bahasa indonesia
DESCRIPTION
sem5TRANSCRIPT
1
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bahasa Indonesia (MBB 402)
Nurhasanah
Nordiansyah Firahmi
Tata Tertib
• Tepat waktu, toleransi maks. 15 menit
• Sound HP tidak diaktifkan atau mode silence
• Hadir minimal 80%
• Baca salah satu/dua buku acuan
• Usahakan proaktif dalam diskusi kelas
• Kerjakan Tugas, UTS, & UAS
Bahasa Indonesia 2
2
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Mata kuliah ini mempelajari bahasa Indonesia dalam Ilmu Keperawatan
dengan menekankan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
berkomunikasi laib lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika
dalam berbahasa
Bahasa Indonesia 3
Tujuan
• Mahasiswa mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
• Mahasiswa mampu membuat tulisan ilmiah dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
• Mahasiswa mampu membuat tugas-tugas (resume, karangan ilmiah) dengan menerapkan dasar-dasar yang diperoleh dari kuliah bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia 4
3
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kompetensi
Mahasiswa terampil menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik secara tertulis maupun secara
lisan
Bahasa Indonesia 5
Outcome
• mahasiswa dapat bekerja dengan baik dalam suatu tim
• mahasiswa dapat berkomunikasi lebih baik menggunakan bahasa Indonesia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan
Bahasa Indonesia 6
4
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bahasa Indonesia laras ilmiah
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia
Bentuk dan makna: fonem, morfem, kata, frasa, diksi, idiom, makna leksikal/dentatif, makna gramatikal, makna konotatif
Kalimat: pola dasar, kalimat majemuk, tata kalimat, penyampaian maksud dalam kalimat
Kalimat efektif: ciri kalimat efektif, pola kalimat, tata kalimat, struktur kalimat,
Paragraf: pola susunan paragraf, jenis paragraf, perpautan antar paragraf,
Penulisan karya ilmiah (karangan ilmiah)
Komunikasi ilmiah Bahasa Indonesia 7
Kegiatan dalam Perkuliahan
Selama mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diwajibkan: 1. Mengikuti kegiatan ceramah, tanya jawab,
diskusi di kelas, dan praktikum.
2. Berpartisipasi aktif bertukar pikiran, mengungkapkan hasil-hasil pengamatan dan hasil pengalaman di laboratorium, dan
3. Mengerjakan tugas-tugas individual Bahasa Indonesia 8
5
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Evaluasi Hasil Belajar
Keberhasilan mahasiswa dalam perkuliahan ini ditentukan oleh prestasi yang bersangkutan dalam:
1. Kehadiran minimal sebanyak 75% di kelas.
2. Partisipasi kegiatan kelas.
4. Tugas-tugas harian/praktikum.
5. Ujian Tengah Semester.
6. Ujian Akhir Semester. Bahasa Indonesia 9
Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Nilai Point Interval A 4 80% - 100% B 3 70% - <80% C 2 60% - <70% D l 45% - <60% E 0 0% - <45%
Bahasa Indonesia 10
6
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Penentuan Nilai Akhir
Dalam menentukan nilai akhir akan digunakan pembobotan sebagai berikut:
1. Partisipasi Kegiatan Kelas : 10%
2. Tugas/praktikum : 20%
3. Ujian Tengah Semester : 30%
4. Ujian Akhir Semester : 40%
Bahasa Indonesia 11
Pustaka
Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguuan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.
Atmazaki. 2006. Kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: Citra Budaya.
Efendi, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.
Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.
Bahasa Indonesia 12
7
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pustaka
Keraf, Gorys. 1984a. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 1984b. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.
Suhendar, M.E. 1992. Bahasa Indonesia: Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak dan Keterampilan Berbicara. Bandung: Pionir Jaya.
Wibisono, Wahyu. 2001. Otonomi Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Bahasa Indonesia 13
―Kami akan memperlihatkan ayat-ayat Kami dalam seluruh penjuru ufuk dan dalam diri mereka sendiri sehingga jelaslah bahwa Al-Qur‘an itu adalah
benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia
menyaksikan segala sesuatu?‖
(Fushshilat : 53)
Bahasa Indonesia 14
8
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Prinsip
―Mengajar tidak bertujuan mengisi botol kosong, tetapi mengajar adalah untuk menyulut api dari suatu obor‖
Michel de Montaigne
Bahasa Indonesia 15
PENDAHULUAN
Pertemuan Ia
Bahasa Indonesia 16
9
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Perkembangan BI
Sumber BI
• BI tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu (BM)
• BM sudah menjadi lingua franca di Kepulauan Nusantara dan Asia Tenggara
Bahasa Indonesia 17
BM sebagai Sarana Komunikasi
1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang (683)
2. Prasasti Talang Tuo di Palembang (684)
3. Prasasti Kota Kapur di Bangka (686)
4. Prasasti Karang Brahi di Bangko (688)
5. Prasasti Gadasulidi Jawa Tengah (832)
6. Prasasti Bogor (942)
Bahasa Indonesia 18
10
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Fungsi BM pada Masa Sriwijaya
1. Bahasa kebudayaan: buku berisi aturan hidup dan sastra
2. Bahasa perhubungan (lingua franca) antaretnis di Indonesia
3. Bahasa perdagangan, terutama di sepanjang pantai.
4. Bahasa resmi kerajaan
Bahasa Indonesia 19
BM Resmi sebagai BI
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
I. Kami putri dan putri Indonesia bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
II. Kami putri dan putri Indonesia berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
III. Kami putri dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia 20
11
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Alasan BM Menjadi BI
1. BM sebagai lingua franca, perhubungan, perdagangan
2. Sistem BM sederhana
3. Suku-suku di luar Melayu sukarela menerima BM menjadi BI
4. BM mampu menjadi bahasa budaya dalam arti luas.
Bahasa Indonesia 21
Peristiwa Penting dalam Perkembangan BM/BI
1. Peresmian Ejaan van Ophutsen (1901)
2. Pendirian penerbit Taman Bacaan Rakyat (1908) dan penerbitan buku bacaan ber-BM (1917)
3. Sumpah Pemuda (1928)
4. Pujangga Baru oleh STA (1933)
5. Kongres BI I di Solo (1938)
6. Proklamasi Kemerdekaan RI dng UUD 1945 dengan pasal ttg BI sbg bahasa negara
Bahasa Indonesia 22
12
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
BI sebagai Sarana Komunikasi
• Berbahasa = berkomunikasi dengan media bahasa
• Berkomunikasi penggerak kehidupan dan tidak mungkin terpisah dari manusia
• Manusia sebagai makhluk sosial perlu berintegrasi dengan sesama.
• Bangsa yang maju peradabannya tidak hanya bisa menguasai alam, membangun industri berat, membuat jaringan jalan raya, dan sistem pelayanan jasa bermutu tinggi, tetap juga oleh tingkat pemakaian bahasa dalam keberagaman kehidupan (Daoed Jusuf)
Bahasa Indonesia 23
• Bahasa dapat berupa bahasa verbal dan nonverbal
• Bahasa verbal menggunakan unsur kata-kata sebagai simbol
• Bahasa nonverbal menggunakan isyarat, gambar sebagai visualisasi gagasan: gambar teknik, fotografi, lukisan, simbol
Bahasa Indonesia 24
13
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Proses Komunikasi
Ide Encoding
a. Kata
b. Gambar
c. Tindakan
Penerimaan
a. Mendengan
b. Membaca
c. Mengamati
d. Bertindak
Pengiriman
a. Berbicara
b. Menulis
c. Menggambar
Tindakan Decoding
Bahasa Indonesia 25
Kedudukan Bahasa?
Status relatif suatu bahasa sebagai sistem lambang nilai budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa yang bersangkutan
Bahasa Indonesia 26
14
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kedudukan BI
1. Bahasa nasional: Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
2. Bahasa negara: UUD 1945, Bab XV, Pasal 36
―Bahasa negara ialah BI‖
Bahasa Indonesia 27
FUNGSI BAHASA?
Fungsi Dan Ragam Bahasa Indonesia
Menyangkut nilai pemakaian suatu bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa yang bersangkutan di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya
Bahasa Indonesia 28
15
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Fungsi BI sebagai Bahasa Nasional
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang jati diri bangsa
3. Sarana perhubungan atarwarga, antardaerah, antarbudaya
4. Sarana pemesatu berbagai suku bangsa dengan latar sosial budaya yang berbeda
Bahasa Indonesia 29
Fungsi BI sebagai Bahasa Negara
1. Bahasa resmi kenegaraan
2. Bahasa pengantar pendidikan
3. Sarana perhubungan di tingkat nasional
4. Sarana pengembangan iptek dan budaya
5. Bahasa media massa
Bahasa Indonesia 30
16
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Fungsi Bahasa Daerah:
• Lambang kebanggaan daerah;
• Lambang identitas daerah;
• Alat penghubung antarwarga masyarakat daerah.
Bahasa Indonesia 31
Fungsi Bahasa Asing:
• Alat penghubung antarbangsa;
• Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern;
• Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan nasional.
Bahasa Indonesia 32
17
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Faktor Pemuncul Variasi Atau Ragam Bahasa:
1. WAKTU:
Bahasa Melayu era Sriwijaya vs era Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi
2. TEMPAT:
Bahasa Melayu dialek Jakarta vs dialek Manado
3. SOSIOKULTURAL:
Bahasa Indonesia di kalangan masyarakat awam vs terpelajar
Bahasa Indonesia 33
4. SITUASI
a. Ragam Ringkas vs Ragam Lengkap
Ragam Ringkas (Restricted Code): dalam situasi santai, tidak resmi kalimat pendek atau hanya dimengerti oleh peserta percakapan
Ragam Lengkap (Elaborate Code): dalam situasi resmi: pidato, ceramah, kuliah kalimat panjang tetapi tetap dengan kaidah bahasa baku
Bahasa Indonesia 34
18
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
b. Ragam Lisan vs Ragam Tulisan
Ragam Lisan: menggunakan bunyi ujaran, ditangkap melalui indera pendengaran
Ragam Tulisan: menggunakan huruf, tanda baca, dan unsur bahasa yang hanya dapat ditangkap melalui indera penglihatan dan perabaan
Bahasa Indonesia 35
c. Ragam Baku vs Ragam Nonbaku
Ragam Baku: dalam situasi resmi, misalnya saat pidato, ceramah, kuliah
Ragam Nonbaku: dalam situasi tidak resmi, misalnya saat berkomunikasi antarsahabat, antaranggota keluarga di rumah, antara pembeli dan penjual di pasar
Bahasa Indonesia 36
19
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Ragam Bahasa Baku
Ragam bahasa yang telah dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar warga masyarakat pemakainya sebagai kerangka rujukan norma atau kaidah bahasa dalam pemakaian.
Bahasa Indonesia 37
BAHASA INDONESIA LARAS ILMIAH
Pertemuan Ib
Bahasa Indonesia 38
20
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bahasa Indonesia Laras Ilmiah
• Bahasa Indonesia baku yang digunakan dalam lingkup ilmiah atau keilmuan
• Merupakan ragam bahasa baku khusus
• Taat asas, dan taat pada kaidah bahasa Indonesia baku
Bahasa Indonesia 39
Ciri Bahasa Baku:
• Stabilitas yang fleksibel
berkodifikasi tata bahasa yang relatif stabil,
tetapi memberi kemungkinan bagi penyesuaian
dengan perubahan kultural
• Intelektualisasi/kecendekiaan
bertendensi ke arah pengungkapan iptek
Bahasa Indonesia 40
21
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Ciri Leksikal Dan Gramatikal Bahasa Indonesia Baku:
• Berawalan me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten
• Pemakaian urutan dan pola kalimat yang tepat
• Pemakaian bentuk atau susunan sintesis • Penggunaan fungsi gramatikal (S-P-O-K)
secara eksplisit dan konsisten • Pemakaian konjugasi secara eksplisit dan
konsisten Bahasa Indonesia 41
Berawalan me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten
1) Pak Dirman menerima surat dari anaknya yang
belajar di luar negeri (BAKU)
2) Pak Dirman terima surat dari anaknya yang belajar di
luar negeri (NONBAKU)
3) Ahmad berjalan kaki ke sekolah (BAKU).
4) Ahmad jalan kaki ke sekolah (NONBAKU).
Bahasa Indonesia 42
22
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pemakaian urutan dan pola kalimat yang tepat
1) Surat Anda sudah saya baca (BAKU).
2) Surat Anda saya sudah baca (NONBAKU).
3) Saya sudah membaca surat Anda (BAKU).
4) Sudah saya membaca surat Anda (NONBAKU).
Bahasa Indonesia 43
Pemakaian bentuk atau susunan sintesis
1) Rumahnya bagus sekali (BAKU, sintesis).
2) Dia punya rumah bagus sekali (NONBAKU,
analisis).
3) Dia sudah tidur (BAKU, sintesis).
4) Dia orang sudah tidur (NONBAKU, analisis).
Bahasa Indonesia 44
23
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Penggunaan fungsi gramatikal (S-P-O-K) secara eksplisit dan
konsisten
1) Pak Dirman membaca Kompas setiap hari
(BAKU).
2) Dalam tajuk rencana itu membahas kompensasi
kenaikan harga BBM (NONBAKU).
Bahasa Indonesia 45
Pemakaian konjugasi secara eksplisit dan konsisten
1) Pak Dirman belum yakin bahwa anaknya tidak lulus
SPMB (BAKU).
2) Pak Dirman belum yakin, anaknya tidak lulus
SPMB(NONBAKU).
3) Anak itu cerdas, tetapi malas membaca buku
(BAKU).
4) Anak itu cerdas, malas membaca buku (NONBAKU).
Bahasa Indonesia 46
24
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Pertemuan IIa
Bahasa Indonesia 47
Ejaan Bahasa Indonesia
Pengertian & pembinaan Ejaan Bahasa Indonesia.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi bahasa dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan, penggabungan) dalam suatu bahasa
Bahasa Indonesia 48
25
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan sebagai berikut:
Ejaan: kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat dsb) dibentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca.
Bahasa Indonesia 49
Ejaan ada dua macam, yakni ejaan fonetis dan fonemis.
Ejaan fonetis adalah ejaan yang berusaha menyatakan setiap bunyi bahasa dengan huruf, setelah mengukur dan mencatatnya dengan alat pengukur bunyi bahasa.
Ejaan fonemis ialah ejaan yang berusaha menyatakan setiap fonem dengan satu lambang atau huruf, sehingga jumlah lambang diperlukan tidak terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah lambang dalam fonetis.
Bahasa Indonesia 50
26
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Walaupun sistem ejaan bahasa indonesia sekarang didasarkan atas sistem fonetis, yaitu satu tanda untuk satu bunyi namun masih terdapat kekurangan.
Ada fonem yang masih dilambangkan dengan dua tanda misalnya: ng, ny, kh dan sy.
Sebaliknya ada pula dua fonem yang dilambangkan dengan satu tanda saja, yaitu e
Bahasa Indonesia 51
Sistem Ejaan yang dipakai di Indonesia:
a. Ejaan Ch. A. Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1901 sampai tahun 1974
Ejaan ini merupakan warisan dari ejaan bahasa Melayu yang menjadi dasar dan asal bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia 52
27
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
b. Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1947 sampai dengan tahun 1972.
c. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Ejaan ini mulai berlaku tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini sering disebut dengan Ejaan yang Disempurnakan atau EYD
Bahasa Indonesia 53
Perbedaan ketiga jenis ejaan yang pernah dan sedang berlaku dalam aspek penghurufan
dapat dilihat dalam tabel berikut:
Van Ophuysen Suwandi EYD
J j y
dj dj j
nj nj ny
Sj sj sy
tj Tj c
ch Ch kh
Z Z z
f - f
- - v
oe U u
ee e e Bahasa Indonesia 54
28
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Adapun motif lahirnya EYD adalah:
a. Menyesuaikan ejaan bahasa Indonesia dengan perkembangan bahasa Indonesia
b. Membina ketertiban dalam penu-lisan huruf dan tanda baca
c. Memulai usaha pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh
d. Mendorong pengembangan bahasa indonesia
Bahasa Indonesia 55
Pemakaian Huruf
• Huruf abjad: abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf: Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, Zz.
• Huruf vokal: a, e, i, o, u. • Huruf konsonan: b, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q,
r, s, t, v, w, x, y, z. • Huruf diftong: ai, au, ai. • Gabungan konsonan: kh, ng, ny, sy.
Bahasa Indonesia 56
29
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Penulisan Huruf Kapital (1)
• Huruf pertama kata pada awal kalimat • Huruf pertama petikan langsung • Ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,
kitab suci, termasuk kata ganti • Gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
diikuti nama orang. • Nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang atau
yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
• Huruf pertama unsur-unsur nama orang • Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. • Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa bersejarah. Bahasa Indonesia 57
Penulisan Huruf Kapital (2)
• Huruf pertama nama geografi.
• Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata depan atau kata hubung.
• Huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
• Huruf pertama nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata depan dan kata hubung yang berada di tengah kata.
• Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
• Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai sapaan.
• Huruf pertama kata ganti Anda. Bahasa Indonesia 58
30
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Penulisan Huruf Cetak Miring
• Menuliskan nama buku, majalah, koran
• Menuliskan istilah asing, daerah, ilmiah yang ditulis dengan ejaan aslinya
• Menegaskan huruf, kata, atau frasa yang dipentingkan/dikhususkan
Bahasa Indonesia 59
Penulisan Kata
A. Kata dasar B. Kata turunan C. Kata ulang D. Gabungan kata E. Kata ganti F. Kata depan G. Kata sandang H. Partikel I. Singkatan dan akronim J. Angka dan lambang bilangan
Bahasa Indonesia 60
31
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
A. Kata dasar
• Kata yang berupa kata dasar ditulis terpisah (berdiri sendiri)
• Contoh: Siswa itu rajin.
Bahasa Indonesia 61
B. Kata turunan (1)
• Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: bergetar; tulisan; penerapan; memperhatikan
• Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan unsur yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: bertumpang tindih; mengambil alih
Bahasa Indonesia 62
32
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
B. Kata turunan (2)
• Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh: menggarisbawahi; pertanggungjawaban
• Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai (a, antar, catur, maha, mono, multi, pra, pasca, semi ,dsb.)
Contoh: amoral, antarnegara, caturwarga, mahasiswa, multiguna, prasejarah, pascasarjana, semifinal.
Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang didahului oleh huruf kapital, di antara kedua unsur itu diberi tanda hubung.
Contoh: non-Indonesia Bahasa Indonesia 63
C. Kata ulang
• Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: buku-buku; gerak-gerik
Bahasa Indonesia 64
33
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
D. Gabungan kata
• Gabungan kata/kata majemuk ditulis terpisah Contoh: orang tua; Rumah sakit • Gabungan kata yang mungkin menimbulkan makna
ganda, diberi tanda hubung. Contoh: anak-istri (anak dan istri); buku-sejarah baru (buku sejarah yang baru); buku sejarah-baru (sejarahnya baru)
• Gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kesatuan ditulis serangkai
Contoh: halalbihalal, manakala, barangkali, olahraga, kacamata, darmasiswa, apabila, padahal, matahari, dukacita, manasuka, kilometer,bilamana, daripada, peribahasa, segitiga, sukacita, saputangan,
Bahasa Indonesia 65
E. Kata ganti
Kata ganti ku, mu, nya, kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau mendahuluinya, kecuali pada Mu dan Nya yang mengacu pada Tuhan harus ditulis dengan huruf kapital dan diberi tanda hubung (-). Contoh: • Nasihat orang tua harus kau perhatikan • Anakku, anakmu, dan anaknya sudah menjadi
anggota perkumpulan itu. • Oh, Tuhan kepada-Mulah hamba meminta
pertolongan.
Bahasa Indonesia 66
34
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
F. Kata depan
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan seperti kepada dan daripada.
Contoh:
• Di mana ada gula, di situ ada semut.
• Pencuri itu keluar dari pintu belakang.
• Mahasiswa itu akan berangkat ke luar negeri.
Bahasa Indonesia 67
G. Kata sandang
• Kata si, sang, hang, dang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Muhammad Ali dijuluki petinju ―si Mulut Besar‖.
Bahasa Indonesia 68
35
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
H. Partikel
• Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Pergilah sekarang! • Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh: Jika engkau pergi, aku pun akan pergi. Kata-kata yang sudah dianggap padu ditulis serangkai,
seperti andaipun, ataupun, bagaimanapun, kalaupun, walaupun, meskipun, sekalipun.
• Partikel per yang berarti ‗mulai‘, ‗demi‘, ‗tiap‘ ditulis terpisah. Contoh: Harga BBM naik per ! April. Mereka masuk satu per satu. Harga kertas Rp25.000,00 per rim.
Bahasa Indonesia 69
I. Singkatan dan akronim (1)
• Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan jabatan atau pangkat diikuti tanda titik.
Contoh: Suman Hs.; Muh. Yamin, S.H. (Sarjana Hukum); M.B.A. (Master of Business Administrtion); M.Sc. (Master of Science); Bpk. (Bapak); Sdr. (saudara)
• Singkatan nama resmi lembaga p emerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal setiap kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.
Contoh: DPR; GBHN; KTP; PT • Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda
titik. Contoh: dll.; hlm.; sda.; Yth. • Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, mata
uang tidak diikuti tanda titik. Contoh: Cu, cm, kg, Rp Bahasa Indonesia 70
36
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
I. Singkatan dan akronim (2)
• Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: ABRI; LAN; IKIP; SIM • Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Contoh: Akabri; Bappenas; Iwapi; Kowani • Akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: pemilu, rapim, tilang.
Bahasa Indonesia 71
J. Angka & lambang bilangan (1)
Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Contoh:
a. Abad XX dikenal sebagai abad teknologi.
b. Abad ke-20 dikenal sebagai abad teknologi.
c. Abad kedua puluh dikenal sebagai abad teknologi.
Bahasa Indonesia 72
37
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
J. Angka & lambang bilangan (2)
Lambang bilangan yang dapat di nyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika beberapa lambang dipakai berturut-turut. Contoh: a. Ada sekitar lima puluh calon mahasiswa yang
tidak diterima di perguruan tinggi itu. b. Kendaraan yang beroperasi di Bandung terdiri
atas 1.000 beca angkot, 100 metro mini, dan 100 bus kota.
Bahasa Indonesia 73
J. Angka & lambang bilangan (3)
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat di awal kalimat. Contoh: a. Dua puluh mahasiswa mendapat beasiswa dari
perusahaan itu. b. #150 orang pegawai mendapat penghargaan dari
pemerintah. (salah) c. Sebanyak 150 orang pegawai mendapat penghargaan
pemerintah.
Bahasa Indonesia 74
38
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
TANDA BACA
Pertemuan IIb
Bahasa Indonesia 75
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan contoh:
Saya suka makan nasi. Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. contoh:
Irwan S. Gatot; George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa
Bahasa Indonesia 76
39
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh:
Dr. (Doktor); Ny. (Nyonya); S.E. (Sarjana Ekonomi)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh:
dll. (dan lain-lain); dsb. (dan sebagainya); tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
Bahasa Indonesia 77
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
contoh:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria
1.
2.
Bahasa Indonesia 78
40
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal. Contoh:
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
Bahasa Indonesia 79
6. a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
contoh:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
b. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
Bahasa Indonesia 80
41
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. contoh:
Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
Bahasa Indonesia 81
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat. contoh:
Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
UUD : (Undang-Undang Dasar)
SMA : (Sekolah Menengah Atas)
WHO : (World Health Organization)
Bahasa Indonesia 82
42
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh:
Cu (Kuprum)
52 cm
l (liter)
Rp 350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya. contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
Bahasa Indonesia 83
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang:
(1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
Jalan Diponegoro 82
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Bahasa Indonesia 84
43
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
Bahasa Indonesia 85
12. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
Bahasa Indonesia 86
44
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. contoh:
Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah:
Saya membeli udang, kepiting dan ikan.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. contoh:
Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
Bahasa Indonesia 87
3 a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. contoh:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. contoh:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Bahasa Indonesia 88
45
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. contoh:
Oleh karena itu, kamu harus datang.
Jadi, saya tidak jadi datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
Bahasa Indonesia 89
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. contoh:
Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. contoh:
Medan, 18 Juni 1984
Medan, Indonesia.
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. contoh:
Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
Bahasa Indonesia 90
46
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. contoh:
Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh:
Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. contoh:
33,5 m
Rp 10,50 Bahasa Indonesia 91
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh:
pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. contoh:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan:
Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
Bahasa Indonesia 92
47
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh:
"Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Bahasa Indonesia 93
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. contoh:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran ―Pilihan Pendengar‖.
Bahasa Indonesia 94
48
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. contoh:
yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
Bahasa Indonesia 95
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian. contoh:
a. Ketua : Borgx Wakil Ketua : Hayabuse Sekretaris : Ivan Lanin
b. Tempat Sidang : Ruang 104 Pengantar Acara : Bambang S. Hari : Senin Waktu : 09.30
Bahasa Indonesia 96
49
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. contoh: Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!" Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan. contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7 (ii) Surah Yasin:9
Bahasa Indonesia 97
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Bahasa Indonesia 98
50
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. contoh: ....dia beli ba- ru juga.
….Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
Bahasa Indonesia 99
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris. contoh: .... cara baru meng- ukur panas akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. contoh: .........mengharga- i pendapat.
Bahasa Indonesia 100
51
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. contoh: anak-anak tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
Bahasa Indonesia 101
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. bandingkan:
ber-evolusi dengan be-revolusi
dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
Bahasa Indonesia 102
52
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata. contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 696969696
bom-V2
sinar-X.
Bahasa Indonesia 103
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
Bahasa Indonesia 104
53
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
F. Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak. Contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera
Bahasa Indonesia 105
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Contoh: Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
Bahasa Indonesia 106
54
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'. Contoh:
1919—1921
Medan—Jakarta
10—13 Desember 1999
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Bahasa Indonesia 107
G. Tanda Elipsis (...)
Tanda ini dinyatakan dengan menggunakan tiga titik, untuk mengekspresikan jeda dan keheningan agak panjang dalam sebuah kalimat, agar pembaca dapat memahami situasi yang hening atau menunggu. Tanda ini juga digunakan untuk menggambarkan bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan berbisik atau suara yang pelan sekali. Pada penulisan petikan langsung jika tanda elipsis diulang-ulang beberpa kali berarti bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan terbata-bata dan sangat pelan.
