bakul sosiologi

Upload: fauzi-thedoctor

Post on 12-Jul-2015

178 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Non Science dan Science

Manusia adalah homo sapiens (makhluk yang berpikir), sedemikian rupa sehingga tidak pernah berhenti berpikir. Bagaimana kalau manusia berhenti berpikir ? Karena berpikir itulah mencirikan manusia dan karena berpikirlah dia disebut manusia. Berpikir pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan Meskipun kelihatannya banyak sekali dan beraneka ragam buah pemikiran, namun pada hakekatnya upaya manusia dalam memperoleh science didasarkan pada 3 masalah pokok yaitu : a. Ontologi : Apa yang ingin diketahui b. Epistemologi : Bagaimana cara memperoleh science c. Aksiologi : Apa guna science itu Apa yang dicari oleh science ? The truth Kebenaran science bukanlah satu-satunya kebenaran di atas dunia ini, masih banyak kebenaran lain yang tidak dapat dibuktikan oleh science. Seseorang yang terlalu mengagung-agungkan science dapat dikatakan sebagai sciencisme. Bagaimana dengan kebenaran dari agama dan permainan sulap Kebenaran dalam science tidak mengenal batas-batas daerah/geografi, jenis kelamin, perbedaan umur, gelar, SSE (Status Sosial Ekonomi) = pendidikan, pendapatan dan mata pencaharian. Science bersifat terbuka, demokratis dan menjunjung kebenaran Alam = suatu sistem yang teratur yang tunduk pada hukum-hukum tertentu Contoh = sunatullah ada polanya bukan karena kebetulan. Air selalu mengalir mencari tempat yang rendah Untuk mendapatkan science dibuat beberapa asumsi (dugaan yang telah diterima kebenarannya) dan didasarkan pada latar belakang pemikiran tertentu. Contoh ; perusahan sepatu menurunkan dua regu pada sebuah desa. Faktanya sama, yaitu tidak seorangpun penduduknya memakai sepatu. Tapi kesimpulan dari dua regu itu berbeda. Regu A menyimpulkan Bangun Pabrik Sepatu, tapi regu B menyimpulkan Jangan Bangun Pabrik Sepatu. Bagaimana pendapat sdr ? Dasar epistemologi: ilmu (magic), akal sehat (common sense), pengetahuan (knowledge), dan ilmu pengetahuan (science) Ilmu (dia orang berilmu, jangan macam-macam suatu daerah punya ilmu tertentu). Ilmu bukan bagian dari science. Akal sehat yaitu kumpulan dugaan, fisarat, hasil belajar dll. dari sekelompok masyarakat. Akal sehat tidak perlu membuktikan the truth; Banyak akal sehat yang baik, masuk akal, sederhana dan bermanfaat. KADANGKALA dilakukan secara taken for granted (diterima apa adanya), tanpa pemikiran. Contoh : a. bumi ini datar b. watak seseorang akan dapat dibaca dari raut muka c. menabrak kucing d. foto bertiga e. makan buah di atas batangnya f. astrologi (lihat halaman 5 buku Horton) Pengetahuan (knowledge) : kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Contoh : orang Minangkabau suka merantau, bila ingin dibuktikan maka dihasilkanlah science.

Science terdiri dari unsur-unsur pokok : a. pengetahuan b. tersusun sistematis c. dapat dikontrol secara kritis oleh pihak lain (intersubyektif) Aksiologi science a. to know dan to understand : mengetahui, memahami dan mendalami gejala/ obyek b. to explain : menjelaskan c. to predict : meramalkan 3 Asumsi tentang obyek science : a. obyek tertentu mempunyai kesamaan antara satu dengan lainnya, dalam hal bentuk, struktur, sifat, tingkah laku dan lain-lain., sehingga bisa dikelompokkan untuk dapat dilakukan : klasifikasi, perbandingan dan kuantifikasi b. obyek tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Jelas tidak mungkin bila obyek berubah-rubah, sehingga science menuntut : kelestarian relatif yaitu sifat-sifat pokok dari suatu obyek science itu tidak berubah dalam jangka waktu tertentu c. determinisme ; setiap obyek/gejala tersebut mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan yang sama/bukan kebetulan. Sehingga science tidak mengatakan X (pasti) Y; tapi mengatakan X mempunyai peluang besar mengakibatkan Y (probabilistik) Untuk menghasilkan science dipakai metoda ilmiah (scientific method). Metoda ilmiah mempunyai persyaratan 1. haruslah cermat (kebenaran pernyataan); ditemukan seseorang bersimbah darah, sdr masuk memegang pisau berlumuran darah. Sdr kah pelakunya ? 2. haruslah tepat (derajat pengukurannya). Contoh: saya telah mewawancarai banyak orang dan sebagian besar dari mereka makin hari makin merasa tidak aman tinggal di kota. Tepatkah pernyataan itu ? sebagian besar, umumnya, sebagian kecil adalah kata-kata yang tidak tepat 3. sistematis 4. tercatat, karena ingatan manusia tidak lepas dari kesalahan 5. obyektif (kesanggupan melihat dan menerima fakta sebagaimana adanya, bukan sebagaimana seharusnya). Adalah mudah mengamati perkawinan lalat buah, namun tidak mudah melihat persetubuhan manusia tanpa terpengaruh. Karena naluri manusia terlibat personal bias, emosi, perasaan dan lain-lain. 6. dilakukan oleh pengamat yang terlatih. Ada 1 milyar orang melihat matahari dan bulan melintasi langit, tapi pengamat yang terlatih tidak demikian melihat kejadian sebenarnya. Observasi merupakan bagian dari metoda ilmiah, namun observasi tidak sama dengan melihat sesuatu, karena sepanjang hidup kita melihat jalan raya umpamanya, namun tidak menjadikan kita menjadi pengamat jalan raya 7. dilakukan di bawah kondisi yang terkendali Metoda Ilmiah : 1. merumuskan masalah 2. tinjauan pustaka 3. merumuskan hipotesis 4. mendisain penelitian 5. mengumpulkan data 6. menganalisis data 7. menarik kesimpulan 8. mengulangi penelitian

Ruang Lingkup Sosiologi

Sains terbagi atas tiga yaitu : natural, social dan humanities, yang masing-masing kelompok sains itu memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan yang lain Namun perbedaan itu tidak mengurangi ketentuan bahwa sains HARUS mempergunakan metoda ilmiah dalam menjelaskan ilmunya Ada pendapat yang kuat bahwa sains memiliki derajat keilmiahan yang bertingkat, dimulai dari yang paling ilmiah sampai kepada yang paling tidak ilmiah : Natural, Sosial dan Humanities Namun pendapat itu terutama ditentang oleh ilmuwan dari latar belakang social dan humanities sciences Contoh natural sciences: kimia, biologi, fisika, matematika, ilmu-ilmu yang diajarkan pada fakultas pertanian, teknik, peternakan, kedokteran Contoh social sciences: sosiologi, antropologi, ilmu politik, administrasi negara, dan ilmu-ilmu yang diajarkan pada fakultas ekonomi dan hukum Contoh humanities sciences: Pancasila, ilmu-ilmu yang diajarkan pada fakultas sastra dan seni Bagaimana dengan psikologi, ekonomi dan kriminologi ?

