bahasa dan sastra sunda berbasis kurikulum 2013 · pdf filekurikulum tingkat daerah muatan...

96
DRAFT 2

Upload: trinhbao

Post on 31-Jan-2018

873 views

Category:

Documents


82 download

TRANSCRIPT

DRAFT 2

KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013

REVISI 2017JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

SUSUNAN TIM PENGEMBANGKURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDABERDASARKAN KURIKULUM 2013 REVISI 2017

Penanggung JawabKepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Dr. Ir. Ahmad Hadadi, M.Si.

PengarahKepala Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah

Drs. H. Husen R. Hasan, M.Pd.

Tenaga AhliProf. Dr. H. Yayat Sudaryat, M.Hum. (UPI)

Dr. H. Dingding Haerudin, M.Pd. (UPI)Rina Heryani, S.Pd., M.Pd.

Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SD/MIIda Widaningsih, S.Pd., M.M.Nita Rosyana, S.Pd., M.M.Pd.Sri Asdianwati, S.Pd., M.Pd.

Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SMP/MTsSusi Budiwati, S.Pd., M.Pd.

Elah, S.Pd., M.Pd.Uus Rustandi, S.Pd., M.Pd.

Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SMA/MADarpan, S.Pd., M.Pd.Dra. Hermin Ruliati

Ivan Adzam Wahyudin, S.Pd.

Tim Pengembang Kurikulum Jenjang SMK/MAKDrs. Moch. Ridwan Iskandar, M.Pd.

Rani Rabiussani, S.Pd.Ilah Nurlelah, S.Pd.

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa BaratNomor : 819/8653-SetdisdikTanggal : 20 Pebruari 2017

KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL

MATA PELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA SUNDABERBASIS KURIKULUM 2013

REVISI 2017JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN

2017

vi

S AMBUTAN

KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Balai Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, sejak tahun 2003 sudah mengadakan pemantauan terhadap kurikulum yang dikembangkan oleh pemerintah pusat, khususnya yang berkaitan dengan (1) struktur kurikulum, (2) bahan ajar, (3) sarana dan sumber belajar, dan (4) pelaksanaan pengajaran. Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional. Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing. Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap jenjang sekolah.

Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa Sunda. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda ini dikeluarkan sebagai arahan atau pedoman bagi guru dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Isinya memuat kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD), yang harus disusun dan dikembangkan lagi oleh guru dan sekolah menjadi kurikulum yang berisi KI, KD, indikator, pengalaman belajar, lingkup materi, dan jenis evaluasi. Penyusunan kurikulum tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan dan kondisi setempat.

Masih berhubungan dengan keadaan setempat yang berbeda satu dengan lainnya, perlu dipertimbangkan pengelompokan keadaan (kategorisasi lokal), baik di wilayah pemakaian bahasa Sunda maupun wilayah yang memiliki dialek bahasa Sunda atau bahasa daerah lain seperti Melayu-Betawi di daerah Depok dan Bekasi serta Bahasa Cirebon di wilayah Cirebon dan Indramayu. Bahasa-bahasa tersebut termasuk bahasa daerah yang hidup di Provinsi Jawa Barat sesuai dengan Peraturan Daerah Jawa Barat No. 14/2014 tentang Pelestarian Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah yang sebelumnya adalah sebagai Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal

vii

viii

yang mengacu pada Kurikulum Nasional, KIKD Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda berbasis Kurikulum 2013 dilakukan revisi pada tahun 2017. Revisi tersebut berkaitan dengan perumusan KD dan pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi yang berkembang di lingkungan masyarakat.

Revisi Kurikulum ini dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yang untuk kepentingan regional Jawa Barat disusun berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah di Jawa Barat, dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 819/8653-Setdisdik tanggal 20 Pebruari 2017 tentang Tim Pengembang Kurikulum Mulok Bahasa dan Sastra Sunda.

Terima kasih kepada Tim Ahli dan Tim Pengembang Kurikulum (TPK) Jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, yang telah berkenan melakukan revisi Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Sunda berbasis Kurikulum 2013. Semoga semua ini dapat dirasakan manfaatnya oleh dunia pendidikan di Jawa Barat.

Bandung, Maret 2017 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,

Dr. Ir. H. Ahmad Hadadi, M.Si. Pembina Utama Madya NIP. 19611231 198730 1042

K ATA PENGANTAR

KEPALA BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAN KESENIAN DAERAH

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah di sekolah-sekolah yang awalnya menggunakan Kurikulum 2006, mulai tahun 2013 menggunakan Kurikulum Mulok yang baru, terutama di sekolah-sekolah yang menjadi percontohan. Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang mengacu pada Kurikulum 2013 ini terdiri atas Struktur Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) serta Silabusnya.

Seperti diketahui, implementasi Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah hingga saat ini sangat dinamis. Berbagai revisi dan perubahan terjadi hampir setiap tahun, terutama menyangkut berbagai perangkat implementasinya di lapangan. Tahun 2017, revisi bahkan menyangkut struktur inti kurikulum dengan adanya perubahan pada tataran KIKD dan landasan konseptualnya. Sedikitnya ada empat Peraturan Mentri (Permen) Pendidikan dan Kebudayaan dikeluarkan untuk mengganti Permen lama berkaitan dengan revisi Kurikulum. Antara lain Permendikbud No. 20 tahun 2016 Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan menengah, Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan dan Dasar dan Menengah, dan Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Melihat dinamika yang terjadi pada Kurikulum 2013 tersebut, sudah seharusnya pula Kurikulum Mulok Bahasa dan Sastra Daerah menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut.

Di samping itu, implementasi Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah sendiri menemui beberapa masalah, antara lain ditemukan pada struktur isi kurikulum yang masih dianggap kompleks dan sulit untuk diimplementasikan. Kurikulum Bahasa dan Sastra Daerah juga mengidentifikasi tujuan yang tidak sesuai di setiap jenjang pendidikan, serta belum menggambarkan skala prioritas apa yang ingin dicapai dari hasil pengajaran, karena masih ditemukan materi pelajaran yang bertumpuk dan berulang-ulang.

ix

x

Kendala lain yang juga sering disuarakan oleh masyarakat dan para guru adalah tidak meratanya kurikulum diberlakukan di setiap satuan pendidikan karena berbagai hal, kendati Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah telah ditetapkan penggunaannya melalui Peraturan Gubernur. Kritik juga muncul dari masyarakat berkaitan dengan kekeliruan bahan ajar dan karakter Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang cenderung terlalu meniru struktur kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berkaitan dengan masalah-masalah tersebut, perlu adanya upaya untuk merevisi dan mengembangkan kembali Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Namun sebelum revisi dilakukan, diperlukan landasan konseptual yang jelas menyangkut apa saja yang harus menjadi pertimbangan tim review. Diperlukan pokok-pokok pikiran yang jelas untuk nanti digunakan oleh Tim Pengembang Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah sebagai landasan bekerja.

Buku ini merupakan dokumen kurikulum tingkat daerah Provinsi Jawa Barat yaitu Kurikulum Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Berbasis Kurikulum 2013 yang telah direvisi. Dokumen kurikulum diharapkan dapat dijadikan pedoman pembelajaran muatan lokal bahasa dan sastra Sunda pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Jawa Barat, terhitung mulai tahun pelajaran 2017/2018.

Semoga buku ini bermanfaat dan membawa perbaikan dalam pembinaan, pengembangan dan pelestarian bahasa dan sastra daerah melalui jalur pendidikan di Jawa Barat.

Bandung, Maret 2017

Kepala Balai

Pengembangan Bahasa dan Kesenian Daerah,

Drs. H. Husen R. Hasan, M.Pd. Pembina Tk. I NIP. 196110051986031014

D AFTAR ISI

SAMBUTAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT .................................................................. v

KATA PENGANTAR KEPALA BALAI PENGEMBANGAN BAHASA DAN KESENIAN DAERAH DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT .................................................................. vii

DAFTAR ISI ....................................................................................... ix

BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH ..................... 1A. Rasional ................................................................................. 2B. Struktur Kurikulum Muatan Lokal .................................................. 6C. Perbaikan Kurikulum Tingkat Daerah Berbasis Kurikulum 2013 .... 10D. Kekhasan Kurikulum Tingkat Daerah ............................................ 13E. Keragaman Lokalitas dan Bahasa Pengantar Pembelajaran ........ 14F. Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar ...................................... 16

BAB II: KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD) MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA ...... 19A. Rasional ...................................................................................... 20B. Pengertian .................................................................................... 21C. Fungsi .......................................................................................... 21D. Tujuan........................................................................................... 21E. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Sunda Jenjang SMA/SMK/MA/MAK .............. 22

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 29Lampiran 1: SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA SMA/SMK/MA/MAK ............................................. 30A. Pengertian SIlabus ....................................................................... 30B. Komponen Silabus ........................................................................ 30C. Pengembangan Silabus ................................................................ 31

xi

Lampiran 2: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMK/MA/MAK MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA ...................................................... 59A. Batasan ....................................................................................... 59B. Komponen RPP ............................................................................ 59C. Prinsip Penyusunan RPP .............................................................. 60D. Langkah Penyusunan RPP ........................................................... 61

xii

B A B I

STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

2 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

A. RASIONAL Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum,

yakni Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional. Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing. Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap jenjang sekolah.

Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum Tingkat Nasional telah mengalami revisi sehingga disebut Kurikulum 2013 edisi revisi. Kurikulum Tingkat Daerah pun turut mengalami perbaikan sehingga disebut Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal berbasis Kurikulum 2013 revisi 2017. Revisi ini dilakukan berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016.

Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,stan-dar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah memuat tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk

3BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

mencapai kompetensi lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidik-an yang merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah. Selain disesuaikan dan didasarkan pada struktur Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KIKD Mata Pelajaran Bahasa Sunda didasarkan pada Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA/MAK.

Penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah didasari pula oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, yang menetapkan bahasa daerah, antara lain, bahasa Sunda, diajarkan pada pendidikan dasar di Jawa Barat. Kebijakan tersebut sejalan dengan jiwa UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “Pemeliharaan Bahasa-Bahasa Ibu di Dunia”.

Hal tersebut sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang

4 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, di antaranya menyatakan bahwa: Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut. Hal ini diperkuat dengan Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013, Pasal 9 dan Pasal 10, bahwa pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat mengembangkan muatan lokal.

Bahasa Sunda, bahasa Cirebon, dan bahasa Melayu Betawi berkedu-dukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa ibu bagi masya-rakat Jawa Barat di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga menjadi bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.

Berdasarkan kenyataan tersebut, bahasa daerah sebagai salah satu khasanah dalam kebhinnekatunggalikaan budaya Nusantara akan menjadi landasan bagi pendidikan karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, bahasa daerah harus diperkenalkan di Taman Kanak-kanak (TK)/Raudhatul Athfal (RA) dan diajarkan di sekolah-sekolah mulai Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliah (MA)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Untuk kepentingan itu, telah disusun dan direvisi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan satuan pendidikan tersebut.

Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan budayanya, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat Jawa Barat, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastra daerah.

Kompetensi Inti dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang memiliki kesamaan dengan kompetensi inti mata pelajaran lainnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan pengu-

5BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

asaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra daerah. Kompetensi Inti ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat empat Kompetensi Inti yang sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang unggul, yakni (1) sikap keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa) untuk menghasilkan manusia yang pengkuh agamana (spiritual quotient), (2) sikap kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk menghasilkan manusia yang jembar budayana (emotional quotient), (3) menguasai pengetahuan, teknologi, dan seni (berilmu dan cakap) untuk menghasilkan manusia yang luhung élmuna (intellectual quotient), dan (4) memiliki keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk menghasilkan manusia yang rancagé gawéna (actional quotient).

Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan pendidikan nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3), yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah ini, selaras dengan alasan pengembangan kurikulum 2013, diharapkan peserta didik memiliki:

1. kemampuan berkomunikasi;2. kemampuan berpikir jernih dan kritis;3. kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;4. kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;5. kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan

yang berbeda;6. kemampuan hidup dalam maysrakat yang mengglobal;7. minat yang luas dalam kehidupan;8. kesiapan untuk bekerja;9. kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan10. rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

6 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

B. STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKALDalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indo-

nesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA dinyatakan bahwa bahasa daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

Dasar pendidikan muatan lokal adalah Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Dalam peraturan itu yang dimaksud dengan muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal dikembangkan atas prinsip: (1) kesesuaian dengan perkembangan peserta didik; (2) keutuhan kompetensi; (3) fleksibilitas jenis, bentuk, dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan (4) kebermanfaatan untuk kepentingan nasional dalam menghadapi tantangan global.

Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diperkuat oleh UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai berikut.

(1) Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

7BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.

Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka untuk Kurikulum 2013 ditetapkan Pendidikan Bahasa Daerah tetap menjadi wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk Pendidikan Bahasa Daerah dan Pendidikan Seni Budaya.

Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, Mata Pelajaran Bahasa Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No. 423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum Nasional adalah sebagai berikut.

Tabel 1: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SD/MI

No. KomponenJumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas

I II III IV V VIKelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6 6 6 4 4 4

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 74. Matematika 5 6 6 6 6 65. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 36. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B7. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5

8. Pendidikan Jasamani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4

9. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2 2 2 2Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 32 34 36 38 38 38

8 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Tabel 2: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SMP/MTs.

No. KomponenJumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas

VI VIII IXKelompok A 1. Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 33. Bahasa Indonesia 6 6 64. Matematika 5 5 55. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 56. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 47. Bahasa Inggris 4 4 4Kelompok B8. Seni Budaya 3 3 39. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 310. Prakarya 2 2 211. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40 40 40

Tabel 3: Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kelompok Mata Pelajaran Wajib

No. KomponenJumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas

X XI XIIKelompok A (Wajib)1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2 2 E3. Bahasa Indonesia 4 4 44. Matematika 4 4 45. Sejarah Indonesia 2 2 26. Bahasa Inggris 2 2 2Kelompok B (Wajib)7. Seni Budaya 2 2 28. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 310. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 211. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2

Jumlah Jampel A & B per Minggu 26 26 26Kelompok C (Peminataan)Mata pelajaran peminatan Akademik (untuk SMA/MA) 18 20 20Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46

9BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

Tabel 4: Struktur Kurikulum SMA/MA

MATA PELAJARAN KELASX XI XII

Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26C. Kelompok PeminatanI Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam

1. Matematika 3 4 42. Biologi 3 4 43. Fisika 3 4 44. Kimia 3 4 4

II. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial1. Geografi 3 4 42. Sejarah 3 4 43. Sosiologi dan Antropologi 3 4 44. Ekonomi 3 4 4

III Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 42. Bahasa dan Sastra Daerah 3 4 43. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 44. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 45. Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan PendalamanPilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 4 4Jumlah Pelajaran yang tersedia per minggu 71 82 82Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46

Tabel 5: Struktur Kurikulum SMK/MAK

MATA PELAJARAN

ALOKASI WAKTU PER MINGGU

X XI XII Kelompok A (Wajib)1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 32. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 44. Matematika 4 4 45. Sejarah Indonesia 2 2 26. Bahasa Inggris 2 2 2Kelompok B (Wajib)7. Seni Budaya 2 2 28. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 29. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 310. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26Kelompok C (Peminatan) Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK) 24 24 24JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 50 50 50

10 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

C. PERBAIKAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH BERBASIS KURIKULUM 2013 Dengan adanya revisi Kurikulum 2013 pada tingkat nasional, Kurikulum

Tingkat Daerah Muatan Lokal pun mengalami perubahan. Nama kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional, tapi tetap Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku secara nasional. Perubahan tersebut didasarkan pada empat Permendikbud, yakni Permendikbud No. 20 tentang Standar Kompe-tensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah, Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian.