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
Bahasa Indonesia 108
55
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Bahasa Indonesia 109
H. Tanda Tanya (?)
Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut.
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
Bahasa Indonesia 110
56
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Bahasa Indonesia 111
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
Bahasa Indonesia 112
57
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
J. Tanda Kurung ((...))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Keuangan sudah selesai menyusun anggaran tahunan kantor yang akan dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) besok
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
contoh:
Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
Bahasa Indonesia 113
c. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh:
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
d. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
contoh:
Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Bahasa Indonesia 114
58
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
K. Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
Bahasa Indonesia 115
3. Tanda kurung siku untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli.
Contoh:
Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
Bahasa Indonesia 116
59
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
L. Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. Bahasa Indonesia 117
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, "Saya juga minta satu."
Bahasa Indonesia 118
60
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Bahasa Indonesia 119
M. Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
"Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
―Aku mendengar seseorang memanggil, ‗Nori, Nori‘, dari hutan itu,‖ ujar Ramon.
Bahasa Indonesia 120
61
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing. (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab V, Pasal J.).
Misalnya:
feed-back 'balikan'
Bahasa Indonesia 121
N. Tanda Garis Miring (/)
1.Tanda garis miring digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim.
Contoh:
Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
2. Tanda garis miring digunakan untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh:
RT/RW
AC/DC
3. Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).
Contoh:
50/2 =…
400/2 =… Bahasa Indonesia 122
62
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
4. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
Tahun Anggaran 1985/1986
5. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
dikirimkan lewat darat/laut(dikirimkan lewat darat atau laut)
harganya Rp25,00/lembar(harganya Rp25,00 tiap lembar)
Bahasa Indonesia 123
O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
Gunung pun ‗kan kudaki. (‗kan = akan)
17 Agustus ‘45 (‘45 = 1945)
Bahasa Indonesia 124
63
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
P. Tanda Kurung Lancip (<...>)
Biasa digunakan di bahasa komputer HTML
Bahasa Indonesia 125
Q. Tanda Kurung Kurawal ({...})
biasa digunakan untuk menyatakan notasi matematika
Bahasa Indonesia 126
64
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
R. Tanda Kurung Ganda («...»)
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer
Bahasa Indonesia 127
Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Bahasa Indonesia 128
65
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Perbedaan-perbedaan antara EYD dan ejaan sebelumnya adalah:
'tj' menjadi 'c': tjutji → cuci
'dj' menjadi 'j': djarak → jarak
'oe' menjadi 'u': oemoem -> umum
'j' menjadi 'y': sajang → sayang
'nj' menjadi 'ny': njamuk → nyamuk
'sj' menjadi 'sy': sjarat → syarat
'ch' menjadi 'kh': achir → akhir
awalan 'di-' dan kata depan 'di' dibedakan penulisannya. Kata depan 'di' pada contoh "di rumah", "di sawah", penulisannya dipisahkan dengan spasi, sementara 'di-' pada dibeli, dimakan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Bahasa Indonesia 129
Mari kita budayakan
berbahasa Indonesia yang
baik dan benar.
Bahasa Indonesia 130
66
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
KATA BAKU DAN TIDAK BAKU
Pertemuan III
Bahasa Indonesia 131
Bahasa Indonesia Baku Dan Pemakaiannya Dengan Baik Dan
Benar
1. PENGERTIAN BAHASA BAKU
Menurut Vilem Mathesius dan B. Havranek bahwa bahasa baku adalah bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
Bahasa Indonesia 132
67
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• Sedangkan menurut Yus Rusyana pengertian bahasa baku atau bahasa standar adalah suatu bahasa yang dikodifikasikan, diterima, dan dijadi-kan model oleh masyarakat bahasa yang lebih luas.
• Dari pengertian tersebut terdapat tiga aspek yang saling menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan, difungsi-kan sebagi model.
Bahasa Indonesia 133
• Istilah kodifikasi adalah terjemahan dari ―condification‖ (inggris) diartikan sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan untuk dijadikan norma dalam berbahasa.
• Masalah kodifikasi terkait dengan ketentuan norma kebahasaan. Norma kebahasaan itu berupa pedoman tata bahasa, ejaan, kamus, lafal, dan istilah.
Bahasa Indonesia 134
68
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi masyarakat bahasa.
• Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara umum tentang kode bahasa dan pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu.
Bahasa Indonesia 135
2. PENGERTIAN BAHASA NONBAKU
Menurut Suharianto Bahasa tidak Baku (nonstandar) adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakain bahasa tidak resmi.
Bahasa Indonesia 136
69
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. PENGERTIAN BAHASA INDONESIA BAKU DAN NONBAKU
Bahasa Indonesia Baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas
Bahasa Indonesia Nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima, dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
Bahasa Indonesia 137
4. FUNGSI BAHASA INDONESIA BAKU Bahasa Indonesia baku mempunyai empat
fungsi, yaitu pemersatu, penanda kepribadian, penambah wibawa, kerangka acuan.
a. Bahasa indonesia baku berfungsi pemersatu.
Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau menghubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mengikat kebinekaan rumpun dan bahasa yang ada di Indonesia dengan mengatasi batas-batas kedaerahan
Bahasa Indonesia 138
70
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
b. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian.
Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lain
c. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai penambah wibawa. Pemilikan bahasa Indoesia baku akan membawa serta atau pretise. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha men-capai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku
Bahasa Indonesia 139
d. Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan.
Bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas.
Bahasa Indonesia 140
71
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Kata baku ► kata yang mengikuti kaidah
bahasa yang telah ditentukan.
Kata tidak baku ► kata yang tidak
mengikuti kaidah bahasa yang berlaku.
Bahasa Indonesia 141
Kaidah atau peraturan dalam bahasa Indonesia meliputi
Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia
Bahasa Indonesia 142
72
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
A. Penulisan Kata Dasar
No Tidak Baku Baku
1
2
3
4
5
6
7
abjat
Bis
cabe
dekoratip
extra
formil
gisi
abjad
bus
cabai
dekoratif
ekstra
formal
Gizi
Bahasa Indonesia 143
No Tidak Baku Baku
8
9
10
11
12
13
14
15
hakekat
ijin
jaman
kwitansi
lobang
mubadir
nampak
Obyek
hakikat
izin
zaman
kuitansi
lubang
mubazir
tampak
Objek Bahasa Indonesia 144
73
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
No Tidak Baku Baku
16
17
18
19
20
21
22
23
24
pasport
Qur’an
Rebo
sistim
tauladan
ujud
villa
waqaf
Yudikatip
paspor
Quran
Rabu
sistem
teladan
wujud
vila
wakaf
Yudikatif Bahasa Indonesia 145
B. Contoh Penulisan Kata Jadian
No Tidak Baku Baku
1
2
3
4
5
mempel
bertanggungjawab
mentaati
berterbangan
mentertawakan
mengepel
bertanggung jawab
menaati
beterbangan
menertawakan Bahasa Indonesia 146
74
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
C. Contoh Penulisan Kalimat
1. Kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Bahasa Indonesia 147
2. Semua peserta daripada pertemuan itu sudah pada hadir.
Semua peserta pertemuan itu sudah hadir.
Bahasa Indonesia 148
75
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Bilang dahulu dong sama saya punya bini.
Bicarakan dahulu dengan istri saya.
Bahasa Indonesia 149
4. Panitia harus membuat laporan pertanggungan jawab kegiatan.
Panitia harus membuat laporan pertanggungjawaban kegiatan.
Bahasa Indonesia 150
76
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
5. Tolong, potokopykan ijasah ini rangkap lima.
Tolong, fotokopikan ijazah ini rangkap lima.
Bahasa Indonesia 151
6. Memang kebangetan itu anak belum mandi sudah makan gado-gado.
Memang keterlaluan anak itu belum mandi sudah makan gado-gado.
Bahasa Indonesia 152
77
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kata Serapan
Kata Serapan
Perbendaharaan kata bahasa Indonesia yang
berasal dari bahasa lain, seperti bahasa daerah dan
bahasa asing.
Bahasa Indonesia 153
A. Contoh Pengaruh Perbendaharaan Kata
bahasa Jawa: lowongan, beres, pamong praja, sewenang-wenang
bahasa Sunda: camat, anjangsana, meriang, sewajarnya, mendingan
bahasa Minangkabau: cetus, heboh, lamban cemooh, ejek
bahasa Sansekerta: perdana, perkara, agama, bijaksana, sengsara, surga
Bahasa Indonesia 154
78
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
bahasa Arab: ikhtiar, hikmah, khidmat, mahkamah,
akhlak, majelis
bahasa Tionghoa: lonceng, sampan, sinshe,
bakpau, tauco
bahasa Inggris: badminton, kiper, raket, notes,
parlemen
bahasa Belanda: program, motor, persekot,
pelopor, radio, gerilya Bahasa Indonesia 155
B. Contoh Pengaruh Imbuhan
Awalan Makna Contoh
a-
an-
ab-
i-
im-
de-
non-
re-
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
tidak
kembali
asusila, asosial, amoral
anorganik, anaerob
abnormal
irasional, imoral
improduktif, desentralisasi,
demobilisasi
nonblok, nonpolitik
reorganisasi, regenerasi
Bahasa Indonesia 156
79
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Awalan Makna Contoh
swa-
dwi-
pra-
eks-
para-
pramu-
serba-
tuna-
maha-
antar-
sendiri
dua
sebelum
bekas
banyak
pembantu
semua
Kurang
besar
antara
swadaya, swabelajar
dwiwarna, dwibahasa
prasejarah, prakata
eks pejuang, eks pelajar
para tamu, para siswa
pramuwisma, pramuniaga
serbaada, serbaguna
tunawisma, tunanetra
mahasiswa, mahabesar
antarkota, antarpulau Bahasa Indonesia 157
Awalan Makna Contoh
kontra-
hiper-
semi-
nara-
anti-
i-
wi-
-is
menentang
lebih
setengah
orang
lawan
bersifat
bersifat
sifat
orang
kontrasepsi, kontrarevolusi
hipertensi, hiperaktif
semifinal, semipermanen
narapidana, narasumber
antipenjajah, antinarkoba
alami
duniawi, manusiawi
dinamis, ekonomis
nasionalis, pancasilais
Bahasa Indonesia 158
80
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Awalan Makna Contoh
-if
-ah
-wan
-man
-wati
-or
-om
-og
-us
-isasi
sifat
sifat
orang
orang orang orang orang orang orang orang
proses
produktif, agresif
jasmaniah, rohaniah
wartawan, fisikawan
budiman, seniman
seniwati, karyawti
narator, koruptor
ekonom, astronom
psikolog
musikus, politikus
nasionalisasi, modernisasi Bahasa Indonesia 159
C. Contoh Penulisan Unsur Serapan
No Kata Asing Kata Serapan
1
2
3
4
5
6
7
audiogram
central
accalamation
vaccine
octaaf
technique
machine
audiogram
sentral
aklamasi
vaksin
oktaf
teknik
mesin
Bahasa Indonesia 160
81
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
No Kata Asing Kata Serapan
8
9
10
11
12
13
14
15
check
castra
effective
system
geometry
factor
riem
pasient
cek
sastra
efektif
sistem
geometri
faktor
rim
pasien
Bahasa Indonesia 161
No Kata Asing Kata Serapan
16
17
18
19
20
21
22
23
24
contingent
komfoor
cartoon
coordination
phase
aquarium
frequency
rhythm
schema
kontingen
kompor
kartun
koordinasi
fase
akuarium
frekuensi
ritme
skema
Bahasa Indonesia 162
82
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
CONTOH SOAL
Bahasa Indonesia 163
1. Kalimat yang menggunakan kata tidak baku adalah …
a. Menurut diagnosa dokter pasien itu mengidap penyakit leukimia.
b. Tolong, Win, belikan obat di apotek.
c. Sistem pelayanan rumah sakit itu baik.
d. Setelah Wildi melunasi biaya perawatan, ia minta kuitansi.
Bahasa Indonesia 164
83
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Penggunaan imbuhan asing yang salah terdapat pada kalimat …
a. Ismail Marzuki komponis terkenal.
b. Ikan banyak mengandung protein hewaniah.
c. Allah akan menilai setiap manusia dari segi amaliahnya.
d. Janganlah kita selalu mengutamakan kepentingan duniawi.
Bahasa Indonesia 165
3. Awalnya saya nggak tertarik dengan kegiatan ini. Karena temen deket yang ngajak, saya tidak dapat menolaknya. Meskipun keluar duit, saya tidak nyesel. Ternyata, kegiatan ini berkesan banget.
jumlah kata tak baku dalam paragraf tersebut adalah …
a. 4 b. 5 c. 6 d. 7
Bahasa Indonesia 166
84
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
4. Perhatikan tabel berikut!
Daftar kata baku terdapat pada kolom ….
a. A b. B c. C d. D
A B C D
taksi taksi taksi taksi
sistim sistem metode metoda
tehnik teknik syah sah
central sentral konggres kongres
Bahasa Indonesia 167
5. Rani membeli obat ke …. Tidak lupa ia meminta … sebagai tanda pembayaran. Ia tidak mau membeli obat sembarangan, khawatir … jelek.
Kata-kata baku yang sesuai untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ….
a. apotik, kwitansi, kwalitas
b. apotek, kuitansi, kualitas
c. apotek, kwitansi, kwualitas
d. apotik, kuitansi, kualitas Bahasa Indonesia 168
85
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
6. Pada era gelobalisasi, kita dituntut mempunyai kreatifitas yang tinggi dan tidak gagap tehnologi modren.
Perbaikan penulisan kata bercetak miring tersebut adalah …
Bahasa Indonesia 169
a. globalisasi b. globalisasi kreatifitas kreativitas teknologi teknologi modern modern c. globalisasi d. globalisasi
kreativitas kreatifitas tehnologi teknologi modern moderen
Bahasa Indonesia 170
86
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Untuk menejemen enerji diperlukan keterampilan khusus.
Kata baku dari kata bercetak miring tersebut adalah …
a. manajement-energi
b. managemen-energi
c. manajemen-energi
d. managemen-energi
Bahasa Indonesia 171
8. Minggu yang lalu saya pergi ke Bogor sama teman. Tujuannya nengok nenek yang sedang sakit. Kami naik taxi agar cepat sampai. Betapa senang hati nenek dengan kedatangan kami.
Kata tidak baku dalam paragraf tersebut adalah ….
a. pergi, tujuan, cepat
b. sama, nengok, taxi
c. teman, nengok, sampai
d. sedang, teman, senang
Bahasa Indonesia 172
87
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
BENTUK DAN MAKNA
Pertemuan IV
Bahasa Indonesia 173
BENTUK KATA DAN MAKNA
1. FONEM : bunyi bahasa yang membedakan arti/makna Contoh : /apēl/ dan /apəl/ /mental/ dan /məntal/ /s/ayur - /m/ayur /s/ : /m/ Fonem ada dua : Konsonan dan Vokal contoh : 1. konstruksi ----- k o n s t r u k s i k v k k k k v k k v 2. pantai ----- p a n t a i k v k k v v
Fonem – morfem – kata – frasa – klausa – kalimat – alinea – karangan
Bahasa Indonesia 174
88
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. MORFEM
bentuk bahasa terkecil yang dapat membedakan dan atau mempunyai makna.
bentuk bahasa terkecil yang mengandung arti gramatikal dan leksikal
Contoh: memasak morfem me- + masak
bantuan morfem bantu + -an
Wujud morfem dapat berupa:
imbuhan, akhiran, sisipan, klitika, partikel, dan kata dasar
Bahasa Indonesia 175
Menurut Bentuk dan Arti, Morfem dibagi Tiga, yaitu:
a. Morfem bebas
b. Morfem terikat
c. Morfem setengah terikat
Bahasa Indonesia 176
89
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
a. Morfem Bebas
dapat berdiri sendiri
• Contoh :
- Baju baru morfem bebas
- Makan nasi yang dapat berdiri sendiri
Bahasa Indonesia 177
b. Morfem Terikat
terikat dengan bentuk lain
• Contoh:
- berperang morfem terikat ber-
- Memakai morfem terikat me-
Bahasa Indonesia 178
90
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
c. Morfem setengah bebas
dalam ucapan terikat tapi secara gramatikal bebas
• Contoh:
- lah, -kah, pun, ku, mu, nya (partikel)
: Apalah, apa pun
Bahasa Indonesia 179
3. KATA:
satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat
berdiri sendiri dan mempunyai makna.
Pengelompokan kata menurut Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia terdiri lima golongan/rumpun:
a. Kata Kerja (Verba)
b. Kata Sifat (Adjektiva)
c. Kata Keterangan (Adverbia)
d. Kata Benda (Nomina)
e. Kata Tugas
Bahasa Indonesia 180
91
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
a. Kata Kerja (Verba)
• Kata yang menyatakan perbuatan, tindakan, proses.
• Biasanya berfungsi sebagai predikat
Terdiri atas:
1. Verba Asal: yaitu kata dasar (makan, minum, main,
kerja, dsb.)
2. Verba Turunan (berafiks): berjalan, menunggu,
mengerjakan, dsb.
Bahasa Indonesia 181
Bentuk Verba: 1. Verba reduplikasi/berulang makan-makan, berlari-lari
2. Verba majemuk proses penggabungan kata, tetapi
bukan idiom
: temu wicara, terima kasih, tanda tangan,dll.
3. Verba berpreposisi verba intransitif yang diikuti
preposisi
: tahu akan, terdiri dari, bercerita tentang,...
Contoh: 1. Mereka berlari-lari mengejar bus kota.
2. Surat itu sudah saya tanda tangan.
3. Anjasmara bercerita tentang masa lalunya. Bahasa Indonesia 182
92
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
b. Kata Sifat (Adjektiva)
• Menerangkan sifat, watak, tabiat orang/binatang/suatu benda. Contoh malas, pintar
• Berfungsi sebagai predikat atau penjelas subjek: Dia cantik, Baju merah itu
• Ciri: 1. Dapat diberi keterangan pembanding: lebih,
kurang, paling, dsb
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, ... benar, terlalu.....
3. Dapat ditambahi kata ingkar : tidak.., Bahasa Indonesia 183
c. Kata Keterangan (Adverbia)
Memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif
atau kalimat.
Ciri :
1. Keterangan waktu --> sejak, ketika, sekarang, besok
2. Keterangan tempat --> di sana, ke sini, dari…
3. Keterangan tujuan --> agar, supaya, demi, untuk
4. Keterangan cara --> sekuat-kuatnya,
dengan sekuat-kuatnya
secara hati-hati
5. Keterangan penyertaan --> dengan sahabat, bersama...
6. Keterangan alat --> dengan motor,... Bahasa Indonesia 184
93
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Keterangan kemiripan/ --> seperti, laksana, bak
8. Keterangan Sebab --> karena, sebab
9. Keterangan saling --> satu sama lain
d. Kata Benda (Nomina)
Kata yang mengacu pada benda konkret (meja, buku)
atau abstrak (demokrasi, kehendak, peraturan)
Berfungsi sebagai subyek, obyek, pelengkap
Termasuk dalam golongan nomina (kata benda) adalah
juga: pronomina (kata ganti orang), numeralia (kata
bilangan). Bahasa Indonesia 185
e. Kata Tugas (Partikel)
1. Kata depan (preposisi): di, ke, dari...
2. Kata sambung (konjungsi): dan, tetapi, atau
3. Kata seru (interjeksi): aduh, wah, ayo, astaga
4. Kata sandang (artikel): sang, si, para
5. Partikel (unsur terkecil suatu benda): -lah, -kah,
-tah, pun
Bahasa Indonesia 186
94
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
FRASA
• Definisi: Gabungan kata yang tidak melebihi batas fungsi.
• Ciri:
1. nonpredikatif: bangsa Indonesia, ≠ belajar bahasa
2. proses pemaknaannya berbeda dengan idiom: siap tempur ≠ main api
3. susunan kata yang berpola tetap = tidak bisa dibalik: siap tempur ≠ tempur siap (pada idiom kadang masih bisa dibalik: tipis kuping = kuping tipis)
Bahasa Indonesia 187
Jenis Frasa
• Frasa verbal: berintikan kata kerja: asyik belajar, rajin menabung, berpikir keras
• Frasa adjektival: berintikan kata sifat: cantik sekali, tidak sombong, amat bersahaja
• Frasa adverbial: berintikan kata keterangan: tidak selalu, seperti…., bagaikan…
• Frasa nominal: berintikan kata benda: meja kayu, emas batangan, penyakit menular
• Frasa preposisional: salah satunya berupa kata depan: di sini, kepada saya, untuk dia.
Bahasa Indonesia 188
95
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
MAKNA DAN PERUBAHANNYA
Makna adalah hubungan antara bentuk bahasa dengan obyek/sesuatu hal yang diacunya.
1. Makna Leksikal/Makna Denotasi: makna yang sudah tetap terkandung dalam sebuah kata (tertera dalam kamus)
Contoh: kuda = sejenis binatang
pensil = alat untuk menulis Bahasa Indonesia 189
MAKNA DAN PERUBAHANNYA
2. Makna Gramatikal: makna yang timbul akibat melekatnya morfem + morfem.
Contoh: makan + an = sesuatu yang dimakan
langit + langit = seperti langit
3. Makna konotatif: makna tambahan, makna yang memberikan tafsiran khusus dan nilai rasa tertentu.
Contoh: hitam = hina, berdosa
besi = keras hati, kaku dalam prinsip,
gagah, dsb Bahasa Indonesia 190
96
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Beberapa istilah yang perlu diketahui:
• Sinonim : persamaan makna
• Antonim : makna berlawanan
• Homonim : tulisan dan lafalnya sama, arti beda. (bisa, tanggal)
• Homograf: tulisan sama, lafal dan arti beda.
• (teras, apel)
• Homofon : lafal sama, tulisan dan arti beda.
• (bang><bank; masa><massa)
Bahasa Indonesia 191
Bentuk Lafal Tulisan Makna
homonim sama sama berbeda
homograf berbeda sama berbeda
homofon sama berbeda berbeda
HOMONIM, HOMOGRAF DAN HOMOFON
Bahasa Indonesia 192
97
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Perubahan Makna
1. Meluas: cakupan makna sekarang lebih luas dari makna yang lama. (bapak, ibu, putra)
2. Menyempit: cakupan makna sekarang lebih sempit dari makna yang lama. (sarjana, pendeta, dsb.)
3. Ameliorasi: makna baru dirasakan lebih halus/tinggi niainya dari makna lama. (‗istri; nyonya‘ lebih baik dari ‗bini‘)
Bahasa Indonesia 193
Perubahan Makna
4. Peyorasi: makna baru dirasakan lebih kasar/rendah nilainya dari makna lama. (oknum, gerombolan)
5. Sinestesia: makna yang muncul karena pertukaran tanggapan indera yang berbeda.
Kata-katanya manis.
6. Asosiasi: persamaan sifat antara makna baru dan lama.
Agar lancar, beri saja dia amplop.
Bahasa Indonesia 194
98
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PILIHAN KATA (DIKSI)
Bahasa Indonesia 195
Tiga Hal yang dapat Kita Petik:
• Kemahiran pemilihan memilih kata hanya dimungkinkan bila seseorang menguasai kosakata yang luas.
• Diksi/pilihan kata upaya/kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna serumpun.
• Diksi/pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat dan cocok untuk situasi tertentu.
Bahasa Indonesia 196
99
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
1. Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi. Contoh: kata ‗bunga‘
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim. Contoh: pengubah = peubah
3. Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya. Contoh: intensif–insentif, karton–kartun
4. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata yang abstrak. Contoh: keadilan, kebahagiaan, keluhuran.
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
6. Dapat membedakan antara kata umum dan kata khusus.
Bahasa Indonesia 197
Contoh:
Baik dosen ataupun mahasiswa ikut memperjuangkan
reformasi. (salah)
Baik dosen maupun mahasiswa ikut memperjuangkan
reformasi.
Pasangan yang Salah Pasangan yang Benar
antara … dengan … tidak … melainkan … baik … ataupun … bukan … tetapi …
antara … dan … tidak … tetapi … baik … maupun … bukan … melainkan …
Bahasa Indonesia 198
100
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Gaya Bahasa/Majas: cara penutur mengungkapkan maksudnya
Enam faktor yang mempengaruhi tampilan bahasa seorang komunikator dalam berkomunikasi: 1. Cara dan media komunikasi lisan/tulis; langsung/tidak
langsung; media cetak/media elektronik. 2. Bidang ilmu sastra, hukum, kedokteran, dll. 3. Situasi resmi, tidak resmi, setengah resmi. 4. Khalayak berdasarkan umur; jenis kelamin; tingkat
pendidikan; status sosial. 5. Tujuan membangkitkan emosi, diplomasi, humor,
informasi.
Bahasa Indonesia 199
Idiom: kata atau kelompok kata yang maknanya
tidak sama dengan gabungan unsur-unsur pembentuknya.
Kelompok Kata: gulung tikar, adu domba, dll. Pasangan Kelompok Kata (ungkapan idiomatik): pasangan
kata yang selalu muncul bersama atau berperilaku idiom. bertemu dengan dibacakan oleh berawal dari disebabkan oleh berdasarkan pada sampai ke bergantung pada sehubungan dengan berkenaan dengan sesuai dengan dibacakan oleh terdiri atas/dari diperuntukan bagi tergantung pada
Bahasa Indonesia 200
101
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kesalahan
Pemakaian Gabungan Kata dan Kata
A. Kesalahan Pemakaian yang mana, di mana, daripada.
Dalam rapat yang mana dihadiri oleh para
ketua RT telah dibacakan.
Yang benar:
1. di mana: sebagai kata tanya menanyakan tempat
2. yang mana: kalimat tanya yang mengandung
pemilihan.
3. daripada: untuk perbandingan/pengontrasan sesuatu
terhadap lainnya.
Bahasa Indonesia 201
B. Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke
Sampaikan salam saya dengan Dona. (= kepada siapa
salam ditujukan?)
