bahasa dan sastra sunda berbasis kurikulum 2013 · pdf filekurikulum tingkat daerah muatan...
TRANSCRIPT
KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013
REVISI 2017JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
SUSUNAN TIM PENGEMBANGKURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL
MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDABERDASARKAN KURIKULUM 2013 REVISI 2017
Penanggung JawabKepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Dr. Ir. Ahmad Hadadi, M.Si.
PengarahKepala Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah
Drs. H. Husen R. Hasan, M.Pd.
Tenaga AhliProf. Dr. H. Yayat Sudaryat, M.Hum. (UPI)
Dr. H. Dingding Haerudin, M.Pd. (UPI)Rina Heryani, S.Pd., M.Pd.
Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SD/MIIda Widaningsih, S.Pd., M.M.Nita Rosyana, S.Pd., M.M.Pd.Sri Asdianwati, S.Pd., M.Pd.
Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SMP/MTsSusi Budiwati, S.Pd., M.Pd.
Elah, S.Pd., M.Pd.Uus Rustandi, S.Pd., M.Pd.
Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SMA/MADarpan, S.Pd., M.Pd.Dra. Hermin Ruliati
Ivan Adzam Wahyudin, S.Pd.
Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SMK/MAKDrs. Moch. Ridwan Iskandar, M.Pd.
Rani Rabiussani, S.Pd.Ilah Nurlelah, S.Pd.
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa BaratNomor : 819/8653-SetdisdikTanggal : 20 Pebruari 2017
KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL
MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDABERBASIS KURIKULUM 2013
REVISI 2017JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN
2017
S AMBUTAN
KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, sejak tahun 2003 sudah mengadakan pemantauan terhadap kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah pusat, khususnya yang berkaitan dengan (1) struktur kurikulum, (2) bahan ajar, (3) sarana dan sumber belajar, dan (4) pelaksanaan pengajaran. Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional. Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing. Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap jenjang sekolah.
Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa Sunda. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda ini dikeluarkan sebagai arahan atau pedoman bagi guru dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Isinya memuat kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), yang harus disusun dan dikembangkan lagi oleh guru dan sekolah menjadi kurikulum yang berisi KI, KD, indikator, pengalaman belajar, lingkup materi, dan jenis evaluasi. Penyusunan kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan dan kondisi setempat.
Masih berhubungan dengan keadaan setempat yang berbeda satu dengan lainnya, perlu dipertimbangkan pengelompokan keadaan (kategorisasi lokal), baik di wilayah pemakaian bahasa Sunda maupun wilayah yang memiliki dialek bahasa Sunda atau bahasa daerah lain seperti Melayu-Betawi di daerah Depok dan Bekasi serta Bahasa Cirebon di wilayah Cirebon dan Indramayu. Bahasa-bahasa tersebut termasuk bahasa daerah yang hidup di Provinsi Jawa Barat sesuai dengan Peraturan Daerah Jawa Barat No. 14/2014 tentang Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah yang sebelumnya adalah sebagai Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal
vii
viii
yang mengacu pada Kurikulum Nasional, KIKD Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda berbasis Kurikulum 2013 dilakukan revisi pada tahun 2017. Revisi tersebut berkaitan dengan perumusan KD dan pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi yang berkembang di lingkungan masyarakat.
Revisi Kurikulum ini dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yang untuk kepentingan regional Jawa Barat disusun berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat, dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 819/8653-Setdisdik tanggal 20 Pebruari 2017 tentang Tim Pengembang Kurikulum Mulok Bahasa dan Sastra Sunda.
Terima kasih kepada Tim Ahli dan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yang telah berkenan melakukan revisi Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Sunda berbasis Kurikulum 2013. Semoga semua ini dapat dirasakan manfaatnya oleh dunia pendidikan di Jawa Barat.
Bandung, Maret 2017 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 19611231 198730 1042
K ATA PENGANTAR
KEPALA BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAN KESENIAN DAERAH
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah di sekolah-sekolah yang awalnya menggunakan Kurikulum 2006, mulai tahun 2013 menggunakan Kurikulum Mulok yang baru, terutama di sekolah-sekolah yang menjadi percontohan. Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang mengacu pada Kurikulum 2013 ini terdiri atas Struktur Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) serta Silabusnya.
Seperti diketahui, implementasi Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah hingga saat ini sangat dinamis. Berbagai revisi dan perubahan terjadi hampir setiap tahun, terutama menyangkut berbagai perangkat implementasinya di lapangan. Tahun 2017, revisi bahkan menyangkut struktur inti kurikulum dengan adanya perubahan pada tataran KIKD dan landasan konseptualnya. Sedikitnya ada empat Peraturan Mentri (Permen) Pendidikan dan Kebudayaan dikeluarkan untuk mengganti Permen lama berkaitan dengan revisi Kurikulum. Antara lain Permendikbud No. 20 tahun 2016 Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah, Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dan Dasar dan Menengah, dan Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Melihat dinamika yang terjadi pada Kurikulum 2013 tersebut, sudah seharusnya pula Kurikulum Mulok Bahasa dan Sastra Daerah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut.
Di samping itu, implementasi Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah sendiri menemui beberapa masalah, antara lain ditemukan pada struktur isi kurikulum yang masih dianggap kompleks dan sulit untuk diimplementasikan. Kurikulum Bahasa dan Sastra Daerah juga mengidentifikasi tujuan yang tidak sesuai di setiap jenjang pendidikan, serta belum menggambarkan skala prioritas apa yang ingin dicapai dari hasil pengajaran, karena masih ditemukan materi pelajaran yang bertumpuk dan berulang-ulang.
ix
x
Kendala lain yang juga sering disuarakan oleh masyarakat dan para guru adalah tidak meratanya kurikulum diberlakukan di setiap satuan pendidikan karena berbagai hal, kendati Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah telah ditetapkan penggunaannya melalui Peraturan Gubernur. Kritik juga muncul dari masyarakat berkaitan dengan kekeliruan bahan ajar dan karakter Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang cenderung terlalu meniru struktur kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan masalah-masalah tersebut, perlu adanya upaya untuk merevisi dan mengembangkan kembali Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Namun sebelum revisi dilakukan, diperlukan landasan konseptual yang jelas menyangkut apa saja yang harus menjadi pertimbangan tim review. Diperlukan pokok-pokok pikiran yang jelas untuk nanti digunakan oleh Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah sebagai landasan bekerja.
Buku ini merupakan dokumen kurikulum tingkat daerah Provinsi Jawa Barat yaitu Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Berbasis Kurikulum 2013 yang telah direvisi. Dokumen kurikulum diharapkan dapat dijadikan pedoman pembelajaran muatan lokal bahasa dan sastra Sunda pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Jawa Barat, terhitung mulai tahun pelajaran 2017/2018.
Semoga buku ini bermanfaat dan membawa perbaikan dalam pembinaan, pengembangan dan pelestarian bahasa dan sastra daerah melalui jalur pendidikan di Jawa Barat.
Bandung, Maret 2017
Kepala Balai
Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah,
Drs. H. Husen R. Hasan, M.Pd. Pembina Tk. I NIP. 196110051986031014
D AFTAR ISI
SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT .................................................................. v
KATA PENGANTAR KEPALA BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAN KESENIAN DAERAH DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT .................................................................. vii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH ..................... 1A. Rasional ................................................................................. 2B. Struktur Kurikulum Muatan Lokal .................................................. 6C. Perbaikan Kurikulum Tingkat Daerah Berbasis Kurikulum 2013 .... 10D. Kekhasan Kurikulum Tingkat Daerah ............................................ 13E. Keragaman Lokalitas dan Bahasa Pengantar Pembelajaran ........ 14F. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar ...................................... 16
BAB II: KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA ...... 19A. Rasional ...................................................................................... 20B. Pengertian .................................................................................... 21C. Fungsi .......................................................................................... 21D. Tujuan........................................................................................... 21E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Sunda Jenjang SMA/SMK/MA/MAK .............. 22
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 29Lampiran 1: SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA SMA/SMK/MA/MAK ............................................. 30A. Pengertian SIlabus ....................................................................... 30B. Komponen Silabus ........................................................................ 30C. Pengembangan Silabus ................................................................ 31
xi
Lampiran 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMK/MA/MAK MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA ...................................................... 59A. Batasan ....................................................................................... 59B. Komponen RPP ............................................................................ 59C. Prinsip Penyusunan RPP .............................................................. 60D. Langkah Penyusunan RPP ........................................................... 61
xii
2 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
A. RASIONAL Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum,
yakni Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional. Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing. Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap jenjang sekolah.
Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum Tingkat Nasional telah mengalami revisi sehingga disebut Kurikulum 2013 edisi revisi. Kurikulum Tingkat Daerah pun turut mengalami perbaikan sehingga disebut Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal berbasis Kurikulum 2013 revisi 2017. Revisi ini dilakukan berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016.
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,stan-dar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah memuat tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk
3BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
mencapai kompetensi lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidik-an yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah. Selain disesuaikan dan didasarkan pada struktur Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KIKD Mata Pelajaran Bahasa Sunda didasarkan pada Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA/MAK.
Penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah didasari pula oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, yang menetapkan bahasa daerah, antara lain, bahasa Sunda, diajarkan pada pendidikan dasar di Jawa Barat. Kebijakan tersebut sejalan dengan jiwa UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “Pemeliharaan Bahasa-Bahasa Ibu di Dunia”.
Hal tersebut sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang
4 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, di antaranya menyatakan bahwa: Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut. Hal ini diperkuat dengan Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013, Pasal 9 dan Pasal 10, bahwa pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat mengembangkan muatan lokal.
Bahasa Sunda, bahasa Cirebon, dan bahasa Melayu Betawi berkedu-dukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa ibu bagi masya-rakat Jawa Barat di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.
Berdasarkan kenyataan tersebut, bahasa daerah sebagai salah satu khasanah dalam kebhinnekatunggalikaan budaya Nusantara akan menjadi landasan bagi pendidikan karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, bahasa daerah harus diperkenalkan di Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA) dan diajarkan di sekolah-sekolah mulai Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Untuk kepentingan itu, telah disusun dan direvisi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan satuan pendidikan tersebut.
Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan budayanya, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat Jawa Barat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastra daerah.
Kompetensi Inti dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang memiliki kesamaan dengan kompetensi inti mata pelajaran lainnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan pengu-
5BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
asaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra daerah. Kompetensi Inti ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni (1) sikap keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) untuk menghasilkan manusia yang pengkuh agamana (spiritual quotient), (2) sikap kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk menghasilkan manusia yang jembar budayana (emotional quotient), (3) menguasai pengetahuan, teknologi, dan seni (berilmu dan cakap) untuk menghasilkan manusia yang luhung élmuna (intellectual quotient), dan (4) memiliki keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk menghasilkan manusia yang rancagé gawéna (actional quotient).
Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan pendidikan nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3), yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah ini, selaras dengan alasan pengembangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik memiliki:
1. kemampuan berkomunikasi;2. kemampuan berpikir jernih dan kritis;3. kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;4. kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;5. kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan
yang berbeda;6. kemampuan hidup dalam maysrakat yang mengglobal;7. minat yang luas dalam kehidupan;8. kesiapan untuk bekerja;9. kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan10. rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
6 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
B. STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKALDalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indo-
nesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dinyatakan bahwa bahasa daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
Dasar pendidikan muatan lokal adalah Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Dalam peraturan itu yang dimaksud dengan muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal dikembangkan atas prinsip: (1) kesesuaian dengan perkembangan peserta didik; (2) keutuhan kompetensi; (3) fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan (4) kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dalam menghadapi tantangan global.
Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diperkuat oleh UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai berikut.
(1) Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
7BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.
Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka untuk Kurikulum 2013 ditetapkan Pendidikan Bahasa Daerah tetap menjadi wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk Pendidikan Bahasa Daerah dan Pendidikan Seni Budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, Mata Pelajaran Bahasa Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No. 423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum Nasional adalah sebagai berikut.
Tabel 1: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SD/MI
No. KomponenJumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
I II III IV V VIKelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6 6 6 4 4 4
3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 74. Matematika 5 6 6 6 6 65. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 36. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B7. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
8. Pendidikan Jasamani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
9. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2 2 2 2Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 32 34 36 38 38 38
8 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Tabel 2: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SMP/MTs.
No. KomponenJumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
VI VIII IXKelompok A 1. Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 33. Bahasa Indonesia 6 6 64. Matematika 5 5 55. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 56. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 47. Bahasa Inggris 4 4 4Kelompok B8. Seni Budaya 3 3 39. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 310. Prakarya 2 2 211. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40 40 40
Tabel 3: Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kelompok Mata Pelajaran Wajib
No. KomponenJumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas
X XI XIIKelompok A (Wajib)1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2 2 E3. Bahasa Indonesia 4 4 44. Matematika 4 4 45. Sejarah Indonesia 2 2 26. Bahasa Inggris 2 2 2Kelompok B (Wajib)7. Seni Budaya 2 2 28. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 310. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 211. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2
Jumlah Jampel A & B per Minggu 26 26 26Kelompok C (Peminataan)Mata pelajaran peminatan Akademik (untuk SMA/MA) 18 20 20Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46
9BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
Tabel 4: Struktur Kurikulum SMA/MA
MATA PELAJARAN KELASX XI XII
Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26C. Kelompok PeminatanI Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam
1. Matematika 3 4 42. Biologi 3 4 43. Fisika 3 4 44. Kimia 3 4 4
II. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial1. Geografi 3 4 42. Sejarah 3 4 43. Sosiologi dan Antropologi 3 4 44. Ekonomi 3 4 4
III Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 42. Bahasa dan Sastra Daerah 3 4 43. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 44. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 45. Antropologi 3 4 4
Mata Pelajaran Pilihan PendalamanPilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 4 4Jumlah Pelajaran yang tersedia per minggu 71 82 82Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46
Tabel 5: Struktur Kurikulum SMK/MAK
MATA PELAJARAN
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
X XI XII Kelompok A (Wajib)1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 44. Matematika 4 4 45. Sejarah Indonesia 2 2 26. Bahasa Inggris 2 2 2Kelompok B (Wajib)7. Seni Budaya 2 2 28. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 29. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 310. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26Kelompok C (Peminatan) Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) 24 24 24JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 50 50 50
10 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
C. PERBAIKAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH BERBASIS KURIKULUM 2013 Dengan adanya revisi Kurikulum 2013 pada tingkat nasional, Kurikulum
Tingkat Daerah Muatan Lokal pun mengalami perubahan. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional, tapi tetap Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara nasional. Perubahan tersebut didasarkan pada empat Permendikbud, yakni Permendikbud No. 20 tentang Standar Kompe-tensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.
