bahasa indonesia kls vii smt 2
TRANSCRIPT
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
KEGIATAN SISWA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
IND.VII.2.5.10
s.d.
IND.VII.2.8.18
KATA PENGANTAR Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SMP Terbuka, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah penyempurnaan modul sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Oleh karena itu Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama berupaya melakukan penyempurnaan modul SMP Terbuka agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat memenuhi kebutuhan siswa. Seiring dengan dinamika penyempurnaan tersebut, telah ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Kedua peraturan tersebut merupakan pedoman dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Modul sebagai sumber belajar utama dalam proses pembelajaran bagi siswa SMP Terbuka ini telah disusun sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pembahasannya modul ini telah mencakup seluruh Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mencapai standar kompetensi lulusan minimal tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan disempurnakannya modul SMP Terbuka ini diharapkan siswa memiliki kompetensi yang memadai sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Modul ini dapat juga digunakan sebagai sumber belajar bagi siswa SMP atau yang sederajat selain siswa SMP Terbuka. Mengingat Kurikulum yang digunakan dalam penulisan modul ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), diharapkan masukan dan saran dari lapangan untuk penyempurnaan baik isi maupun perwajahan modul ini di masa yang akan datang. Dalam Pelaksanaannya Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan sekolah dapat melakukan penambahan dan pengembangan sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Semoga modul ini dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga mutu pendidikan SMP Terbuka mengalami peningkatan sesuai dengan tuntutan jaman.
Jakarta, Juli 2011 Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Didik Suhardi, Ph. D. NIP. 19631203 198303 1 004
v
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ................................................................................................ v
Petunjuk Belajar ................................................................................................ vii
IND.VII.2.5.10 Wawancara dengan Pemusik ................................................... 1
IND.VII.2.5.11 Tokoh Idola ............................................................................. 15
IND.VII.2.5.12 Percakapan Melalui Telepon ................................................... 25
IND.VII.2.6.13 Polusi ...................................................................................... 37
IND.VII.2.6.14 Teks Wawancara ..................................................................... 49
IND.VII.2.7.15 Mengungkapkan Isi Puisi ........................................................ 63
IND.VII.2.7.16 Tokoh dan Latar ...................................................................... 73
IND.VII.2.8.17 Puisi Keindahan Alam ............................................................. 93
IND.VII.2.8.18 Menulis Kreatif Puisi .............................................................. 107
Kepustakaan ................................................................................................ 121
vii
PETUNJUK BELAJAR
Buku ini memuat 9 (sembilan) modul untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII
Semester 2. Modul ini harus Kamu pelajari dan selesaikan dalam jangka waktu satu
semester, baik melalui kegiatan belajar di TKB (Tempat Kegiatan Belajar) maupun belajar
di luar TKB.
Dalam mempelajari modul ini supaya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Belajar dengan modul keberhasilannya tergantung dari kedisiplinan dan ketekunan
Kamu dalam memahami dan mematuhi langkah-langkah belajarnya.
2. Belajar dengan modul dapat dilakukan secara mandiri atau kelompok, baik di TKB atau
di luar TKB.
3. Langkah-langkah yang perlu Kamu ikuti secara berurutan dalam mempelajari modul ini
adalah sebagai berikut :
a. Usahakan Kamu (bila memungkinkan) memiliki buku paket Bahasa Indonesia
Kelas VII sebagai bahan pengayaan atau pendalaman materi, karena dalam modul
ini diutamakan pada materi esensial/materi pokok/materi utama.
b. Baca dan pahami benar-benar tujuan yang terdapat pada modul ini. Perhatikan materi
pokoknya dan uraian materinya.
c. Bila dalam mempelajari materi tersebut mengalami kesulitan, diskusikan dengan
teman-teman yang lain. Dan bila inipun belum terpecahkan sebaiknya Kamu
tanyakan pada Guru Pamong di TKB atau tulis dalam format kesulitan dan tunjukkan
pada Guru bina pada waktu tatap muka.
d. Setelah Kamu merasa memahami materi pelajaran tersebut, kerjakan tugas-tugas
yang tercantum dalam modul ini, dalam lembar jawaban yang terpisah atau pada
buku tulis Kamu.
e. Periksalah hasil penyelesaian tugas tersebut melalui kunci yang tersedia. Dan bila
ada jawaban yang belum betul, pelajari sekali lagi materi yang bersangkutan. Bila
semua kegiatan dalam satu modul sudah dapat diselesaikan dengan baik Kamu
berhak mengikuti tes akhir modul yang diselenggarakan oleh Guru Bina atau Guru
Pamong.
f. Bila dalam tes akhir modul Kamu dapat mencapai nilai 6,5 Kamu dapat mempelajari
modul berikutnya.
4. Urutan kegiatan di atas harus ditaati, agar Kamu lebih berhasil mempelajari modul ini.
Selamat Belajar !
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
KEGIATAN SISWA
IND.VII.2.M.01 Wawancara dengan Pemusik
Penulis : Dra. Edy Warsih
Pengkaji Materi : Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
WAWANCARA DENGAN PEMUSIK
IND.VII.2.5.10
3
A. PENDAHULUAN
Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul-modul terdahulu tanpa
mengalami kesulitan. Acungan jempol patut disampaikan kepadamu. Kali ini, Kamu akan
melakukan pembelajaran tentang wawancara.
Standar kompetensi yang dituntut adalah agar Kamu mampu memahami wacana lisan
dalam kegiatan wawancara.
Modul ini terbagi dalam dua kegiatan pembelajaran. Waktu untuk menyelesaikan modul
ini adalah 4 x 40 menit. Gunakan waktu sebaik-baiknya agar hasil yang akan Kamu
peroleh benar-benar maksimal.
Apabila Kamu mendapat kesulitan dalam memahami modul ini, Kamu dapat berdiskusi
dengan teman-teman. Kamu bisa juga menanyakan kepada kakakmu di rumah atau
berdiskusi dengan guru pamong di TKB (Tempat Kegiatan Belajar).
Selamat belajar dan semoga sukses!
4
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1 : Simpulan Pikiran, Pendapat, dan Gagasan dalam Wawancara 1. Standar Kompetensi
Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara. 2. Kompetensi Dasar
Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang
disampaikan dalam wawancara.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu mendata pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan narasumber.
2. Mampu menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber.
3. Mampu menuliskan informasi yang diperoleh dari wawancara yang didengarkan ke
dalam beberapa kalimat.
4. Materi Pokok
Penyimpulan Pikiran, Pendapat, dan Gagasan dalam Wawancara.
5. Uraian Materi
Pernahkah Kamu mendengarkan sebuah wawancara baik di televisi, radio, maupun
secara langsung? Wawancara disebut juga interview. Wawancara adalah suatu cara
untuk mengumpulkan data atau informasi dengan cara mengajukan pertanyaan
langsung kepada narasumber atau informan. Narasumber bisa seorang pakar atau
seseorang yang mempunyai kewenangan dalam suatu bidang tertentu atau bisa pula
seorang tokoh masyarakat.
Nah, dalam pembelajaran ini, Kamu diharapkan menyimak baik-baik wawancara yang
diperdengarkan. Dalam menyimak hasil wawancara, agar informasi yang diterima tidak
menyimpang dari isi wawancara maka si pendengar harus mengetahui pokok-pokok
atau informasi yang diungkapkan.
Melalui kegiatan ini Kamu akan berlatih:
1. Mendata pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan narasumber.
2. Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan narasumber.
3. Menuliskan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara yang didengar ke dalam
beberapa kalimat.
Simaklah baik-baik petikan wawancara Dahono Fitrianto dan Ilham Khoiri dengan
Grup Band Radja yang diambil dari Harian Kompas tanggal 7 Januari 2007, yang telah
disarikan.
5
Radja dan Sukses Pop Komersil
Radja adalah fenomena. Berawal dengan terseok-seok dan diremehkan orang lain, kini
Radja telah menjadi band papan atas. Tak bisa dibantah, band yang dibentuk di
Jakarta, 17 Maret 2001 itu adalah grup terpopuler saat ini. Konsernya selalu dipadati
ribuan orang, tak peduli itu digelar di Senayan atau di Papua. Bagi para personel Radja, yakni Ian Kasela (vokal), Moldy (gitar), Indra (bass), dan
Seno (drum), sukses itu datang begitu tiba-tiba. Dua tahun lalu mereka masih ke sana-
ke mari naik angkot. Kini rumah mereka berada di kompleks perumahan mewah di
kawasan Cibubur dan mobil-mobil terbaru menjadi tunggangan harian mereka.
Bagaimana rasanya sukses? Ian : Yang pasti senang. Kita syukuri apa yang kita dapat. Sudah lebih dan yang
kita harapkan. Meski ukuran sukses itu sendiri relatif.
Indra : Yang paling menyenangkan, karya Radja sudah di dengar dan diterima
masyarakat. Itu luar biasa.
Ian : Saat kita manggung, 10.000 manusia berteriak histeris, menyanyikan lagu
Radja. Itu nikmatnya minta ampun. Rasanya merinding. Melihat semua
orang tangannya ke atas, loncat, bernyanyi. Wah!
Menyangka enggak bakal sukses seperti sekarang? Ian : Kami selama ini hanya berharap, berdo’a, dan berusaha. Ternyata do’a
dikabulkan Tuhan dan usaha kita berhasil. Kita tak menyangka. Mimpi telah
jadi nyata.
Moldy : Kami memang berawal dari mimpi. Mimpi itu do’a, semangat, dan
keyakinan.
Apa yang membuat Radja sukses? Ian : Ikhlas dan tulus. Keseriusan seluruh personel Kami berempat hidup matinya
di situ. Kami akui, kehidupan kami kini bagaikan bumi dan langit
dibandingkan dua tahun lalu. Perubahan kehidupan kami bagaikan
membalikkan telapak tangan. Sangat berbeda dan terjadi dalam waktu
singkat. Bagaimana cerita jaman susah dulu? Indra : Manggung enggak ditonton, enggak dilirik, itu sering.
Ian : Mei 2004, kami konser di GOR Padjajaran, Bogor, yang kapasitasnya 5.000
orang, tetapi yang nonton paling banyak 100 orang. Waktu kita main, ada
yang ngobrol sendiri, bahkan ada yang main bola. Miris rasanya Tetapi, kami
tetap berusaha profesional, 10 lagu tetap dimainkan sampai selesai.
Seno : Sedih banget! Ibarat makan kerupuk tapi melempem dan gak asin. Hambar.
Apes. Tapi, tetap dimakan juga. Habis itu trauma manggung.
Indra : Alhamdulillah, manggung selanjutnya di Banjarmasin (Banjarmasin adalah
kota kelahiran Moldy dan Ian), Agustus 2004, ternyata penuh. Jadi traumanya
tidak berlanjut, he-he-he.
6
Seno : Kita juga pernah ngisi opening konser Pas Band di Tangerang dan disuruh
turun sama penonton. Proses menuju sukses Radja sama sekali tak seperti
membalikkan telapak tangan. Perjuangan berat dan kerja keras tak kenal lelah
selama sepuluh tahun diawali dengan kepindahan Moldy dari Banjarmasin ke
Jakarta. Waktu itu Moldy mengikuti festival band nasional di Bandung dan
terpilih sebagai pemain gitar terbaik. Pindah ke Jakarta kapan? Moldy : Tahun 1994, saya ikut festival band di Bandung. Di sanalah saya mulai
berkenalan dengan banyak orang musik. Setelah itu ditawari rekaman jadi
additional player, tetapi belum dibayar. Yang penting berpengalaman masuk
rekaman dulu.
Ian : Sebulan setelah Moldy ke Jakarta aku menyusul sambil bawa beberapa lagu
yang kami ciptakan untuk rekaman album solo. Berangkat naik kapal sampai
Surabaya, terus disambung naik KA kelas ekonomi. Sampai di Jakarta duit
tinggal Rp 100.000. Kapan Radja terbentuk? Ian : Radja terbentuk di Jakarta 17 Maret tahun 2001. Jadi Radja itu bukan band
Kalimantan, tetapi band Jakarta. Kami waktu itu masih memainkan musik
sweet rock, seperti Bon Jovi dan Guns N Roses. Album pertama gagal karena
kesalahan manajemen. Pada album kedua formasi berubah dengan
bergabungnya Seno dan Indra. Kenapa pakai nama Radja? Ian : Biar jadi penyemangat. Biar menjadi band yang merajai dunia musik. Album
kedua, Manusia Biasa, dirilis akhir 2003 di bawah label rekaman Malta
Records. Dari album itu, bermunculan hits Radja, seperti Jujur, Manusia
Biasa, dan Cinderella. Yang di luar dugaan, ternyata disukai orang. Bagaimana menjaga Radja agar tidak pecah seperti band-band lain? Moldy : Band-band lain bubar karena para personelnya tidak fokus. Para pemainnya
mencabang-cabang, enggak cuma ngurusin musik.
Indra : Alhamdulillah, semua personel Radja berpikir, kami besar bersama-sama.
Harus diakui ada motor dalam band seperti Moldy dan Ian, tetapi mereka
enggak jadi diktator yang ingin menang sendiri.
Ian : Hal paling sensitif itu soal duit. Yang harus dijaga itu. Masa perjuangan
jaman dulu, yang sulit, mengingatkan kami untuk tetap bareng-bareng
menjaga kekompakan. Seperti apa Radja 10 tahun lagi? Moldy : Kami ingin menjadi band legendaris. Kami akan terus menciptakan musik
sehingga semua bergantung ke sini dan solid. Mimpi terbesar saya, suatu saat
bisa bekerja sama dengan Brian May dari Queen untuk memainkan Too Much
Love Will Kill You dalam album Radja. Queen kan artinya ratu, jadi Radja
bisa bersanding dengan ratu.
7
Baru saja Kamu menyimak hasil wawancara yang telah diperagakan oleh temanmu.
Bagaimana cara mendata pikiran, pendapat, dan gagasan yang dikemukakan
narasumber? Yang harus Kamu lakukan adalah menggali informasi penting dari
narasumber. Informasi penting itu dapat diambil dari segi sikap atau pemikiran
narasumber.
Sekarang Kamu coba mendata pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber pada
wawancara “Radja dan Sukses Pop Komersil” tersebut. Perhatikan hal-hal yang
berkaitan dengan wawancara sebagai berikut: Radja bersyukur karena karyanya telah diterima oleh masyarakat. Mengapa Radja
mengungkapkan itu? Tahukah Kamu? Hal itu diungkapkan oleh Radja karena selama
sepuluh tahun perjalanannya terseok-seok, setiap konser kesana-kemari penontonnya
sedikit, tidak mendapat sambutan. Tetapi Radja tetap berusaha profesional.
Dengan contoh tersebut, saya yakin Kamu telah memahami cara mendata pikiran,
pendapat, dan gagasan hasil wawancara dengan narasumber. Setelah Kamu
menemukan data-data tersebut, diharapkan Kamu dapat menyimpulkannya.
Perhatikan contoh berikut:
Perjuangan Radja tidak sia-sia, karena sekarang telah sukses. Setiap konser selalu
mendapat sambutan yang meriah dari penonton atau masyarakat.
Agar informasi tersebut lebih jelas lagi, sebaiknya simpulan ditulis kembali ke dalam
beberapa kalimat, misalnya sebagai berikut:
Selama sepuluh tahun kariernya Radja terseok-seok, diremehkan orang lain. Setiap
konsernya tidak mendapat sambutan dari penonton. Namun Radja tetap tampil
profesional. Berkat perjuangannya, kini Radja telah sukses.
Dari contoh yang telah diuraikan, apakah Kamu sudah jelas? Bila belum, bacalah sekali
lagi kemudian diskusikan dengan teman-temanmu. Bila mengalami kesulitan, tanyakan
pada Guru Pamongmu. Kalau sudah paham, lanjutkan kegiatan dengan mengerjakan
tugas. Jangan lupa untuk membaca kosakata dan rangkuman agar lebih menambah
pemahamanmu dan akan memudahkanmu untuk mengerjakan tugas.
Kosakata fenomena : hal yang dapat disaksikan dengan pancaindera.
populer : dikenal dan disukai orang banyak.
personel : anggota, pegawai, anak buah
sukses : berhasil, beruntung.
konser : pertunjukan musik di depan umum.
profesional : bersangkutan dengan profesi.
trauma : luka berat, tidak ingin lagi.
festival : penyelenggaraan acara secara langsung di tempat
terbuka
additional player : pemain tambahan, pemain pelengkap.
universal : bersifat umum.
sweet rock : aliran musik Rock yang tidak terlalu keras
iramanya.
hits : mencapai puncak, mengenai
fokus : terpusat.
8
diktator : bersangkutan dengan kekuasaan, mutlak, harus
dituruti.
opening : pembukaan.
dirilis : diluncurkan, dikeluarkan.
sensitif : peka.
legendaris : terkenal sepanjang masa.
solid : kuat, kokoh, tidak terpecah-belah.
Too Much Love Will Kill You : (judul lagu) Terlalu Banyak Cinta Akan
Membunuhmu.
relatif : tidak mutlak
histeris : gangguan pada gerak-gerik jiwa dan rasa dengan
gejala luapan emosi yang sering tidak terkendali. Rangkuman
1. Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data atau informasi dengan
cara mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber atau informan.
2. Narasumber bisa seorang pakar, seorang yang mempunyai kewenangan dalam
suatu bidang tertentu, atau dapat pula seorang tokoh masyarakat.
6. Tugas 1
1. Datalah kembali pikiran, pendapat, dan gagasan setiap personil Radja dalam
wawancara “Radja dan Sukses Pop Komersil”
2. Simpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber.
3. Tuliskan kembali informasi yang terdapat dalam wawancara “Radja dan Sukses
Pop Komersil”
Kegiatan 2: Hal-hal Penting dalam Wawancara 1. Standar Kompetensi Memahami wacana lisan dalam kegiatan wawancara. 2. Kompetensi Dasar
Menulis dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam
wawancara.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mampu mendata hal-hal penting dari narasumber yang diwawancara.
2. Mampu menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang
komunikatif.
4. Materi Pokok
Penulisan Hal-hal Penting/Isi Wawancara. 5. Uraian Materi
Pada kegiatan pertama, Kamu telah dapat menyimpulkan pikiran, pendapat, dan
gagasan dalam wawancara. Sekarang dalam kegiatan kedua ini Kamu akan
mempelajari penulisan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam
wawancara. Sebelum itu, alangkah baiknya Kamu membaca kembali teks wawancara
“Radja dan Sukses Pop Komersil”
9
Wawancara
Hal-hal Penting
Radja adalah fenomena. Berawal dengan
terseok-seok dan diremehkan orang lain, kini
Radja telah menjadi band papan atas. Tak
bisa dibantah, band yang dibentuk di Jakarta,
17 Maret 2001 itu adalah grup terpopuler saat
ini. Konsernya selalu dipadati ribuan orang,
tak peduli itu digelar di Senayan atau di
Papua. Bagi para personel Radja, yakni Ian Kasela
(vokal), Moldy (gitar), Indra (bass), dan Seno
(drum), sukses itu datang begitu tiba-tiba. Dua
tahun lalu mereka masih ke sana-ke mari naik
angkot. Kini rumah mereka berada di
kompleks perumahan mewah di kawasan
Cibubur dan mobil-mobil terbaru menjadi
tunggangan harian mereka.
Radja menjadi band papan atas.
Band Radja dibentuk di Jakarta,
17 Maret 2001.
Personel Radja adalah Moldy, Ian,
Seno, Indra
Bagaimana rasanya sukses? Ian: Yang pasti senang. Kita syukuri apa yang
kita dapat. Sudah lebih dan yang kita
harapkan. Meski ukuran sukses itu sendiri
relatif.
Indra: Yang paling menyenangkan, karya
Radja sudah di dengar dan diterima
masyarakat. Itu luar biasa.
Ian: Saat kita manggung, 10.000 manusia
berteriak histeris, menyanyikan lagu Radja.
Itu nikmatnya minta ampun. Rasanya
merinding. Melihat semua orang tangannya ke
atas, loncat, bernyanyi. Wah!
Mensyukuri kesuksesannya.
Radja sudah diterima masyarakat
Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa setiap pertanyaan yang disampaikan dijawab oleh
narasumber, dalam hal ini adalah Radja. Di dalam jawaban narasumber terdapat hal-
hal penting.
Untuk mengembangkan keterampilanmu, cobalah lanjutkan kegiatanmu untuk
menuliskan hal-hal penting yang terdapat pada wawancara “Radja dan Sukses Pop
Komersil” Kerjakan di buku latihanmu!
No.
Wawancara
Hal-hal Penting
1
Menyangka enggak bakal sukses seperti
sekarang? Ian: Kami selama ini hanya berharap,
berdo’a, dan berusaha. Ternyata do’a
10
dikabulkan Tuhan dan usaha kita berhasil.
Kita tak menyangka. Mimpi telah jadi nyata.
Moldy: Kami memang berawal dari mimpi.
Mimpi itu do’a, Semangat, dan keyakinan.
2
Apa yang membuat Radja sukses? Ian: Ikhlas dan tulus. Keseriusan seluruh
personel Kami berempat hidup matinya di
situ.
Kami akui, kehidupan kami kini bagaikan
bumi dan langit dibandingkan dua tahun lalu.
Ibaratnya perubahan kehidupan kami
bagaikan membalikkan telapak tangan.
Sangat berbeda dan terjadi dalam waktu
singkat.
3
Bagaimana cerita jaman susah dulu? Indra: Manggung enggak ditonton, enggak
dilirik, itu sering.
Ian: Mei 2004, kami konser di GOR
Padjajaran, Bogor, yang kapasitasnya 5.000
orang, tetapi yang nonton paling banyak 100
orang. Waktu kita main, ada yang ngobrol
sendiri, bahkan ada yang main bola. Miris
rasanya, tetapi kami tetap berusaha
profesional, 10 lagu tetap kami mainkan
sampai selesai.
Seno: Sedih banget! Ibarat makan kerupuk
tapi melempem dan gak asin. Hambar. Apes.
Tapi, tetap dimakan juga. Habis itu trauma
manggung.
Indra: Alhamdulillah, manggung selanjutnya
di Banjarmasin (Banjarmasin adalah kota
kelahiran Moldy dan Ian), Agustus 2004,
ternyata penuh. Jadi traumanya tidak
berlanjut, he-he-he.
Seno: Kita juga pernah ngisi opening konser
Pas Band di Tangerang dan disuruh turun
sama penonton. Namun, proses menuju sukses Radja sama
sekali tak seperti membalikkan telapak
tangan. Perjuangan berat dan kerja keras tak
kenal lelah selama sepuluh tahun diawali
dengan kepindahan Moldy dari Banjarmasin
ke Jakarta. Waktu itu Moldy mengikuti festival band
nasional di Bandung dan terpilih sebagai
pemain gitar terbaik.
11
4
Pindah ke Jakarta kapan? Moldy: Tahun 1994, saya ikut festival band
di Bandung. Di sanalah saya mulai
berkenalan dengan banyak orang musik.
Setelah itu ditawari rekaman jadi additional
player, tetapi belum dibayar. Yang penting
berpengalaman masuk rekaman dulu.