Fungsi kata dengan:
1. Adanya alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu.
Saya mengetik dengan komputer.
2. Adanya beberapa pelaku yang mengambil bagian pada
peristiwa yang sama.
Peneliti itu sedang bercakap-cakap dengan
responden.
Bahasa Indonesia 202
102
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Adanya sesuatu yang menyertai sesuatu yang lain.
Ujian akhir semester berlangsung dengan tertib.
4. Sebagai frasa tansisi untuk membentuk kalimat/alinea.
berbeda dengan, berkenaan dengan, bersamaan dengan, bertepatan dengan, sehubungan dengan, sesuai dengan.
Fungsi kata depan di, ke, dan kata kepada
• Kata depan di dan ke harus diikuti oleh tempat, arah, dan waktu.
• Kata kepada harus diikuti oleh nama/jabatan orang atau kata ganti orang.
Contoh: - Buku agendaku tertinggal di rumah Andi.
- Jangan menoleh ke kiri!
- Permohonan cuti diajukan kepada direktur.
Bahasa Indonesia 203
POLA DASAR KALIMAT
Pertemuan Va
Bahasa Indonesia 204
103
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Dasar Berpola S-P (P1 KK)
• Mereka pulang.
• Semua peserta datang.
Bahasa Indonesia 205
Kalimat Dasar Berpola S-P (P2 KB)
• Dia mahasiswa.
• Ayahnya pengusaha.
Bahasa Indonesia 206
104
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Dasar Berpola S-P (P3 KS)
• Mahasiswa di sini pandai-pandai
• Gedungnya tinggi-tinggi.
Bahasa Indonesia 207
Kalimat Dasar Berpola S-P-K
• Presiden berasal dari Jawa Tengah.
• Kalung itu terbuat dari emas.
Bahasa Indonesia 208
105
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Dasar Berpola S-P-Pel.
• Negara RI berdasarkan Pancasila.
• Kantor kami kemasukan pencuri
Bahasa Indonesia 209
Kalimat Dasar Berpola S-P-O (P1 KK transitif)
• Mahasiswa membuat makalah.
• Wartawan mencari berita.
Bahasa Indonesia 210
106
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Dasar Berpola S-P-O- Pel (P1 KK dwitransitif)
• Ayah mengirimi saya uang.
• Presiden menganugerahi para pahlawan tanda jasa.
Bahasa Indonesia 211
Kalimat Dasar Berpola S-P-O-K
• Mereka mengadakan penelitian di luar kota.
• Para mahasiswa mengikuti KKN di daerah .
Bahasa Indonesia 212
107
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
KALIMAT MAJEMUK
Pertemuan Vb
Bahasa Indonesia 213
KALIMAT MAJEMUK
• Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua atau lebih klausa. Terdiri atas:
•A. Majemuk Setara
•B. Majemuk Bertingkat.
Bahasa Indonesia 214
108
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• Kalimat Majemuk Setara adalah: kalimat yang terdiri atas dua atau lebih klausa mandiri yang dihubungkan dengan kata penghubung setara (dan; tetapi; atau; melainkan) atau tanda koma.
• Contoh:
Engkau tinggal di sini atau pergi dengan saya.
S P K (S) P K
A. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Bahasa Indonesia 215
Kalimat Majemuk Setara
Toko itu terbakar dan hanya sebagian kecil isinya
S P S
dapat diselamatkan
P
Aku duduk kembali dan pikiranku melayang
S P S P
ke kampung halamanku.
K Bahasa Indonesia 216
109
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Majemuk Setara
Ciri: bersifat koordinatif, tidak saling menerangkan 1. Setara gabungan: dan, serta Ex: Dosen dan mhs bekerja scr kreatif. 2. Setara pilihan: atau Ex: Anda pergi ke kampus atau menghadiri
seminar? 3. Setara urutan: lalu, lantas, kemudian Ex: Kami menyelesaikan kuliah lantas bekerja. 4. Setara perlawanan: tetapi, melainkan, sedangkan Ex: Orang itu giat bekerja, sedangkan adiknya
malas. Bahasa Indonesia 217
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
• Kalimat majemuk bertingkat adalah : kalimat yang terdiri dari atas sebuah klausa mandiri dan satu atau lebih klausa bawahan (anak kalimat)
• Beberapa kata penghubung kalimat majemuk bertingkat yang mengawali anak kalimat (Klausa bawahan) :
• Karena, sebab: menandai klausa keterangan yang menandai hubungan sebab.
• Ketika, manakala, sebelum, sesudah: klausa keterangan yang menandai hubungan waktu.
Bahasa Indonesia 218
110
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
B. Kalimat Majemuk Bertingkat
• Jika, kalau, bila: klausa keterangan yang menandai hubungan syarat.
• Supaya, agar: klausa keterangan yang menandai hubungan maksud.
• Meskipun, walaupun, biarpun: klausa keterangan yang menandai hubungan konsesif.
• Sehingga, maka: klausa keterangan yang menandai hubungan akibat.
• Bahwa: klausa benda yang mengisyaratkan hubungan sasaran (objektif).
Bahasa Indonesia 219
Contoh kalimat majemuk bertingkat:
Aku duduk di tanah setelah sampai di tepian danau.
S P K (S) P K
Struktur : S-P- Ket. Tempat – Keterangan Waktu
(S) – P – K
Dindingnya berlumut karena gardu itu tidak terawat.
S P S P
Struktur : S-P- Keterangan sebab
S - P Bahasa Indonesia 220
111
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Ketika ditanya, orang itu menjelaskan
(S) P S P
bahwa pesawat jatuh sekitar pukul satu siang.
S P Ket. Waktu
Struktur: Keterangan waktu - S-P- Objek
(S) P SPK
Bahasa Indonesia 221
Majemuk Bertingkat #1
1. AK. ket. waktu: ketika, waktu, saat, setelah, sebelum
Ex: Ia mencari peluang kerja setelah menyelesaikan studinya.
2. AK. ket. sebab: sebab, lantaran, karena Ex: Orang itu meninggal karena menderita kanker. 3. AK. ket. hasil/akibat: hingga, sehingga, akhirnya Ex: Ia belajar giat shg lulus ujian dg gemilang. 4. AK. ket. syarat: jika, apabila, kalau, andaikata Ex: Andaikata Engkau memenangkan lomba ini,
bagamana perasaanmu? Bahasa Indonesia 222
112
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Majemuk Bertingkat #2
5. AK. ket. tujuan: agar, supaya, demi, untuk, guna Ex: Kita harus bekerja keras demi masa depan yg
gemilang. 6. AK. ket. cara: dengan, dalam Ex: Dalam menghadapi kesulitan tsb ia menerima
dg kesabaran. 7. AK. ket. posesif: meskipun, walaupun, biarpun Ex: Biarpun hujan sangat deras, ia tetap
berangkat. 8. AK. ket. pengganti nomina: bahwa Ex: Presiden menegaskan bahwa bangsa Indonesia
hrs menegakkan hukum. Bahasa Indonesia 223
Majemuk Gabungan Setara dan Bertingkat
• Bangsa Indonesia bekerja keras mengejar ketinggalan ekonomi setelah krisis politik berkepanjangan dan krisis keamanan mulai membaik.
• Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi mulai stabil setelah berhasil melangsungkan pemilu secara demokratis.
Bahasa Indonesia 224
113
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
TATA KALIMAT
Pertemuan VI
Bahasa Indonesia 225
TATA KALIMAT (SINTAKSIS)
Atur/susun syntax Tujuan Instruksional Khusus:
• Mahasiswa mampu menyusun kalimat dengan berbagai struktur yang baku; mampu menyusun gagasan dalam kalimat yang ringkas, jelas, logis, lugas, dan sistematis.
Bahasa Indonesia 226
114
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bahasa Indonesia 227
Kalimat Informasi
Penyapa Pesapa
Agar informasi sampai
Diksi/pilihan kata
Kaidah bahasa
Ilmu
Yang menyebabkan struktur kalimat salah bila:
1. terpengaruh bahasa daerah
2. terpengaruh bahasa asing
3. kalimat rancu
4. kalimat taksa
5. kalimat mubazir/berlebihan
6. kalimat tidak lengkap/nirlengkap
7. kalimat tidak logis/nirlogis
Bahasa Indonesia 228
115
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
I. Pengaruh struktur bahasa daerah
a. Buku itu dibeli oleh saya buku eta dipeser ku
abdi
b. Apa kamu sudah membacanya Opo kowe . . .
c. Atas perhatian Saudara kami haturkan terima kasih.
d. Teknologinya Jepang jauh lebih maju dari kita
e. Kita punya kemampuan terbaik.
Bahasa Indonesia 229
f. Pengendara motor dilarang lewat jalan ini kecuali yang pakai helm.
g. Permintaan para langganan belum ada yang terpenuhi karena persediaannya sudah pada habis.
h. Bab II yang sudah dikerjakan oleh saya.
Bagaimana kalimat yang benar?
Bahasa Indonesia 230
116
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Urutan yang salah urutan yang benar
• saya belum ketahui Belum saya ketahui
• kami pernah lampirkan Pernah kami lampirkan
• saya ingin ajukan Ingin saya ajukan
• saya akan sampaikan Akan saya sampaikan
• Saya telah/sudah sebutkan Telah/sudah saya sebutkan
Bahasa Indonesia 231
II. Pengaruh bahasa asing
a. My name is Farah
b. He knows a restaurant where we can get a drink.
c. Aeroplanes which cross the Atlantic are jets.
d. The man to whom the letter was addressed had died months before.
e. The travelers with whom I had spoken came from distant town.
Bahasa Indonesia 232
117
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat terjemahan sebagai berikut:
a. nama saya adalah Farah.
b. Dia tahu rumah makan di mana kita bisa mendapatkan minuman.
c. Pesawat-pesawat yang mana mengarungi Lautan Atlantik itu adalah jet.
d. Orang kepada siapa surat itu dialamatkan telah meninggal beberapa bulan lalu.
e. Para pelancong dengan siapa saya telah berbicara datang dari kota yang jauh.
Bahasa Indonesia 233
1. X + y = 2 dimana X = 4 berapa ya?
Where, Is, which, to whom, with whom.
dimana, adalah, yang mana, kepada siapa,
dengan siapa
bukan kata sambung/konjungsi kalimat
tanya
Bahasa Indonesia 234
118
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
– Dimana Anda tinggal?
– Kelompok kerja Anda yang mana?
– Dengan siapa saya harus pergi ke pesta itu?
– Kepada siapa saya harus mengemukakan pendapat ini?
2. Burung itu segera terbang ke sarang di mana ia meninggalkan anak-anaknya. – Burung itu segera terbang ke sarang tempat ia
meninggalkan . . . .
3. Acara berikutnya adalah ―Kuis Siapa Berani‖ di mana Alya Rohali menjadi pembawa acaranya. – Acara berikutnya adalah ―Kuis Siapa Berani‖ dengan Alya
Rohali sebagai pembawa acaranya
Bahasa Indonesia 235
4. Pemerintah akan membangun jembatan yang mana jembatan itu dapat menghubungkan kedua daerah itu. – Pemerintah akan membangun jembatan yang dapat
menghubungkan kedua daerah itu.
5. Sekolah dimana saya menuntut ilmu.
– Sekolah tempat saya menuntut ilmu
6. Rumah di mana ia tinggal sangat luas.
– The house where he lives is very large – Rumah tempat ia tinggal sangat luas.
Bahasa Indonesia 236
119
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Sektor pariwisata yang mana merupakan tulang punggung perekonomian negara harus senantiasa ditingkatkan. – The tourism sector which is the econominal
back bone of the country must always be intensified.
– Sektor pariwisata yang merupakan tulang punggung perekonomian negara harus senantiasa ditingkatkan.
Bahasa Indonesia 237
Penggunaan Makna Jamak Ganda
1. Sejumlah desa-desa yang dilalui Sungai Citarum dilanda banjir.
2. Dalam pembangunan jembatan Pasupati, banyak persoalan-persoalan eksternal yang muncul.
Kata yang menyatakan makna jamak adalah
• Semua banyak
• sebagian besar berbagai
• segenap seluruh
• segala beberapa
• para Bahasa Indonesia 238
120
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Bersama surat ini saya lampirkan daftar nama-nama calon anggota DPR.
• Bersama surat ini saya lampirkan daftar nama calon anggota himpunan.
• Bersama surat ini saya lampirkan nama-nama calon anggota himpunan.
Bahasa Indonesia 239
III. Kalimat Rancu • Sebuah kalimat menjadi salah disebabkan
rancu/kontaminasi/kacau/hiperkorek yakni kekacauan penggabungan (dua bentuk yang benar disatukan)
a. diperlebarkan dilebarkan/diperlebar
b. Seringkali sering-sering/ berkali-kali
c. dan lain sebagainya dan lain-lain/dan sebagainya
d. Kadangkala kadang-kadang/Adakala
e. zaman dahulu kala zaman/kala
Bahasa Indonesia 240
121
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
f. Dalam seminar itu membicarakan . . . .
Dalam seminar itu dibicarakan . . . .
Seminar itu membicarakan . . . . (X)
Pemakalah seminar itu membicarakan . . . .
g. Permasalahan negara dapat diatasi dengan cepat tergantung dari pemimpinnya.
• Pada dinding itu tergantung lukisan.
• Permasalahan negara dapat diatasi dengan cepat bergantung pada pimpinannya.
Bahasa Indonesia 241
h. Walaupun minat baca mahasiswa tinggi, tetapi harga buku masih mahal.
i. Hasil penelitian itu terbukti hipotesis itu benar.
Kalimat (i.) berasal dari penggabungan kalimat di bawah ini
• Hasil penelitian itu membuktikan hipotesis itu benar.
• Dari hasil penelitian itu, terbukti hipotesis itu benar.
Bahasa Indonesia 242
122
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Penggunaan Ungkapan Berpasangan
i. Walaupun minat baca mahasiswa tinggi, tetapi harga buku masih mahal.
j. Karena kekurangan air, maka tanaman itu menjadi layu.
• Karena kekurangan air, tanaman itu menjadi layu.
• Tanaman itu menjadi layu karena kekurangan air.
• *Maka tanaman itu menjadi layu kekurangan air.
walaupun…tetapi…. karena…maka….
Bahasa Indonesia 243
k. Pemimpin proyek tidak menyetujui lokasi itu karena sering dilanda banjir. • Karena sering dilanda banjir, pemimpin proyek tidak
menyetujui lokasi itu.
Dalam kalimat majemuk bertingkat, bila S pada anak kalimat dan induk kalimat sama, S pada anak kalimat tidak perlu dimunculkan agar kalimat tersebut efektif.
• Pemimpin proyek tidak menyetujui lokasi itu karena pemimpin proyek sering dilanda banjir.
• karena pemimpin proyek sering dilanda banjir, Pemimpin proyek tidak menyetujui lokasi itu.
• Pemimpin proyek tidak menyetujui lokasi itu karena lokasi itu sering dilanda banjir.
• Karena lokasi itu sering dilanda banjir, pemimpin proyek tidak menyetujuinya.
Bahasa Indonesia 244
123
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bila S akan dibuat sama,
• Lokasi itu tidak disetujui pemimpin proyek karena (lokasi itu) sering dilanda banjir.
• Karena sering dilanda banjir, lokasi itu tidak disetujui pemimpin proyek.
Bahasa Indonesia 245
IV. Kalimat Taksa (taksa/tidak tunggal makna)
a. Lukisan Jamilah dipajang juga dalam pameran itu.
b. Garasi mobil yang mewah itu selalu terpelihara.
c. Ibu Indra sakit
Bahasa Indonesia 246
124
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
d. Tahun ini SPP mahasiswa baru dinaikkan
• Tahun ini SPP mahasiswa-baru dinaikkan baru menerangkan mahasiswa
• SPP mahasiswa tahun ini baru dinaikkan. baru menerangkan dinaikkan
e. Rumah sang jutawan yang aneh itu akan dijual.
• Rumah aneh milik sang jutawan itu akan dijual. ‗rumah‘
• Rumah sang jutawan aneh itu akan dijual.
‗sang jutawan‘
Bahasa Indonesia 247
V. Kalimat Nirlengkap (tidak lengkap/kalimat rumpang)
kalimat lengkap harus mempunyai: S & P; berintonasi selesai
a. Jika tidak ada dukungan masyarakat, tidakakan terwujud.
b. Film produksi dalam negeri yang kurang bermutu yang tidak mampu bersaing di pasaran.
c. Dua orang mahasiswa jurusan Mesin yang sedang mengadakan penelitian ke Bontang.
Bahasa Indonesia 248
125
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Nirlengkap
Kalimat nirlengkap tidak adanya salah satu jabatan yang diperlukan, hadir dalam kalimat.
Contoh:
a. Pengamatan yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka-angka yang diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan (nirlengkap)
Bahasa Indonesia 249
b. Pengamatan dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka-angka yang diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan (lengkap)
c. Pengamatan yang dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang berisi soal-soal matematika tentang penjumlahan dan pengurangan serta penulisan angka-angka yang diketahui anak dengan waktu yang telah ditentukan berhasil baik. (lengkap)
Bahasa Indonesia 250
126
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
d. Dari hasil penelitian laboratorium kriminal membuktikan bahwa pelaku tindak kejahatan itu seorang wanita. – Hasil penelitian laboratorium kriminal membuktikan bahwa
pelaku tindak kejahatan itu seorang wanita. – Dari hasil penelitian laboratorium kriminal terbukti bahwa
pelaku tindak kejahatan itu seorang wanita.
e. Kepada warga masyarakat kami harap tetap
tenang dan waspada. – Warga masyarakat kami harap tetap tenang dan waspada – Kepada warga masyarakat kami berharap tetap tenang
dan waspada Bahasa Indonesia 251
f. Pada bab simpulan ini tidak memuat ikhtisar atau rangkuman,tetapi mengemukakan hasil analisis.
1. Bab simpulan ini tidak memuat ikhtisar atau rangkuman, tetapi mengemukakan hasil analisis.
2. Pada bab simpulan ini tidak dimuat ikhtisar atau rangkuman, tetapi dikemukakan hasil analisis.
g. Meskipun perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak dibutuhkan orang.
1. Meskipun perusahaan itu belum terkenal, produksinya banyak dibutuhkan orang.
2. Perusahaan itu belum terkenal, tetapi produksinya banyak
dibutuhkan orang. Bahasa Indonesia 252
127
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
h. Untuk penyusunan laporan yang lengkap ini memerlukan waktu yang cukup lama.
1. Penyusunan laporan yang lengkap ini memerlukan waktu yang lama.
2. Untuk penyusunan laporan yang lengkap ini diperlukan waktu yang cukup lama.
3. Waktu yang cukup lama diperlukan untuk penyusunan laporan yang lengkap ini.
i. Jika tidak ada dukungan masyarakat, tidak akan terwujud.
j. Film produksi dalam negeri yang kurang bermutu yang tidak mampu bersaing di pasaran.
Bahasa Indonesia 253
VI. Kalimat nirlogis tidak logis/tidak masuk akal
ketidakcermatan pemakaian diksi (pilihan kata)
Contoh:
a. Yang kencing harus disiram orangnya yang disiram
b. Dilarang keras membuang sampah ke sungai
c. Kepada yang tidak berkepentingan dilarang masuk
Siapa yang tidak berkepentingan? Kepada d. Daerah bebas parkir berarti boleh parkir di mana saja.
Bahasa Indonesia 254
128
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
e. Waktu dan tempat kami persilakan.
f. Bapak/Ibu/Saudara …, kami persilakan.
g. Mereka tidak paham dan mengerti masalah politik.
Bahasa Indonesia 255
VII. Kalimat Mubazir/Pleonasme
Jika kalimat tersebut menggunakan kata/kelompok kata yang maknanya berlebihan.
• Adalah merupakan
• Mulai sejak
• Ulang kembali
• Naik ke atas
• Turun ke bawah
• Amat sangat sekali
Bahasa Indonesia 256
129
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Berdasarkan pada berdasar pada . . . .
Berdasarkan . . . .
Disebabkan karena disebabkan . . .
Sebelum . . . terlebih dahulu
sebelum berangkat terlebih dahulu . . .
Sebelum berangkat . . . .
membicarakan mengenai/tentang
berbicara tentang/mengenai
membicarakan . . . . Bahasa Indonesia 257
a. Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk memperluas bidang usaha.
– Kata daripada digunakan untuk membandingkan dua hal. Misalnya, tulisan itu lebih baik daripada tulisan saya.
b. Baik pedagang ataupun konsumen masih menunggu kepastian harga sehingga tidak terjadi transaksi jual beli.
c. Bukan harga sembilan bahan pokok yang mengalami kenaikan harga tetapi harga produk yang menggunakan bahan baku impor.
Bahasa Indonesia 258
130
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
d. Sebagian pedagang tidak menaikkan harga melainkan menimbun sebagian barang dagangannya.
e. Antara kemauan konsumen dengan kemauan pedagang terdapat perbedaan dalam penentuan kenaikan harga.
– Ada sejumlah kata yang penggunaannya berpasangan (konjungsi korelatif), seperti baik…maupun; bukan…melainkan; tidak…tetapi….; antara…dan….
Bahasa Indonesia 259
Pemakaian dua kata yang bermakna sama
f. Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia adalah merupakan kewajiban kita semua.
g. Kita harus bekerja keras agar supaya dapat mencapai cita-cita.
h. Mulai sekarang marilah kita tingkatkan mutu sumber daya manusia kita demi untuk masa depan bangsa.
i. Peningkatan mutu tersebut memerlukan keterlibatan para ahli dalam berbagai bidang ilmu, seperti misalnya ahli komunikasi, ahli komputer, dan lain-lain.
Bahasa Indonesia 260
131
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Catatan
• Suatu rincian yang sudah didahului seperti, misalnya, contohnya, umpamanya, dan antara lain tidak perlu diakhiri dengan ungkapan dan lain-lain, dan sebagainya, atau dan seterusnya karena sebenarnya keempat kata di atas sudah membatasi rincian.
Bahasa Indonesia 261
j. Jenis-jenis logam itu seperti misalnya emas, perak, timah, dan lain-lain. – Jenis-jenis logam itu misalnya emas, perak, timah.
– Jenis-jenis logam itu adalah emas, perak, timah, dan lain-lain.
k. Tanpa dengan bantuan rakyat, uasaha pemerintah tidak akan berhasil baik. – Tanpa bantuan rakyat, usaha pemerintah tidak akan
berhasil baik.
– tanpa bersinonim dengan tidak dengan.
Bahasa Indonesia 262
132
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
ungkapan idiomatik • pergi ke ….; terdiri atas/dari….; sesuai dengan ….; • tertarik pada….; terbuat dari….; • terhindar dari….; terlepas dari….; berasal dari….; • terletak di/pada….; jatuh di/ke/dari….; naik ke/di….; • (bertempat) tinggal di; (ber) ada di • bermukim di; terjun ke/di/dalam; tercatat di/pada • terpikat oleh/dengan; cocok dengan • berbeda dari/dengan • berbicara tentang/mengenai • Bergantung kepada/pada/di….; • tertarik pada/oleh/dengan/akan….; • Berkenaan dengan; sejalan dengan • Berkaitan dengan; sehubungan dengan; berdasar pada;
berdasarkan Bahasa Indonesia 263
1. Menurut beberapa ahli geologi itu menyatakan bahwa perembesan air laut telah sampai di wilayah Jakarta Pusat. a) Menurut beberapa ahli geologi itu, perembesan air laut
telah sampai di wilayah Jakarta Pusat
b) Ahli geologi itu menyatakan bahwa perembesan air laut telah sampai di wilayah Jakarta Pusat.
2. Berdasarkan pengarahan pimpinan yang menyatakan bahwa penerimaan mahasiswa baru dapat dilaksanakan secara bertahap. a) Pimpinan menyatakan bahwa penerimaan mahasiswa baru
dapat dilaksanakan secara bertahap.
b) Berdasarkan pengarahan pimpinan, penerimaan mahasiswa baru dapat dilaksanakan secara bertahap.
Bahasa Indonesia 264
133
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
l. Sebagaimana kita ketahui bahwa panas matahari dapat dijadikan sumber energi. • Sebagaimana kita ketahui, panas matahari dapat dijadikan
sumber energi
• Kita ketahui bahwa panas matahari dapat dijadikan sumber energi.
Penggunaan makna kesalingan (resiprokal) secara berganda
• Makna kesalingan adalah makna yang menyatakan tindakan berbalasan. Jadi, pelaku tindakan ada dua orang atau lebih.
Bahasa Indonesia 265
m. Ia berjalan bergandengan • Mereka berjalan bergandengan
• Ia berjalan bergandengan dengan adiknya.
Bahasa Indonesia 266
134
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• Saling berpengaruh, saling pengaruh
• Saling berangkulan
• Saling berpapasan
• Saling bertabrakan
• Saling meminjam, saling pinjam
• Saling menuduh, saling tuduh
• Saling memukul, saling pukul
Bentuk ulang pun dapat digunakan untuk menyatakan tindakan berbalasan.
Bahasa Indonesia 267
Contoh
• Pengaruh-mempengaruhi
• Pinjam-memimjam
• Tuduh-menuduh
• Pukul-memukul
Penggunaan kata yang berlebihan yang menyebabkan kemubaziran lainnya
Bahasa Indonesia 268
135
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
bila kata saling diikuti bentuk ulang.
Contoh
• Saling pengaruh-mempengaruhi
• Saling pinjam-memimjam
• Saling tuduh-menuduh
• Saling pukul-memukul
Bahasa Indonesia 269
Variasi Kalimat
Tujuan:
• agar mahasiswa tidak menggunakan pola-pola kalimat yang sama, karena akan menimbulkan kebosanan, misalnya ada mahasiswa yang senang membuat kalimat-kalimat panjang, atau ada pula yang senang membuat kalimat-kalimat pendek.
Bahasa Indonesia 270
136
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Variasi kalimat ada empat macam
1. menggabungkan beberapa kalimat pendek menjadi satu kalimat panjang
2. Memenggal satu kalimat panjang menjadi beberapa kalimat pendek.
3. Mengubah kalimat dengan kata yang berada dalam kurung
4. Mengubah kalimat dengan memindahkan letak gatra
Bahasa Indonesia 271
1. menggabungkan beberapa kalimat pendek menjadi satu kalimat panjang
Contoh: Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan. Peralatan itu memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar.