Meskipun ada revisi, struktur matapelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah. Poin utama revisi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Jika diintisarikan, terdapat lima poin penting revisi Kurikulum 2013.
1. Peningkatan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti 1 (Aspek Spiritual) dan Kompetensi Inti 2 (Aspek Sosial) tidak lagi dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar hanya dijabarkan dari Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4 (Keterampilan). a) Penomoran KI dan KD tidak lagi ditandai dengan jenjang pendidikan
(kelas), tetapi sesuai dengan nomor urutan KI. Nomor KI sebanyak satu digit angka (KI 3), sedangkan nomor KD sebanyak dua digit angka (KD 3.1).
b) Dalam rumusan KD lama yang awalnya hanya menggambarkan materi kesastraan saja, pada rumusan KD baru ditambahkan unsur-unsur kebahasaan. Hal ini menunjukkan bahwa belajar bahasa daerah dilaksanakan melalui sastra daerah.
c) Perumusan KD yang awalnya terlalu spesifik dan operasioal, kemudian pada edisi revisi diubah menjadi rumusan yang lebih umum agar tidak menyulitkan pendidik dalam menyusun indikator.
d) Rumusan KD pada jenjang SD/MI disesuaikan dengan materi pokok dan tema nasional. Untuk beberapa tema KD disesuaikan dengan tema kedaerahan.
e) Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan: (1) perkembangan psikologis
11BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
anak; (2) lingkup dan kedalaman; (3) kesinambungan; (4) fungsi satuan pendidikan; dan (5) lingkungan, dengan mempertimbangkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan berbahasa dan bersastra daerah secara gradual sesuai dengan jenjang pendidikan.
f) Pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi yang berkembang di lingkungan masyarakat.
2. Proses berpikir siswa tidak lagi dibatasi. Pada kurikulum yang lama, berlaku sistem pembatasan, yaitu anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan SMA mencipta. Pada kurikulum hasil revisi ini, anak SD boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan usianya.
3. Penggunaan metode pembelajaran aktif. Guru berperan menjadi fasilitator pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan belajar-mengajar. Pendekatan Saintifik 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasikan/Mengolah Informasi, Mengomunikasikan) bukanlah satu-satunya yang dapat diacu menjadi pendekatan saat mengajar. Apabila digunakan, maka susunan 5M itu tidak harus berurutan. Pemilihan model pembelajaran tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri (inquiry) dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karak-teristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Untuk pembelajaran bahasa, sebaiknya dioptimalkan penggunaan pendekatan integratif dari pedagogi genre, saintifik, jeung CLIL (Content and Language Integrated Learning).
4. Dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 dinyatakan, dari hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 pada 2014 menunjukkan bahwa salah satu kesulitan pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam melaksanakan penilaian. Sekitar 60% responden pendidik menyatakan bahwa mereka belum dapat merancang, melaksanakan, mengolah, melaporkan, dan memanfaatkan hasil penilaian dengan baik. Kesulitan utama yang dihadapi pendidik antara lain dalam merumuskan indikator, menyusun butir-butir instrumen, dan melaksanakan penilaian sikap dengan berbagai macam teknik. Selain itu, banyak di antara pendidik yang kurang percaya diri dalam melaksanakan penilaian keterampilan. Mereka belum
12 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
sepenuhnya memahami bagaimana menyusun instrumen dan rubrik penilaian keterampilan. Perilaku sikap yang tergolong kurang, sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah perilaku diamati. Penilaian meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.
Berikut ini penilaian berdasarkan Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2016, yang sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian.
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap yang dilakukan pendidik kepada peserta didik seperti pada skema yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan berikut ini.
Dilaksanakan selama proses
(jam) pembelajaran dan/atau di luar jam pembelajaran yang
teramati (mapel PABP dan PPKN), untuk mapel
lainnya dilaksanakan dalam proses pembelajaran
Dilaksanakan di luar jam
pembelajaran baik secara langsung
maupun berdasarkan informasi yang valid.
Dilaksanakan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu semester,
menjelang akhir semester
Observasi oleh guru
mata pelajaran selama satu
semester
Observasi oleh wali
kelas dan guru BK selama satu
semester
Penilaian antar
teman dan antar diri
UTAMA
PENUNJANG
SIKAP PENILAIAN
Teknik penilaian sikap dilakukan dengan observasi atau teknik lainnya. Teknik observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau jurnal. Teknik penilaian lainnya yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian antar teman.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:
13BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
a. Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) selama periode satu semester.
b. Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggung-jawabnya; bagi guru mata pelajaran 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas di bawah bimbingannya.
c. Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatat dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
d. Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami (peserta didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal).
e. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya secara alami.
f. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan) sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh informasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/ kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
g. Apabila peserta didik tertentu “pernah” menunjukkan sikap kurang baik, ketika yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), maka sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.
h. Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut
Berikut contoh pengisian Jurnal untuk sikap spiritual dan sosial.
No. WaktuNama
Peserta Didik
Catatan Prilaku Butir Sikap Ket. Ttd. Tindak Lanjut
1 15/07/2016
JajaTidak mengikuti sholat Jumat yang diselengga-rakan di sekolah.
Ketakwaan Spiritual Pembinaan
OgiMenolong orang lanjut usia yang menyebrang di jalan depan sekolah.
Kepedulian Sosial Teruskan
14 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
2 22/07/2016
OdangMempengaruhi teman untuk tidak masuk sekolah.
Kedisiplinan Sosial Pembinaan
MiminMengingatkan temannya untuk sholat Dzuhur di sekolah.
Toleransi Beragama Spiritual Teruskan
3 09/08/2016 Mutia
Ikut membantu teman-nya mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah.
Toleransi Beragama Spiritual Teruskan
4 13/08/2016 LalaMenjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.
Ketakwaan Spiritual Teruskan
5 03/09/2016 CecepMemungut sampah yang berserakan di teras sekolah.
Kebersihan Sosial Teruskan
No WaktuNama
Peserta didik
Catatan Prilaku Butir Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut
1 23/07/2016 Putri
Meninggalkan laboratorium tanpa membersihkan meja, alat, dan bahan yang sudah dipakai.
Tanggung jawab +
Diberi pembinaan dan dipanggil untuk membersihkan meja, alat, dan bahan yang sudah dipakai.
2 27/07/2016 Herman
Mengambil cerita dari internet dan diakui seba-gai karyanya sendiri (plagiasi).
Kejujuran -
Diberi pembinaan agar tidak melakukan plagiariisme.
3 13/08/2016 Momod Menghalang-halangi teman untuk beribadah. Toleransi -
Diberi pembinaan agar menjadi lebih toleran.
4 17/08/2016 Kardi
Menjadi tugas pengibar bendera saat upacara HUT Kemerdekaan Indonesia.
Nasionalisme +Diberi apresiasi atas kegiatannya dalam kegiatan Paskibra.
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural, maupun metakonitif.
Berikut ini teknik penilaian pengetahuan yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan.
15BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Tertulis Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda, Isian/Melengkapi, Uraian.
Mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai.
Tes Lisan Tanya Jawab Mengecek pemahaman peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran.
Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok
Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau menguasai penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran).
Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) dilakukan dengan beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan kompetensi dasar (KD).
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.
Teknik penilaian keterampilan yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan dapat digambarkan pada skema berikut.
Penilaian Keterampilan
Praktik
Produk
Projek
Porto-folio
Mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses
Mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan dalam membuat produk-produk teknologi dan seni
Mengukur kemampuan peserta didik mengapli-kasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas projek dalam waktu tertentu
Sampel karya peserta didik terbaik dari KD pada KI-4 untuk melengkapi deskripsi capaian kompetensi keterampilan (dalam satu semester)
Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari perencanaan penilaian yang telah dilakukan. Berikut ini teknis pelaksanaan penilaian praktik, produk, dan projek meliputi: pemberian tugas secara rici; penjelasan aspek dan rubrik penilaian; pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah peserta didik melakukan pembelajaran dan pendokumentasian hasil penilaian.
Penilaian portofolio dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu semester melalui langkah
16 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
mendokumentasikan sampel karya terbaik dari setiap KI pada KD-4 baik hasil individu maupun kelompok, mendeskripsikan capaian keterampilan peserta didik berdasarkan portofolio secara keseluruhan; dan memberikan umpan balik kepada peserta didik untuk peningkatan capaian kompetensi.
Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran.
Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.a. Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan: sangat baik (A)
86 – 100; baik (B) 71 -85; cukup (C): 56 – 70; kurang (D)≤55b. Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian
(PH), UAS menjadi Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk semester gasal dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK) menjadi Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk Semester genap.
c. Skala penilaian menjadi 1-100. Sementara itu, penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi.
d. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KBM/KKM. Pembelajaran remidial dapat dilakukan dengan cara pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik; pemberian bimbingan secara perorangan; pemberian instrumen-instrumen atau latihan secara khusus, dimulai dengan instrumen-instrumen atau latihan sesuai dengan kemampuannya; pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai Ketuntasan Belajar Minimal/Kriteria Ketuntasan Minimal (KBM/KKM). Pembelajaran remidial biasa dilakukan beulang-ulang. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui KBM/KKM melalui belajar kelompok; belajar madiri dan pembelajaran berbasis tema. Pengbelajaran pengayaan hanya diberikan sekali.
e. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah dan digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan. Bentuk penilaiannya adalah Penilaian akhir Semester (PAS) yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester gasal; Penilaian Akhir Tahun (PAT) yaitu
17BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap; dan Ujian Sekolah (US) yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap pfrestasi belajar dan penyelesaian dari satuan pendidikan.
f. Prosedur perencanaan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan diuraikan sebagai berikut.1) Menetapkan KKM Satuan Pendidikan menetapkan KKM untuk peserta didik kelas VII,
VIII dan IX melalui rapat dewan guru. Satuan Pendidikan dapat menentukan KKM yang sama untuk semua mata pelajaran atau berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.
2) Menetapkan Prosedur Operasional Standar (POS) Satuan pendidikan menetapkan POS atau panduan penyelenggaraan
penilaian hasil belajar peserta didik yang meliputi penilaian akhir dan ujian
3) Membentuk Tim Pengembang Penilaian Satuan pendidikan membentuk tim pengembang penilaian dengan
tugas antara lain merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu terkait dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US), misalnya penetapan jadwal pelaksanaan, penataan ruang, dan pengawas ruang.
4) Mengembangkan Instrumen Penilaian Tim Pengembang Penilaian sekolah melakukan pengembangan instru-
men penilaian mulai penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, telaah kualitatif instrumen, perakitan dan uji coba instrumen, analisis kuan-titatif, interpretasi hasil analisis, dan penetapan instrumen penilaian.
4. Mekanisme Pengisian RaporMekanisme yang dilakukan oleh wali kelas ketika akan mengisi rapor
pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran adalah:
a. Merumuskan deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial yang diambil dari catatan perkembangan sikap peserta didik yang diberikan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.
b. Menuliskan capaian penilaian peserta didik pada aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dalam bentuk angka, predikat, dan disertai deskripsi.
18 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
5. Perencanaan pembelajaran mencakup Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). a. Silabus Silabus dalam Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping, hanya tiga
kolom, yakni KD, Materi Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, silabus paling sedikit memuat: 1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan).2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.3) Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara kategorial me-
ngenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan kete-rampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
4) Kompetensi Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang menca-kup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu
19BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
kali pertemuan atau lebih. Berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 komponen RPP adalah sebagai berikut. 1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema.3) Kelas/semester.4) Materi pokok.5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk penca-
paian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.
13) Penilaian hasil pembelajaran.
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2) Partisipasi aktif peserta didik.
20 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
D. KEKHASAN KURIKULUM TINGKAT DAERAHKompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di
dalamnya memuat materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajarannya diatur secara mandiri serta menopang peningkatan kemampuan penguasaan kurikulum nasional.
Program pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dikembangkan dengan memperhatikan rambu-rambu pengembangan muatan lokal seperti tertuang dalam lampiran Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Pada Pasal 9 dan Pasal 10, dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mengembangkan muatan lokal. Permendikbud ini merupakan revisi dari Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, di antaranya mengatur tentang kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah
21BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik.
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuannya, yaitu bahasa, sastra, budaya Sunda sebagai kearifan lokal. Setiap sekolah wajib melaksanakannya agar peserta didik memperoleh pengalaman berbahasa, bersastra, dan berbudaya Sunda. Pendidik yang mengampu mata pelajaran ini diharapkan mampu membangkitkan minat belajar, rasa keingintahuannya, menumbuhkembangkan kesadaran, serta kemampuan apresiasi peserta didik terhadap budayanya masyarakatnya. Hal ini merupakan wujud pembentukan karakter yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab dan toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda dikemas sedemikian rupa agar menarik bagi perserta didik. Kemasan yang menarik dan perencanaan yang tepat akan mampu mengembangkan beragam kompetensi peserta didik baik secara konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur etika, estetika, logika, dan kinestetika.
E. KERAGAMAN LOKALITAS DAN BAHASA PENG-ANTAR PEMBELAJARANUntuk mewadahi keragaman lokalitas perlu dipertimbangkan bahasa
dan budaya yang berkembang di lingkungan belajar peserta didik. Kenyataan menunjukkan bahwa selain bahasa Sunda, di Jawa Barat terdapat pula bahasa-bahasa daerah lain yang wilayah pemakaiannya tidak berdasarkan daerah administrasi pemerintah. Misalnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah bahwa yang dimaksud dengan bahasa daerah di Jawa Barat adalah bahasa Sunda, bahasa Cirebon, dan bahasa Melayu-Betawi. Dalam hubungan itu, bagi daerah-daerah yang peserta didiknya berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, kompetensi dasar itu perlu disesuaikan dengan keadaan kebahasaan dan budaya daerah setempat. Pembelajaran tidak berlangsung untuk semua kompetensi dasar, tetapi dipilih mana yang mungkin bisa dilaksanakan.