Tabel 1. Karakteristik SainsKriteria Perkemba ngannya Gejala yg Bersifat fisik dan diamati terverifikasi secara jelas, lebih umum Variabel Terukur secara jelas dan cermat Tempat Laboratorium & domi dihasilkan nan memakai zat Penga Dapat diulang setiap matan waktu, langsung, penggunaan panca indera mjdi instrumen utama Penelaah Dapat berulang an obyek sesering mungkin Benda mati, tdk harus setuju dgn proses, shg berjarak Digantikan o/ pene muan baru shg mnggugurk temuan lama Sumber : analisis awal 2002

Natural Sangat cepat

Sains Social Cepat Lebih kompleks, bsft non fisik (sosial), perlu penjelasan lbh dalam Banyak variabel yang masih diperdebatkan Di mana ada manusia dan masyarakat Sukar/tdk mungkin me lihat, mendengar, me raba,mencium/menge cap gejala (apa lagi bla tjd pd masa lalu) Tidak terulang; sukar menguji hukumhukum sosial Tindakan mns penuh dg tujuan & makna shg saling pengaruh Manusia & masyarakt mengubah kondisi sosialnya

Humanities Lebih lambat Gabungan antara gejala di masyarakat dg improvisasi (khayalan) Lebih sering tanpa indikator Dimana ada ide dan gagasan Berdasarkan observasi langsung & pengguna an panca indera untuk berimprovisasi Kemampuan utk ber improvisasi mjd ukuran tingkat kepakaran Sangat dekat bahkan menjadikan diri sendiri sebagai obyek Belum ada ketentuan baku, malah cende rung tergantung selera masyarakat

Hubungan antara ob yek dg ahli Kelanjutan ilmu

Apa itu konsep sosial ? sosial berbeda dengan DEPSOS, SDSB, tidak sosial (tidak pandai bermasyarakat), sosial (nir laba/non profit oriented), bukan bisnis

Pengertian konsep tidak sama dengan draft surat, karena konsep berarti pengertian yang merujuk pada sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk kata, nama, pernyataan dan simbol. Konsep itu penting; karena berbeda konsep dapat membawa ketidaksamaan pengertian. Contoh: kapur bagi guru dengan tukang batu,, kursi bagi penderita cacat dengan anggota DPRD Konsep sosial adalah konsep yang dipergunakan dalam kehidupan sosial seharihari; sedangkan konsep Sosiologi adalah pengertian yang dipakai untuk kepentingan teori Sosiologi yang dimengerti dengan memberinya definisi. Dunia ini penuh dengan konsep yang berguna untuk berkomunikasi, berpikir, berinteraksi dan berhubungan dengan yang lain. Anak-anak belajar konsep. Sosial berarti sesuatu yang mengacu pada kualitas interaksi, interrelationship, bersifat timbal balik (mutuality) Dua orang yang berkelakar di sudut dekanat tidak/bukan masyarakat, tapi yang berlangsung itu adalah proses sosial Apa yang dimaksud dengan masyarakat ? Masyarakat : a. manusia yang hidup bersama (berapa banyak ?) b. berkomunikasi untuk waktu yang tertentu (berapa lama ?) c. kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan d. suatu sistem yang menghasilkan kebudayaan Apa itu Sosiologi ? Tidak ada pendapat yang sama tentang pengertian Sosiologi. Masing-masing ahli mendefinisikan Sosiologi dengan pengertian yang beragam Walaupun demikian, tetap ada unsur-unsur pokok yang mencirikan Sosiologi itu dengan ilmu sosial lainnya. Unsur-unsur pokok itu adalah : a. ilmu sosial BUKAN natural atau humanities sciences b. bukan bersifat normatif, akan tetapi kategoris, artinya Sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi pada masa kini, bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi c. pure science bukan applied science, namun kemudian Sosiologi berkembang menjadi semakin meninggalkan pure sciencenya dan semakin bergeser ke applied sciences d. menghasilkan pengertian dan menemukan pola-pola umum yang bersifat hakekat, bentuk, isi dan struktur masyarakat Jadi apa itu Sosiologi menurut sdr ? Ilmu yang mempelajari tentang bagaimana manusia dan masyarakat berpikir, bertindak dan menyikapi gejala sosial yang timbul sehingga menemukan pola-pola umum Pola perumahan (bertingkat/tidaknya, permanen/semi permanen/gubuk) pertanian dan irigasi, titik-titik keramaian dan kemacetan, jalur lalu lintas Pasar Raya Limau Manis

Ruang Lingkup Sosiologi 2 Sosiologi adalah ilmu yang paling muda di antara ilmu sosial lainnya. Auguste Comte (Perancis) menciptakan kata Sosiologi dalam bukunya Positive Philosophy tahun 1838 sehingga diakui sebagai Bapak Sosiologi Menurut Comte: Sosiologi pada intinya harus didasarkan pada observasi dan klasifikasi yang sistematis, meninggalkan mitos, dongeng, kebiasaan dan dugaan serta angan-angan. Namun yang dianggap sebagai Bapak Sosiologi Modern adalah Emile Durkheim dalam bukunya The Rule of Sociological Method tahun 1895. Karena Durkheim dianggap berhasil menjelaskan metoda ilmiah yang menjadi acuan dalam Sosiologi. Untuk mempelajari Sosiologi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti belajar teorinya, belajar tentang latar belakang sejarah kelahiran Sosiologi, dan belajar dari perspektif yang lazim dipakai dalam Sosiologi. Apa itu perspektif ? Perspektif secara umum berarti asumsi kerja/pendekatan atau paradigma yaitu apa yang menjadi subject matter dari suatu ilmu itu. Ada beberapa perspektif dalam Sosiologi, namun yang akan dijelaskan hanya 4 (empat) perspektif saja yaitu : a. Perspektif evolusionis b. Perspektif interaksionis c. Perspektif fungsionalis d. Perspektif konflik ad 1 Perspektif evolusionis Adalah perspektif yang paling awal dalam Sosiologi Tokohnya yang menonjol adalah Auguste Comte (1798-1857) dan Herbert Spencer (1820-1903). Ide dari perspektif ini adalah : a. Sosiologi seharusnya mengarahkan dirinya sebagai ilmu yang mencari pola dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat. b. Pola dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat itu tidak sama (berbeda) sesuai dengan karakteristik masyarakat itu sendiri. c. Dari pola dan perkembangan yang muncul dalam masyarakat itu akan diketahui apakah ada urutan umum yang dapat ditemukan. Contohnya : Perdesaan berkembang menjadi perkotaan Kata kunci perspektif ini adalah : pola, perkembangan, dan perubahan yang berlaku umum ad 2 Perspektif interaksionis Tokohnya : George Herbert Mead (1863-1931) & Charles H Cooley (1846-1929). Ide perspektif ini adalah : a. istilah negara, masyarakat, dan lembaga adalah konsep yang abstrak b. sedangkan yang dapat terlihat (konkrit) secara langsung adalah orang/manusia dengan interaksinya. c. Interaksi dilakukan dengan melalui simbol-simbol (tanda, isyarat, dan yang terpenting melalui kata-kata secara tertulis maupun lisan) d. Suatu kata akan memiliki makna, bila orang lain sependapat dengan kata itu.

e. f.

Untuk memahami interaksi juga perlu diketahui adanya konsep definisi situasi. Contohnya : mendekat mengulur tangan berarti bersahabat, mendekat mengepalkan tangan berarti mengajak berkelahi. Kata kunci: interaksi, simbol, makna dan definisi situasi

Ad. 3 Perspektif fungsionalis Tokohnya : Talcott Parsons, Kingsley Davis, dan Robert K. Merton Ide perspektif ini adalah : a. masyarakat selalu berada dalam keadaan seimbang (equilibrium) b. keseimbangan itu dapat terjadi karena adanya norma yang mengikat, sehingga masyarakat itu berlangsung c. masyarakat adalah suatu sistem yang saling berkaitan, dan saling fungsional d. fungsional = kelompok, lembaga masyarakat yang ada, melaksanakan tugas tertentu yang tidak bisa dicampuradukkan. e. Perubahan yang ada dapat mengganggu keseimbangan, namun hal itu tidak akan berlangsung lama. Contoh : dalam negara demokrasi partai politik adalah fungsional, sedangkan pemboman, pembunuhan, dan teror terhadap anggota partai adalah gangguan fungsional (disfungsional) Kata kunci: keseimbangan (equilibrium), sistem dan sub sistem, fungsional dan disfungsional ad 4 Perspektif Konflik Tokoh dari perspektif ini banyak, namun yang paling menonjol adalah : Karl Marx, C. Wright Mills, Lewis Coser, dan Ralf Dahrendorf Ide perspektif ini adalah : a. masyarakat berlangsung sedemikian rupa karena adanya pertentangan, konflik dan eksploitasi antara satu pihak terhadap pihak lainnya b. masyarakat selalu berada dalam keadaan konflik yang berkepanjangan antara kelompok yang ada. c. Fungsional itu untuk siapa ? Kita butuh orang miskin supaya ada yang merasa kaya, kita butuh maling supaya polisi bekerja. d. Padahal yang nyata terjadi dalam masyarakat itu adalah siapa yang beruntung, siapa yang dirugikan, siapa yang membuat peraturan dan siapa yang harus mentaati peraturan itu dan sebagainya. e. Penganut perspektif ini menganggap bahwa para perspektif fungsionalis sebagai orang yang konservatif Kata kunci perspektif ini adalah :konflik, kelas, alienasi, eksploitasi Perspektif manakah yang lebih baik ? Tidak bisa dijawab, karena tidak ada yang sepenuhnya benar/salah Perspektif adalah cara yang berbeda dalam penekanannya sewaktu memandang masyarakat Semua perspektif itu bermanfaat dan diperlukan untuk membantu pemahaman yang lebih lengkap tentang masyarakat.