Meskipun ada revisi, struktur matapelajaran dan lama belajar di sekolah tidak diubah. Poin utama revisi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan hubungan atau keterkaitan antara Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Jika diintisarikan, terdapat lima poin penting revisi Kurikulum 2013.

1. Peningkatan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti 1 (Aspek Spiritual) dan Kompetensi Inti 2 (Aspek Sosial) tidak lagi dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar hanya dijabarkan dari Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4 (Keterampilan). a) Penomoran KI dan KD tidak lagi ditandai dengan jenjang pendidikan

(kelas), tetapi sesuai dengan nomor urutan KI. Nomor KI sebanyak satu digit angka (KI 3), sedangkan nomor KD sebanyak dua digit angka (KD 3.1).

b) Dalam rumusan KD lama yang awalnya hanya menggambarkan materi kesastraan saja, pada rumusan KD baru ditambahkan unsur-unsur kebahasaan. Hal ini menunjukkan bahwa belajar bahasa daerah dilaksanakan melalui sastra daerah.

c) Perumusan KD yang awalnya terlalu spesifik dan operasioal, kemudian pada edisi revisi diubah menjadi rumusan yang lebih umum agar tidak menyulitkan pendidik dalam menyusun indikator.

d) Rumusan KD pada jenjang SD/MI disesuaikan dengan materi pokok dan tema nasional. Untuk beberapa tema KD disesuaikan dengan tema kedaerahan.

e) Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan: (1) perkembangan psikologis

11BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

anak; (2) lingkup dan kedalaman; (3) kesinambungan; (4) fungsi satuan pendidikan; dan (5) lingkungan, dengan mempertimbangkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan berbahasa dan bersastra daerah secara gradual sesuai dengan jenjang pendidikan.

f) Pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi yang berkembang di lingkungan masyarakat.

2. Proses berpikir siswa tidak lagi dibatasi. Pada kurikulum yang lama, berlaku sistem pembatasan, yaitu anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan SMA mencipta. Pada kurikulum hasil revisi ini, anak SD boleh berpikir sampai tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan usianya.

3. Penggunaan metode pembelajaran aktif. Guru berperan menjadi fasilitator pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan belajar-mengajar. Pendekatan Saintifik 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mengasosiasikan/Mengolah Informasi, Mengomunikasikan) bukanlah satu-satunya yang dapat diacu menjadi pendekatan saat mengajar. Apabila digunakan, maka susunan 5M itu tidak harus berurutan. Pemilihan model pembelajaran tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri (inquiry) dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karak-teristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Untuk pembelajaran bahasa, sebaiknya dioptimalkan penggunaan pendekatan integratif dari pedagogi genre, saintifik, jeung CLIL (Content and Language Integrated Learning).

4. Dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 dinyatakan, dari hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 pada 2014 menunjukkan bahwa salah satu kesulitan pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam melaksanakan penilaian. Sekitar 60% responden pendidik menyatakan bahwa mereka belum dapat merancang, melaksanakan, mengolah, melaporkan, dan memanfaatkan hasil penilaian dengan baik. Kesulitan utama yang dihadapi pendidik antara lain dalam merumuskan indikator, menyusun butir-butir instrumen, dan melaksanakan penilaian sikap dengan berbagai macam teknik. Selain itu, banyak di antara pendidik yang kurang percaya diri dalam melaksanakan penilaian keterampilan. Mereka belum

12 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

sepenuhnya memahami bagaimana menyusun instrumen dan rubrik penilaian keterampilan. Perilaku sikap yang tergolong kurang, sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah perilaku diamati. Penilaian meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

Berikut ini penilaian berdasarkan Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Tahun 2016, yang sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian.

1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap yang dilakukan pendidik kepada peserta didik seperti pada skema yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan berikut ini.

Dilaksanakan selama proses

(jam) pembelajaran dan/atau di luar jam pembelajaran yang

teramati (mapel PABP dan PPKN), untuk mapel

lainnya dilaksanakan dalam proses pembelajaran

Dilaksanakan di luar jam

pembelajaran baik secara langsung

maupun berdasarkan informasi yang valid.

Dilaksanakan sekurang-

kurangnya satu kali dalam satu semester,

menjelang akhir semester

Observasi oleh guru

mata pelajaran selama satu

semester

Observasi oleh wali

kelas dan guru BK selama satu

semester

Penilaian antar

teman dan antar diri

UTAMA

PENUNJANG

SIKAP PENILAIAN

Teknik penilaian sikap dilakukan dengan observasi atau teknik lainnya. Teknik observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau jurnal. Teknik penilaian lainnya yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan penilaian antar teman.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:

13BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

a. Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) selama periode satu semester.

b. Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggung-jawabnya; bagi guru mata pelajaran 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas di bawah bimbingannya.

c. Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatat dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.

d. Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami (peserta didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal).

e. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya secara alami.

f. Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan) sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh informasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/ kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.

g. Apabila peserta didik tertentu “pernah” menunjukkan sikap kurang baik, ketika yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), maka sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.

h. Pada akhir semester guru mata pelajaran dan guru BK meringkas perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut

Berikut contoh pengisian Jurnal untuk sikap spiritual dan sosial.

No. WaktuNama

Peserta Didik

Catatan Prilaku Butir Sikap Ket. Ttd. Tindak Lanjut

1 15/07/2016

JajaTidak mengikuti sholat Jumat yang diselengga-rakan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual Pembinaan

OgiMenolong orang lanjut usia yang menyebrang di jalan depan sekolah.

Kepedulian Sosial Teruskan

14 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

2 22/07/2016

OdangMempengaruhi teman untuk tidak masuk sekolah.

Kedisiplinan Sosial Pembinaan

MiminMengingatkan temannya untuk sholat Dzuhur di sekolah.

Toleransi Beragama Spiritual Teruskan

3 09/08/2016 Mutia

Ikut membantu teman-nya mempersiapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah.

Toleransi Beragama Spiritual Teruskan

4 13/08/2016 LalaMenjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual Teruskan

5 03/09/2016 CecepMemungut sampah yang berserakan di teras sekolah.

Kebersihan Sosial Teruskan

No WaktuNama

Peserta didik

Catatan Prilaku Butir Sikap Positif/Negatif Tindak Lanjut

1 23/07/2016 Putri

Meninggalkan laboratorium tanpa membersihkan meja, alat, dan bahan yang sudah dipakai.

Tanggung jawab +

Diberi pembinaan dan dipanggil untuk membersihkan meja, alat, dan bahan yang sudah dipakai.

2 27/07/2016 Herman

Mengambil cerita dari internet dan diakui seba-gai karyanya sendiri (plagiasi).

Kejujuran -

Diberi pembinaan agar tidak melakukan plagiariisme.

3 13/08/2016 Momod Menghalang-halangi teman untuk beribadah. Toleransi -

Diberi pembinaan agar menjadi lebih toleran.

4 17/08/2016 Kardi

Menjadi tugas pengibar bendera saat upacara HUT Kemerdekaan Indonesia.

Nasionalisme +Diberi apresiasi atas kegiatannya dalam kegiatan Paskibra.

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir) mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural, maupun metakonitif.

Berikut ini teknik penilaian pengetahuan yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan.

15BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan

Tes Tertulis Benar-Salah, Menjodohkan, Pilihan Ganda, Isian/Melengkapi, Uraian.

Mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran dan/atau pengambilan nilai.

Tes Lisan Tanya Jawab Mengecek pemahaman peserta didik untuk perbaikan proses pembelajaran.

Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu maupun kelompok

Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila diberikan selama proses pembelajaran) atau menguasai penguasaan pengetahuan (bila diberikan pada akhir pembelajaran).

Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) dilakukan dengan beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan kompetensi dasar (KD).

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Teknik penilaian keterampilan yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan dapat digambarkan pada skema berikut.

Penilaian Keterampilan

Praktik

Produk

Projek

Porto-folio

Mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses

Mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan dalam membuat produk-produk teknologi dan seni

Mengukur kemampuan peserta didik mengapli-kasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu tugas projek dalam waktu tertentu

Sampel karya peserta didik terbaik dari KD pada KI-4 untuk melengkapi deskripsi capaian kompetensi keterampilan (dalam satu semester)

Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari perencanaan penilaian yang telah dilakukan. Berikut ini teknis pelaksanaan penilaian praktik, produk, dan projek meliputi: pemberian tugas secara rici; penjelasan aspek dan rubrik penilaian; pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah peserta didik melakukan pembelajaran dan pendokumentasian hasil penilaian.

Penilaian portofolio dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu semester melalui langkah

16 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

mendokumentasikan sampel karya terbaik dari setiap KI pada KD-4 baik hasil individu maupun kelompok, mendeskripsikan capaian keterampilan peserta didik berdasarkan portofolio secara keseluruhan; dan memberikan umpan balik kepada peserta didik untuk peningkatan capaian kompetensi.

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran.

Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0 – 100 dan deskripsi.a. Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan: sangat baik (A)

86 – 100; baik (B) 71 -85; cukup (C): 56 – 70; kurang (D)≤55b. Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian

(PH), UAS menjadi Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk semester gasal dan Ujian Kenaikan Kelas (UKK) menjadi Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk Semester genap.

c. Skala penilaian menjadi 1-100. Sementara itu, penilaian sikap diberikan dalam bentuk predikat dan deskripsi.

d. Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KBM/KKM. Pembelajaran remidial dapat dilakukan dengan cara pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik; pemberian bimbingan secara perorangan; pemberian instrumen-instrumen atau latihan secara khusus, dimulai dengan instrumen-instrumen atau latihan sesuai dengan kemampuannya; pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai Ketuntasan Belajar Minimal/Kriteria Ketuntasan Minimal (KBM/KKM). Pembelajaran remidial biasa dilakukan beulang-ulang. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui KBM/KKM melalui belajar kelompok; belajar madiri dan pembelajaran berbasis tema. Pengbelajaran pengayaan hanya diberikan sekali.

e. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah dan digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan. Bentuk penilaiannya adalah Penilaian akhir Semester (PAS) yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester gasal; Penilaian Akhir Tahun (PAT) yaitu

17BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester genap; dan Ujian Sekolah (US) yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan terhadap pfrestasi belajar dan penyelesaian dari satuan pendidikan.

f. Prosedur perencanaan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan diuraikan sebagai berikut.1) Menetapkan KKM Satuan Pendidikan menetapkan KKM untuk peserta didik kelas VII,

VIII dan IX melalui rapat dewan guru. Satuan Pendidikan dapat menentukan KKM yang sama untuk semua mata pelajaran atau berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.

2) Menetapkan Prosedur Operasional Standar (POS) Satuan pendidikan menetapkan POS atau panduan penyelenggaraan

penilaian hasil belajar peserta didik yang meliputi penilaian akhir dan ujian

3) Membentuk Tim Pengembang Penilaian Satuan pendidikan membentuk tim pengembang penilaian dengan

tugas antara lain merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu terkait dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US), misalnya penetapan jadwal pelaksanaan, penataan ruang, dan pengawas ruang.

4) Mengembangkan Instrumen Penilaian Tim Pengembang Penilaian sekolah melakukan pengembangan instru-

men penilaian mulai penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, telaah kualitatif instrumen, perakitan dan uji coba instrumen, analisis kuan-titatif, interpretasi hasil analisis, dan penetapan instrumen penilaian.

4. Mekanisme Pengisian RaporMekanisme yang dilakukan oleh wali kelas ketika akan mengisi rapor

pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran adalah:

a. Merumuskan deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial yang diambil dari catatan perkembangan sikap peserta didik yang diberikan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas.

b. Menuliskan capaian penilaian peserta didik pada aspek pengetahuan dan aspek keterampilan dalam bentuk angka, predikat, dan disertai deskripsi.

18 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

5. Perencanaan pembelajaran mencakup Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). a. Silabus Silabus dalam Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping, hanya tiga

kolom, yakni KD, Materi Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, silabus paling sedikit memuat: 1) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan).2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.3) Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara kategorial me-

ngenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan kete-rampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.

4) Kompetensi Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang menca-kup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.

5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu

19BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

kali pertemuan atau lebih. Berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 komponen RPP adalah sebagai berikut. 1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema.3) Kelas/semester.4) Materi pokok.5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk penca-

paian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur

yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.

9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran.

11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup.

13) Penilaian hasil pembelajaran.

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan

awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Partisipasi aktif peserta didik.

20 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

D. KEKHASAN KURIKULUM TINGKAT DAERAHKompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di

dalamnya memuat materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial peserta didik. Pembelajarannya diatur secara mandiri serta menopang peningkatan kemampuan penguasaan kurikulum nasional.

Program pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dikembangkan dengan memperhatikan rambu-rambu pengembangan muatan lokal seperti tertuang dalam lampiran Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Pada Pasal 9 dan Pasal 10, dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat mengembangkan muatan lokal. Permendikbud ini merupakan revisi dari Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, di antaranya mengatur tentang kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut mudah

21BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan usia peserta didik.

Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmuannya, yaitu bahasa, sastra, budaya Sunda sebagai kearifan lokal. Setiap sekolah wajib melaksanakannya agar peserta didik memperoleh pengalaman berbahasa, bersastra, dan berbudaya Sunda. Pendidik yang mengampu mata pelajaran ini diharapkan mampu membangkitkan minat belajar, rasa keingintahuannya, menumbuhkembangkan kesadaran, serta kemampuan apresiasi peserta didik terhadap budayanya masyarakatnya. Hal ini merupakan wujud pembentukan karakter yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab dan toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.

Mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda dikemas sedemikian rupa agar menarik bagi perserta didik. Kemasan yang menarik dan perencanaan yang tepat akan mampu mengembangkan beragam kompetensi peserta didik baik secara konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur etika, estetika, logika, dan kinestetika.

