bahasa indonesia

28
KESANTUNAN BAGIAN ISI KARANGAN ILMIAH MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok pada Mata Kuliah Geokimia Semester Lima yang Diampu oleh Drs. Suhartana, M.Si OLEH: Mita Manawiah 240301121 Sri Rahayu 24030112140137 JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Upload: sri-rahayu

Post on 17-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahasa indonesia

TRANSCRIPT

KESANTUNAN BAGIAN ISI KARANGAN ILMIAH

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompokpada Mata Kuliah Geokimia Semester Limayang Diampu oleh Drs. Suhartana, M.Si

OLEH:Mita Manawiah240301121Sri Rahayu24030112140137

JURUSAN KIMIAFAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKAUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014

KATA PENGANTARPuji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Kesantunan Bagian Isi Karangan Ilmiah.Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata pelajaran Geokimia di Universitas Diponegoro.Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :1. Bapak Drs.Suhartana, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Geokimia2. Rekan-rekan semua yang mengikuti perkuliahan Geokimia.3. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.4. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan makalah Kesantunan Bagian Isi Karangan, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu.Dalam penyusunan makalah ini, penyusun merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, Desember 2014Penyusun

iiDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................iiDAFTAR ISI................................................................................iiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang..................1B. Rumusan Masalah .....................1C. Tujuan ......................2BAB II KESANTUNAN BAGIAN ISI KARANGAN ILMIAHA. Pengertian Karangan Ilmiah...................................................................3B. Isi Bagian Pendahuluan Karangan Ilmiah..............................................7BAB III PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................11B. Saran ................................................................................11DAFTAR PUSTAKA............12

iiiBAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur yang mengapung didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terutama terdiri dari unsur-unsur yang kemudianmembentukmineral-mineral

Magmatik sistem adalah suatu sistem dimana magma yang mempunyai berat-jenis lebih ringan dari batuan sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melalui rekahan-rekahan yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai permukaan Bumi.

Dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, magma dapat mulai kehilangan mobilitasnya ketika masih berada didalam litosfir dan membentuk dapur-dapur magma sebelum mencapai permukaan. Dalam keadaan seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana ion-ion didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun diri, menghablur dan membentuk mineral dan batuan beku.Dari latar belakang di atas, maka disusunlah makalah yang berjudul Kesantunan Isi Karangan Ilmiah.

1B. Rumusan Masalah1. Apakah pengertian dari silika?2. Apakah pengertian dari batuan beku?3. Apakah pengertian dari mineral dalam magma?4. Apa yang dimaksud dengan Bowen Series?

C. TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:1. Untuk memberi informasi tentang pengertian silika2. Untuk memberi informasi tentang mineral dalam magma3. Untuk memberi informasi tentang mineral dalam magma4. Untuk memberi informsi tentang Bowen Series