22 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Berkaitan dengan kategorisasi lokal, di Jawa Barat ada masyarakat yang berbahasa ibu bahasa Sunda lulugu ada pula yang menggunakan bahasa Sunda wewengkon. Bahkan di pesisir utara dan sebagian besar wilayah Cirebon mempunyai bahasa ibu yang bukan bahasa Sunda. Masyarakat penuturnya menyebutnya sebagai bahasa Cirebon, yang awalnya merupakan perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa.
Sehubungan dengan kenyataan seperti itu, bahan pembelajaran bahasa Sunda tentu tidak akan seragam. Penentuan bahan pembelajaran diserahkan sepenuhnya kepada pendidik di tempatnya masing-masing dengan mengadakan perembukan terpumpun dalam wadah Pusat Kegiatan Guru (PKG). Lebih jauh lagi, penentuan yang lebih spesifik lagi diserahkan kepada guru di sekolah yang bersangkutan.
Kategorisasi lokal dalam penentuan bahan pembelajaran dapat dibedakan atas tiga kategori A, B, dan C. Ketiga kategori lokal tersebut masing-masing memiliki ciri tersendiri.
1. Kategori A berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunaan bahasa Sunda lulugu, yakni bahasa yang kini dianggap baku dan resmi menurut ukuran umum di Jawa Barat. Sebagi contoh yang termasuk kategori ini adalah daerah Bandung dan sekitarnya dengan mengabaikan beberapa kosakata wewengkon yang memang hanya sedikit.
2. Kategori B berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda wewengkon, yakni bahasa yang sampai saat ini dianggap sebagai ragam bahasa yang mempunyai perbedaan dengan bahasa lulugu, akan tetapi tetap dianggap sebagai bahasa Sunda. Perbedaan tersebut berada pada tataran fonetik dan semantik, di samping perbedaan onomasiologis (konsep yang sama dalam kosakata yang berbeda) dan perbedaan semasiologis (konsep yang berbeda dengan kosakata yang sama). Sebagai conto yang termasuk kategori B adalah bahasa Sunda di Kuningan dan Karawang.
3. Kategori C berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya kental menggunakan bahasa wewengkon atau bahasa daerah khusus seperti bahasa Cirebon (bahasa Sunda dialek Cirebon atau bahasa Jawa dialek Cirebon) dan bahasa Melayu dialek Betawi. Misalnya, di sebagian wilayah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon, selain diajarkan bahasa Sunda sebagai muatan lokal wajib, juga
23BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
diperkenankan untuk mengajarkan bahasa Cirebon sebagai muatan lokal pilihan. Khusus di daerah ini, untuk Kelas I-III SD, alokasi waktu untuk pelajaran bahasa Sunda dapat digunakan untuk pelajaran bahasa daerah setempat. Keadaan yang sama dapat pula berlaku bagi sebagian Kota dan Kabupaten Bekasi serta Kota Depok yang masyarakatnya menggunakan Bahasa Melayu dialek Betawi, meskipun sampai saat ini belum dapat diajarkan di sekolah-sekolah.
Kategorisasi lokal tersebut dapat mengikuti perimbangan komponen kompetensi bahasa (pemahaman dan penggunaan), ragam bahasa (lulugu dan wewengkon), dan bahasa pengantar.
a. Di wilayah kategori A, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi bahasa Sunda baku, dan menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.
b. Di wilayah kategori B, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon seimbang, dan menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.
c. Di wilayah kategori C, diutamakan pemahaman bahasa, materi bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon atau bahasa setempat seimbang, dan dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Sunda wewengkon (bahasa setempat) atau menggunakan bahasa Indonesia.
Di sekolah-sekolah yang mempunyai kondisi khusus, seperti di sekolah-sekolah yang peserta didiknya banyak yang berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, walaupun sebenarnya termasuk kategori A atau kategori B, dapat ditentukan kebijakan lain.
Pada prinsipnya bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Sunda adalah bahasa Sunda. Di sekolah-sekolah atau daerah yang mengalami kesulitan dengan pengantar bahasa Sunda dapat digunakan bahasa Indonesia atau bahasa setempat, baik sebagian maupun sepenuhnya, atau menggunakan dwibahasa Sunda-Indonesia. Akan tetapi, selalu disertai usaha untuk secara berangsur-angsur bisa memahami petunjuk dalam bahasa Sunda. Di daerah-daerah yang memiliki basa Sunda wewengkon, kata-kata dialek dapat difungsikan untuk mempercepat atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
24 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
F. PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan KomunikasiTeknologi informasi dan komunikasi dapat berupa media cetak dan
elektronik. Kini perkembangannya semakin pesat dan canggih. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembelajara bahasa dan sastra Sunda. Dalam batas-batas dan cara-cara tertentu semua itu dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kualitas dan kelancaran pembelajaran bahasa dan sastra Sunda.
2. Pemanfaatan Lingkungan Alam, Sosial, dan BudayaSumber pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dapat pula berupa
lingkungan alam, masyarakat, dan budaya Sunda. Peserta didik diupayakan agar berhubungan langsung dengan masyarakat untuk mengetahui kehidupan bahasa dan budaya Sunda saat ini, yang selanjutnya dijadikan informasi dalam pembelajaran bahasa Sunda. Berkaitan dengan pembelajaran sastra, peserta didik diupayakan untuk mengetahui kehidupan sastra secara eksplisit maupun implisit dengan mengapresiasi dan mengekspresikan isinya.
3. Bacaan Wajib
Pembelajaran bahasa dan sastra Sunda harus didukung oleh adanya buku babon, buku pendukung pembelajaran, atau buku-buku bacaan kanonik untuk mendorong siswa gemar membaca dan membangkitkan minat dan kesenangannya mempelajari bahasa dan sastra Sunda.
Buku yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Sunda adalah buku-buku yang sebelumnya telah dinyatakan lolos seleksi penilaian oleh lembaga berwenang serta dan proses seleksinya harus memperhatikan kejujuran dan kualitas buku.
Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra dan gemar membaca, setiap peserta didik pada setiap jenjang pendidikan diwajibkan membaca sejumlah karya sastra (puisi, prosa, dan drama) yang sesuai dengan tingkatannya dalam jumlah yang memadai. Pemilihan buku bacaan sastra ini disesuikan dengan tingkat perkembangan psikologis peserta. Upaya ini juga berkaitan dengan gerakan literasi sekolah yang menjadi unsur penunjang dalam kurikulum yang berlaku saat ini.
25BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan pengembangan dan implementasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Penumbuhan Budi Pekerti adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai berjenjang dari mulai sekolah dasar. Untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah pada jalur pendidikan khusus dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru sampai dengan kelulusan. Dasar pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti didasarkan pada pertimbangan bahwa masih terabaikannya implementasi nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang masih terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud menjadi nilai aktual dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. PPK dan GLS dimaksudkan pula untuk membekali dan memperkuat karakter peserta didik dalam mempersiapkan daya saing dengan kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.
a. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter
siswa melalui harmonisasi olah hati (etik) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa; olah rasa (estetik) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan; olah pikir (literasi) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat; dan olah raga (kinestetik) yang bertujuan membentuk individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara. Kegiatan tersebut dilakukan dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Terdapat nilai utama sebagai kristalisasi dari njilai-nilai karakter yang harus dikembangkan, yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas (kejujuran).
Implementasi PPK di sekolah diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan yang berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis lingkungan masyarakat. Kegiatan pendidikan karakter berbasis kelas di antaranya dilakukan dengan diiintegrasikan dalam mata pelajaran, optimalisasi muatan
26 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
lokal, dan manajemen kelas. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di antaranya dilakukan melalui pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan pendidik, ekosistem sekolah, serta norma, peraturan, dan tradisi sekolah. Sementara pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat dilakukan bersama-sama dengan orang tua, komite sekolah, dunia usaha, akademisi, pegiat pendidikan, pelakus seni budaya, bahasa dan sastra, serta pemerintah dan pemerintah daerah.
b. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif
dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran. Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.
Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi, yang komponen-komponennya sebagai berikut.
1) Literasi dini (early literacy), yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.
2) Literasi dasar (basic literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan
27BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3) Literasi perpustakaan (library literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
4) Literasi media (media literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
5) Literasi teknologi (technology literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (computer literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
6) Literasi visual (visual literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.
28 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Tahapan Gerakan Literasi Sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tahapan Kegiatan
TAHAPAN KEGIATAN PEMBIASAAN
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati (sustained silent reading).
2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)
TAHAPAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story map), menggunakan graphic organizers, bincang buku.
2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai keterbu-kaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.)
29BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH
3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan sekolah/perpus takaan kota/ daerah atau taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca bersama ( shared reading), membaca terpandu (guided reading) menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital (materi dari internet); (b) peserta didik merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku.
TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai, melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, mem-baca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan akademik.
2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan akademik di kurikulum 2013.
3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).
4. Memanfaatkan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.
Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan.
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda, implementasi GLS dapat memanfaatkan berbagai teks bahasa dan sastra Sunda sebagai material pokok dengan alasan-alasan sebagai berikut.
30 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
1) Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda merupakan bagian dari struktur kurikulum daérah yang juga menuntut peserta didik untuk menekuni kegiatan membaca dan menulis sebagai bagian dari pendekatan komunikatif. Selain itu pembelajaran bahasa dan sastra Sunda seringkali diidéntikan dengan pembelajaran “budi pekerti”.
2) Bahasa dan sastra Sunda adalah entitas masyarakat Jawa Barat yang hingga kini tumbuh dan berkembang sacara dinamis, bukan hanya di lingkungan sekolah sebagai mata pelajaran yang mandiri tetapi juga di lingkungan masyarakat luas. Masih banyak buku dan media massa Sunda yang terbit hingga saat ini dan menunjukan bahwa kagiatan literasi masyarakat Sunda sebenarnya tumbuh dengan baik. Jika hal tersebut dijadikan ukuran, dibanding dengan masyarakat di daerah lain kagiatan literasi masyarakat Sunda jauh lebih maju. Dari laporan Yayasan Rancagé yang setiap tahun memberikan hadiah sastra kepada penulis sastra daerah, buku sastra dan nonsastra yang ditulis dalam bahasa Sunda baik secara kuantitas maupun kualitas jauh lebih bak jika dibanding buku yang ditulis dalam bahasa daerah lain. Setiap tahun tidak kurang dari 15 judul buku diterbitkan dalam bahasa Sunda. Sebagai gambaran, taun 2016 Yayasan Rancagé melaporkan ada 40 judul buku yang terbit dalam bahasa Sunda. Bandingkan dengan bahasa Jawa yang hanya 20 judul, bahasa Bali 10 judul, bahasa Lampung 2 judul, bahasa Batak 4 judul, sarta bahasa Banjar (Kalimantan) 5 judul. Buku-buku bahasa Sunda tersebut di luar buku teks pelajaran serta buku teori kebahasaan dan kesusastraan.
32 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
A. RASIONAL
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah mata pelajaran Muatan lokal yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah, maka materi pembelajaran yang tertuang dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.
KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan; (4) Permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5) Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013, Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan Silabus; (6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian; (7) Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8) Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.
33BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
B. PENGERTIAN Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran
pada Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
C. FUNGSI Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi
guru-guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.
Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan; (5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah (Sunda).
D. TUJUANPertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran
bahasa dan sastra Sunda yang secara umum agar Peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.
1) Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
34 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
2) Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.
3) Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan).
4) Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
5) Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda (berbicara, menulis, dan berpikir).
6) Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda, mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
7) Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.
F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
KELAS X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikapspiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai
35BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, meng-analisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
3.1. Menganalisis aspek kebahasaan dan rasa bahasa teks terjemahan.
4.1. Menerjemahkan teks ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya dengan memperhatikan aspek kebahasaan dan rasa bahasa.
36 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3.2. Membandingkan jenis dongeng, berdasarkan isi, struktur, dan aspek kebahasaan.
4.2. Menampilkan berbagai jenis dongeng dengan cara ngadongeng, monolog, atau dramatisasi.
3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan laporan kegiatan.
4.3. Menulis laporan kegiatan dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.
3.4. Membandingkan bentuk, struktur dan aspek kebahasaan teks kawih Sunda klasik dan pop.
4.4. Melantunkan kawih Sunda klasik dan pop dengan memperhatikan ekspresi, danteknik vokal.
3.5. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks wawancara.
4.5. Merancang, melakukan dan menyusun laporan wawancara dengan memperhatikan kesantunan berbahasa.
3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks babad/ sejarah Sunda.
4.6. Menyajikan isi teks babad/sejarah Sunda dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.
3.7. Menganalisis bentuk dan tipe aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
4.7. Mengkreasikan aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
3.8. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan sajak.
4.8. Menampilkan sajak dengan cara membaca, mendeklamasikan, musikalisasi atau dramatisasi.
KELAS XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
37BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
3.1. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks biantara.
4.1. Mendemonstrasikan biantara dengan memperhatikan kesantunan dan penggunaan kaidah bahasa.
3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan sisindiran.
4.2. Menyusun dan menampilkan sisindiran secara lisan/tulisan sesuai dengan konteks dan fungsi sosialnya.
38 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya.
4.3. Mendemonstrasikan panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya yang sesuai dengan konteks penggunaan bahasa.
3.4. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan carita pondok.
4.4. Menulis carita pondok sederhana dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.5. Menganalisis isi, pola penyajian, dan aspek kebahasaan teks berita dari media massa cetak atau elektronik.
4.5. Menyusun teks berita berdasarkan pengamatan atau hasil wawancara sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan novel.
4.6. Menyajikan hasil analisis novel melalui berbagai media (seperti bagan, cerita bergambar, animasi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.7. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks biografi.