E. KERAGAMAN LOKALITAS DAN BAHASA PENG-ANTAR PEMBELAJARANUntuk mewadahi keragaman lokalitas perlu dipertimbangkan bahasa

dan budaya yang berkembang di lingkungan belajar peserta didik. Kenyataan menunjukkan bahwa selain bahasa Sunda, di Jawa Barat terdapat pula bahasa-bahasa daerah lain yang wilayah pemakaiannya tidak berdasarkan daerah administrasi pemerintah. Misalnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah bahwa yang dimaksud dengan bahasa daerah di Jawa Barat adalah bahasa Sunda, bahasa Cirebon, dan bahasa Melayu-Betawi. Dalam hubungan itu, bagi daerah-daerah yang peserta didiknya berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, kompetensi dasar itu perlu disesuaikan dengan keadaan kebahasaan dan budaya daerah setempat. Pembelajaran tidak berlangsung untuk semua kompetensi dasar, tetapi dipilih mana yang mungkin bisa dilaksanakan.

22 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Berkaitan dengan kategorisasi lokal, di Jawa Barat ada masyarakat yang berbahasa ibu bahasa Sunda lulugu ada pula yang menggunakan bahasa Sunda wewengkon. Bahkan di pesisir utara dan sebagian besar wilayah Cirebon mempunyai bahasa ibu yang bukan bahasa Sunda. Masyarakat penuturnya menyebutnya sebagai bahasa Cirebon, yang awalnya merupakan perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa.

Sehubungan dengan kenyataan seperti itu, bahan pembelajaran bahasa Sunda tentu tidak akan seragam. Penentuan bahan pembelajaran diserahkan sepenuhnya kepada pendidik di tempatnya masing-masing dengan mengadakan perembukan terpumpun dalam wadah Pusat Kegiatan Guru (PKG). Lebih jauh lagi, penentuan yang lebih spesifik lagi diserahkan kepada guru di sekolah yang bersangkutan.

Kategorisasi lokal dalam penentuan bahan pembelajaran dapat dibedakan atas tiga kategori A, B, dan C. Ketiga kategori lokal tersebut masing-masing memiliki ciri tersendiri.

1. Kategori A berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunaan bahasa Sunda lulugu, yakni bahasa yang kini dianggap baku dan resmi menurut ukuran umum di Jawa Barat. Sebagi contoh yang termasuk kategori ini adalah daerah Bandung dan sekitarnya dengan mengabaikan beberapa kosakata wewengkon yang memang hanya sedikit.

2. Kategori B berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda wewengkon, yakni bahasa yang sampai saat ini dianggap sebagai ragam bahasa yang mempunyai perbedaan dengan bahasa lulugu, akan tetapi tetap dianggap sebagai bahasa Sunda. Perbedaan tersebut berada pada tataran fonetik dan semantik, di samping perbedaan onomasiologis (konsep yang sama dalam kosakata yang berbeda) dan perbedaan semasiologis (konsep yang berbeda dengan kosakata yang sama). Sebagai conto yang termasuk kategori B adalah bahasa Sunda di Kuningan dan Karawang.

3. Kategori C berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya kental menggunakan bahasa wewengkon atau bahasa daerah khusus seperti bahasa Cirebon (bahasa Sunda dialek Cirebon atau bahasa Jawa dialek Cirebon) dan bahasa Melayu dialek Betawi. Misalnya, di sebagian wilayah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon, selain diajarkan bahasa Sunda sebagai muatan lokal wajib, juga

23BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

diperkenankan untuk mengajarkan bahasa Cirebon sebagai muatan lokal pilihan. Khusus di daerah ini, untuk Kelas I-III SD, alokasi waktu untuk pelajaran bahasa Sunda dapat digunakan untuk pelajaran bahasa daerah setempat. Keadaan yang sama dapat pula berlaku bagi sebagian Kota dan Kabupaten Bekasi serta Kota Depok yang masyarakatnya menggunakan Bahasa Melayu dialek Betawi, meskipun sampai saat ini belum dapat diajarkan di sekolah-sekolah.

Kategorisasi lokal tersebut dapat mengikuti perimbangan komponen kompetensi bahasa (pemahaman dan penggunaan), ragam bahasa (lulugu dan wewengkon), dan bahasa pengantar.

a. Di wilayah kategori A, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi bahasa Sunda baku, dan menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.

b. Di wilayah kategori B, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon seimbang, dan menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.

c. Di wilayah kategori C, diutamakan pemahaman bahasa, materi bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon atau bahasa setempat seimbang, dan dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Sunda wewengkon (bahasa setempat) atau menggunakan bahasa Indonesia.

Di sekolah-sekolah yang mempunyai kondisi khusus, seperti di sekolah-sekolah yang peserta didiknya banyak yang berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, walaupun sebenarnya termasuk kategori A atau kategori B, dapat ditentukan kebijakan lain.

Pada prinsipnya bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Sunda adalah bahasa Sunda. Di sekolah-sekolah atau daerah yang mengalami kesulitan dengan pengantar bahasa Sunda dapat digunakan bahasa Indonesia atau bahasa setempat, baik sebagian maupun sepenuhnya, atau menggunakan dwibahasa Sunda-Indonesia. Akan tetapi, selalu disertai usaha untuk secara berangsur-angsur bisa memahami petunjuk dalam bahasa Sunda. Di daerah-daerah yang memiliki basa Sunda wewengkon, kata-kata dialek dapat difungsikan untuk mempercepat atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

24 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

F. PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan KomunikasiTeknologi informasi dan komunikasi dapat berupa media cetak dan

elektronik. Kini perkembangannya semakin pesat dan canggih. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembelajara bahasa dan sastra Sunda. Dalam batas-batas dan cara-cara tertentu semua itu dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kualitas dan kelancaran pembelajaran bahasa dan sastra Sunda.

2. Pemanfaatan Lingkungan Alam, Sosial, dan BudayaSumber pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dapat pula berupa

lingkungan alam, masyarakat, dan budaya Sunda. Peserta didik diupayakan agar berhubungan langsung dengan masyarakat untuk mengetahui kehidupan bahasa dan budaya Sunda saat ini, yang selanjutnya dijadikan informasi dalam pembelajaran bahasa Sunda. Berkaitan dengan pembelajaran sastra, peserta didik diupayakan untuk mengetahui kehidupan sastra secara eksplisit maupun implisit dengan mengapresiasi dan mengekspresikan isinya.

3. Bacaan Wajib

Pembelajaran bahasa dan sastra Sunda harus didukung oleh adanya buku babon, buku pendukung pembelajaran, atau buku-buku bacaan kanonik untuk mendorong siswa gemar membaca dan membangkitkan minat dan kesenangannya mempelajari bahasa dan sastra Sunda.

Buku yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Sunda adalah buku-buku yang sebelumnya telah dinyatakan lolos seleksi penilaian oleh lembaga berwenang serta dan proses seleksinya harus memperhatikan kejujuran dan kualitas buku.

Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra dan gemar membaca, setiap peserta didik pada setiap jenjang pendidikan diwajibkan membaca sejumlah karya sastra (puisi, prosa, dan drama) yang sesuai dengan tingkatannya dalam jumlah yang memadai. Pemilihan buku bacaan sastra ini disesuikan dengan tingkat perkembangan psikologis peserta. Upaya ini juga berkaitan dengan gerakan literasi sekolah yang menjadi unsur penunjang dalam kurikulum yang berlaku saat ini.

25BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan pengembangan dan implementasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Penumbuhan Budi Pekerti adalah kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang dimulai berjenjang dari mulai sekolah dasar. Untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan sekolah pada jalur pendidikan khusus dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik baru sampai dengan kelulusan. Dasar pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti didasarkan pada pertimbangan bahwa masih terabaikannya implementasi nilai-nilai dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang masih terbatas pada pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud menjadi nilai aktual dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. PPK dan GLS dimaksudkan pula untuk membekali dan memperkuat karakter peserta didik dalam mempersiapkan daya saing dengan kompetensi abad 21, yaitu berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi.

a. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)PPK adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter

siswa melalui harmonisasi olah hati (etik) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa; olah rasa (estetik) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan; olah pikir (literasi) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat; dan olah raga (kinestetik) yang bertujuan membentuk individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara. Kegiatan tersebut dilakukan dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Terdapat nilai utama sebagai kristalisasi dari njilai-nilai karakter yang harus dikembangkan, yakni religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas (kejujuran).

Implementasi PPK di sekolah diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan yang berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis lingkungan masyarakat. Kegiatan pendidikan karakter berbasis kelas di antaranya dilakukan dengan diiintegrasikan dalam mata pelajaran, optimalisasi muatan

26 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

lokal, dan manajemen kelas. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di antaranya dilakukan melalui pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan pendidik, ekosistem sekolah, serta norma, peraturan, dan tradisi sekolah. Sementara pendidikan karakter berbasis masyarakat dapat dilakukan bersama-sama dengan orang tua, komite sekolah, dunia usaha, akademisi, pegiat pendidikan, pelakus seni budaya, bahasa dan sastra, serta pemerintah dan pemerintah daerah.

b. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif

dengan melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran. Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi, yang komponen-komponennya sebagai berikut.

1) Literasi dini (early literacy), yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi dasar.

2) Literasi dasar (basic literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan

27BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

3) Literasi perpustakaan (library literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

4) Literasi media (media literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.

5) Literasi teknologi (technology literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (computer literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.

6) Literasi visual (visual literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan.

28 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Tahapan Gerakan Literasi Sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tahapan Kegiatan

TAHAPAN KEGIATAN PEMBIASAAN

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati (sustained silent reading).

2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan kaya teks (print-rich materials)

TAHAPAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh: membuat peta cerita (story map), menggunakan graphic organizers, bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai keterbu-kaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan masyarakat, dll.)

29BAB I: STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan sekolah/perpus takaan kota/ daerah atau taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca bersama ( shared reading), membaca terpandu (guided reading) menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital (materi dari internet); (b) peserta didik merespon teks (cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku.

TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran dimulai, melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, mem-baca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan akademik di kurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran (misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).

4. Memanfaatkan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.

Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan.

Berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda, implementasi GLS dapat memanfaatkan berbagai teks bahasa dan sastra Sunda sebagai material pokok dengan alasan-alasan sebagai berikut.

30 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

1) Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda merupakan bagian dari struktur kurikulum daérah yang juga menuntut peserta didik untuk menekuni kegiatan membaca dan menulis sebagai bagian dari pendekatan komunikatif. Selain itu pembelajaran bahasa dan sastra Sunda seringkali diidéntikan dengan pembelajaran “budi pekerti”.

2) Bahasa dan sastra Sunda adalah entitas masyarakat Jawa Barat yang hingga kini tumbuh dan berkembang sacara dinamis, bukan hanya di lingkungan sekolah sebagai mata pelajaran yang mandiri tetapi juga di lingkungan masyarakat luas. Masih banyak buku dan media massa Sunda yang terbit hingga saat ini dan menunjukan bahwa kagiatan literasi masyarakat Sunda sebenarnya tumbuh dengan baik. Jika hal tersebut dijadikan ukuran, dibanding dengan masyarakat di daerah lain kagiatan literasi masyarakat Sunda jauh lebih maju. Dari laporan Yayasan Rancagé yang setiap tahun memberikan hadiah sastra kepada penulis sastra daerah, buku sastra dan nonsastra yang ditulis dalam bahasa Sunda baik secara kuantitas maupun kualitas jauh lebih bak jika dibanding buku yang ditulis dalam bahasa daerah lain. Setiap tahun tidak kurang dari 15 judul buku diterbitkan dalam bahasa Sunda. Sebagai gambaran, taun 2016 Yayasan Rancagé melaporkan ada 40 judul buku yang terbit dalam bahasa Sunda. Bandingkan dengan bahasa Jawa yang hanya 20 judul, bahasa Bali 10 judul, bahasa Lampung 2 judul, bahasa Batak 4 judul, sarta bahasa Banjar (Kalimantan) 5 judul. Buku-buku bahasa Sunda tersebut di luar buku teks pelajaran serta buku teori kebahasaan dan kesusastraan.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR(KIKD)

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

B A B I I

32 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

A. RASIONAL

Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah mata pelajaran Muatan lokal yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah, maka materi pembelajaran yang tertuang dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.

KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-undangan, antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan; (4) Permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5) Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013, Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan Silabus; (6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian; (7) Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8) Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.

33BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

B. PENGERTIAN Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran

pada Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.

C. FUNGSI Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi

guru-guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.

Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan; (5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya daerah (Sunda).

D. TUJUANPertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran

bahasa dan sastra Sunda yang secara umum agar Peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.

1) Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.

34 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

2) Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.

3) Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan).

4) Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.

5) Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda (berbicara, menulis, dan berpikir).

6) Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda, mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.

7) Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

KELAS X

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikapspiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai

35BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, meng-analisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

3.1. Menganalisis aspek kebahasaan dan rasa bahasa teks terjemahan.

4.1. Menerjemahkan teks ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya dengan memperhatikan aspek kebahasaan dan rasa bahasa.

36 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3.2. Membandingkan jenis dongeng, berdasarkan isi, struktur, dan aspek kebahasaan.

4.2. Menampilkan berbagai jenis dongeng dengan cara ngadongeng, monolog, atau dramatisasi.

3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan laporan kegiatan.

4.3. Menulis laporan kegiatan dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.

3.4. Membandingkan bentuk, struktur dan aspek kebahasaan teks kawih Sunda klasik dan pop.

4.4. Melantunkan kawih Sunda klasik dan pop dengan memperhatikan ekspresi, danteknik vokal.

3.5. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks wawancara.

4.5. Merancang, melakukan dan menyusun laporan wawancara dengan memperhatikan kesantunan berbahasa.

3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks babad/ sejarah Sunda.

4.6. Menyajikan isi teks babad/sejarah Sunda dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.

3.7. Menganalisis bentuk dan tipe aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

4.7. Mengkreasikan aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

3.8. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan sajak.

4.8. Menampilkan sajak dengan cara membaca, mendeklamasikan, musikalisasi atau dramatisasi.

KELAS XI

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

37BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

3.1. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks biantara.

4.1. Mendemonstrasikan biantara dengan memperhatikan kesantunan dan penggunaan kaidah bahasa.

3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan sisindiran.

4.2. Menyusun dan menampilkan sisindiran secara lisan/tulisan sesuai dengan konteks dan fungsi sosialnya.

38 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya.

4.3. Mendemonstrasikan panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya yang sesuai dengan konteks penggunaan bahasa.

3.4. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan carita pondok.

4.4. Menulis carita pondok sederhana dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.5. Menganalisis isi, pola penyajian, dan aspek kebahasaan teks berita dari media massa cetak atau elektronik.

4.5. Menyusun teks berita berdasarkan pengamatan atau hasil wawancara sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan novel.

