bahasa indo 6 ppdf

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika kita menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus dan teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis/mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna. Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan “cerita” mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

Upload: timothy-clark

Post on 30-Sep-2015

77 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

diksi

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika kita menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.

    Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus dan teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis/mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.

    Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut. Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas. Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.

    Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.

  • Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam segi makna dan relasi, gaya bahasa, ungkapan, kata kajian, kata popular, kata sapaan dan kata serapan.

    B. Rumusan masalah

    Adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

    1. Apa pengertian diksi (plihan kata) ?2. Apa saja yang menjadi persyaratan diksi ?3. Bagaimana penerapan diksi (pilihan kata) dalam kalimat ragam formal?4. pembahagian Diksi (Pilihan Kata)5. Apa perbedaan kata ilmiah, kata populer, kata jargon, dan slang ?

    C. Tujuan

    1. Agar mahasiswa mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam bahasa Indonesia.2. Agar mahasiswa mampumenghasilkan tulisan yang indah dan enak dibaca, sehingga

    makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.3. Agar mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.4. Agar mahasiswa menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-

    kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti.5. Agar mahasiswa mengetahui ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu

    gagasan.

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. PENGERTIAN DIKSI

    Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.

    Harimurti (1984) dalam Kamus Linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilihan kata dan kejelasan untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara didalam umum atau dalam karang-mengarang.

    Diksi adalah ketepatan pilihan kata.Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.

    Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.Setiap penulis maupun pembicara apabila ingin menyampaikan buah pikiran, pendapat, dan pernyataan, sudah tentu akan memakai bahasa yang baik, tepat, dan benar.Sehingga karangan atau tutur tersebut menjadi bernilai atau berbobot.Bahasa yang baik, betul, dan benar ini dapat dicapai apabila pilihan kata atau diksi diperhatikan dengan baik.Untuk memilih kata dengan baik, setiap orang harus mengetahui kekayaan bahasa yang bersangkutan.

    Penguasaan kosa kata ini sangat menentukan ketika seseorang ingin menyampaikan pikirannya kepada orang lain.Orang yang sedikit saja menguasai kosa kata akan mengalami kesulitan menyampaikan pesan, ide, maupun pokok pikirannya kepada orang lain.

    Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :

    a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.

    b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.

    c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.

    d) Mencegah perbedaan penafsiran.

  • e) Mencagah salah pemahaman.

    f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

    Agar dapat menghasilkan cerita yang menarik melalui pilihan kata maka diksi yang baik harus memenuhi syarat berikut ini :

    a) Ketepatan pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan.b) Seorang pengarang harus mempunyai kemampuan untuk membedakan secara tepat

    nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa bagi pembacanya.

    c) Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif, dan mudah dimengerti.

    Contoh Paragraf :

    Hari ini aku pergi ke pantai bersama dengan teman-temanku. Udara di sana sangat sejuk. Kami bermain bola air sampai tak terasa hari sudah sore. Kamipun pulang tak lama kemudian.

    Liburan kali ini Aku dan teman-teman berencana untuk pergi ke pantai. Kami sangat senang ketika hari itu tiba. Begitu sampai di sana kami sudah disambut oleh semilir angin yang tak henti-hentinya bertiup. Ombak yang berkejar-kejaran juga seolah tak mau kalah untuk menyambut kedatangan kami. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari di sana, kami pulang dengan hati senang.

    Kedua paragraf di atas punya makna yang sama. Tapi dalam pemilihan diksi pada contoh paragraf kedua menjadi enak dibaca, tidak membosankan bagi pembacanya.

    2.2. PERSYARATAN DIKSI

    Dalam memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu persyaratan ketepatan dan kesesuaian.Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan.Disamping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafisran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis.Persyaratan kesesuaian menuntut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan dan keadaan pembaca.

    Ketepatan kata adalah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara. Ketepatan tidak akan menimbulkan salah paham.Selain pilihan kata yang tepat, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus di penuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dengan tuntutan komunikasi.