BAB II KESANTUNAN BAGIAN ISI KARANGAN ILMIAH

A. Pengertian SilikaSilika, merupakan kata yang mungkin asing bagi sebagian orang meskipun telah banyak yang memahami bagi mereka yang rutin menggunakanpasir silikadalam kehidupan sehari-hari. Namun tidak banyak orang juga yang memahami apa dibalik namasilikadan asal mula istilah tersebut.Silikamerupakan nama yang diberikan oleh sebuah kelompok mineral yang terdiri darisilikondan oksigen.Silikondan oksigen tentunya dapat ditemukan diarea bumi ini. Kedua komponen ini diantaranyasilikamerupakan komponen yang dapat ditemukan didalam lapisan perut bumi. Begitu halnya oksigen yang merupakan komponen terpenting ketiga dalam kehidupan juga dapat kita rasakan dalam aktifitas bernafas sehari-hari, dapat ditemukan melimpah dalam kandungan perut bumi. Dua komponen ini umumnya ditemukan dalam bentuk Kristal dan amorfsilikaterdiri dari satu atomsilicondan dua atom oksigen yang dapat dirumuskan dalam formulasi kimia SiO2.Salah satu istilah yang terkait dengansilikaadalah pasir karena terdapat kandungan yang tinggi didalamnya meliputi kandungansilika. Pasir atau pasirsilikaini terdiri dari beberapa butiran partikel mineral dan bebatuan. Meskipun beberapa butiran pasir ini terdiri dari beberapa komponen yang lainnya seperti laumunium, fielsper dan mineral besi,Pasir silikadengan kandungansilikayang tinggi dapat dipakai untuk beberapa tujuan.B. Batuan Beku Batuan beku ( igneous rock) menyusun lebih dari 95% kerak bumi dan mengandung berbagai mineral dengan struktur slilikat. Batuan seperti ini terbentuk selama kristalisasi magma, yaitu cairan silikat leleh yang panas. Meskipun ada beberapa variasi dalam komposisi magma, unsure primer yang selalu ada ialah oksigen, silicon, dan aluminium, dengan komposisi denagn sejumlah kecil besi, magnesium, kalsium, natrium, dan kalium. Lelehan bersuhu tinggi dari oksida yang dihasilkan telah dipelajari di labolatorium, dan keteraturan kristalisasi mineral yang teramati dari lelehan ini dapat dikorelasikan dengan sifat-sifat betuan beku. Kristalisasi magma berlangsung dalam dua deret reaksi yang berbeda. Dalam deret kontinyu dari CaAl2Si2O8 (anortit) sampai NaAlSi308 (albit) yang mengkristal secara berturut-turut. Kedua mineral ini membentuk larutan padatan yang hamper ideal, dan grafik suhu terhadap komposisi untuk keseimbangan cairan-padatan ini sangat analog dengan grafik penguapan dari campuran cairan yang ideal. Deret reaksi yang kedua adalh reaksi diskontinyu yang bermula dari silikat dengan konektivitas rendah(olivine) sampai struktur rantai serta lapisan dan Kristal jaringan. Deret ini bersifat diskontinyu karena yang terbentuk hanya sejumlah struktur diskret yang jumlahnya tak terhingga, bukannya perubahan komposisi yang kontinyu seperti dalam deret feldspar. Ketika magma mendingin, padatan pertama yang mengkristal adalah olivine dari deret diskontinyu dan feldspar yang kaya kalsium dari deret kontinyu. Pada deret ini ada dua kemungkinan yang terjadi. Jika padatan ini tetap bersentuhan dengan lelehan sisanya, padatan itu dapat bereaksi dengannyaketika suhu menurun, menghasilkan piroksen dan feldspar yang agak kayak an natrium, yaitu mineral berikutnya dalam deret reaksi. Sebaliknya, jika padatan terpisah dari lelehan (proses yang dinamakan fraksionasi, fravtionation), cairan yang tersisa kekurangan silicon relative terhadap aluminium dan kekurangan kalsium relative terhadap natrium, senyawa-senyawa tersebut terus mengkristal menjadi mineral berikutnya dalam kedua deret tersebut, seperti biotit dan albit. Semakin besar tingkat fraksionasi, semakin jauh deret reaksi berlangsung, dan pada akhirnya menghasilkan lelehan silica dan feldspar kalium, yang mengkristal pada suhu terendah. Dalam perlakuan kristalisasi magma secara kuantitatif, baik efek tekanan pada kesetimbangan dan efek katalitik dari sejumlah kecil uap air harus dipertimbangkan. Efek uap air ini sangat dramatis dengan relative kecil fraksi massa air dapat menurunkan titik beku SiO2 sebesar 600C dan mempaecepat laju reaksi berlipat-lipat besarnya. Selain unsure-unsur utama (mayor) dalam magma, unsure lain sering masuk ke struktur silikat menggantikan ion yang biasa ada. Jika suatu unsure minor memiliki muatan dan jari-jari ion yang kira-kira sama dengan unsure mayor, maka unsure minor tersebut dikatakan terkamuflase dalam Kristal yang mengandung unsure mayor, dan nisbah kelimpahan kedua unsure itu dapat dikatakan tetap diseluruh deret batuan. Galium (Ga3+) terkamuflase didalam mineral aluminium, dan kobalt (Co2+) terkamuflase didalam senyawa magnesium. Suatu ion unsure minor dengan jari-jari yang hamper sama tetapi muatan lebih tinggi daripada ion unsure utama, atau muatan sama tetapi jari-jari lebih kecil dikatakan tertangkap dan biasanya muncul pada tahap awal kristalisasi dari unsure utama yang bersangkutan, sebab unsure minor itu dihubungkan ke tapak kisi yang bersangkutan lebih erat oleh gaya elektrostatik. Barium dapat menggantikan kalium dalam feldspar kalium sebab jari-jari ionnya hamper sama dan muatannya lebih tinggi. Ion yang ukuran dan muatannya tidak memungkinkan untuk mensubstitusi ion utama tetap berada dalam lelehan sisa, yakni cairan kaya silica yang mengandung air dan senyawa atsiri lain seperti CO2, H2S, HCl, dan N2. Tekanan dari senyawa atsiri ini memaksa cairan sisa memasuki rengkahan dalam batuan di sekitarnya. Dalam rengkahan ini, cairan sisa tersebut akhirnya mengkristal sebagai pegmatite, yang kayak an unsure-unsur yang kurang melimpah, seperti berilium, molybdenum, timah, uranium, dan unsure lantanida. Dengan demikian, pengetahuan mengenai bagaumana ion menyelip kedalam Kristal akan membantu pencarian unsure-unsur yang penting secara ekonomis.