4.6. Menyajikan hasil analisis novel melalui berbagai media (seperti bagan, cerita bergambar, animasi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.7. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks biografi.

4.7. Menulis teks biografi sederhana dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah bahasa.

3.8 Menganalisis isi, struktur, serta aspek kebahasaan cerita wawacan.

4.8. Mentransformasikan cerita wawacan ke dalam prosa atau mengkreasikan ke dalam bentuk pertunjukan (seperti beluk, jemblungan, dramatisasi).

KELAS XII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompeten sisikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

39BAB II: KIKD MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

3.1. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks bahasan tradisi Sunda.

4.1. Menyajikan bahasan tradisi setempat melalui berbagai media (seperti mading, pameran fotografi, film dokumenter) dengan memperhatikan kaidah bahasa Sunda.

40 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita wayang.

4.2. Mengkreasikan petikan cerita wayang secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks resensi (buku, film, musik, pertunjukan)

4.3. Menulis resensi (buku, film, musik, pertunjukan) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.4. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks/naskah drama.

4.4. Menampilkan drama berdasarkan teks/naskah dengan memperhatikan intonasi dan ekspresi.

3.5. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks artikel berbahasa Sunda.

4.5. Menulis artikel sederhana berbahasa Sunda dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah kebahasaan.

3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita pantun.

4.6. Mengkreasikan cerita pantun secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

Keterangan:

Pada prinsipnya kompetensi bahasa dan sastra Sunda untuk peserta didik SMA/SMK/MA/MAK relatif sama. Akan tetapi, pemilihan KD dan materi pokok di SMK/MAK disesuaikan dengan vokasional, kondisi, dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah masing-masing.

Bagi SMK/MAK yang melaksanakan empat tahun akademik, pendidik dapat memilih enam KD dan materi yang berfokus pada praktek dan unjuk kerja berbahasa Sunda yang berkaitan dengan kekhasan vokasional sekolah. Misalnya: (a) menulis laporan, (b) menyusun berita, (c) mendemonstrasikan panata acara, (d) menulis aksara Sunda, (e) mendemonstrasikan biantara, (f) menulis artikel, dan (g) mengkreasikan kawih.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

42 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Lampiran 1

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

SMA/SMK/MA/MAK

A. PENGERTIAN SILABUSSilabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) termasuk

ke dalam desain pembelajaran perencanaan pembelajaran yang mengacu kepada standar isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.

B. KOMPONEN SILABUSDi dalam lampiran Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses disebutkan bahwa silabus paling sedikit memuat beberapa komponen, yakni:

(1) Identitas mata pelajaran (misalnya: Bahasa dan Sastra Sunda);(2) identitas sekolah, diisi dengan satuan pendidikan dan kelas (SD/Kelas

I);

43LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3) kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;

(4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

(5) tema (khusus SD/MI), (6) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

(7) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

(8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;

(9) alokasi waktu, sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan

(10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Komponen silabus tersebut termasuk komponen yang lengkap. Dalam perkembangan selanjutnya dan perbaikan Kurikulum 2013, komponen silabus hanya terdiri atas tiga komponen, yakni (1) kompetensi dasar, (2) materi pembelajaran, dan (3) kegiatan pembelajaran.

C. PENGEMBANGAN SILABUSPengembangan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan

insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, dan inovatif. Oleh karena itu proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

44 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Memperhatikan konteks global dan kemajemukan masyarakat Indonesia, misi dan orientasi Kurikulum 2013 diterjemahkan dalam praktik pendidikan dengan tujuan khusus agar peserta didik memiliki kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan masyarakat di masa kini dan di masa mendatang, seperti tampak pada gambar 1.

Dimensi Pengetahuan

Dimensi Keterampilan

Dimensi Sikap

SDM yang beradab,

berpengetahuan, dan

berketerampilan

Gambar 1

Kompetensi yang dimaksud yaitu: (1) menumbuhkan sikap religius dan etika sosial yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (2) menguasai pengetahuan; (3) memiliki keterampilan atau kemampuan menerapkan pengetahuan dalam rangka melakukan penyelidikan ilmiah, pemecahan masalah, dan pembuatan karya kreatif yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda yang dikembangkan di setiap jenjang pendidikan harus mempertimbangkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu kemampuan pendidik dalam menggunakan dan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi faktor penting agar pembelajaran bahasa dan sastra Sunda mampu menjawab tantangan abad moderen dewasa ini. Selain penggunaan dan pemanfaatan teknonolgi, pembelajaran bahasa dan sastra Sunda juga harus memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik, sehingga mata pelajaran ini dapat menjadi penya-ring dari masuknya kebudayaan asing sekaligus mendorong peserta didik untuk memiliki kearifan terhadap budaya lokal atau budaya masyarakat setempatnya.

45LAMPIRAN-LAMPIRAN

Silabus mata pelajaran bahasa dan sastra Sunda SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/MAK disusun dengan format dan penyajian/penulisan yang sederhana sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru. Penyederhanaan format dimaksudkan agar penyajiannya lebih efisien, tidak terlalu banyak halaman namun lingkup dan substansinya tidak berkurang, serta tetap mempertimbangkan tata urutan (sequence) materi dan kompetensinya. Penyusunan silabus ini dilakukan dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, dan pelaksanaan kurikulum; mudah diajarkan oleh guru (teachable); mudah dipelajari oleh peserta didik (learnable); terukur pencapainnya (measurable); dan bermakna untuk dipelajari (worth to learn) sebagai bekal untuk kehidupan dan kelanjutan pendidikan peserta didik.

Silabus ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran, serta mengakomodasi keungulan-keunggulan lokal. Atas dasar prinsip tersebut, komponen silabus mencakup kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Uraian pembelajaran yang terdapat dalam silabus merupakan alternatif kegiatan yang dirancang berbasis aktivitas. Pembelajaran tersebut merupakan alternatif dan inspiratif sehingga guru dapat mengembangkan berbagai model yang sesuai dengan karakteristik masing-masing mata pelajaran. Dalam melaksanakan silabus ini guru diharapkan kreatif dalam pengembangan materi, pengelolaan proses pembelajaran, penggunaan metode dan model pembelajaran, yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tingkat perkembangan kemampuan peserta didik.

KOMPETENSI DASAR, MATERI PEMBELAJARAN, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

KELAS XAlokasi Waktu: 2 jam pelajaran/minggu

Kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial, dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), pada pembelajaran kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan melalui keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

46 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Penu

mbu

han

dan

peng

emba

ngan

kom

pete

nsi s

ikap

dila

kuka

n se

panj

ang

pro

ses

pem

bela

jara

n be

rlang

sung

, da

n da

pat d

igun

akan

seb

agai

per

timba

ngan

gur

u da

lam

men

gem

bang

kan

kara

kter

pes

erta

did

ik le

bih

lanj

ut.

Pem

bela

jara

n un

tuk

kom

pete

nsi p

enge

tahu

an d

an k

ompe

tens

i ket

eram

pila

n se

baga

i ber

ikut

.

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

3.1.

Men

gana

lisis

aspe

k ke

baha

saan

dan

ra

sa b

ahas

a te

ks

terje

mah

an.

• St

rukt

ur k

alim

at

- Ba

gian

pem

buka

- Ba

gian

Eus

i-

Bagi

an P

enut

up

• As

pek

Keba

hasa

an-

Diks

i-

EYD

Baha

sa S

unda

- Ta

takr

ama

baha

sa

Sund

a

• To

pik

Teks

terje

mah

an d

alam

be

ntuk

pro

sa a

tau

puisi

- M

emili

h te

ks b

erba

hasa

Indo

nesia

unt

uk d

iterje

mah

kan.

- M

engi

denti

fikas

i kat

a-ka

ta/u

ngka

pan

yang

sulit

dim

enge

rti.

- M

enan

yaka

n ha

l-hal

yan

g tid

ak d

iket

ahui

ata

u ya

ng b

erbe

da.

- M

emah

ami i

si te

ks y

ang

dite

rjem

ahka

n .

- M

empe

rhati

kan

alur

teks

terje

mah

an.

- M

emah

ami p

esan

/am

anat

teks

terje

mah

an.

4.1.

Men

erje

mah

kan

teks

ke

dala

m

baha

sa S

unda

ata

u se

balik

nya

deng

an

mem

perh

atika

n as

pek

keba

hasa

an d

an ra

sa

baha

sa

- M

ener

jem

ahka

n te

ks b

erba

hasa

indo

nesia

ke

dala

m b

ahas

a.

Sund

a at

au se

balik

nya

den

gan

mem

perh

atika

n as

pek

keba

hasa

an.

- M

emili

h/m

engg

unak

an p

adan

an k

ata

deng

an te

pat.

- M

emba

caka

n ha

sil te

rjem

ahan

.-

Men

gore

ksi h

asil

terje

mah

an d

enga

n te

man

seba

ngku

ata

u ke

lom

pok.

- M

enyu

nting

/mem

perb

aiki

teks

terje

mah

an.

47LAMPIRAN-LAMPIRAN

3.2.

Mem

band

ingk

an je

nis

dong

eng

berd

asar

kan

isi, s

truk

tur,

dan

aspe

k ke

baha

saan

.

• Fu

ngsi

sosia

lM

enel

adan

i nila

i-ni

lai m

oral

yan

g te

rkan

dung

dal

am

jeni

s-je

nis d

onge

ng

untu

k di

tera

pkan

dal

am

kehi

dupa

n se

hari-

hari

• St

rukt

ur te

ks-

Bagi

an p

embu

ka-

Bagi

an is

i-

Bagi

an p

enut

up•

Aspe

k ke

baha

saan

- Ko

sa k

ata

- M

akna

den

otati

f-

Ejah

an-

Tand

a ba

ca-

Stru

ktur

kal

imat

• To

pik

Mem

band

ingk

an

dong

eng

sasa

kala

, sa

sato

an, m

itos,

pa

rabe

l, sa

ge

- M

enyi

mak

jeni

s-je

nis d

onge

ng d

enga

n m

engg

unak

an b

erba

gai

mac

am m

edia

pem

bela

jara

n.-

Men

cata

t dan

mem

baha

s kos

a ka

ta y

ang

belu

m d

ipah

ami.

- Be

rtan

ya ja

wab

tent

ang

perb

edaa

n je

nis d

onge

ng y

ang

tela

h di

simak

.-

Mem

buat

ikhti

sar d

onge

ng y

ang

tela

h di

simak

nya.

- Be

rlatih

men

gana

lisis

dong

eng

deng

an te

man

seba

ngku

dan

salin

g m

enila

i.-

Men

anya

kan

hal-h

al y

ang

tidak

dik

etah

ui .

- M

enam

pilk

an sa

lah

satu

jeni

s don

geng

yan

g te

lah

disia

pkan

nya.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

4.2.

Men

ampi

lkan

be

rbag

ai je

nis

dong

eng

deng

an c

ara

ngad

onge

ng,

m

onol

og, d

ram

atisa

si.

48 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3.3.

Men

gana

lisis

isi,

stru

ktur

dan

asp

ek

keba

hasa

an la

pora

n ke

giat

an.

• St

rukt

ur

- Bu

buka

- Eu

si-

Panu

tup

• As

pek

Keba

hasa

an-

Diks

i-

EYD

Baha

sa

Sun

da-

Tata

kram

a ba

hasa

Su

nda

• To

pik

Lapo

ran

kegi

atan

- M

emba

ca d

an m

enga

mati

beb

erap

a co

ntoh

lapo

ran

kegi

atan

.-

Men

entu

kan

ciri-

ciri

lapo

ran

kegi

atan

- M

embe

daka

n la

pora

n ke

giat

an d

enga

n be

ntuk

kar

anga

n la

in-

Men

gide

ntifik

asi s

truk

tur l

apor

an k

egia

tan.

-

Mem

aham

i uns

ur-u

nsur

keb

ahas

aan

lapo

ran

kegi

atan

.-

Men

yim

pulk

an te

ntan

g as

pek-

aspe

k ke

baha

saan

lapo

ran

kegi

atan

.-

Men

yajik

an h

asil

anal

isis a

spek

keb

ahas

aan

lapo

ran

kegi

atan

. Se

cara

lisa

n da

n te

rtul

is

4.3.

Men

ulis

lapo

ran

kegi

atan

den

gan

mem

perh

atika

n st

rukt

ur d

an a

spek

ke

baha

saan

.

- M

enen

tuka

n te

ma

lapo

ran

kegi

atan

.-

Men

yusu

n ke

rang

ka la

pora

n ke

giat

an-

Men

ulis

lapo

ran

kegi

atan

-

Men

gore

ksi h

asil

lapo

ran

kegi

atan

den

gan

tem

an se

bang

ku a

tau

kelo

mpo

k-

Men

yunti

ng/m

empe

rbai

ki h

asil

lapo

ran

kegi

atan

3.4.

Mem

band

ingk

an

bent

uk, s

truk

tur,

da

n as

pek

keba

hasa

an te

ks

kaw

ih S

unda

kla

sik

dan

pop.

• St

rukt

ur te

ks-

Pilih

an k

ata

(dik

si)

- Pu

rwak

anti

- M

ende

ngar

kan

sala

h sa

tu k

awih

Sun

da k

lasik

dan

pop

.-

Men

cata

t dan

mem

baha

s kos

a ka

ta y

ang

belu

m d

ipah

ami.

- Be

rtan

ya ja

wab

tent

ang

perb

edaa

n je

nis k

awih

Sun

da k

lasik

dan

po

p ya

ng te

lah

disim

ak.

49LAMPIRAN-LAMPIRAN

4.4.

M

elan

tunk

an k

awih

kl

asik

dan

pop

Su

nda

deng

an

mem

perh

atika

n be

ntuk

, eks

pres

i dan

te

knik

vok

al.

• Ap

ek K

ebah

asaa

n-

Mak

na d

enot

atif

- N

ada

- W

irahm

a-

Artik

ulas

i•

Topi

k

• Ka

wih

Sun

da k

lasik

dan

po

p de

ngan

ber

agam

te

ma.

- M

emba

ca sa

lah

satu

teks

kaw

ih S

unda

kla

sik d

an p

op.

- M

enga

pres

iasi

sala

h sa

tu k

awih

Sun

da k

lasik

dan

pop

.-

Mel

antu

nkan

sala

h sa

tu k

awih

Sun

da k

lasik

dan

pop

.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jar.

3.5.

Men

gana

lisis

isi,

stru

ktur

, dan

uns

ur

keba

hasa

an te

ks

waw

anca

ra.

• St

rukt

ur k

ebah

asaa

n-

Tem

a-

Dafta

r per

tany

aan

- Bu

buka

- Eu

si-

panu

tup

• Ap

ek K

ebah

asaa

n-

Diks

i-

EYD

Basa

Sun

da-

Tata

kram

a ba

hasa

Su

nda

• To

pik

Waw

anca

ra d

enga

n to

koh/

nara

sum

ber u

ntuk

be

rbag

ai tu

juan

- M

emba

ca d

an m

enga

mati

beb

erap

a co

ntoh

teks

waw

anca

ra.