Ian: Sebulan setelah Moldy ke Jakarta aku
menyusul sambil bawa beberapa lagu yang
kami ciptakan untuk rekaman album solo.
Berangkat naik kapal sampai Surabaya, terus
disambung naik KA kelas ekonomi. Sampai
di Jakarta duit tinggal Rp 100.000.
Bagaimana hasil pekerjaanmu? Nah, cocokkanlah hasil jawabanmu dengan jawaban di
bawah ini.
No.
Hal-hal Penting
1 Dengan berharap, berdo’a, dan berusaha. Ternyata berhasil
2 Dengan ikhlas dan tulus Radja mencapai sukses
3
Ketika jaman susah:
Konser penontonnya sedikit
Saat tampil di panggung disuruh turun oleh penonton
Proses menuju sukses memerlukan perjuangan berat dan kerja keras.
4 Tahun 1994 ikut festival band di Bandung
Ditawari rekaman jadi additional player
Apabila jawabanmu berbeda tidak perlu kecewa. Yang paling penting ialah jangan
pernah bosan untuk terus belajar dan berlatih agar Kamu semakin mahir. Jangan lupa,
bacalah rangkuman berikut!
Rangkuman
1. Yang harus diperhatikan dalam menentukan hal-hal penting yaitu dengan
menentukan terlebih dahulu pokok-pokok persoalan yang diungkapkan oleh
narasumber.
6. Tugas 2
Lanjutkanlah menuliskan hal-hal penting yang terdapat dalam wawancara “Radja dan
Sukses Pop Komersil”
No
Wawancara Hal-hal Penting
Band Jakarta Baru pada 2001 Radja didirikan dengan
personel awal Ian, Moldy, Shuma (bass), dan
Adit (drum). Album pertama mereka, Lepas
12
Masa Lalu, dirilis di bawah label Universal
Music Indonesia.
1
Kapan Radja terbentuk? Ian: Radja terbentuk di Jakarta 17 Maret
tahun 2001. Jadi Radja itu bukan band
Kalimantan, tetapi band Jakarta. Kami waktu
itu masih memainkan musik sweet rock,
seperti Bon Jovi dan Guns N Roses. Album
pertama gagal karena kesalahan manajemen.
Pada al bum kedua formasi berubah dengan
bergabungnya Seno dan Indra.
2
Kenapa pakai nama Radja? Ian: Biar jadi penyemangat. Biar menjadi
band yang merajai dunia musik.
Album kedua, Manusia Biasa, dirilis akhir
2003 di bawah label rekaman Malta Records.
Dari album itu, bermunculan hits Radja,
seperti Jujur, Manusia Biasa, dan Cinderella,
yang di luar dugaan, ternyata disukai orang.
3
Bagaimana menjaga Radja agar tidak pecah
seperti band-band lain? Moldy: Band-band lain bubar karena para
personelnya tidak fokus. Para pemainnya
mencabang-cabang, enggak cuma ngurusin
musik.
Indra: Alhamdulillah, semua personel Radja
berpikir, kami besar bersama-sama. Harus
diakui ada motor dalam band, seperti Moldy
dan Ian, tetapi mereka enggak jadi diktator
yang ingin menang sendiri.
Ian: Hal paling sensitif itu soal duit. Yang
harus dijaga itu. Masa perjuangan jaman dulu,
yang sulit, mengingatkan kami untuk tetap
bareng-bareng, menjaga kekompakan.
4
Seperti apa Radja 10 tahun lagi? Moldy: Kami ingin menjadi band legendaris.
Kami akan terus menciptakan musik sehingga
semua bergantung ke sini dan solid. Mimpi
terbesar saya, suatu saat bisa bekerja sama
dengan Brian May dari Queen untuk
memainkan Too Much Love Will Kill You
dalam album Radja. Queen kan artinya ratu,
jadi Radja bisa bersanding dengan ratu.
13
C. PENUTUP
Selamat atas keseriusanmu dalam membaca dan memahami modul ini. Dua kompetensi
penting telah Kamu peroleh, yaitu: menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang
tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara, menulis hal-hal penting yang
dikemukakan narasumber dalam wawancara. Apakah rangkuman dan tugas akhir kegiatan
selalu Kamu baca dan Kamu kerjakan dengan baik? Jika tugas-tugas dalam modul ini telah
Kamu selesaikan berarti Kamu telah mencapai kompetensi yang diharapkan.
Jika masih menemukan kesulitan dalam mempelajari materi dalam modul ini, jangan
segan-segan mintalah bantuan Guru Pamongmu. Sekarang mintalah kepada Guru
Pamongmu tes akhir modul dan kerjakan dengan baik. Tes akhir modul disediakan waktu 1
x 40 menit. Dengan terus tekun belajar, niscaya keberhasilan mudah Kamu raih.
14
D. KUNCI TUGAS
Alternatif jawaban
Tugas 1 1. Mendata pikiran, pendapat, dan gagasan wawancara “Radja dan Sukses Pop Komersil”
1) Radja dibentuk di Jakarta, 17 Maret 2001
2) Personel Radja adalah Moldy, Ian, Seno, dan Indra.
3) Radja bersyukur karena karyanya telah diterima oleh masyarakat.
4) Radja sukses berkat perjuangan dan kerja keras personelnya dan tidak mengenal
lelah selama sepuluh tahun.
5) Menggunakan nama Radja dengan tujuan menjadi penyemangat dan dengan
harapan dapat merajai dunia musik.
6) Radja tetap menjaga grup band nya supaya tidak bubar dengan cara tetap harus
kompak di segala hal, terutama soal uang.
7) Harapan Radja sepuluh tahun ke depan adalah menjadi band legendaris.
2. Simpulan dari wawancara “Radja dan Sukses Pop Komersil”
Radja dibentuk di Jakarta, 17 Maret 2001 dengan jumlah personelnya ada 4 yaitu
Moldy, Ian, Seno, dan Indra. Radja yang dulu diremehkan oleh orang lain kini
karyanya telah diterima oleh masyarakat banyak. Hal ini tidak lepas dari perjuangan
dan kerja keras yang tidak mengenal lelah selama sepuluh tahun. Kini Radja telah
menjadi band papan atas.
3. Menuliskan kembali informasi yang terdapat dalam wawancara “Radja dan Sukses
Pop Komersil”
Grup band Radja dibentuk di Jakarta, 17 Maret 2001. personel Radja yakni Moldy
(gitar), Ian Kasela (vokal), Indra (bass), dan Seno (drum). Mereka tinggal di kompleks
perumahan mewah di kawasan Cibubur. Dulu grup band ini diremehkan orang, kini
Radja telah menjadi band papan atas. Keberhasilan ini berkat kesabaran, ketekunan
dan kerja keras selama sepuluh tahun. Album pertama dirilis pada tahun 2001 yaitu
berjudul “Lepas Masa Lalu”, sedangkan album kedua dirilis tahun 2003 yaitu album
dengan judul “Manusia Biasa”. Sepuluh tahun ke depan Radja berharap dapat menjadi
band legendaris.
Tugas 2
No
Hal-hal Penting
1
Radja berdiri tahun 2001
Kegagalan album pertama dikarenakan kesalahan manajemen
Bergabungnya Seno dan Indra pada album kedua
2 Menggunakan nama Radja sebagai penyemangat
Bermunculan hits Radja pada tahun 2003
3 Harus fokus supaya tidak bubar
Tidak ada yang merasa menang sendiri
4 Ingin menjadi band legendaris
Bercita-cita bekerja sama dengan anggota band Queen yaitu Brian May
15
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
KEGIATAN SISWA
IND.VII.2.M.02 Tokoh Idola
Penulis : Drs. Santiyo
Dra. Edy Warsih
Pengkaji Materi : Prof. Dr. Ahmad HP., M.Pd.
Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
TOKOH IDOLA
IND.VII.2.5.11
17
A. PENDAHULUAN
Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul yang lalu. Kali ini kamu akan
mempelajari modul dengan judul Tokoh Idola.
Tujuan yang ingin dicapai dalam modul ini ada dua yaitu menceritakan tokoh idola dengan
mengemukakan identitas tokoh, menentukan keunggulan tokoh, dan mengungkapkan hal-
hal teladan dari tokoh dalam biografi.
Jika kegiatan beserta tugas-tugas telah kamu selesaikan dengan baik, segeralah kamu minta
teks akhir modul kepada guru pamongmu.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini 4 x 40 menit termasuk teks akhir
modul. Mengingat waktu yang disediakan terbatas, Kamu harus dapat memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya. Bila ada kesulitan jangan segan-segan berdiskusi dengan teman-
temanmu, atau langsung menanyakan kepada guru pamongmu
Selamat belajar, semoga sukses kamu raih.
18
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1: Penceritaan Tokoh Idola 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan
menanggapi cerita dari telepon
2. Kompetensi Dasar Menceritakan Tokoh Idola dengan mengemukakan identitas dan keunggulan tokoh,
serta alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai
3. Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas tokoh, keunggulan,
dan alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai
4. Materi Pokok
Cerita Tokoh
5. Uraian Materi Pada kegiatan ini kita akan menceritakan tokoh idola. Tokoh idola maksudnya tokoh
atau seseorang (baik yang masih hidup maupun yang telah tiada). Idola maksudnya
orang atau gambar, patung dan sebagainya yang menjadi pujaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1999:366).
Tokoh idola yang dapat kita ceritakan bisa Nabi atau Rasul, Ilmuwan, Ulama, Pejabat,
artis, atau orangtua kita. Kemudian bagaimana cara bercerita, dimulai dari bagaimana,
dan apa sajakah yang akan diceritakan?
Mari kita simak contoh cerita berikut! Ayahku bernama : W. S. Rendra, nama lengkap Willybrandus Surendra Brata. Ayahku
lahir di Solo 7 November 1935. Beliau Penyair Indonesia terpandang masa kini.
Ayahku mengumumkan sajak-sajaknya sejak tahun 1954 di majalah terkemuka di
Jakarta dan majalah yang ada di Jogja. Kumpulan sajaknya yang pertama adalah
Balada Orang-orang Tercinta tahun 1957. Keunggulan ayahku adalah tanggung jawab,
tubuhnya, tinggi, ramah pada orang lain, sayang dengan Ibu maupun dengan adik-
adikku. Ayahku juga pintar menulis puisi dan membawakannya. Beliau juga
mendirikan Padepokan Seni di Depok Jawa Barat.
19
Karya lainnya, buku Tentang Bermain Drama, (Kumpulan Sajak tahun 1961). Buku
kumpulan puisi yang terkenal adalah “Ia Sudah Bertualang” (1963). Ayahku termasuk
penyair angkatan 66. Karya terjemahan dari bahasa asing I’m The Man, karya
pengarang drama terkenal kelahiran Rumania Eugene Ionesco, berjudul Kereta
Kencana. Oedypus Sang raja terjemahan cerita drama klasik dari Yunani Kuno.
Karya lainnya, yang ditulis waktu di Amerika adalah Nyanyian Angsa, Khutbah, Blues
untuk Bonnie. Mengapa aku mengidolakan ayahku? Aku berpendapat ayahku :
1. ganteng, gagah, dan masih tetap berkarya sampai saat ini
2. pandai berbahasa asing
3. disiplin tinggi, sayang dengan keluarga, bersahabat dengan siapapun
4. rajin sholat dan ibadah-ibadah lainnya
Nah, kita juga dapat bercerita tentang ayah atau Ibu, bercerita tentang Proklamator RI,
bercerita tentang pahlawan-pahlawan kita. Dari mana sumbernya? Ya, tentu harus
banyak membaca sebelum bercerita. Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah (1) bahan
seperti identitas (nama, lahir di mana, kapan, Agama, profesi, dan identitas lain); (2)
keunggulan atau kelebihan-kelebihan yang dimiliki dari yang lain dan sertakan alasan-
alasannya; dan (3) memilih kata yang menarik.
Rangkuman
1. Menceritakan tokoh idola hendaknya
1. mengemukakan identitas
2. mengungkapkan keunggulan-keunggulan
3. mengungkapkan alasan kekaguman/mengapa diidolakan
4. memilih kata-kata yang menarik agar enak dan menyenangkan untuk
didengarkan.
6. Tugas 1
Ceritakan salah satu tokoh idola tentang pahlawan atau seniman yang menjadi idolamu,
sertakan alasan-alasannya
Kegiatan 2 : Buku Biografi 1. Standar Kompetensi
Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai.
2. Kompetensi Dasar
Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi yang dibaca secara
intensif.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mampu menyarikan riwayat hidup tokoh.
2. Mampu menyimpulkan keistimewaan tokoh.
3. Mampu mencatat hal-hal teladan dari tokoh dalam biografi.
4. Materi Pokok Pengungkapan Hal-hal Teladan dari Tokoh dalam Biografi.
20
5. Uraian Materi Pernahkah Kamu membaca biografi seseorang? Apakah biografi itu? Biografi adalah
riwayat hidup, atau buku yang menguraikan riwayat hidup seorang tokoh. Wah, pasti
membaca biografi itu mengasyikkan. Dengan membaca biografi, Kamu dapat
mengetahui perjalanan hidup seorang tokoh, mulai dari lahir sampai dewasa, bahkan
kadang-kadang sampai tokoh itu wafat. Di samping itu, Kamu juga dapat mengetahui
sikap, pandangan hidup tokoh dan jumlah penghargaan yang pernah diraihnya, serta
dapat menarik pelajaran dari apa yang telah diteladani tokoh.
Bacalah cuplikan teks biografi berikut:
Bapak Rohani Kemerdekaan India
Mahatma Gandhi
Mahatma Gandhi lahir 2 Oktober 1869 Masehi di
India barat. Terlahir dengan nama Mohandas
Karamchand Gandhi dari kasta Waisya. Pada usia 13
tahun, Gandhi menikah dengan Kasturbal yang
seusia dengannya. Setelah lulus SMA Gandhi
sekolah ilmu hukum di Inggris, dan empat tahun
kemudian Gandhi lulus sebagai pengacara. Pada 12
Juni 1891 Gandhi kembali ke India sebagai
pengacara di Bombay. Karena di Bombay kariernya
kurang berkembang Gandhi pindah ke Afrika
Selatan, tepatnya pada bulan Mei 1893. Dia sebagai
pengacara dan memimpin orang India di Afrika
melawan tekanan kulit putih. Gandhi berjuang
menghapuskan perbedaan kasta dan menggugah
bangsa India agar adil terhadap sesama.
Kebiasaannya berhemat berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dia sangat
mempedulikan penderitaan beribu-ibu sesama. Bersamaan dengan itu kedua tangannya
memimpin tiga miliar rakyat India memperoleh kemerdekaan. Tahun 1928 Gandhi
menentang utusan dari Inggris dan menuntut kemerdekaan penuh India dalam waktu
satu tahun. Dan pada akhirnya India mencapai kemerdekaannya pada 15 Agustus 1947.
Gandhi meninggal dunia pada tanggal 30 Januari 1948 karena tertembak. Cinta kasih
dalam dada Gandhi adalah kasih yang tak terbatas. (Mahatma Gandhi- Kwok Yuen Min W)
setelah Kamu membaca teks biografi Bapak Rohani Kemerdekaan India, Mahatma
Gandhi dengan cermat tentu Kamu menemukan keistimewaan yang dimilikinya, yaitu
berkat perjuangannya India dapat memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tanggal
15 Agustus 1947.
Selain keistimewaan yang pernah diraih oleh tokoh Gandhi, Kamu dapat mencatat hal-
hal yang dapat diteladani darinya. Misalnya Mahatma Gandhi telah memimpin orang
India di Afrika melawan tekanan kulit putih karena bangsa India merasa tertindas,
21
menghapuskan perbedaan kasta dan menggugah bangsa India agar adil terhadap
sesama.
Ada pula yang tidak kalah pentingnya, yaitu sifat Gandhi yang dapat dijadikan teladan
bagi kita, yaitu kebiasaan berhemat dan sangat mempedulikan sesama.
Bagaimana, sudah jelas, bukan? Untuk selanjutnya coba Kamu mencari buku di
perpustakaan tentang biografi. Buku biografi tersebut boleh tentang tokoh proklamator,
tokoh pahlawan, sastrawan, dan lain-lain. Bacalah buku biografi tersebut dengan baik.
Rangkuman
1. Biografi adalah riwayat hidup seorang tokoh.
2. Dengan membaca buku biografi dapat mengetahui riwayat hidup seorang tokoh
dari lahir hingga wafat.
3. Dari biografi dapat kita ambil hal-hal yang dapat dijadikan sebagai teladan dari
tokoh tersebut.
6. Tugas 2
Bacalah cuplikan buku biografi yang berjudul Shirin Ebadi, kemudian kerjakan tugas
berikut ini!
1. Buat laporan yang berisi intisari riwayat tokoh!
2. Tuliskan keistimewaan tokoh!
3. Tuliskan hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh!
SHIRIN EBADI
Nama Shirin Ebadi memang langsung melesat dan jadi fokus berita di mana-mana.
Maklum Oktober lalu, dia dianugerahi Nobel untuk kategori perdamaian. Dan itu
berarti, dia menjadi wanita muslim pertama yang mendapatkan Nobel, wanita kedua
dari Asia setelah Aung San Sun Kyi dari Myanmar, dan wanita ke 11 di dunia yang
memperoleh hadiah Nobel sejak penghargaan mi dibagikan mulai tahun 1901.
Shirin Ebadi, yang dikenal di Iran sebagai pejuang hak-hak asasi manusia ini
mendapatkan hadiah Nobel atas kerja kerasnya mempromosikan pentingnya kehidupan
berdemokrasi dan menegakkan hak-hak wanita dan anak-anak di Iran.
Shirin Ebadi lahir di Hamadan, sebelah barat Iran, 56 tahun yang lalu. Ayahnya
Muhammad Ali Ebadi, adalah pengacara terkemuka yang juga seorang pengarang buku
Hukum Bisnis dan juga dosen Universitas. Nggak heran, bila akhirnya ia terpengaruh
untuk menekuni bidang hukum.
Wanita yang kemudian menikah dengan Javed Tavassolian, seorang Insinyur Elektro
yang lima tahun lebih tua darinya ini berjuang menyelesaikan kuliahnya hingga
mendapat gelar Master dan Jurusan Fakultas Hukum di Teheran University. Prestasi
pertamanya ialah ketika ia dipercaya sebagai hakim wanita Iran pertama dan juga
menjadi ketua Badan Pengadilan kota Teheran sejak tahun 1975 hingga 1979. Namun,
22
kariernya sebagai hakim terpaksa berhenti ketika meletus Revolusi Islam di Iran tahun
1979, di mana wanita tidak diperbolehkan menjabat sebagai hakim. Saat itu Ebadi
memutuskan menjadi dosen freelance di Teheran University.
Masalah muncul ketika pemerintah Iran hasil revolusi Islam menerapkan nilai-nilai
Islam yang sangat konservatif dan dinilai bertentangan dengan hak-hak asasi manusia.
Ebadi tersentuh, jiwanya berontak. Apalagi, berdasarkan risetnya, ia menemukan
bahwa hukum Islam sebetulnya mempunyai harmoni yang sama dengan nilai-nilai hak
asasi manusia seperti demokrasi, kesamaan hak dalam hukum, kebebasan beragama,
dan kebebasan berbicara.
Ebadi gencar menyuarakan hal tersebut dalam berbagai forum dan debat publik. Ia
mempromosikan pandangan baru terhadap nilai-nilai Islam, selain mempromosikan
nilai-nilai perdamaian untuk menyelesaikan suatu konflik. Tidak hanya itu, Ebadi pun
aktif sebagai aktifis untuk mengungsi dan juga mendirikan Association For Support Of
Children’s Right in Iran tempat ia jadi ketuanya. Dia juga menerbitkan beberapa buku
mengenai hak-hak asasi manusia.
Bekerja membela hak-hak azasi manusia, sudah pasti banyak resikonya. “Semua orang
yang berjuang menegakkan hak azasi manusia di Iran akan mengalami ketakutan terus
menerus dari ia lahir hingga meninggal. Tapi aku berusaha menepis semua ketakutan
itu,” katanya dengan gagah berani.
Di sela-sela kegigihannya, Ebadi masih menyempatkan waktu untuk mengurus
keluarganya. Dua putrinya yaitu Negar yang berusia 22 tahun kini telah lulus dari
jurusan Komunikasi di Sharif University-Teheran dan sedang melanjutkan
Postgraduate Course di McGill University, Kanada. Sedangkan putri bungsunya
Narguess yang berusia 21 tahun, mengikuti jejak ibunya kuliah di Fakultas Hukum,
Behesti University, Teheran.
Meski tidak semua pihak di Iran menyambut kemenangannya (terutama pihak
pemerintah dan pers yang konservatif), namun banyak orang berpendapat, kemenangan
Ebadi bukan hanya untuk masyarakat Iran. Keberhasilan Ebadi meraih Nobel,
menyiratkan pesan bahwa alangkah indahnya kalau kita semua mau berdialog untuk
menjembatani perbedaan kebudayaan dan agama di seluruh dunia.
Selamat mengerjakan!
23
C. P E N U T U P
Setelah mempelajari modul ini, ada dua keterampilan yang sudah Kamu raih. Yang jelas,
Kamu sudah dapat menceritakan tokoh idola dan dapat mengungkapkan hal-hal yang dapat
diteladani dari buku biografi.
Dalam menceritakan tokoh idola pasti akan berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa
yang lain. Setiap siswa mengidolakan tokoh yang berbeda-beda. Demikian pula dalam
mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani dari buku biografi.
Siapkan dirimu untuk mengikuti tes akhir modul. Teriring do'a semoga Kamu naik kelas II
dan selalu sukses!
24
D. KUNCI TUGAS
Tugas 1
R.A. KARTINI
R.A. Kartini dilahirkan pada tanggal 21 April 1879 di
Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Ia puteri ke lima
dari Bupati Jepara, R.M. Adipati Sosrodiningrat. Ketika
Kartini berumur 7 tahun ia dimasukkan oleh orangtuanya ke
sekolah kelas dua Belanda di kota Jepara. Setelah lulus SD
dan berumur 12 tahun Kartini masuk pingitan. Dalam masa pingitan Kartini merasa kesepian tetapi ia patuh
pada adat. Di usia 16 tahun, ia mulai agak dibebaskan dari
pingitan. Pada saat itu kedudukan wanita sangat terbelakang.
Karena itulah Kartini bercita-cita menjadi guru untuk
mendidik bangsa Indonesia. Ia pun sangat menaruh perhatian pada soal agama.
Tugas 2 1. Intisari Riwayat Hidup Tokoh
Shirin Ebadi lahir di Hamadan, sebelah barat Iran, 56 tahun yang lalu. Ayahnya
Muhammad Ali Ebadi. Shirin Ebadi menikah dengan Joved Tavassolian, seorang
insinyur Elektro. Ia mendapat gelar master dari Fakultas Hukum di Teheran University.