4.7. Menulis teks biografi sederhana dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah bahasa.
3.8 Menganalisis isi, struktur, serta aspek kebahasaan cerita wawacan.
4.8. Mentransformasikan cerita wawacan ke dalam prosa atau mengkreasikan ke dalam bentuk pertunjukan (seperti beluk, jemblungan, dramatisasi).
KELAS XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompeten sisikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,
39BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
3.1. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks bahasan tradisi Sunda.
4.1. Menyajikan bahasan tradisi setempat melalui berbagai media (seperti mading, pameran fotografi, film dokumenter) dengan memperhatikan kaidah bahasa Sunda.
40 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita wayang.
4.2. Mengkreasikan petikan cerita wayang secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks resensi (buku, film, musik, pertunjukan)
4.3. Menulis resensi (buku, film, musik, pertunjukan) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
3.4. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks/naskah drama.
4.4. Menampilkan drama berdasarkan teks/naskah dengan memperhatikan intonasi dan ekspresi.
3.5. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks artikel berbahasa Sunda.
4.5. Menulis artikel sederhana berbahasa Sunda dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah kebahasaan.
3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita pantun.
4.6. Mengkreasikan cerita pantun secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
Keterangan:
Pada prinsipnya kompetensi bahasa dan sastra Sunda untuk peserta didik SMA/SMK/MA/MAK relatif sama. Akan tetapi, pemilihan KD dan materi pokok di SMK/MAK disesuaikan dengan vokasional, kondisi, dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah masing-masing.
Bagi SMK/MAK yang melaksanakan empat tahun akademik, pendidik dapat memilih enam KD dan materi yang berfokus pada praktek dan unjuk kerja berbahasa Sunda yang berkaitan dengan kekhasan vokasional sekolah. Misalnya: (a) menulis laporan, (b) menyusun berita, (c) mendemonstrasikan panata acara, (d) menulis aksara Sunda, (e) mendemonstrasikan biantara, (f) menulis artikel, dan (g) mengkreasikan kawih.
42 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Lampiran 1
SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA
SMA/SMK/MA/MAK
A. PENGERTIAN SILABUSSilabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) termasuk
ke dalam desain pembelajaran perencanaan pembelajaran yang mengacu kepada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
B. KOMPONEN SILABUSDi dalam lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa silabus paling sedikit memuat beberapa komponen, yakni:
(1) Identitas mata pelajaran (misalnya: Bahasa dan Sastra Sunda);(2) identitas sekolah, diisi dengan satuan pendidikan dan kelas (SD/Kelas
I);
43LAMPIRAN-LAMPIRAN
(3) kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
(4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
(5) tema (khusus SD/MI), (6) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
(7) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
(8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
(9) alokasi waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
(10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
Komponen silabus tersebut termasuk komponen yang lengkap. Dalam perkembangan selanjutnya dan perbaikan Kurikulum 2013, komponen silabus hanya terdiri atas tiga komponen, yakni (1) kompetensi dasar, (2) materi pembelajaran, dan (3) kegiatan pembelajaran.
C. PENGEMBANGAN SILABUSPengembangan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
44 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia, misi dan orientasi Kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus agar peserta didik memiliki kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di masa kini dan di masa mendatang, seperti tampak pada gambar 1.
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Keterampilan
Dimensi Sikap
SDM yang beradab,
berpengetahuan, dan
berketerampilan
Gambar 1
Kompetensi yang dimaksud yaitu: (1) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3) memiliki keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka melakukan penyelidikan ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan karya kreatif yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda yang dikembangkan di setiap jenjang pendidikan harus mempertimbangkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu kemampuan pendidik dalam menggunakan dan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi faktor penting agar pembelajaran bahasa dan sastra Sunda mampu menjawab tantangan abad moderen dewasa ini. Selain penggunaan dan pemanfaatan teknonolgi, pembelajaran bahasa dan sastra Sunda juga harus memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik, sehingga mata pelajaran ini dapat menjadi penya-ring dari masuknya kebudayaan asing sekaligus mendorong peserta didik untuk memiliki kearifan terhadap budaya lokal atau budaya masyarakat setempatnya.
45LAMPIRAN-LAMPIRAN
Silabus mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/MAK disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.
Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.
KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
KELAS XAlokasi Waktu: 2 jam pelajaran/minggu
Kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), pada pembelajaran kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
46 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Penu
mbu
han
dan
peng
emba
ngan
kom
pete
nsi s
ikap
dila
kuka
n se
panj
ang
pro
ses
pem
bela
jara
n be
rlang
sung
, da
n da
pat d
igun
akan
seb
agai
per
timba
ngan
gur
u da
lam
men
gem
bang
kan
kara
kter
pes
erta
did
ik le
bih
lanj
ut.
Pem
bela
jara
n un
tuk
kom
pete
nsi p
enge
tahu
an d
an k
ompe
tens
i ket
eram
pila
n se
baga
i ber
ikut
.
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
3.1.
Men
gana
lisis
aspe
k ke
baha
saan
dan
ra
sa b
ahas
a te
ks
terje
mah
an.
• St
rukt
ur k
alim
at
- Ba
gian
pem
buka
- Ba
gian
Eus
i-
Bagi
an P
enut
up
• As
pek
Keba
hasa
an-
Diks
i-
EYD
Baha
sa S
unda
- Ta
takr
ama
baha
sa
Sund
a
• To
pik
Teks
terje
mah
an d
alam
be
ntuk
pro
sa a
tau
puisi
- M
emili
h te
ks b
erba
hasa
Indo
nesia
unt
uk d
iterje
mah
kan.
- M
engi
denti
fikas
i kat
a-ka
ta/u
ngka
pan
yang
sulit
dim
enge
rti.
- M
enan
yaka
n ha
l-hal
yan
g tid
ak d
iket
ahui
ata
u ya
ng b
erbe
da.
- M
emah
ami i
si te
ks y
ang
dite
rjem
ahka
n .
- M
empe
rhati
kan
alur
teks
terje
mah
an.
- M
emah
ami p
esan
/am
anat
teks
terje
mah
an.
4.1.
Men
erje
mah
kan
teks
ke
dala
m
baha
sa S
unda
ata
u se
balik
nya
deng
an
mem
perh
atika
n as
pek
keba
hasa
an d
an ra
sa
baha
sa
- M
ener
jem
ahka
n te
ks b
erba
hasa
indo
nesia
ke
dala
m b
ahas
a.
Sund
a at
au se
balik
nya
den
gan
mem
perh
atika
n as
pek
keba
hasa
an.
- M
emili
h/m
engg
unak
an p
adan
an k
ata
deng
an te
pat.
- M
emba
caka
n ha
sil te
rjem
ahan
.-
Men
gore
ksi h
asil
terje
mah
an d
enga
n te
man
seba
ngku
ata
u ke
lom
pok.
- M
enyu
nting
/mem
perb
aiki
teks
terje
mah
an.
47LAMPIRAN-LAMPIRAN
3.2.
Mem
band
ingk
an je
nis
dong
eng
berd
asar
kan
isi, s
truk
tur,
dan
aspe
k ke
baha
saan
.
• Fu
ngsi
sosia
lM
enel
adan
i nila
i-ni
lai m
oral
yan
g te
rkan
dung
dal
am
jeni
s-je
nis d
onge
ng
untu
k di
tera
pkan
dal
am
kehi
dupa
n se
hari-
hari
• St
rukt
ur te
ks-
Bagi
an p
embu
ka-
Bagi
an is
i-
Bagi
an p
enut
up•
Aspe
k ke
baha
saan
- Ko
sa k
ata
- M
akna
den
otati
f-
Ejah
an-
Tand
a ba
ca-
Stru
ktur
kal
imat
• To
pik
Mem
band
ingk
an
dong
eng
sasa
kala
, sa
sato
an, m
itos,
pa
rabe
l, sa
ge
- M
enyi
mak
jeni
s-je
nis d
onge
ng d
enga
n m
engg
unak
an b
erba
gai
mac
am m
edia
pem
bela
jara
n.-
Men
cata
t dan
mem
baha
s kos
a ka
ta y
ang
belu
m d
ipah
ami.
- Be
rtan
ya ja
wab
tent
ang
perb
edaa
n je
nis d
onge
ng y
ang
tela
h di
simak
.-
Mem
buat
ikhti
sar d
onge
ng y
ang
tela
h di
simak
nya.
- Be
rlatih
men
gana
lisis
dong
eng
deng
an te
man
seba
ngku
dan
salin
g m
enila
i.-
Men
anya
kan
hal-h
al y
ang
tidak
dik
etah
ui .
- M
enam
pilk
an sa
lah
satu
jeni
s don
geng
yan
g te
lah
disia
pkan
nya.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
4.2.
Men
ampi
lkan
be
rbag
ai je
nis
dong
eng
deng
an c
ara
ngad
onge
ng,
m
onol
og, d
ram
atisa
si.
48 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3.3.
Men
gana
lisis
isi,
stru
ktur
dan
asp
ek
keba
hasa
an la
pora
n ke
giat
an.
• St
rukt
ur
- Bu
buka
- Eu
si-
Panu
tup
• As
pek
Keba
hasa
an-
Diks
i-
EYD
Baha
sa
Sun
da-
Tata
kram
a ba
hasa
Su
nda
• To
pik
Lapo
ran
kegi
atan
- M
emba
ca d
an m
enga
mati
beb
erap
a co
ntoh
lapo
ran
kegi
atan
.-
Men
entu
kan
ciri-
ciri
lapo
ran
kegi
atan
- M
embe
daka
n la
pora
n ke
giat
an d
enga
n be
ntuk
kar
anga
n la
in-
Men
gide
ntifik
asi s
truk
tur l
apor
an k
egia
tan.
-
Mem
aham
i uns
ur-u
nsur
keb
ahas
aan
lapo
ran
kegi
atan
.-
Men
yim
pulk
an te
ntan
g as
pek-
aspe
k ke
baha
saan
lapo
ran
kegi
atan
.-
Men
yajik
an h
asil
anal
isis a
spek
keb
ahas
aan
lapo
ran
kegi
atan
. Se
cara
lisa
n da
n te
rtul
is
4.3.
Men
ulis
lapo
ran
kegi
atan
den
gan
mem
perh
atika
n st
rukt
ur d
an a
spek
ke
baha
saan
.
- M
enen
tuka
n te
ma
lapo
ran
kegi
atan
.-
Men
yusu
n ke
rang
ka la
pora
n ke
giat
an-
Men
ulis
lapo
ran
kegi
atan
-
Men
gore
ksi h
asil
lapo
ran
kegi
atan
den
gan
tem
an se
bang
ku a
tau
kelo
mpo
k-
Men
yunti
ng/m
empe
rbai
ki h
asil
lapo
ran
kegi
atan
3.4.
Mem
band
ingk
an
bent
uk, s
truk
tur,
da
n as
pek
keba
hasa
an te
ks
kaw
ih S
unda
kla
sik
dan
pop.
• St
rukt
ur te
ks-
Pilih
an k
ata
(dik
si)
- Pu
rwak
anti
- M
ende
ngar
kan
sala
h sa
tu k
awih
Sun
da k
lasik
dan
pop
.-
Men
cata
t dan
mem
baha
s kos
a ka
ta y
ang
belu
m d
ipah
ami.
- Be
rtan
ya ja
wab
tent
ang
perb
edaa
n je
nis k
awih
Sun
da k
lasik
dan
po
p ya
ng te
lah
disim
ak.
49LAMPIRAN-LAMPIRAN
4.4.
M
elan
tunk
an k
awih
kl
asik
dan
pop
Su
nda
deng
an
mem
perh
atika
n be
ntuk
, eks
pres
i dan
te
knik
vok
al.
• Ap
ek K
ebah
asaa
n-
Mak
na d
enot
atif
- N
ada
- W
irahm
a-
Artik
ulas
i•
Topi
k
• Ka
wih
Sun
da k
lasik
dan
po
p de
ngan
ber
agam
te
ma.
- M
emba
ca sa
lah
satu
teks
kaw
ih S
unda
kla
sik d
an p
op.
- M
enga
pres
iasi
sala
h sa
tu k
awih
Sun
da k
lasik
dan
pop
.-
Mel
antu
nkan
sala
h sa
tu k
awih
Sun
da k
lasik
dan
pop
.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jar.
3.5.
Men
gana
lisis
isi,
stru
ktur
, dan
uns
ur
keba
hasa
an te
ks
waw
anca
ra.
• St
rukt
ur k
ebah
asaa
n-
Tem
a-
Dafta
r per
tany
aan
- Bu
buka
- Eu
si-
panu
tup
• Ap
ek K
ebah
asaa
n-
Diks
i-
EYD
Basa
Sun
da-
Tata
kram
a ba
hasa
Su
nda
• To
pik
Waw
anca
ra d
enga
n to
koh/
nara
sum
ber u
ntuk
be
rbag
ai tu
juan
- M
emba
ca d
an m
enga
mati
beb
erap
a co
ntoh
teks
waw
anca
ra.
- M
emah
ami i
si w
awan
cara
.-
Men
gide
ntifik
asi s
truk
tur w
awan
cara
.-
Mem
aham
i asp
ek-a
spek
keb
ahas
aan
teks
waw
anca
ra.
- M
enyi
mpu
lkan
kai
dah-
kaid
ah w
awan
cara
.-
Men
yajik
an h
asil
anal
isis a
spek
keb
ahas
aan
waw
anca
ra se
cara
lis
an d
an te
rtul
is.
4.5.
Mer
anca
ng,
mel
akuk
an d
an
men
yusu
n la
pora
n w
awan
cara
den
gan
mem
perh
atika
n ke
sant
unan
be
rbah
asa
- M
enen
tuka
n na
rasu
mbe
r.-
Men
entu
kan
med
ia w
awan
cara
.-
Mel
aksa
naka
n w
awan
cara
.-
Men
disk
usik
an te
ntan
g isi
waw
anca
ra d
an k
aida
h-ka
idah
nya.
- M
enyu
sun
lapo
ran
waw
anca
ra.
- M
engo
reks
i dan
men
yunti
ng/m
empe
rbai
ki te
ks la
pora
n w
awan
cara
den
gan
tem
an se
bang
ku a
tau
kelo
mpo
k.