Beda Sosiologi dengan Ilmu Sosial LainnyaDalam perjalanannya Sosiologi tidak terelakkan untuk berjumpa dengan para Peeping Toms ilmuwan sosial lainnya yg juga kerasukan o/ semangat ingin tahu Kadang-kadang mereka (ahli itu) tidak menyukai kehadiran ahli Sosiologi karena menurut mereka, dia melanggar batas-batas wilayah kerjanya. Di banyak tempat ahli Sosiologi berpapasan dengan ahli antropologi, psikologi, psikologi sosial, ekonomi, ilmu politik, sejarah dan sebagainya. Tapi pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakannya berbeda dengan mereka, di antaranya yaitu: a. Apa yang diperbuat manusia dengan manusia lainnya ? b. Bagaimana hubungan antar manusia itu diorganisasikan dlm lembaga sosial ? c. Adakah ide kolektif yang menggerakkan manusia & masyarakat dlm bertindak ?

Beda Sosiologi dengan Antropologi Sulit membedakan antara Sosiologi dengan Antropologi, apalagi dengan antropologi sosial, namun bukan berarti tidak bisa dibedakan Tabel 2. Hipotetis Perbedaan antara Sosiologi dengan Antropologi Perbedaan Kriteria Sosiologi Antropologi Awal munculnya Ilmu yang berasal dari Barat Ilmu yang berasal dari Barat ilmu (khususnya Eropa Barat) yang dipergunakan untuk yang dipergunakan untuk mempelajari bangsa-bangsa mempelajari bangsa Barat non Barat contohnya : Die itu sendiri Atjeh oleh Snock Hougranje Kecenderungan Lebih mengkhususkan Lebih mengkhususkan dirinya Kajian pada dirinya dalam memperhati dalam memperhatikan awalnya kan masyarakat perkotaan masyarakat perdesaan Pencetusnya Auguste Comte pada tahun Dianggap sbg Bpk 1842 dalam bukunya Antropologi adlh Brainlow Positive Philosophy Malinowski, sesudah thn 1920-an dlm bukunya Primitive Culture Kecenderungan Juga mempelajari perdesa Juga mempelajari tentang kajian sekarang an terutama pasca PD II perkotaan Kondisi Ahlinya dapat mengikuti Ahlinya dapat mengikuti Indonesia kegiatan yang diadakan kegiatan yang diadakan atas atas nama antropologi; nama Sosiologi; sehingga sehingga perbedaan perbedaan keduanya keduanya semakin menipis semakin menipis

No 1.

2. 3

4. 5.

Beda Sosiologi dengan Sejarah Salah satu kegembiraan ahli sejarah yaitu adanya kepastian bahwa setiap ilmu sosial itu mempunyai sejarah, apapun ilmunya

Sejarah terutama memperhatikan peristiwa pada masa silam, terutama sejak manusia mengenal peradaban menyangkut hubungan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya, dan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa sejarah Ada anekdot tentang ahli sejarah sebagai ahli yang selalu berpikir ke belakang (masa silam), sementara ahli lain selalu berpikir ke masa depan Sosiologi juga memperhatikan peristiwa masa silam, akan tetapi hanya peristiwa yang menyangkut proses kemasyarakatan. Pada saat itu ahli Sosiologi akan berbenturan dengan ahli sejarah. Beda Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi terutama mempelajari tentang tiga aspek utama dalam ekonomi yaitu produksi, distribusi dan konsumsi yang dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Sosiologi sangat mempertimbangkan tujuan ekonomi dari manusia dan masyarakat sehingga ganjaran (upah, honor dan sebagainya) tidak hanya dinilai dari segi eksterinsik tetapi juga instrinsik Beda Sosiologi dengan Ilmu Politik Ilmu politik lebih khusus mempelajari satu aspek dari manusia dan masyarakat yaitu masalah kekuasaan (power) yang mencakup tentang tata cara memperolehnya, mempertahankannya, menggunakannya, dan menghambat pengunaan kekuasaan orang lain Sosiologi melihat kekuasaan sebagai sebuah fenomena yang melekat erat pada manusia dan masyarakat Beda Sosiologi dengan Ilmu Hukum Hampir setiap kegiatan manusia bisa berada dalam bidang Ilmu Hukum, sehingga hal ini makin menggairahkan ahli ilmu hukum Dalam ilmu hukum dijelaskan apa yang relevan atau yang tidak; dan menjadi kerangka acuan legal dari setiap kegiatan Contohnya : a. kapan suatu kontrak bisnis bersifat mengikat b. kapan sopir dianggap lalai c. kapan terjadi peristiwa dianggap sebagai pemerkosaan dan sebagainya Dalam ilmu Hukum manusia didefinisikan secara teliti sehingga mempunyai kewajiban, tanggung jawab atau kesalahan yang jelas dan teliti dengan mengambil dari status atau preseden tertentu Ahli hukum memusatkan pada konsepsi resmi, sedangkan ahli Sosiologi justeru sering berurusan dengan konsepsi yang sangat tidak resmi. Bagi ahli hukum penting untuk melihat bagaimana hukum melihat pelanggaran tertentu, seperti bagaimana pandangan hakim terhadap tersangka sehingga mempengaruhi putusan yang dijatuhkan Tetapi bagi ahli Sosiologi penting untuk melihat bagaimana pandangan seorang penjahat terhadap hukum. Beda Sosiologi dengan Psikologi Bagi ahli psikologi, manusia didefinisikan sebagai individu dengan mengukur tingkat kepandaian, kemampuannya, daya ingatnya, perasaan dan kekecewaannya. Beda Sosiologi dengan Psikologi Sosial

Dalam psikologi sosial dibahas pengalaman dan tingkah laku individu yang telah dipengaruhi atau ditimbulkan oleh situasi sosial tertentu. Berdasarkan penjelasan itu, maka terdapat empat level kajian dalam Sosiologi yaitu : a. Level individu lebih dekat dengan Psikologi, b. Level antar individu lebih dekat dengan psikologi sosial, ilmu politik, ilmu ekonomi dan ilmu hukum c. Level struktur, ilmu ekonomi, ilmu politik dan sejarah d. Level budaya, lebih dekat dengan antropologi

Metoda dalam Sosiologi

Metoda berarti cara, sedangkan metoda Sosiologi berarti cara kerja yang lazim dipergunakan dalam penelitian Sosiologi. Pada dasarnya terdapat dua metoda penelitian Sosiologi yang berangkat dari latar belakang pemikiran yang berbeda bahkan bertentangan dalam memahami realitas sosial Kedua metoda itu adalah metoda kualitatif dan kuantitatif. Secara sederhana pengertian metoda kualitatif adalah didasarkan pada mutu (kualitas), sedangkan kuantitatif berarti jumlah (kuantitas) Metoda kualitatif sering dipahami sebagai suatu cara penelitian dengan mengutamakan bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka/ukuran lain yg bersifat eksak, walaupun bahan-bahan itu tdpt dengan nyata dalam masyarakat. Metoda kualitatif kadangkala disebut juga dengan metoda naturalistik Metoda kualitatif didasarkan pada pertimbangan bahwa manusia tidak sama dengan benda. Manusia mempunyai hasrat, keinginan, pertimbangan dan emosi yang sangat berbeda dengan benda. Oleh sebab itu adalah keliru dengan menyamaratakan tingkah laku manusia dengan benda, sehingga tingkah laku manusia tidak dapat diukur Dengan demikian dalam metoda kualitatif ada kecenderungan untuk tidak menyamaratakan tingkah laku manusia karena masing-masing manusia itu unik. Keunikan tingkah laku manusia menjadikannya menarik untuk diteliti ahli Sosiologi. Berbeda dengan metoda kualitatif, maka dalam metoda kuantitatif sangat diutamakan bahan/keterangan dengan angka-angka sehingga realitas sosial itu dapat diukur dengan mempergunakan skala, indeks, tabel atau formulasi yang semuanya sedikit banyaknya mempergunakan perhitungan ilmu pasti dan matematika serta statistik. Angka-angka pengolahan data yang sedemikian tidak dapat dibantah lagi, asal data tersebut diperoleh dengan instrumen (alat) penelitian yang dapat dijamin validitasnya (keabsahannya).