Prestasi pertamanya adalah ia dipercaya sebagai hakim wanita Iran pertama dan
menjadi ketua Badan Pengadilan Kota Teheran sejak tahun 1975 hingga tahun 1979.
kariernya sebagai hakim terpaksa berhenti ketika meletus revolusi Islam di Iran tahun
1979, dimana wanita tidak diperbolehkan menjabat sebagai hakim. Munculnya hasil revolusi Islam menerapkan nilai-nilai Islam yang sangat konservatif
dan dinilai bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Ia tersentuh, jiwanya
berontak. Ia menemukan bahwa Rukun Islam itu mempunyai harmoni yang sama
dengan nilai-nilai Hak Asasi Manusia seperti demokrasi, kesamaan hak dalam hukum,
kebebasan beragama, dan kebebasan berbicara. Ia pun gencar mempromosikan pandangan baru terhadap nilai-nilai Islam,
mempromosikan nilai-nilai perdamaian untuk menyelesaikan suatu konflik.
Shirin Ebadi, dikenal di Iran sebagai pejuang hak-hak asasi manusia, mendapatkan
hadiah Nobel atas kerja kerasnya mempromosikan pentingnya kehidupan berdemokrasi
dan menegakkan hak-hak wanita dan anak-anak di Iran.
2. Keistimewaan tokoh Keistimewaan dari Shirin Ebadi adalah ia menjadi wanita muslim pertama yang
mendapatkan Nobel, atas kerja kerasnya mempromosikan pentingnya kehidupan
berdemokrasi dan menegakkan hak-hak wanita dan anak-anak di Iran.
3. Hal-hal yang dapat diteladani dari tokoh Yang dapat diteladani dari Shirin Ebadi ialah di sela-sela kegigihannya ia tetap
menyempatkan waktu untuk mengurus keluarganya.
25
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
IND.VII.2.M.03 Percakapan Melalui Telepon
KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. H. Nasruddin, M.Pd
Dra. Edy Warsih
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
PERCAKAPAN MELALUI TELEPON
IND.VII.2.5.12
27
A. PENDAHULUAN
Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul yang lalu. Kali ini Kamu akan
mempelajari modul ini dengan judul percakapan Melalui Telepon.
Tujuan yang ingin dicapai dalam modul ini ada dua yaitu memeragakan isi percakapan
melalui telepon serta dapat menentukan isi percakapan melalui telepon, dan dapat menulis
pesan singkat atau memo sesuai konteks.
Untuk mencapai tujuan itu, Kamu akan mempelajari dua kegiatan yaitu yang pertama tata
cara percakapan melalui telepon dan kedua menulis pesan singkat atau memo sesuai
konteks.
Jika seluruh kegiatan beserta tugas-tugasnya telah Kamu selesaikan dengan baik, segeralah
Kamu minta tes akhir modul kepada guru pamongmu.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 4 x 40 menit termasuk tes
akhir modul. Mengingat waktu yang disediakan terbatas, Kamu harus dapat memanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Bila ada kesulitan, jangan segan-segan mendiskusikannya dengan
teman-temanmu, atau langsung menanyakan kepada guru pamongmu.
Selamat belajar, semoga sukses.
28
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1: Penentuan Isi Percakapan Melalui Telepon 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan
menanggapi cerita dan bertelepon.
2. Kompetensi Dasar Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu mendiskusikan tata cara bertelepon
2. Mampu bertelepon dengan mitra bicara sesuai dengan konteks
4. Materi Pokok
Isi Percakapan melalui Telepon. 5. Uraian Materi
Pada jaman modern ini, dalam berkomunikasi manusia tidak harus selalu bertatap
muka/berhadapan. Salah satu contoh berkomunikasi yang tidak melalui tatap muka
ialah bertelepon. Mungkin Kamu pernah berbicara melalui telepon. Sekurang-
kurangnya Kamu pernah melihat orang yang sedang bertelepon.
Berbicara melalui telepon harus sopan dan memperhatikan tata krama bertelepon
walaupun antara penelepon dan penerima tidak berhadapan langsung. Cara bertelepon
yang menyenangkan mempunyai pengaruh baik terhadap citra penelepon.
Perhatikan contoh peristiwa bertelepon berikut ini! Penelepon : Halo, Ujang ada?
Penerima telepon : Halo, dari mana ini?
Penelepon : Dari kawannya.
Penerima telepon : Iya, dari siapa?
Penelepon : Ala …., katakan saja dari temannya gitu. Dia sudah
tahu kok!
Percakapan di atas terasa tutur katanya kurang sopan, si penelepon tidak mau
menerangkan jati dirinya (identitas atau namanya). Percakapan melalui telepon
memang menyenangkan. Sebaliknya apabila sopan santun dalam bertelepon kurang
diindahkan maka akan terjadi kesalahpahaman.
Jika hendak menelepon, pertama-tama kita harus mengetahui Nomor teleponnya.
Setelah nomor telepon kita ketahui, kita angkat gagang telepon (handset), kemudian
kita putar (dial) atau tekanlah (push button) nomor-nomor yang dipilih pada pesawat
29
telepon. Bila terdengar nada sibuk pada pesawat telepon yang kita hubungi kita ulangi
secara semula lagi.
Bila orang yang kita hubungi sudah menjawab, kita langsung menyampaikan salam dan
mengenalkan diri dengan menyebutkan nama atau instansi (tempat kerja) kita.
Kemudian kita minta untuk berbicara dengan orang yang kita cari.
Misalnya : Penelepon : Assalamualaikum. Di sini Susi, ingin berbicara dengan Nina.
Atau Penelepon : Hallo, selamat pagi! Mohon dihubungkan dengan pesawat 540.
Sebaliknya jika menerima pesawat telepon, kita langsung menyebutkan Nomor telepon
kita atau instansi kita bekerja atau belajar.
Pada saat kita menerima telepon, kita dapat mengatakan. Misalnya :
1. Penerima telepon : 7490274, selamat pagi
2. Penerima telepon : SMP Terbuka, selamat siang!
3. Penerima telepon : Suasana, selamat siang!
Dengan cara seperti di atas, orang yang menelepon tahu tentang adanya salah sambung
atau tidak. Setelah kita menyebutkan jati diri kita, segera kita tanyakan siapa yang
ingin diajak bicara serta apa keperluannya.
Pada waktu mengajukan pertanyaan, hendaklah menggunakan cara yang baik dan
sopan. Misalnya.
Penerima telepon : Maaf, boleh saya tahu, dengan siapa saya bicara?
Pertanyaan seperti “Ini siapa?”, “Saudara siapa?”, atau “Situ siapa?” tentulah tidak
sopan. Jika penelepon ingin bicara dengan yang lain, kita jawab dengan sopan, seperti
“Silakan tunggu sebentar!” Jika terjadi salah sambung kita menjawab “Maaf,
Anda/Saudara/Bapak/Ibu salah sambung!” Dalam berkomunikasi dengan telepon, bahasa yang digunakan harus jelas, singkat,
tidak bertele-tele, dan lugas. Jika kata tertentu diucapkan kurang jelas, hendaknya kita
meminta agar si penelepon mengeja kata itu, selain itu, berita yang ingin disampaikan
harus dipersiapkan sebelumnya.
30
Akhirnya setiap pembicaraan melalui telepon haruslah dilakukan dengan ramah dan
tidak tergesa-gesa. Kemudian kita akhiri pembicaraan itu antara lain seperti berikut.
1. “Terima kasih atas informasi Saudara, selamat siang!”
2. “Terima kasih, Bu Fat, assalamu’alaikum!”
3. “Trims, Ya! Daaah!” (diucapkan kepada teman akrab).
Bacalah percakapan melalui telepon berikut ini!
Dudi : (Nomor telepon diputar/ditekan. Setelah di seberang terdengar bunyi
tut yang panjang terdengar suara pria dari sana) Halo
Di seberang : Baik, tunggu sebentar (diam sebentar … kemudian) Halo Dud,
bagaimana?
Dudi : Ron, sejak tadi kami menunggu. Pinjami aku pulpen karena aku lupa
membawanya!
Roni : Aku pun minta tolong, sampaikan salamku pada teman-teman yang
menungguku!
Dudi : Ron, teman-teman sudah mulai berdiskusi. Jangan lupa persiapan
pertanyaan-pertanyaan sebelum kau datang ke sini!
Roni : Ya sebentar lagi aku datang. Tadi Ibu menyuruhku ke toko berbelanja.
Dudi : Baiklah! Assalamu’alaikum.
Roni : Waalaikumsalam.
Berbicara melalui telepon, selain harus sopan dan singkat tentunya mempunyai maksud
tertentu sekurang-kurangnya penelepon ingin menginformasikan sesuatu, atau
memerlukan informasi dari penerima telepon. Nah, setelah Kamu membaca percakapan
Dudi dengan Roni di atas, apakah isi percakapan itu? Sebelum Kamu menjawab
pertanyaan itu, tentu saja Kamu harus memahami isi yang disampaikan oleh kedua
pembicara itu. Pertama Dudi sebagai penelepon dan kedua, Roni sebagai penerima
telepon. Dudi menanyakan keterlambatan Roni, dan Roni pun menginformasikan atas
keterlambatannya. Selain itu keduanya saling meminta tolong. Dengan demikian kita
dapat menentukan bahwa percakapan dalam telepon antara Dudi dan Roni ialah :
1. Roni ditunggu teman-temannya yang akan berdiskusi.
2. Dudi minta dibawakan pulpen oleh Roni
3. Dudi menginformasikan kepada Roni bahwa teman-temannya sudah mulai
berdiskusi
4. Roni minta tolong kepada Dudi untuk menyampaikan salamnya bahwa ia terlambat
karena disuruh Ibunya.
Bagaimana? Apakah Kamu sudah mengerti uraian materi di atas? Jika belum, bacalah
sekali lagi. Intinya Kamu harus mengetahui isi percakapan itu dan Kamu pun harus
mengetahui simpulan informasi beritanya.
Sebelum Kamu mengerjakan tugas kegiatan pertama ini, terlebih dahulu bacalah
rangkuman berikut ini!
31
Rangkuman
1. Berbicara/berkomunikasi melalui telepon harus sopan dan memperhatikan tata
krama bertelepon.
2. Berkomunikasi yang sopan akan berpengaruh baik terhadap citra pribadi
penelepon. Isi percakapan dalam telepon ialah masalah-masalah yang disampaikan
antara penelepon dan penerima telepon (bukan obrolan keduanya)
3. Simpulan informasi berita melalui telepon ialah hal-hal inti yang diinformasikan
antara keduanya.
6. Tugas 1
Bacalah percakapan melalui telepon berikut ini!
Penelepon : Halo, Erna! Besok siang akan ada acara menarik, mau ikut tidak?
Penerima : Halo, Tuti! Acara apa, sih?
Penelepon : Ada, deh! Pokoknya sip, Er! Kan ada acara menarik.
Penerima : Ah, Kamu! Acara apa sih, coba katakan!
Penelepon : Makan rujak bersama Wawan dan Ade!
Penerima : Asyik! Kalau begitu, Aku ikut ya!
Penelepon : Oke, aku tunggu besok siang! Daaah, Erna!
Penerima : Daaah, selamat malam, Tuti!
Untuk mengetahui isi percakapan tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Siapa nama penelepon dan penerima telepon?
2. Acara apakah yang akan mereka adakan?
3. Berapa orangkah yang ikut dalam acara itu?
4. Sebutkan nama-nama orang yang terlibat dalam acara itu!
5. Kapankah waktu mereka bertelepon?
6. “Asyik! Kalau begitu, aku ikut, yah!”
Siapakah nama orang yang mengucapkan kalimat di atas?
Kegiatan 2 : Penulisan Pesan Singkat 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat
2. Kompetensi Dasar Menulis pesan singkat sesuai dengan isi, dengan menggunakan kalimat efektif dan
bahasa yang santun
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu menulis pokok-pokok pesan yang akan ditulis
2. Mampu menulis pesan singkat sesuai dengan konteks
4. Materi Pokok
Penulisan Pesan Singkat
5. Uraian Materi Pada pembelajaran (1) Kamu telah mengenal bertelepon. Dalam kehidupan sehari-hari
ada dua cara berkomunikasi yaitu komunikasi secara langsung dan tidak langsung.
32
Bertelepon adalah salah satu bentuk komunikasi secara langsung. Adapun bentuk
komunikasi tidak langsung di antaranya memo atau pesan singkat.
Pada kegiatan ini, Kamu akan belajar menulis pesan singkat atau memo. Pesan singkat
atau memo adalah perintah, nasihat, permintaan, amanat yang disampaikan melalui
orang lain dengan singkat. Walaupun singkat, harus tetap memperhatikan keefektifan
kalimat dan ketentuan berbahasa.
Baca dan amatilah contoh pesan singkat berikut ini! Contoh 1
Pesan yang ditulis Dini untuk Lita isinya sangat ringkas, yaitu tentang tugas kelompok bahasa Indonesia. Bahasa yang dipakai untuk menulis memo tersebut komunikatif,
padat, dan langsung pada pokok persoalan. Walaupun singkat, tidak mengurangi
maksud dan tujuannya.
Selain bersifat pribadi, memo juga dipakai dalam dinas. Dalam dinas memo biasanya
dipakai oleh atasan kepada bawahannya.
Contoh 2
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) TERBUKA
Jl. Rorotan IX No.2 Cilincing
Jakarta – Utara
MEMO
Dari : Kepala Sekolah
Kepada : Kepala Tata Usaha
Harap segera dibuatkan daftar nama siswa-siswi SMP Terbuka yang akan
mengikuti UN (Ujian Nasional). Letakkan di meja Saya.
Jakarta, 25 Mei 2006
Drs. Abdullah
MEMO
Untuk : Lita
Dari : Dini
Hal : Tugas kelompok bahasa Indonesia Guru Bahasa Indonesia menugaskan kita untuk membuat teks dialog bertelepon
dengan teman belajar. Sabtu, 13 Januari kita bertemu di TKB pukul 15.00 menyusun
teks dialog tersebut.
Terima kasih.
Jakarta, 25 Januari 2006
DINI
33
Cermatilah contoh memo nomor 2!
Jelaslah bahwa memo pada contoh 2 ditulis oleh Kepala Sekolah yang ditujukan
kepada Kepala Tata Usaha, maka dikategorikan memo yang bersifat resmi atau
kedinasan.
Tahukah Kamu di mana letak perbedaan kedua contoh memo di atas? Amatilah sekali
lagi memo tersebut! Perbedaannya adalah pada memo contoh 1 tidak ada kop surat,
sedangkan pada memo contoh 2 terdapat kop surat. Kop surat tersebut menunjukan
identitas sekolah yang mengeluarkan memo. Itulah perbedaan kedua memo tersebut.
Jika memang masih ada perbedaannya Kamu boleh menambahkan.
Bagaimana? Pasti Kamu sudah memahami penjelasan memo atau pesan singkat.
Berarti, Kamu sudah dapat membuat memo atau pesan singkat jika mendapat tugas.
Untuk itu, berlatih terus dan jangan bosan-bosan membaca ilmu pengetahuan. Jangan
lupa baca rangkumannya.
Rangkuman
1. Ada dua cara berkomunikasi yaitu langsung dan tidak langsung
2. Komunikasi secara langsung misalnya berbicara berhadapan, berbicara melalui
telepon.
3. Komunikasi tidak langsung misal surat, memo atau pesan singkat.
4. Memo atau pesan singkat biasanya berisi tentang perintah, nasihat, permintaan,
amanat.
6. Tugas 2
Buatlah pesan singkat pada temanmu Rudi, bahwa pada hari Sabtu pukul 15.00 di
sekolah ada latihan Pramuka!
34
C. PENUTUP
Dengan selesainya Kamu mempelajari modul berarti ada dua keterampilan berbahasa yang
telah Kamu kuasai yaitu dapat menentukan isi percakapan melalui telepon dan dapat
menulis pesan singkat atau memo sesuai dengan konteks.
Bila dua tugas dalam modul ini telah Kamu kerjakan, maka hasil pekerjaanmu boleh Kamu
cocokkan dengan kunci tugas modul ini. Bila berbeda, Kamu tidak perlu kecewa.
Lanjutkan kegiatanmu dengan mengikuti tes akhir modul, kemudian siapkan dirimu untuk
mempelajari modul berikutnya.
Sukses selalu untuk Kamu!
35
D. KUNCI TUGAS
Tugas 1
1. Penelepon : Tuti
2. Penerima : Erna
3. Acara makan rujak
4. Dua orang
5. Selain Tuti dan Erna ada juga Wawan dan Ade
6. Pada malam hari
7. Erna
Tugas 2
MEMO
Untuk : Rudi
Dari : Eka
Hal : Latihan Pramuka
Pada hari Sabtu, 27 Januari 2006, pukul 15.00 ada latihan Pramuka di
sekolah, harap datang.
Jakarta, 26 Januari 2006
Eka
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
IND.VII.2.M.04 Polusi
KEGIATAN SISWA
Penulis : Dra. Edy Warsih
Pengkaji Materi : Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
P O L U S I
IND.VII.2.6.13
39
A. PENDAHULUAN
Selamat bertemu kembali dalam modul Bahasa Indonesia. Bagaimana hasil tes Kamu pada
modul sebelumnya? Cukup baik, bukan? Nah, pelajarilah modul ini dengan tekun, supaya
nilai Kamu lebih bagus lagi.
Standar kompetensi yang dituntut adalah agar Kamu mampu menemukan gagasan utama
dalam teks bacaan dan menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram sera
mengubah tabel/diagram dalam bentuk narasi.
Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, Kamu harus mempelajari dua materi. Materi
pertama penemuan gagasan utama atau ide pokok teks bacaan dan kedua dapat
menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram serta dapat mengubah tabel/diagram
dalam bentuk narasi.
Jika seluruh kegiatan beserta tugas-tugasnya telah Kamu selesaikan dengan baik, segeralah
Kamu minta tes akhir modul kepada guru pamongmu.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 4 x 40 menit, termasuk tes
akhir modul. Mengingat waktu yang disediakan terbatas, Kamu harus dapat memanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Bila ada kesulitan jangan segan-segan mendiskusikan dengan
teman-temanmu, atau langsung menanyakan kepada guru pamongmu.
Selamat belajar, semoga sukses.
40
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1 : Pembuatan Ikhtisar Wacana 1. Standar Kompetensi
Memahami wacana tulis melalui membaca intensif dan membaca memindai
2. Kompetensi Dasar Membaca dan menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu mengungkapkan gagasan utama/ide pokok dalam setiap paragraf pada
suatu teks bacaan.
2. Mampu menunjukkan letak kalimat utama dalam suatu paragraf pada teks bacaan.
4. Materi Pokok
Penemuan Gagasan Utama Teks
5. Uraian Materi Sebuah wacana dapat tercipta dari beberapa Paragraf. Pada setiap Paragraf mempunyai
satu gagasan utama atau ide. Ide ini menjadi pokok atau tumpuan untuk
mengembangkan kalimat. Untuk menentukan gagasan utama tiap Paragraf, Kamu harus
membaca dulu wacana yang berjudul “Standar Hidup Semakin Meningkat, Limbah
Juga Makin Banyak” dengan teliti.
Standar Hidup Semakin Meningkat, Limbah Juga Makin Banyak
Gambar 02.01 Pencemaran yang dihasilkan industri
Standar hidup yang meningkat ternyata juga meningkatkan jumlah limbah yang
dibuang. Padahal kapasitas bumi untuk mendaur ulang menyerap limbah yang makin
meningkat tidak berubah. Akibat peningkatan pertumbuhan ekonomi beberapa dekade
terakhir, telah mengakibatkan krisis ekologi yang serius. Peningkatan ekonomi dan standar hidup ini telah membawa implikasi peningkatan
konsumsi. Makin banyak yang dibeli, makin banyak pula kertas, plastik, dan
bungkusan yang harus dibuang. Demikian juga dengan kendaraan bermotor yang
digunakan sebagai alat transportasi dapat menimbulkan emisi-emisi gas akibat
41
pembakaran. Peningkatan standar hidup berkorelasi dengan peningkatan limbah dan
polutan per satuan individu,” kata Retno. Selain itu, setiap tragedi kenaikan konsumsi terjadi juga peningkatan produksi di
industri sehingga juga menambah polutan yang dihasilkan. Bukti-bukti korelasi ini,
tidak hanya dilihat dari kenaikan limbah dihilangkan pada per rumah tangga setiap
tahunnya, tetapi juga makin besarnya pencemaran yang dihasilkan oleh industri.
Pengelolaan Limbah Limbah menurut Soerjani adalah sesuatu baik dalam bentuk materi, makhluk hidup,
energi maupun informasi yang berada di suatu sistem yang tidak sesuai peruntukannya,
memang harus dikelola. “Idealnya bahan baku dikurangi barang kebutuhan sama
dengan nol, sehingga tidak ada limbah. Tetapi itu sulit sekali,” kata Koentyo. Yang
terjadi saat ini adalah setiap proses produksi menghasilkan limbah dan hasil produksi
itu sendiri suatu saat juga menjadi limbah. Ini yang menurut para pembicara harus
dikelola sehingga keseimbangan ekologi di bumi tetap tercipta. Sampah basah yang biasanya terdiri dari bahan-bahan yang mudah busuk biasanya
akan dimanfaatkan para pembuat kompos. Sedangkan sampah kering seperti kertas,
kayu, logam dapat dipilih lagi oleh pemulung untuk dikembalikan ke tempat
pengerjaannya menjadi bahan baku. “Dengan pemilihan, biasanya yang benar-benar
limbah dan tidak dapat digunakan lagi tinggal sedikit sehingga mudah dikelola,
misalnya dengan dibakar,” tambah Tanyo. Untuk limbah gas, dan cair yang
kebanyakan dari industri, saat ini teknologi sudah dapat mengelolanya. (Dikutip seperlunya dari Kompas, Mei 1999)
Untuk lebih memudahkan Kamu memahami isi wacana tersebut, bacalah kosakata
berikut ini.
Kosakata bahan baku : bahan utama untuk industri
berkorelasi : berhubungan
dikelola : dikerjakan
dekade : masa sepuluh tahun
ekologi : ilmu tentang hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya.
emisi : pemancaran, penyinaran, pencurahan (cahaya, panas)
ideal : sesuai dengan yang diinginkan
implikasi : keterlibatan
informasi : penerangan
kompos : pupuk dari sampah dan kotoran
konsumsi : pemakaian barang-barang hasil industri
limbah : sisa proses produksi, air buangan pabrik
mendaur ulang : diproses kembali
pemilihan : pemisahan
pemulung : orang yang pekerjaannya memungut barang-barang bekas
polutan : bahan yang mengubah derajat pengalihan dua unsur lingkungan
dan mengakibatkan gangguan terhadap kelayakan lingkungan.
sistem : aturan
standar : ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan.
42
Cara Menentukan Gagasan Utama Untuk memudahkan Kamu dapat menentukan gagasan utama, ikutilah petunjuk di
bawah ini:
1. Bacalah wacana tersebut secara keseluruhan sampai beberapa kali. Hal ini berguna
bagi dirimu untuk mengetahui kesan umum dan maksud atau tujuan isi wacana
tersebut.
Catatlah semua gagasan utama yang terdapat dalam wacana tersebut.