Syarat:
a) apakah ada unsur-unsur kalimat yang sama, jika ada unsur kalimat yang sama, hanya disebutkan satu dalam kalimat ubahan
Contoh: unsur yang sama peralatan
Bahasa Indonesia 272
137
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
b) Karena menggabungkan beberapa kalimat pendek, kita harus menggunakan kata sambung antarkalimat
Contoh: dan, kalau maknanya untuk
menggabungkan/aditif; atau maknanya pilihan/alternatif; sebab, karena maknanya hubungan kausal; tetapi maknanya hubungan perlawanan
• Contoh: Peralatan untuk bernafas dalam air telah ditemukan sehingga memungkinkan dilakukannya pengumpulan hewan laut dalam keadaan segar.
c) apakah makna kalimat tersebut tidak berubah bila berubah maka gabungan tersebut salah walaupun digabungkan maknanya harus sama.
Bahasa Indonesia 273
2. Memenggal satu kalimat panjang menjadi beberapa kalimat pendek
Syarat:
a) setiap penggalan minimal harus memiliki syarat Subyek dan peredikat
b) gunakan konjungsi (kata sambung) antarkalimat
contoh: oleh karena itu; dengan demikian; jadi;... dan lain-lain.
c) perhatikan apakah antarkalimat yang menjadi kalimat penggalan tersebut mempunyai koherensi/tidak.
Bahasa Indonesia 274
138
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Mengubah kalimat dengan kata yang berada dalam kurung
Syarat:
• pusatkan perhatian Anda pada kata yang berada dalam kurung. Apakah dalam kalimat tersebut ada kata yang bersinonim dengan kata yang berada dalam kurung.
• Pusatkan perhatian Anda pada kata yang berada dalam kurung, apakah kata yang berada dalam kurung itu mengubah jenis kata/kelas kata.
• Contoh: Ledakan penduduk menyebabkan lajunya urbanisasi. (penyebab)
• Menjadi penyebab lajunya urbanisasi adalah ledakan penduduk.
Bahasa Indonesia 275
Contoh:
• Ledakan penduduk menyebabkan lajunya urbanisasi. (penyebab)
• Menjadi penyebab lajunya urbanisasi adalah ledakan penduduk.
Bahasa Indonesia 276
139
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• Apakah kata yang berada dalamkurung tersebut mengubah kategori kata atau tidak
Contoh;
me(N) mempunyai kategori aktif
Di mempunyai kategori pasif
a. Penelitian itu memerlukan tikus. (diperlukan)
- Tikus diperlukan untuk penelitian.
Bila Anda mengalami kesulitan, ajukan pertanyaan pada kata yang ada dalam kurung.
b. Penyebab lajunya urbanisasi adalah/yaitu ledakan penduduk
Bahasa Indonesia 277
4. Mengubah kalimat dengan memindahkan letak gatra
Kata/kelompok kata yang mempunyai fungsi dalam kalimat S, P, atau O
Syarat:
• bagilah kalimat itu berdasarkan gatra, misalnya dalam satu kalimat ada 4 gatra
Bahasa Indonesia 278
140
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
contoh:
Dua hari yang lalu teman saya pergi ke Manila.
1 2 3 4
• pindahkan gatra-gatra tersebut agar kalimat bervariasi
• 4 – 1 – 2 – 3
• 1 – 3 – 2- 4
• dst…
• pada waktu memindahkan gatra, dilarang menambahkan/mengurangi kata.
Bahasa Indonesia 279
MENYAMPAIKAN MAKSUD DALAM KALIMAT
Pertemuan VII
Bahasa Indonesia 280
141
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat
• Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap.
• Memiliki intonasi final
Bahasa Indonesia 281
Perbedaan kalimat dan klausa
Klausa: gabungan kata yang minimal memiliki unsur S + P dam merupakan bagian dari kalimat majemuk
Contoh:
• Kalimat:
– Saya bekerja.
– Saya bekerja tetapi dia duduk-duduk saja.
• Klausa
– Bunga itu layu karena kamu tidak menyiramnya
klausa klausa
• kalimat
Bahasa Indonesia 282
142
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat
Jumlah klausa tunggal
majemuk setara
bertingkat
Kelengkapan
unsur
isi
Susunan S + P
Ada / tidak
objek
Berita / deklaratif
Tanya / interogatif
Perintah / imperatif
Seru / eksklamatif
mayor
minor
transitif
taktransitif versi
inversi Bahasa Indonesia 283
Efektivitas Kalimat
• Kalimat yang kita gunakan dalam berkomunikasi hendaklah efektif
• Kalimat efektif di samping mudah dipahami juga menunjukkan tertibnya jalan pikiran kita.
• Penggunaan kalimat efektif akan memudahkan pembaca dalam memahami jalan pikiran kita.
• Kalimat efektif tidak memerlukan banyak kata, tetapi sedikit kata dan tersusun dengan apik sesuai dengan pola kalimat yang benar.
Bahasa Indonesia 284
143
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Fungsi Kalimat
Ciri-Ciri Subjek (S)
a. Jawaban apa atau siapa;
b. Dapat disertai ini/itu sbg takrif
c. Tidak didahului kata depan (KD);
d. Kata benda(KB)/kelompok KB/kata yang memiliki salah satu ciri S
Bahasa Indonesia 285
Ciri-Ciri Predikat (P)
a. Jawaban mengapa dan bagaimana;
b. Dapat disertai tidak/bukan sbg pengingkar;
c. Dapat disertai ingin, hendak, mau, sudah, sedang, akan;
d. Kata kerja(KK)/kelompok KK, KB‘/kelompok KB, kata sifat (KS), kata bilangan(KBil)/kelompok KBil.
Bahasa Indonesia 286
144
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Ciri-Ciri Objek (O)
a. Terdapat dl kalimat transitif;
b. Langsung mengikuti P (KKTr);
c. Tidak didahului KD;
d. Tidak didahului kata adalah, merupakan, ialah;
e. Dapat menjadi S kalimat pasif (oposisi aktif);
f. KB, kelompok KB, atau anak kalimat. Bahasa Indonesia 287
Ciri-Ciri Pelengkap
a. Melengkapi makna KK (P-
b. terdapat dl kalimat ber-P KK;
c. Posisinya setelah P;
d. Tidak didahului KD;
e. KB, kelompok KB, KS, atau kelompok KS;
f. Tidak dapat menjadi S kalimat pasif. Bahasa Indonesia 288
145
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Ciri-Ciri Keterangan
a. Memberikan informasi tt tempat, waktu, cara, alat, sebab, akibat;
b. Memiliki keluasan posisi (akhir, awal, menyisip di antara S dan P;
c. Didahului KD (di, ke, dari, pada, kepada, dalam, dengan);
d. Berupa kata, kelompok kata (frasa berpreposisi), atau anak kalimat.
Bahasa Indonesia 289
Berdasarkan cara menyusun subjek predikatnya kalimat terdiri:
• Kalimat versi (pola S-P-O-K)
• Kalimat inversi (susun balik)
Bahasa Indonesia 290
146
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PENGERTIAN KALIMAT INVERSI
• Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek.
• Kalimat ini dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna
Bahasa Indonesia 291
Ciri kalimat inversi
• Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul dalam tuturan akan menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu, dibandingkan dengan bila kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Bahasa Indonesia 292
147
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh dari kalimat inversi
Memasak, ibu untuk makan siang
P S
Ambilkan buku diatas meja itu !
P S
Sepakat kami untuk belajar bersama
P S Bahasa Indonesia 293
PENGERTIAN KALIMAT VERSI
• Kalimat versi adalah kalimat yang susunannya sesuai dengan tata bahasa indonesia (S-P-O-K)
• Contoh:
– Ia bekerja di Jakarta
– Ia membelikan paman sebungkus rokok
Bahasa Indonesia 294
148
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Berdasar kelengkapan unsurnya:
• Kalimat Mayor: kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat (inti)
• Kalimat Minor: kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat (inti)
Bahasa Indonesia 295
• Contoh kalimat mayor :
•Kakak membaca.
•Ia mengambil buku itu.
• Contoh Kalimat minor:
•Pulang!
•Sangat mahal.
Bahasa Indonesia 296
149
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Berdasar ada/tidaknya objek
• Kalimat transitif: kalimat yang memiliki objek
Contoh: • Perampok itu memukul Tohir dengan balok.
• Nita menyapu halaman rumahnya.
• Kalimat intransitif: kalimat yang tidak mempunyai objek.
Contoh:
• Paman berobat ke Jakarta
• Dia mengangguk-angguk saja.
Bahasa Indonesia 297
Kalimat Berdasarkan Isinya
• Kalimat berita: menceritakan kejadian / keadaan
• Herman tidak ikut berdarmawisata karena tidak punya cukup uang.
• Kalimat tanya: berisi pertanyaan • Siapa yang terpilih menjadi ketua partai itu
• Mengapa kamu sampai terjerumus dalam pemakaian obat terlarang itu?
Bahasa Indonesia 298
150
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Berdasarkan Isinya
• Kalimat perintah: memberikan perintah untuk melakukan sesuatu
• Pergilah dari sini. (perintah langsung / kasar)
• Tolong, jangan ribut di ruangan ini! (perintah halus)
• Biarkan dia bermain! (pembiaran)
• Para peserta seminar dimohon memasuki ruangan! (permohonan)
• Terimakasih untuk tidak merokok! ( larangan halus)
• Ayolah kita belajar! ( harapan)
Bahasa Indonesia 299
Kalimat Berdasarkan Isinya
• Kalimat seru: mengungkapkan perasaan/ emosi yang kuat
• Aduh, saya pusing memikirkan ulah anak saya!
• Wah, kamu sungguh beruntung!
• Bukan main pandainya kamu mempermainkan perasaan perempuan!
• Hai, hari cerah begini masakan kamu tidur saja di rumah!
Bahasa Indonesia 300
151
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Berdasar jumlah Klausa:
1. Kalimat Tunggal
– kalimat yang memiliki satu pola (klausa).
– satu subjek, satu predikat, satu objek, dan keterangan.
2. Kalimat Majemuk
– terdiri atas satu atau lebih kalimat tunggal (klausa) yang saling berhubungan baik koordinasi maupun subordinasi.
Bahasa Indonesia 301
UJIAN TENGAH SEMESTER
Pertemuan
Bahasa Indonesia 302
152
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
KALIMAT EFEKTIF
Pertemuan VIIIa
Bahasa Indonesia 303
Definisi
Adalah kalimat itu berhasil menyampaikan
pesan, gagasan, perasaan, maupun
pemberitahuan sesuai dengan maksud si
pembicara atau penulis.
Bahasa Indonesia 304
153
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Efektif
Kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat menyampaikan informasi secara tepat
Bahasa Indonesia 305
Syarat-syarat
• strukturnya benar,
• pilihan katanya tepat,
• hubungan antarbagiannya logis,
• ejaannya pun harus benar,
• situasi terjadinya komunikasi
Bahasa Indonesia 306
154
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Ciri-ciri Kalimat Efektif
• Keutuhan, kesatuan, kelogisan, kesepadanan makna dan struktur
• Kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal
• Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami
• Kehematan penggunaan unsur kalimat
• Kecermatan dan kesantunan
• Kevariasian kata dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa
Bahasa Indonesia 307
Contoh Keutuhan
•Saya saling memaafkan (S)
•Kami saling memaafkan (B)
Bahasa Indonesia 308
155
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh Kesejajaran
Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah:
- Pertemuan dengan pembimbing (S)
- Menemui pembimbing (B)
- Melapor kepada Ketua Jurusan (S)
- Melaporkan rencana skripsi kepada Ketua Jurusan (B)
Bahasa Indonesia 309
Contoh Kefokusan
• Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produksi hortikultura ini (tidak efektif)
• Produksi hortikultura ini sulit ditinkatkan kualitas dan kuantitasnya (efektif)
Bahasa Indonesia 310
156
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh Kehematan
Hindarkan: a. Subyek ganda Ex: - Buku itu saya sudah baca (S) - Saya sudah membaca buku itu (B) b. Penjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak Ex: - Data (jamak) - Fakta (jamak) - Mengambili buku-buku (S) - Mengambili buku (B) - Mengambil buku-buku (B)
Bahasa Indonesia 311
Contoh Keruntutan
Gagasan disusun secara runtut sehingga enak dibaca dan mudah dipahami
Bahasa Indonesia 312
157
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Konsistensi Sudut Pandang
• Sudut pandang: cara penulis menempatkan diri dlm karangannya
• Dapat dilakukan dg menggunakan ―aku‖;‖dia‖ atau ―ia‖
• Dalam karangan ilmiah, pengarang menggunakan ―penulis‖
• Sudut pandang harus konsisten dari awal s/d akhir
Bahasa Indonesia 313
1. Penggunaan dua kata yang sama
artinya dalam sebuah kalimat:
• Sejak dari usia delapan tauh ia telah ditinggalkan ayahnya. (Sejak usia
delapan tahun ia telah ditinggalkan ayahnya.)
• Hal itu disebabkan karena perilakunya sendiri yang kurang
menyenangkan. (Hal itu disebabkan perilakunya sendiri yang kurang
menyenangkan.)
• Ayahku rajin bekerja agar supaya dapat mencukupi kebutuhan hidup.
(Ayahku rajin bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.)
• Pada era zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat. (Pada
zaman modern ini teknologi berkembang sangat pesat.)
• Berbuat baik kepada orang lain adalah merupakan tindakan terpuji.
(Berbuat baik kepada orang lain merupakan tindakan terpuji.)
Bahasa Indonesia 314
158
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Penggunaan kata berlebih yang ‗mengganggu‘ struktur kalimat:
• Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa
kurikulum akan segera diubah. (Berita yang saya
dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. / Menurut berita yang saya dengar, kurikulum
akan segera diubah.)
• Kepada yang bersalah harus dijatuhi hukuman
setimpal. (Yang bersalah harus dijatuhi hukuman setimpal.)
Bahasa Indonesia 315
3. Penggunaan imbuhan yang kacau:
• Yang meminjam buku di perpustakaan harap dikembalikan. (Yang meminjam
buku di perpustakaan harap mengembalikan. / Buku yang dipinjam dari
perpustakaan harap dikembalikan)
• Ia diperingati oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya. (Ia
diperingatkan oleh kepala sekolah agar tidak mengulangi perbuatannya.
• Operasi yang dijalankan Reagan memberi dampak buruk. (Oparasi yang
dijalani Reagan berdampak buruk)
• Dalam pelajaran BI mengajarkan juga teori apresiasi puisi. (Dalam pelajaran
BI diajarkan juga teori apresiasi puisi. / Pelajaran BI mengajarkan juga
apresiasi puisi.)
Bahasa Indonesia 316
159
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
4. Kalimat tak selesai:
• Manusia yang secara kodrati merupakan
mahluk sosial yang selalu ingin berinteraksi.
• (Manusia yang secara kodrati merupakan
mahluk sosial, selalu ingin berinteraksi.)
• Rumah yang besar yang terbakar itu.
• (Rumah yang besar itu terbakar.)
Bahasa Indonesia 317
5. Penggunaan kata dengan
struktur dan ejaan yang tidak baku:
• Kita harus bisa merubah kebiasaan yang buruk. (Kita harus bisa mengubah kebiasaan yang buruk.)
• Kata-kata lain yang sejenis dengan itu antara lain menyolok, menyuci,
menyontoh, menyiptakan, menyintai, menyambuk, menyaplok, menyekik,
menyampakkan, menyampuri, menyelupkan dan lain-lain, padahal seharusnya
mencolok, mencuci, mencontoh, menciptakan, mencambuk, mencaplok,
mencekik, mencampakkan, mencampuri, mencelupkan.
• Pertemuan itu berhasil menelorkan ide-ide cemerlang. (Pertemuan itu telah menelurkan ide-ide cemerlang.)
• Gereja itu dilola oleh para rohaniawan secara professional. (Gereja itu dikelola
oleh para rohaniwan secara professional.) Bahasa Indonesia 318
160
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• tau tahu
• negri negeri
• kepilih terpilih • faham paham
• ketinggal tertinggal
• himbau imbau
• Gimana bagaimana
• Silahkan silakan • Jaman zaman • Antri antre
• Trampil terampil
• disyahkan disahkan
Bahasa Indonesia 319
6. Penggunaan tidak tepat kata ‗di
mana‘ dan ‗yang mana‘:
• Saya menyukainya di mana sifat-sifatnya sangat baik. (Saya
menyukainya karena sifat-sifatnya sangat baik.)
• Rumah sakit di mana orang-orang mencari kesembuhan harus
selalu bersih. (Rumah sakit tempat orang-orang mencari
kesembuhan harus selalu bersih.)
• Manusia membutuhkan makanan yang mana makanan itu harus
mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. (Manusia
membutuhkan makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan oleh tubuh.) Bahasa Indonesia 320
161
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Penggunaan kata ‗daripada‘ yang tidak tepat:
• Seorang daripada pembatunya pulang ke kampung kemarin. (Seorang di antara pembantunya pulang ke kampung kemarin.)
• Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar daripada pengawasannya. (Seorang pun tidak ada yang bisa menghindar
dari pengawasannya.)
• Tendangan daripada Ricky Jakob berhasil mematahkan
perlawanan musuh. (Tendangan Ricky Jakob berhasil mematahkan perlawanan musuh.)
Bahasa Indonesia 321
8. Pilihan kata yang tidak tepat:
• Dalam kunjungan itu Presiden Yudhoyono
menyempatkan waktu untuk berbincang bincang
dengan masyarakat. (Dalam kunjungan itu Presiden
Yudhoyono menyempatkan diri untuk berbincang-
bincang dengan masyarakat.)
• Bukunya ada di saya. (Bukunya ada pada saya.)
Bahasa Indonesia 322
162
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
9. Kalimat ambigu yang dapat
menimbulkan salah arti: • Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai
pembicaraan damai antara komunis dan pemerintah yang gagal. Kalimat di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang gagal?
Pemerintahkah atau pembicaraan damai yang pernah dilakukan?
• (Usul ini merupakan suatu perkembangan yang menggembirakan untuk memulai kembali pembicaraan damai yang gagal antara pihak komunis dan pihak pemerintah.
• Sopir Bus Santosa yang Masuk Jurang Melarikan Diri
• Judul berita di atas dapat menimbulkan salah pengertian. Siapa/apa yang dimaksud
Santosa? Nama sopir atau nama bus? Yang masuk jurang busnya atau sopirnya?
• (Bus Santoso Masuk Jurang, Sopirnya Melarikan Diri) Bahasa Indonesia 323
10. Pengulangan kata yang tidak perlu:
• Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku setahun. • (Dalam setahun ia berhasil menerbitkan 5 judul buku.)
• Film ini menceritakan perseteruan antara dua kelompok yang saling menjatuhkan, yaitu perseteruan antara kelompok Tang
Peng Liang dan kelompok Khong Guan yang saling
menjatuhkan. • (Film ini menceritakan perseteruan antara kelompok Tan Peng
Liang dan kelompok Khong Guan yang saling menjatuhkan.)
Bahasa Indonesia 324
163
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
11. Kata ‗kalau‘ yang dipakai secara salah:
• Dokter itu mengatakan kalau penyakit AIDS sangat berbahaya. (Dokter itu mengatakan bahwa penyakit
AIDS sangat berbahaya.) •
• Siapa yang dapat memastikan kalau kehidupan anak
pasti lebih baik daripada orang tuanya? (Siapa yang
dapat memastikan bahwa kehidupan anak pasti lebih
baik daripada orang tuanya?)
Bahasa Indonesia 325
PENYUSUNAN KALIMAT EFEKTIF
Pertemuan VIIIb
Bahasa Indonesia 326
164
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pendahuluan
Ide, konsep, atau gagasan dapat disampaikan secara: – lisan (bahasa lisan)
– tulis (bahasa tulis)
Bahasa tulis – berdiri sendiri
– aturan lebih ketat
– digunakan kalimat efektif sebagai satuan bahasa
Kalimat efektif – kesalahan tafsir dapat dikurangi
– memiliki ciri-ciri tertentu (≠ kalimat lain, spt bahasa sastra, lisan)
Bahasa Indonesia 327
Kalimat efektif ialah kalimat yang disusun secara
sadar untuk mencapai daya informasi yang diinginkan
oleh penulis terhadap pembacanya.
memiliki kemampuan menimbulkan kembali gagasan
pada pikiran pembaca identik dengan apa yang
dipikirkan penulis
gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau
penonjolan dalam pikiran pembaca
Ciri kalimat efektif
Bahasa Indonesia 328
165
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Secara rinci, ciri-ciri kalimat efektif adalah
1. memiliki unsur penting atau pokok,
2. taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku,
3. penggunaan diksinya tepat,
4. menggunakan kesepadanan antara struktur
5. bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis,
menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai,
6. melakukan penekanan ide pokok,
7. hemat dalam penggunaan kata, dan
8. menggunakan variasi struktur kalimat
Bahasa Indonesia 329
Kalimat efektif
digunakan pada tulisan ilmiah seperti makalah,
skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan
sebagainya
berbeda dengan kalimat yang dipakai oleh para
sastrawan atau wartawan, misalnya.
Bahasa Indonesia 330
166
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Dalam sebuah kalimat terdapat ide pokok
yang ingin disampaikan oleh penulis
Wujud ide dan penjelasannya itu berupa:
subjek,
predikat,
objek, dan
keterangan
Bahasa Indonesia 331
Contoh kalimat tidak efektif
Kepada para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di
sekretariat.
Dalam rapat itu memutuskan sanksi akademik
terhadap para mahasiswa yang ikut berdemonstrasi.
Perbaikannya
Para mahasiswa diharap mendaftarkan diri di
sekretariat.
Rapat itu memutuskan sanksi akademik terhadap
para mahasiswa yang ikut berdemonstrasi. Bahasa Indonesia 332
167
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Efektif dan Penerapan EYD
EYD:
merupakan sebuah kaidah berisi aturan tata tulis
bahasa Indonesia
harus diikuti dalam penulisan
kecuali ada pertimbangan khusus spt masalah
hukum, nama diri/pribadi, keilmuan (Misalnya,
Soekaro, Universitas Padjadjaran)
Bahasa Indonesia 333
Kalimat Efektif dan Pilihan Kata (Diksi)
Diksi adalah pemilahan, pemilihan, dan
penempatan kata ketika seseorang sedang
berbahasa.
Kata-kata yang digunakan dalam tulisan dipilih
untuk menyampaikan informasi.
Kata bersinonim ialah kata yang bentuknya
berbeda namun maknanya serupa.
Dalam membangun kalimat efektif, harus
digunakan kata yang tepat. Bahasa Indonesia 334
168
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2 jenis makna
makna detonasi (makna dasar, makna konseptual, atau
makna referensi)
makna konotasi (nilai atau gambaran tambahan, di samping
denotasi)
Kata abstrak dan kata konkrit
Kata-kata abstrak ialah kata-kata yang mempunyai
referen berupa konsep seperti kata kemanusiaan,
demokrasi, kecerdasan, kemakmuran, dan kasih sayang.
Kata-kata konkrit ialah kata-kata yang mempunyai
referen berupa objek yang dapat diamati, misalnya,
lengan, patung, dan pensil. Bahasa Indonesia 335
Kalimat Efektif dan Kesepadanan serta Kesatuan
Kalimat yang lengkap dapat terdiri atas unsur-unsur kalimat
yang meliputi subjek, predikat, objek, keterangan, dan
pelengkap.
Kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subjek dan
predikat, antara predikat dan objek, serta dengan keterangan
atau pelengkap.
Kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus mengandung satu
ide pokok atau kesatuan pikiran.
Banyak orang yang pro dan kontra terhadap RUU Sisdiknas.
Contoh
Bahasa Indonesia 336
169
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Efektif dan Kesejajaran Bentuk
Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) di dalam
penyusunan kalimat efektif ialah penggunaan bentuk-bentuk
bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama dan
dipakai dalam susunan serial. Frasa (kelompok kata) disejajarkan dengan frasa. Demikian
juga, kata benda, kata kerja, dan kata sifat, disejajarkan
dengan kata benda, kata kerja, atau kata sifat.
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali tentara
imperalis dari bumi Asia–Afrika akan mempercepat perwujudan
cita-cita segenap bangsa Asia–Afrika yang hendak menciptakan
masyarakat yang aman, damai, dan makmur.
Contoh
Bahasa Indonesia 337
Kalimat Efektif dan Penekanan Ide Pokok
(1) Posisi Kata dalam Kalimat
Delegasi pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
akhirnya sepakat memulai perundingan tentang perdamain di Aceh.
Pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan delegasi pemerintah Indonesia
akhirnya sepakat memulai perundingan tentang perdamaian di Aceh.
Akhirnya delegasi pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) sepakat memulai perundingan tentang perdamaian di Aceh.
Perundingan tentang perdamaian di Aceh akhirnya sepakat dimulai oleh
delegasi pemerintah Indonesia dan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Bahasa Indonesia 338
170
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
(2) Urutan logis
Penderitaan para pengungsi itu susah, sulit, dan tragis.
Yang datang saat itu para lurah, camat, dan para bupati se-
Propinsi Sumatera Selatan.
Bahasa Indonesia 339
(3) Pengulangan kata
Pembangunan dapat dilihat sebagai proses yang rumit
dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya dimensi
ekonomi, tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan
dimensi budaya.
Bahasa Indonesia 340
171
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Efektif dan Penghematan Kata
(1) Pengulangan unsur kalimat
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu
denganpemimpin perusahaan.
Hadirin serentak berdiri begitu mereka mengetahui mempelai
memasuki ruangan.
Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah bertemu
dengan pemimpin perusahaan.
Hadirin serentak berdiri begitu mengetahui mempelai memasuki
ruangan. Bahasa Indonesia 341
(2) Penggunaan hiponimi
- Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh cahanya
(lampu) neon.
- Laju inflasi (bulan) Januari tahun lalu sebesar 0,7%, sedangkan
(bulan) April tahun ini 1,5%.
