18
iy = jari-jari inersia tepi tertekan terhadap sb y – y sebesar
A’ = luas tepi tertekan
Contoh:
Sebuah balok terletak pada 2 perletakan yang dibebani beban terpusat P = 10 ton
tepat ditengah bentang di titik D dan beban berbagi rata sebesar 1 t/m. Profil yang
dipergunakan adalah WF, tetapi di titik A, C, D, E dan B dibuat sokongan lateral.
Perhatikan gambar berikut.
Diminta: Tentukan ukuran propil WF yang akan dipergunakan apabila bentang
balok 12 m dan mutu baja Bj 37.
Penyelesaian:
1) Hitunglah dulu besarnya momen maximum (Mmax) agar dapat ditentukan
berapa besarnya momen tahanan (Wx), yaitu:
Mmax = ¼ P.l + 1/8 q.l2
= ¼ (10).(12) + 1/8 (1)(12)2
= 48 tm = 4.800.000 kg cm
Anda mencari WF dari tabel Profil yang memenuhi syarat
Wx = 3000 cm, yaitu WF 400,
Yaitu WF 400 x 400 x 18 x 18, dengan data sebagai berikut :
Modul 5 10
Wx = 3030 cm3
Ix = 59.700 cm4
Iy = 20.000 cm4
2) Periksa profil apakah berubah bentuk atau tidak :
ternyata memenuhi
ternyata memenuhi
berarti profil tidak berubah bentuk.
3) Tentukan besarnya tegangan KIP yang diizinkan pada bagian tengah bentang,
yaitu bagian CD (L = 300 cm).
maka = 1600 kg/cm2
4) Hitung momen maksimum di tengah bentang CD
Mmax = P. l – ½ q.l2
= 10 (4,5) – ½ (1) (4,5)2
= 34,785 tm
5) Periksa tegangan yang timbul terhadap yang diizinkan :
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profil WF 400 x 400 x 18 x 18
dapat dipergunakan.
Modul 5 11
Aktivitas 1.1.1. Sebuah balok terletak pada 3 perletakan memikul beban terbagi rata 500
kg/m (sudah termasuk berat sendiri). Profil yang digunakan adalah WF 500 x
200 x 11 x 19 dengan mutu baja Bj 37.
Data-data lainnya lihat gambar :
Diminta :
Periksalah apakah balok tersebut memenuhi syarat untuk digunakan.
3. Kesimpulan
Balok-balok yang dibebani lentur dapat mengakibatkan penampangnya
berubah bentuk. Tetapi kalau balok-balok memenuhi syarat stabilitas, maka
penampangnya tidak berubah bentuk. Syarat-syarat tersebut adalah
dimana :
h = tinggi balok
b = lebar sayap
tb = tebal badan
ts = tebal sayap
L = Jarak antara dua titik dimana tepi tertekan dari balok itu ditahan terhadap
kemungkinan terjadinya lendutan ke samping
Modul 5 12
A B
C
400400
P=10 tonq = 500 kg/m
A BC D
300100200
P2=2 tonP1=1 ton
Selanjutnya kondisi perletakan balok harus diperhatikan apakah sebuah balok
terletak dalam keadaan statis tertentu atau status tidak tertentu.
4. Latihan Kegiatan Belajar I
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara melingkari atau
membuat tanda X pada salah sat alternatif jawaban a, b, c, dan d.
Soal :
Sebuah balok terletak pada dua perletakan memikul beban terpusat P1 = 1 ton
dan P2 = 2 ton seperti tergambar. Profil yang dipergunakan ialah profil WF
dengan mutu baja Bj 37.
1. Momen maksimum adalah sebesar ...
a. 3 ⅓ ton meter
b. 4 ton meter
c. 1 ⅔ ton meter
d. 4 ⅓ ton meter
2. Besarnya momen tekanan (Wx) ialah ...
a. 2500 cm3
b. 166,66 cm3
c. 1666 cm3
d. 250 cm3
3. Kalau profil yang digunakan adalah WF 200 x 150 x 6 x 9, maka profil
tersebut dinyatakan ...
a. Memenuhi sebagian syarat stabilitas
b. Tidak memenuhi syarat stabilitas
Modul 5 13
c. Memenuhi syarat stabilitas sehingga tidak berubah bentuk
d. Balok tersebut berubah bentuk
4. Besarnya tegangan KIP yang diizinkan pada bagian CD ialah ...
a. = 1600 kg/cm2
b. = = 2400 cm2
c. = 1850 cm2
d. = 1250 cm2
Modul 5 14
Periksalah Jawaban Anda Dengan Kunci Jawaban yang tersedia di bagian F
Yang berada dibagian belakang modul ini.