Sebagai contoh, cobalah Kamu membaca secara teliti paragraf 1. Gagasan utama
pada paragraf tersebut adalah standar hidup meningkat. Gagasan ini menjadi pokok
pembicaraan paragraf tersebut. Gagasan ini dikembangkan dengan pikiran penjelas
sebagai berikut :
a. Jumlah limbah meningkat
b. Kapasitas bumi untuk menyerap limbah tidak berubah
c. Akibatnya terjadi krisis ekologi yang serius
Semua pikiran penjelasan tersebut menunjang terbentuknya paragraf 1. Gagasannya
saling berkaitan dengan gagasan pokok tersebut.
2. Kemudian bacalah kembali isi paragraf 2 dengan teliti. Dapatkah Kamu
menentukan gagasan pokok paragraf tersebut ? Mungkin Kamu dapat
menjawabnya. Gagasan pokok paragraf tersebut adalah akibat-akibat adanya
peningkatan ekonomi dan standar hidup. Sekarang, Kamu sudah dapat mencatat
pikiran penjelas yang ada dalam paragraf 2 sebagai berikut. a. Membawa implikasi peningkatan konsumsi
b. Banyak yang dibeli, makin banyak yang dibuang
c. Timbul emisi gas akibat alat transportasi
d. Berkolerasi dengan peningkatan limbah
Kamu sudah dapat menentukan gagasan pokok paragraf 1 dan 2. Pikiran penjelas
pada paragraf itu pun sudah dapat Kamu temukan. Dengan mudah Kamu dapat
mengembangkan kedua gagasan itu dengan kata-kata sendiri.
3. Cobalah lanjutkan kegiatan untuk mencari gagasan pokok paragraf 3. Pikiran penjelasannya harus Kamu catat. Bila mengalami kesulitan, diskusikan
dengan teman-temanmu. Untuk menemukan gagasan pokok dan kalimat
penjelasannya, jawabanmu dengan jawaban teman-temanmu harus sama, karena
berdasarkan fakta-fakta yang ada dalam wacana tersebut.
a. gagasan pokoknya
1) kenaikan konsumsi
b. pikiran penjelasannya :
1) adanya peningkatan industri
2) menambah polutan
3) korelasi dapat dilihat
4) pencemaran makin besar
Dalam menentukan gagasan utama tetap mempertahankan susunan gagasan asli, tidak
ada hal-hal yang baru.
43
6. Tugas 1
Wacana “Standar Hidup Semakin Meningkat, Limbah Juga Makin Banyak” belum
disusun gagasan secara menyeluruh. Tugas yang harus Kamu kerjakan adalah
menyusun gagasan utama wacana tersebut, pada paragraf 4 dan 5.
Apabila tugas itu sudah selesai Kamu boleh mencocokkan jawabanmu pada kunci
tugas, Kamu jangan memasukkan hal-hal baru yang tidak ada dalam naskah tersebut.
Kemudian lanjutkan kegiatanmu untuk mempelajari materi berikutnya, yaitu
penggunaan kalimat berita dan kalimat tanya.
Kegiatan 2 : Membaca Tabel/Diagram
1. Standar Kompetensi Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai
2. Kompetensi Dasar Menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu mengenali bagian-bagian tabel/diagram.
2. Mampu menemukan makna/isi tabel atau diagram.
3. Mampu mengubah tabel/diagram menjadi bentuk narasi.
4. Materi pokok
Tabel atau Grafik
5. Uraian Materi Sudah tahukah Kamu tentang tabel atau diagram? apakah fungsi tabel atau diagram?
Apakah Kamu juga mengetahui bagian-bagian tabel/diagram dan cara membaca tabel
atau diagram? Dalam pembelajaran ini Kamu akan mempelajari tiga hal tersebut.
Tabel adalah daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data informasi yang biasanya berupa
kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan
deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
Sedangkan diagram adalah gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan sesuatu.
Berikut ini sebuah tabel tentang hasil pertanian sayur-sayuran yang dikelola oleh Faizal
selama lima bulan.
44
DATA HASIL PERTANIAN SAYUR-SAYURAN
YANG DIKELOLA OLEH FAIZAL
SELAMA LIMA BULAN
1 2 3 4 5
1 Tomat - - 2,000 kg 2,050 kg 2,150 kg
2 Wortel - - 1,800 kg 1,000 kg 800 kg
3 Kentang - - 1,900 kg 900 kg 600 kg
BULAN KENO NAMA SAYURAN
1. Nah, sebelum membaca tabel dan diagram, kenalilah bagian-bagiannya.
DATA HASIL PERTANIAN SAYUR-SAYURAN
YANG DIKELOLA OLEH FAIZAL
SELAMA LIMA BULAN
Sekarang Kamu sudah mengenal bagian-bagian tabel. Untuk selanjutnya tabel
tersebut dapat pula ditampilkan dalam bentuk diagram.
Berikut ini informasi dari tabel tersebut disampaikan dalam bentuk diagram..
Jika Kamu perhatikan tabel atau diagram tersebut, Kamu dapat dengan mudah
menemukan informasi yang ada. Misalnya, Kamu ingin mengetahui hasil pertanian
yang terbanyak yaitu tomat pada bulan ke-5. bentuk informasi dapat juga berbentuk
Judul
Baris
Kolom
0
500
1000
1500
2000
2500
I II III IV V
Tomat
Wortel
Kentang
45
kalimat berita. Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan atau
menyatakan sesuatu.
Contoh: Hasil pertanian sayur-sayuran yang dikelola oleh Faizal terbanyak yaitu tomat
mencapai 2.150 kg pada bulan ke-5.
2. Menemukan makna atau isi tabel atau diagram.
Baru saja Kamu dapat menemukan informasi dengan cepat. Nah, sekarang
bagaimana langkah-langkah selanjutnya jika Kamu ingin mengetahui informasi
lainnya dari tabel tersebut. Untuk memudahkan Kamu memperoleh informasi,
dapat menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tabel. Kamu dapat
menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan tabel. Kamu dapat menyampaikan
pertanyaan dengan menggunakan kata tanya, seperti apa, siapa, berapa, dan
bagaimana. Jawaban tersebut dapat menjelaskan isi tabel secara keseluruhan.
Contoh pertanyaan: Jenis sayur apakah yang banyak diperoleh oleh Faizal?
Jawaban: Tomat
3. Mengubah tabel atau diagram menjadi narasi.
Bagaimana? Sudah paham dalam menemukan makna atau isi tabel/diagram, bukan?
Kali ini Kamu diharapkan dapat mengubah tabel menjadi wacana jenis narasi.
Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang membentuk jalinan
cerita.
Coba Kamu perhatikan kembali tabel tadi! Selanjutnya, Kamu ubah tabel tersebut
menjadi sebuah wacana narasi. Agar Kamu lebih jelas lagi, perhatikan contoh wacana
narasi berikut yang berasal dari tabel tersebut yang diubah menjadi narasi.
Faizal Petani Sayur-sayuran
Faizal adalah seorang petani sayuran yang cukup berhasil. Banyak sayuran yang ia
kelola di kebunnya. Jenis sayuran yang dikategorikan paling banyak hasilnya yaitu
tomat, wortel, dan kentang. Karena hasilnya cukup bagus, banyak petani lainnya yang
mencontoh kiat-kiat Faizal dalam mengelola sayurannya. Dari hasil penjualan sayuran,
keluarga Faizal cukup bahagia.
Rangkuman
1. Tabel adalah daftar ikhtisar sejumlah data informasi yang biasanya berupa kata-
kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan
deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah disimak.
2. Diagram adalah gambaran (buram, sketsa) untuk memperlihatkan atau
menerangkan.
3. Narasi adalah karangan yang berupa rangkaian peristiwa yang membentuk jalinan
cerita.
46
6. Tugas 2
Buatlah karangan berbentuk narasi berdasarkan tabel berikut ini!
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2003 / 2004 602 657 1259
2 2004 / 2005 573 594 1167
3 2005 / 2006 706 803 1509
4 2006 / 2007 643 674 1317
Jumlah Siswa
Jumlah Siswa SMP Negeri 200 Jakarta
Tahun AjaranNo
47
C. PENUTUP
Dengan selesainya Kamu mempelajari modul ini berarti Kamu telah menambah
keterampilan yang Kamu miliki. Pertama, Kamu sudah dapat menentukan kegiatan utama
sebuah wacana yang bertopikkan “Polusi”. Kedua, Kamu sudah dapat menemukan
informasi secara cepat dari tabel atau diagram serta mengubah tabel atau diagram dalam
bentuk narasi.
Semakin banyak berlatih, Kamu akan semakin terampil. Jangan lupa, cocokkanlah hasil
pekerjaanmu dengan kunci tugas modul ini. Bila berbeda, Kamu tidak perlu kecewa. Untuk
membuat gagasan sebuah wacana tiap orang tidak akan sama. Demikianlah pula dengan
materi tentang menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram serta mengubahnya
dalam bentuk narasi.
Lanjutkan kegiatanmu dengan mengikuti tes akhir modul, kemudian siapkan dirimu untuk
mengikuti modul berikutnya.
Selamat mengikuti tes!
48
D. KUNCI TUGAS
Tugas 1
Paragraf 4 : Limbah harus dikelola
1. pengertian limbah
2. setiap produksi menghasilkan limbah
Paragraf 5
1. Jenis sampah
2. basah dan kering
3. pengelolaan sampah
Tugas 2
Jumlah Siswa SMPN 200 Jakarta pada tahun ajaran 2003/2004 berjumlah 1.259 siswa
dengan jumlah siswa laki-laki 602 siswa dan jumlah siswa perempuan 657 siswa.
Namun pada tahun ajaran berikutnya yaitu tahun 2004/2005 mengalami penurunan
menjadi 1.167 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 573 siswa dan jumlah siswa
perempuan 594 siswa. Pada tahun ajaran berikutnya terjadi peningkatan jumlah siswa
keseluruhan yang drastis yaitu sebanyak 342 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 706
siswa dan jumlah siswa perempuan 803 siswa. Kemudian pada tahun ajaran 2006/2007
kembali mengalami penurunan menjadi 1.317 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 643
siswa dan jumlah siswa perempuan 674 siswa.
Jadi, jumlah siswa dari tahun ke tahun tidak selalu sama, tetapi jumlah siswa
perempuan selalu lebih banyak daripada jumlah siswa laki-laki. Terutama pada tahun
ajaran 2005/2006, terdapat perbedaan jumlah yang mencolok antara jumlah siswa laki-
laki dengan jumlah siswa perempuan.
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
KEGIATAN SISWA
IND.VII.2.M.05 Teks Wawancara
Penulis : Dra. Edy Warsih
Pengkaji Materi : Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
TEKS WAWANCARA
IND.VII.2.6.14
51
A. PENDAHULUAN
Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul-modul terdahulu. Kali ini Kamu
akan mempelajari tentang teks wawancara.
Standar kompetensi yang harus Kamu miliki adalah agar Kamu mampu jmengungkapkan
berbagai informasi dalam bentuk narasi.
Modul ini terdiri atas tiga kegiatan pembelajaran yaitu: mengubah kalimat langsung dalam
wawancara menjadi kalimat tidak langsung, mengubah teks wawancara ke bentuk narasi,
dan menyunting narasi sendiri atau teman.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 4 x 40 menit. Manfaatkan
waktu yang tersedia sebaik mungkin. Jika Kamu mengalami kesulitan, Kamu dapat
berdiskusi dengan teman atau langsung kepada Guru Pamong di Tempat Kegiatan Belajar
(TKB).
Selamat belajar, semoga sukses!
52
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1: Wawancara 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
2. Kompetensi Dasar Mengubah teks wawancara menjadi narasi
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
Mampu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi kalimat tidak
langsung.
4. Materi Pokok Kalimat Langsung dan Kalimat Tidak Langsung.
5. Uraian Materi Pada modul terdahulu Kamu telah mempelajari wawancara. Wawancara adalah tanya-
jawab dengan seseorang untuk mendapatkan keterangan atau meminta pendapatnya
mengenai sesuatu hal. Proses tanya-jawab itu biasanya dilakukan dengan cara bertatap
muka antara dua orang atau lebih. Ketika melaksanakan wawancara, kita dapat
menggunakan pedoman pada 5W dan 1H, yaitu What (apa), Who (siapa), why
(mengapa), when (kapan), where (di mana), dan how (bagaimana).
Pada rumus 5W dan 1H dalam wawancara akan menghasilkan kalimat langsung. Pada
kegiatan ini, Kamu diharapkan dapat mengubah kalimat langsung dalam wawancara
menjadi kalimat tidak langsung.
Perhatikan wawancara sebagai berikut: Rina : Selamat pagi, Pak!
Bapak Camat : Selamat pagi!
Rina : Mohon ma'af Pak, bisakah saya minta waktu beberapa menit?
Bapak Camat : Bisa, silakan.
Rina : Terima kasih Pak.
Saya melihat di televisi bahwa wilayah kecamatan yang Bapak
pimpin menjadi wilayah terindah dan terbersih. Apakah usaha
Bapak, sehingga berhasil menjadi juara keindahan dan kebersihan?
Bapak Camat : Kita gerakkan seluruh warga melakukan kerja bakti.
Rina : Siapa saja yang membantu Bapak dalam meningkatkan
kebersihan?
Bapak Camat : Seluruh aparat Kelurahan, Kecamatan, dan masyarakat.
Rina : Kapan melakukan kerja baktinya?
Bapak Camat : Setiap satu minggu sekali.
Rina : Di mana saja yang perlu dibersihkan?
Bapak Camat : Di jalan-jalan, trotoar, saluran air, dan lingkungan tempat tinggal.
Rina : Bagaimana peran serta masyarakat di dalam menjaga kebersihan?
Bapak Camat : Bagus, mereka sangat peduli.
Rina : Terima kasih Pak, atas keterangan dan waktu yang telah diberikan.
53
proses tanya jawab dalam wawancara
Setelah Kamu membaca teks wawancara tersebut, jelaslah bahwa pembicaraan Rina
dengan Bapak Camat menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah
kalimat yang dikutip secara langsung dari ucapan orang pertama. Ucapan langsung itu
diberi tanda petik (“……”). Baiklah, perhatikan contoh berikut ini. Contoh: Rina menyapa, “Selamat Pagi, Pak!”
Sapaan tersebut langsung diucapkan oleh Rina kepada Bapak Camat. Dapat pula
ditambahkan dengan kata “sapa” seperti berikut:
“Selamat pagi, Pak!” sapa Rina.
Jika kalimat langsung di atas diubah menjadi kalimat tidak langsung, maka kalimatnya
menjadi sebagai berikut:
Rina menyapa Bapak Camat, selamat pagi.
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang telah diubah susunan kalimatnya dan
tidak diberi tanda petik.
Perhatikan perubahan kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung pada contoh
berikut ini:
Bapak Camat : “Selamat pagi!”
atau
“Selamat pagi!” jawab Bapak Camat.
menjadi:
Bapak Camat menjawab dengan mengucapkan selamat pagi.
Saya yakin, Kamu sudah mengerti. Untuk lebih memantapkan pemahamanmu terhadap
materi ini, coba ubahlah kalimat langsung pada teks wawancara tersebut menjadi
kalimat tidak langsung.
Kalimat
langsung
Kalimat tidak
langsung
54
Rina berkata, “Mohon ma'af Pak, bisakah saya minta
waktu anda beberapa menit?”
Rina mengatakan bahwa ia mohon maaf, karena ia akan
minta waktu beberapa menit kepada Bapak Camat.
“Saya melihat di televisi, bahwa wilayah kecamatan yang
Bapak pimpin menjadi wilayah terindah dan terbersih,”
kata Rina.
Rina mengatakan bahwa ia melihat di televisi, bahwa
kecamatan yang dipimpin oleh Bapak Camat menjadi
wilayah terindah dan terbersih.
Rangkuman
1. Dalam wawancara selalu menggunakan kalimat langsung.
2. Kalimat langsung adalah kalimat yang dikutip secara langsung dari ucapan orang
pertama dan diberi tanda petik (“….”).
3. Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang telah diubah susunan kalimatnya dan
tidak diberi tanda petik.
6. Tugas 1
Ubahlah cuplikan teks wawancara berikut ini menjadi kalimat tidak langsung!
Bapak Camat : Kita gerakkan seluruh warga melakukan kerja bakti.
Rina : Siapa saja yang membantu Bapak dalam meningkatkan
kebersihan?
Bapak Camat : Seluruh aparat Kelurahan, Kecamatan, dan masyarakat.
Rina : Kapan melakukan kerja baktinya?
Bapak Camat : Setiap satu minggu sekali.
Rina : Dimana saja yang perlu dibersihkan?
Bapak Camat : Di jalan-jalan, trotoar, saluran air, dan lingkungan tempat
tinggal.
Rina : Bagaimana peran serta masyarakat di dalam menjaga
kebersihan?
Bapak Camat : Bagus, mereka sangat peduli.
Rina : Terima kasih Pak, atas keterangan dan waktu yang telah
diberikan.
Kalimat
langsung
Kalimat
langsung
Kalimat tidak
langsung
Kalimat tidak
langsung
55
Kegiatan 2: Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
2. Kompetensi Dasar
Mengubah teks wawancara menjadi narasi
3. Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu mengubah kalimat teks wawancara menjadi narasi.
4. Materi Pokok Cara Mengubah Teks Wawancara ke Bentuk Narasi dan Implementasinya.
5. Uraian Materi Setelah Kamu mempelajari kalimat langsung dalam wawancara diubah menjadi kalimat
tidak langsung maka dalam kegiatan ini Kamu dituntut mampu mengubah teks
wawancara menjadi narasi. Narasi adalah karangan yang merupakan rangkaian
peristiwa yang disusun menurut urutan kejadian atau urutan waktu.
Perhatikan teks wawancara berikut ini!
Rina : Selamat pagi, Pak!
Bapak Camat : Selamat pagi!
Rina : Mohon ma'af Pak, bisakah saya minta waktu beberapa menit?
Bapak Camat : Bisa, silakan.
Rina : Terima kasih Pak.
Saya melihat di televisi, bahwa wilayah kecamatan yang
Bapak pimpin menjadi wilayah terindah dan terbersih. Apakah
usaha Bapak, sehingga berhasil menjadi juara keindahan dan
kebersihan?
Bapak Camat : Kita gerakkan seluruh warga melakukan kerja bakti.
Rina : Siapa saja yang membantu Bapak dalam meningkatkan
kebersihan?
Bapak Camat : Seluruh aparat Kelurahan, Kecamatan, dan masyarakat.
Rina : Kapan melakukan kerja baktinya?
Bapak Camat : Setiap satu minggu sekali.
Rina : Dimana saja yang perlu dibersihkan?
Bapak Camat : Di jalan-jalan, trotoar, saluran air, dan lingkungan tempat
tinggal.
Rina : Bagaimana peran serta masyarakat di dalam menjaga
kebersihan?
Bapak Camat : Bagus, mereka sangat peduli.
Rina : Terima kasih Pak, atas keterangan dan waktu yang telah
diberikan.
Untuk mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi, Kamu harus menguasai
perubahan dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Perhatikan contoh
penulisan wawancara menjadi tulisan narasi berikut ini.
56
Wilayah Terindah dan Terbersih
Pagi ini, Rina ingin mewawancarai Bapak Camat. Sebelum wawancara dilakukan,
terlebih dahulu meminta izin. Setelah mendapat izin dari Bapak Camat, Rina memulai
mewawancarainya. Rina menanyakan tentang usaha apa yang dilakukan Bapak Camat
sehingga mendapat juara lomba keindahan dan kebersihan di daerahnya. Informasi ini
dia peroleh dari siaran televisi. Kemudian, Bapak Camat pun menjawab, bahwa semua itu berkat gerakan seluruh
warganya melakukan kerja bakti. Setelah itu, Rina pun bertanya kembali, bahwa siapa
yang membantunya dalam meningkatkan kebersihan di daerah itu. Ia pun menjawab,
bahwa yang membantunya adalah aparat Kelurahan, Kecamatan, dan masyarakat
sekitar. Kemudian Rina meneruskan wawancaranya kembali, yaitu kapan kerja bakti
itu dilakukan. Jawaban Bapak Camat adalah satu Minggu sekali. Lalu, Rina menanyakan kembali tentang tempat-tempat yang perlu dibersihkan. Bapak
Camat pun menjelaskannya, yang dibersihkan adalah mulai dari jalan-jalan, trotoar,
saluran air, dan lingkungan tempat tinggal penduduk setempat. Akhirnya, sampailah Rina, ke pertanyaan yang terakhir, yaitu bagaimana peran serta
masyarakat di sana dalam menjaga kebersihan. Jawabannya adalah, bahwa masyarakat
sekitar sangat peduli. Setelah pertanyaan itu berakhir, maka berakhir pulalah wawancara yang Rina lakukan.
Ia pun segera mengucapkan terima kasih, atas keterangan dan waktu yang diberikan
Bapak Camat kepadanya.
Rangkuman
1. Pada saat mengubah teks wawancara menjadi bentuk narasi, yang harus dipahami
adalah perubahan dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung.
2. Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan atau ujaran
orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat bisa berupa kalimat tanya, kalimat berita,
atau kalimat perintah.
3. Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang melaporkan ucapan atau ujaran orang
lain. Bagian kutipan dalam kalimat tidak langsung semuanya berbentuk kalimat
berita.
57
6. Tugas 2
Ubahlah teks wawancara berikut ini menjadi teks narasi! Perhatikan penulisan kalimat
langsung dan kalimat tidak langsung!
Dini : Bagaimana perasaanmu setelah memenangkan lomba menyanyi
tahun ini?
Hesti : Yang pasti senang dan bersyukur kepada Tuhan serta berterima
kasih atas dukungan teman-teman.
Dini : Kalau boleh tanya, apakah sampai saat ini sudah ada produser
yang mengajak rekaman?
Hesti : ada sih, beberapa. Tetapi orangtua saya belum mengizinkan
untuk saat ini karena saya masih harus menempuh ujian di
sekolah.
Dini : Memang kenapa orangtuamu tidak setuju?
Hesti : Bukannya tidak setuju, tapi saya harus mengutamakan sekolah
dulu.
Dini : Oo…. Begitu.
Kegiatan 3: Menyunting Teks Narasi 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk narasi dan pesan singkat.
2. Kompetensi Dasar Mengubah teks wawancara menjadi narasi.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Mampu menyunting narasi sendiri atau teman.
4. Materi Pokok
Penyuntingan.
5. Uraian Materi
Pada kegiatan 2, Kamu telah memahami cara mengubah teks wawancara menjadi
narasi, bukan? Dalam menyusun tulisan kita harus memerhatikan beberapa tahapan. Di
antaranya adalah menyunting. Menyunting adalah proses memperbaiki atau
menyempurnakan tulisan dengan memerhatikan segi urutan penyajian isi dan bahasa.
Misalnya penulisan ejaan, tanda baca, kata, pilihan kata (diksi), penggunaan kalimat
yang efektif, dan kepaduan paragraf.