    Syarat-syarat kata yang tepat :

  • 1) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan cermat,Denotasi ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam makna.Contoh :

    a) Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi)b) Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)

    2) Membedakan secara cermat makna kata yang hampir bersinonim,Contoh :

    a) Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?b) Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang

    selama ini memberatkan pengusaha.3) Membedakan makna kata secara cermat kata yang mirip ejaannya,

    Contoh :a) Intensif insensif b) Karton kartun

    4) Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahamannya belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat dalam kamus,Contoh :Modern : canggih (secara subjektif)Modern : terbaru atau muktahir (menurut kamus)Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus)

    5) Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing,Contoh :

    a) Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.b) Koordinir seharusnya koordinasi.

    6) Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang benar,

    Pasangan yang salah Pasangan yang benar

    antara ..... dengan .... antara .... dan .....

    tidak ..... melainkan ..... tidak ..... tetapi .....

    baik ..... ataupun ..... baik ..... maupun .....

    bukan ..... tetapi ..... bukan ...... melainkan .....

    7) Menggunakan kata umum dan kata khusus secara cermat,Kata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret.

  • Contoh :Kata umum : melihatKata khusus : melotot, membelak, melirik, mengintai, mengamati, mengawasi, menonton, memandang, menatap.

    8) Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat,Contoh :Isu (berasal dari bahasa Inggris issue) berarti publikasi, perkara.Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus.

    9) Menggunakan dengan cermat kata yang bersinonim, berhomofon, dan berhomografi,Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna.Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.Contoh :

    a) Sinonim : Hamil (manusia) Bunting (hewan)b) Homofoni : Bank (tempat menyimpan uang) Bang (panggilan kakak laki-laki)c) Homografi : Apel (buah) Apel (upacara)

    10) Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang diamati.Contoh :

    a) Kata abstrakKebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.

    b) Kata konkretAPBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.

    Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.

    Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:

    1. Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum

    hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.3. Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.4. Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang

  • 5. Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.6. Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).7. Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artificial(tidak alami atau buatan)

    Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :

    a. Kaidah kelompok kata/fraseb. Kaidah makna katac. Kaidah lingkungan sociald. Kaidah karang-mengarang

    Keempat kaidah ini saling berkaitan dan saling mendukung sehingga karangan atau tutur yang disampaikan kepada pembaca/pendengar bernilai serta berbobot.Karangan/tutur yang bernilai dan berbobot adalah yang mengungkapkan pikiran, pendapat serta pernyataan dengan baik, tidak rumit, tidak berbelit, serta mempergunakan pilihan kata/diksi yang baik dan tepat.

    a. Pilihan Kata Sesuai Dengan Kaidah Kelompok Kata/FraseSyarat yang harus diperhatikan dengan cermat ketika kita ingin memilih kata dengan baik dan benar dan sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, yaitu :

    1. TepatTepat adalah pemilihan kata dengan menempatkannya pada kelompoknya.Unsur tepat ini memungkinkan pembentukan kelompokbaru.Unsur tepat ini berhubungan dengan unsure lain.Contoh :Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata. Kelompok kata pandangan mata memang tepat susunannyasedangkan kelompok kata lihatan mata tidak tepat susunannya. Jadi, walau kedua kata itu bersinonim, tetapi tidak dapat saling menggantikan. Dengan kata lain, kedua kata itu mempunyai pasangan tertentu/ khusus yang menimbulkan pengertian yang tepat.

    2. SeksamaSeksama adalah makna kata yang harus benar dan sesuai dengan apa yang hendak disampaikan.Unsur seksama lebih ditekankan pada unsur kelompok katanya.Contoh :kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakannya hari agung, hari akbar, ataupun hari tinggi.Sinonim kata, terutama sangat dibutuhkan oleh orang yang sering mengarang. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :

    a) Pengaruh bahasa daerah

  • Contoh :Kata harimau yang diberi sinonim dengan kata macan; kata auditoriumyang bersinonim dengan kata pendopo

    b) Perbedaan dialek regionalContoh :Kata handuk yang bersinonim dengan kata tuala; kata selop yang bersinonim dengan kata seliper

    c) Pengaruh bahasa asingContoh :Kata kolosal bersinonim dengan kata besar; kata realita yang bersinonim dengan kata kenyataan

    d) Perbedaan dialek sosialContoh :Kata istri bersinonim dengan kata bini, kata mati bersinonim dengan kata wafat

    e) Perbedaan ragam bahasaContoh :Kata asisten bersinonim dengan kata pembantu; kata tengah bersinonim dengan kata madya

    f) Perbedaan dialek temporalContoh :Kata hulubalang bersinonim dengan kata komandan; kata peri bersinonim dengan kata hantu.