50 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3.6.
Men
gana
lisis
isi,
st
rukt
ur, d
an
aspe
k ke
baha
saan
teks
ba
bad/
seja
rah
Sund
a.
• Fu
ngsi
sosia
lM
enel
adan
i N
ilai
mor
al d
an p
endi
dika
n da
lam
teks
bab
ad/
seja
rah
Sund
a ya
ng
diim
plem
enta
sikan
da
lam
keh
idup
an se
hari-
hari
• St
rukt
ur k
ebah
asaa
n-
Bubu
ka-
Eusi
- pa
nutu
p
• As
pek
Keba
hasa
an-
Diks
i-
EYD
baha
sa S
unda
- Ta
takr
ama
baha
sa
Sund
a
• To
pik
Teks
bab
ad/s
ejar
ah S
unda
- M
emili
h te
ks b
abad
/saj
arah
Sun
da.
- M
emah
ami s
truk
tur k
ebah
asaa
n te
ks b
abad
/sej
arah
Sun
da.
- M
emah
ami s
etiap
kej
adia
n se
jara
h da
lam
teks
bab
ad/ s
ajar
ah
Sund
a.-
Men
emuk
an k
eter
kaita
n an
tara
toko
h da
n ke
jadi
an se
jara
h de
ngan
ken
yata
an d
aera
h se
tem
pat.
- M
enen
tuka
n ga
lur t
eks b
abad
/ saj
arah
Sun
da.
4.6.
Men
yajik
an is
i tek
s ba
bad/
seja
rah
Sund
a de
ngan
m
empe
rhati
kan
stru
ktur
dan
asp
ek
keba
hasa
an
- M
erin
gkas
isi t
eks b
abad
/sej
arah
Sun
da, s
esua
i den
gan
stru
ktur
da
n as
pek
keba
hasa
an.
- M
engo
reks
i has
il rin
gkas
an is
i tek
s bab
ad/s
ejar
ah S
unda
, de
ngan
tem
an se
bang
ku a
tau
kelo
mpo
k.-
Men
cerit
akan
kem
bali
isi te
ks b
abad
/sej
arah
Sun
da.
51LAMPIRAN-LAMPIRAN
3.7
Men
gana
lisis
bent
uk
dan
tipe
aks
ara
Sund
a se
suai
den
gan
kaid
ah-k
aida
hnya
.
• Fu
ngsi
sosia
lLa
mba
ng ja
ti di
ri se
rta
rasa
ban
gga
dala
m
mel
esta
rikan
trad
isi
Sund
a.
• St
rukt
ur Te
ks-
Ciri
aksa
ra S
unda
-
Bent
uk a
ksar
a Su
nda
- Ka
idah
aks
ara
Sund
a
• U
nsur
Keb
ahas
aan
- Di
ksi
- Ej
aan
dan
tand
a ba
ca.
• To
pik
Aksa
ra S
unda
yan
g da
pat m
enum
buhk
an
peril
aku
yang
term
uat
dala
m K
I.
- M
enga
mati
teks
dan
taya
ngan
aks
ara
Sund
a m
elal
ui m
edia
pe
mbe
laja
ran.
- M
engi
denti
fikas
i ciri
-ciri
, pen
gerti
an, j
enis,
tuju
an, s
istem
atika
da
n te
knik
-tekn
ik a
ksar
a Su
nda.
- M
engk
onfir
mas
i has
il te
mua
n se
men
tara
dan
men
anya
kan/
berk
onsu
ltasi
kepa
da g
uru
tent
ang
siste
mati
ka d
an k
aida
h-ka
idah
pe
nulis
an y
ang
bena
r.
4.7.
Men
gkre
asik
an a
ksar
a Su
nda
sesu
ai d
enga
n ka
idah
-kai
dahn
ya.
- M
enul
is te
ks p
ende
k ya
ng m
engg
unak
an a
ksar
a Su
nda
sesu
ai
deng
an k
aida
h-ka
idah
nya.
- M
enul
is na
ma
diri
(tem
pat,
inta
nsi,
jala
n), u
ngka
pan
dan
kalig
rafi
men
ggun
akan
aks
ara
Sund
a se
suai
den
gan
kaid
ah-k
aida
hnya
.-
Men
gkom
unik
asik
an p
enga
lam
an p
enyu
suna
n te
ks a
ksar
a Su
nda
di a
ntar
anya
ber
upa
kesa
n-ke
san,
kom
enta
r, pe
rmas
alah
an.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
52 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3.8.
Men
gana
lisis
isi,
unsu
r, st
rukt
ur d
an
aspe
k ke
baha
saan
sa
jak.
• St
rukt
ur Te
ks- T
eks s
ajak
ber
isi
kos
a k
ata,
dan
i
diom
.- T
ema,
nad
a, p
iliha
n
kata
(dik
si), r
asa,
aman
at•
Uns
ur K
ebah
asaa
n-
Istila
h kh
usus
terk
ait
deng
an id
iom
dan
ko
sa k
ata,
bah
asa
yang
m
uncu
l pad
a te
ks
saja
k -
Uca
pan,
teka
nan
kata
, in
tona
si, e
jaan
, dan
ta
nda
baca
.•
Topi
kke
kaya
an b
ahas
a Su
nda.
(id
iom
, kos
a ka
ta) d
alam
ka
rang
an sa
jak
- M
emba
ca d
an m
enga
mati
teks
saja
k ya
ng m
enga
ndun
g be
rbag
ai
mac
am k
osa
kata
, dan
idio
m y
ang
mer
upak
an k
ekay
aan
baha
sa
Sund
a.-
Men
yim
ak d
an m
enam
pilk
an sa
lah
satu
saja
k de
ngan
m
engg
unak
an b
erba
gai m
acam
med
ia.
- Be
rtan
ya ja
wab
tent
ang
aspe
k ke
baha
saan
yan
g te
rdap
at d
alam
sa
jak.
4.8.
Men
ampi
lkan
sa
jak
deng
an
cara
mem
baca
, m
ende
klam
asik
an
atau
dra
mati
sasi.
- M
enam
pilk
an sa
lah
satu
saja
k de
ngan
car
a (m
emba
ca, d
ekla
mas
i, m
usik
alisa
si, d
ram
atisa
si).
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
KEL
AS
XIA
loka
si W
aktu
: 2 ja
m p
elaj
aran
/min
ggu
Kom
pete
nsi s
ikap
spi
ritua
l dan
kom
pete
nsi s
ikap
sos
ial,
dica
pai m
elal
ui p
embe
laja
ran
tidak
lang
sung
(ind
irect
te
achi
ng),
pada
pem
bela
jara
n ko
mpe
tens
i pe
nget
ahua
n da
n ko
mpe
tens
i ke
tera
mpi
lan
mel
alui
ke
tela
dana
n,
53LAMPIRAN-LAMPIRAN
pem
bias
aan,
dan
bud
aya
seko
lah
deng
an m
empe
rhat
ikan
kar
akte
ristik
mat
a pe
laja
ran,
ser
ta k
ebut
uhan
dan
kon
disi
pe
serta
did
ik.
Penu
mbu
han
dan
peng
emba
ngan
kom
pete
nsi s
ikap
dila
kuka
n se
panj
ang
pro
ses
pem
bela
jara
n be
rlang
sung
, da
n da
pat d
igun
akan
seb
agai
per
timba
ngan
gur
u da
lam
men
gem
bang
kan
kara
kter
pes
erta
did
ik le
bih
lanj
ut.
Pem
bela
jara
n un
tuk
kom
pete
nsi p
enge
tahu
an d
an k
eter
ampi
lan
seba
gai b
erik
ut in
i.
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
3.1.
Men
gana
lisis
isi,
stru
ktur
, dan
asp
ek
keba
hasa
an te
ks
bian
tara
.
• Fu
ngsi
Sosia
l:M
enum
buhk
an si
kap
salin
g m
engh
orm
ati se
sam
a.•
Teks
Bia
ntar
a•
Stru
ktur
- Bu
buka
(sal
am b
ubuk
a,
muk
adim
ah, p
angw
i-lu
jeng
ka
nu h
alad
ir)-
Eusi
- Pa
nutu
p (S
anda
k-su
nduk
mén
ta h
ampu
ra,
du’a
, sal
am p
anut
up)
• As
pek
Kaba
saan
- Ta
takr
ama
basa
- Di
ksi
- Pa
duan
par
agra
f•
Topi
kBi
anta
ra y
ang
dapa
t m
enum
buhk
an p
erila
ku
yang
term
uat d
alam
KI.
- M
emba
ca d
an m
enga
mati
teks
bia
ntar
a.-
Men
diku
sikan
asp
ek k
ebah
asaa
n (is
tilah
-istil
ah y
ang
dian
ggap
sulit
, pur
wak
anti,
dan
gay
a ba
sa) y
ang
terd
apat
dal
am te
ks b
iant
ara.
- M
enca
ri da
ri be
rbag
ai su
mbe
r men
gena
i tek
s bia
ntar
a ya
ng b
isa d
ijadi
kan
refe
rens
i pem
bela
jara
n.
4.1.
Men
dem
onst
rasik
an
bian
tara
den
gan
mem
perh
atika
n ke
sant
unan
dan
pe
nggu
naan
kai
dah
baha
sa.
- M
eran
cang
dan
men
yusu
n te
ks b
iant
ara.
-
Men
yajik
an te
ks b
iant
ara
deng
an m
empe
rhati
kan
peng
guna
an k
aida
h ba
sa.
- M
enan
ggap
i tam
pila
n Bi
anta
ra d
alam
kon
teks
pe
nggu
naan
bah
asa.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
54 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3.2.
Men
gana
lisis
isi,
stru
ktur
, dan
asp
ek
keba
hasa
an si
sindi
ran.
• Fu
ngsi
sosia
lM
enem
ukan
mak
na d
an
nila
i-nila
i keh
idup
an y
ang
terk
andu
ng d
alam
sisin
dira
n•
Stru
ktur
Teks
- At
uran
pen
ulisa
n-
Guru
lagu
- Gu
ru W
ilang
an-
Pada
lisan
- Pa
da
• As
pek
Keba
hasa
an-
Pilih
an k
ata
(dik
si)-
Uca
pan,
mak
na k
ata,
in
tona
si, e
jaan
, tan
da b
aca.
• To
pik
Men
yusu
n da
n m
enam
pilk
an
sisin
dira
n un
tuk
berb
agai
tu
juan
- M
enga
mati
con
toh
sisin
dira
n un
tuk
men
geta
hui f
ungs
i so
sial.
- M
emba
ca c
onto
h sis
indi
ran.
- Se
cara
ber
kelo
mpo
k m
enga
nalis
is un
sur-u
nsur
sisin
dira
n un
tuk
men
geta
hui f
ungs
i sos
ialn
ya.
- M
endi
skus
ikan
isi s
isind
iran
yang
dib
acan
ya u
ntuk
m
enge
tahu
i fun
gsi s
osia
l.-
Men
yusu
n da
n m
enam
pilk
an si
sindi
ran,
den
gan
ucap
an
dan
teka
nan
kata
yan
g be
nar.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
rnya
4.2.
Men
yusu
n da
n m
enam
pilk
an si
sindi
ran
seca
ra li
san/
tulis
an
sesu
ai d
enga
n k
onte
ks
dan
fung
si so
sialn
ya.
3.3.
Men
gana
lisis
isi,
stru
ktur
dan
asp
ek
keba
hasa
an te
ks
panu
mbu
cat
ur
(mod
erat
or) d
alam
ke
giat
an d
iskus
i, d
ebat
, da
n se
jeni
snya
.
• Fu
ngsi
Sosia
l:M
enum
buhk
an si
kap
salin
g m
engh
orm
ati se
sam
a.
• St
rukt
ur-
Bubu
ka-
Eusi
- Pa
nutu
p
- M
amba
ca c
onto
h te
ks P
anum
bu c
atur
dan
men
cerm
ati k
aida
h-
ka
idah
nya.
- M
enca
ri da
ri be
rbag
ai su
mbe
r inf
orm
asi t
enta
ng
pros
edur
pan
umbu
cat
ur d
an k
aida
h-ka
idah
nya.
- M
enyu
sun
teks
pan
umbu
cat
ur se
suai
den
gan
kaid
ah-
kaid
ahny
a.
55LAMPIRAN-LAMPIRAN
4.3.
Men
dem
onst
rasik
an
panu
mbu
cat
ur
(mod
erat
or) d
alam
ke
giat
an d
iskus
i, d
ebat
, da
n se
jeni
snya
yan
g se
suai
den
gan
kont
eks
peng
guna
an b
ahas
a.
• As
pek
Kaba
hasa
an-
Diks
i -
Tata
kra
ma
basa
- Ej
aan
dan
tand
a ba
ca-
Kese
suai
an
• To
pik
Panu
mbu
cat
ur y
ang
dapa
t m
enum
buhk
an p
erila
ku
yang
term
uat d
alam
KI.
- M
enam
pilk
an p
anum
bu c
atur
dal
am k
egia
tan
sepe
rti
disk
usi,
dan
deba
t. -
Men
angg
api t
ampi
lan
panu
mbu
cat
ur d
alam
kon
teks
pe
nggu
naan
bah
asa.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
3.4.
Men
gana
lisis
isi, s
truk
tur
dan
aspe
k ke
baha
saan
ca
rita
pond
ok.
• Fu
ngsi
Sosia
l:N
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
terk
andu
ng d
alam
teks
ca
rita
pond
ok y
ang
bisa
di
impl
emen
tasik
an d
alam
ke
hidu
pan
seha
ri-ha
ri.
• St
rukt
ur Te
ks-
Ciri-
ciri
carit
a po
ndok
.-
Uns
ur S
astr
a (u
nsur
-un
sur i
ntrin
sik d
an
ektr
insik
cer
ita).
- M
emba
ca te
ks C
arita
pon
dok.
- M
enan
yaka
n da
n m
engu
mpu
lkan
istil
ah-is
tilah
khu
sus
yang
dite
muk
an d
i dal
am te
ks C
arita
pon
dok.