C. Mineral dalam magmaBatuan beku terbentuk ketika lava dan magma menjadi dingin; dan pada saat itu kristal mineral juga mulai terbentuk. Jenis-jenis batuan beku ditentukan oleh komposisi magma asalnya.Unsur-unsur yang banyak dikandung oleh magma adalah oksigen (O), silikon (Si), alumunium (Al), besi (Fe), magnesium (Mg), kalsium (Ca), Potasium5 (K), dan Sodium6 (Na). Diantara senyawa-senyawa yang dikandung oleh magma, senyawa silika terdapat dalam jumlah paling besar dan ia paling menentukan karakteristik magma. Karakter magma tidak bisa dilepaskan dari unsur dan senyawa yang terlarut didalamnya. Unsur dan senyawa itulah yang kelak akan membangun komposisi kristal mineral ketika temper-atur magma berangsur-angsur turun sebelum akhirnya menjadi dingin berbentuk batuan beku. Secara umum, batuan beku yang banyak mengandung unsur besi dan magnesium akan memiliki titik leleh lebih tinggi dibandingkan batuan yang banyak mengandung unsur silikon. Itulah sebabnya titik leleh magma dipengaruhi oleh jenis mineral yang ada didalamnya. Contohnya batuan yang berasal dari magma basalt7, yang mengandung mineral olivine, calcium feldspar dan pyroxene akan meleleh pada temperatur yang lebih tinggi dibandingkan batu granit yang mengandung mineral quartz dan potassium feldspar. Artinya, granit memiliki titik leleh yang lebih rendah dibanding basalt, karena granit mengandung lebih banyak mineral yang meleleh pada suhu rendah, disamping ia juga lebih banyak mengandung air. Kesimpulannya, karena masing-masing mineral memiliki titik leleh yang berbeda-beda, maka titik leleh batuan secara keseluruhan ditentukan oleh mineral yang paling mendominasi komposisi batuan tersebut. Sehingga bisa dipahami bahwa jika suatu batu mulai meleleh, maka mineral yang akan meleleh duluan adalah mineral yang titik lelehnya rendah. Jadi seluruh mineral yang ada di dalam batu itu tidak akan meleleh pada saat yang bersamaan. Fenomena ini dikenal dengan partial melting atau meleleh-sebagian. Ilustrasi proses meleleh-sebagian diperlihatkan pada Gambar 1 Saat ada grup mineral yang meleleh, maka lelehan tersebut akan bergerak lebih lincah