Metoda kuantitatif (sering disebut juga dengan metoda positivistik) semula dipergunakan dalam penelitian natural sciences, akan tetapi kemudian dipergunakan juga dalam penelitian social sciences. Mengapa .?

Karena pada awalnya ada tarikan untuk mendapatkan pengakuan terhadap keberadaan Sosiologi, maka para ahli Sosiologi juga berusaha untuk meyakinkan pihak lain dengan juga mempergunakan metoda kuantitatif, karena dianggap lebih ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Namun dalam perjalanannya ternyata kedua metoda ini dipakai secara bersamaan, karena keduanya bersifat saling melengkapi dan bukan untuk dipertentangkan. Metoda manakah yang paling cocok dalam penelitian Sosiologi ? Masing-masing metoda mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan metoda kualitatif di antaranya adalah mampu mengetahui lebih jauh tentang pendapat dari para informan yang mereka teliti, karena ada kemungkinan dilakukannya wawancara mendalam, seperti ingin mengetahui ada apa dibalik alasan suatu tindakan.

Adapun kelemahannya antara lain tidak ada skala/indikator yang tepat untuk menentukan ukuran dari suatu tindakan sosial itu.

Sebaliknya, yang menjadi kekurangan dalam metoda penelitian kualitatif adalah menjadi kelebihan dalam metoda penelitian kuantitatif. Tabel Komparatif Kualitatif dengan Kuantitatif Kualitatif Kuantitatif Umum, fleksibel, berkembang Spesifik, jelas, terperinci, sesuai kondisi lapangan, ditentukan secara mantap tampil dalam proses penelitian sejak awal, menjadi pegangan setiap tahap penelitian Tujuan Memperoleh makna, pema Menunjukkan hubungan haman (verstehen), mengem antara variabel, menguji bangkan teori, teori, mendapatkan menggambarkan kerumitan generalisasi sehingga ada realitas prediksi Teknik Peneliti Observasi, wawancara terbuka Eksperimen, survai, observasi Instrumen Peneliti sebagai instrumen Kartu test, angket, Penelitian (human instrument), buku wawancara, skala, catatan, tape record komputer dan kalkulator Sifat dan Asal Deskriptif, dokumen pribadi, Kuantitatif, hasil Data catatan lapangan, hasil pengukuran berda sarkan wawancara variabel yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrumen Sampel Kecil, tidak representatif, Besar, representatif, purposive sedapat mungkin random Kriteria Disain

Analisis Hubungan informan responden

Terus menerus sejak awal sampai akhir, induktif, mencari pola, model, tema Dengan informan akrab, / empati, kedudukan sama, setaraf, jangka lama

Usulan disain Singkat, literatur sedikit, penelitian pendekatan umum, masalah yang diduga relevan saja, tidak ada hipotesis, fokus penelitian sering ditulis setelah ada data yang dikumpulkan dari lapangan

Pada tahap akhir setelah pengumpulan data selesai, deduktif statistik Dgn responden berjarak, sering tanpa kontak langsung, hub formal an tara peneliti dg subyek, jangka pndek Luas dan terperinci, banyak literatur relevan, prosedur spesifik dan terperinci tahap, masalah diuraikan/ ditujukan pada fokus tertentu, hipotesis dirumuskan sejak awal, rinci, dan lengkap sebelum ke lapangan

Sumber : Nasution, 1988 dengan modifikasi Instrumen penelitian : a. wawancara (interview) ; berhadap-hadapannya antara peneliti dengan yang dimintai keterangan. Wawancara dapat berbentuk tidak tersusun, tersusun dan wawancara mendalam (indepth interview) b. daftar pertanyaan (kuesioner) : yaitu suatu angket pertanyaan yang tersusun secara sistematis sesuai dengan permasalahan penelitian yang diberikan kepada responden. Kuesioner ini dapat bersifat tertutup, terbuka dan gabungan c. observasi : peneliti ikut serta dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok sosial yang sedang diselidikinya. Observasi ada empat macam : 1. observasi partisipasi ciri-cirinya : peneliti tidak memberi tahu kepada obyek sengaja menyembunyikan bahwa kehadirannya untuk meneliti berlangsung dalam waktu relatif lama 2. participant as observer : beda dengan yang pertama adalah peneliti memberi tahu maksud maksudnya kepada obyeknya 3. observes as participant penelitian yang hanya berlangsung sekali kunjungan (dalam waktu yang relatif singkat/kurang dari dua minggu) oleh sebab itu perlu perencanaan yang sangat terperinci tentang segala sesuatu yang akan diteliti 4. complete observer: peneliti tidak berpartisipasi tapi menempatkan diri sebagai orang luar terhadap obyek subjek yang diteliti tidak sadar sedang diteliti induktif : memahami suatu gejala khusus untuk mendapatkan kaedah yang berlaku dalam hal yang lebih luas

deduktif ; mulai dari kaedah yang dianggap berlaku umum untuk dipelajari dalam keadaan khusus

PROSES SOSIAL Dalam Sosiologi ada dua aspek yang dibahas yaitu : aspek statis (tetap) seperti struktur sosial, dan lembaga sosial; dan aspek dinamis (bergerak) seperti perubahan sosial dan proses sosial Proses sosial : cara berhubungan yang nampak apabila adanya saling bertemu antara orang dengan orang, orang dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Bahkan ada yang lebih berat lagi mendefinisikan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari proses sosial karena dari proses sosial lah dapat dipahami prilaku orang/kelompok. Tentu saja pendapat ini mendapat kritik dari banyak ahli Sosiologi sendiri, karena dianggap pendapat itu menyempitkan pengertian Sosiologi Dalam proses sosial terdapat banyak hal, tetapi interaksi sosial merupakan faktor utamanya, atau bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, karena interaksi sosial : a. syarat utama terjadinya proses sosial b. bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentuk khusus interaksi sosial Apabila dua orang bertemu, saling menegur, berjabat tangan, berbicara atau malah berkelahi, maka telah terjadi interaksi sosial Bagaimana dengan sapu tangan yang dijatuhkan ? atau melempar batu ke kolam ? Interaksi sosial merupakan kunci dari kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan Bagaimana pentingnya interaksi sosial dapat diuji dari kehidupan yang terasing. Contoh anak umur 5 tahun yang diasingkan sehingga tidak dapat berjalan, mendengar, bicara dan sebagainya Faktor penyebab terjadinya interaksi sosial : a. Imitasi = peniruan