- M

emah

ami i

si w

awan

cara

.-

Men

gide

ntifik

asi s

truk

tur w

awan

cara

.-

Mem

aham

i asp

ek-a

spek

keb

ahas

aan

teks

waw

anca

ra.

- M

enyi

mpu

lkan

kai

dah-

kaid

ah w

awan

cara

.-

Men

yajik

an h

asil

anal

isis a

spek

keb

ahas

aan

waw

anca

ra se

cara

lis

an d

an te

rtul

is.

4.5.

Mer

anca

ng,

mel

akuk

an d

an

men

yusu

n la

pora

n w

awan

cara

den

gan

mem

perh

atika

n ke

sant

unan

be

rbah

asa

- M

enen

tuka

n na

rasu

mbe

r.-

Men

entu

kan

med

ia w

awan

cara

.-

Mel

aksa

naka

n w

awan

cara

.-

Men

disk

usik

an te

ntan

g isi

waw

anca

ra d

an k

aida

h-ka

idah

nya.

- M

enyu

sun

lapo

ran

waw

anca

ra.

- M

engo

reks

i dan

men

yunti

ng/m

empe

rbai

ki te

ks la

pora

n w

awan

cara

den

gan

tem

an se

bang

ku a

tau

kelo

mpo

k.

50 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3.6.

Men

gana

lisis

isi,

st

rukt

ur, d

an

aspe

k ke

baha

saan

teks

ba

bad/

seja

rah

Sund

a.

• Fu

ngsi

sosia

lM

enel

adan

i N

ilai

mor

al d

an p

endi

dika

n da

lam

teks

bab

ad/

seja

rah

Sund

a ya

ng

diim

plem

enta

sikan

da

lam

keh

idup

an se

hari-

hari

• St

rukt

ur k

ebah

asaa

n-

Bubu

ka-

Eusi

- pa

nutu

p

• As

pek

Keba

hasa

an-

Diks

i-

EYD

baha

sa S

unda

- Ta

takr

ama

baha

sa

Sund

a

• To

pik

Teks

bab

ad/s

ejar

ah S

unda

- M

emili

h te

ks b

abad

/saj

arah

Sun

da.

- M

emah

ami s

truk

tur k

ebah

asaa

n te

ks b

abad

/sej

arah

Sun

da.

- M

emah

ami s

etiap

kej

adia

n se

jara

h da

lam

teks

bab

ad/ s

ajar

ah

Sund

a.-

Men

emuk

an k

eter

kaita

n an

tara

toko

h da

n ke

jadi

an se

jara

h de

ngan

ken

yata

an d

aera

h se

tem

pat.

- M

enen

tuka

n ga

lur t

eks b

abad

/ saj

arah

Sun

da.

4.6.

Men

yajik

an is

i tek

s ba

bad/

seja

rah

Sund

a de

ngan

m

empe

rhati

kan

stru

ktur

dan

asp

ek

keba

hasa

an

- M

erin

gkas

isi t

eks b

abad

/sej

arah

Sun

da, s

esua

i den

gan

stru

ktur

da

n as

pek

keba

hasa

an.

- M

engo

reks

i has

il rin

gkas

an is

i tek

s bab

ad/s

ejar

ah S

unda

, de

ngan

tem

an se

bang

ku a

tau

kelo

mpo

k.-

Men

cerit

akan

kem

bali

isi te

ks b

abad

/sej

arah

Sun

da.

51LAMPIRAN-LAMPIRAN

3.7

Men

gana

lisis

bent

uk

dan

tipe

aks

ara

Sund

a se

suai

den

gan

kaid

ah-k

aida

hnya

.

• Fu

ngsi

sosia

lLa

mba

ng ja

ti di

ri se

rta

rasa

ban

gga

dala

m

mel

esta

rikan

trad

isi

Sund

a.

• St

rukt

ur Te

ks-

Ciri

aksa

ra S

unda

-

Bent

uk a

ksar

a Su

nda

- Ka

idah

aks

ara

Sund

a

• U

nsur

Keb

ahas

aan

- Di

ksi

- Ej

aan

dan

tand

a ba

ca.

• To

pik

Aksa

ra S

unda

yan

g da

pat m

enum

buhk

an

peril

aku

yang

term

uat

dala

m K

I.

- M

enga

mati

teks

dan

taya

ngan

aks

ara

Sund

a m

elal

ui m

edia

pe

mbe

laja

ran.

- M

engi

denti

fikas

i ciri

-ciri

, pen

gerti

an, j

enis,

tuju

an, s

istem

atika

da

n te

knik

-tekn

ik a

ksar

a Su

nda.

- M

engk

onfir

mas

i has

il te

mua

n se

men

tara

dan

men

anya

kan/

berk

onsu

ltasi

kepa

da g

uru

tent

ang

siste

mati

ka d

an k

aida

h-ka

idah

pe

nulis

an y

ang

bena

r.

4.7.

Men

gkre

asik

an a

ksar

a Su

nda

sesu

ai d

enga

n ka

idah

-kai

dahn

ya.

- M

enul

is te

ks p

ende

k ya

ng m

engg

unak

an a

ksar

a Su

nda

sesu

ai

deng

an k

aida

h-ka

idah

nya.

- M

enul

is na

ma

diri

(tem

pat,

inta

nsi,

jala

n), u

ngka

pan

dan

kalig

rafi

men

ggun

akan

aks

ara

Sund

a se

suai

den

gan

kaid

ah-k

aida

hnya

.-

Men

gkom

unik

asik

an p

enga

lam

an p

enyu

suna

n te

ks a

ksar

a Su

nda

di a

ntar

anya

ber

upa

kesa

n-ke

san,

kom

enta

r, pe

rmas

alah

an.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

52 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3.8.

Men

gana

lisis

isi,

unsu

r, st

rukt

ur d

an

aspe

k ke

baha

saan

sa

jak.

• St

rukt

ur Te

ks- T

eks s

ajak

ber

isi

kos

a k

ata,

dan

i

diom

.- T

ema,

nad

a, p

iliha

n

kata

(dik

si), r

asa,

aman

at•

Uns

ur K

ebah

asaa

n-

Istila

h kh

usus

terk

ait

deng

an id

iom

dan

ko

sa k

ata,

bah

asa

yang

m

uncu

l pad

a te

ks

saja

k -

Uca

pan,

teka

nan

kata

, in

tona

si, e

jaan

, dan

ta

nda

baca

.•

Topi

kke

kaya

an b

ahas

a Su

nda.

(id

iom

, kos

a ka

ta) d

alam

ka

rang

an sa

jak

- M

emba

ca d

an m

enga

mati

teks

saja

k ya

ng m

enga

ndun

g be

rbag

ai

mac

am k

osa

kata

, dan

idio

m y

ang

mer

upak

an k

ekay

aan

baha

sa

Sund

a.-

Men

yim

ak d

an m

enam

pilk

an sa

lah

satu

saja

k de

ngan

m

engg

unak

an b

erba

gai m

acam

med

ia.

- Be

rtan

ya ja

wab

tent

ang

aspe

k ke

baha

saan

yan

g te

rdap

at d

alam

sa

jak.

4.8.

Men

ampi

lkan

sa

jak

deng

an

cara

mem

baca

, m

ende

klam

asik

an

atau

dra

mati

sasi.

- M

enam

pilk

an sa

lah

satu

saja

k de

ngan

car

a (m

emba

ca, d

ekla

mas

i, m

usik

alisa

si, d

ram

atisa

si).

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

KEL

AS

XIA

loka

si W

aktu

: 2 ja

m p

elaj

aran

/min

ggu

Kom

pete

nsi s

ikap

spi

ritua

l dan

kom

pete

nsi s

ikap

sos

ial,

dica

pai m

elal

ui p

embe

laja

ran

tidak

lang

sung

(ind

irect

te

achi

ng),

pada

pem

bela

jara

n ko

mpe

tens

i pe

nget

ahua

n da

n ko

mpe

tens

i ke

tera

mpi

lan

mel

alui

ke

tela

dana

n,

53LAMPIRAN-LAMPIRAN

pem

bias

aan,

dan

bud

aya

seko

lah

deng

an m

empe

rhat

ikan

kar

akte

ristik

mat

a pe

laja

ran,

ser

ta k

ebut

uhan

dan

kon

disi

pe

serta

did

ik.

Penu

mbu

han

dan

peng

emba

ngan

kom

pete

nsi s

ikap

dila

kuka

n se

panj

ang

pro

ses

pem

bela

jara

n be

rlang

sung

, da

n da

pat d

igun

akan

seb

agai

per

timba

ngan

gur

u da

lam

men

gem

bang

kan

kara

kter

pes

erta

did

ik le

bih

lanj

ut.

Pem

bela

jara

n un

tuk

kom

pete

nsi p

enge

tahu

an d

an k

eter

ampi

lan

seba

gai b

erik

ut in

i.

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

3.1.

Men

gana

lisis

isi,

stru

ktur

, dan

asp

ek

keba

hasa

an te

ks

bian

tara

.

• Fu

ngsi

Sosia

l:M

enum

buhk

an si

kap

salin

g m

engh

orm

ati se

sam

a.•

Teks

Bia

ntar

a•

Stru

ktur

- Bu

buka

(sal

am b

ubuk

a,

muk

adim

ah, p

angw

i-lu

jeng

ka

nu h

alad

ir)-

Eusi

- Pa

nutu

p (S

anda

k-su

nduk

mén

ta h

ampu

ra,

du’a

, sal

am p

anut

up)

• As

pek

Kaba

saan

- Ta

takr

ama

basa

- Di

ksi

- Pa

duan

par

agra

f•

Topi

kBi

anta

ra y

ang

dapa

t m

enum

buhk

an p

erila

ku

yang

term

uat d

alam

KI.

- M

emba

ca d

an m

enga

mati

teks

bia

ntar

a.-

Men

diku

sikan

asp

ek k

ebah

asaa

n (is

tilah

-istil

ah y

ang

dian

ggap

sulit

, pur

wak

anti,

dan

gay

a ba

sa) y

ang

terd

apat

dal

am te

ks b

iant

ara.

- M

enca

ri da

ri be

rbag

ai su

mbe

r men

gena

i tek

s bia

ntar

a ya

ng b

isa d

ijadi

kan

refe

rens

i pem

bela

jara

n.

4.1.

Men

dem

onst

rasik

an

bian

tara

den

gan

mem

perh

atika

n ke

sant

unan

dan

pe

nggu

naan

kai

dah

baha

sa.

- M

eran

cang

dan

men

yusu

n te

ks b

iant

ara.

-

Men

yajik

an te

ks b

iant

ara

deng

an m

empe

rhati

kan

peng

guna

an k

aida

h ba

sa.

- M

enan

ggap

i tam

pila

n Bi

anta

ra d

alam

kon

teks

pe

nggu

naan

bah

asa.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

54 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3.2.

Men

gana

lisis

isi,

stru

ktur

, dan

asp

ek

keba

hasa

an si

sindi

ran.

• Fu

ngsi

sosia

lM

enem

ukan

mak

na d

an

nila

i-nila

i keh

idup

an y

ang

terk

andu

ng d

alam

sisin

dira

n•

Stru

ktur

Teks

- At

uran

pen

ulisa

n-

Guru

lagu

- Gu

ru W

ilang

an-

Pada

lisan

- Pa

da

• As

pek

Keba

hasa

an-

Pilih

an k

ata

(dik

si)-

Uca

pan,

mak

na k

ata,

in

tona

si, e

jaan

, tan

da b

aca.

• To

pik

Men

yusu

n da

n m

enam

pilk

an

sisin

dira

n un

tuk

berb

agai

tu

juan

- M

enga

mati

con

toh

sisin

dira

n un

tuk

men

geta

hui f

ungs

i so

sial.

- M

emba

ca c

onto

h sis

indi

ran.

- Se

cara

ber

kelo

mpo

k m

enga

nalis

is un

sur-u

nsur

sisin

dira

n un

tuk

men

geta

hui f

ungs

i sos

ialn

ya.

- M

endi

skus

ikan

isi s

isind

iran

yang

dib

acan

ya u

ntuk

m

enge

tahu

i fun

gsi s

osia

l.-

Men

yusu

n da

n m

enam

pilk

an si

sindi

ran,

den

gan

ucap

an

dan

teka

nan

kata

yan

g be

nar.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

rnya

4.2.

Men

yusu

n da

n m

enam

pilk

an si

sindi

ran

seca

ra li

san/

tulis

an

sesu

ai d

enga

n k

onte

ks

dan

fung

si so

sialn

ya.

3.3.

Men

gana

lisis

isi,

stru

ktur

dan

asp

ek

keba

hasa

an te

ks

panu

mbu

cat

ur

(mod

erat

or) d

alam

ke

giat

an d

iskus

i, d

ebat

, da

n se

jeni

snya

.

• Fu

ngsi

Sosia

l:M

enum

buhk

an si

kap

salin

g m

engh

orm

ati se

sam

a.

• St

rukt

ur-

Bubu

ka-

Eusi

- Pa

nutu

p

- M

amba

ca c

onto

h te

ks P

anum

bu c

atur

dan

men

cerm

ati k

aida

h-

ka

idah

nya.

- M

enca

ri da

ri be

rbag

ai su

mbe

r inf

orm

asi t

enta

ng

pros

edur

pan

umbu

cat

ur d

an k

aida

h-ka

idah

nya.

- M

enyu

sun

teks

pan

umbu

cat

ur se

suai

den

gan

kaid

ah-

kaid

ahny

a.

55LAMPIRAN-LAMPIRAN

4.3.

Men

dem

onst

rasik

an

panu

mbu

cat

ur

(mod

erat

or) d

alam

ke

giat

an d

iskus

i, d

ebat

, da

n se

jeni

snya

yan

g se

suai

den

gan

kont

eks

peng

guna

an b

ahas

a.

• As

pek

Kaba

hasa

an-

Diks

i -

Tata

kra

ma

basa

- Ej

aan

dan

tand

a ba

ca-

Kese

suai

an

• To

pik

Panu

mbu

cat

ur y

ang

dapa

t m

enum

buhk

an p

erila

ku

yang

term

uat d

alam

KI.

- M

enam

pilk

an p

anum

bu c

atur

dal

am k

egia

tan

sepe

rti

disk

usi,

dan

deba

t. -

Men

angg

api t

ampi

lan

panu

mbu

cat

ur d

alam

kon

teks

pe

nggu

naan

bah

asa.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

3.4.

Men

gana

lisis

isi, s

truk

tur

dan

aspe

k ke

baha

saan

ca

rita

pond

ok.