Gambar 1: Perhatikan grup mineral yang hilang dari batuan padat. Grup mineral itu menghilang karena meleleh lebih dulu saat dipanaskan dibandingkan grup mineral yang mampu bertahan. Mineral quartz memiliki titik leleh yang lebih rendah dibanding mineral potassium feldspar.D. Bowen SeriesPada awal abad ke-19, seorang ahli geologi berkebangsaan Kanada, N.L. Bowen menunjukkan bahwa ketika magma mendingin, urutan-urutan kristal mineral yang terbentuk bisa diprediksikan. Hingga kini proses urutan-urutan rantai kristal mineral yang terbentuk tersebut dikenal dengan nama Bowens reaction series. Tapi saya lebih suka menyebutnya Bowen series saja. Gambar 1.6 menampilkan kronologi proses pendinginan magma berikut perubahan formasi kristal mineral yang membentuk komposisi batuan beku. Bowen berteori bahwa ketika magma mendingin, terdapat 2 cabang proses kristalisasi mineral. Cabang yang sebelah kanan menunjukkan proses kristalisasi yang berlangsung secara berkelanjutan tanpa jeda, seiring dengan penurunan temperatur magma. Perubahan komposisi mineral kelompok feldspar terjadi pada cabang sebelah kanan. Sementara, pada cabang sebelah kiri menjelaskan perubahan komposisi mineral yang kaya akan unsur besi-magnesium. Namun proses perubahan tersebut tidak terjadi secara berkelanjutan. Mari kita telaah lebih dalam lagi. Gambar 3 memperlihatkan

Gambar 2. Urutan-urutan pembentukan mineral menurut proses Bowen series

Gambar 3 Proses terbentuknya lapisan (layer) mineral ketika magma mendingin. Kiri: magma masih panas, belum ada kristal mineral. Tengah: magma mendingin, butir-butir Kristal mineral berjatuhan. Kanan: magma dingin, lapisan kristal mineral terbentuk Ilustrasi proses kristalisasi mineral saat magma mendingin. Ketika magma masih sangat panas,tak ada satupun mineral yang terbentuk. Semuanya ikut meleleh dan terlarut didalam magma. Pada saat magma mendingin secara perlahan-lahan, ada beberapa unsur dan senyawa yang bergabung membentuk butiran kristal mineral. Butiran kristal ini memiliki densitas yang lebih besar dibanding magma yang masih panas meleleh. Perbedaan densitas inilah yang menyebabkan butiran itu jatuh ke bawah. Kemudian, ketika magma terus mendingin, butir-butir kristal mineral yang terkumpul tadi dengan sendirinya akan nampak seperti lapisan9. Ilustrasi