(+) ; mendorong anggota masyarakat untuk patuh pada norma/kaedah yang berlaku. Contoh : cara makan, bicara dan sebagainya (-) : 1) Dapat saja yang ditiru adalah tingkah laku yang menyimpang 2). Mematikan kreatifitas b. Sugesti : adanya pandangan/sikap seseorang yang diterima oleh orang lain karena berasal dari orang berwibawa atau otoriter. Contoh air putih dapat mengobati pasien c. Identifikasi : kecenderungan/keinginan dalam diri seseorang untuk sama dengan orang lain. Identifikasi lebih mendalam dari pada imitasi, karena identifikasi dapat membentuk kepribadian seseorang. Contoh : anak balita mengidentifikasikan dirinya sebagai The Rock dalam smack down, remaja dengan Padi, Sheila on 7 dan lain-lain d. Simpati : tertarik pada pihak lain yang dilandasi oleh perasaan tertentu Ada banyak pendapat tentang pengelompokkan bentuk-bentuk interaksi sosial seperti dari Selo Soemardjan, Gillin and Gillin, dan Kimbal Young, namun yang dibahas adalah pendapat dari Soerjono Soekanto karena dianggap berhasil meramu berbagai bentuk interkasi yang ada dalam masyarakat. Bentuk-bentuk interaksi sosial terbagi dua : assosiatif (kerja sama, akomodasi & asimilasi); disassosiatif (persaingan, contravention & pertentangan/konflik) Kerja sama, terjadi karena adanya kepentingan yang sama; terbagi dalam : a). bargaining, kepentingan yang sama itu disepakati atas dasar tawar menawar seperti, jual beli, kontrak pemain sepak bola profesional dan sebagainya, b). cooptation : penerimaan unsur baru, c). coalition : gabungan beberapa kelompok untuk mencapai tujuan bersama Akomodasi adalah usaha untuk meredakan suatu pertentangan untuk mencapai kestabilan. Akomodasi hampir mirip dengan adaptasi dalam biologi. Akomodasi = cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan. Akomodasi terbagi dalam : 1. coercion, dilakukan secara paksa, karena adanya pihak yang lemah 2. compromise, usaha untuk mengurangi tuntutan agar masalah dapat diselesaikan 3. arbitration = wasit : cara mencapai kompromi dengan memilih pihak ketiga karena tidak sanggup pihak-pihak tersebut untuk mencapai kesepakatan. Putusan dari wasit wajib dipatuhi 4. mediation = penengah :bersifat netral, penasehat tidak memberi keputusan 5. conciliation, mempertemukan keinginan pihak yang berselisih dengan saling mendengarkan keluhan, ketidaksenangan dan sebagainya dari pihak lain 6. tolerantion, menghindarkan diri dari perselisihan dengan menarik diri dari sebagian tuntutan 7. stalemate, karena adanya kekuatan yang seimbang sehingga perselisihan berhenti pada satu titik yang tidak mungkin dilanjutkan atau dimundurkan. 8. adjudication, putusan atas perselisihan melalui pengadilan Asimilasi : usaha untuk mengurangi tuntutan dan mempertinggi kesatuan Ketiga bentuk interaksi sosial (kerja sama, akomodasi dan asimilasi) di atas adalah bentuk interaksi sosial yang asosiatif, sedangkan bentuk interaksi sosial yang disasosiatif (persaingan, contravention dan pertentangan/konflik) akan dijelaskan sebagai berikut Persaingan (competition) : mencari keuntungan tanpa menggunakan ancaman. Persaingan yang sehat menumbuhkan kreatifitas, sedangkan persaingan yang negatif dapat menimbulkan masalah seperti persaingan dagang, pemilihan kepala daerah, budaya, mencapai kedudukan/peranan tertentu dan sebagainya

Contravention : berada antara persaingan dengan pertentangan. Contravention adalah berada dalam keadaan ketidakpastian/perasaan tidak suka yang disembunyikan. Contohnya : contravention antara anak muda dengan orang yang lebih tua, ketahuan adik yang merokok untuk pertama kali padahal belum cukup umur, menyetop bis kota dengan pukulan keras Pertentangan/Konflik : usaha untuk memenuhi tujuan dengan cara menantang pihak lawan yang dengan disertai ancaman/kekerasan. Contoh : perang

Lembaga / Pranata / Institusi Sosial

Pengertian lembaga sosial berbeda dengan lemhanas, itb, atau sejenisnya. Pengertian lembaga dalam sosiologi berarti sistem tingkah laku yang berisi norma, peran dan status dalam bentuk pattern of behaviour menjadi perhatian struktur sosial (aspek statis) Sosiologi. Apa yang dimaksud dg norma, peran dan status ?

Norma adalah nilai tentang baik buruk yang berlaku pada suatu masyarakat. Walaupun terdapat variasi tentang norma, namun pada umumnya terdapat norma universal yang berlaku pada seluruh masyarakat umpamanya tentang pembunuhan, pencurian dan kematian Peran adalah harapan masyarakat terhadap pemilik suatu status utama seseorang. Sedangkan status adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status tidak hanya satu, tetapi ada beberapa buah. Contoh : saudara berstatus sebagai mahasiswa di kampus, selain itu berstatus sebagai adik/kakak di antara anak-anak orang tua, berstatus sebagai anak dari orang tua, berstatus sebagai alumni dari sekolah sdr sebelumnya dan sebagainya. Sebagai mahasiswa, adik/kakak, anak dan alumni, sdr diharapkan untuk bertingkah laku sebagaimana status sdr tersebut. Harapan masyarakat terhadap pemegang status itulah yang disebut dengan peran. Jadi sebagai mahasiswa, sdr diharapkan bertingkah laku demikian, bukan seperti anak SMU kelas 4, apalagi sebagai anak SLTP Secara ringkas dapat dikatakan bahwa ada lima institusi sosial yang besar dalam masyarakat yaitu: keluarga, agama, pendidikan, politik dan ekonomi Fungsi institusi adalah sebagai berikut : 1. memberi pedoman bagi anggota masyarakat seharusnya bertingkah laku

2.

menjaga

keutuhan

masyarakat

sehingga

anggotanya

itu

berlangsung

sebagaimana norma yang ada 3. supaya individu terawasi sehingga berlakunya kontrol sosial secara preventif (mencegah), represif (memberlakukan sanksi), rehabilitasi (penyembuhan) Dengan demikian, norma menjadi indikator penting dalam lembaga sosial Proses pertumbuhan lembaga sosial, bila dilihat dari norma yang lemah sampai yang kuat :a.

Cara/Usage :suatu bentuk perbuatan yang norma pengawasnya paling lemah. Contoh : cara makan (pakai sendok/tanpa sendok), cara berpakaian (ketat/longgar) dan sebagainya

b.

Kebiasaan/Folkways : menunjuk pada perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama. Contoh : kebiasaan mengundur-undur kerja, kebiasaan malas, kebiasaan tidur pagi dan sebagainya

c.

Tata Kelakuan/Mores : aturan yang memaksa atau melarang anggota masyarakat yang disertai dengan sanksi yang lebih keras dari pada kebiasaan. Contoh : rambu-rambu lalu lintas, wajib helm, dan sebagainya

d.

Adat Istiadat/Custom : Tata kelakuan yang kuat daya integrasinya dan relatif kekal sifatnya. Contoh : perbedaan perlakuan bagi pembunuh di Mentawai. Bagi penduduk asli, pembunuh dikenai sanksi membayar denda beberapa ratus ekor babi dan akan dikucilkan dalam masyarakat, tapi menurut hukum formal, mereka dipenjarakan, namun diberi makan, kamar, WC, penerangan dengan listrik, kesempatan nonton TV, menelpon dan menaiki mobil. Manakah yang lebih berat bagi mereka ?

Mahasiswa FISIP Unand yang cenderung memakai sandal (jepit atau gunung) dan berkaos oblong termasuk kategori yang mana ? Institusi sosial dikembangkan dalam masyarakat melalui proses institusionalisasi yaitu proses pemantapan keteraturan dan pola-pola tertentu yang akan diberi sanksi bagi pelanggarnya.

Hasil dari institusionalisasi adalah internalized (mendarah daging). Bila telah mendarah daging, tidak perlu lagi ditimbulkan perasaan takut terhadap sanksi dan merupakan tahap yang paling tinggi dalam ketaatan terhadap norma.

Sebagaimana amalan seorang anak manusia (dalam Islam) apakah taraf budak, saudagar atau hamba yang merdeka ? Proses menuju institusionalisasi terjadi melalui :

a.

Sosialisasi, berbeda pengertiannya dengan pengertian sehari-hari, seperti sosialisasi tentang perda PEKAT. Sosialisasi dalam pengertian itu berarti mengkomunikasikan tentang Perda PEKAT. Namun sosialisasi berarti penurunan nilai-nilai dari anggota masyarakat yang lebih tua kepada yang lebih muda (bayi menerima ajaran dari yang lebih tua darinya). Contoh : menyetop angkot, beri salam, menunjuk dengan telunjuk, ibu jari, bibir dsb.

b.

Enkulturasi : yaitu proses bercampurnya dua atau lebih unsur kebudayaan yang berbeda di suatu daerah

Kontrol Sosial dilakukan dengan cara :a.

Sosialisasi, yang akan membentuk cara, kebiasaan, tata kelakuan dan adat istiadat. Seandainya kita harus memutuskan apa dan bagaimana kita melakukan setiap kegiatan, maka tidak banyak yang akan masuk kuliah (anggota masyarakat disosialisasikan dengan hal yang relatif sama). Anggota masyarakat yang menginternalisasi suatu nilai secara penuh akan menerapkan nilai tersebut, meskipun tak seorangpun mengawasinya. Contoh: menyontek waktu UAS/UTS

b.