1. Pendahuluan
Didalam perencanaan konstruksi baja di dasarkan pada dua metode
perencanaan yaitu : a). Perencanaan dengan metode elastis, dan b).Perencanaan
dengan metode plastis. Pada kegiatan belajar 1 anda telah mempelajari tentang
stabilitas balok-balok terhadap bahaya KIPdalam keadaan elastis sedangkan pada
kegiatan belajar ini anda mempelajari stabilitas balok-balok dan kolom-kolom
terhadap KIP dalam keadaan plastis. Perlu anda ingat, didalam metode elastis
tegangan baja didasarkan kepada tegangan dasar ( ) sedangkan didalam metode
plastis tegangan baja didasarkan kepada tegangan leleh ( ), perhatikan kembali
tabel 1 PPBBI 1983.
Dalam kegiatan belajar 2 ini anda dapat mempelajari lebih dalam mengenai KIP
pada balok-balok dan kolom-kolom dalam keadaan plastis, yaitu :
Batang-batang yang penampangnya tidak berubah bentuk.
Batang-batang yang penampangnya bisa berubah bentuk.
Sokongan-sokongan samping.
Kompetensi Dasar :
Setalah selesai kegiatan belajar 2 ini, anda akan dapatmerencanakan balok-
balok dan kolom-kolom yang stabil terhadap KIP dalam keadaan plastis.
2. Uraian
Batang-batang yang penampangnya tidak berubah bentuk
Secara umum, yang dimaksud dengan batang-batang yang tidak berubah
bentuk adalah batang-batang yang memenuhi syarat-syarat yang telahditentukan
pada BAB 5 yang sudah anda pelajari pada kegiatan belajar 1 diatas. Tetapi di
Modul 5 15
dalam keadaan plastis, bagi balok-balok atau batang-batang yang penampangnya
tidak berubah bentuk harus memenuhi persyaratan tambahan mengenai panjang
kritis (Lkr) yang tergantung dari mutu baja.
Tentang KIP pada balok-balok dan kolom-kolom dalam keadaan plastis telah
diatur didalam PPBBI 1983 Bab 13, yaitu:
1) Panjang kritis Lkr pada balok-balok yang penampangnya tidak berubah bentuk
adalah:
a) Untuk Fe 310, Fe 360, dan Fe 430 :
Tetapi Lkr tidak perlu kurang dari 40 iy dan tidak boleh lebih dari 65 iy.
b) Untuk Fe 510 :
Tetapi Lkr tidak perlu kurang dari 30 iy dan tidak boleh lebih dari 50 iy.
Keterangan :
iy = Jari-jari perlawanan terhadap sumbu lemah
Mp = Momen plastis di tempat sendi plastis atau momen plastis yang
direduksi di tempat sendi plastis.
M = Momen lentur ditempat sokongan samping terdekat yang ada
kiri kanan sendi plastis itu, dan simbil harga terkecil.
2) Untuk bagian batang lainnya dimana momen lenturnya kurang dari ,
panjang kritis Lkr dapat dihitung dengan ketentuan-ketentuan yang sama
dengan pada cara elastis.
Modul 5 16
Dengan demikian, kalau sudah sama dengan cara elastis, berarti anda harus
menggunakan PPBBI 1983 Bab 5.
Batang-Batang Yang Penampangnya Bisa Berubah Bentuk
Sebagaimana telahdijelaskan pada kegiatan belajar 1 tentangstabilitas
balok-balok terhadap KIP dalam keadaan elastis, dimana balok-balok yang
dibebani lentur akan dapat mengalami perubahan bentuk penampangnya.
Demikian juga halnya dalam stabilitas balok-balok dan kolom-kolom terhadap
KIP dalam keadaan plastis, dimana balok-balok dan batang-batang yang
mengalami lentur akan ada kemungkinan penampangnya berubah bentuk. Batang-
batang yang penampangnya bisa berubah bentuk, apabila tidak memenuhi syarat
sebagai berikut :
Untuk Fe 310, Fe 360, dan Fe 430
Untuk Fe 510
Karena itu, bagi batang-batang yang penampangnya bisa berubah bentuk,
panjangkritis Lkr untuk semua macam baja adalah :
Lkr = 20
Keterangan :
= Jari-jari kelembapan tepi tertekan terhadap sumbu Y-Y
Tepi tertekan = Flens + 1/6 hb untuk profil I
Tepi tertekan = Flens + 1/3 hb untuk profil T
Modul 5 17
Agar lebih jelas tentang tepi tertekan yang dimaksud, anda dapat memperhatikan
gambar berikut
Sedangkan untuk batang lainnya dimana momen lenturnya kurang dari ,
panjang kritis Lkr dapat dihitung dengan pada cara elastis, dengan menggunakan
PPBBI Bab 5
Keterangan :
W = Momen perlawanan elastis
Sokongan-Sokongan Samping
Didalam PPBBI Bab 13 telah diatur bahwa sokongan-sokongan samping
harus diperhitungkan terhadap gaya tekan sebesar :
Keterangan :
A = Luas sayap tertekan pada batang-batang yang penampangnya tidak
berubah bentuk, atau luas tepi tertekan pada batang-batang yang
penampangnya bisa berubah bentuk.