• Fu

ngsi

Sosia

l:N

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

terk

andu

ng d

alam

teks

ca

rita

pond

ok y

ang

bisa

di

impl

emen

tasik

an d

alam

ke

hidu

pan

seha

ri-ha

ri.

• St

rukt

ur Te

ks-

Ciri-

ciri

carit

a po

ndok

.-

Uns

ur S

astr

a (u

nsur

-un

sur i

ntrin

sik d

an

ektr

insik

cer

ita).

- M

emba

ca te

ks C

arita

pon

dok.

- M

enan

yaka

n da

n m

engu

mpu

lkan

istil

ah-is

tilah

khu

sus

yang

dite

muk

an d

i dal

am te

ks C

arita

pon

dok.

- M

engi

denti

fikas

i ciri

-ciri

Car

ita p

ondo

k.-

Men

gana

lisis

unsu

r sas

tra

yang

terd

apat

di d

alam

Car

ita

pond

ok.

4.4.

Men

ulis

carit

a po

ndok

se

derh

ana

deng

an

mem

perh

atika

n st

rukt

ur

dan

kaid

ah k

ebah

asaa

n.

- M

enyu

sun

kera

ngka

Car

ita p

ondo

k .

- M

enul

is ka

rang

an C

arita

pon

dok

men

jadi

sebu

ah

kara

ngan

yan

g ut

uh d

enga

n m

empe

rhati

kan

stru

ktur

dan

ka

idah

keb

ahas

aan.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

56 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3.5.

Men

gana

lisis

isi, p

ola

peny

ajia

n, d

an u

nsur

ke

baha

saan

teks

war

ta

(ber

ita) d

ari m

edia

m

assa

cet

ak a

tau

elek

tron

ik.

• As

pek

Keba

hasa

an:

- Di

ksi

- Pa

kem

an b

asa

- Ej

aan

dan

tand

a ba

ca.

- Pa

duan

par

agra

f.-

Kese

suai

an a

ntar

a te

ma

dan

isi.

- Ka

limat

lang

sung

dan

tid

ak la

ngsu

ng.

• To

pik

Teks

car

ita p

ondo

k ya

ng

dapa

t men

umbu

hkan

pe

rilak

u ya

ng te

rmua

t dal

am

KI.

- M

emba

ndin

gkan

teks

war

ta d

ari m

edia

mas

sa c

etak

dan

el

ektr

onik

.-

Men

yebu

tkan

bag

ian-

bagi

an w

arta

seca

ra si

stem

atis d

an

bena

r.-

Men

cari

dari

berb

agai

sum

ber i

nfor

mas

i ten

tang

pro

sedu

r m

enul

is w

arta

sesu

ai d

enga

n ka

idah

-kai

dahn

ya.

- M

enje

lask

an la

ngka

h-la

ngka

h m

enyu

sun

war

ta d

enga

n ce

rmat

dan

ben

ar.

4.5.

Men

yusu

n te

ks w

arta

(b

erita

) ber

dasa

rkan

pe

ngam

atan

ata

u ha

sil

waw

anca

ra se

suai

de

ngan

stru

ktur

dan

ka

idah

keb

ahas

aan.

• Fu

ngsi

Sosia

l:N

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

terk

andu

ng d

alam

teks

, ya

ng b

isa d

iimpl

emen

tasik

an

dala

m k

ehid

upan

seha

ri-ha

ri.

• Te

ks W

arta

• St

rukt

ur te

ks-

Bubu

ka-

Eusi

- Pe

nutu

p

- M

eran

cang

teks

war

ta b

erda

sark

an h

asil

peng

amat

an

atau

has

il w

awan

cara

. -

Men

ulis

war

ta d

enga

n m

empe

rhati

kan

stru

ktur

dan

ka

idah

keb

ahas

aan.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

57LAMPIRAN-LAMPIRAN

3.6.

M

enga

nalis

is isi

, st

rukt

ur, d

an a

spek

ke

baha

saan

nov

el.

• Po

la P

enya

jian

- Pr

insip

-

Pros

es ta

hapa

n nu

lis

war

ta-

Pros

edur

• As

pek

Kaba

hasa

an-

Diks

i-

Ejaa

n da

n ta

nda

baca

- Pa

duan

par

agra

f-

Kese

suai

an a

ntar

a to

pik

deng

an is

i •

Topi

kN

ulis

Teks

Ber

ita (W

arta

) ya

ng d

apat

men

umbu

hkan

pe

rilak

u ya

ng te

rmua

t dal

am

KI.

- M

engi

denti

fikas

i uns

ur-u

nsur

nov

el d

enga

n ce

rmat

.

- M

emah

ami i

si no

vel d

enga

n te

liti.

- M

enga

nalis

is ba

hasa

yan

g di

perg

unak

an se

rta

unsu

r in

trin

sik d

alam

nov

el d

enga

n te

liti.

- M

engi

nter

pret

asik

an is

i nov

el se

suai

den

gan

kaid

ah-

kaid

ahny

a.

4.6.

Men

yajik

an h

asil

anal

isis n

ovel

mel

alui

be

rbag

ai m

edia

(s

eper

ti ba

gan,

cer

ita

berg

amba

r, an

imas

i) de

ngan

mem

perh

atika

n st

rukt

ur d

an k

aida

h ke

baha

saan

.

• Fu

ngsi

sosia

lN

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

terk

andu

ng d

alam

ka

rang

an n

ovel

dan

bisa

di

impl

emen

tasik

an d

alam

ke

hidu

pan

seha

ri-ha

ri.

• St

rukt

ur Te

ks-

Ciri

nove

l-

Uns

ur sa

stra

(int

rinsik

&

ekst

rinsik

)

- M

enya

jikan

has

il an

alisi

s nov

el m

elal

ui b

erba

gai m

edia

(s

eper

ti ba

gan,

cer

ita b

erga

mba

r, an

imas

i)

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

rnya

.

58 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3.7.

Men

gana

lisis

isi, s

truk

tur

dan

aspe

k ke

baha

saan

te

ks b

iogr

afi.

• As

pek

Keba

hasa

an-

Diks

i-

Uca

pan,

teka

nan

kata

, in

tona

si, e

jaan

, dan

tand

a ba

ca.

- Ka

limat

lang

sung

dan

tida

k la

ngsu

ng.

• To

pik

Petik

an n

ovel

yan

g da

pat

men

umbu

hkan

per

ilaku

yan

g te

rmua

t dal

am K

I.

- M

emba

ca d

an m

enga

mati

teks

bio

grafi

.-

Men

disk

usik

an u

nsur

-uns

ur te

ks b

iogr

afi.

- M

engg

ali i

nfor

mas

i ten

tang

bio

grafi

dar

i ber

baga

i re

fere

nsi.

4.7.

Men

ulis

teks

bio

grafi

se

derh

ana

deng

an

mem

perh

atika

n st

rukt

ur d

an

peng

guna

an k

aida

h ba

hasa

.

• Fu

ngsi

Sosia

l:N

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

terk

andu

ng d

alam

te

ks b

igra

fi da

n bi

sa b

isa

diim

plem

enta

sikan

dal

am

kehi

dupa

n se

hari-

hari.

• Te

ks B

iogr

afi•

Stru

ktur

Teks

- U

nsur

-uns

ur B

iogr

afi-

Kara

kter

istik

teks

bio

grafi

• As

pek

Keba

hasa

an-

Diks

i -

Ejaa

n da

n pe

nggu

naan

ta

nda

baca

.-

Padu

an p

arag

raf

• To

pik

Biog

rafi

yang

dap

at

men

umbu

hkan

per

ilaku

ya

ng te

rmua

t dal

am K

I.

- M

enul

is bi

ogra

fi be

rdas

arka

n un

sur-u

nsur

bio

grafi

den

gan

mem

perh

atika

n pe

nggu

naan

kai

dah

baha

sa.

- M

enge

valu

asi h

asil

biog

rafi.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

59LAMPIRAN-LAMPIRAN

3.8

Men

gana

lisis

isi,

stru

ktur

, ser

ta a

spek

ke

baha

saan

peti

kan

cerit

a w

awac

an.

• Fu

ngsi

Sosia

l:N

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

bisa

yan

g bi

sa

diim

plem

enta

sikan

dal

am

kehi

dupa

n se

hari-

hari.

• St

rukt

ur te

ks:

- St

rukt

ur w

awac

an.

- Be

ntuk

waw

acan

(pro

sa,

dram

atisa

si).

• As

pek

Keba

hasa

an:

- Isti

lah

khus

us y

ang

dite

muk

an d

i dal

am te

ks.

- Pa

rafr

ase

waw

acan

se

suai

den

gan

ejaa

n ya

ng

tepa

t.

• To

pik

Waw

acan

yan

g da

pat

men

umbu

hkan

per

ilaku

ya

ng te

rmua

t dal

am K

I.

- M

emba

ca d

an m

engi

denti

fikas

i ben

tuk

carit

a

buh

un

waw

acan

seba

gai w

arisa

n bu

daya

Sun

da.

- M

emah

ami i

si w

awac

an y

ang

disim

ak b

aik

dari

segi

isi

mau

pun

unsu

r keb

ahas

aan.

-

Men

emuk

an d

an m

engu

mpu

lkan

istil

ah-is

tilah

khu

sus

yang

terd

apat

dal

am te

ks w

awac

an.

- M

engg

ali i

nfor

mas

i dan

mem

band

ingk

an b

entu

k ca

rita

buhu

n (d

ongé

ng, c

arita

pan

tun,

waw

acan

, car

ita n

aska

h je

ung

gugu

ritan

).

4.8

Men

tran

sfor

mas

ikan

ce

rita

waw

acan

ke

dala

m p

rosa

ata

u m

engk

reas

ikan

ke

dal

am b

entu

k pe

rtun

juka

n (s

eper

ti be

luk,

jem

blun

gan,

dr

amati

sasi)

.

- M

enyu

sun

petik

an té

ks w

awac

an d

enga

n ca

ra

mem

para

fras

e te

ks k

e da

lam

ben

tuk

pros

a at

au

dram

atisa

si.-

Men

yajik

an p

etika

n te

ks w

awac

an h

asil

krea

si sis

wa

dala

m b

entu

k pe

rtun

juka

n (s

eper

ti be

luk,

jem

blun

gan,

dr

amati

sasi)

.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jar.

60 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

KELA

S XI

I

Alo

kasi

Wak

tu: 2

jam

pel

ajar

an/m

ingg

u

Kom

pete

nsi s

ikap

spi

ritua

l dan

kom

pete

nsi s

ikap

sos

ial,

dica

pai m

elal

ui p

embe

laja

ran

tidak

lang

sung

(ind

irect

te

achi

ng),

pada

pem

bela

jara

n ko

mpe

tens

i pe

nget

ahua

n da

n ko

mpe

tens

i ke

tera

mpi

lan

mel

alui

ke

tela

dana

n,

pem

bias

aan,

dan

bud

aya

seko

lah

deng

an m

empe

rhat

ikan

kar

akte

ristik

mat

a pe

laja

ran,

ser

ta k

ebut

uhan

dan

kon

disi

pe

serta

did

ik.

Penu

mbu

han

dan

peng

emba

ngan

kom

pete

nsi s

ikap

dila

kuka

n se

panj

ang

pro

ses

pem

bela

jara

n be

rlang

sung

, da

n da

pat d

igun

akan

seb

agai

per

timba

ngan

gur

u da

lam

men

gem

bang

kan

kara

kter

pes

erta

did

ik le

bih

lanj

ut.

Pem

bela

jara

n un

tuk

kom

pete

nsi p

enge

tahu

an d

an k

eter

ampi

lan

seba

gai b

erik

ut.

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

3.1

Men

gana

lisis

isi, s

truk

tur

dan

asp

ek k

ebah

asaa

n te

ks b

ahas

an tr

adisi

Sun

da.

4.1

Men

yajik

an b

ahas

an

trad

isi se

tem

pat m

elal

ui

berb

agai

med

ia (s

eper

ti m

adin

g, p

amer

an fo

togr

afi,

film

dok

umen

ter)

den

gan

mem

perh

atika

n ka

idah

ba

hasa

Sun

da.

• Fu

ngsi

sosia

lM

enja

ga h

ubun

gan

inte

rper

sona

l de

ngan

mas

yara

kat s

etem

pat

sert

a m

enum

buhk

an ra

sa b

angg

a da

lam

mel

esta

rikan

trad

isi S

unda

.•

Aspe

k ke

baha

saan

- Pa

kem

an b

asa

- Di

ksi

- Ta

takr

ama

basa

Topi

kBa

hasa

n tr

adisi

Sun

da y

ang

dapa

t m

enum

buhk

an p

erila

ku y

ang

term

uat d

alam

KI.

- M

emba

ca is

i tek

s bah

asan

trad

isi S

unda

.-

Men

anya

kan

hal-h

al y

ang

tidak

dik

etah

ui a

tau

yang

be

lum

dip

aham

i.-

Men

elaa

h da

n m

endi

skus

ikan

stru

ktur

dan

uns

ur

baha

san

trad

isi S

unda

.-

Men

yusu

n te

ks b

erba

hasa

Sun

da te

ntan

g ba

hasa

n tr

adisi

Sun

da se

tem

pat.

- M

enya

jikan

bah

asan

trad

isi se

tem

pat m

elal

ui

berb

agai

med

ia (s

eper

ti m

adin

g, p

amer

an fo

togr

afi,

film

dok

umen

ter)

.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jar.

61LAMPIRAN-LAMPIRAN

KELA

S XI

I

Alo

kasi

Wak

tu: 2

jam

pel

ajar

an/m

ingg

u

Kom

pete

nsi s

ikap

spi

ritua

l dan

kom

pete

nsi s

ikap

sos

ial,

dica

pai m

elal

ui p

embe

laja

ran

tidak

lang

sung

(ind

irect

te

achi

ng),

pada

pem

bela

jara

n ko

mpe

tens

i pe

nget

ahua

n da

n ko

mpe

tens

i ke

tera

mpi

lan

mel

alui

ke

tela

dana

n,

pem

bias

aan,

dan

bud

aya

seko

lah

deng

an m

empe

rhat

ikan

kar

akte

ristik

mat

a pe

laja

ran,

ser

ta k

ebut

uhan

dan

kon

disi

pe

serta

did

ik.

Penu

mbu

han

dan

peng

emba

ngan

kom

pete

nsi s

ikap

dila

kuka

n se

panj

ang

pro

ses

pem

bela

jara

n be

rlang

sung

, da

n da

pat d

igun

akan

seb

agai

per

timba

ngan

gur

u da

lam

men

gem

bang

kan

kara

kter

pes

erta

did

ik le

bih

lanj

ut.

Pem

bela

jara

n un

tuk

kom

pete

nsi p

enge

tahu

an d

an k

eter

ampi

lan

seba

gai b

erik

ut.