Tekanan Sosial : Ada kecenderungan untuk menyesuaikan diri dalam bentuk akomodasi dengan sikap kelompok. Contoh pendeta pada gereja Katolik di Perancis yang ditugaskan untuk membina pekerja Marxist. Tapi setelah 10 tahun bekerja, ternyata pekerja tersebut yang mewarnai pendeta, sehingga program tersebut ditiadakan Anggota baru suatu kelompok lebih berhati-hati dalam menyesuaikan diri, dan biasanya jauh lebih setia dari pada anggota lama. Contoh : mualaf yang betul-betul masuk Islam lebih mendalam mempelajarinya dari pada penganut sejak lahir, sehingga membuat malu anggota lama.

Bila ada satu anggota yang salah, maka seluruhnya diberi sanksi Melalui kekuatan, melalui peraturan formal dan hukum, terutama pada masyarakat yang besar dan agak kompleks

c.

Stratifikasi Sosial Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa setiap warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan. Tapi apakah benar demikian faktanya ? Mahasiswa tidak akan menyapa dengan cara yang sama antara seorang Rektor dengan seorang cleaning service atau anak gadis siapa yang dianggap pantas untuk ditemani oleh anak laki-laki mereka ? Pada banyak kejadian terlihat bahwa ada terjadi perbedaan-perbedaan dalam masyarakat manapun di dunia ini sepanjang zaman, bahkan di akhirat. Bukan hanya di neraka tapi juga di surga. Bagaimana stratifikasi dalam Islam ? Berbagai bukti terlihat seperti kasus pelaku jambret yang dibakar, sementara koruptor milyaran rupiah bebas, walau telah divonis pengadilan. Bangunan kuburanpun terlihat perbedaan antara keluarga kaya dengan yang miskin. Begitu halnya dengan sistem komunis, dan lebih kentara lagi pada masyarakat kapitalis Stratifikasi sosial akan diketahui bagaimana masyarakat itu terdiri dari berbagai lapisan (strata). Stratifikasi berasal dari kata stratum, yang lazim dipakai oleh ahli geologi untuk menggambarkan adanya lapisan-lapisan bumi ini. Istilah ini kemudian diadopsi oleh ahli Sosiologi untuk menggambarkan adanya lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat. Stratifikasi sosial merupakan salah satu pisau analisis dalam Sosiologi yang dapat membantu untuk memahami masyarakat, terutama pada masyarakat yang lebih heterogen dan perkotaan. Apa dasar penyebab terjadinya stratifikasi sosial itu ? ada tiga penyebab terjadinya yaitu : (a) adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat itu melebihi dari yang lain, (b). semakin banyak sesuatu yang dihargai itu dimiliki, maka akan semakin tinggi pula strata seseorang tersebut, (c). pada masyarakat yang kompleks, sistem stratifikasi sosialnya juga akan semakin kompleks. Menurut Pittirim A. Sorokin, stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat. Adanya stratifikasi sosial dapat terjadi dengan sendirinya, namun ada pula yang yang sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan tertentu. Stratifikasi yang terjadi dengan sendirinya adalah tingkat

umur (senioritas); sedangkan stratifikasi sosial yang sengaja disusun terlihat dari organisasi formal seperti dalam pemerintahan Stratifikasi sosial dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Stratifikasi sosial tertutup dibatasi kemungkinan seseorang untuk berpindah secara vertikal dan horizontal. Satusatu cara untuk berpindah strata adalah melalui kelahiran atau melalui kasta sebagaimana yang terjadi di India (bagaimana dengan gelar Sidi, Sutan dan Bagindo di Pariaman ?) atau apartheid di USA dan kasta dalam Hindu Bali ? Stratifikasi sosial terbuka, setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berpindah strata antar kelompok. Perpindahan strata itu dapat terjadi karena kepintaran dan keberuntungannya sehingga menapaki strata atas, namun sebaliknya dapat terjadi anggota masyarakat itu mengalami penurunan strata seperti pedagang Pasar Tanah Abang Jakarta yang bangkrut karena terbakar. Mahasiswa semester awal di Amerika Serikat akan membagi kelompok masyarakat itu ke dalam tiga yaitu : atas, menengah dan bawah. Namun mahasiswa semester yang lebih tinggi merasa bahwa pembagian tersebut tidak cukup, sehingga menggelompokkan masyarakat itu ke dalam 6 kelompok yaitu : a. kelas atas -- lapisan atas (upper-upper class) mencakup keluarga kaya lama, sehingga tidak lagi bisa diingat kapan/bagaimana cara memperolehnya b. kelas atas --- lapisan bawah (lower-upper class) mungkin punya jumlah uang sama, tp belum lama memilikinya dan keluarganya belum berpengaruh c. kelas menengah -- lapisan atas (upper-middle class) pengusaha/profesional berhasil, berlatar belakang keluarga baik dengan penghasilan sehat. d. Kelas menengah lapisan bawah (lower-middle class): juru tulis, pegawai kantor, tenaga semi profesional, supervisor & pengrajin terkemuka e. Kelas rendah -- lapisan atas (upper lower class) sebagian pekerja tetap f. Kelas rendah -- lapisan bawah (lower-lower class): pekerja tidak tetap, penganggur, buruh musiman, & yg slalu trgntung pd tunjangan pengangguran Ukuran-ukuran stratifikasi sosial itu dapat dikelompokkan menjadi : (a) Kekayaan, (b) Pekerjaan, (c) Pendidikan, (d) Militer, dan (e) Keturunan Kekayaan : stratifikasi sosial = cara hidup, & kekayaan berperan mnentukany. Diperlukan byk sekali kekayaan unt dpt hidup menurut cara hidup kelas atas. Meskipun begitu, jumlah kekayaan tidak menjamin segera mndapatkn status atas,krn unt dpt mmiliki sikap, perasaan, dan reaksi atas diperlukan waktu lama. Jika seseorang tidak dilahirkan dlm kultur kelas atas, maka dipastikan bhw sekali2 ia akan melakukan kekeliruan, dan itu akan menyingkap sikap kampungannya yang asli, yg tergambar dlm pemilihan kata2, sikap yg tdk sesuai Kekayaan memiliki makna halus spti bila dari investasi lebih bernilai dari tunjangan pensiunan, dri kerja profesional lebih dri upah pekerja kasar. Sumber & jenis pghasiln sesorg mgambarkan ttg ltr blkg keluarga & kmungkin cara hidup Pekerjaan : Jenis pekerjaan ttentu lebih terhormat dari lainnya. Orang Cina klasik sgt mghormati ilmuwan & mmandang rendah tentara, sdgkn Nazi Jerman sebaliknya. Mengapa hal itu terjadi (pekerjaan tertentu lebih rendah/tinggi

dari yg lainnya) ? Karena jenis2 pekerjaan yg berprestise lebih tinggi memberi penghasilan yang lebih tinggi juga, memerlukan pendidikan yang lebih tinggi Jika diketahui pekerjaan ssorg, mk dpt diduga pendidikan, standar hidup, teman sejawat, jam kerja, & kebiasan sehari2, selera baca, tempat rekreasi, standar moral. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Sehingga pekerjaanpun merupakan indikator terbaik menentukan kelas seseorang Pendidikan : Pendidikan mempengaruhi stratifikasi sosial karena : (a) pendidikan tinggi memerlukan uang dan motivasi, (b) jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi stratifikasi seseorang. Pendidikan bukan cuma memberi keterampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, etika, cara berbicara, dan hampir perubahan total dari sikap seseorang

Mobilitas Sosial

Para ahli sosiologi meneliti mobilitas sosial terutama untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang keluwesan struktur sosial suatu masyarakat. Sehingga dapat diketahui apa saja kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anggota masyarakat untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi Keinginan untuk mencapai status sosial dan penghasilan yang lebih tinggi dari pada apa yang pernah dicapai oleh orang tua seseorang merupakan impian setiap orang. Mobilitas sosial berarti sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu strata sosial ke strata sosial lainnya Pada masyarakat yang berstrata sosial terbuka, masyarakat nya memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sebaliknya masyarakat yang berstrata sosial tertutup akan memiliki mobilitas sosial yang rendah Dalam dunia modern, diupayakan agar dapat meningkatkan mobilitas sosial karena : (a) akan membuat orang lebih bahagia, (b) memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan yang lebih cocok dengan diri mereka Mobilitas sosial dapat terjadi pada tingkat individu dan kelompok. Kedua tipe mobilitas sosial tersebut dapat terjadi secara bersamaan Mobilitas sosial dapat berlangsung dua arah (mencapai status sosial yang lebih tinggi atau mengalami kegagalan dalam meningkatkan statusnya) Keuntungan mobilitas sosial : (a) bagian dari etos demokrasi karena mobilitas merupakan sesuatu yang baik, (b) tidak dibatasi perkembangan seseorang, dan (c) dapat memberdayakan seseorang sesuai dengan kecakapannya, serta (d) dapat diisi jabatan orang yang paling ahli sekalipun Kerugian mobilitas : (a) tidak semua harapan-harapan tersebut dapat terpenuhi sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan, stres, dan gangguan kejiwaan lainnya, (b) pada masyarakat tradisional, status seseorang telah diarahkan, sehingga menciptakan tidak banyak harapan, (c) penurunan status seiring dengan penurunan mobilitas sosial seseorang sehingga mengakibatkan kecemasan (post power syndrome), (d) keretakan hubungan pada kelompok primer terjadi bila ada peningkatan mobilitas, karena lenyapnya ikatan sosial yang sudah terjalin lama. Tingkat mobilitas sosial seseorang ditentukan oleh : (a) struktur, (b) individu