Ketika menyunting, seorang penyunting dengan teliti memeriksa kesalahan penulisan
teks. Kesalahan-kesalahan dibetulkan atau dikoreksi dengan membubuhkan tanda-
tanda penyuntingan.
Berikut ini tabel tanda-tanda koreksi dan cara penggunaannya.
58
Tabel tanda-tanda koreksi dan penggunaannya.
59
Perhatikan cuplikan berikut!
Naskah
Pagi ini Rina ingin sekali mewawancarai Bapak Camat. Sebelum wawancara
dilakukan, Rina meminta izin terlebih dahulu. Setelah mendapat izin dari Bapak Camat
Rina memulai mewawancarai nya. Rina menanyakan tentang usaha apa yang dilakukan
Bapak Camat sehingga mendapat juara lomba keindahan dan kebersihan didaerahnya.
Informasi ini dia peroleh dari siaran televisi.
Suntingan
Pagi ini rina ingin sekali mewawancarai bapak Camat. Sebelum wawancara dilakukan,
Rina meminta izin terlebih dahulu. Setelah mendapat izin dari Bapak Camat Rina
memulai mewawancarai nya. Rina menanyakan tentang usaha apa yang dilakukan
Bapak Camat sehingga mendapat juara lomba keindahan dan kebersihan didaerahnya.
Informasi ini dia peroleh dari siaran televisi.
Perbaikan
Pagi ini, Rina ingin mewawancarai Bapak Camat. Sebelum wawancara dilakukan,
Rina meminta izin terlebih dahulu. Setelah mendapat izin dari Bapak Camat, Rina
memulai mewawancarainya. Rina menanyakan tentang usaha apa yang dilakukan
Bapak Camat sehingga mendapat juara lomba keindahan dan kebersihan di
daerahnya. Informasi ini dia peroleh dari siaran televisi.
Rangkuman
1. Menyunting adalah proses memperbaiki atau menyempurnakan tulisan dengan
memerhatikan segi urutan penyajian isi dan bahasa.
2. Ketika menyunting, seorang penyunting memeriksa kesalahan penulisan teks dengan
teliti.
3. Kesalahan-kesalahan dikoreksi dengan membubuhkan tanda-tanda penyuntingan.
6. Tugas 3
Suntinglah paragraf di bawah ini agar menjadi paragraf yang sempurna sesuai dengan
ejaan (tanda baca, huruf besar), dan pilihan katanya!
Kendati diwarnai hujan deras angin kencang dan ombak besar upaya pencarian badan
pesawat adam air KI 574 diperairan Barru dan Parepare, sulawesi selatan, terus
diintensifkan, Sabtu 13/1. Pencarian tidak hanya mengandalkan pandangan mata saat
melakukan penyisiran, tetapi juga menerjunkan regu penyelamat.
60
C. PENUTUP
Kamu telah menguasai materi modul Teks Wawancara. Ini berarti bahwa Kamu telah
menguasai tiga keterampilan, yaitu mengubah kalimat langsung dalam wawancara menjadi
kalimat tidak langsung, mengubah teks wawancara ke bentuk narasi, dan menyunting
narasi sendiri atau teman.
Bila tugas-tugas dalam modul ini telah Kamu kerjakan, maka hasil pekerjaanmu boleh
Kamu cocokkan dengan kunci modul ini.
Kamu telah menyelesaikan tes akhir modul dengan baik, maka Kamu boleh melanjutkan
kegiatan pada modul berikutnya. Silakan Kamu mengambil modul baru! Rebutlah
keberhasilanmu!
61
D. KUNCI TUGAS
Tugas 1
1. Bapak Camat mengatakan bahwa ia menggerakkan seluruh warga melakukan kerja
bakti.
2. Rina menanyakan bahwa siapa saja yang membantu Bapak Camat dalam peningkatan
kebersihan.
3. Bapak Camat mengatakan seluruh aparat kelurahan, kecamatan, dan masyarakat.
4. Rina menanyakan kapan melakukan kerja baktinya.
5. Bapak Camat menjawab setiap satu minggu sekali.
Tugas 2
Hari ini, Hesti merasa sangat senang, karena ia telah berhasil memenangkan lomba
menyanyi tahun ini. Dan ia pun merasa bersyukur kepada Tuhannya dan ia juga
berterima kasih kepada teman-temannya karena telah memberi dukungan kepadanya.
Saat Dini bertanya kepadanya, bahwa apakah sampai saat ini sudah ada produser yang
mengajaknya rekaman, ia pun menjawab bahwa ada beberapa. Tetapi orang tuanya
belum mengizinkannya, karena saat ini, ia masih menempuh ujian di sekolahnya.
Tapi, Dini salah paham, ia berpikir bahwa orang tua Hesti tidak menyetujuinya.
Kemudian Hesti pun menjelaskannya bahwa, orang tuanya bukan tidak setuju,
melainkan karena ia harus mengutamakan sekolahnya terlebih dahulu. Setelah Hesti
menjelaskannya, Dini pun akhirnya mengerti.
Tugas 3
Suntingan
Kendati diwarnai hujan deras angin kencang dan ombak besar upaya pencarian badan
pesawat adam air KI 574 diperairan Barru dan Parepare, sulawesi selatan, terus
diintensifkan, Sabtu 13/1. Pencarian tidak hanya mengandalkan pandangan mata saat
melakukan penyisiran, tetapi juga menerjunkan regu penyelamat.
Perbaikan
Kendati diwarnai hujan deras, angin kencang, dan ombak besar, upaya pencarian badan
pesawat Adam Air KI 574 di perairan Barru dan Parepare, Sulawesi Selatan, terus
diintensifkan, Sabtu 13/1. Pencarian tidak hanya mengandalkan pandangan mata saat
melakukan penyisiran, tetapi juga menerjunkan regu penyelamat.
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
IND.VII.2.M.06 Men
KEGIATAN SISWA
Penulis : Drs. Santiyo
Dra. Sunaryati
Pengkaji Materi : Prof. Dr. Ahmad HP., M.Pd.
Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
MENGUNGKAPKAN ISI PUISI
IND.VII.2.7.15
65
A. PENDAHULUAN
Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul yang lalu. Kali ini, kamu akan
mempelajari modul dengan judul Mengungkapkan Isi puisi.
Kompetensi yang ingin dicapai dalam modul ini ada dua, yaitu : mampu mengungkapkan
isi puisi dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama dan pilihan kata, mampu
menangkap isi puisi seperti gambaran penginderaan, perasaan dan pendapat, dan mampu
merefleksi isi puisi.
Untuk mencapai kompetensi itu kamu akan mempelajari kegiatan kesatu mengungkapkan
isi puisi dengan mempertimbangkan nada, suasana, irama, dan pilihan kata. Kegiatan
kedua menangkap isi puisi seperti gambaran penginderaan, perasaan, dan pendapat.
Jika kegiatan beserta tugas-tugas telah kamu selesaikan dengan baik, segeralah kamu minta
tes akhir modul kepada guru pamongmu.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini 4 x 40 menit termasuk tes akhir
modul. Mengingat waktu yang disediakan terbatas, kamu harus mampu memanfaatkannya
dengan sebaik-baiknya. Bila ada kesulitan jangan segan-segan berdiskusi dengan teman-
temanmu, atau langsung menanyakan kepada guru pamongmu.
Selamat belajar, semoga sukses kamu raih.
66
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1 : Pengungkapan Isi Puisi 1. Standar Kompetensi
Memahami pembacaan puisi
2. Kompetensi Dasar Menanggapi cara pembacaan puisi
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
Mampu mengungkapkan isi puisi dengan mempertimbangkan nada suasana, irama, dan
pilihan kata
4. Materi Pokok Mengungkapkan Isi Puisi
5. Uraian materi Ada berbagai cara manusia dalam menuangkan gagasan pikirannya. Salah satunya
melalui puisi. Puisi merupakan pengungkapan ekspresi manusia yang mewakili dirinya
dengan menggunakan rangkaian kata, untaian kalimat berwujud larik-larik dan
menggunakan pilihan kata yang padat dengan makna.
Setiap penyair dalam mengungkapkan puisinya mempunyai nada dan suasana berbeda-
beda atau dengan caranya sendiri-sendiri. Nada dan suasana sangat berhubungan
dengan perasaan penyair. Nada puisi merupakan sikap penyair, misalnya menggurui,
mengkritik, dan main-main. Dalam arti yang luas
Dari nada puisi tersebut mengakibatkan muncul suasana yang ditimbulkan menjadi
puisi. Di samping itu dalam puisi, irama dan lagu kalimat merupakan salah satu daya
ungkap yang penting, Beberapa hal tersebut dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh
penyair.
Yang dimaksud dengan irama dalam puisi adalah pengulangan pola waktu dan pola
tekanan yang terjadi secara teratur.
Perhatikan puisi berikut ini dan bacalah dengan cermat!
SENJA DI PELABUHAN KECIL
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali kapal. Kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya maut berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelopak elang
Menyinggung muram, desis hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akaran. Tidak bergerak dan
Kini tanah dan air tidur hilang ombak Tiada lagi aku sendiri. Berjalan
Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap Dari : Deru Campur Debu Chairil Anwar
67
Setelah membaca puisi tersebut, kamu dapat mengungkapkan isi puisi itu, yaitu tentang
kesendirian di pelabuhan pada waktu senja. Hal ini dapat kamu ungkap isi puisi tersebut
dengan mempertimbangkan nada dan suasana puisi tersebut yaitu bermain-main dengan
suasana sepi. Di samping nada suasana, dapat pula dilukiskan penginderaan dan perasaan
yang ada dalam puisi. Bagaimana hubungan antara puisi dengan penginderaan dan
perasaan? Puisi merupakan gagasan penyair yang dituangkan dalam larik dan bait. Gagasan yang
dituangkan dalam larik dan bait merupakan hasil penginderaan. Puisi dapat berwujud dari
hasil penginderaan penglihatan, pendengaran, perasaan, pencecapan, perabaan, penciuman,
gerakan, dan pemikiran. Di samping itu, puisi merupakan cetusan perasaan penyair. Misalnya, cetusan perasaan
semangat, sedih, atau terharu dan sebagainya Bacalah puisi berikut ini !
GADIS PEMINTA-MINTA
Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kataku jadi hilang, tanpa jiwa Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayangan riang Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor tapi yang begitukan hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk membagi dukamu Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kataku, ah kataku
Hidupnya tak lagi punya tanda
Toto Sudarto Bahtiar Dari Metodologi Pengajaran Puisi
Drs. B. P. Simatupang
Penginderaan adalah kesan yang ditangkap dari sebuah puisi oleh pancaindera kita.
Maka akan dikenal penginderaan pendengaran (telinga), penginderaan penglihatan
(mata), penginderaan gerakan, penginderaan perabaan (meraba), penginderaan
penciuman (hidung). Setelah membaca puisi tersebut kamu dapat mengungkapkan isi
puisi berdasarkan penginderaan, misalnya :
- pada larik kesatu bait pertama merupakan penginderaan penglihatan.
- pada larik kedua bait pertama hasil penginderaan perasaan
- pada larik ketiga bait pertama hasil penginderaan perasaan
- pada larik keempat bait pertama hasil penginderaan perasaan
68
Coba lanjutkan untuk bait kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Di samping itu,
kamu dapat menentukan cetusan perasaan yang dituangkan dalam puisi tersebut, yaitu
perasaan haru.
Rangkuman
1. Puisi merupakan pengungkapan perasaan menggunakan pilihan kata yang padat,
susunan kalimat yang efektif dan menggambarkan tangkapan pancaindera.
2. Puisi adalah hasil perenungan gagasan, pikiran, perasaan dan menampilkan nada
dan suasana tertentu. Hasil pengungkapan tiap penyair akan berbeda-beda
6. Tugas 1
1. Simpulkan isi puisi berjudul Gadis Peminta-minta, karya Toto Sudarto Bahtiar
2. Pesan apakah yang terkandung dalam puisi tersebut?
Kegiatan 2 : Refleksi Puisi 1. Standar Kompetensi
Memahami pembacaan puisi
2. Kompetensi Dasar
Merefleksi isi puisi yang dibaca
3. Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu merefleksikan isi puisi yang dibacakan
7. Materi Pokok Refleksi Puisi
8. Uraian Materi Merefleksi dalam kamus disebutkan artinya gerakan pantulan di luar kemauan atau
kesadaran sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datangnya dari luar.
Merefleksi isi puisi artinya pantulan atau memantulkan isi puisi di luar pengarangnya.
Kita sebagai penikmat puisi artinya di luar puisi.
Merefleksi puisi merupakan kegiatan:
1. memikirkan atau merenungkan;
2. menelaah dan merespon;
3. menanggapi isi puisi secara menyeluruh.
Merefleksi dapat diartikan menggunakan isi puisi atau pesan yang terkandung di
dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Merefleksi dapat diartikan memetik manfaat
apa yang terkandung apa yang diinginkan dan yang dimaksud pengarang atau penyair
dalam puisinya. Kegiatan merefleksi misalnya merenungkan nilai-nilai yang
terkandung dalam puisi.
Bacalah sekali lagi puisi berjudul Gadis Peminta-minta. Setelah kamu baca, kamu
dapat merefleksikan isi puisi tersebut, bahwa
kita merasa terharu atas penderitaan,
kemiskinan, dan
penghidupan yang papa yang hanya
mengharap belas kasihan.
69
Inilah refleksi dari peristiwa tersebut. Dari refleksi ini diharapkan timbul jiwa
dermawan, dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya yang diterima.
Rangkuman
1. Merefleksi puisi merupakan kegiatan:
2. memikirkan atau merenungkan;
3. menelaah dan merespon;
4. menanggapi isi puisi secara menyeluruh
5. Mengungkapkan isi puisi berarti menggali gagasan yang terkandung dalam puisi.
6. Nada suasana puisi merupakan sikap penyair terhadap sesuatu hal, misalnya
mengkritik, menggurui atau menilai.
7. Refleksi adalah kegiatan memikirkan atau merenungkan suatu hal yang telah terjadi
dalam sebuah puisi.
6. Tugas 2
Bacalah puisi berikut ini !
KEPADA PEMELUK TEGUH
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut Nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingatkan susah seluruh
Cahyamu panas suci
Tinggal kerdip lilin Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu Mu aku mengetuk
Aku tak bisa berpaling Karya Chairil Anwar
Dari Pengarang Indonesia
Yang Kita Kenal
Jawablah pertanyaan berikut:
1. Manfaat apakah yang dapat kita ambil dari puisi tersebut?
70
C. PENUTUP
Dalam mempelajari modul ini, pastilah pemahamanmu tentang puisi semakin berkembang.
Setelah dikaji, ternyata setiap puisi mempunyai pesan yang cukup tinggi dalam nilai-nilai
kehidupan. Jawaban atau hasil pekerjaanmu tidak harus sama dengan jawaban pada modul
ini, yang penting, jawabanmu tidak lari atau tidak menyimpang dari konteks puisi tersebut.
Selamat meraih sukses.
71
D. KUNCI TUGAS
Tugas 1
1. Puisi gadis peminta-minta menceritakan tentang penderitaan seorang gadis kecil yang
tinggal di bawah jembatan. Setiap hari ia berjalan dengan membawa kaleng kecil untuk
mohon belas kasihan dari banyak orang.
Seandainya suatu saat ia meninggal dunia, tak satu pun yang menangisinya.
2. Pesan yang terkandung dalam puisi tersebut adalah :
1. Mencintai sesama manusia, sekalipun orang itu berasal dari lingkungan yang
hidupnya penuh derita
2. Selagi hayat masih dikandung badan, banyaklah berbuat amal kebaikan kepada
sesama.
3. Tuhan YME adalah penentu nasib setiap hamba-hambanya. Jangan berputus asa
dalam menghadapi kehidupan ini. Bersyukurlah dan berserahdirilah setiap saat
kepada Tuhan.
Tugas 2
1. Di manapun kita berada, dalam keadaan senang atau susah, hendaknya selalu
mengingat dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Suci.
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
KEGIATAN SISWA
IND.VII.2.M.07 Tokoh dan Latar
Penulis : Dra. Sri Rahayu
Dra. Sunaryati
Pengkaji Materi : Prof. Dr. Ahmad HP., M.Pd.
Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
TOKOH DAN LATAR
IND.VII.2.7.16
75
A. PENDAHULUAN
Modul Bahasa Indonesia yang lalu tentunya sudah Kamu pelajari dengan baik. Bagaimana
hasilnya, baik bukan? Kini lanjutkan mempelajari modul yang berjudul “Tokoh dan Latar”
Materi Pokok yang Kamu pelajari dalam modul ini adalah penentuan tokoh utama dan
tokoh sampingan, penentuan latar atau setting, dan penentuan alur dari cerita Di Tengah
Keluarga karangan Ajip Rosidi.
Dengan mempelajari modul ini, Kamu diharapkan dapat menentukan: pertama, tokoh
utama dan tokoh sampingan dari cuplikan cerita Di Tengah Keluarga yang berjudul
“Temanku Pergi Belajar”. Kedua, latar atau setting dari cerita tersebut.
Untuk memudahkan mempelajari modul ini, Kamu dapat meminjam buku cerita Di
Tengah Keluarga karangan Ajib Rosidi, di perpustakaan sekolah induk. Bila tidak ada,
dalam modul ini sudah disediakan cuplikannya yang berjudul “Temanku Pergi Belajar”
Modul ini berisi tiga kegiatan yang harus Kamu kerjakan, pertama penentuan tokoh utama
dan tokoh sampingan, kedua penentuan latar atau setting, dan ketiga, penentuan alur dari
cuplikan cerita Di Tengah Keluarga.
Waktu yang disediakan 4 x 40 menit, termasuk tes akhir modul
Dalam modul ini disediakan pula kunci jawaban tugas kegiatan. Dapat dilihat setelah
mengerjakan tugas.
Pelajari modul ini dengan baik. Semoga berhasil!
76
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1 : Penentuan Tokoh Utama dan Tokoh Sampingan 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen
2. Kompetensi Dasar Menanggapi pembacaan cerpen
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
Mampu mengungkapkan tokoh-tokoh dengan cara penokohannya disertai data tekstual.
4. Materi Pokok Buku Cerita
5. Uraian Materi Pernahkah Kamu membaca novel? Bila sudah pernah, tentu Kamu menemukan pelaku-
pelaku atau tokoh-tokoh yang berperan dalam novel. Untuk dapat menentukan tokoh
utama dan tokoh sampingan cerita I Di Tengah Keluarga Kamu harus membaca cerita
tersebut. Kamu dapat meminjam cerita tersebut di sekolah induk bila ada tetapi bila
tidak ada, dalam kegiatan ini sudah disediakan cuplikannya yang berjudul “Teman
Pergi Belajar”
Bacalah cuplikan cerita berjudul “Temanku Pergi Belajar” yang diambil dari novel Di
Tengah Keluarga ini. Kemudian tulis pelaku-pelaku atau tokoh-tokoh yang ada dalam
novel tersebut.
Cuplikan cerita “Di Tengah Keluarga” yang dikarang Ajip Rosidi
TEMANKU PERGI BELAJAR
1. Jika pagi-pagi Aku akan berangkat ke sekolah, seorang teman datang menjemput.
Biasanya Aku baru bangun kalau dia datang. Karena itu, dia harus menungguku
mandi. Biasanya, Pamanlah yang menemaninya. Paman sudah lama ke luar dari
sekolah rakyat, sedang Aku baru kelas empat. Tapi Paman tak bisa melanjutkan
sekolah karena perang. 2. Temanku ini sangat suka merokok yang seharusnya belum disukai oleh anak-anak
sebayanya. Orang tuanya selalu menceritakan keburukan-keburukan tentang
kebiasaan merokok. Kecuali merusak kesehatan, juga menambah kebebalan
seseorang. Dan Aku percaya betul omongan-omongan itu. Karena Aku mau pintar,
seperti Paman, Ayah dan semua orang pandai, Aku tidak mau merokok 3. Tetapi sebenarnya ada sebab lain yang menjadikan Aku tidak suka rokok. Kejadian
semasa kecil, ketika baru empat atau lima tahun usiaku. 4. Seperti biasa, Aku disuapi ibu di setiap senja, makan di ruang depan. Selama Aku
makan, Aku banyak bermain dengan teman-temanku yang datang ke rumah kami.
Rumah kami tempatnya anak-anak bermain karena pekarangannya luas dan banyak
alat mainnya.
77
5. Sebentar-bentar Aku datang pada ibu, mengangakan mulut dan ibu menyuapkan
segumpal nasi dengan lauknya ke mulutku. Kemudian Aku berlari pula ke tempat
teman-teman bermain. Jika mulutku telah kosong, dan mamahan telah masuk ke
dalam lambung, kembali pada ibu mengangakan mulutku supaya minta diisi.
6. Sore itu, ibu pakai hoskur berwarna gading, duduk di tangga rumah kami yang
terbikin dari ubin, menyuapi Aku sebagaimana biasa. Aku melompat-lompat lari
padanya mengangakan mulutku, dan ketika memamah nasi yang sudah dimasukkan
ibu ke mulutku itu, Aku terpekik. Terasa pedas. Dan Aku tidak suka makanan
pedas. Tentu cabe turut termakan. Kumuntahkan nasi yang sudah dikunyah ke
tangan ibu. Tapi ternyata tak ada cabe, Cuma ada beberapa rambut tembakau.
7. Aku lantas teringat pada tembakau rokok dan ingat pula mulut kakek yang suka
betul merokok dan sering berair-air meleleh ke dagunya, menjijikkan betul jika
mengingat itu semua, Aku pun muntah.
8. Sejak itu, Aku benci sama rokok, sama tembakau. Jika kebetulan melihat orang
merokok atau puntung rokok terletak, sementara Aku mengunyah makanan,
timbullah rasa mualku. Lantas kutengokkan kepalaku, agar tak melihat teman itu.
9. Akhirnya, rokok menjadi barang tabu bagiku. Melihat rokok Aku seperti melihat
tai, ah, malah lebih dari itu. Agaknya Aku lebih suka melihat kotoran daripada
rokok, apalagi puntung!
10. Itulah sebabnya Aku tidak suka merokok. Hingga sekarang. Timbul saja rasa
jijikku pada rokok puntung dan perokok.
11. Jadi dengan temanku itu, berlainan benar.
Aku sebenarnya tak begitu suka sama dia, karena dia bau tembakau seluruh
tubuhnya, nafas, baju dan juga buku-bukunya. Tapi dia sendiri suka benar,
berkawan denganku, karena Ayahku guru. Dia suka, bisa minta pena, buku, atau
buku tulis padaku, dan Aku sendiri biasanya mendapat barang-barang itu dari
Ayah.
12. Sebagai teman, dia juga pelindungku. Dialah selalu yang mempertahankan Aku
dari serangan-serangan teman yang galak. Dia pernah benjol-benjol kepala karena
mempertahankan Aku. Dan Aku jadi terharu oleh keikhlasannya berteman. Oleh
kerelaannya berkorban untuk Aku. Sejak itulah Aku mengganggapnya sebagai yang
benar-benar teman walaupun bau rokoknya tak berkurang malah bertambah
seseorang. 13. Ayah tahu juga temanku ini suka merokok
Dan menurut pendapat Ayah, tak ada guna mencegahnya lagi, sudah terlanjur.