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

3.1

Men

gana

lisis

isi, s

truk

tur

dan

asp

ek k

ebah

asaa

n te

ks b

ahas

an tr

adisi

Sun

da.

4.1

Men

yajik

an b

ahas

an

trad

isi se

tem

pat m

elal

ui

berb

agai

med

ia (s

eper

ti m

adin

g, p

amer

an fo

togr

afi,

film

dok

umen

ter)

den

gan

mem

perh

atika

n ka

idah

ba

hasa

Sun

da.

• Fu

ngsi

sosia

lM

enja

ga h

ubun

gan

inte

rper

sona

l de

ngan

mas

yara

kat s

etem

pat

sert

a m

enum

buhk

an ra

sa b

angg

a da

lam

mel

esta

rikan

trad

isi S

unda

.•

Aspe

k ke

baha

saan

- Pa

kem

an b

asa

- Di

ksi

- Ta

takr

ama

basa

Topi

kBa

hasa

n tr

adisi

Sun

da y

ang

dapa

t m

enum

buhk

an p

erila

ku y

ang

term

uat d

alam

KI.

- M

emba

ca is

i tek

s bah

asan

trad

isi S

unda

.-

Men

anya

kan

hal-h

al y

ang

tidak

dik

etah

ui a

tau

yang

be

lum

dip

aham

i.-

Men

elaa

h da

n m

endi

skus

ikan

stru

ktur

dan

uns

ur

baha

san

trad

isi S

unda

.-

Men

yusu

n te

ks b

erba

hasa

Sun

da te

ntan

g ba

hasa

n tr

adisi

Sun

da se

tem

pat.

- M

enya

jikan

bah

asan

trad

isi se

tem

pat m

elal

ui

berb

agai

med

ia (s

eper

ti m

adin

g, p

amer

an fo

togr

afi,

film

dok

umen

ter)

.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jar.

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

3.2

Men

gana

lisis

isi, s

truk

tur

dan

aspe

k ke

baha

saan

pe

tikan

car

ita w

ayan

g.

4.2

Men

gkre

asik

an p

etika

n ca

rita

way

ang

seca

ra

lisan

/tul

isan

ke d

alam

be

ntuk

lain

(dra

ma,

car

ita

pond

ok, p

uisi)

den

gan

mem

perh

atika

n st

rukt

ur

dan

kaid

ah k

ebah

asaa

n.

• Fu

ngsi

sosia

lM

enum

buhk

an ra

sa tr

isila

s (sil

ih

asah

, sili

h as

ih, s

ilih

asuh

) ser

ta

nila

i mor

al d

an p

endi

dika

n ya

ng

bisa

diim

plem

enta

sikan

dal

am

kehi

dupa

n se

hari-

hari.

Aspe

k Ke

baha

saan

- Isti

lah

khus

us p

away

anga

n.-

Pake

man

bas

a -

Diks

i•

Topi

kPe

tikan

car

ita w

ayan

g ya

ng d

apat

m

enum

buhk

an p

erila

ku y

ang

term

uat d

alam

KI.

- M

emba

ca p

etika

n té

ks c

arita

way

ang.

- M

engi

denti

fikas

i ciri

-ciri

car

ita w

ayan

g.-

Men

anya

kan

hal-h

al y

ang

tidak

dik

etah

ui d

ari t

eks

cerit

a w

ayan

g.-

Men

gana

lisis

unsu

r-uns

ur c

arita

way

ang.

- M

emah

ami p

erba

ndin

gan

anta

ra c

erita

don

géng

dan

ca

rita

way

ang.

- M

engk

reas

ikan

has

il te

mua

nnya

dal

am b

entu

k lis

an/

tulis

an (s

eper

ti dr

ama,

car

ita p

ondo

k, p

uisi)

.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jarn

ya.

3.3.

Men

gana

lisis

isi, s

truk

tur

dan

aspe

k ke

baha

saan

teks

re

sens

i (bu

ku, fi

lm, m

usik

, pe

rtun

juka

n).

4.3.

Men

ulis

rese

nsi (

buku

, fil

m, m

usik

, per

tunj

ukan

) de

ngan

mem

perh

atika

n st

rukt

ur d

an k

aida

h ke

baha

saan

.

• Fu

ngsi

Sosia

lN

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

bisa

yan

g bi

sa

diim

plem

enta

sikan

dal

am

kehi

dupa

n se

hari-

hari.

• St

rukt

ur

- Id

entit

as su

mbe

r res

ensi.

- Ci

ri-ci

ri re

sens

i•

Uns

ur k

ebah

asaa

n-

Diks

i-

Ejaa

n da

n ta

nda

baca

- Pa

duan

par

agra

f-

Kese

suai

an is

i res

ensi

- M

emba

ca d

an m

enga

mati

sum

ber r

esen

si.-

Men

diku

sikan

tent

ang

aspe

k ke

baha

saan

. -

Men

cari

dari

berb

agai

sum

ber m

enge

nai r

esen

si se

baga

i bah

an ru

juka

n.-

Mer

anca

ng d

an m

enyu

sun

rese

nsi d

enga

n m

empe

rhati

kan

peng

guna

an k

aida

h ba

sa.

- M

enul

is re

sens

i ses

uai d

enga

n m

empe

rhati

kan

stru

ktur

dan

kai

dah

keba

hasa

an.

- M

elak

ukan

refle

ksi t

enta

ng p

rose

s dan

has

il be

laja

r.

62 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

• To

pik

Dram

a ya

ng d

apat

m

enum

buhk

an p

erila

ku y

ang

term

uat d

alam

KI.

3.4.

M

enga

nalis

is isi

, str

uktu

r, da

n as

pek

keba

hasa

an

teks

/nas

kah

dram

a.

• Fu

ngsi

Sosia

lN

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

te

rkan

dung

dal

am te

ks d

ram

a da

n bi

sa b

isa d

iimpl

emen

tasik

an

dala

m k

ehid

upan

seha

ri-ha

ri.•

Stru

ktur

- U

nsur

-uns

ur te

ks d

ram

a.-

Uns

ur-u

nsur

pin

tona

n dr

ama.

- Ge

nre

dram

a

• As

pek

keba

hasa

an-

Diks

i-

Tata

kra

ma

basa

- Ar

tikul

asi

- Le

nton

g-

Ejaa

n je

ung

tand

a ba

ca

• To

pik

Dram

a ya

ng d

apat

m

enum

buhk

an p

erila

ku y

ang

term

uat d

alam

KI.

- M

emba

ca d

an m

enga

mati

teks

/nas

kah

dram

a.-

Men

diku

sikan

tent

ang

aspe

k ke

baha

saan

(isti

lah-

istila

h ya

ng d

iang

gap

sulit

, ata

u ga

ya b

asa)

yan

g te

rdap

at d

alam

teks

/nas

kah

dram

a.-

Men

cari

dari

berb

agai

sum

ber m

enge

nai t

eks/

nask

ah d

ram

a ya

ng b

isa d

ijadi

kan

refe

rens

i pe

mbe

laja

ran.

4.4.

M

enam

pilk

an d

ram

a be

rdas

arka

n te

ks/n

aska

h de

ngan

mem

perh

atika

n in

tona

si da

n ek

spre

si.

- M

eran

cang

dan

men

yusu

n te

ks/n

aska

h dr

ama

deng

an m

empe

rhati

kan

peng

guna

an k

aida

h ba

sa.

- M

enam

pilk

an d

ram

a be

rdas

arka

n te

ks/n

aska

h de

ngan

mem

perh

atika

n in

tona

si da

n ek

spre

si.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jar.

63LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

3.5.

M

enga

nalis

is isi

, str

uktu

r da

n as

pek

keba

hasa

an

teks

arti

kel b

erba

hasa

Su

nda.

• St

rukt

ur Te

ks-

Jeni

s arti

kel

- Ci

ri ar

tikel

- St

rukt

ur a

rtike

l•

Aspe

k Ke

baha

saan

- Di

ksi

- Ej

aan

dan

tand

a ba

ca.

- Pa

duan

par

agra

f-

Kese

suai

an is

i den

gan

tem

a.•

Topi

kAr

tikel

yan

g da

pat m

enum

buhk

an

peril

aku

yang

term

uat d

alam

KI.

- M

emba

ca te

ks a

rtike

l den

gan

mem

perh

atika

n ci

ri da

n te

ma

pada

arti

kel.

- Be

rtan

ya-ja

wab

tent

ang

ciri-

ciri

artik

el.

- M

enje

lask

an c

iri-c

iri a

rtike

l den

gan

teliti

dan

sis

tem

atis.

- M

enen

tuka

n te

ma

teks

arti

kel s

ecar

a te

pat d

an

bert

angg

ug ja

wab

.

4.5.

M

enul

is ar

tikel

se

derh

ana

berb

ahas

a Su

nda

deng

an

mem

perh

atika

n st

rukt

ur

dan

peng

guna

an k

aida

h ke

baha

saan

.

- M

enyu

sun

kera

ngka

pem

buat

an a

rtike

l sec

ara

siste

mati

s.-

Men

ulis

artik

el se

derh

ana

berb

ahas

a Su

nda

sesu

ai

deng

an k

eran

gka

yang

tela

h di

buat

.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jar.

3.6.

M

enga

nalis

is isi

, str

uktu

r, da

n as

pek

keb

ahas

aan

petik

an c

arita

pan

tun.

• Fu

ngsi

sosia

lN

ilai m

oral

dan

pen

didi

kan

yang

bi

sa d

iimpl

emen

tasik

an d

alam

ke

hidu

pan

seha

ri-ha

ri.

• St

rukt

ur Te

ks-

Jeni

s Raj

ah-

Mon

olog

- Di

alog

- Ga

lur c

arita

pan

tun

- M

enyi

mak

dan

ata

u m

emba

ca d

enga

n se

ksam

a co

ntoh

peti

kan

carit

a pa

ntun

.-

Men

gide

ntifik

asi b

entu

k ca

rita

pant

un.

- Be

rtan

ya ja

wab

isi y

ang

terk

andu

ng p

ada

carit

a pa

ntun

.-

Men

gana

lisis

unsu

r keb

ahas

aan

carit

a pa

ntun

.

64 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kom

pete

nsi D

asar

Mat

eri P

embe

laja

ran

Kegi

atan

Pem

bela

jara

n

4.6.

M

engk

reas

ikan

car

ita

pant

un se

cara

lisa

n/tu

lisan

ke

dala

m b

entu

k la

in (s

eper

ti dr

ama,

ca

rita

pond

ok, p

uisi)

de

ngan

mem

perh

atika

n st

rukt

ur d

an k

aida

h ke

baha

san.

• As

pek

Keba

hasa

an-

Istila

h kh

usus

terk

ait d

enga

n ca

rita

pant

un.

- Di

ksi

- U

capa

n, te

kana

n ka

ta, i

nton

asi,

ejaa

n, d

an ta

nda

baca

.

• To

pik

Petik

an c

arita

pan

tun

yang

dap

at

men

umbu

hkan

per

ilaku

yan

g te

rmua

t dal

am K

I.

- M

engk

reas

ikan

car

ita p

antu

n se

cara

lisa

n/tu

lisan

(s

eper

ti dr

ama,

car

ita p

ondo

k, p

uisi)

.-

Mel

akuk

an re

fleks

i ten

tang

pro

ses d

an h

asil

bela

jar.

65LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH

(SMP/MTs)MATA PELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA SUNDA

A. BATASAN Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan

pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan atau lebih.

B. KOMPONEN RPPMenurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses,

komponen RPP terdiri atas:

1. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan; 2. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

66 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

3. Kelas/semester; 4. Materi pokok; 5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian

KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;

6. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

7. Kompetensi dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi; 8. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

9. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;

10. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran;

11. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;

12. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan

13. Penilaian hasil pembelajaran.

C. PRINSIP PENYUSUNAN RPPDalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip

sebagai berikut.

1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik. 3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,

minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

67LAMPIRAN-LAMPIRAN

4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

D. LANGKAH PENYUSUNAN RPPRPP merupakan panduan yang akan diimplementasikan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Inti dalam RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran.

1. Penetapan Identitas RPP Identitas RPP mencakup komponen:

a. Identitas sekolahb. Identitas matapelajaran c. Tema (khusus untuk SD/MI)d. Materi pokoke. Alokasi waktu

2. Penyusunan Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan

kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sebaiknya, tujuan disusun secara integratif sehingga rumusannya tidak harus mengulang atau sama dengan rumusan indikator. Penempatannya bisa sebelum KD dan Indikator.

3. Penetapan KD dan penyusunan indikator pencapaian kompetensi KD dipilih dan ditetapkan berdasarkan KI-KD, kemudian dijabarkan

menjadi indikator pencapaian kompetensi. Rumusan indikator disusun

68 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

menggunakan kata kerja operasional sesuai dengan ranah kompetensi pengetahuan (kognitif) dan ranah kompetensi keterampilan (psikomotor).

4. Penyusunan materi pembelajaran Materi pembelajaran disusun dengan memuat fakta, konsep, prinsip,

dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi. a. Materi fakta berupa segala hal yang bewujud kenyataan dan

kebenaran, meliputi nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, contoh karya, dan sebagainya

b. Materi konsep berupa segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya.

c. Materi prinsip berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.

d. Materi Prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.

5. Pemilihan dan penetapan metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai. Pendidik boléh memilih model, metode, dan teknik sendiri sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

6. Pemilihan dan penetapan media pembelajaran Media pembelajaran berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran. Media pembelajaran dipilih dan ditetapkan sesuai dengan materi pembelajaran dan situasi pembelajaran.

7. Pemilihan dan penetapan sumber belajar Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. Sumber belajar yang digunakan dicantumkan dalam RPP.

8. Penyusunan langkah pembelajaran Langkah pembelajaran disusun dalam tiga tahap kegiatan, yakni kegiatan

pendahuluan, inti dan penutup.

69LAMPIRAN-LAMPIRAN

a. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib menyusun: 1) Orientasi, untuk menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran dan memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan diajarkan;

2) Motivasi belajar peserta didik secara kontekstual dengan merumuskan manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik;

3) Apersepsi, dengan merumuskan kaaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

4) Pemberian acuan, menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan cakupan materi.

b. Kegiatan Inti 1) Menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

2) Dalam memperkuat pendekatan saintifik, tematik, dan tematik terpadu, sangat disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

3) Memuat pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terintegrasi pada pembelajaran. Sikap dimiliki melalui proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.

c. Kegiatan Penutup 1) Menyusun refleksi untuk mengevaluasi seluruh rangkaian

aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk

70 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; serta memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

2) Merumuskan rencana kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok;

3) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

9. Penyusunan penilaian hasil pembelajaran Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian

otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. a. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program

perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.

b. Penilaian proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: (1) lembar pengamatan, (2) angket sebaya, (3) rekaman, (4) catatan anekdot, dan (5) refleksi.

c. Penilaian hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: (1) tes lisan/perbuatan dan (2) tes tulis. Tes tulis berbentuk uraian atau esai.