Struktur terbagi lagi menjadi : (a) pekerjaan (jumlah tenaga kerja yang diserap sektor yang ada, apakah pertanian, industri dan sebagainya), (b) perbedaan fertilitas (orang kaya semakin kaya, sementara orang miskin makin banyak anak). Ada hubungan antara penambahan jenis pekerjaan yang berstatus tinggi dengan tingkat kelahiran yang rendah. (c) ekonomi ganda, yaitu kondisi yang berkembang karena ada dua tipe ekonomi suatu negara, pertama tradisional (mengkonsumsi kebayakan produksi mereka dan menjual sebagian kecil produksinya ke pasar), modern (semua produksi untuk dipasarkan). Mobilitas dalam dengan sistem ekonomi modern mengakibatkan mobilitas sosial berlangsung lebih cepat, sementara dengan sistem tradisional akan mengalami stagnasi bahkan penurunan, (d) adanya undang-undang anti diskriminsi, dan (e) adanya pelatihan kerja yang disiapkan oleh pemerintah Sedangkan faktor individu, merupakan faktor yang lebih berpengaruh terhadap terjadinya mobilitas sosial seseorang dari pada faktor struktur, yang meliputi : (a) perbedaan kemampuan, yang lebih cakap biasanya memperoleh penghasilan yang lebih besar dari yang lain, (b) kemujurannya. Perbedaan kemampuan juga perlu dipertanyakan. Apa itu kemampuan ? bagaimana mengukurnya ? dan sejauh mana kemampun tersebut dapat menunjang mobilitas. Perbedaan kemampuan ditentukan oleh : (a) pendidikan merupakan tangga mobilitas yang utama, (b) kebiasaan kerja, meskipun kerja keras tidak menjamin seseorang mengalami peningkatan mobilitas, namun tidak banyak orang dapat mengalaminya tanpa kerja keras, (c) pola penundaan kesenangan untuk sementara waktu untuk mencapai kesenangan tertentu di masa depan. Contohnya menabung, berhemat dan menahan selera, (d) kemampuan cara bermain termasuk dalam hal ini seni menampilkan diri, bersikap di hadapan pegawai perusahan bagian pengrekrutan pegawai baru, kesanggupan bekerja sama dan memberi kesan baik Faktor kemujuran, banyak yang benar-benar bekerja keras dan memenuhi segala persyaratan, namun gagal, sebaliknya keberhasilan kadangkala jatuh ke tangan orang lain Siapapun yang ingin membuktikan bahwa kehidupan ini selalu adil, systemic, akan mengalami kesulitan Faktor kemujuran tidak mungkin dapat diukur dan merupakan alasan umum bagi suatu kegagalan, namun kemujuran tetap tidak dapat dipungkiri sebagai suatu faktor dalam mobilitas

INTEGRASI SOSIAL DAN KONFLIK Konflik mempunyai hubungan erat dengan integrasi, karena proses integrasi sosial sekaligus merupakan proses disintegrasi Makin tinggi tingkat konflik yang terjadi dalam suatu kelompok, makin besar gaya sentripugalnya sehingga semakin kecil derajat integrasi sosial suatu kelompok, sebaliknya semakin besar permusuhan terhadap kelompok luar, maka akan semakin besar daya integrasi sosial suatu masyarakat Konflik terjadi melalui fase disorganisasi dan fase disintegrasi. Fase disorganisasi terjadi apabila terdapat perbedaan yang besar antara tujuan kelompok dengan pelaksanaan tujuan Sedangkan fase disintegrasi ditandai oleh adanya : a. Ketidaksepahaman anggota kelompok tentang tujuan masyarakat yang semula menjadi acuan kelompok b. Norma sosial tidak kondusif untuk mencapai tujuan yang telah disepakati c. Terjadinya pertentangan norma dalam kelompok yang dihayati oleh masyarakat (kasus Inul vs. Rhoma) d. Sanksi sosial telah melemah bahkan tidak dilaksanakan secara konsekwen e. Akhirnya, prilaku anggota masyarakat telah bertentangan dengan norma kelompok Integrasi sosial sebagai sebuah proses melalui beberapa tahap yaitu : a. Akomodasi b. Kerja sama c. Koordinasi d. Asimilasi

Integrasi sosial sebagai salah satu proses dan merupakan hasil kehidupan sosial merupakan alat yang bertujuan untuk mengadakan suatu keadaan budaya yang homogen, sehingga kelangsungan kehidupan kelompok dapat terjamin KONFLIK, dapat menetapkan dan menjaga garis batas antara dua atau lebih kelompok. Konflik antar kelompok dapat memperkuat kembali identitas kelompok dan melindunginya agar tidak lebur ke dalam dunia sosial sekelilingnya Konflik yang sedang berlangsung dengan out groups dapat memperkuat identitas

para anggota kelompok (in groups) Katup penyelamat (safety valve) adalah salah satu mekanisme khusus yang dapat

dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik sosial yang lebih besar Konsep katup penyelamat ini dikemukakan oleh Lewis Coser, yang menurutnya, katup penyelamat membiarkan luapan permusuhan tersalur tanpa menghancurkan seluruh struktur sosial yang ada. Dengan demikian katup penyelamat berfungsi sebagai jalan keluar yang meredakan permusuhan yang tanpa itu hubungan-hubungan di antara pihak-pihak yang bertentangan akan semakin tajam. Dengan adanya katup penyelamat dimungkinkan mengungkapkan rasa tidak puas, keluhan, kegerahan dari suatu kelompok masyarakat Lembaga safety valve tidak direncanakan atau ditujukan untuk menghasilkan

perubahan struktur. Akibatnya masalah dasar yang mendasari konflik tersebut tidak terpecahkan. Komnas HAM, Lembaga Anti Korupsi dan Panitia Perselisihan Buruh merupakan beberapa contoh Melalui safety valve permusuhan dihambat agar tidak berpaling ke arah yang lebih

rawan, menciptakan kemungkinan tumbuhnya ledakan-ledakan desktruktif Selain itu konflik juga dapat dibagi-bagi menjadi beberapa macam yaitu : a. Konflik Realistis dan Non Realistis. Konflik realistis berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan yang ditujukan pada obyek yang mengecewakan tersebut. Sedangkan konflik non realistis berarti ditujukan kepada pihak-pihak yang bertentangan, namun tidak ditujukan secara langsung kepada pihak tersebut. Contoh konflik non realistis adalah pembalasan dendam secara ilmu gaib, dimunculkannya berbagai prasangka, kambing hitam dan lain-lain b. Konflik latent (tersembunyi) dan manifest (diwujudkan)