- M
engi
denti
fikas
i ciri
-ciri
Car
ita p
ondo
k.-
Men
gana
lisis
unsu
r sas
tra
yang
terd
apat
di d
alam
Car
ita
pond
ok.
4.4.
Men
ulis
carit
a po
ndok
se
derh
ana
deng
an
mem
perh
atika
n st
rukt
ur
dan
kaid
ah k
ebah
asaa
n.
- M
enyu
sun
kera
ngka
Car
ita p
ondo
k .
- M
enul
is ka
rang
an C
arita
pon
dok
men
jadi
sebu
ah
kara
ngan
yan
g ut
uh d
enga
n m
empe
rhati
kan
stru
ktur
dan
ka
idah
keb
ahas
aan.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
56 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3.5.
Men
gana
lisis
isi, p
ola
peny
ajia
n, d
an u
nsur
ke
baha
saan
teks
war
ta
(ber
ita) d
ari m
edia
m
assa
cet
ak a
tau
elek
tron
ik.
• As
pek
Keba
hasa
an:
- Di
ksi
- Pa
kem
an b
asa
- Ej
aan
dan
tand
a ba
ca.
- Pa
duan
par
agra
f.-
Kese
suai
an a
ntar
a te
ma
dan
isi.
- Ka
limat
lang
sung
dan
tid
ak la
ngsu
ng.
• To
pik
Teks
car
ita p
ondo
k ya
ng
dapa
t men
umbu
hkan
pe
rilak
u ya
ng te
rmua
t dal
am
KI.
- M
emba
ndin
gkan
teks
war
ta d
ari m
edia
mas
sa c
etak
dan
el
ektr
onik
.-
Men
yebu
tkan
bag
ian-
bagi
an w
arta
seca
ra si
stem
atis d
an
bena
r.-
Men
cari
dari
berb
agai
sum
ber i
nfor
mas
i ten
tang
pro
sedu
r m
enul
is w
arta
sesu
ai d
enga
n ka
idah
-kai
dahn
ya.
- M
enje
lask
an la
ngka
h-la
ngka
h m
enyu
sun
war
ta d
enga
n ce
rmat
dan
ben
ar.
4.5.
Men
yusu
n te
ks w
arta
(b
erita
) ber
dasa
rkan
pe
ngam
atan
ata
u ha
sil
waw
anca
ra se
suai
de
ngan
stru
ktur
dan
ka
idah
keb
ahas
aan.
• Fu
ngsi
Sosia
l:N
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
terk
andu
ng d
alam
teks
, ya
ng b
isa d
iimpl
emen
tasik
an
dala
m k
ehid
upan
seha
ri-ha
ri.
• Te
ks W
arta
• St
rukt
ur te
ks-
Bubu
ka-
Eusi
- Pe
nutu
p
- M
eran
cang
teks
war
ta b
erda
sark
an h
asil
peng
amat
an
atau
has
il w
awan
cara
. -
Men
ulis
war
ta d
enga
n m
empe
rhati
kan
stru
ktur
dan
ka
idah
keb
ahas
aan.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
57LAMPIRAN-LAMPIRAN
3.6.
M
enga
nalis
is isi
, st
rukt
ur, d
an a
spek
ke
baha
saan
nov
el.
• Po
la P
enya
jian
- Pr
insip
-
Pros
es ta
hapa
n nu
lis
war
ta-
Pros
edur
• As
pek
Kaba
hasa
an-
Diks
i-
Ejaa
n da
n ta
nda
baca
- Pa
duan
par
agra
f-
Kese
suai
an a
ntar
a to
pik
deng
an is
i •
Topi
kN
ulis
Teks
Ber
ita (W
arta
) ya
ng d
apat
men
umbu
hkan
pe
rilak
u ya
ng te
rmua
t dal
am
KI.
- M
engi
denti
fikas
i uns
ur-u
nsur
nov
el d
enga
n ce
rmat
.
- M
emah
ami i
si no
vel d
enga
n te
liti.
- M
enga
nalis
is ba
hasa
yan
g di
perg
unak
an se
rta
unsu
r in
trin
sik d
alam
nov
el d
enga
n te
liti.
- M
engi
nter
pret
asik
an is
i nov
el se
suai
den
gan
kaid
ah-
kaid
ahny
a.
4.6.
Men
yajik
an h
asil
anal
isis n
ovel
mel
alui
be
rbag
ai m
edia
(s
eper
ti ba
gan,
cer
ita
berg
amba
r, an
imas
i) de
ngan
mem
perh
atika
n st
rukt
ur d
an k
aida
h ke
baha
saan
.
• Fu
ngsi
sosia
lN
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
terk
andu
ng d
alam
ka
rang
an n
ovel
dan
bisa
di
impl
emen
tasik
an d
alam
ke
hidu
pan
seha
ri-ha
ri.
• St
rukt
ur Te
ks-
Ciri
nove
l-
Uns
ur sa
stra
(int
rinsik
&
ekst
rinsik
)
- M
enya
jikan
has
il an
alisi
s nov
el m
elal
ui b
erba
gai m
edia
(s
eper
ti ba
gan,
cer
ita b
erga
mba
r, an
imas
i)
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
rnya
.
58 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3.7.
Men
gana
lisis
isi, s
truk
tur
dan
aspe
k ke
baha
saan
te
ks b
iogr
afi.
• As
pek
Keba
hasa
an-
Diks
i-
Uca
pan,
teka
nan
kata
, in
tona
si, e
jaan
, dan
tand
a ba
ca.
- Ka
limat
lang
sung
dan
tida
k la
ngsu
ng.
• To
pik
Petik
an n
ovel
yan
g da
pat
men
umbu
hkan
per
ilaku
yan
g te
rmua
t dal
am K
I.
- M
emba
ca d
an m
enga
mati
teks
bio
grafi
.-
Men
disk
usik
an u
nsur
-uns
ur te
ks b
iogr
afi.
- M
engg
ali i
nfor
mas
i ten
tang
bio
grafi
dar
i ber
baga
i re
fere
nsi.
4.7.
Men
ulis
teks
bio
grafi
se
derh
ana
deng
an
mem
perh
atika
n st
rukt
ur d
an
peng
guna
an k
aida
h ba
hasa
.
• Fu
ngsi
Sosia
l:N
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
terk
andu
ng d
alam
te
ks b
igra
fi da
n bi
sa b
isa
diim
plem
enta
sikan
dal
am
kehi
dupa
n se
hari-
hari.
• Te
ks B
iogr
afi•
Stru
ktur
Teks
- U
nsur
-uns
ur B
iogr
afi-
Kara
kter
istik
teks
bio
grafi
• As
pek
Keba
hasa
an-
Diks
i -
Ejaa
n da
n pe
nggu
naan
ta
nda
baca
.-
Padu
an p
arag
raf
• To
pik
Biog
rafi
yang
dap
at
men
umbu
hkan
per
ilaku
ya
ng te
rmua
t dal
am K
I.
- M
enul
is bi
ogra
fi be
rdas
arka
n un
sur-u
nsur
bio
grafi
den
gan
mem
perh
atika
n pe
nggu
naan
kai
dah
baha
sa.
- M
enge
valu
asi h
asil
biog
rafi.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
59LAMPIRAN-LAMPIRAN
3.8
Men
gana
lisis
isi,
stru
ktur
, ser
ta a
spek
ke
baha
saan
peti
kan
cerit
a w
awac
an.
• Fu
ngsi
Sosia
l:N
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
bisa
yan
g bi
sa
diim
plem
enta
sikan
dal
am
kehi
dupa
n se
hari-
hari.
• St
rukt
ur te
ks:
- St
rukt
ur w
awac
an.
- Be
ntuk
waw
acan
(pro
sa,
dram
atisa
si).
• As
pek
Keba
hasa
an:
- Isti
lah
khus
us y
ang
dite
muk
an d
i dal
am te
ks.
- Pa
rafr
ase
waw
acan
se
suai
den
gan
ejaa
n ya
ng
tepa
t.
• To
pik
Waw
acan
yan
g da
pat
men
umbu
hkan
per
ilaku
ya
ng te
rmua
t dal
am K
I.
- M
emba
ca d
an m
engi
denti
fikas
i ben
tuk
carit
a
buh
un
waw
acan
seba
gai w
arisa
n bu
daya
Sun
da.
- M
emah
ami i
si w
awac
an y
ang
disim
ak b
aik
dari
segi
isi
mau
pun
unsu
r keb
ahas
aan.
-
Men
emuk
an d
an m
engu
mpu
lkan
istil
ah-is
tilah
khu
sus
yang
terd
apat
dal
am te
ks w
awac
an.
- M
engg
ali i
nfor
mas
i dan
mem
band
ingk
an b
entu
k ca
rita
buhu
n (d
ongé
ng, c
arita
pan
tun,
waw
acan
, car
ita n
aska
h je
ung
gugu
ritan
).
4.8
Men
tran
sfor
mas
ikan
ce
rita
waw
acan
ke
dala
m p
rosa
ata
u m
engk
reas
ikan
ke
dal
am b
entu
k pe
rtun
juka
n (s
eper
ti be
luk,
jem
blun
gan,
dr
amati
sasi)
.
- M
enyu
sun
petik
an té
ks w
awac
an d
enga
n ca
ra
mem
para
fras
e te
ks k
e da
lam
ben
tuk
pros
a at
au
dram
atisa
si.-
Men
yajik
an p
etika
n te
ks w
awac
an h
asil
krea
si sis
wa
dala
m b
entu
k pe
rtun
juka
n (s
eper
ti be
luk,
jem
blun
gan,
dr
amati
sasi)
.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jar.
60 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
KELA
S XI
I
Alo
kasi
Wak
tu: 2
jam
pel
ajar
an/m
ingg
u
Kom
pete
nsi s
ikap
spi
ritua
l dan
kom
pete
nsi s
ikap
sos
ial,
dica
pai m
elal
ui p
embe
laja
ran
tidak
lang
sung
(ind
irect
te
achi
ng),
pada
pem
bela
jara
n ko
mpe
tens
i pe
nget
ahua
n da
n ko
mpe
tens
i ke
tera
mpi
lan
mel
alui
ke
tela
dana
n,
pem
bias
aan,
dan
bud
aya
seko
lah
deng
an m
empe
rhat
ikan
kar
akte
ristik
mat
a pe
laja
ran,
ser
ta k
ebut
uhan
dan
kon
disi
pe
serta
did
ik.
Penu
mbu
han
dan
peng
emba
ngan
kom
pete
nsi s
ikap
dila
kuka
n se
panj
ang
pro
ses
pem
bela
jara
n be
rlang
sung
, da
n da
pat d
igun
akan
seb
agai
per
timba
ngan
gur
u da
lam
men
gem
bang
kan
kara
kter
pes
erta
did
ik le
bih
lanj
ut.
Pem
bela
jara
n un
tuk
kom
pete
nsi p
enge
tahu
an d
an k
eter
ampi
lan
seba
gai b
erik
ut.
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
3.1
Men
gana
lisis
isi, s
truk
tur
dan
asp
ek k
ebah
asaa
n te
ks b
ahas
an tr
adisi
Sun
da.
4.1
Men
yajik
an b
ahas
an
trad
isi se
tem
pat m
elal
ui
berb
agai
med
ia (s
eper
ti m
adin
g, p
amer
an fo
togr
afi,
film
dok
umen
ter)
den
gan
mem
perh
atika
n ka
idah
ba
hasa
Sun
da.
• Fu
ngsi
sosia
lM
enja
ga h
ubun
gan
inte
rper
sona
l de
ngan
mas
yara
kat s
etem
pat
sert
a m
enum
buhk
an ra
sa b
angg
a da
lam
mel
esta
rikan
trad
isi S
unda
.•
Aspe
k ke
baha
saan
- Pa
kem
an b
asa
- Di
ksi
- Ta
takr
ama
basa
•
Topi
kBa
hasa
n tr
adisi
Sun
da y
ang
dapa
t m
enum
buhk
an p
erila
ku y
ang
term
uat d
alam
KI.
- M
emba
ca is
i tek
s bah
asan
trad
isi S
unda
.-
Men
anya
kan
hal-h
al y
ang
tidak
dik
etah
ui a
tau
yang
be
lum
dip
aham
i.-
Men
elaa
h da
n m
endi
skus
ikan
stru
ktur
dan
uns
ur
baha
san
trad
isi S
unda
.-
Men
yusu
n te
ks b
erba
hasa
Sun
da te
ntan
g ba
hasa
n tr
adisi
Sun
da se
tem
pat.
- M
enya
jikan
bah
asan
trad
isi se
tem
pat m
elal
ui
berb
agai
med
ia (s
eper
ti m
adin
g, p
amer
an fo
togr
afi,
film
dok
umen
ter)
.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jar.
61LAMPIRAN-LAMPIRAN
KELA
S XI
I
Alo
kasi
Wak
tu: 2
jam
pel
ajar
an/m
ingg
u
Kom
pete
nsi s
ikap
spi
ritua
l dan
kom
pete
nsi s
ikap
sos
ial,
dica
pai m
elal
ui p
embe
laja
ran
tidak
lang
sung
(ind
irect
te
achi
ng),
pada
pem
bela
jara
n ko
mpe
tens
i pe
nget
ahua
n da
n ko
mpe
tens
i ke
tera
mpi
lan
mel
alui
ke
tela
dana
n,
pem
bias
aan,
dan
bud
aya
seko
lah
deng
an m
empe
rhat
ikan
kar
akte
ristik
mat
a pe
laja
ran,
ser
ta k
ebut
uhan
dan
kon
disi
pe
serta
did
ik.
Penu
mbu
han
dan
peng
emba
ngan
kom
pete
nsi s
ikap
dila
kuka
n se
panj
ang
pro
ses
pem
bela
jara
n be
rlang
sung
, da
n da
pat d
igun
akan
seb
agai
per
timba
ngan
gur
u da
lam
men
gem
bang
kan
kara
kter
pes
erta
did
ik le
bih
lanj
ut.
Pem
bela
jara
n un
tuk
kom
pete
nsi p
enge
tahu
an d
an k
eter
ampi
lan
seba
gai b
erik
ut.