Gambar 4 Proses pembentukan kristal mineral ketika magma basaltik meng-intrusi batuansedimen sandstone dalam arah horisontalProses pembentukan kristal mineral, seperti yang dikemukakan oleh Bowen, ditunjukkan oleh Gambar 1.8. Ketika magma basalt meng-intrusi batuan sedimen sandstone, daerah di sekitar kontak termal yaitu di perbatasan keduanya akan terbentuk lapisan mineral olivine. Menurut Bowen, mineral olivine adalah mineral yang pertama terbentuk ketika magma mulai mendingin. Berdasarkan ilustrasi Gambar 4, bisa dipahami bahwa temperatur di sekitar kontak termal selalu lebih rendah dibandingkan temperatur ditengah-tengah magma. Itulah sebabnya, olivine tidak ada di tengah-tengah magma. Ia berkumpul di sekitar kontak termal. Dan lantaran ia memiliki densitas yang lebih besar dibanding magma, olivine layer mengambil posisi di sekitar kontak termal bagian bawah. Sementara di sekitar kontak termal bagian atas tidak terdapat olivine layer. Di atas olivine layer, terdapat mineral pyroxene. Gradasi temperatur dari tengah-tengah magma ke bawah bisa menjelaskan itu dengan logis10. Pyroxene akan selalu terbentuk setelah olivine ada. Karena pyroxene memiliki titik leleh yang lebih rendah dibanding olivine. Kehadiran pyroxene dibagian bawah membuat plagioclase tidak lagi mendominasi daerah bagian bawah. Lain halnya dengan dibagian atas, disana tidak ada olivine dan pyroxene sehingga plagioclase mendominasi bagian atas. Contoh nyata dari penjelasan di atas bisa ditemukan di Palisade Sill yang terletak di lembah Hudson River, New york. Lebih jauh lagi penjelasan itu juga membuat kita mengerti mengapa magma terbagi atas 3 jenis sebagaimana yang ditulis pada Tabel 1.1. Dimulai dari magma basalt yang banyak mengandung unsur besi-magnesium. Kemudian kristal olivine dan pyroxene terbentuk sambil menyekap unsur-unsur besi-magnesium. Akibatnya unsur besi-magnesium yang terlarut pada magma telah berkurang kadarnya. Sebaliknya, senyawa silika dalam magma meningkat dan magma basalt telah beralih menjadi magma andesit. Proses yang sama berulang kembali sehingga senyawa silika semakin mendominasi lelehan magma. Itulah magma rhyolitik.Magma yang terdapat di dalam gunung api yang ada di Indonesia umumnya masuk dalam jenis magma andesit-rhyolit. Sementara magma pada gunung api di kepulauan. Lempeng samudera umumnya lebih tipis ketebalannya dibandingkan dengan lempeng benua. Karena tipis, maka perjalanan magma dari perut bumi menuju permukaan menjadi relatif lebih singkat jika dibandingkan perjalanan magma di lempeng benua. Perjalanan yang singkat itu membuat magma tidak punya waktu cukup untuk merubah dirinya dari basaltik menjadi andesitik. Sehingga ia keluar dalam bentuk lava basalt yang kental dan berviskositas rendah. Ia tidak menimbulkan letusan yang dahsyat, melainkan hanya letusan relatif kecil dan cenderung hanya meleleh. Sementara gunung-gunung api di Indonesia semuanya berada di lempeng benua yang relatif tebal, sehingga membuat perjalanan magma menjadi semakin lama. Kondisi ini memberikan cukup waktu bagi magma untuk mengubah dirinya menjadi andesitik dan rhyolitik. Bahkan tidak hanya sampai disitu, perjalanan magma menuju ke atas selalu dibarengi dengan berkurangnya tekanan yang mengakibatkan gas-gas yang semula terlarut di dalam magma dapat membebaskan diri dari lelehan magma. Gas-gas itu dengan sendirinya akan berhimpun dalam suatu zona12 yang memungkinkan mereka untuk bertiwikrama meningkatkan jumlah tekanan ke atas secara terus menerus dari waktu ke waktu. Dan jika tekanan itu sudah tidak mampu lagi ditahan oleh badan gunung, letusan dahsyat seketika dapat terjadi.

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan1. .

B. Saran

DAFTAR PUSTAKAKuntoro,Niknik M. 2011. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana MediaSoeseno,Slamet. 1984. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. Jakarta: GramediaSudjana,Nana.1995.Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah.Bandung:Sinar Baru Algensia

12

SOALPerintah/langkah mengerjakan:-Berdolah sebelum mengerjakan-kerjakan menggunakan pulpen hitam-Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat di bawah ini untuk pilihan ganda dan isi jawaban uraian 1 nomer semampu Anda 1. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.Bagian karya tulis di atas terdapat pada bagian:a. Saran b. Kesimpulanc. Pendahuluand. Kata pengantar2. Kalimat yang dibuat dalam rumusan masalah adalah kalimat:a. Kalimat tanya (interrogative)b. Kalimat pendeskripsian secara singkat, jelas, dan tajam yang mengarahpada rumusan masalah dan latar belakang masalahc. Kalimat berita (declarative)d. Kalimat pernyataan3. Di bawah ini yang termasuk ciri-ciri karangan ilmiah adalah....a. Sistematisb. Subyektifc. Persuasifd. Argumentatif4. Tesis harus dinyatakan dalam bentuk.....a. Kalimat pertanyaanb. Kalimat pernyataanc. Mengandung ungkapand. Bermakna luas5. Suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan, tujuan penulisan dapat dituliskan dalam bentuk.........a. Pernyataan maksudb. Tesisc. Rumusan masalahd. Tujuan penulisan

Uraian:1.Tujuan penulisan dapat dinyatakan dalam bentuk tesis,bagaimana cara menyusun tesis yang benar

KUNCI JAWABAN1. D2. A3. A4. B5. A