INTERGRASI SOSIAL DAN KONFLIK (lanjutan) Pada pertemuan sebelumnya telah dibahas tentang perspektif konflik, bentuk interaksi sosial disassosiatif (konflik). Diskusi antara konflik dengan integrasi sosial sebenarnya merupakan diskusi antara perspektif fungsional dengan konflik Dengan demikian, maka penjelasan tentang bentuk konflik dan integrasi sosial dapat didekati dari perspektif fungsional dan konflik. Perspektif fungsional membahas integrasi sosial, maka perspektif konflik membahas tentang konflik. Makin tinggi tingkat konflik yang terjadi dalam suatu kelompok, makin besar gaya sentripugalnya sehingga semakin kecil derajat integrasi sosial suatu kelompok Oleh sebab itu, akan dijelaskan tentang konflik dan integrasi sosial secara empiris dari kilas balik sejarah perjuangan masyarakat dan negara Indonesia. Bagaimana jargon/semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam konstelasi sosial politik Indonesia kontemporer ? Sesungguhnya semboyan itu masih merupakan suatu cita-cita yang masih harus diperjuangkan oleh segenap bangsa Indonesia, dari pad suatu fakta yang benar-benar hidup dalam masyarakat Indonesia. Terasa gagasan tentang persatuan itu muncul setiap kali bangsa Indonesia sedang diancam oleh pertentangan-pertentangan pendapat (ingat wacana Amien Rais tentang Negara Federal ?) Masalah konflik dan integrasi sosial bukan hanya masalah ketika Indonesia diawal kemerdekaannya, tapi juga masalah yang perlu mendapat perhatian sekarang (ada penelitian tentang prejudice tertentu terhadap suku bangsa tertentu di Indonesia) Masalah ini masih rawan di masa depan, walau telah ada usaha untuk menekan konflik dalam bentuk SARA (Suku, Agama dan Ras). Konflik pada hakekatnya melekat pada setiap masyarakat, dan oleh karena itu juga melekat pada setiap bangsa tanpa terkecuali Bila kita kembali menjemput yang tertinggal dari dua perspektif yang telah dijelaskan itu (fungsionalis dan konflik). Diharapkan dengan mensintesiskan kedua perspektif tersebut lebih menguntungkan dari pada menggunakan salah satu dari di antara keduanya (apakah konflik saja atau integrasi sosial saja) Dalam struktur sosial masyarakat Indonesia ditandai oleh dua ciri yang unik, yaitu secara horizontal adanya perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, adat dan kedaerahan. Sedangkan secara vertikal terdapat jurang yang tajam antara yang berada (the have) dengan lapisan bawah yang tajam (the have not).

Perbedaan-perbedaan horizontal tersebut merupakan ciri masyarakat Indonesia majemuk (plural societies), suatu istilah yang pertama kali dikemukakan oleh Furnivall. Menurutnya suatu masyarakat majemuk terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa adanya pembauran satu dengan lainnya dalam suatu kesatuan (sosial, politik, ekonomi), tanpa loyalitas terhadap masyarakat secara keseluruhan, tanpa homogenitas kebudayaan. Akibat dari masyarakat yang majemuk ini adalah tidak berkembangnya nilai-nilai atau konsensus yang telah disepakati (contoh; lain dalam rapat lain lagi di luar rapat), sering timbul konflik, kurang integrasi sosial. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya masyarakat majemuk tersebut : Kondisi geografis yang membagi wilayah Indonesia yang mengakibatkan isolasi antara satu suku dengan suku lainnya. Terdapatnya kurang lebih 300 suku bangsa yang masing-masing memiliki bahasa dan identitas kultural yang berbeda (Hildred Geertz). Terletak di antara dua Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik yang sangat mempenagruhi pluralitas agama dan kebudayaan bangsa lain melalui para pedagang. Perbedaan iklim, struktur dan kesuburan tanah, serta curah hujan Secara vertikal, struktur sosial masyarakat Indonesia, terlihat dari semakin melebarnya jurang perbedaan berdasarkan kekuatan politik dan kekayaan, yang diperkuat oleh pertumbuhan sektor ekonomi modern beserta organisasi administrasinya. Secara ekonomi, akibatnya terlihat dari perwatakan sektor ekonomi yaitu di satu sektor berwatak modern yang secara komersial lebih canggih (sophisticated), banyak bersentuhan dengan lalu lintas perdagangan internasional, sangat profit oriented, berada di perkotaan yang umumnya dikuasai oleh segelintir orang. Berhadapan dan terpisah, dijumpai struktur ekonomi perdesaan yang bersifat tradisional, konservatif, ditandai oleh motif-motif untuk mencari kedamaian (ke pasar bukan untuk berdagang tapi menghilangkan kejenuhan), tidak terlalu berminat mencari untung sebesar-besarnya. Dengan demikian akan saling berhadapan antara sedikit orang dengan ciri-ciri penuh aspirasi, relatif kaya, berpendidikan serta berpengaruh dan tinggal di perkotaan DENGAN orang desa yang kurang bergairah/bergizi, melarat, kurang berpendidikan serta tidak berdaya.

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan yang dapat berupa perubahan yang tidak mencolok, terbatas/luas, cepat /lambat. Semua studi tentang perubahan sosial budaya mencakup rentang waktu tertentu yang lazim dikatakan dengan before-after study. Meneliti suatu kurun waktu tertentu dan kemudian memperbandingkannya. Tidak ada masyarakat yang statis saja perkembangannya, karena tidak ada masyarakat berhenti pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Perubahan sosial budaya dapat terjadi dalam bentuk perubahan nilai, norma, pola prilaku, stratifikasi, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Karena demikian luasnya bidang kajian yang dapat dicakup dalam perubahan sosial budaya, maka sangat penting terlebih dahulu dibatasi/ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya Berbagai definisi yang dikemukakan oleh berbagai ahli tentang perubahan sosial. Beberapa di antaranya ahli asing seperti William F. Ogburn, Mac Iver, Gillin and Gillin, namun untuk memahami tentang perubahan sosial budaya ini akan dijelaskan definsinya sebagaimana yang dikemukakan oleh Selo Soemardjan Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga sosial yang mempengaruhi sistem sosialnya yang termasuk di dalamnya nilai, sikap, dan pola prilaku di antara kelompok-kelompok masyarakat tersebut Di dalam berbagai teori mengenai perubahan dalam masyarakat sering dipersoalkan tentang perbedaan antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan. Perubahan itu tergantung dari adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan. Apabila perbedaan tersebut dapat dinyatakan, maka dengan sendirinya perbedaan antara perubahan sosial ataukah perubahan kebudayaan dapat diterangkan dengan jelas pula. Ada yang berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bahagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mencakup semua unsur kebudayaan (teknologi, filsafat, kesenian dan lain-lain) Namun ada juga berpendapat bahwa perubahan kebudayaan belum tentu berarti telah terjadi perubahan sosial (artinya : perubahan sosial lebih besar dari pada perubahan kebudayaan). Contohnya perubahan mode pakaian sebagai bagian dari perubahan kebudayaan tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial.

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari tidak mudah menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dengan perubahan kebudayaan, karena sukarnya memisahkan garis pemisah antara masyarakat dengan kebudayaan. Karena tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Sehingga walaupun secara teoritis dan analitis pemisahan antara pengertianpengertian tersebut dapat dirumuskan, namun dalam kehidupan nyata garis pemisah itu sukar dipertahankan Dengan demikian, dapat diketahui ciri-ciri dari perubahan sosial tersebut adalah sebagai berikut : Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya, masalahnya apakah perubahan tersebut berlangsung secara cepat atau lambat Perubahan yang terjadi akan diikuti oleh perubahan pada lembaga yang lainnya karena sifat lembaga sosial yang interdependent, maka sulit mengisolasi perubahan dan merupakan suatu mata rantai. Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara

Beberapa bentuk perubahan sosial adalah :

1. Cepat atau lambatnya perubahan sosial terbagi atas : A.Evolusi : ditandai oleh ciri-ciri (a) perlu waktu lama, (b) terjadi perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, (c) perubahan terjadi dengan sendirinya/tanpa rencana atau kehendak tertentu, (d) terjadi karena usaha untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru. Teori tentang Evolusi terbagi atas:

a.

Unilinear theories yang pokok-pokok pikirannya adalah manusia, masyarakat dan kebudayaan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu mulai dari tahap sederhana, kompleks dan pada akhirnya menjadi masyarakat yang sempurna.

b. c.

Universal theories : Perkembangan masyarakat tidak harus melalui tahap-tahap yang tetap Multilined theories : lebih menekankan pada satu tahap-tahap perkembangan tertentu saja.

Kritik terhadap teori evolusi adalah : (a) sulit menentukan apakah suatu masyarakat berkembang melalui tahap tertentu, (b) sukar untuk

memastikan bahwa tahap yang telah dicapai saat ini merupakan tahap terakhir, (c) sulit menentukan ke arah mana masyarakat akan berkembang secara pasti (lebih sempurna atau sebaliknya).