71LAMPIRAN-LAMPIRAN

Contoh RPP:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA/SMK/MA/MAK.....Mata Pelajaran : Bahasa SundaKelas/Semester : XII / IMateri Pokok : Carita WayangAlokasi Waktu : 8 x 45 menit (3 x pertemuan)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses menggali informasi melalui berbagai fakta, menanya konsep, berdiskusi atas fakta dan konsep, menginterpretasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, peserta didik dapat:1. membaca, menyimak, dan memahami teks carita wayang;2. menjelaskan isi carita wayang;3. mengamati kaidah-kadah carita wayang; dan4. menceritakan kembali carita wayang.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.2 Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan petikan carita wayang.

3.2.1 Mengidentifikasi dan membandingkan carita wayang sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

3.2.2 Mengidentifikasi ciri-ciri carita wayang.3.2.3 Menganalisis unsur-unsur carita wayang.3.2.5 Menyebutkan perbandingan antara carita

wayang dan dongeng.

72 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

4.2 Mengkreasikan petikan carita wayang secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

4.2.1 Menceritakan kembali isi carita Wayang.4.2.2 Menanggapi isi carita wayang sesuai dengan

kaidah-kaidahnya.4.3.5 Mengubah cerita wayang ke dalam bentuk

lain seperti naskah drama.

C. MATERI PEMBELAJARAN

Fakta:• Berbagai contoh teks carita wayang dan dongeng dari berbagai

sumber.

Konsep:• Ciri-ciri, pengertian, perbedaan jenis, tema, dan tujuan carita

wayang• Struktur carita wayang • Unsur-unsur carita wayang

Prinsip:• Karakteristik carita wayang• Ciri-ciri kebahasaan dalam carita wayang• Istilah-istilah dalam pagelaran wayang

Prosedur:• Langkah-langkah mengubah teks carita wayang ke dalam bentuk

karangan lain.• Proses penyajian laporan hasil perubahan téks carita wayang

D. METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan Pembelajaran: Saintifik2. Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Inkuiri3. Tenknik Pembelajaran: Ceramah, Praktek, Diskusi

E. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN

1. Media: Audio-Visual (video, gambar ilustrasi, dan powerpoint materi carpon)

73LAMPIRAN-LAMPIRAN

2. Alat/Bahan: Laptop dan LCD

F. SUMBER PEMBELAJARAN

1. Durahman, Duduh. 1984. Catetan Prosa Sunda. Bandung: Medal Agung.

2. Lembaga Basa jeung Sastra Sunda. 1983. Kamus Umum Basa Sunda. Bandung: Tarate.

3. Rahmat Taufik Hidayat, spk. 2005. Peperenian Urang Sunda. Bandung: Kiblat

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan

• Guru memberi salam, berdoa bersama, kemudian bertegur sapa dengan peserta didik; Bagaimana kabar kalian hari ini? sudah siapkah belajar? Siapa saja yang tidak bisa hadir dalam pembelajaran hari ini?

• Guru melakukan pengkondisian KBM; mengecek kebersihan kelas minimal di sekitar meja dan kursi tempat duduk peserta didik

• Apersepsi (membimbing peserta didik dalam kesatuan persepsi untuk mengidentifikasi kaidah-kaidah carita wayang). Guru memberikan informasi tentang materi pembelajaran yang akan dilaksanakan (carita wayang)

• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan

• Motivasi (menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik agar mereka terampil menganalisis teks carita wayang serta mengemukakan temuan, pandangan, dan pertanyaan-pertanyaan yang ingin diajukan).

15 menit

74 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Inti

• Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok belajar sesuai kebutuhan KBM.

• Guru memberikan contoh naskah teks carita wayang kepada setiap peserta didik.

• Peserta didik membaca dan mengamati contoh teks carita wayang.

• Peserta didik mengamati dan memahami ciri-ciri carita wayang.

• Peserta didik menganalisis unsur-unsur carita wayang sebagai prosa.

• Peserta didik menganalisis perkembangan pagelaran wayang dalam sastra Sunda.

• Guru memonitor kegiatan kelompok peserta didik selama multimedia berlangsung.

• Setiap peserta didik mencermati (mengamati dan menganalisis naskah yang dibacanya) dan melakukan catatan kecil hasil penemuan analisis teks yang akan didiskusikan antar kelompok nanti.

• Secara individu, hasil temuan peserta didik berupa identifikasi-identifikasi tentang analisis isi, kaidah-kaidah, struktur, jenis, tema dan sistematika carita wayang berdasarkan naskah dan tayangan media yang dicermatinya.

• Antarpeserta didik dalam kelompok saling mengkonfirmasi dan bertanya tentang analisa isi, jenis dan tema teks carita wayang masing-masing untuk dibahas jika ada perbedaan temuan.

• Dari berbagai pertanyaan dan penyataan yang muncul, kelompok melakukan klasifikasi kaidah-kaidah carpon dan mendefinisikan dasar temuannya.

• Kelompok mengkonfirmasi hasil temuan sementara dan menanyakan/berkonsultasi kepada guru tentang sistematika dan kaidah-kaidah penulisan yang benar.

• Beberapa indikator pertanyaan peserta didik di antaranya tentang ciri-ciri dan unsur-unsur carita wayang.

• Peserta didik mencoba merumuskan struktur teks carita wayang yang dikajinya, dan membahasnya seraya bertukar temuan bersama anggota kelompok.

• Menguraikan sistematika teks carita wayang dari naskah yang dikajinya, dengan bertukar informasi atau melakukan konfirmasi dengan kelompok lain.

75LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

• Peserta didik mencoba menyimpulkan atau melegitimasi atas temuan kajian naskah yang dibahasnya.

• Perwakilan masing-masing kelompok (bisa dipilih dan ditunjuk guru) menyampaikan/mempresentasikan hasil kesimpulannya.

• Melaporkan hasil penelitian kelompok ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.

60 menit

Penutup

• Bersama peserta didik menyimpulkan cerita wayang.• Melaksanakan tes untuk evaluasi pemahaman (contoh

tes ada pada poin penilaian)• Mengakhiri KBM dengan doa dan salam.

20 menit

Pertemuan 2

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan

• Peserta didik merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas

• Tanya jawab tentang karakteristik cerita wayang pada pertemuan sebelumnya

• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (karakteristik teoretis carita wayang) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (menceritakan teks cerita wayang)

• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

• Tanya jawab tentang evaluasi pembelajaran sebelumnya, serta pemberian motivasi untuk KBM yang selanjutnya

20 menit

76 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Inti

• Peserta didik mengamati dan meninjau kembali rumusan karakteristik carita wayang.

• Peserta didik mengamati langkah-langkah prosedural penyusunan teks carita wayang dari guru.

• Guru memberikan batasan jenis teks carita wayang yang akan disusun oleh peserta didik (bentuk ringkasan, transliterasi, atau penggalan).

• Secara individu peserta didik mempersiapkan data atau referensi acuan untuk penyusunan teks cerita wayang

• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemuka-kan pendapat atau pandangannya mengenai pilihan jenis dan cerita wayang yang diambilnya.

• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemuka-kan kesulitan atau permasalahan yang mungkin timbul atas pilihan jenis dan tema cerita wayang yang diambilnya.

• Masing-masing peserta didik mulai menganalisis dan menyusun teks cerita wayang dengan menggunakan teks cerita wayang pada KBM sebelumnya sebagai pembanding.

• Masing-masing peserta didik mencoba menyusun teks cerita wayang sesuai dengan kaidah-kaidah atau sistematika teorikal cerita wayang.

• Masing-masing peserta didik memilih dan memilah diksi serta kalimat-kalimat dalam teks cerita wayang sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.

• Peserta didik menganalisis hasil penyusunan teks baik dari segi tata bahasa, sistematika, dan isi teks cerita wayang.

• Peserta didik mengedit atau menyunting teks masing-masing guna tahap penyelasaian akhir (finishing).

• Selama kegiatan berlangsung, guru berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran peserta didik.

• Peserta didik mengumpulkan hasil project teks carita wayang kepada guru.

• Peserta didik mengkomunikasikan pengalaman penyu-sunan teks carita wayang di antaranya berupa kesan-kesan, komentar, permasalahan, ataupun hal-hal lainnya.

60 menit

77LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Penutup

• Umpan balik antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang evaluasi proses pembelajaran

• Mengingatkan atau mempersiapkan peserta didik untuk tehnis-tehnis KBM mendatang.

• Menutup atau mengakhiri KBM seraya mengucapkan salam.

10 menit

Pertemuan 3

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan

• Peserta didik merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas.

• Tanya jawab tentang kajian teori perkembangan pagelaran wayang pada pertemuan sebelumnya.

• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (penyusunan teks carita wayang) dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan (menceritakan kembali isi carita wayang pada sebuah pagelaran wayang).

• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

• Tanya jawab tentang evaluasi pembelajaran sebelumnya, serta pemberian motivasi untuk KBM yang selanjutnya.

20 menit

• Peserta didik mengamati dan meninjau kembali teks carita wayang yang telah disusunnya.

• Peserta didik mengamati langkah-langkah prosedural menceritakan kembali carita wayang dari guru.

• Guru memberikan batasan teknis menceritakan kembali carita wayang yang akan dilaksanakan oleh peserta didik (basa, diksi, lentong, wirahma dan pidangan).

• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemukakan pendapat atau pandangannya mengenai batasan teknis menceritakan kembali isi cerita sebuah pagelaran wayang.

78 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Inti

• Masing-masing peserta didik dipersilakan mengemukakan kesulitan atau permasalahan yang mungkin timbul batas-an teknis yang diambilnya.

• Masing-masing peserta didik mulai melakukan penceri-taan kembali (retelling).

• Masing-masing peserta didik mencoba menilai secara subjektif atas penampilan temannya.

• Masing-masing peserta didik membuat rincian tertulis pandangan atau penilaian terhadap penampilan teman-nya sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.

• Selama kegiatan berlangsung, guru berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran peserta didik.

• Peserta didik mengemukakan pandangan atau penilaian terhadap penampilan temannya sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.

• Peserta didik mengkomunikasikan pengalaman menceri-takan kembali carita wayang, di antaranya berupa kesan-kesan, komentar, permasalahan, ataupun hal-hal lainnya.

60 menit

Penutup

• Umpan balik antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang evaluasi proses pembelajaran.

• Mengingatkan atau mempersiapkan peserta didik untuk tehnis-tehnis KBM mendatang.

• Menutup atau mengakhiri KBM seraya mengucapkan salam.

10 menit

Pertemuan 4

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

Pendahuluan

• Peserta didik merespon salam dan dilanjutkan dengan pengondisian kelas.

• Tanya jawab tentang kajian teorikal perkembangan pagelaran wayang pada pertemuan sebelumnya.

• Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya (menceritakan kembali isi carita wayang pada sebuah pagelaran wayang) dengan penyusunan ubahan bentuk teks carita wayang dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

20 menit

79LAMPIRAN-LAMPIRAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi waktu

• Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

• Tanya jawab tentang evaluasi pembelajaran sebelumnya, serta pemberian motivasi untuk KBM yang selanjutnya.

Inti

• Peserta didik mengamati dan meninjau kembali teks carita wayang yang telah disusunnya.

• Peserta didik mengamati langkah-langkah prosedural menyusun carita wayang ke dalam bentuk lain.

• Masing-masing peserta didik mulai melakukan perubahan bentuk cerita wayang ke dalam nasakah drama.

• Masing-masing peserta didik mencoba menilai secara subjektif atas tulisan temannya.

• Masing-masing peserta didik membuat rincian tertulis pandangan atau penilaian terhadap tulisan temannya sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang benar.

• Selama kegiatan berlangsung, guru berperan aktif sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran peserta didik.

• Peserta didik mengkomunikasikan pengalaman meng-ubah carita wayang ke dalam naskah drama, di antaranya berupa kesan-kesan, komentar, permasalahan, ataupun hal-hal lainnya.

60 menit

Penutup

• Umpan balik antarpeserta didik dan antara peserta didik dengan guru tentang evaluasi proses pembelajaran

• Mengingatkan atau mempersiapkan peserta didik untuk tehnis-tehnis KBM mendatang

• Menutup atau mengakhiri KBM seraya mengucapkan salam

10 menit

80 KURIKULUM TINGKAT DAERAH MULOK MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA BERBASIS KURIKULUM 2013 REVISI 2017 JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

H. PENILAIAN

Bentuk dan Instrumen Penilaian

a. Tes tulis bentuk uraian

Indikator Pencapaian Kompetensi

Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian

• Mengidentifikasi ciri-ciri carita wayang.

• Menyebutkan babandingan carita wayang dan dongeng.

• Menyebutkan isi cerita epos Mahabarata jeung Ramayana

• Menganalsis perkembangan pagelaran wayang dalam sastra Sunda

Quisioner

&

Tes Uraian

1. Sebutkeun sasaruaan jeung bédana carita wayang jeung dongéng!

2. Naon ciri-cirina carita wayang épos India Mahabarata jeung Ramayana?

3. Di mana tempat mimiti mekarna seni wayang golék di Pasundan téh?

4. Dina mangsa harita, saha nu nyekel kakawasaan pamaréntahan Cirebon téh?

5. Salian ti wayang golék, di Pasundan téh kungsi aya wangun wayang naon deui? Di mana ayana? jeung sebutkeun lalakon caritana!

6. Saha ari Pandu Déwanata jeung Déstrarata?

7. Kumaha hubungan Déwi Kunti jeung Déwi Gandari ka Pandu jeung Déstrarata?

8. Ari pandawa lima téh saha waé? Kumaha hubunganana jeung Dipati Karna?

9. Naon sababna para Pandawa dibéré leuweung Wanamarta ku Déstrarata?

10. Ku naon pangna Pandawa jeung Kurawa perang sadulur (Bratayuda)?

b. Penilaian Tugas

Nama Siswa

Aspek Penilaian Teks Carita WayangKetepatan

WaktuKetepatan

IsiKedalaman

IsiSistematika

TulisanKeotentikan

TulisanSkor Nilai

1. 80 90 90 80 80 420 842.3.4.5.

81LAMPIRAN-LAMPIRAN

6.7.....

c. Penilaian Keterampilan Menceritakan Kembali Carita Wayang

Nama Siswa

Aspek Penilaian BerceritaLentong/Wirahma

Tata BasaSikep/

PesemonPidangan Skor Nilai

1. 85 80 85 80 330 82,52. 3. 4.5.….

--------------------. ----------------

Mengetahui Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

(.................................) (.......................................)