    Homonim ialah kata yang bentuknya sama, tetapi artinya berbeda atau tidak sama. Contohnya yaitu antara kata buku yang berarti kitab dan buku yang berarti ruas dan antara kata bisa yang berarti dapat dengan bisa yang berarti racun.Oleh karena itu, kata buku dan bisa yang pertama berhomonim dengan kata buku dan bisa yang kedua. Homonim terjadi disebabkan oleh dua hal berikut ini. Pertama, kata yang berhomonim itu berasal dari bahasa yang berlainan. Kedua, kata-kata yang berhomonim itu terjadi karena hasil proses morfologi.

    Homonim dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu, homofon dan homograf. Homofon adalah kata yang bunyinya sama, tetapi tulisannya berbeda dan artinya juga berbeda. Contoh, kata bank serta bang. Kedua patah kata ini bunyinya persis sama, tetapi dituliskan dengan bentuk yang berbeda. Homograf adalah kata yang tulisannya sama, tetapi bunyinya berbeda dan artinya pun berbeda. Contoh, kata apel yang dilafalkan dengan e lemah/ pepet dan dengan e keras/ taling akan berbeda artinya.

    Kata antonim berasal dari bahasa Yunani yaitu, anoma yang berarti nama dan anti yang berarti melawan. Jadi, secara harfiah antonym adalah dua patah kata yang maknanya agak berlawanan. Dikatakan agak karena sifat berlawanan dari dua patah kata yang berantonim itu sangat relatif.

  • Kata-kata yang berlawanan dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :a) kontradiksi serta; b) kontras/ kontrer. Dikatakan kontradiksi apabila dua pernyataan tidak mungkin sama-sama

    benar dan tidak mungkin sama-sama salah. Umumnya, bentuk kontradiksi dinyatakan dengan kata bukan atau tidak.Contoh :Dua hari yang lalu adik memakan mangga ituDua hari yang lalu adik tidak memakan mangga itu.

    Kemudian dikatakan kontras/ kontrer apabila salah satu dari dua pernyataan mungkin benar atau mungkin juga kedua pernyataan itu salah.Contoh :Kata ayah, Itu sebuah kuini.Kata ayah, Itu sebuah durian.

    Jadi, di dalam kontras/ kontrer tampaknya ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan.

    Polisemi berarti sepatah kata mempunyai banyak arti atau sepatah kata mempunyai arti lebih dari satu. Polisemi dapat terjadi hal-hal berikut ini :

    a) Sepatah kata dapat berarti lebih dari satu.Misalnya kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia,

    tempat mata, hidung, dan tumbuhnya rambut, tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor, tempat bekerja, dan sebagainya.

    b) Kata yang mempunyai arti petunjuk benda tertentu dipakai untuk memberi keterangan benda lain.

    Umpamanya bagian-bagian tubuh manusia seperti pinggang, leher, kaki, serta mulut. Kata-kata tersebut dipakai untuk memberi keterangan benda lain dengan dasar perbandingn yang sama seperti terdapat pada bentuk pinggang perahu, leher botol, kaki meja, dan mulut sungai.

    c) Sepatah kata konkret dapat pula dipergunakan untuk suatu pengertian abstrak.Misalnya, kata-kata menyala, meluap serta berkobar pada bentuk-bentuk

    berikut ini.1. Kemarahan abang menyala-nyala karena anak itu diam seribu bahasa.2. Keinginan adik meluap-luap untuk mengikuti acara pelantikan itu.d) Kata yang sama berubah artinya karena berbeda indra yang menerimanya.

    Gejala seperti ini selalu juga disebut dengan sinestesia.Misalnya, kata pedas dan manis dalam kata-kata berikut ini.