- (Warna) kuning dan merah mendominasi suasana pemilu 1999.
- Beliau dilahirkan di (Kota) Yogyakarta pada 1924.
- Gejala (penyakit) TBC pada dirinya sudah lama diketahui.
- Rumah penduduk di kota itu terang benderang oleh neon
- Laju inflasi Januari tahun lalu sebesar 0,7%, sedangkan April tahun
ini 1,5%.
- Kuning dan merah mendominasi suasana pemilu 1999.
- Beliau dilahirkan di Yogyakarta pada 1924.
- Gejala TBC pada dirinya sudah lama diketahui. Bahasa Indonesia 342
172
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat Efektif dan Variasi Struktur
1. Penempatan Unsur-Unsur Kalimat
Kesulitan bernafas dapat diatasi dengan cara pasien terus-menerus
diawasi secara ketat di ruang perawatan.
Hasrat lain yang mendorong orang mencari uang adalah ingin dipuji.
Dari kapal yang besar itu kami turun perlahan. (K – S – P)
Kesulitan bernafas dapat diatasi dengan cara pasien terus-
menerus diawasi secara ketat di ruang perawatan.
Hasrat lain yang mendorong orang mencari uang adalah ingin
dipuji.
Bahasa Indonesia 343
Variasi Panjang Pendek Kalimat
Kalimat yang pendek belum tentu mencerminkan kalimat
yang baik atau efektif.
Kalimat yang panjang pun belum tentu selalu rumit dan
tidak efektif. Kalimat yang panjang pun, karena yang akan
diungkapkan cukup banyak dan perlu rinci, dapat lebih
efektif.
Dalam suatu tulisan keduanya dapat dipadukan untuk
menghindari kejenuhan pembaca.
Bahasa Indonesia 344
173
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pemilihan Jenis Kalimat
Variasi kalimat dapat dilakukan juga dengan memanfaatkan
berbagai jenis kalimat yang ada.
Ada tiga macam jenis kalimat ditinjau: kalimat berita, tanya,
dan kalimat perintah.
Dengan variasi kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat
perintah akan menyegarkan tulisan.
Bahasa Indonesia 345
Pemilihan Bentuk Aktif dan Pasif
Kalimat aktif apabila subjeknya melakukan suatu perbuatan.
Umumnya, predikat kalimat aktif berupa kata kerja yang berawalan
me-, ber-, dan ada pula yang tidak menggunakan awalan (aus).
Kalimat pasif apabila subjek kalimat tersebut tidak berperan sebagai
pelaku, tetapi sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh
predikat.
Karya ilmiah umumnya cenderung menggunakan kalimat pasif
untuk lebih menunjukkan hasil dari suatu perbuatan, daripada
pelakunya.
Kalimat pasif dapat berciri predikatnya menggunakan imbuhan di-
dan imbuhan ter-. Bahasa Indonesia 346
174
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PARAGRAF
Pertemuan IX
Bahasa Indonesia 347
Paragraf atau Alinea
seperangkat kalimat yang membahas satu topik atau hanya mengacu pada satu gagasan pokok.
Topik dituangkan ke dalam suatu kalimat yang disebut dengan kalimat topik atau kalimat utama, sedangkan kalimat yang menjelaskan kalimat topik disebut kalimat penjelas.
Bahasa Indonesia 348
175
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
1) Kesatuan
semua kalimat dalam paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide atau gagasan pokok.
Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang atau menyimpang dari pikiran utamanya.
Bahasa Indonesia 349
Contoh paragraf berkalimat sumbang
Hari akan hujan. Angin bertiup kencang. Debu-debu beterbangan. Awan hitam bergerak dengan cepat. Burung-burung berkicau riang. Para pedagang kaki lima sibuk mengemas dagangannya.
Bahasa Indonesia 350
176
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2) Koherensi
kepaduan atau kekompakan hubungan antara kalimat satu dengan kalimat lain dalam paragraf tersebut.
Kepaduan kalimat dalam suatu paragraf dapat dijalin dengan penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit maupun implisit.
Bahasa Indonesia 351
A. Penanda Hubungan secara Eksplisit
a) pengulangan kata
Contoh:
Semua isi alam ini adalah makhluk, artinya ciptaan
Tuhan. Ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan paling mulia adalah manusia. Manusia diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan hidupnya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyakiti, menyiksa, dan menyia-nyiakan.
Bahasa Indonesia 352
177
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
b) kata ganti
Contoh
Maya anak Pak Karto. Sekarang ia kelas III SMP. Tiap
pagi teman-temannya selalu menghampirinya. Mereka berangkat dan pulang bersama-sama.
c) kata-kata penghubung
Contoh
Semalam suntuk Darto menonton pertandingan
sepakbola di televisi. Oleh karena itu, ia bangun kesiangan. Akibatnya, ia terlambat masuk ke sekolah.
Bahasa Indonesia 353
B. Penanda Hubungan secara Implisit
Contoh:
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinarnya yang keemasan membuat suasana sangat cerah. Angin segar bertiup sepoi-sepoi basa menggerak-gerakkan daun pepohonan. Burung-burung pun berkicau riang. Tampak segalanya indah.
Bahasa Indonesia 354
178
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3) Pengembangan
Pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan kalimat-kalimat pendukung.
4) Efektif
Disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa tersampaikan dengan tepat.
Bahasa Indonesia 355
Macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
1. Paragraf deduktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.
Bahasa Indonesia 356
179
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh 1
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru.
Bahasa Indonesia 357
Contoh 2
Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, Indonesia kaya akan hasil laut, antara lain ikan dan mutiara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan objek wisata maritim.
Bahasa Indonesia 358
180
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Paragraf Induktif
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.
Bahasa Indonesia 359
Contoh 1
Sepanjang hari hujan turun dengan lebatnya. Air sungai mulai meluap. Di mana-mana terjadi banjir bahkan banyak pohon yang roboh dan tumbang. Rupanya musim hujan sudah mulai tiba.
Bahasa Indonesia 360
181
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh 2
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.
Bahasa Indonesia 361
3. Paragraf Campuran
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.
Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.
Bahasa Indonesia 362
182
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh 1
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
Bahasa Indonesia 363
Contoh 2
Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat hiburan dan menambah pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Bahasa Indonesia 364
183
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
4. Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar
Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas.
Bahasa Indonesia 365
Contoh 1
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
Bahasa Indonesia 366
184
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh 2
Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.
Bahasa Indonesia 367
MACAM-MACAM POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Pengembangan Umum-Khusus
Paragraf yang dimulai dengan pikiran pokok kemudian diikuti oleh pikiran-pikiran penjelas.
Bahasa Indonesia 368
185
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh:
Pada waktu menulis surat kita harus tenang. Kalau sedang sedih, bingung, kesal, atau marah kita jangan menulis surat. Kesedihan, kebingungan, kekesalan, dan kemarahan itu akan tergambar dalam surat kita. Mungkin akan tertulis kata-kata yang kurang terpikir, terburu nafsu, dan dapat merusak suasana.
Bahasa Indonesia 369
2. Pengembangan Khusus-Umum
Paragraf yang dimulai dengan pikiran-pikiran penjelas kemudian diikuti oleh pikiran pokok atau kesimpulan.
Bahasa Indonesia 370
186
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Bahasa Indonesia 371
3. Pengembangan dengan Alasan-alasan atau Sebab Akibat Pada paragraf ini didahului dengan sebab terjadinya sesuatu dan diikuti rincian-rincian sebagai akibatnya atau sebaliknya.
Sebab sebagai pikiran utama dan akibat sebagai pikiran-pikiran penjelas.
Bahasa Indonesia 372
187
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
(1) Itik Indonesia baik sekali untuk diternakkan.
(2) Pemeliharaannya sederhana sekali.
(3) Telurnya banyak.
(4) Tahan terhadap berbagai penyakit.
(5) Ia kuat sekali berjalan jauh.
Kalimat (1) sebagai sebab dan
kalimat (2), (3), (4), (5) sebagai akibat Bahasa Indonesia 373
4. pengembangan dengan perbandingan
pengembangan paragraf jenis ini mengungkapkan persamaan dan perbedaan dua objek atau lebih.
Bahasa Indonesia 374
188
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh (1) Kota Jakarta dan Bandung mempunyai persamaan dan
perbedaan.
(2) Keduanya termasuk kota besar bahkan sebagai ibukota provinsi.
(3) Ditinjau dari suasana, Jakarta bersuhu panas sedangkan Bandung sejuk.
(4) Di samping itu, Kota Jakarta memiliki peran lain, yaitu sebagai ibukota negara.
Persamaan ditunjukkan oleh kalimat (2) dan
perbedaan oleh kalimat (3) dan (4). Bahasa Indonesia 375
4. Pengembangan dengan Contoh
Pengembangan jenis ini dikemukakan suatu pernyataan yang diikuti rincian berupa contoh-contoh.
Bahasa Indonesia 376
189
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
Sejalan dengan perkembangan sejarahnya, perbendaharaan kata Indonesia diperkaya oleh berbagai bahasa. Ada yang berasal dari bahasa daerah, ada pula yang berasal dari bahasa asing. Yang berasal dari bahasa daerah, misalnya nyeri, babak, beres, dan sewenang-wenang. Adapun yang berasal dari bahasa asing lampu, motor, ahli, akhlak, dan lain-lain.
Bahasa Indonesia 377
CONTOH SOAL
Bahasa Indonesia 378
190
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
1. Setelah tamat SMP, Bayu melanjutkan ke SMA. Dia mempunyai cita-cita ingin menjadi seorang insinyur pertanian. Dari SMA masa depan lebih luas daripada SMTA kejuruan. SMTA kejuruan hanya mengarah pada kejuruan itu sendiri atau yang terkait. Lulusan SMA mempunyai jurusan lanjutan yang banyak. Utamanya dalam pencapaian cita-cita.
Bahasa Indonesia 379
Paragraf tersebut dikembangkan dengan pola ….
a. pertentangan
b. perbandingan
c. sebab-akibat
d. khusus-umum
Bahasa Indonesia 380
191
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Persaingan bisnis otomotif kini semakin kencang. Pabrik otomotif dari berbagai merk terkenal saling bersaing mengeluarkan dan meluncurkan produk terbarunya. Ada yang mengandalkan keunggulan mesin mesin, suspensi, kenyamanan, keamanan hingga model dan jenis mobil yang ditawarkan. Pola pengembangan paragraf tersebut adalah
…. a. umum-khusus c. campuran b. khusus-umum d. umum-khusus-umum
Bahasa Indonesia 381
3. (1) Salah satu kebudayaan daerah tersebut
adalah pakaian adat.
(2) Pakaian daerah ini juga merupakan karya seni yang indah.
(3) Setiap suku bangsa di Indonesia pasti memiliki kebudayaan daerah.
Bahasa Indonesia 382
192
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
(4) Oleh karena itu, pakaian daerah Jambi
merupakan salah satu bentuk kesenian
daerah.
(5) Suku Jambi, misalnya, pakaian adat tersebut
digunakan pada waktu penyelenggaraan
upacara-upacara adat.
Bahasa Indonesia 383
Kalimat-kalimat tersebut akan menjadi paragraf dengan pola khusus-umum bila disusun dengan urutan ….
a. (3), (5), (2), (1), (4)
b. (3), (1), (2), (5), (4)
c. (3), (1), (5), (2), (4)
d. (3), (2), (4), (5), (1)
Bahasa Indonesia 384
193
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
4. Seni tenun-menenun bermacam-macam. Setiap daerah mempunyai coraknya sendiri. Kabupaten Belu misalnya, memiliki tenunan yang mempunyai dasar hitam dengan lukisan bunga yang berwarna merah putih. Kupang mempunyai warna dasar cokelat dengan bunga sebagai motif. Di Kabupaten Timor orang lebih suka tenunan bergaris yang berwarna-warni. Memang corak tenun beraneka ragam.
Bahasa Indonesia 385
Letak kalimat utama dalam paragraf tersebut adalah pada ….
a. awal
b. tengah
c. akhir
d. awal dan akhir
Bahasa Indonesia 386
194
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
5. Paragraf yang dikembangkan dengan pola khusus-umum adalah …
a. Kotaku memang membanggakan. Jalan-jalannya bersih dan trotoarnya tertata rapi, gedung-gedung pemerintah bercat dengan warna relatif sama. Pasukan kuning bekerja sejak dini hari.
Bahasa Indonesia 387
b. Ririn disenangi teman-temannya. Iacerdas dan rajin. Penampilannya sederhana. Ia ramah kepada siapa pun.
c. Guru-guru di sekolahku penuh perhatian kepada para siswa. Suasana sekolah nyaman dan asri. Metode yang digunakan para guru bervariasi, mudah diterima, dan menarik. Pembelajaran di sekolahku memang menyenangkan.
d. Sekolahku adalah sekolah favorit. Prestasi tidak diragukan lagi. Banyak siswa yang meraih kejuaran di setiap lomba. Kegiatan ekstrakurikuler tidak tersaingi sekolah mana pun.
Bahasa Indonesia 388
195
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Sebagian besar area persawahan dan lahan pertanian mengalami krisis air. Akibatnya, puluhan ribu hektar tanaman padi di Pantura mengalami kerusakan berat dan puso. Bahkan ratusan hektar tanaman bawang merah di Kabupaten Brebes akan gagal panen karena serangan ulat.
Pola pengembangan paragraf tersebut adalah ….
a. khusus-umum c. akibat-sebab
b. sebab-akibat d. perbandingan Bahasa Indonesia 389
7 …. Pekerjaan tersebut demikian pentingnya karena memasak berkaitan dengan hajat hidup yang paling mendasar, yaitu makan. Akan tetapi, tidak semua remaja putri dapat memasak. Alasan mereka berbagai macam, ada yang beranggapan memasak bukan tanggung jawabnya atau memasak itu dapat dipelajari sambil lalu.
Bahasa Indonesia 390
196
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat topik yang tepat untuk melengkapi paragraf yang rumpang tersebut adalah … a. Ilmu memasak dapat kita peroleh dalam
kehidupan sehari-hari di rumah. b. Kegiatan yang paling tidak diminati kaum ibu
dan remaja putri yaitu memasak. c. Memasak di dapur pekerjaan yang sangat
membosankan bagi remaja putri saat ini. d. Kegiatan yang dianggap remeh, tetapi memiliki
peranan penting adalah memasak. Bahasa Indonesia 391
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pertemuan Xa
Bahasa Indonesia 392
197
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pengembangan Paragraf
Cara penulis mengembangkan gagasan pokok sebuah paragraf.
Bahasa Indonesia 393
Pola Pengembangan Paragraf #1
1. Deskripsi: berupa pemerian seseorang, ruang, suasana, benda, atau perasaan.
Ex: ―Athonk adlh anak bungsu dr 5 bersaudara,
lahir 1971. Keluarganya tinggal di Semarang, kawasan Kaliungu. Ayahnya seorang tentara yg mendidik anak-anaknya dg keras. Seringkali Athonk & saudara2nya dipukul dg kopel, ujung ikat pinggang tentara. Hubungan Athonk & ayahnya hingga kini sangat formal. Keluarga Athonk menganut agama Kristen Advent dg pola pendidikan religius yg keras.‖
Bahasa Indonesia 394
198
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pola Pengembangan Paragraf #2
2. Contoh: merupakan paragraf dengan pengembangan contoh
Ex: ―Sejak jatuhnya Orba, beberapa kajian ttg
masalah agama & sengketa tanah juga tlh diterbitkan. Misal buku yg ditulis o/ Bachriadi & Lucas (2000) membahas scr rinci terjadinya sengketa tanah di Tapos dan Cimacan. Munarman (2001), Nuh dan Collins (2002) membahas bbrp kasus sengketa tanah di Sumatera Selatan.‖
Bahasa Indonesia 395
Pola Pengembangan Paragraf #3
3. Definisi Luas: menguraikan gagasan yg abstrak. Berupa definisi yg disertai penjelasan tambahan
Ex: ―Globalisasi adlh suatu gerakan kebudayaan
yg didorong o/ perkembangan ekonomi & komunikasi yg mengglobal. Dg demikian di satu sisi globalisasi dpt dilihat sbg gejala yg cenderung bersifat universal, tp di sisi lain justru menimbulkan respon thd menguatnya identitas2 lokal. Hal itu mudah dipahami krn adanya hub dialektika antara yg global & yg lokal.‖
Bahasa Indonesia 396
199
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pola Pengembangan Paragraf #4
4. Analisis/Uraian: memerikan sesuatu ke dlm unsur2 yg membangunnya agar lebih mudah dipahami
Ex: ―dari sudut etimologi, kata mamanda berasal
dr kata mama yg diberi imbuhan nda. Mama adlh kata manis dr marina yg dlm bhs Banjar berarti paman. Dlm pagelaran, kt mamanda dipakai o/ raja saat ia berbicara dg mangkubumi. Misal: ―Mamanda Mangkubumi…‖
Bahasa Indonesia 397
Pola Pengembangan Paragraf #5
5. Perbandingan & Pertentangan: - Perbandingan: unsur yg sama dr 2 hal / lbh diuraikan - Pertentangan: unsur yg membedakan 2 hal / lbh
diuraikan. Ex: ―Seni komik dunia di setiap negara memiliki gaya yg
khas. Keanekaragaman itu muncul dr tradisi komik & sn rupa dlm konteks kebudayaan masing2. Sbg contoh komik Amerika & Eropa sama2 memberikan penekanan pd logika pembaca dg tutur yg stabil. Komik Jepang bertutur dg lbh banyak memunculkan efek emosi dr gambar2 suasana. Komik Amerika lbh banyak memuat cerita pendek sedangkan komik Eropa hampir selalu berisi petualangan panjang.‖
Bahasa Indonesia 398
200
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pola Pengembangan Paragraf #6
6. Sebab-akibat: diuraikan hal2 yg menyebabkan suatu peristiwa terjadi atau sebaliknya diuraikan lbh dahulu sebuah akibat br diikuti o/ penyebabnya.
Ex: ―Pariwisata massal jg sering dianggap tdk membawa
keuntungan ekonomi yg signifikan baik bagi negara tujuan maupun masy. Lokal. Ketimpangan ini terjadi krn sebagian besar pariwisata massal dimonopoli o/ penguasaha besar turis yg datang lbh mnghendaki suasana yg mereka kenal. Oleh krn itu, berbagai makanan & minuman yg disajikan di hotel besar umumnya mengikuti standar tertentu yg menghendaki bhn baku, cara pengolahan & penyajian tertentu pula. Untuk itu berbagai bhn baku diimpor dr negara asal turis. Konsekuensinya, hasil alam, tenaga kerja atau keahlian masy. setempat tdk mendapat tempat dlm kegiatan tsb.‖
Bahasa Indonesia 399
Pola Pengembangan Paragraf #7
7. Proses: menguraikan ttg proses terjadinya sesuatu. Ada urutan tindakan menghasilkan sesuatu, atau urutan peristiwa.
Ex: ―Dari Yogya, Athonk pindah ke Jkt slama 2th &
mencari uang dg menjadi seniman tato. Krn ketdkberesan manajemen, tempatnya itu bubar. Laine mendapat tawaran mengajar di Melbourne, Australia. Athonk menyusul istrinya 6bln kemudian. Melbourne ternyata tempat yg sangat cocok bagi Athonk krn di sana terdapat komunitas komik independen. Komik2nya mendapat sambutan hangat. Athonk pun mulai dapat penggemar. Athonk biasa menitipkan komiknya u/ dijual di toko buku u/ dikirim ke penyalur komik independen di Amerika & Eropa.‖
Bahasa Indonesia 400
201
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Catatan:
• Penulis hrs memastikan bhw 1 paragraf hanya mengandung 1 gagasan utama
• Kalimat yg tersusun, hrs saling terkait & mendukung 1 gagasan utama
• Penulis hrs menguasai pelbagai pola pengembangan paragraf.
• 1 paragraf tdk boleh hanya terdiri atas 1 kalimat
Bahasa Indonesia 401
JENIS PARAGRAF
Pertemuan Xb
Bahasa Indonesia 402
202
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Berdasarkan Jenis
• berdasarkan nalar atau letak kalimat topik,
• berdasarkan teknik pengembangan, dan
• berdasarkan fungsinya.
Bahasa Indonesia 403
Paragraf Berdasarkan Nalar
• Nalar atau logika secara singkat dapat diartikan jalan pikiran yang sesuai dengan akal; bernalar sama dengan berpikir logis. Penalaran sama dengan proses menggunakan nalar atau proses menggunakan pikiran secara logis.
• Secara umum dikenal paragraf deduktif, induktif, deduktif–induktif, dan dekriptif–naratif.
Bahasa Indonesia 404
203
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
1. Paragraf Deduktif
• Paragraf deduktif ialah paragraf yang diawali dengan gagasan utama atau kalimat topik yang bersifat umum. Gagasan itu selanjutnya, dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus atau keterangan-keterangan yang memperkokoh gagasan di atas.
Harga sebagian barang pokok bergerak naik. Beras seminggu yang lalu harganya Rp3.500,00 per kg, kini berubah menjadi Rp 4.000,00 per kg. Gula pasir melonjak dari Rp5.800,00 per kg menjadi Rp6.200,00 per kg. Minyak goreng, walaupun tidak seberapa naiknya, tetapi secara nyata beringsut naik dari Rp 4.500,00 per kg menjadi Rp 4.800,00 per kg. Terigu kini mencapai Rp 4.700,00 per kg sedangkan minggu lalu Rp4.200,00 per kg.
Bahasa Indonesia 405
2. Paragraf Induktif
• Paragraf induktif ialah paragraf yang menempatkan ide atau gagasan pada akhir paragraf. Lahirnya ide atau gagasan ini didahului oleh penjelasan, keterangan, atau d ata. Kadang-kadang, gagasan paragraf induktif berupa kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang disebutkan lebih dulu.
Pancasila telah beberapa kali dirongrong. Beberapa kali falsafah negara RI hendak diubah ataupun dipreteli. Setiap usaha yang hendak mengubah dan mempreteli Pancasila ternyata gagal betapapun usaha itu telah dipersiapkan dengan matang dan tertib. Semuanya tetap dapat digagalkan. Memang, Pancasila benar-benar sakti.
Bahasa Indonesia 406
204
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Paragraf Deduktif-Induktif
• Pengembangan jenis paragraf ini didasari pola nalar deduktif-induktif. Karena itu, paragraf jenis ini ditandai dengan adanya dua gagasan yang terletak di awal dan di akhir paragraf.
Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Dengan bahasa pula manusia dapat mewarisi dan mewariskan, menerima dan memberikan segala pengalamannya kepada orang lain. Jelaslah, bahwa bahasa merupakan sarana yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Bahasa Indonesia 407
4. Paragraf Deskriptif-Naratif
• Paragraf deskriptif ialah paragraf yang berisi gambaran, cerita, atau proses sesuatu atau terjadinya sesuatu secara apa adanya. Dalam pengembangannya, paragraf ini tidak mengemukakan ide pokok secara eksplisit. Ide paragraf terkandung pada semua kalimat yang membentuknya. Semua kalimat mempunyai peranan yang sederajat, tidak ada kalimat yang mempunyai kedudukan yang dominan.
Alangkah mengerikan. Rumah-rumah beton di Pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, ditelan gelombang tsunami yang terjadi pada tanggal 17 Juli 2006 yang lalu. Pantai yang begitu indah, yang menjadi tumpuan Pemerintah Daerah itu ditinggalkan kosong oleh penduduk. Mereka mengungsi ke tempat-tempat yang aman.
Bahasa Indonesia 408
205
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Jenis Paragraf Berdasarkan Teknik Pengembangannya
Dalam mengembangkan paragraf ada beberapa teknik yang lazim digunakan. Dalam tulisan ini akan dibicarakan teknik–teknik pengembangan seperti berikut: • 1) Tanya–jawab • 2) Sebab–akibat • 3) Contoh atau ilustrasi • 4) Alasan atau keterangan • 5) Perbandingan atau analogi • 6) Dedinisi • 7) Deskripsi • 8) Proses, dan • 9) Penguraian
Bahasa Indonesia 409
1. Paragraf Teknik Tanya–jawab
• Paragraf jenis ini dikembangkan dengan pertanyaan terlebih dahulu. Lazimnya, kalimat pertama merupakan kalimat pertanyaan yang mengandung ide paragraf. Kalimat pengembangnya berupa jawaban atas pertanyaan tadi. Kalimat–kalimat jawaban merupakan kalimat penjelas atau pengembangan paragraf.
Bahasa Indonesia 410
206
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
Mengapa Marsinah diculik lalu dibunuh secara kejam? Menurut sebuah versi, kekejaman itu dilakukan karena Marsinah memiliki informasi penting tentang penyelewengan hukum atau praktik produksi ilegal oleh perusahaan tempat ia bekerja. Ia, kabarnya, mau membeberkannya ke luar kecuali jika pihak perusahaan memenuhi tuntutannya: memperbaiki kondisi buruh dan membatalkan PHK atas beberapa kawannya.
Bahasa Indonesia 411
2. Paragraf Sebab–akibat
• Paragraf sebab akibat yaitu paragraf yang pengembangannya memanfaatkan makna hubungan sebab akibat antar kalimat. Ciri khas paragraf jenis ini ialah terbinanya hubungan sebab akibat antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Jadi hubungan sebab-akibat ini merupakan satu rangkaian satu rangkaian yang bersinambung.
Bahasa Indonesia 412
207
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
Mulai bulan April tahun tahun depan harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, minyak pelumas, dan lain–lain, harganya dinaikkan karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya dengan harapan ekonomi Indonesia menjadi wajar. Kenaikan harga bahan bakar sudah tentu mengakibatkan naiknya biaya angkutan. Jika biaya angkutan naik, harga barang akan naik pula karena biaya transpor harus diperhitungkan. Kenaikan harga ini akan dirasakan oleh rakyat. Karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha meningkatkan pendapatan rakyat.
Bahasa Indonesia 413
3. Paragraf Contoh atau Ilustrasi
• Sesuai dengan sebutannya, paragraf contoh atau paragraf ilustrasi, paragraf jenis ini dikembangkan dengan cara menggunakan contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi inilah yang memberikan penjelasan akan kebenaran ide atau gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif, atau paduan keduanya.