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
3.1
Men
gana
lisis
isi, s
truk
tur
dan
asp
ek k
ebah
asaa
n te
ks b
ahas
an tr
adisi
Sun
da.
4.1
Men
yajik
an b
ahas
an
trad
isi se
tem
pat m
elal
ui
berb
agai
med
ia (s
eper
ti m
adin
g, p
amer
an fo
togr
afi,
film
dok
umen
ter)
den
gan
mem
perh
atika
n ka
idah
ba
hasa
Sun
da.
• Fu
ngsi
sosia
lM
enja
ga h
ubun
gan
inte
rper
sona
l de
ngan
mas
yara
kat s
etem
pat
sert
a m
enum
buhk
an ra
sa b
angg
a da
lam
mel
esta
rikan
trad
isi S
unda
.•
Aspe
k ke
baha
saan
- Pa
kem
an b
asa
- Di
ksi
- Ta
takr
ama
basa
•
Topi
kBa
hasa
n tr
adisi
Sun
da y
ang
dapa
t m
enum
buhk
an p
erila
ku y
ang
term
uat d
alam
KI.
- M
emba
ca is
i tek
s bah
asan
trad
isi S
unda
.-
Men
anya
kan
hal-h
al y
ang
tidak
dik
etah
ui a
tau
yang
be
lum
dip
aham
i.-
Men
elaa
h da
n m
endi
skus
ikan
stru
ktur
dan
uns
ur
baha
san
trad
isi S
unda
.-
Men
yusu
n te
ks b
erba
hasa
Sun
da te
ntan
g ba
hasa
n tr
adisi
Sun
da se
tem
pat.
- M
enya
jikan
bah
asan
trad
isi se
tem
pat m
elal
ui
berb
agai
med
ia (s
eper
ti m
adin
g, p
amer
an fo
togr
afi,
film
dok
umen
ter)
.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jar.
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
3.2
Men
gana
lisis
isi, s
truk
tur
dan
aspe
k ke
baha
saan
pe
tikan
car
ita w
ayan
g.
4.2
Men
gkre
asik
an p
etika
n ca
rita
way
ang
seca
ra
lisan
/tul
isan
ke d
alam
be
ntuk
lain
(dra
ma,
car
ita
pond
ok, p
uisi)
den
gan
mem
perh
atika
n st
rukt
ur
dan
kaid
ah k
ebah
asaa
n.
• Fu
ngsi
sosia
lM
enum
buhk
an ra
sa tr
isila
s (sil
ih
asah
, sili
h as
ih, s
ilih
asuh
) ser
ta
nila
i mor
al d
an p
endi
dika
n ya
ng
bisa
diim
plem
enta
sikan
dal
am
kehi
dupa
n se
hari-
hari.
•
Aspe
k Ke
baha
saan
- Isti
lah
khus
us p
away
anga
n.-
Pake
man
bas
a -
Diks
i•
Topi
kPe
tikan
car
ita w
ayan
g ya
ng d
apat
m
enum
buhk
an p
erila
ku y
ang
term
uat d
alam
KI.
- M
emba
ca p
etika
n té
ks c
arita
way
ang.
- M
engi
denti
fikas
i ciri
-ciri
car
ita w
ayan
g.-
Men
anya
kan
hal-h
al y
ang
tidak
dik
etah
ui d
ari t
eks
cerit
a w
ayan
g.-
Men
gana
lisis
unsu
r-uns
ur c
arita
way
ang.
- M
emah
ami p
erba
ndin
gan
anta
ra c
erita
don
géng
dan
ca
rita
way
ang.
- M
engk
reas
ikan
has
il te
mua
nnya
dal
am b
entu
k lis
an/
tulis
an (s
eper
ti dr
ama,
car
ita p
ondo
k, p
uisi)
.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jarn
ya.
3.3.
Men
gana
lisis
isi, s
truk
tur
dan
aspe
k ke
baha
saan
teks
re
sens
i (bu
ku, fi
lm, m
usik
, pe
rtun
juka
n).
4.3.
Men
ulis
rese
nsi (
buku
, fil
m, m
usik
, per
tunj
ukan
) de
ngan
mem
perh
atika
n st
rukt
ur d
an k
aida
h ke
baha
saan
.
• Fu
ngsi
Sosia
lN
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
bisa
yan
g bi
sa
diim
plem
enta
sikan
dal
am
kehi
dupa
n se
hari-
hari.
• St
rukt
ur
- Id
entit
as su
mbe
r res
ensi.
- Ci
ri-ci
ri re
sens
i•
Uns
ur k
ebah
asaa
n-
Diks
i-
Ejaa
n da
n ta
nda
baca
- Pa
duan
par
agra
f-
Kese
suai
an is
i res
ensi
- M
emba
ca d
an m
enga
mati
sum
ber r
esen
si.-
Men
diku
sikan
tent
ang
aspe
k ke
baha
saan
. -
Men
cari
dari
berb
agai
sum
ber m
enge
nai r
esen
si se
baga
i bah
an ru
juka
n.-
Mer
anca
ng d
an m
enyu
sun
rese
nsi d
enga
n m
empe
rhati
kan
peng
guna
an k
aida
h ba
sa.
- M
enul
is re
sens
i ses
uai d
enga
n m
empe
rhati
kan
stru
ktur
dan
kai
dah
keba
hasa
an.
- M
elak
ukan
refle
ksi t
enta
ng p
rose
s dan
has
il be
laja
r.
62 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
• To
pik
Dram
a ya
ng d
apat
m
enum
buhk
an p
erila
ku y
ang
term
uat d
alam
KI.
3.4.
M
enga
nalis
is isi
, str
uktu
r, da
n as
pek
keba
hasa
an
teks
/nas
kah
dram
a.
• Fu
ngsi
Sosia
lN
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
te
rkan
dung
dal
am te
ks d
ram
a da
n bi
sa b
isa d
iimpl
emen
tasik
an
dala
m k
ehid
upan
seha
ri-ha
ri.•
Stru
ktur
- U
nsur
-uns
ur te
ks d
ram
a.-
Uns
ur-u
nsur
pin
tona
n dr
ama.
- Ge
nre
dram
a
• As
pek
keba
hasa
an-
Diks
i-
Tata
kra
ma
basa
- Ar
tikul
asi
- Le
nton
g-
Ejaa
n je
ung
tand
a ba
ca
• To
pik
Dram
a ya
ng d
apat
m
enum
buhk
an p
erila
ku y
ang
term
uat d
alam
KI.
- M
emba
ca d
an m
enga
mati
teks
/nas
kah
dram
a.-
Men
diku
sikan
tent
ang
aspe
k ke
baha
saan
(isti
lah-
istila
h ya
ng d
iang
gap
sulit
, ata
u ga
ya b
asa)
yan
g te
rdap
at d
alam
teks
/nas
kah
dram
a.-
Men
cari
dari
berb
agai
sum
ber m
enge
nai t
eks/
nask
ah d
ram
a ya
ng b
isa d
ijadi
kan
refe
rens
i pe
mbe
laja
ran.
4.4.
M
enam
pilk
an d
ram
a be
rdas
arka
n te
ks/n
aska
h de
ngan
mem
perh
atika
n in
tona
si da
n ek
spre
si.
- M
eran
cang
dan
men
yusu
n te
ks/n
aska
h dr
ama
deng
an m
empe
rhati
kan
peng
guna
an k
aida
h ba
sa.
- M
enam
pilk
an d
ram
a be
rdas
arka
n te
ks/n
aska
h de
ngan
mem
perh
atika
n in
tona
si da
n ek
spre
si.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jar.
63LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
3.5.
M
enga
nalis
is isi
, str
uktu
r da
n as
pek
keba
hasa
an
teks
arti
kel b
erba
hasa
Su
nda.
• St
rukt
ur Te
ks-
Jeni
s arti
kel
- Ci
ri ar
tikel
- St
rukt
ur a
rtike
l•
Aspe
k Ke
baha
saan
- Di
ksi
- Ej
aan
dan
tand
a ba
ca.
- Pa
duan
par
agra
f-
Kese
suai
an is
i den
gan
tem
a.•
Topi
kAr
tikel
yan
g da
pat m
enum
buhk
an
peril
aku
yang
term
uat d
alam
KI.
- M
emba
ca te
ks a
rtike
l den
gan
mem
perh
atika
n ci
ri da
n te
ma
pada
arti
kel.
- Be
rtan
ya-ja
wab
tent
ang
ciri-
ciri
artik
el.
- M
enje
lask
an c
iri-c
iri a
rtike
l den
gan
teliti
dan
sis
tem
atis.
- M
enen
tuka
n te
ma
teks
arti
kel s
ecar
a te
pat d
an
bert
angg
ug ja
wab
.
4.5.
M
enul
is ar
tikel
se
derh
ana
berb
ahas
a Su
nda
deng
an
mem
perh
atika
n st
rukt
ur
dan
peng
guna
an k
aida
h ke
baha
saan
.
- M
enyu
sun
kera
ngka
pem
buat
an a
rtike
l sec
ara
siste
mati
s.-
Men
ulis
artik
el se
derh
ana
berb
ahas
a Su
nda
sesu
ai
deng
an k
eran
gka
yang
tela
h di
buat
.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jar.
3.6.
M
enga
nalis
is isi
, str
uktu
r, da
n as
pek
keb
ahas
aan
petik
an c
arita
pan
tun.
• Fu
ngsi
sosia
lN
ilai m
oral
dan
pen
didi
kan
yang
bi
sa d
iimpl
emen
tasik
an d
alam
ke
hidu
pan
seha
ri-ha
ri.
• St
rukt
ur Te
ks-
Jeni
s Raj
ah-
Mon
olog
- Di
alog
- Ga
lur c
arita
pan
tun
- M
enyi
mak
dan
ata
u m
emba
ca d
enga
n se
ksam
a co
ntoh
peti
kan
carit
a pa
ntun
.-
Men
gide
ntifik
asi b
entu
k ca
rita
pant
un.
- Be
rtan
ya ja
wab
isi y
ang
terk
andu
ng p
ada
carit
a pa
ntun
.-
Men
gana
lisis
unsu
r keb
ahas
aan
carit
a pa
ntun
.
64 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kom
pete
nsi D
asar
Mat
eri P
embe
laja
ran
Kegi
atan
Pem
bela
jara
n
4.6.
M
engk
reas
ikan
car
ita
pant
un se
cara
lisa
n/tu
lisan
ke
dala
m b
entu
k la
in (s
eper
ti dr
ama,
ca
rita
pond
ok, p
uisi)
de
ngan
mem
perh
atika
n st
rukt
ur d
an k
aida
h ke
baha
san.
• As
pek
Keba
hasa
an-
Istila
h kh
usus
terk
ait d
enga
n ca
rita
pant
un.
- Di
ksi
- U
capa
n, te
kana
n ka
ta, i
nton
asi,
ejaa
n, d
an ta
nda
baca
.
• To
pik
Petik
an c
arita
pan
tun
yang
dap
at
men
umbu
hkan
per
ilaku
yan
g te
rmua
t dal
am K
I.
- M
engk
reas
ikan
car
ita p
antu
n se
cara
lisa
n/tu
lisan
(s
eper
ti dr
ama,
car
ita p
ondo
k, p
uisi)
.-
Mel
akuk
an re
fleks
i ten
tang
pro
ses d
an h
asil
bela
jar.
65LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH
(SMP/MTs)MATA PELAJARAN
BAHASA DAN SASTRA SUNDA
A. BATASAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.
B. KOMPONEN RPPMenurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses,
komponen RPP terdiri atas:
1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
66 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
3. Kelas/semester; 4. Materi pokok; 5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7. Kompetensi dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi; 8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;
11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13. Penilaian hasil pembelajaran.
C. PRINSIP PENYUSUNAN RPPDalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut.
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. 3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
67LAMPIRAN-LAMPIRAN
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
D. LANGKAH PENYUSUNAN RPPRPP merupakan panduan yang akan diimplementasikan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Inti dalam RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran.
1. Penetapan Identitas RPP Identitas RPP mencakup komponen:
a. Identitas sekolahb. Identitas matapelajaran c. Tema (khusus untuk SD/MI)d. Materi pokoke. Alokasi waktu
2. Penyusunan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebaiknya, tujuan disusun secara integratif sehingga rumusannya tidak harus mengulang atau sama dengan rumusan indikator. Penempatannya bisa sebelum KD dan Indikator.
3. Penetapan KD dan penyusunan indikator pencapaian kompetensi KD dipilih dan ditetapkan berdasarkan KI-KD, kemudian dijabarkan
menjadi indikator pencapaian kompetensi. Rumusan indikator disusun
68 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan ranah kompetensi pengetahuan (kognitif) dan ranah kompetensi keterampilan (psikomotor).
4. Penyusunan materi pembelajaran Materi pembelajaran disusun dengan memuat fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. a. Materi fakta berupa segala hal yang bewujud kenyataan dan
kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, contoh karya, dan sebagainya
b. Materi konsep berupa segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.
c. Materi prinsip berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
d. Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
5. Pemilihan dan penetapan metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai. Pendidik boléh memilih model, metode, dan teknik sendiri sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
6. Pemilihan dan penetapan media pembelajaran Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran dipilih dan ditetapkan sesuai dengan materi pembelajaran dan situasi pembelajaran.
7. Pemilihan dan penetapan sumber belajar Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. Sumber belajar yang digunakan dicantumkan dalam RPP.
8. Penyusunan langkah pembelajaran Langkah pembelajaran disusun dalam tiga tahap kegiatan, yakni kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup.
69LAMPIRAN-LAMPIRAN
a. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib menyusun: 1) Orientasi, untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran dan memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan diajarkan;
2) Motivasi belajar peserta didik secara kontekstual dengan merumuskan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;
3) Apersepsi, dengan merumuskan kaaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4) Pemberian acuan, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan materi.
b. Kegiatan Inti 1) Menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.