    1. Kata-kata ayah si Amir sangat pedas untuk anak yang seusia seperti itu.2. Cabai itu sudah tentu sangat pedas apalagi dicampur dengan merica.

    Hipernimi ialah kata-kata yang maknanya mencakup makna kata-kata lainnya. Misalnya, kata bunga melingkupi makna kata-kata anggrek, kamboja,

  • ros, kenanga, gladiol, melati, sedap malam, mawar, dan flamboyan.Kata-kata yang berhipernim selalu bersifat umum karena maknanya meliputi makna sejumlah kata lainnya.Kebalikan dari hipernimi adalah hiponim.Hiponim adalah

    3. Lazim Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia.Kelompok kata atau pun pengelompokan kata yang seperti itu memang sudah lazim dan dibiasakan dalam bahasa Indonesia.Oleh karena itu, didalam sebuah karangan janganlah dipergunakan ungkapan, frase serta kata-kata yang belum menjadi milik Indonesia.Contoh : Kata makan dan santap bersinonim.Akan tetapi kita tidak dapat mengatakan anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakaiannya.

    4. Benar Yang dimaksud benar adalah pilihan kata itu harus mempunyai bentuk yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.Kata-kata yang dipilih itu mematuhi aturan tata bahasa Indonesia.Contoh :Kata-kata pengrusak dan pengrusak rumah, merubah pada merubah rencana serta penetrapan pada penetrapan teknologi adalah kata

    b. Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata

    2.3. PENERAPAN DIKSI (PILIHAN KATA) DALAM KALIMAT RAGAM FORMAL

    Dalam penggunaan kata-kata dalam kalimat harus dipilih secara tepat, sehingga dapat mengungkapkan maksud anda.

    Beberapa alasan untuk memilih kata dan menggunakannya secara tepat.

    1. Kata-kata ada yang memiliki makna denotatif dan adapila sekaligus memiliki makna konotatif.

    2. Kata-kata yang memiliki makna umum dan makna khusus.

    3. Kata-kata ada yang memiliki makna sinonim.

    4. Kata-kata ada yang berupa kata ragam formal (baku) dan kata ragam percakapan

    (non baku).

    5. Kata-kata perlu digunakan secara tepat.

    6. Kata-kata perlu di tulis secara benar.

  • Hal itu di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :

    1. Kata-kata denotatif dan konotatif

    a. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.

    Contoh kata denotatif :

    - Membicarakan

    - Memperlihatkan

    - penonton

    b. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

    Contoh kata konotatif :

    - Membahas, mengkaji

    - Menelaah, meneliti, menyelidiki

    - Pemirsa, pemerhati

    2. Kata umum dan kata khusus

    a. Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.

    b. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.

    Contoh kata umum dan kata khusus

    Kata umum kata khusus

    - Ikan - Gurame, lele, sepat, tuna, dll.

    - Bunga - mawar, ros, melati, anggrek, dan dahlia

    3. Kata makna bersinonim

  • Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.

    Dalam penggunaan kata besinonim harus memilih kata yang tepat dalam kalimat ragam formal.

    Karena meskipun bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya.

    Contoh kata bersinonim :

    - Cerdas = cerdik, hebat, pintar.

    - Besar = agung, raya

    - Mati = mangkat,wafat,meninggal

    - Ilmu = pengetahuan

    - Penelitian = penyelidikan

    4. Kata baku dan non-baku

    Kata baku dan non-baku dapat dilihat berdasarkan beberapa ranah seperti :

    a. Ranah finologis

    Kata baku yang memiliki kata non-baku karena :

    - penambahan fonem

    Kata baku kata non baku

  • Imbau himbau

    Andal handal

    Utang hutang

    - pengurangan fonem

    Kata baku kata non-baku

    Terap trap

    Terampil trampil

    Tetapi tapi

    Tidak tak

    - pengubahan fonem

    Kata baku kata non-baku

    Telur telor

    Ubah obah

    Tampak nampak

    b. Ranah morfologis

  • Kata baku yang memiliki kata nonbaku karena hasil proses morfologis.