Bahasa Indonesia 414
208
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
Di Singapura sekarang kita bisa menyaksikan Kecak yang dipertunjukan dalam waktu kurang dari satu jam, bahkan bila diperlukan konsumen, pertunjukan bisa lebih singkat lagi. Demikian pula tari–tarian lainnya dapat kita saksikan dalam bentuk yang condensed. Di pantai–pantai yang terbaik di bagian selatan Bali, terutama di kawasan Sanur, orang banyak yang terkejut dan sedih melihat semakin ciutnya daerah bebas mereka untuk melakukan upacara yang mereka perlukan tanpa harus meminta ijin terlebih dahulu. Lebih menyedihkan lagi bagi mereka apabila pada suatu saat terpancang papan pengumuman ―DILARANG MASUK‖. Salam dalam bahasa Inggris ―hallo‖ di Bali sekarang ternyata berkembang menjadi bermacam–macam arti; paling sedikit ada dua arti. Arti yang pertama, salam ramah tamah biasa yang ditunjukan kepada orang asing, dan yang kedua, Tuan belilah barang dagangan saya.‖ Contoh–contoh di atas merupakangambaran bahwa betapa bergesernya nilai–nilai sosial dan agama di kawasan Bali.
Bahasa Indonesia 415
4. Paragraf Alasan
• Perkataan ―alasan‖ bisa diganti dengan ―keterangan― sebab pada hakikatnya, alasan itu merupakan keterangan. Paragraf alasan ialah paragraf yang pengembangan ide utamanya memanfaatkan penjelasan yang bermakna alasan. Alasan–alasan inilah yang memperkokoh ide paragraf sehingga kebenaran ide itu dapat diterima pembacanya.
Bahasa Indonesia 416
209
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
Seluruh penjuru dunia sudah mengetahui bahwa AIDS merupakan penyakit yang mematikan. Dunia kedokteran masih merayap mencari obat penangkal penyakit maut ini. Sementara itu, virus AIDS melesat mencari korban demi korban tanpa mengenal ras, umur, ataupun tingkatan sosial. Tidaklah mustahil, AIDS menjadi bom waktu yang pada suatu saat bisa memusnahkan manusia dari muka bumi ini.
Bahasa Indonesia 417
5. Paragraf perbandingan
• Paragraf perbandingan ialah paragraf yang isinya merupakan perbandingan tentang dua hal baik yang menyangkut kesamaan maupun perbedaannya. Sebagai teknik pengembangan, perbandingan ini bisa bertujuan menjelaskan satu hal lain sebagai pembanding, atau menjelaskan kedua hal yang dibandingkan itu sekaligus.
Bahasa Indonesia 418
210
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh
Kalau kita perhatikan kalimat awal paragraf, tergolong paragraf yang bertujuan menjelaskan masyarakat perkotaan (urban community) dengan menggunakan pembanding kontras sifat–sifat masyarakat perdesaan.
Yang dimaksud masyarakat perkotaan atau urban community adalah masyarakat kota yang tidak tertentu jumlah penduduknya. Tekanan pengertian masyarakat perkotaan juga terletak pada sifat–sifat kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat perdesaan. Masyarakat perkotaan ini juga berbeda dengan masyarakat perdesaan dalam hal perhatian, khususnya terhadap keperluan hidup. Jika masyarakat perdesaan mempunyai perhatian utama dan perhatian khusus terhadap keperluan dasar dari kehidupan, seperti pakaian, makanan, rumah, dan sebagainya, maka masyarakat perkotaan, terhadap hal–hal tersebut mempunyai pandangan yang berbeda.
Bahasa Indonesia 419
Contoh
Orang–orang perkotaan memandang penggunaan kebutuhan hidup sehubungan dengan pandangan masyarakat sekitarnya. Jika menghidangkan makanan, misalnya, yang diutamakan adalah makanan itu memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Bila ada tamu, misalnya, diusahakan terhidang makanan dalam kaleng. Pada orang–orang perdesaan hal seperti itu kurang bahkan tidak diperdulikan.
Bahasa Indonesia 420
211
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
6. Paragraf Definisi
• Sesuai dengan sebutannya, paragraf definisi merupakan paragraf yang mengembangkan definisi atau pembatasan istilah. Dalam sebuah paragraf definisi, sebuah istilah mungkin didefinisikan, mungkin pula dibicarakan pengertiannya seperti contoh di bawah ini.
Bahasa Indonesia 421
Contoh
Istilah demokrasi biasanya diterjemahkan dengan kata kedaulatan rakyat. Ungkapan tersebut sering diartikan dengan pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi dalam pengertian ini hanya menggambarkan satu segi dari pengertian demokrasi yang sebenarnya. Pada hakikatnya, demokrasi merupakan sistem mentalitas untuk membina kehidupan bersama dalam masyarakat. Mentalitas yang dimaksud ialah mentalitas dalam pengertian cara berpikir, bersikap, dan berbuat.
Bahasa Indonesia 422
212
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Paragraf Pemerian atau Deskripsi
• Paragraf pemerian ialah paragraf yang menyajikan sejumlah rincian tentang sesuatu yang lebih cenderung pada fakta daripada khayalan. Pemerian ini bisa berupa rincian tentang bentuk, ruang, waktu, peristiwa, atau keadaan. Kadang–kadang urutan peryataannya tidak ketat. Artinya, urutan pernyataan dalam sebuah paragraf pemerian bisa diubah, walaupun tidak selamanya.
Bahasa Indonesia 423
Contoh
Desa Ubud yang setiap harinya tertib, hening, senyap, tempat para senimannya menghabiskan sebagian besar waktunya dengan kerja kreatif, kali ini berubah laksana sebuah akuarium yang kemelut. Tak ada wajah-wajah suram yang me mancarkan rasa duka cita. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat Bali yang menghendaki agar khalayak melepas sang almarhum menuju nirwana dengan tenang. Yang terlihat hanya warna-warna merah, wajah cerah, serta suara gembira yang gemuruh. Para wanita mengenakan baju kebaya, kain, dan sel endang berwarna semarak. Laki-lakinya mengenakan kain samping yang tradisional, yaitu kain petak-petak hitam putih. Putih warna bajunya, putih ikat kepalanya. Matahari agak muram seperti enggan menyengatkan sinarnya.
Bahasa Indonesia 424
213
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
8. Paragraf Proses
• Seperti halnya paragraf pemerian, paragraf proses tergolong jenis paragraf Deskriptif. Sesuai dengan namanya, paragraf proses ialah paragraf yang menjelaskan proses terjadinya atau proses bekerjanya sesuatu.
Bahasa Indonesia 425
Contoh
Setelah sampai di darat, kendurkan semua pakaian korban yang sekiranya menyesakkan dirinya. Bersihkan mulutnya dari pasir atau Lumpur, dan lepaskan gigi palsunya (kalau ada). Selanjutnya, telungkupkan badannya, dan berdirilah Anda mengangkanginya. Sambil membungkukkan badan ke depan, tempatkan kedua tangan Anda pada perutnya dekat rusuk bawah. Angkatlah perutnya sehingga kepalanya menunduk ke tanah dan air keluar dari mulutnya. Jika pernapasannya berhenti, segeralah beri dia pernapasan buatan.
Bahasa Indonesia 426
214
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
9. Paragraf Penguraian
• Paragraf jenis ini dikembangkan dengan cara menguraikan atau memilah-milah (mengklasifikasi) sesuatu. Dengan pernyataan lain, paragraf penguraian ialah paragraf yang berisi penjelasan secara terurai atau terinci.
Bahasa Indonesia 427
Contoh
Berdasarkan peristiwa politik dan dokumen resmi kenegaraan, dalam perjalanan hidupnya, bahasa Indonesia memiliki dua macam kedudukan. Pertama, bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimilikinya sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Kedua, bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa negara. Kedudukan ini dimilikinya sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36.
Bahasa Indonesia 428
215
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Paragraf Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi:
• paragraf pembuka,
• penghubung, dan
• penutup.
Bahasa Indonesia 429
1. Paragraf Pembuka
• Paragraf pembuka disebut juga paragraf pendahuluan. Paragraf ini berisi ancang-ancang atau arahan tentang apa yang akan diuraikan atau dibahas pada bagian isi wacana. Selain itu, paragraf pendahuluan berisi tentang tujuan dan pembatasan topik pembicaraan. Selain itu, paragraf pembuka mengemukakan hal-hal yang menjadi penarik minat para pembaca. Dengan kata lain, paragraf pembuka itu harus menumbuhkan perasaan ingin tahu para pembaca tentang apa yang diuraikan selanjutnya.
Bahasa Indonesia 430
216
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Paragraf Penghubung
• Disebut paragraf pengembang karena paragraf ini berfungsi mengembangkan isi wacana. Isi wacana merupakan pengembangan ide-ide atau sub-subtopik pembicaraan.
Bahasa Indonesia 431
3. Paragraf Penutup
• Paragraf penutup ialah paragraf yang mengakhiri sebuah uraian, bisa mengandung bermacam-macam maksud atau isi, seperti kesimpulan uraian, saran atau harapan, penegasan, kritikan, dan rangkuman isi uraian atau resume.
Bahasa Indonesia 432
217
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PENULISAN KARYA ILMIAH
Pertemuan XI
Bahasa Indonesia 433
TUJUAN
• Memahami hakikat, konsep, dan karakteristik ilmiah dan karya ilmiah; Persiapan Penulisan Karya Ilmiah
• Memahami jenis-jenis penulisan karya ilmiah yang biasanya dijumpai
• Memahami Teknik Penulisan Karya Ilmiah meliputi penulisan karya ilmiah berasal dari hasil penelitian dan bukan hasil penelitian
• Memahami Sistematika, Komponen, dan tataurutan penulisan karya ilmiah yang benar; Membuat tulisan karya ilmiah berdasarkan hasil penelitian dan atau bukan hasil penelitian
Bahasa Indonesia 434
218
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Hakikat, konsep, dan karakteristik ilmiah dan karya ilmiah (1)
• Hakikat Karya Ilmiah
karya ilmiah adalah tulisan/karya tulis ilmiah merupakan karya seseorang didasarkan atas kebenaran logika rasional dan kebenaran ilmiah. Berupa karya ilmiah hasil peneltian lapangan atau laboraturium dan karya ilmiah hasil ide atau inovasi baru, seperti berupa skrisi, tesis, desertasi, dan hasil penelitian lainnya serta artikel, jurnal, makalah, buku ajar, dan sejenisnya.
Bahasa Indonesia 435
Hakikat, konsep, dan karakteristik ilmiah dan karya ilmiah (2)
Konsep dan Karakteristik Karya Ilmiah (1)
• Ilmiah merupakan pernyataan empiris yang paling tinggi dari empat jenis kebenaran ilmiah sbb.
• Kebenaran otoriter yaitu kebenaran pengetahuan yang diambil/berasal dari pernyataan tokoh yang berkuasa seperti raja, uskup, kepala adat, dan sejenisnya.
• Kebenaran mistik yaitu kebenaran pengetahuan yang diambil/berasal dari pernyataan yang terkait dengan kepercayaan dengan hal-hal gaib seperti kepercayaan terhadap para dewa.
Bahasa Indonesia 436
219
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Hakikat, konsep, dan karakteristik ilmiah dan karya ilmiah (3)
Konsep dan Karakteristik Karya Ilmiah (2)
• Kebenaran logika rasional yaitu kebenaran pengetahuan yang diambil/berasal dari kaidah dan prosedur logika formal atau pola pikir (rasional) manusia.
• Kebenaran ilmiah yaitu kebenaran pengetahuan yang berasal dari gabungan dari suatu anggapan terhadap suatu permasalahan yang kemudian diuji datanya untuk menghasilkan pernyataan ilmiah dengan menggunakan prosedur atau metode ilmiah baik secara deduktif maupun induktif.
Bahasa Indonesia 437
Hakikat, konsep, dan karakteristik ilmiah dan karya ilmiah (4)
• Karya tulis ilmiah ialah karya tulis yang berasal dari hasil penelitian dan bukan hasil penelitian. Karya tulis ilmiah itu meliputi skripsi, tesis, desertasi, dan hasil penelitian lainnya serta artikel, jurnal, makalah, buku ajar, dan sejenisnya (Universitas Negeri Malang, 2000). Melalui penulisan karya ilmiah diharapkan penulis dapat mengkomunikasikan informasi baru, gagasan, kajian, dah atau hasil penelitian kepada orang lain.
Bahasa Indonesia 438
220
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
• Menentukan jenis karya ilmiah yang akan ditulis (hasil penelitian atau non-hasil penelitian)
• Mengidentifikasi permasalahan dan judul karya ilmiah yang akan ditulis
• Mengumpulkan bahan-bahan (pustaka) yang dibutuhkan
• Memahami rambu, isi, dan kompnen karya tulis ilmiah yang akan ditulis
• Memahami berbagai aturan jenis karya ilmiah yang akan ditulis, dll.
Bahasa Indonesia 439
JENIS-JENIS PENULISAN KARYA ILMIAH (1)
• BENTUK KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN:
– penelitian tindakan termasuk penelitian tindakan kelas.
– Karya skripsi
– karya tesis
– karya desertasi
– artikel ilmiah
– jurnal ilmiah serta
– berbagai makalah dan buku ilmiah yg ditulis berdasar hasil riset.
Bahasa Indonesia 440
221
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
JENIS-JENIS PENULISAN KARYA ILMIAH (2)
• TULISAN KARYA ILMIAH NON-RISET:
–buku atau bahan ajar
–artikel teoritik/konsep
– jurnal berupa teoritik/konsep
–makalah ilmiah
–atau sejenisnya.
Bahasa Indonesia 441
PENULISAN KARYA ILMIAH
HASIL BUKAN HASIL PENELITIAN PENELITAN
SKRIPSI ARTIKEL/ TESIS JURNAL/
DISERTASI MAKALAH
Bahasa Indonesia 442
222
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH HASIL PENELITIAN BERDASAR TINGKATAN
ILMIAH DALAM ANALISIS KUANTITATIF
• DESKRIPTIF
• HUB. ASOSIATIF (KECENDERUNGAN)
• HUB. KORELASIONAL
• REGRESIF/ PREDIKTIF (Babby, 1980)
1) DESKRIPTIF
2) PRESKRIPTIF
(Wallace, 1994)
Bahasa Indonesia 443
MENGAPA BERBAHASA INDONESIA?
1. BAHASA IBU
2. BAHASA PERSATUAN
3. BAHASA KOMUNIKASI
4. BAHASA RESMI
Bahasa Indonesia 444
223
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bahasa Indonesia Tutur dan Tulis
a. Paparan atau eksposisi: bertujuan memberikan informasi, penjelasan atau pemahaman;
b. Bahasan atau argumentasi, yang bertujuan meyakinkan orang agar mau menerima pernyataan atau uraian;
Bahasa Indonesia 445
c. Kisahan atau narasi: sifatnya bercerita, baik berdasarkan pengamatan maupun berdasarkan perekaan; dan
d. Perian atau deskripsi: menggambarkan suasana dan alam sekitar yang sifatnya lebih banyak mengimbau pada pancaindera.
Bahasa Indonesia 446
224
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bahasa Efisien dan Efektif
• EFISIEN: mengikuti kaidah yang dibakukan atau dianggap baku dengan pertimbangan kehematan kata dan ungkapan
• EFEKTIF: mencapai sasaran yang dimaksud, yakni membuahkan efek atau hasil sesuai yang diharapkan penutur
Bahasa Indonesia 447
Ragam Bahasa Tulis Ilmiah
• Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat,
• Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
• Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap,
Bahasa Indonesia 448
225
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• Paragraf dikembangkan secara lengkap dan terpadu.
• Pola hubungan antar paragraf (ide pokok) terlihat jelas, rapi, dan sistematis tertata alur pikirnya.
Bahasa Indonesia 449
CIRI BAHASA TULIS IMIAH
CENDIKIA, LUGAS, JELAS, FORMAL,
OBJEKTIF, KONSISTEN, dan
BERTOLAK DARI GAGASAN
Bahasa Indonesia 450
226
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
CENDIKIA
• Bahasa ilmiah mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis
• Kalimat-kalimat yang digunakan mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip dengan proposisi logika
Bahasa Indonesia 451
(1) Kemajuan teknologi pada era globalisasi sekarang ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia yang dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa.
(2) Pada era kemajuan teknologi ini dikhawatirkan akan berdampak pada perubahan nilai-nilai moral bangsa Indonesia, karena pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia melalui teknologi informasi.
Bahasa Indonesia 452
227
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Cendikia: ketetapan dan keseksamaan penggunaan kata
(3) (4) (5)
• pembacaan pembaca bacaan
• pemukulan pemukul pukulan
• pemaparan pemapar paparan
• pembahasan pembahas bahasan
• pembuatan pembuat buatan
Bahasa Indonesia 453
Cendikia: kecermatan memilih kata
(6) Karena tidak mencapai kata sepakat, maka KPU memutuskan secara voting.
• Menurut ahli tafsir, bahwa cerita israiliyat merupakan salah satu sumber tafsir
(7) Karena tidak mencapai kata sepakat, KPU memutuskan secara voting.
Menurut ahli tafsir, cerita israiliyat merupakan salah satu sumber tafsir.
Bahasa Indonesia 454
228
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
(8) Meskipun sudah diobati, namun penyakitnya tidak sembuh.
Mulai sejak acara berlangsung masih ada peserta yang terlambat.
(9) Meskipun sudah diobati, penyakitnya tidak sembuh.
Penyakitnya sudah diobati, namun tidak sembuh.
Sejak acara berlangsung masih ada peserta yang terlambat.
Mulai acara berlangsung masih ada peserta yang terlambat.
Bahasa Indonesia 455
Cendikia: cermat dalam pilihan kata idiomatis
(10) Perserta terdiri orang-orang yang mewakili lembaga.
Hubungan rumusan masalah dengan simpulan tidak cocok.
(11) Perserta terdiri atas orang-orang yang mewakili lembaga.
Hubungan rumusan masalah dan simpulan tidak cocok
Bahasa Indonesia 456
229
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
LUGAS
• Gagasan ilmiah harus jelas dan tepat
• Ungkapan yang digunakan harus mengandung arti langsung (bermakna lugas)
• Tanpa menggunakan ungkapan yang bermakna sastra, karena cenderung tidak mengungkap sesuatu secara langsung
Bahasa Indonesia 457
(12) Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah sebagian mahasiswa mempunyai tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.
(13) Para pendidik yang kadang-kadang atau bahkan sering terkena akibat ulah sebagian mahasiswa mempunyai tugas yang berat.
Bahasa Indonesia 458
230
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
JELAS: ungkapan yang bisa difahami dengan mudah
(14) Penanaman budi pekerti di kampus merupakan kelanjutan dari penanaman budi pekerti di rumah yang dilakukan melalui mata kuliah Akhlaq yang merupakan mata kuliah paling strategis karena langsung menyangkut tentang perilaku dan perangai, juga diintegrasikan ke dalam mata kuliah-mata kuliah Tauhid, al-Qur‘an, Hadith dan Fiqh.
Bahasa Indonesia 459
(15) Penanaman budi pekerti di kampus sebenarnya merupakan kelanjutan dari penanaman budi pekerti di rumah. Penanaman budi pekerti di kampus dilakukan melalui mata kuliah Akhlaq yang merupakan mata kuliah paling strategis karena langsung menyangkut perilaku dan perangai. Di samping itu, penanaman budi pekerti juga diintegrasikan ke dalam mata kuliah-mata kuliah Tauhid, al-Qur‘an, Hadith dan Fiqh.
Bahasa Indonesia 460
231
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kiat membuat gagasan jelas
• Buat kalimat pendek-pendek yang penting sesuai kaidah penyusunan kalimat
• Gagasan ditata secara sistematis, runtut dan terpadu
• Tidak perlu dipaksakan menyusun dua kalimat atau lebih kalau memang cukup diungkap dalam satu kalimat. Demikian pula sebaliknya.
Bahasa Indonesia 461
(16) Keterampilan menulis perlu dimulai dan digalakkan untuk segenap mahasiswa STIKES Sari Mulia. Sehingga mahasiswa tidak ketinggalan dalam penulisan karya ilmiah.
(17) Keterampilan menulis perlu dimulai dan digalakkan untuk segenap mahasiswa STIKES Sari Mulia sehingga mereka tidak ketinggalan dalam penulisan karya ilmiah.
Bahasa Indonesia 462
232
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
BERTOLAK DARI GAGASAN
• Penonjolan pada gagasan bukan pada penulis
• Kalimat yang cocok adalah kalimat pasif
• Perlu dihindari paparan yang melibatkan pembaca
• Kalimat aktif perlu dihindari, kecuali memang seharusnya menggunakan kalimat aktif
Bahasa Indonesia 463
(18) Dari uraian tadi penulis menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sangat penting.
(19) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina mahasiswa dalam menulis karya ilmiah sangat penting.
Bahasa Indonesia 464
233
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
(20) Kita tahu bahwa kemampuan berbahasa Arab dan Inggris mahasiswa IAIN harus ditingkatkan, karena hal itu sangat penting.
(21) Perlu diketahui bahwa kemampuan berbahasa Arab dan Inggris mahasiswa IAIN harus ditingkatkan, karena hal itu sangat penting.
Bahasa Indonesia 465
(22) Nurcholish Madjid menyatakan bahwa perkembangan politik akhir-akhir ini pada fase yang mengkhawatirkan.
(23) Perkembangan pemikiran Islam dewasa ini berjalan sangat lambat.
Bahasa Indonesia 466
234
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
FORMAL: Lapis kosa kata, bentukan kata dan kalimat
(24) Kata Formal (25) Kata Informal
berkata bilang
membuat bikin
hanya cuma
bagi buat
daripada ketimbang
Bahasa Indonesia 467
Karya Tulis Ilmiah: Paparan bersifat teknis ilmiah
(26) Ilmiah Teknis (27) Ilmiah Populer
anarki kekacauan
antipati rasa benci
antisipasi perhitungan ke depan
argumen bukti
Bahasa Indonesia 468
235
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Ciri formal bahasa: bentukan kata yang utuh sesuai kaidah
(28) Bernada Formal (29) Bernada Informal
membaca mbaca
menulis nulis
tertabrak ketabrak
mencuci nyuci
mendapat dapat
terbentur kebentur
legalisasi legalisir
realisasi realisir
Bahasa Indonesia 469
Keformalan kalimat
• Kelengkapan unsur wajib (subjek dan predikat).
• Ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas.
• Kebernalaran isi.
• Tampilan esei formal.
Bahasa Indonesia 470
236
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kalimat formal: Subjek + predikat
(30) Menurut Quraish Shihab (1999) menyatakan bahwa metode tafsir maudu’i lebih memberikan pemahaman yang adil bagi perempuan daripada metode tafsir tahlili.
(31) Quraish Shihab (1999) menyatakan bahwa metode tafsir maudu’i lebih memberikan pemahaman yang adil bagi perempuan daripada metode tafsir tahlili.
Bahasa Indonesia 471
Formal: ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas
(32) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian pada masyarakat.
Saluran irigasi merupakan hal yang sangat vital buat petani.
(33) Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
Saluran irigasi merupakan hal yang sangat vital bagi petani.
Bahasa Indonesia 472
237
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Formal: kebernalaran isi
(34) Berbagai temuan baru berhasil diungkap dalam penelitian ini.
(35) Penelitian ini berhasil mengungkap berbagai temuan baru.
Bahasa Indonesia 473
(36) Kedudukan pengajaran metodologi penelitian tidak sama dengan pokok bahasan lain, yaitu seperti ilmu tauhid, ilmu al-Qur‘an, ilmu hadith, ilmu fiqh dan ilmu tasawuf.
(37) Kedudukan pengajaran metodologi penelitian tidak sama dengan pengajaran yang lain: ilmu tauhid, ilmu al-Qur‘an, ilmu hadith, ilmu fiqh dan ilmu tasawuf.
Bahasa Indonesia 474
238
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Formal: tampilan esei formal
• Pengungkapan gagasan dilakukan secara utuh dalam bentuk kalimat
• Rincian gagasan atau potongan gagasan dalam kalimat diintegrasikan secara langsung dalam kalimat.
Bahasa Indonesia 475
(38) Hadith ahad ditinjau dari kualitasnya:
- sahih
- hasan
- da‘if
(39) Hadith ahad ditinjau dari kualitasnya dapat dibedakan atas empat kategori, yakni sahih, hasan, dan da‘if.
Bahasa Indonesia 476
239
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
OBJEKTIF
• Menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak pengembangan kalimat.
• Menggunakan kata dan struktur kalimat yang mampu menyampaikan gagasan secara objektif.
• Hindari penggunaan kata yang menunjukkan arti subjektif.
Bahasa Indonesia 477
(40) Contoh-contoh itu telah memberikan bukti betapa besarnya peranan orang tua dalam pembentukan pribadi anak.
Dari paparan tersebut kiranya dapat disimpulkan sebagai berikut.
(41) Contoh-contoh itu telah memberikan bukti besarnya peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
Bahasa Indonesia 478
240
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Hindari kata: harus, wajib, tidak mungkin tidak, pasti, selalu
(42) Abstrak artikel harus ditulis dalam sebuah paragraf.
Penelitian pasti diawali adanya masalah
(43) Abstrak artikel ditulis dalam sebuah paragraf.
Penelitian diawali adanya masalah.
Bahasa Indonesia 479
RINGKAS PADAT: tidak mubazir dan hemat
(44) Nilai religius di atas menjadi pedoman bagi setiap warga negara Indonesia.
(45) Nilai religius sebagaimana tersebut pada paparan di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup dan kehidupan bagi setiap warga negara Indonesia.
Bahasa Indonesia 480
241
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
(46) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi, tidak ada pelaksanaan proyek yang menyalahi aturan. Artinya, pelaksanaan proyek itu sudah benar. Isu negatif yang selama ini berkembang tidak benar.
(47) Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terungkap bahwa proyek itu telah dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku. Isu negatif yang selama ini berkembang tidak benar.