14. Sekali ketika Ayah kehabisan geretan, Ayah meminta api pada teman ini di dalam
kelas, teman ini malu-malu. Katanya dia tak pernah merokok. Tapi dengan senyum
dan ramahnya – Aku senang betul melihat Ayah ramah dengan murid-muridnya –
Ayah berkata, “Berikan saja, tidak apa. Murid yang merokok selayaknya dikasih
hukuman. Tapi kau sudah terlalu candu untuk dihukum. Asal jangan kau ajari Ajib
merokok, senanglah Aku.” 15. Kami tertawa, seluruh kelas. Dengan ragu-ragu dia masih belum juga yakin bahwa
Ayah takkan memberinya hukuman karena ia perokok-ia memberikan
78
gandawesinya, yang baru bisa membikin api jika cetusan dari batu dengan waja
membakar kawul di antaranya. Dan sejak itu mendapat julukan “si-Kawul” dari
teman-teman lainnya. Tapi heran ia tak pernah marah. Ya, jika ia sendiri yang
diganggu teman-teman ia tak pernah marah. Tapi kalau aku mereka ganggu, naik
darahlah ia dan ia tak segan-segan melayangkan tinjunya.
16. Sesungguhnya dia orang yang bodoh, bodoh benar. Jauh lebih bodoh daripadaku.
Dan karena Aku tak mau duduk sebangku dengan dia, Aku selalu tak suka
membantu tubuhnya yang penuh bau tembakau itu, dia duduk di belakangku. Dan
duduk di belakang itu sungguh menguntungkan, dengan kakinya, dia menanyakan
buku tulisku saja, supaya bisa dengan gampang dilihatnya.
17. Ketololannya itu sungguh meyakinkan Aku, bahwa orang perokok itu sungguh jadi
bodoh, bahkan makin goblok.
Dikutip dari :
Di Tengah Keluarga
Karangan Ajip Rosidi
Setelah Kamu membaca cuplikan cerita Di Tengah Keluarga yang berjudul “Temanku
Pergi Belajar”, Kamu sudah dapat menentukan pelaku-pelakunya. Coba sebutkan
pelaku-pelakunya!
1. Aku
2. Temanku ( Si Kawul)
3. Ayah
4. Ibu
Empat pelaku tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kalimat yaitu : kelompok
pertama adalah kelompok yang selalu berbicara atau diceritakan; kelompok kedua yang
menjalankan cerita dan selalu menjadi pusat cerita.
Perhatikan tokoh Aku dan Temanku (Si Kawul). Hampir dalam setiap paragraf
menceritakan tokoh tersebut tokoh tersebut. Tokoh yang demikian itu disebut tokoh
utama atau pelaku utama
Tokoh Aku adalah tokoh yang mempunyai persoalan-persoalan.
Persoalan yang dihadapi oleh Aku adalah Aku tidak suka merokok bahkan benci
merokok karena merokok dapat membuat orang menjadi bodoh. Persoalan itu tertulis
dalam paragraf 3, 7, 8, 16 dan 17.
Tokoh utama yang mempunyai persoalan seperti tokoh Aku disebut tokoh antagonis.
Dengan adanya tokoh protaganis dan tokoh antagonis, cerita bergerak dan berkembang
karena konflik-konflik mereka.
Tokoh ibu dan tokoh Ayah adalah tokoh yang kurang menonjol perannya. Tokoh
kurang berperan dan tidak banyak dibicarakan disebut tokoh sampingan atau tokoh
tambahan.
79
Nah, bagaimana mudah dipelajari bukan? Untuk menentukan tokoh utama dan tokoh
sampingan pada cuplikan cerita Di Tengah Keluarga karangan Ajip Rosidi yang
berjudul “Temanku Pergi Belajar.”
Cobalah pada cerita-cerita yang lain, tentukan tokoh utama dan tokoh sampingnya. Bila
Kamu mendapat kesulitan, diskusikan dengan teman sekelompokmu atau tanyakan
kepada guru pamongmu. Kemudian lanjutkan dengan mengerjakan tugas yang
disediakan, jangan lupa pelajari terus pelajaran berikutnya.
Untuk memudahkan Kamu mempelajari kegiatan ini, bacalah kosakata dan rangkuman
kegiatan. Karena dengan mempelajari rangkuman berarti Kamu sudah mempelajari inti
materi kegiatan ini.
Kosakata
novel : karangan prosa yang panjang menceritakan sebagian kehidupan
seseorang yang dianggap istimewa dengan menonjolkan watak
dan sifat pelakunya.
konflik : pertentangan antara dua tokoh
tokoh protagonis : tokoh yang mempunyai persoalan
tokoh antagonis : tokoh yang selalu bersama dengan tokoh protagonis tetapi
mempunyai persoalan yang berlawanan.
Rangkuman
1. Dalam sebuah cerita fiksi selalu ada tokoh utama dan tokoh sampingan.
2. Tokoh utama adalah tokoh yang sangat berperan, tokoh penggerak cerita
3. Tokoh utama yang mempunyai persoalan disebut tokoh protagonis
4. Tokoh utama yang selalu bersama tokoh protagonis tetapi mempunyai persoalan
yang berlawanan disebut tokoh antagonis.
5. Tokoh yang kurang berperan disebut tokoh sampingan atau tokoh tambahan.
6. Tugas 1
Bacalah cuplikan cerita Di Tengah Keluarga karangan Ajip Rosidi berikut ini
kemudian jawablah pertanyaan di bawahnya.
Cuplikan Cerita :
Kini Aku sendirian. Untung kerbau-kerbau itu jinak, tak mau masuk kebun Pak Dulah.
Aku pun beryanyilah. Nyanyian yang sumbang, karena memang Aku tak bisa
bernyanyi. Ketika mataku melihat saung di kebun Pak Dulah, kupikir mungkin si Obod
di sana. Tapi sekeliling kebun itu dipagar. Untuk melalui pintu tak bisa, karena diikat
oleh Pak Dulah, Terung dan ketimun sedang berbuah. Cabe sudah merah-merah
kulihat. Tapi siapa bilang si Obod tak bisa melompati pagar itu dan kini lagi tidur di
saung itu. Untuk membuktikan sendiri Aku tak berani, takut kepergok Pak Dulah.
Ah, lama benar si Minta itu. Belum juga ia muncul. Ke mana dia? Aku terus berteriak-
teriak sesuka hati. Tapi ada juga teman yang kelihatan. Beberapa orang lewat di
pematang pinggir saluran air yang kering, menuju kampungnya. Mereka itu tak ada
80
yang menaruh peduli padaku, karena mereka setiap lewat di sana ada anak-anak yang
berteriak-teriak, bernyanyi lagu yang sumbang, seperti Aku sekarang. Tak ada yang
tertarik oleh perhatianku. Semuanya biasa. Kini Aku sekarang. Tak ada yang tertarik
oleh perhatianku. Semuanya biasa. Kini Aku yang merasakan kesendiranku di
keleluasaan ini. Aku berhenti berteriak, tiba-tiba, seperti ada yang memanggil si Minta,
tetapi tak ada jawaban. Rasa takutku timbul. Kuhitung jumlah kerbau itu masih cukup
tiga belas. Bagaimana jika seekor masuk ke kebun Pak Dulah Ketakutan menjadi-jadi.
Aku melompat, berdiri ke pematang, berteriak. Tak ada yang membahas. Aku diam
lagi. Bernyanyi dengan suara yang tak karuan, tiba-tiba kudengar suara Minta. Jauh
sekali, di ujung sawah di pinggir kampong. Dia bilang, Obod tak ketemu. Dia kini lagi
makan. Tapi suara itu sudah cukup menambah keberanianku. Kini Aku haus kini.
Mungkin Minta Punya air. Untuk mendapatkannya alangkah jauh. Aku mencari-cari.
Dan di saluran air yang sudah kering itu ada ketinggalan segenang air. Bening karena
mengendap. Aku sentuh dengan jari terasa hangat. Seekor burung kecil terbang lama-
lama ke arah kepalaku. Aku berjongkok, mencoba air dengan mulutku. Sukar sekali.
Aku terpaksa tiduran dengan dadaku di atas pematang. Sakit, tetapi sudah kering kini.
Aku minum puas sekali. Sehabis minum kupandangi air yang tinggal, tak banyak lagi.
Cuma setinggi jari tengah. Sambil bermain-main kupermainkan kakiku dalam air yang
sudah hangat itu. Enak, hangat menggerigiti kulit. Aku mengawasi air itu. Karena
keaduk, naiklah semua yang mengendap di dasar air, kulihat yang muncul bubuk
kekuning-kuningan. Aku tertawa sendirian.
Ketika Kasum datang dari arah yang berlawanan dengan arah si Minta pergi, dia
bertanya dimana Minta. Kubilang lagi makan. Mungkin di pinggir kolam. Dan Kasum
tanyakan lagi dimana di Obod. Aku menggeleng.
Nggak tahu, belum kelihatan. Tadi kami mencarinya, Si Manis juga belum makan
mencari si Obod, tapi tak ketemu.
Kasum menaruh bungkusan nasi di pematang dan ia lari ke arah kebun Pak Dulah. Dia
loncati pagarnya. Di dalam kebun, dia menuju saung. Kudengar teriaknya,
membangunkan si Obod penidur.
Ketika kembali? dia memetik terung, beberapa ketimun dan cabe. Berlari kecil dia
keluar meloncati pagar.
Si Obod dimarahinya, dikatainya penidur. Aku tertawa saja.
Kau mesti tinggal di sini. Betul-betul jaga kerbau. Kami mau makan dahulu. Kau kan
sudah makan. Kalau mau lagi, datanglah nanti di kolam. Awas si Jalu masuk kebun
Pak Dulah!
Pergilah kami-Aku dan Kasum-ke tempat di Minta
Soal : 1. Siapakah tokoh utama dalam cuplikan novel tersebut?
2. Mengapa tokoh tersebut (soal no. 1) disebut tokoh utama?
3. Si Obod, Si Manis dan Si Kasum disebut tokoh apakah dalam cuplikan novel
tersebut? Mengapa demikian?
81
Kegiatan 2 : Penentuan Latar 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen.
2. Kompetensi Dasar
Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen dengan realitas social
3. Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menentukan latar atau setting cuplikan cerita “Di Tengah Keluarga” karangan
Ajip Rosidi yang berjudul “Temanku Pergi Belajar”
4. Materi Pokok Latar dan Setting
5. Uraian Materi Pada kegiatan satu Kamu sudah dapat menentukan tokoh utama dan sampingan
cuplikan cerita Di Tengah Keluarga karangan Ajip Rosidi yang berjudul Temanku
Pergi Belajar”. Kini kamu akan mempelajari latar atau setting dari cuplikan cerita
tersebut.
Apakah latar atau setting itu?
Latar atau setting adalah tempat waktu atau kejadian dalam cerita
Bacalah kembali cuplikan cerita yang berjudul “Temanku Pergi Belajar” dalam
kegiatan 1 kemudian tulislah tempat kejadian, waktu kejadian dan suasana kejadian
yang ada dalam cuplikan cerita tersebut.
Kemudian perhatikan tabel/setting tentang cerita “Temanku Pergi Belajar” berikut ini.
Latar/Setting “Temanku Pergi Belajar”
Paragraf Latar Waktu Latar Tempat Latar Suasana
1 Pagi hari akan berangkat
sekolah
Di rumah Ajip Penantian (bosan tetapi
senang)
3,4,5 Setiap sore/senja Di ruang depan Gembira, mengenakkan
6,7
Ketika Aku (Ajip) masih
kecil
Rumah Ajip, di
pekarangan rumah
Dalam masa kecil tiba-
tiba berubah
kegembiraan menjadi
jijik, benci pada rokok
14,15 Kegiatan Ayah
kehabisan geretan
Di kelas Gembira, senang
bahagia
82
Dalam paragraf 1, tertulis :
Jika pagi-pagi Aku akan berangkat ke sekolah, seorang teman datang menjemput.
Biasanya Aku baru pagi sekali kalau Dia datang. Karena itu dia harus menungguku
mandi. Biasanya Paman yang menemaninya.
Dari cerita di atas Kamu dapat menentukan :
1. Kapan peristiwa itu terjadi?
“Pada pagi hari akan berangkat sekolah.” (Latar Waktu)
2. Dimana kejadian itu terjadi?
Di rumahku (Ajip) karena temanku selalu menjemputku di rumah, Aku baru
bangun di rumah, Aku mandi di rumah, jadi tempatnya adalah di rumahku (latar
tempat)
3. Bagaimana suasananya?
Temanku menanti Aku mandi, ditemani Paman. Jadi suasananya penantian,
menanti Aku selesai mandi (latar suasana)
Dalam paragraf 3, 4, 5, 6, 7. Kejadiannya semasa kecil, ketika baru empat atau lima
tahun usiaku.
Seperti biasa Aku disuapi ibu setiap senja, makan di ruang depan. Selama Aku makan
Aku banyak bermain dengan teman-temanku yang datang ke rumah kami. Rumah kami
tempat anak-anak bermain karena pekarangannya luas dan banyak alat mainnya.
Dari sini sudah dapat ditentukan latar waktunya. Kapan? Ketika Aku masih kecil
Dimana? (Untuk menentukan latar tempat) tentunya di ruang depan rumah Ajip, di
pekarangan.
Bagaimana suasananya?
Gembira, Ajip dan temannya dapat bermain berlari-lari sambil disuapi ibu. Tetapi
kegembiraan itu kembali (paragraf 6). Ketika termakan beberapa rambut tembakau.
Suasana menjadi menjijikan. Nasi yang sudah dikunyah dimuntahkan di tangan ibu.
Kemudian Ajib teringat pada kakek yang suka merokok, pada mulutnya yang berair-air
meleleh ke dagunya. Betul-betul menjijikan.
Dalam paragraf 14 dan 15 diceritakan
Ketika Ayah kehabisan geretan, Ayah meminta api pada teman ini, di dalam kelas dan
teman ini malu-malu.
Dari sini saja Kamu sudah dapat menentukan latar waktu dan latar tempat.
Latar waktunya yaitu ketika Ayah kehabisan geretan
Latar tempatnya sangat jelas yaitu di kelas
Bagaimana latar suasananya?
Aku sangat senang melihat Ayah ramah dengan murid-muridnya. Sudah selayaknya
Ayah menghukum muridnya yang merokok. Tapi Ayahku tahu bahwa temanku itu
sudah terlalu candu, Ayah hanya berpesan saja, “Asal jangan kau ajak Ajib merokok
83
senanglah hatiku. “ Kami kelas tertawa senang. Tapi temanku masih ragu-ragu
terhadap Ayah yang takkan menghukumnya walaupun dia merokok. Meskipun
demikian gandawesinya (korek api) diberikan juga pada Ayah. Bila ingin
menggunakan harus diletuskan dari batu dengan waja yang kemudian membakar kawul
yang ada diantaranya. Dan sejak itu temanku itu diberi julukan Si Kawul. Dan temanku
itu tidak marah diberi julukan tersebut.
Jadi suasananya bagaimana? Tentunya gembira menyenangkan, Ayah ramah walaupun
temanku perokok berat. Suasana kelas gembira tertawa-tawa.
Setelah Kamu membaca penjelasan dan keterangan serta contoh-contoh yang
diberikan, tentunya Kamu sudah dapat menentukan latar atau setting cuplikan novel Di
Tengah Keluarga yang berjudul “Temanku Pergi Belajar” karangan Ajip Rosidi.
Cobalah untuk menentukan latar dalam cerita lain yang Kamu baca. Bila Kamu
menemukan kesulitan diskusikan dengan temanmu atau tanyakan pada guru
pamongmu.
Jangan lupa bacalah kosakata dan rangkuman di berikut ini. Dengan membaca kosakata
dan mempelajari rangkuman berarti Kamu sudah mempelajari simpulan dari seluruh
materi dalam kegiatan ini. Sehingga akan menjadi lebih jelas penjelasan materi
kegiatan ini.
Kerjakan tugas yang sudah disediakan. Bila sudah dapat, Kamu cocokkan dengan
kunci jawaban tugas yang disertakan dalam modul ini.
Selamat belajar semoga berhasil.
Kosakata latar atau setting : keterangan tentang tempat, waktu dan suasana terjadinya cerita
(lakon) dalam karya sastra
bosan : jemu
suasana : keadaan suatu peristiwa
Rangkuman
1. Latar atau setting sebuah cerita terdiri dari :
2. Latar tempat yaitu tempat kejadian dalam cerita
3. Latar waktu yaitu waktu kejadian dalam cerita
4. Latar suasana yaitu suasana yang terjadi dalam cerita
6. Tugas 2
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Kamu anggap benar! 1. Kami lagi dalam perjalanan; Aku dengan Nenekku, dalam dokar. Kudanya lamban
benar, kurus, tak terpelihara, atau kurang pelihara. Jalan aspal bongkah-bongkah
dan batu kerikil menyeringai dari bawah. Tak enak benar rasanya seperti diapung-
apung dari tempat duduk.
Dalam paragraf di atas latar suasana yang tergambar adalah ….
84
a. menyenangkan
b. menggelisahkan
c. tidak menyenangkan
d. tidak menggembirakan
2. Ketika Ayahku keluar dari tawanan, berita itu sudah kami terima seminggu
sebelumnya. Ibu tiriku menyewa dokar dua buah buat dia dan saudara-saudaranya.
Sedang Nenek dan Bibi-bibiku yang ingin menjemput Ayah terpaksa jalan kaki,
karena tidak punya uang.Latar waktu dalam paragraf tersebut adalah ……..
a. ketika Ayah keluar dari tawanan
b. ketika Nenek ingin menjemput Ayah
c. seminggu sebelumnya
d. dalam waktu seminggu
3. Ketika itu Ayah telah berbicara dengan ibu. Aku dan ibu tinggal bersama kakak,
Ayah tiri ibu, yang ketika itu menjadi lurah di kota kami. Dia sebagai pamong
segera kakek dikenal bangsa yang pendekar kuning itu. Sering mereka berkunjung
ke rumah kami. Dan setiap kali datang tentu ada apa-apa yang dimintanya.
Latar tempat di bawah ini tepat, kecuali ………
a. Rumah kakek
b. Rumah Ayah tiri ibu
c. Rumah Pak Lurah
d. Rumah Ayah
Kegiatan 3 : Penentuan Alur
1. Standar Kompetensi Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen
2. Kompetensi Dasar
Menanggapi pembacaan cerpen
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
Kamu diharapkan dapat menentukan alur cuplikan cerita “Di Tengah Keluarga”
karangan Ajip Rosidi.
4. Materi Pokok Alur Cerita
5. Uraian Materi Setelah mempelajari tokoh dan latar dari cuplikan cerita Di Tengah Keluarga yang
berjudul “Temanku Pergi Belajar”, kemudian mempelajari cara menentukan alur dari
cuplikan cerita tersebut.
Apakah alur atau plot itu?
Apabila Kamu membaca cerita, ceritanya disusun dan dijalin dari peristiwa bergerak
menjadi jalannya puncak ketegangan sampai penyelesaian. Itulah yang disebut alur
atau plot. Agar lebih jelas baca kembali cuplikan cerita Di Tengah Keluarga yang
berjudul “Temanku Pergi Belajar” dalam kegiatan 1.
85
Setelah Kamu baca kembali cerita tersebut, coba Kamu perhatikan paragraf (1) dan
paragraf (2):
Jika pagi-pagi Aku akan berangkat ke sekolah, seorang teman datang menjemput.
Biasanya Aku baru bangun betul kalau dia datang. Biasanya Pamanku yang
menemaninya. Paman sudah lama keluar dari sekolah rakyat, sedangkan Aku baru
kelas empat. Tapi Paman tak melanjutkan sekolah karena perang.
Temanku itu sangat suka merokok yang seharusnya belum disukai oleh anak-anak
sebaya Aku atau dia.
Sebelumnya Kamu belum kenal siapa Aku, siapa temanku kemudian di mana tempat
kejadiannya dan kapan waktunya? Kamu dapat mengenal melalui paragraf ini. Aku
adalah siswa kelas empat, sekolah rakyat, temanku adalah teman sekelas yang suka
menjemputku dan suka merokok. Kejadiannya setiap pagi akan berangkat sekolah,
tempatnya di rumahku. Bagian yang demikian dalam cerita disebut bagian pengenalan
(1)
Dalam paragraf 2 tokoh Aku mulai menampilkan masalahnya yaitu tidak suka
merokok. Tertulis dalam kalimat-kalimat:
Oleh orang tua pun selalu diceritakan pada kami tenang keburukan-keburukan
merokok. Kecuali merusak kesehatan, juga menambah kebebalan seseorang. Dan Aku
percaya betul omongan-omongan itu. Karena Aku mau pintar, seperti Paman, Ayah dan
semua orang pandai, Aku tak mau merokok.
Dikuatkan dengan paragraf 3 :
Tapi sebenarnya ada penyebab lain yang menyebabkan Aku tak suka merokok.
Kejadian semasa kecil, ketika baru empat atau lima tahun usiaku.
Didukung dengan cerita masa kecilnya dalam paragraf 4 dan paragraf 5. Dalam
paragraf 6 menguatkan penampilan masalah ini yang tertulis :
Dan sore itu, ibu pakai hoskur berwarna gading, duduk di tangga rumah kami yang
tersebut dari ubin, menyuapi Aku bagaimana biasa. Aku melompat-lompat lari
mendekati ibu mengangakan mulutku, dan ketika memamah nasi yang sudah
dimasukkan ke mulutku itu Aku terpekik. Terasa pedas dan Aku tidak suka pedas.
Tentu cabe turut termakan. Kumuntahkan nasi yang sudah dikunyah ke tangan ibu.
Tapi ternyata tak ada cabe Cuma ada beberapa rambut tembakau.
Bagian yang inilah disebut bagian penampilan masalah (2).
Masalah Aku yang tak suka rokok. Kemudian masalah itu menjadi memuncak. Aku
(Ajib) tidak hanya tidak suka merokok, tapi mulai jijik melihat orang merokok. Karena
selalu ingat kakek yang perokok.
Hal itu tertulis pada paragraf 7 yang berbunyi.
86
Aku lantas teringat pada tembakau rokok dan ingat pula mulut kakek yang suka betul
merokok dan sering berair-air meleleh ke dagunya, menjijikkan betul, mengingat itu
semua, Aku pun muntah.
Bagian ini disebut bagian masalah memuncak (3)
Masalah yang memuncak ini sampailah pada puncaknya disebut bagian puncak
ketegangan (4)
Yang tadinya hanya tidak suka merokok kemudian jijik mengingat kakek merokok.
Kini tidak suka pada bau orang merokok, bau tembakau, bahkan melihat rokok dan
melihat orang merokok pun Aku tak suka lebih baik melihat kotoran dari pada rokok
atau puntung rokok.
Bagian puncak ketegangan ini tertulis dalam paragraf 8, 9, dan 10 yang berbunyi.