    - pengurangam fonem

    Kata baku kata non-baku

    Memfokuskan memokukan

    Memprotes memrotes

    Memfitnah memitnah

    - pengubahan fonem

    Kata baku kata non-baku

    Mengubah merubah

    - penggantian afiks

    Kata baku kata non-baku

    Menangkap nangkap

    Menatap natap

    Mengambil ngambil

    Menahan nahan

    - kelebihan fonem

    Kata baku kata non-baku

    Beracun berracun

    Beriak berriak

    Beribu berribu

    Becermin bercermin

  • c. Ranah leksikon

    Kata (frasa) baku yang memiliki kata (frasa) non-baku yang terdapat dalam ragam percakapan.

    Cotoh pasangan kata (frasa) baku dan kata (frasa) non-baku sebagai berikut :

    Frasa baku frasa non-baku

    Tidak terlalu tidak begitu

    Belum masak belum matang

    Tidak mau enggak mau

    Hanya nasi nasi doang

    Selain menggunakan kalimat ragam formal, juga menggunakan ragam percakapan,

    contoh nya :

    frasa baku frasa non-baku

    waktu lain lain waktu

    Amat besar besar amat

    Amat mahal mahal amat

    pertama kali kali pertama

    Dalam kalimat ragam formal, kita sering membuat kata-kata yang maknanya redundan. Artinya,kata-kata yang di gunakan sudah melebihi makna, contohnya :

    frasa baku frasa non-baku

  • Sangat pedih amat sangat pedih, amat pedih

    Paling kaya paling terkaya terkaya

    Dalam bahasa indonesia, karena adanya penyerapan bahasa asing atau bahasa daerah (sanskerta) terdapat pasangan kata baku dan non-baku. Maka harus memilih dan menggunakan kata serapan yang sudah di bakukan.

    Kata baku kata non-baku

    Apotek apotik

    Asas azas

    Asasi azasi

    Analisis analisa

    5. Penggunaan kata secara tepat

    Dalam kalimat ragam formal, kita perlu menggunakan kata-kata secara tepat dalam hal penggunaan kata depan.4

    Seprti :

    - Kata di seharusnya di gunakan pada, contoh

    Penggunaan kata yang tepat penggunaan kata yang tidak tepat

    Pada siang hari di siang hari

    Pada pagi hari di pagi hari

    Pada kita di kita

    - Kata ke yang seharusnya di gunakan kepada, contoh :

    Penggunaan kata yang tepat penggunaan kata yang tidak tepat

    Kapada kami ke kami

  • Kapada kita ke kita

    Kepada ibu ke ibu

    4.Andre Ardiyansyah,Ejaan yang di sempurnakan,(surabaya:Pustaka Agung Harapan),H.15

    Dalam penggunaan kata depan dan kata penghubung harus digunakan secara tepat, yang sesuai dengan jenis keterangan dalam jenis kalimat,:

    1. Untuk keterangan tempat di gunakan kata di, ke, dari, di dalam, pada.

    2. Untuk keterangan waktu digunakan kata pada, dalam, setelah, sebelum, sesudah, selama, sepanjang.

    3. Untuk keterangan alat di gunakan kata dengan.

    4. Untuk keterangan tujuan digunakan kata agar, supaya, untuk, bagi, demi.

    5. Untuk keterangan cara digunakan kata dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.

    6. Untuk keterangan penyerta di gunakan kata dengan, bersama, beserta.

  • 7. Untuk keterangan perbandingan atau kemiripan digunakan kata seperti, bagaikan,laksana.

    8. Untuk keterangan sebab di gunakan kata karena, sebab.

    6. Penulisan kata secara benar

    Dalam kalimat ragam formal, harus menuliskan kata secara benar seperti :

    - Penulisan kata depan di yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang sesudahnya.

    - Penulisan kata depan ke yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang sesudahnya.

    - Penulisan kata depan dari yang benar adalah di tulis secara terpisah dari kalimat yang sesudahnya.