2) Dalam memperkuat pendekatan saintifik, tematik, dan tematik terpadu, sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
3) Memuat pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi pada pembelajaran. Sikap dimiliki melalui proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
c. Kegiatan Penutup 1) Menyusun refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkaian
aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
70 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; serta memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
2) Merumuskan rencana kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok;
3) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
9. Penyusunan penilaian hasil pembelajaran Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. a. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
b. Penilaian proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: (1) lembar pengamatan, (2) angket sebaya, (3) rekaman, (4) catatan anekdot, dan (5) refleksi.
c. Penilaian hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: (1) tes lisan/perbuatan dan (2) tes tulis. Tes tulis berbentuk uraian atau esai.
71LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh RPP:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA/SMK/MA/MAK.....Mata Pelajaran : Bahasa SundaKelas/Semester : XII / IMateri Pokok : Carita WayangAlokasi Waktu : 8 x 45 menit (3 x pertemuan)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya konsep, berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterpretasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, peserta didik dapat:1. membaca, menyimak, dan memahami teks carita wayang;2. menjelaskan isi carita wayang;3. mengamati kaidah-kadah carita wayang; dan4. menceritakan kembali carita wayang.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan petikan carita wayang.
3.2.1 Mengidentifikasi dan membandingkan carita wayang sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
3.2.2 Mengidentifikasi ciri-ciri carita wayang.3.2.3 Menganalisis unsur-unsur carita wayang.3.2.5 Menyebutkan perbandingan antara carita
wayang dan dongeng.
72 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
4.2 Mengkreasikan petikan carita wayang secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.
4.2.1 Menceritakan kembali isi carita Wayang.4.2.2 Menanggapi isi carita wayang sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.4.3.5 Mengubah cerita wayang ke dalam bentuk
lain seperti naskah drama.
C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta:• Berbagai contoh teks carita wayang dan dongeng dari berbagai
sumber.
Konsep:• Ciri-ciri, pengertian, perbedaan jenis, tema, dan tujuan carita
wayang• Struktur carita wayang • Unsur-unsur carita wayang
Prinsip:• Karakteristik carita wayang• Ciri-ciri kebahasaan dalam carita wayang• Istilah-istilah dalam pagelaran wayang
Prosedur:• Langkah-langkah mengubah teks carita wayang ke dalam bentuk
karangan lain.• Proses penyajian laporan hasil perubahan téks carita wayang
D. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Pembelajaran: Saintifik2. Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Inkuiri3. Tenknik Pembelajaran: Ceramah, Praktek, Diskusi
E. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN
1. Media: Audio-Visual (video, gambar ilustrasi, dan powerpoint materi carpon)
73LAMPIRAN-LAMPIRAN
2. Alat/Bahan: Laptop dan LCD
F. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Durahman, Duduh. 1984. Catetan Prosa Sunda. Bandung: Medal Agung.
2. Lembaga Basa jeung Sastra Sunda. 1983. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Tarate.
3. Rahmat Taufik Hidayat, spk. 2005. Peperenian Urang Sunda. Bandung: Kiblat
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Pendahuluan
• Guru memberi salam, berdoa bersama, kemudian bertegur sapa dengan peserta didik; Bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah belajar? Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari ini?
• Guru melakukan pengkondisian KBM; mengecek kebersihan kelas minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduk peserta didik
• Apersepsi (membimbing peserta didik dalam kesatuan persepsi untuk mengidentifikasi kaidah-kaidah carita wayang). Guru memberikan informasi tentang materi pembelajaran yang akan dilaksanakan (carita wayang)
• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
• Motivasi (menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik agar mereka terampil menganalisis teks carita wayang serta mengemukakan temuan, pandangan, dan pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan).
15 menit
74 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Inti
• Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok belajar sesuai kebutuhan KBM.
• Guru memberikan contoh naskah teks carita wayang kepada setiap peserta didik.
• Peserta didik membaca dan mengamati contoh teks carita wayang.
• Peserta didik mengamati dan memahami ciri-ciri carita wayang.
• Peserta didik menganalisis unsur-unsur carita wayang sebagai prosa.
• Peserta didik menganalisis perkembangan pagelaran wayang dalam sastra Sunda.
• Guru memonitor kegiatan kelompok peserta didik selama multimedia berlangsung.
• Setiap peserta didik mencermati (mengamati dan menganalisis naskah yang dibacanya) dan melakukan catatan kecil hasil penemuan analisis teks yang akan didiskusikan antar kelompok nanti.
• Secara individu, hasil temuan peserta didik berupa identifikasi-identifikasi tentang analisis isi, kaidah-kaidah, struktur, jenis, tema dan sistematika carita wayang berdasarkan naskah dan tayangan media yang dicermatinya.
• Antarpeserta didik dalam kelompok saling mengkonfirmasi dan bertanya tentang analisa isi, jenis dan tema teks carita wayang masing-masing untuk dibahas jika ada perbedaan temuan.
• Dari berbagai pertanyaan dan penyataan yang muncul, kelompok melakukan klasifikasi kaidah-kaidah carpon dan mendefinisikan dasar temuannya.
• Kelompok mengkonfirmasi hasil temuan sementara dan menanyakan/berkonsultasi kepada guru tentang sistematika dan kaidah-kaidah penulisan yang benar.
• Beberapa indikator pertanyaan peserta didik di antaranya tentang ciri-ciri dan unsur-unsur carita wayang.
• Peserta didik mencoba merumuskan struktur teks carita wayang yang dikajinya, dan membahasnya seraya bertukar temuan bersama anggota kelompok.
• Menguraikan sistematika teks carita wayang dari naskah yang dikajinya, dengan bertukar informasi atau melakukan konfirmasi dengan kelompok lain.
75LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
• Peserta didik mencoba menyimpulkan atau melegitimasi atas temuan kajian naskah yang dibahasnya.
• Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan ditunjuk guru) menyampaikan/mempresentasikan hasil kesimpulannya.
• Melaporkan hasil penelitian kelompok ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.
60 menit
Penutup
• Bersama peserta didik menyimpulkan cerita wayang.• Melaksanakan tes untuk evaluasi pemahaman (contoh
tes ada pada poin penilaian)• Mengakhiri KBM dengan doa dan salam.
20 menit
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Pendahuluan
• Peserta didik merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas
• Tanya jawab tentang karakteristik cerita wayang pada pertemuan sebelumnya
• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik teoretis carita wayang) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (menceritakan teks cerita wayang)
• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
• Tanya jawab tentang evaluasi pembelajaran sebelumnya, serta pemberian motivasi untuk KBM yang selanjutnya
20 menit
76 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Inti
• Peserta didik mengamati dan meninjau kembali rumusan karakteristik carita wayang.
• Peserta didik mengamati langkah-langkah prosedural penyusunan teks carita wayang dari guru.
• Guru memberikan batasan jenis teks carita wayang yang akan disusun oleh peserta didik (bentuk ringkasan, transliterasi, atau penggalan).
• Secara individu peserta didik mempersiapkan data atau referensi acuan untuk penyusunan teks cerita wayang
• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemuka-kan pendapat atau pandangannya mengenai pilihan jenis dan cerita wayang yang diambilnya.
• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemuka-kan kesulitan atau permasalahan yang mungkin timbul atas pilihan jenis dan tema cerita wayang yang diambilnya.
• Masing-masing peserta didik mulai menganalisis dan menyusun teks cerita wayang dengan menggunakan teks cerita wayang pada KBM sebelumnya sebagai pembanding.
• Masing-masing peserta didik mencoba menyusun teks cerita wayang sesuai dengan kaidah-kaidah atau sistematika teorikal cerita wayang.
• Masing-masing peserta didik memilih dan memilah diksi serta kalimat-kalimat dalam teks cerita wayang sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.
• Peserta didik menganalisis hasil penyusunan teks baik dari segi tata bahasa, sistematika, dan isi teks cerita wayang.
• Peserta didik mengedit atau menyunting teks masing-masing guna tahap penyelasaian akhir (finishing).
• Selama kegiatan berlangsung, guru berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran peserta didik.
• Peserta didik mengumpulkan hasil project teks carita wayang kepada guru.
• Peserta didik mengkomunikasikan pengalaman penyu-sunan teks carita wayang di antaranya berupa kesan-kesan, komentar, permasalahan, ataupun hal-hal lainnya.
60 menit
77LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Penutup
• Umpan balik antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang evaluasi proses pembelajaran
• Mengingatkan atau mempersiapkan peserta didik untuk tehnis-tehnis KBM mendatang.
• Menutup atau mengakhiri KBM seraya mengucapkan salam.
10 menit
Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Pendahuluan
• Peserta didik merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas.
• Tanya jawab tentang kajian teori perkembangan pagelaran wayang pada pertemuan sebelumnya.
• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (penyusunan teks carita wayang) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (menceritakan kembali isi carita wayang pada sebuah pagelaran wayang).
• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
• Tanya jawab tentang evaluasi pembelajaran sebelumnya, serta pemberian motivasi untuk KBM yang selanjutnya.
20 menit
• Peserta didik mengamati dan meninjau kembali teks carita wayang yang telah disusunnya.
• Peserta didik mengamati langkah-langkah prosedural menceritakan kembali carita wayang dari guru.
• Guru memberikan batasan teknis menceritakan kembali carita wayang yang akan dilaksanakan oleh peserta didik (basa, diksi, lentong, wirahma dan pidangan).
• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemukakan pendapat atau pandangannya mengenai batasan teknis menceritakan kembali isi cerita sebuah pagelaran wayang.
78 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Inti
• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemukakan kesulitan atau permasalahan yang mungkin timbul batas-an teknis yang diambilnya.
• Masing-masing peserta didik mulai melakukan penceri-taan kembali (retelling).
• Masing-masing peserta didik mencoba menilai secara subjektif atas penampilan temannya.
• Masing-masing peserta didik membuat rincian tertulis pandangan atau penilaian terhadap penampilan teman-nya sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.
• Selama kegiatan berlangsung, guru berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran peserta didik.
• Peserta didik mengemukakan pandangan atau penilaian terhadap penampilan temannya sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.
• Peserta didik mengkomunikasikan pengalaman menceri-takan kembali carita wayang, di antaranya berupa kesan-kesan, komentar, permasalahan, ataupun hal-hal lainnya.
60 menit
Penutup
• Umpan balik antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang evaluasi proses pembelajaran.
• Mengingatkan atau mempersiapkan peserta didik untuk tehnis-tehnis KBM mendatang.
• Menutup atau mengakhiri KBM seraya mengucapkan salam.
10 menit
Pertemuan 4
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
Pendahuluan
• Peserta didik merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas.
• Tanya jawab tentang kajian teorikal perkembangan pagelaran wayang pada pertemuan sebelumnya.
• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (menceritakan kembali isi carita wayang pada sebuah pagelaran wayang) dengan penyusunan ubahan bentuk teks carita wayang dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
20 menit
79LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu
• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
• Tanya jawab tentang evaluasi pembelajaran sebelumnya, serta pemberian motivasi untuk KBM yang selanjutnya.
Inti
• Peserta didik mengamati dan meninjau kembali teks carita wayang yang telah disusunnya.
• Peserta didik mengamati langkah-langkah prosedural menyusun carita wayang ke dalam bentuk lain.
• Masing-masing peserta didik mulai melakukan perubahan bentuk cerita wayang ke dalam nasakah drama.
• Masing-masing peserta didik mencoba menilai secara subjektif atas tulisan temannya.
• Masing-masing peserta didik membuat rincian tertulis pandangan atau penilaian terhadap tulisan temannya sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.
• Selama kegiatan berlangsung, guru berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran peserta didik.
• Peserta didik mengkomunikasikan pengalaman meng-ubah carita wayang ke dalam naskah drama, di antaranya berupa kesan-kesan, komentar, permasalahan, ataupun hal-hal lainnya.
60 menit
Penutup
• Umpan balik antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang evaluasi proses pembelajaran
• Mengingatkan atau mempersiapkan peserta didik untuk tehnis-tehnis KBM mendatang
• Menutup atau mengakhiri KBM seraya mengucapkan salam
10 menit
80 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK
H. PENILAIAN
Bentuk dan Instrumen Penilaian
a. Tes tulis bentuk uraian
Indikator Pencapaian Kompetensi
Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian
• Mengidentifikasi ciri-ciri carita wayang.
• Menyebutkan babandingan carita wayang dan dongeng.
• Menyebutkan isi cerita epos Mahabarata jeung Ramayana
• Menganalsis perkembangan pagelaran wayang dalam sastra Sunda
Quisioner
&
Tes Uraian
1. Sebutkeun sasaruaan jeung bédana carita wayang jeung dongéng!
2. Naon ciri-cirina carita wayang épos India Mahabarata jeung Ramayana?
3. Di mana tempat mimiti mekarna seni wayang golék di Pasundan téh?
4. Dina mangsa harita, saha nu nyekel kakawasaan pamaréntahan Cirebon téh?
5. Salian ti wayang golék, di Pasundan téh kungsi aya wangun wayang naon deui? Di mana ayana? jeung sebutkeun lalakon caritana!
6. Saha ari Pandu Déwanata jeung Déstrarata?
7. Kumaha hubungan Déwi Kunti jeung Déwi Gandari ka Pandu jeung Déstrarata?
8. Ari pandawa lima téh saha waé? Kumaha hubunganana jeung Dipati Karna?
9. Naon sababna para Pandawa dibéré leuweung Wanamarta ku Déstrarata?
10. Ku naon pangna Pandawa jeung Kurawa perang sadulur (Bratayuda)?
b. Penilaian Tugas
Nama Siswa
Aspek Penilaian Teks Carita WayangKetepatan
WaktuKetepatan
IsiKedalaman
IsiSistematika
TulisanKeotentikan
TulisanSkor Nilai
1. 80 90 90 80 80 420 842.3.4.5.
81LAMPIRAN-LAMPIRAN
6.7.....
c. Penilaian Keterampilan Menceritakan Kembali Carita Wayang
Nama Siswa
Aspek Penilaian BerceritaLentong/Wirahma
Tata BasaSikep/
PesemonPidangan Skor Nilai
1. 85 80 85 80 330 82,52. 3. 4.5.….
--------------------. ----------------
Mengetahui Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
(.................................) (.......................................)