Sejak itu, Aku benci sama rokok, dan tembakau. Jika kebetulan melihat orang merokok
atau puntung rokok terletak sementara Aku mengunyah makanan, timbullah rasa
mualku. Lantas kutengokkan kepalaku, agar tak melihat teman itu.
Akhirnya, rokok menjadi tabu bagiku. Menjadi pantang. Melihat rokok Aku seperti
melihat tai, ah, malah lebih dari itu. Agaknya Aku lebih suka melihat kotoran dari pada
rokok, apalagi puntung!
Itulah sebab sebenarnya, Aku tidak suka merokok. Hingga sekarang. Timbul saja
jijikku pada rokok, puntung dan perokok.
Bagian selanjutnya adalah bagian ketegangan menurun. (5)
Yang tadinya persoalan itu sudah sampai puncaknya kini menurun. Tokoh Aku (Ajib)
yang tidak suka dengan rokok dan perokok, menghadapi temannya yang suka merokok
ini lain, mengapa? Karena temannya itu sangat suka kepada Ajib (Aku) adalah anak
guru. Kedua, karena temannya itu adalah pelindungku (Ajib). Ketiga, Ayah Aku (Ajib)
tahu bahwa temanku itu adalah perokok berat yang sudah tidak dapat lagi dicegah. Asal
tidak mengajari Ajib saja tidak apa-apa berteman denganku. Dan keempat, dia
(temanku) tidak pernah marah bila diganggu teman-teman yang lain asal jangan Aku
yang diganggunya. Semua itu tertulis dalam paragraf k, l, m, n, dan o.
Paragraf 1 :
Jadi dengan temanku itu, berlainan benar
Aku sebenarnya tak begitu suka sama dia, karena dia bau tembakau diseluruh tubuh,
nafas, baju juga buku-bukunya. Tapi dia sendiri suka benar berkawan denganku, karena
Ayahku guru dan bila dia tak punya bisa minta pena, buku atau pun buku tulis padaku,
dan Aku biasanya mendapat barang-barang itu dari Ayah.
Cerita yang memiliki alur gabungan :
Masa kini – masa lalu – masa kini, disebut alur gabungan. Jadi cerita “Temanku Pergi
Belajar” alurnya gabungan.
87
Dari penjelasan dan contoh-contoh di atas, Kamu sudah dapat menentukan alur sebuah
cerita. Coba Kamu baca cerita yang lain. Kemudian tentukan alurnya. Bila Kamu
mendapat kesulitan, diskusikan dengan temanmu atau tanyakan kepada guru
pamongmu.
Pelajari juga kosakata dan rangkuman berikut ini. Karena dengan mempelajari
rangkuman Kamu dapat dengan mudah menentukan inti dari materi kegiatan yang
Kamu pelajari. Jangan lupa kerjakan tugas akhir yang ada dalam pelajaran ini. Bila
sudah selesai Kamu kerjakan, segera minta tes akhir modul pada guru pamongmu.
Belajarlah baik-baik.
Kosakata
alur atau plot : rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan baik sehingga
dapat menggerakkan jalannya cerita melalui permasalahan ke arah
puncak ketegangan atau klimaks terus ke penyelesaian.
klimaks : puncak dari suatu kejadian, keadaan yang berkembang secara
berangsur-angsur.
antiklimaks : puncak dari suatu kejadian atau peristiwa mulai menurun
antipati : penolakan atau perasaan tidak suka yang kuat
Rangkuman
1. Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin dengan baik sehingga dapat
menggerakkan jalannya cerita melalui permasalahan ke arah puncak ketegangan
atau klimaks penyelesaian.
2. Bagian-bagian alur :
a. Pengenalan
b. Penampilan masalah
c. Masalah memuncak
d. Puncak ketegangan (klimaks)
e. Ketegangan menurun (anti klimaks)
f. Penyelesaian
3. Alur maju adalah cerita yang Jalan ceritanya bergerak maju dengan urutan a, b, c,
d, e, f, g
4. Alur mundur adalah cerita yang ceritanya bergerak mundur dengan urutan g, f, e, d,
c, b, a.
5. Alur gabungan adalah cerita yang Jalan ceritanya bergerak dari masa kini – masa
lalu – masa kini.
88
6. Tugas 3
Bacalah cuplikan cerpen di bawah ini dengan cermat, kemudian jawablah pertanyaan-
pertanyaan!
Cuplikan cerpen “Sungai” karangan Nugroho Notosusanto
1. Jam satu malam : cuaca gulita dan murung, hujan turun selembut embun namun
cukup membosankan. Hati-hati Kasim memimpin anak buahnya menuruni tebing
yang curam dan licin. Ia sendiri berjalan sangat hati-hati, menggendong bayi pada
pinggulnya sebelah kiri, di bahu kanan bergantung sebuah sten. Hanya samar-samar
matanya yang berlatih melihat orang yang berjalan di depannya. Untuk
memudahkan penglihatan, tiap-tiap prajurit yang kurang baik matanya, memasang
sepotong cendawan yang berpijar pada punggung kawan yang berjalan di mukanya.
2. Sepuluh bulan yang lalu, pada bulan Februari 1948, Sersan Kasim yang
menyeberangi sungai Serayu dengan kompinya. Tatkala itu mereka berjalan ke arah
timur. Persetujuan Renville telah ditandatangani dan pasukan-pasukan TNI harus
hijrah kantong-kantong dalam wilayah de facto Belanda. Banyak diantara bintara
dan prajurit yang membawa serta anak istrinya.
3. Ketika itu Sersan Kasim telah setengah tahun menikah. Istrinya yang masih belia
sudah lama bulan mengandung. Namun ia memaksa mengikuti suaminya ke
wilayah kekuasaan Republik. Pernah terpikir oleh Kasim untuk menitipkan istrinya
kepada mertuanya di Pager Agung. Tapi tidak sempat ; lagipula Aminah tidak mau
ditinggalkan. Ia bersitegang hendak ikut. Dan siapa yang dapat bertahan terhadap
sifat keras kepala wanita yang mengandung.
4. Dua bulan setelah mereka tiba di Yogya, Acep dilahirkan, Matanya hitam tajam
meskipun badannya sangat kecil, dan rambutnya lebat seperti hutan di Priangan.
Tapi untuk melahirkan anaknya, Aminah telah menggunakan sisa-sisa tenaga
rapuhnya yang terakhir. Ia meninggal sehari kemudian karena kepayahan. Acep
dapat dipertahankan hidupnya berkat rawatan khusus para dokter dan juru rawat di
rumah sakit tentara.
5. Kini Sersan Kasim berjalan kembali ke Jawa Barat, Kali ini jarak Yogya-Priangan
Timur harus mereka tempuh dengan berjalan. Tidak ada truk Belanda yang
mengangkut tidak ada kereta api Republik yang menjemput. Mereka berjalan kaki,
menempuh jarak lebih dari 300 kilometer, turun lembah, naik gunung,
menyeberangi sungai kecil dan besar.
6. Akhirnya mereka tiba kembali ke tepian Sungai Serayu, akan tetapi jauh di hulu, di
kaki pegunungan daerah Banjarnegara. Kini tiada jembatan, tiada titian. Mereka
harus terjun ke dalam air.
Diambil dari :
Apreasiasi Kesusasteraan
Jakob Sumardjo, hal. 57
89
Pertanyaan (soal)
1. Paragraf manakah yang menanyakan alur mundur?
2. Dalam paragraf 4 dan paragraf 5 terdapat alur apa?
3. Penampilan masalah pada cuplikan “Sungai” terdapat pada paragraf manakah?
4. Kini Sersan Kasim berjalan kembali ke Jawa Barat, kali ini jarak Yogya – Priangan
Timur harus mereka tempuh dengan berjalan. Tidak ada truk Belanda yang
mengangkut, tidak ada kereta api Republik yang menjemput. Mereka berjalan kaki,
menempuh jarak lebih dari 300 kilometer, turun lembah, naik gunung,
menyeberangi sungai kecil dan besar.
Paragraf tersebut menunjukkan bagian alur yang manakah?
5. Bagaimanakah penyelesaian alur cuplikan cerpen “Sungai” itu?
90
C. PENUTUP
Setelah Kamu mempelajari materi modul yang berjudul “Pembacaan Cerpen” yang berisi
3 kegiatan ini, Kamu sudah dapat menemukan tokoh utama dan tokoh sampingan,
menentukan latar, dan menentukan alur
Bacalah buku cerita yang lain kemudian temukan tokoh-tokoh latar dan alurnya. Jangan
lupa mintalah tes akhir modul pada guru pamongmu. Kerjakanlah dengan baik. Kemudian
mintalah modul berikutnya agar dapat dengan segera Kamu pelajari. Selamat belajar semoga
berhasil.
91
D. KUNCI TUGAS
Tugas 1
1. Aku dan Minta
2. Karena tokoh Aku dan Minta menggerakkan cerita, banyak dibicarakan, menjadi pusat
cerita.
3. Si Obod, Si Manis, dan Kasum disebut tokoh sampingan. Karena perannya kurang
menonjol, kurang dibicarakan.
Tugas 2
1. A
2. B
3. C
Tugas 3
1. Paragraf 1 dan paragraf 2
2. Alur maju
3. Paragraf 1 (Ia sendiri berjalan sangat hati-hati menggendong bayi pada punggungnya)
4. Bagian alur permasalahan sampai pada daerah
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
IND.VII.2.M.08 Puisi Keindahan Alam
KEGIATAN SISWA
Penulis : Dra. Edy Warsih
Pengkaji Materi : Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
PUISI KEINDAHAN ALAM
IND.VII.2.8.17
95
A. PENDAHULUAN
Selamat atas keberhasilanmu dalam menyelesaikan modul yang lalu. Kali ini, Kamu akan
mempelajari modul ini dengan judul Puisi Keindahan Alam.
Tujuan yang ingin dicapai dalam modul ini ada dua yaitu : dapat menulis puisi tentang
keindahan alam, mampu membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara,
mimik, kinestik yang sesuai dengan isi puisi
Jika seluruh kegiatan beserta tugas-tugasnya telah Kamu selesaikan dengan baik, segeralah
Kamu minta tes akhir kepada guru pamongmu.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 4 x 40 menit termasuk tes
akhir modul. Mengingat waktu yang disediakan terbatas, Kamu harus dapat memanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Bila ada kesulitan jangan segan-segan mendiskusikannya dengan
teman-temanmu, atau langsung menanyakan kepada guru pamongmu.
Selamat belajar, semoga sukses.
96
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1 : Penciptaan sebuah puisi 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif
puisi
2. Kompetensi Dasar Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
3. Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menulis sebuah puisi tentang keindahan alam yang berisi gagasan sendiri
4. Materi Pokok
Penciptaan Puisi tentang Keindahan Alam
5. Uraian Materi Pada kegiatan ini, Kamu akan dilatih untuk menciptakan sebuah puisi tentang
keindahan alam yang sederhana. Sebelum menulis puisi Kamu harus mengamati objek
yang akan ditulis dengan cermat, setelah mendapatkan salah satu objek di sekelilingmu,
boleh kamu menulis sebuah puisi. Contoh :
BERDIRI AKU
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurangi puncak
Menjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-alun di atas alas
Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
Di mabuk warna berarak-arak
Dalam rupa Maha Sempurna
Rindu sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertemu tuju
Amir Hamzah
97
Berdasarkan contoh puisi tersebut, ternyata pengarang menciptakan puisinya terdiri
dari empat bait. Setiap bait terdiri dari empat larik. Sajak yang digunakan adalah sajak
bebas untuk bait pertama, sedangkan bait kedua, ketiga, dan keempat bersajak silang.
Bagaimanakah caranya dapat menciptakan sebuah puisi yang sederhana tentang
keindahan alam? Untuk dapat menjawabnya ikutilah penjelasan berikut ini.
Langkah-langkah penciptaan puisi:
a. Menentukan tema Untuk dapat menyusun sebuah puisi, langkah awal yang harus Kamu kerjakan
adalah menentukan tema puisi. Yang dimaksud dengan tema adakah pokok pikiran
yang dapat dijadikan dasar menyusun sebuah puisi. Tema dapat Kamu peroleh dari
pengalamanmu. Di samping itu, tema dapat juga Kamu peroleh dari pengamatan
atau penelitian, dan daya khayal. Boleh juga tema itu Kamu peroleh dari
pendapatmu atau sikapmu terhadap sesuatu hal. Kemudian tema itu Kamu batasi,
misalnya tentang ketuhanan, sosial, kepahlawanan, pendidikan, lingkungan hidup,
keluarga, rasa nasionalisme, dan sebagainya.
b. Inspirasi, konsentrasi, kenangan, keyakinan Seorang remaja dapat memiliki kemampuan untuk memindahkan segala sesuatu
pengalamannya, perasaannya, pengamatannya, pendapatnya dan sebagainya ke
dalam pola-pola kata yang disebut puisi. Untuk itu, remaja tersebut harus
mempunyai inspirasi. Inspirasi artinya pengaruh yang membangkitkan kreatif
dalam kesusateraan, musik, seni lukis dan sebagainya. Kalau inspirasi itu tidak
lekas dituliskan dan diabadikan dia akan hilang. Inspirasi itu hanya datang sekali.
Di samping itu, diperlukan juga adanya konsentrasi atau pemusatan pikiran atau
perhatian pada suatu hal, dan adanya kenangan terhadap sesuatu. Misalnya Kamu
melihat kumbang, kabut, keindahan alam, petani yang sedang mengolah sawahnya,
nelayan yang pergi ke laut, dan sebagainya. Semua itu dapat menjadi sumber inspirasi
bagi dirimu untuk menciptakan sebuah puisi sederhana. Kemudian Kamu
berkonsentrasi memusatkan perhatianmu terhadap kenangan itu untuk Kamu tuangkan
ke dalam kata-kata. Nah, yang tak kalah pentingnya Kamu harus mempunyai
keyakinan dapat merangkum segala kenangan itu dalam bentuk puisi.
Dapatkah Kamu memahami uraian dan penjelasan tentang cara-cara menciptakan
sebuah puisi tentang keindahan alam yang sederhana? Bila belum, jangan putus asa dan
kecewa. Cobalah Kamu membacanya lagi sampai betul-betul dapat memahaminya.
Adakah kesulitan? Diskusikan dengan teman-temanmu. Boleh juga mohon penjelasan
dari guru pamongmu. Kemudian lanjutkan kegiatanmu untuk berlatih menciptakan
puisi keindahan alam yang sederhana.
Dalam menciptakan puisi itu, tema boleh Kamu diskusikan dengan teman-temanmu.
Misalnya Kamu hendak memilih sebuah tema tentang pendidikan. Kemudian tema ini
Kamu perkecil dengan memusatkan perhatianmu pada guru-guru yang telah berjasa
mendidikmu. Ini merupakan sebuah inspirasi yang timbul dari dirimu sendiri.
Kemudian cobalah Kamu berkonsentrasi untuk menuliskan kenangan itu, disertai
dengan suatu keyakinan Kamu dapat menciptakan sebuah puisi. Hasilnya dapat Kamu
susun sebagai berikut:
98
GURU
Guru ………
Terima kasih kuucapkan kepadamu
Yang telah membantuku
Dalam belajar menuntut ilmu
Guru ………
Tugasmu sangat mulia
Membimbing dengan hati rela
Tidak mengenal miskin dan kaya
Guru ……….
Semoga Tuhan Yang Maha Esa
Melimpahkan rahmat-Nya
Kepada guru yang mulia
Heri Sustrisno Dalam Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi
Karangan : Sumardi, dkk
Tema puisi yang dapat Kamu kembangkan bukan hanya itu saja. Misalnya saja tentang
ketuhanan. Dalam kehidupanmu sehari-hari tentu Kamu selalu bersyukur Kepada
Tuhan dalam menikmati segala anugerah-Nya. Rasa syukur itu mungkin Kamu
ungkapkan ketika hasil tes akhir modul memuaskan, Kamu dapat menikmati santapan
yang lezat, atau daerahmu mendapatkan curah hujan, dan sebagainya. Curah hujan
yang Kamu amati itu dapat mendatangkan suatu inspirasi. Kamu mempunyai kenangan
tentang hujan itu. Hujan membasahi bunga-bunga yang ada di halaman rumahmu,
menimpa atap atau genting rumahmu dan payung atau jas hujanmu.
Nah, sekarang Kamu punya keyakinan untuk menuliskan inspirasi, konsentrasi, dan
kenangan itu ke dalam puisi. Tentu saja puisimu tidak akan sama dengan puisi teman-
temanmu. Setiap orang akan mempunyai pengalaman, pengamatan dan kenangan yang
berbeda terhadap hujan tersebut. Misalnya sebagai berikut :
Hujan
Titik-titik rahmat-Mu
Turut membasahi bumiku
Singgah pada kuntum mawarku
Mengetuk atap rumahku
Menerpa payung dan jas hujanku
Akhirnya
Berserilah hari-hariku
99
Tuhan,
Syukurku ke hadirat-Mu
Karena mulai hari ini
Kemarau
Tak lagi melanda persadaku
Sugiarti
Dalam Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi
Karangan : Sumardi, dkk
Apabila Kamu sudah memahami uraian dan contoh-contoh puisi remaja lanjutkan
kegiatanmu untuk membaca kosakata dan rangkuman agar pemahamanmu semakin
jelas, kemudian kerjakan tugas.
Kosakata romantika : liku-liku atau seluk beluk
persada : tanah air
singgah : berhenti sebentar dalam suatu perjalanan di suatu tempat
melanda : menimpa
menerpa : menyerang
berserilah : cerahlah, tampak indah
Rangkuman Langkah-langkah menciptakan sebuah puisi yang sederhana :
1. Menentukan tema
Tema dapat digali dari pengalaman, pengamatan, penelitian, dan khayalan serta
pendapat atau sikap seseorang terhadap sesuatu hal. Kemudian tema itu dibatasi,
misalnya tentang ketuhanan, kepahlawanan, pendidikan, sosial, lingkungan hidup,
keluarga, rasa nasionalisme dan sebagainya. 2. Inspirasi, konsentrasi, kenangan dan keyakinan
Untuk dapat menciptakan sebuah puisi diperlukan adanya inspirasi, konsentrasi,
kenangan dan keyakinan.
6. Tugas 1
Sebagai remaja tentu Kamu pernah merasakan sesuatu, mengalami, mengamati, atau
mempunyai pendapat tentang sesuatu. Semua itu dapat Kamu tuangkan ke dalam kata-
kata yang berpola puisi. Tugas yang harus Kamu kerjakan sekarang adalah membuat
suatu puisi tentang keindahan alam, kekaguman pada seorang pahlawan nasional,
misalnya Jenderal Sudirman, Diponegoro, Ibu Kartini, Cuk Nyak Dhien, atau pahlawan
nasional yang ada di daerahmu. Pilih salah satu saja!
100
Kegiatan 2 : Membaca Puisi 1. Standar Kompetensi
Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dari buku kumpulan puisi.
2. Kompetensi Dasar
Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinestik
sesuai dengan isi puisi
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu menandai penjedaan dalam puisi yang akan dibacakan
2. Mampu membaca indah puisi
4. Materi Pokok Pembacaan Indah Teks Puisi
5. Uraian Materi Pada kegiatan 1, Kamu telah berlatih untuk menciptakan puisi. Bagaimana dengan
karya puisimu? Tentu sangat bagus! Nah, pada pembelajaran ini, Kamu diajak untuk
membacakan puisi karya sendiri.
Sekarang mulailah Kamu membaca puisi berikut ini:
Wajah Indonesia Nurhayati
Indonesiaku
Katanya dulu kau cantik
Bak bunga yang siap dipetik
Membuat orang tergelitik
Untuk memetik
Indonesiaku
Katanya dulu kau manis
Seolah wajah tanpa tangis
Kayak dibela habis
Musuhmu siap dikikis
Indonesiaku
Bagaimana wajahmu kini
Lihatlah Aceh, Nias, Buyat, Kalimantan,
Papua, Ambalat…
Tangis dan darah tertumpah
Itupun tak cukup…
Masih banyakkah lagi?
Pucat pias wajahmu menghiasi hari-harimu
101
Apa yang Kamu rasakan setelah membaca puisi di atas? Adakah rasa senang, atau
kagum, atau rasa tentang keindahan? Pasti di antara semua rasa itu, salah satunya
muncul di hatimu. Karena, puisi di atas memang cukup menarik dan indah. Daya tarik
dan keindahan puisi itu akan semakin Kamu rasakan. Cobalah Kamu baca berulang-
ulang. Apa yang Kamu rasakan setelah membacanya dengan mengeluarkan suara? Kamu
merasakan sesuatu yang indah dan menarik, bukan?
Dalam membaca puisi, seorang pembaca tidak ada keharusan untuk menghafal puisi,
sehingga orang yang baru melihat puisi pun dapat melakukan pembacaan puisi. Ada beberapa hal yang harus Kamu perhatikan dalam pembacaan puisi, sebagai
berikut: 1. Pembaca puisi harus memahami benar makna puisi yang hendak dibacakan. Karena
itu, pembaca harus memahami (menghayati) kata-kata dan pelambangan yang
digunakan.
2. Saat membaca puisi, suara harus cukup keras sehingga dengan mudah didengar
orang. Selain itu, pembaca puisi juga harus memperhatikan intonasi
3. Intonasi terdiri atas jeda, tekanan (dinamik, nada, dan tempo /cepat-lambatnya
pengucapan)
a. Jeda atau penghentian pengucapan sangat menentukan makna yang dimaksud.
b. Tekanan dinamik ialah tekanan pada kata yang terpenting.
c. Tekanan nada ialah tekanan tinggi atau rendah. perasaan girang atau senang,
perasaan marah, keheranan pada umumnya menaikkan suara, sedangkan
perasaan sedih merendahkan suara.
d. Tekanan tempo ialah lambat-cepatnya pengucapan suku kata atau kata.
Untuk memudahkan dalam memahami puisi, dapat pula Kamu memenggal-menggal
puisi tersebut, bait demi bait atau bahkan baris demi baris.
Indonesiaku
Katanya dulu kau cantik
Bak bunga yang siap dipetik
Membuat orang tergelitik
Untuk memetik.
Bait ini mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia itu dulu terkenal dengan keindahan
alamnya yang setiap saat dapat dinikmati oleh siapa saja.
Setelah Kamu mengetahui isi puisi tersebut, maka dengan mudah pula Kamu untuk
mengekspresikan puisi ketika membacanya. Coba Kamu perhatikan baik-baik, satu bait
puisi di atas mengungkapkan keindahan. Maka kemungkinan membacanya dengan
nada lirih, namun jelas dan tegas.
Khusus untuk mengatur intonasi (tekanan, nada dan perhatian) dapat pula puisi tersebut
Kamu penggal-penggal dengan menggunakan tanda garis miring( / ). Tanda garis
miring tersebut diantaranya adalah:
102
1. Garis miring satu ( / ) untuk menandai bahwa pembacaan puisi harus berhenti
sesaat (jeda)
2. Garis miring dua ( // ) untuk menandai bahwa pembacaan puisi harus berhenti agak
lama, tetapi belum berakhir.
3. Garis miring tiga ( /// ) untuk menandai bahwa pembacaan puisi harus berhenti
agak lama dan menandai pula bahwa satu bait puisi telah berakhir.