    Selain kesalahan penulisan kata depan (preposisi), sering pula kesalahan sebagai berikut :

    - penulisan partikel non seperti pada contoh :

    penulisan yang benar penulisan yang salah

    Non-Indonesia non Indonesia

    Non-batak non batak

    Nonformal non formal, non-formal

    - penulisan partikel sub seperti pada contoh :

    penulisan yang benar penulisan yang salah

    subbab sub bab, sub-bab

    subbagian sub bagian, sub-bagian

  • - penulisan pertikel per seperti pada contoh :

    penulisan yang benar penulisan yang salah

    per jam perjam

    per bulan perbulan

    per tahun pertahun

    - penulisan kata per

    kata per yang memiliki arti menjadikan lebih atau memperlakukannya sebagai

    Penulisan yang benar penulisan yang salah

    Perbesar per besar

    Persingkat per singkat

    Dalam bahasa indonesia, kata pun yang mempunyai arti :

    juga harus di tuliskan secara terpisah dengan kata yang di ikutinya

    Penulisan yang benar penulisan yang salah

    Aku pun akupun

    Sedikit pun sedikitpun

    kata pun pada kata tertentu yakni ungkapan yang sudah padu harus di tuliskan serangkai dengan kata yang diikutinya.

    Penulisan yang benar penulisan yang salah

    Meskipun meski pun

    Bagaimanapun bagaimana pun

    Dalam kata pasca, bentuk terikat pasca di tulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

    Penulisan yang benar penulisan yang salah

  • Pascasarjana pasca sarjana, pasca-sarjana

    Pascapanen pasca panen, pasca-panen

    Selain itu dalam penulisan awalan tertentu, seperti :

    Penulisan yang benar penulisan yang salah

    Betolak belakang betolaktolang

    Mendarah daging mendarahdaging

    7. Homonim, Homofon, Homograf

    a. Homonim

    Homo artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama, sama bunyi tetapi beda makna, contoh : bandar sama dengan pelabuhan, dan dan pemegang uang dalam perjudian.

    b. Homofon

    Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna contoh :

    Bank : tempat menyimpan uang

    Bang : panggilan untuk kakak laki-laki

    c. Homograf

    Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna, contoh :

    Ular kobra itu bisanya mematikan

    Aku bisa memastikan ayah tidak akan marah jika aku telat pilang karena latihan

    8. Kata abstrak dan kata konkrit

    Kata abstrak berupa konsep

  • Contoh : kebenaran pendapat itu begitu meyakinkan

    Kata kponkrit berupa objek yang dapat diamati

    Contoh : angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat mengalami kenaikan hingga sembilan persen. Membicarakan membahas, mengkaji.

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    1. Diksi adalah ketepatan pemilihan kata di pengaruhi oleh kemampuan pangguna bahasa yang terkait dengan kemampuan yang memahami, mengetahui, menguasai dan penggunaan kata aktif dan efektif kepada pembaca dan pendengarnya.

    2. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.

    3. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.

    4. Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.

    5. Makna khusus adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.

    6. Kata makna bersinonim

    Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya memiliki makna yang hampir mirip atau serupa.

  • 7. Homonim artinya sama, nym berarti nama, jdi homonim adalah sama nama.

    8. Homofon adalah Bunyi atau suara yang mempunyai sama, berbeda tulisan dan berbeda makna.

    9. Homograf adalah Sama tulisan, berbeda bunyi dan berbeda makna.

    B. KRITIK DAN SARAN

    a. Kritik

    Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan tata kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada situasi dan kokondisi berbahasa yang tidak mendukung.

    maksudnya ialah masyarakat masih enggan untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik danbenar dalam komunikasinya sehari-hari,masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah.

    b. Saran

    Dengan berpedoman pada EYD, khususnya cara pelafalan huruf hendaknya mengikuti aturan yang sudah dibakukan.

    Untuk membaca singkatan kata (termasuk kata asing selain akronim),begitu juga dengan dalam pemilihan kata (diksi ) yang dibaca huruf demi huruf, jika penutur sedang berbahasa Indonesia, pelafalannya harus sesuai dengan lafal huruf bahasa Indonesia.

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi

    http://melkyat.blogspot.com/2013/10/syarat-syarat-memilih-kata-yang-tepat.html

    Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : Gramedia. 2006.

    Hs, Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengenmbangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo. 2007e