Bahasa Indonesia 481
KONSISTEN
• Penggunaan istilah,tanda baca, dan tanda-tanda lain sesuai dengan kaidah dilakukan dengan konsisten
• Antara kalimat satu dengan kalimat lain, dan antara paragraf dengan paragraf lain tetap konsisten
Bahasa Indonesia 482
242
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
(48) Untuk mengatasi penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
Tertangkapnya Sadam Husen itu tidak penting bagi rakyat Irak. Bagi mereka yang penting adalah keamanan dan perginya tentara koalisi dari Irak.
(49) Untuk penumpang yang melimpah menjelang dan usai lebaran, telah disiapkan kendaraan yang cukup. Pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
Tertangkapnya Sadam Husen itu tidak penting bagi rakyat Irak. Untuk mereka yang penting adalah keamanan dan perginya tentara koalisi dari Irak.
Bahasa Indonesia 483
MENGGUNAKAN EJAAN YANG BENAR
EYD: EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan,
SK Mendikbud, Nomor 0543a/U/87
Bahasa Indonesia 484
243
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
MENGGUNAKAN PARAGRAF YANG BENAR
CIRI PARGRAF YANG BENAR
• Kesatuan,
• Kesistematisan dan kelengkapan,
• Kepaduan.
Bahasa Indonesia 485
Kebutuhan sehari-hari bagi setiap kelurga dalam masyarakat tidaklah sama (1). Hal ini sangat tergantung dari besarnya penghasilan setiap keluarga (2). Kelurga yang penghasilannya sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit dipenuhi (3). Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan tinggi (4). Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk pembangunan tempat-tempat beribadah, atau untuk kegiatan sosial lainnya (5). Tempat-tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat (6). Pada umumnya tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong-royong dan sangat mengandalkan sumbangan para dermawan (7). Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin (8).
Bahasa Indonesia 486
244
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
KESATUAN/KEUTUHAN
• Suatu paragraf dinyatakan memenuhi syarat keutuhan apabila paragraf itu hanya mengandung gagasan pokok (ide).
• Gagasan dinyatakan dalam kalimat topik.
• Kalimat topik biasanya terletak pada awal paragraf.
Bahasa Indonesia 487
KESISTEMATISAN DAN KELENGKAPAN
• Paragraf yang lengkap adalah paragraf yang didukung oleh semua ide penjelas yang diisyaratkan dalam kalimat topik.
• Ide-ide penjelas dalam paragraf yang baik ditata secara sistematis.
Bahasa Indonesia 488
245
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Pengurutan Ide
• Alamiah: urutan waktu (kronologis) dan ruang (sudut pandang),
• Logis: urutan klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, pokok-rincian, dikenal-tidak dikenal, dan mudah-sulit.
Bahasa Indonesia 489
Ide penjelas dalam paragraf dapat berupa: contoh, ilustrasi, rincian, konkret, bandingan, uraian, fakta/data, alasan, penyebab/akibat, anekdot, dan analog
Bahasa Indonesia 490
246
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Orang-orang pada umumnya akan berpendapat bahwa kehidupan di desa merupakan kehidupan yang tidak layak dewasa ini (1). Justru di dalam masyarakat desa itulah suatu kehidupan yang damai dan tenteram (2). Sesungguhnya di desa itulah tersimpan potensi yang harus dimanfaatkan (3). Dengan demikian orang-orang desa yang beranggapan salah tersebut segera meninggalkan desanya dengan harapan untuk dapat memperoleh kehidupan yang baik sehingga banyak orang malu kembali ke desanya dan mereka rela menjadi tuna wisma di kota (4).
Bahasa Indonesia 491
Kepaduan/kesetalian
Adanya rangkaian antarkalimat yang memudahkan pembaca untuk memahami isinya. Kalimat-kalimat yang menyusun suatu paragraf saling terkait antara satu dan yang lain.
Bahasa Indonesia 492
247
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Hidup Abu Bakar Ba’asyir, seorang tertuduh teroris, benar-benar tragis. Bulan lalu, ustadz dari Jombang yang menjadi pimpinan Pondok Pesantren Al-Islam Ngruki Solo itu, akan bebas dari penjara LP Cipinang. Ketika di penjara LP Cipinang, pada hari terakhir menjalani hukumannya, Abu Bakar Ba’asyir ditangkap kembali dimasukkan ke tahanan Mabes Polri untuk diperiksa dalam tuduhan sebagai teroris. Kalau pada akhirnya Abu Bakar Ba’asyir dimasukkan kembali ke penjara LP Cipinang setelah putusan pengadilan nanti, maka ia merupakan orang pertama bebas dari penjara yang masuk ke penjara lagi tanpa ada waktu di luar penjara.
Bahasa Indonesia 493
Teknik menyusun kesetalian antarkalimat
1) Mengulang kata dari kalimat satu pada kalimat berikutnya, misalnya penyerta (objek) pada kalimat pertama menjadi pokok kalimat (subjek) pada kalimat kedua.
2) Menggabungkan dua kalimat atau lebih menjadi sebuah kalimat majemuk.
3) Menggunakan perangkai.
4) Menggunakan pokok kalimat (subjek) yang tetap pada seluruh paragraf dengan kata yang sama, dengan sinonim, atau dengan kata ganti.
5) Menggunakan bentuk kalimat yang seiring.
Bahasa Indonesia 494
248
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur. Perempuan miskin pedagang sayur itu sudah lama bercerai dengan suaminya. [pengulangan sepenuhnya]
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur. Perempuan itu sudah lama bercerai dengan suaminya. [pengulangan sebagian]
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur. Pedagang sayur itu sudah lama bercerai dengan suaminya. [pengulangan sebagian]
Bahasa Indonesia 495
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur. Ia sudah lama bercerai dengan suaminya. [pengulangan dengan kata ganti]
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur. Korban sudah lama bercerai dengan suaminya. [pengulangan dengan bentuk kata lain yang sama maksudnya]
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur. Wanita itu sudah lama bercerai dengan suaminya. [pengulangan dengan sinonim]
Bahasa Indonesia 496
249
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur yang sudah lama bercerai dengan suaminya. [penggabungan dua kalimat menjadi satu kalimat]
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur, sementara bekas suaminya menghilang dari kampung itu. [penggabungan dua kalimat menjadi satu kalimat menggunakan kata rangkai sementara]
- Kampung Wonocolo kemarin pagi digemparkan oleh terbunuhnya seorang perempuan miskin pedagang sayur, sementara bekas suaminya menghilang dari kampung itu. [penggabungan dua kalimat menjadi satu kalimat menggunakan kata sementara]
Bahasa Indonesia 497
Rangkai dapat dipilih: nalar kalimat dan keragaman paragraf
• Akan memberi gambaran atau contoh: jadi, contohnya, misalnya, umpamanya, seperti, sebagai gambaran.
• Akan menambah segi lain pada suatu gagasan: kedua, selain itu, lagi pula, selanjutnya, tambahan pula, juga akhirnya.
Bahasa Indonesia 498
250
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
• Akan menyatakan suatu perbedaan: di pihak lain, sebaliknya, sekalipun begitu, sementara itu, tetapi.
• Akan menyatakan kesimpulan atau hasil: oleh karena itu, simpulannya, sebagai simpulan, dengan demikian, dengan kata lain.
Catatan: penggunaan kata rangkai di mana,dan yang mana adalah tidak tepat.
Bahasa Indonesia 499
Proses Menulis Karya Ilmiah
1.Prewriting
2.Drafting
3.Revising
4.Editing
5.Publishing
Bahasa Indonesia 500
251
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Prewriting
• Menentukan topik, tema, dan masalah
• Mencari, menemukan, dan mengembangkan bahan (dengan membaca, mengamati, dan meneliti)
• Membuat kerangka tulisan
• Menyempernakan kerangka tulisan
Bahasa Indonesia 501
Drafting
• Berupa penuangan ide, gagasan, dan pikiran secara tertulis
• Fokuskan pada penuangan tulisan sebanyak-banyaknya
• Untuk sementara, tidak perlu memperhatikan kesalahan yang mungkin terjadi pada penggunaan bahasa, ejaan, dan tata tulis
Bahasa Indonesia 502
252
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Revising
• Membaca ulang (sendiri atau dengan bantuan orang lain)
• Mencari bagian-bagian tulisan yang mungkin harus:
– Diperbaiki
– Diubah
– Diganti
– Dipindah
Bahasa Indonesia 503
Editing
• Membaca kembali (sendiri atau dengan bantuan orang lain)
• Mencari bagian-bagian tulisan yang masih mengandung kesalahan bahasa, ejaan, dan tata tulis
• Memperbaiki kesalahan bahasa, ejaan, dan tata tulis
Bahasa Indonesia 504
253
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Publishing
• Menunjukkan karya tulisan kepada orang lain dan masyarakat pembaca
• Mengirimkan ke penerbitan: majalah ilmiah, surat kabar, majalah populer,dll
• Menyeminarkan karya tulis: seminar hasil penelitian, pertemuan ilmiah, dll
• Setelah dipublikasikan, barulah karya tulis ilmiah dapat diajukan untuk kenaikan jabatan atau uji sertifikasi guru
Bahasa Indonesia 505
BAGIAN-BAGIAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Pertemuan XII (Praktik)
Bahasa Indonesia 506
254
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
ALUR PIKIR
Inggris Semit Oriental
Roman Rusia Bahasa Indonesia 507
BAGIAN-BAGIAN PENULISAN
1. Bagian Awal/Persiapan
2. Bagian Utama
3. Bagian Akhir
Bahasa Indonesia 508
255
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
1. BAGIAN AWAL/PERSIAPAN
A. Halaman motto/persembahan
B. Halaman judul
C. Halaman pengesahan/persetujuan
D. Riwayat hidup
E. Prakata
F. Daftar isi
G. Daftar tabel dan daftar gambar
H. Daftar lampiran
I. Arti lambang dan singkatan
J. Abstrak
Bahasa Indonesia 509
A. Halaman Motto/ Persembahan
Halaman ini merupakan halaman yang isinya dapat berupa kutipan singkat dari kata-kata mutiara, terjemahan dari ayat-ayat suci, sajak/ puisi, atau berupa ungkapan yang bermakna dalam bagi penulis. Halaman motto tidak boleh lebih dari 1 halaman dan ditempatkan sebelum halaman judul.
Bahasa Indonesia 510
256
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
B. Halaman Judul
Halaman judul memuat: judul, maksud tulisan, lambang Uniska, nama dan nomor mahasiswa, instansi yang dituju dan waktu pengajuan. Judul karya ilmiah dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukkan dengan tepat masalah ditulis/diteliti serta tidak membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam.
Bahasa Indonesia 511
C. Halaman Pengesahan/ Persetujuan
Halaman ini berisi persetujuan Pembimbing Utama dan Pembimbing Anggota (tanpa nomor kepegawaian) lengkap dengan tanda tangan. Halaman persetujuan diketahui oleh Ketua Jurusan dan Dekan Fakultas Pertanian (termasuk nomor kepegawaian) lengkap dengan tanda tangan serta tanggal lulus ujian atau pengajuan (tanggal akan seminar untuk usulan penelitian).
Bahasa Indonesia 512
257
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
D. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis dituliskan tidak lebih dari satu halaman, mencantumkan kapan penulis dilahirkan, nama kedua orang tuanya, pendidikan sejak Sekolah Dasar hingga mencapai gelar sarjana. Bila ada pengalaman kerja dapat disebutkan secara singkat jabatan yang pernah dipegang, selanjutnya bila sudah berkeluarga dapat dicantumkan tahun perkawinan, nama istri/ suami dan nama anak.
Bahasa Indonesia 513
E. Prakata
Prakata isinya memperkenalkan karya ilmiah. Prakata dapat memuat informasi kapan dan lama penelitian, tempat/lokasi, waktu (bulan dan tahun) penulisan, sumber dana penelitian bila biaya bukan berasal dari dana sendiri, ucapan terima kasih kepada lembaga/pihak yang telah membantu selesainya penulisan karya ilmiah. Semuanya diungkapkan dengan serius, wajar, dengan tutur kata yang beradab, dalam gaya bahasa yang lugas, tanpa memuji-muji siapa pun, dan tidak terkesan main-main. Panjang prakata sebaiknya tidak lebih dari satu halaman.
Bahasa Indonesia 514
258
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
F. Daftar Isi
1. Daftar isi secara teratur berdasarkan urutan nomor halaman, memuat prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, bab, sub bab, anak sub bab sub anak sub bab, daftar pustaka dan lampiran. Keterangan-keterangan yang mendahului prakata tidak perlu dimuat dalam daftar isi.
2. Judul Daftar Isi diketik dengan huruf kapital dan ditempatkan di tengah-tengah. Kata ―Halaman‖ untuk menunjukkan nomor halaman setiap bagian tulisan dan diketik di pinggir kanan areal tulisan.
Bahasa Indonesia 515
G. Daftar Tabel & Gambar
Jika dalam bagian utama terdapat banyak tabel atau gambar (lebih dari dua tabel atau gambar), perlu adanya daftar tabel dan daftar gambar yang memuat urutan judul tabel/gambar beserta dengan nomor halaman di mana tabel diletakkan. Judul tabel/gambar dalam daftar tabel harus sama dengan judul tabel/gambar yang dimuat dalam bagian utama. Akhir setiap judul tabel/gambar dihubungkan oleh tanda titik-titik dengan nomor halaman sesuai dengan yang dijumpai dalam teks.
Bahasa Indonesia 516
259
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
H. Daftar Lampiran
1. Sama halnya dengan Daftar Tabel atau Daftar Gambar, Daftar Lampiran dibuat bila karya ilmiah dilengkapi dengan banyak lampiran (lebih dari dua lampiran). Isi Daftar Lampiran adalah urutan judul lampiran dan nomor halamannya. Judul lampiran dalam daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran yang dimuat dalam lampiran.
2. Lampiran dapat berupa tabel, gambar, atau teks dan semuanya disusun dengan nomor urut sesuai dengan urutan penyebutannya dalam tubuh tulisan. Tidak perlu ada perbedaan antara tabel lampiran dan gambar lampiran. Tata cara penulisan sama dengan Daftar Tabel atau Daftar Gambar.
Bahasa Indonesia 517
I. Arti Lambang & Singkatan
Arti lambang dan singkatan berupa daftar lambang dan singkatan yang dipergunakan dalam penulisan ilmiah disertai dengan arti dan satuannya, bila dalam karya ilmiah tersebut dipergunakan banyak lambang dan singkatan.
Bahasa Indonesia 518
260
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
J. Abstrak
1. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, merupakan uraian singkat tetapi lengkap tentang tujuan penelitian/penulisan, cara, hasil yang didapatkan dan kesimpulan. Tujuan penelitian/penulisan disarikan dari tujuan pada pengantar/pendahuluan, cara diperaskan dari jalannya penelitian, dan hasil penelitian dari kesimpulan. Umumnya abstrak terdiri atas beberapa paragraf dan panjangnya tidak lebih dari 250 kata yang ditulis dalam 1 spasi.
Bahasa Indonesia 519
2. Tempatkan diri anda sebagai pembaca dalam menyusun abstrak, mereka ingin mengetahui dengan cepat garis besar pekerjaan anda. Sesudah membaca bagian ini, pembaca ingin mengetahui rincian lain, mereka akan membaca karya anda selengkapnya. Tonjolkan temuan dan keterangan lain yang baru bgi ilmu pengetahuan dan suguhkan angka-angka untuk meningkatkan informasi yang diberikan. Abstrak hanya memuat teks, tidak ada pengacuan pada pustaka, gambar, dan tabel.
Bahasa Indonesia 520
261
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Abstrak ditulis dalam huruf kapital dan diletakkan di tengah. Nama lengkap penulis diketik dengan huruf kapital dimulai dari batas kiri, kemudian disusul judul penelitan. Huruf pertama setiap kata pada judul diketik dengan huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung. Selanjutnya, “Dibimbing oleh xxx” (nama lengkap pembimbing, tanpa gelar) yang ditulis dalam huruf kapital.
Bahasa Indonesia 521
2. BAGIAN UTAMA
A. Pendahuluan: latar belakang, tujuan dan kegunaan penelitian
B. Tinjauan pustaka: landasan teori, hipotesis
C. Cara penelitian/praktik: + Jadual
D. Hasil dan pembahasan
E. Kesimpulan dan saran
Bahasa Indonesia 522
262
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
A.1. Latar Belakang
1. Mengulas dengan singkat alasan mengapa penelitian/ praktik dilakukan. Membimbing pembaca secara halus tetapi tepat lewat sepenggal pemikiran logis yang berakhir dengan pernyataan mengenai apa yang diteliti dan apa yang diharapkan dari padanya.
2. Perumusan masalah memuat penjelasan mengenai alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian/praktik itu dipandang menarik, penting, dan perlu diteliti. Uraikan pula kedudukan masalah yang akan diteliti di dalam lingkup permasalahan yang lebih luas.
Bahasa Indonesia 523
3. Keaslian penelitian dikemukakan dengan
menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi
belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu,
atau dinyatakan dengan tegas beda penelitian ini
dengan yang sudah pernah dilaksanakan.
4. Faedah yang dapat diharapkan ialah faedah bagi
ilmu pengetahuan dan bagi pembangunan
Negara dan Bangsa.
Bahasa Indonesia 524
263
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
A.2. Tujuan Penelitian
Bagian ini mengakhiri bab pendahuluan, disebutkan secara spesifik tujuan yang ingin dicapai untuk Praktik Lapang dan penelitian Skripsi diperkuat dengan kegunaan/manfaat praktik atau penelitian dimaksud. Gunakan kata kerja dalam penulisan tujuan yang hasilnya dapat diukur atau dilihat.
Bahasa Indonesia 525
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti terdahulu dan yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang akan dilakukan. Penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang akan diteliti/ditulis belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan.
Bahasa Indonesia 526
264
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Tinjauan pustaka harus lengkap memberikan
informasi tentang semua aspek penlitian/ praktik
yang (akan) dilaksanakan dan disusun menurut
perkembangan ilmu pengetahuan yang
mempunyai relevansi dengan penelitian/ praktik.
Tinjauan pustaka dapat dianggap sebagai suatu
kesimpulan dari kutipan yang diulas dan
ditujukan untuk menjelaskan penelitian terhadap
suatu masalah. Bahasa Indonesia 527
3. Seorang peneliti dalam membuat tinjauan
pustaka tidak boleh curiga bahkan tidak memuat
hal-hal yang tidak sejalan dengan pendapatnya
atau hanya memuat hal-hal yang sejalan dengan
pikirannya untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Tinjauan pustaka dapat dibagi menjadi
beberapa sub bab, tergantung dari cakupan
masalah yang akan diteliti.
Bahasa Indonesia 528
265
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
4. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin
diambil dari sumber aslinya. Semua sumber yang
dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan
nama penulis dan tahun penerbitan.
5. Laporan hasil penelitian/praktik memuat tinjauan
pustaka yang telah diperluas dengan keterangan-
keterangan tambahan yang dikumpulkan selama
pelaksanaan penelitian/praktik.
Bahasa Indonesia 529
B.1. Landasan Teori
Landasan teori dijabarkan dari tinjauan pustaka dan disusun sendiri oleh penyusun sebagai tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian dan untuk merumuskan hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan yang langsung berkaitan dengan bidang ilmu yang diteliti.
Bahasa Indonesia 530
266
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
B.2. Hipotesis
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, dan masih harus dibuktikan kebenarannya (Narbuko dan Ahmad, 1997).
Hipo = kurang/lemah
Tesis = teori/proposisi/pernyataan yang disajikan sebagai bukti
Bahasa Indonesia 531
C. Cara Penelitian/Praktik
1. Bahan atau materi penelitian/praktik yang dapat berwujud populasi sampel, harus dikemukakan dengan jelas dan disebutkan sifat-sifat atau spesifikasi yang harus ditentukan. Penelitian di laboratorium haruslah disebutkan asal, cara penyiapan, sifat fisik, dan susunan kimia bahan yang dipakai. Hal ini perlu dikemukakan agar peneliti lain yang ingin menguji ulang penelitian itu tidak sampai salah langkah.
Bahasa Indonesia 532
267
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Alat yang dipakai untuk menjalankan penelitian/praktik harus diuraikan dengan jelas dan kalau perlu disertai dengan gambar dan keterangan-keterangan.
3. Jalan penelitian/praktik memuat uraian yang lengkap dan cukup terinci tentang langkah-langkah yang (akan) diambil pada pelaksanakan penelitian termasuk cara mengumpulkan data dan sejenisnya. Kesulitan-kesulitan yang timbul selama penelitian dan cara pemecahannya sangat perlu untuk ditampilkan, agar para peneliti lain yang akan berkecimpung atau melakukan penelitian dalam bidang penelitian yang sejenis akan terhindar dari hal-hal yang tidak menyenangkan.
Bahasa Indonesia 533
4. Variabel yang (akan) dipelajari dan data yang akan dikumpulkan diuraikan dengan jelas termasuk jenis dan kesarannya.
5. Analisis hasil mencakup uraian tentang model dan cara menganalisis hasil yang diperoleh.
Jadual Penelitian/Praktik
Jadual penelitian menunjukkan tahap-tahap penelitian,
rincian kegiatan pada setiap tahap, dan waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan setiap tahap. Jadual
penelitian dapat disajikan dalam bentuk matriks atau uraian.
Bahasa Indonesia 534
268
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
D. Hasil dan Pembahasan
1. Bab ini memuat hasil penelitian/praktik dan pembahasan yang sifatnya terpadu dan tidak dipecah menjadi sub judul tersendiri.
2. Hasil penelitian/praktik sedapat-dapatnyakan dalam bentuk tabel (daftar), grafik, foto atau bentuk lain, dan ditempatkan sedekat-dekatnya dengan pembahasan agar pembaca lebih mudah mengikuti uraian. Alenia pertama bab ini sebaiknya dikemukakan bahwa hasil penelitian dapat dijumpai pada daftar atau gambar yang nomornya disebutkan.
Bahasa Indonesia 535
3. Pembahasan tentang hasil praktik/penelitian yang diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif, kuantitatif, atau secara statistik. Pembahasan merupakan kumpulan argumen mengenai relevansi, manfaat, dan kemungkinan atau keterbatasan penelitian serta hasilnya.
4. Sewaktu mengumpulkan data, mengolah dan menyusunnya, dengan sendirinya anda telah memiliki sejumlah gagasan yang dapat dikembangkan dalam pembahasan. Pengembangan gagasan ini disebut “argumen”, sebab anda harus membenarkannya di hadapan segala sesuatu yang telah diketahui dalam bidang yang diteliti. Kemukakan keterbatasan yang ada dengan sejujurnya, dibandingkan dengan hasil peneliti terdahulu kemudian membuat pertimbangan teoretisnya.
Bahasa Indonesia 536
269
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
5. Setiap argumen dikembangkan dalam sebuah paragraf (alenia). Teknik untuk mengembangkan argumen sama dengan menyusun paragraf yang baik. Perlu dipikirkan untuk memecah-mecah seluruh pembahasan menjadi beberapa pokok yang dikembangkan satu persatu. Setiap paragraf dalam pengembangan argumen memuat tiga unsur yaitu kalimat topik, pengembangan penalaran dan kesimpulan atau ringkasan bilamana paragraf berikutnya ingin menampilkan gagasan yang berbeda.
6. Pembahasan merupakan tempat penulis mengemukakan pendapatdan argumentasi secara bebas tetapi singkat dan logis (Rifai, 1995). Pendapat orang lain yang telah diringkas dalam Pendahuluan (atau Tinjauan Pustaka) tidak perlu diulang tetapi diacu seperlunya saja.
Bahasa Indonesia 537
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan pembenaran hipotesis.
2. Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada para peneliti dalam bidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan. Saran tidak merupakan suatu keharusan.
Bahasa Indonesia 538
270
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
TEORI
MASALAH PENELITIAN
TUJUAN 1 TUJUAN 2 TUJUAN 3
KERANGKA TEORETIS/KONSEPSUAL
MENGUMPULKAN DATA
HIPOTESIS 1 HIPOTESIS 2 HIPOTESIS 3
ANALISIS DATA
PENAFSIRAN DATA
GENERALISASI
KESIMPULANMA
SA
LAH
LAP
AN
GA
N
Bahasa Indonesia 539
Tujuan Hipotesis Simpulan
Latar Belakang Landasan Teori
Bahasa Indonesia 540
271
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. BAGIAN AKHIR
A. Daftar pustaka
B. Lampiran
Bahasa Indonesia 541
A. Daftar Pustaka
1. Pencantuman puistaka selain merupakan suatu bentuk penghargaan dan pengakuan atas karya atau pendapat orang lain juga sebagai sopan-santun profesional. Pencantuman pendapat orang lain tanpa merujuk sumbernya akan mengesankan plagiarisme. Komunikasi pribadi tidak termasuk dalam pustaka.
2. Terdapat dua cara penulisan daftar pustaka yaitu disusun berdasarkan abjad (indeks pengarang) dan nomor urut. Dalam penyusunan karya ilmiah lingkup Fakultas Pertanian Uniska yang digunakan adalah berdasarkan abjad (indeks) nama pengarang.
Bahasa Indonesia 542
272
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Daftar pustaka memuat semua pustaka yang diacu dalam
bagian utama tulisan dan disusun ke bawah menurut abjad
nama akhir penulis pertama. Buku dan majalah/jurnal tidak
dibedakan, kecuali penyusunannya ke kanan, yaitu:
- Buku: nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid, terbitan/edisi ke, nomor halaman yang
diacu (kecuali kalau seluruh buku), nama penerbit, dan kotanya.
- Majalah/jurnal: nama penulis, tahun terbit, judul tulisan, nama majalah dengan singkatan
resminya. Jilid, dan nomor halaman yang diacu.