L = Jarak antara dua sokongan samping
Lkr = Jarak kritis
= Tegangan leleh
N = Gaya tekan
Modul 5 18
hb h
Gambar 1. Tepi Tertekan Profil I
Contoh :
Dalam keadaan plastis, Pilihlah penampang WF dari sebuah balok yang
mendukung beban merata 1 tm, pada bentang bertumpuan sederhana 4,00 meter,
mutu baja Bj 37.
Penyelesaian :
1) Tentukan dulu faktor bebannya, karena metode yang digunakan adalah
metode plastis. Di dalam metode plastis, faktor beban untuk beban grafitasi
ditetapkan 1,70.
2) Karena metode plastis, maka tegangan yangdigunakan adalah tegangan leleh (
). Dalam hal ini mutu baja Bj 37, maka tegangan leleh ( ) = 2400 kg/cm2.
3) Hitung momen lentur, yaitu :
tm
4) Hitung momen batas (plastis), yaitu :
tm
5) Karena metode perhitungan adalahmetode plastis, maka profil yang
digunakan ialah Plastis Design Selection Tabels yang tersedia di tabel profil
konstruksi baja. Karena itu harus dihitung momen perlawanan (Zx), yaitu :
Modul 5 19
4,00
q = 1 t/m
Supaya cocok ke tabel profil (inch3), maka
Dari tabel profil diperoleh : W 12 x 40,
Zx = 57,5 inchi3
Aktivitas 1.21. Dalam keadaan plastis, pilihlah penampang WF dari sebuah balok yang
dibeban merata 1500 kg/m, dengan bentang 450 cm Ditumpu sederhana.
Mutu Baja 44. Seperti Gambar berikut, Faktor Beban = 1,70
2. Dalam keadaan plastis, sebuah balok yang mendukung momen lentur 5 tm
dengan mutu baja Bj 37, ditumpu dengan tumpuan sederhana. Anda diminta
menentukan panjang kritis (Lkr) balok tersebut, bila faktor beban adalah 1,70
dan profil yang digunakan adalah WF 600 x 200 x 12 x 20
3. Kesimpulan
Sebagaimana halnya didalam keadaan elatis, didalam keadaan plastis juga
balok-balok yang dibebani lentur dapat mengakibatkan penampangannya berubah
bentuk. Dalam keadaan platis, panjang kritis (Lkr) balok tidak kurang dari 40iy dan
tidak boleh lebih dari 60iy, untuk mutu baja Fe310, Fe 360, dan Fe 430,sedangkan
untuk Fe 510, panjang kritis (Lkr) tidak kurang dari 30iy dan tidak lebih dari 50iy.
4. Latihan Kegiatan Belajar 2
Modul 5 20
450
q = 1500 kg/m
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara melingkari
atau membuat tanda X pada salah satu jawaban alternatif jawaban a.b.c. dan d .
Soal :
Dalam keadaan plastis, sebuah balok yang mendukung momen lentur 7 ton
meter dengan mutu baja Bj 44, ditumpu dengan tumpuan sederhana, dan faktor
beban = 1,70.
1. Besarnya momen plastis adalah….
a. 10, 9 ton meter
b. 11, 5 ton meter
c. 10, 5 ton meter
d. 11, 9 ton meter
2. Momen perlawanan Zx adalah …
a. 495, 83 cm3
b. 425 cm3
c. 495, 83 inch3
d. 425 inch3
3. Profil yang digunakan adalah…
a. W 14 x 228
b. W 27 x 160
c. W 16 x 80
d. W 21 x 73
4. Kalau profil yang digunakan adalah WF 600x200x12x20, dan penampangnya
bertambah bentuk maka panjang kritis Lkr adalah…..
a. 10,24 meter
Modul 5 21
b. 1024 meter
c. 102,4 meter
d. 1,24 meter
Anda telah mempelajari modul ini dengan tuntas. Anda telah memiliki
pemahaman yang mendalam tentang :
Stabilitas balok-balok terhadap Kip dalam keadaan Elastis
Anda sekarang telah dapat merencanakan Balok-Balok yang stabil terhadap
bahaya Kip dalam keadaan elastis dengan menggunakan syarat PPBBI 1983.
Modul 5 22
Periksalah Jawaban Anda Dengan Kunci Jawaban yang tersedia di bagian E
Yang berada dibagian belakang modul ini.
Kip pada balok –balok dan kolom –kolom dalam keadaan Plastis
Anda sekarang telah dapat merencanakan batang-batang yang stabil terhadap
bahahaya Kip dalam keadaan Plastis dengan menggunakan syarat PPBBI
1983.
Lihat di Buku Induk ya...... !
Gunawan, T. Dan Margaret, S. (2000). Teori Soal Dan Penyelesaian Konstruksi
Baja II Jilid 1. Jakarta : Delta Teknik Group.
Modul 5 23
Pasaribu, Patar M. (1994). Intisari Kuliah Konstruksi Baja II. Medan: Percetakan
UHN.
Peraturan Muatan Indonesia
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983. Bandung :
Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan.
Rudy Gunawan. (1987). Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Salmon, Carles G. Dan Jhonson, Jhon E. (1990). Struktur Baja. Alih Bahasa :
Wira. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Modul 5 24
Modul 5 25