Perhatikan bait puisi di bawah ini:
Indonesiaku /
Katanya / dulu kau cantik //
Bak bunga / yang siap dipetik //
Membuat orang / tergelitik //
Untuk memetik ///
Dengan pemenggalan seperti di atas, berarti setelah mengucapkan “Indonesiaku”,
“Katanya”, “Bak bunga”, dan “Membuat orang” sebaiknya Kamu berhenti sesaat.
Setelah mengucapkan “dulu kau cantik”, “yang siap dipetik”, dan “tergelitik”, Kamu
boleh berhenti agak lama, tetapi tidak berarti bait itu telah berakhir, masih ada satu
baris yang belum Kamu ucapkan yaitu “untuk memetik ///”. Dengan tanda garis miring
tiga, maka pembacaan boleh berhenti agak lama, atau bahkan menandakan bahwa puisi
tersebut telah selesai.
Dengan memahami isi puisi ditambah dengan memberikan tanda garis miring (/, //, ///),
tentunya Kamu akan dapat membacakan puisi dengan baik
Sekarang, cobalah Kamu pahami isi bait ke dua puisi Wajah Indonesia berikut ini.
Kemudian bubuhkan tanda garis miring ( /, //, ./// ) pada bait puisi tersebut!
Indonesiaku
Katanya dulu kau manis
Seolah wajah tanpa tangis
Kayak dibela habis
Musuhmu siap dikikis
Menurutmu, apa yang diungkapkan bait ke dua? Bait ke dua mengungkapkan bahwa
walaupun dulu bangsa Indonesia mengalami kesulitan namun tetap tegar
menghadapinya.
Samakah tanda garis miring yang Kamu bubuhkan dengan penandaan di bawah ini?
Cocokkanlah!
Indonesiaku /
Katanya / dulu kau manis //
Seolah wajah tanpa tangis //
Kayak dibela habis /
Musuhmu siap dikikis ///
103
Baiklah, saya yakin, Kamu telah memahami betul cara membubuhkan garis miring.
Oleh karena itu, Kamu pasti akan dapat membacakan puisi Wajah Indonesia dengan
baik. Nah, untuk memantapkan pemahamanmu, perhatikan rangkuman di bawah ini!
Rangkuman 1. Yang harus diperhatikan dalam membaca puisi adalah:
a. Memahami makna puisi
b. Bersuara yang keras
c. Intonasi yang tepat
2. Untuk dapat membacakan puisi dengan baik, dapat juga dilakukan pemenggalan
terhadap puisi dengan menggunakan penanda garis miring satu (/), garis miring dua
(//), dan garis miring tiga (///)
6. Tugas 2
Bacalah puisi yang berjudul “Wajah Indonesia” karya Nurhayati.
Sebelum membacakannya, pahami dahulu isi puisi tersebut dan bubuhkanlah penanda
intonasi ( /, //, dan /// ) yang tepat.
104
C. PENUTUP
Dengan selesainya Kamu mempelajari modul berarti ada dua keterampilan berbahasa yang
telah Kamu kuasai. Keterampilan kesatu, dapat menulis puisi tentang keindahan alam,
ketrampilan kedua dapat membaca indah puisi.
Bila dua tugas dalam modul ini telah Kamu kerjakan, maka hasil pekerjaanmu boleh Kamu
cocokkan dengan kunci modul ini. Untuk tugas 1 dan 2 hasil pekerjaanmu tidak harus
sama dengan kunci tugas. Sebab dalam menulis kreatif puisi, dan membaca indah puisi,
kemampuan setiap orang berbeda-beda.
Lanjutkan kegiatanmu dengan mengikuti tes akhir modul, kemudian siapkan dirimu untuk
mempelajari modul berikutnya.
105
D. KUNCI TUGAS
Kemungkinan Jawaban
Tugas 1
PAGI
Matahari telah berjingkrak
Berseri muka bercermin di hati
Angin menggesek biola
Di rimbun daun
Matahari telah berjingkrak
Langit lepas berteriak
Hamparkan birunya
Bentangkan luasnya
Matahari telah berjingkrak
Berjingkraklah aku
Di pagi yang mencuci muka
Dengan kesegaran sehabis tidur pulas
Membuka jendela
Menyalam semesta
Mei 1982
Rachmat Djoko Pradopo
106
Tugas 2
Wajah Indonesia Nurhayati
Indonesiaku /
Katanya / dulu kau cantik //
Bak bunga / yang siap dipetik //
Membuat orang / tergelitik //
Untuk memetik ///
Indonesiaku /
Katanya dulu kau manis //
Seolah wajah tanpa tangis //
Kayak dibela habis /
Musuhmu siap dikikis ///
Indonesiaku /
Bagaimana wajahmu kini //
Lihatlah / Aceh, Nias, Buyat, Kalimantan,
Papua, Ambalat… /
Tangis dan darah tertumpah //
Itupun tak cukup… /
Masih banyakkah lagi? /
Pucat pias wajahmu / menghiasi hari-harimu ///
MODUL SMP TERBUKA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : VII
Semester : 2 (Dua)
Waktu : 4 x 40 menit
IND.VII.2.M.09 Menulis Kreatif Puisi
KEGIATAN SISWA
Penulis : Dra. Edy Warsih
Pengkaji Materi : Drs. H. Nasruddin, M.Pd.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2009
MENULIS KREATIF PUISI
IND.VII.2.8.18
109
A. PENDAHULUAN
Modul Bahasa Indonesia yang terdahulu sudah Kamu pelajari dengan baik. Bagaimana
hasilnya, baik, bukan? Kini modul yang akan Kamu pelajari masih sangat berkaitan dengan
pembelajaran modul yang terdahulu yaitu menulis kreatif puisi dengan tema yang berbeda.
Standar kompetensi yang harus Kamu miliki adalah agar Kamu mampu mengungkapkan
keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi. Modul ini terdiri
dari dua kegiatan yaitu menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah
dialami, dan mampu menyunting puisi yang ditulis sendiri.
Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul ini adalah 4 x 40 menit. Manfaatkan
waktu yang tersedia seefektif mungkin. Jika Kamu mengalami kesulitan, Kamu diskusikan
dengan teman atau langsung kepada Guru Pamongmu di TKB.
Semoga sukses!
110
B. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan 1: Menulis Kreatif Puisi 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif
puisi.
2. Kompetensi Dasar Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi Mampu menulis larik-larik puisi tentang peristiwa yang pernah dialami.
7. Materi Pokok
Puisi.
8. Uraian Materi Pada modul terdahulu, Kamu telah mempelajari tentang menulis kreatif puisi
berkenaan dengan keindahan alam. Untuk pembelajaran kali ini, Kamu masih
mempelajari tentang menulis kreatif puisi, namun berkenaan dengan peristiwa yang
pernah dialami. Langkah-langkah dalam penulisan sebuah puisinya pun sudah
diuraikan dalam pembelajaran 1.
Agar lebih paham dalam penulisan puisi, maka tingkatkan kreativitas dalam penulisan
puisi. Salah satu caranya yaitu Kamu harus sering melakukan kegiatan membaca dan
menulis puisi. Kamu bisa mulai menulis dengan membuat catatan-catatan kecil dan
sederhana.
Perhatikan contoh puisi berikut ini.
Hujan yang Merias Kabut Pagi
Hujan merias kabut pagi jadi kelam
Pohon-pohon sepanjang jalan tampak hitam
Derit mobil di tikungan;
Serasa batu mengoyak pendengaran
Sedang angin hanya berseliweran
Percakapan yang kau hidangkan
Adalah angin yang menghalau kabut
Di kedalaman dadaku
Gelas demi gelas arak duniawi
Yang kau tuangkan pada lambungku
Bikin aku mabuk dan kepayang
Selebihnya kekosongan
Apa yang terjadi? Padahal
Sejak mula kutahu semuanya, kau
Hanya sampah di sepatuku
Ya, Tuhan, kegelapan apalagikah
Yang kini menjaringku?
111
Apa yang Kamu rasakan setelah membaca puisi berjudul “Hujan yang Merias Kabut
Pagi” di atas? Tentu, salah satu yang dapat Kamu rasakan adalah keindahan atau daya
tariknya. Ada banyak hal yang dapat membuat puisi begitu indah dinikmati. Keindahan
atau pesona puisi umumnya terdapat pada pilihan kata (diksi), imajinasi, gaya bahasa
(majas), irama dan rima.
Hujan yang Merias Kabut Pagi
Hujan merias kabut pagi jadi kelam
Pohon-pohon sepanjang jalan tampak hitam
Derit mobil di tikungan;
Serasa batu mengoyak pendengaran
……………
Dalam puisi tersebut pengarang memilih kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya.
Pengarang juga tetap memperhatikan unsur-unsur tertentu untuk memperoleh
keindahan puisinya.
Untuk lebih jelasnya, kita akan membahas satu demi satu.
1. Pilihan kata atau diksi
Dalam puisi, pengarang cenderung memilih kata-kata yang bermakna konotasi
untuk mengungkapkan perasaannya. Kata-kata yang bermakna konotasi itu
mengandung nilai rasa tertentu yang dapat mendukung perasaan pengarang.
Contoh:
Hujan merias kabut pagi jadi kelam
Pohon-pohon sepanjang jalan tampak hitam
Derit mobil di tikungan;
Serasa batu mengoyak pendengaran
Perhatikan kata merias, hitam, derit, dan mengoyak dalam puisi tersebut. Mengapa
tidak dipilih kata mewarnai, gelap, bunyi, memekakkan?
2. Imajinasi
Pengarang berusaha mengutarakan maksudnya dengan membangkitkan daya
bayang atau imajinasi pembaca tentang peristiwa atau perasaan yang dialaminya
sehingga pembaca dapat merasakannya juga. …………… Contoh:
Di pinggir jendela kuingat benar tahun lalu
Aku masih kanak bersenda-gurau, bernyanyi riang
Memutar-mutar payung hitam di bawah curahmu
Yang berkilau bagai perak tersentuh bulan
……………
112
Puisi tersebut menggunakan kata-kata yang menimbulkan daya bayang kita,
misalnya “Aku masih kanak bersenda-gurau, bernyanyi riang, Memutar-mutar
payung hitam di bawah curahmu”. Dari kata-kata tersebut timbul daya bayang
bahwa waktu kecil bercanda dan bernyanyi sambil membawa payung di saat hujan
deras. Kata-kata itu menimbulkan imaji suasana yang gembira saat hujan.
3. Gaya bahasa atau majas
Majas digunakan oleh pengarang dengan tujuan untuk memperjelas maksud,
menimbulkan kejelasan gambaran angan. Gaya bahasa atau majas yang dipilih oleh
pengarang puisi antara lain berupa majas personifikasi, metafora, metonimia, dan
sinekdoke.
Tiada Waktu yang Tersisa
Sang surya melempar cahaya
Menyinari jendela hati kami
Sambil menggenggam cita-cita perjuangan
Demi bangsa dan Ibu Pertiwi
……………
Oleh: Iwan
Puisi tersebut menggunakan majas personifikasi. Misalnya pada baris yang
berbunyi: “Sang surya melempar cahaya” mengumpamakan benda mati seolah-olah
hidup seperti manusia (sang surya dapat melempar). Penggunaan majas tersebut
dapat menghidupkan suasana.
4. Irama dan Rima
Irama adalah pergantian turun-naik, panjang-pendek, dan keras-lembut ucapan
bunyi bahasa dengan teratur. Rima adalah persamaan bunyi. Rima dan irama
diperlukan untuk memperjelas makna puisi dan menimbulkan kepuitisan.
Contoh:
……………
Sajak seorang penyair
Lahir dari kecup bibir
……………
Dapatkah Kamu memahami uraian dan penjelasan cara menulis puisi? Perlu Kamu
baca kembali penjelasan pada modul B.IND.VII.1.M.08 tentang langkah-langkah
penciptaan puisi.
113
Langkah-langkah penciptaan sebuah puisi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan topik atau tema.
2. Mengembangkan daya khayal atau imajinasi.
3. Menuangkan ide yang telah diolah dengan imajinasi dalam bentuk puisi dengan
memerhatikan:
4. penggunaan pilihan kata atau diksi yang tepat
5. penggunaan majas
6. penggunaan irama dan rima yang sesuai.
Jika Kamu belum jelas, diskusikan dengan teman-temanmu. Boleh juga mohon
penjelasan dari Guru Pamongmu. Kemudian lanjutkan kegiatanmu untuk berlatih
menulis puisi. Cobalah kerjakan di buku latihanmu, pilihlah kata yang tepat di dalam
tanda kurung untuk melengkapi puisi yang rumpang berikut!
Biarkan ………… yang marah
Menghancurkan keangkuhan.
(debur, ombak, gelombang)
Gubuk di gunung kelabu
Akan terus …………
(senyap, sepi, sunyi)
Terik ………
Ranting-ranting patah
(sang surya, matahari, mentari)
Bagaimana hasil pekerjaanmu? Nah, cocokkanlah jawabanmu dengan jawaban di
bawah ini.
Biarkan ombak yang marah
Menghancurkan keangkuhan.
Gubuk di gunung kelabu
Akan terus sunyi
Terik mentari
Ranting-ranting patah
Mengapa kata-kata yang Kamu pilih kata ombak, sunyi, dan mentari? Mungkin karena
pemilihan kata-kata tersebut dimaksudkan untuk memperoleh keindahan puisi.
Dari hasil latihanmu tentu sudah betul. Jika jawabanmu berbeda tidak perlu kecewa.
Berlatih terus agar semakin pandai dalam menulis puisi.
Bagaimana, sudah ada gambaran untuk menulis puisi? Tentu Kamu mempunyai
pengalaman peristiwa yang pernah Kamu alami. Pengalaman peristiwa yang pernah
Kamu alami itu ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan. Pengalaman yang
dimiliki setiap orang pasti akan berbeda-beda. Seperti pada contoh puisi di bawah ini:
114
Kehidupan
Letih …
Lelah …
Penat jiwa ini
Terhempas dalam rutinitas
Yang menderaku
Tapi …
Kunikmati semua ini
Inilah hidup
Gembira, tawa, sedih, tangis
Silih berganti
Namun tetap kunikmati dan kusyukuri
Tri Palupi
Dalam Antologi Puisi
MGMP B. Indonesia, Jakarta Utara
Jika Kamu telah memahami betul uraian dan contoh-contoh puisi di atas, lanjutkan
kegiatanmu untuk membaca kosakata dan rangkuman agar pemahamanmu semakin
jelas.
Kosakata berkilau = cahaya gemerlap, cahaya yang memantul
butinitas = prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah
berseliweran = berjalan kian kemari
Rangkuman Langkah-langkah penulisan puisi:
1. menentukan topik atau tema;
2. mengembangkan daya khayal atau imajinasi;
3. menuangkan ide yang telah diolah dengan imajinasi dalam bentuk puisi dengan
memerhatikan:
b. penggunaan pilihan kata atau diksi
c. iImajinasi
d. penggunaan majas
e. penggunaan irama dan rima
6. Tugas 1
Buatlah sebuah puisi tentang pengalaman yang pernah Kamu alami!
115
Kegiatan 2: Menyunting Puisi 1. Standar Kompetensi
Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif
puisi.
2. Kompetensi Dasar
Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami.
3. Indikator Pencapaian Kompetensi
Mampu menyunting puisi yang ditulis sendiri.
4. Materi Pokok Menyunting Puisi.
5. Uraian Materi Pada kegiatan pembelajaran pertama Kamu telah belajar menulis puisi. Bagaimana
hasil karya puisimu, tentu bagus, bukan?
Untuk kegiatan pembelajaran yang kedua ini, Kamu akan mempelajari tentang
menyunting puisi karya sendiri. Dalam menyunting puisi, yang harus Kamu lakukan
adalah:
1. mengganti kata yang kurang puistis dengan sinonimnya yang lebih puistis;
2. memadatkan ide (menghilangkan kata yang tidak perlu);
3. mengubah kalima t dengan gaya bahasa yang menggambarkan suasana;
4. menghilangkan ide yang tidak sejalan dengan pokok persoalan yang akan
diungkapkan.
Perhatikan puisi di bawah ini:
UJIAN E. W.
Pada bulan Januari tahun dua ribu tujuh
Disambut orang-orang menangis dan menjerit
Pesawat Adam Air
Kapal Senopati Nusantara
Kereta api Bengawan
Dan ……… Apalagi ………
Semua itu telah menelan korban jiwa
Inikah sebuah ujian?
Wahai manusia yang lupa nikmat
Terlena kehidupan sesaat
Karna tlah lupa pada akhirat
Tuhanku ……
Lindungi kami
Beri kami waktu untuk bertobat
Ya, kiamat sudah sangat dekat
116
Bagaimana puisi di atas menurut Kamu? Sudah tepatkah penulis dalam memilih kata-
kata untuk mengungkapkan perasaannya? Jika dicermati, pada puisi berjudul “Ujian”
di atas masih ada kata-kata yang seharusnya tidak perlu ditulis, dan ada kata-kata yang
kurang puistis.
Coba amati contoh penyuntingan (perbaikan) puisi berikut!
UJIAN
Pada bulan Januari tahun dua ribu tujuh
Di awal
Disambut orang-orang menangis dan menjerit
tangisan dan jeritan
Pesawat Adam Air
Kapal Senopati Nusantara
Kereta api Bengawan
Dan ……… Apalagi ………
Semua itu telah menelan korban jiwa
telan
Inikah sebuah ujian?
Wahai manusia yang lupa nikmat
Terlena kehidupan sesaat
Karna tlah lupa pada akhirat
Tuhanku ……
Lindungi kami
Beri kami waktu untuk bertobat
tuk
Ya, kiamat sudah sangat dekat
tlah
Baru saja Kamu melakukan penyuntingan puisi. Saya yakin Kamu telah memahami
cara-cara penyuntingan
Misalnya:
Larik
Pada bulan Januari tahun dua ribu tujuh
Setelah disunting
Di awal dua ribu tujuh
Untuk selanjutnya perhatikan hasil suntingan pada puisi berjudul “Ujian”
117
UJIAN E. W.
Di awal dua ribu tujuh
Disambut tangisan dan jeritan
Adam Air
Senopati Nusantara
Bengawan
Dan ……… Apalagi ………
Semua telan korban jiwa
Inikah sebuah ujian?
Wahai manusia yang lupa nikmat
Terlena kehidupan sesaat
Karna tlah lupa pada akhirat
Tuhanku ……
Lindungi kami
Beri kami waktu tuk bertobat
Ya, kiamat tlah dekat
Kosakata Adam Air = nama perusahaan penerbangan
Senopati Nusantara = nama kapal laut
Bengawan = nama kereta api
Rangkuman
1. Hal yang perlu dilakukan dalam penyuntingan puisi yaitu:
2. mengganti kata yang kurang puistis dengan sinonimnya yang lebih puistis.
3. memadatkan ide.
4. mengubah kalimat dengan gaya bahasa yang menggambarkan suasana.
5. menghilangkan ide yang tidak sejalan dengan pokok persoalan yang akan
diungkapkan.
6. Tugas 2
Suntinglah penggalan puisi di bawah ini!
Rintik-rintik hujan pada sore itu
Ketika kita
Bersama-sama dalam menghadiri suatu acara
Semua orang yang hadir menahan duka
118
C. PENUTUP
Berkat ketekunan belajar, akhirnya selesai juga modul ini Kamu pelajari. Pengetahuanmu
semakin berkembang. Melalui modul ini Kamu memperoleh keterampilan menulis puisi
yang berkenaan dengan peristiwa yang dialami. Bahkan pada modul telah diuraikan
langkah-langkah penulisan puisi.
Bila tugas telah Kamu kerjakan, cocokkan kembali hasil pekerjaanmu dengan kunci tugas.
Hasil tidak harus sama dengan kunci tugas, sebab kemampuan menulis puisi setiap orang
itu berbeda-beda.
Siapkan dirimu untuk mengikuti tes akhir modul. Teriring do'a semoga Kamu naik kelas II
dan selalu sukses!
119
D. KUNCI TUGAS
Alternatif jawaban
Tugas 1
Sebuah Pinta
Suara indahmu dulu
Ke mana kau percikkan
Aku tetap ingin meneguk
Ke dalam hati
Di langit itu
Masihkan menangkap senyummu
Mengolah nurani
Menembus kesucian
Membasuh menara sejarah
Aku kembali dalam kesunyian
Seperti diammu
Menguliti keheningan
Namamu adalah selimut kelembaban
Dengan tatapku
Sebagaimana hatimu
Yang masih tetap berpijar
Menyalalah
Oleh: Ma’sum AG
120
Tugas 2
Rintik rintik hujan sore itu
Ketika kita
Bersama-sama dalam menghadiri suatu acara
Semua orang yang hadir menahan duka
Yang tak bisa meredam duka
Suntingan
Rintik hujan sore itu
Ketika kita
Bersama dalam suatu acara
Yang tak bisa meredam duka
121
KEPUSTAKAAN
Akhdiah, Sabarti et al. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga..
Akhdiah, Sabarti, dkk. 1996. materi Pokok Menulis II. Jakarta: Karunia U.T.
Anipudin, dkk. 2005. Cermat Bahasa Indonesia 1. Solo: Tiga Serangkai.
Badudu, J.S. 1990. Pintar Berbahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Depdikbud. 1983,
Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia.
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.
Chamid, Amansyah. 1992. Pelajaran Menulis Bahasa Indonesia. Surabaya: Kendang Sari.
Gelombang Datang Dinihari. Jakarta:
Djupriyanto et al. Pelajaran Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: Kendang
Sari.
G. Arsyad, Maidar. 1986, Materi Pokok Kesusastraan I. Jakarta: Karunia U.T.
HS. L. Murbandono. 2003. Puisi Rakyat Merdeka. Jakarta: Grasindo.
Ismi, Afiah. 2004. Guruku Matahari Bangsaku. Jakarta: Balai Pustaka.
Kompas Harian Umum Jakarta 21 Januari 2007.
Nurhadi, dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Samsoerizal, Slamet. 1997. Dari NArasi Hingga Argumentasi. Jakarta: Erlangga.
Seputar Indonesia Harian Umum Jakarta 28 Januari 2007
Sudarso. 1991. Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia.
Sumantri. Maman et al. Pedoman Surat Menyurat. Jakarta: Gramedia.
Sumardjo, Yacob, dan Saini K.M. 1986, Memahami Kesusastraan. Bandung : Alumni.
Sumarti, Dkk. 1985. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Pusbinbangsa.
Supriyati, dkk. 2005. Cakap dan Aktif Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Empat Sekawan
Sejahtera.
Tampubolon, O. P. 1990. Kemampuan Membaca. Bandung : Angkasa
Tarigan, H.G. 1990. Pengajaran Kosa Kata. Bandung : Angkasa
Tarigan. Djago. 1982. Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung : Angkasa.
Tarigan. H. G. 1986. Pengantar Semantik. Bandung: Angkasa
Team Penggagas Kreasi: MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia Kodya Jakarta Utara.
2004. Antologi Puisi. Jakarta: Tunas Melati