4. Bahan pustaka disusun berdasarkan abjad nama penulis,
misalnya Abdullah (1990) dan Bambang (1989), maka
Abdullah (1990) ditulis terlebih dahulu. Bahasa Indonesia 543
5. Apabila ada dua atau lebih pustaka dengan penulis yang
sama, tidak diperkenankan nama penulis diulang dengan
cara menarik garis sepanjang ruang yang diperlukan untuk
menulis nama tersebut. Penulis yang sama dengan tahun
yang berbeda maka pustaka dususun berdasarkan urutan
tahun penerbitan, sedang bila dalam tahun yang sama,
maka setelah tahun penerbitan diberi huruf a, b, c, dan
seterusnya berdasarkan urutan penyajian dalam naskah.
6. Penulisan daftar pustaka dimulai dari tepi kiri penulisan
ditulis pustakan yang dipakai dalam naskah. Apabila
penulisan pustaka memerlukan lebih dari satu baris, maka
baris kedua dan seterusnya dimulai pada ketukan keenam
dari tepi kiri penulisan degan jarak antar baris adalah 1
spasi, sedang antar pustaka berjarak 2 spasi. Bahasa Indonesia 544
273
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Setiap kata pada judul tulisan dan nama penerbit/majalah/
jurnal, dan kotanya diawali dengan huruf kapital. Tempat
penerbit dapat ditulis lengkap atau berupa singkatan,
misalnya New York dapat ditulis dengan N.Y. Nama dari
majalah/jurnal dapat disingkat menurut cara penulisan
yang lazim, misalnya: a. Journal of American Oil Chemistry and Society ditulis J. Am. Oil Chem. Soc.
atau JAOCS.
b. Journal of Agricultural and Food Chemistry ditulis J. Agric. Food Chem.
8. Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan
namanya dan tidak boleh hanya penulis pertama ditambah
dkk. atau et al. (et al.) saja. Contohnya: Tertulis “Menurut Meisel et al. (1976), bahwa …..”, maka dalam Daftar
Pustakaharus dituliskan lengkap seperti “Meisel, S.L., J.P. McCullough, C.H.
Leckthaler dan P.B. Weisz, 1976. …..”. Tidak boleh hanya ditulis: Meisel, S.L.
dkk. Atau Meisel, S.L. et al. Bahasa Indonesia 545
B. Lampiran
1. Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata LAMPIRAN dan ditempatkan di tengah-tengah halaman.
2. Terdapat keterangan atau informasi tambahan yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian, misalnya kuesioner, dan sifatnya hanya melengkapi. Di dalamnya dapat dihimpun cara penelitian, contoh perhitungan statistik, tabel besar dari satu set percobaan, peta, dan sebagainya yang kalau dimasukkan ke dalam tubuh tulisan akan mengganggu jalan cerita. Bila jumlahnya lebih dari sebuah, lampiran perlu diberi nomor.
Bahasa Indonesia 546
274
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
3. Jangan masukkan informasi penting dalam lampiran karena
bagian ini sering dilewatkan oleh pembaca. Meskipun judul
gambar lazimnya ditulis di bawah gambar yang bersangkutan,
namun dalam lampiran, judul gambar dapat dituliskan sebagai
judul lampiran.
4. Tabel yang terlalu rumit sangat mengganggu jalannya
pembahasan. Oleh karena itu, buatlah tabel yang sederhana
dan secukupnya untuk memperjelas pembahasan di dalam
teks, informasi selebihnya dapat dimasukkan ke dalam
lampiran.
5. Ada kalanya data mentah dilampirkan untuk keperluan
penelitian lebih lanjut. Bahasa Indonesia 547
ILUSTRASI
A. Tabel
B. Gambar
Bahasa Indonesia 548
275
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
A. Tabel
1. Judul tabel terletak 2,5 spasi dari teks sebelumnya, akhir judul tabel (daftar) berjarak 2 spasi dengan tubuh tabel dan bagian bawah tabel (daftar) berjarak 2,5 spasi dengan teks berikutnya.
2. Sisi kiri tabel sejajar dengan sisi kiri areal penulisan, dan sisi kanan tabel sejajar pula dengan sisi kanan areal tulisan. Jadi tidak ada tempat yang tersisa baik di sisi kiri maupun di sisi kanan areal tulisan.
3. Nomor tabel yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di atas tabel tanpa diakhiri dengan titik.
Bahasa Indonesia 549
4. Nomor tabel yang diikuti dengan judul lebih dari satu baris,
maka jarak antar baris satu spasi. Kata tabel ditulis pada tepi
kiri penulisan, huruf pertama dari baris kedua dan seterusnya
tepat di bawah huruf pertama dari baris pertama judul tabel.
5. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang panjang
sehingga tidak mungkin diketik dalam satu halaman. Pada
halaman lanjutan tabel (daftar) dicantumkan nomor tabel dan
kata lanjutan, tanpa judul.
6. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antar
yang satu dengan lainnya cukup tegas.
Bahasa Indonesia 550
276
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
7. Tabel dari data sekunder harus dicantumkan nama penulis dan tahun terbit di belakang judulnya dalam tanda kurung.
8. Tabel yang merupakan kompilasi dari beberapa sumber ditandai dengan ―superskrip‖ (tulisan yang sedikit ke atas) dan diterangkan dalam catatan dasar tabel. Catatan dasar tabel dapat pula berisi keterangan lainnya, ditulis 1 spasi di bawah tabel yang bersangkutan. Catatan dasar yang lebih dari 1 baris, setiap barisnya berjarak 1 spasi dan baris terakhir dianggap bagian akhir dari tabel.
9. Kalau tabel lebih lebar dari ukuran lebar kertas sehingga harus dibuat memanjang, maka bagian atas tabel harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
Bahasa Indonesia 551
10. Di atas dan di bawah tabel dipasang garis batas, agar terpisah dari uraian pokok dalam makalah.
11. Tabel diketik simetris.
12. Tabel yang disusun di kertas lain tidak diperkenankan ditempel pada kertas naskah.
13. Tabel yang lebih dari 2 halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan pada lampiran.
14. Isi tabel serahkan sepenuhnya oleh selera penulis (baik jenis huruf maupun ukurannya), yang perting masih dapat dibaca dengan jelas.
Bahasa Indonesia 552
277
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
B. Gambar
1. Bagan, grafik, peta dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
2. Bagian atas gambar berjarak 2,5 spasi dengan teks sebelumnya. Judul gambar terletak 2 spasi dari bagian bawah dan 2,5 spasi dengan teks berikutnya.
3. Sisi kiri terluar gambar sejajar dengan sisi kiri areal penulisan, dan sisi kanan terluar gambar sejajar pula dengan sisi kanan areal tulisan. Jadi tidak ada tempat yang tersisa baik di sisi kiri maupun di sisi kanan areal tulisan.
Bahasa Indonesia 553
4. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya diletakkan simetris di bawah gambar tanpa diakhiri dengan titik. Judul yang lebih dari satu baris, maka cara penulisannya sama dengan cara penulisan judul tabel (daftar).
5. Gambar tidak boleh dipenggal.
6. Keterangan gambar ditulis pada tempat-tempat yang lowong di dalam gambar dan jangan pada halaman lain.
7. Bila gambar dilukis melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan di sebelah kiri kertas.
Bahasa Indonesia 554
278
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
8. Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan supaya sewajar-wajarnya (jangan terlalu kurus atau terlalu gemuk).
9. Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi atau ekstrapolasi.
10. Bagan dan grafik dibuat dengan tinta hitam, untuk hal-hal tertentu dapat berupa fotokopi, garis lengkung grafik dapat dibuat dengan menggunakan bantuan kurva Perancis (French curve).
11. Bagan dan grafik yang dibuat di atas kertas grafik tidak dibenarkan ditempelkan pada kertas naskah.
Bahasa Indonesia 555
12. Foto hitam-putih atau berwarna dapat ditempelkan pada kertas naskah. Penempelan menggunakan lem yang tidak mudah lepas. Foto (hitam-putih atau berwarna) yang ―discaning‖ menjadi ―file‖ pada komputer dapat juga dicetak pada kertas naskah sepanjang tidak ada pengeditan terhadap hasil scanning tersebut.
13. Semua perbanyakan (eksemplar) laporan berupa foto yang asli atau hasil scanning tanpa edit, tidak diperkenankan berupa hasil fotokopi.
14. Letak gambar diatur supaya simetris. Bahasa Indonesia 556
279
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PENULISAN NAMA
A. Nama penulis lebih dari satu suku kata
B. Nama dengan garis penghubung
C. Nama yang diikuti dengan singkatan
D. Derajat kesarjanaan
E. Beberapa contoh penulisan sumber pustaka
Bahasa Indonesia 557
A. Nama Penulis Lebih Dari Satu Suku Kata
Jika nama penulis terdiri dari 2 suku kata atau lebih, cara penulisannya ialah nama akhir diikuti dengan koma, singkatan nama depan, tengah, dan seterusnya, yang semuanya diberi titik atau nama akhir diikuti dengan suku kata nama depan, tengah, dan seterusnya. Contohnya:
a. Sutan Takdir Alisyahbana ditulis: Alisayhbana, S.T.
b. Donald Fitzgerald Othmer ditulis: Othmer, D.F.
Bahasa Indonesia 558
280
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
B. Nama dengan Garis Penghubung
Jika nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung di antara dua suku katanya, maka keduanya dianggap satu kesatuan. Contohnya:
a. Sulastin-Sutrisno ditulis: Sulastin-Sutrisno.
b. Paul Valle-Vega ditulis: Valle-Vega, P.
Bahasa Indonesia 559
C. Nama yang Diikuti dengan Singkatan
Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu dengan suku kata yang ada di depannya. Contohnya:
a. Mawardi A.I. ditulis: Mawardi A.I.
b. Williams D. Ross Jr. ditulis: Ross Jr., W.D.
c. Wassef W. Nawar ditulis Nawar, W.W.
Bahasa Indonesia 560
281
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
D. Derajat Kesarjanaan
Derajat kesarjanaan seperti Prof., Dr., MSc., Drs., Ir., SH., dan sebagainya tidak boleh dicantumkan dalam penyitiran maupun Daftar Pustaka.
Bahasa Indonesia 561
E. Beberapa Contoh Penulisan Sumber Pustaka
1. Nama penulis pada bagian permulaan kalimat. Contohnya:
Yull (1951) menyatakan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menetaskan telur adalah: temperatur, kelembaban, ventilasi, posisi dan pemutaran telur.
Bahasa Indonesia 562
282
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
2. Nama penulis pada bagian tengah kalimat. Contohnya:
Leukoplas yang mengandung butir-butir amilum yang besar ditemukan oleh Diers (1963) di dalam buluh serbuk Oenothera hookeri.
3. Nama penulis pada bagian akhir kalimat. Contohnya:
Telur-telur disimpan antara satu sampai empat hari memiliki daya tetas yang baik (Fung dan Irwin, 1955).
4. Penulis dua orang. Jika penulis dua orang, maka kedua-duanya harus disebutkan. Contohnya:
Fung dan Irwin (1955) mengemukakan bahwa telur-telur yang disimpan antara satu sampai empat hari memiliki daya tetas yang baik.
Bahasa Indonesia 563
5. Penulis lebih dari dua orang. Jika penulis lebih dari dua orang, maka yang dicantumkan hanya penulis pertama diikuti dengan dkk. atau et al. (et al.). Contohnya:
Lama penyimpanan telur itik memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya tetas telur itik (Becker dkk., 1963 atau Becker et al., 1963 atau Becker et al., 1963).
6. Naskah mengacu lebih dari satu sumber. Jika nama penulis masuk dalam uraian, semua sumber disebutkan dengan urutan berdasarkan tahun terbit literatur yang diacu. Contohnya:
Menurut Heywood dan Misra (1973), Davis dkk. (1976), dan Shuka (1979), bahwa studi mengenai kekerabatan merupakan bagian studi sistematik.
Bahasa Indonesia 564
283
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
6. Lanjutan …
Jika penulis tidak masuk dalam uraian, maka antara sumber-sumber itu dipasang tanda titik koma yang disusun berdasarkan tahun terbit literatur yang diacu. Penulis satu dengan yang lain dibedakan oleh tanda baca titik koma. Contohnya:
Pemberian vitamin C biasanya dimaksudkan untuk mencegah terjadinya pencoklatan permukaan irisan jaringan yang disebabkan oleh reaksi oksidasi senyawa polifenol menjadi quinon yang berwarna coklat (Harisuseno, 1974; Wereing dan Philips, 1976; Bidwell, 1979).
Bahasa Indonesia 565
7. Pengutipan dari sumber kedua, harus menyebutkan nama penulis aslinya dan nama penulis yang buku atau majalah/jurnalnya dibaca, ditandai dengan adanya kata dalam (dalam) atau di dalam (di dalam) di antara penulis-penulis tersebut. Dalam daftar pustaka, yang ditulis adalah penulis yang buku atau majalah/jurnalnya dibaca. Contohnya:
Kandungan monogliserida kacang tanah sekitar 0,8% (Cobb dan Johnson, 1973 di dalam Adnan, 1980). Dalam daftar pustaka, yang ditulis adalah Adnan (1980) tanpa menyebutkan Cobb dan Johnson (1973).
Disarankan agar sedapat-dapatnya yang dibaca atau yang menjadi acuan adalah sumber aslinya.
Bahasa Indonesia 566
284
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
8. Buku yang diedit. Jika dalam sebuah buku terdiri dari beberapa buah tulisan (biasanya berupa bab yang masing-masing ditulis oleh penulis yang berbeda) yang diedit oleh seseorang, maka pada daftar pustaka yang ditulis adalah nama penulis (bukan nama editor) dan judul tulisannya (bukan judul buku). Namun judul buku ditulis sesudah judul tulisan dengan memberikan kata dalam (dalam) atau in (in) bila tulisannya berbahasa Inggris, nama editornya disebut setelah judul buku. Misalnya pada bab 15 dalam buku Food Chemistry (editor Owen R. Fennema) edisi ke-2 terbitan tahun 1985, Norman F. Haard menulis tentang Characteristics of Edible Plant Tissues, maka dalam Daftar Pustaka tertulis:
Haard, N.F., 1985. Characteristics of Edible Plant Tissues in Food Chemistry. O.R. Fennema (Ed.). 2nd edition. Marcel Dekker Inc. New York. Pp. 857-911.
Bahasa Indonesia 567
9. Pengutipan tabel. Jika yang dikutip adalah tabel, maka nama penulis dan tahun diterbitkannya sumber pustaka diletakkan di belakang judul tabel di dalam tanda kurung. Contohnya:
Tabel 3. Komposisi kimia pakan (Firahmi, 2001)
10. Pengutipan gambar. Seperti halnya pengutipan tabel, jika yang dikutip adalah gambar, maka nama penulis dan tahun diterbitkannya sumber pustaka diletakkan di belakang judul tabel di dalam tanda kurung.
Gambar 7. Prosedur analisis protein dengan Makro-Kjeldahl yang dimodifikasi (AOAC, 1970)
Bahasa Indonesia 568
285
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Kesalahan-kesalahan 1. Kata penghubung seperti sehingga atau sedangkan
tidak boleh dipakai memulai suatu kalimat.
2. Kata depan seperti pada sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subyek (merusak susunan kalimat).
3. Kata ―di mana‖ dan ―dari‖ kerap kurang tepat pemakaiannya dan diperlukan tepat seperti kata ―where‖ dan ―of‖ dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indionesia bentuk yang demikian tidaklah baku dan jangan dipakai.
4. Awalan ke- dan di- harus dibedakan dengan kata depan ke dan di.
5. Tanda baca harus dipergunakan dengan tepat. Bahasa Indonesia 569
Tugas
• Mahasiswa membuat karya tulis ilmiah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta mengikuti format yang berlaku di lingkungan kampus
Bahasa Indonesia 570
286
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
KOMUNIKASI ILMIAH
Pertemuan XIII
Bahasa Indonesia 571
Presentasi Hasil Penelitian
KUNCI
Percaya diri dalam berbicara dan kontrol nervous
Konstruksi presentasi
Penyampaian maksud/arti
Buat ringkasan dan komentar
Bahasa Indonesia 572
287
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Percaya Diri
Siapkan isi dan arah pembicaraan
Buat catatan di luar presentasi, referensi mendukung
Ekstrak pembicaraan, urutan, dan periksa peralatan (alat proyeksi, penunjuk laser, mikrofon, dll.)
Hal-hal mendukung: (a) ide menarik, (b) audien tertarik, (c) pengalaman, (d) keterbukaan/keterusterangan
Bahasa Indonesia 573
Membangun Presentasi
Judul, nama pengarang dan latar belakang
Outline atau sasaran utama
Pertanyaan kunci dan hipotesis
Metode buat dengan pendek
Hasil daftar sederhana (eye catching)
Simpulan perluas, sampaikan maksud/arti
Acknowledgements sumber pembiayaan, pihak yang membantu, dll.
Bahasa Indonesia 574
288
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Penyampaian Maksud/Arti
Sampaikan tujuan dan hipotesis
Pesan bisa diidentifikasi, mengesankan dan estetik serta bermanfaat
Pertanyaan – hasil – maknanya
Penafsiran, aplikasi pada permasalahan, kedepankan pemahaman
Bahasa Indonesia 575
PRESENTASI YANG EFEKTIF
Tujuan presentasi:
perpindahan informasi dari komunikator kepada komunikan
Caranya:
- siapkan informasi lengkap
- ekstrak hanya pada elemen dasar
- siapkan media
- teknik presentasi Bahasa Indonesia 576
289
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
TEKNIK PRESENTASI
Platform Skill
- normal, tidak dibuat-buat, busana
- confidence (percaya diri)
- bersemangat, humor bila perlu
- hindari bahan tulisan
Controlling nervousness
- tatap mata satu persatu
- gunakan ―gesture‖ (gerakan tangan)
Teknik lain:
- sikap meyakinkan
- interaksi dengan audien
- tunjukkan gambar
- hindari: lectern (podium), penunjuk, materi tulisan Bahasa Indonesia 577
Body language
- sopan santun
- bahasa = standar/dialek
- kelancaran/ketepatan bahasa
- kecepatan, kejelasan, ekonomis waktu
- tekanan suara
- tatap mata (talk to people, not to chart)
- dapatkan interaksi
Gunakan visual
- mudah ditangkap, hemat waktu
- mengingat urutan
- memperbesar impact Bahasa Indonesia 578
290
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
body language;
55%
nada suara; 38%
kata-kata; 7%
Faktor Keberhasilan
Mechribian dan Ferris dalam Gurnitowati dan Maliki (2003)
Bahasa Indonesia 579
Trik Berbicara
Tarik napas dalam-dalam (2-3 kali) sebelum berbicara
Ucapkan kata-kata dengan jelas dan perlahan Bicara dengan wajar, gunakan kata sehari-hari
yang dikenal Atur irama dan tekanan suara, jangan monoton Hindari sindrom (ah, em, anu, apa, ... dst.) Layangkan pandangan (ke kiri, ke kanan,
ketengah) untuk menemukan pendengar yang paling berminat/simpati terhadap pembicaraan kita
Baca paragraf yang dianggap penting dari teks tulisan
Siapkan air minum Bahasa Indonesia 580
291
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
INDIKASI
Informasi diserap seutuhnya apabila:
- komunikan menyimak
- respon positif
- pertanyaan sesuai
Informasi gagal diserap apabila:
- komunikan mengantuk/tidur
- situasi gaduh atau bicara sendiri-sendiri
- pertanyaan melantur/sedikit Bahasa Indonesia 581
MEDIA INSTRUKSIONAL
Mengenal beberapa media instruksional
Mengenal penggunaan setiap media
Media yang paling baik adalah:
media/barang yang sebenarnya (―realia‖) Bahasa Indonesia 582
292
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
MEDIA INSTRUKSIONAL
Merupakan teknologi fisik yang digunakan untuk menyampaikan pesan/instruksi
Materi terbagi dalam 2 bentuk:
–Hardware (alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan)
–Software (pesan/instruksi yang direkam dalam tape, slide, film, buku, dll.)
Bahasa Indonesia 583
FUNGSI MEDIA DALAM INSTRUKSI
Menguatkan pesan
Menjelaskan pesan
Stimulasi interest
Membantu mengingatkan urutan
Teknologi Instruksional:
suatu proses pemecahan pesoalan instruksional
melalui penggunaan pengetahuan tentang learning,
learners, perangkat media Bahasa Indonesia 584
293
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
MEDIA VISUAL
• Syarat : jelas terlihat dan terbaca
• Gambar : jelas dan kontras
• Tulisan : macam huruf, ukuran huruf dan
• jarak baris
• Meliputi :
– Komposisi dan layout
– Grafik dan cartoon
– Gambar dapat berupa ―natural caption‖ (gambar aslinya)
Bahasa Indonesia 585
Contoh Grafik
Grafik Batang
42
45
48
51
54
57
60
63
30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
An
gk
a P
ero
ks
ida
(m
ek
/kg
)
Waktu Penyangraian (menit)
berkulit ari
tanpa kulit ari
42
44
46
48
50
52
54
56
tanpa kp dengan kp
Nil
ai P
ero
ks
ida
(m
ek
/kg
)
Jenis Sampel
tanpa kulit ari
berkulit ari
Grafik Garis PEMANFAATAN LAHAN DI PROPINSI
KALIMANTAN SELATAN
Pekarangan Tegalan/kebun
ladang/huma padang rumput
rawa tidak ditanami tambak
kolam/empang lahan tidur
hutan rakyat hutan produksi tetap
hutan produksi terbatas suaka margasatwa
Grafik Keping Grafik Gambar Bahasa Indonesia 586
294
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Contoh Foto dan Grafik
Bahasa Indonesia 587
Contoh Kartun
Bahasa Indonesia 588
295
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Model vs Diagram
Model accompanied by 2
pages of text
Self-contained Conceptual Diagram with
detailed legend
Bahasa Indonesia 589
SLIDE
Penggunaan alat fotografi
Natural caption vs grafik
Kontras – latar belakang gelap
Format 35 mm (2 x 3) 45 karakter PICA
per baris, 9 baris spasi rangkap atau 18 baris spasi tunggal
Bahasa Indonesia 590
296
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Bahasa Indonesia 591
TRANSPARANSI (OHP)
Grafik/print pada transparansi
Tulisan tangan, fotokopi atau sablon
Tekanan ditunjukkan dengan warna
Pesan add-on (pesan tambahan)
Format 25 x 25 cm
Huruf lebih besar dari 0,5 cm
Bahasa Indonesia 592
297
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
KESALAHAN ASUMSI tulisan yang jelas pada buku ―pasti‖ jelas terlihat
pada proyeksi
Pedoman Umum: - tinggi huruf pada transparansi > 0,5 cm
- jarak baris minimal = tinggi huruf
25 – 35 cm 10 – 20 m
25 c
m
Bahasa Indonesia 593
Bahasa Indonesia 594
298
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PENTING !!!
Satu ide per tayangan
Potong ide kompleks menjadi sederhana
Distraksi gambar/informasi
Distraksi proyeksi (buka/tutup)
Tabel – grafik
Kepadatan informasi
Grafik vs natural caption
Copy ilustrasi dari buku
Kartun dan enhancement
Macam dan ukuran huruf Bahasa Indonesia 595
FASE PREAKTIF (1)
Memilih topik (teknik, impact, personal interest)
Mengarahkan fokus (ciptakan point pertanyaan: apa, siapa, bila, di mana, mengapa, bagaimana, dll.)
Cari pustaka pendukung (konsisten pada lingkup, 6 – 12 pustaka, beri data yang perlu)
Bahasa Indonesia 596
299
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
FASE PREAKTIF (2)
Ciptakan media visual
- tunjukkan point
- gambar/grafik bila perlu
- hindari teks
- ringkasan, perbedaan, trend, dll.
Organisasi materi
- maksud/tujuan jelas - hasil penelitian yang ada
- sejarah/persoalan - implikasi hasil studi
- ringkasan, kesimpulan
Bahasa Indonesia 597
FASE INTERAKTIF (1)
Substansi - pilih point penting - tekanan pada bagian penting - atur informasi sesuai urutan - waktu untuk setiap tayangan Presentasi (platform skill) - penampilan - isyarat - suara - pandangan mata
Bahasa Indonesia 598
300
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
FASE INTERAKTIF(2)
Media efektif - jelas terbaca/terlihat - fokus (jangan terlalu banyak tulisan) - mendukung presentasi (bukan duplikat) Respon terhadap pertanyaan - kenali penanya/pertanyaan - renpon kepada point spesifik - jawaban gabungan pada beberapa
pertanyaan
Bahasa Indonesia 599
FASE POSTAKTIF (1)
Dapatkan feed back - checklist/penelitian - verbal comments - personal survey
Evaluasi penampilan - apa dan bagaimana - tekanan penilaian
Bahasa Indonesia 600
301
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
FASE POSTAKTIF (2)
Rencanakan perbaikan - prioritas perbaikan - latihan perbaikan - usahakan sarana
Bahasa Indonesia 601
INGAT !!!
Pastikan presentasi berhubungan dengan tujuan
Densitas media
Grafik (komprehensif, sederhana, bersih)
Hindari singkatan
Manajemen waktu
Latihan, dll.
Bahasa Indonesia 602
302
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Beberapa Kritik
Dasar pemikiran (tidak jelas, tidak relevan, sudah dikenal)
Kacau oleh gerakan (membelakangi pendengar/ melihat layar, mengutak-atik dokumen, memainkan penunjuk)
Tujuan dan hasil (tidak berhubungan)
Kesalahan analisis (bertentangan teori, standar, dll.)
Layout dan warna (kurang menarik, tidak kontras)
Organisasi (tidak runut)
Waktu (berbicara terlalu pendek/panjang)
Intonasi (datar, kurang terdengar)
Grafis (ukuran, bentuk)
Hasil (kurang tajam, lebih kepada pekerjaan) Bahasa Indonesia 603
LAKUKAN !!!
latihan, latihan, dan latihan
Bahasa Indonesia 604
303
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
Tugas
• Mahasiswa membuat bahan presentasi dari tulisan ilmiah yang sudah dibuat pada tugas pertemuan sebelumnya
Bahasa Indonesia 605
SELAMAT BERLATIH SEMOGA SUKSES
Bahasa Indonesia 606
304
Bahasa Indonesia (MBB 402)
STIKES Sari Mulia
PRAKTIK PRESENTASI
Pertemuan XIV
Bahasa Indonesia 607